Minggu, 31 Desember 2017

Masyarakat Diimbau Shalat Ghoib untuk Korban Hercules

Sidoarjo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Badan Pelaksana Mabarrot (BPM) NU RSI Siti Hajar Sidorajo KH Hambali Zuhdi menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan jatuhnya pesawat Hercules di Medan pada Selasa (3/6) lalu. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat khususnya pegawai RSI Siti Hajar untuk melakukan shalat ghoib dan berdoa bagi para korban.

Masyarakat Diimbau Shalat Ghoib untuk Korban Hercules (Sumber Gambar : Nu Online)
Masyarakat Diimbau Shalat Ghoib untuk Korban Hercules (Sumber Gambar : Nu Online)

Masyarakat Diimbau Shalat Ghoib untuk Korban Hercules

"Semoga keluarga yang ditinggalkan juga diberikan kekuatan iman oleh Allah. Sehingga dalam menghadapi musibah dan ujian diberikan kesabaran dan ketabahan," doanya saat memberikan sambutan pada acara Nuzulul Quran di masjid Siti Hajar, Sidoarjo, Sabtu (4/7).

Kiai Hambali juga berharap kecelakaan pesawat seperti itu tidak terulang kembali. Pasalnya, kecelakaan yang merenggut korban jiwa, menyisakan pilu di tengah masyarakat dan menghadirkan kegelisahan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara dalam konteks Nuzulul Qur’an, Kiai Hambali mengingatkan agar masyarakat menyerap manfaat dari peristiwa turunnya Al-Quran dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

"Mudah-mudahan hati kita semakin terletak pada Al-Quran dan bisa menjalankan segala perintah Allah yang berada di dalam Al-Quran dan dapat manfaat dari Al-Quran itu sendiri," tutupnya. (Moh Kholidun/Alhafiz K)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Sunnah, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lakpesdam Harus Menjadi Dinamisator NU

Lamongan,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rapat Koordinasi Kerja (Rakorja) Lakpesdam NU Lamongan dilaksanakan di Tretes, Pasuruan, pada Ahad-Senin (7-8/12). Rakorja ini dilaksanakan guna menindaklanjuti hasil Musykercab NU Lamongan yang dilaksanakan pada 9 November 2014 di Aula Makam Maulana Ishaq Paciran Lamongan.

Rakorja ini diikuti oleh semua pengurus Lakpesdam NU Lamongan dan dibuka secara resmi oleh Drs. Imam Ghozali, Sekretaris PCNU Lamongan.

Lakpesdam Harus Menjadi Dinamisator NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Lakpesdam Harus Menjadi Dinamisator NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Lakpesdam Harus Menjadi Dinamisator NU

Rakorja ini bermaksud untuk meneguhkan makna eksistensial Lakpesdam sebagai pengemban mandat konsep PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) yang menjadi pilar ke-4 NU, setelah Khittah Nahdliyyah, Muqaddimah Qanun Asasi, dan konsep Mabadi Khoiro Ummah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebagaimana ditegaskan secara eksplisit dalam AD-ART NU, Lakpesdam adalah perangkat departementasi NU yang bergerak di bidang kajian dan pengembangan sumber daya manusia. Sejalan dengan prinsip itu, pada Rakorja kali ini Lakpesdam Lamongan memutuskan bahwa khidmah gerakannya akan konsentrasi dalam tiga bidang garapan utama, kejamiyyahan, kejamaahan dan keideologian ahlussunnah wal-jamaah.

Visi Lakpesdam Lamongan 2014 ialah ialah dinamisasi jam‘iyyah, transformasi Jama‘ah dan revitalisasi Ahlussunnah wal-Jama‘ah. Sebagai misinya, Lakpesdam Lamongan mencanangkan penataan struktur dan perangkat NU; meningkatkan peran dan daya-tawar strategis NU dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; menciptakan NU sebagai pusat lalu-lintas informasi dan peluang kemajuan jama‘ah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu juga tranformasi kesadaran berjama‘ah menuju kesadaran berjam‘iyyah, mendorong partisipasi-aktif warga NU dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, penguatan posisi dan daya-tawar warga NU dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Serta mendorong kemandirian warga NU, internalisasi dan promosi nilai-nilai dan ajaran Ahlussunnah wal-Jama‘ah, memperkuat tradisi dan amaliah Ahlussunnah wal-Jama‘ah sebagai media konsolidasi dan penataan keorganisasian NU.

Makhrus Ali, Ketua Lakpesdam NU Lamongan dalam sambutanya mengatakan garis besar perjuangan Lakpesdam bertekad untuk menjadi dinamisator jam‘iyyah, transformator jama‘ah dan inovator dalam pengamalan dan pengembangan Ahlussunnah wal-Jama‘ah"

Pada Rakorja ini berhasil diputuskan pilar-pilar program Lakpesdam Lamongan: Diklat Kader Pelopor, Pemetaan dan pemberdayaan potensi warga NU serta promosi akidah Ahlussunnah wal-Jamaah.Juga dicanangkan Akademi Lakpesdam dan Lakpesdam Award.

Drs. Imam Ghozali, Sekretaris PCNU Lamongan dalam arahanya mengatakan, Keikhlasan harus menjadi modal utama para pengurus Lakpesdam. “Yakinlah bahwa dengan keikhlasan itu kita akan memperoleh yang lebih banyak dan lebih baik lagi sebagai "ganti" dari pengabdian di dalam NU,” katanya. (Akmal/Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ini Pemimpin PWNU Jabar Menurut Akademisi

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dekan Istitut Agama Islam Latifah Mubarokiyah (IAILM) Suryalaya, Tasikmalaya Asep Salahudin mengemukakan pendapatnya terkait kriteria pemimpin PWNU Jawa Barat lima tahun yang akan datang. ?

Ini Pemimpin PWNU Jabar Menurut Akademisi (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Pemimpin PWNU Jabar Menurut Akademisi (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Pemimpin PWNU Jabar Menurut Akademisi

Menurut penulis produktif di berbagai media massa nasional ini, PWNU Jawa Barat ke depan harus mempunyai komitmen keumatan yang jelas, mengokohkan jangkar politik kebangsaan yang moderat dan lapang.

Serta mampu menguatkan ke-NU-an dengan akar kultural kesundaan sebagai basis kongkret Islam Nusantara,” katanya ketika dimintai pendapatnya Ahad (9/10).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penerima anugera Rucita Aksara dari Universitas Padjajaran karena produktif menulis (2013) ini menambahkan, pemimpin NU ke depan harus membangun sinergitas dengan berbagai kelompok, merangkul kalangan dari berbagai latar belakang profesi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selanjutnya, punya visi pengembangan pendidikan dan ekonomi kerakyatan yang jelas, mendayagunakan sumber daya insani NU secara maksimal.

“Tidak menjadikan NU sebagai alat untuk kepentingan politik pragmatis,” tambah penulis buku “Abah Anom : Wali Fenomenal Abad 21”(2014) ini.

Kemudian, menurut dia, mengembalikan NU sebagai kekuatan nilai serta mampu membangun pengurus NU yang solid dan jelas komitmen ke-NU-annya, bukan sekadar tercantum saja sebagai pengurus.

Lebih khusus, pengurus Lakpesdam Jawa Barat ini, PWNU harus mampu merumuskan Islam Sunda bukan hanya secara epistemiologisnya saja, tapi juga aksiologisnya. ?

“Ke-NU-an dan kesundaan menjadi aktivisme yang memberikan kontribusi konkret bagi upaya peningkatan harkat masyarakat Sunda dan jamiyyah NU. Ini menjadi penting karena selama ini NU sering menyebut sebagai sayap Islam kultural, tapi tak pernah merumuskan secara konkret wajah kultural itu seperti apa dalam konteks kebudayaan Sunda,” pungkasnya.





PWNU Jawa Barat akan menggelar Konferensi Wilayah (Konferwil) ke-17 di Pondok Pesantren Fauzat, Garut pada 10-11 Oktober. Kegiatan bertema “Meneguhkan Khidmah Jamiyah? untuk Umat dan Bangsa” ini dimulai dengan istighotsah para kiai dan peserta konferensi pada Senin malam (10/10). Kemudian keesokan harinya, Selasa (11/10) konferensi akan dibuka Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj.

Konferwil ini akan dihadiri 27 perwakilan PCNU dan satu karteker, serta para peninjau. Salah satu agendanya, akan menentukan pemimpin NU Jabar lima tahun mendatang. (Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Videotren Jadi Media Dakwah Santri Inspiratif

Yogyakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Lomba Video Pesantren (Vidotren) yang digelar komunitas yang menamakan diri Admin Instagram Santri Nusantara (AIS Nusantara) sukses digelar. Kompetisi dalam rangkaian peringatan Hari Santri Nasional 2016 ini menjadi ajang untuk meningkatkan kreativitas para santri di dunia audio visual sebagai media dakwah utamanya di media sosial.

Para pemenang Videotren diumumkan lokakarya Hari Santri Nasional Rabithah Maahid Islamiyyah Nahdlatul Ulama (RMINU), Sabtu (29/10), di Stadion Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta. Agenda ini dihadiri KH Abdul Ghaffar Rozien (Ketua PP RMI-NU), Hakim Jaily (Direktur TV9), dan Hasan Chabibie dari Pustekkom Kemdikbud.

Videotren Jadi Media Dakwah Santri Inspiratif (Sumber Gambar : Nu Online)
Videotren Jadi Media Dakwah Santri Inspiratif (Sumber Gambar : Nu Online)

Videotren Jadi Media Dakwah Santri Inspiratif

Juara I lomba Videotren kali ini diraih Pesantren Al-Munawwir Krapyak, dengan video berjudul "Santri Ndalem". Lalu, Juara II diperoleh Pesantren Tebuireng, Jombang; dan Juara III diraih Pesantren Sunan Drajat, Lamongan; serta Mahad Ali UIN Malang sebagai Juara Favorit.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Rozin, sapaan akrab Ketua PP RMINU, menyampaikan, santri harus mengejar ketertinggalan dalam dakwah di media sosial. "Meski terlambat, kita harus bekerja keras dan cepat mengejarnya. Untuk itu, mari kita banjiri konten-konten positif dan inspiratif, dari dunia pesantren di media sosial," ungkapnya.

Pengasuh Pesantren Maslakul Huda Pati Jawa Tengah ini juga mengatakan, media sosial menjadi media strategis untuk pengembangan dakwah. Dalam hal ini, santri-santri harus kreatif memproduksi konten. "RMI siap mendukung program kreatif ini," terangnya.

Hasan Chabibie mengatakan, kelebihan media digital sekarang adalah konvergensi. Para santri juga bisa memproduksi konten pada multimedia sosial. Ia juga menyampaikan tentang wajah agama di media sosial yang banyak dipenuhi sikap-sikap tidak ramah. "Pesantren sudah saatnya menjadi solusi atas krisis radikalisme agama," jelas Hasan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu Direktur TV9 Hakim Jaily menyampaikan tentang konfigurasi media arus utama dan media sosial. "Pesantren pada posisi mana? Kita perlu memilih dalam bermedia, sebagai produsen atau konsumen?" jelas Hakim. Ia menyampaikan, betapa komunitas santri yang jumlahnya besar, dapat berperan memproduksi konten-konten dakwah yang kreatif dan inspiratif. (Zulfa/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan, Santri, Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

An Nur FC Blora Melenggang ke Final Region 1 Grup B Jateng

Blora, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam babak semifinal pada Hari Ahad (17/9) Sirbin FC harus mengakui kehebatan tuan rumah, An Nur FC Blora dengan menanggung kekalahan 1-0.

Pada laga pertama semifinal yang digelar di Stadion Kridosono, Kota Blora, itu Sirbin FC mengawai permainannya dengan cukup tangguh. Terbukti dalam paruh pertama, Sirbin FC mampu menahan skor 0-0.

An Nur FC Blora Melenggang ke Final Region 1 Grup B Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)
An Nur FC Blora Melenggang ke Final Region 1 Grup B Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)

An Nur FC Blora Melenggang ke Final Region 1 Grup B Jateng

Namun pada babak kedua, An Nur FC terlihat bermain lebih solid. Lewat serangan-serangan balik mereka mencoba membobol gawang pihak lawan. Namun, hantaman bola darinya masih mampu ditepis secara apik oleh kiper Sirbin FC, Muhammad Agung Nur Faiz.

Baru pada menit ke-50, An Nur FC lewat sundulan umpan pojok pemain bernomor punggung 16, An Nur FC mampu menjebol pertahanan dari Sirbin FC. Menurut kapten kesebelasan Sirbin FC, Kiki Fatki Indriawan, hal tersebut terjadi karena kelengahan dari pemain belakang dari timnya.

“Hal itu juga karena stamina pemian kami mulai menurun, sehingga mempengaruhi konsentrasi kami,” imbuhnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan kemenangannya, An Nur FC Blora berhasil melaju pada babak final Liga Santri Nusantara (LSN) Region 1 Grup B Jawa Tengah melawan tim asal Rembang, Robin FC. Rencananya, laga final akan dilakukan sore harinya dan akan dilanjutkan dengan prosesi penutupah LSN Region 1 Jateng dengan memperebutkan Piala Gus Yaqut Cup. (Ulin Nuha Karim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 30 Desember 2017

PAC dan Ranting GP Ansor Se-Tasikmmalaya Dilantik

Tasikmalaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, melantik 34 Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan 294 Pengurus Ranting Sabtu? di Aula Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) pada Sabtu (26/12).

PAC dan Ranting GP Ansor Se-Tasikmmalaya Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)
PAC dan Ranting GP Ansor Se-Tasikmmalaya Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)

PAC dan Ranting GP Ansor Se-Tasikmmalaya Dilantik

Pelantikan tersebut menghadirkan sekitar seribu anggota GP Ansor dengan berseragam pakaian dinas harian organisasi tersebut. Hadir pula perwakilan banom dan lembaga NU, serta Bupati Kabupaten Tasikmalaya.

Ketua GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya Asep Muslim menyatakan, pelantikan ini adalah upaya penguatan NU di seluruh Kabupaten Tasikmalaya karena penggerak pembangunan dan perkembangan NU dan daerah adalah dengan kaum muda, khususnya Ansor.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Oleh karena itu, Asep menginginkan pengurus yang dilantik dari PAC sampai Ranting menjadi pelopor di daerah masing masing.

Asep meneyebut pada tahun 2015 telah diadakan 13 putaran PKD. Sementara pada 2016 akan fokus Diklatsar. “Jika ada yang akan menggelar PKD harus dilaksanakan oleh PAC karena 2016 kita akan ingin mencetak 1000 pasukan banser di Kabupaten Tasikmalaya,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pelantikan PAC dan Ranting GP Ansor Se Kabupaten Tasikmalaya ini mengusung tema “Meneguhkan Islam Nusantara demi Terciptanya Sinergi Keislaman dan Keindonesiaan”. (Husni Mubarok/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jadwal Kajian, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Makin Tinggi Ilmu Seseorang, Makin Tak Gampang Menyalahkan

Pesawaran, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengasuh Pondok Pesantren At-Taujieh Al-Islamy Leler Banyumas KH Zuhrul Anam mengatakan bahwa saat ini banyak orang yang dengan gampang menyalahkan orang lain. Orang yang sering berbuat seperti itu sesungguhnya menunjukkan sempitnya ilmu yang dikuasai sehingga melihat sesuatu menurut sudut pandangnya sendiri.

Makin Tinggi Ilmu Seseorang, Makin Tak Gampang Menyalahkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Makin Tinggi Ilmu Seseorang, Makin Tak Gampang Menyalahkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Makin Tinggi Ilmu Seseorang, Makin Tak Gampang Menyalahkan

"Orang kalau ilmunya tinggi tidak gampang menyalahkan orang lain. Sama saja kalau kita duduk di bawah, maka tidak akan memiliki pandangan yang luas. Tapi kalau duduk di,atas kita akan melihat dengan lebih luas," jelas kiai yang akrab dipanggil Gus Anam saat menjadi pembicara pada Khatmil Qur’an wal Kutub Pondok Pesantren Al Hidayat Pesawaran Lampung, Ahad (21/5).

Karenanya, menantu KH Maimun Zubair ini mengharapkan kepada para santri pondok pesantren yang diasuh KH Mashum Abror untuk giat dan sungguh-sungguh memperdalam ilmu sehingga akan betul-betul memiliki ilmu yang mumpuni.

"Mondok itu minimal harus 20 tahun, sama dengan jika seseorang ingin menjadi profesor," kata Gus Anam pada acara yang dihadiri Rais Syuriyah PBNU Ahmad Ishomuddin dan Bupati Pesawaran Dendi Romadhona tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lamanya proses "nyantri" di pesantren merupakan bentuk perjuangan karena memang menuntut ilmu memerlukan perjuangan dan pengorbanan.?

"Santri itu harus rekoso (berjuang). Menuntut ilmu adalah pekerjaan yang mulia," katanya.

Selain perlu kerja keras, keberkahan ilmu juga sangat penting dalam proses mencari ilmu. Salah satu hal yang penting untuk mendapatkan keberkahan ilmu adalah dengan menghormati guru.?

"Pingin ilmu barakah, hormati gurumu. Sopan kepada para guru adalah di atas segala-galanya. Kalau ada yang meremehkan guru, orang itu terhinakan oleh Allah SWT," ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan yang dihadiri oleh para wali santri dan masyarakat Kabupaten Pesawaran tersebut juga dibarengkan dengan Haul KH Abrori Akwan yang merupakan pendiri Pondok Pesantren Al Hidayat tersebut. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tashilul Masalik, Terjemah dan Syarah Alfiyyah Berbahasa Sunda

Ini adalah halaman muka dari kitab “Tashîlul Masâlik” yang merupakan terjemah dan penjelasan (syarh) berbahasa Sunda atas nazham al-Khullâshah atau Alfiyyah Ibn Mâlik, puisi seribu bait yang menghimpun teori ilmu gramatika Arab secara lengkap dan sangat populer keberadaannya.

Pengarang kitab “Tashîlul Masâlik fî Syarh Alfiyyah Ibn Mâlik” yang berbahasa Sunda beraksara Arab (pegon) ini adalah Ajengan Muhammad Abdullah bin Hasan dari Kampung Kongsi, Caringin, Sukabumi. Saya mendapatkan kitab ini di perpustakaan keluarga di Mirat Majalengka, milik adik saya al-Fadhil A. Gumilar Irfanullah, yang merupakan koleksi beliau saat dulu belajar di Pesantren Bait al-Arqom, Bandung.

Tashilul Masalik, Terjemah dan Syarah Alfiyyah Berbahasa Sunda (Sumber Gambar : Nu Online)
Tashilul Masalik, Terjemah dan Syarah Alfiyyah Berbahasa Sunda (Sumber Gambar : Nu Online)

Tashilul Masalik, Terjemah dan Syarah Alfiyyah Berbahasa Sunda

Dalam lembaran sejarah keilmuan Islam, kitab Alfiyyah Ibnu Mâlik demikian populer dan melegenda. Alfiyyah Ibnu Mâlik adalah salah satu pusaka dan referensi ilmu Nahwu-Sharaf (gramatika-morfologi Arab) yang paling pucuk. Pengarangnya, Ibnu Malik, dinobatkan sebagai Tâj ‘Ulamâ an-Nuhât, Mahkota Ulama Nahwu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Semenjak masa ditulisnya hingga masa sekarang, kitab tersebut banyak dikaji dan dijadikan panduan utama di bidang kajian linguistik Arab, baik di Timur atau pun Barat. Di kalangan akademisi Barat, kitab ini terkenal dengan sebutan The Thousand Verses. Puluhan syarah (komentar atau penjelasan), hâsyiah (ulasan panjang, komentar atas komentar), dan ikhtishâr (ringkasan) telah lahir dari kitab berisi seribu bait nazmah (puisi) tersebut.

Nah, kitab Alfiyyah Ibnu Mâlik ini kemudian diterjemah dan disyarah dalam bahasa Sunda oleh Ajengan Muhammad Abdullah bin Hasan Kongsi (Sukabumi). Terjemah dan syarah ini terdiri dari dua volume (juz). Belum diketahui tahun berapa karya ini diselesaikan. Edisi pertama versi cetakan kitab ini dikeluarkan oleh “Maktabah Anda” Sukabumi (tanpa tahun), lalu dicetak ulang oleh “Maktabah al-Haram Carain” Jeddah-Singapura-Indonesia (juga tanpa tahun).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tentang sosok penulis syarah ini, yaitu Ajengan Muhammad Abdullah bin Hasan, juga belum banyak saya dapatkan data dan informasinya. Pada kitab tersebut beliau menuliskan berasal dari Kampung Kongsi, Desa Caringin, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Tertulis dalam pembukaan kitab;

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

(Diterjemahkeun kana Basa Sunda ku jalma anu doip tur bodo Muhammad Abdullah bin Hasan urang kampong Kongsi, Desa Caringin, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Kalayan dingaranan ieu tarhamah ku “Tashil-ul Masalik fi Tarjamah Alfiyyah Ibnu Malik”).

Saat ini, Desa Caringin sudah menjadi kecamatan tersendiri yang merupakan pengembangan dari Kecamatan Cibadak. Saya pun mencoba menelusuri informasi keberadaan beliau dengan pergi ke Caringin, Sukabumi, yang juga kampung mertua saya.

Tak jauh dari Caringin, yaitu di Desa Babakan Tipar, Cicantayan, Sukabumi, ada sebuah pesantren salaf bernama “as-Salafiyah II”. Pengasuh pesantren ini, yaitu Ajengan KH Syihabuddin, adalah kawan dekat sang pensyarah. Diceritakan oleh istri beliau, bahwa Ajengan KH Syihabuddin dan Ajengan Muhammad Abdullah dulu sama-sama belajar di Pesantren Cibeureum, Sukabumi, pada KH Syuja’i.

KH Syuja’i Cibeureum adalah sosok yang terkenal sebagai pakar ilmu alat (nahwu) di Tatar Sunda. Salah satu kitab yang sering beliau bacakan dan ajarkan adalah Alfiyyah Ibnu Malik. Nah, keterangan yang diberikan oleh Ajengan KH Syuja’i itulah yang kemudian dirangkum oleh Ajengan Muhammad Abdullah dan dikembangkan menjadi “Tashîlul Masâlik fî Tarjamah wa Syarh Alfiyyah Ibn Mâlik” dalam Bahasa Sunda.

Selain merujuk dari keterangan KH Syuja’i Cibeureum, pensyarah juga merujuk pada kitab-kitab syarah Alfiyyah lainnya yang ditulis dalam bahasa Arab, seperti Syarah Ibn ‘Aqîl, Audhah al-Masâlik, Tanwir al-Hawalik, Dahlân Alfiyyah, Hasyiah al-Khudhari, dan lain sebagainya.

Ajengan Muhammad Abdullah termasuk sosok “santri kelana”. Beliau tidak menetap di satu tempat. Bahkan hingga usia “matang” pun beliau masih tetap belajar dari pesantren ke pesantren. Meski lahir dan besar di Kampung Kongsi, Caringin, Sukabumi, beliau pernah berkarir di Pesantren Babakan Tipar bersama KH Syihabuddin, lalu pindah ke Cisaat, lalu pindah lagi ke Cikidang. Di sanalah beliau sempat membuka pesantren hingga wafat.

Selain Ajengan Muhammad Abdullah Kongsi (Sukabumi), terdapat juga beberapa ulama Nusantara lainnya yang menulis teremah dan syarah atas nazham “Alfiyyah Ibn Mâlik”, di antaranya adalah KH Bisri Musthofa (Rembang, Jawa Tengah, ayahanda dari KH Musthofa Bisri atau Gus Mus), yang menerjemahkan dan mensyarah Alfiyyah dalam bahasa Jawa (beraksara Arab Pegon) dan diterbitkan oleh Penerbit Menara Kudus pada tahun 1960-an.

Terdapat pula KH Abul Fadhol (Senori, Tuban), yang menulis syarah Alfiyyah dalam bahasa Arab, berjudul “Tashîlul Masâlik fî Syarh Alfiyyah Ibn Mâlik”. Judul ini sama dengan yang dipakai oleh Ajengan Muhammad Abdullah Sukabumi. Syarah milik KH Abdul Fadhol Senori ditulis dalam bahasa Arab yang sangat bagus dan sempurna, juga dengan kulaitas syarah yang sangat luar biasa. Saat ini syarah tersebut dipelajari di beberapa pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur, di antaranya adalah Pesantren Sarang Rembang (Jawa Tengah) dan Pesantren Mamba’us Sholihin Gresik (Jawa Timur). (A. Ginanjar Sya’ban)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Aswaja, Berita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Fatayat NU Lasem Gelar Konferensi Cabang

Lasem, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Fatayat NU Lasem menggelar Konferensi Cabang yang diselenggarakan di Gedung LP Ma’arif NU Lasem Jl. Sunan Bonang Km 1 o. 87, Ahad, 16 Juni 2013. 

Acara dihadiri delegasi dari seluruh Pimpinan Ranting se-Lasem.  Hadir dalam pembukaan Ketua Wakil Bupati Rembang H Abdul Hafidz, PCNU Lasem, PW Fatayat NU Jateng Khizanaturromah, PC Muslimat NU Lasem, PC IPNU-IPPNU Lasem, MWC NU Lasem, Organisasi Wanita Rembang, Istri Ketua DPRD Rembang, para sesepuh Cabang Lasem dan para tamu undangan lainya.

Fatayat NU Lasem Gelar Konferensi Cabang (Sumber Gambar : Nu Online)
Fatayat NU Lasem Gelar Konferensi Cabang (Sumber Gambar : Nu Online)

Fatayat NU Lasem Gelar Konferensi Cabang

Dalam pembukaan tersebut Ketua Fatayat NU Lasem Hj Durrorun Nafisah menyampaikan telah banyak kegiatan yang dilaksanakan selama 5 tahun kepemimpinan, terutama yang berhubungan dengan pemberdayaan perempuan, meliputi penguatan kemandirian  ekonomi dengan meningkatkan kewirausahaan perempuan, modernisasi pengelolaan keuangan organisasi dalam bentuk koperasi bersama dan lainnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami berharap landasan yang telah kita buat bersama dapat lebih ditingkatkan agar peran Fatayat semakin dalam dirasakan oleh masyarakat, makin mandiri, sejahtera, kompetitif, dengan tidak meninggalkan nilai-nilai akhlak mulia dan aswaja. Apakah gunanya sebuah kesuksesan, jika hanya meresahkan mesyarakat dan kurang dirasakan manfaatnya,” katanya.

PW Fatayat NU Jateng menyampaikan terdapat dua tugas penting yang harus dijalankan, pertama, Fatayat NU merupakan kader yang akan meneruskan perjuangan NU, kedua Fatayat NU merupakan organisasi agama, sebagai  gerakan perempuan yang bisa mengentaskan masalah perempuan di Indonesia khususnya di Lasem, diantaranya diskriminasi dalam pelayanan publik, masalah reproduksi/kesehatan dan lain sebagainya. Kader Muda Fatayat mempunyai kewajiban mengentaskan masalah-masalah tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dalam Fatayat kita mencari saudara bukan mencari musuh,” katanya.

PCNU Juga menyampaikan bahwa tradisi NU seperti tahlil, manaqib, shalawat akan terus berkembang bilamana Fatayat NU juga menjalankannya, dan intinya orang NU harus kenal NU.

Wakil Bupait Rembang. Abdul Hafidz yang sekaligus membuka acara memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas peran yang telah telah dijalankan Fatayat NU Lasem,

“Ambillah peran yang bisa mensinergikan program Fatayat,” katanya.

Selain itu PC Fatayat NU juga memberikan apresiasi khusus kepada seluruh PAC Fatayat NU se-cabang Lasem bagi yang mempunyai prestasi, diantaranya prestasi administrasi terbaik, rekrutmen anggota terbaik dan partisipan terbaik.

Dalam konferensi kali ini, Hj, Durrotun Nafisah terpilih menjadi ketua untuk yang kedua kalinya. Karena tidak ada calon lain, maka pemilihan ketua dilakukan secara aklamasi.

Redaktur     : Mukafi Niam

Kontributor : Akhmad Sayuti

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nusantara, Lomba, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kader PMII ini Bikin Power Bank dari Batu Batrai

Mataram, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Salah seorang mahasiswa kreatif yang ada di salah satu perguruan tinggi di Nusa Tenggara? Barat (NTB) adalah Muhammad Nur. Mahasiswa IKIP Mataram semester 6 Jurusan Pendidikan Fisika ini menciptakan sebuah Inovasi baru yakni power bank dari tenaga Batrai.

Mahasiswa kelahiran Sumbawa 21 Maret 1993 dari pasangan Syamsuddin dan Nurmin dari tiga orang bersaudara ini aktif di Organisasi Lendiknal (Lembaga Pendidik Profesional) sebagai ketua umum dan Pergerkan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Budi Utomo sebagai ketua kaderisasi Komisariat IKIP Mataram. Ia membuktikan bahwa mahasiswa organisatoris juga mampu berprestasi dalam kreatifitas. ?

Kader PMII ini Bikin Power Bank dari Batu Batrai (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader PMII ini Bikin Power Bank dari Batu Batrai (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader PMII ini Bikin Power Bank dari Batu Batrai

Berawal dari tugas kuliah yang diberikan salah seorang Dosen di IKIP Mataram, Nur panggilan akrabnya melihat penggunaan Handphone dan gedget yang sangat luar biasa meningkat. Kebanyakan orang hari ini tidak bisa lepas dari yang namanya handphone dan gedget.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Percobaan pertama kemudian dilakukan dengan membuat Catur (Cas Tenaga Surya). Percobaan-percobaan demi percobaan dalam membuat catur ini tetapi kemudian mendapat kendala yakni tenaga yang dihasilkan dari panel surya yang dibuat hanya menghasilkan 2 volt sedangkan dalam pengecasan hp dibutuhkan tenaga sekitar 5 volt.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gagal bukan berarti menyerah kepada kekalahan melainkan menjadikan itu sebagai referensi untuk percobaan selanjutnya. Mulai dari coba-coba menggantikan tenaga surya dengan tenaga batrai yang kemudian dirangkai dengan rangkaian seri power bank dan itu berhasil dilakukan.

Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan rangkaian ini sangat simpel dan mudah dicari, ditoko elektronik. Alat-alatnya antara lain Dioda 1N001, C L7805 / transistor, Capasitor 16 Volt 100?F, Resistor 100 ohm ½ watt ,Resistor 1 kilo ½ watt, LED, Soket USB, Saklar mini dan? Baterai 9 volt atau 12 volt. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Kabel, Papan USB, Gunting / tang potong, Solder dan Timah, sedangkan untuk kasing dibuat dari bekas kartu perdana.

Menurut Nur dana yang dibutuhkan dalam pembuatan power bank ini hanya menghabiskan 15 ribu rupiah sangat ekonomis jika kita bandingkan dengan power bank biasa yang harganya sampai 150 ribuan.

Kelebihan dari power bank yang dibuat dari tenaga batrai ini adalah dapat mengecas HP untuk beberapa kali, Baterai hp tidak akan mengalami drop dengan sumber DC yang kecil, dapat dibuat sendiri tentunya dengan harga yang murah dan baterai dapat diganti dengan mudah. Cocok sekali bagi anda yang berpergian jauh ke gunung hanya membawa batrai yang bisa di ganti-ganti dan hp anda tetap bisa digunakan tentunya.

Dengan inovasi yang dibuat oleh mahasiwa M. Nur ini berhasil menjadi juara dalam lomba Karya Ilmiah diberbagai event. Sekarang dia menjadi tutor di salah satu sekolah Madrasah Aliyah Negeri di Kota Matram hanya untuk mengajarkan anak-anak siswa membuat power bank dari tenaga batrai ini.

Harapannya kepada pemerintah adalah mendapatkan bantuan dalam pengerjaan karyanya. Menurutnya, karyanya ini masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan lagi untuk kedepannya dan berkeinginan untuk diproduksi masal sehingga pemanfaatan energi yang seperti ini bisa dilakukan sehingga bisa menghemat energi listrik.

Yas Arman Prayatna, sekertaris bidang kaderisasi PC PMII Mataram, mahasiswa akhir IKIP Mataram

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal, Pondok Pesantren, Kiai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 29 Desember 2017

Islam Sebagai Sarana Character Building

Dalam membangun bangsa yang maju besar dan beradab, agama memiliki peran yang sangat besar. Sebagai organisasi sosial keagamaan, sejak dulu NU berperan sangat besar dalam mengayomi dan membangun masyarakat, baik melalui pendidikan, dakwah dan lain sebagainya. Hal itu tidak lain karena NU merupakan organisasi keagamaan yang dipimpin oleh para ulama, sementara tugas ulama selain liyatafaqqahu fiddin, mengggali, merumuskan dan mengembangkan pemikiran keagamaan, tetapi juga memiliki tugas yang tidak kalah pentingnya dan bahkan sangat strategis yang berkaitan dengan masalah sosial dan kebangsaaan yaitu tugas liyundziru qaumahum (membangun masyarakat) yakni membentuk kepribadian. 

Dalam kaitan dengan masalah masyarakat, NU memiliki beberapa tugas pertama adalah pembangunan mental-spiritual, pembentukan kepribadian atau karakter masyarakat (character building) ini sangat penting agar lahir kader orang-orang  atau masyarakat yang memiliki sikap, memiliki ketegasan, memiliki prinsip serta memiliki tanggung jawab baik terhadap Tuhan dan terhadap sesama manusia dan terhadap bangsa dan Negara. Karena itu para ulama dan khususnya NU memiliki tugas kedua yaitu nation building (pembangunan bangsa). Dengan adanya pembantukan karakter (character building) itulah nation building (pembangunan bangsa) bisa dilaksanakan dan ini merupakan modal dasar bagi state building (membangun Negara). Dengan nation building ini maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani, karena memiliki kepribadian nasional yang kokoh, sehingga bisa berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa beradab yang lain.

 

Islam Sebagai Sarana Character Building (Sumber Gambar : Nu Online)
Islam Sebagai Sarana Character Building (Sumber Gambar : Nu Online)

Islam Sebagai Sarana Character Building

Tugas ketiga adalah criticism buiding (membangun sikap kritis), ini sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar. Sebagaimana sering ditegaskan bahwa sikap NU terhadap negara taat mutlak bahwa negara harus dijaga dan dibela, tetapi terhadap pemerintah yang ada NU menerapkan prinsip amar ma’ruf nahi munkar. Sementara dalam melakukan amar ma’ruf sendiri perlu menggunakan etika.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

مَنÙ’ كَانÙŽ أÙŽÙ…ْرُهُ مَعÙ’رُوْفاÙ‹ فÙŽÙ„ْيَكُنÙ’ بِÙ…َعÙ’رُوْفٍ

(Barangsiapa mengajak kebaikan maka dengan cara yang baik pula).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

 

NU akan mendukung setiap kebijakan pemerintah yang adil dan benar, tetapi NU akan mengkritik setiap kebijakan pemerintah yang tidak benar dan tidak adil bagi rakyat dan bangsa Indonesia.

 

Sikap kritis NU dalam mendukung atau mengkritik pemerintah ini didasari oleh pertimbangan etis, bukan oleh pertimbangan politis, karena itu akan dilakukan terus walaupun NU bukan partai politik tetapi organisasi keagamaan yang memang memiliki tugas moral atau etis.

 

Kembali pada upaya character building dan nation building, ini merupakan langkah yang sangat mendesak saat ini, karena ini merupakan persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini ketika sekolah dan lembaga pendidikan lain termasuk lembaga kebudayaan yang ada tidak melakukan tugas ini. Sementara gelombang globalisasi yang begitu besar menghancurkan sendi-sendi bangsa ini di semua sektor kehidupan, sehingga terjadi kemerosotan moral dan lunturnya karakter. Sementara NU sebagai organisasi keagamaan justru tidak pernah berhenti melakukan character and nation building ini.

 

Penanaman rasa cinta tanah air dan bangga terhadap sejarah serta peradaban sendiri itu dilakukan karena berdasarkan pertimbangan bahwa:

مَنÙ’ لَيْسÙŽ لَهُ اÙ’لأَرÙ’ضُ لَيْسÙŽ لَهُ تَارِيخØŒ وَمَنÙ’ لَيْسÙŽ لَهُ اÙ„تَّارِيْخُ لَيْسÙŽ لَهُ ذَاÙƒْرÙŽØ©

(barang siapa tidak memiliki tanah air dan tidak mencintai tanah air, maka tidak memiliki sejarah, barang siapa tidak memiliki sejarah maka tidak memiliki memori dan karakter).

 

Bagi orang atau bangsa yang tidak memiliki memori maka dia akan menjadi bangsa tidak memiliki karakter, dan bangsa yang tidak memiliki karakter akan kehilangan segalanya. Politiknya akan hilang, peradabannya akan merosot dan aset ekonominya pun akan dijarah bangasa lain akhirnya akan menjadi bangsa yang miskin dan tidak terhormat. Inilah pentingnya menanamkan rasa cinta tanah air, dan karena itu tidak henti-hentinya NU menanamkan rasa cinta tanah air. Penegasan pada Pancasila, UUD 1945 dan NKRI ini merupakan bentuk paling nyata dari rasa cinta tanah air tersebut. Itulah sebabnya Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa cinta tanah air merupakan bagian dari iman (hubbul wathan minal iman). Dalam pengertian itulah agama ditempatkan sebagai unsur mutlak dalam nation dan character building.

Jakarta,   6 Juni 2012. M

               16 Rajab 1433 H

 

 

Dr KH Said Aqil Siroj, MA

Ketua Umum PBNU

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi prihatin dengan masih adanya kekerasan di kampus pencetak pamong praja, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

"Untuk mencetak pemimpin apa harus ada yang mati," kata Hasyim di kantor PBNU, Jakarta, Kamis, mengomentari meninggalnya Cliff Muntu, praja IPDN akibat dianiaya seniornya.

Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati (Sumber Gambar : Nu Online)
Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati (Sumber Gambar : Nu Online)

Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati

Oleh karena itu, Hasyim meminta agar IPDN melakukan pembenahan besar-besaran, baik dari segi kurikulum maupun pola pembinaan siswanya, khususnya pembinaan menyangkut kepemimpinan.

"Kalau tidak dibenahi, bukan tidak mungkin akan jatuh korban lagi," kata pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Malang, Jawa Timur itu.

Hasyim tidak sependapat dengan pihak yang mendesak agar IPDN dibubarkan. Sebab, lembaga itu tetap diperlukan untuk mencetak calon-calon pemimpin bangsa.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Persoalannya, kata Hasyim, bukan pada ada atau tidaknya IPDN, melainkan pada bagaimana kurikulum dan pembinaan yang dilakukan.

"Jadi, yang harus dihapus itu unsur kekerasannya, bukan lembaganya yang harus dibubarkan," kata kiai yang menyandang gelar Doktor Kehormatan Bidang Peradaban Islam tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Cliff Muntu, madya praja IPDN asal Sulawesi Utara tewas setelah dianiaya seniornya akibat terlambat datang ke barak yang menjadi tempat berkumpul kelompok Pataka (pembawa lambang IPDN).

Saat ini lima orang praja telah ditetapkan Polres Sumedang sebagai tersangka, yakni FN, JA, GM, AB dan MA. Namun kelimanya hingga kini belum ditahan.

Cliff disebut-sebut sebagai praja ke-38 yang meninggal akibat kekerasan di kampus yang sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) tersebut. (ant/mad)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Inilah Catatan Harian "Santri Tempe"

Malang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Jika kau bukanlah seorang anak raja, maka menulislah.” (Hujjatul Islam al-Ghazali)

Menjadi seorang penulis adalah mimpi seorang Royhan Rikza. Alumni pesantren ini menggeluti dunia tulis menulis sedari duduk di bangku pesantren. Mimpinya dulu, bisa menjadi penulis kondang dan menerbitkan banyak buku. 

Inilah Catatan Harian Santri Tempe (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Catatan Harian Santri Tempe (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Catatan Harian "Santri Tempe"

Kini pada usia yang terhitung belia pada semester enam pendidikan bahasa Arab di satu perguruan tinggi, remaja asal Lampung ini melaunching buku pertamanya, Senin (22/04).

Tidak muluk-muluk, kumpulan cerpen yang berjudul “Berbicara kepada Tuhan, Catatan Harian Santri Tempe” ini tak ubahnya note sosok Royhan dalam keseharian.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Royhan mengaku, menulis semua akivitasnya termasuk beberapa kajian-kajian di IPPNU, Seminar, dan STF al-Farabi.

Royhan mengisahkan, perjalanan panjang dari masa-masa belajar di pesantren hingga perkuliahan. Menurutnya benturan-benturan yang kuat yang dihadapi, Royhan tulis dalam bentuk cerpen, hingga terkumpul lebih dari seratus judul. Beruntung salah satu penerbit menerima karya Royhan.

Ketika ditanya kenapa “Santri Tempe”, menurutnya “Tempe” adalah ciri khas Indonesia yang bisa diolah apa saja, dari mendol, lauk, keripik, hingga sekarang brownis tempe. Dari situlah Royham mengisahkan perjalanan hidupnya yang penuh warna dan lika-liku dalam menghadapi suatu permasalahan yang menututnya menjadi apa saja.

“Menjadi sosok santri haruus fleksibel dan moderat hingga bisa diterima masyarakat” paparnya dalam launching & bedah buku perdana karyanya di Masjid Ulul al-Bab, UIN Malang.

Sementara itu, sang pembanding Tamim Mullah mengemukakan, jika penulis macam Royhan bisa ditemukan di banyak tempat, hanya untuk bisa konsisten dan membukukannya yang jarang.

“Karya kader NU yang satu ini patut mendapatkan apresiasi yang besar, karya ini bisa menjadi pemantik penulis-penulis lain untuk terus berkarya,” pujinya dalam forum bedah buku.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Diana Manzila

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Diresmikan, Klinik Kesehatan NU Lumajang Langsung Beroperasi

Lumajang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Klinik kesehatan milik Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, yang telah lama digadang-gadang warga akhirnya terwujud.

Prosesi peresmian klinik tersebut dilakukan Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Kamis (19/3), dan disaksikan ribuan warga NU, Ketua Komisi C DPRD Jawa Timur H Thoriqul Haq, Bupati Lumajang H Asat Malik beserta jajaran muspida kabupaten, dan para pimpinan partai politik Lumajang.

Diresmikan, Klinik Kesehatan NU Lumajang Langsung Beroperasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Diresmikan, Klinik Kesehatan NU Lumajang Langsung Beroperasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Diresmikan, Klinik Kesehatan NU Lumajang Langsung Beroperasi

Dengan ditandatanganinya prasasti oleh Wakil Gubernur Jatim dan Bupati Lumajang, klinik NU langsung beroperasi. Terdapat 8 kamar dengan 8 bed untuk rawat inap, 2 bed unit gawat darurat, dan sebuah ambulance siap dijalankan. Ada 3 orang dokter yang siap melayani pasien dibantu 11 perawat dan 7 bidan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam acara yang diadakan di halaman Masjid Al Kautsar depan kantor PCNU setempat itu, Thoriqul Haq selaku ketua Komisi C DPRD Jatim menyerahkan bantuan dana 15 juta rupiah dan sebuah sepeda motor untuk kegiatan operasional klinik baru. Sementara Bupati Lumajang turut menyumbang sebesar 10 juta rupiah.

Ketua PCNU Syamsul Huda menyampaikan terima kasih terutama kepada H Thoriqul Haq, warga NU asli Lumajang, yang ikut memprakarsai berdirinya klinik sejak awal. Tahun anggaran 2015 Provinsi Jatim melalui APBD akan membantu 1 Miliar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ke depan, PCNU merencanakan pengembangan klinik menjadi sebuah rumah sakit NU dengan pembebasan lahan di belakang klinik. Hingga saat ini sudah terkumpul donasi warga sebesar 460 juta.

Gus Ipul berharap kekurangan dana bisa segera teratasi dengan keterlibatan Bupati Lumajang yang juga ketua MWCNU di salah satu kecamatan setempat.

“Dimana-mana pemimpin itu, termasuk bupati, harus komunikasi. Teko-muni-kasih (datang-bicara-memberi),” sentil Gus Ipul kepada bupati disambut gerr hadirin. “Jangan berlagak datang-bicara-langsung pergi (tidak memberi bantuan),” lanjutnya disambut tawa hadirin yang kian ramai. (Saiful Ridjal/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Perkaya Wawasan Budaya Agar Tak Keliru Pahami Islam Nusantara

Pacitan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Konsep Islam Nusantara yang dicetuskan oleh PBNU selalu menarik untuk diperbincangkan dalam berbagai kesempatan. Baik dalam forum resmi seperti seminar ilmiah maupun dalam kajian lesehan.

Berdiskusi secara lesehan, puluhan kader Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Pacitan, Jawa Tengah dengan serius mendiskusikan Islam Nusantara sebagai upaya memperkaya wawasan budaya dan intelektualitas kader.

Perkaya Wawasan Budaya Agar Tak Keliru Pahami Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Perkaya Wawasan Budaya Agar Tak Keliru Pahami Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Perkaya Wawasan Budaya Agar Tak Keliru Pahami Islam Nusantara

Ketua Pengurus Komisariat Perguruan tinggi (PKPT) IPNU Sekolah Tinggi Agama Islam NU (STAINU) Pacitan, Mawan Hedianto mengatakan, wawasan para kader tentang keislaman dan politik kebangsaan harus selalu diperbarui seiring dengan berkembangnya problematika zaman. para kader tidak boleh tertinggal dengan isu-isu kekinian yang terjadi di tengah persoalan bangsa.

“Kader IPNU IPPNU juga harus mempunyai wawasan politik untuk membangun dan memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Tentunya dengan santun dan sesuai dengan ajaran Islam Nusantara,” katanya saat membuka diskusi di gedung MUI Pacitan, Ahad (13/3).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada diskusi yang bertema ‘Posisi politik dan budaya dalam Islam Nusantara” ini, Aktivis Lakpesdam NU Pacitan, Dani Patria Krisna memaparkam apa itu Islam Nusantara, bagaimana Islam Nusantara menyatu dengan budaya dan kearifal lokal serta seperti apa hubunganya dengan politik kebangsaan.

Menurut Dani, salah satu definisi Islam nusantara adalah ajaran yang memegang erat kearifan lokal. Islam dibawa masuk ke Indonesia, katanya, bukan hanya melalui ajaran syar’i saja, akan tetapi melalui nilai filosofis, toleransi, kasih sayang, dan menghargai budaya yang telah lama ada di Nusantara. Sehingga Islam dengan mudah masuk dan diterima masyarakat pribumi.

“Pelajar NU diharap lebih dalam lagi dalam menelaah konsep Islam Nusantara ini,” katanya.

Dani mencontohkan, di Pacitan saja, tumbuh bermacam-macam budaya lokal. Semuanya memiliki dasar dan nilai tersendiri. Sehingga perlu dilakukan pemahaman secara utuh agar tidak mudah memvonis budaya lokal bertentangan dengan agama. Bukan berarti budaya terdapat unsur menyekutukan Tuhan.

“Memahami budaya merupakan salah satu wujud syukur kepada Allah. Tanpa kita sadari selama ini kita juga kurang, bahkan tidak bersyukur akan segala nikmatnya,” imbuhnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Melalui kajian ini, Dani mengajak para pelajar NU mampu menjaga dan mempelajari Islam Nusantara dalam bidang politik dan budaya, untuk menanggulangi masuknya aliran dan paham radikal di kalangan pelajar. (Zaenal Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Nahdlatul Ulama, Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

GP Ansor se-Tondano Raya Diskusi Nilai-nilai Kebangsaan

Minahasa, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - GP Ansor Kabupaten Minahasa menggelar Konferensi Pimpinan Anak Cabang GP Ansor se-Tondano Raya yang dirangkai dengan dialog kebangsaan di Aula Asrama Kamasan Papua Tataran Patar Tondano, Sabtu, (13-14/5).

Ketua panitia Dody Hendrawan Arbi mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang turut membantu panitia, terutama sahabat Theo Umbas selaku Ketua KNPI Minahasa.

GP Ansor se-Tondano Raya Diskusi Nilai-nilai Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor se-Tondano Raya Diskusi Nilai-nilai Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor se-Tondano Raya Diskusi Nilai-nilai Kebangsaan

Dalam dialog kebangsaan bertema "Meneguhkan semangat kebangsaan dan pluralisme di Tanah Minahasa" panitia menghadirkan narasumber Kapolres Minahasa AKBP Syamsubair, akademisi Denni Pinontoan dan Kebudayaan Minahasa, dan Pengurus Pusat Lesbumi Irfan Basri.

Kegiatan dihadiri dan resmi dibuka oleh Wakil Bupati Minahasa Ivan Sarundajang. Ivan mengapresiasi pemuda Ansor atas pelaksanaan kegiatan konferensi GP Ansor dan dialog kebangsaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ivan menjelaskan pentingnya saling menghargai dan menghormati tanpa memandang perbedaan-perbedaan ideology. Saling menghargai dan menghormati itulah yang terpenting. Ia menegaskan, “Pancasila dan NKRI adalah hasil warisan para pendiri bangsa yang peting kita jaga secara bersama.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kapolres Minahasa Syamsubair menjelaskan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban sehingga bisa menciptakan keharmonisan dalam bermasyarakat.

Denni Pinontoan menjelaskan pentingnya menjaga keberagaman di Minahasa, karena Minahasa itu tidak hanya satu agama, tetapi semua agama ada di Minahasa sehingga Minahasa itu seperti Indonesia kecil.

Sementara itu, Irfan Basri mempertegas pentingnya menjaga persaudaraan Nusantara yang sudah sekian lama ada, sebelum ada agama-agama yang diakui oleh negara. problem di bangsa ini bukan soal siapa yang benar dan salah, tetapi soal ekonomi politik.

Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan organisasi kepemudaan (OKP) baik Cipayung maupun paguyuban yang ada di Minahasa. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, News, Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Seminar Nasional Bersarung

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kain sarung dari berabad-abad lalu bukan hanya menjadi simbol perlawanan kolonialisme, tetapi juga telah menjelma menjadi simbol dan identitas budaya Nusantara. Selain itu, sarung yang identik dengan santri juga mampu membentuk akhlak luhur sebab secara nyata digunakan untuk beribadah, ngaji, dan kegiatan-kegiatan positif lainnya.

Hal itu mengemuka dalam Seminar Nasional Sarung Nusantara yang digelar Lembaga Takmir Masjid (LTM) PBNU, Kamis (6/4) di Gedung PBNU Jakarta bertajuk Sarung sebagai Identitas Budaya Indonesia. Dalam acara tersebut, bukan hanya sebagian peserta seminar yang mengenakan sarung, tetapi sarung juga mengikat di pinggang para narasumber utama yang mengisi acara itu.

Seminar Nasional Bersarung (Sumber Gambar : Nu Online)
Seminar Nasional Bersarung (Sumber Gambar : Nu Online)

Seminar Nasional Bersarung

LTM PBNU mengundang narasumber di antaranya Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto, Budayawan yang juga Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, dan Guru Besar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Imam Suprayogo. Mereka secara bergantian mengurai makna sarung dari berbagai perspektif.

Imam Suprayogo yang menjadi pembicara pertama mengungkapkan bahwa sarung mempunyai banyak fungsi ketika dipakai oleh seseorang. Ia mencontohkan santri di pesantren yang selama ini lekat dengan sarung di berbagai kegiatannya di pesantren.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Jika sudah memakai sarung, maka tidak perlu memakai celana karena ia sudah bisa menggantikan celana. Sarung juga bisa menggantikan selimut, maka dari itu tidak ada santri yang memakai selimut. Sarung itulah selimut mereka,” papar mantan Rektor UIN Malang ini.

Ia menerangkan, sarung yang dipakai santri dan masyarakat Indonesia pada umumnya tidak hanya berhasil menjadikan identitas budaya, tetapi juga mampu menumbuhkan akhlak baik karena selain sarung juga dipakai oleh orang-orang mulia seperti kiai, ia juga mampu menundukkan santri dari hal-hal negatif sebab identitas kesantriannya yang melekat saat memakai sarung.

Berbeda dengan Imam Suprayogo, Dedi Mulyadi mengurai sarung secara filosofis, terutama dalam perspektif Budaya Sunda. Dia mengartikan sarung dengan mengurai kata “Sa” dan “Rung”.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sa dalam bahasa Sunda berarti tidak terbatas, berlebihan. Ini sifat dasar manusia yang di dalam dirinya mengandung tanah, air, udara, dan api. Sudah mempunyai sertifikat tanah, tetapi manusia terus ingin memperlebar kepemilikan tanahnya,” ujar Kang Dedi, sapaan akrabnya.

Begitu juga dengan air, imbuhnya, manusia mempunyai kecenderungan memompa air sebanyak-banyaknya, padahal yang diminum hanya dua gelas. Menurutnya, udara dan api juga sama yang jika dimanfaatkan atau dikuasai secara belebihan akan mendatangkan bencana.

“Sebab itu diteruskan dengan kata ‘Rung’, artinya dikurung. Segala ketamakan manusia yang terdapat dalam keempat unsur tersebut berusaha dibatasi atau dikurung,” jelas Kepala Daerah mempunyai misi penguatan seni dan budaya Indonesia dalam tata kelola pemerintahannya ini.

Sementara itu, Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto memaparkan sarung secara historis. Ia menungkapkan bahwa sebetulnya sarung lahir dari bangsa Yaman. Tetapi bangsa Indonesia berhasil memodifikasi sarung sesuai dengan identitas lokal masing-masing dari orang-orang Nusantara sejak dulu.

Sebab itu, kain sarung yang lahir dari sejumlah suku di Indonesia mempunyai nama-nama yang berbeda seperti di antaranya Songket yang banyak diproduksi di sejumlah daerah, Ulos di Sumatera Utara, Tapis di Lampung, dan sarung tenun yang terdapat di berbagai wilayah di Indonesia. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 28 Desember 2017

Pidato Sayyidina Umar Diprotes Seorang Perempuan

Jika Rasulullah pernah menyebut beberapa sahabat yang mendapat jaminan masuk surga maka Sayyidina Umar bin Khattab adalah salah satunya. Bahkan dalam riwayat at-Tirmidzi, Al-Hakim, dan Ahmad, disebutkan bahwa Rasulullah pernah bersabda, "Seandainya ada nabi setelahku maka ia adalah Umar”.

Atas dasar itu tidak heran bila Abu Bakar ash-Shiddiq yang juga mendapat pujian mirip dari Nabi menunjuk Umar bin Khattab sebagai khalifah penerusnya.

Pidato Sayyidina Umar Diprotes Seorang Perempuan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pidato Sayyidina Umar Diprotes Seorang Perempuan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pidato Sayyidina Umar Diprotes Seorang Perempuan

Namun demikian, apakah kedudukan istimewa tersebut membuat Umar bin Khattab arogan dan tinggi hati? Jawaban untuk pertanyaan ini salah satunya bisa kita simpulkan dari cerita berikut ini.

Syekh Jaluliddin as-Suyuthi dalam kitab tafsirnya, ad-Durrul Mantsûr fî Tafsîril Ma’tsûr, saat menjelaskan Surat an-Nisa ayat 20 menyinggung kisah respon seorang perempuan terhadap isi pidato Umar bin Khattab.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Suatu hari Sayyidina Umar naik ke atas mimbar lalu berpidato di depan khalayak. "Wahai orang-orang, jangan kalian banyak-banyak dalam memberikan mas kawin kepada istri. Karena mahar Rasulullah shallahu alaihi wasallam dan para sahabatnya sebesar 400 dirham atau di bawah itu. Seandainya memperbanyak mahar berniliai takwa di sisi Allah dan mulia, jangan melampaui mereka. Aku tak pernah melihat ada lelaki yang menyerahkan mahar melebihi 400 dirham."

Dalam riwayat lain, Sayyidina Umar mengancam akan memangkas setiap kelebihan dari mahar itu dan memasukkannya ke baitul mal.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Seorang perempuan Quraisy berdiri lalu melontarkan protes ketika Sayyidina Umar turun dari podium. "Hai Amirul Muminin, kau melarang orang-orang memberikan mahar kepada istri-istri mereka lebih dari 400 dirham?"

"Ya."

“Apakah kau tak pernah dengar Allah menurunkan ayat:

? ? ? ?

"... kamu telah memberikan kepada seseorang di antara mereka harta yang banyak (sebagai mahar)..." (QS an-Nisa: 20)

Protes tersebut disambut hangat oleh Sayyidina Umar. Ia membaca istighfar dan berujar, "Tiap orang lebih paham ketimbang Umar."

Ini adalah kalimat retorik Sayydina Umar dari kepribadiannya yang rendah hati dan karakter kepemimpinannya yang tidak antikritik. Dalam riwayat lain ia mengatakan, "(Kali ini) perempuan benar, lelaki salah."

Selanjutnya khalifah kedua ini kembali ke atas mimbar dan berkata, "Wahai khalayak, tadi aku larang kalian memberikan mahar kepada istri melebihi 400 dirham. Sekarang silakan siapa pun memberikan harta (sebagai mahar) menurut kehendaknya."

Kisah ini juga tertuang dalam kitab tafsir lain meski dengan redaksi yang berbeda-beda, seperti al-Kasysyâf karya Syekh Zamakhsyari, Lubâbut Ta’wîl fî Ma‘ânit Tanzîl karya al-Khazin, dan Mafâtihul Ghaib karya ar-Razi. Namun, tak ada yang menyebutkan siapa nama perempuan asal Quraisy tersebut.

Pendapat Sayyidina Umar mungkin mengandung kebenaran karena menghindarkan para calon pengantin dari hal-hal yang memberatkan dan sikap berlebih-lebihan. Bukankah Rasulullah pernah mengatakan sebaik-baik mahar adalah yang paling mudah? Pendapat perempuan itu juga memiliki aspek kebenarannya, yakni diperbolehkanya memberikan mahar yang banyak kepada perempuan yang dinikahi.

Ada hal yang lebih menarik dari soal perdebatan tentang jumlah mas kawin. Yakni cara Sayyidina Umar sebagai khalifah kala itu dalam menyikapi kritik dari warganya. Ia menunjukkan kelasnya sebagai pemimpin teladan dengan tanpa sungkan mengakui kekurangannya. Sayyidina Umar juga tanpa ragu merevisi isi pidatonya meski koreksi datang dari seorang perempuan, bagian dari kelompok manusia yang pernah ia rendahkan pada zaman jahiliyah. (Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Myanmar dan Bangladesh Sepakat Pulangkan Pengungsi Rohingya

Naypyitaw, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pemerintah Myanmar dan Bangladesh menjalin kesepakatan pada Selasa kemarin untuk merepatriasi atau memulangkan pengungsi Rohingya, dan mengambil langkah peningkatan keamanan perbatasan menyusul hubungan kedua negara yang sempat tegang lantaran arus pengungsi ke Bangladesh yang terus berlangsung.

Myanmar dan Bangladesh Sepakat Pulangkan Pengungsi Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)
Myanmar dan Bangladesh Sepakat Pulangkan Pengungsi Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)

Myanmar dan Bangladesh Sepakat Pulangkan Pengungsi Rohingya

(Baca: Krisis Rohingya Perpanas Hubungan Bangladesh-Myanmar)

Lebih dari 600.000 Muslim Rohingya telah meninggalkan Myanmar sejak 25 Agustus ketika gerilyawan gerilyawan Rohingya menyerang sejumlah pos keamanan Myanmar dan memicu serangan balasan oleh militer negara setempat. PBB menyebut menuding Myanmar berusaha melakukan pembersihan etnis.

Seperti dilansir Reuters, keduanya telah menandatangani dua kesepakatan, yakni kerja sama bidang keamanan dan perbatasan. Prosesi penandatanganan dilakukan pada pertemuan di Naypyitaw, ibukota Myanmar, yang dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri  Myanmar, Letnan Jenderal Kyaw Swe dan mitranya dari Bangladesh Asaduzzaman Khan.

Sekretaris tetap Kementerian Dalam Negeri Myanmar Tin Myint mengatakan, kedua pihak juga sepakat untuk menghentikan arus keluar penduduk Myanmar ke Bangladesh, dan membentuk sebuah kelompok kerja bersama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tin Myint menyampaikan, kedua negara sepakat untuk memulihkan keadaan di Rakhine agar warga Myanmar yang sedang mengungsi bisa pulang dari Bangladesh sesegera mungkin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal senada juga dinyatakan Sekretaris Kementerian Dalam Negeri Bangladesh Mostafa Kamal Uddin. Menurutnya, kedua negara bersama-sama akan mengatur berbagai langkah yang memungkin Muslim Rohingya kembali ke tanah air dengan selamat, terhormat, dan aman.

Ia tidak merinci langkah-langkah spesifik apa yang akan diambil pihak berwenang untuk aksi pemulangan tersebut. Yang jelas, katanya, sebagian besar diskusi ditujukan untuk kesepakatan kerja sama perbatasan dan keamanan yang telah lama dilakukan.(Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 27 Desember 2017

Lakut IPNU Jepara Siapkan Kader Masa Depan NU

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Latihan Kader Utama (Lakut) IPNU Jepara bertujuan mempersiapkan kader NU untuk 30 tahun mendatang. Ketua PC IPNU Jepara Chusni Maulana menyatakan, kaderisasi merupakan sebuah proyek untuk membangun masa depan NU dengan menyiapkan kader berkualitas.

“Mereka pada gilirannya nanti akan menggerakkan NU,” Chusni Maulana.

Lakut IPNU Jepara Siapkan Kader Masa Depan NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Lakut IPNU Jepara Siapkan Kader Masa Depan NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Lakut IPNU Jepara Siapkan Kader Masa Depan NU

Lakut berlangsung di pesantren Al-Haromain desa Rajekwesi kecamatan Mayong kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Jum’at-Ahad (15-17/11). Lakut IPNU Jepara diikuti 20 peserta yang menerima sejumlah materi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Materi yang diutarakan antara lain, ke-IPNU-IPPNUan, ke-NUan, Aswaja, Manajemen Program, Jaringan, Teknik Sidang dan Tata Cara Melantik, Geopolitik Global, Strategi Perencanaan, dan Metode Pengorganisasian Pelajar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan ini bertujuan membentuk kader yang memiliki kedalaman ideologis dan mampu mengejawanwantahkan ideologi Aswaja dalam pergumulan sosio-politik, sosio-budaya, dan sosio-ekonomi, tambah Ketua Panitia Hidayatun Nikmah.

“Tujuan yang tidak kalah penting ialah untuk proyeksi pengurus cabang IPNU-IPPNU masa khidmah berikutnya,” lanjut Nikmah.

Senada dengan Chusni, Ketua PCNU Jepara KH Asyhari Syamsuri menyampaikan, Lakut merupakan upaya untuk meneruskan pengganti NU 30 tahun ke depan. Asyhari menyebut usianya yang kini sudah 55 tahun. “30 tahun ke depan, Anda lah yang akan menggantikan perjuangan kami.” (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional, Amalan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Masjid Cheng Ho Jember Diresmikan

Jember, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Setelah tiga tahun, pembangunan Masjid Cheng Ho Jember akhirnya rampung. Peresmian selesainya masjid yang terletak di Jl Hayam Wuruk, Kaliwates tersebut dilakukan oleh Bupati Jember, MZA Djalal, Ahad (13/9) lalu.

Dalam sambutannya, Djalal mengucapkan terimakasih kepada penggagas dan pendiri Masjid Cheng Ho, khususnya Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia dan PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia). 

Masjid Cheng Ho Jember Diresmikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Masjid Cheng Ho Jember Diresmikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Masjid Cheng Ho Jember Diresmikan

"Saya sangat berterima kasih kepada bapak-bapak yang telah bersusah payah mendirikan masjid ini, semoga bermanfaat," ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Djalal berharap agar takmir masjid dan segenap masyarakat sekitar dapat memakmurkan masjid tersebut. Selain sebagai tempat sholat, katanya, masjid tersebut bisa difungsikan sebagai pusat kegiatan Islam lainnya yang berhubungn dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat.  "Masjid ini bisa menjadi destinasi (tujuan) wisata religi, dan ekonomi di sekitar masjid juga ikut menggeliat seperti perekonomian di sekitar masjid Walisongo," ucapnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, salah seorang panitia pembangunan masjid, H Muhamamad Law Song Tjai berharap agar para kiai dapat membimbing dan membantu memakmurkan masjid  tersebut. Sebab, masjid tersebut bukan milik kelompok tertentu, tapi milik semua umat Islam. "Kami sangat berharap, terutama kepada para kiai  agar masjid ini bisa hidup," katanya saat memberikan sambutan.

Masjid Cheng Ho Jember adalah masjid  Cheng Ho ke-8 di Indonesia. Seperti masjid Cheng Ho pada umumnya, masjid Cheng Ho Jember juga mempunyai ciri khas tersendiri. Luas bangunan induknya cuma 350 meter persegi. Disamping kirinya berdiri menara yang cukup besar dengan luas 350 meter persegi. Menara ini mempunyai segi delapan dengan ketinggian lima lantai yang berbentuk kelenteng serta didominasi warna merah.

Tanah kompleks masjid tersebut merupakan hibah dari Pemkab Jember, luasnya mencapai 5000 meter persegi. Menurut Song Tjai, di sekitar masjid tersebut kelak akan dibangun Taman Kanak-kanak, lapangan olahraga, kantin, dan fasilitas lainnya.

Setelah Bupati Djalal menggunting pita dan menandatangani prasasti sebagai tanda peresmian, sang bupati dan segenap undangan memasuki masjid untuk melakukan shalat Dzuhur berjamaah yang juga menjadi penutup rangkaian acara. (Aryudi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Masjid, Cermin Kondisi Masyarakat Sekitarnya

Kudus, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Berbagai situasi dan aktifitas di dalam Masjid hampir senantiasa mencerminkan kondisi masyarakat sekelilingnya. Semangat dan sikap keberagamaan mereka dapat diidentifikasi dari masjidnya.

Masjid, Cermin Kondisi Masyarakat Sekitarnya (Sumber Gambar : Nu Online)
Masjid, Cermin Kondisi Masyarakat Sekitarnya (Sumber Gambar : Nu Online)

Masjid, Cermin Kondisi Masyarakat Sekitarnya

Demikian disampaian Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas’udi dalam rapat pimpinan daerah (Rapimda) Lembaga Ta’mir Masjid NU (LTMNU) yang digelar PCNU Kabupaten Kudus di aula PCNU setempat, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (10/3) petang.

Kiai Masdar mencontohkan, ketika sejumlah kegiatan yang digelar tidak menyentuh problem sosial yang aktual saat itu maka hal tersebut penanda bahwa masyarakat dan tokoh keagamaannya sedang kekurangan hasrat untuk mengubah keadaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

”Khotib jumatnya ngomognya jauh-jauh, tidak ada hubungannya dengan masalah di masyaraktnya. Lalu jamaah yang mendengarkan pada tidur semua. Kira-kira masyaraktnya kita ya seperti itu,” katanya.

Hal serupa juga terjadi saat tokoh-tokoh masjid gemar menyalahkan dan menuding sesat umat Islam lainnya lantaran disusupi kelompok garis keras. ”Itu potret bahwa umat Islam sedang terserang virus galak,” imbuh Kiai Masdar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk itu, kiai kelahiran Purwokerto ini mendorong warga NU dari pusat hingga ranting untuk mengelola masjidnya secara benar. Menurut dia, salah satu faktor kelemahan umat Islam Indonesia adalah tidak berfungsinya masjid sebagai wadah gerakan untuk masalah agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan sosial.

”Kalau ingin merevitalisasi masyarakat titik tolaknya harus dari masjid,” tegasnya.

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jadwal Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kisah Ahli Puasa Dzulhijjah Diziarahi Rasulullah dan Para Sahabat

Dalam kitab An-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qalyubi diceritakan, suatu kali Abu Yusuf Ya’qub bin Yusuf bercerita tentang salah seorang sahabatnya yang unik. Ia orang yang wara’ dan takwa meski orang-orang mengenal karibnya itu sebagai orang fasik dan pendosa.

Sudah dua puluh tahun Abu Yusuf melakukan tawaf di sekitar Ka’bah bersamanya. Tak seperti Abu Yusuf yang berpuasa terus menerus (dawâm), sahabatnya ini sehari puasa sehari berbuka.

Kisah Ahli Puasa Dzulhijjah Diziarahi Rasulullah dan Para Sahabat (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Ahli Puasa Dzulhijjah Diziarahi Rasulullah dan Para Sahabat (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Ahli Puasa Dzulhijjah Diziarahi Rasulullah dan Para Sahabat

Memasuki 10 hari bulan Dzulhijjah, sahabat Abu Yusuf ini menunaikan puasa secara sempurna kendati ia berada di padang sahara yang tandus. Bersama Abu Yusuf, ia masuk kota Thurthus dan menetap di sana untuk beberapa lama. Di tempat gersang inilah, persisnya di sebuah kawasan reruntuhan bangunan, ia wafat tanpa seorang pun yang tahu kecuali Abu Yusuf.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Abu Yusuf pun keluar mencari kain kafan dan alangkah kagetnya tatkala dirinya kembali menyaksikan kerumunan orang berkunjung, mengafani, sekaligus menyalati jenazah sahabatnya tersebut di tempat yang semula tak berpenghuni. Karena begitu ramainya, Abu Yusuf sampai tak bisa masuk lokasi reruntuhan bangunan itu.

Para pelayat menyebut-nyebut almarhum sebagai orang yang zuhud dan termasuk dari kekasih Allah (waliyyullah).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Subhanallah, siapa yang mengumumkan kematiannya hingga orang-orang berbondong-bondong bertakziah, menyalati, dan menangisi kepergiannya?” Kata Abu Yusuf.

Setelah melalui perjuangan keras, Abu Yusuf akhirnya berhasil menghampiri jenazah sahabatnya tersebut dan terperanjat saat melihat kain kafan yang tak biasa. Pada kain itu tercantum tulisan berwarna hijau:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Inilah balasan orang yang mengutamakan ridha Allah ketimbang ridha dirinya sendiri; orang yang rindu menemui-Ku dan karenanya Aku pun rindu menemuinya.”

Selepas melaksanakan shalat jenazah dan mengebumikannya, rasa kantuk berat menghampiri Abu Yusuf hingga akhirnya tertidur. Di dunia mimpi inilah Abu Yusuf menyaksikan sahabatnya yang ahli puasa tersebut menunggang kuda hijau serta berpakaian hijau dengan sebuah bendera di tangannya. Di belakangnya ada seorang pemuda tampan berbau harum. Di belakang pemuda ini, ada dua orang tua diikuti di belangnya lagi satu orang tua dan satu pemuda.

“Siapa mereka?” Tanya Abu Yusuf.

“Pemuda tampan itu adalah Nabi kita Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam. Dua orang tua itu adalah Abu Bakar dan Umar, sementara orang tua dan pemuda itu adalah Utsman dan Ali. Dan akulah pemegang bendera di depan mereka,” jelas almarhum sahabatnya dalam mimpi itu.

“Hendak ke manakah mereka?”

“Mereka ingin meziarahiku.”

Abu Yusuf pun kagum, “Bagaimana kau bisa mendapatkan kemuliaan semacam ini?”

“Sebab aku memprioritaskan ridha Allah dibanding ridha diriku sendiri dan aku berpuasa pada 10 hari Dzulhijjah,” jawab sahabatnya.

Abu Yusuf pun bangun dari tidur, lalu sejak itu ia tak pernah meninggalkan amalan puasa itu hingga akhir hayat.

Anjuran memperbanyak amal saleh pada 10 hari pertama Dzulhijjah termaktub dalam beberapa hadits. Misalnya hadits riwayat Ibnu ‘Abbas yang ada di dalam Sunan At-Tirmidzi yang mengatakan, “Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti sepuluh hari ini (Dzulhijjah).”

Meskipun disebutkan kata “sepuluh hari”, puasa jika dimulai 1 Dzulhijjah cukup dijalankan sembilan hari karena tanggal 10 Dzulhijjah (juga hari tasyriq: 11, 12, 13 Dzulhijjah) adalah hari terlarang untuk berpuasa. Sebagaimana pendapat An-Nawawi sebagaimana dikutip Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi bahwa yang dimaksud dengan ayyamul ‘asyr (10 hari) adalah 9 hari sejak tanggal 1 Dzulhijjah. Wallahu a’lam. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan, Warta, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 26 Desember 2017

40 Tim Hadrah Al-Banjari Se-Jatim Unjuk Kebolehan di Masjid As-Sa’adah

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ta’mir Masjid As-Sa’adah Keputih, Sukolilo, Surabaya menggelar Festival Hadrah Al-Banjari se-Jawa Timur yang melibatkan sebanyak 40 tim, Senin (8/2). Kegiatan yang diinisiasi oleh remaja Masjid As-Sa’adah, Ta’mir Masjid dan berbagai elemen NU seperti IPNU, IPPNU, GP Ansor, Fatayat, Muslimat NU hingga Pengurus Ranting NU Keputih, memberikan kesempatan bagi kontestan untuk memperebutkan total hadiah sebesar 7,5 juta rupiah.

Mereka datang dari sejumlah kota di Jatim seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, Jombang, serta Lamongan.

40 Tim Hadrah Al-Banjari Se-Jatim Unjuk Kebolehan di Masjid As-Sa’adah (Sumber Gambar : Nu Online)
40 Tim Hadrah Al-Banjari Se-Jatim Unjuk Kebolehan di Masjid As-Sa’adah (Sumber Gambar : Nu Online)

40 Tim Hadrah Al-Banjari Se-Jatim Unjuk Kebolehan di Masjid As-Sa’adah

Antusiasme remaja masjid terhadap shalawat yang sangat besar menjadi dasar pelaksanaan festival ini. Meski jumlah peserta dibatasi, ternyata jumlah pendaftar melebihi kouta yang tersedia. Alhasil banyak yang belum bisa berpartisipasi di pagelaran tahun ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Insya Allah akan terus diadakan tiap tahunnya. Melihat antusiasme pendaftar saat ini, besar kemungkinan pada pelaksanaan selanjutnya kouta peserta akan bertambah,” Wakil Ketua Panitia Abdul Adhim.

Di akhir acara, pemenang lomba ini diumumkan. Juara pertama diraih oleh As-Syafa’ah. Kemudian ada juga Zerofaza dan Ar-Roudloh untuk peraih juara kedua dan ketiga. Selain itu masih ada juga An-Nuha, Nida’un Ilaih, dan Man Jadda Wajada untuk juara harapan satu hingga tiga.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Juara pertama akan tampil di acara pengajian bersama KH. Marzuki Mustamar besok harinya,” pungkasnya.

Festival Hadrah Al-Banjari yang diadakan ini merupakan penyelenggaraan untuk pertama kalinya. Hal itu sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Wakil Ketua Pelaksana Abdul Adhim. “Festival ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan oleh ta’mir masjid As-Sa’adah Keputih,” ujarnya.

Festival rebana ini merupakan salah satu dari sekian rangkaian penyambutan maulid 1437 H. Ada tiga kegiatan yang diadakan oleh pihak ta’mir. Pengurus masjid sebelumnya mengadakan khitanan massal. Acara lainnya adalah pengajian bersama KH Marzuki Mustamar. (Hanan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Kajian, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 25 Desember 2017

Anggota TNI Ini Bekali Santri Bela Negara

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Anggota TNI AD yang terdiri dari Kapten Mashudi (Danramil 09 Mlonggo), Bambang Sugito (Babinsa Sekuro) dan Musa Abdullah (Babinsa Mororejo) memberikan pembekalan bela negara kepada ratusan santri pesantren Az Zahra Jepara, Kamis (27/11) siang kemarin.

Kepada santri unit SMK Az Zahra, Mashudi menyampaikan pentingnya bela negara. Bela negara jelasnya ialah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Anggota TNI Ini Bekali Santri Bela Negara (Sumber Gambar : Nu Online)
Anggota TNI Ini Bekali Santri Bela Negara (Sumber Gambar : Nu Online)

Anggota TNI Ini Bekali Santri Bela Negara

Adapun nilai-nilai dalam bela negara mencakup 5 hal. Cinta kepada tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin pada pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara. “Serta memiliki kemampuan awal bela negara baik psikis maupun fisik,” imbuhnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Secara psikis warga negara harus memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, senantiasa memelihara jiwa dan raganya. Serta memiliki sifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji.

Sedangkan kemampuan fisik perlu ditopang dengan kondisi kesehatan, keterampilan jasmani dengan gemar berolahraga dan menjaga kesehatannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penanggung jawab kegiatan, Bambang Sugito menyampaikan kegiatan untuk memberikan bekal materi bela negara kepada peserta didik. Selain untuk mengingatkan kembali dasar negara dan UUD kegiatan juga untuk mengingat jasa para pejuang ’45. “Harapan kami anak-anak tidak melupakan para pejuangnya,” harap Bambang disela-sela kegiatan.

Senada dengan Bambang, Hasan Khaeroni, Kepala SMK Az Zahra memaparkan ulama termasuk pejuang yang juga berperan untuk merebut kemerdekaan. “KH Hasyim Asyari, KH Wahab Hasbullah, KH Wahid Hasyim merupakan sejumlah kiai yang turut merebut kemerdekaan,” tegasnya.

Sehingga santri saat ini juga harus berperan aktif pada kelompok yang hendak merongrong keutuhan NKRI. Caranya, lanjut lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu dengan penguatan nilai-nilai bela negara yang tertanam sejak dini. (Syaiful Mustaqim/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 24 Desember 2017

Amalan supaya Selamat dalam Perjalanan

Ada amalan menarik yang pernah dikutip oleh Imam Az-Zarkasyi untuk semua orang yang ingin selamat dalam perjalanan. Ia mengutip kisah yang pernah diamalkan oleh al-Kiya al-Harasi, seorang yang lahir di tahun yang sama persis dengan Imam al-Ghazali, pada tahun 450 H dan wafatnya hanya selisih satu tahun. Jika al-Ghazali wafat tahun 505 H, al-Harasi wafat tahun 504 H.

Kehidupan kedua orang ini selalu bersama. Mereka adalah teman dekat. Mulai belajar, mengajar, pun jadi ulama, keduanya selalu berbarengan. Hanya, di antara keduanya masing-masing mempunyai keistimewaan yang tidak sama. Al-Harasi yang juga pengarang kitab Ahkamul Quran ini lebih jago dalam mengajar, sedang al-Ghazali sebagai pengarang Ihya Ulumuddin lebih mahir dalam menulis.

Amalan supaya Selamat dalam Perjalanan (Sumber Gambar : Nu Online)
Amalan supaya Selamat dalam Perjalanan (Sumber Gambar : Nu Online)

Amalan supaya Selamat dalam Perjalanan

Pemilik nama lengkap Abul Hasan Ali bin Muhammad At Thabari ketika akan melakukan perjalanan, ia membaca semua huruf yang ada di permulaan surat Al-Quran (fawatihus suwar). Mulai alif lam mim, alif lam mim, alif lam mim shad, alif lam ra, dan seterusnya yang berjumlah 29 potong ayat.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Artinya: Imam al-Kiya al-Harasi rahimahullah ketika sedang bepergian membaca huruf-huruf  yang berada di permulaan surat-surat ini (awailus suwar). Beliau ditanya tentang amalan itu, lalu dijawab "Tidak ada tempat yang dibacakan itu atau tempat maupun barang yang dituliskan tulisan tersebut kecuali pembacanya dan hartanya akan dijaga, harta dan jiwanya aman dari kerusakan serta resiko tenggelam. (Badruddin Muhammad bin Abdullah Az Zarkasyi, Al-Burhan fi Ulumil Quran [Darut Turats, Kairo], vol 1, h. 434)

Jadi, menurut salah satu pakar fiqih madzhab Syafii ini, siapa saja yang mau membaca atau menulis di satu tempat, pembacanya akan selamat, harta jiwanya akan aman dari malapetaka dan tenggelam.

KH Abdul Qayyum Manshur, Lasem, ketika mengisi mauidhah hasanah di Haflah Khotmil Quran Pesantren At Taufiiqiyyah, Brabo, Grobogan mengatakan bahwa amalan ini sudah diijazahkan kepada masyarakat untuk siapa yang yang menginginkan sawahnya aman, selamat dari kecelakaan ketika bepergian, tidak tenggelam, atau sebagainya. (Ahmad Mundzir)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Jadwal Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ansor Probolinggo dan Kraksaan Lakukan Temu Teknis dengan Peserta BPUN

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kraksaan dan Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Probolinggo Jawa Timur, Jumat (15/4) menggelar tehnical meeting (temu teknis) peserta BPUN 2016 bertemapt di gedung Auditorium Hasan Center Probolinggo.

Kegiatan ini diawali dengan pembacaan istighotsah sebagai pembuka. Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Probolinggo Muhlisun Azka Mahbubi mengatakan, pihaknya berusaha mengemas kegiatan semenarik mungkin, juga sambil memperkenalkan tradisi Warga NU.

Ansor Probolinggo dan Kraksaan Lakukan Temu Teknis dengan Peserta BPUN (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Probolinggo dan Kraksaan Lakukan Temu Teknis dengan Peserta BPUN (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Probolinggo dan Kraksaan Lakukan Temu Teknis dengan Peserta BPUN

“Tradisi spiritual warga NU semoga menjadi spirit para peserta agar senantiasa berusaha keras dan berdoa,” ujar Muhlisun.

Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Kraksaan, Taufik kepada mengungkapkan rasa bahagianya karena di tahun ini, dua cabang Gerakan Pemuda Ansor mengadakan kegiatan bersama. Ini sebagai jalan memperkuat tradisi gotong royong daerah Kabupaten Probolinggo.

“Pengurus ranting Gerakan Pemuda Ansor, pasti sudah tau apa saja kegiatan pengurus anak cabangnya. Dengan begitu mereka akan semangat bergerak menjalankan amanah dengan sebaik mungkin,” jelas Taufik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kegiatan bersama ini juga sebagai ajang silaturrahim antara dua cabang yang sama-sama berada di daerah Probolinggo. Dalam mengemban amanah memajukan anak bangsa ini,” imbuhnya. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah