Tampilkan postingan dengan label Halaqoh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Halaqoh. Tampilkan semua postingan

Minggu, 04 Maret 2018

Tiga Malam, Peringatan Hari Pahlawan PCNU Mimika

Mimika, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Peringatan Hari Pahlawan PCNU Mimika  diisi dengan acara istighosah dan silaturahim ke beberapa titik warga NU Mimika. Acara berlangsung selama tiga malam pada 4, 8, dan 11 Novembember 2017.

Di Kampung Mwuare, Km14, pada Sabtu (4/11), diadakan pembukaan Istighosah An-Nadliyyah, doa untuk pahlawan serta donasi sekitar 45 buku yang kebanyakan buku Pendidikan Agams Islam untuk SD dan SMP. Juga dionasikan buku tajwid 10 buku dan Sirah Nabawiyah Husein Haekal.

Tiga Malam, Peringatan Hari Pahlawan PCNU Mimika (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Malam, Peringatan Hari Pahlawan PCNU Mimika (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Malam, Peringatan Hari Pahlawan PCNU Mimika

"Kami mengucapkan banyak terimakasih untuk semua bantuan, hanya Allah yang membalasnya," demikian ungkapan tulus Takmir Masjid Nurul Zhikmah, KM14, Ust Hasan.

Sementara itu Wakil Ketua PCNU Kabupaten Mimika, Sugiarso mengajak jamaah untuk meneladani para pejuang kemerdekaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Banyak anak kita tidak paham peran para kiai dalam perang 10 November, maka kita kaji malam ini untuk diceritakan ke anak cucu kita," terangnya

Pada malam kedua, Sabtu (8/11), peringatan Hari Pahlawan diisi dengan silaturahim dan donasi buku ke Pondok Pesantren Hidayatus Sibyan, Timika. Pembacaan Yasin, Tahlil dan Maulid Dibak dipimpin Ustad Hasbullah. Sementara jumlah buku yang disumbangkan sekitar 60 buku dan Al-Quran.

Dalam sambutannya, pengasuh Pesantren Hidayatus Sibyan, Ust Fauzy mengucapkan banyak terima kasih untuk PCNU Mimika atas.sumbangan buku tersebut.

"Buku nanti akan atur penggunaannya oleh ustad," kata Ustad Fauzi

Di lokasi tersebut, Wakil Ketua PCNU Mimika, Sugiarso mengajak para santri untuk mengenal sosok Rasulullah lewat buku yang didonasikan berupa Sirah Nabawiyah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Siapa putra Rasulullah? Siapa nama itu Fatimah?" tanya Sugiarso kepada para siswa SD. Pertanyaan itu untuk memancing para siswa agar mempelajaris sejarah Nabi Muhammad SAW.

Pada malam ketiga, Sabtu (11/11), acara berlangsung di Masjid Baitul Muhajirin SP9. Acara berupa pembukaan Rutinan Istighosah An-Nadliyyah serta pembacaan doa untuk pahlawan bangsa.

"Mohon maaf jika dari masjid belum bisa memberikan konsumsi dan jamaah yang layak," ujar Ketua Takmir Iskandar dengan rendah hati.

Dalam pengantarnya Ustad Hasyim Asyari mengajak jamaah ikut sholat dan dzikiran berjamaah.

"Dzikir membuat kita tenteram dan menjadikan dekat kepada Allah," terangnya.

Sementara itu Wakil Ketua PCNU Mimika Sugiarso kembali mengajak jamaah mendendangkan lagu perjuangan yang ngetop pada saat itu, Yalal Wathan.

"Tanpa mereka (ulama dan pejuang) kemerdekaan tak bisa bisa diraih," tegas Sugiarso. (Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 11 Februari 2018

Arab Saudi Bantah Tudingan Politisasi Haji

Makkah, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pangeran Khalid Al-Faisal, Penasihat Raja Arab Saudi, Gubernur wilayah Makkah dan Ketua Komite Haji Pusat menegaskan bahwa pihak kerajaan menolak semua tuduhan adanya politisasi dan internasionalisasi haji. Menurutnya, haji adalah ibadah dan perilaku yang beradab.

Pernyataan ini sekaligus mengklarifikasi berita yang beredar bahwa Arab Saudi melarang jemaah haji dari Qatar, negara yang putus diplomasi dengan Arab Saudi Juni lalu.

Arab Saudi Bantah Tudingan Politisasi Haji (Sumber Gambar : Nu Online)
Arab Saudi Bantah Tudingan Politisasi Haji (Sumber Gambar : Nu Online)

Arab Saudi Bantah Tudingan Politisasi Haji

Khalid Al-Faisal, seperti dilansir kantor berita Arab Saudi, SPA, Senin, menyatakan pemerintah dan warga negaranya sangat antusias menyediakan semua potensi untuk melayani jemaah haji dan umrah untuk melakukan melakukan ritual mereka dengan mudah. Pihaknya meminta para jemaah untuk menjadi teladan Muslim yang beretika dan beradab.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Direktur Jenderal Cabang Kemeterian Urusan, Panggilan, dan Bimbingan Islam di wilayah Makkah, Ali bin Salem Al-Abdali, Selasa, juga mengutuk tudingan politisasi atau internasionalisas haji. Dia menegaskan bahwa ritual haji hanya untuk Allah SWT, jauh dari segala nafsu, partai, dan afiliasi politik.

Sebelumnya, mengutip surat kabar Al Sharq yang berpusat di Doha, Aljazeera pada 11 Juni lalu melaporkan, Pemerintah Saudi mencegah warga Qatar memasuki Masjidil Haram di Mekah. Peristiwa ini lantas berlanjut dengan protes keras Komisi Hak Asasi Manusia Nasional Qatar (NHRC).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kementerian Wakaf Agama Suriah, Selasa (1/7), sebagaimana dilansir AP, melancarkan protes ke Arab Saudi lantaran warga negaranya dilarang ke Tanah Suci. Ia mengkritik dan menyebut kebijakan ini sebagai "eksploitasi politik dan finansial" Riyadh atas ritual ziarah tahunan itu. (Red: Mahbib)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Pesantren, Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 03 Februari 2018

Sedekah Oksigen, Perlawanan Gusdurian pada Perubahan Iklim

Way Kanan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebanyak 36 area pohon seluas 36 lapangan sepak bola rusak setiap menitnya di seluruh hutan di dunia. Lalu apa yang harus dilakukan manusia terhadap pohon-pohon yang memberi udara untuk dihirup? Haruskah manusia diam pada deforestasi dan degradasi hutan yang menjadi suatu ancaman bagi kualitas udara dan berkontribusi hingga 15 persen dari emisi gas rumah kaca global?

Sedekah Oksigen, Perlawanan Gusdurian pada Perubahan Iklim (Sumber Gambar : Nu Online)
Sedekah Oksigen, Perlawanan Gusdurian pada Perubahan Iklim (Sumber Gambar : Nu Online)

Sedekah Oksigen, Perlawanan Gusdurian pada Perubahan Iklim

Ketua Alumni Bimbingan Belajar Pasca Ujian Nasional (BPUN) 2016 Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Way Kanan, Riky Ryan Saputra selaku koordinator gerakan, di Blambangan Umpu, Ahad (26/6), menerangkan, "Sedekah Oksigen" merupakan gerakan menanam pohon 50 buah di setiap pesantren, targetnya 14 pesantren di 14 kecamatan di Way Kanan.

"Perubahan iklim meningkatkan kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem. Contoh peristiwa cuaca ekstrem telah memakan ribuan nyawa, dari gelombang panas yang mematikan di India dan Pakistan hingga banjir parah di Malawi, Mozambik, dan Madagaskar. Melindungi hutan dari deforestasi dapat membantu membatasi dampak dan tingkat keparahan bencana alam. Menyelematkan pohon berarti menyelamatkan nyawa," kata Riky.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia melanjutkan, pohon membantu mengatur perubahan iklim. Mereka berperan melakukan isolasi untuk planet ini dan membantu untuk menjaga suhu bumi agar senantiasa konsisten. Hutan tropis adalah penyerap karbon terbesar di bumi. Setiap tahunnya, hutan tropis menyimpan sekitar 2.8 miliar ton karbon—setara dengan dua kali emisi CO2 dari Amerika Serikat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Ketika pohon habis, tidak hanya CO2 yang terlepas ke atmosfer, namun hanya ada sedikit pohon yang menyerap gas rumah kaca," ujar dia lagi.

Selain bertujuan untuk mendorong kemandirian pesantren, penanaman pohon melalui gerakan "Sedekah Oksigen" juga diperlukan. Manusia membutuhkan pohon untuk bernafas.

"Pohon juga merupakan komponen yang sangat penting dalam siklus air. 75 persen air dunia berasal dari hutan, yang melembabkan udara melalui suatu proses yang dikenal dengan evapotranspirasi," paparnya.

Dengan demikian, imbuhnya, manusia dan hewan memiliki ketergantungan pada hutan, pada pohon, kehidupan sehari-hari mahkluk hidup harus ditopang dengan keberadaan pohon.

"Untuk menyatakan perlawanan terhadap perubahan iklim, kita harus menjaga hutan, menjaga keberadaan pohon guna memastikan kemungkinan masa depan yang cerah, manusia dan seluruh organisasi harus bersama-sama mengambil tindakan melawan perubahan iklim," paparnya.

"Sedekah Oksigen" diinisiasi Gusdurian Lampung, didukung Society of Indonesian Environmental Journalists (SIEJ) atau Masyarakat Jurnalis Lingkungan Indonesia Wilayah Lampung.

"Sedekah Oksigen" berupa satu pohon buah seperti alpukat mentega, mangga Thailand, nangka dak (persilangan nangka dan cempedak), dan kelengkeng aroma durian senilai Rp50 ribu. Diambil dari pembudidaya teruji di Pekalongan, Kota Metro. Bagi yang berminat "Sedekah Oksigen" bisa menghubungi nomor 081540890056, 085367282712, atau 082279005826. Sedekah bisa disalurkan ke rekening BRI: 035701112732504 a.n Disisi Saidi Fatah. (Anisa Yuliani/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Halaqoh, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 25 Januari 2018

Wafatnya Ulama: Sebuah Peristiwa Besar dalam NU

Senin, 3 Meret 2014 kemarin Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyelenggarakan tahlilan 40 hari KH Sahal Mahfudh di Masjid An-Nahdlah, lantai dasar kantor PBNU jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Selain Kiai Sahal, tahlilan juga dimaksudkan untuk mendoakan beberapa kiai dan pengurus NU yang tidak lama berselang telah meninggal dunia, antara lain KH Masduki Mahfudz (Rais Syuriyah PBNU dari Malang), KH Zainal Arifin Munawwir dan KH Warson Munawwir (Pesantren Krapyak Yogyakarta), KH Waris Ilyas (Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep), KH Endin Fachruddin Masturo (Mustasyar PBNU, Pesantren Al-Masthuriyah Sukabumi), H Fajrul Falakh (mantan Ketua PBNU, Jakarta) dan H Abdullah Machrus (mantan Bendahara PBNU, Pekalongan).

Memang beberapa bulan terakhir beberapa kiai dan pengurus NU meninggal dunia dalam waktu yang berdekatan. KH Warsun Munawwir meninggal pada Kamis 18 April 2013. Belum genap satu tahun, awal tahun 2014 warga Nahdliyin dikejutkan dengan meninggalnya pucuk pimpinan NU KH Sahal Mahfudh pada 24 Januari.  Tidak lama berselang, H Abdullah Machrus meninggal pada Jum’at 7 Februari, beberapa hari kemudian H Fajrul Falaakh meninggal pada Rabu 14 Februari, KH Zainal Munawwir meninggal pada Sabtu 15 Februari, KH A Warits Ilyas pada 22 Februari, dan KH Masduki Mahfudz meninggal pada 1 Maret.

Dalam kultur masyarakat NU, wafatnya kiai dan para sesepuh mempunyai daya magnet yang sangat kuat untuk mengumpulkan warga yang tercerai-berai di berbagai tempat. Warga berkumpul dalam momen takziyah, shalat jenazah, hingga acara tahlilan 7 hari, 40 hari, setahun (haul), dan 1000 hari. Warga tak mesti berkumpul di rumah duka, tetapi juga di tempat yang jauh untuk menggelar shalat ghaib dan doa bersama atau tahlilan.

Ketika seorang kiai pesantren meninggal dunia, spontan para alumni pondok pesantren yang tersebar di banyak tempat akan terhubung melalui berbagai saluran komunikasi. Beberapa alumni pesantren langsung meluncur ke pesantrennya dan bertemu dengan teman-temannya sesama santri yang telah terpisah beberapa tahun lamanya. Acara haul atau peringatan tahunan meninggalnya kiai juga menjadi alasan para santri untuk berkumpul. Lalu, biasanya banyak program dan agenda tersusun dari pertemuan itu.

Wafatnya Ulama: Sebuah Peristiwa Besar dalam NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Wafatnya Ulama: Sebuah Peristiwa Besar dalam NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Wafatnya Ulama: Sebuah Peristiwa Besar dalam NU

Kabar meninggalnya kiai juga cepat sekali tersebar. Sekarang semua orang sudah memegang telepon genggam, sehingga di tengah malam pun tak ada alasan untuk tidak menyebarkan berita duka kepada banyak orang. Di PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, meninggalnya kiai atau pengurus NU termasuk salah satu di antara berita yang paling populer, lebih banyak dibaca dari berita-berita yang bersifat formal organisasi yang bersifat instruksional. Pasti ada alasan untuk itu.

Lebih dari itu, wafatnya kiai dan para sesepuh merupakan peristiwa besar, entah di NU atau pesantren sebagai pembentuk karakter utamanya. Ini terkait dengan proses perpindahan kepemimpinan. Di NU atau di pesantren, pemimpin utama bukan sekedar orang yang paling alim, tetapi juga yang paling sepuh. Barangkali ini tercermin dari prosesi shalat berjamaah. Bahwa yang menjadi imam utama dalam shalat berjamaah lima waktu di pesantren bukan yang paling fasih atau paling bagus bacaan Al-Qur’annya, tetapi yang paling tua usianya. Proses pergantian pemimpin berlangsung secara teratur dan alamiah. Secara umum, jika masih ada yang tua, yang muda tidak akan berani menjadi imam shalat. Dan seperti shalat, memimpin NU tidak semata pemimpin organisasi, tetapi juga memimpin untuk menjalankan ajaran agama. (A. Khoirul Anam)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 24 Januari 2018

Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat

Oleh Ahmad Naufa Khoirul Faizun



Foto yang ditampilkan di halaman ini adalah hasil jepretan Muhammad Fatichin di pesawahan Desa Kalipucung Timur, Batang, Jawa Tengah, pada 11 April 2016. Sekilas, foto ini terlihat biasa dan tak ada yang istimewa, yaitu: para petani melaksanakan shalat dzuhur berjamaah di pematang sawah.

Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat (Sumber Gambar : Nu Online)
Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat (Sumber Gambar : Nu Online)

Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat

Namun, di balik apa yang tampak ini, betapa agama Islam yang dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW 15 abad lalu di Makkah, telah membumi dan dilaksanakan oleh umat Islam sampai di pelosok desa. Pengaruh Islam begitu terasa, dan telah berakulturasi dengan adat dan budaya masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Belakangan, Islam ini mulai dikoyak dengan ide khilafah (Negara Islam). Mungkin mereka berpikir, butuh polisi syariat untuk menilang orang-orang yang enggan atau belum melaksanakan shalat pada waktunya. Padahal, tindakan pemaksaan seperti itu justru akan merendahkan kualitas ibadah seseorang: tidak berangkat dari kesadaran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mereka lantang meneriakkan anti-Pancasila dan anti-demokrasi. Padahal, seharusnya mereka sadar, hanya demokrasi lah yang memungkinkan mereka bersuara tanpa kehilangan nyawa. Andai mereka berteriak ketika era Orde Baru dulu, tentu mereka sudah habis tanpa sisa, seperti beberapa aktivis Komunis yang mencoba menggulingkan negara.

Kemapanan Islam di Nusantara juga dikoyak oleh beberapa organisasi yang mengimpor Islam dari Timur Tengah. Dengan serta merta, tanpa pemahaman ideologis, metodologis dan historis yang memadahi, mereka menghakimi sesama muslim dengan ungkapan provokatif: bid’ah dan sesat.

Namun, sepertinya kita tak perlu khawatir dengan tingkah-polah mereka, karena dalam sejarahnya paham-paham yang mencerabut akar-budaya Nusantara selalu akan tergerus dan tidak laku. Meski demikian kita mesti waspada kepada gerakan mereka, oleh karena mereka memiliki jaringan internasional dengan biaya yang besar. Televisi, radio sampai buku dan majalah menjadi media mereka dalam mencerabut Islam dari akar-budaya Nusantara.

Sekali lagi, foto ketaatan petani ini mengingatkan, menegur, dan memberi teladan kepada kita, bahwa "orang kecil" pun memiliki kebesaran dan harga diri dalam melaksanakan ajaran Tuhan. Mereka bekerja, memakan hasil keringat sendiri, beribadah dan jauh dari ingar-bingar korupsi yang marak di parlemen, pemerintahan, sampai sekolahan. Mereka memiliki kemuliaan yang dewasa ini banyak hilang: kemandirian dan ketaatan kepada Tuhan.

Mereka para petani itu juga menjadi "tulang punggung bangsa", kata pendiri NU, KH Hasyim Asyari. Keberadaannya belum sepenuhnya diperhatikan pemerintah, utamanya upaya protektif akan keberadaan cukong dan pemborong. Pemerintah lewat Kementan dan Bulog mesti kerja lebih keras lagi, akar nasib petani bisa menjadi tuan-rumah di negeri sendiri. Beruntung, tahun lalu Indonesia telah mengekspor beras kelas khusus/organik 148 ton yang artinya ada peningkatan yang signifikan.

Dengan tenaga, keringat, doa dan keringat para petani, nasi putih dan harum tersaji di meja makan kita, meja makan restoran mewah, warung-warung angkringan sampai meja makan istana negara. Semoga pemerintah kedepan bisa lebih memperhatikan petani. Juga, nasib petani bisa sejahtera sebagai pilar kemandirian sebuah negara. Amin.

Penulis adalah kader IPNU dan seorang anak petani desa.



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Ubudiyah, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 07 Januari 2018

Inilah Rangkaian Acara Peringatan Hari Santri di Yaman

Yaman, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. PPI Hadhramaut dan PCI NU Yaman yang tergabung dalam Panitia Hari Santri Yaman mengagendakan rangkaian acara untuk menyambut dan memeriahkan peringatan kedua Hari Santri & Hari Pahlawan tahun 2016.?

Secara garis besar rangkaian acara sudah dimulai sejak awal Oktober s/d 30 November mendatang dengan mengusung tema besar Revitalisasi Jihad Santri dan Nasionalisme.

Inilah Rangkaian Acara Peringatan Hari Santri di Yaman (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Rangkaian Acara Peringatan Hari Santri di Yaman (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Rangkaian Acara Peringatan Hari Santri di Yaman

Setidaknya ada lima agenda yang akan menghiasi momen akbar santri tahun ini, pertama, Olimpiade Karya Tulis Ilmiah (OKTI) IX 2016, yang sudah bergulir mulai tanggal 1 Oktober lalu hingga 15 November nanti dengan mengangkat 3 topik berbeda, sedangkan hasilnya akan diumumkan pada tanggal 30 November.

Kedua, lomba status dan fotografi di media sosial, Facebook, yang berlangsung selama satu minggu, yaitu mulai hari Kamis (13/10) sampai Kamis (20/10). Pemenang dalam lomba ini diumumkan pada malam acara Indonesia Santri Club (21/20).

Ketiga, seminar ilmiah internasional yang digelar pada hari Selasa, 18 Oktober, pukul 20:00 KSA di Auditorium Univ. al Ahgaff dengan mendatangkan dua narasumber mumpuni, Dr Muhammad bin Abdul Qodir al ‘Idrus dan Dr Zeid Abdurrahman bin Yahya. Tema yang akan dibahas adalah al Islam wa Hubbu al Wathon.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Keempat, pembacaan Shalawat Nariyah dan Tahlil untuk para pahlawan, yang dilakukan di Asrama Dakhili Univ. al Ahgaff pada hari Rabu, 19 Oktober, pukul 18:00 KSA. Agenda ini merupakan instruksi resmi dari PBNU untuk semua cabang dan ranting NU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kelima, ISC (Indonesia Santri Club), acara yang bertemakan Aktualisasi Subtansi Jihad di Era Modern ini disajikan pada malam Hari Santri Nasional II, yaitu pada tanggal 21 Oktober, pukul 20:00 KSA di Auditorium Univ. al Ahgaff. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 31 Desember 2017

An Nur FC Blora Melenggang ke Final Region 1 Grup B Jateng

Blora, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam babak semifinal pada Hari Ahad (17/9) Sirbin FC harus mengakui kehebatan tuan rumah, An Nur FC Blora dengan menanggung kekalahan 1-0.

Pada laga pertama semifinal yang digelar di Stadion Kridosono, Kota Blora, itu Sirbin FC mengawai permainannya dengan cukup tangguh. Terbukti dalam paruh pertama, Sirbin FC mampu menahan skor 0-0.

An Nur FC Blora Melenggang ke Final Region 1 Grup B Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)
An Nur FC Blora Melenggang ke Final Region 1 Grup B Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)

An Nur FC Blora Melenggang ke Final Region 1 Grup B Jateng

Namun pada babak kedua, An Nur FC terlihat bermain lebih solid. Lewat serangan-serangan balik mereka mencoba membobol gawang pihak lawan. Namun, hantaman bola darinya masih mampu ditepis secara apik oleh kiper Sirbin FC, Muhammad Agung Nur Faiz.

Baru pada menit ke-50, An Nur FC lewat sundulan umpan pojok pemain bernomor punggung 16, An Nur FC mampu menjebol pertahanan dari Sirbin FC. Menurut kapten kesebelasan Sirbin FC, Kiki Fatki Indriawan, hal tersebut terjadi karena kelengahan dari pemain belakang dari timnya.

“Hal itu juga karena stamina pemian kami mulai menurun, sehingga mempengaruhi konsentrasi kami,” imbuhnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan kemenangannya, An Nur FC Blora berhasil melaju pada babak final Liga Santri Nusantara (LSN) Region 1 Grup B Jawa Tengah melawan tim asal Rembang, Robin FC. Rencananya, laga final akan dilakukan sore harinya dan akan dilanjutkan dengan prosesi penutupah LSN Region 1 Jateng dengan memperebutkan Piala Gus Yaqut Cup. (Ulin Nuha Karim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 29 Desember 2017

Islam Sebagai Sarana Character Building

Dalam membangun bangsa yang maju besar dan beradab, agama memiliki peran yang sangat besar. Sebagai organisasi sosial keagamaan, sejak dulu NU berperan sangat besar dalam mengayomi dan membangun masyarakat, baik melalui pendidikan, dakwah dan lain sebagainya. Hal itu tidak lain karena NU merupakan organisasi keagamaan yang dipimpin oleh para ulama, sementara tugas ulama selain liyatafaqqahu fiddin, mengggali, merumuskan dan mengembangkan pemikiran keagamaan, tetapi juga memiliki tugas yang tidak kalah pentingnya dan bahkan sangat strategis yang berkaitan dengan masalah sosial dan kebangsaaan yaitu tugas liyundziru qaumahum (membangun masyarakat) yakni membentuk kepribadian. 

Dalam kaitan dengan masalah masyarakat, NU memiliki beberapa tugas pertama adalah pembangunan mental-spiritual, pembentukan kepribadian atau karakter masyarakat (character building) ini sangat penting agar lahir kader orang-orang  atau masyarakat yang memiliki sikap, memiliki ketegasan, memiliki prinsip serta memiliki tanggung jawab baik terhadap Tuhan dan terhadap sesama manusia dan terhadap bangsa dan Negara. Karena itu para ulama dan khususnya NU memiliki tugas kedua yaitu nation building (pembangunan bangsa). Dengan adanya pembantukan karakter (character building) itulah nation building (pembangunan bangsa) bisa dilaksanakan dan ini merupakan modal dasar bagi state building (membangun Negara). Dengan nation building ini maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang disegani, karena memiliki kepribadian nasional yang kokoh, sehingga bisa berdiri tegak sejajar dengan bangsa-bangsa beradab yang lain.

 

Islam Sebagai Sarana Character Building (Sumber Gambar : Nu Online)
Islam Sebagai Sarana Character Building (Sumber Gambar : Nu Online)

Islam Sebagai Sarana Character Building

Tugas ketiga adalah criticism buiding (membangun sikap kritis), ini sesuai dengan prinsip amar ma’ruf nahi munkar. Sebagaimana sering ditegaskan bahwa sikap NU terhadap negara taat mutlak bahwa negara harus dijaga dan dibela, tetapi terhadap pemerintah yang ada NU menerapkan prinsip amar ma’ruf nahi munkar. Sementara dalam melakukan amar ma’ruf sendiri perlu menggunakan etika.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

مَنÙ’ كَانÙŽ أÙŽÙ…ْرُهُ مَعÙ’رُوْفاÙ‹ فÙŽÙ„ْيَكُنÙ’ بِÙ…َعÙ’رُوْفٍ

(Barangsiapa mengajak kebaikan maka dengan cara yang baik pula).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

 

NU akan mendukung setiap kebijakan pemerintah yang adil dan benar, tetapi NU akan mengkritik setiap kebijakan pemerintah yang tidak benar dan tidak adil bagi rakyat dan bangsa Indonesia.

 

Sikap kritis NU dalam mendukung atau mengkritik pemerintah ini didasari oleh pertimbangan etis, bukan oleh pertimbangan politis, karena itu akan dilakukan terus walaupun NU bukan partai politik tetapi organisasi keagamaan yang memang memiliki tugas moral atau etis.

 

Kembali pada upaya character building dan nation building, ini merupakan langkah yang sangat mendesak saat ini, karena ini merupakan persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini ketika sekolah dan lembaga pendidikan lain termasuk lembaga kebudayaan yang ada tidak melakukan tugas ini. Sementara gelombang globalisasi yang begitu besar menghancurkan sendi-sendi bangsa ini di semua sektor kehidupan, sehingga terjadi kemerosotan moral dan lunturnya karakter. Sementara NU sebagai organisasi keagamaan justru tidak pernah berhenti melakukan character and nation building ini.

 

Penanaman rasa cinta tanah air dan bangga terhadap sejarah serta peradaban sendiri itu dilakukan karena berdasarkan pertimbangan bahwa:

مَنÙ’ لَيْسÙŽ لَهُ اÙ’لأَرÙ’ضُ لَيْسÙŽ لَهُ تَارِيخØŒ وَمَنÙ’ لَيْسÙŽ لَهُ اÙ„تَّارِيْخُ لَيْسÙŽ لَهُ ذَاÙƒْرÙŽØ©

(barang siapa tidak memiliki tanah air dan tidak mencintai tanah air, maka tidak memiliki sejarah, barang siapa tidak memiliki sejarah maka tidak memiliki memori dan karakter).

 

Bagi orang atau bangsa yang tidak memiliki memori maka dia akan menjadi bangsa tidak memiliki karakter, dan bangsa yang tidak memiliki karakter akan kehilangan segalanya. Politiknya akan hilang, peradabannya akan merosot dan aset ekonominya pun akan dijarah bangasa lain akhirnya akan menjadi bangsa yang miskin dan tidak terhormat. Inilah pentingnya menanamkan rasa cinta tanah air, dan karena itu tidak henti-hentinya NU menanamkan rasa cinta tanah air. Penegasan pada Pancasila, UUD 1945 dan NKRI ini merupakan bentuk paling nyata dari rasa cinta tanah air tersebut. Itulah sebabnya Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa cinta tanah air merupakan bagian dari iman (hubbul wathan minal iman). Dalam pengertian itulah agama ditempatkan sebagai unsur mutlak dalam nation dan character building.

Jakarta,   6 Juni 2012. M

               16 Rajab 1433 H

 

 

Dr KH Said Aqil Siroj, MA

Ketua Umum PBNU

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 26 Desember 2017

40 Tim Hadrah Al-Banjari Se-Jatim Unjuk Kebolehan di Masjid As-Sa’adah

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ta’mir Masjid As-Sa’adah Keputih, Sukolilo, Surabaya menggelar Festival Hadrah Al-Banjari se-Jawa Timur yang melibatkan sebanyak 40 tim, Senin (8/2). Kegiatan yang diinisiasi oleh remaja Masjid As-Sa’adah, Ta’mir Masjid dan berbagai elemen NU seperti IPNU, IPPNU, GP Ansor, Fatayat, Muslimat NU hingga Pengurus Ranting NU Keputih, memberikan kesempatan bagi kontestan untuk memperebutkan total hadiah sebesar 7,5 juta rupiah.

Mereka datang dari sejumlah kota di Jatim seperti Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan, Jombang, serta Lamongan.

40 Tim Hadrah Al-Banjari Se-Jatim Unjuk Kebolehan di Masjid As-Sa’adah (Sumber Gambar : Nu Online)
40 Tim Hadrah Al-Banjari Se-Jatim Unjuk Kebolehan di Masjid As-Sa’adah (Sumber Gambar : Nu Online)

40 Tim Hadrah Al-Banjari Se-Jatim Unjuk Kebolehan di Masjid As-Sa’adah

Antusiasme remaja masjid terhadap shalawat yang sangat besar menjadi dasar pelaksanaan festival ini. Meski jumlah peserta dibatasi, ternyata jumlah pendaftar melebihi kouta yang tersedia. Alhasil banyak yang belum bisa berpartisipasi di pagelaran tahun ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Insya Allah akan terus diadakan tiap tahunnya. Melihat antusiasme pendaftar saat ini, besar kemungkinan pada pelaksanaan selanjutnya kouta peserta akan bertambah,” Wakil Ketua Panitia Abdul Adhim.

Di akhir acara, pemenang lomba ini diumumkan. Juara pertama diraih oleh As-Syafa’ah. Kemudian ada juga Zerofaza dan Ar-Roudloh untuk peraih juara kedua dan ketiga. Selain itu masih ada juga An-Nuha, Nida’un Ilaih, dan Man Jadda Wajada untuk juara harapan satu hingga tiga.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Juara pertama akan tampil di acara pengajian bersama KH. Marzuki Mustamar besok harinya,” pungkasnya.

Festival Hadrah Al-Banjari yang diadakan ini merupakan penyelenggaraan untuk pertama kalinya. Hal itu sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Wakil Ketua Pelaksana Abdul Adhim. “Festival ini merupakan yang pertama kali diselenggarakan oleh ta’mir masjid As-Sa’adah Keputih,” ujarnya.

Festival rebana ini merupakan salah satu dari sekian rangkaian penyambutan maulid 1437 H. Ada tiga kegiatan yang diadakan oleh pihak ta’mir. Pengurus masjid sebelumnya mengadakan khitanan massal. Acara lainnya adalah pengajian bersama KH Marzuki Mustamar. (Hanan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Kajian, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 24 Desember 2017

Bupati Pekalongan Siap Fasilitasi Muktamar XII JATMAN

Pekalongan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bupati Pekalongan H. Asif Kholbihi menyatakan siap memfasilitasi kegiatan akbar Muktamar XII Jamiyyah Ahlih Thariqah Al Mutabarah An Nahdliyyah (JATMAN) yang berlangsung di kotanya.

Bupati Pekalongan Siap Fasilitasi Muktamar XII JATMAN (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Pekalongan Siap Fasilitasi Muktamar XII JATMAN (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Pekalongan Siap Fasilitasi Muktamar XII JATMAN

Kesediaannya itu disampaikan Bupati Asif saat menerima rombongan panitia Muktamar JATMAN di Kantor Bupati Pekalongan di Kajen, Senin (4/12).

"Ini gawe besar dan Kabupaten Pekalongan telah ditunjuk menjadi tuan rumah, tentunya saya beserta seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Pekalongan siap menyukseskannya," ujar Bupati.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakan, apa yang menjadi kebutuhan panitia, terutama pembukaan Muktamar XII yang diperkirakan akan dihadiri tidak kurang dari 10 ribu tamu undangan dari berbagai daerah, akan disediakan oleh Pemkab Pekalongan.

Asif yang didampingi oleh beberapa Kepala Dinas berjanji dalam waktu dekat akan segera menindaklanjuti hasil audiensi terkait dengan acara pembukaan muktamar yang akan dihadiri RI-1 dengan menggelar rapat bersama dengan melibatkan instansi terkait, sehingga acara pembukaan bisa berjalan dengan lancar dan sukses.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakan Asif, dirinya mengaku telah mendapat perintah langsung dari Rais ‘Am JATMAN Habib Luthfi bin Yahya untuk membantu perhelatan Muktamar XII dimana pembukaannya akan ditempatkan di Kajen, ibu kota Kabupaten Pekalongan.

Bahkan dirinya juga mempersilakan panitia menggunakan kantor bupati yang lama di Jalan Nusantara Kota Pekalongan untuk kegiatan sidang sidang pelno maupun komisi dan apa yang menjadi kebutuhan panitia akan dipersiapkan.

Rombongan audiensi panitia yang dipimpin Wakil Mudir Am JATMAN Prof. Abdul Hadi memohon dukungan sepenuhnya kegiatan muktamar yang ketiga kalinya dilangsungkan di Pekalongan.

Bahkan untuk suksesnya perhelatan ini, pihak panitia juga melakukan koordinasi dengan instansi di tiga wilayah, yakni Kota Pekalongan, Kabupaten Pekalongan dan Batang utamanya kepada Bupati, Wali Kota, Kapolres, Kodim dan Kemenag. Hal ini dimaksudkan agar acara yang dihadiri tamu tamu utusan dari berbagai daerah, para mursyid thariqah serta delegasi ulama dari luar negeri bisa berlangsung aman dan sukses.

"Muktamar ke-12 telah dipersiapkan dan direncanakan secara matang, bahkan delegasi muktamar diperluas hingga ke mancanegara," ujar Prof. Hadi Guru Besar UIN Semarang.

Dikatakan, bebebapa isu penting seperti masalah kenegaraan dan kebangsaan telah menjadi agenda pembahasan komisi rekomendasi yang nanti hasilnya untuk disampaikan kepada pemerintah terkait serta delegasi mancanegara.

Dari data panitia, setiap daerah baik wilayah atau cabang dibatasi pengiriman peserta maksimal 20 peserta yang terdiri dari peserta JATMAN, Muslimat Thoriqiyah dan Mahasiswa Ahlith Thariqah An Nahdliyyah (MATAN).

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan peserta akan datang lebih banyak dari kuota yang telah diberikan panitia, sehingga pihak panitia telah mengantisipasi dengan memperbanyak pemondokan peserta yang ditempatkan di rumah rumah penduduk yang tersebar di 8 kecamatan. (Abdul Muiz/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 23 Desember 2017

Hukum Minum oleh Khatib atau Jamaah Saat Khutbah Berlangsung

Assalamu ’alaikum wr. wb.

Redaksi Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang kami hormati. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT. Dalam kesempatan ini kami akan menanyakan tentang hukum meminum pada saat khutbah sedang berlangsung. Saya pernah melihat teman saya yang mengikuti shalat Jumat, karena kehausan pada saat khutbah berlangsung ia meminum air karena kehausan.

Hukum Minum oleh Khatib atau Jamaah Saat Khutbah Berlangsung (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Minum oleh Khatib atau Jamaah Saat Khutbah Berlangsung (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Minum oleh Khatib atau Jamaah Saat Khutbah Berlangsung

Yang ingin kami tanyakan, bagaimana hukum meminum pada saat khutbah, baik itu dilakukan oleh jamaah maupun khatib. Apakah minum itu membatalkan Jumatnya? Mohon jawabannya. Atas jawabannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu ’alaikum wr. wb. (Ali/Karawang)

Jawaban

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah SWT. Jamaah shalat sudah seharusnya bersikap khusyuk menyimak isi khutbah Jumat ketika khutbah berlangsung, dan tidak menyibukkan diri dengan hal-hal lain. Inilah etika yang semestinya diperhatikan oleh jamaah shalat Jumat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sampai pada titik ini tidak ada persoalan yang berarti. Tetapi kemudian muncul persoalan bagaimana jika pada saat khutbah berlangsung kemudian kita merasa haus atau ingin minum untuk menghilangkan dahaga. Selanjutnya bagaimana jika khathib di tengah khuthbahnya kehausan kemudian minum? Apakah berpengaruh pada keabsahan jumat atau tidak?

Dalam konteks ini ada baiknya kita menelisik keterangan atau penjelasan para ulama dalam soal minum pada saat khutbah berlangsung. Salah satu di antara mereka adalah Abul Husain Yahya bin Abil Khair Al-‘Umrani atau yang lebih dikenal dengan nama ‘Umrani, salah satu ulama dari kalangan Madzhab Syafi‘i, dalam kitab Al-Bayan-nya yang merupakan syarah atas kitab Al-Muhadzdzab karya Abu Ishaq As-Syirazi.

Dalam kitab ini Al-‘Umrani menyuguhkan perbedaan pandangan para fuqaha dalam menyikapi soal minum saat khuthbah sedang? berlangsung. Menurutnya, boleh minum pada saat khutbah berlangsung baik karena kehausan (al-‘athsy) maupun karena untuk menyegarkan badan (at-tabarrud). Tetapi menurut keterangan Al-‘Umrani ada pandangan lain yang tidak memperbolehkan, yaitu pandangan yang dianut oleh Imam Malik, Imam Ahmad, dan Al-Auza‘i.

Al-Auza‘i dengan tegas menyatakan bahwa minum pada saat khutbah berlangsung membatalkan jumatan. Argumentasi yang diajukan oleh Al-‘Umrani dalam menolak pandangan yang menyatakan bahwa meminum pada saat khutbah berlangsung dapat membatalkan jumatan adalah qiyas aulawi, yaitu apabila berbicara pada saat khutbah berlangsung tidak dianggap dapat membatalkan jumatan, maka minum tentu lebih tidak membatalkannya.

? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Boleh minum pada saat khuthbah sedang berlangsung karena haus atau untuk menyegarkan badan. Sedang menurut Imam Malik, Imam Ahmad, dan Al-Auza‘i tidak boleh. Bahkan Al-Auzai menyatakan, jika hal tersebut (minum pada saat khutbah sedang berlangsung) terjadi, maka batal jumataannya. Dalil atau alasan kami adalah bahwa sesungguhnya berbicara ketika tidak dianggap membatalkan jumatan, maka meminum itu lebih utama (tidak membatalkannya),” (Lihat Al-‘Umrani, Al-Bayan fi Syarhil Muhadzdzab, cet ke-1, 1429-1430 H/2009 M, Beirut, Darul Fikr, juz I, halaman 480).

Senada dengan Al-‘Umrani adalah Muhyiddin Syarf An-Nawawi ulama yang lahir setelahnya dan menjadi rujukan penting dalam Madzhab Syafi‘i, serta sama-sama memberikan catatan atas kitab Al-Muhadzdzab karya Abu Ishaq As-Syirazi.

Tetapi dalam soal kebolehan meminum pada saat khutbah berlangsung redaksi yang digunakan Muhyiddin Syarf An-Nawawi–menurut hemat kami–lebih gamblang karena secara eksplisit menyebut baik bagi jamaah shalat Jumat (qaum) maupun khathibnya.

Menurut An-Nawawi, dalam pandangan Madzhab Syafi‘i apabila meminumnya karena haus, maka tidak ada masalah. Berbeda jika meminumnya bukan karena untuk menghilangkan rasa haus, tetapi karena taladzdzudz (bersenang-senang), maka hukumnya adalah makruh. Kedua hal ini berlaku baik bagi jamaah shalat Jumat maupun khathibnya.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Sunah bagi jamaah shalat Jumat untuk menghadap khatib seraya menyimak baik-baik isi khutbahnya dan tidak boleh menyibukkan dengan selainnya sehingga para ulama madzhab kami (Madzhab Syafi‘i) berpendapat bahwa makruh bagi mereka minum untuk taladzdzud (bersenang-senang), dan tidak menjadi masalah jika meminum karena haus baik bagi jamaah maupun khatibnya. Ini adalah pandangan madzhab kami,” (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Jeddah, Maktabah Al-Irsyad, juz IV, halaman 401).

An-Nawawi juga menyuguhkan pandangan Ibnul Mundzir yang menyatakan, “Saya tidak tahu hujjah ulama yang melarang minum saat khutbah sedang berlangsung.”

Bahkan tidak hanya sampai di sini, ia mengemukakan pernyataan Al-‘Abdari yang menyatakan bahwa pandangan Al-Auza‘i yang menganggap minum pada saat khutbah berlangsung dapat membatalkan jumatan bagi pelakunya adalah pandangan yang berlawanan dengan ijma’ ulama.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Ibnul Mundzir mengatakan bahwa Thawus, Mujahid, dan Imam Syafii memberikan rukhsah. Sedangkan Imam Malik, Al-Auza‘i, dan Imam Ahmad melarang minum saat khutbah sedang berlangsung. Al-Auza‘i berpendapat kebatalan jumatan ketika minum saat imam atau khathib sedang berkhutbah. Sedangkan Ibnul Mundzir memilih pendapat untuk membolehkannya. Ia berkata, ‘Saya tidak tahu hujjah ulama yang melarang minum saat khutbah sedang berlangsung.’ Sedang Al-‘Abdari menyatakan, ‘Pendapat Al-Auza‘i menyalahi ijma’ ulama,’” (Lihat An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, juz, IV, h. 401)

Mengacu pada penjelasan di atas, kita dapat memahami bahwa minum pada saat khutbah sedang berlangsung karena haus adalah diperbolehkan, baik bagi jamaah maupun bagi khathib. Tetapi akan menjadi makruh apabila minum dilakukan karena hanya ingin bersenang-senang saja atau sekadar ingin minum padahal tidak haus.

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamiuth thariq,

Wassalamu ’alaikum wr. wb.



(Mahbub Ma’afi Ramdlan)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 18 Desember 2017

Baca Tulis Al-Quran Andalan Terapkan Pondasi Islami

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah -

Baca Tulis Quran (BTQ) menjadi kegiatan andalan yang diterapkan MTs NU 4 Songgom, Kabupaten Brebes sebagai upaya penguatan pondasi islami di kalangan para siswa. Karena, dengan mahir membaca dan menulis Al-Quran, para siswa bisa menguasai kitab suci dan kitab-kitab karya ulama besar lainnya.

“Untuk bisa mengetahui isi kitab suci tentu harus mahir membaca dan menulis Quran,” terang Kepala MTs NU 4 Songgom Kabupaten Brebes H Imam Badjuri saat ditemui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di ruang kerjanya, Rabu (8/2).

Baca Tulis Al-Quran Andalan Terapkan Pondasi Islami (Sumber Gambar : Nu Online)
Baca Tulis Al-Quran Andalan Terapkan Pondasi Islami (Sumber Gambar : Nu Online)

Baca Tulis Al-Quran Andalan Terapkan Pondasi Islami

Menurut Badjuri, sebanyak 273 siswa dari kelas 7 sampai kelas 9 diwajibkan mengikuti kegiatan BTQ. Meski digelar setiap pukul 15.00-17.00 mereka bersemangat karena sebelumnya telah diberi pengertian akan arti pentingnya menguasai baca tulis Quran. “Mereka belajar setiap Senin, Rabu dan Sabtu,” ungkapnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Madrasah yang berdiri sejak 14 Desember 1972 ini pada awalnya memiliki 42 siswa dengan meminjam tempat belajar di MI Alwathoniyah 1 Songgom. Setengah tahun kemudian menempati gedung hasil jerih payah warga NU yang terletak di Jalan Raya Songgom Utara, Kecamatan Songgom Brebes hingga saat ini.

Dengan sentuhan 31 orang guru dan karyawan, pasang surut madrasah ini tidak menjadi masalah. Tetap optimis dan selalu mengukir prestasi di tengah persaingan yang tajam. “Karena ada MTs NU ini, warga Songgom bisa mengenyam pendidikan,” tutur Badjuri tanpa bermaksud menyombongkan diri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan rutin lainnya yang tidak ditinggalkan para siswa adalah sholat duhur berjamaah, sholat duha, ekstakurikuler pramuka, pencak silat, hadroh, angklung, pelatihan komputer. “Pencak silat, pada akhir Desember 2016 menjadi juara umum Kejurkab Brebes,” ungkapnya.

MTs NU 4 Songgom berdiri diatas tanah seluas 3600 meter persegi. Tanah tersebut diperuntukan bangunan 1800 meter persegi, lapangan olahraga 1200 meter persegi, sisanya untuk halaman, kebun taman seluas 600 meter persegi. Ketika PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersilaturahmi, tengah berlangsung kampanye calon Ketua OSIS di lapangan sekolah. Suara sorak sorai sesekali membahana mendengar program-program yang ditawarkan para kandidat ketua.

Badjuri menyakini, lulusan dari MTs NU memiliki pondasi yang kuat dalam keimanan dan keislaman. Dan tak lekang oleh waktu karena mendapat jaminan dari Allah SWT. “Para guru dan siswa lebih mengutamakan keikhlasan dalam mencari dan mengamalkan ilmu,” pungkasnya. (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Jadwal Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 14 Desember 2017

JQHNU Sidoarjo Ajarkan Menulis Khat sesuai Kaidah

Sidoarjo,? PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Banyaknya guru SD/MI sampai SMA yang masih belum memahami tata cara menulis huruf Arab dengan kaidah benar, membuat Pengurus Cabang Jamiyyatul Qurra Wal Huffahz Nahdlatul Ulama (PC JQHNU) Sidoarjo menggelar acara pelatihan khat dengan tema Menulis Huruf Arab Sesuai dengan Kaidah dan Benar, yang akan digelar di Aula Kementerian Agama Kabupaten Sidoarjo, Ahad (12/2) mendatang.

Ketua PC JQHNU Sidoarjo, Imam Mukozali mengatakan, sekarang ini banyak sekolah dan lembaga Islam yang sering menyelenggarakan kegiatan atau lomba kaligrafi namun tidak dibarengi dengan cara menulis yang benar. Maka disinlah mereka akan mengetahui banyak hal terkait menulis khat dengan benar. Misalnya bagaimana menulis dari Alif sampai Ya.

"Kami menjalankan program bidang kaligrafi, dengan adanya program ini, mereka akan tahu jenis-jenis huruf Arab dengan berbagai macam tulisan. Pokoknya komplitlah. Insyaallah dalam satu hari tidak rugi. Apalagi setelah teori akan praktek langsung, dibimbing oleh instruktur yang profesional dalam bidangnya," kata Imam kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Selasa (6/2).

JQHNU Sidoarjo Ajarkan Menulis Khat sesuai Kaidah (Sumber Gambar : Nu Online)
JQHNU Sidoarjo Ajarkan Menulis Khat sesuai Kaidah (Sumber Gambar : Nu Online)

JQHNU Sidoarjo Ajarkan Menulis Khat sesuai Kaidah

Hal ini juga akan menjadi ajang untuk melestarikan Sidoarjo yang sudah biasa menjadi juara dalam even MTQ maupun lainnya di bidang Kaligrafi tingkat Propinsi maupun Nasional. ? Pihaknya berharap, program ini akan membuat ruang dan wadah untuk membina para guru dan pecinta Al-Quran yang tidak hanya membaca tapi juga menulis. Karena kaligrafi itu indah.

"Oleh karena itu, kami mohon kepada Ketua PAC dan Komisariat JQHNU se-Kabupaten Sidoarjo wajib berpartisipasi mengirimkan peserta dalam kegiatan tersebut. Atas partisipasi dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih. Semoga langkah kita senantiasa diridloi Alloh SWT," doanya. (Moh Kholidun/Zunus)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 09 Desember 2017

Posisi Rais Aam PBNU; Gus Mus Enggan, KH Makruf Amin Emban

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Setelah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj terpilih dan ditetapkan, pimpinan sidang Ahmad Muzaki mengabarkan pesan dari KH A Mustofa Bisri (Gus Mus). Pesan tersebut berisi ketidaksediaan Gus Mus sebagai Rais Aam. Dengan demikian, KH Makruf Amin ditetapkan sebagai pengembannya.

Seperti dekatahui, Gus Mus telah menyampaikan surat tidak bersedia menduduki jabatan sebagai Rais Aam PBNU. Meskipun demikian, sembilan kiai Ahlul Halli wal Aqdi menganggap hal ini sebagai bentuk ketawadhuan seorang kiai yang tidak suka merebut jabatan.

Posisi Rais Aam PBNU; Gus Mus Enggan, KH Makruf Amin Emban (Sumber Gambar : Nu Online)
Posisi Rais Aam PBNU; Gus Mus Enggan, KH Makruf Amin Emban (Sumber Gambar : Nu Online)

Posisi Rais Aam PBNU; Gus Mus Enggan, KH Makruf Amin Emban

Atas alasan tersebut, 9 kiai Ahlul Halli wal Aqdi menetapkan Gus Mus sebagai Rais Aam dan KH Makruf Amin sebagai Wakil Rais Aam. Tapi tetap Gus Mus bersikukuh enggan menerima posisi itu. Maka otomatis Rais Aam PBNU diemban KH Makruf Amin. (Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sunnah, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

IPNU Luncurkan Kembali Program Beasiswa “Pintar”

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) meluncurkan kembali program beasiswa “Pintar” (Pelajar Indonesia Tangguh Religius) tahun 2010-2011 sebagai upaya untuk memfasilitasi para kader NU yang pintar dan potensial tetapi berasal dari kalangan kurang mampu.



IPNU Luncurkan Kembali Program Beasiswa “Pintar” (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Luncurkan Kembali Program Beasiswa “Pintar” (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Luncurkan Kembali Program Beasiswa “Pintar”

Peluncuran program beasiswa ini dilakukan pada acara buka puasa bersama IPNU yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (24/8).

Dari rilis yang disampaikan oleh panitia, ditargetkan mampu menjangkau 200 orang, yang masing-masing per satu orang mewakili satu cabang IPNU. Beasiswa ini dilakkan dalam waktu satu tahun dalam disalurkan setiap bulannya sebesar 100 ribu rupiah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

IPNU lebih memprioritaskan pemberian beasiswa untuk pelajar Madrasah Aliyah dengan proporsi 70 persen, sementara 30 persennya dialokasikan untuk pelajar SMU.

Mereka yang berhak mendapat beasiswa merupakan pelajar kelas X MA atau SMU di daerah atau cabang yang ditunjuk sebagai zona binaan, rangking satu di kelasnya dan jika memungkinkan memiliki nilai akademik tertinggi di sekolah, memiliki kemampuan bahasa asing, memiliki pengalaman berorganisasi, menjadi pengurus cabang IPNU dan berlatar belakang kurang mampu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Para penerima beasiswa juga memiliki tanggung jawab, diantaranya membuat diskusi kecil rutin bulanan, minimal diikuti tiga orang dengan tema seputar kepelajaran, fenomena pendidikan, sosial dan keagamaan. Selain itu, mereka juga didwajibkan melaporkan hasil raport ujian akhir kepada pimpinan cabang IPNU yang ditunjuk sebagai pelaksana program.

Selanjutnya, mereka juga diwajibkan aktif di organisasi intra sekolah, mempersiapkan diri untuk menjadi calon ketua OSIS dan siap menerima pembinaan lebih lanjut dari pimpinan cabang IPNU.

Sebelumnya Ketua Umum IPNU Ahmad Syauqi menjelaskan, IPNU telah memposisikan diri ssebagai organisais pembelajar (learning organization). Dalam konsep ini, yang dihasilkan bukan hanya produk, tetapi juga melakukan peningkatan dan terobosan-terobosan.

Ia menjelaskan, secara substansial, melalui pembelajaran, dapat dirasakan hubungan manusia dan dunia dan melalui pembelajaran, dapat memperluas kapasitas untuk menciptakan serta menjadi bagian dari proses pembentukan kehidupan.

“Program beasiswa IPNU ini adalah kontribusi kongkrit terhadap peningkatan mutu pelajar. Selain didedikasikan untuk menciptakan generasi muda NU berkualitas secara kongnitif, prikomotirik maupun afektif, program ini diharapkan dapat mengentaskan nasib pelajar berkualitas yang masih kurang diperhatikan,” katanya. (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 08 Desember 2017

Gus Dur Bantah Diusir Ormas-ormas Islam di Purwakarta

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Menyusul aksi warga nahdliyyin (sebutan untuk warga NU) yang menuntut dibubarkannya FPI, MMI dan HTI, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) membantah dirinya telah diusir oleh ormas-ormas Islam radikal dalam acara Dialog Lintas Etnis dan Agama di Purwakarta, Jawa Barat (23/5) lalu. Menurutnya, yang terjadi hanyalah kesalahpahaman saja.

"Siapa yang diusir, saya dari awal sudah bilang sama panitia bahwa saya tidak bisa mengikuti acara sampai habis. Begitu selesai berbicara dan tanya-jawab, saya langsung pulang. Bukan pengusiran," kata Gus Dur saat hadir dalam acara bincang-bincang di Kedai Tempo, Jalan Utan Kayu, Jakarta Timur, Sabtu (27/5)

Kesalahpahaman terjadi dalam acara yang digelar PC GP Ansor Purwakarta tersebut. Gus Dur dan beberapa anggota FPI saling tuding yang mengakibatkan penandatanganan prasasti kebersamaan yang sedianya dilakukan oleh para pemuka agama, pemerintah dan elemen masyarakat lainnya batal.

Akibatnya, Jumat (26/5) lalu sejumlah massa pendukung Gus Dur dari Garda Bangsa mendatangi Mabes Polri untuk melaporkan FPI, mereka tidak menerima aksi pengusiran yang dilakukan terhadap mantan Presiden RI ke-4 tersebut.

Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Firman Gani menyatakan bahwa tuntutan para pendukung Gus Dur tersebut tidak bisa dipenuhi. “FPI tidak bisa dibubarkan. Ada kebebasan berserikat dan mengeluarkan pendapat," katanya kepada wartawan di Jakarta, Jum’at (26/5) lalu.

Firman menolak pernyataan bahwa polisi memberi angin segar bagi FPI sehingga dua organisasi tersebut bisa bertindak anarkis. "Kami memberikan angin segar kepada mereka yang berserikat secara baik," ujarnya.

Bahkan, kata Firman, polisi masih menahan 21 anggota FPI di Bekasi karena bertindak anarkis, walau ada sejumlah anggota FPI yang berunjukrasa meminta 21 anggota yang ditahan dibebaskan. Menurut Firman, mereka tidak akan dilepaskan. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Islam, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Dur Bantah Diusir Ormas-ormas Islam di Purwakarta (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur Bantah Diusir Ormas-ormas Islam di Purwakarta (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur Bantah Diusir Ormas-ormas Islam di Purwakarta

Selasa, 05 Desember 2017

Pelajar NU Rekrut Kader di Bantar Gebang dan Mustikajaya

Bekasi, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pengurus harian Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Bantar Gebang dan IPNU-IPPNU Mustikajaya menggelar Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) di Pondok Pesantren Darul Muttaqien Bantar Gebang Bekasi, Sabtu-Ahad (22-23/7). Agenda ini diselenggarakan untuk memperkokoh NKRI.

Ketua IPNU Kota Bekasi Adi Prastyo mengatakan, kaderisasi di tubuh IPNU adalah hal yang krusial sebab banyak generasi muda terutama anak-anak sekolah mulai disusupi paham radikal. Menurut riset Wahid Foundation, 37% siswa setuju terhadap konsep khilafah yang diusung HTI dan 33% lebih condong pada aksi terorisme yang dilakukan Bahrun Naim cs.

Pelajar NU Rekrut Kader di Bantar Gebang dan Mustikajaya (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Rekrut Kader di Bantar Gebang dan Mustikajaya (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Rekrut Kader di Bantar Gebang dan Mustikajaya

Sebab itu, kata Adi, pihaknya heran terhadap pihak-pihak yang merasa kekhawatiran terhadap merebaknya paham radikal dianggap sebagai sesuatu yang berlebihan. "Di situlah pentingnya kehadiran kita (IPNU-IPPNU) untuk membentengi generasi muda dari virus wahabisme dan menanamkan nilai kebangsaan serta paham Islam yang moderat," ujarnya.

Ketua PCNU Kota Bekasi KH Zamakhsyari Abdul Majid menambahkan, Indonesia didirikan oleh banyak golongan, agama, dan suku. Salah satunya adalah umat Islam, yang di dalamnya ada para tokoh-ulama NU. Jadi, NU sangat berkepentingan menjaga keutuhan NKRI melebihi kepentingan sesaat yang pragmatis.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Komitmen itu, sebagaimana sering didengungkan, adalah harga mati. Ia berpesan kepada peserta Makesta agar memiliki bingkai pemikiran yang sesuai dengan Ahlussunnah wal Jamaah yang moderat, seimbang, toleran, dan adil.

Pihak PAC IPNU-IPPNU Bantar Gebang dan Mustikajaya berharap setelah Makesta akan menyelenggarakan Lakmud.

Sesuai dengan rapat kerja cabang 1 IPNU Kota Bekasi, setiap kepengurusan PAC harus menyelenggarakan makesta sekali dalam satu periode sebagai langkah regenerasi. (Robiatul Adawiyah/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama, Jadwal Kajian, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 03 Desember 2017

Rhoma Irama Hadiri Istighotsah di PBNU Malam ini

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Istighotsah bulanan yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) di halaman gedung PBNU, Jakarta, Rabu (30/4) malam nanti cukup istimewa karena Haji Rhoma akan hadir dan menyampaikan taushiyah kepada para jamaah.

Nama Rhoma Irama, Sang Raja Dangdut, santer dikabarkan sebagai salah seorang bakal calon presiden atau wakil presiden dalam Pilpres Juli 2014 mendatang. Namun LDNU buru-buru menampik, kehadiran Rhoma tidak terkait dengan kapasitasnya sebagai bakal calon presiden.

Rhoma Irama Hadiri Istighotsah di PBNU Malam ini (Sumber Gambar : Nu Online)
Rhoma Irama Hadiri Istighotsah di PBNU Malam ini (Sumber Gambar : Nu Online)

Rhoma Irama Hadiri Istighotsah di PBNU Malam ini

“Kami pastikan tidak ada kaitannya dengan Pilpres. Haji Rhoma sudah lama menjalin komunikasi denga LDNU. Beliau mau silaturrahim ya kami persilahkan,” kata Wakil Ketua LDNU KH Agus Salim, ditemui NU Online di kantor LDNU, Jakarta, Rabu siang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Bendahara PBNU H Bukhori Muslim, selain Haji Rhoma, beberapa kiai dan pengurus LDNU juga akan hadir. Seperti bulan-bulan sebelumya, istighotsah dihadiri sekitar 500 jamaah yang merupakan warga Jabodetabek.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara akan dimulai selepas maghrib, diawali dengan hataman A-Qur’an lalu dilanjutkan dengan acara inti istighotsah dan pengajian Ahlussunnah wal Jamaah. Haji Rhoma dijadwalkan akan menyampaikan taushiyah pada pukul 20.00 WIB.

Selain istghotsah rutin, Menurut Bukhori, LDNU saat ini sedang menyiapkan program Syiar Ramadhan yang antara lain akan diisi dengan kegiatan pelatihan da’i, pengajian kitab, buka berrsama, shalat tarawih ala masjidil haram, tadarrus, dan santunan yatim-piatu. (Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Daerah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 26 November 2017

Buka Puasa Bersama di Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam

Assalamu ’alaikum wr. wb.

Redaksi Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang terhormat. Saya mendengar bahwa sepekan lalu, Kamis (16/6), kegiatan buka puasa bersama lintas iman yang rencananya dihadiri istri mendiang Gus Dur Hj Sinta Nuriyah terpaksa gagal di Gereja Katolik Kristus Ungaran, Semarang karena aksi penolakan sekelompok orang yang mengaku komunitas Muslim.

Buka Puasa Bersama di Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka Puasa Bersama di Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka Puasa Bersama di Rumah Ibadah Non-Muslim dalam Islam

Pertanyaan saya, apakah pandangan Islam terkait buka puasa di tempat ibadah non-Muslim? Terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr.wb. (Abdul Malik, Jakarta).

Jawaban

Assalamu ‘alaikum wr.wb.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penanya dan pembaca yang budiman. Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Perihal kasus yang saudara Malik tanyakan, Penulis melihat ada sejumlah persoalan. Kita akan membicarakan kasus ini setidaknya dari penolakan oleh sekelompok yang mengaku komunitas Muslim itu.

Apakah yang dipersoalkan itu adalah makanannya, tempat berbuka puasanya, kebersamaan Muslim yang berpuasa dengan non-Muslimnya, atau siapa yang mengundangnya? Menurut dugaan kami, setidaknya empat pokok masalah ini yang dipersoalkan. Kita akan memulai satu per satu menguraikan empat masalah ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pertama masalah makanannya. Kalau makanan yang dihidangkan untuk berbuka puasa itu terbuat dari zat yang diharamkan seperti babi, anjing, khamar, dan segala bentuk makanan dan minuman, jelas memakan dan meminumnya adalah haram.

Tetapi kalau yang dihidangkan berupa makanan yang halal, maka tidak masalah mengonsumsinya meskipun itu disediakan non-Muslim. Allah berfirman dalam Surat Al-Maidah ayat 5 sebagai berikut.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Makanan Ahli Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal juga bagi mereka.”

Perihal ayat ini, An-Nasafi dalam tafsirnya Madarikut Tanzil wa Haqaiqut Ta’wil menjelaskan,

? ? ? ? ? ? } ? ? ? ? ? ? ? ? ? { ? ? ? } ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Makanan Ahli Kitab itu halal bagimu) maksudnya adalah hewan yang disembelih oleh mereka. Karena semua makanan itu tidak dihalalkan secara khusus untuk agama ini. (dan makanan kamu halal juga bagi mereka) sehingga tidak dosa kamu berbagi makanan dengan mereka. Karena seandainya makanan orang beriman itu haram untuk mereka, niscaya tidak boleh memberikan makanan itu kepada mereka,” (Lihat Abdullah bin Ahmad bin Mahmud An-Nasafi, Madarikut Tanzil wa Haqaiqut Ta’wil, Darul Fikr, Beirut).

Sedangkan kedua, masalah tempat sahur atau tempat berbuka puasa. Kita harus mengaitkan ibadah puasa dengan ibadah lainnya. Para ulama membedakan ibadah puasa dari lainnya. Kalau ibadah lainnya seperti shalat, umrah, dan haji, waktu dan tempat pelaksanaannya sudah ditentukan. Orang tidak bisa berhaji di sembarang tempat. Demikian juga shalat. Meskipun setiap jengkal tanah bisa menjadi tempat shalat, Rasulullah SAW memakruhkan shalat di tempat mendeku unta, kolam pemandian, tempat penampungan sampah, kuburan, atau di jalanan sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW melarang shalat di tujuh lokasi, tempat sampah, tempat jagal hewan, kuburan, di tengah jalan, kolam pemandian, tempat menderum unta, dan di atas Ka’bah,” (HR Ibnu Majah).

Adapun ibadah puasa hanya ditentukan waktunya yakni sejak terbit hingga terbenam matahari seperti disebutkan Al-Quran di Surat Al-Baqarah. Sedangkan perihal tempat, agama tidak membatasi orang yang berpuasa untuk melakukan sahur dan berbuka puasa di manapun. Jadi tidak ada larangan dalam Islam untuk bersahur dan berbuka puasa di tempat tertentu.

Sementara ketiga, kebersamaan dengan non-Muslim. Pergaulan antara Muslim dan non-Muslim tidak dipermasalahkan oleh Islam. Pada Surat Al-Mumtahanah ayat 8-9, Allah SWT menegaskan bagaimana seharusnya hubungan Muslim dan non-Muslim.

? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (8) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (9

Artinya, “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sungguh Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sungguh Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.”

Pada ayat ini, kita dapat melihat sababun nuzulnya terlebih dahulu. Ibnu Ajibah membawa riwayat sebagai berikut.

? ? « ? ? ? ? » ? ? ? ? « ? ? ? ? » ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Diriwayatkan bahwa Qutailah binti Abdul Uzza (ketika musyrik) mendatangi anaknya, Asma binti Abu Bakar dengan membawa hadiah. Tetapi Asma tidak menerima pemberian ibunya dan tidak mengizinkan ibunya masuk rumah. Lalu turunlah ayat itu (Al-Mumtahanah ayat 8-9). Rasulullah SAW lalu meminta Asma untuk menerima pemberian ibunya, menghormati dan memuliakan ibunya,” (Lihat Ibnu Ajibah, Tafsir Al-Bahrul Madid).

Terakhir, adalah masalah siapa yang mengundang. Keterangan Abu Bakar bin Sayid Muhammad Syatha Dimyathi dalam Hasyiyah I’anatut Thalibin dapat membantu kita memperjelas persoalan ini.

? ? ? ? ) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “(Jika diundang oleh seorang Muslim), kafir (harbi) tidak masuk kategori Muslim.Kalau diundang oleh kafir harbi, Muslim tidak wajib mendatangi undangannya. Tetapi disunahkan mendatangi undangan dzimmi (non-Muslim yang hidup rukun dengan Muslim),” (Lihat Abu Bakar bin Sayid Muhammad Syatha Dimyathi, Hasyiyah I’anatut Thalibin, Darul Fikr, Beirut).

Dari empat pokok yang dipermasalahkan, kita ternyata tidak menemukan masalah di dalamnya. Memang benar tidak ada ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah SAW yang menganjurkan kita untuk berbuka puasa atau sahur bersama non-Muslim. Tetapi kita juga tidak menemukan dalil Al-Quran dan hadits yang melarang buka puasa bersama di tempat ibadah non-Muslim.

Kami turut kecewa atas sikap penolakan sekelompok Muslim itu. Sebuah sikap yang memalukan. Saran kami, masyarakat Muslim mesti terus menggali perihal agama dan terutama hukum Islam secara seksama dan mendalam sehingga tidak asal berteriak ini munkar, itu munkar. Semuanya sudah jelas di dalam kitab-kitab yang ditulis oleh para ulama.

Demikian jawaban singkat ini. Semoga bisa dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,

Wassalamu ’alaikum wr. wb.

(Alhafiz Kurniawan)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 24 November 2017

Puluhan Pelajar Sunan Prawoto Peringati Harlah ke-91 NU

Pati, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Keluarga besar Yayasan Pendidikan Sunan Prawoto di desa Prawoto kecamatan Sukolilo, Pati mengadakan upacara tasyakuran dalam rangka memperingati harlah ke-91 Nahdlatul Ulama. Puluhan pelajar dan dewan guru mulai dari tingkat raudhatul athfal hingga aliyah di bawah naungan yayasan ini tampak khidmat mengikuti upacara itu.

Puluhan Pelajar Sunan Prawoto Peringati Harlah ke-91 NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Puluhan Pelajar Sunan Prawoto Peringati Harlah ke-91 NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Puluhan Pelajar Sunan Prawoto Peringati Harlah ke-91 NU

Upacara tasyakuran digelar Jumat (16/5) pagi. Mereka terdiri atas pelajar dan guru dari RA Masyithoh, MI Al-Mukmin, MI Al-Hidayah, MTs Sunan Prawoto, MA Sunan Prawoto, PAUD Masyithoh, TPA Al-Hidayah, Madin Awwaliyah, dan Madin Wustho.

Dalam amanat upacara, Ketua Ranting NU Prawoto KH Ali Makmun mengingatkan para guru dan ustadz di Yayasan Sunan Prawoto untuk betul-betul menanamkan ajaran Ahlussunah wal Jamaah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dengan aswaja NU, insya Allah akan lahir generasi-generasi muda berkualitas, berprestasi serta berakhlaqul karimah,” kata Kiai Ali.

Upacara yang juga dihadiri Banser, Ansor, Fatayat, Muslimat NU Prawoto ini ditutup dengan doa bersama yang dipimpin sesepuh yayasan KH Muhammad Husain. (Kholid Rosyadi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah