Tampilkan postingan dengan label Bahtsul Masail. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahtsul Masail. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Februari 2018

KPAI: Sekolah 5 Hari Bukan Solusi Pembentukan Karakter

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Pelindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh mendukung penuh revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, salah satu upaya untuk mensukseskan hajat besar pemerintah tersebut adalah melalui pendidikan yang berkarakter.?

Namun demikian, menurut dia kebijakan Full Day School (FDS) yang digagas pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bukan lah solusi untuk suksesnya revolusi mental dan pendidikan yang berkarakter. Baginya, kebijakan baru ini seharusnya tidak perlu karena ia menilai peraturan tentang pendidikan yang ada sudah memadahi.

KPAI: Sekolah 5 Hari Bukan Solusi Pembentukan Karakter (Sumber Gambar : Nu Online)
KPAI: Sekolah 5 Hari Bukan Solusi Pembentukan Karakter (Sumber Gambar : Nu Online)

KPAI: Sekolah 5 Hari Bukan Solusi Pembentukan Karakter

“Sebelum adananya Permendikbud (tentang FDS), kondisi sudah ideal. Ada sekolah yang membuka model Full Day School untuk memberikan layanan anak dan juga orang tua yang cocok dengan model full day. Ada yang half day (setengah hari), bagi anak yang cocok sesuai dengan kondisi subyektifnya,” urainya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Selasa (13/6).?

Jika yang ditekankan adalah pembentukan karakter dan mengurangi tindak kekerasan siswa, Niam menambahkan, maka pemerintah tidak bisa menjawabnya dengan membuat kebijakan FDS. Hal itu dikarenakan tidak semua sekolah memiliki sarana yang memadahi dan keberagaman pendidikan yang ada.

“Kebijakan lima hari perdelapan jam belajar di sekolah tidak sejalan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang sangat plural dan multikultural,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Katib Syuriah PBNU itu menjelaskan, ada hal-hal yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah untuk menciptakan pendidikan karakter dari pada memperpanjang jam sekolah.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Mewujudkan sekolah yang ramah anak jauh lebih mendasar dari memanjangkan jam sekolah,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menilai, kebijakan memperpanjang waktu sekolah akan berpotensi terjadinya kekerasan terhadap anak jika tidak dibarengi dengan perwujudan lingkungan sekolah yang ramah anak. (Muchlishon Rochmat/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 18 Februari 2018

4 Kunci Surga Kaum Hawa

Perempuan dalam Islam memiliki posisi yang sangat tersanjung. Bahkan dalam bentangan sejarah yang ada, Islam dapat dikatakan sebagai agama pertama yang memiliki visi penghormatan terhadap perempuan.

Sebelum datangnya Islam, masyarakat Arab Jahiliyah seringkali merasa malu bila melahirkan anak perempuan sehingga tidak segan membunuh dan menguburkannya hidup-hidup. Begitu pula masyarakat Bani Israel berusaha mengalieminasi perempuan dari keluarga dan rumahnya ketika mereka dalam keadaan haidh. Namun tidak demikian dengan Islam yang mempunyai visi perempuan dengan semoyan “la yukrimuhunna illa karimun, wa la ahanahunna illa kahinun” hanya orang mulia yang memuliakan perempuan, dan hanya orang hina yang menghinakan perempuan.

Demikian posisi perempuan dalam Islam sehingga Rasulullah saw merasa penting mengaprsiasinya dengan empat hal yang memudahkan perempuan menikmati surga:

4 Kunci Surga Kaum Hawa (Sumber Gambar : Nu Online)
4 Kunci Surga Kaum Hawa (Sumber Gambar : Nu Online)

4 Kunci Surga Kaum Hawa

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Apabila seorang perempuan melakukan shalat fardhunya yang lima dan berpuasa selama bulan Ramadhan dan menjaga kehormatannya juga ta’at kepada suaminya, maka dikatkanlah kepadanya masuklah ke dalam surga melalui pintu yang engkau mau .(red.Ulil H)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 31 Januari 2018

Peringati 1 Abad Madrasah, Pesantren Tambakberas Gelar Kontes Burung

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Sejumlah kegiatan mengiringi peringatan Satu Abad Madrasah dan 191 Tahun Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Kabupaten Jombang, Ahad (22/5). Setelah bersepeda keliling kota dan wilayah sekitar pesantren serta tanam pohon, pihak pesantren menyelenggarakan kontes burung.

"Lomba ini juga sebagai mata rangkai dari peringatan seabad madrasah dan keberadaan pesantren yang memasuki usia 191 tahun," kata Muhammad Abdullah Rifan kepada media ini, Senin (23/5).

Peringati 1 Abad Madrasah, Pesantren Tambakberas Gelar Kontes Burung (Sumber Gambar : Nu Online)
Peringati 1 Abad Madrasah, Pesantren Tambakberas Gelar Kontes Burung (Sumber Gambar : Nu Online)

Peringati 1 Abad Madrasah, Pesantren Tambakberas Gelar Kontes Burung

Kontes burung juga dimaksudkan untuk semakin mengenalkan keberadaan Pesantren Tambakberas, sebutan untuk Pondok Pesantren Bahrul Ulum kepada seluruh lapisan masyarakat. "Kita ingin, kalangan komunitas pecinta burung dan masyarakat secara lebih luas bisa semakin kenal dengan pesantren," kata Gus Rifan.

Dengan mengenalkan pesantren lewat komunitas pecinta burung, keberadaan pesantren khususnya Tambakberas kian dikenal masyarakat. "Tidak hanya pecinta burung, kita sapa juga penggemar tanaman bonsai," kata pengajar Madrasah Muallimin-Muallimat di Pesantren Tambakberas tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Harus diakui bahwa tidak banyak kalangan masyarakat yang mengenal dengan baik keberadaan pesantren," katanya. Karena itu, dengan menyapa dan menghadirkan komunitas pecinta burung sebagai cara terobosan, mereka diharapkan semakin akrab dengan pesantren, lanjutnya.

Kontes burung juga dimaksudkan sebagai sarana untuk mendongkrak perekonomian warga. "Karena di sini mereka juga dapat melakukan transaksi jual-beli yang saling menguntungkan," terang Gus Rif’an.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan yang berlangsung di halaman Gedung Serba Guna KH Abdullah Said ini ternyata diminati komunitas burung lintas kota. "Bahkan ada peserta dari Blora, termasuk tentunya dari berbagai kota di Jawa Timur," tegasnya.

Dalam catatan panitia, setidaknya ada 498 peserta yang mengikuti kontes burung tersebut. "Ini melebihi perkiraan yang ditargetkan panitia yakni sekitar 300 peserta," ungkapnya. Para peserta datang dari Ngawi, Madiun, Surabaya, Ponorogo, Nganjuk, Lamongan dan kota lain di Jawa Timur.

Kehadiran pengunjung juga sangat membanggakan. "Lebih dari dua ribu pengunjung yang melihat dan menikmati kontes burung ini," katanya. Mereka dengan seksama menyaksikan seluruh kontes dari mulai jam 11.00 hingga 17.00 WIB.

Dari pihak pesantren tampak hadir Ketua Majlis Pengasuh Pesantren Tambakberas KH Muhammad Hasib Wahab dan Ketua Panitia Peringatan 1 Abad Madrasah dan 191 Tahun Pesantren Tambakberas Jombang KH M Fadlulloh Malik. (Ibnu Nawawi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Ubudiyah, Ahlussunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Masyarakat Madura Jarang Akses Berita Toleransi

Sumenep, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mayoritas masyarakat Madura, Jawa Timur, masih jarang mengakses pemberitaan terkait toleransi atau perdamaian. Karena itu media perlu ikut mempromosikan isu-isu toleransi dan perdamaian.

Demikian hasil survei Search for Common Groud Indonesia dan Asian Muslim Action Network yang bekerja sama dengan Biro Pengabdian Masyarakat Pondok Pesantren Annuqayah (BPM PPA) di tiga kabupaten di Madura, yaitu Sumenep, Pamekasan, dan Sampang.

Masyarakat Madura Jarang Akses Berita Toleransi (Sumber Gambar : Nu Online)
Masyarakat Madura Jarang Akses Berita Toleransi (Sumber Gambar : Nu Online)

Masyarakat Madura Jarang Akses Berita Toleransi

Dari hasil survei terungkap, masyarakat yang jarang mengakses pemberitaan tentang toleransi sebanyak 40,7 persen, sering 34,3 persen, sering sekali 9.8 persen, jarang sekali 2,8 persen, tidak pernah 6,5 persen, dan tidak tahu/tidak jawab 6,5 persen.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Survei tersebut dilakukan kepada 350 responden dengan sasaran anak muda dan rumah tangga pada tanggal 12-14 Mei 2014. Pemaparan hasil survei disampaikan di Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-guluk, Sumenep, Rabu (16/7) di hadapan tokoh agama.

Menanggapi hasil survei tersebut, Ketua PCNU Sumenep A Pandji Taufiq mengatakan, pemberitaan terkait dengan toleransi dan perdamaian di Madura memang tidak banyak tersentuh media.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Oleh karenanya, ia mendorong media untuk memberikan porsi yang dominan dan gencar mempromosikan isu-isu toleransi dan perdamaian.

"Peran media sangat penting untuk menggiring opini publik. Oleh karenanya, media harus ikut andil dalam promosi kedamaian dan toleransi," tuturnya. (M Kamil Akhyari/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hablu minal Alam, NU Pasirwangi Tanam 3000 Pohon

Garut, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 



Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama Kecamatan Pasirwangi, Garut memotori Gerakan Kemanusiaan Penyelamatan Hutan dan Lingkungan-Tatar Sunda (GERAKPAHALA-TS). Gerakan tersebut melibatkan masyarakat, Paskibra, dan Muspika Pasirwangi pada Ahad (21/5).

Mereka turun menjaga lingkungan dengan menanam 3.000 pohon di Pasirwangi agar Garut tidak dihantam banjir bandang lagi di kemudian hari. 

Hablu minal Alam, NU Pasirwangi Tanam 3000 Pohon (Sumber Gambar : Nu Online)
Hablu minal Alam, NU Pasirwangi Tanam 3000 Pohon (Sumber Gambar : Nu Online)

Hablu minal Alam, NU Pasirwangi Tanam 3000 Pohon

Ketua Pelaksana GERAKPAHALA-TS, Yunus menyampaikan, tujuan gerakan tersebut sebagai wujud pengimplementasian nilai-nilai hablu minal alam.

“Kita sebagai manusia membutuhkan terhadap alam untuk kelangsungan manusia di masa sekarang dan masa yang akan datang,” katanya. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, Garut pada tahun lalu dilanda bencana banjir bandang yang menyebabkan ratusan nyawa melayang. Hal itu akibat kurang harmonisnya antara masyarakat dengan alam. 

“Banjir bandang tersebut menjadi pengingat untuk kita agar selalu merawat dan menjaga alam demi kemaslahatan bersama.”

Penanaman pohon, lanjutnya, sebagai edukasi bagi masyarakat agar mampu menjaga lahan-lahan yang digarap tetap memberi manfaat kepada anak cucu di masa yang akan datang. (Muhammad Salim/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 29 Januari 2018

Menteri Wakaf Sudan Terima Kunjungan PCINU

Khartoum, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri Wakaf dan Irsyad Sudan DR Muhammad Mustofa Al-Yakuti menerima kunjungan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) di Kantor Kementerian Wakaf dan Irsyad di Khartoum, Rabu (9/1).

Menteri Wakaf Sudan Terima Kunjungan PCINU (Sumber Gambar : Nu Online)
Menteri Wakaf Sudan Terima Kunjungan PCINU (Sumber Gambar : Nu Online)

Menteri Wakaf Sudan Terima Kunjungan PCINU

Pada pertemuan tersebut turut hadir Mustasyar PCINU Sudan DR Muhammad Sulaiman selaku Ketua Majlis Dakwah Kementerian Wakaf dan Irsyad, Rais Syuriyah PCINU Mirwan Akhmad Taufiq, Wakil Rais Syuriah Abdussalam, Wakatib Syuriah Zainul Alim dan A’wan Lian Fuad.?

Rais Syuriyah menyampaikan rasa terima kasih kepada Menteri yang telah menerima kami atas nama Pengurus NU Sudan, dan memperkenalkan Nahdhatul Ulama lebih dekat lagi kepada bapak menteri, dan menyampaikan gagasan acara pertemuan sufi internasional yang dimotori oleh Jam’iyyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah yang akan diadakan di Indonesia Mendatang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nahdlatul Ulama adalah Organisasi kemasyarakatan yang terbanyak pengikutnya, yang memiliki tujuan menjaga ajaran-ajaran ahli sunnah wal jamaah, memiliki lembaga dan lajnah, diantaranya terdiri dari Jam’iyyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah yang berkecimpung menangani thariqah-thariqahnya di Indonesia yang ? saat ini dipimpin oleh Habib ali Lutfi bin Yahya. ?

Menindaklanjuti pertemuan internasional sufi di Kota Malang, lanjut mirwan, Para Ulama bersepakat untuk membuat jaringan thariqah se-dunia yang disebut “Majma’ As-Sufi Al-Alami”, dengan tujuan menjalin tali silaturahim, menyatukan thariqah di berbagai belahan dunia yang belum terorganisir serta semangat untuk megakkan kalimat tauhid dan mempelopori terwujudnya perdamaian dunia.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu, Menteri Wakaf dan Irsyad Sudan juga menyampaikan rasa bahagia dan senang, ketika mendengar sekilas dakwah perjalanan Nahdlatul Ulama di Indonesia.?

Kami merasa bahagia bisa bertemu dengan PCINU Sudan, dakwah yang dibawakan oleh Nahdlatul Ulama yang menganut paham Ajaran ahli sunnah wal jamaah, dengan mengikuti 4 mazhab dalam fikih, Imam Ghazali dan Imam Junaidi dalam Tasawuf, Abu Musa Al-As’ari dan Abu Hasan al-maturidi dalam bidang teologi, bisa diterima di masyarakat sehingga banyak dari manusia dapat masuk Islam melalui dakwah-dakwah tersebut.?

“Kita selaku hamba Allah SWT dituntut untuk berdakwah, mengajarkan kepada manusia ajaran-ajaran yang dibawa oleh Allah dan Rasulnya untuk menghidupkan citra Islam Rahmatan Lilalamin dan itu termaktub dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.

“Pertemuan ini semoga hubungan baik antara Sudan dan Indonesia dapat terjalin dengan baik dan kita akan mengundang PCINU Sudan dalam kegiatan-kegiatan atau even-even nanti,” tambahnya.?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor : Zainul Alim

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Bahtsul Masail, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 24 Januari 2018

Gus Rozien: Pesantren itu Benteng Islam Nusantara

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Islam Nusantara menjadi tema utama dalam muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama, yang dilaksanakan di Jombang, 1-5 Agustus 2015. Beragam kajian tentang Islam Nusantara telah dilaksanakan oleh beberapa lembaga, baik lembaga keagamaan maupun universitas. Dalam hal ini, rumusan kajian Islam Nusantara perlu dilakukan dengan kembali mengaji khazanah pesantren.

Gus Rozien: Pesantren itu Benteng Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Rozien: Pesantren itu Benteng Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Rozien: Pesantren itu Benteng Islam Nusantara

Ketua Rabithah Maahid Islamiyyah (RMI) NU Jawa Tengah, KH. Abdul Ghoffar Rozien, M.Ed mengungkapkan bahwa basis tradisi dan khazanah keilmuan pesantren menjadi pondasi utama Islam Nusantara.

“Pesantren menjadi basis kajian Islam Nusantara. Mengkaji Islam Nusantara, perlu diawali dengan mengkaji kembali khazanah pesantren. Nah, saat ini, RMI mengajak jaringan pesantren untuk berbenah, dengan menyegarkan kembali system pesantren untuk bersiap menghadapi tantangan global,” ungkap Gus Rozien, pada Musyarawah Kaum Muda NU, di Universitas Wahab Hasbullah, Tambakberas, Jombang, Ahad (2/8) kemarin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Rozien menilai, saat ini perlu ada penyelamatan tradisi pesantren yang pada waktu dulu menjadi ciri khas tapi saat ini ditinggalkan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Pesantren memiliki khazanah yang lengkap, dari kebudayaan, supranatural, hingga pengetahuan. Ilmu supranatural kiai-kiai pesantren dulu banyak manfaatnya, dan terbukti di tengah masyarakat. Akan tetapi, saat ini justru ditinggalkan dan bahkan dipakai untuk dikemas ulang oleh kelompok lain, menjadi rukyah. Contoh lain masih sangat banyak,” terang Gus Rozien.

Untuk itu, Gus Rozien berharap dengan #Gerakan Ayo Mondok, kiai-kiai dari pesantren-pesantren di seluruh Indonesia dapat bergerak bersama untuk memperbaiki kembali beberapa masalah krusial yang dihadapi pesantren.

“Ada beberapa tantangan yang dihadapi pesantren, di antaranya yakni persoalan manajemen, kurikulum, infrastruktur, kemandirian hingga masalah ideologi. Inilah yang perlu kita garap bersama untuk menyegarkan kembali pesantren, sebagai basis Islam Nusantara,”ungkapnya. (Munawir Aziz/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 17 Januari 2018

Perputaran Uang di Jombang Selama Muktamar Rata-rata Rp 15 M Per Hari

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Molornya penutupan Muktamar Ke-33 NU membawa berkah bagi masyarakat Jombang dan sekitarnya. Selain muktamirin punya waktu lebih lama bersilaturahim, pedagang punya waktu lebih lama berjualan sehingga bisa untung lebih banyak.

Perputaran Uang di Jombang Selama Muktamar Rata-rata Rp 15 M Per Hari (Sumber Gambar : Nu Online)
Perputaran Uang di Jombang Selama Muktamar Rata-rata Rp 15 M Per Hari (Sumber Gambar : Nu Online)

Perputaran Uang di Jombang Selama Muktamar Rata-rata Rp 15 M Per Hari

Hal itu diungkapkan Ketua Panitia Daerah (Panda) Muktamar Nahdlatul Ulama ke-33 Syaifullah Yusuf (Gus Ipul), Senin (3/8/2015) malam di media center Muktamar ke-33 NU yang berada di komplek SMA 1 Jombang. Dalam konferensi pers yang dihadiri belasan wartawan dari lokal, nasional dan asing, Gus Ipul tampak ceria dan melemparkan guyonannya.

Menurutnya, jumlah peserta dan panitia Muktamar saja  5.000 orang. Sedangkan pengunjung muktamar selain peserta dan panitia, setiap hari rata-rata berjumlah 10.000 orang. Mereka ini datang bukan karena diundang oleh panitia, melainkan “diundang” oleh NU. Mereka merasa memiliki NU, sehingga tanpa diundang oleh panitia pun mereka pasti datang. Yang penting semuanya bisa menikmati suasana kemeriahan muktamar ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Jika rata-rata setiap orang berbelanja Rp 100.000 dari 15.000 orang tersebut, maka setiap harinya terjadi perputaran uang rata-rata Rp 15 miliar. Jika dipatok Muktamar berlangsung lima hari saja, ya bisa kalikan sendiri berapa jumlahnya. Ini berkah bagi pedagang dan masyarakat Jombang. Kalaupun sempat molor penutupan Muktamar dari jadwal yang sudah ditetapkan, sebenarnya ada juga untung bagi masyarakat," tutur Syaifullah.

"Panitia selain menyelenggarakan rapat-rapat, sidang-sidang agenda muktamar, juga menyediakan arena berbagai kegiatan. Seperti di GOR ada pameran, bazar, pertunjukan musik yang menampilkan Ahmad Dhani, Rhoma Irama, shalawatan dan sebagainya. Sedangkan di sejumlah pondok pesantren juga berlangsung, bazar,  diskusi dan bedah buku dari berbagai tokoh/intelektual NU," tambah Gus Ipul.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari pantauan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, berbagai kelompok/organisasi di lingkungan struktural maupun kultural NU menggelar pula banyak kegiatan. Mulai dari sebelum dibukanya Muktamar Ke-33 NU oleh Presiden Joko Widodo, Sabtu (1/8) malam, hingga Senin (3/8/2015) malam. (Armaidi Tanjung/Mahbib)     

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Pendidikan, Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 14 Januari 2018

Bupati Letakan Batu Pertama Pembangunan SMK Ma’arif NU Bulakamba

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Guna memberikan pelayanan di bidang pendidikan, Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Bulakamba Kabupaten Brebes membangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK berlabel SMK Maarif NU Bulakamba tersebut dimulai pembangunannya setelah dilakukan peletakan batu pertama oleh Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE, Ahad Sore (9/8).

Bupati Letakan Batu Pertama Pembangunan SMK Ma’arif NU Bulakamba (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Letakan Batu Pertama Pembangunan SMK Ma’arif NU Bulakamba (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Letakan Batu Pertama Pembangunan SMK Ma’arif NU Bulakamba

“Selaku pemerintah daerah, kami merasa bangga dengan pendirian SMK Maarif NU di Bulakamba, karena bisa membantu mengentaskan kebodohan dan meningkatkan derajat pendidikan masyarakat Brebes,” ucap Bupati dalam sambutan peletakan batu pertama dilokasi pembangunan Desa Bulusari Kecamatan Bulakamba. 

Bupati berharap keberadaan SMK Maarif di Bulakamba itu nantinya akan dapat berkiprah membantu Pemkab di bidang pelayanan pendidikan. Apalagi, dengan modal dasar pendidikan agama yang kuat akan menjadi pondasi akhlakul karimah generasi muda penerus bangsa. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Saya sangat mengapresiasi peran serta masyarakat swasta di bidang pendidikan. Keberadaan SMK ini bisa mencetak generasi bangsa berakhlak mulia, cerdas dan berkeahlian," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pihaknya juga mengaku siap untuk membantu mendukung kegiatan pendidikan di sekolah tersebut. Termasuk dengan bantuan anggaran melalui APBD. "Saya sudah bilang sama kepada Dinas Pendidikan, dan bisa tinggal teknis dan berapa nilainya akan disesuaikan lagi," jelas Bupati.

Selain pembangunan sekolah, di lokasi tersebut juga akan digunakan untuk membangun kantor MWCNU Kecamatan Bulakamba, masjid dan pondok pesantren. Selain Bupati, ikut meletakan peletakan batu pertama berturut-turut Ketua PCNU Brebes Athoilah Syatori, pengurus MWCNU Bulakamba, KH Subhan Makmun serta tokoh lainnya.

Halalbihalal dan Pelantikan Muslimat NU

Dalam kesempatan tersebut juga digelar halal bihalal warga NU dan pelantikan pengurus ranting Muslimat NU se-kecamatan Bulakamba. Ketua PCNU Brebes, Athoilah Satori saat memberikan sambutan berharap agar warga NU tidak terpecah akibat pemberitaan muktamar NU seperti muncul di berbagai media. Karena di internal struktural sendiri masih bersatu dan soliid. 

Sementara sbagai penceramah, pengasuh Ponpes Assalafiyah Luwungragi, KH Subkhan Makmun yang mangajak jamaah untuk tetap berpegang teguh pada persatuan dan kesatuan. Warga NU, hendaknya juga paham dengan dinamika yang berkembang agar tidak salah paham, termasuk dengan wacana Islam Nusantara yang banyak disalahartikan sejumlah pihak.  

Pengurus Yayasan Al-Ihsan, Ghofar Mughni mengatakan lokasi pembangunan komplek pendidikan dan sekretariat MWCNU itu adalah hasil wakaf dari keluarga besar H Johari seluas 750 m2 lebih. Setelah SMK NU dan MWC berdiri direncanakan pula akan dibangun ponpes dan sarana dakwah lainnya. 

Ketua MWCNU Bulakamba, Moh Robikhun MAg menjelaskan, SMK Maarif tahun ini sudah mendapat 86 siswa jurusan teknik sepeda motor dan multimedia. Untuk sementara belajar di MTs Maarif Bulakamba sampai selesainya pembangunan gedung. “Insya Allah pembangunan akan cepat selesai karena telah ditanggung sepenuhnya pihak pemberi wakaf,” pungkasnya. (Wasdiun/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Bahtsul Masail, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 12 Januari 2018

Lajnah Falakiyah Selenggarakan Rukyatul Hilal, Sabtu Sore

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama akan melaksanakan rukyatul hilal untuk penentuan awal Syawal 1433 H di sedikitnya 70 titik rukyat seluruh Indonesia. Rukyat dilaksanakan pada Sabtu 18 Agustus 2012, bertepatan dengan 29 Ramadhan 1433 H, pada sore hari.

Lajnah Falakiyah Selenggarakan Rukyatul Hilal, Sabtu Sore (Sumber Gambar : Nu Online)
Lajnah Falakiyah Selenggarakan Rukyatul Hilal, Sabtu Sore (Sumber Gambar : Nu Online)

Lajnah Falakiyah Selenggarakan Rukyatul Hilal, Sabtu Sore

"Rukyat akan dilaksanakan di tempat-tempat strategis seperti menara, gedung pencakar langit, bukit, lepas pantai dan lain-lain," kata kata Ketua lajnah Falakiyah PBNU Kiai Ghazalie saat memberikan pengajian di radio.nu.or.id dari ruang redaksi PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, Jum’at (10/8) sore lalu.

Rukyatul hilal atau observasi bulan sabit juga didukung oleh sedikitnya 90 perukyat bersertifikat nasional, dan para ahli hisab-rukyat setempat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Kiai Ghazalie Masroeri, pada Jum’at 17 Agustus 2012 sekitar pukul 22:55:37 terjadi terjadi ijtima awal bulan atau konjungsi. Sementara ketinggian hilal pada Jum’at hampir 5 derajat di bawah ufuk.

Namun pada keesokan harinya Sabtu, pada saat dilakukan rukyatul hilal, posisi hilal sudah berada pada ketinggian 6 derajat 44 menit 9 detik atau hampir tujuh derajat di atas ufuk.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berdasarkan kriteria yang telah disepakati para ahli astronomi hilal sangat mungkin untuk dirukyat atau dilihat. Dengan demikian diprediksi awal Syawal 1433 H atau hari raya Idul Fitri akan jatuh pada Ahad, 19 Agustus 2012 M.

Namun Lajnah Falakiyah mengimbau umat Islam untuk tetap menunggu hasil rukyatul hilal yang diikuti pelaksanaan sidang itsbat di kantor Kementerian Agama Jakarta. "Nahnu nurid wallahu a’lamu ma yurid. (Kita punya keinginan namun Allah Yang Maha Berkehendak: red). Kita tunggu hasil rukyat dan sidang itsbat,” kata Kiai Ghazalie. 

Penulis: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lomba, Bahtsul Masail, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 09 Januari 2018

Kenapa Bung Karno Diziarahi Kirab Resolusi Jihad NU?

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PBNU menggelar Kirab Resolusi Jihad NU 2016 untuk memperingati Hari Santri Nasional pada bulan Oktober nanti. Kirab yang akan dimulai dari Banyuwangi (Jawa Timur) sampai Cilegon (Banten) tersebut diperkirakan akan menempuh jarak 2000 km.

Kenapa Bung Karno Diziarahi Kirab Resolusi Jihad NU? (Sumber Gambar : Nu Online)
Kenapa Bung Karno Diziarahi Kirab Resolusi Jihad NU? (Sumber Gambar : Nu Online)

Kenapa Bung Karno Diziarahi Kirab Resolusi Jihad NU?

Peserta kirab akan berziarah ke makam wali, kiai, bersilaturahim ke pesantren dan pengurus NU. Salah satu destinasi Kirab Resolusi Jihad NU 2016 adalah makam Prklamator Kemerdekaan RI Soekarno di Blitar, Jawa Timur.

“Bung Karno merepresentasikan tokoh nasionalis,” kata Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Ishfah Abidal Aziz ketika ditanya alasan kenapa makam Bung Karno diziarahi, di gedung PBNU, Jakarta Senin (19/9).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, di Indonesia, kalangan nasionalis dan agamis berkaitan erat, bisa bekerja sama. Dan itu terbukti dalam sejarah ketika Soekrno menjadi presiden, ulama-ulama dekat dengannya. Bahkan jauh sebelum ia menjadi presiden.

Islam di Indonesia, sebagaimana tercermin dalam tokoh utama NU, Hadrotusyekh KH Hasyim Asy’ari, bisa memadukan agama dan nasionalisme.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih lanjut, alasan menziarahinya karena Resolusi Jihad itu bermula dari pertanyaan Soekarno, bagaimana hukumnya membela tanah air. Maka NU mengumpulkan kiai se-Jawa dan Madura. Hasilnya keluarlah Resolusi Jihad yang menyebutkan bahwa membela tanah air itu wajib bagi umat Islam. (Abdullah Alawi) ?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Santri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 05 Januari 2018

Rapat Pleno PP Fatayat NU Dorong Kemandirian Perempuan Indonesia

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama mengadakan Rapat Pleno dengan mengusung kemandirian perempuan Indonesia. Kegiatan bertajuk Khidmah Fatayat NU Menuju Kemandirian Perempuan Indonesia ini? dilaksanakan di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat, Jumat (19/8). Rapat yang diikuti oleh seluruh pengurus pusat Fatayat ini juga menghadirkan Ketua PBNU H Robikin Emhas.

Rapat Pleno PP Fatayat NU Dorong Kemandirian Perempuan Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Rapat Pleno PP Fatayat NU Dorong Kemandirian Perempuan Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Rapat Pleno PP Fatayat NU Dorong Kemandirian Perempuan Indonesia

Dalam pengarahannya, Robikin Emhas menjelaskan bahwa kemandirian perempuan lahir dari pelajaran berharga di lingkungan keluarga. Menurutnya, jika tidak ada perempuan, mustahil ada sebuah keluarga. Karena perempuan merupakan pilar utama dalam keluarga.

“Jiwa kemandirian ini harus tertanama lebih dini untuk membangun ketahanan keluarga. Saya pastikan jika kemandirian berhasil terbangun di keluarga, maka kemandirian di berbagai aspek kehidupan akan berjalan dengan sendirinya,” ujar Robikin.

Dalam hal inilah, lanjut Robikin, peran Fatayat NU cukup penting sebagai organisasi perempuan muda Nahdlatul Ulama dalam membangun atau mendorong terwujudnya ketahanan keluarga. Hal itu berangkat dari kenyataan bahwa perempuan mempunyai kemampuan yang dahsyat dalam keluarga sebagai pintu awal kehidupan sebuah generasi.

“Semakin bagus pola pendidikan di keluarga, maka semakin baik pula ketahanan keluarga yang akan mewujudkan kemandirian seseorang. Karena semua tercermin dalam kehidupan keluarga,” jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia menekankan, bagian terpenting dalam organisasi ialah proses kaderisasi dan manajemen organisasi itu sendiri. Sebab, tantangan NU dalam mengawal bangsa dan negara semakin kompleks dengan masih eksisnya kelompok-kelompok radikal dan intoleran. Mereka bahkan tidak tanggung-tanggung dalam memanfaatkan kecanggihan tekonologi dan informasi sebagai instrumen doktrinasinya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kemampuan berteknologi juga harus dipunyai oleh Fatayat. Instrumen teknologi begitu penting sebagai salah satu alat memenangkan permainan atau mencapai tujuan bersama, baik untuk kemandirian Fatayat maupun persatuan bangsa Indonesia,” tandas Robikin.

Sementara itu, Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini menerangkan bahwa Rapat Pleno ini hendaknya dimanfaatkan oleh pengurus pusat untuk mengevaluasi maupun memberikan sumbangsih pemikiran untuk langkah ke depannya.

“Kegiatan 6 bulanan ini diharapkan bisa menjadi wadah pengurus pusat untuk meningkatkan peran Fatayat menjadi lebih mandiri secara individu maupun institusi,” ucap Anggi.

Karena, tandas Anggi, kemandirian secara ekonomi menjadi persoalan sangat penting di tengah krisis kemandirian. Sehingga program-program memberdayakan ekonomi menjadi sebuah prioritas organisasi. (Fathoni) ?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 02 Januari 2018

Universitas NU Direncanakan Berdiri Pula di Pringsewu

Pringsewu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Potensi Kabupaten Pringsewu, Lampung, khususnya di bidang pendidikan saat ini dinilai menjanjikan. Lembaga pendidikan di seluruh tingkatan dari taman kanak-kanan sampai dengan perguruan tinggi sudah banyak yang berdiri di kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Tanggamus ini.

Sektor pendidikan dengan peluang sumber daya manusia Nahdliyin yang merupakan mayoritas di Kabupaten Pringsewu, menjadi perhatian Pengurus Cabang NU (PCNU) PCNU Kabupaten Pringsewu untuk mempertimbangkan pendirian universitas di Pringsewu.

Universitas NU Direncanakan Berdiri Pula di Pringsewu (Sumber Gambar : Nu Online)
Universitas NU Direncanakan Berdiri Pula di Pringsewu (Sumber Gambar : Nu Online)

Universitas NU Direncanakan Berdiri Pula di Pringsewu

"Kita ingin memiliki perguruan tinggi NU dan ini merupakan cita-cita warga NU Kabupaten Pringsewu sejak lama," kata Ketua PCNU Pringsewu H Taufiqurrahim saat mengawali kegiatan Sosialisasi Pendirian Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) di Kabupaten Pringsewu di Gedung NU, Ahad Siang (10/4).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berharap, dengan banyaknya warga NU di Kabupaten Pringsewu, cita-cita ini akan menjadi kenyataan dengan modal kebersamaan seluruh warga. "Kita sedang mengaji dan memproses seluruh persyaratan untuk pendirian Universitas NU di Kabupaten Pringsewu," ujarnya.

Pada kegiatan sosialisasi tersebut, PCNU Pringsewu menghadirkan Rektor UNU Lampung Dr. Nasir yang memberikan gambaran proses berdirinya UNU Lampung yang berlokasi di Lampung Timur. Sosialisasi disampaikannya di depan seluruh pengurus PCNU, Mejalis Wakil Cabang NU (MWCNU), dan seluruh kepala MA dan SMK yang berada di bawah naungan NU Pringsewu.

Menurut Nasir mengakui banyak kendala internal maupun eksternal yang ia hadapi ketika berjuang mendirikan UNU yang sekarang sudah melakukan kegiatan perkuliahan. "Dengan modal niat yang kuat alhamdulillah dapat kami lewati dan berhasil mendirikan UNU Lampung," tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menilai bahwa warga NU Pringsewu sudah sangat pantas memiliki universitas yang akan menjadi tempat bagi para generasi penerus untuk mempertahankan akidah Ahlussunnah wal Jamaah. "Potensi dan dukungan warga NU baik di struktural maupun kultural menjadikan fardlu ‘ain hukumnya bagi Pringsewu untuk mendirikan UNU," tegasnya.

Sementara Rais Syuriyah PCNU Pringsewu KH Ridwan Syuaib yang juga hadir pada acara tersebut berharap Universitas NU di Kabupaten Pringsewu akan segera direalisasikan dengan tahapan-tahapan dan mekanisme yang sudah ditentukan. "Segera laksanakan niat dan ketika nanti berdiri saya yakin akan menjadi favorit di Kabupaten Pringsewu," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Pendidikan, Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 22 Desember 2017

Wajah Pesantren, Wajah Indonesia

Oleh Aswab Mahasin

Judul tulisan ini mengambil dari tema ‘Hari Santri’ 2017 yang digagas Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag)—menarik untuk digali lebih dalam. Tidak lain, tema tersebut ingin menggambarkan bahwa pesantren identik dengan Indonesia, baik secara kultur, pendidikan, nilai yang dibangun, dan jiwa para santrinya.

Wajah Pesantren, Wajah Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Wajah Pesantren, Wajah Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Wajah Pesantren, Wajah Indonesia

Bagi saya ada sesuatu yang menggelitik dari tema itu, yakni penggunaan kata “wajah”—di sini Kemenag memakai dua kata “wajah”; wajah pesantren dan wajah Indonesia. Secara langsung atau tidak, Kemenag ingin memunculkan pesan, ada dua wajah yang identik sama/kembar antara pesantren dan Indonesia.

 

Bisa juga dua kata “wajah” ini saling berkaitan. Maksudnya, berbicara wajah Indonesia tidak bisa lepas dari wajah pesantren, begitupun sebaliknya, berbicara wajah pesantren tidak bisa lepas dari wajah Indonesia. Artinya, dua wajah ini berhadapan melebur menjadi satu kesatuan, melahirkan tatanan lain dalam irama keindonesiaan, khususnya altar keislaman. Wajah keislaman Indonesia dibentuk oleh transmisi nilai yang dilakukan para santri tradisionalis, reformis, maupun modernis. Sehingga melahirkan tatanan nilai, norma, dan kebiasaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

 

Lebih jelasnya begini, dalam perkembangan sejarahnya Indonesia selalu berganti wajah, dari mulai wajah pra-sejarah, wajah hinduisme-budhisme, sampai pada wajah kerajaan Islam, dan dakwah para Wali. Masa-masa ‘wajah’ tersebut melahirkan standar nilai yang tidak sama dalam kultur Indonesia. Proses ‘produksi wajah’ pun berjalan dalam jenjang waktu yang tidak sebentar. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Puncaknya adalah dakwah para Wali menggeser dominasi wajah sebelumnya, pun dibarengi dengan lahirnya pesantren (terlahir di masa para wali) dan pesantren terlahir kembali di masa penjajahan dengan mengusung misi tambahan, yaitu kemerdekaan. Standar nilai yang digunakan tidak hanya pengislaman, melainkan nilai-nilai perjuangan pula (Perang Jawa, Perang Aceh, Resolusi Jihad, dan masih banyak lainnya). Jadi, tidak ada yang salah jika Kemenag mengatakan “Wajah Pesantren, Wajah Indonesia”, di dalam tubuh para santri ada semangat “merah-putih”.

Perkembangannya, wajah pesantren yang berwajah Indonesia menjadi standar etika kaum santri, setiap santri harus memberikan sumbangsih terhadap bangsanya (Indonesia) dalam bidang apapun (sesuai kemampuannya). Sebaliknya, wajah Indonesia yang berwajah pesantren ini menghasilkan kultur yang damai dan tentram, saling menghormati perbedaan, dan bisa hidup berdampingan. Kenapa demikian? 

Ada “penampakan wajah” antara pesantren dan Indonesia, keduanya saling bermuwajahah. Dalam aktifitas sosial, wajah keduanya bukanlah wajah individual (satu orang), melainkan komunal (banyak orang). Di mana tanggung jawab saling mengisi kebaikan/kemanfaatan, saling memberi, dan saling mengasihi. 

Levinas dalam diskursusnya menuliskan, “Penampakan wajahbukan bagian dari aku, bukan pula diukur dari tolok ukurku. Yang lain itu sama sekali berbeda dari aku. Namun demikian, hubungan dengan yang lain tidak melahirkan kekerasan karena kehadiran yang lain menghadirkan tanggung jawabku terhadapnya. Jadi kehadiran yang lain membuahkan kedamaian dan menumbuhkan struktur positif kehidupan, yaitu etika.”(Haryatmoko, Dominasi Penuh Muslihat: Akar Kekerasan dan Diskriminasi, [Gramedia: Jakarta, 2010]. Hlm. 116)

Wajah pesantren tidak akan berpaling dari wajah Indonesia, pesantren akan terus memberikan gizi kebaikan dan kedamaian terhadap wajah Indonesia. Sekarang ini, wajah Indonesia yang begitu kompleksnya telah ditumbuhi banyak jerawat, nampak kecantikannya mulai pudar, tapi pesantren dan santrinya (sekaligus kiai-nya) tidak akan pernah bosan-bosan untuk membersihkan jerawat-jerawat yang menempel di wajah Indonesia, entah itu jerawat koruptor, jerawat narkoba, jerawat kenakalan remaja, jerawat terorisme, jerawat hoaks, jerawat mengatasnamakan agama (untuk tindakan yang tidak pantas), dan jerawat-jerawat lainnya yang bisa saja mengancam keindahan wajah Indonesia.

  

Wajah Indonesia tidak butuh kosmetik yang hanya bersifat sementara atau kadang memanipulasi kecantikan wajah. Dengan kata lain, Indonesia tidak butuh nasionalisme yang selalu menuntut tumbal. Hukum kita kadang mengajarkan nasionalisme keliru (dengan pasal-pasal karetnya), setiap aktifitas politik (entah itu berupa gerakan massa atau gerakan politik) ketika berbicara keadilan hukum, keadilan sosial, dan keadilan-keadilan lainnya maka mereka menuntut “tumbal”.

‘Malapraktik nasionalisme’ ini membuat wajah Indonesia semakin kehilangan daya tariknya. Wajah Indonesia butuh sentuhan kebaikan yang konsisten/istiqomah. Agar wajah Indonesia tetap terjaga, karena ‘wajah’ adalah representasi dari kondisi yang sedang dialami, baik secara fisik maupun mental, terlihat di wajah—ketika murung, gembira, bahagia, sakit, dan sedih. 

Seharusnya kompleksitas wajah di Indonesia tidak menjadi penghalang bagi “wajah lain”. Kehadiran banyak wajah lain bagian dari realitas yang konkret dan takdir pasti yang tidak bisa dielakkan. Ini harus disadari sebagai tanggung jawab dan sikap simpati/empati terhadap berbagai perbedaan wajah. Bukan malah meniadakan wajah lain. 

Karena Tuhan selalu menciptakan wajah yang berbeda, adapun yang kembar secara fisik belum tentu kembar secara pemikiran. Begitupun dalam agama, agama bisa berbeda pola pikir, berbeda madzhab, dan berbeda pandangan—walaupun keyakinan imannya sama. Namun, bukan berarti harus saling meniadakan, melainkan merawatnya sebagai keniscayaan.

Levinas menggambarkannya lagi dalam filsafat wajahanya, “Wajah sebagai penampakan ‘yang lain’ adalah wujud sempurna yang bukan kekerasan karena ia tidak melukai kebebasanku, melainkan mengundang bertanggung jawab untuk meneguhkan kebebasanku. Dengan demikian, ia merupakan bentuk penerimaan pluralitas. Ia adalah kedamaian. ‘Yang lain’ tidak menjadi penghalang ‘yang lain’. Yang lain akan menjadi penghalang ketika ia merasa benar.” (Haryatmoko, Dominasi Penuh Muslihat: Akar Kekerasan dan Diskriminasi, [Gramedia: Jakarta, 2010]. Hlm. 118)

Karena banyaknya “wajah lain”, Kemenag membuat tema “Wajah Pesantren, Wajah Indonesia”. Berharap wajah pesantren mampu mengimbangi ‘wajah lain’ dalam aktifitas berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, wajah pesantren harus selalu menghiasi wajah Indonesia. Inilah waktu yang tepat, Hari Santri 22 Oktober 2017 bisa dijadikan momentum oleh para santri, bermimpi, bercita-cita, dan berjanji untuk selalu mengukir prestasi diberbagai bidang, seperti; olah raga, pendidikan, seni, dan sebagainya dengan membawa nama bangsa Indonesia. Jadi, “Kita bersatu dalam prestasi bukan bercerai dalam emosi.”

Saya tutup dengan sebuah Hadits. Diriwayatkan dari Amar an-Naqid, dari Katsir Ibnu Hisyam, Ja’far Ibnu Burqan, dari Yazid Ibnu al-Asham, dari Abi Hurairah, Rasulullah Saw bersabda, “Allah tidak melihat tubuh dan bentuk rupa kalian; Dia hanya melihat hati dan amal perbuatan kalian.” (HR. Muslim)

Penulis adalah pembaca setia PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Bahtsul Masail, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 18 Desember 2017

Di Festival Keraton, Ini Tujuh Rekomendasi Raja se-Nusantara untuk Jokowi

Cirebon, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Untuk memperkuat jalinan persatuan bangsa dan meneguhkan kearifan lokal Nusantara, sejumlah kerajaan di Indonesia menggelar Festival Keraton ke-11 di Kota Cirebon, Jawa Barat.

Di Festival Keraton, Ini Tujuh Rekomendasi Raja se-Nusantara untuk Jokowi (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Festival Keraton, Ini Tujuh Rekomendasi Raja se-Nusantara untuk Jokowi (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Festival Keraton, Ini Tujuh Rekomendasi Raja se-Nusantara untuk Jokowi

Dalam kesempatan yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo ini, Sultan Sepuh XIV Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat dari Cirebon menyampaikan tujuh rekomendasi yang tertuang dalam secarik kertas untuk presiden dan pemerintah.

Rekomendasi yang dibacakan Arief bernama Rekomendasi Musyawarah Agung Festival Keraton ke-11 Tahun 2017. Dalam rekomendasi itu, baik raja, sultan, permaisuri, ratu, dan juga keluarga kerajaan menyatakan tekadnya untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami, raja, pangeran dan ratu se-Nusantara berdasarkan UUD RI 1945 dan UU yang berlaku merekomendasikan kepada Yang Mulia Presiden sebagai berikut," kata Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat di Goa Sunyaragi, Kesambi, Cirebon, Jawa Barat, Senin (18/9) mengawali pembacaan rekomendasi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pertama, keraton se-Nusantara bertekad untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan melestarikan dan memasyarakatkan nilai-nilai luhur Pancasila yang terdapat dalam pembukaan UUD RI 1945.

Kedua, kebudayaan Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika adalah anugerah Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dilestarikan dan dimajukan. Maka, ditingkatkan anggaran kebudayaan perlu ditingkatkan, minimal sebesar dua persen dari APBN dan APBD.

Ketiga, sebagai sumber-sumber kebudayaan, revitalisasi pelestarian dan pengembangan keraton-keraton se-Nusantara, perlu ditingkatkan agar bisa meningkatkan peran serta pembangunan pariwisata nasional yang terbukti bisa menjadi sumber pendapatan negara, mengurangi kemiskinan dan meningkatkan ekonomi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Keempat, dua per tiga luas Indonesia adalah lautan yang belum dimanfaatkan secara maksimal untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Maka, keraton se-Nusantara bersama pemerintah perlu meningkatkan budaya maritim sebagai jati diri bangsa Indonesia yang berwawasan Nusantara.

Kelima, Indonesia merupakan masyarakat agraris, terdiri dari nelayan dan petani yang perlu ditingkatkan kesejahteraaannya melalui reformasi agraris dengan pengoptimalan tanah keraton dan lahan untuk mencapai swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional.

Keenam, sultan dan raja sebagai pemimpin kebudayaan dan penjaga keutuhan persatuan Republik Indonesia di daerah perlu berperan aktif masuk ke dalam forum komunikasi pimpinan daerah. 

Ketujuh, festival Keraton Nusantara yang pertama kali diselenggarakan tahun 1995 di Solo bersama keraton se-Nusantara perlu terus dilanjutkan dan dioptimalkan karena bisa menjalin silaturahmi menjaga kebhinnekaan dan persatuan antarkeraton.

"Tidak hanya itu, diselenggarakannya Festival Keraton Nusantara diharapkan dapat melestarikan dan memajukan kebudayan nasional dan pariwisata Indonesia," ujar Arief Natadiningrat dilansir Kumparan.

Menanggapi rekomendasi itu, Jokowi berniat mengundang para raja, sultan, ratu, permaisuri, dan pangeran datang ke Istana Negara Jakarta untuk bertemu menindaklanjuti tujuh rekomendasi tersebut dalam waktu dekat.

Dari rekomendasi yang telah disampaikan itu, akan dipertimbangkan mana yang bisa dijalankan pemerintah dan mana yang harus diselesaikan bersama-sama. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Aswaja NU Center Jatim Kaji “Keutamaan Bulan Rajab”

Surabaya,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kegiatan rutin Kajian Islam ala Ahlus Sunnah wal Jamaah atau Kiswah di PW Aswaja NU Center Jawa Timur dimulai kembali sore pada Sabtu (25/4). Diskusi ini sebagai kegiatan rutin mingguan yang selalu diselenggarakan kepengurusan ini.

Aswaja NU Center Jatim Kaji “Keutamaan Bulan Rajab” (Sumber Gambar : Nu Online)
Aswaja NU Center Jatim Kaji “Keutamaan Bulan Rajab” (Sumber Gambar : Nu Online)

Aswaja NU Center Jatim Kaji “Keutamaan Bulan Rajab”

"Tema yang diangkat pada pertemuan kali ini seputar dasar amaliyah dan keutamaan bulan Rajab," kata koordinator Kiswah, Ustadz Ahmad Muntaha, AM. Sedangkan yang tampil sebagai narasumber atau pemateri adalah KH Abdurrahman Navis yang juga sebagai direktur.

Dalam paparannya, KH Abdurrahman Navis menandaskan bahwa bulan Rajab adalah termasuk salah satu bulan yang dimuliakan Allah dari empat bulan yang lain. "Keempat bulan tersebut adalah Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharaam serta Rajab," kata dosen Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karena begitu mulia keberadaan bulan Rajab ini, maka sebagian ulama memotivasi untuk memperbanyak ibdah. "Ibadah yang dianjurkan bisa berupa dzikir, shalat, puasa dan amal lainnya," katanya sembari mengutip keterangan di kitab Durratun Nasihin.

Dari berbagai sumber hadits yang ada, hampir semuanya menjelaskan tentang keutamaan dan janji pahala puasa Rajab. Kendati ada sejumlah ulama yang mempermasalahkan hadits tersebut, bukan berarti mengemalkan puasa Rajab dilarang, apalagi dianggap sebagai bidah. "Karena pada saat yang sama, banyak hadits yang menganjurkan puasa," tandas Wakil Ketua PWNU Jatim ini. Karena itu, puasa di sebagian bulan Rajab hukumnya tetap sunnah, lanjutnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bagi kalangan yang ingin tidak terjebak dengan khilafiyah terkait ibadah saat bulan-bulan tertentu, maka dianjurkan untuk mengisi dengan ibadah sunnah yang tidak terikat waktu. "Tidak dengan shalat khusus malam nisfus Syaban, misalnya," kata Kiai Navis, sapaan akrabnya. Sehingga hari-hari dalam bulan tersebut diisi dengan ibadah yang sifatnya umum seperti sedekah, shalat sunnah, dzikir dan sejenisnya, lanjut Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Huda Surabaya ini.

Kiswah atau Kajian Islam Ahlus Sunnah wal Jamaah diselenggraakan setiap hari Sabtu dari jam 2 siang hingga 4 sore. Narasumber yang dihadirkan disesuaikan dengan tema yang akan dibahas. "Untuk kajian pertemuan Sabtu mendatang, membahas tentang status negeri dan negara Indonesia dalam perspektif Aswaja, sebagai jawaban atas propaganda Indonesia negara kafir," tandas Ustadz Ahmad Muntaha AM.

Aswaja? NU Center mempunyai lima divisi, yakni divisi Kiswah (Kajian Islam ala Ahlus sunnah wal Jamaah ), Dakwah (Daurah Ahlus Sunnah wal Jamaah), Makwah (Maktabah Ahlu as-sunnah wal Jamaah), Uswah (Usaha Sosialisasi Ahlus Sunnah wal Jamaah), dan Biswah atau Bimbingan Ahlus Sunnah wal Jamaah. (Syaifullah/Abdullah)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Kiai, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 17 Desember 2017

Ini Amanah PBNU untuk Anggota Arsinu

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Syahrizal Syarif berpesan kepada anggota Asosiasi Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (Arsinu) agar memiliki ciri khas ke-NUan dalam pelayanan kesehatannya. Rumah sakit anggota Arsinu harus memerhatikan aspek profesionalitas, tetapi juga karakter ke-NUan.

Demikian disampaikan Syahrizal saat menutup Kongres Perdana Arsinu di Hotel Balairung, Matraman, Jakarta Pusat, Sabtu (17/9).

Ini Amanah PBNU untuk Anggota Arsinu (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Amanah PBNU untuk Anggota Arsinu (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Amanah PBNU untuk Anggota Arsinu

Salah satu hal yang harus menjadi pegangan adalah di satu sisi Arsinu mengurusi rumah sakit yang mengelola pelayanan kesehatan masyarakat, dan sisi lain ada regulasi yang perlu dikerjasamakan terkait dengan otorisasi layanan kesehatan umum.

Dalam hal ini anggota Arsinu di setiap daerah perlu melakukan komunikasi dan kerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi misalnya, maupun dengan kedinasan terkait yang lain.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih lanjut Syahrizal mengingatkan tugas berat Arsinu dalam menghadapi penyakit-penyakit global yang menyebar di sejumlah negara. Penyakit itu menurutnya bisa masuk ke Indonesia melalui travel (angkutan perjalanan), trade (perdagangan), dan turisme (pariwisata).

Penularan penyakit melalui tiga jalur ini secara umum menyebabkan kerugian di bidang ekonomi. Wabah terbaru yang mengancam adalah Zika, di mana beberapa kasusnya terjadi di Brazil, Columbia, dan Pourtariko.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Bukan hanya dalam menghadapi wabah besar, dalam situasi normal pun kita menghadapi beberapa persoalan kesehatan, misalnya kematian dini. Kematian dini harus dicegah. Peran rumah sakit sangat besar, karena terkait pengelolaan kasus. Untuk mencegah tingginya angka kematian dini, harus dilakukan upaya sejak dini.”

Dalam penanganan wabah dan kasus-kasus tersebut, NU dapat menerapkan kerja sama dengan sekolah-sekolah maupun pesantren. Karena itu, ia berharap Arsinu segera menyusun kepengurusan, kemudian menyusun program kerja. Keaktifan dan keterlibatan anggota sangat penting. Tanpa itu, Arsinu tidak akan ada apa-apanya.

“Selamat kepada Arsinu. Bekerjalah dengan profesional, menjaga etik, disertai keikhlasan dan kebersamaan. Semoga ini akan menjadi upaya kita untuk memperbesar NU,” pungkas Syahrizal. (Kendi Setiawan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa, Makam, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 15 Desember 2017

Bupati Inhu: Adakah yang Lebih Berjasa Selain NU dan Ulama?

Indragiri Hulu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?



Bupati Indragiri Hulu (Inhu) H. Yopi Arianto mengatakan organisasi Nahdlatul Ulama dan para ulama sangat berjasa pada negeri ini. Ia melontarkan hal itu pada pada pembukaan Liga Santri Nusantara Region V Riau-Kepri di Indragiri Hulu. ?

“Kalau kita ngaku sebagai orang Indonesia dan cinta NKRI, saya ingin tanya kepada hadirin sekalian, apakah ada yang lebih berjasa dibandingkan dengan Nahdlatul Ulama dan ulama?" tanyanya di tengah 10 ribuan massa yang memadati Stadion Nara Singa Rengat 27 Agustus lalu.

Bupati Inhu: Adakah yang Lebih Berjasa Selain NU dan Ulama? (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Inhu: Adakah yang Lebih Berjasa Selain NU dan Ulama? (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Inhu: Adakah yang Lebih Berjasa Selain NU dan Ulama?

Labih laniut Yopi menandaskan "Dari sejarah, kita belajar bahwa negeri ini merdeka dari darah dan airmata ulama, bukan pemberian gratis dari penjajah seperti negara sebelah," selorohnya yang disambut gelak tawa hadirin.?

Yopi melanjutkan, tidak akan ada peristiwa 10 November 1945 yang kemudian kita kenal sebagai Hari Pahlawan yang kita peringati setiap tahun bila KH Hasyim Asyari tidak pernah mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945. "Catat itu!" tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Yopi selanjutnya mengungkapkan keprihatinannya terhadap prestasi olahraga Indonesia di kancah regional dan internasional. "Kalau dahulu para ulama berjuang merebut kemerdekaan, tugas kita hari ini sebagai kaum santri adalah mengisinya. Salah satunya melalui prestasi olahraga. Bahwa olahraga adalah bagian dari marwah Bangsa yang harus diperjuangkan. Termasuk didalamnya sepakbola. LSN adalah jawaban dari pesantren untuk prestasi sepakbola di masa mendatang."

Seperti diketahui, perhelatan Liga Santri Nusantara Region V Provinsi Riau dipusatkan di Kabupaten Indragiri Hulu mengingat beberapa faktor, diantaranya adalah dukungan stakeholder daerah dan kesiapan infrastruktur olahraga dan fasilitas pendukung lainnya. Di Riau, LSN diikuti oleh 16 pesantren/kesebelasan dan di Kepulauan Riau juga diikuti oleh 16 kesebelasan. Riau dan Kepri tergabung dalam region yang sama, yakni Region Sumatra V.? (Ali/Abdullah Alawi)





Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Berita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 13 Desember 2017

Mari, Bangkit Sedekah Bersama LAZISNU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) memanfaatkan bulan Ramadhan ini untuk mengembalikan semangat berbagi. Melalui gerakan "Bangkit Sedekah", LAZISNU mengajak masyarakat secara luas untuk mendermakan sebagian hartanya bagi kemaslahatan umat.

"LAZISNU ingin gerakan ini mampu mengembalikan semangat kemandirian NU. Dari dulu, tradisi sedekah di lingkungan NU luar biasa. Nah, ini akan kita bangkitkan lagi," ujar Nur Rohman Suwardi, Manajer Fundrising Pengurus Pusat LAZISNU, Rabu (2/7).

Sebagai realisasi dari gerakan ini, LAZISNU telah membuka stand di sejumlah tempat strategis, termasuk mall, guna menyosialisasikan program unggulan, laporan penyaluran, dan ajakan untuk zakat, infaq, dan sedekah, melalui LAZISNU.

Mari, Bangkit Sedekah Bersama LAZISNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Mari, Bangkit Sedekah Bersama LAZISNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Mari, Bangkit Sedekah Bersama LAZISNU

Donasi yang diamanahkan kepada LAZISNU selama ini disalurkan kepada mereka yang berhak. Beberapa program, seperti Nu Preneur, Nu Smart, Nu Skill, dan Nu Care, menjadi sarana dalam penyaluran dana yang masuk ke Rekening LAZISNU.

Rohman menjelaskan, Nu Preneur merupakan langkah LAZISNU dalam memupuk kemandirian ekonomi masyarakat, khususnya kelas menengah ke bawah, baik dengan cara memberi bantuan modal usaha ataupun bantuan fasilitas usaha. "Sasarannya adalah pengusaha kecil dan kelompok-kelompok usaha," paparnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Adapun Nu Skill fokus pada pembekalan keterampilan tertentu, sedangkan Nu Smart memberi beasiswa pendidikan, seperti kepada guru-guru madrasah dan lainnya. Kata Rohman, jumlahnya mungkin tidak terlalu signifikan tapi ia berharap langkah tersebut akan membawa dampak yang besar.

"Kalau NU Care memang menjadi program rutin LAZISNU. Misalnya, jika ada orang datang dengan kebutuhan mendesak, ya kita bantu," tambahnya. 

Nu Care membantu orang-orang miskin, mereka yang dalam perjalanan (ibnu sabil), dan kelompok yang membutuhkan lainnya. Menurut Rohman, LAZISNU selalu berupaya meningkatkan mutu pengelolaannya dari berbagai segi. "Secara manajerial LAZISNU selama empat tahun terakhir tampil lebih bergairah daripada tahun-tahun sebelumnya," katanya.

Untuk itu, agar bisa saling berbagi, PBNU mengajak masyarakat untuk menyalurkan zakat, infaq, dan sedekah melalui LAZISNU ke nomor rekening BCA (6340.161.481) atau Mandiri (123.000.483.89.77), atau datang langsung ke kantor PP LAZISNU di Gedung PBNU, Lantai 2, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta. (Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 09 Desember 2017

NU Pamekasan Rapat Kordinasi Harlah ke-89 NU

Pamekasan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Puluhan pengurus cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Pamekasan, lembaga, lajnah, dan badan otonom NU seperti Muslimat dan Fatayat, serta 13 pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU di 13 kecamatan di Pamekasan berkumpul di kantor PCNU Pamekasan, Kamis (17/5) siang. Mereka mengadakan rapat kordinasi peringatan hari lahir (Harlah) ke-89 NU yang bakal dihelat mulai 19 Mei hingga 16 Juni nanti.

NU Pamekasan Rapat Kordinasi Harlah ke-89 NU (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Pamekasan Rapat Kordinasi Harlah ke-89 NU (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Pamekasan Rapat Kordinasi Harlah ke-89 NU

Rapat kordinasi tersebut membincang banyak hal, baik yang sudah, sedang, dan hendak serta perlu dipersiapkan guna menyukseskan pra-Harlah dan Harlah NU. Dari semua agenda pra-Harlah dan Harlah yang dibicarakan, pawai akbar Aswaja menjadi perhatian utama.

“Tujuan pawai akbar Aswaja ini sedikitnya 2, yaitu syiar ke-NU-an berbasis Aswaja dan ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa NU memang benar-benar besar,” ujar sekretaris PCNU KH Abdurrahman Abbas yang menjadi pimpinan rapat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mantan anggota DPRD Pamekasan ini menegaskan bahwa selama ini nyaris tidak ada momentum yang mempertemukan warga Nahdliyin secara keseluruhan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Pawai akbar Aswaja ini menjadi peluang besar untuk menyatukan mereka,” kata Kiai Abdurrahman, panggilan akrab KH Abddurrahman Abbas.

Sebagaimana jadual yang disebarluaskan PCNU Pamekasan ke seluruh lajnah, badan otonom, dan lembaga NU Pamekasan, pawai akbar Aswaja dipastikan digelar pada awal Juni nanti. Ribuan warga Nahdliyin, pengurus organisasi NU, dan murid-murid TK se-Pamekasan akan terlibat dalam pawai akbar Aswaja.

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Hairul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah