Tampilkan postingan dengan label Khutbah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Khutbah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 Februari 2018

Pembentukan Pagar Nusa di Empat Daerah Diharapkan Jadi Prioritas

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, ada empat daerah yang belum ada kepengurusan cabang Pencak Silat NU Pagar Nusa. Empat daerah tersebut adalah Kota Magelang, Kabupaten Magelang, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Purbalingga.

Pembentukan Pagar Nusa di Empat Daerah Diharapkan Jadi Prioritas (Sumber Gambar : Nu Online)
Pembentukan Pagar Nusa di Empat Daerah Diharapkan Jadi Prioritas (Sumber Gambar : Nu Online)

Pembentukan Pagar Nusa di Empat Daerah Diharapkan Jadi Prioritas

Hal itu dilaporkan oleh Ketua Pimpinan Wilayah PSNU Pagar Nusa Jateng periode 2009-2014 H Sulatin dalam Konferwil II PSNU Pagar Nusa Jateng di Pondok Pesantren Azzuhri, Ketileng, Semarang, Kamis (14/5) lalu.

Ia mengakui hal itu sebagai utang kepengurusan yang dia pimpin. Karena itu Sulatin mengharap pengurus baru periode 2015-2020 yang terbentuk memprioritaskan pembentukan pimpincan cabang di empat daerah tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Empat daerah yang belum ada kepengurusan Pagar Nusa itu justru basis NU. Pengurus baru nanti perlu memprioritaskan hal itu segera,” tuturnya saat membuka sidang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia menerangkan, belum adanya kepengurusan di empat daerah tersebut bukan karena tidak ada pendekar Pagar Nusa. Tetapi karena pengurus lama sudah tidak aktif karena faktor usia tua dan ada yang telah meninggal dunia, tetapi belum ada penggantinya.

Karena itulah ia mengharap Pengurus Cabang NU (PCNU) di empat daerah tersebut membantu memfasilitasi pembentukan Pimpinan Cabang PSNU Pagar Nusa.

Adem Ayem

Sementara itu Konferensi Wilayah II Pencak Silat NU Pagar Nusa Jawa Tengah berlangsung adem-ayem saja. Tak ada kasak-kusuk pencalonan. Tak ada gerakan melobi peserta konferensi untuk mencari dukungan.

Konferensi yang berlangsug di Pondok Pesantren Azzuhri, Ketileng, Semarang, Kamis-Jumat (14-15/5) lalu menetapkan Heru Harun Supriyanto secara aklamasi Sebagai pemimpin Pagar Nusa Jateng yang baru untuk periode 2015-2020. (Muhammad Ichwan/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, Kajian Islam, Tegal PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 15 Februari 2018

Tolak Ekstremisme dan Narkoba, Polsek Sulang Dukung Kaderisasi GP Ansor

Rembang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Kapolsek Sulang Kabupaten Rembang AKP Hariyanto hadir sebagai inspektur upacara pembukaan Diklatatsar Banser ke-4 yang diselenggarakan oleh GP Ansor Rembang di Desa Glebeg Kecamatan Sulang Rembang, Jumat-Ahad (9-11/9). Hariyanto mengapresiasi pemuda setempat yang berkenan bergabung dengan aktivitas GP Ansor dalam menjaga ketertiban masyarakat.

Dalam sambutan, Hariyanto menyampaikan bahwa peran ulama NU dalam menegakkan negara kesatuan Indonesia sangatlah besar. Sangat wajar jika NKRI harga mati? bagi GP Ansor dan Banser adalah hal yang sudah sepantasnya karena pewaris sah negeri ini.

Tolak Ekstremisme dan Narkoba, Polsek Sulang Dukung Kaderisasi GP Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)
Tolak Ekstremisme dan Narkoba, Polsek Sulang Dukung Kaderisasi GP Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)

Tolak Ekstremisme dan Narkoba, Polsek Sulang Dukung Kaderisasi GP Ansor

"Kami atas nama pemerintah kecamatan Sulang memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada GP Ansor dan Banser yang senantiasa menyelenggarakan kegiatan positif ini. Terima kasih juga buat GP Ansor yang terus berada di garda terdepan dalam mengawal NKRI dari kelompok dan aliran anti-Pancasila dan kelompok yang ingin mendirikan negara di dalam negara,” jelas Hariyanto.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senada dengan Hariyanto, salah satu pengurus harian Pimpinan Pusat GP Ansor Musyafa menyampaikan bahwa meski tidak ditulis dalam sejarah, para ulama NU mempunyai andil besar dalam kemerdekaan NKRI.

"Pada saat Laskar Hisbullah maju di medan pertempuran, mengusir penjajah para kiai aman dahulu mulai jajaran mustasyar hingga jajaran tanfidziyah NU pasti bermujahadah,” terangnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di hadapan 100 calon anggota Banser yang akan mengikuti pelatihan, Musyafa mengajak kader NU untuk memerangi tiga hal yang menjadi pokok permasalahan kekinian negara, di antaranya narkoba, terorisme-radikalisme, dan pornografi. (Ahmad Asmui/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh, Khutbah, Sunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 31 Januari 2018

Organisasi Pelarangan Senjata Kimia Raih Nobel Perdamaian

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Panitia hadiah Nobel Perdamaian baru saja mengumumkan bahwa Nobel Perdamaian tahun ini diberikan kepada Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).? Organisasi ini bertanggung jawab atas pemusnahan senjata kimia di Suriah.

Pengumuman dikeluarkan oleh Ketua Komite Nobel Norwegia, Thorbjorn Jagland di Oslo pada Jumat, 11 Oktober, seperti dilaporkan oleh BBC Indonesia.

Organisasi Pelarangan Senjata Kimia Raih Nobel Perdamaian (Sumber Gambar : Nu Online)
Organisasi Pelarangan Senjata Kimia Raih Nobel Perdamaian (Sumber Gambar : Nu Online)

Organisasi Pelarangan Senjata Kimia Raih Nobel Perdamaian

"Komite Nobel Norwegia memutuskan bahwa Hadiah Nobel Perdamaian 2013 diberikan kepada Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) atas kerja luas organisasi ini untuk memusnahkan senjata kimia," kata Jagland.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Organisasi yang bermarkas di Den Haag ini didirikan untuk menerapkan pemberlakuan konvensi Senjata Kimia pada 1997, salah satu traktat perlucutan paling berhasil. Belakangan OPCW menerjunkan tim inspektur untuk melaksanakan Klik pemusnahan senjata kimia di Suriah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan kemenangan ini maka OPCW berhak mengantongi medali emas dan hadiah uang US$1,25 juta sebagai hadiah paling bergengsi di antara hadiah Nobel lainnya.

Prediksi NRK

Hadiah akan diserahkan pada tanggal 10 Desember di ibukota Norwegia bertepatan dengan peringatan kematian pendiri Hadiah Nobel asal Swedia, Alfred Nobel. Hadiah Nobel didirikan pada 1895 atas dasar wasiat sang industrialis.

Pemenang Nobel Perdamaian tahun ini sesuai dengan ramalan lembaga penyiaran publik Norwegia NRK. Lembaga penyiaran tersebut sebelumnya memperkirakan hadiah akan diberikan kepada OPCW.

Bukan kali ini saja lembaga penyiaran Norwegia benar menebak pemenang Nobel Perdamaian. Tahun lalu NRK menyebut Uni Eropa adalah pemenang Nobel Perdamaian dan ternyata prediksi itu benar.

Sebelumnya dilaporkan calon-calon kuat penerima hadiah Nobel Perdamaian tahun ini antara lain adalah remaja Pakistan yang ditembak pada kepala oleh Taliban karena memperjuangkan hak-hak pendidikan perempuan, Malala Yousafzai dan ahli kandungan Denis Mukwege dari Republik Demokratik Kongo. (mukafi niam)

Foto BBC

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, RMI NU, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 23 Januari 2018

PCNU Balikpapan Tolak Keberadaan ISIS

Balikpapan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Balikpapan Kalimantan Timur menyatakan penolakannya terhadap keberadaan ISIS (Islamic State of Iraq and Sham) atau Negara Islam Irak dan Syam di daerah tersebut.

"NU Balikpapan tolak ISIS. Kita tolak keberadaannya dan penyebarannya di Kota Balikpapan. PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) juga telah menegaskan penolakannya terhadap ISIS," kata Sekretaris PCNU Kota Balikpapan Drs. Imam Warosy (26/8).

PCNU Balikpapan Tolak Keberadaan ISIS (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Balikpapan Tolak Keberadaan ISIS (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Balikpapan Tolak Keberadaan ISIS

Menurutnya, ISIS merupakan organisasi berpaham radikal yang bertentangan dengan Aswaja (Ahlussunnah wal Jamaah), bahkan bertolak belakang dengan ajaran Islam yang menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mengimbau agar umat Islam, khususnya umat Islam di Kota Balikpapan agar tidak perngaruh oleh ISIS dan paham radikal lainnya. "Kita menghimbau agar umat Islam tidak terpengaruh ISIS, khususnya umat Islam di Kota Balikpapan. Jangan sampai ikut-ikutan ISIS dan paham-paham radikal lainnya", imbaunya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ustadz Warosy, panggilan akrabnya, mengatakan keberadaan ISIS menimbulkan keresahan dan bisa memperkeruh hubungan antarumat beragama. Ia mengajak masyarakat tetap mempertahankan kondusivitas Kota Balikpapan yang sudah terkenal sebagai kota yang aman, tentram dan nyaman.  

"Kita pertahankan kondusifitas kota Balikpapan. Jangan biarkan ISIS dan paham radikal lainnya menganggu keamanan dan ketenteraman Kota Balikpapan," pungkasnya. (Abdurrahman/Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 14 Januari 2018

Bupati Letakan Batu Pertama Pembangunan SMK Ma’arif NU Bulakamba

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Guna memberikan pelayanan di bidang pendidikan, Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Bulakamba Kabupaten Brebes membangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK berlabel SMK Maarif NU Bulakamba tersebut dimulai pembangunannya setelah dilakukan peletakan batu pertama oleh Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE, Ahad Sore (9/8).

Bupati Letakan Batu Pertama Pembangunan SMK Ma’arif NU Bulakamba (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Letakan Batu Pertama Pembangunan SMK Ma’arif NU Bulakamba (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Letakan Batu Pertama Pembangunan SMK Ma’arif NU Bulakamba

“Selaku pemerintah daerah, kami merasa bangga dengan pendirian SMK Maarif NU di Bulakamba, karena bisa membantu mengentaskan kebodohan dan meningkatkan derajat pendidikan masyarakat Brebes,” ucap Bupati dalam sambutan peletakan batu pertama dilokasi pembangunan Desa Bulusari Kecamatan Bulakamba. 

Bupati berharap keberadaan SMK Maarif di Bulakamba itu nantinya akan dapat berkiprah membantu Pemkab di bidang pelayanan pendidikan. Apalagi, dengan modal dasar pendidikan agama yang kuat akan menjadi pondasi akhlakul karimah generasi muda penerus bangsa. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Saya sangat mengapresiasi peran serta masyarakat swasta di bidang pendidikan. Keberadaan SMK ini bisa mencetak generasi bangsa berakhlak mulia, cerdas dan berkeahlian," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pihaknya juga mengaku siap untuk membantu mendukung kegiatan pendidikan di sekolah tersebut. Termasuk dengan bantuan anggaran melalui APBD. "Saya sudah bilang sama kepada Dinas Pendidikan, dan bisa tinggal teknis dan berapa nilainya akan disesuaikan lagi," jelas Bupati.

Selain pembangunan sekolah, di lokasi tersebut juga akan digunakan untuk membangun kantor MWCNU Kecamatan Bulakamba, masjid dan pondok pesantren. Selain Bupati, ikut meletakan peletakan batu pertama berturut-turut Ketua PCNU Brebes Athoilah Syatori, pengurus MWCNU Bulakamba, KH Subhan Makmun serta tokoh lainnya.

Halalbihalal dan Pelantikan Muslimat NU

Dalam kesempatan tersebut juga digelar halal bihalal warga NU dan pelantikan pengurus ranting Muslimat NU se-kecamatan Bulakamba. Ketua PCNU Brebes, Athoilah Satori saat memberikan sambutan berharap agar warga NU tidak terpecah akibat pemberitaan muktamar NU seperti muncul di berbagai media. Karena di internal struktural sendiri masih bersatu dan soliid. 

Sementara sbagai penceramah, pengasuh Ponpes Assalafiyah Luwungragi, KH Subkhan Makmun yang mangajak jamaah untuk tetap berpegang teguh pada persatuan dan kesatuan. Warga NU, hendaknya juga paham dengan dinamika yang berkembang agar tidak salah paham, termasuk dengan wacana Islam Nusantara yang banyak disalahartikan sejumlah pihak.  

Pengurus Yayasan Al-Ihsan, Ghofar Mughni mengatakan lokasi pembangunan komplek pendidikan dan sekretariat MWCNU itu adalah hasil wakaf dari keluarga besar H Johari seluas 750 m2 lebih. Setelah SMK NU dan MWC berdiri direncanakan pula akan dibangun ponpes dan sarana dakwah lainnya. 

Ketua MWCNU Bulakamba, Moh Robikhun MAg menjelaskan, SMK Maarif tahun ini sudah mendapat 86 siswa jurusan teknik sepeda motor dan multimedia. Untuk sementara belajar di MTs Maarif Bulakamba sampai selesainya pembangunan gedung. “Insya Allah pembangunan akan cepat selesai karena telah ditanggung sepenuhnya pihak pemberi wakaf,” pungkasnya. (Wasdiun/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Bahtsul Masail, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 12 Januari 2018

NU, Desa, dan Problem Industrialisasi

Oleh Achmad Faiz MN Abdalla

Bicara pembangunan desa, setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan, yakni government, movement, dan culture (Marwan Jafar, Jawa Pos, 17 Februari 2016). Maka, ada pemerintah sebagai pemangku kebijakan, ada gerakan serta partisipasi masyarakatnya, dan ada nilai-nilai budaya serta kearifan lokal yang harus dikedepankan. Ketiganya merupakan perspektif utuh, bukan parsial, agar pembangunan desa tidak timpang.

NU, Desa, dan Problem Industrialisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
NU, Desa, dan Problem Industrialisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

NU, Desa, dan Problem Industrialisasi

Lahirnya UU 6/2014 disebut sebagai paradigma baru pembangunan desa. Desa menjadi isu menarik, terutama dari aspek ekonomi. Tahun ini dana desa naik menjadi Rp 60 triliun. Pada 2015 lalu, berjumlah Rp 21,7 triliun, 2016 naik menjadi Rp 46,9 triliun. Pada 2016, alokasi dana desa dikonsentrasikan pada infrastruktur sarana dan prasarana desa, yakni 81,14 persen. Adapun pemanfaatannya berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) 0,82 persen, pertumbuhan ekonomi naik 0,041 persen, dan penurunan kemiskinan 0,38 persen.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kebijakan itu menunjukkan, perhatian pemerintah dibuktikan selain pada penguatan yuridis-politis, juga pada anggaran. Desa merupakan jantung negara, karena merupakan basis pertanian. Namun ironisnya, pangan yang diproduksi di desa justru menjadi sumber kemiskinan di desa. Maka, kebijakan tersebut diharapkan berdampak penting, terutama pada kesejahteraan masyarakat desa. Tahun ini, diharapkan pemanfaatan dana desa berdampak lebih signifikan pada pertumbuan ekonomi dan pemangkasan kesenjangan.

Namun tak kalah penting, unsur culture juga harus diperhatikan. Seringkali, pembangunan hanya memperhatikan infrastruktur dan ekonomi, namun mengabaikan nilai budaya dan kearifan lokal. Akibatnya, kemungkinan terjadinya pergeseran culture sangat terbuka. Ke depan, desa berpotensi menjadi ujung tombak pembangunan ekonomi nasional. Agar pembangunan desa tetap dalam perspektif utuh, maka nilai budaya dan kearifan lokal harus tetap dijaga.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Desa Banyutengah, Sebuah Studi Kasus



Desa Banyutengah barangkali merupakan potret yang menarik. Desa ini termasuk wilayah administratif Kabupaten Gresik. Seperti umumnya kabupaten atau kota di Jawa Timur, Kabupaten Gresik merupakan basis warga NU. Barangkali apa yang dialami Desa Banyutengah juga jamak dialami oleh basis-basis NU lainnya, terutama yang mengalami proses industrialisasi. Karenanya, penting untuk diperhatikan NU.

Sekitar tahun 1900-an, Banyutengah merupakan desa agraris. Perekonomian masyarakat bertumpu pada pertanian secara turun-temurun. Sebenarnya, desa ini terletak di sekitar pesisir, karena hanya dipisahkan satu desa dengan laut. Namun karakteristik masyarakat pesisir sama sekali tidak nampak di desa ini. Tidak ada warga desa yang berprofesi nelayan. Bilapun ada, merupakan warga pindahan desa sebelah.

Desa ini dibelah oleh Jalan Daendels. Sebelah utara jalan merupakan permukiman warga, sedang selatannya merupakan perbukitan kapur. Sudah lama ada aktivitas penambangan galian C atau batu kapur di perbukitan itu. Tidak jelas asal mulanya. Dulu sekedar produksi batu kapur untuk dinding bangunan. Seiring dengan perkembangan zaman, industri pabrik masuk ke desa itu. Sekitar tahun 2000-an, berdiri beberapa pabrik berskala besar. Pergeseran struktur perekonomian pun terjadi.

Sebelum industri pabrik masuk, penambangan masih bersifat tradisional. Saat itu belum terlalu banyak masyarakat yang menggantungkan penghidupannya di penambangan. Struktur perekonomian dan tradisi pertanian masih dominan. Namun setelah industri pabrik masuk, perlahan, pertanian mulai digusur oleh industri tambang. Bahan galian C pun diproduksi lebih beragam, seperti pupuk dolomite, phospat, dan lainnya.

Perbukitan pun habis, dikeruk dalam skala besar. Bahkan sekarang menjadi lubang besar menyerupai danau. Tidak hanya di satu titik, tapi beberapa titik. Terbayang kan, masalah apa yang akan dihadapi? Tentu masalah ekologis. Belum lagi, limbah pabrik yang setiap hari kurang terkontrol, terutama limbah asap. Tanah-tanah pertanian pun telah banyak dijual mengingat sepanjang pesisir Gresik-Lamongan telah berdiri banyak pabrik besar. Industrialisasi pun tak terlelakkan.

Akibatnya, terjadi pergeseran budaya dari masyarakat agraris ke industri. Tanah pertanian semakin sempit, dijual ke perusahaan. Iming-iming harga jual tinggi, masyarakat secara masif menjual tanahnya tanpa memikirkan dampak ekologis dan sosiologisnya di kemudian hari. Hal itu juga dipengaruhi tidak adanya peran Pemerintah Desa untuk memproteksi wilayahnya melalui perdes rencana tata ruang dan wilayah. Kini, desa mengalami persoalan regenerasi petani, karena warganya menjadi lumbung buruh pabrik.

Beberapa waktu lalu, salah seorang buruh pabrik mengalami kecelakaan kerja. Lukanya sangat parah. Ia mengalami cacat dan telah menjalani masa penyembuhan berbulan-bulan. Apakah perusahaan memenuhi hak-haknya? Masih jauh dapat dikatakan demikian. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja belum terpenuhi dengan baik. Pun hak-hak perburuhan lainnya. Hingga kini, kesadaran akan hal itu relatif rendah. Masyarakat berada sebagai pihak yang lemah, karena minimnya akses pengetahuan dan bantuan hukum.

Dalam struktur perusahaan, buruh merupakan pihak yang rentan terhadap pelanggaran hak. Ia paling berpotensi dikalahkan kepentingannya, sehingga merupakan pihak yang lemah. Sejauh ini, hal itu belum teratasi di Banyutengah. Pemenuhan hak-hak pekerja belum menjadi kesadaran kolektif. Keadaan ini linier dengan kewajiban perusahaan kepada masyarakat. Bila ditelisik lebih, sebenarnya banyak kewajiban perusahaan kepada masyarakat yang diabaikan. Contoh yang paling nyata adalah limbah pabrik.



Pergeseran Nilai Budaya



Pergeseran dari masyarakat agraris ke masyarakat industri, juga berdampak pada pergeseran nilai budaya dan kearifan lokal. Maka seperti yang dijelaskan di atas, nilai budaya serta kearifan lokal harus dikedepankan dalam pembangunan desa, mengingat unsur ini sering diabaikan. Pengalaman telah membuktikan, pergeseran struktur perekonomian umumnya akan diikuti pergeseran nilai-nilai budaya.

Di Banyutengah sendiri, gejala itu telah lama tampak. Semakin hari, semakin terlihat kerenggangan-kerenggangan sosial. Budaya guyub mulai hilang. Dulu, langgar-langgar ramai dipenuhi muda-mudi mengaji. Bila waktu maghrib tiba, masjid dan langgar-langgar bersahutan mengumandangkan adzan. Kini langgar-langgar itu telah sepi, tidak ada yang mengurus. Suara dziba’ dan yasinan yang rutin terdengar setiap malam Jum’at, kini tak serutin dulu. Budaya kerja pabrik telah menggusur tradisi masyarakat.



Persoalan Jamak NU



Apa yang dialami Desa Banyutengah di atas, barangkali sedang atau akan dialami basis NU lainnya, seiring kampanye pembangunan desa ke depan. Terutama desa yang masuk dalam kerangka industrialiasasi, kemungkinan itu sangat terbuka. Bukan berarti NU menolak pembangunan, justru sebaliknya, sangat mendukung. Namun harus diperhatikan, bagaimana pembangunan tersebut tetap dalam perspektif utuh. Maka, keadaan itu harus menjadi perhatian NU, mengingat basis pendukungnya merupakan masyarakat desa.

Persoalan hak-hak masyarakat harus menjadi prioritas. Guru Besar UI, Sulistyowati Irianto, menyebut akses keadilan belum dapat dinikmati semua kalangan, terutama masyarakat miskin dan kelompok lain yang tak diuntungkan. Rendahnya kualitas SDM dan kecilnya akses pengetahuan hukum masyatakat desa, menempatkan mereka sebagai pihak yang lemah ketika berhadapan dengan perusahaan dan pemerintah. Karena itu, harus ada formulasi agar masyarakat desa tercakup dalam akses keadilan.

Menurut Sulistyowati, ada empat pilar untuk memastikan akses keadilan tersebut, yaitu akses hukum-kebijakan pro poor, akses identitas hukum, akses pengetahuan hukum, dan akses bantuan hukum (Kompas, 16 Maret 2017). Kesemua pilar tersebut, tentu relevan untuk menjawab kebutuhan akses keadilan di desa. Misal saja, perlunya sosialiasi sejumlah peraturan hukum yang menjamin hak-hak dasar untuk bisa hidup, bekerja, dan mendapatkan berbagai layanan publik. Literasi hukum akan membekali masyarakat untuk kritis apabila haknya dilanggar.

Selain itu, diperlukan strategi untuk mengantisipasi pergeseran nilai budaya dan kearifan lokal. Desa merupakan model negara dan pemerintahan Indonesia asli. Di desa, nilai-nilai keindonesiaan masih nampak dan dipertahankan. Bila hal itu juga hilang dari desa, maka identitas bangsa semakin kabur. Desa sebagai benteng terakhir, bila akhirnya juga roboh, maka pembangunan yang dilakukan justru menggerogoti budaya itu sendiri. Ini harus menjadi peringatan, sekali lagi, terutama bagi NU.



* Penulis kader IPNU Banyutengah, Gresik



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa, Khutbah, AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ibadah Haji untuk Memanusiakan Manusia

Subang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Salah satu hikmah adanya kewajiban melaksanakan ibadah haji bagi Muslim yang sudah mampu secara materi adalah untuk memanusiakan manusia.

Demikian salah satu poin yang disampaikan KH. Asep Zarkasih dalam taushiyahnya pada acara walimatussafar salah seorang tokoh masyarakat Desa Caracas, Kalijati, Subang, Jawa Barat. Ahad (24/8)

Ibadah Haji untuk Memanusiakan Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)
Ibadah Haji untuk Memanusiakan Manusia (Sumber Gambar : Nu Online)

Ibadah Haji untuk Memanusiakan Manusia

"Perhatikan postur tubuh manusia: kepala di atas, perut di bawah. Coba lihat binatang domba, kepala dan perutnya sejajar, sama, bahkan kalau lagi makan kepala domba ada di bawah perut," ujar Pengurus MWCNU Kecamatan Cipeundeuy, Subang itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Asep melanjutkan, dalam bersikap dan bertindak seharusnya manusia itu mempertimbangkan segala sesuatu berdasarkan kepala, dalam hal ini adalah akal pikiran, jangan sampai melakukan sesuatu berdasarkan perut dan nafsu belaka.

"Dalam bersikap dan bertindak jangan sampai seperti domba, akal ada di bawah perut. Mau nyari rezeki, lihat dulu, itu halal apa haram? Mau melangkah, pikir dulu, mau mengerjakan pekerjaan halal apa haram? Kalau tidak seperti itu, akan sembarang dan nanti urusannya sama polisi, KPK," tegasnya dengan bahasa Sunda

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kesempatan itu Asep menegaskan, adanya ibadah haji adalah agar manusia menjadi manusia, karena ketika melaksanakan ibadah haji, orang akan melupakan kesenangan duniawi, yang ada adalah sedih dan terharu mengingat kebesaran dan keagungan Allah Swt. sehingga akan memberikan kekhusuan dalam beribadah.

"Pakaian haji itu untuk mengingatkan kita pada kematian dan kehidupan yang akan datang, putih semua, nanti kita kalau sudah mati tidak akan bawa apa-apa, hanya kain putih yang kita bawa," ujarnya

"Biasanya shalat di rumah itu di depannya tembok, sementara di Mekkah, shalatnya langsung menghadap ke kiblat, ke Kabah, bagaimana tidak sedih dan terharu. Di sana baca shalawat, makam Nabi yang dibacakan shalawatnya ada di depan mata," tambahnya

Ketua PGRI Kecamatan Cipeundeuy tersebut mengingatkan kepada ratusan orang yang menghadiri acara itu untuk selalu terus berdoa kepada Allah SWT sekaligus menabung supaya diberi kesempatan untuk menunaikan rukun Islam yang kelima, yaitu ibadah haji. (Aiz Luthfi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, Jadwal Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 01 Januari 2018

Kitab Fiqih Karya KH Afifuddin Muhajir Mudahkan Santri Pemula

Jember, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Jember, Ahad (28/9), menggelar bedah kitab “Fathu al-Mujib al-Qorib” di? Pondok Pesantren? Nuris, Antirogo, Jember, Jawa Timur. Bedah kitab dihadiri para kiai se-wilayah Tapal Kuda plus Sidoarjo, Probolinggo, dan Pasuruan.

Kitab Fiqih Karya KH Afifuddin Muhajir Mudahkan Santri Pemula (Sumber Gambar : Nu Online)
Kitab Fiqih Karya KH Afifuddin Muhajir Mudahkan Santri Pemula (Sumber Gambar : Nu Online)

Kitab Fiqih Karya KH Afifuddin Muhajir Mudahkan Santri Pemula

Pengarang kitab itu, KH Afifuddin Muhajir, dalam pengantarnya, menandaskan bahwa selain untuk mempermudah santri dalam memahami kitab fiqih, penulisan kitab tersebut juga dimaksudkan untuk menghidupkan tradisi menulis kitab di kalangan tokoh NU.

“Sebenarnya NU memilki banyak tokoh ulama yang mempunyai kemampuan menulis kitab, namun belum terbiasa menulis,” ujar Katib Syuriyah PBNU ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wakil Ketua PCNU Jember menyambut baik peluncurun dan bedah kitab fiqih tersebut. Menurutnya, para kiai mempunyai pemikiran-pemikrian yang brillian dan kontekstual terkait dengan persoalan fiqih, namun belum dituangkan dalam bentuk? karya ilmiah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakannya bahwa ulama Indonesia sesungguhnya banyak yang mempunyai kemampuan menulis kitab, yang tak kalah dengan ulama-ulama di Timur Tengah. “Kalau yang berhabasa Indonesia sudah banyak, tapi karya yang berbahasa Arab, masih? jarang. Mudah-mudahan karya Kiai Afifuddin ini bisa memacu yang lain untuk menulis,” ujarnya.

Fathu al-Mujib al-Qorib adalah kitab syarah? dari kitab Fathul Qorib dengan bahasa dan penjelasaan yang mudah dimengerti oleh santri pemula. “Kitab ini memang? tidak dilengkapi dengan dalil al-Quran maupun Hadits, karena target konsumennya adalah santri pemula,” ucap Kiai Afifuddin menjawab pertanyaan peserta. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jadwal Kajian, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Peletakan Batu Pertama Kantor PCNU Waykanan Dimulai

Waykanan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Nur Huda menitikkan air mata saat meletakkan batu pertama Kantor PCNU Waykanan di Baradatu, Waykanan, Lampung, Jumat (7/3). Sebagai ketua cabang NU, ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur pembangunan gedung tersebut.

"Terima kasih untuk para sesepuh dan para ulama atas doanya. Saya takut tidak bisa memegang amanah ulama dalam menjaga negeri ini. Faktanya, kita yang hidup di era modern ini kadang kala malas berbuat untuk negera," kata Ketua PCNU Waykanan Nur Huda di Baradatu.

Peletakan Batu Pertama Kantor PCNU Waykanan Dimulai (Sumber Gambar : Nu Online)
Peletakan Batu Pertama Kantor PCNU Waykanan Dimulai (Sumber Gambar : Nu Online)

Peletakan Batu Pertama Kantor PCNU Waykanan Dimulai

Pada peletakan batu pertama pembangunan gedung NU yang berlokasi di kampung Tiuhbalak I, Baradatu itu, ia mengimbau nahdliyin setempat dan dirinya bisa memegang harapan ulama, yakni membangun dan menjaga NKRI.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pembangunan gedung ini jangan membuat nahdliyin terlena. Pekerjaan rumah kita, dalam mengembangkan amaliyah ahlus sunnah wal jamaah yang selaras dengan NKRI harus terus berlanjut," tegas Nur Huda di hadapan sekitar 1.000 warga NU yang hadir.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sejumlah pihak melibatkan diri sebagai doantur. Mereka antara lain adalah Pemkab Waykanan mengucurkan dana sebesar Rp. 350.000. ? Dana itu dipegang panitia pembangunan yang ditunjuk berdasarkan musyawarah. Dirinya selaku Ketua PCNU Waykanan tidak turut menangani pengelolaan dana pembangunan, kata Huda.

Tampak hadir pada acara itu Bupati Waykanan Bustami Zainudin, Wakilnya Raden Nasution Husin, Sekda Bustam Hadori, Ketua MUI Bunyamin Sidik, Ketua PC GP Ansor Waykanan Supri Iswan beserta puluhan anggota Banser, sejumlah pemimpin pondok pesantren, dan anggota Dewan Energi Nasional Agusman Effendi.

Pada kesempatan itu, Agusman yang lahir di Kotabumi, Lampung Utara turut mendonasikan bantuan sebesar sepuluh juta untuk pembangunan gedung PCNU Waykanan. (Gatot Arifiyanto/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, Meme Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 20 Desember 2017

AM Fatwa: Tradisi Silaturrahmi Idham Cholid Layak Diteladani

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. AM Fatwa, salah satu politisi senior menuturkan, salah satu kepribadian KH Idham Chalid yang layak diteladani adalah kebiasaannya bersilaturrahmi dengan para kiai dan ummat.

“Beliau memiliki tradisi bersilaturrahmi yang sangat baik, setiap minggu berkeliling menemui para kiai. Ini persamaan beliau dengan Gus Dur,” katanya ketika melayat ke rumah duka di Cipete, Jakarta, Senin.

AM Fatwa: Tradisi Silaturrahmi Idham Cholid Layak Diteladani (Sumber Gambar : Nu Online)
AM Fatwa: Tradisi Silaturrahmi Idham Cholid Layak Diteladani (Sumber Gambar : Nu Online)

AM Fatwa: Tradisi Silaturrahmi Idham Cholid Layak Diteladani

Fatwa mengaku telah mengenal Idham Chalid sejak tahun 60-an. Ia menilai silaturrahmi yang dilakukannya juga menjadi salah satu kekuatan politiknya. “Beliau tak pakai teori politik macam-macam, tetapi dekat dengan kultur,” tandasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepada para tamunya, baik para ulama atau orang biasa yang datang dari luar Jakarta untuk berkunjung ke rumahnya juga selalu disambut dengan baik. “Beliau melayani kebutuhan umat yang jauh, selalu memberi kenangan apa adanya, meskipun nilainya kecil, tetapi sangat berarti buat mereka,” terangnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tradisi seperti inilah yang sudah jarang terlihat dikalangan para tokoh umat dan partai berbasis Islam saat ini yang sudah bersikap birokratis terhadap tamu-tamu. “Beliau tak mempersulit menerima tamu, mereka yang datang selalu memberi informasi yang baik atau buruk, semuanya ada manfaatnya,” tandasnya.

Yang jelas, kemampuannya menjadi ketua umum PBNU selama 28 tahun menunjukkan kematangannya dalam berpolitik dan tak banyak orang yang mampu melakukannya.

"Beliau layaknya air, yang menjadi sumber kehidupan, sekaligus lentur, mampu menyesuaikan diri, tapi bukan berarti tidak punya pendirian, karena air juga memiliki kekuatan dahsyat," katanya. (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 18 Desember 2017

Rais Aam: Pesantren Harus Ciptakan Arus Baru Ekonomi Indonesia

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sudah saatnya arus ekonomi Indonesia beralih dari pendekatan atas ke bawah (top-down) menjadi sebaliknya (buttom-up). Pesantren yang memiliki akar kuat di masyarakat mesti mengambil peran aktif dalam bangkitnya arus baru ekonomi di Tanah Air.

Demikian seruan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maruf Amin saat menyampaikan tausiyah dalam rangkaian Seminar dan Rapat Kerja Rabithah Maahid Islamiyah NU (RMINU) di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (27/4).

Rais Aam: Pesantren Harus Ciptakan Arus Baru Ekonomi Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais Aam: Pesantren Harus Ciptakan Arus Baru Ekonomi Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais Aam: Pesantren Harus Ciptakan Arus Baru Ekonomi Indonesia

Menurut Kiai Maruf, pembangunan ekonomi dari atas, yang diharapkan bakal "menetes" ke bawah, ternyata tak sesuai dengan dambaan. Kekayaan ekonomi berputar-putar pada kalangan elite saja dan kian menciptakan kesenjangan ekonomi yang kian menganga di antara masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Maruf yang juga ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong RMINU sebagai wadah asososiasi pesantren untuk proaktif memfasilitasi pesantren agar turut memberdayakan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Ia mengaku sudah bergerak di level petinggi negara dan pengusaha, dan RMINU diharapkan menyambutnya dengan gerakan nyata.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pesantren memiliki tugas banyak sekali, tetapi yang utama ada dua, yakni menyiapkan mufaqqih fiddin atau orang-orang yang ahli agama, dan rijalul ishlah atau tokoh-tokoh perubahan, tokoh-tokoh perbaikan," ujarnya di hadapan para pengurus RMINU.

Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kementerian Desa Erani Ahmad Yustika yang menjadi salah satu narasumber dalam seminar itu berpendapat, pesantren telah memiliki beberapa modal dasar untuk melakukan kerja-kerja pemberdayaan.

Menurutnya, pesantren mempunyai nilai-nilai yang selaras dengan etos pertumbuhan ekonomi. Semangat kemandirian, misalnya, sangat kuat di pesantren sehingga mempermudah pembangunan ekonomi khususnya di tingkat perdesaan.

Erani juga menilai, jumlah santri yang mencapai nyaris empat juta adalah modal yang tak terelakkan. Dalam dimensi ekonomi, potensi ini tak hanya menunjukkan bahwa pesantren bisa menjadi produsen tapi juga memiliki pasar atau konsumen yang jelas.

Modal lain yang juga Erani sebut adalah jaringan. Pesantren dianggap sebagai institusi yang memili rantai sosial, budaya, dan politik yang luas. Relasi tersebut sangat bermanfaat bagi kelangsungan aktivitas ekonomi yang dibangun. "Dalam teori-teori ekonomi, sekarang bukan modal ekonomi saja tapi yang terpenting sekarang justru adalah modal sosial," katanya.

Narasumber lain yang hadir dalam seminar tersebut adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) M. Noor Marzuki, Direktur Pendidikan Agama Islam Kemenag RI Imam Safe’i, dan Staf Khusus Menteri BUMN Asmawi Syam. (Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 15 Desember 2017

Gus Sholah: Carilah Ilmu untuk Layani Masyarakat

Bandung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid mengatakan, dahulu umat Islam Indonesia tertinggal dalam masalah dunia, lalu didirikanlah Perguruan Tinggi Islam untuk dapat memadukan keilmuan umum dan keagamaan.

Gus Sholah: Carilah Ilmu untuk Layani Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Sholah: Carilah Ilmu untuk Layani Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Sholah: Carilah Ilmu untuk Layani Masyarakat

Menurutnya, untuk menggapai kebahagiaan dan kebaikan hidup di dunia dan akhirat, seseorang juga harus belajar masalah keduniaan tapi dengan motivasi yang tak melulu duniawi.

“Semisal belajar ilmu kedokteran. Niatnya semata-mata karena untuk melayani masyarakat, karena bekerja untuk melayani masyarakat itu berbeda dengan bekerja untuk mencari uang,” ujar pria yang akrab disapa Gus Sholah ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Sholah menyampaikan hal tersebut di hadapan mahasiswa dan masyarakat umum Bandung saat menghadiri acara Gema Aswaja Tabligh Akbar Nasional dalam rangka Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad Saw, Sabtu (24/5) malam, di masjid Ikomah UIN Sunan Gunung Djari, Bandung, Jawa Barat.

“Makanya kita dituntut untuk meninjau niat kita dalam menuntut ilmu,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Sholah menegaskan, umat Islam di Indonesia menjadi acuan negara-negara Islam lain karena dapat memadukan ilmu agama dengan ilmu dunia. “Karena itulah kita mempunyai paham Aswaja yang menjadi Inspirasi umat Islam di luar Indonesia,” tutur Gus Sholah.

Belakangan ini, di UIN Sunan Gunung Djati Bandung sendiri, kegiatan keagamaan khususnya yang berhaluan Aswaja semakin semarak. Tokoh-tokoh dan mubaligh nasional kerap diundang untuk menghadiri kegiatan di lingkungan kampus. Respon mahasiswa serta masyarakat sekitar juga positif. (Muhammad Zidni Nafi’/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, RMI NU, Pendidikan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 09 Desember 2017

Perjuangan Aswaja harus Inovatif dan Modern

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dewan Pakar Aswaja NU Center Jawa Timur Ustadz Idrus Ramli menyampaikan bahwa dalam menghadapi ajaran atau aliran yang menyimpang, para pejuang aswaja diniscayakan menempuh cara-cara yang inovatif atau modern.

Perjuangan Aswaja harus Inovatif dan Modern (Sumber Gambar : Nu Online)
Perjuangan Aswaja harus Inovatif dan Modern (Sumber Gambar : Nu Online)

Perjuangan Aswaja harus Inovatif dan Modern

"Perlu pendekatan modern dari dalil aqli dan naqli," ujarnya dalam bedah buku Sejarah Pengantar Ahlussunnah wal Jamaah pada Ahad (07/06/2015) di Jombang.?

Ia menyarankan agar Aswaja Center Jombang mengembangkan dakwah lewat film dengan segmentasi anak-anak dan disebarkan dalam bentuk CD.

"Sudah mendesak, inovasi harus dilakukan karena CD atau media pembelajaran yang ada ditengarai berbeda dengan praktik keagamaan muslim Nusantara," katanya.

Hadir sebagai peserta yang dari Muhammadiyah, MIUMI, pesantren, dan para guru PAI yang tergabung dalam Pergunu, dan delegasi MWC NU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ustadz Idrus Ramli menyatakan bahwa pergerakan apapun itu membutuhkan ulama, termasuk dulu ketika umat Islam dalam menaklukkan Palestina itu memerlukan ulama, bahkan dipimpin ulama.

"Jadi, kunci kemenangan umat Islam itu da di tangan ulama," ujar Dewan Pakar Aswaja NU Center Jawa Timur ini dihadapan puluhan peserta bedah buku di hall KH Abdurrahman Wahid, Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Jombang..

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mengutip Imam Ghazali, Ustad Idrus menyatakan bahwa kerusakan masyarakat itu karena kerusakan para pemimpin, kerusakan pemimpin itu karena kerusakan ulama, dan kerusakan ulama itu karena cinta popularitas dan harta.

"Kami berharap ustad Idrus membuat buku tentang dalil lengkap aqaid khamsin, dan tentang tradisi, misalnya nogo dino," ujar salah seorang peserta.

Ditegaskan ustadz Idrus bahwa klenik itu ada dua. Ada yang boleh, dan ada yang tidak boleh. Namun ia menekankan bahwa semuanya itu terserah takdirnya Gusti Allah. Karena itu tak boleh ragu. Kepercayaan kenaasan ini sudah ada sejak dulu. Pada masa Sayyidina Ali pun demikian. Dan Ali menolak pandangan orang yang mempercayai hari. Dan ternyata Sayyidina Ali menang dalam peperangan dengan Khawarij.

"Hitung-hitungan itu adalah ikhtiar saja. Namun, semuanya adalah terserah takdir dari Allah." ? ?

Kegiatan bedah buku ini menurut ustadz Yusuf Suharto sebagai bagian dari kegiatan kajian Aswaja NU Center Jombang yang dilaksanakan rutin tiap bulan. Pada bulan Mei lalu, kajian rutin Aswaja diisi oleh Dr Kiai Makshum Zen, Syuriyah PCNU Jombang yang juga mantan ketua Aswaja NU Center Jombang dalam Pesantren Kilat (Sanlat). Bersama para asatidz Aswaja NU Center, para siswa digembeleng materi aswaja selama setengah bulan, dan berakhir pada 31 Mei, di Aula SMK Bisri Syansuri Denanyar Jombang.

Saat ini Aswaja NU Center sedang bekerja sama dengan PC Fatayat Jombang di bawah pimpinan Neng Ema, cucu Kiai Abdul Wahab Hasbullah. Saat ini juga menjadi pemateri aswaja di 21 kecamatan di Jombang kerja sama denga PC Fayatat Jombang. Bertepatan dengan bedah buku pada Ahad (07/06), dilaksanakan juga pengisian aswaja oleh ustadz Abdul Majid dari Aswaja Center di LDK di kecamatan Kudu. (red: mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU, Habib, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 07 Desember 2017

GP Ansor Lampung Tengah Gelar Apel Banser

Lampung Tengah, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Diprediksi sekitar seribuan lebih, kader Gerakan Pemuda Ansor dan Barisan Ansor Serbaguna (BANSER) se Kabupaten Lampung Tengah akan memadati halaman kompleks gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Lampung Tengah.

Insya Allah besok, Jumat (21/7) kami segenap keluarga besar Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Lampung Tengah akan bersilaturahmi di kompleks gedung NU Lampung Tengah dalam rangka akan mengadakan pelantikan pengurus baru sekaligus Apel Banser dan dilanjutkan Rapat Kerja Cabang (Rakercab),” kata Ketua GP Ansor Lampung Tengah Saryono di sela-sela persiapan pelantikan dan apel Banser di kompleks gedung NU Lampung Tengah, Jalan Proklamator Raya Nomor 134 Seputih Jaya Kecamatan Gunung Sugih Kabupaten Lampung Tengah, Kamis (20/7).

GP Ansor Lampung Tengah Gelar Apel Banser (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Lampung Tengah Gelar Apel Banser (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Lampung Tengah Gelar Apel Banser

Ketua panitia pelaksana Gus Sholihin menambahkan, agenda pelantikan dan apel Banser pada tahun 2017 ini mengusung tema Berkhidmat Membangun Lampung Tengah: Berkarya Untuk Kemandirian Ekonomi Pemuda, Berjuang Untuk Agama dan Negara.

“Dalam konteks kekinian, apel Banser se-Kabupaten Lampung Tengah bertujuan menjaga dan memperteguh kembali semangat (ghirah) soliditas dalam mengawal dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” imbuh alumni IAIN Jurai Siwo Kota Metro ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Insya Allah, agenda pelantikan dan apel Banser mengundang para kiai pengasuh pesantren, pengurus NU Kabupaten Lampung Tengah, Pimpinan Pusat GP Ansor, Pimpinan Wilayah GP Ansor Propinsi Lampung, para mantan ketua pimpinan cabang GP Ansor Kabupaten Lampung Tengah, badan otonom di lingkungan NU Kabupaten Lampung Tengah, Bupati Lampung Tengah, Kapolres Kabupaten Lampung Tengah, Dandim 0411 Lampung Tengah, dan para tokoh masyarakat dan lain-lain. (Akhmad Syarief Kurniawan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 06 Desember 2017

Gus, Saya Minta Maaf

Sesekali saya mencoba untuk memungut serpihan-serpihan tentang masa lalu yang sudah lama terlewati. Dalam proses pemungutan itu, saya berusaha untuk memilih dan memperkirakan serpihan mana yang layak untuk diceritakan di sini.

Sekian banyak serpihan yang saya seleksi, ada satu yang membuat saya tertarik untuk kembali mengamatinya. Saya amati serpihan itu, saya genggam erat, saya renungi, entah kenapa timbul penyesalan dalam hati sanubari saya. Serpihan itu, mengingat akan sekolah tempat saya belajar dulu, al-Ma’arif namanya.

Gus, Saya Minta Maaf (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus, Saya Minta Maaf (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus, Saya Minta Maaf

Pesantren al-Ma’arif satu-satunya pesantren NU di tanah kelahirannya saya, Bukittinggi. Di sinilah saya diajari untuk mencium tangan orang tua, ustadz, bahkan senior. Beberapa kali teman saya pernah dimarahi lantaran tidak mencium tangan orang tuanya ketika datang ke pesantren. Pimpinan pesantren saya, termasuk pengurus NU wilayah Bukittinggi. Tak heran jika pesantren ini sarat dengan atribut-atribut NU. Bayangkan, mulai dari warna karpet asrama, musola, jendela, dinding sekolah, mobil, dan atap garasinya, semuanya berwarna hijau. Bahkan, kami pernah ditegur gara-gara membeli  selendang berwarna biru untuk tim shalawat.  Karena biru bukan NU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan pesantren saya itu memang NU tulen. Ia pencinta Gus Dur. Tiap ceramah dan menasehati kami, acapkali ia menyebut nama Gus Dur. Saya masih ingat, beliau mengatakan, “Gus Dur itu hebat, meskipun “buta” tapi bisa hafal  semua nomor telepon.”

Waktu Gus Dur jadi Presiden, bukan main senang hatinya. Laik anak kecil ketemu mainan. Saking cintanya terhadap Gus Dur, ia menangis ketika menyaksikan Gus Dur melambaikan tangan dengan memakai celana pendek ketika keluar istana. Saya membatin, “Kayak cewek aja, masak gitu aja nangis.” Astagfirullah, saya sangat menyesal.

Sekalipun ustadz saya pencinta Gus Dur, tiap kali dia berbicara tentang Gus Dur sering kali saya remehkan dalam hati. Saya tidak terlalu suka dengan Gus Dur kala itu. Apalagi saya tidak pernah baca bukunya. Sekitar tahun 2005 saya meninggalkan pesantren NU itu. Cerita-cerita manis tentang Gus Dur tak pernah lagi saya dengar. Di Sekolah yang baru kondisinya sangat berbeda. Hampir tidak pernah saya mendengar kata Gus Dur keluar dari mulut guru-guru di sana. Akhirnya, ketidaksukaan saya semakin kuat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di kampung seringkali berkembang cerita miring tentang Gus Dur, misalnya: PKB, Presiden Kita Buta. Ada juga yang bilang, Gus Dur baru saja jadi presiden sudah buang-buang uang untuk jalan-jalan ke luar negeri. Kampung saya sempat heboh ketika Gus Dur membela mati-matian Inul Darastita. Padahal, menurut kacamata lahir, goyangan Inul harus dihentikan karena meresahkan sebagian umat Islam.

Bagi Gus Dur, gitu aja kok repot! Teman saya  yang fans Rhoma Irama bilang, “Ya wajarlah Gus Dur buta, jadi dia ngak liat goyangan Inul seperti apa, alias nngak nafsu.”  Dan masih banyak lagi cerita seperti itu, semakin saya ungkapkan, semakin merintih.   

Begitulah kondisi lingkungan saya dibesarkan.  Akal saya dikontruksi oleh cerita-cerita miring semacam itu. Pandangan dan sikap saya terhadap Gus Dur, hampir sama dengan mereka, tidak jauh beda.

Pada tahun 2009 saya merantau ke Jakarta. Merantau adalah bagian dari tradisi kami. Dulu anak Minang yang tak merantau dikatakan, “Udah besar masih saja nyusu sama orang tua.” Dari struktur rumah, anak laki-laki tidak memiliki kamar di rumah orang tuanya. Orang tua membuatkan kamar hanya berdasarkan jumlah anak perempuan mereka. Artinya, anak laki-laki harus keluar rumah (merantau) ketika dewasa.

Di Jakarta, pandangan saya tentang Gus Dur masih sama seperti yang dulu. Beberapa bulan di Jakarta, sesekali saya melihat papan pengumuman berisi acara-acara yang mengundang Gus Dur sebagai narasumber. “Ah, nggak penting,” bisik saya dalam hati. Alangkah angkuhnya saya dahulu. Tak lama kemudian, teman saya mengucapkan berita duka atas wafatnya guru bangsa Abdurrahman Wahid di status FB-nya. Saking dungunya, saya tidak merasakan kehilangan apapun ketika membaca kalimat itu.

Malam itu, saya menyaksikan orang-orang di sekeliling banyak yang sedih. Ada juga yang bergegas ke rumah Gus Dur untuk sekadar menengok paras terakhir sang Guru Bangsa. Teman-teman di tempat saya biasa diskusi semuanya meluapkan memori mereka ihwal Gus Dur, rata-rata memuji. Saya tengok televisi, semua siaran membicarakan Gus Dur. Bukan hanya orang Islam yang menangis, tapi juga orang Budha, Kristen, Hindu, dan Tionghua.

Sambil merebahkan badan di lantai musola, saya merenung: apa hebatnya Gus Dur? Kenapa banyak orang yang menangisi kepergiannya? Kalau ada orang Islam meninggal, lantas ditangisi umat Islam sendiri, saya sudah sering melihat. Tapi, ada orang Islam ditangisi jutaan umat lintas agama, saya baru kali ini menyaksikan.

Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui saya, tiap hari makin penasaran. Rasa keingintahuan itu terus saya simpan. Hingga saya menemukan forum diskusi Tadarus Kolom Gus Dur yang diadakan  Wahid Isntitute sekitar dua atau tiga bulan pasca wafat Gus Dur. Di sana saya diajak untuk membaca tulisan-tulisan Gus Dur. Saya juga dipaksa menulis. Awalnya saya sulit untuk memahami isi artikel-artikel Gus Dur. Namun,  berkat diskusi dengan beberapa orang teman, saya udah agak mulai bisa memahaminya.

Gus, saat ini saya sudah mulai berubah. Saya tidak seperti dulu lagi. Meskipun engkau telah tiada, saya yakin engkau tengah mendengar suara penyelasan ini. Gus, saya minta maaf. Semoga engkau di sana menerima permintaan maafku. Kata maaf itu bukan hanya sekadar basa-basi, Gus. Saya akan buktikan lewat tindakan. Kalau ada lagi cerita-cerita miring tentangmu di kampung, saya akan berusaha meluruskannya sesuai kadar pengetahuan dan kemampuan saya. Jika mereka masih seperti itu, belum berubah, saya hanya bisa mengatakan: semoga kalian mendapat petunjuk. (Hengki Ferdiansyah)

 

Darus-Sunnah, 20 Desember 2013

Hengki Ferdiansyah adalah Redaktur Majalah Surah, santri Darus-Sunnah  

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Sholawat, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 05 Desember 2017

KH Chalwani: Shalat Tanpa Wiridan Seperti Kapal Tanpa Muatan

Pringsewu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Pengasuh Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan Purworejo KH Ahmad Chalwani mengatakan, shalat tidak dibarengi dengan bacaan wirid setelahnya, maka shalat yang dilakukan tidak memiliki kualitas yang baik.

KH Chalwani: Shalat Tanpa Wiridan Seperti Kapal Tanpa Muatan (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Chalwani: Shalat Tanpa Wiridan Seperti Kapal Tanpa Muatan (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Chalwani: Shalat Tanpa Wiridan Seperti Kapal Tanpa Muatan

Ia menyampaikan hal itu pada peringatan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW di Pondok Pesantren Miftahul Huda Ambarawa, Kabupaten Pringsewu,  Lampung pada Ahad Malam (9/4). 

"Shalat tanpa wiridan itu seperti kapal tanpa muatan. Selalu goyang dan tidak tenang terkena ombak," katanya mengutip perkataan salah seorang ulama kharismatik Jawa Tengah KH Dalhar Watu Congol. 

Lebih lanjut Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah ini mengatakan bahwa amaliyah yang mengiringi shalat seperti wiridan dan puji-pujian merupakan bentuk kearifan dakwah para ulama Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia. "Inilah para ulama Aswaja yang dapat mengemas dakwah dengan baik melalui pendekatan sosial dan budaya," jelasnya.

Saat ini, lanjutnya, ada beberapa kelompok yang tidak suka dengan Aswaja dan berusaha untuk menghilangkan amaliyah-amaliyah ibadah seperti ini. "Orang yang tidak suka Aswaja dengan berbagai cara berusaha menghancurkan amaliyah-amaliyahnya," ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, cara lain yang dilakukan kelompok ini untuk menjauhkan umat Islam dari amaliyah Aswaja adalah dengan mengubah dan menghilangkan tulisan berbagai kitab bermazhab Imam syafii yang merupakan mazhab paling banyak diikuti umat Islam Indonesia.

Berbagai macam kitab saat ini, lanjutnya, dapat dengan mudah ditemukan dan didownload dari internet. Oleh karenanya ia mengingatkan untuk meneliti lagi kitab-kitab yang didownload dari internet.

Fenomena seperti ini, imbaunya, harus sudah menjadi perhatian penting bagi masyarakat khususnya warga NU terlebih dalam memberikan pendidikan keaswajaan bagi putra dan putri generasi penerus. Sehingga Pondok Pesantren berperan penting dalam mempertahankan amaliyah nahdliyyah sekaligus sebagai kawah candra dimuka pendidikan agama pagi para ulama masa depan. (Muhammad Faizin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Khutbah, Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 04 Desember 2017

Ansor Tangerang Diskusikan Islam Nusantara dan Bagi Takjil

Tangerang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Gerakan Pemuda Ansor melalui lembaganya Majelis Dzikir Rijalul Ansor menggelar acara Peringatan Nuzulul Qur’an yang di selenggarakan di Sekretariat GP Ansor Kabupaten Tangerang (5/7). Mengambil tema “Meneguhkan Islam Nusantara, Membangun Peradaban Bangsa” Ansor Tangerang ingin menegaskan bahwa pilihan Islam Nusantara adalah jalan tengah ditengah maraknya ideologi–ideologi Islam baik yang fundamentalis maupun yang liberalis. 

Ketua GP Ansor Kabupaten Tangerang Khoirun Huda menjelaskan bahwa pilihan tema tersebut dianggap pas dimana saat ini wacana Islam Nusantara begitu ramai dan menjadi bahan diskusi banyak orang. Banyak kelompok yang “menggugat” dan merasa “terancam” terhadap munculnya wacana ini karena dianggap sebagai sebuah konsep yang tidak jelas atau bahkan penuh dengan muatan asing.

Ansor Tangerang Diskusikan Islam Nusantara dan Bagi Takjil (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Tangerang Diskusikan Islam Nusantara dan Bagi Takjil (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Tangerang Diskusikan Islam Nusantara dan Bagi Takjil

Padahal, menurut Huda ibarat produk, Islam Nusantara ini produk lama yang dikemas dan dipasar baru, jadi tidak perlu diributin. “Islam Nusantara merupakan cerminan Islam yang Rahmatan lil Alamin, sangat sesuai dengan prinsip-prinsip Nahdlatul Ulama yakni tawasuth, tasamuh, tawazun dan i’tidal, jadi ya  harus kita dukung,” kata Huda. 

Huda menambahkan bahwa Islam Nusantara telah terbukti mampu merajut dan menjaga keindonesiaan kita yang multi etnik, suku, ras, dan agama. Sebuah capaian yang belum tentu bisa diraih oleh negara Muslim lainya sehingga bukan sesuatu yang mengada-ada jika konsep Islam Nusantara ini ditawarkan kepada dunia sebagai sebuah konsep membangun peradaban dunia Islam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara KH Rosyidin yang bentindak sebagai penceramah dalam acara tersebut mengingatkan kepada Ansor dan Banser untuk senantiasa ikut mengawal dan membentengi ajaran Ahlussunnah wal Jamaahsesuai yang diajarkan oleh para pendiri NU. Ia juga mengingatkan agar Ansor dan Banser selalu waspada terhadap berbagai gerakan dan penyebaran paham yang mengancam keutuhan NKRI.

Kegiatan ini juga dirangkai dengan pembagian seribu  takjil, buka puasa bersama kader-kader Ansor dan Banser se-Kabupaten Tangerang,  serta pada malam harinya dilakukan shalat Tarawih berjama’ah..

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pembagian ta’jil yang melibatkan puluhan anggota Banser tersebut dilakukan di depan sekretariat GP Ansor Tangerang. Para Banser membagi-bagikan takjil kepada pengguna lalu lintas di sekitar Jalan Pasar Kemis Tangerang.

Kepala Banser Kabupaten Tangerang Anwari mengatakan kegiatan membagi-bagikan takjil ini dilakukan untuk mempermudah warga dan para pengendara kendaraan motor yang hendak berbuka puasa. 

“Kami menyiapkan seribu takjil untuk buka puasa warga yang melintas di depan Sekretariat Ansor. Kegiatan ini juga sebagai bentuk kepedulian Ansor dan Banser terhadap sesama,” tandasnya. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 03 Desember 2017

Indonesia Tuan Rumah Dialog Lintas Agama Asia-Eropa

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Indonesia akan menjadi tuan rumah Dialog Lintas Agama Asia-Eropa yang berlangsung di Bali International Convention Center (BICC), Denpasar, Bali, mulai tanggal 21-22 Juli 2005 yang dijadwalkan dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Delegasi Indonesia dipimpin Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda dengan para anggota antara lain Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Hasyim Muzadi.

Tokoh-tokoh yang hadir sebagai delegasi diantaranya Amidhan (Majelis Ulama Indonesia), Andreas A Yewangoe (Persekutuan Gereja Indonesia), I Nyoman Suwandha (Parisada Hindu Dharma Indonesia), Philip K Widjaja ( Perwakilan Umat Budha Indonesia), Masykuri Abdullah (Nahdlatul Ulama), Franz Magnis Suseno (STF Driyarkara), Chandra Setiawan (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia), Parni Hadi (Wali Amanah Dompet Dhuafa), Djohan Effendi (Indonesian Conference on Religion and Peace).

Acara tersebut dibagi dalam empat sesi dimana sesi pertama bertema "commonalities in promoting interfaith harmony" dengan moderator Albert E Alejo (Philipina), panelis? Azizan Baharuddin (Malaysia), Iqbal Sacranie (United Kingdom), Azyumardi Azra (Indonesia), Viggo Mortensen (Denmark).

Sesi kedua, "barriers to interfaith harmony", dimoderatori perwakilan Metropolitan Emmanuel dari Perancis, dengan panelis Jaran Maluleem (Thailand), Abraam Velez de Cea (Spanyol), Eswaran Sukumar (Singapura), dan Judith Clara Engelina Belifante (Belanda).

Sesi ketiga, "parallel working group meetings", dimoderatori di setiap kelompok kerja masing-masing Sihasak Phuangketkeow (Thailand), Tan Sri Dato Sarji Abdul Hamid (Malaysia), Tapani Ruokanen (Finlandia), Michael Weninger (Komisi Eropa) dan dilanjutkan sesi keempat dengan moderator yang sama.(ant/mkf)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan, Khutbah, Berita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Indonesia Tuan Rumah Dialog Lintas Agama Asia-Eropa (Sumber Gambar : Nu Online)
Indonesia Tuan Rumah Dialog Lintas Agama Asia-Eropa (Sumber Gambar : Nu Online)

Indonesia Tuan Rumah Dialog Lintas Agama Asia-Eropa

Jumat, 24 November 2017

Mahasiswa Pesantren Annuqayah Juara Umum Pekan Arabi 2015

Sumenep, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hari Santri menjadi berkah tersendiri bagi para santri pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep. Pasalnya, di Hari Sanstri ini kafilah Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) keluar sebagai juara umum dalam acara Pekan Arabi 2015 di Universitas Negeri Malang.

Mahasiswa Pesantren Annuqayah Juara Umum Pekan Arabi 2015 (Sumber Gambar : Nu Online)
Mahasiswa Pesantren Annuqayah Juara Umum Pekan Arabi 2015 (Sumber Gambar : Nu Online)

Mahasiswa Pesantren Annuqayah Juara Umum Pekan Arabi 2015

"Alhamdulillah berkat doa dan dukungan segenap Masyayikh Annuqayah, dewan guru/dosen, sahabat, dan semua tanpa terkecuali, malam ini 22 Oktober 2015 (bertepatan dengan hari santri), kami Kafilah Institut Ilmu Keislaman Annuqayah telah dinobatkan sebagai Juara Umum dalam acara Pekan Arabi 2015," terang salah satu juara dari Annuqayah Musyfiqur Rahman.

Rincian pencapaian lomba tersebut, ialah sebagai berikut:

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

1). Musyfiqur Rahman (Juara 1 Lomba Debat Bahasa Arab dan Juara 3 Lomba Esai Bahasa Arab)

2). A Munawwir dan Mukhlis (Juara 1 Lomba Debat Bahasa Arab)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

3). M. Rahmat (Juara 1 Lomba Baca Puisi Bahasa Arab)

4. Achmad Ainul Yaqin Amrullah (Juara 3 Lomba Pidato Bahasa Arab) 

5. Faishal Anam (Juara 3 Lomba Nasyid Arabi) 

"Kami sangat berterima kasih kepada kiai sepuh Annuqayah yang selalu membimbing dan mendoakan kami. Kami haturkan terima kasih pula kepada guru-guru dan kiai muda Annuqayah yang terus mendidik dan memompa semangat berprestasi kami, seperti Kiai Mohammad Husnan, Kiai.Muhammad Musthafa, Kiai Nail Filhaq, Kiai Ubaidillah Tsabit dan semuanya tanpa terkecuali," tukas Musyfiqur Rahman. (Hairul Anam/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, Sholawat PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Puluhan Pelajar Sunan Prawoto Peringati Harlah ke-91 NU

Pati, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Keluarga besar Yayasan Pendidikan Sunan Prawoto di desa Prawoto kecamatan Sukolilo, Pati mengadakan upacara tasyakuran dalam rangka memperingati harlah ke-91 Nahdlatul Ulama. Puluhan pelajar dan dewan guru mulai dari tingkat raudhatul athfal hingga aliyah di bawah naungan yayasan ini tampak khidmat mengikuti upacara itu.

Puluhan Pelajar Sunan Prawoto Peringati Harlah ke-91 NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Puluhan Pelajar Sunan Prawoto Peringati Harlah ke-91 NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Puluhan Pelajar Sunan Prawoto Peringati Harlah ke-91 NU

Upacara tasyakuran digelar Jumat (16/5) pagi. Mereka terdiri atas pelajar dan guru dari RA Masyithoh, MI Al-Mukmin, MI Al-Hidayah, MTs Sunan Prawoto, MA Sunan Prawoto, PAUD Masyithoh, TPA Al-Hidayah, Madin Awwaliyah, dan Madin Wustho.

Dalam amanat upacara, Ketua Ranting NU Prawoto KH Ali Makmun mengingatkan para guru dan ustadz di Yayasan Sunan Prawoto untuk betul-betul menanamkan ajaran Ahlussunah wal Jamaah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dengan aswaja NU, insya Allah akan lahir generasi-generasi muda berkualitas, berprestasi serta berakhlaqul karimah,” kata Kiai Ali.

Upacara yang juga dihadiri Banser, Ansor, Fatayat, Muslimat NU Prawoto ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin sesepuh yayasan KH Muhammad Husain. (Kholid Rosyadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah