Tampilkan postingan dengan label Nahdlatul. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Nahdlatul. Tampilkan semua postingan

Selasa, 20 Februari 2018

Pesantren Al Huda Menerima Kunjungan Pemerintah Timor Leste

Malang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pondok pesantren Al Huda menerima kunjungan dari Menteri Koordinator Bidang Administrasi Timor Leste Dionisio Soares Babo, Selasa (22/12), di kantor pesantren Al Huda, jalan Raya Klakah Desa Patokpicis Kecamatan Wajak, Malang.?

Pertemuan diisi dengan dialog dan saling bertukar wawasan antara pengasuh pesantren dan kementerian Timor Leste.

Pesantren Al Huda Menerima Kunjungan Pemerintah Timor Leste (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Al Huda Menerima Kunjungan Pemerintah Timor Leste (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Al Huda Menerima Kunjungan Pemerintah Timor Leste

Rombongan tamu terdiri dari 4 orang, di antaranya, Menteri Koordinator Bidang Administrasi Negara Dionisio Soares Babo dan sejumlah staf dalam negeri lainnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mereka disambut langsung Pengasuh Pesantren KH Mustafid Rahman, KH. Tajoell Arifin (Gus Tajoell), jajaran ? pesantren dan SMK Al Huda. Dalam kesempatan itu, Kiai Mustafid menjelaskan sikap keberagamaan dan kepesantrenan serta perkembangan pondok pesantren di Kabupaten Malang, khusunya di Al Huda.?

“Al Huda merupakan salah satu pesantren di Kabupaten Malang yang di dalamnya terdapat pendidikan formal, salah satu nya SMK Al Huda Malang, pesantren ini selalu mengajarkan keterampilan dalam pengembangan potensi santri, seperti agrobisnis, teknologi dan mesin.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Disamping agenda silaturrohmi, Kementrian Timor Leste juga melakukan kerja sama dengan pesantren Al Huda dalam pengembangan ketrampilan.?

Menteri Koordinator Bidang Administrasi Negara mengatakan, terdapat banyak peluang kerja sama yang baik antara Timor Leste dan Indonesia, khususnya Malang.?

“Agenda kunjungan ini kami awali bersilaturrahmi ke kediaman Bupati Malang, Rendra Kresna, dilanjutkan kunjungan ke pesantren Al Huda dan diteruskan kunjungan kerja di FSIP Universitas Brawijaya Malang. guna penandatanganan MoU dalam bidang pendidikan administrasi negara khususnya,” katanya.

“Pesantren di Indonesia sudah sangat maju dan bersumberkan Al-Qur’an, Al Hadits, Ijma, Qiyas dan ijtihad para ulama sehingga dapat menyesuaikan dan mengikuti perkembangan zaman dengan melestarikan budaya lama yang baik dan mengambil budaya baru yang baik, serta pesantren di Indonesia merupakan pola pendidikan ideal, selain belajar ilmu pengetahuan juga belajar agama dan akhlak, seperti yang ada di pesantren Al Huda” tambahnya.

Sementara itu, Dionisio Soares Babomembuka dengan lapang investasi di bidang peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pertanian, karena masih banyak lahan yang bisa dijadikan pertanian produktif dan industri.(Muiz/Mukaf i Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 04 Februari 2018

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

Jombang,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) yang lebih akrab disebut Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur akan melangsungkan gawe besar yakni peringatan seabad madrasah dan 191 tahun pesantrennya. Untuk menyambut itu kepanitiaan mengupayakan pusat dokumentasi atau museum.

"Kami terus berburu testimoni atau pengakuan dari para pelaku sejarah, dalam hal ini siapa saja yang mengetahui kiprah pesantren di masa awal," kata divisi dokumen, H Muhyiddin Zainul Arifin, Sabtu (26/3).

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

Bersama panitia yang lain, H Muhyiddin melakukan serangkaian wawancara dan pencarian dokumen demi mengukuhkan keberadaan dan kiprah para pendahulu maupun pesantren. "Sejumlah sesepuh yang masih bisa diajak komunikasi terkait kiprah para pendahulu pesantren satu demi satu kami datangi," katanya. Demikian pula dokumen yang membenarkan usia madrasah serta sejumlah barang penting dari para pengasuh masa awal juga terus diupayakan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Bahkan ada piagam yang berhasil ditemukan panitia yang menerangkan bahwa usia madrasah ternyata lebih tua dari data yang dimiliki panitia," terang dosen di Universitas KH Abdul Wahab Chasbullah atau Unwaha Jombang ini. Demikian pula benda bersejarah yang pernah dimiliki para pendahulu pesantren turut diinventarisir, lanjutnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebagai langkah awal dan berdasarkan masukan saat koordinasi dengan anggota devisi telah disepakati untuk menggali data dari para putra dan putri pengasuh. "Para panitia sudah kami bagi agar bisa menyebar ke sejumlah dzurriyah atau keluarga pesantren," katanya. Karena dari para keluarga dalem tersebut nantinya akan muncul temuan baru atau bahkan rekomendasi siapa saja yang layak untuk dikonfirmasi terkait kiprah para pendahulu pesantren.

"Kami akan mengumpulkan sebanyak mungkin pandangan dan pengakuan hingga barang bersejarah dari berbagai kalangan sebagai upaya untuk mengungkap kiprah para sesepuh dan pendahulu," ungkapnya. Beberapa keluarga juga tidak berkeberatan berbagi koleksi foto dan benda pusaka yang nantinya akan dipamerkan. "Tidak menutup kemungkinan, foto dan dokumen serta benda bersejarah tersebut belum terpublikasi," lanjutnya.

Terhadap pihak yang tidak berkenan untuk menyerahkan benda bersejarah yang ada kaitannya dengan pesantren dan para pengasuh, divisi ini tidak akan memaksa. "Kami bisa menggunakan kamera atau scan agar bisa mendapatkan materi yang ada," jelasnya. Dan nantinya seluruh koleksi tersebut akan dipamerkan di Gedung Serba Guna KH Abdullah Said dari tanggal 27 hingga 2 Juni.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pesantren Tambakberas yang didirikan tahun 1825 oleh salah satu pasukan Pangeran Diponegoro yang membentengi Jawa yakni Abdussalam yang lebih populer dengan nama Mbah Saichah akan memperingati ulang tahun. Dan di pesantren yang mulai mengenalkan model madrasah secara klasikal tahun 1915 ini juga mengadakan sejumlah kegiatan dari mulai 26 April hingga 4 Juni mendatang. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Anti Hoax, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 23 Januari 2018

Pendidikan Pesantren Arahkan Pola Hidup Anak

Demak, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sistem pendidikan pesantren berusaha mencetak anak yang pandai dan cerdas. Selain itu, mengarahkan pola hidup anak dalam rangka menjalani hidupnya di masa mendatang.

Pendidikan Pesantren Arahkan Pola Hidup Anak (Sumber Gambar : Nu Online)
Pendidikan Pesantren Arahkan Pola Hidup Anak (Sumber Gambar : Nu Online)

Pendidikan Pesantren Arahkan Pola Hidup Anak

“Menentukan pendidikan anak sangat vital termasuk pendidikan yang berlandaskan agama. Cerdas kalau tidak dasari agama maka anak manusia akan mengandalkan logika akal itu rentan dengan aqidahnya,” kata KH Buchori Masruri saat memperingati 1000 hari wafatnya Ibu Nyai Hj Mujahadah Musyafak, pengasuh Pesantren Nurul hikmah Merbotan Bintoro Demak, Selasa malam 10/3.

Mantan ketua PWNU Jateng tersebut mengapresiasi perjuangan almarhumah yang peduli pada pendidikan anak lewat dunia pesantren. Menurutnya pesantren memiliki karakter, watak dan tradisi tersendiri yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakannya, pesantren memiliki keunikan sendiri dalam aspek-aspek kehidupannya pola kepemimpinan pondok pesantren yang mandiri. Kitab-kitab rujukan umum yang selalu digunakan dari berbagai abad dalam bentuk kitab kuning dan sistem nilai yang digunakan adalah bagian dari masyarakat luas dan dianggap mampu mengajarkan pendidikan dan tidak mudah kena dengan budaya negatif

“Jangan menyesal memasukkan anak ke pesantren karena di sini anak akan menerima pendidikan dengan sistim kehidupan berdasarkan agama, mereka disiapkan untuk masa depan maka anak tidak akan ketinggalan jaman,” jelas kiai Buchori. (A.Shiddiq Sugiarto/Anam)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Nahdlatul, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 10 Januari 2018

Muslimat NU Jember Resmi Kelola RS Munaparahita

Jember, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Muslimat NU Jember akan melebarkan kontribusinya di bidang layanan kesehatan menyusul diserahkannya pengelolaan rumah sakit (RS) Munaparahita kepada organisasi yang dipimpin Nyai Emi Kusminarni itu. Secara simbolis, penyerahan ini dilakukan oleh Gus Firjoun Barlaman, berupa sertifikat gedung kepada Muslimat NU yang diwakili Emi Kusminarni di kompleks Pesantren Ash-shiddiqi Putra, Talangsari, Kabupaten Jember, Jumat (17/6).

Menurut Emi, hal tersebut merupakan sejarah baru bagi Muslimat NU Jember. "Ini amanah, semoga bermanfaat untuk umat dan kita semua," ujar Emi kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Muslimat NU Jember Resmi Kelola RS Munaparahita (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Jember Resmi Kelola RS Munaparahita (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Jember Resmi Kelola RS Munaparahita

Sebelumnya, RS Munaparahita dikelola oleh kelompok Talangsari. Dengan segala keterbatasan dana dan daya, pengelolaan Munaparahita berjalan lamban dan tertatih-tatih. Muslimat NU di bawah kepemimpinan Emi Kusminarni mendapat amanah untuk mengelola rumah sakit milik Muslimat NU Jember itu. Dengan demikian, ke depan RS. Munaparahtia secara otonom akan dikelola oleh Muslimat NU.

"Bagi saya, ini Munaparahita era baru. Kami minta dukungan semua pihak agar Munaparahita bisa melayani umat sesuai harapan," ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Emi menambahkan, secara administrasi RS Muanaparahita berada di bawah naungan Yayasan Kesejahteraan Muslimat NU Jember. Saat ini pihaknya menjalin kerja sama dengan Stikes dr. Soebandi Jember untuk mensuplay sekaligus meningkatkan pelayanan kepada umat. "Semua kita perbarui, termasuk izin operasional karena ini lama tidak jalan, sehingga mati izinnya," terangnya.

Saat ini RS Munaparahita memiliki 4 perawat dan 1 dokter. Lokasinya cukup stategis, hanya 250 meter ke arah selatan jalan protokol Jember. Tepatnya di jl. Imam Bonjol, Kelurahan Kaliwates. Luas tanahnya mencapai sekitar 4.700 M2. Dengan luas yang demikian, memungkinkan adanya pengembangan sarana? penunjang lainnya. (Aryudi AR/Alhafiz K)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Kajian Islam, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 07 Januari 2018

Gus Mus: Pintar Tak Terdidik Bisa Menyimpang

Rembang,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rais Aam PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus menyebut bahwa pendidikan nasional masih sebatas melakukan pengajaran, belum melaksanakan pendidikan. Justru mendidik masih dijumpai di Raudlatul Athfal (RA) atau Taman Kanak-kanak (TK).

"Saya melihat, mengamati, dan mencocokkan, pendidikan nasional kita masih sebatas pengajaran, kecuali di RA atau TK," ungkap Gus Mus saat bertaushiyah pada peresmian gedung RA dan Kelompok Bermain Masyithoh di bilangan Jalan KH Bisri Mustofa Kelurahan Leteh Kecamatan Rembang, Kamis (1/1).

Gus Mus: Pintar Tak Terdidik Bisa Menyimpang (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus: Pintar Tak Terdidik Bisa Menyimpang (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus: Pintar Tak Terdidik Bisa Menyimpang

Namun Gus Mus menyesalkan di jenjang berikutnya, mulai Sekolah Dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi, lebih banyak melakukan pengajaran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih lanjut dia menjelaskan, pendidikan itu lebih pada tarbiyah, sedangkan pengajaran itu lebih bermakna taklim. Makanya tidak heran, karena pengajaran yang diuber, pendidikan menjadi terabaikan.

"Jadi kalau hanya dipintarkan dengan pengajaran, bisa bahaya. Perbanyak mendidik, jangan sekadar memberikan pengajaran atau memberikan informasi. Mereka yang pintar tetapi tidak terdidik, bisa melakukan hal-hal yang justru menyimpang," tandasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia mencontohkan, sejumlah pejabat negara dan daerah yang terlibat dalam kasus korupsi, bukan orang-orang bodoh karena mendapat pengajaran hingga di universitas. Namun bagaimana pendidikan para pejabat itu, sehingga tidak mencerminkan sikap dan perilaku seorang yang terdidik.

"Bahkan secara ekstrem saya katakan, lebih baik bodoh daripada tidak terdidik. Program tertentu di komputer bisa jadi akan secara cepat menjawab setiap kebutuhan informasi, namun pendidikan akan memberikan perilaku yang baik kepada orang dalam menggunakan informasi," paparnya.

Secara khusus, Gus Mus berharap kepada setiap guru, terutama di level usia dini, agar benar-benar hadir menjadi pendidik. Meski umur pendidikan di RA atau TK berlangsung hanya dua tahun, menurutnya, itu sudah lumayan untuk meletakkan dasar pendidikan.? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

"Di kelompok bermain pun, guru mesti memasukkan pendidikan. Guru yang kreatif tidak mengajar menggambar, tetapi hubungan gambar itu dengan ciptaan Allah yang lain," tuturnya.

Namun, pendidikan di RA atau TK tetap perlu diimbangi dengan hal yang sama di lingkup keluarga atau orang tua. Menurut Gus Mus, jangan sampai anak yang sudah dididik di sekolah, justru mendapatkan contoh pendidikan yang keliru di keluarga dan lingkungan.

Dengan demikian, lanjut dia, harus ada kerja sama antara lembaga pendidikan, guru, anak didik, dan orang tua. Pendidikan di rumah baik, tapi di sekolah tidak, akan rusak. Misalnya soal tata krama, dididik di sekolah baik, tapi di rumah dididik buruk, ya sama saja rusak," tegasnya.

Gedung baru Raudlatul Athfal dan Kelompok Bermain Masyithoh diresmikan, Kamis (1/1) ditandai dengan pemotongan pita oleh KH. Ahmad Mustofa Bisri dengan didampingi Nyai Hj. Muhsinah Cholil. Acara tersebut digelar sekaligus dalam kemasan tasyakuran ulang tahun ke-45 RA Masyithoh.

Pembangunan gedung tiga lantai itu mulai dirintis sekitar tahun 2012. Ketua Pengurus RA Masyithoh Nyai Hj. Muhsinah Cholil menyatakan harapannya agar RA dan Kelompok Bermain Masyithoh bermanfaat.

"RA Masyithoh sebenarnya lahir tahun 1969, namun untuk mudahnya, saya catatkan tahun 1970. Saat pertama kali dibuka muridnya 10 orang, kini 120 orang. Dan alhamdulillah setelah beberapa kali menumpang, kini punya gedung sendiri yang representif," ujarnya.

Dia menyebut TK atau RA dan Kelompok Bermain Masyithoh sebagai tempat mendidik generasi penerus yang baik dan berguna bagi bangsa.

"Mudah-mudahan lulusan RA ini nanti, bisa jadi orang yang berguna, manfaat, dan amanah. Jadi jenderal, kyai, kapten, atau pengusaha. Jadi apa saja yang penting amanah," pungkasnya.(Moh. Lilik Wijanarko/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 31 Desember 2017

Masyarakat Diimbau Shalat Ghoib untuk Korban Hercules

Sidoarjo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Badan Pelaksana Mabarrot (BPM) NU RSI Siti Hajar Sidorajo KH Hambali Zuhdi menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan jatuhnya pesawat Hercules di Medan pada Selasa (3/6) lalu. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat khususnya pegawai RSI Siti Hajar untuk melakukan shalat ghoib dan berdoa bagi para korban.

Masyarakat Diimbau Shalat Ghoib untuk Korban Hercules (Sumber Gambar : Nu Online)
Masyarakat Diimbau Shalat Ghoib untuk Korban Hercules (Sumber Gambar : Nu Online)

Masyarakat Diimbau Shalat Ghoib untuk Korban Hercules

"Semoga keluarga yang ditinggalkan juga diberikan kekuatan iman oleh Allah. Sehingga dalam menghadapi musibah dan ujian diberikan kesabaran dan ketabahan," doanya saat memberikan sambutan pada acara Nuzulul Quran di masjid Siti Hajar, Sidoarjo, Sabtu (4/7).

Kiai Hambali juga berharap kecelakaan pesawat seperti itu tidak terulang kembali. Pasalnya, kecelakaan yang merenggut korban jiwa, menyisakan pilu di tengah masyarakat dan menghadirkan kegelisahan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara dalam konteks Nuzulul Qur’an, Kiai Hambali mengingatkan agar masyarakat menyerap manfaat dari peristiwa turunnya Al-Quran dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

"Mudah-mudahan hati kita semakin terletak pada Al-Quran dan bisa menjalankan segala perintah Allah yang berada di dalam Al-Quran dan dapat manfaat dari Al-Quran itu sendiri," tutupnya. (Moh Kholidun/Alhafiz K)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Sunnah, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 19 Desember 2017

Guru Besar UIN Ar-Raniry Sebut Radikalisme Rentan Berkembang di Aceh

Banda Aceh, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Guru Besar Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry Nangroe Aceh Darussalam (NAD), Muhammad Hasbi Amiruddin mengungkapkan kerentanan paham radikalisme dan terorisme berkembang di wilayahnya.

"Catatan sejarah masa lalu salah satu penyebab radikalisme dan terorisme mudah berkembang di Aceh," kata Hasbi dalam pembukaan Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme yang diselenggarakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, Kamis (8/9).

Guru Besar UIN Ar-Raniry Sebut Radikalisme Rentan Berkembang di Aceh (Sumber Gambar : Nu Online)
Guru Besar UIN Ar-Raniry Sebut Radikalisme Rentan Berkembang di Aceh (Sumber Gambar : Nu Online)

Guru Besar UIN Ar-Raniry Sebut Radikalisme Rentan Berkembang di Aceh

Perkembangan teknologi, lanjut Hasbi, menjadi bumbu tambahan yang menjadikan radikalisme dan terorisme berpotensi tumbuh subur di Aceh. "Lewat medial sosial misalnya, paham dan dogma yang mengajarkan kebencian semakin mudah menyebarluas," tambahnya.

Hal senada diungkapkan oleh Asisten III Bidang Administrasi dan Pemerintahan Umum Sekretariat Daerah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Syahrul, yang menyebut potensi radikalisme dan terorisme sudah sempat muncul di wilayahnya.

"Kita sama-sama mengetahui sudah pernah ada kamp pelatihan di Jalin, pernah ada tembak menembak di Aceh Besar, dan ada pengikut ISIS yang mengklaim punya empat ribu pengikut di Aceh," ungkap Syahrul.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk meredam agar potensi tersebut tidak berubah menjadi aksi-aksi terorisme, Syahrul menyebut keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan. Pemerintah Provinsi Nangroe Aceh Darussalam memberikan apresiasi yang besar kepada BNPT atas kegiatan pelibatan masyarakat yang sudah dilaksanakan.

"Keterlibatan masyarakat, termasuk media massa akan sangat membantu mencegah terorisme. Media massa harus bisa menyajikan informasi yang benar yang tidak semakin memperkeruh suasana," tegas Syahrul.

Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme adalah rangkaian kegiatan dari program Pelibatan Masyarakat dalam Pencegahan Terorisme yang dilaksanakan BNPT bersama FKPT di 32 provinsi se-Indonesia. Satu kegiatan lainnya adalah visit media, kunjungan dan diskusi dengan redaksi media massa pers. (Hadi/Fathoni)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 18 Desember 2017

Aswaja NU Center Jatim Kaji “Keutamaan Bulan Rajab”

Surabaya,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kegiatan rutin Kajian Islam ala Ahlus Sunnah wal Jamaah atau Kiswah di PW Aswaja NU Center Jawa Timur dimulai kembali sore pada Sabtu (25/4). Diskusi ini sebagai kegiatan rutin mingguan yang selalu diselenggarakan kepengurusan ini.

Aswaja NU Center Jatim Kaji “Keutamaan Bulan Rajab” (Sumber Gambar : Nu Online)
Aswaja NU Center Jatim Kaji “Keutamaan Bulan Rajab” (Sumber Gambar : Nu Online)

Aswaja NU Center Jatim Kaji “Keutamaan Bulan Rajab”

"Tema yang diangkat pada pertemuan kali ini seputar dasar amaliyah dan keutamaan bulan Rajab," kata koordinator Kiswah, Ustadz Ahmad Muntaha, AM. Sedangkan yang tampil sebagai narasumber atau pemateri adalah KH Abdurrahman Navis yang juga sebagai direktur.

Dalam paparannya, KH Abdurrahman Navis menandaskan bahwa bulan Rajab adalah termasuk salah satu bulan yang dimuliakan Allah dari empat bulan yang lain. "Keempat bulan tersebut adalah Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharaam serta Rajab," kata dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karena begitu mulia keberadaan bulan Rajab ini, maka sebagian ulama memotivasi untuk memperbanyak ibdah. "Ibadah yang dianjurkan bisa berupa dzikir, shalat, puasa dan amal lainnya," katanya sembari mengutip keterangan di kitab Durratun Nasihin.

Dari berbagai sumber hadits yang ada, hampir semuanya menjelaskan tentang keutamaan dan janji pahala puasa Rajab. Kendati ada sejumlah ulama yang mempermasalahkan hadits tersebut, bukan berarti mengemalkan puasa Rajab dilarang, apalagi dianggap sebagai bidah. "Karena pada saat yang sama, banyak hadits yang menganjurkan puasa," tandas Wakil Ketua PWNU Jatim ini. Karena itu, puasa di sebagian bulan Rajab hukumnya tetap sunnah, lanjutnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bagi kalangan yang ingin tidak terjebak dengan khilafiyah terkait ibadah saat bulan-bulan tertentu, maka dianjurkan untuk mengisi dengan ibadah sunnah yang tidak terikat waktu. "Tidak dengan shalat khusus malam nisfus Syaban, misalnya," kata Kiai Navis, sapaan akrabnya. Sehingga hari-hari dalam bulan tersebut diisi dengan ibadah yang sifatnya umum seperti sedekah, shalat sunnah, dzikir dan sejenisnya, lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Surabaya ini.

Kiswah atau Kajian Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah diselenggraakan setiap hari Sabtu dari jam 2 siang hingga 4 sore. Narasumber yang dihadirkan disesuaikan dengan tema yang akan dibahas. "Untuk kajian pertemuan Sabtu mendatang, membahas tentang status negeri dan negara Indonesia dalam perspektif Aswaja, sebagai jawaban atas propaganda Indonesia negara kafir," tandas Ustadz Ahmad Muntaha AM.

Aswaja? NU Center mempunyai lima divisi, yakni divisi Kiswah (Kajian Islam ala Ahlus sunnah wal Jamaah ), Dakwah (Daurah Ahlus Sunnah wal Jamaah), Makwah (Maktabah Ahlu as-sunnah wal Jamaah), Uswah (Usaha Sosialisasi Ahlus Sunnah wal Jamaah), dan Biswah atau Bimbingan Ahlus Sunnah wal Jamaah. (Syaifullah/Abdullah)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Kiai, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 17 Desember 2017

Bentuk Kelompok Belajar Usaha, NU Gayam Rutin Latih Jamaah

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam rangka meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam mengelola organisasi, Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Gayam, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mengadakan pelatihan administrasi dan keuangan.

Bentuk Kelompok Belajar Usaha, NU Gayam Rutin Latih Jamaah (Sumber Gambar : Nu Online)
Bentuk Kelompok Belajar Usaha, NU Gayam Rutin Latih Jamaah (Sumber Gambar : Nu Online)

Bentuk Kelompok Belajar Usaha, NU Gayam Rutin Latih Jamaah

Kegiatan tersebut digelar melalui Kelompok Belajar Usaha (KBU) Ismanu yang bergerak di bidang pendidikan wirausaha. Ismanu? adalah akronim dari Islam manut NU.

Sekretaris KBU Ismanu Musran menyatakan, pelatihan yang berlangsung Rabu (25/1) itu merupakan program rutin tahunan. Tujuannya adalah memperkuat manajemen kelembagaan secara administratif.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Selain pelatihan administrasi keuangan, kami sebelumnya juga mengadakan pelatihan wirausaha serta pelatihan pembuatan pakan ternak alternatif dengan memanfaatkan limbah pertanian dan pengaaderan anggota," terangnya.

Dia berharap, program yang telah dilakukan bisa menambah wawasan anggota atau jamaah yang tergabung dalam KBU Ismanu. Pada saat Rapat Anggota Tahunan (RAT), sudah ada kader yang siap ditunjuk untuk menjadi pengurus baru.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Rais Syuriyah MWCNU Kecamatan Gayam Kiai Muhammad Sholihin menambahkan, kelompok belajar usaha ini bisa menjadi embrio yang bisa dikembangkan di setiap Pengurus Ranting NU yang ada di Kecamatan Gayam.

"Ke depan KBU akan dikembangkan di setiap ranting, maka NU secara jamiyah dan jamaah akan mandiri secara ekonomi," tegas alumni Pondok Pesantren Maslakul Huda Kajen Kabupaten Pati Jawa Tengah ini. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Lomba, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 20 November 2017

Paradigma Penulisan Sejarah NU Perlu Dirubah

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Selama ini, sejarah tentang NU lebih banyak ditulis oleh para peneliti dari kalangan non NU, para orientalis dan pengikutnya. Dalam pandangan mereka, NU dicitrakan sebagai organisasi yang bersifat Jawa yang oportunis, koservatif serta agraris yang tidak rasional. Keadaan ini perlu dirubah dengan melakukan perubahan paradigma penulisan sejarah NU yang dilakukan kalangan sendiri yang bisa mencitrakan NU sesuai dengan apa adanya dengan data serta argumen yang memadai.

Lembaga Ta’lief Wan Nasr (LTN NU) atau Lembaga Penelitian dan Pengembangan Informasi NU mempresentasikan hasil penelitian yang dilakukan oleh timnya di daerah Minang, Sunda dan Sasak di Gd. PBNU (22/8). Penelitian merupakan upaya untuk melihat sejarah NU dari sudut pandang orang NU sendiri. Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut Enceng Sobirin, Abdul Aziz Ahmad, Mun’im Dz, dan Adnan Anwar

“Walaupun dianggap tradisional, tetapi NU punya daya tahan sehingga bisa terus berkembang, ketika organisasi serupa sudah berguguran. Kekuatan itu tidak pernah diteliti, hanya kelemahan saja yang dicari,” tandas Ketua LTN NU Mun’im Dz (22/8).

Penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke daerah-daerah tersebut lebih memfokuskan pada dinamika internal, yaitu bagaimana para tokoh NU mencitrakan dirinya serta memaknai tindakannya serta menjelaskan argumennya sesuai dengan rasionalitas kaum nahdliyyin.

“Dengan pendekatan tersebut berbagai data bisa ditemukan, berbagai informasi didapatkan, beberapa pengalaman para tokoh dan saksi bisa diungkapkan dan dijadikan sumber utama penulisan,” tambahnya.

Dengan adanya sumber alternatif ini, buku babon tentang NU yang sudah dianggap klasik hanya dijadikan sumber sampingan, bahkan tidak sedikit yang terpaksa dibuang, diganti dengan sumber yang lebih orisinil dan lebih valid. Dengan cara demikian, citra NU bisa ditampakkan dan NU luar Jawa yang selama ini diabaikan juga bisa diperlihatkan eksistensi dan pengaruhnya terhadap NU Indonesia.

Budaya NU memiliki keragaman yang luas sesuai dengan lokalitasnya masing-masing. Dimanapun, baik di Jawa maupun luar Jawa, NU memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan diri dengan budaya lokal.

Di Sumatra Barat, NU berinteraksi erat dengan Perti, sementara di Sumatra Utara memiliki kesamaan cultural dengan jam’iyah Al Washiliyah. Di Sunda NU beraliansi dengan Mathla’ul Anwar sedangkan di NTB dengan Nahdlatul Wathon. Demikian juga, di Sulawesi bahu-membahu dengan Al-Khairat.

Mun’im yang juga peneliti di LP3Es tersebut menjelaskan selama berada di tiga daerah tersebut, para pimpinan NU lokal memberi sambutan yang luar biasa dengan memberikan data dan waktunya. Selama ini mereka sendiri kurang faham tentang sejarah NU di lingkungannya, bahkan banyak diantara tokohnya yang malah menulis sejarah tokoh dari ormas lainnya.

Hasil penelitian ini akan terus disempurnakan, baik dengan melakukan penelitian lebih lanjut atau mengundang para ahli untuk berdiskusi. Jika sudah dianggap memadai, penelitian ini akan diterbitkan dalam bentuk buku.(mkf)

 

 

 

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Kiai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Paradigma Penulisan Sejarah NU Perlu Dirubah (Sumber Gambar : Nu Online)
Paradigma Penulisan Sejarah NU Perlu Dirubah (Sumber Gambar : Nu Online)

Paradigma Penulisan Sejarah NU Perlu Dirubah

Jumat, 17 November 2017

Merayakan Kebersamaan dalam Perbedaan

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pagi itu, Ahad (2/2), cuaca tampak cerah, sedikit berbeda dengan hari biasanya yang akrab dengan hujan. Gelaran Car Free Day di Jalan Slamet Riyadi Solo, Jawa Tengah, pun semakin meriah. Tua, muda, ? besar kecil semua asyik dengan segala aktivitas masing-masing.

Merayakan Kebersamaan dalam Perbedaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Merayakan Kebersamaan dalam Perbedaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Merayakan Kebersamaan dalam Perbedaan

Mentari perlahan naik, jalanan protokol Kota Solo itu semakin ramai pengunjung.? Tiba-tiba di salah sudut jalan, tepatnya di depan kompleks Rumah Dinas Walikota Solo, di Loji Gandrung, sebagian aktivitas pengunjung terhenti ketika suara tabuhan membahana diiringi bunyi gemerincing. Alunan musik itu bertambah semarak dengan munculnya barongsai yang meliuk-liuk indah bak seekor naga tengah terbang menari.

Tak pelak, atraksi barongsai menjadi tontonan para pengunjung. Mereka berkerumun untuk menyaksikan lebih dekat salah satu budaya dari Tionghoa tersebut. Sementara itu, di dekat kerumunan atraksi, beberapa orang membentangkan sejumlah spanduk. “Merayakan Kebersamaan Dalam Perbedaan”, “Solo Damai; Hargai Perbedaan, Perkokoh Kebhinekaan”, dan lain sebagainya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rupanya rangkaian atraksi dan bentangan spanduk tersebut merupakan kegiatan aksi yang dilakukan Pengurus Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kota Solo bersama sejumlah elemen lain. “Acara ini merupakan gabungan peringatan Harlah NU dan perayaan Imlek,” kata Ketua PC GP Ansor Solo Muhammad Anwar saat ditemui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah seusai acara.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk itu, pihaknya menggandeng komunitas Forplas. Forplas ini merupakan forum pemuda lintas iman se-Solo. “Harapannya, ya kita ingin menciptakan perdamaian dan membangun kebersamaan,” terang Anwar yang juga menjabat sebagai ketua Forplas.

Ditambahkan olehnya, pada momentum ini panitia juga membagikan kue keranjang, yang identik dengan perayaan imlek, kepada para pengunjung. “Kalau tahun kemarin, sekaligus juga kita kampanye antinarkoba, dengan membagi stiker bertuliskan: kue keranjang lebih enak daripada narkoba,” ungkap Anwar.

“Ya, semoga dengan cara-cara kecil semacam ini, juga dapat mempererat persaudaraan dan menjadi kegiatan positif bagi generasi muda,” pungkasnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, RMI NU, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 10 November 2017

Ribuan Jamaah Banjiri Tahlilan ke-7 Kiai Teluknaga

Tangerang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sedikitnya 3000 warga memadati pekarangan pesantren Al-Hasaniyah, Rawalini, Teluknaga, Tangerang, Ahad (28/12) malam. Mereka yang terdiri dari warga, santri, dan alumni santri ini membacakan tahlil malam ke-7 untuk pengasuh pesantren Al-Hasaniyah, Abah Haji Arim.

Ribuan Jamaah Banjiri Tahlilan ke-7 Kiai Teluknaga (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Jamaah Banjiri Tahlilan ke-7 Kiai Teluknaga (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Jamaah Banjiri Tahlilan ke-7 Kiai Teluknaga

Salah seorang menantu Abah Arim, KH M Noer menyebutkan hadirin diperkirakan berjumlah di atas 3000 jamaah. Pasalnya keluarga mengeluarkan lebih dari 3000 paket bingkisan fidyah dan shadaqah. Itu pun masih banyak yang tidak memperoleh.

“Sebab itu, kami atas nama keluarga memohon maaf atas kurangnya persiapan kami,” kata Kiai Noer.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara KH A Sujai dalam sambutanya, memohon doa dari para jamaah, “Agar kami dan keluarga bisa meneruskan sejarah perjuangan Abah Arim mengingat ia sebagai sosok yang istiqomah mengurus dan mendidik santri.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Abah Arim, kata Kiai Suja’i, adalah sosok yang konsisten dengan ajaran ulama salafis shalih Aswaja NU.

Setelah itu, tahlilan ditutup dengan taushiyah agama yang disampaikan KH Ahya Ansori. Tampak hadir dalam tahlilan ini Mustasyar NU Kota Tangerang KH A Basyir Nasuhi, Rais Syuriyah PCNU Kota Tangerang KH A Syahru Wardi, Ketua STISNU Nusantara KH A Baijuri Khotib, dan para kiai di Pantura Tangerang Banten. (HM Qustulani/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 08 November 2017

Mencicipi Makanan Favorit Sunan Kudus

Kudus, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Selepas maghrib Selasa (5/5) tim Ekpedisi Islam Nusantara sampai di kota kretek, Kudus, Jawa Tengah. Tim langsung menuju makam pemuka agama Islam di kota tersebut, Sunan Kudus. Di situ mereka turut memperingati 100 tahun Madrasah Qudsyiyah yang didirikan KH Asnawi, salah seorang pendiri NU.

Mencicipi Makanan Favorit Sunan Kudus (Sumber Gambar : Nu Online)
Mencicipi Makanan Favorit Sunan Kudus (Sumber Gambar : Nu Online)

Mencicipi Makanan Favorit Sunan Kudus

Sesampai di madrasah tersebut, tim ekpedisi diminta panitia untuk mengenakan ikat kepala batik corak hitam, kuning dan putih. Dominasi warnanya ada yang kuning dan hitam. Tapi mesti ada putihnya.  

Kemudian mereka diajak ke kompleks makam Sunan Kudus. Di situ telah berkumpul orang-orang yang berikat batik juga. Tapi mereka berbaju putih berlengan panjang dan bersarung batik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tim penulis, fotografi, dan video menyebar ke berbagai sudut dengan benteng-benteng berlapis. Benteng yang terbuat bata merah setinggi dua meter dengan tebal sekitar 30-40 cm. Kemudian mereka duduk bersama jamaah.

Dari pengeras terdengar bacaan Al-Quran diikuti gemeremang jamaah lain yang tak kurang 500-600 orang. Mereka akan mengkhatamkan Al-Quran 100 kali yang diselesaikan 6 orang. Kemudian surat Al-Ikhlas 100 ribu kali.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di salah satu bangunan, yang beratap sirap jati, beberapa orang mulai meletakkan nampan. Nampan kaleng tersebut dialasi daun pisang muda. Di atasnya diletakkan nasi putih. Di atas nasi tersebut kemudian dialasi kembali dengan daun pisang muda. Di atasnya terdiri ayam kampung utuh yang telah dimasak, acar, kereng atau tahu digoreng berkuah, kuah untuk ayam,

Ayam utuh dari kepala sampai kaki tersebut dinamakan ingkung. Cara memasaknya dikukus terlebih dahulu, kemudian dibakar. Sementara jeroannya tergantung selera, ada yang dibuang ada yang dibiarkan. Dan mesti ayam kampung. Bukan ayam ras gemuk yang pada masa hidupnya susah bergerak dan bertulang rapuh.

Konon, kata Ketua Yayasan Madrasah Qudsyiyah KH Najib Hasan, itu makanan favorit Sunan Kudus, Syekh Ja’far Shodiq, ulama yang menamakan kota tersebut sebagai Kudus yang berarti suci.  

Sampai pukul 22.16 ingkung tersebut masih berbaris rapi di tempatnya. Mereka tak bergerak dan digerakkan sama sekali di tempat Sunan Kudus menerima tamu, tempat yang mungkin sekali dia menikmati ingkung ratusan tahun lalu.

Tim Ekspedisi Nusantara yang diganjal perutnya terakhir kali siang di Demak, mulai menggeliat-geliat. Tapi belum ada tanda-tanda mencurigakan ingkung untuk bisa diganyang.

Malah kemudian pukul 22.58, di pengeras suara mulai ada bacaan-bacaan berbahasa Arab. Surat Ath-Thin sampai An-Nas dibacakan dengan langgam lambat-lambat sehingga hak-hak huruf berdasarkan tajwid, terpenuhi dengan pas. Kemudian berdoa. Doa yang panjang sampai jarum panjang melampaui angka 12.  

Selepas assalamu’alaikum pembaca doa, barulah kemudian ingkung itu boleh diganyang. Berdasarkan intruksi pengeras suara, satu nampan harus dimakan 6 orang. Sesekali, cobalah menikmati ingkung Kudus.  Tak perlu menunggu bosan ayam Mc Donald dan KFC. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 02 November 2017

Pelajar NU Bojonegoro Peringati Rajaban dengan Shalawat dan Kajian

Bojonegoro, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nadhlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Bojonegoro memperingati isra miraj, dengan pembacaan shalawat dan kajian. Kegiatan tersebut diadakan di gedung PCNU Bojonegoro, Jalan A. Yani, Selasa (27/5/2014).

Ketua PC IPPNU Bojonegoro, Muqoddimatus Sholihah mengatakan, kegiatan ini digelar setelah beberapa waktu lalu pihaknya mengadakan taarufan pengurus. "Dengan pembacaan dibaiyah untuk melestarikan amalan Nahdliyin di kalangan anak muda," ujarnya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Pelajar NU Bojonegoro Peringati Rajaban dengan Shalawat dan Kajian (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Bojonegoro Peringati Rajaban dengan Shalawat dan Kajian (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Bojonegoro Peringati Rajaban dengan Shalawat dan Kajian

Selain pengurus PC IPNU-IPPNU Bojonegoro, peringatan Rajaban tersebut juga mengundang pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC), Pimpinan Ranting (PR) dan juga Pimpinan Komisariat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dijelaskan, kajian tersebut juga mengundang wakil syuriah PC NU Bojonegoro, KH. Makmur Sulaiman sebagai narasumber dalam kajian, untuk memperdalam tentang perjalanan rosullullah dalam menjemput wahyu Allah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Intinya lebih dalam menjelaskan tentang peristiwa isra miraj tersebut. Diharapkan para kader IPNU-IPPNU semakin kuat ideologi keaswajaannya," harapnya.

Mantan ketua PAC IPPNU Balen itu juga menambahkan, esensinya tidak hanya pada wahyu shalat. Tetapi ada hikmah-hikmah yang luar biasa, untuk umat manusia. "Di akhir acara juga ada tumpengan, makan bersama untuk kebersamaan pengurus dan anggota IPNU-IPPNU di Kabupaten Bojonegoro," pungkasnya. (M Yazid/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 29 Oktober 2017

MA Unggulan Insan Cendikia Dibangun atas Energi Islam Nusantara

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Direktur Pendidikan Madrasah Kementarian Agama Nur Kholis Setiawan menjelaskan, kini sedang dikembangkan program pengembangan Madrasah Aliyah Unggulan Insan Cendikia di 20 lokasi di seluruh Indonesia dari Aceh sampai Papua.

“Dan strategi saya menentukan 20 ini tidak asal. Saya menggunakan energi Islam Nusantara karena madrasah ini eksis ditengah-tengah masyarakat Muslim yang memiliki kekhasan,” katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Selasa (25/11).?

MA Unggulan Insan Cendikia Dibangun atas Energi Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
MA Unggulan Insan Cendikia Dibangun atas Energi Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

MA Unggulan Insan Cendikia Dibangun atas Energi Islam Nusantara

Doktor dari Universitas Bonn Jerman ini menjelaskan dulu para ulama kiai, dan aulia melakukan penguatan keislaman melalui madrasah. Strategi yang sama inilah yang kini dikembangkannya.

“Kenapa bikin Insan Cendikia di Aceh Timur, karena disana dulunya ada kesultanan Perlak, Mengapa ada di Mandailing Natal, karena disitu ada kerajaan Barus, mengapa di Padang Pariaman Sumatra Barat. Kalau bicara Sumatra Barat, sudah heterogen, tapi kalau bicara Minang, pasti Islam karena prinsipnya adalah adat basandi syarak, syarak basandi kibatullah.”?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kebijakan yang sama juga diterapkan di Riau, dimana MA Insan Cendikia ditempatkan di Siak karena dulu ada kesultanan Siak, di Okan Hilir karena disitu ada Ario Damar yang mengasuh Raden Patah, Sultan Demak. Di Bangka Tengah karena disitu merupakan persinggahan para saudagar Gujarat dan para wali yang menyebarkan Islam di Nusantara, itu di Bangka Tengah dan Batam.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selanjutnya di Sambas karena disitu ada Syeikh Khatib Assambasi. Lalu di Tanah Laut Kalimantan selatan karena ada kesultanan Martapura. Selanjutnya di Paser Kalimantan timur karena disitu ada kesultanan Paser. Selain itu ada di Lombok karena disana ada kerajaan?

Selaparang. ? Di Goa Sulawesi Selatan karena ada Sultan Hasanuddin dan syeikh Yusuf Makassar. Jawa Tengah ditempatkan di Pekalongan karana dulu banyak Habaib menyebarkan Islam di Pekalongan. Di Jawa Timur ditempatkan di Pasuruan karena disitulah ada Mbah Hamid Pasuruan.?

Tempat lain adalah di Sulawesi tenggara karena ada kerajaan Buton, di Ternate, karena ada sultan Ternate. Di Sorong, karena ada jasa sultan Ternate, Islam masuk ke Papua Barat.?

“Ini tidak asal menentukan. Ini adalah pucuk dari energi Islam. 20 titik inilah insyaallah yang akan membesarkan Islam Nusantara karena ini adalah titik-titik para wali yang memperjuangkan Islam di Nusantara.” (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Meme Islam, Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 23 Oktober 2017

PMII Ngawi Desak DPRD Pro Rakyat

Ngawi,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pelantikan anggota DPRD periode 2014-2019 disambut aksi demonstrasi puluhan mahasiswa, Senin 25/08). Massa dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menuntut 45 wakil rakyat menandatangani kontrak moral. Sebab mereka menilai kinerja dewan sebelumnya tidak banyak memberikan sumbangsih terhadap kemajuan Ngawi.

PMII Ngawi Desak DPRD Pro Rakyat (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Ngawi Desak DPRD Pro Rakyat (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Ngawi Desak DPRD Pro Rakyat

Dalam aksi tersebut mereka tidak hanya berorasi, tapi juga membawa poster yang berisi pesan moral. Namun, mahasiswa berhadapan dengan pintu tertutup. Petugas sengaja menutup pintu masuk menuju Pendapa Wedya Graha, tempat dilakukan pengambilan sumpah janji anggota DPRD periode 2014-2019. Beberapa nekat naik ke atas gerbang dan berorasi sambil meneriakan yel-yel.

Wakhid Hariadi, koordinator aksi mendesak para wakil rakyat merealisasikan janji politiknya pasca diambil sumpah dan janjinya. Dia mengingatkan agar mereka benar-benar bekerja secara profesional dan pro rakyat. ‘’Pelantikan memiliki makna yang sakral dan mendalam sebagai penentu nasib rakyat,’’ ungkapnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PMII menyodorkan kontrak moral yang berisi kesediaan anggota dewan baru untuk memiliki komitmen memajukan pembangunan ekonomi dan pendidikan, senantiasa melibatkan partisipasi masyarakat, lebih pro rakyat, merealisasikan kepentingan rakyat dengan amanah, jujur, profesional, kredibel dan transparan.

PMII juga serta mendorong anggota DPRD agar merealisasikan kontrak politiknya, dan transparansi anggaran serta fungsi legislasinya. Mendesak anggota agar tidak berpraktik korupsi, kolusi serta nepotisme. ‘’Produk hukum, kebijakan serta program yang dilaksanakan harus pro rakyat,’’ tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sayangnya, tidak ada satupun anggota DPRD baru yang menandatangi kontrak moral tersebut. Usai pengambilan sumpah janji, para wakil rakyat buru-buru pulang. Mereka juga menggunakan pintu keluar depan sekretariat daerah. Sehingga tidak bertemu massa yang berkumpul di pintu masuk pendapa. ‘’Kalau mereka tidak mau menandatangani kontrak moral, sudah terlihat jika mereka tidak mau memajukan Ngawi,’’ katanya.

Meski begitu, PMII mengancam akan mendatangi gedung dewan. Mereka akan melakukan sweeping agar anggota DPRD mau menandatangani kontrak moral tersebut. Jika tidak berhasil, mahasiswa akan datang lagi dengan massa yang lebih besar. ‘’Kami tidak main main,’’ tegas Wakhid.

Ketua DPRD sementara Dwi Rianto Jatmiko mengatakan menerima masukan dari kalangan mahasiswa itu. Tanpa diminta pun, pihaknya sudah komitmen berjuang untuk kepentingan rakyat. Hal itu sudah dibuktikan dengan meningkatnya anggaran perbaikan infrastruktur jalan yang setiap tahunnya di atas 40 persen. Dewan juga fokus pada program dan kebijakan di bidang kesehatan dan pendidikan. ‘’Karena tiga hal tersebut merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Dan selalu kami perjuangkan agar mendapat prioritas,’’ katanya. (Agus Susanto/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Khutbah, RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 10 September 2017

Jangan Diam, Lawan Tudingan Kafir dengan Cara Ilmiah!

Pamekasan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tudingan kafir, bidah, syirik, dan sejenisnya, mesti direspon dengan kepala dingan. Jangan menyikapinya dengan tanggapan negatif pula. Namun, lawanlah dengan cara ilmiah.

Jangan Diam, Lawan Tudingan Kafir dengan Cara Ilmiah! (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Diam, Lawan Tudingan Kafir dengan Cara Ilmiah! (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Diam, Lawan Tudingan Kafir dengan Cara Ilmiah!

Demikian ditegaskan KH Marzuki Mustamar saat menjadi pemateri Dauroh Aswaja di halaman kantor PCNU di Jalan R Abb Azis Pamekasan, Ahad (22/1). Selain digagas oleh PCNU Pamekasan, acara tersebut melibatkan Pengurus Aswaja Center dan Pengurus MWCNU dari 13 kecamatan.

"Tiap kali kita dituding dengan penilaian negatif, jangan sekali-kali kita diam. Sebab, itu akan membuat mereka kian besar diri. Mereka yang suka mengafirkan atau membidahkan itu, harus diberi pelajaran dengan dalil naqliyah dan dalil aqliyah," tegas Kiai Marzuki di hadapan ribuan warga nadhliyin.

Dari prinsip itu, Pengasuh Pesantren Sabilurrosyad Malang ini menelorkan gagasan yang diabadikan ke dalam karya monumentalnya, kitab Muhtashor al-Muqtathofat li Ahlilbidayat. Kitab ini dibagikan secara gratis kepada peserta Dauroh Aswaja.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Semua amaliyah an-nahdliyah, diurai dalam kitab tersebut beserta dalil-dalilnya. Isinya tidak asal comot, tapi ada dasar autentiknya," tegas Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Timur ini.

Kitab tersebut menjadi salah satu rujukan utama dalam diskusi keagamaan di Indonesia. Bahkan, telah lama dikaji secara rutin di beberapa masjid di Kota Malang, tepatnya setiap Selasa pukul 19.00 bada shalat Isyak. Tidak hanya di satu tempat, jadwal rutin tersebut berjalan di seluruh Masjid Malang secara bergilir.

Ketika ditelusuri, kitab al-Muqtathofat menawarkan informasi mengenai keabsahan tradisi ubudiyah masyarakat secara syari. Dengan kata lain, buku ini memupuk kepercayaan masyarakat Muslim Indonesia secara umum, khususnya bagi kalangan nahdyiyin, bahwa tradisi ritual ubudiyyah seperti tahlilan, haul, upacara selatan kelahiran, ritual empat dan tujuh bulan kandungan, peringatan Maulid Nadi, qunut dan shalat, beserta yang lainnya, tidak melenceng dari akidah.

"Bahkan, termasuk bagian dari sunnah Nabi Rasulullah SAW," tukas Kiai Marzuki Mustamar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk diketahui, Dauroh Aswaja dihadiri para pengurus dan anggota lembaga, badan otonom, muslimat NU, para kiai dari ragam pesantren, pejabat, tokoh masyarakat, para pemuda, dan para pelajar se-Kabupaten Pamekasan. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wakil Bupati Malang Hadiri Pelantikan IPNU-IPPNU Gondanglegi

Malang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Gondanglegi resmi dilantik oleh Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Kabapaten Malang di Aula Gedung SMK Ganjaran, Gondanglegi, Malang, Kamis (1/7) siang.

Wakil Bupati Malang Hadiri Pelantikan IPNU-IPPNU Gondanglegi (Sumber Gambar : Nu Online)
Wakil Bupati Malang Hadiri Pelantikan IPNU-IPPNU Gondanglegi (Sumber Gambar : Nu Online)

Wakil Bupati Malang Hadiri Pelantikan IPNU-IPPNU Gondanglegi

Acara ? ini bertema Satukan Tekad, Satukan Tujuan menuju IPNU-IPPNU Hebat. Prosesi pelantikan untuk kepengurusan masa khidmat 2017-2019.berlangsung khiidmat.

Hadir dalam acara tersebut Wakil Bupati Kab.Malang HM Sanusi. Ketua MWC NU Gondanglegi KH. Ahmad Zain, Pengurus Anak Cabang GP Ansor Gondanglegi,Pengurus Anak Cabang Fatayat Gondanglegi, Hadir pula perwakilan muspika Kecamatan Gondanglegi, polsek dan kodim setempat.

HM Sanusi, menyampaikan rasa takjubnya kepada peserta yang sudah dilantik. Semoga dengan dilantiknya pengurus IPNU-IPPNU ini, bisa mewujudkan kader-kader NU yang militan dan bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara.

Sanusi juga menambahkan, perjuangan para tokoh-tokoh Nahdaltul Ulama dulu adalah dalam menjalankan amar ma’ruf dan menjaga NKRI dengan penuh rasa yang ikhlas. “Semoga keikhlasan beliau-beliau tersebut bisa ditularkan kepada kader-kader IPNU-IPPNU ini. Amin,” harapnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua IPNU Gondanglegi Muhammad Fathoni mengatakan, pelantikan ini adalah awal dari perjuangan kader NU yang berkhidmat kepada nilai-nilai aswaja, sesuai dengan slogan “belajar, berjuang, bertaqwa”.?

“Sengaja kegiatan ini dilaksanakan di bulan Ramadhan, disamping hari libur sekolah juga mengambil faedah bulan yang penuh rahmat ini dengan kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat,” tambah Fatoni.?

Acara dilanjutkan dengan rapat kerja dan kegiatan-kegiatan islami yang dikemas dengan tema Pondok Rahmadhan Pelajar NU. Di antaranya seminar keaswajaan dan mengupas hari lahirnya Kesaktian Pancasila. (Ansori/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Syariah, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 26 Agustus 2017

PW Muslimat NU DKI Jakarta Gelar Lomba Qasidah

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Wilayah Muslimat NU DKI Jakarta mengadakan perlombaan qasidah Rawi Barzanji dan Ad-Diba‘i. Perlombaan digelar di aula Kantor PWNU Jakarta lantai dua, jalan Talang nomor tiga, Jakarta Pusat, Sabtu (1/6).

PW Muslimat NU DKI Jakarta Gelar Lomba Qasidah (Sumber Gambar : Nu Online)
PW Muslimat NU DKI Jakarta Gelar Lomba Qasidah (Sumber Gambar : Nu Online)

PW Muslimat NU DKI Jakarta Gelar Lomba Qasidah

Perlombaan digelar dalam rangka memperingati harlah ke-67 Muslimat NU. “Sejumlah 36 grup qasidah mengikuti perlombaan. Mereka berasal dari grup qasidah yang tersebar di wilayah Jakarta,” kata anggota Kewirausahaan dan Koperasi Muslimat NU Mutia kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di lokasi perlombaan, Sabtu (1/6) siang.

Jumlah grup yang mengikuti lomba terbilang cukup banyak. Jumlah itu sudah mendekati angka 50 yang ditargetkan oleh panita lomba. Padahal panitia hanya membuka pendaftaran mulai awal Mei sampai 25 Mei, tambah Mutia yang sedang melayani kebutuhan konsumsi para kontestan di meja panitia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Mutia, informasi lomba dilanjutkan pengurus-pengurus cabang Muslimat NU di Jakarta. Setiap grup peserta lomba dikenakan biaya sebesar 50.000 untuk konsumsi. Sedangkan pengumuman pemenang dan pembagian hadiah disampaikan pada kegiatan tabligh akbar dan Isra’ Mi‘raj di taman Monumen Nasional (Monas), Sabtu 8 Juni 2013.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pemenang tentu akan menerima piala dan uang tunai. Sedangkan setiap grup qasidah peserta lomba akan menerima piala partisipasi, tandas Mutia.

Perlombaan qasidah berlangsung sejak pukul 8.00 hingga 17.00. Setiap grup mengenakan seragam kebanggaannya. Di sekitar mereka, tergeletak alat-alat musik yang mereka mainkan di hadapan peserta lain, dewan juri, dan warga Muslimat NU.

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, Nahdlatul, Sholawat PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 13 Agustus 2017

Membangun Pola Kaderisasi PMII Kampus Umum

Oleh Eko Tri Pranoto

Kaderisasi merupakan hal penting bagi sebuah organisasi, karena merupakan inti dari kelanjutan perjuangan organisasi ke depan. Tanpa kaderisasi, rasanya sangat sulit dibayangkan sebuah organisasi dapat bergerak dan melakuakan tugas-tugas keorganisasiannya dengan baik dan dinamis.

Membangun Pola Kaderisasi PMII Kampus Umum (Sumber Gambar : Nu Online)
Membangun Pola Kaderisasi PMII Kampus Umum (Sumber Gambar : Nu Online)

Membangun Pola Kaderisasi PMII Kampus Umum

“Dan hendaknya takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar” (An-Nisa : 9).

Bung Hatta pernah bertutur mengenai kaderisasi, “Bahwa kaderisasi sama artinya dengan menanam bibit. Untuk menghasilkan pemimpin bangsa di masa depan, pemimpin pada masanya harus menanam!”.

? ? ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kaderisasi ada dua ikon penting yaitu :

1. Pelaku Kaderisasi (subyek)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

2. Sususnan Kaderisasi (obyek)

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) fungsi dasarnya adalah kaderisasi, sesuai dengan tugas PMII “terbentuknya pribadi muslim yang bertakwa kepada Allah SWT, berbudi luhur, cakap dan bertanggungjawab, mengamalkan ilmunya dan komitmen memperjuangkan cita-cita kemerdekaan Indonesia (Tujuan PMII, Pasal 4 AD/ART).

Pola kaderisai PMII memiliki karakter dan karakteristik yang berbeda-beda sesuai denga kondisi lingkungan dan situasi karakter mahasiswa pada jenis lembaga serta fakultas tertentu. Oleh karena itu pemahaman tentang teritorial PMII sangat perlu untuk ditanamkan. Berangkat dari pemahaman tersebut, pengurus komisariat maupun pengurus rayon memiliki kultur dan tantangan yang lebih kompleks dibandingkan dengan yang ada pada kampus-kampus yang berlatar belakang Islam.

Keberagaman latar belakang kultur mahasiswa di kampus umum serta padatnya waktu kuliah menjadi tantangan yang berat bagi PMII kampus umum. Untuk itu diperlukan formulasi kaderisasi yang matang agar tetap mampu bertahan di tengah kondisi kampus yang heterogen. Banyak jumlah kajian keilmuan di kampus umum dengan berbagai fakultas yang mempelajari disiplin ilmu dapat dijadikan modal untuk memaksimalkan pengembangan potensi kader sesuai dengan budaya masing-masing. Melalui pengembangan potensi tersebut makan akan tercipta kader-kader PMII yang layak dan kondusif untuk di tempatkan pada lini-lini yang terdapat di tiap lembaga kampus.

Dalam segi internal PMII, problem yang menjadi penyebab kurang hafalnya suatu kaderisasi adalah tidak adanya ruang sebagai media aktualisai bagi anggota maupun kader yang telah demisioner sebagai pengurus PMII sehingga tidak ada sinergitas bagi mereka terhadap fungsi kaderisasi. Perlu adanya ruang untuk meyakinkan para pengurus demosioner agar tidak lepas peran dan fungsi terhadap kaderisasi.

Penanaman nilai-nilai keislaman dan pemahaman ke-PMII-an harus disesuaikan dengan proses melalui ruang kaderisasi nonformal dan ruang kultural yang ada agar nilai dan pemahaman tersebut dapat disampaikan baik secara tekstual ataupun nontekstual. Kaderisasi nonformal bertujuan untuk membekali kader dengan pengetahuan dan keterampilan spesifik yang dibutuhkan oleh kader, maka output yang dihasilkan pada ruang kaderisasi ini terhadap pemahaman ke-PMII-an adalah meluluskan kader-kader yang ulil albab. Dalam pemahaman nilai-nilai keislaman, yang kultural yang ada merupakan pusat produksi ASWAJA sebagai manhaj al-fiqr PMII. Ruang kultur sangatlah penting mengingat kampus umum sangat kering keagamaannya.

Menyalurkan kaderisasi tentu butuh yang namanya “ritual” agar tercipta sebuah kesinambungan gerakan. Selain itu perlu adanya inovasi dan kreativitas dalam berpikir menjalankan kaderisasi agar kaderisasi yang dilakukan tepat sasaran. Tujuan lebih kepada aspek kuantitas contohnya sebelum melakukan Mapaba perlu adanya sebuah kegiatan pra-Mapaba yang bertujuan untuk pendalaman emosial dan pengenalan PMII kepada sasaran biasanya mahasiswa baru.

PMII Unila yang akrab disapa dengan nama PMII Komisariat Brojonegoro merupakan perintis berdirinya PMII di tanah Sai Bumi Ruai Juarai, bahkan dahulu PMII Unila adalah barometer pergerakan di Lampung. PMII Unila merupakan kiblat bagi seluruh PMII di berbagai penjuru Lampung. Banyak kader-kader yang sudah menjadi alumni sukses di berbagai profesi serta menduduki posisi strategis yang tersebar di berbagai daerah di Lampung baik sebagai pejabat, pengusaha, politisi, akademi dan banyak lagi sebagainya.

Beridirinya PMII Unila diprakarsai Teddy Junaidi, Rustam Efendi, dan beberapa tokoh lainnya yang merasa jenuh dengan nuansa gerakan mahasiswa di Unila yang condong monoton pada tahun 1965-an. Dalam perjalanannya PMII Unila sempat mengalami pasang surut, sempat mengalami kekosongan kegiatan dan kader antara tahun 2000 sampai tahun 2006. Penyebabnya adalah perumusan formula kaderisasi yang belum tepat sasaran, sehingga berdampak pada vakumnya PMII Unila.

Dinamika-dinamika kaderisasi tersebut dari mulai harmonisasi sejarah sampai dengan kemerosotannya, merupakan cermin bagi para pengurus, baik pengurus komisariat maupun pengurus rayon agar dalam menjalankan fungsi kaderisasi dapat memahami aspek-aspek apa saja yang harus dicukupi untuk menjalankan kaderisasi. Agar tidak terjebak kepada kemerosotan organisasi, dan dapat mengulang kembali harmonisasi sejarah kejayaan PMII kampus umum khususnya Unila.

Dapat dipahami bahwa kaderisasi memiliki tugas atau tujuan sebagai proses humanisasi atau pemanusiaan/memanusiakan. Manusia yang bertakwa kepada Allah SWT, manusia yang beriman, manusia yang selalu mengingat Allah SWT di setiap saat, manusia yang setia dengan janji Allah SWT dan ridak melanggar perjanjian dengan-Nya, manusia yang mengambil pelajaran dari sejarah umat manusia, perjalanan alam semesta dan dari ayat-ayat-Nya sehingga dapat melaksanakan tujuan PMII.



Eko Tri Pranoto, Ketua Komisariat PMII Unila masa khidmah 2013-2014



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa, Nahdlatul, Ahlussunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah