Tampilkan postingan dengan label Pertandingan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pertandingan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 17 Februari 2018

Di Nganjuk, IPNU-IPPNU Selenggarakan Ceramah Kebangsaan

Nganjuk, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Di bulan yang penuh dengan rahmat ini IPNU-IPPNU Kabupaten Nganjuk berupaya mengisi dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat. Pada Senin (05/06) tidak kurang dari 500 kader pelajar NU se-Kabupaten Nganjuk tumpah ruah di Kantor NU Nganjuk, untuk mengikuti ceramah kebangsaan dan berbuka puasa bersama.?

Para kader pelajar NU yang datang berasal dari PAC, PR dan PK yang ada di Nganjuk. Agenda dilaksanakan juga bertepatan dengan penutupan rutinan khotmil qur’an yang istiqomah dilaksanakan kader IPNU-IPPNU sejak awal puasa kemarin.

Di Nganjuk, IPNU-IPPNU Selenggarakan Ceramah Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Nganjuk, IPNU-IPPNU Selenggarakan Ceramah Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Nganjuk, IPNU-IPPNU Selenggarakan Ceramah Kebangsaan

Agenda ceramah kebangsaan dimulai sejak pukul 16.00 WIB diisi langsung oleh Rais Syuriyah PCNU Nganjuk, KH Ali Musthofa Said. Ia menyampaikan pentingnya memupuk rasa nasionalisme, cinta tanah air dan peduli kemanusiaan yang sekarang mulai pudar di kalangan pelajar dan remaja.?

“Kita sekarang mengalami tantangan yang tidak mudah. Banyak kekuatan-kekuatan yang ingin menghancurkan Indonesia, baik dari dalam maupun dari luar. IPNU-IPPNU harus mampu menjadi garda depan dalam penanaman ideologi Ahlussunnah wal Jamaah dan cinta tanah air kepada pelajar dan remaja. IPNU-IPPNU harus jemput bola untuk pendirian komisariat IPNU-IPPNU,” tutur Kiai Ali dalam ceramahnya.

Ceramah kebangsaan berakhir setelah terdengar adzan maghrib. Peserta menikmati berbuka puasa bersama dengan cara santap konsumsi berhadap-hadapan ala pesantren. Sebelumnya peserta melaksanakan shalat maghrib terlebih dahulu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di sisi lain, lembaga sayap IPNU-IPPNU yakni CBP dan KPP juga tidak mau ketinggalan menyemarakkan buan Ramadhan. Pasukan elit IPNU-IPPNU ini turun ke jalan untuk membagikan takjil dari tempat satu ke tempat lain. Sabtu (03/05) kader korp pelajar NU memulai program turun ke jalan di lampu merah jalan Panglima Soedirman, Kota Nganjuk. Program ini akan dilaksanakan selama empat kali dengan harapan memberikan pendidikan kepada pasukan, untuk peduli sesama dan sebagai sumbangsih kecil korp untuk masyarakat.

“Dalam program ini kami mengajak seluruh dermawan yang berkenan untuk sama-sama berbagi di bulan suci. Program ini bekerja sama dengan Gemasaba Nganjuk dan membuka lebar-lebar donasi yang dapat kami salurkan lewat pembagian takjil kepada masyarakat,” ungkap Nizar selaku Komandan CBP IPNU.

Program-program Ramadhan lain yang juga dilakukan oleh IPNU-IPPNU Nganjuk adalah rutinan khataman khotmil qur’an, mengisi kegiatan Pondok Ramadhan di sekolah-sekolah dan konsolidasi pendirian PAC dan Komisariat IPNU-IPPNU. Red: Mukafi Niam?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 12 Februari 2018

Pelajar Nurul Jadid Ini Ikuti Kompetisi Chinese Britke di Tiongkok

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Siswa Kelas XI Bahasa SMA Nurul Jadid Paiton Kabupaten Probolinggo, Muhammad Taufiqurahman akan mewakili Indonesia di ajang kompetisi Chinese Britke di Beijing, Tiongkok mulai 14 hingga 30 Oktober mendatang.?

Motivasinya berangkat ke Tiongkok karena ingin mengangkat derajat orang tuanya dan derajat santri. Sebab selama ini dirinya mengaku tidak sependapat dengan anggapan bahwa santri itu hanya bisa mengaji saja. Pasalnya santri bisa menguasai berbagai ilmu, termasuk penguasaan bahasa asing.

Pelajar Nurul Jadid Ini Ikuti Kompetisi Chinese Britke di Tiongkok (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar Nurul Jadid Ini Ikuti Kompetisi Chinese Britke di Tiongkok (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar Nurul Jadid Ini Ikuti Kompetisi Chinese Britke di Tiongkok

Sebelum berangkat ke negeri tirau bambu tersebut, Taufik dilepas secara khusus oleh Bupati Probolinggo Hj. Puput Tantriana Sari didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Probolinggo Tutug Edi Utomo di Gedung Islamic Center (GIC) Kota Kraksaan, Selasa (4/10).

Dalam kesempatan tersebut, secara khusus anak tunggal pasangan Munawar dan Lasmiwati ini unjuk kebolehan dengan berpidato menggunakan Bahasa Mandarin. Dengan fasih dia berpidato yang intinya ingin memperkenalkan diri dan pamit. Selama kurang lebih 2 (dua) menit, dia berpidato tanpa ada rasa canggung.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Usai berpidato, Tantri meminta agar dalam yang diikuti oleh 60 negara lainnya di dunia ini Taufik juga memperkenalkan potensi dan ikon yang ada di Kabupaten Probolinggo. “Kenalkan Kabupaten Probolinggo dengan menggunakan bahasa Mandarin. Sampaikan kalau disini ada Gunung Bromo,” katanya.

Taufik bercerita bahwa dalam lomba nanti ada 4 (empat) hal yang harus diikuti selama berada di Tiongkok. Meliputi, tes tulis, pidato Bahasa Mandarin, tanya jawab dan penampilan kebudayaan daerah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Tiga hari pertama di Beijing, nantinya akan dilakukan pengenalan lingkungan dan kunjungan ke KBRI. Selanjutnya akan diadakan lomba individu, lomba antar negara dan lomba antar benua,” jelasnya.

Sebagai persiapan ke Beijing ini, Taufik mengaku jauh-jauh hari sebelumnya sudah melakukan persiapan baik latihan maupun pemantapan. Terlebih dengan makanan yang ada di Beijing. “Tetapi disana sekarang sudah banyak makanan yang halal,” tambahnya.

Keikutsertaannya dalam lomba ini bagi Taufik adalah ingin mengangkat derajat orang tua dan santri. Sebab banyak isu beredar jika santri banyak yang kurang terampil dan tak meyakinkan, baik dari segi komunikasi maupun lainnya. “Makanya dengan ini kami ingin membuktikan kalau santri juga mampu dan tak kalah dengan lainny. Saya ingin mengangkat derajat para santri,” tegasnya.?

Sementara Kepala SMA Nurul Jadid Faizin Syamwil mengatakan bahwa saat ini sudah ada 58 anak didiknya yang sudah menjadi mahasiswa di Tiongkok. “Memang di sekolah kami sudah menerapkan program unggulan bahasa,” katanya.

Faizin mengharapkan agar keberangkatan Taufik ke Tiongkok ini bisa memberikan motivasi kepada siswa yang lain di Kabupaten Probolinggo bahwa tidak ada yang tidak mungkin kalau mau belajar dan berusaha. (Syamsul Akbar/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 04 Februari 2018

Alissa Wahid Jelaskan Fenomena Fitnah di Sosmed

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Belakangan, di media sosial seperti Facebook dan Twitter kerap muncul tuduhan atau fitnah satu orang atau kalangan kepada orang atau golongan yang lain. Tak jarang tuduhan itu mengandung penyesatan menyangkut keimanan seseorang yang belum terbukti kesesatannya.

Menurut Seknas Gusdurian, Alissa Wahid, hal itu menunjukkan gejala banyak hal. Misalnya karena betapa trust (sikap saling percaya) dalam masyarakat kita terkikis habis sehingga mudah saling menuduh dan menghasud sesamanya.

Alissa Wahid Jelaskan Fenomena Fitnah di Sosmed (Sumber Gambar : Nu Online)
Alissa Wahid Jelaskan Fenomena Fitnah di Sosmed (Sumber Gambar : Nu Online)

Alissa Wahid Jelaskan Fenomena Fitnah di Sosmed

Kedua, kata dia, gejala kesombongan yangg merajalela. “Kesombongan ini muncul dalam bentuk tak cukup ilmu, merasa berilmu, lalu sembarangan mengeluarkan fatwa agama. Ini bahaya,” katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kamis (17/7).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketiga, tambah putri sulung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) gejala klaim kebenaran. Menurut Alissa, kalangan tersebut seakan-akan kebenaran hanya milik mereka, sehingga semua yang berbeda boleh dinistakan.

“Semua itu jauh sekali dari semangat prinsip-prinsip ajaran Ahlussunah wal-Jamaah (Aswaja) NU yang biasa menghormati pendapat yang berbeda dilandasi prinsip-prinsip tawasuth, tasamuh tawazzun, dan ta’adul,” tegas lulusan Fakultas Psikologi UGM tahun 1999 ini. (Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Sejarah, Santri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 30 Januari 2018

Ishari NU Jepara Siap Gelar Parade Rebana dan Lailatul Hadrah

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Cabang Ikatan Seni Hadrah Indonesia Nahdlatul Ulama (Ishari NU) Kabupaten Jepara tengah menyiapkan gelaran parade rebana dan lailatul hadrah dalam rangka memperingati hari lahir (harlah) NU ke-93 di gedung NU Jepara, Jawa Tengah, pada Senin 28 Maret 2016.

Koordinator parade rebana dan lailatul hadrah, Ulil Albab mengatakan, kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dalam rangka harlah NU ke 93 yang diselenggarakan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Jepara tahun 2016.

Ishari NU Jepara Siap Gelar Parade Rebana dan Lailatul Hadrah (Sumber Gambar : Nu Online)
Ishari NU Jepara Siap Gelar Parade Rebana dan Lailatul Hadrah (Sumber Gambar : Nu Online)

Ishari NU Jepara Siap Gelar Parade Rebana dan Lailatul Hadrah

"Parade rebana yaitu grup atau jam’iyyah rebana perwakilan dari MWC, Ranting, madrasah akan menampilkan karya seni rebana klasik dan melantunkan lagu Shalawat juga syair-syair religi secara bergantian. Adapun lailatul hadrah yaitu malam maulidur rosul dengan diiringi grup atau jam’iyyah rebana dari perwakilan MWCNU atau Ranting NU se-Kabupaten Jepara," jelas Ulil Ahad (6/3).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Panitia Harlah NU ke 93 masih membuka pendaftaran bagi Jamiyyah/grup rebana yang berkeinginan untuk mengikuti parade rebana dan lailatul hadrah. "Silakan bagi yang mau daftar untuk segera mendaftarkan diri ke sekretariat harlah NU ke 93 di Gedung NU Jepara jalan pemuda nomer 51 Jepara, katanya.

Panitia lain, Ahris, menjelaskan secara detail syarat ketentuanya, antara lain peserta parade menampilkan karya seni rebana klasik (hadrah). Setiap grup dengan 10 personel datang sebelum acara dimula. Waktu penampilan 15 menit. Serta membawa alat sendiri. “Untuk lailatul hadrah peserta memakai pakaian putih dan sarung hitam dan membawa alat sendiri yaitu 4 hadrah (terbang)," kata Ahris. (Miqdad Syaroni/Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 24 Januari 2018

D Zawawi Imron Menyerap Kebersamaan

Cirebon, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Penyair masyhur D. Zawawi Imron, yang sekarang berumur 69 tahun, datang ke Munas-Konbes NU 2012 dengan semangat tinggi. Ia sudah datang di Pesantren Kempek, Jumat dini hari (14/9).

Di arena Munas, penyair yang sudah menelorkan 14 buku antologi puisi dan dua buku berisi esai-esai kebudayaan serta keislaman, mendatangi diskusi dadakan yang diselenggarakan santri-santri Cirebon.

D Zawawi Imron Menyerap Kebersamaan (Sumber Gambar : Nu Online)
D Zawawi Imron Menyerap Kebersamaan (Sumber Gambar : Nu Online)

D Zawawi Imron Menyerap Kebersamaan

Pada acara pembukaan kemarin (Sabtu, 15/9), Zawawi ketemu banyak orang yang sudah lama dikenalnya. Dengan Gus Mus ia berpelukan di tengah ribuan orang. Bertemu KH Malik Madani dan KH Panji Taufik yang juga asal Madura, diajak foto-foto oleh peserta dan santri-santri.

"Sore nanti yang akan ke Pesantren Babakan sebentar, diminta ceramah dadakan," jawabnya ketika ditanya agenda di Cirebon hari ini." 

"Saya di sini menyerap rasa kebersamaan yang jarang ditemui di tempat lain. Kebersamaan itu bukan hanya makan bersama, tapi juga dialog-dialog untuk mendengarkan suara-suara kebenaran secara berjamaah," kata D Zawawi Imron yang selalu mengenaan kopyah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia merasakan bahwa Munas ulama sangat penting dan tepat untuk kembali mencanangkan akal sehat secara kolektif. "Akal Sehat kolektif itu artinya kebenaran dan keberuntungan menjadi milik bersama," terangnya.

"Kita semua berangkat dari qolbun salim, hati yang lurus. Ini harus dijalin dalam bentuk rasa persaudaraan yang inten, bahwa yang melahirkan kesadaran betapa pentingnya kehadiran orang lain dalam kehidupan masing-masing orang," lanjutnya.

Zawawi memberi catatan, kebersamaan yang sudah terjalin pada NU belum banyak ditegaskan dalam tindakan nyata di masyaraat.

"Saya datang ke sini karena saya percaya ulama itu kalangan yang dapat melakukan rekayasa dalam pengertian positif, agar umat itu nantinya tidak hanya obyek dari kekuasaan atau permainan politik," ujarnya.

Penyair yang mulai mempublikasikan karya-karyanya sejak tahun 1973 ini mengusulkan agar Ulama bekerja sama dengan kaum intelektual guna memecahkan masalah. "Ulama dan intelektual itulah yang diharapkan kesadarannya pada realita kehidupan umat."

D. Zawawi Imron mengaku datang ke Cirebon tidak dari kampungnya, di Batangbatang, Sumenep. Ia baru saja datang dari Pontianak-Kalimantan Barat. Dia diundang pengurus NU Cabang Kota Pontianak untuk berceramah di hadapan mahasiswa-mahasiswa di tiga perguruan tinggi.

Ia tiba di Jakarta Jumat pagi (14/9). Lalu langsung ke kantor PBNU di Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Dari PBNU ia berangkat ke Cirebon bersama Ahmad Mauladi, Muhammad Syafi, dan saya. 

"Perjalanan dengan orang tua bernama D. Zawawi Imron itu menyengangkan sekali. Terasa terang walaupun di jalan malam hari. Merasa menjadi santri karena diberi nasihat-nasihat. Nasihatnya indah sekali karena disampaikan melaui puisi-puisinya. Humor Madura yang dilontarkan bikin kawa tertawa," cerita Mauladi. 

Sementara itu, Muhammad Syafi berkomentar, "Saya senang sekali jalan bersama dengan beliau. Tapi ini juga tantangan, agar sesampai di Cirebon, tempat Munas ulama lebih menyenangkan lagi, bukan menyenangkan kita, tapi umat dan saudara-saudara sebangsa yang sedang murung ini."

D. Zawawi Imron berencana meninggalkan Cirebon Senin pagi (17/9). Ia akan ke Jakarta untuk melanjutkan perjalanan ke Ambon. Empat hari, ia akan berceramah di depan para guru.

"Saya sudah seminggu meninggalkan rumah, dan baru tiba di rumah lagi minggu depan."

Penulis: Hamzah Sahal

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, IMNU, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 22 Januari 2018

Asad Ali: NU Bela Minoritas dan Keadilan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Nahdlatul Ulama (NU) selalu berada di barisan terdepan dalam hal-hal genting yang terjadi di tengah masyarakat. Dalam banyak kasus yang menyangkut kemanusiaan, NU tidak mau ketinggalan dalam mengawal proses kesadaran kemanusiaan yang tengah mekar di Indonesia.

Asad Ali: NU Bela Minoritas dan Keadilan (Sumber Gambar : Nu Online)
Asad Ali: NU Bela Minoritas dan Keadilan (Sumber Gambar : Nu Online)

Asad Ali: NU Bela Minoritas dan Keadilan

Ketegasan komitmen NU terhadap kemanusiaan, bukan tanpa risiko. Sejumlah ormas yang memiliki kesadaran rendah akan kemanusiaan, kerap tidak mendukung sikap NU. Mereka akan acuh saja bila NU bukan ormas Islam terbesar di Indonesia, bahkan di dunia.

“NU sebenarnya bukan membantu minoritas, tetapi rahmatan lil alamin, otomatis membela minoritas. Jadi kita membela keadilan dan menegakkan kebenaran. Siapapun yang dizalimi, tentu kita akan membela,” ujar Asad Said Ali, Wakil Ketua Umum PBNU dalam pidato sambutan seremoni pembukaan bakti sosial operasi 1200 penderita katarak, di RSCM, Jl. Salemba Raya, Jakarta Pusat, Kamis (10/5) lalu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pendapat Asad ini meluruskan Irwan Hidayat, Dirut PT Sido Muncul yang sebelumnya memberikan kata sambutan dalam acara yang sama. Dalam sambutannya, Irwan memuji GP Ansor, sebagai kumpulan pemuda NU yang dalam kiprahnya maju terdepan membela minoritas.

Bakti sosial ini terselenggara atas kerjasama Fatayat NU dengan RSCM, Perdami (Persatuan Dokter Mata Indonesia), dan PT SidoMuncul. Sekurangnya 120 orang memadati tempat acara berlangsung. Mereka terdiri jajaran pengurus Fatayat NU dan masyarakat yang peduli akan kesehatan masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Redaktur  : Syaifullah Amin

Penulis      : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 14 Januari 2018

Gus Mus Menyindir Dirinya Sendiri

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Mustasyar PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri mengingatkan kepada orang yang diikuti banyak orang awam, semestinya berhati-hati bertindak dan berbicara di hadapan publik. Kiai yang akrab disapa Gus Mus itu menyebutkan hal itu adalah sindirian untuk dirinya sendiri.?

Gus Mus Menyindir Dirinya Sendiri (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus Menyindir Dirinya Sendiri (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus Menyindir Dirinya Sendiri

“Kataku, suatu ketika, menyindir diriku: ‘Mereka yang memiliki potensi dikuti oleh orang banyak (orang awam), sudah semestinya lebih berhati-hati dalam bertindak, termasuk dalam berbicara di hadapan publik’,” ungkapnya melalui akun Facebook pribadinya, Jumat (21/7).?

Status itu, ketika dibuka PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah dikomentari sekitar 114 akun lain, 441 dibagikan dan 9 ribu yang menyukai.?

Akun Timur Suprabana ? mengomentari status tersebut: eyangKakung Ahmad Mustofa Bisri...mestinya sindiran panjenengan terhadap panjenengan menjadi PERINGATAN halus bagi siapapun... karena siapapun memiliki potensi dikuti oleh orang banyak (orang awam). dan tentu saja juga menjadi PERINGATAN bagi saya... ? maturNuwun... insyaallah TIDAK akan saya lupakan..

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Akun Ernawaty mengomentari: Leres sanget, Gusyai.. ini peringatan halus bagi saya pribadi atau siapapun terutama publik figur agar tdk berbicara sembarangan.. Matur nuwun, Gus..

Serta komentar beragam dari akun-akun lain yang mendukung status kiai yang dikenal sebagai pelukis dan penyair kelahiran Rembang, Jawa Tengah tersebut. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Hikmah, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 07 Januari 2018

Kesadaran Kirim Anak ke Pesantren Masih Tinggi

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengasuh Pondok Pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah KH Yusuf Chudlori mengatakan, hari ini ada kesadaran di masyarakat bahwa punya anak kalau hanya sekolah formal tinggal menunggu kerusakannya.

Menurut dia, banyak orang tua sadar bahwa anaknya, disamping sekolah formal, harus di pesantren. “Animo masyarakat mengembalikan anak ke pesantren ini sebetulnya luar biasa,” katanya pada diskusi rutin yang diselenggarakan Fraksi Kebangkitan Bangsa Jawa Tengah pada? (25/11).

Kesadaran Kirim Anak ke Pesantren Masih Tinggi (Sumber Gambar : Nu Online)
Kesadaran Kirim Anak ke Pesantren Masih Tinggi (Sumber Gambar : Nu Online)

Kesadaran Kirim Anak ke Pesantren Masih Tinggi

Pada kesempatan itu kiai yang akrab disapa Gus Yusuf didaulat membincang pesantren dengan tema "Pesantren Minim Perhatian Dimana Peran Pemerintah?". Gus Yusuf hadir sebagai Wakil Ketua Pengurus Pusat Rabithah Maahid Islamiyyah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Gus Yusuf, keadaan tersebut sebagai perhatian masyarakat terhadap kemerosotan moral bangsa. Kesadaran itu muncul karena lembaga pendidikan pesantren tidak hanya menjadi lembaga talim namun juga melakukan tarbiyyah kepada santrinya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Masyarakat, tambah dia, sebagai orang tua santri akan merasakan rugi bila tidak menyantrikan anaknya di pondok pesantren.

Masih menurut Gus Yusuf, ada berbagai macam pilihan pondok pesantren yang bisa dipilih wali santri dalam menyelamatkan akhlak anaknya. Bahkan ada beberapa wali santri yang hanya memondokkan anaknya tidak diimbangi dengan sekolah formal terlebih dahulu.

Ia berharap ke depan pesantren masih menjadi penjaga moral bangsa.? "Tidak hanya sebatas pinter tetapi juga melahirkan orang-orang bener," ungkap Gus Yusuf.

Ia juga mendukung dengan kerja yang dilakukan PW RMI Jateng yang melakukan database pesantren di provinsi tersebut.

Hal ini juga dikuatkan Muh Zen Adv sebagai bagian dari FKB Jateng. Database pesantren menjadi dasar untuk menentukan berbagai macam kebijakan organisasi. (M. Zulfa/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lomba, Pertandingan, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 30 Desember 2017

Fatayat NU Lasem Gelar Konferensi Cabang

Lasem, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Fatayat NU Lasem menggelar Konferensi Cabang yang diselenggarakan di Gedung LP Ma’arif NU Lasem Jl. Sunan Bonang Km 1 o. 87, Ahad, 16 Juni 2013. 

Acara dihadiri delegasi dari seluruh Pimpinan Ranting se-Lasem.  Hadir dalam pembukaan Ketua Wakil Bupati Rembang H Abdul Hafidz, PCNU Lasem, PW Fatayat NU Jateng Khizanaturromah, PC Muslimat NU Lasem, PC IPNU-IPPNU Lasem, MWC NU Lasem, Organisasi Wanita Rembang, Istri Ketua DPRD Rembang, para sesepuh Cabang Lasem dan para tamu undangan lainya.

Fatayat NU Lasem Gelar Konferensi Cabang (Sumber Gambar : Nu Online)
Fatayat NU Lasem Gelar Konferensi Cabang (Sumber Gambar : Nu Online)

Fatayat NU Lasem Gelar Konferensi Cabang

Dalam pembukaan tersebut Ketua Fatayat NU Lasem Hj Durrorun Nafisah menyampaikan telah banyak kegiatan yang dilaksanakan selama 5 tahun kepemimpinan, terutama yang berhubungan dengan pemberdayaan perempuan, meliputi penguatan kemandirian  ekonomi dengan meningkatkan kewirausahaan perempuan, modernisasi pengelolaan keuangan organisasi dalam bentuk koperasi bersama dan lainnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami berharap landasan yang telah kita buat bersama dapat lebih ditingkatkan agar peran Fatayat semakin dalam dirasakan oleh masyarakat, makin mandiri, sejahtera, kompetitif, dengan tidak meninggalkan nilai-nilai akhlak mulia dan aswaja. Apakah gunanya sebuah kesuksesan, jika hanya meresahkan mesyarakat dan kurang dirasakan manfaatnya,” katanya.

PW Fatayat NU Jateng menyampaikan terdapat dua tugas penting yang harus dijalankan, pertama, Fatayat NU merupakan kader yang akan meneruskan perjuangan NU, kedua Fatayat NU merupakan organisasi agama, sebagai  gerakan perempuan yang bisa mengentaskan masalah perempuan di Indonesia khususnya di Lasem, diantaranya diskriminasi dalam pelayanan publik, masalah reproduksi/kesehatan dan lain sebagainya. Kader Muda Fatayat mempunyai kewajiban mengentaskan masalah-masalah tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dalam Fatayat kita mencari saudara bukan mencari musuh,” katanya.

PCNU Juga menyampaikan bahwa tradisi NU seperti tahlil, manaqib, shalawat akan terus berkembang bilamana Fatayat NU juga menjalankannya, dan intinya orang NU harus kenal NU.

Wakil Bupait Rembang. Abdul Hafidz yang sekaligus membuka acara memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas peran yang telah telah dijalankan Fatayat NU Lasem,

“Ambillah peran yang bisa mensinergikan program Fatayat,” katanya.

Selain itu PC Fatayat NU juga memberikan apresiasi khusus kepada seluruh PAC Fatayat NU se-cabang Lasem bagi yang mempunyai prestasi, diantaranya prestasi administrasi terbaik, rekrutmen anggota terbaik dan partisipan terbaik.

Dalam konferensi kali ini, Hj, Durrotun Nafisah terpilih menjadi ketua untuk yang kedua kalinya. Karena tidak ada calon lain, maka pemilihan ketua dilakukan secara aklamasi.

Redaktur     : Mukafi Niam

Kontributor : Akhmad Sayuti

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nusantara, Lomba, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 22 Desember 2017

Wajah Pesantren, Wajah Indonesia

Oleh Aswab Mahasin

Judul tulisan ini mengambil dari tema ‘Hari Santri’ 2017 yang digagas Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag)—menarik untuk digali lebih dalam. Tidak lain, tema tersebut ingin menggambarkan bahwa pesantren identik dengan Indonesia, baik secara kultur, pendidikan, nilai yang dibangun, dan jiwa para santrinya.

Wajah Pesantren, Wajah Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Wajah Pesantren, Wajah Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Wajah Pesantren, Wajah Indonesia

Bagi saya ada sesuatu yang menggelitik dari tema itu, yakni penggunaan kata “wajah”—di sini Kemenag memakai dua kata “wajah”; wajah pesantren dan wajah Indonesia. Secara langsung atau tidak, Kemenag ingin memunculkan pesan, ada dua wajah yang identik sama/kembar antara pesantren dan Indonesia.

 

Bisa juga dua kata “wajah” ini saling berkaitan. Maksudnya, berbicara wajah Indonesia tidak bisa lepas dari wajah pesantren, begitupun sebaliknya, berbicara wajah pesantren tidak bisa lepas dari wajah Indonesia. Artinya, dua wajah ini berhadapan melebur menjadi satu kesatuan, melahirkan tatanan lain dalam irama keindonesiaan, khususnya altar keislaman. Wajah keislaman Indonesia dibentuk oleh transmisi nilai yang dilakukan para santri tradisionalis, reformis, maupun modernis. Sehingga melahirkan tatanan nilai, norma, dan kebiasaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

 

Lebih jelasnya begini, dalam perkembangan sejarahnya Indonesia selalu berganti wajah, dari mulai wajah pra-sejarah, wajah hinduisme-budhisme, sampai pada wajah kerajaan Islam, dan dakwah para Wali. Masa-masa ‘wajah’ tersebut melahirkan standar nilai yang tidak sama dalam kultur Indonesia. Proses ‘produksi wajah’ pun berjalan dalam jenjang waktu yang tidak sebentar. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Puncaknya adalah dakwah para Wali menggeser dominasi wajah sebelumnya, pun dibarengi dengan lahirnya pesantren (terlahir di masa para wali) dan pesantren terlahir kembali di masa penjajahan dengan mengusung misi tambahan, yaitu kemerdekaan. Standar nilai yang digunakan tidak hanya pengislaman, melainkan nilai-nilai perjuangan pula (Perang Jawa, Perang Aceh, Resolusi Jihad, dan masih banyak lainnya). Jadi, tidak ada yang salah jika Kemenag mengatakan “Wajah Pesantren, Wajah Indonesia”, di dalam tubuh para santri ada semangat “merah-putih”.

Perkembangannya, wajah pesantren yang berwajah Indonesia menjadi standar etika kaum santri, setiap santri harus memberikan sumbangsih terhadap bangsanya (Indonesia) dalam bidang apapun (sesuai kemampuannya). Sebaliknya, wajah Indonesia yang berwajah pesantren ini menghasilkan kultur yang damai dan tentram, saling menghormati perbedaan, dan bisa hidup berdampingan. Kenapa demikian? 

Ada “penampakan wajah” antara pesantren dan Indonesia, keduanya saling bermuwajahah. Dalam aktifitas sosial, wajah keduanya bukanlah wajah individual (satu orang), melainkan komunal (banyak orang). Di mana tanggung jawab saling mengisi kebaikan/kemanfaatan, saling memberi, dan saling mengasihi. 

Levinas dalam diskursusnya menuliskan, “Penampakan wajahbukan bagian dari aku, bukan pula diukur dari tolok ukurku. Yang lain itu sama sekali berbeda dari aku. Namun demikian, hubungan dengan yang lain tidak melahirkan kekerasan karena kehadiran yang lain menghadirkan tanggung jawabku terhadapnya. Jadi kehadiran yang lain membuahkan kedamaian dan menumbuhkan struktur positif kehidupan, yaitu etika.”(Haryatmoko, Dominasi Penuh Muslihat: Akar Kekerasan dan Diskriminasi, [Gramedia: Jakarta, 2010]. Hlm. 116)

Wajah pesantren tidak akan berpaling dari wajah Indonesia, pesantren akan terus memberikan gizi kebaikan dan kedamaian terhadap wajah Indonesia. Sekarang ini, wajah Indonesia yang begitu kompleksnya telah ditumbuhi banyak jerawat, nampak kecantikannya mulai pudar, tapi pesantren dan santrinya (sekaligus kiai-nya) tidak akan pernah bosan-bosan untuk membersihkan jerawat-jerawat yang menempel di wajah Indonesia, entah itu jerawat koruptor, jerawat narkoba, jerawat kenakalan remaja, jerawat terorisme, jerawat hoaks, jerawat mengatasnamakan agama (untuk tindakan yang tidak pantas), dan jerawat-jerawat lainnya yang bisa saja mengancam keindahan wajah Indonesia.

  

Wajah Indonesia tidak butuh kosmetik yang hanya bersifat sementara atau kadang memanipulasi kecantikan wajah. Dengan kata lain, Indonesia tidak butuh nasionalisme yang selalu menuntut tumbal. Hukum kita kadang mengajarkan nasionalisme keliru (dengan pasal-pasal karetnya), setiap aktifitas politik (entah itu berupa gerakan massa atau gerakan politik) ketika berbicara keadilan hukum, keadilan sosial, dan keadilan-keadilan lainnya maka mereka menuntut “tumbal”.

‘Malapraktik nasionalisme’ ini membuat wajah Indonesia semakin kehilangan daya tariknya. Wajah Indonesia butuh sentuhan kebaikan yang konsisten/istiqomah. Agar wajah Indonesia tetap terjaga, karena ‘wajah’ adalah representasi dari kondisi yang sedang dialami, baik secara fisik maupun mental, terlihat di wajah—ketika murung, gembira, bahagia, sakit, dan sedih. 

Seharusnya kompleksitas wajah di Indonesia tidak menjadi penghalang bagi “wajah lain”. Kehadiran banyak wajah lain bagian dari realitas yang konkret dan takdir pasti yang tidak bisa dielakkan. Ini harus disadari sebagai tanggung jawab dan sikap simpati/empati terhadap berbagai perbedaan wajah. Bukan malah meniadakan wajah lain. 

Karena Tuhan selalu menciptakan wajah yang berbeda, adapun yang kembar secara fisik belum tentu kembar secara pemikiran. Begitupun dalam agama, agama bisa berbeda pola pikir, berbeda madzhab, dan berbeda pandangan—walaupun keyakinan imannya sama. Namun, bukan berarti harus saling meniadakan, melainkan merawatnya sebagai keniscayaan.

Levinas menggambarkannya lagi dalam filsafat wajahanya, “Wajah sebagai penampakan ‘yang lain’ adalah wujud sempurna yang bukan kekerasan karena ia tidak melukai kebebasanku, melainkan mengundang bertanggung jawab untuk meneguhkan kebebasanku. Dengan demikian, ia merupakan bentuk penerimaan pluralitas. Ia adalah kedamaian. ‘Yang lain’ tidak menjadi penghalang ‘yang lain’. Yang lain akan menjadi penghalang ketika ia merasa benar.” (Haryatmoko, Dominasi Penuh Muslihat: Akar Kekerasan dan Diskriminasi, [Gramedia: Jakarta, 2010]. Hlm. 118)

Karena banyaknya “wajah lain”, Kemenag membuat tema “Wajah Pesantren, Wajah Indonesia”. Berharap wajah pesantren mampu mengimbangi ‘wajah lain’ dalam aktifitas berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, wajah pesantren harus selalu menghiasi wajah Indonesia. Inilah waktu yang tepat, Hari Santri 22 Oktober 2017 bisa dijadikan momentum oleh para santri, bermimpi, bercita-cita, dan berjanji untuk selalu mengukir prestasi diberbagai bidang, seperti; olah raga, pendidikan, seni, dan sebagainya dengan membawa nama bangsa Indonesia. Jadi, “Kita bersatu dalam prestasi bukan bercerai dalam emosi.”

Saya tutup dengan sebuah Hadits. Diriwayatkan dari Amar an-Naqid, dari Katsir Ibnu Hisyam, Ja’far Ibnu Burqan, dari Yazid Ibnu al-Asham, dari Abi Hurairah, Rasulullah Saw bersabda, “Allah tidak melihat tubuh dan bentuk rupa kalian; Dia hanya melihat hati dan amal perbuatan kalian.” (HR. Muslim)

Penulis adalah pembaca setia PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Bahtsul Masail, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 21 Desember 2017

LBMNU Akan Selenggarakan Halaqah Gizi

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Pusat Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul (LBMNU) akan menggelar halaqah bertema ”Pentingnya Gizi dalam Menciptakan Generasi Berkualitas” di gedung PBNU, Lantai 5, Jakarta Pusat, Kamis (14/3) siang.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj akan menjadi pembicara kunci pada forum ini. Para pembicara lainnya adalah Katib Aam PBNU KH Malik Madani, guru besar Fakultas Ekologi Manusia IPB Prof Dr Ir Hardiansyah, juga pejabat negara, seperti Dirjen Bina Gizi dan KIA Kemnterian Kesehatan RI dan Kepala BKKBN.

LBMNU Akan Selenggarakan Halaqah Gizi (Sumber Gambar : Nu Online)
LBMNU Akan Selenggarakan Halaqah Gizi (Sumber Gambar : Nu Online)

LBMNU Akan Selenggarakan Halaqah Gizi

Draf panduan kegiatan (TOR) yang diterima PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyebutkan, agenda ini dilatarbelakangi permasalahan gizi anak ketika bayi diharuskan untuk tidak mendapatkan air susu langsung dari ibunya (ASI). Hal ini bisa disebabkan sang ibu sedang mengidap penyakit tertentu yang dapat membahayakan bayi atau ibunya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Makanan pengganti bagi bayi yang terganggu persoalan ASI ini sangat dibutuhkan untuk mencetak generasi mendatang yang berkualitas secara jasmani dan rohani. Anehnya, tidak sedikit masyarakat yang abai dengan gizi dan nutrisi selain ASI, baik yang sudah berbentuk susu formula atau yang lainnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

”Apalagi menyusui (radla’ah) merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan dalam Islam. Setidaknya ada enam ayat al-Qur’an yang membicarakan perihal penyusuan anak, yaitu ayat 233 surat al-Baqarah, ayat 23 surat an-Nisa’, ayat 2 surat al-Hajj, ayat 7 juga ayat 12 surat al-Qashash dan ayat 6 surat ath-Thalaq,” demikian bunyi TOR.

 

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Internasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 10 Desember 2017

PC IPNU-IPPNU Sleman Dilantik

Sleman, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Sleman masa khidmat 2013-2015, Ahad (16/6) kemarin dilantik di Rumah Dinas Pemerintah Kabupaten Sleman, Jl. Magelang tersebut.

PC IPNU-IPPNU Sleman Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)
PC IPNU-IPPNU Sleman Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)

PC IPNU-IPPNU Sleman Dilantik

Kegiatan berlangsung dengan khidmat. Sebelum acara dimulai, terlebih dahulu diisi dengan penampilan grup hadrah PAC IPNU-IPPNU Turi.

"Alhamdulillah, itulah kata yang dapat kami utarakan. Mengingat nikmat yang sangat besar bisa terlimpahkan bagi kami, karena dapat melaksanakan pelantikan PC IPNU-IPPNU Sleman masa khidmat 2013-2015," demikian dalam kata sambutan yang disampaikan oleh ketua PC IPNU Sleman, Biky Uthbek Mubarok, setelah mengikuti prosesi pelantikan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk menjalankan roda kepengurusan, Biky Uthbek Mubarok juga meminta bimbingan dan doa kepada para Kiai, Masayikh dan alumni, sehingga bisa menjalankan kepemimpinan selanjutnya. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kami juga berharap, dengan adanya pelantikan PC IPNU-IPPNU Sleman ini kelak kami dapat mencetak kader NU yang mempunyai jiwa patriotisme yang berlandaskan Ahlus Sunah Wal Jamaah," tandasnya.

Secara terpisah, Nurul Hasanah, selaku ketua PC IPPNU Sleman mengatakan kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah terlebih dahulu akan menguatkan solidaritas antar pengurus. "Setelah itu kami akan membuat gebrakan. Mengingat IPNU-IPPNU merupakan pusat kaderisasi, maka kami juga akan menghidupkan kembali sepuluh PAC yang ada di Sleman," imbuhnya.

Prosesi pelantikan yang mengangkat tema "Menumbuhkan sifat keikhlasan dan kebersamaan dalam berjuang" tersebut selesai pada pukul 11:00. Turut hadir beberapa kader IPNU-IPPNU se-Sleman, perwakilan PP IPNU-IPPNU, PCNU Sleman, Anshor, Fatayat dan Muslimat. Selain itu, hadir pula PW IPNU-IPPNU DIY yang sekaligus melantik kepengurusan baru PC IPNU-IPPNU Sleman.

Masruroh, sebagai perwakilan dari Fatayat yang turut hadir, menekankan bahwa hal yang harus diperhatikan adalah kaderisasi, khususnya bagi IPPNU. "Karena hal itu akan berpengaruh ke depan. Kalau dari PC IPPNU saja sudah kurang, nanti di Fatayat dan Muslimat juga akan kurang," ujarnya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Setelah prosesi pelantikan, acara dilanjutkan dengan rapat kerja pengurus PC IPNU-IPPNU Sleman, guna merumuskan program-program selama kepengurusan satu periode ke depan.

Redaktur    : A. Khoirul Anam 

Kontributor: Sholikhin-Dwi Khoirotun Nisa’

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Warta, Sunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 03 Desember 2017

Rasa Syukur Seorang Narapidana

"Bagaimana kabarmu di penjara?" Tanya seorang sufi lewat sebuah surat kepada sahabatnya.

Sahabatnya menjadi tahanan sebuah kerajaan lantaran suatu kesalahan. Para sipir sekali waktu datang bersama seorang Majusi lalu merantainya secara bergandengan dengan teman sufi itu. Apesnya, si Majusi sedang didera penyakit mules. Sehingga, tiap kali si Majusi hendak buang hajat, sahabat sufi tersebut terpaksa menemani di sebelahnya. Selalu. Bau busuk yang menusuk hidung dan gerak serbaterbatas akibat rantai besi itu tentu sangat mengganggu.

Rasa Syukur Seorang Narapidana (Sumber Gambar : Nu Online)
Rasa Syukur Seorang Narapidana (Sumber Gambar : Nu Online)

Rasa Syukur Seorang Narapidana

Sang sufi paham dengan keadaan sahabatnya ini dan karenanya ingin memastikan bahwa kondisinya baik-baik saja.

"Aku bersyukur kepada Allah," balas surat si narapidana kepada sang sufi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sampai kapan kau bersyukur? Memangnya ada yang lebih buruk dari keadaanmu sekarang?"

"Seandainya ikat pinggang si Majusi digandengkan dengan perutku tentu keadaannya akan lebih parah. Saudaraku, sebetulnya aku berhak mendapatkan hukuman lebih dari ini."

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lanjut si narapidana, "Jika memang Tuhan mengampuniku melalui takdir semacam ini, bukankah syukur wajib kupanjatkan?"

Ia lalu menjelaskan tentang rasa takut terhadap pedihnya sanksi di neraka seandainya dirinya tak memperoleh ampunan. Demikian kisah yang tercatat dalam kitab an-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qulyubi.

Ada cara pandang unik yang dimiliki si narapidana. Ia menilai hukuman yang diterimanya saat itu selayak karunia kebaikan. Sebuah pola pikir yang hanya bisa diraih bila seseorang mempunyai pengertian lebih luas tentang anugerah dan musibah. Anugerah tak mesti sebuah kenikmatan, dan tak semua kesengsaraan bisa disebut musibah.

Orang dengan kacamata masa depan akan berpikir tentang pendidikan jiwanya dalam menyesali kesalahan, melapangkan hati menanggung risiko, dan membenahi diri, hingga tentang nasib kehidupan akhirat di masa mendatang. Dengan demikian, mengeluhkan atau menghindari tanggung jawab hukum, terlebih dengan membuat kesalahan baru (misalnya dengan menyuap penegak hukum), adalah sebuah kepicikan. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Pertandingan, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 29 November 2017

Antisipasi Bencana, LPBINU Bojonegoro Siapkan Relawan Tangguh

Bojonegoro, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kabupaten Bojonegoro yang masuk wilayah rawan bencana alam menggerakkan Pengurus Cabang Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) setempat untuk menggelar Pendidikan dan Latihan Tim Reaksi Cepat (TRC) Penanggulangan Bencana.

Kegiatan yang dimaksudkan untuk menyiapkan relawan tangguh ini diadakan di MINU Wali Songo, Desa Sumuragung, Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Sabtu-Ahad (6-7/9). Sebanyak 30 relawan dari kecamatan se-Kabupaten Bojonegoro mengikuti diklat ini.

Antisipasi Bencana, LPBINU Bojonegoro Siapkan Relawan Tangguh (Sumber Gambar : Nu Online)
Antisipasi Bencana, LPBINU Bojonegoro Siapkan Relawan Tangguh (Sumber Gambar : Nu Online)

Antisipasi Bencana, LPBINU Bojonegoro Siapkan Relawan Tangguh

"Tujuannya membentuk relawan tangguh yang betul-betul kompeten dan siap diterjunkan ketika ada bencana," kata Ketua LPBI NU Bojonegoro Rohmad Maulana.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, 30 relawan yang mengikuti pelatihan diprioritaskan untuk daerah yang tidak terdampak bencana. Sehingga ketika terjadi bencana, para relawan itu dapat maksimal dalam penolongan, karena tidak menjadi korban bencana alam tersebut.

Pada kesempatan itu Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyampaikan beberapa materi terkait kebencanaan, Palang Merah Indonesia (PMI) tentang kepelatihan dapur umum, sedangkan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) memberikan wawasan soal pendirian tenda.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Harapannya, tercetaknya relawan yang punya komitmen terhadap penanganan  bencana," sambungnya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Ditambahkan, pelatihan dan pendidikan ini tidak hanya bencana banjir Bengawan Solo saja, tetapi semua bencana yang mengancam di Bojonegoro. "Sehingga setelah pelatihan ini, ada pelatihan yang lainnya (penggulangan bencana di luar banjir, red)," imbuhnya.

Sementara itu, sekretaris PCNU Bojonegoro, Suparno mengapresiasi kegiatan pelatihan TRC yang diadakan LPBINU. Pasalnya, Bojonegoro yang masuk daerah rawan bencana membutuhkan relawan yang siap terjun.

"Relawan ini siap pakai, karena relawannya NU. Serta relawan juga harus berkomitmen setelah pelatihan ini dan mencetak pedulian terhadap bencana," tuturnya. (M. Yazid/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 28 November 2017

Pengurus PP Fatayat NU Dilantik

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Setelah penyusunan jajaran pengurus PP Fatayat NU selesai dibentuk, pada Sabtu, 6 Agustus 2010, mereka dilantik sekaligus melaksanakan rapat kerja untuk selanjutnya dilakukan aksi nyata.



Pengurus PP Fatayat NU Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengurus PP Fatayat NU Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengurus PP Fatayat NU Dilantik

Berikut susunan pengurus PP Fatayat NU periode 2010-2015:

Ketua Umum: Dra Ida Fauziyah

Ketua I: Dra Muzaiyanah Zein

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua II: Dra Neng Dara Afiah MSi

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua III: Dra Rustini Murtadho

Ketua IV: Dra Yana Lathifah Msos

Ketua V: Anggia Ermarini SPd

Ketua VI: Dr Umi Khusnul Khotimah

Ketua VII: Dr Nur Rofiah

Sekretaris Umum: Dra Siti Masrifah MA

Sekretaris I: Nur Afifah SAg

Sekretaris II: Ratu Dian Hatifah SAg

Sekretaris III: Siti Mukarromah SAg

Bendahara Umum: Rahayu Sri Rahmawati SAg

Bendahara I: Hj Santi Anisah SAg

Bendhara II: Maria Apfiati ST

Bersama-sama dengan seluruh jajaran kepengurusan lembaga dibawah Fatayat NU, mereka dilantik oleh Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf. Hadir pula dalam acara tersebut Menakertrans Muhaimin Iskandar.

Ketua Umum PP Fatayat NU Ida Fauziyah menjelaskan jumlah total kepengurusan mulai dari penasehat sampai anggota lembaga seluruhnya mencapai 99 orang. "Itu pun masih banyak orang yang ingin mengabdi," katanya. (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh, Pertandingan, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 24 November 2017

PBNU Kecam Serangan Israel

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Aksi penyerangan yang dilakukan Israel terhadap Lebanon mendapat sorotan tajam dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Pimpinan tertinggi ormas Islam terbesar di Indonesia ini mengecam keras penyerangan tersebut sebagai tindakan yang tidak berprikemanusiaan serta melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).

“PBNU menolak dengan keras penyerbuan yang tidak sah dan melanggar hukum internasional dan kemanusiaan,” kata Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Muzadi kepada wartawan di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Senin (17/7)

PBNU Kecam Serangan Israel (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Kecam Serangan Israel (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Kecam Serangan Israel

Menurutnya, alasan untuk membebaskan tawanan yang digunakan Israel untuk menyerang Lebanon tidak dapat dibenarkan, karena obyek penyerangan selama beberapa hari terakhir telah melebar ke mana-mana dan telah memakan banyak korban dari warga? sipil.

”Fokus yang diserang telah melebar dari kebutuhan yang sebenarnya. Jadi, sudah tidak untuk membebaskan tawanan lagi,” ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam,? Malang, Jawa Timur ini.

Dikatakan Hasyim, sikap tegas PBNU menolak penyerangan Israel terhadap Lebanon itu sudah sangat tepat, demi keadilan dan kedamaian di muka bumi. NU sebagai organisasi yang membela keadilan harus bersikap tegas melihat ketidakadilan dan kedholiman terjadi. ”Orang tidak perlu menjadi fundamentalis untuk menolak penyerbuan. Dengan hati nurani saja, orang bisa menolak penyerangan itu,” katanya.

Sebagai Ketua Umum PBNU dan Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars (ICIS), Hasyim mengintruksikan kepada seluruh anggota ICIS yang terdiri dari 53 negara untuk melalukan upaya-upaya yang bisa meredakan krisis yang terjadi antara Israel dan Lebanon. Salah satunya dengan melakukan pendekatan strategis terhadap pihak-pihak yang terkait dengan krisis tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kepada peserta atau anggota ICIS, saya minta untuk melakukan upaya-upaya yang sah sesuai dengan hukum internasional dan kemanusiaan. Bisa berupa upaya moral, bantuan ekonomi dan mendekati PBB,” kata Hasyim.

Pada kesempatan tersebut, mantan Ketua PWNU Jawa Timur ini juga menyayangkan pihak-pihak yang berdiam diri melihat pelanggaran yang dilakukan oleh Israel. Padahal, mereka selama ini dikenal lantang menyuarakan penegakan HAM di muka bumi. “Kalau yang menyerang itu Israel, orang-orang yang selama ini bicara soal HAM kok diam. Jadi, kalau Israel yang melanggar HAM, orang kok tidak bisa bertindak tegas,” ungkapnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepada pemerintah, Hasyim meminta agar Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY) agar bersikap tegas melihat ketidakadilan yang dilakukan Israel. Dalam hal ini, pemerintah harus satu suara dengan mayoritas rakyat Indonesia yang mengecam keras tindakan Israel atas Lebanon. ”Sikap pemerintah jangan sampai berbeda dengan mayoritas rakyat Indonesia,” ungkapnya.

Sesalkan Kunjungan Kadin ke Israel

Hasyim juga mengatakan, PBNU menyayangkan keberangkatan rombongan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) ke Israel. Meski untuk kepentingan pengembangan ekonomi, lanjutnya, kunjungan tersebut telah melukai hati rakyat Indonesia. ”Itu dapat melukai hati rakyat,” tuturnya.

Oleh karenanya, tegas Hasyim, dalam waktu dekat PBNU akan melayangkan surat kepada Kadin sebagai wujud? protes PBNU terhadap kunjungan tersebut.

Kabar tak sedap juga menghinggapi PBNU akibat kunjungan tersebut. Diberitakan sebuah media terkemuka di Ibukota, dua orang yang mengaku wakil dari NU, yakni Masdar Subagio dan Suhairi, turut dalam rombongan tersebut.

Hasyim dengan tegas menyatakan bahwa dua orang yang mengaku wakil NU tersebut sama sekali tidak ada hubungannya dengan NU. ”Yang bikin saya jengkel, ada yang bawa-bawa nama NU. Tidak benar mereka mewakili NU. Kalau memang dia pengurus NU, pasti sudah saya pecat,” katanya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

KPAI: Pernyataan Sitti Hikmawatty Bukan Representasi Lembaga

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Beredarnya rilis pers yang dikeluarkan salah seorang Anggota Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Sitti Hikmawatty menanggapi aksi tolak kebijakan Full Day School (FDS) di Lumajang, Jawa Timur, Senin (14/8) yang meneriakkan ‘bunuh menteri’ ditanggapi secara kelembagaan oleh KPAI.

Ai Maryati Sholihah yang juga Anggota KPAI menegaskan bahwa pernyataan Sitti Hikmawatty dalam rilis persnya bukan representasi atau mewakili lembaga karena tidak melalui mekanisme kolektif kolegial yang telah ditetapkan.

KPAI: Pernyataan Sitti Hikmawatty Bukan Representasi Lembaga (Sumber Gambar : Nu Online)
KPAI: Pernyataan Sitti Hikmawatty Bukan Representasi Lembaga (Sumber Gambar : Nu Online)

KPAI: Pernyataan Sitti Hikmawatty Bukan Representasi Lembaga

Ai mengungkapkan bahwa seluruh Anggota Komisioner KPAI melakukan rapat pleno terbatas menyikapi rilis pers Sitti Hikmawatty yang sudah viral di media sosial dan menjadi sumber pemberitaan di sejumlah media.

“Dalam rapat pleno tersebut, Ketua KPAI Pak Susanto mengharapkan jika ada sesuatu yang disampaikan ke publik harus melalui mekanisme kolektif kolegial,” jelas Ai kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (14/8) malam didampingi Komisioner KPAI lainnya Susianah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ai juga menyatakan bahwa secara kelembagaan KPAI sudah memberi peringatan kepada Sitti Hikmawatty bahwa dirinya saat ini telah masuk sistem dan lembaga yang mempunyai aturan main.

“Kita buat lembaga penuh dengan suasana kekeluargaan, tidak perlulah saling dahulu-mendahului,” terang Ai yang juga memberi catatan kepada Sitti Hikmawatty bahwa asas praduga tak bersalah harus dikedepankan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebab itu menurutnya, melakukan kroscek kebenaran atas video aksi tolak FDS dengan meneriakkan ‘bunuh menteri’ oleh sejumlah anak mestinya menjadi langkah pertama sebelum mengeluarkan sikap dan pendapat.

“Saya secara pribadi sebagai Komisioner KPAI sangat menyayangkan seseorang atau kelompok yang menjadikan video itu sebagai landasan bahwa aksi tersebut tidak memenuhi asas perlindungan anak, mestinya dicari dulu kebenarannya sehingga kita tidak terjebak hoaks,” tegas Ai Maryati.?





Adapun rilis pers Sitti Hikmawatty yang disebar dengan mengatasnamakan lembaga KPAI adalah sebagai berikut:

Yth,





Rekan media cetak dan elektronik





Di-

Tempat





Pers Release

KPAI Sayangkan Ucapan Kasar dan Pelibatan Anak-anak dalam Demo Tolak Full Day School





Beredar video berdurasi singkat 1:03 menit di Youtube ( https://youtu.be/oQQodXveEv8 ) yang menggambarkan sejumlah anak-anak menggunakan baju koko, sarung dan kopiah tengah melancarkan aksi atau demonstrasi di ruangan terbuka diduga untuk menolak Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah yang kemudian kerap disebut Fullday School.





Pada aksi tersebut, terlihat anak-anak itu membentangkan spanduk dan membawa bendera seraya meneriakkan takbir serta memekikkan ucapan "bunuh, bunuh, bunuh menterinya, bunuh menterinya sekarang juga."





Atas hal itu KPAI menyatakan sikap sbb:





1. Bila benar adanya, KPAI menyayangkan dan prihatin atas pelibatan anak-anak dalam aksi demonstrasi yang diduga untuk menolak Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Sebab, masih ada cara lain yang lebih efektif untuk menyampaikan aspirasi atas suatu kebijakan.





2. Ucapan atau ujaran kasar yang dilontarkan anak-anak dalam aksi sebagaimana cuplikan video tersebut sangat tidak patut dan berbahaya bagi tumbuh kembang anak. Pasalnya, anak-anak dididik dan disekolahkan agar nantinya mereka dapat lebih beradab dan berkasih sayang ? untuk hidup bermasyarakat.





3. KPAI melihat dengan adanya ucapan atau ujaran kasar sebagaimana dimaksud tidak sesuai dengan etika dan moral kebangsaan kita.. ? Apalagi hingga berteriak "membunuh" hanya untuk menolak suatu kebijakan. Membunuh tidaklah dibenarkan dalam ajaran agama apapun, bertentangan dengan tata aturan perundang-undangan, dan bukan cerminan murni jiwa anak-anak.





4. Dengan adanya ucapan tidak patut dari anak-anak tersebut, KPAI prihatin adanya fihak-fihak yang sengaja memanfaatkan anak untuk kepentingan tertentu, seolah rasa kasih sayang di antara sesama anak bangsa sudah mulai luntur.





5. Karena itu, KPAI mengimbau agar semua pihak menahan diri dan tidak memanfaatkan anak untuk kegiatan atau aktivitas yang sangat membahayakan tumbuh kembangnya.





6. Sebaiknya saluran aspirasi penolakan atas suatu kebijakan diganti dari melakukan aksi turun ke jalan, menjadi dialog untuk mencapai kesepakatan. KPAI percaya negara mendengar setiap aspirasi warga negaranya asalkan disampaikan dengan santun dan membuka diri untuk berdialog.





Salam hormat,

Sitti Hikmawatty

Komisioner KPAI periode 2017-2022





(Fathoni)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 23 November 2017

Guyub-Rukunnya Takjilan di Wonosobo

Wonosobo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Nikmatnya bulan Ramadhan benar-benar terasa saat datangnya waktu berbuka. Apalagi jika buka puasa dilakukan bersama tetangga dan kerabat dengan makanan takjil ala kadarnya di mushola atau di masjid.

Tradisi Takjilan ini hampir dilakukan setiap warga nahdliyin yang ada di Wonosobo. Hanya saja untuk penyajiannya berbeda-beda. Ada yang menggunakan tampah atau penampan. Ada juga yang hanya disajikan di piring.

Guyub-Rukunnya Takjilan di Wonosobo (Sumber Gambar : Nu Online)
Guyub-Rukunnya Takjilan di Wonosobo (Sumber Gambar : Nu Online)

Guyub-Rukunnya Takjilan di Wonosobo

Sore itu, Kamis (25/7) sekitar pukul 17.30 lantunan suara adzan terdengar di masjid atau Mushola di wilayah Wonosobo. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di Desa Wanarata takjilan diadakan di empat tempat, yaitu di Masjid dan tiga Mushola. “Seusai membaca Al Qur’an kita selalu menyempatkan diri untuk berbuka puasa di masjid, meskipun dengan lauk apa adanya. Namun nikmatnya sangat terasa,” terang Imam, salah seorang warga. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Takjilan diadakan di masjid tersebut rutin setiap hari di bulan Ramadhan. Bagi siapa saja yang ingin memberikan makanan buka, bisa mengisi pada daftar yang telah disediakan di Masjid maupun Mushola. “Kami sudah menyediakan daftar bagi masyarakat yang akan bershadaqoh,” jelasnya.  

Untuk minuman, remaja dan muda-mudi gotong royong, tentunya dengan dibagi kelompok tugas memasak air minum, “nggodok wedang”.

Satu hal yang pasti adalah guyub rukun warga dari anak-anak hingga orang tua semua ikut takjilan. Hal lainnya adalah, buka rasanya bertambah nikmat bila dilakukan bersama-sama. “Kalau minumnya sudah disediakan,” paparnya.

Sama halnya dengan pemuda di dusun, Warga Nahdliyin Sukorejo yang selalu menyempatkan untuk buka bersama di masjid. Musti hanya dengan gorengan dan minuman seadanya. Namun, rasa kebersamaan dan kenikmatanlah yang mereka idamkan. “Rasanya berbeda berbuka bersama dimushola dengan di rumah,” jelas Santoso seusai membaca Al Qur’an.

Kenikmatan takjilan itu, dilaksanakan hampir semua masjid di Wonosobo. Sebab tradisi itu sudah turun temurun.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Fathul Jamil

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Pertandingan, AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 20 November 2017

Bagi Gus Dur, NU adalah Gerakan Spiritual

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kata "nahdlah" dalam “nahdlatul ulama”, terinspirasi dari sebuah kalimat yang tertulis dalam kitab al-HikamLa tashhab man la yunhidluka haluhu wala yadulluka alallahi maqalu.” Janganlah berteman dengan orang yang perilaku dan kata-katanya tidak bisa membangkitkan dirimu kepada Allah. Dari kata "la? yunhidluka" (tidak membangkitkan) inilah, nama Nahdlatul Ulama (kebangkitan ulama) berasal.

Bagi Gus Dur, NU adalah Gerakan Spiritual (Sumber Gambar : Nu Online)
Bagi Gus Dur, NU adalah Gerakan Spiritual (Sumber Gambar : Nu Online)

Bagi Gus Dur, NU adalah Gerakan Spiritual

Demikian percikan pemikiran KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tentang NU yang dipaparkan Syaiful Arif, pada kegiatan bertajuk “Kursus Pemikiran Gus Dur” di Pusat Studi dan Pengembangan Pesantren (PSPP), Ciputat, Sabtu (2/6) kemarin.

“NU adalah gerakan spiritual karena basis pergerakannya ada di pesantren. Sebagai lembaga pendidikan sekaligus perwujudan kultural Islam, pesantren memiliki corak keislaman fiqh-sufistik. Jadi ketaatan fiqhiyah yang dilambari oleh kedalaman tasawuf. Makanya kitab bergenre fiqh-sufistik seperti al-Hikam di atas, atau Bidayatul Hidayah karya Imam al-Ghazali merupakan kitab favorit di kalangan pesantren dan NU,” demikian Arif.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan corak fiqh-sufistik ini, menurutnya, NU memiliki pandangan fiqhiyah yang tidak hitam-putih. Hal ini yang melahirkan pemikiran kenegaraan moderat, yang menempatkan “kaca mata fiqh” sebagai standar keabsahan persoalan politik. Pancasila misalnya diterima NU setelah yakin bahwa ideologi negara ini tidak akan mengganti agama, serta tidak ditempatkan sebagai agama. Maka, Pancasila kemudian ditempatkan sebagai landasan konstitusi sementara Islam tetap diposisikan sebagai akidah. Pemikiran yang strategis seperti ini tentu tidak mungkin dicetuskan oleh kalangan puritan yang melulu berpegang pada hukum Islam, minus spiritualitas Islam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Syaiful Arif yang merupakan alumni Pesantren Ciganjur serta penulis buku "Gus Dur dan Ilmu Sosial Transformatif (2009)" ini menjelaskan “wasiat” Gus Dur bagi masa depan NU. Dalam hal ini Gus Dur menyatakan, “NU harus mampu merumuskan konsensus nasional yang baru tentang posisi Islam dalam kehidupan berbangsa. Caranya melalui pengintegrasian perjuangan Islam ke dalam perjuangan nasional, dengan menempatkan perjuangan Islam dalam konteks demokratisasi jangka panjang."

Untuk peran ini, NU memiliki dua modal besar, yakni kekayaan kultural dan pengalaman politik yang beragam. Ketidakmampuan untuk menggunakan dua modal tersebut, akan menempatkan NU pada pinggiran sejarah dan irrelevansi dirinya secara bertahap”. Wasiat ini termaktub dalam tulisan Gus Dur: NU dan Islam di Indonesia Dewasa ini? yang pernah dimuat di Jurnal Prisma (April 1984).

Kursus Pemikiran Gus Dur yang sudah berjalan enam kali ini dilaksanakan setiap sabtu jam 13.00 WIB di PSPP, Jl. Kertamukti Gg. H. Nipan 107, Pisangan Ciputat. Kursus ini akan berlangsung selama sembilan kali, dan bermuara pada perumusan silabus mata kuliah Gus Dur. Dengan silabus ini, mata kuliah Gus Dur akan diajarkan di perguruan tinggi agar pemikiran mantan Ketua Umum PBNU ini tidak lenyap ditelan sejarah.?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Muhammad Idris Mas’udi?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 19 November 2017

Jangan Kebencian kepada Pihak Berbeda Membuatmu Tak Adil

Bandarlampung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Siapa pun yang termasuk umat Islam di mana pun berada, merasa sebagai mayoritas atau minoritas, dalam pergaulan dengan sesamanya atau dengan nonmuslim, wajib mendahulukan akhlak yang mulia. Seperti wajibnya bersopan santun dalam menulis, bertutur kata maupun dalam bersikap.

Jangan Kebencian kepada Pihak Berbeda Membuatmu Tak Adil (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Kebencian kepada Pihak Berbeda Membuatmu Tak Adil (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Kebencian kepada Pihak Berbeda Membuatmu Tak Adil

Dalam berbeda pendapat saat berdebat pun umat Islam harus lebih santun. Sikap sebaliknya seperti kasar dan menyakiti hati dalam tulisan, perkataan atau perbuatan justru selain pasti menodai kehormatan pribadinya sebagai muslim juga memporak-porandakan keharmonisan antarsesama.

Demikian dinyatakan Rais Syuriyah PBNU H. Ahmad Ishomuddin atau yang akrab dipanggil Gus Ishom melalui akun media sosial miliknya, Ahad (9/10).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, sikap dasar yang mestinya dipegang siapa saja sebagai penganut agama apa pun, dalam setiap pergaulan antarmereka adalah memandang orang lain dengan pandangan kasih sayang atau penghormatan, bukan hubungan yang dilandasi oleh kebencian, rasa curiga dan apalagi saling merendahkan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Memupuk kebencian dan dendam kesumat karena tidak menghargai perbedaan sebagai takdir Tuhan yang tidak terhindarkan itu akan berbuah permusuhan atau bahkan pertumpahan darah yang sama sekali tidak ada manfaatnya bagi kehidupan bersama," tegasnya.

Gus Ishom menilai keliru seorang Muslim yang dalam pergaulannya berupaya memaksakan pendapat dan kehendaknya kepada orang lain karena merasa paling suci dan benar, sebagaimana sangat keliru jika sampai memaksa nonmuslim untuk berkeyakinan sama dengan dirinya.

Perbedaan keyakinan dan agama atau tafsirnya, menurut kiai muda ini, seharusnya tidak meniscayakan terjadinya ketegangan, saling curiga apalagi saling bermusuhan. Oleh karena itu, sikap moderat atau tawassuth dalam beragama perlu terus dipupuk.

Ia mencontohkan bahwa vonis kafir itu seringkali dilontarkan kepada sesama Muslim oleh orang-orang yang kurang berilmu namun memiliki semangat beragama yang terlalu melambung tinggi. Padahal, vonis kafir kepada siapa pun itu tidak pernah membawa manfaat apa pun, kecuali hanya membuahkan saling bermusuhan dan menebar kebencian.

"Jika pun tak mampu menghindari rasa benci, namun janganlah berlebihan dalam membenci seseorang atau kelompok lain. Sebagaimana kecintaan yang berlebihan pun mampu membuat kita kehilangan sikap adil menjadi dzalim kepada orang lain," tambahnya.

Lebih lanjut Ia mengingatkan bahwa kebencian yang berlebihan itu membuat kita menjadi mudah berdusta, tidak jujur dan tidak pula obyektif dalam menilai pernyataan dan kinerja orang lain, menutupi kebenaran dan mengingkari prestasi-prestasi positif yang nyata-nyata dilakukan oleh pihak lain.

"Setiap kebencian karena kedengkian itu menimbulkan kegaduhan, fitnah dan mengungkapkan keburukan-keburukan yang bahkan sebenarnya tidak pernah dimaksudkan atau dilakukan oleh orang lain itu," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah