Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budaya. Tampilkan semua postingan

Rabu, 31 Januari 2018

Organisasi Pelarangan Senjata Kimia Raih Nobel Perdamaian

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Panitia hadiah Nobel Perdamaian baru saja mengumumkan bahwa Nobel Perdamaian tahun ini diberikan kepada Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW).? Organisasi ini bertanggung jawab atas pemusnahan senjata kimia di Suriah.

Pengumuman dikeluarkan oleh Ketua Komite Nobel Norwegia, Thorbjorn Jagland di Oslo pada Jumat, 11 Oktober, seperti dilaporkan oleh BBC Indonesia.

Organisasi Pelarangan Senjata Kimia Raih Nobel Perdamaian (Sumber Gambar : Nu Online)
Organisasi Pelarangan Senjata Kimia Raih Nobel Perdamaian (Sumber Gambar : Nu Online)

Organisasi Pelarangan Senjata Kimia Raih Nobel Perdamaian

"Komite Nobel Norwegia memutuskan bahwa Hadiah Nobel Perdamaian 2013 diberikan kepada Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) atas kerja luas organisasi ini untuk memusnahkan senjata kimia," kata Jagland.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Organisasi yang bermarkas di Den Haag ini didirikan untuk menerapkan pemberlakuan konvensi Senjata Kimia pada 1997, salah satu traktat perlucutan paling berhasil. Belakangan OPCW menerjunkan tim inspektur untuk melaksanakan Klik pemusnahan senjata kimia di Suriah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan kemenangan ini maka OPCW berhak mengantongi medali emas dan hadiah uang US$1,25 juta sebagai hadiah paling bergengsi di antara hadiah Nobel lainnya.

Prediksi NRK

Hadiah akan diserahkan pada tanggal 10 Desember di ibukota Norwegia bertepatan dengan peringatan kematian pendiri Hadiah Nobel asal Swedia, Alfred Nobel. Hadiah Nobel didirikan pada 1895 atas dasar wasiat sang industrialis.

Pemenang Nobel Perdamaian tahun ini sesuai dengan ramalan lembaga penyiaran publik Norwegia NRK. Lembaga penyiaran tersebut sebelumnya memperkirakan hadiah akan diberikan kepada OPCW.

Bukan kali ini saja lembaga penyiaran Norwegia benar menebak pemenang Nobel Perdamaian. Tahun lalu NRK menyebut Uni Eropa adalah pemenang Nobel Perdamaian dan ternyata prediksi itu benar.

Sebelumnya dilaporkan calon-calon kuat penerima hadiah Nobel Perdamaian tahun ini antara lain adalah remaja Pakistan yang ditembak pada kepala oleh Taliban karena memperjuangkan hak-hak pendidikan perempuan, Malala Yousafzai dan ahli kandungan Denis Mukwege dari Republik Demokratik Kongo. (mukafi niam)

Foto BBC

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, RMI NU, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 29 Januari 2018

Netizen Jatim Komit Jaga Akhlakul Karimah di Media Sosial

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kini tengah marak informasi, gambar hingga video yang menyudutkan para ulama. Yang membuat miris, keberadaan informasi tersebut ternyata palsu atau bohong, yang tentu saja tidak dapat dipertanggungjawabkan. Namun keberadaannya tersebar luas, khususnya di dunia maya termasuk media sosial.

?

Netizen Jatim Komit Jaga Akhlakul Karimah di Media Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
Netizen Jatim Komit Jaga Akhlakul Karimah di Media Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

Netizen Jatim Komit Jaga Akhlakul Karimah di Media Sosial

Menghadapi realitas tersebut, sejumlah anak muda NU pegiat di internet yang terhimpun dalam komunitas Netizen NU Jawa Timur menginisiasi kopi darat atau Kopdar yang dihadiri ? berbagai elemen nahdliyin baik kultural maupun struktural.

Bahkan pada acara yang berlangsung Ahad (29/1) di kantor PWNU Jatim, jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya tersebut dihadiri utusan PBNU yakni, H Saifullah Yusuf dan H Robikin Emhas serta H Helmy Faishal Zaini. ?

Dalam paparannya, H Helmy Faishal Zaini mengemukakan, ada tiga tugas penting bagi Nutizen NU. "Pertama adalah melakukan counter narasi yang menyudutkan ulama-ulama dan amaliyah NU," kata Sekretaris Jenderal PBNU tersebut. Sedangkan kedua harus dilakukan integrasi dan interkoneksi antar kultural dan struktural NU, lajutnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tugas penting ketiga, dan ini harus dilakukan dengan sangat intensif adalah "Mengembangkan konten-konten edukatif dan berakhlakul karimah," jelasnya.

Sedangkan Robikin Emhas menandaskan harus ada komitmen dari netizen NU untuk menjaga kehormatan organisasi dan ulama NU. "Yang juga harus ditekankan adalah turut tetap menjaga keutuhan NKRI," terangnya. Sebab selama ini telah bermunculan pengguna media sosial atau medsos yang menyerang NU, ulama dan NKRI, lanjutnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sedangkan Gus Ipul, sapaan akrab H Saifullah Yusuf meminta kepada para aktivis Netizen NU untuk mulai membuat dan memberikan pendidikan kepada generasi muda untuk santun dalam bermedia sosial. "Karenanya, diperlukan pendidikan bermedia sosial yang santun. Dan itu harus dimulai dari usia dini," kata Wakil Gubernur Jatim tersebut.

Hakim Jayli yang mewakili Netizen NU Jatim menyampaikan pentingnya relasi antara kegiatan off-air dan online. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh warga NU, lembaga dan banom NU kurang disiarkan melalui media online. "Demikian pula apa yang diberitakan oleh media online perlu ditindaklanjuti dalam aksi-aksi nyata di lapangan," kata Hakim.

"Saat ini sangat mendesak agar NU memiiki ketahanan informasi," kata Usmayadi, Ketua LTN PBNU. Peran netizen NU di sini menjadi penting untuk melakukan perlawanan berbagai informasi yang menyudutkan posisi NU. "Pada saat yang sama juga memberikan informasi yang tepat bagi nahdliyin," ungkap Cak Usma, sapaan akrabnya.

Kopdar Netizen NU Jatim ini diakhiri dengan ikrar dan komitmen untuk bermedia sosial yang santun, edukatif dan berakhalkul karimah. (Ibn Nawawi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Budaya, Internasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 28 Januari 2018

Kembangkan Grup Shalawat untuk Syiar Islam

Pringsewu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Peringatan hari lahir (Harlah) NU yang dilaksanakan pada Sabtu (16/6) di Gedung NU Kabupaten Pringsewu Lampung mengambil tema “Bumikan Al-Qur’an dan Shalawat Melalui Harlah NU.”

Kembangkan Grup Shalawat untuk Syiar Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Kembangkan Grup Shalawat untuk Syiar Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Kembangkan Grup Shalawat untuk Syiar Islam

“Kegiatan ini merupakan muara dari serangkaian kegiatan yang diadakan untuk memeriahkan hari lahir NU,” papar Ketua Tanfidziyyah PCNU Pringsewu KH. Mahfudz Ali. “Kegiatan tersebut meliputi Pelatihan metode membaca Al-qur’an, semaan Al-Qur’an 30 Juz bil ghoib dan diakhiri dengan Gema shalawat yang diikuti oleh grup shalawat yang ada di Kabupaten Pringsewu.” tambahnya.

Gema shalawat diselingi dengan Tabligh Akbar yang menghadirkan beberapa tokoh NU lokal pringsewu seperti KH Fuad Abdillah (pengasuh Pondok Pesantren Putri Nurul Huda Pringsewu) dan KH Sujadi Saddad (Mustasyar PCNU Pringsewu) yang juga merupakan Bupati Pringsewu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam tausyiahnya, KH Fuad Abdillah menekankan pentingnya bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW karena perintah tersebut secara jelas tertulis di dalam Al-Qur’an.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kesempatan itu ia meminta kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Pringsewu untuk lebih memperhatikan dan mengembangkan keberadaan Grup-Grup shalawat yang ada di daerah Kabupaten Pringsewu sebagai sarana syiar Islam untuk para generasi muda yang mana sekarang sudah cenderung lebih suka lagu pop dan barat dari pada lagu-lagu yang bernafaskan Islam.

Merespon harapan ini, KH Sujadi Saddad mengharapkan do’a dari seluruh warga nahdliyyin di kabupaten Pringsewu agar dalam masa kepemimpinannya harapan-harapan dari seluruh warga dapat terealisasikan dengan segera. Dalam tausiyahnya ia menyampaikan sembilan  poin penting yang harus diciptakan di Kabupaten Pringsewu. 9 poin tersebut terangkum dalam Motto Kabupaten Pringsewu yaitu Bersenyum Manis (Bersih, Sehat, Ekonomis, Nyaman, Unggul, Maju, Mandiri, Aman dan Agamis).

Dengan moto yang identik dengan angka NU yaitu 9, diharapkan warga Kabupaten Pringsewu khususnya warga NU, mampu melaksanakan motto tersebut sehingga motto tersebut bukan cuma formalitas belaka namun merupakan sebuah misi yang harus disukseskan bersama.

Kegiatan yang dimulai pada pukul 19.30 dan berakhir pada pukul 23.30 ini dihadiri oleh segenap Pengurus Cabang NU, MWC, dan ranting NU di Kabupaten Pringsewu. Nampak hadir pula Badan otonom NU seperti Muslimat, Ansor, Fatayat, IPNU, IPPNU.

Sekretaris Panitia Pelaksana Harlah Muhammad Faizin menjelaskan, kegiatan harlah tahun ini yang merupakan Harlah ke 89 tidak mengambil patokan kelahiran NU di tahun Masehi namun menggunakan penanggalan tahun Hijriyah. 

Faizin juga mengharapkan kegiatan Peringatan Harlah kali ini yang mengusung konsep Tabligh akbar dan diselingi dengan gema shalawat, dapat menjadi contoh kegiatan yang menarik dan terus dilakukan di masa mendatang karena kegiatan seperti ini dapat membuat suasana kegiatan tidak menjenuhkan.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 21 Januari 2018

Proses Kaderisasi NU Jelas

Pamekasan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. NU adalah organisasi yang paling jelas proses kaderisasinya. Tidak hanya berhenti di kalangan mahasiswa dan atau pelajar di lingkungan lembaga pendidikan, melainkan juga hingga ke daerah-daerah terpencil di pelosok desa. Ada istilah Pimpinan Ranting (PR) untuk kepengurusan NU dan perangkat-perangkatnya di tingkat akar rumput.

Kesimpulan demikian terbesit ketika sebanyak 30 orang PR IPNU-IPPNU Desa Pamaroh sudah dibentuk, Ahad (8/4) lalau. Pembentukan yang ditempatkan di balai desa tersebut berjalan secara khidmat, disaksikan oleh puluhan petinggi NU Desa Pamaroh. Para pengurus harian IPNU-IPPNU Kadur sebagai penyelenggara dan ketua PC IPNU Pamekasan Nasiruddin menambah suasana pembentukan kian mengesankan.

Proses Kaderisasi NU Jelas (Sumber Gambar : Nu Online)
Proses Kaderisasi NU Jelas (Sumber Gambar : Nu Online)

Proses Kaderisasi NU Jelas

Pada kesempatan itu, ketua IPNU Kadur Faisol Ansori menekankan betapa pentingnya menyeriusi proses kaderisasi. Dirinya sangat menaifkan ketika ada seseorang langsung dimasukkan ke dalam kepengurusan organisasi NU tanpa melalui proses kaderisasi yang matang dan panjang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami ke sini dalam rangka silaturahim serta membentuk kader-kader yang mau serius mengabdi dan belajar di NU,” tegas Faisol. “Dan siapa pun yang tidak serius dalam belajar, dengan berat hati kami sangat tidak mereka kader semacam itu. Berorgansiasi di NU butuh keseriusan dan keuletan dalam belajar.”

Berumah tangga saja, lanjut Faisol, masih memerlukan kader. Kehidupan rumah tangga tentu dinilai kurang sempurna tanpa kehadiran seorang kader (keturunan) yang nantinya menjadi penerus perjuangan sang orangtua.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sama halnya di NU. Kalau proses kaderisasi di tubuh IPNU maupun IPPNU sudah melemah, maka tunggulah kehancuran NU beberapa tahun ke depan,” katanya dengan nada kalem. “Dan jelas kita tidak menginginkan hal itu.”

Dari itulah pihaknya sangat berharap agar para pengurus PR IPNU-IPPNU Pamaroh bisa diajak kerja sama menghidupkan organisasi NU di tingkat desa, khususnya di Desa Pamaroh.

Pernyataan Faisol Ansori yang disampaikan saat sambutan tersebut mendapat dukungan seutuhnya dari para petinggi NU Pamaroh dan kepala desa Pamaroh. 

“Kami siap mendampingi, membina, dan membantu segala program kerja yang hendak dilaksanakan nanti,” ujar ketua PR NU Pamaroh K Abdus Syukur.

“Saya juga begitu. Saya akan selalu dukung segala kegiatan yang bernafas ke-NU-an,” kata A’wan PR NU Pamaroh yang kini menjabat kepala desa, Ustaz Moh Riski Abdullah.

Semangat berorganisasi tersebut disimak secara serius oleh para pengurus PR IPNU-IPPNU Pamaroh yang merupakan perwakilan dari 4 dusun yang ada di Pamaroh, meliputi Dusun Oray, Madis, Panconan, dan Sumber Waru. Sebelum azan Magrib menggema, pembentukan PR IPNU-IPPNU Pamaroh sudah selesai.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Kontributor: Hairul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, IMNU, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 16 Januari 2018

KH Nuril: Elite Parpol Jangan Rusak PMII

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Salah satu pendiri Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), K.H Nuril Huda mengaku kecewa dengan sejumlah elite partai politik (Parpol) yang berupaya mengintervensi Kongres PMII ke XVIII, dengan praktik politik uang. Kongres PMII XVIII berlangsung di Asrama Haji Jambi, Jumat 30 Mei-Kamis 5 Juni.

KH Nuril: Elite Parpol Jangan Rusak PMII (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Nuril: Elite Parpol Jangan Rusak PMII (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Nuril: Elite Parpol Jangan Rusak PMII

“Bangsa ini sedang krisis moral. Bukan krisis ekonomi. Kalau generasi mudanya dirusak juga sangat disayangkan. PMII ini anak-anak muda yang masih bersih, idealis. Kalau ada Parpol yang mengintervensi Kongres apalagi mengajari money politik, pertanggungjawabannya sampai akhirat,” tandas Kiai Nuril, Sabtu (31/5).

Keprihatinan pendiri PMII itu disampaikan saat mendengar adanya indikasi intervensi Parpol melalui calon tertentu dengan menghalalkan politik transaksional. Menurut Kiai Nuril, Parpol dan elite politik lain hanya boleh membantu pelaksanaan kongres, sebatas bantuan kepada panitia. Bantuan itu pun harus tanpa syarat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mengajak para alumni dan simpatisan PMII yang berada di lintas Parpol dan lintas profesi, untuk menyadari pentingnya regenerasi di tubuh organisasi Mahasiswa penggerak ahlu sunnah wal jam’ah (Aswaja) itu dan membantu pelaksanaan kongres, tanpa harus mengintervensi apalagi mengajarkan praktik money politik yang? bertentantang dengan prinsip Aswaja.

“Kalau sekedar membantu, tanpa syarat tak mengapa. Tapi kalau mengintervensi ini merusak.? PMII ini tempat latihan para calon pemimpin nasional. Ini satu-satunya organisasi Mahasiswa yang konsisten memperjuangkan nilai Aswaja, toleran, berkeadilan, moderat dan yang terpenting kejujuran. Jangan merusak idealism anak-anak muda ini,” paparnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Nuril mengungkapkan, selama ini ia bersama para kiai sepuh, pendiri PMII dan sejumlah alumni yang memilih melanjutkan perjuangan di ranah akademik dan pesantren,? selalu mendoakan PMII, lahir dan bathin.

“Lahir bathin kami selalu berdoa agar generasi muda Aswaja ini bisa melanjutkan estafet keulamaan, yang arif, bijaksana dan bermanfaat bagi ummat dan bangsa ini. Di manapun alumni PMII berkiprah harus berpikir untuk kemaslahatan ummat. Jangan malah melanggar nilai etis dan menghancurkan ummat,” tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar PMII, Addin Jauharuddin, menyerukan agar para peserta Kongres tidak terjebak pada politik transaksional dan melanggar nilai idealisme Aswaja.

“Kontestan calon ketua umum harus bersaing secara sportif dengan mengunggulkan prestasi, gagasan dan program kerja bagi seluruh kader PMII di berbagai kampus di Indonesia. Hilangkan praktik-praktik transaksional dan politik uang yang diback up oleh partai-partai politik tertentu, terutama partai politik yang selalu mengklaim mengatasnamakan pejuang ahlu sunnah wal jamaah," tandas Addin, seperti dikutip Fajar Online, Jumat (30/5).

Addin mengungkapkan, kader PMII tidak dibenarkan mendukung calon ketua umum PB PMII yang terindikasi terlibat praktik politik uang dan disokong oleh partai politik tertentu. Terutama partai politik yang mengklaim pejuang Islam ahlu sunnah wal jamaah.

Addin juga menyadari, pelaksanaan Kongres PMII kali ini berada dalam momentum yang cukup riskan, karena berlangsung beriringan di antara Pemilu dan Pilpres. Oleh karenanya, cukup banyak godaan serta intervensi pihak-pihak luar yang berkepentingan terhadap organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia ini.

"Namun kami mempunyai sikap yang jelas, bahwa kami merupakan organisasi mahasiswa yang independen. Kongres ke XVIII di Jambi, akan menghasilkan rekomendasi berupa gagasan, pemikiran terbaik mahasiswa yang akan kami tawarkan kepada capres-cawapres terbaik. Sebagai uji kelayakan dan kecakapan mereka sebagai calon pemimpin bangsa dan Negara Indonesia," tambahnya.

PMII menyerukan kepada kader-kadernya di seluruh Indonesia untuk tidak memilih capres-cawapres yang di dukung oleh politisi busuk dan terbukti melakukan intervensi dengan agenda-agenda politiknya pada kongres PMII XVIII di Provinsi Jambi.

Untuk menghindari berbagai intervensi tersebut, PMII akan menyiapkan langkah-langkah antisipatif serta respon gerakan terhadap setiap usaha intervensi agenda politik pihak-pihak luar, baik perseorangan maupun dari lembaga dan partai politik.

"Kepada semua pihak dan seluruh elemen bangsa Indonesia agar saling menghormati dan menjunjung etika dalam setiap proses berbangsa dan bernegara, khususnya dalam pilpres 2014," ujar Addin. (Abdel Malik/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Nasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 14 Januari 2018

Rais NU Karanganyar: Kader Harus Halau Fitnah Masif atas PBNU

Karanganyar, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Rais Syuriyah PCNU Karanganyar KH Ahmad Hudaya meminta alumni Kader Penggerak Nahdlatul Ulama untuk terus membentengi paham Ahlussunah wal Jama’ah an-Nahdiyah yang sekarang sedang diserang secara masif oleh golongan yang tidak suka dengan NU melalui dunia maya. Selain itu Kader Penggerak NU harus memahami dan mengamalkan khittah NU 1926.

“Masifnya fitnahan kepada Pengurus Besar NU, dalam hal ini Kiai Said Aqil Siroj terus mendapat fitnahan yang luar biasa baik dari media sosial maupun pemberitaan media online. Untuk itu sebagai kader harus cepat mengklarifikasinya, agar fitnahan tersebut tidak menjadi sebuah ‘kebenaran’,” katanya? saat bertausiyah pada temu kader alumni Penggerak NU di gedung PCNU Karanganyar, Ahad (30/1).

Rais NU Karanganyar: Kader Harus Halau Fitnah Masif atas PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais NU Karanganyar: Kader Harus Halau Fitnah Masif atas PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais NU Karanganyar: Kader Harus Halau Fitnah Masif atas PBNU

"Karena berita-berita yang tidak benar atau hoax jika terus menerus disebarkan, maka akan dianggap menjadi sebuah kebenaran, dan ini sangat berbahaya" imbuhnya

Selain itu juga, Kiai Hudaya mengingatkan kepada kader NU untuk benar-benar memahami dan mengamalkan khittah NU 1926 dengan cara membaca sejarah pertumbuhan dan perkembangan NU dari masa-kemasa, karena garapan NU luas seperti sosial keagamaan, pendidikan dan lain sebagainya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sebagai Kader Penggerak tidak boleh kehabisan energi dalam berkhidmat di tubuh NU, berjuang dan berkhidmat adalah proses, dan hasil dari perjuangan tersebut bukan wilayah kita, tapi wilayah Allah SWT," pesannya. (Ahmad Rosyidi/Mahbib)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Pendidikan, Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bupati Letakan Batu Pertama Pembangunan SMK Ma’arif NU Bulakamba

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Guna memberikan pelayanan di bidang pendidikan, Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Bulakamba Kabupaten Brebes membangun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). SMK berlabel SMK Maarif NU Bulakamba tersebut dimulai pembangunannya setelah dilakukan peletakan batu pertama oleh Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE, Ahad Sore (9/8).

Bupati Letakan Batu Pertama Pembangunan SMK Ma’arif NU Bulakamba (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Letakan Batu Pertama Pembangunan SMK Ma’arif NU Bulakamba (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Letakan Batu Pertama Pembangunan SMK Ma’arif NU Bulakamba

“Selaku pemerintah daerah, kami merasa bangga dengan pendirian SMK Maarif NU di Bulakamba, karena bisa membantu mengentaskan kebodohan dan meningkatkan derajat pendidikan masyarakat Brebes,” ucap Bupati dalam sambutan peletakan batu pertama dilokasi pembangunan Desa Bulusari Kecamatan Bulakamba. 

Bupati berharap keberadaan SMK Maarif di Bulakamba itu nantinya akan dapat berkiprah membantu Pemkab di bidang pelayanan pendidikan. Apalagi, dengan modal dasar pendidikan agama yang kuat akan menjadi pondasi akhlakul karimah generasi muda penerus bangsa. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Saya sangat mengapresiasi peran serta masyarakat swasta di bidang pendidikan. Keberadaan SMK ini bisa mencetak generasi bangsa berakhlak mulia, cerdas dan berkeahlian," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pihaknya juga mengaku siap untuk membantu mendukung kegiatan pendidikan di sekolah tersebut. Termasuk dengan bantuan anggaran melalui APBD. "Saya sudah bilang sama kepada Dinas Pendidikan, dan bisa tinggal teknis dan berapa nilainya akan disesuaikan lagi," jelas Bupati.

Selain pembangunan sekolah, di lokasi tersebut juga akan digunakan untuk membangun kantor MWCNU Kecamatan Bulakamba, masjid dan pondok pesantren. Selain Bupati, ikut meletakan peletakan batu pertama berturut-turut Ketua PCNU Brebes Athoilah Syatori, pengurus MWCNU Bulakamba, KH Subhan Makmun serta tokoh lainnya.

Halalbihalal dan Pelantikan Muslimat NU

Dalam kesempatan tersebut juga digelar halal bihalal warga NU dan pelantikan pengurus ranting Muslimat NU se-kecamatan Bulakamba. Ketua PCNU Brebes, Athoilah Satori saat memberikan sambutan berharap agar warga NU tidak terpecah akibat pemberitaan muktamar NU seperti muncul di berbagai media. Karena di internal struktural sendiri masih bersatu dan soliid. 

Sementara sbagai penceramah, pengasuh Ponpes Assalafiyah Luwungragi, KH Subkhan Makmun yang mangajak jamaah untuk tetap berpegang teguh pada persatuan dan kesatuan. Warga NU, hendaknya juga paham dengan dinamika yang berkembang agar tidak salah paham, termasuk dengan wacana Islam Nusantara yang banyak disalahartikan sejumlah pihak.  

Pengurus Yayasan Al-Ihsan, Ghofar Mughni mengatakan lokasi pembangunan komplek pendidikan dan sekretariat MWCNU itu adalah hasil wakaf dari keluarga besar H Johari seluas 750 m2 lebih. Setelah SMK NU dan MWC berdiri direncanakan pula akan dibangun ponpes dan sarana dakwah lainnya. 

Ketua MWCNU Bulakamba, Moh Robikhun MAg menjelaskan, SMK Maarif tahun ini sudah mendapat 86 siswa jurusan teknik sepeda motor dan multimedia. Untuk sementara belajar di MTs Maarif Bulakamba sampai selesainya pembangunan gedung. “Insya Allah pembangunan akan cepat selesai karena telah ditanggung sepenuhnya pihak pemberi wakaf,” pungkasnya. (Wasdiun/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Bahtsul Masail, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 07 Desember 2017

IPNU Jateng: Periode Kepengurusan di IPNU Perlu Diseragamkan

Pemalang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menghadapi Kongres IPNU XVIII 4-8 Desember 2015 mendatang di Asrama Haji Donohudan Boyolali, PW IPNU Jawa Tengah menggelar Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) di Pemalang, Sabtu (21/11). Kegiatan yang dihadiri ketua-ketua cabang IPNU se-Jawa Tengah ini banyak mengangkat isu-isu yang akan diperjuangkan di Kongres.

IPNU Jateng: Periode Kepengurusan di IPNU Perlu Diseragamkan (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Jateng: Periode Kepengurusan di IPNU Perlu Diseragamkan (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Jateng: Periode Kepengurusan di IPNU Perlu Diseragamkan

"Periode kepengurusan di IPNU perlu diseragamkan, misalnya dua tahun atau tiga tahun sekalian. Saya sendiri, hampir tiga tahun menjadi ketua, seringkali menghadiri konfercab atau melantik dua kali di cabang yang sama," kata ketua IPNU Jawa Tengah, Amir Mustofa Zuhdi dalam sambutannya.

Selain itu, problem revitalisasi organisasi juga banyak disuarakan oleh peserta Rapim di antaranya, penggunaan database online, mengaktifkan kembali website, pembuatan materi kaderisasi, digitalisasi materi-materi kaderisasi melalui slide dan film serta memaksimalkan distribusi PD/PRT, dan PO/PA IPNU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kita yang ada di daerah banyak yang belum mendapat hasil-hasil Kongres dan Rakernas. Kita minta, pimpinan pusat merespon ini dengan cepat, mengingat banyak dibutuhkan kader. Minimal publikasikan di internet, agar kita bisa mengunduh," kata Aan, Ketua PC IPNU Klaten.

Adapun kaitannya dengan kaderisasi, peserta Rapim meminta pasca Lakut (Latihan Kader Utama) ada kaderisasi formal, atau minimal non-formal yang wajib diselenggarakan oleh Pimpinan Pusat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam rapim tersebut, PW IPNU Jawa Tengah juga berkonsentrasi menyiapkan bagaimana menjadi tuan rumah yang baik.

"Ini hajat kita bersama selaku kader IPNU, khususnya kader Jawa Tengah. Kita harapkan, semuanya turut serta menjadi tuan rumah yang baik, yaitu melayani," ungkap Nahdlatul Ulum, Sekretaris PW IPNU Jawa Tengah. (Dhuha Aniqul Wafa/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 03 Desember 2017

Rasa Syukur Seorang Narapidana

"Bagaimana kabarmu di penjara?" Tanya seorang sufi lewat sebuah surat kepada sahabatnya.

Sahabatnya menjadi tahanan sebuah kerajaan lantaran suatu kesalahan. Para sipir sekali waktu datang bersama seorang Majusi lalu merantainya secara bergandengan dengan teman sufi itu. Apesnya, si Majusi sedang didera penyakit mules. Sehingga, tiap kali si Majusi hendak buang hajat, sahabat sufi tersebut terpaksa menemani di sebelahnya. Selalu. Bau busuk yang menusuk hidung dan gerak serbaterbatas akibat rantai besi itu tentu sangat mengganggu.

Rasa Syukur Seorang Narapidana (Sumber Gambar : Nu Online)
Rasa Syukur Seorang Narapidana (Sumber Gambar : Nu Online)

Rasa Syukur Seorang Narapidana

Sang sufi paham dengan keadaan sahabatnya ini dan karenanya ingin memastikan bahwa kondisinya baik-baik saja.

"Aku bersyukur kepada Allah," balas surat si narapidana kepada sang sufi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sampai kapan kau bersyukur? Memangnya ada yang lebih buruk dari keadaanmu sekarang?"

"Seandainya ikat pinggang si Majusi digandengkan dengan perutku tentu keadaannya akan lebih parah. Saudaraku, sebetulnya aku berhak mendapatkan hukuman lebih dari ini."

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lanjut si narapidana, "Jika memang Tuhan mengampuniku melalui takdir semacam ini, bukankah syukur wajib kupanjatkan?"

Ia lalu menjelaskan tentang rasa takut terhadap pedihnya sanksi di neraka seandainya dirinya tak memperoleh ampunan. Demikian kisah yang tercatat dalam kitab an-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qulyubi.

Ada cara pandang unik yang dimiliki si narapidana. Ia menilai hukuman yang diterimanya saat itu selayak karunia kebaikan. Sebuah pola pikir yang hanya bisa diraih bila seseorang mempunyai pengertian lebih luas tentang anugerah dan musibah. Anugerah tak mesti sebuah kenikmatan, dan tak semua kesengsaraan bisa disebut musibah.

Orang dengan kacamata masa depan akan berpikir tentang pendidikan jiwanya dalam menyesali kesalahan, melapangkan hati menanggung risiko, dan membenahi diri, hingga tentang nasib kehidupan akhirat di masa mendatang. Dengan demikian, mengeluhkan atau menghindari tanggung jawab hukum, terlebih dengan membuat kesalahan baru (misalnya dengan menyuap penegak hukum), adalah sebuah kepicikan. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Pertandingan, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 01 Desember 2017

Sarbumusi: Serikat Buruh Indonesia Alami Paradoks

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Wakil Presiden Dewan Pimpinan Pusat Konfederasi Sarikat Buruh Muslimin Indonesia (DPP K Sarbumusi) Nahdlatul Ulama, Sukitman Sudjatmiko, di Jakarta, Ahad (7/8) menyatakan serikat pekerja (SP) atau serikat buruh (SB) di Indonesia mengalami paradoks dan itu merupakan pekerjaan rumah (PR) besar seluruh organisasi buruh.

"Ada paradoks dalam konteks tumbuh dan berkembangnya SP atau SB. Satu sisi ditandai dengan semakin banyaknya pendirian SP atau SB, tapi sisi lain presentasi jumlah buruh yang menjadi anggota semakin sedikit," ungkapnya.

Sarbumusi: Serikat Buruh Indonesia Alami Paradoks (Sumber Gambar : Nu Online)
Sarbumusi: Serikat Buruh Indonesia Alami Paradoks (Sumber Gambar : Nu Online)

Sarbumusi: Serikat Buruh Indonesia Alami Paradoks

Berdasarkan data verifikasi keanggotaan SP atau SB yang dilakukan Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) pada 2014-2015 berjumlah 2.717.961 orang dari 40 jutaan angkatan kerja.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sungguh PR besar seluruh serikat buruh dalam merekrut jumlah anggota. Ada beberapa kemungkinana yang menggambarkan kenapa hal tersebut terjadi. Pertama masalah teknis dari serikat buruh itu sendiri. Seperti kurang massifnya sosialisasi organisasi, kapasitas manajerial dan finansial serikat buruh sehingga banyak buruh yang tidak tahu bagaimana cara bergabung dengan serikat buruh," kata Sukitman lagi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selanjutnya yang kedua, masalah reputasi dan kredibilitas serikat buruh yang belum kuat di mata publik dan masyakat. Lalu ketiga, pengalaman masa lalu dan serikat buruh warisan orde baru yang memberikan pengalaman pahit terhadap buruh.

Kemudian yang keempat, imbuhnya, buruknya penampilan serikat buruh di media massa, hanya buruh yang seolah-olah selalu memblokir jalan, sweeping dan lain-lain saat demonstrasi.

Kelima, kecenderungan aktivis buruh memanfaatkan kasus buruh untuk mendapatkan uang "success fee" yang menjadi kuasa hukum buruh. Banyaknya aktivis buruh yang membuat kegiatan utamanya seperti pengacara, setiap harinya mencari kasus untuk dijadikan masalah di Pengadilan Hubungan Industrial (PHI) dan mendorong setiap kasus berakhir dengan merekomendasikan buruh di PHK agar mendapatkan dana success fee.

Dan yang keenam, kata Sukitman menambahkan, banyak juga buruh yang takut bergabung dengan serikat buruh dengan pemahaman keliru, yakni akan mengalami masalah dalam pekerjaannya. Bergabung dengan serikat buruh bukannya melindungi kepentingannya, malah menjadi masalah untuk diPHK (pemutusan hubungan kerja). Dan pemberangusan serikat buruh dan menjadi ancaman bagi eksistensi buruh dalam hubungannya dengan manajemen perusahaan.

Untuk diketahui, Sarbumusi NU merupakan organisasi profesional yang beretika dan bertujuan meningkatkan taraf hidup, perlindungan dan kesejahteraan kaum buruh serta keluarganya, guna mewujudkan martabat kehidupan manusia yang layak, damai, adil dan sejahtera lahir dan batin serta diridhoi Allah SWT. (Gatot Arifianto/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 26 November 2017

Seorang Anak Cerdik dan Beberapa Orang Dewasa yang Culas

Dalam sebuah perjamuan duduklah seorang anak kecil bersama beberapa orang dewasa untuk makan bersama pada sebuah meja. Orang-orang dewasa yang tampak beritikad kurang baik ini mulai melirik porsi sajian anak kecil tersebut. Mereka mencari alasan untuk memperdayainya.

Di tengah perjamuan itu si anak mulai menangis.

Seorang Anak Cerdik dan Beberapa Orang Dewasa yang Culas (Sumber Gambar : Nu Online)
Seorang Anak Cerdik dan Beberapa Orang Dewasa yang Culas (Sumber Gambar : Nu Online)

Seorang Anak Cerdik dan Beberapa Orang Dewasa yang Culas

“Kamu kenapa nak?” tanya mereka .

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Makanan ini masih panas. Sedangkan aku sudah lapar,” kata anak itu sambil tetap mencurigai mereka.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Tinggalkan sejenak meja ini. Bermainlah dulu, sebentar makanan ini akan dingin,” kata mereka.

“Lho, kalian juga tidak meninggalkan sejenak meja ini?” (Alhafiz K)

*) Cerita ini dikutip dari Akhbarruz Zhiraf wal Mutamajinin (Hikayat Orang Cerdik Pandai dan Orang “Gila”) karya Abdurrahman Al-Jauzi. Judul dibuat oleh pengutip.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Santri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 23 November 2017

2.267 Peserta Ikuti Ujian Program 5000 Doktor Kementerian Agama

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebanyak 2.267 peserta dari berbagai daerah mengikuti ujian Progam 5000 Doktor Kementerian Agama. Mereka tersebar di 21 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di seluruh Indonesia. Berbeda sebelumnya, tahun ini peserta bisa memilih tempat ujian yang berdekatan dengan tempat tinggal mereka.?

Penanggung Jawab Pelaksanaan Ujian Syafii mengaku tempat ujian dibuat fleksibel, agar calon penerima beasiswa bisa berkonsentrasi pada ujian dan tidak terbebani biaya transportasi ke tempat pelaksanaan ujian. "Meski mereka ambil pilihan studi di Yogjakarta, Surabaya, atau kota lain, kalau dia orang Jakarta, bisa memilih tempat ujian di Jakarta," terang Syafii di Jakarta, Rabu (12/07).

2.267 Peserta Ikuti Ujian Program 5000 Doktor Kementerian Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
2.267 Peserta Ikuti Ujian Program 5000 Doktor Kementerian Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

2.267 Peserta Ikuti Ujian Program 5000 Doktor Kementerian Agama

Direktur Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Masykuri Abdillah menyambut baik program 5000 Doktor ini. Menurutnya, ini adalah program bagus karena memberikan afirmasi yang jelas kepada masyarakat.

Masykuri berharap program ini terus ditingkatkan karena memberi dampak yang luas. "Karena peserta yang diterima di program ini adalah orang-orang terbaik, maka peserta program ini harus memiliki kompetensi yang bagus, terutama keilmuan agama," harap Masykuri.

Harapan Masykuri disambut baik Kasubdit Ketenagaan Direktorat Diktis, Syafii. Dia berkomitmen agar proses pelaksanakan ujian dilakukan dengan baik sehingga mendapatkan hasil terbaik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Karena program ini uangnya berasal dari rakyat, maka kita harus bisa memastikan bahwa ujian harus terlaksana dengan baik. Jika prosesnya baik, pasti hasilnya ke depan juga akan baik," ungkap Syafii.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pelaksaan ujian hari ini ada tiga, bahasa Arab, bahasa Inggris dan Tes Potensi Akademik. Besok, akan dilakukan ujian wawancara untuk pendalaman proposal desertasi," tambahnya.

Di Jakarta, sebanyak 88 peserta ikut ujian. Ikut hadir mengawasi ujian, Direktur Pascasarjana, Masykuri Abdillah, Wakil Direktur I, Didin Saepudin, dan Wakil Direktur II, JM. Muslimin. (Kemenag/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 18 November 2017

Buka MTQ NU, Wapres Pukul Bedug

Pontianak, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono membuka resmi Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional VII yang diselenggarakan Jam’iyyatul Qura’ wal-Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU), Selasa malam (3/7) di stadion sepak bola Sultan Syarif Abdurahman, Pontianak, Kalimantan Barat. 

Dalam sambutannya, Boediono mengatakan bahwa Al-Quran adalah kitab suci yang diimani bersama, sebagai penunjuk dan penuntun kehidupan untuk kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. 

Buka MTQ NU, Wapres Pukul Bedug (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka MTQ NU, Wapres Pukul Bedug (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka MTQ NU, Wapres Pukul Bedug

“Al-Quran tidak hanya berisi prinsip-prinsip keimanan, tapi summber nilai-nilai universal, ilmu pengetahuan hingga hikayat kehidupan yang penuh dengan keteladanan serta pesan moral yang luhur dan agung,” ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Boediono menambahkan, Al-Quran memberi tuntunan kepada kita agar membangun kehidupan yang saling bertoleransi, hidup dalam perdamaian dalam keragaman, saling mengasihi dan memberi maaf.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an, jangan hanya dijadikan ajang bertanding dan berlatih, tetapi juga untuk makin memahami dari ayat-ayat suci Al-Quran,” imbaunya. 

Dengan memahami, kita akan memperteguh karakter diri dan bangsa melalui nilai-nilai kegamaaan, aturan hukum, serta kerukunan antarumat beragama sejalan dengan nilai-nilai universal ajaran  Al-Quran.

Sambutan Wakil Presiden yang berlangsung selama sebelas menit itu diakhiri dengan memukul bedug bertalu-talu. Disusul kemudian kembang api yang mengangkasa dan gelegar mercon selama lima belas menit. Ditimpali pula riuh-rendah tepuk tangan hadirin yang memenuhi stadion. 

Hadir pada Kesempatan itu, KetuaUmum PBNU KH Said Aqil Siroj serta beberapa pengurus PBNU, Menteri Perumahan Rakyat H. Djan Faridz, Ketua Umum JQH NU KH Muhaimin Zen, dan Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis MH., peserta MTQ, official, serta masyarakat Kalimantan Barat.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Abdullah Alawi 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 16 November 2017

Jejak Peninggalan Syekh Nahrawi Banyumas

Tangerang Selatan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Banyak ulama Nusantara yang belum terekam jejak peninggalannya sehingga banyak dilupakan oleh kalangan intelektual Muslim saat ini. Salah satu tokoh ulama Nusantara yang mempunyai pengaruh besar dalam sanad keilmuan ulama-ulama di Nusantara adalah Syekh Ahmad Nahrawi Banyumas.

Direktur Islam Nusantara Center A Ginanjar Sya’ban membahas jejak peninggalan Syekh Nahrawi dalam diskusi rutin Sabtu, (30/9) di Ciputat, Tangerang Selatan.

Jejak Peninggalan Syekh Nahrawi Banyumas (Sumber Gambar : Nu Online)
Jejak Peninggalan Syekh Nahrawi Banyumas (Sumber Gambar : Nu Online)

Jejak Peninggalan Syekh Nahrawi Banyumas

Kiai Nahrawi lahir di Purbalingga pada tahun 1276 H (1860 M). Nama aslinya adalah Kiai Mukhtarom. Kemudian tafa’ulan kepada gurunya sehingga namanya menjadi Nahrawi.

“Nama lengkap beliau adalah Ahmad Nahrawi Mukhtarom bin Imam Raja Al-Banyumasi Al-Jawi. Biografinya terdapat di kitab A’lamul Makiyyin yang ditulis oleh Syekh Abdullah Muallimi. Ada di entri nomor 1431 halaman 964,” ujar penulis buku Mahakarya Islam Nusantara itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kitab tersebut menurutnya menceritakan tentang Syekh Nahrawi yang dilahirkan di Banyumas dan datang ke Mekkah pada usia 10 tahun. Dalam kitab itu juga dituliskan bahwa ia sangat tekun belajar kepada ulama-ulama Masjidil Haram sampai akhirnya mendapatkan surat izin untuk mengajar di Masjidil Haram. Dalam kitab tersebut juga menurutnya diceritakan bahwa dari tangan Syekh Nahrawi keluar murid-murid yang menjadi ulama besar.

Dalam keterangannya, ada juga kitab lain yang memuat biografi Syekh Nahrawi yaitu Al-Mudarrisun fil Masjidil Haram. Kitab yang ditulis oleh Mansyur An-Naqib itu menurutnya berisi pengajar yang ada di Masjidil Haram dari abad pertama zaman sahabat sampai kitab itu ditulis.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Biografi Syekh Nahrawi terdapat dalam juz 1 halaman 287,” tambahnya.

Ia menyampaikan peran Syekh Nahrawi Banyumas dalam jejaring keilmuan ulama Nusantara sangat besar. Hal itu menurutnya ditandai dengan beberapa karangan dan taqridz atas kitab-kitab ulama Nusantara. Bahkan, penulis buku Masterpiece Islam Nusantara Zainul Milal Bizawie yang menjadi moderator dalam diskusi tersebut juga menyampaikan Syekh Nahrawi merupakan gurunya ulama-ulama Nusantara.

“Habib Luthfi pernah mengatakan bahwa tidak ada karangan ulama-ulama Nusantara di Mekkah yang diterbitkan tanpa ada tanshih atau rekomendasi dari Syekh Nahrawi Banyumas. Guru utama Habib Luthfi bin Yahya yaitu KH Abdul Malik Purwokerto merupakan murid beliau (Syekh Nahrawi),” tambah penulis buku Laskar Ulama Santri dan Resoulusi Jihad itu.

Keterangan tersebut didukung oleh beberapa karangan dan taqridz Syekh Nahrawi yang disampaikan oleh intelektual Islam Nusantara A Ginanjar Sya’ban di antaranya, kitab Nadzom Risalatul Manasiq atau dikenal dengan Qurotul Uyun Linnasiq Al Muti’ bil Funun. Selain itu, menurutnya Syekh Nahrawi juga mempunyai kitab yang berisi ulasan atau ta’liq terhadap Risalah Kiai Ahmad Zaini Dahlan. Kitab yang berisi tentang ilmu Ballaghah itu menurutnya dicetak oleh Al-Maktabat Taroki Al-Majidiyah di Mekkah pada tahun 1911 M.

“Saat ini, manuskripnya tertulis milik KH Abdullah Umar Faqih Cemoro Banyuwangi,” tambahnya.

Selain itu, ia menambahkan bahwa ada juga manuskrip tentang fatwa Syekh Nahrawi yang berjudul Risalah fi Hukmin Naqus. Kitab yang sampai saat ini tersimpan di Pesantren Langitan, Tuban itu berisi tentang risalah hukum memukul kentongan yang menjadi tradisi Islam di Nusantara.

Dalam risalah tersebut, ia menceritakan ada seseorang yang menanyakan pendapat Syekh Nahrawi tentang ulama Nusantara baik di barat maupun di timur yang memukul kentongan yang terbuat dari sebilah kayu atau bambu dengan bertujuan untuk memberitahukan waktu masuknya shalat wajib. Tetapi setelah memukul kentongan, adzan, pupujian, dan iqamah pun dilakukan. Selain itu, mereka juga tidak menyukai agama para penjajah. Jadi orang tersebut menanyakan apakah hukum kentongan ini disamakan dengan hukum lonceng yang ada di gereja atau tidak.

Dari pertanyaan itu, jawaban dari Syekh Nahrawi menurutnya sangat moderat.

“Beliau menjawab bahwa ada banyak pendapat dari ulama. Ada yang mengharamkan, ada yang memakruhkan, dan ada yang membolehkan,” tambahnya.

Selain itu, yang tidak kalah penting dari jejak peninggalan Syekh Nahrawi menurutnya yaitu Syekh Nahrawi sering memberikan taqrizh atau endorsmen pada kitab-kitab ulama besar waktu itu.

Beberapa kitab yang ditaqrizh yang disebutkannya yaitu Fathul Majid Syarh Jauharatut Tauhid karya Syekh Husain bin Umar Palembang dan fatwa Al-Ajwibatul Makkiyah ‘alal As’ilatil Jawiyyah yang ditulis oleh Syekh Abdullah bin Abdurrahman Siraj pada tahun 1922 M. Kitab yang kedua itu menurutnya berisi jawaban mufti Mekkah terhadap persoalan yang ada di Nusantara. Persoalan tersebut seperti tradisi Nusantara muludan, tahlilan, ziarah kubur.

“Empat tahun sebelum Nahdlatul Ulama didirikan secara resmi, ulama Mekkah itu sudah buat fatwa kalau masalah-masalah tradisi Islam yang ada di Nusantara itu sah dan ada dalilnya,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan bahwa kitab tersebut merupakan dalil yang tak terbantahkan untuk kalangan Aswaja sekaligus menjadi dalil yang mematahkan argumen pihak-pihak yang mana mereka mengaku sebagai pihak-pihak ahlu ijtihad wal istinbat yang langsung mengambil hukum dari Al-Quran dan juga hadits.

“Dalam taqrizhnya, Syekh Nahrawi menulis bahwa mereka ingin mengambil langsung ke Al-Quran dan Hadits seperti Mujtahid tetapi mereka tidak mempunyai syarat-syarat ijtihad itu sendiri. Tetapi karena ideologi yang rusak dan sudah tertancap dan hatinya yang keras itu, mereka tidak mau mendengarkan dalil-dalil yang dituliskan oleh para ulama-ulama yang ahli keutamaan,” tambahnya.

Selain memberikan taqrizh, Syekh Nahrawi juga menulis sebuah catatan atau taqrirat penting atas kitab Fiqih Minhajul Qawwim yang ditulis oleh Syekh Nahrawi Banyumas pada tahun 1908.

“Kitabnya berjudul Taqrirat Qayyimah ‘ala Syarh Minhaj al-Qawwim fi al-Fiqh al-Syafi’i,” pungkasnya. (M Ilhamul Qolbi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Kajian, Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 06 November 2017

Asas-Asas Tasawuf

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Prof Dr KH Said Aqil Siroj dalam pengukuhan guru besar Ilmu Tasawuf di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya menjelaskan tasawuf sesungguhnya berdiri pada dua asas. Pertama, sebagai pelatihan batin (tajribah bathiniyah). Yaitu berusaha membangun hubungan langsung antara hamba dan Allah melalui pelatihan spiritual yang intensif dan mendalam. 

“Di sini sufi melalui pendakian dalam tingkatan maqam dan pencapaian ahwal.”

Asas-Asas Tasawuf (Sumber Gambar : Nu Online)
Asas-Asas Tasawuf (Sumber Gambar : Nu Online)

Asas-Asas Tasawuf

Kedua, imkan al-ittihad, yaitu kemungkinan kebersatuan antara sufi dan Allah  secara rasa (dzauq). “Di sini, sufi memperkuat wujud yang mutlak yang mencakup semua wujud, sehingga sampai pada perasaan tidak ada yang ada kecuali hanyalah Allah.” 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menjelaskan, para sufi telah meletakkan dasar-dasar keilmuan dan terminologi serta metode seperti maqamat, ahwal, ‘ilm al-qulub, ‘ilm-asrar, ‘ilm-haqiqah, ‘ilm-mukasyafah, fana’ hulul, ittihad dan ma’rifat. Penting diketahui sebelumnya, dalam kesufian terdapat semacam ‘rumusan’ misalnya, seperti kata Syekh Abu Sulaiman Ad-Darani (w. 215 H) bahwa Allah seringkali menganugerahkan kasyf kepada seseorang di saat dia tidur di atas dipan, bukan justru di saat dia sedang shalat. 

“Bagi sufi, seorang yang zuhud dan ‘abid tidak akan mendapatkan ‘nur’ kecuali dengan melepaskan semuanya hanya tertuju semata kepada Allah. Sedang seseorang tidak akan mampu menjadi zuhud kecuali ada ‘nur’ dalam hatinya.” 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Demikian pula iman seseorang menurut dunia tasawuf terbagi menjadi dua maqam, yaitu maqamul ‘amilin yaitu maqamnya orang yang sibuk dengan dirinya mengasingkan diri dari manusia, dan maqamul ‘arifin yaitu maqamnya orang yang sibuk dengan Tuhannya mengasingkan diri dari dirinya sendiri.

Tasawuf dan filsafat

Dalam dunia tasawuf sendiri, dijumpai kolaborasi tasawuf dengan disiplin selain filsafat yang dinamakan tasawuf sunni (amali) dan klimaks pada diri Imam Al-Ghazali (w. 505 H) dengan suksesnya membongkar dan mendamaikan rasionalisme ilmu kalam ortodoks, operasional fikih dan argumentasi filsafat. Dalam kitabnya yang sangat terkenal Ihya’ Ulumuddin.

Di sisi lain, muncul kolaborasi antara tasawuf dengan filsafat yang kemudian diwujudkan sebagai tasawuf falsafi. Tokoh pertama yang diyakini sebagai peletak dasar jenis tasawuf ini adalah Syekh Ibnu Masarrah (w. 319 H/931 M) dari Cordoba, Andalusia. Sufi kedua adalah Syekh Syihabuddin Suhrawardi (w. 587 H/1191 M) dan mencapai puncak pada Syekh Muhyiddin Ibn ‘Arabi (w. 638 H/1242 M). (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Budaya, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 05 November 2017

Puluhan Ribu Nahdliyin Hadiri Harlah Muslimat NU

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lebih kurang sepuluh ribu Nahdliyin (sebutan warga NU), tumpah ruah dihalaman kantor Kecamatan Bantarkawung guna menghadiri puncak Harlah Muslimat NU ke-67.  Mereka datang dari segala penjuru pelosok desa di 17 Kecamatan se Kabupaten Brebes. Iring-iringan berbagai jenis kendaraan, memadati arena harlah sejak pukul 07.00 pagi.

Semangat para Ibu dalam menghadiri hari lahir Muslimat kontan mendapat pujian dari Anggota DPR RI H Nasrudin. “Muslimat NU memang hebat, meskipun dengan urunan sendiri, datang ke acara hanya dengan mengharap ridlo dari Allah SWT,” puji Nasrudin saat memberikan sambutan pada Harlah, kemarin.

Puluhan Ribu Nahdliyin Hadiri Harlah Muslimat NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Puluhan Ribu Nahdliyin Hadiri Harlah Muslimat NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Puluhan Ribu Nahdliyin Hadiri Harlah Muslimat NU

Dalam kesempatan itu Ketua Pengurus Cabang Muslimat NU Hj Nurhalimah menyerahkan santunan kepada 100 anak yatim piatu. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait Pemilu gubernur dan wakil gubernur Jateng, ia menegaskan, Muslimat NU Brebes netral. Namun demikian, tidak berarti memblenggu anggotanya untuk mendukung pilihannya masing-masing.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Yang jelas, secara organisatoris dan sesuai dengan AD/ART Muslimat NU netral, perkara nanti ada yang mengklaim, itu urusan pribadi-pribadi bukan organisasi,” tandasnya.

Ketua Panitia Harlah Hj Sofiatun Nisa mengatakan, kegiatan Harlah antara lain diisi dengan pelayanan KB Gratis, Lomba Sholawat Nabi dan Manasik Haji bagi anak-anak TK/RA se Kabupaten Brebes. 

Ketua III Pimpinan Wilayah Muslimat NU Hj Munawaroh mengingatkan agar Muslimat NU terus berjuang tanpa henti. Meskipun berbagai lembaga pendidikan telah dimotori, dilahirkan dan dikelola secara baik tetapi harus terus digelorakan dan ditingkatkan kualitasnya dengan penuh keikhlasan. 

Dikatakannya, Muslimat NU saat ini tidak hanya berjuang untuk bidang keagamaan saja, tetapi juga harus berjuang secara cerdas, tuntas dan ikhlas.  

Harlah diisi dengan ceramah agama oleh Mubaligh dari Kota Tegal KH Mujtahid. Dalam ceramahnya dia mengajak para Ibu tetap menjadi ibu, meskipun dalam berbagai kegiatan yang menyita waktu. Mujtahid percaya, kegiatan Muslimat NU akan mengajak ke jalan yang di ridloi Allah SWT, menuju jalan ke Surga. “Surga adalah di telapak Kaki Ibu, dan ibu yang ada surga-Nya, tentu ibu yang Muslimat, sholeha,” kata Mujtahid. 

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Wasdiun

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 03 November 2017

Inilah Para Pemenang Kompetisi Penulisan Esai NU Online

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Panitia Kompetisi Penulisan Esai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan juara satu sampai tiga berdasarakan penilaian para dewan juri di Jakarta Ahad (5/2). Keputusan kompetisi dibuka10 Oktober tahun lalu tersebut juga untuk peserta yang layak meraih juara harapan satu sampai tiga.?

Inilah Para Pemenang Kompetisi Penulisan Esai NU Online (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Para Pemenang Kompetisi Penulisan Esai NU Online (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Para Pemenang Kompetisi Penulisan Esai NU Online

Juara pertama adalah A. Syarif Yahya asal Temanggung (Jawa Tengah) dengan esai “Ngaji Toleransi di Kaki Bukit Watu Payung”.?

Juara kedua Rifqi Qowiyul Iman dari Lampung Utara (Lampung) dengan esai “Negara Kesatuan sebagai Hasil Ijtihad Kebangsaan (Menelisik Gagasan dan Pemikiran KH. A. Wahid Hasyim dalam Sidang BPUPKI)”.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Juara ketiga adalah Ngarjito Ardi Setyanto dari Yogyakarta dengan esai “Puisi Perdamaian dari Sang Nyai (Telaah Puisi-Puisi Masriyah Amva)”.?

Juara harapan satu diraih Irman Marzuki Siregar dari Medan (Sumatera Utara) dengan esai “Belajar Islam Damai dari Jarumahot Nasution dan Masyarakat Sipirok: Model Kerukunan Antarumat Beragama di Indonesia”.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Juara harapan dua diraih Siswanto dari Boyolali (Jawa Tengah) dengan tema “Tahlilan sebagai Tradisi Keagamaan dan Strategi Budaya dalam Perdamaian Warga”.?

Juara harapan ketiga adalah M. Fauzi Sukri dari Surakarta (Jawa tengah) dengan esai “Teologi Hukum dan Masa Depan Toleransi Iman”.?

Menurut Koordinator Panitia Kompetisi Penulisan Esai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhammad Zunus, juara satu akan mendapatkan hadiah 5 juta rupiah. Juara kedua tiga juta rupiah. Sementara juara ketiga meraih dua juta rupiah. Adapun para juara harapan akan mendapatkan 1 juta rupiah.?

“Keputusan dewan juri tersebut bersifat mengikat dan tidak bisa diganggu gugat. Terima kasih kepada para peserta yang turut berpartisipasi pada kompetisi ini,” ungkapnya di kantor Redaksi PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, (6/2).

Sekadar diketahui, kompetisi esai ini mengangkat tiga tema besar yakni Islam Damai, Bhineka Tunggal Ika, dan Kewarganegaraan. Dari ketiga tema tersebut, para peserta dapat menuliskan seputar tokoh inspirasi, yang mengulas soal kiprah figur—baik populer maupun tidak—dalam perjuangan menciptakan perdamaian, mewujudkan harmoni dalam keberagaman, mendukung terciptanya hidup keberwarganegaraan yang sehat, dan lain-lain.

Kedua, peristiwa, meliputi sejarah atau kasus faktual yang menyinggung ketiga tema itu agar menjadi i‘tibar bagi masa depan Islam yang damai, berperadaban dengan kebhinnekaan, mendukung keadilan dalam hidup berbangsa dan bernegara, dan lain-lain. Ketiga, gagasan, yakni menyodorkan pandangan penulis seputar tiga tema tersebut, baik tentang temuan baru, langkah-langkah strategis, solusi alternatif, dan lain-lain. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Meme Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 27 Oktober 2017

Memaknai Guyuran Hujan dalam Aksi 212

Oleh Fathoni Ahmad

Tidak ada yang mengetahui persis Presiden RI Joko Widodo akan hadir di tengah ratusan ribu massa aksi damai 2 Desember di Monas dan sekitarnya. Meskipun pada akhirnya, Jokowi sendiri yang memutuskan sangat perlu hadir dan shalat Jumat bersama mereka di detik-detik terkahir menjelang kumandang adzan.

Memaknai Guyuran Hujan dalam Aksi 212 (Sumber Gambar : Nu Online)
Memaknai Guyuran Hujan dalam Aksi 212 (Sumber Gambar : Nu Online)

Memaknai Guyuran Hujan dalam Aksi 212

Di antara alasan Jokowi yaitu akankah menembus hujan deras untuk bergabung dengan mereka. Meskipun pertanyaan ini begitu menggelitik bagi dirinya. Itulah Jokowi, sebuah gorong-gorong saja mampu ditembusnya apalagi sekadar hujan. Hal itu harus dilakukannya, sebab massa yang telah rapi dan tertib sudah tentu menunggu dirinya.

Bagi Mantan Wali Kota Solo ini, tidak menemui pendemo dalam aksi Bela Islam II pada 4 November lalu, bukan berarti ia tidak mau berinteraksi dengan rakyatnya, tetapi tentu hal ini hanya persoalan waktu. Terbukti pada Aksi Bela Islam III pada 2 Desember, ia bersama para menteri dan Jenderal menembus kepungan hujan dan merangsek ke dalam ratusan ribu kermununan massa yang telah memadati Monas dan jalan-jalan di sekitarnya.

Data kepolisian menyebutkan, Aksi 212 ini mencapai 200.000 orang yang datang dari berbagai daerah. Meskipun menurut taksiran penulis, massa yang kompak berkumpul dengan mengenakan dress code putih-putih itu bisa mencapai 450.000 orang. Bahkan ada yang bilang jutaan. Kemungkinan data tersebut jika digabung dengan mereka yang juga mengadakan aksi serupa di berbagai daerah di Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Namun demikian, penulis tidak ingin membahas data, melainkan sebuah hujan kerap yang menyapa massa aksi 212 di Monas. Ada yang menyebut bahwa hujan yang turun diawali awan gelap atau mendung pekat itu akan mengganggu massa yang dari awal khidmat mengikuti aksi.

Namun penulis melihat, justru dengan turunnya hujan akan memberikan nuansa lain. Apa itu? Mari sejenak mengingat materi pelajaran kimia di sekolah. Meskipun mengandung unsur asam, air hujan juga membawa partikel yang dapat memunculkan sensasi damai dan sejuk di tubuh manusia sehingga rasa senang dan gembira akan mucul. Tak heran jika anak-anak kecil serasa senang bermain di tengah guyuran hujan.

Sebagian orang juga memaknai turunnya hujan sebagai berkah dari Yang Maha Kuasa. Hal ini karena hujan mampu menyuburkan yang kering dan menumbuhkan yang sedang berkembang. Hujan juga bisa mendatangkan musibah jika intensitasnya berlebihan sehingga dapat mengakibatkan banjir, tanah longsor, dan lain-lain. Lagi-lagi, hal ini juga bisa dilihat dari sudut pandang berkah karena manusia diajarkan untuk merawat alam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bagaimana konteksnya dengan aksi 212? Mudah sekali membacanya. Jika manusia berkumpul di satu tempat apalagi dalam jumlah yang sangat banyak, partikel yang ada di tengahnya hanyalah unsur panas karena pada dasarnya manusia adalah makhluk berdarah panas. Hal itu ditambah dengan berbagai tuntutan aksi yang seketika dapat memunculkan suasana lebih panas lagi sehingga bisa meletupkan keributan.

Hujan kerap yang cukup deras mengguyur massa aksi 212 tak terpungkiri adalah berkah dari Allah SWT. Ia membuat ratusan ribu massa yang berkepala panas menjadi dingin, dada yang membara menjadi tenang, otot-otot yang kencang menjadi kendor, dan tulang-tulang kaku menjadi luwes kembali sehingga aksi yang tadinya damai menjadi super damai.

Petunjuk hujan inilah yang tadinya dinilai Jokowi sebagai rintangan untuk bergabung dengan massa, menjadi berkah yang harus ditembus sebagai energi positif untuk menjawab pandangan-pandangan nyinyir yang ditujukan kepadanya yang dinilai tidak berani mendatangi para pendemo ketika aksi 4 November lalu. Lebih dari itu, persatuan dan kesatuan dalam rajutan merah putih dan dekapan NKRI bisa tetap menjadi milik kita bersama selamanya.

Pesan hujan yang diturunkan oleh Allah dalam aksi 212 juga harus menjadi renungan bersama, betapa kepala dingin, kesabaran, dan sikap tidak memaksakan kehendak harus dikedepankan. Proses hukum tersangka Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang senantiasa menjadi tuntutan aksi harus dipercayakan penuh pada ranah hukum. Karena hal itulah yang menjadi kesepakatan bersama di negara hukum seperti Indonesia yang sama-sama kita cintai ini.

Jika hukum sudah berjalan, serahkanlah pada prosesnya, toh masyarakat yang menuntut bisa mengawalnya diberbagai tahapan serta mengawasinya sebagai bagian dari transparansi. Upaya ini juga bagian dari perwujudan supremasi hukum itu sendiri. Berbeda jika tuntutan tersebut disertai dengan pemaksaan kehendak, yang ada hanyalah kekacauan proses yang jelas tidak kita inginkan sebagai warga yang taat pada konstitusi.

Para pendiri? bangsa (founding fathers) ini telah bekerja keras merancang pondasi dan dasar negara sebagai konsensus atau kesepakatan bersama dalam membangun bangsa yang beradab. Mereka bukanlah para pemimpin amatir, tetapi mereka adalah pemikir dan pekerja keras yang secara ikhlas mengusir penjajah dan mendirikan negara ini demi kelanjutan generasi yang lebih baik.?

Kita sebagai pewaris para founding fathers harus memperkuat jiwa dan mental bahwa bangsa dan negara ini mesti dijaga kebersamaannya. Problem politik, agama, budaya, dan entitas-entitas lain jangan sampai membuat bangsa yang telah kuat karena kesepakatan bersama ini terpecah belah.?

Kerugian jiwa dan raga yang ditimbulkan oleh berbagai kepentingan sesaat, apalagi begitu gencar mengatasnamakan agama hanya akan membuat Indonesia seperti negara-negara gagal (failed states) di berbagai kawasan di Timur Tengah. Lagi-lagi, hujan yang turun tepat pada aksi 212 di Monas Jakarta cukup memberikan pelajaran bahwa bangsa ini harus terus dijaga kesejukannya. Semoga!

Penulis adalah Pengajar di STAINU Jakarta, Anggota Kaukus Penulis Aliansi Kebangsaan.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rais Syuriyah PBNU Ingatkan Tiga Penyakit Perusak Rumah Tangga

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mengarungi mahligai rumah tangga, tentu tak luput dari gelombang dan juga dalam perjalanannya tidak sedikit menemui onak dan duri. Sehingga di tengah perjalanan, bahtera itu kadang kandas dan berakhir di meja perceraian. Tentu, hal hal tersebut tidak kita inginkan, untuk itu perlu mewaspadai adanya penyakit nikah.

Rais Syuriyah PBNU Ingatkan Tiga Penyakit Perusak Rumah Tangga (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais Syuriyah PBNU Ingatkan Tiga Penyakit Perusak Rumah Tangga (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais Syuriyah PBNU Ingatkan Tiga Penyakit Perusak Rumah Tangga

Atas dasar itu Rais Syuriyah PBNU KH Subhan Makmun mengingatkan, ada tiga penyakit nikah yang bisa memporakporandakan kehidupan rumah tangga. Sebagaimana dikatakannya saat mengisi forum bimbingan mental bagi PNS Kabupaten Brebes di Pendopo Bupati, Jumat (27/1).

Penyakit itu tumbuh, katanya, pertama, ketika suami mencari nafkah yang tidak halal. Hasil yang tidak halal bisa mengakibatkan keluarga menjadi tidak tentram. Termasuk keturunannya juga tidak akan berhasil, sulit mencapai kesuksesan. “Sepahit apa pun, kita harus mencari nafkah dengan hasil yang halal,” ajaknya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bekerjalah dengan sekuat tenaga agar diperoleh hasil yang maksimal dan halal. “Kalau cuma bertopang dagu, bermalas-malasan maka ‘yang siang nanti makan bubur lauknya urab’, suami nganggur, istrinya lari ke Arab,” ucap Kiai disambut tertawa hadirin.

Penyakit kedua, kurang menghibur istri dan tidak menghargai istri. Seorang istri, tidak bisa dipandang sebelah mata meskipun ketika dinikahi suami mengetahui berbagai kelemahan yang dimilikinya. Walaupun istri tidak bisa masak seperti warung sebelah, katanya, tetap harus kita puji bahwa masakan istrilah yang paling enak sedunia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ketika Nabi menghadapi Aisyah tidak menyediakan lauk dan Aisyah berkata hanya ada cuka, maka Nabi berucap bahwa sebaik-baik lauk adalah cuka,” ujar Kiai Subhan menceritakan sebuah kisah.

Penyakit ketiga, lanjutnya, suami-istri meninggalkan shalat dan kewajiban lainnya. Bila di dalam rumah tangga Muslim tidak mendirikan shalat lima waktu, maka keresahan batin akan terus bergolak. Akibatnya, rumah tangga menjadi goyah, perkawinan tidak bermakna.

Kewajiban lainnya yang perlu diperhatikan, yakni dengan lebih banyak bersedekah dan ngaji. Dengan shalat, sedekah, dan ngaji maka penyakit nikah tidak akan menempel.

Pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyah Luwungragi Bulakamba Brebes ini mengajak kepada para lajang untuk segera menikah dengan memperhatikan penyakit nikah. Jangan takut tidak mendapatkan rezeki, jangan takut dengan kenikmatan yang abadi, berupa istiqamah dalam memegang tali Allah SWT.

“Sejarah membuktikan, tidak ada bujang sugih (kaya). Wujudkanlah rumahku adalah surgaku, dengan membina keluarga yang sakinah mawadah warahmah,” pungkasnya.

Plt Bupati Brebes Budi Wibowo mengungkapkan, berdasarkan data dari Pengadilan Agama Brebes terjadi kasus perceraian selama tahun 2015 sebanyak  5.600. Tahun 2016 meningkat menjadi 6600, dan Januari 2017 ini ada 570 kasus perceraian di Brebes. “Mayoritas, dipicu karena persoalan dunia terbalik, yakni banyak warga Brebes yang menjadi TKI/TKW,” tuturnya. (Wasdiun/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Nasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 03 Oktober 2017

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Diresmikan

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh bersama Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj dan sejumlah tokoh nasional lainnya ikut membaca doa dimulainya pemancangan pertama pembangunan gedung Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), Sabtu (27/7) petang.

Salah satu perguruan tinggi baru milik Nahdlatul Ulama di kota Surabaya ini diharapkan keberadaannya mampu menjawab kebutuhan sumber daya manusia berkualitas dengan tetap menjaga integritas sebagai kader NU. Universitas ini nanti berada di bawah naungan Yayasan Rumah Sakit Islam Surabaya di Jalan Jemur Sari.

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Diresmikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Diresmikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Diresmikan

"Bismillahirramanirahim, pemancangan pertama pembangunan kampus Unusa hari ini kita mulai," ucap Muhammad Nuh dalam peresmian yang dihadiri Rais Syuriyah PWNU Jatim KH Miftahul Akhyar, Wakil Gubernur Jatim H Saifullah Yusuf, dan pengusaha nasional Chairul Tanjung.

Pengetokan tiang pancang pertama pembangunan kampus itu sebelumnya ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Muhammad Nuh. Ia berpesan agar Pemerintah Provinsi Jawa Timur ikut mendukung terselenggaranya proses pendidikan di Jawa Timur.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia menerangkan, disiplin ilmu yang diselenggarakan, selain perawat dan kebidanan, juga ada teknik, pendidikan, ekonomi dan dalam tahap pengajuan jurusan kedokteran. "Jurusan kedokteran surat pengajuannya sudah dilakukan," ucapnya.

Di sela sambutannya, Muhammad Nuh mengingatkan Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, untuk ikut berperan aktif mengawal keberadaan kampus.

"Di Jawa Timur, Gus Ipul punya tiga peran. Yang pertama sebagai pengurus PBNU, kemudian Pembina Yarsis (Yayasan Rumah Sakit Islam), dan, ketiga sebagai Wakil Gubernur. Sangat tidak elok kalau tidak ikut membesarkan Unusa. Makanya saya minta beliau ikut mengambil peran guna kemajuan Unusa demi kemaslahatan umat," pintanya.

KH Said Aqil Siroj berharap keberadaan Unusa Surabaya, bisa memberikan cakupan lebih luas terhadap kemajuan pendidikan. "Itu cita-citanya. Kita ingin memberikan layanan kepada masyarakat, selain untuk pendidikan perawat juga kedokteran," katanya.

Chairul Tanjung (CT) yang menghadiri peresmian Unusa dan Ground Breaking Unusa Tower RSI Jemursari di Surabaya menuturkan, kualitas sumber daya manusia khususnya umat Islam harus terus diperbaiki.

"Harus kita sadari, kualitas SDM Islam harus terus diperbaiki. Maka saya sangat mendukung inisiatif NU untuk mendirikan kampus ini," kata Chairul Tanjung di halaman RS Islam Jemursari, Surabaya.?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Budaya, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah