Tampilkan postingan dengan label Nahdlatul Ulama. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nahdlatul Ulama. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Maret 2018

Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Kota Solo kembali ditetapkan menjadi salah satu tuan rumah Liga Santri Nasional (LSN) 2017,? Regional II Jawa Tengah. Ini berarti untuk ketiga kalinya secara berturut, Kota Bengawan menjadi tuan rumah LSN. Selain Solo, Magelang juga rencananya menjadi tuan rumah pelaksanaan liga santri.

Hal ini disampaikan Koordinator LSN 2017 Regional Jateng II Anis Mudzakir saat ditemui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (10/7).

Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)
Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)

Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng

Menurut Anis, proses pelaksanaan LSN di Jateng II sudah dimulai dengan proses pendaftaran pesantren yang akan menjadi calon peserta.

“Ini sudah kita mulai, rencana dalam pekan ini kita sowan ke beberapa pesantren di wilayah Soloraya,” terang Anis.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada pelaksanaan LSN kali ini, akan ada penambahan peserta, yang sebelumnya 16 tim, kini menjadi 32 tim. “Rincianya untuk Wilayah Soloraya ada 16 tim, dan Wilayah Kedu juga 16 tim.

Sedangkan untuk stadion yang menjadi tempat pelaksanaan pertandingan di Wilayah Soloraya, ia menargetkan Stadion Sriwedari di Kota Solo. Stadion yang bersejarah ini pernah menjadi tempat pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) perdana pada tahun 1948.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berharap, pihaknya dapat mempertahankan prestasi pada tahun sebelumnya, yakni menjadikan salah satu tim dari wilayahnya melaju ke babak Final LSN.

Seperti yang telah diketahui pada LSN 2016, tim dari Sragen, Pesantren Walisongo, berhasil melaju ke babak final sebelum akhirnya ditundukkan Tim Nur Iman pada pertandingan yang diakhiri dengan drama adu penalti. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Kajian, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 23 Februari 2018

Perdana Menteri Wanita Pakistan

Gus Dur pernah menerima seorang ulama dari negeri Pakistan di kantor PBNU. Di sela-sela pertemuannya dengan Gus Dur, ulama Pakistan itu meminta sesuatu. Apakah itu?

"Tolong Gus, perintahkan kepada umat Anda agar mengirim doa surat Al-Fatihah kepada warga Pakistan. Karena warga Pakistan tengah tertimpa musibah!" kata ulama Pakistan.

Perdana Menteri Wanita Pakistan (Sumber Gambar : Nu Online)
Perdana Menteri Wanita Pakistan (Sumber Gambar : Nu Online)

Perdana Menteri Wanita Pakistan

"Inna lillah..... Musibah macam apa yang sedang menimpa negerimu?" tanya Gus Dur.

"Pakistan kini tengah dipimpin oleh Perdana Menteri wanita!" jawabnya sangat serius.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lantas ulama Pakistan itu mengutip Sabda Nabi, bahwa sebuah musibah akan datang jika ada negeri yang dipimpin oleh kaum wanita.

Cerita ini disampaikan Gus Dur di acara seminar yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Rembang di Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin. Gus Dur tidak sependapat jika wanita tidak boleh memimpin. Menurut Gus Dur, larangan wanita memimpin itu dicanangkan oleh Nabi dengan kondisi saat itu, yang mana seorang pemimpin harus kuat dan perkasa. Kekuasaannya nyaris mutlak. Berbeda dengan saat ini, sebuah kebijakan pemerintahan harus dijalankan berdasarkan sistem, dia tidak sendirian. Banyak diantara kabinet itu rata-rata laki-laki, jadi larangan wanita memimpin tidak lagi mutlak.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kembali ke cerita, mendengar jawaban Gus Dur yang demikian, ulama Pakistan itu tetap ngotot.

"Sudahlah, pokoknya kami minta dikirimi surat al-Fatihah! Gitu saja!"

Gus Dur tersenyum, baiklah, permintaan ulama Pakistan itu pun diturutinya dengan senang hati. Al-Faaatihah...! (Moh. Lilik Wijanarko Nawawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Syariah, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 25 Januari 2018

Kalangan Muda NU Pemalang Ngaji Penulisan dan Kepemimpinan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sedikitnya 70 pemuda NU yang terdiri atas pelajar, santri dan mahasiswa mengikuti pelatihan jurnalistik dan kepemimpinan. Pada kegiatan yang diselenggarakan Komunitas Gusdurian Gunung Slamet yang tergabung dalam wadah Semesta Ilmu Learning Center, pelajar dan mahasiswa datang dari pelbagai sekolah berwawasan Aswaja di Pemalang bagian selatan dan sekitarnya.

Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama Komunitas Gusdurian Gunung Slamet dan SMK NU 01 Belik dan Suara Merdeka. Bahkan para mahasiswa NU yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Pemalang cabang Pekalongan ikut dalam pelatihan ini.

Kalangan Muda NU Pemalang Ngaji Penulisan dan Kepemimpinan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kalangan Muda NU Pemalang Ngaji Penulisan dan Kepemimpinan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kalangan Muda NU Pemalang Ngaji Penulisan dan Kepemimpinan

Koordinator Gusdurian Gunung Selamet yang juga Manajer Program Semesta Ilmu Learning Center Abdul Azis Nurizun membuka pelatihan yan diadakan selama dua hari.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Azis Nurizun yang juga Kepala SMK NU 01 Belik mengatakan, kita berharap pelatihan jurnalistik dan kepemimpinan ini, bisa mencetak generasi muda NU unggul yang mandiri. Apabila generasi muda NU memiliki keterampilan menulis dan didasari dengan nilai-nilai kepemimpinan tidak menutup kemungkinan akan membawa mereka pada masa depan yang lebih baik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Saya berharap kegiatan ini ada tindaklanjutnya secara berkesinambungan, sehingga pelatihan semacam ini untuk kader-kader pelajar muda NU bisa dilaksanakan rutin setiap tahun. Meskipun baru pertama kali diselenggarakan di SMK NU 01 Belik, minat dan respons dari peserta sangat baik. Hal itu terlihat dari banyaknya peserta yang datang, sampai dari Pekalongan," tuturnya, Senin (19/10).

Kepala Biro Suara Merdeka Trias Purwadi yang didampingi tim jurnalisnya dalam kesempatan itu menyampaikan materi tentang dasar-dasar jurnalistik dan menulis berita. Menurut pemaparan tim itu, untuk bisa menulis tidak harus menjadi wartawan. Untuk bisa menulis hanya perlu pelatihan dan harus mengetahui dasar-dasar menulis yang benar. Keterampilan menulis sangat berguna bagi setiap orang khususnya yang masih berkecimpung dalam dunia pendidikan. Sebab, pada saat sekolah murid diwajibkan untuk bisa menulis baik membuat tugas, laporan, artikel, ataupun skripsi bagi mahasiswa.

"Saya salut dengan generasi muda NU Pemalang Selatan, terutama Semesta Ilmu dan SMK NU 01 Belik ini. Meskipun baru berdiri beberapa tahun tetapi sudah berani dan bisa menyelenggarakan pelatihan jurnalistik. Belum tentu sekolah yang berdiri lama dan sudah mapan berani dan bisa menyelenggarakan pelatihan semacam ini," kata tim Suara Merdeka.

Sedangkan materi kepemimpinan disampaikan oleh tim dari Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Pemalang cabang Pekalongan dan motivator Asep Awaludin.

Ia memandang pentingnya leadership atau kepemimpinan tumbuh sejak mengenyam pendidikan awal, supaya ke depan tumbuh bibit-bibit pemimpin yang mandiri dan tangguh serta berakhlaqul karimah, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah dan para ulama-pejuang pendiri jamiyyah NU.

"Fitrah manusia lahir untuk menjadi pemimpin, minimal menjadi pemimpin dalam rumah tangganya kelak. Karena itu, generasi pelajar muda NU harusnya sejak dini mengasah diri dalam berorganisasi agar kelak lahir calon pemimpin yang mumpuni dan berakhlaq Ilahi seperti yang diajarkan oleh Rasulullah dan pendiri negeri ini serta kiai pendiri Nahdlatul Ulama," kata Ketua IMPP Pekalongan Samsul Maarif. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 11 Januari 2018

Hentikan Eksploitasi NU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Keresahan warga nahdliyyin (sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama) atas polemik politik yang seakan semakin tak terkendali belakangan ini tampaknya tak bisa disembunyikan lagi. Ketua Pengurus Besar NU KH Said Aqil Siradj pun turut komentar. Ia meminta, eksploitasi terhadap NU segera dihentikan dan berharap agar para kiai yang terlibat dalam konflik segera bersatu kembali.

“Saya berharap para kiai berekonsiliasi (islah),” kata Kang Said, demikian panggilan akrab KH Said Aqil Siradj, saat berbicara pada acara halal bi halal yang digelar Pengurus Pusat Muslimat NU di Hotel Bumikarsa, Jakarta, belum lama ini.

Kiai Said juga berharap agar perbedaan pilihan politik tidak sampai mengabaikan komunikasi dan saling memahami antara satu dan lainnya. “Bolehlah pilihan politik berbeda, tapi kita kan tetap NU. Tetap Ahlussunah, jadi harus menjaga ukhuwah dan persaudaraan,” tuturnya.

Hentikan Eksploitasi NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Hentikan Eksploitasi NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Hentikan Eksploitasi NU

Jika memang perbedaan mekanisme perjuangan itu tidak bisa dihindari, Kang Said berharap semua elemen NU tetap bisa menjadi team work yang baik.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan, dirinya akan tetap menghormati kebebasan masing-masing individu untuk melakukan afiliasi politik. Termasuk sikap politik para anggota Muslimat NU.

“Tidak harus sama dengan saya, itu merupakan bagian dari perwujudan freedom of expression,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Khofifah menolak jika dirinya dikait-kaitkan dengan keberadaan kendaraan politik baru, PKNU. Dia berharap supaya eksistensi PKNU itu dapat dijadikan sebagai bahan refleksi bersama di internal NU untuk menciptakan rekonsolidasi kadernya guna membangun NU ke depan. Karena itu, Khofifah berharap NU bisa memosisikan diri sebagai pengayom yang baik.

Yang perlu dilakukan partai-partai berbasis NU itu adalah memperhatikan kebutuhan peningkatan pelayanan umat. “Jangan sampai umat dijadikan sasaran eksploitasi dan kooptasi dalam politik praktis, tapi bagaimana umat bisa mendapatkan akses dan manfaat dari semua itu,” tegasnya.

Selain halal bi halal, dalam kesempatan itu ditandatangani nota kesepahaman kerja sama dengan Bringin Life Syariah terkait program asuransi jiwa melalui kartu tanda anggota Muslimat NU. (gpa/rif)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Nasional, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 06 Januari 2018

Kang Said: Netralitas NU Harus Dijaga

Ngawi, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Said Aqil Siroj menghimbau kepada segenap pengurus NU di daerah agar tidak terbawa arus politik.

Kang Said: Netralitas NU Harus Dijaga (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Netralitas NU Harus Dijaga (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Netralitas NU Harus Dijaga

Hal tersebut beliau ungkapkan saat melakukan silaturrahim ke Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi, Ahad (10/11) kemarin.

"Usai mengisi pengajian di PCNU Magetan pada malam harinya, Kang Said berkunjung ke MWC NU Ngrambe Ahad pagi sekitar pukul 08.00," ujar Rihan kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga anggota GP Anshor Ngawi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam turba ke Ngrambe kali ini, Kang mengimbau secara khusus untuk segenap kader NU terutama di daerah agar tidak terbawa arus politik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Jangan sampai NU terbawa arus kepentingan politik, bukan kepentingan sosial. NU harus dijaga netralitasnya karena NU bukanlah organisasi politik," ujar Ketum PBNU.

Selain itu dalam kesempatan kali ini, kang Said juga menekankan agar para pengurus maupun anggota badan otonom tidak membawa-membawa NU untuk mendukung salah satu calon atau secara langsung melibatkan organisasi menjadi kendaraan dalam politik praktis.

"Jangan sampai membawa NU untuk "ngasak" ke caleg atau menjadikannya sebagai kendaraan politik," pungkasnya. (Ahmad Rosyidi/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Tokoh, PonPes PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 04 Januari 2018

Sepanjang 2017 NU Care-LAZISNU Himpun Dana 16,7 Miliar

Sragen, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Direktur NU Care-LAZISNU Syamsul Huda mengatakan pada tahun 2017, Pengurus Pusat NU CARE-LAZISNU  telah berhasil menghimpun dana sebesar Rp16.771.119.650. Dengan perolehan sebesar itu, Pengurus Pusat NU CARE-LAZISNU menyalurkan sebanyak Rp11.866.310.765.

"Rincian penyaluran NU Care-LAZISNU meliputi bidang pendidikan sebesar Rp4.301.905.000; kesehatan sebesar Rp680. 264.053,” kata Syamsul pada pembukaan Rakornas NU Care-LAZISNU di Pesantren Walisongo Sragen, Senin (29/1) petang.

Adapun pemberdayaan ekonomi mencapai Rp2.709.302.872,- dan Siaga Bencana mencapai Rp1.008.429.840.

Sepanjang 2017 NU Care-LAZISNU Himpun Dana 16,7 Miliar (Sumber Gambar : Nu Online)
Sepanjang 2017 NU Care-LAZISNU Himpun Dana 16,7 Miliar (Sumber Gambar : Nu Online)

Sepanjang 2017 NU Care-LAZISNU Himpun Dana 16,7 Miliar

"NU Care-LAZISNU melakukan pengiriman bantuan untuk etnis Rohingya, dan saat ini ada Tim NU yang tengah memberikan bantuan untuk warga Asmat," kata Syamsul.

Syamsul menyebut jumlah tersebut akan terus bertambah karena ini kami masih menunggu laporan Kinerja Akhir Tahun dari PW dan PC NU CARE-LAZISNU di seluruh Indonesia.

“Jumlah totalnya insyaallah akan kami sampaikan pada penutupan Rakornas NU Care-LAZISNU 2018,” kata dia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sragen dipilih sebagai lokasi Rakornas NU Care-LAZISNU 2018. Hal itu bukan tanpa alasan, karena Sragen dengan dukungan PCNU dan seluruh lembaga/banomnya, berhasil menggulirkan Gerakan Kotak Infak (Koin) NU. Peluncuran gerakan yang dilakukan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada 14 April 2017, berhasil menghimpun rata-rata sedikitnya 5 miliar rupiah setiap bulan.

Pemanfaatan dana yang dihimpun dari Koin NU Sragen diantaranya untuk pembangunan gedung MWCNU setiap kecamatan, santunan yatim dan dhuafa, usaha travel melalui NUtrans, dan sedang dirintis pembangunan rumah sakit NU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Melihat fenomena gerakan Kotak Infak (Koin NU) tersebut, Syamsul berharap majunya NU tidak hanya di Sragen, akan tetapi juga di seluruh Indonesia.

“Agar NU benar-benar menjadi organisasi yang mandiri, berdaulat secara ekonomi, dan kuat secara ideologi,” pungkasnya. (Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Daerah, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 29 Desember 2017

Perkaya Wawasan Budaya Agar Tak Keliru Pahami Islam Nusantara

Pacitan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Konsep Islam Nusantara yang dicetuskan oleh PBNU selalu menarik untuk diperbincangkan dalam berbagai kesempatan. Baik dalam forum resmi seperti seminar ilmiah maupun dalam kajian lesehan.

Berdiskusi secara lesehan, puluhan kader Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) Pacitan, Jawa Tengah dengan serius mendiskusikan Islam Nusantara sebagai upaya memperkaya wawasan budaya dan intelektualitas kader.

Perkaya Wawasan Budaya Agar Tak Keliru Pahami Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Perkaya Wawasan Budaya Agar Tak Keliru Pahami Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Perkaya Wawasan Budaya Agar Tak Keliru Pahami Islam Nusantara

Ketua Pengurus Komisariat Perguruan tinggi (PKPT) IPNU Sekolah Tinggi Agama Islam NU (STAINU) Pacitan, Mawan Hedianto mengatakan, wawasan para kader tentang keislaman dan politik kebangsaan harus selalu diperbarui seiring dengan berkembangnya problematika zaman. para kader tidak boleh tertinggal dengan isu-isu kekinian yang terjadi di tengah persoalan bangsa.

“Kader IPNU IPPNU juga harus mempunyai wawasan politik untuk membangun dan memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Tentunya dengan santun dan sesuai dengan ajaran Islam Nusantara,” katanya saat membuka diskusi di gedung MUI Pacitan, Ahad (13/3).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada diskusi yang bertema ‘Posisi politik dan budaya dalam Islam Nusantara” ini, Aktivis Lakpesdam NU Pacitan, Dani Patria Krisna memaparkam apa itu Islam Nusantara, bagaimana Islam Nusantara menyatu dengan budaya dan kearifal lokal serta seperti apa hubunganya dengan politik kebangsaan.

Menurut Dani, salah satu definisi Islam nusantara adalah ajaran yang memegang erat kearifan lokal. Islam dibawa masuk ke Indonesia, katanya, bukan hanya melalui ajaran syar’i saja, akan tetapi melalui nilai filosofis, toleransi, kasih sayang, dan menghargai budaya yang telah lama ada di Nusantara. Sehingga Islam dengan mudah masuk dan diterima masyarakat pribumi.

“Pelajar NU diharap lebih dalam lagi dalam menelaah konsep Islam Nusantara ini,” katanya.

Dani mencontohkan, di Pacitan saja, tumbuh bermacam-macam budaya lokal. Semuanya memiliki dasar dan nilai tersendiri. Sehingga perlu dilakukan pemahaman secara utuh agar tidak mudah memvonis budaya lokal bertentangan dengan agama. Bukan berarti budaya terdapat unsur menyekutukan Tuhan.

“Memahami budaya merupakan salah satu wujud syukur kepada Allah. Tanpa kita sadari selama ini kita juga kurang, bahkan tidak bersyukur akan segala nikmatnya,” imbuhnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Melalui kajian ini, Dani mengajak para pelajar NU mampu menjaga dan mempelajari Islam Nusantara dalam bidang politik dan budaya, untuk menanggulangi masuknya aliran dan paham radikal di kalangan pelajar. (Zaenal Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Nahdlatul Ulama, Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 13 Desember 2017

Sesama Mukmin Ibarat Satu Badan

Yogyakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama’ (PWNU) Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menggelar Forum Silaturrahim Ulama dan Ormas Islam se-DIY pada Kamis, 30 Agustus 2012, di Hotel Ruba Graha Yogyakarta.?

Kegiatan yang dihadiri kalangan pesantren dan pengurus ormas di DIY ini mengusung tema Revitalisasi Peran Ormas dan Pondok Pesantren dalam Transformasi Politik Kebangsaan dan Penguatan Masyarakat Madani (civil society) dalam Bingkai NKRI.

Sesama Mukmin Ibarat Satu Badan (Sumber Gambar : Nu Online)
Sesama Mukmin Ibarat Satu Badan (Sumber Gambar : Nu Online)

Sesama Mukmin Ibarat Satu Badan

Dalam sambutannya sebagai Rais Syuriyah PWNU DIY, KH Asyhari Abta mengatakan bahwa sesama mukmin di dalam tolong menolong dan saling menyayangi, itu bagaikan satu badan. Jika salah satu anggota sakit, maka seluruh tubuh akan bela sungkawa.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ketika kita merasakan sakit gigi, maka semua anggota badan ikut bela sungkawa,” tegasnya.

KH Asyhari Abta juga menjelaskan bahwa di zaman rasul terbukti persaudaraan kuat. Ini terbukti di zaman nabi ketika terjadi kehausan, rasul membawa air. Semua dikasih, tetapi saling mendahulukan kawannya sampai mereka mati.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ada anekdot, di malam hari raya ada sahabat yang tidak punya apa-apa. Lalu di pinjam gandum ke kawannya. Kawannya meminjami gandung sekantong kecil. Baru minjam, lalu dipinjam lagi. Dan dipinjam lagi. Sampai yang terakhir adalah pemilik kantong tersebut,” lanjutnya. ?

Namun, KH Asyhari Abta menyayangkan ? sekarang ini ukhuwah yang terjadi di kalangan umat Islam semakin lemah. Banyak da’i muda yang suka menyalah-nyalahkan dan merasa benar sendiri, sehingga yang sering dimunculkan adalah perbedaan. Kita harus makin dewasa untuk memajukan umat dengan menghindari sikap saling menyalahkan.

“Terkait pentingnya ukhwah dalam Islam, Rasulallah saw. menggambarkan “Jadilah seperti dua tangan, jangan seperti dua telinga. Dua tangan tidak saling iri, bahkan saling membantu. Sedang dua telinga saling iri, tidak pernah bertemu,” tegas Kiai Asyhari.

?

Persaudaraan kokoh, negeri makmur

KH Asyhari Abta juga menjelaskan bahwa jika persaudaraan, baik ukhuwah islamiyah, wathaniah, dan basyariah itu kokoh, maka negara ini akan makmur. “Sayangnya kita masih mempersoalkan perbedaan, misalnya penggunaan doa qunut, dan doa iftitah,” tegasnya.

Agar persaudaraan semakin kokoh, Kiai Asyhari menggambarkan agar umat Islam jangan sampai seperti buih. Gambaran ini sudah ditegaskan Rasulullah, bahwa: “Besok kamu akan dikepung oleh musuh seakan nasi satu piring yang diserbu banyak serigala. Sahabat bertanya apakah besok kita minoritas? Rasulullah menjawab, Tidak! Bahkan mayoritas. Tetapi Islam seperti buih di lautan, karena sangat mencintai dunia, tapi takut akan mati.”

Kiai Asyhari mengingatkan agar jangaumat Islam jangan sampai terjebak hanya mencari dunia. Oleh karena itu, lanjut beliau, umat Islam jangan mencari perbedaan, tetapi persamaan. Sebab perbedaan pasti ada. Tetapi jika mencari persamaan yang positif, pasti ada ukhuwah.

Revitalisasi peran ormas

Sementara itu, KH Hasan Abdullah dalam sambutannya sebagai ketua panitia menjelaskan bahwa diadakannya kegiatan ini didorong atas kesadaran manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, baik di bawah payung organisasi maupun payung kultural. Beliau menegaskan bahwa watak manusia suka berkumpul dalam berkelompok, baik kecil maupun besar. Hal itu terbukti dengan banyaknya ormas Islam di Indonesia, seperti Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah.

KH Hasan juga menjelaskan bahwa tidak sedikit umat yang tidak masuk ke organisasi masyarakat Islam, entah karena tidak tahu atau enggan, sehingga perlu dilakukan revitalisasi ormas Islam, agar dapat menaungi semua elemen masyarakat.

“Saatnya ormas-ormas Islam dan pesantren untuk tidak hanya menaungi warga masing-masing, tetapi juga menaungi semua warga negara. Karena posisi negara itu sesuai dengan kaidah ushul fiqh yang berbunyi, ma la yatimmu al-wajib illa bihi fahuwa wajib. Dengan begitu, ormas Islam dan pesantren juga harus membimbing masyarakat agar beragama dengan baik, berbangsa dan bernegara dengan baik,” tegasnya.

Redaktur ? : Mukafi Niam

Kontributor: Anas/Suhendra?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, News, AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 02 Desember 2017

Murid SD Belajar Membatik Teknik Jumputan

Solo,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pasca-kegiatan UAS I dimanfaatkan para murid kelas I SD Ta’mirul Islam Surakarta untuk menambah ketrampilan mereka dengan berlatih membuat batik teknik jumputan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di halaman sekolah, Selasa (9/12).

Kegiatan pada pagi hari itu diawali dengan mendengarkan penjelasan dari seorang trainer, tentang cara membuat batik teknik jumputan. Dijelaskannya, terlebih dahulu kain mesti dicelupkan ke dalam air untuk kemudian di beberapa titik diikat menjadi sebuah simpul.

Murid SD Belajar Membatik Teknik Jumputan (Sumber Gambar : Nu Online)
Murid SD Belajar Membatik Teknik Jumputan (Sumber Gambar : Nu Online)

Murid SD Belajar Membatik Teknik Jumputan

Usai mendengarkan penjelasan dari trainer, para siswa mulai praktik. Berbekal kuas dan pewarna, tangan-tangan mungil mereka mulai menari di atas kain putih. Alhasil, terciptalah paduan warna yang varian nan menarik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Hasil akhir tidak terlalu penting, yang paling penting dari kegiatan ini anak dapat mengeksplorasi kreativitas mereka. Rencananya karya dari anak ini juga akan kita tampilkan dalam pameran anak” terang koordinator kegiatan, Esti Indriani, saat ditemui di sela kegiatan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, kegiatan ini juga bertujuan untuk mengenalkan kesenian budaya lokal kepada anak seadari dini. “Kesenian batik ini sebuah budaya yang mesti kita kenalkan kepada para siswa, agar mereka mengenal akan budaya mereka sendiri,” jelas dia.

Salah satu siswa, Danica Felda, mengaku senang dapat mewarnai kain batik meski bajunya juga ikut belepotan warna. “Tadi warnanya aku campur, ada merah kuning hijau,” ujarnya.

Selain kegiatan berlatih membuat batik jumputan, pada jeda UAS kali ini, SD Ta’mirul Islam menyelenggarakan berbagai kegiatan antara lain pasar anak, fun games, dan kunjungan ke Techno Park. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Aswaja, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 28 November 2017

Rais Aam: Presiden Jokowi Apresiasi Istighotsah Kubro NU Jatim

Sidoarjo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Rais ‘Aam PBNU KH Maruf Amin menyatakan, Istighotsah Kubro yang digelar PWNU Jawa Timur di Stadion Gelora Delta Sidoarjo itu merupakan keinginan para ulama agar bermunajat kepada Allah SWT dalam rangka menjaga umat, bangsa, dan negara dari berbagai malapetaka.

?

"Kita bersyukur dan bangga bahwa ulama tidak hanya sibuk di pesantren mencetak santri menjadi ulama. Tapi ulama mempunyai perhatian yang besar terhadap kehidupan bangsa dan negara. Oleh karena itu, para ulama mengajak untuk berkumpul mengetuk ‘pintu langit’ memohon nurullah, cahaya di atas segala cahaya," kata Kiai Maruf Amin saat memberikan pengarahan pada acara istighotsah kubro, Ahad (9/4).

Rais Aam: Presiden Jokowi Apresiasi Istighotsah Kubro NU Jatim (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais Aam: Presiden Jokowi Apresiasi Istighotsah Kubro NU Jatim (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais Aam: Presiden Jokowi Apresiasi Istighotsah Kubro NU Jatim

?

Kiai Maruf menceritakan, minggu lalu pihaknya bertemu Presiden Joko Widodo. Kiai Maruf mengatakan kepada Presiden bahwa warga NU dan seluruh warga Nahdliyin di Jawa Timur akan mengadakan Istighotsah Kubro mendoakan negara agar aman, tenteram, sejahtera, dan damai. “Dan beliau (Presiden Jokowi) terharu sekali,” katanya.

?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih lanjut Kiai Maruf menegaskan, upaya lahiriah yang dilakukan oleh pemerintah dari atas sampai ke bawah harus didukung melalui upaya batiniah. Bahkan kalau semua manusia memperoleh rahmat Allah, upaya betatapun kecil yang dilakukan akan berdampak besar.

"Dan itu sudah pernah diakui ketika bangsa Indonesia merebut kemerdekaan dari Belanda, meski menggunakan peralatan seadanya, bangsa Indonesia bisa merdeka," tegas Ketua MUI pusat itu. (Moh Kholidun/Mahbib)

?


Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 24 November 2017

LPPNU Kraksaan Gelar Sarasehan Selamatkan Petani Tembakau

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam rangka memperingati Hari Lahir (Harlah) ke-89 NU, Lembaga Pengembangan Pertanian (LPP) NU Cabang Kraksaan menggelar diskusi terbatas dan sumbang saran dengan tema Selamatkan Petani Tembakau di Kantor PCNU Kraksaan Kabupaten Probolinggo, Kamis (5/7).

Prof Dr Kabul Santoso, MS dari Universitas Negeri Jember saat menjadi narasumber menuturkan besarnya kontribusi industri rokok dalam perekonomian nasional, diantaranya jumlah cukai yang mencapai 88 trilyun pada tahun ini saja sehingga sektor ini layak untuk mendapat perhatian.

LPPNU Kraksaan Gelar Sarasehan Selamatkan Petani Tembakau (Sumber Gambar : Nu Online)
LPPNU Kraksaan Gelar Sarasehan Selamatkan Petani Tembakau (Sumber Gambar : Nu Online)

LPPNU Kraksaan Gelar Sarasehan Selamatkan Petani Tembakau

Wakil Ketua Tanfidziyah PCNU Kraksaan KH. Ahmad Muzammil menjelaskan selain untuk memperingati Harlah NU ke-89, sarasehan tentang pertembakauan ini digelar dalam rangka untuk menyambut masa tanam tembakau tahun 2012. Dimana selama ini kegiatan yang digelar hanya budidaya tembakau saja.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

”Kegiatan ini merupakan salah satu terobosan baru yang digagas oleh LPPNU Cabang Kraksaan sehubungan dengan adanya regulasi tentang pertembakauan yang rupanya secara tidak langsung akan berdampak pada keberlangsungan petani tembakau di Kabupaten Probolinggo,” ujar Muzammil.

Menurut Muzammil, rencana regulasi baru ini telah membuat petani tembakau resah. Pasalnya regulasi ini bisa berpengaruh ke industri rokok. Jika industri rokok bermasalah, maka akan berdampak pada petani tembakau. Pasalnya dalam regulasi nanti juga disebutkan bahwa industri rokok harus mengemas sebanyak 20 batang setiap kemasannya. Hal inilah yang tentunya akan berdampak pada industri rokok.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

”Melalui kegiatan ini kami berharap petani tembakau memperoleh wawasan mengenai peraturan pertembakauan yang akan membawa dampak meskipun secara tidak langsung,” jelas Muzammil.

Sedangkan Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan (Disbunhut) Kabupaten Probolinggo Mahbub Zunaidi menyambut baik kegiatan yang dicetus oleh LPPNU Cabang Kraksaan ini. Menurutnya, kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam memberikan wawasan terhadap petani tembakau terkait rencana adanya regulasi tembakau yang akan berimbas kepada industri.

”Dalam regulasi tersebut setidaknya ada tiga poin penting yang membuat resah petani tembakau. Yaitu, keterangan kemasan bahaya merokok minimal 40 % dari kemasan rokok, terkait iklannya dan adanya penambahan kawasan tanpa asap rokok,” ungkap Mahbub.

Namun Mahbub menjelaskan hingga saat ini pihaknya masih belum menerima surat edaran dalam bentuk apapun terkait rencana regulasi pertembakauan tersebut. ”Apapun nanti yang terjadi terkait rencana regulasi tersebut, kami berharap tidak merugikan petani tembakau yang ada di Kabupaten Probolinggo,” harap Mahbub.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua LPPNU Cabang Kraksaan KH. Amin Subarkah menjelaskan tanaman tembakau menjadi sesuatu yang menarik untuk diangkat dan dibahas. Apalagi setelah adanya rencana regulasi baru yang akan segera digulirkan yang tentunya secara tidak langsung akan berdampak kepada petani tembakau.

”Kami akan bekerja sama dengan APTI (Assosiasi Petani Tembakau Indonesia) akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas VO Paiton. Sehingga hasil tembakau VO Paiton bisa dibeli industri di atas titik impas sehingga mampu mengangkat derajat petani tembakau,” ungkap KH. Amin Subarkah.

Selain diisi oleh Prof. Dr. Kabul Santoso, MS dari Universitas Negeri Jember, sarasehan yang diikuti oleh 100 orang peserta ini juga diisi oleh narasumber dari Koalisi Nasional Penyelamatan Kretek (KNPK) Yogyakarta. Kegiatan ini digelar sehubungan dengan adanya peraturan anti tembakau yang menjadi ancaman besar bagi keberlangsungan hidup kaum tani serta di sektor tani lainnya.

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor : Syamsul Akbar

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 19 November 2017

Di Depan Presiden, Kiai Said Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan, pada dasarnya kebijakan pemerintah terkait dengan ekonomi itu sudah bagus, tapi sayangnya kebijakan-kebijakan tersebut tidak sampai kepada masyarakat tingkat bawah.?

“Pak Darmin (Menko Perekonomian) sudah mengeluarkan empat belas kebijakan ekonomi, tapi hanya di tataran atas. Belum pada tataran bawah,” kata Kiai Said di depan Presiden Joko Widodo dan Menko Perekonomian Darmin Nasution serta ratusan peserta yang hadir dalam acara Mukernas-1 Halaqah Ekonomi Nasional yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) di Pesantren Luhur Al Tsaqafah Jakarta, Jumat (5/5).

Agar kebijakan tersebut bisa dirasakan masyarakat bawah, lanjut Kiai Said, para pejabat negara dan pemangku kepentingan harus memiliki niat dan kemauan untuk membangun bangsa ini dari bawah.?

Di Depan Presiden, Kiai Said Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Depan Presiden, Kiai Said Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Depan Presiden, Kiai Said Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah

“Kemauan dan niat untuk membangun dari bawah perlu diperbaiki lagi,” tegas kiai asal Kempek Cirebon itu.

Lebih jauh, ia juga mengkritik monopoli kekayaan yang dilakukan oleh segelintir orang saja, terutama barang seharusnya untuk umum seperti air, energi, dan hutan. Oleh karena itu, dia mendukung kebijakan Presiden Jokowi untuk melakukan pemerataan kekayaan.?

“Saya dukung gagasan Presiden Jokowi, pemerataan,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Begitupun dengan kebijakan ekonomi, ia menyatakan, NU siap turut serta untuk mensukseskannya asalkan kebijakan tersebut ditujukan untuk mensejahterakan masyarakat tingkat bawah.

“NU siap bermitra dengan pemerintah terkait dengan kebijakan-kebijakan ekonomi meski tidak mendapatkan imbalan demi kemajuan bersama,” katanya.

Turut hadir dalam acara tersebut Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Mensesneg Pratikno, Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PPP Romahurmuzy, dan jajaran pengurus PBNU. (Muchlishon Rochmat/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Halaqoh, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 16 November 2017

Pengumuman Hadiah Asrul Sani

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Nama Asrul Sani pada medio 1940 hinga 1990 amat melekat di masyarakat. Kaum politisi mengenalnya sebagai politikus. Orang-orang seni menghormatinya sebagai seniman besar dan serba bisa. Para sineas tak ragu lagi bersaksi bahwa Asrul adalah salah seorang tonggak perfilman nasional.



Pengumuman Hadiah Asrul Sani (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengumuman Hadiah Asrul Sani (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengumuman Hadiah Asrul Sani

Aktivis pergerakan budaya memahami betul bahwa ia sorang pemikir yang memiliki visi dan cita-cita tinggi, serta budayawan yang istiqomah. Ulama pun juga dekat dengan laki-laki kelahiran 10 Juni 1927 itu, karena karya-karyanya menjunjung sifat-sifat dan nilai-nilai agama untuk perkembangan peradaban negeri.

Dalam Rangka 10 tahun PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kami ingin mengingat sosok Asrul Sani dengan sebuah penghargaan kepada orang-orang yang dinilai memiliki perhatian, pikiran, tindakan serta keistiqomahan yang sejalan dengan tokoh kita ini, berupa: Hadiah Asrul Sani (HAS).

Ada lima kategori dalam HAS:

Pertama, Kesetiaan Berkarya. Kategori ini akan diterima oleh seorang D. Zawawi Imron dari Madura, Jawa Timur.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, Sineas Berbakti. Kategori ini akan diterima oleh seorang sineas Slamet Rahardjo Djarot dari Jakarta.

Ketiga, Penulis Serba Bisa. Kategori ini akan diterima oleh seorang penulis bernama Ahmad Tohari dari Banyumas, Jawa Tengah.

Keempat, Tokoh Sejarah. Kategori ini akan diterima oleh qori dan biduwanita Rofiqoh Darto Wahab dari Bekasi, Jawa Barat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kelima, Pelestari Karya. Kategori ini akan diterima seorang pelindung dan pelestari kaset serta piringan hitam dari Kutai, Kalimanatn Timur, Isha Anshori Harmaj.

Mutiara Sani, istri almarhum Asrul Sani, menghargai upaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan PBNU. Ia mengatakan Hadiah Asrul Sani penting adanya sebagai upaya melawan lupa. “Indonesia itu banyak melupakan, lebih tepatnya, para pejabatnya, para petingginya, mungkin juga para sejarawannya banyak lupa hal-hal penting, peristiwa-peristiwa yang menandai kemajuan negeri. Hadiah Asrul Sani ini penting sebagai upaya melawan lupa,” ungkap Mutiara Sani yang ditemui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di daerah Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Mutiara Sani, atas nama enam anak dari Asrul Sani menyatakan terima kasih pada penyelenggara. “Sebagai penghargaan kami, pihak keluarga juga akan datang pada acara penyerahan Hadiah ASrul Sani,” ujarnya.

"Inilah ikhtiar kecil untuk mencintai seorang tokoh yang umurnya dihabiskan untuk berjuang demi NU dan tentu negeri ini," ujar Savic Ali, pimpinan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.?

Hadia Asrul Sani diadakan pada hari Kamis, 28 Maret 2013 di PBNU, pukul 19.30-22.00, bersamaan dengan pidato kebudayaan, baca puisi,dan lain-lain.?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 05 November 2017

Tradisi Aswaja Wajib Dipertahankan Sampai Kapanpun

Demak, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ajaran Ahlusunnah wal Jama’ah (Aswaja) yang melekat pada tradisi NU seperti tahlil dan maulid nabi wajib dipertahankan sampai kapanpun dan dimanapun. Warga tak perlu mendengarkan celotehan kelompok wahabi seperti MTA.

Tradisi Aswaja Wajib Dipertahankan Sampai Kapanpun (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi Aswaja Wajib Dipertahankan Sampai Kapanpun (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi Aswaja Wajib Dipertahankan Sampai Kapanpun

Demikian disampaikan ketua PCNU Demak KH Musyadad Syarif  pada acara Halal Bihalal dan pengajian akbar yang diselenggarakan oleh MWCNU Mranggen di lapangan desa Kembang Arum Kecamatan Mranggen Demak Jateng, Ahad 25/8 kemarin.

Mengumandangkan maulid nabi dan tahlil, menurut Musadad, merupakan bentuk dan cara meneguhkan eksistensi paham dan ajaran Aswaja di kalangan warga NU, dikarenakan Aswaja sudah ada sebelum adanya NU di bumi pertiwi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kenapa Aswaja harus dipertahankan NU, karena aswaja ada sebelum NU terbentuk dan menjadi idiologinya,” tutur Kiai Musadad.

Menyinggung aksi damai yang di lakukan oleh Ansor dan Banser pada 22 Agustus lalu, ketua NU itu menyampaikan tindakan Ansor Banser sudah dianggap tepat dikarenakan akan dideklarasikannya MTA di desa Kedondong yang membawa ajaran sesat dan bertentangan dengan Aswaja.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dalam kondisi Demikian NU melalui Ansor dan Banser sebagai organisasi wajib turun gunung dengan cepat sigap dan tanggap untuk mencegah kegiatan MTA yang membuat lingkungan tidak kondusif,” tegas Musadad

Sementara itu ketua panitia H Slamet menyampaikan kegiatan MWC untuk mengumpulkan warga NU melalui Halal Bi Halal dan pengajian akbar sebagai sarana untuk membumikan Aswaja di bumi Demak,

“Alhamdulillah banyak yang hadir, dengan kehadiran mereka kita bisa menyampaikan pesan organisasi,” jelas H Slamet.

Menurut Mantan Ketua PAC Ansor Mranggen itu, pengajian akbar dan halal bi halal tersebut hasil kerjasama antara MWCNU Mranggen dan Rumah Sakit  NU Demak, bahkan sampai tim medis juga diterjunkan saat acara berlangsung.

Redaktur   : A. Khoirul Anam

Kontributo: A.Shiddiq Sugiarto

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 04 November 2017

Permata Kalung Barzanji Masih Dipentaskan Malam Ini

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah  . Kalung Permata Barzanji, naskah karya WS Rendra yang dibawakan sekitar 50 santri dari 9 pesantren daerah Babakan Ciwaringin, Cirebon, Jawa Barat, masih akan dipentaskan di Graha Bakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Sabtu (8/2) pukul 20.00.

Permata Kalung Barzanji Masih Dipentaskan Malam Ini (Sumber Gambar : Nu Online)
Permata Kalung Barzanji Masih Dipentaskan Malam Ini (Sumber Gambar : Nu Online)

Permata Kalung Barzanji Masih Dipentaskan Malam Ini

Malam sebelumnya, Jumat (7/2) dipentaskan di tempat yang sama. Beberapa minggu sebelumnya, sudah dipentaskan pula di Cirebon, Brebes, dan Tegal dengan penonton ribuan.

“Keren banget, memukau, menggetarkan penonton sampai layar diturunkan,” komentar KH Husein Muhammad melalui akun pribadinya yang memang menonton tadi malam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai asal Cirebon ini menilai, pementasan para santri dengan sangat fasih, mendendangkan madah-madah kenabian Muhammad, kritik-kritik sosial-politik yang menggugah.

Seharusnya, dia menambahkan, karya kreatif seni budaya semacam ini, menjadi model dakwah ke depan, menggantikan dakwah orasi yang agitatif, kering makna dan provokatif. “Publik yang belum nonton, dianjurkan menontonnya nanti malam di tempat yang sama,” imbaunya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara sang sutradara, Ken Zuraida, mengemukakan kaget dengan capaian para santri yang tak biasa dengan pementasan seperti ini, “Bayangkan mereka hanya berlatih 10 jam dalam seminggu. Saya biasanya melatih untuk pementasan, 6 jam sehari,” ungkapanya, selepas pementasa, di TIM, Jakarta, Jumat (7/2).

HTM pementasan: Balkon 50rbu Kursi bawah 100 rbu, VIP 250rbu, CP: Alice 0852 2377 3456. Informasi pemesanan tiket juga bisa melalui: TIM (021) 3193 7325 / 3193 7357 Untung: 9735 9735, Hemma 0857 1935 1935. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Sholawat, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 02 November 2017

Juara I Region Jatim II, Kesebelasan DaTa Boyong Trofi Walikota Kediri

Kediri, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Setelah melalui perjuangan yang melelahkan, kesebelasan Pesantren Darut Taibin (DaTa) asal Tulunggung memenangi babak final Liga Santri Nusantara (LSN) Regional Jatim II di Stadion Brawijaya, Rabu (31/8). Kesebelasan DaTa menjadi juara setelah tim asal Kota Marmer itu berhasil melibas kesebelasan Pesantren An-Nur 2 Turen Malang dengan skor 3-0.

Dengan demikian kesebelasan DaTa melaju ke putaran level nasional antardaerah LSN.

Juara I Region Jatim II, Kesebelasan DaTa Boyong Trofi Walikota Kediri (Sumber Gambar : Nu Online)
Juara I Region Jatim II, Kesebelasan DaTa Boyong Trofi Walikota Kediri (Sumber Gambar : Nu Online)

Juara I Region Jatim II, Kesebelasan DaTa Boyong Trofi Walikota Kediri

Tiga gol diciptakan oleh Tozzario Afandi pada menit ke-21, Nando Hendra J pada menit ke-42, dan M Alim Alfin di menit ke-62 melalui titik penalti.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara kesebelasan An-Nur 2 Turen Malang harus puas menempati posisi II karena ditaklukkan Dwiki Fauzi dan kawan-kawan. Sedangkan juara III direbut oleh kesebelasan Quen Al-Falah Ploso Mojo Kediri setelah mengalahkan kesebelasan Pesantren Darul Ulum Rejoso Peterongan Jombang dengan skor 4-0.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada babak pertama kesebelasan DaTa bermain taktis dengan umpan-umpan pendek. Kekompakan untuk saling bagi bola teratur rapi. Beberapa kali peluang tercipta di mulut gawang. Namun pertahanan belakang kesebelasan An-Nur juga tidak bisa diremehkan. Terbukti bola yang? masuk wilayahnya langsung disapu bersih. Kesebelasan An-Nur seperti diintruksikan main ‘aman-aman saja’.

Strategi An-Nur diketahui oleh Agus pelatih kesebelasan DaTa. Agus mengintruksikan asuhannya agar membawa bola dengan menyisir ke pinggir terlebih dulu. Baru bila ada kesempatan langsung? gebrak ke depan dan ternyata strateginya ini berhasil. Setidaknya ada 3 peluang gol bisa masuk. Namun pemain depan kurang? tajam. Hanya satu gol yang bisa tercipta melalui Tozzario Afandi di menit ke-21. Hingga turun minum posisi tetap 1-0 untuk Dwiki dan kawan-kawan.

Kesebelasan DaTa tidak mengubah taktik di awal-awal babak kedua. Bahkan intensitas serangan ditingkatkan sehingga para pemain An-Anur harus jatuh bangun membendung serangan pemain DaTa. Karena memang lebih unggul di teknik, pada menit ke-42 Nando Hendra? J melesatkan bola ke gawang An-Nur sehingga Rizki Ananda (penjaga gawang) harus memungut bola di jala gol pal.

Di menit-menit tersebut, tampak kedua tim sama-sama kehabisan stamina. Terbukti serangan-serangan tajam sudah mulai turun. Namun kesebelasan DaTa berhasil menambah gol setelah mendapat hadiah penalti dari wasit karena pelanggaran pemain belakang Anu-Nur. Hadiah penalti diberikan. M Alim Alfin sukses mengesekusi bola bundar itu ke gawang An-Nur. Semakin kuatlah posisi tim DaTa untuk menjadi juara dengan tambahnya satu gol dari M Alim tersebut.

Hingga peluit panjang wasit berbunyi kedudukan masih tetap 3-0 untuk tim DaTa. “Alhamdulilah anak-anak? bermain taktis dan kompak. Terlihat kerja sama anak-anak sangat baik,” ujar Ahmad Syafii, manajer kesebelasan DaTa usai pertandingan.

Atas keberhasilan itu maka Kesebelasan Pesantren DaTa berhak? atas Trophi Walikota Kediri yang? kemarin diserahkan? oleh Wakil Walikota Kediri,Ibu Hj. Lilik Muhibbah,yang didampingi seluruh panitia dan penyelenggara.

Kemenengan itu disambut luar biasa oleh pemain, official, dan sporter dari kesebelasan DaTa. Mereka langsung beramburan memeluk para pemain.

Sementara Quen Al-Falah meski hanya merebut juara III tetap bermain ngotot. Terbukti? pada menit ke-2 sudah menyarangkan bola ke gawang Darul Ulum melalui kaki Wildanun. Kemudian belum sampai 9 menit berlangsung kesebelasan Quen menambah satu gol lagi melalui Sulthan Abdul Kahfi pada menit 11. Hingga babak pertama berakhir kedudukan masih tetap 2-0.

Pada babak kedua Quen Al-Falah menambah dua gol. Gol ini tercipta melalui kaki Prasetya pada? menit ke-51 dan Ahmad? Lutfan pemain pengganti pada menit ke-67. Dengan itu kesebelasan Quen unggul dengan skor 4-0 atas Darul Ulum. Ia berhasil menempati posisi juara III. (Imam Kusnin Ahmad/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

LPKNU Survey Pesantren Peserta Program TBC

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lembaga Pelayanan Kesehatan Nahdlatul Ulama (LPKNU) yang kini sedang melakukan sosialisasi program pemberantasan penyakit TBC telah menyelesaikan survey pada akhir Januari sampai awal Februari lalu untuk menentukan pesantren mana saja yang layak menjalankan program ini di lima propinsi. Terdapat 27 pesantren yang terpilih

“Mereka sangat antusias terlibat dalam program ini. Ada juga diantara keluarga dan santri mereka yang terkena TBC sehingga keberadaan program ini sangat menggembirakan,” tutur dr. Wan Nedra Komaruddin dari LPKNU, Selasa.

LPKNU Survey Pesantren Peserta Program TBC (Sumber Gambar : Nu Online)
LPKNU Survey Pesantren Peserta Program TBC (Sumber Gambar : Nu Online)

LPKNU Survey Pesantren Peserta Program TBC

Dikatakan oleh Wan Nedra bahwa para kyai memiliki peran besar dalam mempengaruhi masyarakat di lingkungan sekitarnya yang religius. Mereka dapat menjadi motivator dengan pendekatan keagamaan dalam sosialisasi pemberantasan penyakit yang telah membunuh 140 ribu orang per tahun di Indonesia.

“Kita melakukan penyadaran, penyuluhan dan mensosialisasi. Masyarakat yang terkena  TBC akan memperoleh pengobatan gratis melalui klinik pesantren atau puskesmas terdekat,” tandasnya.

Untuk mengetahui apakah santri dan penduduk di lingkungan pesantren ada yang terkena TBC, akan dilakukan tes dengan menggunakan dahak. Para penderita TBC nantinya akan didampingi oleh Pendamping Minum Obat (PMO) yang akan memberikan saran cara-cara penggunaan obat yang besar.

Proses pengobatan yang lama menyebabkan banyak orang putus obat di tengah jalan sehingga penyakit tidak sembuh secara total dan menular pada orang lain. “Ini juga merupakan ketidaktahuan dari penderita sehingga mereka harus diberi penyadaran perlunya berobat secara tuntas,” imbuhnya

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berdasarkan survey terakhir, di Indonesia, terdapat 583 ribu penderita dan dari jumlah tersebut 140 ribu orang meninggal per tahun akibat TBC. Di seluruh dunia penderita TBC berjumlah sekitar 9 juta dan 3 juta diantaranya meninggal per tahun. (mkf)



 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, Ubudiyah, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 12 September 2017

IPNU-IPPNU Banjar Gelar Deklarasi Tolak Paham Radikal

Banjar, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ratusan pelajar anggota IPNU-IPPNU Kota Banjar menggelar deklarasi penolakan paham radikal di sela-sela pelantikan kepengurusan baru masa khidmat 2017-2018 di Gedung Dakwah Masjid Agung Langensari Kota Banjar, Selasa (13/06/2017).

Acara deklarasi tersebut, dihadiri PMII Kota Banjar, Ketua Aswaja Center Tasikmalaya, Anggota DPRD Kota Banjar, GP Ansor Banjar, Banser serta undangan lainnya.

IPNU-IPPNU Banjar Gelar Deklarasi Tolak Paham Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Banjar Gelar Deklarasi Tolak Paham Radikal (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Banjar Gelar Deklarasi Tolak Paham Radikal

Dalam kesempatan itu, Azi Muhammad Iqbal, Ketua IPNU Banjar, menegaskan, bahwa penyebaran paham radikal cukup signifikan. Bahkan, mereka memanfaatkan mulai dari anak-anak hingga usia dewasa. Dengan menanamkan pemahaman radikal, tentu tujuannya agar massa pendukungnya semakin banyak.

"Kita sangat khawatir sekali bila paham itu menyusup secara perlahan dan sistematis. Apalagi sarana saat ini seperti internet mudah dijangkau dan digunakan oleh siapapun. Dari itu, kita sebagai benteng Aswaja dari kalangan pelajar berkomitmen untuk mengantisipasinya," tegas Azi.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia melihat, penyebaran ujaran kebencian melalui berbagai media baik internet, selebaran di tempat umum, masuk ke tempat sentral ibadah, masjid, maupun ke lembaga pendidikan menjadi tugas bersama agar warga Nahdliyin terus mewaspadai dan menghentikannya.?

Bila tak demikian, kata Azi, Indonesia yang menjadi negara Muslim terbesar di dunia akan ternodai karena tak lagi ada kedamaian seperti yang sudah melekat kepada bangsa ini.

"Kongkritnya, diskusi dengan para pelajar soal Islam damai serta pemberian materi keaswajaan dalam berbagai kesempatan jangan sampai terlewatkan. Satu lagi, mendekatkan para pelajar dengan para kiai NU juga tidak kalah penting agar kesan jalan sendiri tak ada," pungkasnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Ketua Aswaja Center Tasikmalaya, Yayan Bunyamin, menegaskan langkah sederhana agar masyarakat bisa terhindar paham radikal. Di antara langkah tersebu, Yayan menganjurkan agar masyarakat mendengarkan dan mendekati para kiai di kampung atau di sekitar lingkungan masing-masing. Sebab, dengan itu akan lebih memudahkan masyarakat memahami secara langsung ilmu keagamaan dari sumberny yang kompeten.

"Saran saya juga kita jangan terjebak jargon yang mengatasnamakan Islam tok, jadi harus jelas asal usulnya. Jika kita terjebak di sana, niscaya benih-benih paham radikal yang disusupkan akan menggoyahkan kita dan berujung tindakan radikal atas nama agama," paparnya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah disela-sela buka bersama dalam kegiatan tersebut.

Terakhir, lanjut Yayan, masyarakat diharapkan tidak mengakses atau menjadikan rujukan website yang kerap menggunakan bahasa kotor, provokatif serta konten yang menimbulkan kebencian antar sesama. Ia menganjurkan untuk sesering mungkin menyaring informasi agar tidak dikonsumsi mentah-mentah.

"Saya juga prihatin banyak yang menggunakan dalil Al-Quran terjemahan untuk dijadikan hujjah dalam berbagai persoalan. Padahal, untuk memahami ayatnya itu perlu kemampuan dari berbagai bidang ilmu," pungkasnya. (Muhafid/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Nahdlatul Ulama, Kajian Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 02 September 2017

Pra-Munas dan Konbes di Lampung Bahas Berbagai Permasalahan Aktual

Bandar Lampung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua PWNU Provinsi Lampung KH Sholeh Bajuri menegaskan bahwa dipercayanya Lampung Menjadi tuan rumah kegiatan Pra Munas Alim Ulama dan Konbes Zona Barat merupakan sebuah keberkahan tersendiri bagi Keluarga Besar NU Provinsi Lampung.

Pada Kegiatan tersebut Lampung akan kehadiran Rais Aam PBNU KH Maruf Amin dan Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj dan para Ulama dari sekitar 10 Provinsi yang masing-masing terdiri dari 3 orang.

Pra-Munas dan Konbes di Lampung Bahas Berbagai Permasalahan Aktual (Sumber Gambar : Nu Online)
Pra-Munas dan Konbes di Lampung Bahas Berbagai Permasalahan Aktual (Sumber Gambar : Nu Online)

Pra-Munas dan Konbes di Lampung Bahas Berbagai Permasalahan Aktual

"Ada tiga delegasi dari setiap provinsi yaitu 1 dari unsur Syuriyah, 1 dari unsur Tanfidziyah dan 1 dari unsur Pondok Pesantren," kata Kiai Sholeh ketika dihubungi via telepon, Ahad (29/10) malam.

Lebih lanjut Kiai Sholeh menjelaskan bahwa selain dari  utusan Provinsi, 3 orang perwakilan dari setiap PCNU di Provinsi Lampung juga akan hadir pada kegiatan yang pembukaannya akan dipusatkan di Pondok Pesantren Al-Hikmah Way Halim Bandar Lampung pada 3 November 2017.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Beberapa agenda juga sudah dirancang oleh panitia baik panitia pusat maupun lokal diantaranya adalah Taushiyah dari Rais Aam PBNU KH Maruf Amin, Pemaparan Materi dari para Ahli dan Bahtsul Masail berbagai permasalahan menyangkut kemaslahatan ummat.

"Di sela-sela kegiatan juga sudah direncanakan untuk sekaligus melaksanakan pelantikan Pengurus Cabang NU Kota Bandarlampung periode 2017-2022," katanya.

Khusus untuk Bahtsul Masail, lanjutnya, Lembaga Bahtsul Masail NU (LBMNU) juga akan mengundang seluruh perwakilan Pondok Pesantren dilampung untuk membahas 3 jenis masail yaitu masalah-masalah keagamaan aktual, masalah-masalah keagamaan tematik dan masalah-masalah keagamaan berkaitan dengan perundang-undangan.

Ditemui ditempat terpisah, Ketua LBM NU Provinsi Lampung KH Munawir mengatakan bahwa contoh permasalahan yang akan dibahas pada Bahtsul Masail Pra Munas dan Konbes seperti Hukum Hate Speech (ujaran kebencian), Konsep Amil Dalam Negara Modern Menurut Pandangan Fikih, Hukum penggunaan Frekwensi Radio dan Televisi, RUU KUHP, Hukum Investasi dana Haji dan lainnya. (Muhammad Faizin/Fathoni)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 01 September 2017

Tri Sutrisno: Kaji Ulang Perubahan UUD 1945!

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mantan wakil presiden Tri Sutrisno menyatakan, Resolusi Jihad NU telah memberi semangat luar biasa kepada segenap anak bangsa di Surabaya untuk melawan kekuatan asing yang hendak menjajah kembali Indonesia dengan kekuatan bersenjata.

Tri Sutrisno: Kaji Ulang Perubahan UUD 1945! (Sumber Gambar : Nu Online)
Tri Sutrisno: Kaji Ulang Perubahan UUD 1945! (Sumber Gambar : Nu Online)

Tri Sutrisno: Kaji Ulang Perubahan UUD 1945!

Dengan persenjataan seadanya, terutama bambu runcing, para pejuang bangsa mendapat kekuatan dari Tuhan untuk melawan penjajahan dan akhirnya kekuatan penjajah yang lebih kuat dapat dikalahkan.

“Sebagai umat beragama kita yakin, bahwa hanya dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa-lah bangsa Indonesia kemudian mampu mengusir penjajah dan bumi pertiwi melalui tanah Surabaya ini, di bulan November 1945,” katanya dalam acara puncak Napak Tilas Resolusi Jihad di Jalan Bubutan Surabaya, Ahad (24/11).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, sudah tepat bagi Pemrov Jatim dan NU mengadakan kegiatan Napak Tilas Rosolusi Jihad NU dalam Pertempuran 10 November 1945. Namun dalam setiap peringatan hari bersejarah harus dilakukan evaluasi terhadap perkembangan yang sedang terjadi dan hubungannya dengan peristiwa di masa lalu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Bagaimana kita menyikapi situasi dewasa ini dengan mengambil pengalaman Rosulusi Jihad 10 November 1945 yang lalu?” katanya.

Jenderal (purn) yang dalam kegiatan itu disebut sebagai “bapak arek-arek Suroboyo” berpesan, penyelesaian kesulitan dewasa ini harus didasarkan pada budaya bangsa yang berdasarkan Pancasila. Dalam era modern ini, penjajahan gaya baru harus dilawan denan sejata non-fisik berupa ilmu pengetahuan yang diridhai Tuhan Yang Maha Esa.

Dikatakannya, apabila hendak kembali ke jati diri Pancasila, maka langkah yang harus kita lakukan adalah mengkaji ulang perubahan UUD 1945,  secara konstitusional sesuai TAP MPR Nomor I/ MPR/ 2002.

“Dengan melakukan Kaji Ulang Perubahan UUD 1945, maka berbagai produk hukum yang bertentangan dengan Pancasila harus ditinjau kembali. Tanpa melakukan Kaji Ulang Perubahan UUD 1945, maka bangsa Indonesia akan terus menghadai berbagai krisis,” tegasnya.

Hadir dalam acara puncak Napak Tilas Resolusi Jihad antara lain Wakil Ketua Umum PBNU KH As’ad Said Ali, Wakil Sekjen PBNU H Abdul Mun’im DZ, Rais Syuriyah PWNU Jatim KH Miftahul Akhyar, Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah, sesepuh NU KH Sholeh Qosim, dan putra Bung Tomo Bambang Sulistomo. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah