Tampilkan postingan dengan label PonPes. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label PonPes. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Maret 2018

Walisongo Juara LSN Region Jateng II

Sragen, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pesantren Wali Songo Sragen meraih Juara Liga Santri Nusantara (LSN) Region II Jateng setelah di laga final menundukkan Darul Muttaqien dari Temanggung dengan skor telak 5-0 di Stadion Taruna Sragen, Sabtu (7/10).

Hasil ini membuat Songo FC berhasil menjadi yang terkuat untuk ketiga kalinya secara berturut, di Wilayah Region Karesidenan Surakarta dan Kedu.

Walisongo Juara LSN Region Jateng II (Sumber Gambar : Nu Online)
Walisongo Juara LSN Region Jateng II (Sumber Gambar : Nu Online)

Walisongo Juara LSN Region Jateng II

Striker Faishal menjadi bintang kemenangan Wali Songo dengan tiga gol yang diciptakannya. Disaksikan ribuan suporternya sendiri yang memadati Stadion Taruna, Wali Songo tampil perkasa.

Laga baru berjalan lima menit, Triyono mampu membawa Wali Songo unggul 1-0 atas wakil Temanggung. Faishal mampu menggandakan keunggulan Wali Songo pada menit ke-28. Dua menit berselang, Faishal mencetak gol keduanya yang membawa timnya menang 3-0 di babak pertama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada babak kedua, Wali Songo tidak mengendorkan serangan. Namun, lini belakang Darul Muttaqien tampil disiplin sehingga mampu menggagalkan sejumlah peluang dari Wali Songo di awal babak kedua. Terus menerus digempur, gawang Darul Muttaqien akhirnya bobol juga.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Faishal mencetak gol ketiganya pada menit 59 yang membawa Wali Songo unggul 4-0. Di pengujung babak kedua, Wali Solo kembali menambah gol melalui kaki Muarif. Skor 5-0 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

“Wali Songo berhak membawa pulang uang pembinaan senilai Rp5 juta. Sementara Darul Muttaqien berhak membawa pulang uang pembinaan senilai Rp4 juta. Wali Songo berhak melaju ke putaran nasional pada akhir Oktober 2017 di Bandung,” papar Koordinator LSN Region II Jateng Ali Sutopo. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Kajian Sunnah, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 10 Maret 2018

Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Kota Solo kembali ditetapkan menjadi salah satu tuan rumah Liga Santri Nasional (LSN) 2017,? Regional II Jawa Tengah. Ini berarti untuk ketiga kalinya secara berturut, Kota Bengawan menjadi tuan rumah LSN. Selain Solo, Magelang juga rencananya menjadi tuan rumah pelaksanaan liga santri.

Hal ini disampaikan Koordinator LSN 2017 Regional Jateng II Anis Mudzakir saat ditemui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (10/7).

Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)
Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)

Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng

Menurut Anis, proses pelaksanaan LSN di Jateng II sudah dimulai dengan proses pendaftaran pesantren yang akan menjadi calon peserta.

“Ini sudah kita mulai, rencana dalam pekan ini kita sowan ke beberapa pesantren di wilayah Soloraya,” terang Anis.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada pelaksanaan LSN kali ini, akan ada penambahan peserta, yang sebelumnya 16 tim, kini menjadi 32 tim. “Rincianya untuk Wilayah Soloraya ada 16 tim, dan Wilayah Kedu juga 16 tim.

Sedangkan untuk stadion yang menjadi tempat pelaksanaan pertandingan di Wilayah Soloraya, ia menargetkan Stadion Sriwedari di Kota Solo. Stadion yang bersejarah ini pernah menjadi tempat pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) perdana pada tahun 1948.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berharap, pihaknya dapat mempertahankan prestasi pada tahun sebelumnya, yakni menjadikan salah satu tim dari wilayahnya melaju ke babak Final LSN.

Seperti yang telah diketahui pada LSN 2016, tim dari Sragen, Pesantren Walisongo, berhasil melaju ke babak final sebelum akhirnya ditundukkan Tim Nur Iman pada pertandingan yang diakhiri dengan drama adu penalti. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Kajian, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 18 Februari 2018

4 Kunci Surga Kaum Hawa

Perempuan dalam Islam memiliki posisi yang sangat tersanjung. Bahkan dalam bentangan sejarah yang ada, Islam dapat dikatakan sebagai agama pertama yang memiliki visi penghormatan terhadap perempuan.

Sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab Jahiliyah seringkali merasa malu bila melahirkan anak perempuan sehingga tidak segan membunuh dan menguburkannya hidup-hidup. Begitu pula masyarakat Bani Israel berusaha mengalieminasi perempuan dari keluarga dan rumahnya ketika mereka dalam keadaan haidh. Namun tidak demikian dengan Islam yang mempunyai visi perempuan dengan semoyan “la yukrimuhunna illa karimun, wa la ahanahunna illa kahinun” hanya orang mulia yang memuliakan perempuan, dan hanya orang hina yang menghinakan perempuan.

Demikian posisi perempuan dalam Islam sehingga Rasulullah saw merasa penting mengaprsiasinya dengan empat hal yang memudahkan perempuan menikmati surga:

4 Kunci Surga Kaum Hawa (Sumber Gambar : Nu Online)
4 Kunci Surga Kaum Hawa (Sumber Gambar : Nu Online)

4 Kunci Surga Kaum Hawa

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Apabila seorang perempuan melakukan shalat fardhunya yang lima dan berpuasa selama bulan Ramadhan dan menjaga kehormatannya juga ta’at kepada suaminya, maka dikatkanlah kepadanya masuklah ke dalam surga melalui pintu yang engkau mau .(red.Ulil H)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 05 Februari 2018

Kesombongan dan Dua Sumber Kemaksiatan

"Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada sifat sombong seberat dzarroh (atom yang paling kecil)." Lantas ada seseorang yang berkata: Sesungguhnya ada laki-laki yang suka berpakaian indah dan bersandal bagus. Nabi saw bersabda: “sesungguhnya Allah itu Indah dan suka keindahan. Sombong adalah menentang kebenaran dan memandang rendah orang lain (al-Hadits).

? ? ? ? ? ? ? ?, ? ? ? ?, . ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? : ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Kesombongan dan Dua Sumber Kemaksiatan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kesombongan dan Dua Sumber Kemaksiatan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kesombongan dan Dua Sumber Kemaksiatan

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Marilah kita bersama-sama meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah swt. sungguh hanya dengan taqwalah kita dapat mengisi kehidupan ini dengan segala sifat-sifat kebaikan dan menghindar dari sifat tercela. Diantara sifat tercela yang tidak terampuni dan merupakan waisan iblis adalah kesombongan. Apakah sombong itu? Rasulullah saw bersabda ? ? ? ? ? sombong adalah menolak kebenaran dan memandang rendah orang lain.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Meskipun jelas bahwa mausia adalah tempatnya kesalahan dan kealpaan sebagaimana ucapan ‘al-Insan mahallul khatha’ wan nisyan’ tetapi menjadi kewajiban manusia itu sendiri berusaha menghindarkan diri dari kesalahan. Terkadang manusia merasa amat berat dalam mengekang diri dari kemaksiatan karena bisikan nafsu yang tiada henti berhembus seperti angin yang terus mengelilingi kehidupan ini. Ketika itu hendaklah manusia meminta pertolongan kepada Allah swt untuk menundukkan kebiadaban nafsu yang ada dalam diri manusia sendiri. Karena hanya Allahlah yang dapat dengan mudah menyelesaikan permasalahan nafsu ini. Namun demikian, jikalau kemaksiatan sudah tidak terhindar lagi maka bersegeralah memohon pengampuanan kepada-Nya yang disertai dengan penyesalan setulus hati.? ?

Akan tetapi jikalau kemaksiatan yang tidak terhindar itu hadir tanpa ada penyesalan karena memandang remeh suatu kemaksiatan atau rasa sombong atas tindakan kemaksiatan itu, maka sesungguhnya orang itu telah terperosok ke lubang kesalahan dua kali. Lubang pertama adalah kesalahan itu sendiri dan lubang kedua adalah kesalahan atas keberaniannya menyengaja mengerjakan sebuah kesalahan. Inilah maksiat kepada Allah yang paling besar. Inilah kedurhakaan yang pernah dilakukan oleh Iblis kepada Allah, yaitu dengan sengaja membangkang apa yang diperintahkan-Nya, padahal iblis mengerti sepenuhnya bahwa melawan perintah-Nya berarti melakukan kemakaran kepada-Nya. Inilah jenis maksiat yang tidak bisa diharapkan ampuanan dari Allah swt. na’udzubillah min dzalik

Hadirin Jama’ah Jum’at yang Dimuliakan Allah.

Itulah dua macam kemaksiatan sebagaimana diterangkan oleh Sufyan as-Tsauri bahwa:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Setiap maksiat yang terlahir karena dorongan nafsu, sesungguhnya masih ada harapan ampunan dari-Nya. Namun setiap maksiat yang lahir karena dorongan rasa sombong, sungguh tidak ada harapan pengampuanan dari-Nya. Karena demikianlah kedurhakaan yang dilakukan iblis berawal dari rasa sombong dan kesalahan yang dilakukan oleh Nabi Adam (dengan memakan buah huldi) berawal dari dorongan syahwat.

Dari mutiara Sufyan as-Tsauri ini hendaknya diambil pelajaran bahwa kesombongan merupakan sumber kemaksiatan yang tidak dapat diampuni. Karena kesombongan itu pada hakikatnya hanyalah milik-Nya.

? ? ? ? ? : ? ? ? - ? ? ? ? - :? ( ? ? ? ? : ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? )? ? ? ? ? ?)

Sifat sombong itu selendang-Ku, keagungan adalah busana-Ku. Barang siapa yang merebut salah satu dari-Ku, akan Ku lempar ia ke neraka. Dan Aku tidak peduli.

Oleh karenanya Allah dalam surat luqman ayat 18 dengan jelas-jelas menyatakan ketidak suakaan-Nya kepada orang yang sombong:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.

Jelas sekali ayat di atas bahwa Allah tidak menyukai orang yang sombong. Jika demikian dapat dibayangkan bagaimana posisi orang-orang yang tidak disukai Allah di akhirat kelak, sedangkan alam ini (dunia dan akhirat) adalah milik-Nya? pastilah Allah swt memberinya tempat yang buruk.

Sebuah hadits dari Abdullah bin Mas’ud menjelaskannya

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?, ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? (?) ? ? ? ?.

Demikianlah khutbah kali ini bahwasannya kemaksiatan lahir melalui dua sumber kemungkinan. Pertama melalui nafsu syahwat dan kedua melalui perasaan sombong. Sesungguhnya kemaksiatan yang lahir dari kesombongan tidak dapat lagi diharapkan ampunan dari-Nya.Dari Abdullah bin Mas’ud dari Rasulillah Saw berkata: tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada sifat sombong seberat dzarroh (atom yang paling kecil). Lantas ada seseorang yang berkata: sesungguhnya ada laki-laki yang suka berpakaian indah dan bersandal bagus. Nabi saw bersabda “sesungguhnya Allah itu Indah dan suka keindahan. Sombong adalah menentang kebenaran dan memandang rendah orang lain.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Khutbah II

? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ! ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. (Red. Ulil H)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, Nasional, PonPes PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 31 Januari 2018

Pameran Media NU di Arena Munas

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Para peserta Munas-Konbes di Kempek-Cirebon pertengahan September mendatang akan disuguhi karya-karya para penulis NU berupa media-media yang pernah terbit dan masih diterbit. Dari mulai Soeloeh Nadlatoel Oelama, Berita Nahdlatoel Oelama, Duta Masyarakat, hingga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

"Sekarang kami masih koordinasi dengan para pengelola media dan para pemegang dokumen media yang ada," kata inisiator pameran media NU, Hakim Jayli yang dihubungi PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui telepon, tadi malam, Rabu (5/9).

Pameran Media NU di Arena Munas (Sumber Gambar : Nu Online)
Pameran Media NU di Arena Munas (Sumber Gambar : Nu Online)

Pameran Media NU di Arena Munas

Dia mengatakan, saat ini sekurang-kurangnya ada enam media cetak yang terbit di lingkungan NU dan dikelola oleh organanisasi di lingkungan NU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Tashwirul Afkar diterbitkan PP Lakpesdam NU, majalah Aula yang diterbitkan PWNU Jawa Timur, Risalah NU yang diterbitan PBNU, Duta Masyarakat, tabloid Suara NU oleh PWNU Jawa Tengah, buletin Jumat oleh LDNU," jelasnya.

"Untuk media elektronik ada TV9 di Surabaya dan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta. Sebetulnya ada banyak radio dan website, tapi kalau dikumpulin semua tidak muat tempatnya," tambah Hakim yang juga direktur TV9.

Hakim berharap, dengan dipamerkannya media-media itu, warga NU bisa terlibat aktif untuk menghidupkan media di lingkungannya. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"NU ini punya kekuatan yang dahsyat di dunia kepenulisan, sejarahnya juga panjang. Jurnal Afkar itu jurnal langka di negeri ini. Hayo mana ada jurnal keislaman yang terbit nasional. Afkar itu sudah lebih dari 12 tahun eksis. Majalah Aula itu sudah terbit sejak tahun 86, sekarang masih terbit. Apa tidak hebat?" ungkap Hakim.

Hanya saja Hakim mengingatkan, dunia penerbitan ini cenderung menurun, NU harus mengantisipasi. "Tapi jangan semua terjun ke online. Kasihan yang tidak bisa akses internet, karena jumlahnya lebih banyak, apalagi warga NU, kebanyakan di desa. Untuk itu kami akan membicarakannya di arena Munas nanti. Media harus menjadi perhatian bersama. Kita mesti berjamaah agar terus terbit," jelasnya.

Selain memamerkan media-media yang masih terbit, pameran juga akan menyuguhkan media-media lama, seperti Soeloeh NO, Chazanah, Berita NO, Warta NO, LINO, Risalah Islamiyah, Oetoesan NO, Berkala Sarbumusi, dan sebagainya.

Penulis: Hamzah Sahal

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh, PonPes PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 23 Januari 2018

Pendidikan Pesantren Arahkan Pola Hidup Anak

Demak, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sistem pendidikan pesantren berusaha mencetak anak yang pandai dan cerdas. Selain itu, mengarahkan pola hidup anak dalam rangka menjalani hidupnya di masa mendatang.

Pendidikan Pesantren Arahkan Pola Hidup Anak (Sumber Gambar : Nu Online)
Pendidikan Pesantren Arahkan Pola Hidup Anak (Sumber Gambar : Nu Online)

Pendidikan Pesantren Arahkan Pola Hidup Anak

“Menentukan pendidikan anak sangat vital termasuk pendidikan yang berlandaskan agama. Cerdas kalau tidak dasari agama maka anak manusia akan mengandalkan logika akal itu rentan dengan aqidahnya,” kata KH Buchori Masruri saat memperingati 1000 hari wafatnya Ibu Nyai Hj Mujahadah Musyafak, pengasuh Pesantren Nurul hikmah Merbotan Bintoro Demak, Selasa malam 10/3.

Mantan ketua PWNU Jateng tersebut mengapresiasi perjuangan almarhumah yang peduli pada pendidikan anak lewat dunia pesantren. Menurutnya pesantren memiliki karakter, watak dan tradisi tersendiri yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakannya, pesantren memiliki keunikan sendiri dalam aspek-aspek kehidupannya pola kepemimpinan pondok pesantren yang mandiri. Kitab-kitab rujukan umum yang selalu digunakan dari berbagai abad dalam bentuk kitab kuning dan sistem nilai yang digunakan adalah bagian dari masyarakat luas dan dianggap mampu mengajarkan pendidikan dan tidak mudah kena dengan budaya negatif

“Jangan menyesal memasukkan anak ke pesantren karena di sini anak akan menerima pendidikan dengan sistim kehidupan berdasarkan agama, mereka disiapkan untuk masa depan maka anak tidak akan ketinggalan jaman,” jelas kiai Buchori. (A.Shiddiq Sugiarto/Anam)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Nahdlatul, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 22 Januari 2018

Nuris United FC Susah Payah Taklukkan Al-Badri FC

Jember, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pesantren Al-Badri FC tidak bisa dianggap remeh. Buktinya, Nuris United FC harus bersusah payah untuk menaklukkan tim yang bermarkas di Pesantren Al-Badri, Kotok, Kalisat, Jember itu. Sang juara bertahan tersebut baru bisa memastikan kemenangan di injury time babak kedua. Gol semata wayang itu terjadi lewat tendangan penalti.

Kedua tim menyajikan pertandingan menarik dalam babak perempat final Liga Santri Nasional (LSN) Region V Jawa Timur? yang dihelat di lapangan Pesantren Darussalam, Blok Agung, Banyuwangi, Sabtu (3/9) tersebut.

Nuris United FC Susah Payah Taklukkan Al-Badri FC (Sumber Gambar : Nu Online)
Nuris United FC Susah Payah Taklukkan Al-Badri FC (Sumber Gambar : Nu Online)

Nuris United FC Susah Payah Taklukkan Al-Badri FC

Serangan silih berganti dilakukan. Sejumlah peluang juga sama-sama diperoleh. Namun tidak berhasil dikonversi jadi gol. Kendati Al-Badri FC sedikit lebih dominan dalam penguasaan bola, tapi hingga 30 menit babak pertama usai, tak sebuah gol pun tercipta.

Di babak kedua, penampilan Nuris United tetap menawan. Namun serangan yang bertubi-tubi dilakukan? barisan depan Nuris United tak mampu menggetarkan jala gawang Al-Badri FC. Pertandingan pun diprediksi akan berlanjut dalam adu tendangan penalti. Tapi memasuki injury time, pemain belakang Al-Badri dinyatakan hands ball oleh wasit saat menyundul bola di kotak penalti sendiri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wasitpun tanpa ragu? mengusir pemain tersebut dengan kartu merah sekaligus memberi hadiah penalti kepada Nuris United FC. Meski sempat terjadi protes yang keras dari para pemain Al-Badri FC, namun wasit bergeming. Richard Rahmad yang menjadi algojo berhasil menunaikan? tugasnya dengan baik.

Di pertandingan lain, Al-Qodiriyah FC berhasil menaklukkan Bustanul Makmur FC dengan skor 2-0. Sementara tuan rumah, Darussalam FC memastikan maju ke semifinal setelah mengelontor Mambaul Huda dengan 4 gol tanpa balas. Sedangkan Al-Mubarok menang tipis atas? Persatuan? Sepak Bola Nurul Jadid (PSNJ),? Probllinggo dengan angka 1-0.

"Babak semifinal insya Allah semakin seru," tukas Wakil RMI Jember kepada? PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui sambungan telepon seluler. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal, PonPes, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 21 Januari 2018

Ribuan Muslimat Kudus Hadiri Puncak Harlah ke-67

Kudus, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ribuan anggota Muslimat NU Kudus menghadiri puncak acara Harlah ke-67 yang diadakan PC Muslimat NU setempat Sabtu (29/3) siang. ?

Ribuan Muslimat Kudus Hadiri Puncak Harlah ke-67 (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Muslimat Kudus Hadiri Puncak Harlah ke-67 (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Muslimat Kudus Hadiri Puncak Harlah ke-67

Mereka yang berasal dari berbagai ranting itu memadati tempat pelaksanaan di halaman SD unggulan Muslimat NU Jl Pramuka Kudus.

Diantara mereka yang berseragam Muslimat, banyak yang duduk lesehaan tanpa kursi namun tidak mengurangi kekhidamatan dalam mengikuti acara tersebut. Kegiatan yang dikemas pengajian umum, istighotsah dan tahlil ini dihadiri Mustasyar PBNU KH Sya’roni Ahmadi dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan M Nuh.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Panitia Hj Hidayati mengatakan PC Muslimat NU Kudus dalam memperingati harlah ke-67 mengadakan ragam kegiatan yang dilaksanakan mulai 10 hingga 29 ? Maret ini. Kegiatannya berupa lomba khitobah, lomba mars Muslimat, lomba administrasi yang diikuti PAC ? Muslimat se-Kudus dan lomba-lomba anak-anak ? PAUD/Kelompok bermain/RA/TK Muslimat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami juga mengadakan seminar penguatan aswaja, pelayanan KB gratis, manaqiban, ziarah ke makam tokoh NU dan Muslimat di Kudus. Dan ditutup dengan acara pengajian umum yang dihadiri ribuan anggota Muslimat NU ini,” ujar Hj Hidayati.

Ketua PC Muslimat NU Kudus Hj Chumaidah Hamim menambahkan pada usia 67 tahun, Muslimat ? NU mengalami kemajuan yang pesat. Ia melaporkan organisasi yang dipimpinnya ini memiliki dan menaungi lembaga pendidikan pada tingkatan sekolah dasar (SD) unggulan 3 Sekolah, 30 TK Muslimat, 84 Raudhatul Athfal (RA) 16 Kelompok Bermain dan 4 tempat penitipan Anak.?

“Kami mohon doa restu, pada acara ini akan diresmikan SD unggulan Muslimat NU sekaligus juga akan melanjutkan pembangunan gedung tahap kedua,” harapnya.

Mendikbud M Nuh yang hadir beserta rombongan termasuk Ketua Umum ? PP GP Ansor H Nusron Wahid, Rektor Undip dan Unnes Semarang ini meresmikan gedung SD dan meletakkan batu pertama pembangunan tahap kedua SD unggulan yang baru berdiri satu tahun lalu. Sedangkan Mustasyar PBNU KH Sya’roni Ahmadi menyampaikan mauidhah hasanah dan doa.?

Disamping ribuan anggota Muslimat NU Kudus, hadir juga PW Muslimat NU Jawa Tengah Hj Munawaroh Noorhadi, ketua PCNU Kudus KH Chusnan Ms dan tamu undangan lainnya.

Redaktur ? ? : Mukafi Niam

Kontributor : Qomarul Adib

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 17 Januari 2018

Bondan Gunawan Dorong PMII Kembali ke NU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Aktivis senior yang juga mantan Menteri Sekretaris Negara era Presiden KH Abdurrahman Wahid, Bondan Gunawan memberikan motivasi kepada Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) untuk menyatu kembali dalam satu organisasi Nahdlatul Ulama.

Hal itu ia sampaikan saat menyampaikan orasi di hadapan para kader PMII dalam acara peringatan hari pahlawan yang digelar Pengurus Cabang PMII Jakarta Pusat di Tugu Proklamasi, Jakarta, Rabu (12/11) malam. Ia mendorong PMII Jakpus mendukung hasil Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar NU 2014.

Bondan Gunawan Dorong PMII Kembali ke NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Bondan Gunawan Dorong PMII Kembali ke NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Bondan Gunawan Dorong PMII Kembali ke NU

”Sudah saatnya PMII sebagai organisasi kemahasiswaan kembali kepangkuan NU, karena apapun keputusan yang dihasilkan oleh tokoh-tokoh NU merupakan suatu bentuk perhatian orang tua terhadap anaknya. Sebab tidak bisa dipungkiri PMII lahir dari rahim NU,” tandasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Turut hadir pada acara tersebut Ketua Umum PMII DKI Jakarta, PMII Jakarta Timur, PMII Jakarta Utara, dan PMII Jakarta Selatan, serta beberapa perwakilan dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Jakarta Pusat yang secara bergantian menyampaikan orasi kebangsaan.

Peringatan hari pahlawan berlangsung khidmat, diawali dengan musikalisasi puisi, dan doa bersama. dan orasi kebangsaan.? Selain Bondan Gunawan, hadir pula menyampaikan orasi anggota Majelis Pembina Nasional PB PMII, Amsar A. Dulmanan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kesempatan itu, Amsar mengajak seluruh kader PMII untuk memaknai kembali peringatan hari pahlawan ini. Bukan sekadar mengingat dan mengenang, tetapi menjiwai setiap perjuangan yang telah memakan ribuan jiwa yang rela mengorbankan tumpah darah mereka demi bangsa Indonesia.

”Hidup harus belajar dari masa lalu, dengannya kita akan memahami masa kini untuk membaca masa depan. Menghargai para pahlawan berarti menggali pondasi-pondasi nation building. Jadi, hiduplah untuk masa depan, dengan memahami masa kini, dan menghargai masa lalu,” tegasnya.

Ketua Pimpinan Cabang PMII Jakarta Pusat Daud Gerung mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk membangkitkan semangat pergerakan kader-kader PMII dalam merefleksikan dan mengenang perjuangan para pahlawan yang telah gugur membela dan mempertahankan tanah air.

“Kader PMII sudah seharusnya mampu untuk mengaktualisasikan semangat juang para pahlawan nasional, terutama kiai NU dan laskar santri sehingga apa yang telah dilakukan oleh para pendahulu dengan mudah direalisasikan demi menegakkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh bangsa Indonesia,” kata Daud. (Rico K. Sanjaya/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Ulama, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 12 Januari 2018

Stikes Hafshawaty Genggong Wisuda 189 Mahasiswa

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo mewisuda mahasiswanya di Gedung Islamic Centre (GIC) Kota Probolinggo, Kamis (1/10). Ada sebanyak 189 mahasiswa yang lulus pada tahun akademik 2014-2015 dari sekolah tinggi yang bernaung di bawah Yayasan Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong ini.

Stikes Hafshawaty Genggong Wisuda 189 Mahasiswa (Sumber Gambar : Nu Online)
Stikes Hafshawaty Genggong Wisuda 189 Mahasiswa (Sumber Gambar : Nu Online)

Stikes Hafshawaty Genggong Wisuda 189 Mahasiswa

Mahasiswa yang diwisuda terdiri dari 64 mahasiswa D-3 Akademi Kebidanan (Akbid), 30 mahasiswa D-3 Akademi Keperawatan (Akper), 29 mahasiswa S-1 Keperawatan dan 66 mahasiswa D-4 Bidan Pendidik. Para wisudawan dikukuhkan oleh Ketua Yayasan Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong KH Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Probolinggo H. Asy’ari memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para wisudawan. Ia berharap, kelulusan para perawat dan bidan itu bisa membawa dampak positif bagi masyarakat Kabupaten Probolinggo. Khususnya dalam hal pengembangan pembangunan di sektor kesehatan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Tak lupa kami sampaikan terima kasih pada Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong yang bertahun-tahun telah mencetak para perawat dan bidan yang berdedikasi tinggi. Kami mendoakan semoga ikhtiar pondok pesantren ini mendapat rahmat dari Allah SWT,” katanya.

Sementara Ketua Yayasan Hafshawaty Pondok Pesantren Zainul Hasan KH Moh Hasan Mutawakkil Allah mengatakan, wisuda bukanlah akhir dari segalanya. Masih ada jalan panjang yang harus ditempuh masing-masing wisudawan. Bagi yang ingin terus menuntut ilmu, bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Bagi yang ingin bekerja bisa memanfaatkan mitra kerja Stikes Hafshawaty. Seperti magang di puskesmas dan beberapa rumah sakit. Kami doakan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai profesinya masing-masing,” ujarnya.

Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur ini berharap, agar ilmu yang didapat selama di bangku kuliah bermanfaat bagi masyarakat. “Ilmu harus diamalkan jika ingin bermanfaat. Amalkan ilmu yang kalian dapat kepada sesama manusia. Semoga para wisudawan dan santri Genggong mendapatkan kemudahan dari Allah dalam mengamalkan ilmunya,” harapnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 11 Januari 2018

Membendung Radikalisme Melalui Radio Komunitas

Cirebon, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebuah sikap radikalisme di tengah masyarakat bisa disebabkan beragam hal, di antaranya adalah penyajian informasi yang salah dan bersifat provokatif. 

Membendung Radikalisme Melalui Radio Komunitas (Sumber Gambar : Nu Online)
Membendung Radikalisme Melalui Radio Komunitas (Sumber Gambar : Nu Online)

Membendung Radikalisme Melalui Radio Komunitas

Di sinilah radio komunitas mendapatkan peran penting, harus tetap mengutamakan kebutuhan masyarakat, sarat dengan pesan perdamaian, dan penyampaian informasi yang tidak berpotensi menebar kebencian dan permusuhan, termasuk dalam konten dakwah keagamaan, radio komunitas harus tetap mempertimbangkan tiga prinsip tersebut. 

Demikian disampaikan Ahmad Rovahan, Ketua Jaringan Radio Komunitas (JARiK) se-wilayah III Cirebon saat temu pegiat radio komunitas di Taman Bima, Cirebon. Kamis (9/5).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Radio komunitas harus mempelopori gerakan dakwah keagamaan yang ramah dan damai, tidak bersifat provokatif, dan jangan sampai memicu tindak radikalisme di tengah masyarakat,” jelas Rovahan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal senada juga disampaikan oleh Nana, ketua Badan Pengurus Penyiaran Komunitas (BPPK) radio Buana FM, Desa Cangkoak Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Dia mengungkapkan, selama ini radio komunitas yang dipimpinnya lebih memilih untuk mengemas konten keagamaan yang bersumber dari kebutuhan masyarakat, tidak mengacu pada informasi yang dinilai dapat mengabaikan dan mengganggu tradisi dan budaya setempat.

“Kami memiliki acara keagamaan yang diberi nama Ingbar, atau Indahnya Ngaji Bareng, dalam acara ini kami menghadirkan kiai yang dipanuti oleh masyarakat sendiri, bukan orang lain, sehingga pembicara tidak hanya berbicara tentang agama, tapi sistem nilai dan tradisi masyarakat,” papar Nana.

Sementara itu, Maman Rohman, ketua BPPK radio Q-Lan FM Desa Klayan, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon mengungkapkan bahwa radio komunitas harus menjadi benteng bagi masyarakatnya masing-masing dari pelbagai informasi dan penyampaian konten keagamaan yang provokatif dari pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab.

“Selain tidak boleh provokatif, radio komunitas juga harus hadir sebagai benteng yang akan membendung masyarakat dari informasi-informasi yang tidak bertanggung jawab,  terutama dalam konten keagamaan, hal ini biasanya rawan sekali,” tambah Maman.

JARiK merupakan sebuah paguyuban yang membawahi 21 radio komunitas di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, serta Kuningan. Selain melakukan pemberdayaan masyarakat dan proteksi sosial, jaringan radio komunitas ini juga kerap mengkampanyekan pesan-pesan perdamaian dan melakukan perlawanan terhadap tindak anarkisme atas nama agama. 

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Sobih Adnan

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Syariah, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 06 Januari 2018

Kang Said: Netralitas NU Harus Dijaga

Ngawi, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Said Aqil Siroj menghimbau kepada segenap pengurus NU di daerah agar tidak terbawa arus politik.

Kang Said: Netralitas NU Harus Dijaga (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Netralitas NU Harus Dijaga (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Netralitas NU Harus Dijaga

Hal tersebut beliau ungkapkan saat melakukan silaturrahim ke Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Ngrambe Kabupaten Ngawi, Ahad (10/11) kemarin.

"Usai mengisi pengajian di PCNU Magetan pada malam harinya, Kang Said berkunjung ke MWC NU Ngrambe Ahad pagi sekitar pukul 08.00," ujar Rihan kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang juga anggota GP Anshor Ngawi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam turba ke Ngrambe kali ini, Kang mengimbau secara khusus untuk segenap kader NU terutama di daerah agar tidak terbawa arus politik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Jangan sampai NU terbawa arus kepentingan politik, bukan kepentingan sosial. NU harus dijaga netralitasnya karena NU bukanlah organisasi politik," ujar Ketum PBNU.

Selain itu dalam kesempatan kali ini, kang Said juga menekankan agar para pengurus maupun anggota badan otonom tidak membawa-membawa NU untuk mendukung salah satu calon atau secara langsung melibatkan organisasi menjadi kendaraan dalam politik praktis.

"Jangan sampai membawa NU untuk "ngasak" ke caleg atau menjadikannya sebagai kendaraan politik," pungkasnya. (Ahmad Rosyidi/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Tokoh, PonPes PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 03 Januari 2018

Suara Rekanita Pacitan Untuk Kongres IPPNU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Untuk Kongres IPPNU yang rencananya diselenggarakan di Boyolali awal Desember nanti, ada beberapa catatan pekerjaan rumah yang harus diperbaiki oleh kepengurusan pusat. Ke depan, Ketua Umum IPPNU harus mampu berkomunikasi baik dengan pengurus-pengurus yang ada di tingkatan cabang. Selain itu, pelayanan administrasi juga perlu ditingkatkan.

Suara Rekanita Pacitan Untuk Kongres IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Suara Rekanita Pacitan Untuk Kongres IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Suara Rekanita Pacitan Untuk Kongres IPPNU

Demikian disampaikan Ketua Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Pacitan Dian Wahyu Putri, Rabu (11/11).

Dian menyebutkan, untuk berkaca dari kepengurusan hari ini, sebagai cabang yang secara geografis letaknya di pedalaman, ada kebingungan selaku pengurus terkait target kaderisasi yang diinginkan pimpinan pusat. Tidak ada sosialisasi yang diberikan apalagi kunjungan. Dalam hal ini komunikasi menjadi penting, sehingga progam kerja yang dicanangkan pimpinan pusat bisa tersampaikan baik di tataran bawah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Jadi dalam proses pengkaderan sejalan dengan keinginan pimpinan pusat, tidak tumpang tindih,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Dian menyayangkan soal pelayanan administrasi. Contoh kecilnya, terkait pengeluaran surat pengangkatan cabang yang pernah dialami. Tidak hanya menunggu lebih dari 4 bulan, tetapi surat pengangkatan yang diterima juga salah dengan tertulis cabang lain.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami menyayangkan terkait itu, padahal segala kelengkapan sudah kami penuhi,” katanya.

Dian yang juga mahasiswa STAINU Pacitan mengapresiasi kinerja yang telah dilakukan kepengurusan yang akan demisioner. Selanjutnya, perjuangan baik yang belum tercapai bisa diteruskan kepengurusan baru.

Di akhir, Dian berharap untuk kepengurusan baru, nantinya mampu memperbaiki persoalan-persoalan baik komunikasi maupun pelayanan administrasi ke bawah.

“Mari kita sukseskan kongres kali ini, untuk IPPNU yang lebih baik,” pungkasnya. (Faridur Rohman/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, PonPes, RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 22 Desember 2017

Kemenag Surabaya Sosialisasikan Aturan Baru Terkait Haji

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tidak semua kaum muslimin di tanah air bisa mendaftar dan berangkat haji. Kementerian Agama (Kemenang) baru saja membuat aturan terkait ibah haji yang perlu diketahui kaum muslimin.

Kemenag Surabaya Sosialisasikan Aturan Baru Terkait Haji (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Surabaya Sosialisasikan Aturan Baru Terkait Haji (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag Surabaya Sosialisasikan Aturan Baru Terkait Haji

Kepala Seksi Haji dan Umrah Kementerian Agama Kota Surabaya, KH Farmadi Hasyim menjelaskan sejumlah aturan tersebut pada kegiatan Ngaji Manasik Haji dan Umrah yang diselenggarakan salah satu kelompok bimbingan ibadah haji di Surabaya, Ahad (15/5).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kementerian Agama mematok usia minimal calon jamaah haji atau CJH adalah 12 tahun," kata Kiai Farmadi, sapaan akrabnya di hadapan jamaah yang hadir. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 29 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler. "Aturan tersebut berlaku secara serentak di seluruh Indonesia sejak 18 April 2016," kata Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Jatim ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut menuturkan ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan lahirnya keputusan itu. "Salah satunya, masalah kematangan umur atau yang dalam bahasa fiqih disebut baligh," terangnya. Umur dikhawatirkan dapat berpengaruh pada proses ibadah saat di Tanah Suci secara penuh. Hal itu dapat terjadi jika usia minimum pendaftaran tidak dibatasi, lanjutnya.

Pada kesempatan tersebut, Kiai Farmadi juga menjelaskan PMA Nomor 29 Tahun 2015 merupakan perubahan dari PMA Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler. Ada beberapa poin yang dihapus atau digantikan dalam aturan tersebut. Misalnya, pasal 4 ayat (1) PMA 14/2012 yang mengatur syarat mendaftar haji sehat jasmani dan rohani (keterangan dokter). Dalam aturan baru, ketentuan itu dihapus dan digantikan dengan syarat usia minimal pendaftaran CJH.

Aturan tersebut pun disusul dengan penghapusan ayat (3) PMA 14/2012 tentang ketentuan penggunaan kartu identitas lain bagi CJH di bawah 17 tahun. Sebab, dengan pembatasan usia 12 tahun, CJH dimungkinkan memiliki kartu identitas resmi saat akan berangkat.

Yang juga layak diketahui publik adalah bagi mereka yang pernah menunaikan ibadah haji. "PMA 29/2015 ini juga mengatur pendaftaran mereka yang telah berhaji," ungkapnya. Sesuai pasal 3 ayat (4), jamaah haji yang pernah menunaikan ibadah haji baru dapat melakukan pendaftaran haji setelah sepuluh tahun sejak menunaikan ibadah haji yang terakhir.

"Dengan aturan ini pemerintah akan memberikan prioritas mereka yang belum berhaji, mengingat masa tunggu keberangkatan haji saat ini sudah terlalu lama," jelasnya.

Sebagai abdi masyarakat dan negara, Kiai Farmadi akan terus melakukan sosialisasi sejumlah aturan baru yang akan berlaku untuk musim haji tahun ini. "Penjelasan juga diperlukan sebagai pengetahuan bagi mereka yang akan mendaftar, maupun yang sudah ada kepastian keberangkatan ke tanah suci," pungkasnya. (Ibnu Nawawi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, PonPes PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 21 Desember 2017

GP Ansor Jatim Tak Terpancing Video Provokasi ISIS

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Timur tidak mau terpancing dengan melakukan tindakan reaktif atas ancaman kelompok radikal ISIS. Ansor Jatim sudah melakukan deteksi cukup lama dari jejaring kelompok Islam garis keras.

"Tidak usah ditanggapi serius, karena gaya mereka nantang-nantang begitu sudah lagu lama," kata Ketua PW GP Ansor Jatim H Rudi Triwachid, di Surabaya, Sabtu (27/12).

GP Ansor Jatim Tak Terpancing Video Provokasi ISIS (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Jatim Tak Terpancing Video Provokasi ISIS (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Jatim Tak Terpancing Video Provokasi ISIS

Sebelumnya beredar video di laman Youtube, yakni seorang pria berkumis dan berjanggut dengan menggunakan bahasa Indonesia, mengancam Panglima TNI Jenderal, Polri, dan Banser (Barisan Ansor Serbaguna).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Video berdurasi 04:01 menit yang diunggah oleh akun bernama Al-Faqir Ibnu Faqir pada 24 Desember 2014 tersebut berjudul "Ancaman Wahabi terhadap Polisi, TNI dan Densus 88, Banser".

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada awal tayangan, pria itu langsung menyebut Panglima TNI Jenderal Moeldoko, Kepolisian, dan Banser dengan sebutan laknatullah alaih. Pria itu mengatakan menunggu kedatangan TNI, Polri, dan Banser.

Sejauh ini belum diketahui sedang berada di mana saat video itu dibuat. "Apabila kalian tidak datang kepada kami, kami akan datang kepada kalian," kata pria tersebut.

Menurut Rudi Triwachid, ancaman ISIS tersebut hanya sekadar memancing masyarakat Indonesia agar bereaksi dan marah, terutama dari keluarga besar Gerakan Pemuda Ansor, TNI, dan Polri.

Kendati demikian, Rudi mengajak seluruh kader Ansor dan anggota Banser di Jawa Timur untuk melakukan koordinasi dengan pengurus NU, TNI dan Polisi untuk melakukan deteksi dini atas bibit radikalisme dan terorisme di daerah masing-masing.

"Model ISIS bukan cermin gerakan Islam, karena Islam adalah agama yang ramah dan rahmatan lil alamin," tandas pria kelahiran Lamongan ini. (Syaifullah/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jadwal Kajian, PonPes PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 18 Desember 2017

Peduli Kespro Pelajar, IPPNU Kabupaten Cirebon Gandeng Dinkes Kabupaten

Cirebon, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama Kabupaten Cirebon mendatangi kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon. Pelajar putri NU ini merintis kerja sama dengan dinas terkait dalam menyosialisasikan peraturan daerah terkait kesehatan reproduksi di sekolah-sekolah di Cirebon.

Peraturan daerah (perda) terkait kespro menyebutkan bahwa "Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan tertera dalam pasal 15 ayat 1 point (g) tentang kesehatan reproduksi dan point (i) tentang kesehatan sekolah tahun 2016.

Peduli Kespro Pelajar, IPPNU Kabupaten Cirebon Gandeng Dinkes Kabupaten (Sumber Gambar : Nu Online)
Peduli Kespro Pelajar, IPPNU Kabupaten Cirebon Gandeng Dinkes Kabupaten (Sumber Gambar : Nu Online)

Peduli Kespro Pelajar, IPPNU Kabupaten Cirebon Gandeng Dinkes Kabupaten

IPPNU Cirebon bersama jaringan Kabupaten Cirebon untuk kemanusiaan seperti Fahmina, KOPRI, Woman Crisis Center Balqis telah mengupayakan masuknya kesehatan reproduksi (informasi tentang kesehatan reproduksi ke sekolah-sekolah yang ada di Cirebon).

Ketua IPPNU Kabupaten Cirebon Nurjannah mengatakan bahwa segmentasi IPPNU adalah pelajar-pelajar di tingkat sekolah atau pesantren (pimpinan komisariat), tingkat kecamatan (pimpinan anak cabang), maupun tingkat desa (pimpinan ranting). Di samping itu, IPPNU juga mengarahkan fokus pada dunia pelajar baik di bidang agama, pendidikan,? seni budaya, maupun bidang kesehatan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dengan keterlibatan IPPNU dalam menyosialisasikan informasi penting mengenai kesehatan reproduksi ini, remaja dan pelajar-pelajar yang ada di Cirebon lebih memahami dan sadar akan pentingnya pengetahuan tentang reproduksi," harap Jannah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon Eni mengapresiasi kunjungan pihak IPPNU.

"Kami sangat senang adik-adik IPPNU mau membantu sosialisasi tentang kesehatan reproduksi ke sekolah-sekolah. Insyaallah kami dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon akan membantu pihak IPPNU dengan memfasilitasi keperluan dalam menyosialisasikan informasi penting ini,” pungkasnya. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 13 Desember 2017

Tebar Perdamaian dengan Shalawat

Jember, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Seperti diketahui, di kawasan Puger, Jember Jawa Timur pernah terjadi gesekan di akar rumput. Sejumlah ikhtiar dilakukan agar kekerasan tidak meluas. Kini suasana telah kondusif karena masing-masing pihak saling menghargai.

Untuk semakin menebar perdamaian di tingkat masyarakat pesisir tersebut, PW Lakpesdam NU Jawa Timur bekerjasama dengan TAF serta  Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyelenggarakan Puger Bershalawat untuk Perdamaian, Sabtu (22/8) lalu.

Tebar Perdamaian dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Tebar Perdamaian dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Tebar Perdamaian dengan Shalawat

"Kita ingin terus membangun perdamaian khususnya di kawasan ini, karena rasa aman dan nyaman adalah hak yang paling asasi dalam diri dan sebagai warga negara," terang Iskandar Ritonga, Ketua PW Lakpesdam NU Jatim.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Iskandar Ritonga juga berharap semua pihak agar turut memberikan rasa aman bagi lingkungan sekitar. "Pihak keamanan juga hendaknya bisa berperan optimal agar kedamaian yang sudah kita rintis bersama, bisa terus dijaga dengan pemantauan yang maksimal," kata dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini.

Sekitar seribu masyarakat setempat hadir di acara ini. Tampak di kursi undangan, KH Khoir Zad Maddah dan KH Hasyim Wafir dari PCNU Kencong. Juga berkenan memberikan mauidzhah, KH Ali Maschan Moesa dari Surabaya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Antusias masyarakat semakin tinggi untuk hadir karena ada penampilan grup shalawat Al-Muwashalah pimpinan Hilmi Ajmal Mubarrok dari Jember. (Syaifullah/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Pesantren, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 06 Desember 2017

ISNU Sumenep Luncurkan Sekolah Riset

Sumenep, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kabupaten Sumenep, Madura terus memantapkan diri dalam melakukan penguatan keilmuan, utamanya yang berkaitan dengan penelitian.

Organisasi yang dinakhodai salah seorang kiai muda Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, KH Mohammad Husnan A Nafi’ tersebut meluncurkan sekolah riset, Sabtu (1/11) di Hotel Dreamland Sumenep. Dalam kesempatan tersebut, digelar pula workshop riset dengan tema "Sumenep Mencari Pemimpin".

ISNU Sumenep Luncurkan Sekolah Riset (Sumber Gambar : Nu Online)
ISNU Sumenep Luncurkan Sekolah Riset (Sumber Gambar : Nu Online)

ISNU Sumenep Luncurkan Sekolah Riset

Lembaga penelitian tersebut diberi nama Sekolah Riset "L?rrês NU". Nama tersebut merupakan kepanjangan dari Lembaga Riset Sarjana Nahdlatul Ulama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Hosnan berharap, kehadiran Sekolah Riset L?rrês NU PC ISNU Sumenep bisa memberikan warna tersendiri dalam bidang keilmuan. Serta, produk penelitian yang dihasilkan nantinya bisa menjadi acuan kebijakan bagi pemerintahan Kabupaten Sumenep.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Semoga semuanya membawa keberkahan bagi umat,” terang mantan aktivis PMII Yogyakarta tersebut.

Sementara itu, Damanhuri selaku Direktur Sekolah Riset L?rrês NU berharap adanya keterlibatan banyak pihak untuk memajukan NU melalui bidang penelitian. Utamanya pihak-pihak yang memang hobi melakukan penelitian.

“Alhamdulillah, Sekolah Riset L?rrês NU telah dikukuhkan. Atas semua pihak yg terlibat, terima kasih kontribusinya. Dan mari kita jadikan lembaga ini sebagai bentuk penguatan intelektual, perekat komunikasi, dan penyerap aspirasi menuju Sumenep yang lebih baik,” tukasnya. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, PonPes PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 26 November 2017

Buka Puasa Bersama di Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam

Assalamu ’alaikum wr. wb.

Redaksi Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang terhormat. Saya mendengar bahwa sepekan lalu, Kamis (16/6), kegiatan buka puasa bersama lintas iman yang rencananya dihadiri istri mendiang Gus Dur Hj Sinta Nuriyah terpaksa gagal di Gereja Katolik Kristus Ungaran, Semarang karena aksi penolakan sekelompok orang yang mengaku komunitas Muslim.

Buka Puasa Bersama di Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka Puasa Bersama di Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka Puasa Bersama di Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam

Pertanyaan saya, apakah pandangan Islam terkait buka puasa di tempat ibadah non-Muslim? Terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr.wb. (Abdul Malik, Jakarta).

Jawaban

Assalamu ‘alaikum wr.wb.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penanya dan pembaca yang budiman. Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Perihal kasus yang saudara Malik tanyakan, Penulis melihat ada sejumlah persoalan. Kita akan membicarakan kasus ini setidaknya dari penolakan oleh sekelompok yang mengaku komunitas Muslim itu.

Apakah yang dipersoalkan itu adalah makanannya, tempat berbuka puasanya, kebersamaan Muslim yang berpuasa dengan non-Muslimnya, atau siapa yang mengundangnya? Menurut dugaan kami, setidaknya empat pokok masalah ini yang dipersoalkan. Kita akan memulai satu per satu menguraikan empat masalah ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pertama masalah makanannya. Kalau makanan yang dihidangkan untuk berbuka puasa itu terbuat dari zat yang diharamkan seperti babi, anjing, khamar, dan segala bentuk makanan dan minuman, jelas memakan dan meminumnya adalah haram.

Tetapi kalau yang dihidangkan berupa makanan yang halal, maka tidak masalah mengonsumsinya meskipun itu disediakan non-Muslim. Allah berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 5 sebagai berikut.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Makanan Ahli Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal juga bagi mereka.”

Perihal ayat ini, An-Nasafi dalam tafsirnya Madarikut Tanzil wa Haqaiqut Ta’wil menjelaskan,

? ? ? ? ? ? } ? ? ? ? ? ? ? ? ? { ? ? ? } ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Makanan Ahli Kitab itu halal bagimu) maksudnya adalah hewan yang disembelih oleh mereka. Karena semua makanan itu tidak dihalalkan secara khusus untuk agama ini. (dan makanan kamu halal juga bagi mereka) sehingga tidak dosa kamu berbagi makanan dengan mereka. Karena seandainya makanan orang beriman itu haram untuk mereka, niscaya tidak boleh memberikan makanan itu kepada mereka,” (Lihat Abdullah bin Ahmad bin Mahmud An-Nasafi, Madarikut Tanzil wa Haqaiqut Ta’wil, Darul Fikr, Beirut).

Sedangkan kedua, masalah tempat sahur atau tempat berbuka puasa. Kita harus mengaitkan ibadah puasa dengan ibadah lainnya. Para ulama membedakan ibadah puasa dari lainnya. Kalau ibadah lainnya seperti shalat, umrah, dan haji, waktu dan tempat pelaksanaannya sudah ditentukan. Orang tidak bisa berhaji di sembarang tempat. Demikian juga shalat. Meskipun setiap jengkal tanah bisa menjadi tempat shalat, Rasulullah SAW memakruhkan shalat di tempat mendeku unta, kolam pemandian, tempat penampungan sampah, kuburan, atau di jalanan sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW melarang shalat di tujuh lokasi, tempat sampah, tempat jagal hewan, kuburan, di tengah jalan, kolam pemandian, tempat menderum unta, dan di atas Ka’bah,” (HR Ibnu Majah).

Adapun ibadah puasa hanya ditentukan waktunya yakni sejak terbit hingga terbenam matahari seperti disebutkan Al-Quran di Surat Al-Baqarah. Sedangkan perihal tempat, agama tidak membatasi orang yang berpuasa untuk melakukan sahur dan berbuka puasa di manapun. Jadi tidak ada larangan dalam Islam untuk bersahur dan berbuka puasa di tempat tertentu.

Sementara ketiga, kebersamaan dengan non-Muslim. Pergaulan antara Muslim dan non-Muslim tidak dipermasalahkan oleh Islam. Pada Surat Al-Mumtahanah ayat 8-9, Allah SWT menegaskan bagaimana seharusnya hubungan Muslim dan non-Muslim.

? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (8) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (9

Artinya, “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sungguh Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sungguh Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Pada ayat ini, kita dapat melihat sababun nuzulnya terlebih dahulu. Ibnu Ajibah membawa riwayat sebagai berikut.

? ? « ? ? ? ? » ? ? ? ? « ? ? ? ? » ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Diriwayatkan bahwa Qutailah binti Abdul Uzza (ketika musyrik) mendatangi anaknya, Asma binti Abu Bakar dengan membawa hadiah. Tetapi Asma tidak menerima pemberian ibunya dan tidak mengizinkan ibunya masuk rumah. Lalu turunlah ayat itu (Al-Mumtahanah ayat 8-9). Rasulullah SAW lalu meminta Asma untuk menerima pemberian ibunya, menghormati dan memuliakan ibunya,” (Lihat Ibnu Ajibah, Tafsir Al-Bahrul Madid).

Terakhir, adalah masalah siapa yang mengundang. Keterangan Abu Bakar bin Sayid Muhammad Syatha Dimyathi dalam Hasyiyah I’anatut Thalibin dapat membantu kita memperjelas persoalan ini.

? ? ? ? ) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Jika diundang oleh seorang Muslim), kafir (harbi) tidak masuk kategori Muslim.Kalau diundang oleh kafir harbi, Muslim tidak wajib mendatangi undangannya. Tetapi disunahkan mendatangi undangan dzimmi (non-Muslim yang hidup rukun dengan Muslim),” (Lihat Abu Bakar bin Sayid Muhammad Syatha Dimyathi, Hasyiyah I’anatut Thalibin, Darul Fikr, Beirut).

Dari empat pokok yang dipermasalahkan, kita ternyata tidak menemukan masalah di dalamnya. Memang benar tidak ada ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah SAW yang menganjurkan kita untuk berbuka puasa atau sahur bersama non-Muslim. Tetapi kita juga tidak menemukan dalil Al-Quran dan hadits yang melarang buka puasa bersama di tempat ibadah non-Muslim.

Kami turut kecewa atas sikap penolakan sekelompok Muslim itu. Sebuah sikap yang memalukan. Saran kami, masyarakat Muslim mesti terus menggali perihal agama dan terutama hukum Islam secara seksama dan mendalam sehingga tidak asal berteriak ini munkar, itu munkar. Semuanya sudah jelas di dalam kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama.

Demikian jawaban singkat ini. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,

Wassalamu ’alaikum wr. wb.

(Alhafiz Kurniawan)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 16 November 2017

Jejak Peninggalan Syekh Nahrawi Banyumas

Tangerang Selatan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Banyak ulama Nusantara yang belum terekam jejak peninggalannya sehingga banyak dilupakan oleh kalangan intelektual Muslim saat ini. Salah satu tokoh ulama Nusantara yang mempunyai pengaruh besar dalam sanad keilmuan ulama-ulama di Nusantara adalah Syekh Ahmad Nahrawi Banyumas.

Direktur Islam Nusantara Center A Ginanjar Sya’ban membahas jejak peninggalan Syekh Nahrawi dalam diskusi rutin Sabtu, (30/9) di Ciputat, Tangerang Selatan.

Jejak Peninggalan Syekh Nahrawi Banyumas (Sumber Gambar : Nu Online)
Jejak Peninggalan Syekh Nahrawi Banyumas (Sumber Gambar : Nu Online)

Jejak Peninggalan Syekh Nahrawi Banyumas

Kiai Nahrawi lahir di Purbalingga pada tahun 1276 H (1860 M). Nama aslinya adalah Kiai Mukhtarom. Kemudian tafa’ulan kepada gurunya sehingga namanya menjadi Nahrawi.

“Nama lengkap beliau adalah Ahmad Nahrawi Mukhtarom bin Imam Raja Al-Banyumasi Al-Jawi. Biografinya terdapat di kitab A’lamul Makiyyin yang ditulis oleh Syekh Abdullah Muallimi. Ada di entri nomor 1431 halaman 964,” ujar penulis buku Mahakarya Islam Nusantara itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kitab tersebut menurutnya menceritakan tentang Syekh Nahrawi yang dilahirkan di Banyumas dan datang ke Mekkah pada usia 10 tahun. Dalam kitab itu juga dituliskan bahwa ia sangat tekun belajar kepada ulama-ulama Masjidil Haram sampai akhirnya mendapatkan surat izin untuk mengajar di Masjidil Haram. Dalam kitab tersebut juga menurutnya diceritakan bahwa dari tangan Syekh Nahrawi keluar murid-murid yang menjadi ulama besar.

Dalam keterangannya, ada juga kitab lain yang memuat biografi Syekh Nahrawi yaitu Al-Mudarrisun fil Masjidil Haram. Kitab yang ditulis oleh Mansyur An-Naqib itu menurutnya berisi pengajar yang ada di Masjidil Haram dari abad pertama zaman sahabat sampai kitab itu ditulis.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Biografi Syekh Nahrawi terdapat dalam juz 1 halaman 287,” tambahnya.

Ia menyampaikan peran Syekh Nahrawi Banyumas dalam jejaring keilmuan ulama Nusantara sangat besar. Hal itu menurutnya ditandai dengan beberapa karangan dan taqridz atas kitab-kitab ulama Nusantara. Bahkan, penulis buku Masterpiece Islam Nusantara Zainul Milal Bizawie yang menjadi moderator dalam diskusi tersebut juga menyampaikan Syekh Nahrawi merupakan gurunya ulama-ulama Nusantara.

“Habib Luthfi pernah mengatakan bahwa tidak ada karangan ulama-ulama Nusantara di Mekkah yang diterbitkan tanpa ada tanshih atau rekomendasi dari Syekh Nahrawi Banyumas. Guru utama Habib Luthfi bin Yahya yaitu KH Abdul Malik Purwokerto merupakan murid beliau (Syekh Nahrawi),” tambah penulis buku Laskar Ulama Santri dan Resoulusi Jihad itu.

Keterangan tersebut didukung oleh beberapa karangan dan taqridz Syekh Nahrawi yang disampaikan oleh intelektual Islam Nusantara A Ginanjar Sya’ban di antaranya, kitab Nadzom Risalatul Manasiq atau dikenal dengan Qurotul Uyun Linnasiq Al Muti’ bil Funun. Selain itu, menurutnya Syekh Nahrawi juga mempunyai kitab yang berisi ulasan atau ta’liq terhadap Risalah Kiai Ahmad Zaini Dahlan. Kitab yang berisi tentang ilmu Ballaghah itu menurutnya dicetak oleh Al-Maktabat Taroki Al-Majidiyah di Mekkah pada tahun 1911 M.

“Saat ini, manuskripnya tertulis milik KH Abdullah Umar Faqih Cemoro Banyuwangi,” tambahnya.

Selain itu, ia menambahkan bahwa ada juga manuskrip tentang fatwa Syekh Nahrawi yang berjudul Risalah fi Hukmin Naqus. Kitab yang sampai saat ini tersimpan di Pesantren Langitan, Tuban itu berisi tentang risalah hukum memukul kentongan yang menjadi tradisi Islam di Nusantara.

Dalam risalah tersebut, ia menceritakan ada seseorang yang menanyakan pendapat Syekh Nahrawi tentang ulama Nusantara baik di barat maupun di timur yang memukul kentongan yang terbuat dari sebilah kayu atau bambu dengan bertujuan untuk memberitahukan waktu masuknya shalat wajib. Tetapi setelah memukul kentongan, adzan, pupujian, dan iqamah pun dilakukan. Selain itu, mereka juga tidak menyukai agama para penjajah. Jadi orang tersebut menanyakan apakah hukum kentongan ini disamakan dengan hukum lonceng yang ada di gereja atau tidak.

Dari pertanyaan itu, jawaban dari Syekh Nahrawi menurutnya sangat moderat.

“Beliau menjawab bahwa ada banyak pendapat dari ulama. Ada yang mengharamkan, ada yang memakruhkan, dan ada yang membolehkan,” tambahnya.

Selain itu, yang tidak kalah penting dari jejak peninggalan Syekh Nahrawi menurutnya yaitu Syekh Nahrawi sering memberikan taqrizh atau endorsmen pada kitab-kitab ulama besar waktu itu.

Beberapa kitab yang ditaqrizh yang disebutkannya yaitu Fathul Majid Syarh Jauharatut Tauhid karya Syekh Husain bin Umar Palembang dan fatwa Al-Ajwibatul Makkiyah ‘alal As’ilatil Jawiyyah yang ditulis oleh Syekh Abdullah bin Abdurrahman Siraj pada tahun 1922 M. Kitab yang kedua itu menurutnya berisi jawaban mufti Mekkah terhadap persoalan yang ada di Nusantara. Persoalan tersebut seperti tradisi Nusantara muludan, tahlilan, ziarah kubur.

“Empat tahun sebelum Nahdlatul Ulama didirikan secara resmi, ulama Mekkah itu sudah buat fatwa kalau masalah-masalah tradisi Islam yang ada di Nusantara itu sah dan ada dalilnya,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa kitab tersebut merupakan dalil yang tak terbantahkan untuk kalangan Aswaja sekaligus menjadi dalil yang mematahkan argumen pihak-pihak yang mana mereka mengaku sebagai pihak-pihak ahlu ijtihad wal istinbat yang langsung mengambil hukum dari Al-Quran dan juga hadits.

“Dalam taqrizhnya, Syekh Nahrawi menulis bahwa mereka ingin mengambil langsung ke Al-Quran dan Hadits seperti Mujtahid tetapi mereka tidak mempunyai syarat-syarat ijtihad itu sendiri. Tetapi karena ideologi yang rusak dan sudah tertancap dan hatinya yang keras itu, mereka tidak mau mendengarkan dalil-dalil yang dituliskan oleh para ulama-ulama yang ahli keutamaan,” tambahnya.

Selain memberikan taqrizh, Syekh Nahrawi juga menulis sebuah catatan atau taqrirat penting atas kitab Fiqih Minhajul Qawwim yang ditulis oleh Syekh Nahrawi Banyumas pada tahun 1908.

“Kitabnya berjudul Taqrirat Qayyimah ‘ala Syarh Minhaj al-Qawwim fi al-Fiqh al-Syafi’i,” pungkasnya. (M Ilhamul Qolbi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Kajian, Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah