Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Maret 2018

Walisongo Juara LSN Region Jateng II

Sragen, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pesantren Wali Songo Sragen meraih Juara Liga Santri Nusantara (LSN) Region II Jateng setelah di laga final menundukkan Darul Muttaqien dari Temanggung dengan skor telak 5-0 di Stadion Taruna Sragen, Sabtu (7/10).

Hasil ini membuat Songo FC berhasil menjadi yang terkuat untuk ketiga kalinya secara berturut, di Wilayah Region Karesidenan Surakarta dan Kedu.

Walisongo Juara LSN Region Jateng II (Sumber Gambar : Nu Online)
Walisongo Juara LSN Region Jateng II (Sumber Gambar : Nu Online)

Walisongo Juara LSN Region Jateng II

Striker Faishal menjadi bintang kemenangan Wali Songo dengan tiga gol yang diciptakannya. Disaksikan ribuan suporternya sendiri yang memadati Stadion Taruna, Wali Songo tampil perkasa.

Laga baru berjalan lima menit, Triyono mampu membawa Wali Songo unggul 1-0 atas wakil Temanggung. Faishal mampu menggandakan keunggulan Wali Songo pada menit ke-28. Dua menit berselang, Faishal mencetak gol keduanya yang membawa timnya menang 3-0 di babak pertama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada babak kedua, Wali Songo tidak mengendorkan serangan. Namun, lini belakang Darul Muttaqien tampil disiplin sehingga mampu menggagalkan sejumlah peluang dari Wali Songo di awal babak kedua. Terus menerus digempur, gawang Darul Muttaqien akhirnya bobol juga.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Faishal mencetak gol ketiganya pada menit 59 yang membawa Wali Songo unggul 4-0. Di pengujung babak kedua, Wali Solo kembali menambah gol melalui kaki Muarif. Skor 5-0 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

“Wali Songo berhak membawa pulang uang pembinaan senilai Rp5 juta. Sementara Darul Muttaqien berhak membawa pulang uang pembinaan senilai Rp4 juta. Wali Songo berhak melaju ke putaran nasional pada akhir Oktober 2017 di Bandung,” papar Koordinator LSN Region II Jateng Ali Sutopo. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Kajian Sunnah, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 21 Februari 2018

Alissa Wahid: Pesantren Motor Gerakan Nasional Antikorupsi

Pacitan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Koordinator Nasional Gusdurian Hj Alissa Wahid menyebut kalangan pesantren sebagai pihak yang diharapkan untuk memelopori gerakan antikorupsi. Menurutnya, pesantren dengan penekanan pelajaran akhlaqnya sangat efektif untuk menolak segala bentuk penyalahgunaan wewenang dan kejahatan korupsi.

Demikian disampaikan Alissa pada forum halaqah alim ulama bertajuk “Membangun Gerakan Pesantren Anti Korupsi” di aula Rusunawa Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan, Selasa (8/9) siang.

Alissa Wahid: Pesantren Motor Gerakan Nasional Antikorupsi (Sumber Gambar : Nu Online)
Alissa Wahid: Pesantren Motor Gerakan Nasional Antikorupsi (Sumber Gambar : Nu Online)

Alissa Wahid: Pesantren Motor Gerakan Nasional Antikorupsi

Alissa menyatakan bahwa tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang berdampak sangat buruk bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berangkat dari kekhawatiran bahaya korupsi, Gusdurian merasa terpanggil untuk ikut mengawal dan menggelorakan gerakan antikorupsi di lingkungan pesantren. Saat ini modus tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang sudah sangat banyak sekali.

“Jangan sampai ada pesantren yang disegel atau sita oleh KPK karena kasus korupsi. Kami berharap pesantren dapat melindungi diri sendiri dari jeratan korupsi," kata putri sulung Gus Dur itu di hadapan puluhan aktivis muda NU dan para kiai di Pacitan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mendorong para kiai berperan aktif sebagai pelopor penguatan ahlak demi menolak korupsi. Karena menurutnya, saat ini yang masih kredibilitas bicara ahlak hanyalah pesantren.

"Kami harapkan halaqah di daerah menjadi gerakan bersama yang lebih besar. Menjadi ruang untuk kiai melihat kondisi lokalnya dan bagaimana bisa melindungi pesantren, NU dari jerat tindak pidana korupsi dan tindak pencucian uang," tandasnya. (Zaenal Faizin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News, Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 21 Januari 2018

Proses Kaderisasi NU Jelas

Pamekasan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. NU adalah organisasi yang paling jelas proses kaderisasinya. Tidak hanya berhenti di kalangan mahasiswa dan atau pelajar di lingkungan lembaga pendidikan, melainkan juga hingga ke daerah-daerah terpencil di pelosok desa. Ada istilah Pimpinan Ranting (PR) untuk kepengurusan NU dan perangkat-perangkatnya di tingkat akar rumput.

Kesimpulan demikian terbesit ketika sebanyak 30 orang PR IPNU-IPPNU Desa Pamaroh sudah dibentuk, Ahad (8/4) lalau. Pembentukan yang ditempatkan di balai desa tersebut berjalan secara khidmat, disaksikan oleh puluhan petinggi NU Desa Pamaroh. Para pengurus harian IPNU-IPPNU Kadur sebagai penyelenggara dan ketua PC IPNU Pamekasan Nasiruddin menambah suasana pembentukan kian mengesankan.

Proses Kaderisasi NU Jelas (Sumber Gambar : Nu Online)
Proses Kaderisasi NU Jelas (Sumber Gambar : Nu Online)

Proses Kaderisasi NU Jelas

Pada kesempatan itu, ketua IPNU Kadur Faisol Ansori menekankan betapa pentingnya menyeriusi proses kaderisasi. Dirinya sangat menaifkan ketika ada seseorang langsung dimasukkan ke dalam kepengurusan organisasi NU tanpa melalui proses kaderisasi yang matang dan panjang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami ke sini dalam rangka silaturahim serta membentuk kader-kader yang mau serius mengabdi dan belajar di NU,” tegas Faisol. “Dan siapa pun yang tidak serius dalam belajar, dengan berat hati kami sangat tidak mereka kader semacam itu. Berorgansiasi di NU butuh keseriusan dan keuletan dalam belajar.”

Berumah tangga saja, lanjut Faisol, masih memerlukan kader. Kehidupan rumah tangga tentu dinilai kurang sempurna tanpa kehadiran seorang kader (keturunan) yang nantinya menjadi penerus perjuangan sang orangtua.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sama halnya di NU. Kalau proses kaderisasi di tubuh IPNU maupun IPPNU sudah melemah, maka tunggulah kehancuran NU beberapa tahun ke depan,” katanya dengan nada kalem. “Dan jelas kita tidak menginginkan hal itu.”

Dari itulah pihaknya sangat berharap agar para pengurus PR IPNU-IPPNU Pamaroh bisa diajak kerja sama menghidupkan organisasi NU di tingkat desa, khususnya di Desa Pamaroh.

Pernyataan Faisol Ansori yang disampaikan saat sambutan tersebut mendapat dukungan seutuhnya dari para petinggi NU Pamaroh dan kepala desa Pamaroh. 

“Kami siap mendampingi, membina, dan membantu segala program kerja yang hendak dilaksanakan nanti,” ujar ketua PR NU Pamaroh K Abdus Syukur.

“Saya juga begitu. Saya akan selalu dukung segala kegiatan yang bernafas ke-NU-an,” kata A’wan PR NU Pamaroh yang kini menjabat kepala desa, Ustaz Moh Riski Abdullah.

Semangat berorganisasi tersebut disimak secara serius oleh para pengurus PR IPNU-IPPNU Pamaroh yang merupakan perwakilan dari 4 dusun yang ada di Pamaroh, meliputi Dusun Oray, Madis, Panconan, dan Sumber Waru. Sebelum azan Magrib menggema, pembentukan PR IPNU-IPPNU Pamaroh sudah selesai.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Kontributor: Hairul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, IMNU, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Mus: Para Elite Harusnya Beri Contoh Teladan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rais Aam PBNU KH A Musthofa Bisri (Gus Mus) menyayangkan kemelut yang melibatkan para elite yang duduk di lembaga-lembaga penting negara. Menurut Gus Mus, sikap kekanakan-kanakan para elite yang tidak kunjung usai menjadi tontonan utama di mata publik. Kecuali itu, kemelut ini menyandera langkah pemerintah itu sendiri.

Gus Mus: Para Elite Harusnya Beri Contoh Teladan (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus: Para Elite Harusnya Beri Contoh Teladan (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus: Para Elite Harusnya Beri Contoh Teladan

Gus Mus menilai akar persoalan yang memicu kemelut di kalangan elite itu terutama lingkaran KPK, Polri, dan Istana Kepresidenan, tampak kabur. Mestinya, persoalan ini diselesaikan secara bertanggung jawab dan penuh kesadaran.

“Kegaduhan tak jelas demi apa ini. Semoga itu menyadarkan dan mengingatkan kita terutama pemimpin-pemimpin kita akan Indonesia dan kepentingannya,” kata Gus Mus dalam akun twitternya, Rabu (4/2).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Taat asas dan iktikad baik menjadi penting untuk menyelesaikan persoalan para elite yang berlarut-larut itu. Ego kelembagaan mesti disingkirkan. Kunci-kunci itu sangat diperlukan untuk segera meredam saling serang antara dua lembaga penegak hukum yang hingga kini belum juga berkesudahan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Para elite tidak perlu mempertontonkan kegaduhan-kegaduhan yang tidak perlu dan tampak tidak elok di publik, tandas Gus Mus. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News, Nusantara PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 17 Januari 2018

Pemerintah Harus Bangun Rumah Warga Syiah

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kekerasan Sampang telah mengakibatkan 37 rumah warga Syi’ah terbakar, seorang warga tewas, serta satu polisi dan sepuluh warga terluka. 

Pemerintah Harus Bangun Rumah Warga Syiah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemerintah Harus Bangun Rumah Warga Syiah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemerintah Harus Bangun Rumah Warga Syiah

Rais Syuriyah PBNU KH A. Hasyim Muzadi mengutuk kekerasan di Sampang, Madura, Jawa Timur, Ahad (26/8) lalu tersebut. Ia mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang dan Jawa Timur untuk membangun kembali rumah-rumah warga Syi’ah yang dihancurkan.

“Saya mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang dan Jawa Timur membangun rumah-rumah yang hancur, serta menjaga keamanan semestinya kepada warga Syi’ah, sebagai hak warga bangsa Indonesia. Sedangkan yang bersalah harus berhadapan dengan hukum,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sekretaris Jendral ISIS ini juga mengimbau para ulama dan masyarakat Sampang dan Jawa Timur hendaknya kembali sebenar-benarnya ke tata cara ukhwah Islamiyah karena ideologi tidak bisa hilang dengan kekerasan, melainkan dengan dakwah dan hikmah.

“Juga untuk kelompok Syi’ah hendaknya menjaga diri janganlah suka menghujat sekte lain, atau mazhab lain, dalam masyarakat secara terbuka. Misalnya menghujat sahabat Rasul selain sahabat Ali, karena hal itu bisa memicu konflik.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengasuh Pesantren Al-Hikam ini mengingatkan, umat Islam harus mewaspadai unsur-unsur adu domba yang bisa saja muncul dari kalangan sendiri atau luar Islam serta kelompok-kelompok yang  senang dengan kekerasan guna merusak nama Islam dan Indonesia. 

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 11 Januari 2018

Gus Sholah Berikan Tausiyah di Maroko

Kenitra, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam rangka kunjungan muhibah, segenap rombongan KH Sholahudin Wahid ? yang tiba di Maroko pada hari Jumat (5/4) langsung disambut hangat oleh Duta Besar Republik Indonesia Untuk ? Kerajaan Maroko H. Tosari Widjaja dan sebagian besar mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di Maroko.

Dalam acara penyambutan ini juga diisi dengan acara diskusi atau tausiyah bersama KH Sholahudin Wahid pengasuh pondok pesantren Tebuireng yang bertempat di Wisma Duta Indonesia.?

Gus Sholah Berikan Tausiyah di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Sholah Berikan Tausiyah di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Sholah Berikan Tausiyah di Maroko

Sebelum acara dibuka H. Husnul Amal selaku sekretaris pribadi Dubes RI H. Tosari Widjaja sekaligus pembawa acara menyampaikan bahwa kunjungan rombongan Gus Sholah (panggilan akrab KH Sholahudin Wahid ) tidak bisa lepas dari peran almarhumah Mahsusoh Ujiati istri Dubes H. Tosari Widjaja yang semasa hidupnya pernah meminta Gus Sholah untuk berkunjung ke Maroko, hanya saja baru saat ini Gus Sholah baru bisa meluangkan waktunya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dubes RI Untuk Kerajaan Maroko H. Tosari Widjaja dalam sambutannya berharap semoga kedatangan rombongan ini mampu memperkuat hubungan kerjasama antara Indonesia dan Maroko khususnya dalam pendidikan Islam.?

Di dalam tausiyahnya Gus Sholah banyak sekali memberikan motifasi kepada para mahasiswa yang tergabung dalam organisasi Perhimpunan Pelajar Indoensia (PPI) Maroko agar bisa memanfaatkan waktunya sebaik mungkin serta belajar untuk berfikir secara luas. Agar cakrawala berfikir mahasiswa tidak jumud.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di sisi lain Gus Sholah juga berbicara mengenai keadaan yang sedang terjadi di Indonesia, mulai dari ? kemasyarakatan, keekonomian, kepemerintahan, dan yang sangat menarik adalah ketika beliau berbicara mengenai pendidikan yang ada di Indonesia.

"Penyebab ? dari kemunduran pendidikan yang ada di indonesia ? dikarenakan oleh pihak pengajar yang tidak memahami konsep pendidikan secara benar, karena makna pendidikan yang sebenarnya adalah transfer of knowledge yang di bungkus dengan nilai-nilai sopan santun bukan hanya menyalurkan ilmu saja lalu lepas tangan."

Gus Sholah juga berpendapat bahwa ada tiga factor yang harus diperhatikan dalam metode pendidikan. Yang pertama guru menguasai dan benar-benar mendalami materi, yang ke dua guru sudah pernah mendapatkan pelatihan pengajaran dan yang ke tiga guru harus mampu memilki akhlak yang baik dan harus di salurkan ke siswa didik.

Ia juga menambahkan bahwa masyarakat muslim di Indonesia, khususnya para santri, jangan pernah mendikotomikan antara ilmu agama dan ilmu umum.?

“Jangan ? pernah mengatakan bahwa ilmu agama adalah ilmu ukhrowi dan ilmu umum adalah ilmu duniawi, karena semuanya adalah sama dan wajib untuk dipelajari, semisal ketika ilmu umum ? di orientasikan untuk menolong orang lain maka itu juga di sebut dengan ilmu ukhrowi, jadi saya pesankan ? bahwa santri harus mempelajari kedua-duanya.”

? Acara ini juga dimeriahkan dengan group sholawat rebana yang dibawakan oleh mahasiswa STAINU Jakarta yang sedang mengikuti program kelas internasional di Univ. Ibnu Tofail Kenitra, Maroko.

Hadir pula segenap jajran home staf dan lokal staf KBRI Rabat, para mahasiswa Indonesia dan masyarakat Indonesia yang ada di maroko.

Kontributor: Nizar Presto

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 03 Januari 2018

Kiat Pesantren Hadapi Tantangan Masa Depan

Lamongan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Sebagai lembaga pendidikan klasik dan tertua di Indonesia, pesantren kini sedang mengalami tantangan yang berat. Pasalnya, pesantren tidak hanya dituntut dapat meningkatkan mutu pendidikan, tetapi juga harus mampu bersaing dalam bidang ekonomi dengan mengembangkan ekonomi berbasis pesantren.

Demikian disampaikan Ketua Umum Robithah Ma’ahid Islamiyah (RMI), KH. Mahmud Ali Zen saat menjadi pembicara dalam dalam seminar dengan tema “Pesantren dan Tantangan Masa Depan” yang diselenggarakan Ikatan Keluarga Besar Alumni Tarbiyatut Tholabah (IKBAL TABAH) di Auditorium Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah, Rabu (10/11) kemarin.

Selain KH. Mahmud Ali Zen, hadir pula dalam seminar tersebut anggota DPR RI dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) H. Taufikurrahman Saleh dan kandidat doktor dari Universitas Kebangsaan Malaysia Drs. Zaini Mahbub, M.Sc.

Menurut Kiai Mahmud – sapaan akrab KH. Mahmud Ali Zen – sistem yang dapat dipraktikkan oleh Pesantren di Indonesia adalah  sistem ekonomi syariah, sebagaimana diterapkan oleh Pesantren Sidogiri Pasuruan. Sistem tersebut dinilai paling cocok diterapkan, karena tidak bertentangan dengan syariat Islam. Pesantren Sidogiri yang menerapkan sistem tersebut terbukti telah mengalami perkembangan ekonomi yang sangat baik. “Pesantren bisa membangun ekonomi dan sistem yang diterapkan sesuai dengan syariat Islam,” paparnya kepada ratusan peserta seminar.

Dikatakannya, untuk membangun pendidikan pesantren yang bermutu serta mempunyai visi ekonomi dibutuhkan keteladanan para pimpinan pesantren. Sebab, Rasulullah sendiri selama hidup memimpin umatnya selalu memberikan contoh terlebih dahulu sebelum mengajak kepada kebaikan. “Rosulullah pada saat itu tidak hanya memberi konsep, tapi juga contoh,” jelasnya.

Kiai yang kini menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ini menambahkan, jika ada kemauan dan tekad yang bulat, semua pesantren di Indonesia akan mampu membangun ekonomi yang kuat. Sebab, Allah pada dasarnya menciptakan manusia ini sebagai umat yang terbaik, termasuk masyarakat pesantren. “kalian bisa menjadi umat terbaik bagi manusia,” ungkapnya sambil mengutip salah satu ayat Al-Quran.

Sementara itu, anggota DPR RI H. Taufikurrahman Saleh memaparkan pentingnya reformasi di bidang pendidikan, karena hingga saat ini mutu pendidikan Indonesia masih tertinggal jauh dari negara-negara lain. Reformasi pendidikan, menurutnya, harus dilakukan jika bangsa Indonesia ingin mengejar ketertinggalan dari bangsa lain. “Kita ini belum melakukan reformasi pendidikan. Jadi, sebenarnya reformasi ekonomi kita belum, pendidikan juga belum,” kata mantan Ketua Komisi VI DPR RI yang membidangi pendidikan ini.

Putra Kiai Saleh ini menambahkan, pendidikan Indonesia selama ini belum mempunyai visi yang jelas, karena menyimpang dari fakta dan realita yang terjadi di masyarakat. Semakin banyaknya pengangguran disebabkan visi pendidikan yang belum jelas, sehingga dari tahun ke tahun angka pengangguran mengalami peningkatan. “kita itu masih mengajari anak-anak kita untuk belajar sekolah, bukan untuk hidup. Kalau dulu orang diajara cara menyuntik sapi, sekarang harus langsung praktek nyuntik,” ungkapnya.

Lantas, cara apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan? Langkah yang dapat ditempuh untuk meningkatkan mutu pendidikan adalah reformasi kurikulum pendidikan, karena saat ini peserta didik ditunutut bisa belajar cepat. Reformasi tersebut harus dilakukan secara terus menerus karena kondisi masyarakat yang terus berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

Selain itu, lanjutnya, peningkatan mutu pendidikan harus ditopang dengan tenaga pendidik yang berkualitas. Karena itu, pelatihan guru harus dilakukan secara terus menerus, sehingga guru benar-benar mampu mengemban tugas sebagai tenaga pendidik. “Guru harus berkualitas. Jadi mereka harus dilatih. Tapi jangan harap semua daerah itu sama. Itu harus disesuaikan dengan daerahnya,” ungkapnya.

Ditambahkanya, peningkatan mutu pendidikan memang masih menghadapi persoalan yang kompleks. Di samping menyangkut masalah dana, juga masalah sistem pendidikan, baik yang bersifat makro dalam arti pendidikan nasional secara keseluruhan, maupun mikro dalam arti sistem internal di masing-masing lembaga pendidikan. “Kualitas pendidikan juga ditentukan oleh metode, pola pengembangan serta atmosfer yang tumbuh berkembang dalam institusi pendidikan yang bersangkutan,” kata Taufik.(amh)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News, Fragmen PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiat Pesantren Hadapi Tantangan Masa Depan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiat Pesantren Hadapi Tantangan Masa Depan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiat Pesantren Hadapi Tantangan Masa Depan

Sabtu, 30 Desember 2017

Makin Tinggi Ilmu Seseorang, Makin Tak Gampang Menyalahkan

Pesawaran, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengasuh Pondok Pesantren At-Taujieh Al-Islamy Leler Banyumas KH Zuhrul Anam mengatakan bahwa saat ini banyak orang yang dengan gampang menyalahkan orang lain. Orang yang sering berbuat seperti itu sesungguhnya menunjukkan sempitnya ilmu yang dikuasai sehingga melihat sesuatu menurut sudut pandangnya sendiri.

Makin Tinggi Ilmu Seseorang, Makin Tak Gampang Menyalahkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Makin Tinggi Ilmu Seseorang, Makin Tak Gampang Menyalahkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Makin Tinggi Ilmu Seseorang, Makin Tak Gampang Menyalahkan

"Orang kalau ilmunya tinggi tidak gampang menyalahkan orang lain. Sama saja kalau kita duduk di bawah, maka tidak akan memiliki pandangan yang luas. Tapi kalau duduk di,atas kita akan melihat dengan lebih luas," jelas kiai yang akrab dipanggil Gus Anam saat menjadi pembicara pada Khatmil Qur’an wal Kutub Pondok Pesantren Al Hidayat Pesawaran Lampung, Ahad (21/5).

Karenanya, menantu KH Maimun Zubair ini mengharapkan kepada para santri pondok pesantren yang diasuh KH Mashum Abror untuk giat dan sungguh-sungguh memperdalam ilmu sehingga akan betul-betul memiliki ilmu yang mumpuni.

"Mondok itu minimal harus 20 tahun, sama dengan jika seseorang ingin menjadi profesor," kata Gus Anam pada acara yang dihadiri Rais Syuriyah PBNU Ahmad Ishomuddin dan Bupati Pesawaran Dendi Romadhona tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lamanya proses "nyantri" di pesantren merupakan bentuk perjuangan karena memang menuntut ilmu memerlukan perjuangan dan pengorbanan.?

"Santri itu harus rekoso (berjuang). Menuntut ilmu adalah pekerjaan yang mulia," katanya.

Selain perlu kerja keras, keberkahan ilmu juga sangat penting dalam proses mencari ilmu. Salah satu hal yang penting untuk mendapatkan keberkahan ilmu adalah dengan menghormati guru.?

"Pingin ilmu barakah, hormati gurumu. Sopan kepada para guru adalah di atas segala-galanya. Kalau ada yang meremehkan guru, orang itu terhinakan oleh Allah SWT," ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan yang dihadiri oleh para wali santri dan masyarakat Kabupaten Pesawaran tersebut juga dibarengkan dengan Haul KH Abrori Akwan yang merupakan pendiri Pondok Pesantren Al Hidayat tersebut. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 29 Desember 2017

GP Ansor se-Tondano Raya Diskusi Nilai-nilai Kebangsaan

Minahasa, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - GP Ansor Kabupaten Minahasa menggelar Konferensi Pimpinan Anak Cabang GP Ansor se-Tondano Raya yang dirangkai dengan dialog kebangsaan di Aula Asrama Kamasan Papua Tataran Patar Tondano, Sabtu, (13-14/5).

Ketua panitia Dody Hendrawan Arbi mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang turut membantu panitia, terutama sahabat Theo Umbas selaku Ketua KNPI Minahasa.

GP Ansor se-Tondano Raya Diskusi Nilai-nilai Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor se-Tondano Raya Diskusi Nilai-nilai Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor se-Tondano Raya Diskusi Nilai-nilai Kebangsaan

Dalam dialog kebangsaan bertema "Meneguhkan semangat kebangsaan dan pluralisme di Tanah Minahasa" panitia menghadirkan narasumber Kapolres Minahasa AKBP Syamsubair, akademisi Denni Pinontoan dan Kebudayaan Minahasa, dan Pengurus Pusat Lesbumi Irfan Basri.

Kegiatan dihadiri dan resmi dibuka oleh Wakil Bupati Minahasa Ivan Sarundajang. Ivan mengapresiasi pemuda Ansor atas pelaksanaan kegiatan konferensi GP Ansor dan dialog kebangsaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ivan menjelaskan pentingnya saling menghargai dan menghormati tanpa memandang perbedaan-perbedaan ideology. Saling menghargai dan menghormati itulah yang terpenting. Ia menegaskan, “Pancasila dan NKRI adalah hasil warisan para pendiri bangsa yang peting kita jaga secara bersama.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kapolres Minahasa Syamsubair menjelaskan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban sehingga bisa menciptakan keharmonisan dalam bermasyarakat.

Denni Pinontoan menjelaskan pentingnya menjaga keberagaman di Minahasa, karena Minahasa itu tidak hanya satu agama, tetapi semua agama ada di Minahasa sehingga Minahasa itu seperti Indonesia kecil.

Sementara itu, Irfan Basri mempertegas pentingnya menjaga persaudaraan Nusantara yang sudah sekian lama ada, sebelum ada agama-agama yang diakui oleh negara. problem di bangsa ini bukan soal siapa yang benar dan salah, tetapi soal ekonomi politik.

Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan organisasi kepemudaan (OKP) baik Cipayung maupun paguyuban yang ada di Minahasa. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, News, Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 26 Desember 2017

40 Tim Hadrah Al-Banjari Se-Jatim Unjuk Kebolehan di Masjid As-Sa’adah

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ta’mir Masjid As-Sa’adah Keputih, Sukolilo, Surabaya menggelar Festival Hadrah Al-Banjari se-Jawa Timur yang melibatkan sebanyak 40 tim, Senin (8/2). Kegiatan yang diinisiasi oleh remaja Masjid As-Sa’adah, Ta’mir Masjid dan berbagai elemen NU seperti IPNU, IPPNU, GP Ansor, Fatayat, Muslimat NU hingga Pengurus Ranting NU Keputih, memberikan kesempatan bagi kontestan untuk memperebutkan total hadiah sebesar 7,5 juta rupiah.

Mereka datang dari sejumlah kota di Jatim seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, Jombang, serta Lamongan.

40 Tim Hadrah Al-Banjari Se-Jatim Unjuk Kebolehan di Masjid As-Sa’adah (Sumber Gambar : Nu Online)
40 Tim Hadrah Al-Banjari Se-Jatim Unjuk Kebolehan di Masjid As-Sa’adah (Sumber Gambar : Nu Online)

40 Tim Hadrah Al-Banjari Se-Jatim Unjuk Kebolehan di Masjid As-Sa’adah

Antusiasme remaja masjid terhadap shalawat yang sangat besar menjadi dasar pelaksanaan festival ini. Meski jumlah peserta dibatasi, ternyata jumlah pendaftar melebihi kouta yang tersedia. Alhasil banyak yang belum bisa berpartisipasi di pagelaran tahun ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Insya Allah akan terus diadakan tiap tahunnya. Melihat antusiasme pendaftar saat ini, besar kemungkinan pada pelaksanaan selanjutnya kouta peserta akan bertambah,” Wakil Ketua Panitia Abdul Adhim.

Di akhir acara, pemenang lomba ini diumumkan. Juara pertama diraih oleh As-Syafa’ah. Kemudian ada juga Zerofaza dan Ar-Roudloh untuk peraih juara kedua dan ketiga. Selain itu masih ada juga An-Nuha, Nida’un Ilaih, dan Man Jadda Wajada untuk juara harapan satu hingga tiga.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Juara pertama akan tampil di acara pengajian bersama KH. Marzuki Mustamar besok harinya,” pungkasnya.

Festival Hadrah Al-Banjari yang diadakan ini merupakan penyelenggaraan untuk pertama kalinya. Hal itu sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Wakil Ketua Pelaksana Abdul Adhim. “Festival ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan oleh ta’mir masjid As-Sa’adah Keputih,” ujarnya.

Festival rebana ini merupakan salah satu dari sekian rangkaian penyambutan maulid 1437 H. Ada tiga kegiatan yang diadakan oleh pihak ta’mir. Pengurus masjid sebelumnya mengadakan khitanan massal. Acara lainnya adalah pengajian bersama KH Marzuki Mustamar. (Hanan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Kajian, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 20 Desember 2017

Lembaga Falakiyah NU Banyuwangi Miliki Alat Canggih Pemantau Hilal

Banyuwangi, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Beberapa orang santri dari beberapa pesantren tampak sedang sibuk dengan berbagai peralatan yang terlihat canggih itu. Alat yang menyerupai teropong bintang itu diarahkan ke garis cakrawala. Mata mereka dipicingkan ke alat tersebut.

“Mereka sedang memantau posisi hilal untuk menentukan kapan jatuhnya awal bulan,” ungkap Sekretaris Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Banyuwangi Gufron Musthofa yang mendampingi kegiatan pemantauan hilal (rukyatul hilal) di Pusat Observasi Bulan (POB) Pantai Pancur, wilayah Balai Taman Nasional Alas Purwo, Tegaldlimo, Senin (31/10).

Lembaga Falakiyah NU Banyuwangi Miliki Alat Canggih Pemantau Hilal (Sumber Gambar : Nu Online)
Lembaga Falakiyah NU Banyuwangi Miliki Alat Canggih Pemantau Hilal (Sumber Gambar : Nu Online)

Lembaga Falakiyah NU Banyuwangi Miliki Alat Canggih Pemantau Hilal

Tak berapa lama, hasil pengamatan sudah terlihat dari monitor yang tersambung ke alat yang semacam teropong itu. “Sayang, kondisi langit yang sedang tertutup kabut, jadi hilal tidak bisa terlihat. Tapi, bulan baru sudah bisa diperkirakan jatuh pada besok (hari ini, red),” jelas Gufron.

Meski pengamatan hilal tidak tampak secara langsung, tim LFNU Banyuwangi dan para santri pegiat ilmu falak itu merasa puas. Alat-alat yang dipergunakannya bekerja secara optimal. “Ada tiga alat yang kami gunakan, Telescope Computerised, William Optic Tripled, dan Total Station Nikon D22+,” papar Gufron.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan alat-alat tersebut, kerja-kerja pengamatan bisa optimal. Proses rukyatul hilal tak lagi menggunakan peralatan sederhana seperti batang pipa yang dimodifikasi sedemikian rupa. Hasil pengamatan bisa terlihat secara digital sehingga bisa lebih akurat dalam menentukan hilal dan peristiwa astronomi lainnya.

“Ini alat-alat yang cukup canggih untuk rukyatul hilal. Karena harganya yang mahal, tak banyak yang memilikinya. Bisa jadi di Banyuwangi hanya NU yang punya, karena Kemenag (Kementerian Agama) Banyuwangi saja tidak punya,” tutur Ketua LFNU Banyuwangi Mustain Hakim beberapa waktu lalu.

Dengan berbagai peralatan tersebut, sangat membantu kerja LFNU Banyuwangi. Selain itu, juga memberikan semangat baru para pengurus untuk mengembangkan kajian falakiyah di Banyuwangi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Selain rukyatul hilal pada bulan-bulan tertentu, seperti awal dan akhir Ramadhan, serta awal Dzulhijah, mulai bulan ini, kita akan mengadakan pengamatan rutin tiap akhir bulan hijriyah,” terang Hakim.

Untuk proses rukyatul hilal itu sendiri, LFNU bekerja sama dengan pihak Administrasi Balai Taman Nasional Alaspurwo, Banyuwangi. “Sedangkan pesertanya kami mengajak para santri yang berminat dengan studi falakiyah,” tuturnya.

Selain aktif melakukan rukyatul hilal, LFNU Banyuwangi juga melakukan pelatihan-pelatihan falakiyah dari satu pesantren ke pesantren lainnya. Bulan kemarin diadakan di PP. Al-Azhar, Sempu. “Untuk bulan ini di Pesantren Gumirih, Singojuruh,” terang Gufron.?

Pelatihan maupun rukyatul hilal sendiri, menurut Gufron, terbuka untuk umum. “Siapa saja yang berminat boleh untuk ikut. Bagi yang berminat bisa datang ke sekretariat kami di Kantor PCNU Banyuwangi,” pungkasnya. (Anang Lukman Afandi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 13 Desember 2017

Sesama Mukmin Ibarat Satu Badan

Yogyakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama’ (PWNU) Daerah Istimewa Yogyakarta kembali menggelar Forum Silaturrahim Ulama dan Ormas Islam se-DIY pada Kamis, 30 Agustus 2012, di Hotel Ruba Graha Yogyakarta.?

Kegiatan yang dihadiri kalangan pesantren dan pengurus ormas di DIY ini mengusung tema Revitalisasi Peran Ormas dan Pondok Pesantren dalam Transformasi Politik Kebangsaan dan Penguatan Masyarakat Madani (civil society) dalam Bingkai NKRI.

Sesama Mukmin Ibarat Satu Badan (Sumber Gambar : Nu Online)
Sesama Mukmin Ibarat Satu Badan (Sumber Gambar : Nu Online)

Sesama Mukmin Ibarat Satu Badan

Dalam sambutannya sebagai Rais Syuriyah PWNU DIY, KH Asyhari Abta mengatakan bahwa sesama mukmin di dalam tolong menolong dan saling menyayangi, itu bagaikan satu badan. Jika salah satu anggota sakit, maka seluruh tubuh akan bela sungkawa.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ketika kita merasakan sakit gigi, maka semua anggota badan ikut bela sungkawa,” tegasnya.

KH Asyhari Abta juga menjelaskan bahwa di zaman rasul terbukti persaudaraan kuat. Ini terbukti di zaman nabi ketika terjadi kehausan, rasul membawa air. Semua dikasih, tetapi saling mendahulukan kawannya sampai mereka mati.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ada anekdot, di malam hari raya ada sahabat yang tidak punya apa-apa. Lalu di pinjam gandum ke kawannya. Kawannya meminjami gandung sekantong kecil. Baru minjam, lalu dipinjam lagi. Dan dipinjam lagi. Sampai yang terakhir adalah pemilik kantong tersebut,” lanjutnya. ?

Namun, KH Asyhari Abta menyayangkan ? sekarang ini ukhuwah yang terjadi di kalangan umat Islam semakin lemah. Banyak da’i muda yang suka menyalah-nyalahkan dan merasa benar sendiri, sehingga yang sering dimunculkan adalah perbedaan. Kita harus makin dewasa untuk memajukan umat dengan menghindari sikap saling menyalahkan.

“Terkait pentingnya ukhwah dalam Islam, Rasulallah saw. menggambarkan “Jadilah seperti dua tangan, jangan seperti dua telinga. Dua tangan tidak saling iri, bahkan saling membantu. Sedang dua telinga saling iri, tidak pernah bertemu,” tegas Kiai Asyhari.

?

Persaudaraan kokoh, negeri makmur

KH Asyhari Abta juga menjelaskan bahwa jika persaudaraan, baik ukhuwah islamiyah, wathaniah, dan basyariah itu kokoh, maka negara ini akan makmur. “Sayangnya kita masih mempersoalkan perbedaan, misalnya penggunaan doa qunut, dan doa iftitah,” tegasnya.

Agar persaudaraan semakin kokoh, Kiai Asyhari menggambarkan agar umat Islam jangan sampai seperti buih. Gambaran ini sudah ditegaskan Rasulullah, bahwa: “Besok kamu akan dikepung oleh musuh seakan nasi satu piring yang diserbu banyak serigala. Sahabat bertanya apakah besok kita minoritas? Rasulullah menjawab, Tidak! Bahkan mayoritas. Tetapi Islam seperti buih di lautan, karena sangat mencintai dunia, tapi takut akan mati.”

Kiai Asyhari mengingatkan agar jangaumat Islam jangan sampai terjebak hanya mencari dunia. Oleh karena itu, lanjut beliau, umat Islam jangan mencari perbedaan, tetapi persamaan. Sebab perbedaan pasti ada. Tetapi jika mencari persamaan yang positif, pasti ada ukhuwah.

Revitalisasi peran ormas

Sementara itu, KH Hasan Abdullah dalam sambutannya sebagai ketua panitia menjelaskan bahwa diadakannya kegiatan ini didorong atas kesadaran manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain, baik di bawah payung organisasi maupun payung kultural. Beliau menegaskan bahwa watak manusia suka berkumpul dalam berkelompok, baik kecil maupun besar. Hal itu terbukti dengan banyaknya ormas Islam di Indonesia, seperti Nahdhatul Ulama dan Muhammadiyah.

KH Hasan juga menjelaskan bahwa tidak sedikit umat yang tidak masuk ke organisasi masyarakat Islam, entah karena tidak tahu atau enggan, sehingga perlu dilakukan revitalisasi ormas Islam, agar dapat menaungi semua elemen masyarakat.

“Saatnya ormas-ormas Islam dan pesantren untuk tidak hanya menaungi warga masing-masing, tetapi juga menaungi semua warga negara. Karena posisi negara itu sesuai dengan kaidah ushul fiqh yang berbunyi, ma la yatimmu al-wajib illa bihi fahuwa wajib. Dengan begitu, ormas Islam dan pesantren juga harus membimbing masyarakat agar beragama dengan baik, berbangsa dan bernegara dengan baik,” tegasnya.

Redaktur ? : Mukafi Niam

Kontributor: Anas/Suhendra?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, News, AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 06 Desember 2017

Enam Syarat Sah Pelaksanaan Shalat Jum’at

Seperti ibadah-ibadah lainnya, shalat jum’at memiliki beberapa ketentuan atau syarat keabsahan yang harus dipenuhi. Sekiranya tidak terpenuhi, maka shalat jum’at dihukumi tidak sah. Berikut ini adalah syarat-syarat sah pelaksanaan shalat jum’at:

Pertama, shalat jum’at dan kedua kutbahnya dilakukan di waktu zhuhur. Hal ini berdasarkan hadits:

Enam Syarat Sah Pelaksanaan Shalat Jum’at (Sumber Gambar : Nu Online)
Enam Syarat Sah Pelaksanaan Shalat Jum’at (Sumber Gambar : Nu Online)

Enam Syarat Sah Pelaksanaan Shalat Jum’at

? ? ? ? ? ? ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sesungguhnya Nabi Saw melakukan shalat jum’at saat matahari condong ke barat (waktu zhuhur)”. (HR.al-Bukhari dari sahabat Anas).

Maka tidak sah melakukan shalat jum’at atau khutbahnya di luar waktu zhuhur. Bila waktu Ashar telah tiba dan jamaah belum bertakbiratul ihram, maka mereka wajib bertakbiratul ihram dengan niat zhuhur. Apabila di tengah-tengah melakukan shalat jum’at, waktu zhuhur habis, maka wajib menyempurnakan jum’at menjadi zhuhur tanpa perlu memperbaharui niat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Syekh Habib Muhammad bin Ahmad al-Syathiri mengatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Apabila waktu zhuhur menyempit, maka wajib melakukan takbiratul ihram dengan niat zhuhur. Apabila waktu zhuhur keluar sementara jamaah berada di dalam ritual shalat jum’at, maka mereka wajib menyempurnakannya menjadi shalat zhuhur tanpa mengulangi niat”. (Syekh Habib Muhammad bin Ahmad al-Syathiri, Syarh al-Yaqut al-Nafis, hal.236)

Kedua, dilaksanakan di area pemukiman warga.

Shalat jum’at wajib dilakukan di tempat pemukiman warga, sekiranya tidak diperbolehkan melakukan rukhsah shalat jama’ qashar di dalamnya bagi musafir. Tempat pelaksanaan jum’at tidak disyaratkan berupa bangunan, atau masjid. Boleh dilakukan di lapangan dengan catatan masih dalam batas pemukiman warga.

Syekh Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali mengatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Jum’at tidak disyaratkan dilakukan di surau atau masjid, bahkan boleh di tanah lapang apabila masih tergolong bagian daerah pemukiman warga. Bila jauh dari daerah pemukiman warga, sekira musafir dapat mengambil rukhshah di tempat tersebut, maka jum’at tidak sah dilaksanakan di tempat tersebut”. (al-Ghazali, al-Wasith, juz.2, hal.263, [Kairo: Dar al-Salam], cetakan ketiga tahun 2012).

(Baca juga: Shalat Jum’at di Perkantoran)

Ketiga, rakaat pertama jum’at harus dilasanakan secaraberjamaah.

Minimal pelaksanaan jamaah shalat jum’at adalah dalam rakaat pertama, sehingga apabila dalam rakaat kedua jamaah jum’at niat mufaraqah (berpisah dari Imam) dan menyempurnakan jum’atnya sendiri-sendiri, maka shalat jum’at dinyatakan sah.

Keempat, jamaah shalat jum’at adalah orang-orang yang wajib menjalankan jum’at.

Jamaah jum’at yang mengesahkan jum’at adalah penduduk yang bermukim di daerah tempat pelaksanaan jum’at. Sementara jumlah standart jamaah jum’at adalah 40 orang menghitung Imam menurut pendapat kuat dalam madzhab Syafi’i. Menurut pendapat lain cukup dilakukan 12 orang, versi lain ada yang mencukupkan 4 orang.

Al-Jamal al-Habsyi sebagaimana dikutip Syekh Abu Bakr bin Syatha mengatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Berkata Syekh al-Jamal al-Habsyi; Bila orang awam mengetahui di dalam hatinya bertaklid kepada ulama dari ashab Syafi’i yang mencukupkan pelaksanaan jum’at dengan 4 atau 12 orang, maka hal tersebut tidak masalah, karena tidak ada kesulitan dalam hal tersebut”. (Syekh Abu Bakr bin Syatha, Jam’u al-Risalatain, hal.18).

Tidak termasuk jamaah yang mengesahkan jum’at yaitu orang yang tidak bermukim di daerah pelaksanaan jum’at, musafir dan perempuan, meskipun mereka sah melakukan jum’at.

Kelima, tidak didahului atau berbarengan dengan jum’at lain dalam satu desa

Dalam satu daerah, shalat jum’at hanya boleh dilakukan satu kali. Oleh karenanya, bila terdapat dua jum’atan dalam satu desa, maka yang sah adalah jum’atan yang pertama kali melakukan takbiratul ihram, sedangkan jum’atan kedua tidak sah. Dan apabila takbiratul ihramnya bersamaan, maka kedua jum’atan tersebut tidak sah.

Hal ini bila tidak ada kebutuhan yang menuntut untuk dilaksanakan dua kali. Bila terdapat hajat, seperti kedua tempat pelaksanaan terlampau jauh, sulitnya mengumpulkan jamaah jum’at dalam satu tempat karena kapasitas tempat tidak memadai, ketegangan antar kelompok dan lain sebagainya, maka kedua jum’atan tersebut sah, baik yang pertama maupun yang terakhir.

Syekh Abu Bakr bin Syatha’ mengatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Kesimpulannya, sulitnya mengumpulkan jamaah jum’at yang memperbolehkan berbilangannya pelaksanaan jum’at adakalanya karena faktor sempitnya tempat, pertikaian di antara penduduk daerah atau jauhnya tempat sesuai dengan syaratnya”. (Syekh Abu Bakr bin Syatha, Jam’u al-Risalatain, hal.4).

(Baca: Dua Shalat Jum’at dalam Satu Komplek)

Keenam, didahului kedua khutbah.

Sebelum shalat jum’at dilakukan, terlebih dahulu harus dilaksanakan dua khutbah. Hal ini berdasarkan hadits Nabi:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Rasulullah Saw berkhutbah dengan berdiri kemudian duduk, kemudian berdiri lagi melanjutkan khutbahnya”. (HR. Muslim).

(Baca: Kenapa Khutbah Jumat Didahulukan Dibanding Shalatnya?)

Demikianlah syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam menjalankan shalat jum’at. Semoga bermanfaat. (M. Mubasysyarum Bih)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, News, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 03 Desember 2017

Rasa Syukur Seorang Narapidana

"Bagaimana kabarmu di penjara?" Tanya seorang sufi lewat sebuah surat kepada sahabatnya.

Sahabatnya menjadi tahanan sebuah kerajaan lantaran suatu kesalahan. Para sipir sekali waktu datang bersama seorang Majusi lalu merantainya secara bergandengan dengan teman sufi itu. Apesnya, si Majusi sedang didera penyakit mules. Sehingga, tiap kali si Majusi hendak buang hajat, sahabat sufi tersebut terpaksa menemani di sebelahnya. Selalu. Bau busuk yang menusuk hidung dan gerak serbaterbatas akibat rantai besi itu tentu sangat mengganggu.

Rasa Syukur Seorang Narapidana (Sumber Gambar : Nu Online)
Rasa Syukur Seorang Narapidana (Sumber Gambar : Nu Online)

Rasa Syukur Seorang Narapidana

Sang sufi paham dengan keadaan sahabatnya ini dan karenanya ingin memastikan bahwa kondisinya baik-baik saja.

"Aku bersyukur kepada Allah," balas surat si narapidana kepada sang sufi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sampai kapan kau bersyukur? Memangnya ada yang lebih buruk dari keadaanmu sekarang?"

"Seandainya ikat pinggang si Majusi digandengkan dengan perutku tentu keadaannya akan lebih parah. Saudaraku, sebetulnya aku berhak mendapatkan hukuman lebih dari ini."

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lanjut si narapidana, "Jika memang Tuhan mengampuniku melalui takdir semacam ini, bukankah syukur wajib kupanjatkan?"

Ia lalu menjelaskan tentang rasa takut terhadap pedihnya sanksi di neraka seandainya dirinya tak memperoleh ampunan. Demikian kisah yang tercatat dalam kitab an-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qulyubi.

Ada cara pandang unik yang dimiliki si narapidana. Ia menilai hukuman yang diterimanya saat itu selayak karunia kebaikan. Sebuah pola pikir yang hanya bisa diraih bila seseorang mempunyai pengertian lebih luas tentang anugerah dan musibah. Anugerah tak mesti sebuah kenikmatan, dan tak semua kesengsaraan bisa disebut musibah.

Orang dengan kacamata masa depan akan berpikir tentang pendidikan jiwanya dalam menyesali kesalahan, melapangkan hati menanggung risiko, dan membenahi diri, hingga tentang nasib kehidupan akhirat di masa mendatang. Dengan demikian, mengeluhkan atau menghindari tanggung jawab hukum, terlebih dengan membuat kesalahan baru (misalnya dengan menyuap penegak hukum), adalah sebuah kepicikan. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Pertandingan, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebarkan Seluruh Kegiatan NU di Media Massa!

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kecenderungan warga NU, lelah menyelenggarakan kegiatan tanpa kepedulian publikasi di media massa. Publikasi seharusnya dilakukan sebagai syiar dan merangsang berbagai kalangan untuk beraktivitas dengan baik.

Sebarkan Seluruh Kegiatan NU di Media Massa! (Sumber Gambar : Nu Online)
Sebarkan Seluruh Kegiatan NU di Media Massa! (Sumber Gambar : Nu Online)

Sebarkan Seluruh Kegiatan NU di Media Massa!

Kondisi ini sangat berbeda dengan di luar negeri. “Kalau di Australia, diskusi kecil saja bisa disebar di sejumlah media baik cetak, maupun elektronik,” kata dr H Zulfikar As’ad MMR kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah (9/5).

Gus Ufik, sapaan akrabnya menandaskan, selama berada di Australia dalam rangka penelitian untuk gelar doktornya, ada perbedaan mencolok dari tradisi menyampaikan informasi para mahasiswa dan dosen. “Hanya dengan diskusi terbatas yang dihadiri sekitar dua puluh orang saja, materi dan isi diskusi bisa disampaikan di berbagai media,” tandasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Para mahasiswa dan dosen sangat sadar bahwa ilmu yang didapat selama kegiatan berlangsung, layak untuk dijadikan rujukan sejumlah pihak. Bisa jadi, hal itu juga demi memantapkan eksistensi dari kelompok diskusi maupun institusi serta tempat diselenggarakannya kegiatan.

“Karena masing-masing lembaga, demikian juga setiap personal sangat butuh eksistensi diri dan agar kapabilitas mereka diketahui publik,” tandas salah seorang pengasuh di Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) Peterongan Jombang Jawa Timur ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kondisi ini tentu berbeda dengan di Indonesia. “Kita gemar menyelenggarakan kegiatan besar dengan peserta yang juga banyak bahkan biaya yang tidak sedikit, namun yang mengetahui hanya sebagian kalangan saja,” ungkapnya.

Bahkan putra pengasuh PPDU, KH As’ad Umar ini dapat memastikan kegiatan yang diselenggarakan Nahdlatul Ulama, termasuk badan otonom, lembaga dan lajnah demikian meriah. “Tapi kita jarang bisa mendengar kegiatan tersebut tersebar di media,” katanya menyayangkan.

Keengganan mayoritas aktivis NU untuk mempublikasikan kegiatan tersebut bisa jadi karena kurangnya kesadaran dalam memaknai pentingnya publikasi. “Padahal andai kegiatan itu dapat menjadi inspirasi bagi kalangan lain, akan jauh lebih bermanfaat,” sergahnya.

Demikian juga akan ada amal jariyah yang dapat diraih lantaran telah merangsang orang lain untuk berbuat baik. “Bukankah ada pesan dari Nabi bahwa siapa yang memberi teladan bagi kebaikan, maka yang bersangkutan juga akan memperoleh pahala dari kebaikan orang lain lantaran meniru kebaikan tersebut?” katanya.

Dengan sejumlah kelebihan dan kemudahan sarana komunikasi yang ada, maka idealnya kendala bagi tersebarnya kegiatan dapat dihindarkan. “Tidak ada lagi alasan bagi kita yang hidup dengan ketercukupan media komunikasi untuk hanya bangga menyampaikan kegiatan di komunitas sendiri,” terangnya.

Kemudahan akses, ketersediaan sarana dan prasarana hendaknya dapat dioptimalkan untuk menyampaikan sejumlah kegiatan dan prestasi kepada khalayak. “Hal ini tentu saja membutuhkan keterampilan dalam mengemas tulisan agar bisa dicerna dengan baik, sesuai kaidah yang ada,” lanjutnya.

Pembantu Rektor di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (UNIPDU) ini juga mengajak semua elemen kampus yang dikelolanya untuk tidak segan memberikan informasi atas berbagai kegiatan yang diselenggarakan. Baik yang dilakukan mahasiswa, dosen, hingga pimpinan kampus agar menyampaikan aktifitas penuh manfaat itu kepada masyarakat luas.

“Apalagi di UNIPDU sudah ada website dan majalah sendiri yang bisa dioptimalkan untuk tujuan mulia tersebut,” ungkapnya. Belum lagi media sosial, kedekatan dengan sejumlah insan media atau portal berita daerah dan nasional yang sangat terbuka dengan hal tersebut.

“Selama kegiatan itu baik dan bermanfaat, pasti akan banyak kalangan yang terbuka untuk menyebarkannya,” pungkas Gus Ufik. (Syaifullah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nusantara, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 18 November 2017

Gus Nuril: NU Benteng NKRI dan Aswaja Dunia

Tangerang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. KH Nuril Arifin mengimbau supaya tetap semangat menjaga jiwa “nasionalisme” NU. Dalam Muktamar NU tahun 1936 sebelum merdeka dan terbentuk Negara Republik Indonesia, NU sudah bertekad dan berikrar tentang perlunya berjuang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Gus Nuril: NU Benteng NKRI dan Aswaja Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Nuril: NU Benteng NKRI dan Aswaja Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Nuril: NU Benteng NKRI dan Aswaja Dunia

Ia menyampaikan hal itu pada pelantikan Pengurus Ranting NU se-kecamatan Curug, Tangerang, Banten, Ahad (2/3).

Menurut dia, sebagai benteng, sejarah telah membuktikan akan kesetiaan NU terhadap bangsa Indonesia, baik pada masa pra-kemerdekaan maupun pasca-kemerdekaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai yang akrab disapa Gus Nuril itu juga mengatakan, bahwa peran nyata NU dalam membela dan membentengi aqidah Aswaja, bukan hanya di level nasional saja.

Melalui Komite Hijaz yang dipimpin KH Wahab Khasbullah, kata dia, kiai NU berdiplomasi dengan Raja Arab Saudi meminta agar makam Rasulullah tidak dibongkar untuk kepentingan bisnis maupun lainya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Ketua MWCNU Curug H. Mahfud Badrun SH,MH menyampaikan penghargaan dan apresiasinya yang tinggi kepada pengasuh Pesantren Miftahul Khoir Kiai Hafid Gunawan, Spdi yang dengan totalitasnya selama ini telah mensuport perjuangan dan pengembangan NU di wilayah Kecamatan Curug. (Mukhlisin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 15 November 2017

Obama Sampaikan Selamat Idul Adha

Kairo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Presiden AS Barack Obama dan Ibu Negara Michelle Obama menyampaikan salam kepada Idul Adha pada umat Islam dan ucapan selamat pada ziarah tahunan haji sebagai pertemuan yang paling beragam yang terbesar di dunia.?

"Muslim Amerika adalah salah satu dari jutaan peziarah yang bergabung dengan salah satu pertemuan terbesar dan paling beragam sedunia," kata Obama dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Harian Sabah pada hari Ahad, 5 Oktober.?

Obama Sampaikan Selamat Idul Adha (Sumber Gambar : Nu Online)
Obama Sampaikan Selamat Idul Adha (Sumber Gambar : Nu Online)

Obama Sampaikan Selamat Idul Adha

"Haji menyatukan umat Islam dari seluruh dunia -Sunni dan Syiah- untuk berdoa bersama, berdampingan."?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam pesan khususnya, Obama mengatakan bahwa “perayaan Idul Adha berfungsi sebagai pengingat bahwa tak peduli suku atau sekte, ras atau agama, jenis kelamin atau usia, kita sederajat dalam kemanusiaan.”?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pada Idul Adha, umat Islam melanjutkan tradisi berbagi kepada orang miskin dan bergabung dengan komunitas agama lain dalam upaya memberikan bantuan kepada mereka yang menderita kelaparan, penyakit, penindasan, dan konflik," kata Obama dalam pernyataannya.?

"Layanan mereka adalah contoh yang kuat dari akar bersama agama-agama Ibrahim di dunia dan bagaimana masyarakat kita bisa bersama-sama dalam damai, dengan martabat dan rasa keadilan." (onislam.net/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Internasional, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 12 November 2017

UIM Lakukan Muhasabah di Peringatan Nuzulul Quran

Makassar, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Civitas akademika Universitas Islam Makassar (UIM) memperingati malam Nuzulul Quran buka puasa bersama di Auditorium KH Muhyiddin Zain UIM, Jumat (10/) sore. Mereka menjadikan peringatan ini sebagai momentum untuk mengoreksi dan mengevaluasi diri.

Rektor UIM Dr Majdah M Zain di hadapan segenap civitas akademikanya menuturkan UIM perguruan tinggi Islam yang dalam proses pembelajarannya banyak mengkaji nilai-nilai Al-Quran.

UIM Lakukan Muhasabah di Peringatan Nuzulul Quran (Sumber Gambar : Nu Online)
UIM Lakukan Muhasabah di Peringatan Nuzulul Quran (Sumber Gambar : Nu Online)

UIM Lakukan Muhasabah di Peringatan Nuzulul Quran

UIM mewajibkan civitas akademika setiap tahunnya untuk memperingati hari Nuzulul Quran sebagai proses muhasabah dan koperatif sistem dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Semoga peringatan Nuzulul Qur’an menambah atmosfer kehidupan beragama di tengah masyarakat,” kata Hj Majdah.

Tampil sebagai pembawa hikmah Nuzulul Quran Wakil Rais Syuriyah NU Sulsel Anregurutta KH Busthani Syarief. Menurut salah seorang pendiri Universitas Islam Makassar, Al-Quran diturunkan di muka bumi ini untuk umat manusia dalam bahasa Arab.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Tujuan diturunkannya Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan pembeda antara yang haq dan batil," ujar Gurutta Busthani.

Al-Quran diturunkan sebagai risalah manusia dari kegelapan dunia menuju dunia yang penuh kedamaian, keberagamaan, dan penuh dengan nilai-nilai Islam, tandas Gurutta Busthani.

Tampak hadir para pengurus Syuriyah dan Tanfidziyah NU Sulsel, Wakil Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Al-Gazali A Rahman Idrus, Kepala Kanwil Kemenag Sulsel H Abd Wahid Thahir yang juga Ketua PCNU Makassar, Sekretaris Kopertis Wilayah IX Sulawesi Hawignyo, para Wakil Rektor UIM, para Dekan sekampus UIM, dan para ketua lembaga dan banom NU Sulsel. (Andy M Idris/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News, Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 08 November 2017

10 Karya Terbaik Masuk Final Kompetisi Esai NU Online

Jakarta, Online

Panitia kompetisi Esai dan Multimedia PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menyeleksi 10 karya terbaik dari 530 peserta yang mengikuti ajang tersebut. Saat ini dewan juri sedang merampungkan penilaian akhir atas 10 karya yang nantinya akan memperebutkan hadiah utama 5 juta rupiah.

Koordinator panitia lomba Muhammad Yunus menjelaskan, seluruh esai tersebut diseleksi secara bertahap oleh para dewan juri yang kompeten di bidangnya.?

“Dari 530 dieliminir menjadi 100 besar, kemudian diseleksi lagi menjadi 50 besar, lalu 20 besar hingga terakhir 10 besar,” terang Yunus.

10 Karya Terbaik Masuk Final Kompetisi Esai NU Online (Sumber Gambar : Nu Online)
10 Karya Terbaik Masuk Final Kompetisi Esai NU Online (Sumber Gambar : Nu Online)

10 Karya Terbaik Masuk Final Kompetisi Esai NU Online

Tahap 10 besar, imbuhnya, menjadi proses seleksi terakhir untuk memilih 3 juara inti dan 3 juara harapan. Para juara tersebut dipastikan merupakan karya terbaik dari 530 peserta dari seluruh Indonesia.

Berikut ini 10 karya terbaik yang masuk putaran final kompetisi esai NU:

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

1. Tondano, di Antara Toleransi dan Keberagaman (Geril Dwira/Gorontalo)

2. Ngaji Toleransi di Kaki Bukit Watu Payung (Ahmad Syarif Yahya/Rembang)

3. Tahlilan sebagai Tradisi Keagamaan dan Strategi Budaya dalam Perdamaian Warga (Siswanto/Boyolali)

4. Negara Kesatuan sebagai Hasil Ijtihad Kebangsaan (Rifqi Qowiyul Iman/Lampung)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

5. Puisi Perdamaian dari Sang Nyai (Ngarjito Ardi Setyanto/Yogyakarta)

6. Belajar Islam Damai dari Jarumahot Nasution (Irman Marzuki Siregar)

7. Teologi Hukum dan Masa Depan Toleransi Iman (M. Fauzi Sukri/Surakarta)

8. Islam Tak Lagi Mendamaikan (Dwi Supriyadi/Boyolali)

9. Islam Harmonis: dari NU bagi Demokrasi Indonesia (Nurul Maisyal/Batang)

10. ? Kebhinnekaan dalam Mewujudkan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Biak-Papua (Hilmi Fauzy/Jakarta)

Panitia akan pengumuman pemenang pada Ahad, 5 Februari 2017 melalui situs PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (Fatoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News, Santri, AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 06 November 2017

Jamaah Haji Brebes Pulang 10 Oktober, 2 Orang Tertunda

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jamaah haji dari Kabupaten Brebes bakal pulang pada 10 Oktober 2014. Sebagai kelompok terbang (kloter) pertama dari Jawa Tengah kedatangannya direncanakan akan disambut Gubernur H Ganjar Pramono SH.

Jamaah Haji Brebes Pulang 10 Oktober, 2 Orang Tertunda (Sumber Gambar : Nu Online)
Jamaah Haji Brebes Pulang 10 Oktober, 2 Orang Tertunda (Sumber Gambar : Nu Online)

Jamaah Haji Brebes Pulang 10 Oktober, 2 Orang Tertunda

Demikian disampaikan Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Brebes Drs H Imam Hidayat MPdI, saat rapat persiapan penjemputan jamaah di Aula Kemenag, Selasa (7/10).

Menurut Imam, secara umum kondisi jamaah haji Indonesia asal Brebes dalam keadaan baik, sehat walafiat. Namun demikian ada 2 orang suami istri dari Salem yang tertinggal tidak mengikuti jamaah asal Brebes tetapi mengikuti kloter 16.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Pada saat pemberangkatan, istrinya mengalami sakit maka suaminya turut mendampingi dan diberangkatkan mengikuti kloter 16, maka kepulangannya pun ikut juga kloter 16,” tuturnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia juga menerangkan, ada 1 orang dari Brebes yang pada saat pemberangkatan mengalami sakit dan dirujuk ke rumah sakit Boyolali. Setelah menjalani perawatan dan dinyatakan sehat oleh dokter, yang bersangkutan tidak mau berangkat, melainkan memilih pulang.

Lebih lanjut Imam menyebut jamaah asal Brebes terdiri atas tiga kloter. Untuk kloter 1 akan tiba di SOC Adi Sumarmo Solo pada Jumat (10/10) jam 08.30, diperkirakan sampai di Islamic Center Brebes pukul 20.00 WIB. Kloter 2 tiba di SOC  Adi Sumarmo Jumat (10/10) pukul 13.20 dan sampai di IBrebes jam 24.00. Sedangkan kloter 3 tiba di SOC Adi Sumarmo pada Jumat (10/10) jam 21.20 dan tiba di Brebes pada Sabtu (11/10) pukul 08.30.

Kepada keluarga jamaah, Imam menyarankan agar tidak usah menjemput di Donohudan Solo. Tetapi cukup di Islamic Center Brebes saja. Karena kepulangan dari Donohudan hingga ke Brebes menjadi tanggung jawab Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Kabupaten Brebes. “Untuk menjaga keamanan dan ketertiban, keluarga jamaah tidak perlu menjemput ke Donohudan,” harap Imam. (wasdiun/abdullah alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah