Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Februari 2018

Islam Indonesia, Jamaah Thariqah Terbesar di Dunia

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dibanding negara-negara lain, Indonesia menempati rangking pertama dalam hal jumlah penganut thariqah di dunia. Muslim Tanah Air, khususnya Nahdliyin, termasuk paling antusias memilih thariqah sebagai jalan hidup mereka.

Islam Indonesia, Jamaah Thariqah Terbesar di Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Islam Indonesia, Jamaah Thariqah Terbesar di Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Islam Indonesia, Jamaah Thariqah Terbesar di Dunia

"Jumlahnya bisa mencapai 50 juta. Di Jawa Timur saja jumlahnya sekitar 14 juta," tutur Mudir Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlit Thariqah al-Mutabarah an-Nahdliyah (JATMAN) KH Abdul Muthi di Pondok Pesantren Nurul Khoir Wonorejo, Rungkut, Surabaya, Rabu (26/12).

Hal ini, lanjut Kiai Muthi, melatarbelakangi mengapa Indonesia akan menjadi tuan rumah Multaqa Sufi Alami atau pertemuan sufi internasional. Menurut agenda, perhelatan akbar tersebut akan digelar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, 27-30 Januari 2012.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rencananya, Multaqa Sufi Alami akan dihadiri ulama-ulama sufi dari 70 negara. Dalam pertemuan ini, organisasi thariqah sedunia akan dibentuk.

Kiai Muthi menjelaskan, Nahlatul Ulama (NU) merupakan ormas Islam terbesar yang mendukung warganya untuk  berthariqah. NU hanya menganjurkan memilih thariqah mutabarah (diakui).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Thariqah mutabarah adalah thariqah yang sanadnya sambung sampai Nabi, sedangkan yang ghairu mutabarah adalah yang sanadnya tidak tersambung," urai Ketua Umum organisasi penganut thariqah NU ini.

Redaktur : Hamzah Sahal

Penulis    : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Pesantren, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 18 Februari 2018

GP Ansor Jabar: Kemiskinan Sudah Nyata, Harus Diperangi!

Subang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat Deni Ahmad Haidar mengatakan, sudah saatnya kader GP Ansor bangkit dari segala keterpurukan.

"Ketika hari ini orang lain menilai bahwa kemiskinan itu sebuah isu, saya tegaskan bahwa kemiskinan itu sudah nyata," ujar Deni saat memberikan sambutan dalam acara Pelantikan Pengurus Pimpinan Cabang GP Ansor Subang di Pondok Pesantren Al-Istiqamah, Kebondanas, Pusakajaya, Subang, Selasa (29/11).

GP Ansor Jabar: Kemiskinan Sudah Nyata, Harus Diperangi! (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Jabar: Kemiskinan Sudah Nyata, Harus Diperangi! (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Jabar: Kemiskinan Sudah Nyata, Harus Diperangi!

Dikatakan, sebagai organisasi kaderisasi, GP Ansor harusnya tampil untuk memberikan pembinaan dan pemberdayaan bagi para anggotanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Salah satunya dengan penguatan kapasitas dan revitalisasi pemberdayaan kader. Jika itu dijalankan, niscaya GP Ansor menjelma sebagai organisasi yang besar," katanya.

Dengan penguatan kapasitas tersebut, lanjut Deni, hendaknya bisa memanfaatkan potensi dan peluang yang ada sehingga kader Ansor tidak kesulitan lagi dalam mengembangkan kreativitasnya itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Terlebih, kader-kader Ansor sebetulnya memiliki skill individu yang bisa dikembangkan menjadi sebuah hasil karya yang baik. Tentu didorong dengan semangat yang tinggi," pungkasnya. (Ade Mahmudin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, AlaSantri, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 17 Februari 2018

Hanya Cabang Terakreditasi Punya Hak Suara

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Gerakan Pemuda Ansor sebentar lagi akan menggelar Konres ke-XV di Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta, pada 25-26 November mendatang. Menurut tata kelola organisasi, tidak semua cabang yang mempunyai hak suara dalam kongres tersebut.

Hanya Cabang Terakreditasi Punya Hak Suara (Sumber Gambar : Nu Online)
Hanya Cabang Terakreditasi Punya Hak Suara (Sumber Gambar : Nu Online)

Hanya Cabang Terakreditasi Punya Hak Suara

Menurut Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor M. Aqil Irham, salah satu badan otonom NU tersebut menerapkan hal itu karena ingin memperkuat organisasi melalui sistem pengkaderan yang mapan terstruktur dan sistematik.

“Kita enggak ingin organisasi kita hanya sekadar papan nama, hanya ikut kongres, atau munas,” katanya ketika diwawancarai di PBNU, Jakarta, beberapa waktu lalu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Cabang yang punya hak suara, adalah mereka yang telah lolos akreditasi. Ada lima item yang mencerminkan 3 visi besar GAnsor, yaitu revitalisasi nilai-nilai Islam Ahlussunah wal Jamaah, memerpkuat sistem kaderasai, dan memberdayakan potensi anggota.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketiga item itu, kata dia, diperinci dalam lima item yang jadi variabel akreditasi. Pertama, implementasi visi pertama dengan item majelis dzikir dan shalawat Rijalul Ansor. Kedua, konsolidasi organiaasi penguatan struktur dari tingkat pusat sampai ranting dengan variabel keaktifan organisasi bagi Pimpinan Wilayah adalah Pimpinan Cabang, bagi PC adalah Pimpinan Aanak Cabang.

Ketiga, kaderisasi. Keempat, amal usaha produktif yaitu setiap wilayah dan cabang harus memiliki satu unit usaha dan lembaga kursus pelathan. Kelima penguatan Banser.

“Nanti diberi skor. Bukan sekadar lulus. Kita sudah 3 kali pra kongres, mengumukan hasil akreditasi. Ada A, B, C, D, yang C dan C plus. Hal itu disepakati pada Konbes 2012 di Jakarta, di Pondok Pesantren Al-Hamid. Sampai hari ini diperkirakan 370 yang punya hak suara,” terang dia.

Mengingat keaktifan Ansor tidak seragam, Pimpinan Pusat menetapkan 3 kelas akreditasi. Kelas A meliputi Jawa dan Lampung, kelas B, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat, sementara kelas C meliputi Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua. Mmasing-masing kelas memiliki tingkat akreditasi berbeda. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Internasional, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 07 Februari 2018

Ketika Syekh Abdul Qadir al-Jailani Dirampok

Suatu hari Abdul Qadir yang masih belia meminta izin ibundanya untuk pergi ke kota Bagdad. Bocah ini ingin sekali mengunjungi rumah orang-orang saleh di sana dan menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari mereka.

Sang ibunda merestui. Diberikanlah kepada Abdul Qadir empat puluh dinar sebagai bekal perjalanan. Agar aman, uang disimpan di sebuah saku yang sengaja dibuat di posisi bawah ketiak. Sang ibunda tak lupa berpesan kepada Abdul Qadir untuk senantiasa berkata benar dalam setiap keadaan. Ia perhatikan betul pesan tersebut, lalu ia keluar dengan mengucapkan salam terakhir.

“Pergilah, aku sudah menitipkan keselamatanmu pada Allah agar kamu memperoleh pemeliharaan-Nya,” pinta ibunda Abdul Qadir.

Ketika Syekh Abdul Qadir al-Jailani Dirampok (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketika Syekh Abdul Qadir al-Jailani Dirampok (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketika Syekh Abdul Qadir al-Jailani Dirampok

Bocah pemberani itu pun pergi bersama rombongan kafilah unta yang juga sedang menuju ke kota Bagdad. Ketika melintasi suatu tempat bernama Hamdan, tiba-tiba enam puluh orang pengendara kuda menghampiri lalu merampas seluruh harta rombongan kafilah.

Yang unik, tak satu pun dari perampok itu menghampiri Abdul Qadir. Hingga akhirnya salah seorang dari mereka mencoba bertanya kepadanya, “Hai orang fakir, apa yang kamu bawa?”

“Aku membawa empat puluh dinar,” jawab Abdul Qadir polos.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Di mana kamu meletakkannya?”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Aku letakkan di saku yang terjahit rapat di bawah ketiakku.”

Perampok itu tak percaya dan mengira Abdul Qadir sedang meledeknya. Ia meninggalkan bocah laki-laki itu.

Selang beberapa saat, datang lagi salah satu anggota mereka yang melontarkan pertanyaan yang sama. Abdul Qadir kembali menjawab dengan apa adanya. Lagi-lagi, perkataan jujurnya tak mendapat respon serius dan si perampok ngelonyor pergi begitu saja.

Pemimpin gerombolan perampok tersebut heran ketika dua anak buahnya menceritakan jawaban Abdul Qadir. “Panggil Abdul Qadir ke sini!” Perintahnya.

“Apa yang kamu bawa?” Tanya kepala perampok itu.

“Empat puluh dinar.”

“Di mana empat puluh dinar itu sekarang?”

“Ada di saku yang terjahit rapat di bawah ketiakku.”

Benar. Setelah kepala perampok memerintah para anak buah menggeledah ketiak Abdul Qadir, ditemukanlah uang sebanyak empat puluh dinar. Sikap Abdul Qadir itu membuat para perampok geleng-geleng kepala. Seandainya ia berbohong, para perampok tak akan tahu apalagi penampilan Abdul Qadir saat itu amat sederhana layaknya orang miskin.?

“Apa yang mendorongmu mengaku dengan sebenarnya?”

“Ibuku memerintahkan untuk berkata benar. Aku tak berani durhaka kepadanya,” jawab Abdul Qadir.

Pemimpin perampok itu menangis, seperti sedang dihantam rasa penyesalan yang mendalam. “Engkau tidak berani ingkar terhadap janji ibumu, sedangkan aku sudah bertahun-tahun mengingkari janji Tuhanku.”

Dedengkot perampok itu pun menyatakan tobat di hadapan Abdul Qadir, bocah kecil yang kelak namanya harum di mata dunia sebagai Sulthanul Auliya’ Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Drama pertobatan ini lantas diikuti para anak buah si pemimpin perampok secara massal.

Kisah ini diceritakan dalam kitab Irsyadul ‘Ibad karya Syekh Zainuddin bin Abdul ‘Aziz al-Malibari, yang mengutip cerita dari al-Yafi’i, dari Abu Abdillah Muhammad bin Muqatil, dari Syekh abdul Qadir al-Jailani.? (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 05 Februari 2018

Berharap pada Sidang Itsbat

Sidang itsbat atau penetapan awal Ramadhan 1433 H tahun ini di kantor Kementerian Agama Jakarta mungkin terasa agak berbeda jika benar Muhammadiyah tidak ikut. Namun kalau pun Muhammadiyah ikut, apa perlunya? Mereka sudah lebih dulu menetapkan awal bulan jauh sebelum sidang itsbat digelar.

Benar keluhan Muhammadiyah bahwa kedatangan mereka tidak akan dihiraukan oleh Menteri Agama yang memimpin sidang itsbat. Muhammadiyah dipersilahkan berbicara, tetapi aspirasi mereka tidak akan dipertimbangkan dalam keputusan sidang itbat.?

Berharap pada Sidang Itsbat (Sumber Gambar : Nu Online)
Berharap pada Sidang Itsbat (Sumber Gambar : Nu Online)

Berharap pada Sidang Itsbat

Muhammadiyah pernah menetapkan awal bulan berdasarkan rukyatul hilal. Namun kemudian mereka berubah drastis. Saat ini Muhammadiyah menetapkan bawa awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah ditentukan berdasarkan pada hasil hisab saja, tepatnya berdasar pada kriteria wujudul hilal. Secara awam kriteria ini barangkali bisa dijelaskan bahwa asal hilal sudah berada di atas ufuk atau di atas ketinggian nol derajat pada saat matahari terbenam pada tanggal 29, maka keesokan harinya berarti sudah masuk awal bulan, tanpa perlu mempertimbangkan apakah hilal bisa dilihat atau tidak.

Sementara sidang itsbat Kementerian Agama menetapkan awal bulan berdasar pada dua kriteria; hisab dan rukyat. Jika dua kriteria ini dipakai sekaligus, maka otomatis rukyatlah yang dimenangkan, dan hisab hanya menjadi pemandu pelaksanaan rukyat. Wajar jika keinginan Muhammadiyah yang hanya berpedoman pada hisab tidak akan dihiraukan dalam sidang ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Standar keputusan sidang itsbat dengan dua kriteria, hisab dan rukyat, telah dikukuhkan dalam keputusan Ijtima’ Ulama Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 16 Desember 2003 lalu yang sebenarnya juga dihadiri oleh perwakilan Muhammadiyah. Pada pertemuan dengan Kementerian Agama di Cisarua Jawa Barat 2011 yang juga dihadiri perwakilan Muhammdiyah bahkan telah dibahas mengenai kriteria imkanur rukyat atau visibilitas pengamatan atau batas minimal posisi hilal yang bisa diamati. Namun Muhammadiyah tetap bersikeras pada keputusan organisasi. Mereka hanya memakai hisab saja.

Persoalannya barangkali terletak pada cara memahami dalil syariat mengenai rukyat dan hilal. Muhammadiyah menyatakan tetap memakai rukyat, tapi ruyat bil ilmi, atau rukyat dengan ilmu hisab dan tidak harus menggunakan penglihatan secara langsung. Sementara bagi NU rukyat harus menggunakan penglihatan. Ada penjelasan yang agak rumit dari NU bahwa kata “ra’a” dalam bahasa arab mempunyai dua bentuk masdar: “ra’yun” artinya berpikir atau berpendapat dan “ruyah” artinya melihat dengan mata. Rukyat bil ilmi yang dimaksud oleh Muhammdiyah mendekati apa yang disebut ra’yun, sementara dalam semua redaksi hadits yang menjelaskan penetapan awal bulan semua memakai kata ruyah.?

Lalu soal hilal, bagi NU, hilal dibedakan dengan qamar (bulan). Hilal adalah cahaya dari bulan yang bisa dilihat dari bumi, dalam bahasa astronomi disebut dengan crescent atau bulan sabit. Syarat dinamakan hilal haruslah bisa dilihat, tidak hanya bisa diperkirakan dengan ilmu hisab. Maka kemudian NU menerima kriteria imkanur rukyat atau visibilitas pengamatan. Bahwa hilal hanya bisa dilihat jika sudah memenuhi kriteria imkanur rukyat ini.

Sebenarnya dengan menerima kriteria imkanur rukyat ini, NU telah menurunkan standar, tidak hanya berdasar pada rukyat, tapi rukyat yang didukung oleh imkanur rukyat. Negara-negara yang tergabung dalam MABIM (Indonesia, Malaysia, Singapura dan Brunei Darussalam) menetapkan 2 derajat sebagai batas minimal visibilitas pengamatan. Itu pun oleh pakar astronomi Indonesia masih mau dinaikkan menjadi 4 atau 5 derajat, karena hilal dalam ketinggian dua derajat itu belum pernah ada. Namun dengan menerima kriteria imkanurrukyat itu berarti NU menyatakan bahwa jika ada warga NU yang melaporkan telah berhasil melihat hilal pada saat belum imkanur rukyat, maka laporan dapat ditolak, karena secara astronomi hilal tidak akan bisa di lihat dari bumi. Ini persis seperti Ramadhan tahun ini dimana posisi ketinggian hilal dinyatakan tidak imkanur rukyat. Maka dengan ini NU juga lebih ketat dalam menerapkan hisab. Namun Muhammadiyah masih keras hati.

Jalan penyatuan awal bulan Islam di Indonesia masih panjang. Jika pun kemudian Muhammadiyah menerima hisab dengan kriteria imkanur rukyat atau wujudul hilal plus 2 derajat, seperti dipakai oleh Persis saat ini, persoalan belum akan selesai. Bagi NU dan beberapa ormas lain dan juga Kementerian Agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), penetapan awal bulan harus berdasar pada hisab dan rukyat. Dan sekali lagi, ketika hisab dan rukyat dipakai sekaligus maka rukyat akan menang, dan hisab dengan kriteria imkanur rukyat pun tidak akan menjadi pertimbangan penting dalam penetapan awal bulan.

Konferensi Alim Ulama NU di Cipanas, Jawa Barat pada ? 1954 silam yang membahas persoalan waliyyul amri atau pemerintahan yang sah secara Islam, telah menegaskan bahwa salah satu kewenangan? dari pemerintah yang sah adalah menetapkan (itsbat) awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama merealisasikan kewenangan? ini dengan sangat bijaksana, yakni dengan menggelar sidang itsbat yang menghadirkan perwakilan organisasi Islam yang ada di Indonesia.

Maka sebenarnya sidang itsbat adalah pintu harapan untuk menyamakan persepsi mengenai kriteria penetapan awal bulan. Pemerintah tidak jumawa dalam memegang kewenangan.

Sayang, sidang itsbat tidak lagi dipercaya. Muhammadiyah menyatakan tidak akan mengikuti sidang itsbat. Bahkan secara berseloroh Ketua Umum PP Muhammadiyah tidak akan mengikuti sidang itsbat, selamanya.

Atau jika sidang itsbat dinilai tidak terlalu kondusif, terlalu terburu-buru karena harus memutuskan awal bulan pada saat itu juga, maka Kementerian Agama, MUI dan ormas-ormas Islam harus bertemu di luar sidang itsbat itu. Pertemuan antar ormas Islam untuk membahas soal ini memang sudah sering dilakukan, dan belum menemukan titik temu. Namun titik temu itu harus terus dicari, dan harus ditemukan. Kehadiran para pakar astronomi dari berbagai ormas Islam maupun dari lembaga formal seperti LAPAN, Observatorium Bosca dan Bakosurtanal dalam sidang itsbat atau apapun namanya bisa mempercepat penemuan titik temu itu.

A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 31 Januari 2018

PCNU Probolinggo-Kraksaan Evaluasi Muktamar NU

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Probolinggo dan Kota Kraksaan, Selasa (18/8) melakukan evaluasi pelaksanaan Muktamar NU ke-33 yang digelar di Jombang 1 hingga 5 Agustus 2015 kemarin. Pengurus teras pada pertemuan ini melontarkan sejumlah catatan terkait amatan mereka di forum muktamar NU.

Tampak hadir Mustasyar PCNU Probolinggo H Hasan Aminuddin, Rais Syuriyah PCNU Probolinggo KH Jamaluddin al-Hariri, Ketua PCNU Probolinggo KH Abdul Hadi, Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan KH Munir Kholili, dan Ketua PCNU Kota Kraksaan H Nasrullah A Suja’i.

PCNU Probolinggo-Kraksaan Evaluasi Muktamar NU (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Probolinggo-Kraksaan Evaluasi Muktamar NU (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Probolinggo-Kraksaan Evaluasi Muktamar NU

Dalam sambutan H Hasan Aminuddin menceritakan pengalamannya saat menghadiri Muktamar Ke-33 NU di Jombang secara langsung. “Muktamar NU adalah sebuah pesta demokrasi struktur NU,” ungkapnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Hasan, dalam evaluasi dari pelaksanaan Muktamar NU ke-33 ini, para pengurus PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan yang datang langsung ke Jombang menyampaikan keluh kesahnya. Mereka menyampaikan adanya kekurangan-kekurangan terkait pelaksanaan Muktamar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kekurangan-kekurangan yang tampak janggal terjadi dari awal pelaksanaan,” tegasnya.

Hasan meminta supaya Nahdliyin di Probolinggo untuk menerima hasil Muktamar, meskipun ditengarai kejanggalan. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Tokoh, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 30 Januari 2018

ISNU Jatim Usulkan Jumlah Peserta Konferwil sesuai Kartanu

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 

Sekretaris Pengurus Wilayah Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PW ISNU) Jawa Timur Muhammad Dawud menyampaikan usulan menarik, yakni jumlah peserta Konferensi Wilayah nanti yang memberikan suara ditentukan berdasarkan jumlah Kartu Tanda Anggota NU (Kartanu) di masing-masing cabang.

ISNU Jatim Usulkan Jumlah Peserta Konferwil sesuai Kartanu (Sumber Gambar : Nu Online)
ISNU Jatim Usulkan Jumlah Peserta Konferwil sesuai Kartanu (Sumber Gambar : Nu Online)

ISNU Jatim Usulkan Jumlah Peserta Konferwil sesuai Kartanu

“Tidak dipukul rata bahwa seluruh perwakilan pengurus cabang jumlahnya sama,” katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Surabaya, Sabtu (30/3).

Menurut mahasiswa Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya ini, sudah seharusnya para peserta Konferwil nanti ditentukan berdasarkan prestasi yang diperoleh. “Yang lebih mudah adalah bagaimana masing-masing pengurus cabang mampu mensukseskan program Kartanu,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sehingga berapa banyak perserta yang akan hadir dan bisa memiliki suara baik saat sidang komisi, pleno hingga pemilihan calon rais dan ketua hendaknya berbasis prestasi Kartanu. 

“Kepengursan Cabang yang tidak sukses melaksanakan Kartanu, idealnya tidak mendapatkan jatah kontingan Konferensi seperti daerah lain yang bisa sesuai target,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dengan demikian, masing-masing pengurus di daerah dapat berusaha optimal untuk bisa melampaui target yang disyaratkan oleh PWNU Jatim,” kata Komisioner KPID Jawa Timur ini.

Kedepan, ISNU berharap agar keikutsertaan para pengurus pada kegiatan resmi NU di seluruh tingkatan berbasis prestasi. “Sehingga dengan demikian, akan terlihat mana kepengurusan yang bisa mensukseskan program jam’iyah dan tidak,” lanjutnya.

Dawud menadaskan apa yang disampaikannya hanya sebagai usulan. Namun ia berharap akan ada tolok ukur bagi kemajuan organisasi yakni dengan memberikan penghargaan kepada yang bisa melampaui sebuah program. “Dengan demikian setiap pengurus di daerah bisa terpacu atau fastabikul khairat,” pungkasnya.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 27 Januari 2018

Pensiun dari DPR, Taufikurrahman Saleh Ingin Mengabdi pada NU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Anggota DPR RI dari Fraksi Kebangkitan Bangsa, Taufikurrahman Saleh mengakhiri masa tugasnya di parlemen dengan manis. Mantan aktivis Ansor ini menerbitkan buku “Membangun Pendidikan Indonesia” yang berisi catatannya soal pendidikan Indonesia selama menjadi anggota DPR RI.

“Buku ini salah satu kenang-kenangan saya selama menjadi anggota DPR RI,” kata Taufikurrahman Saleh kepada wartawan dalam acara syukuran akhir masa jabatan di Jakarta, Rabu (29/09). Pada kesempatan tersebut, Taufik ditemani rekannya yang juga purna tugas dari DPR, Fuad Anwar.

Pensiun dari DPR, Taufikurrahman Saleh Ingin Mengabdi pada NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Pensiun dari DPR, Taufikurrahman Saleh Ingin Mengabdi pada NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Pensiun dari DPR, Taufikurrahman Saleh Ingin Mengabdi pada NU

Taufik Sudah 10 tahun atau dua periode menjadi anggota DPR RI. Buku tersebut, katanya, merupakan salah satu bentuk pertanggung jabawan kepada rakyat. ”Sebagian pengalaman saya selama menjadi anggota DPR ada di buku ini,” jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selanjutnya, mantan Ketua Fraksi PKB ini akan tetap mengabdi kepada rakyat, meskipun telah berada di luar parlemen. ”Saya akan tetap berjuang mengawal kebijakan pemerintah dari luar DPR,” ungkapnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih lanjut, Taufik yang sejak lahir dibesar di kalangan nahdliyin, ingin mengabdikan diri kepada NU, organisasi yang membesarkan namanya. “Diminta atau tidak, saya akan mengabdi kepada NU. sebelum menjadi anggota DPR saya juga aktivis di organisasi ini,” kata putra Kiai Saleh ini.

Tidak lupa, Taufik mengucapkan banyak terima kasih kepada media massa yang selama ini telah banyak bekerjasama dengannya selama berada di Senayan.

“Saya sampaikan terima kasih kepada teman-teman wartawan. Selama ini, media massa selalu bekerjasama dengan saya,” ungkapnya.

Sementara itu, Fuad Anwar mengaku akan pindah kantor dari gedung DPR di Senayan ke gedung PBNU. Sebab, katanya, saat ini ia menjabat sebagai Ketua Umum Perguruan Pencak Silat Pagar Nusa NU.

“Mulai hari ini dan seterusnya, saya pindah kantor ke kramat 164 (Gedung PBNU). Kebetulan saya menjabat Ketua Umum Pagar Nusa. Jadi, kalau kemarin di DPR biasa silat lidah, nanti silat yang sebenarnya,” kata Fuad.

Senada dengan Taufik, Fuad juga mengucapkan terima kasih kepada media massa yang kerap bekerjasama dengannya selama menjadi anggota DPR. “Saya juga mohon maaf bila ada salah,” katanya. (mad)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Islam, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dua Tantangan NU Saat ini

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Lembaga Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LBHNU) Kabupaten Jepara Hindun Anisa mengatakan, sebagai organisasi, NU di era globalisasi ini menghadapi banyak tantangan. Di antaranya tantangan di bidang informasi dan Islam "radikal" dan "liberal".

“Website di internet banyak dikuasai oleh kelompok bukan NU,” katanya pada Sarasehan “Mengapa Harus NU?” yang dilaksanakan PAC IPNU-IPPNU Nalumsari di Kampus 2 SMK Terpadu Hadziqiyah desa Tritis kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara, Ahad (08/3).

Dua Tantangan NU Saat ini (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Tantangan NU Saat ini (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Tantangan NU Saat ini

Menurut dia, warga NU yang mengakses kaidah agama di internet akan bersinggungan dengan media-media non-NU sehingga sudah saatnya kiai dan santri melek internet.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tantangan kedua, lanjut perempuan yang sering disapa Neng Hindun, ini NU berhadapan dengan Islam radikal dan liberal.Paham keagamaan NU yang menganut konsep tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), i’tidal (adil) dan tasamuh (toleransi) itu yang membuat negara adikuasa tidak suka dengan kebesaran NU di Nusantara.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pantas saat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden ke-4 RI, tegas Neng Hindun, negara adikuasa itu tidak rela orang NU memimpin bangsa. Negeri penguasa itu, tidak pernah memuji Gus Dur namun terus-menerus menjelek-jelekkan putra KH Wahid Hasyim tersebut hingga lengser.

Segala macam cara dilakukan media Barat tersebut. “Mereka (Barat, red) membangun wacana, waktu itu Gus Dur ialah antek Amerika. Padahal saya meyakini kelompok radikal yang menjelek-jelekkan Gus Dur ini suruhan mereka,” sambungnya.

Ia juga menyebut NU mempunyai peran untuk merebut kemerdekaan. Sehingga? organisasi yang bermakna kebangkitan ulama ini bersiteguh untuk mempertahankan NKRI. Kelompok-kelompok yang hendak mengobok-obok eksistensi NKRI sama dengan berhadapan NU.

Misalnya saja Kongres Umat Islam Indonesia yang dilaksanakan di Yogyakarta belum lama ini merupakan contoh kelompok yang hendak mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan diganti dengan Islam.

Padahal pada Munas Alim Ulama 1983, lanjut istri KH Nuruddin Amin, itu cukup menegaskan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Karena itu, pembicara lain, Mustaqim Umar menyatakan menjadi orang NU harus bangga. “Tidak usah getun menjadi warga NU. Tunjukkan ke-NU-an kita. Kita harus yakin orang NU berkualitas,” terang Sekretaris LPNU Jepara.

Sebab, kata Mustaqim, NU sangat dihormati dunia dikenal sebagai penebar Islam rahmatan lil alamin. Diterimanya organisasi rahmatan lil alamin di mata dunia lantaran menggunakan pendekatan ala Indonesia.

Kegiatan yang diawali sambutan pengasuh Pesantren Hadziqiyah KH Chayatun Abdullah Hadziq. pada kesempatan itu ia mengatakan, jamiyyah NU yang didirikan KH Hasyim Asyari dan kiai-kiai lain merupakan organisasi untuk mengenal Tuhan Yang Maha Esa. Lebih dari itu, ormas yang dilahirkan 1926 itu merupakan organisasi untuk menyelamatkan bangsa dan negara.

kegiatan yang diikuti ratusan peserta dari pelajar dan delegasi Banom NU tersebut merupakan pamungkas rangkaian Harlah IPNU ke-61 dan IPPNU ke-60 dari 02 Februari hingga 08 Maret 2015 yang meliputi Ziarah, Karnaval, Bakti Sosial dan Santunan Yatama. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 24 Januari 2018

Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat

Oleh Ahmad Naufa Khoirul Faizun



Foto yang ditampilkan di halaman ini adalah hasil jepretan Muhammad Fatichin di pesawahan Desa Kalipucung Timur, Batang, Jawa Tengah, pada 11 April 2016. Sekilas, foto ini terlihat biasa dan tak ada yang istimewa, yaitu: para petani melaksanakan shalat dzuhur berjamaah di pematang sawah.

Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat (Sumber Gambar : Nu Online)
Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat (Sumber Gambar : Nu Online)

Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat

Namun, di balik apa yang tampak ini, betapa agama Islam yang dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW 15 abad lalu di Makkah, telah membumi dan dilaksanakan oleh umat Islam sampai di pelosok desa. Pengaruh Islam begitu terasa, dan telah berakulturasi dengan adat dan budaya masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Belakangan, Islam ini mulai dikoyak dengan ide khilafah (Negara Islam). Mungkin mereka berpikir, butuh polisi syariat untuk menilang orang-orang yang enggan atau belum melaksanakan shalat pada waktunya. Padahal, tindakan pemaksaan seperti itu justru akan merendahkan kualitas ibadah seseorang: tidak berangkat dari kesadaran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mereka lantang meneriakkan anti-Pancasila dan anti-demokrasi. Padahal, seharusnya mereka sadar, hanya demokrasi lah yang memungkinkan mereka bersuara tanpa kehilangan nyawa. Andai mereka berteriak ketika era Orde Baru dulu, tentu mereka sudah habis tanpa sisa, seperti beberapa aktivis Komunis yang mencoba menggulingkan negara.

Kemapanan Islam di Nusantara juga dikoyak oleh beberapa organisasi yang mengimpor Islam dari Timur Tengah. Dengan serta merta, tanpa pemahaman ideologis, metodologis dan historis yang memadahi, mereka menghakimi sesama muslim dengan ungkapan provokatif: bid’ah dan sesat.

Namun, sepertinya kita tak perlu khawatir dengan tingkah-polah mereka, karena dalam sejarahnya paham-paham yang mencerabut akar-budaya Nusantara selalu akan tergerus dan tidak laku. Meski demikian kita mesti waspada kepada gerakan mereka, oleh karena mereka memiliki jaringan internasional dengan biaya yang besar. Televisi, radio sampai buku dan majalah menjadi media mereka dalam mencerabut Islam dari akar-budaya Nusantara.

Sekali lagi, foto ketaatan petani ini mengingatkan, menegur, dan memberi teladan kepada kita, bahwa "orang kecil" pun memiliki kebesaran dan harga diri dalam melaksanakan ajaran Tuhan. Mereka bekerja, memakan hasil keringat sendiri, beribadah dan jauh dari ingar-bingar korupsi yang marak di parlemen, pemerintahan, sampai sekolahan. Mereka memiliki kemuliaan yang dewasa ini banyak hilang: kemandirian dan ketaatan kepada Tuhan.

Mereka para petani itu juga menjadi "tulang punggung bangsa", kata pendiri NU, KH Hasyim Asyari. Keberadaannya belum sepenuhnya diperhatikan pemerintah, utamanya upaya protektif akan keberadaan cukong dan pemborong. Pemerintah lewat Kementan dan Bulog mesti kerja lebih keras lagi, akar nasib petani bisa menjadi tuan-rumah di negeri sendiri. Beruntung, tahun lalu Indonesia telah mengekspor beras kelas khusus/organik 148 ton yang artinya ada peningkatan yang signifikan.

Dengan tenaga, keringat, doa dan keringat para petani, nasi putih dan harum tersaji di meja makan kita, meja makan restoran mewah, warung-warung angkringan sampai meja makan istana negara. Semoga pemerintah kedepan bisa lebih memperhatikan petani. Juga, nasib petani bisa sejahtera sebagai pilar kemandirian sebuah negara. Amin.

Penulis adalah kader IPNU dan seorang anak petani desa.



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Ubudiyah, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Laskar Anti Narkoba Muslimat NU Jombang Diapresiasi Bupati

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Peredaran narkotika dan obat terlarang atau Narkoba sangat memprihatinkan, bahkan masuk kategori darurat karena masuk ke semua lini. Keberadaan Laskar Anti Narkoba (LAN) yang digawangi Muslimat NU menjadi angin segar bagi pemberantasannya.

?

Laskar Anti Narkoba Muslimat NU Jombang Diapresiasi Bupati (Sumber Gambar : Nu Online)
Laskar Anti Narkoba Muslimat NU Jombang Diapresiasi Bupati (Sumber Gambar : Nu Online)

Laskar Anti Narkoba Muslimat NU Jombang Diapresiasi Bupati

Di Jombang, keberadaan LAN telah merambah sejumlah kecamatan. Beberapa waktu lalu telah dikukuhkan kepengurusan LAN Muslimat NU Pimpinan Anak Cabang (PAC) Kecamatan Gudo. Pengukuhan laskar dilakukan oleh Ketua PC Muslimat NU Jombang, Nyai Hj Mundjidah Wahab yang dilanjutkan deklarasi dan ikrar serta penyematan pin.

?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bupati Jombang Nyono Suharli Wihandoko sangat mengapresiasi keberadaan laskar. "Dengan deklarasi ini, merupakan sebuah reaksi yang sangat cepat bagi perubahan jaman dan ini sangat positif sebagai upaya memerangi narkoba," katanya, Rabu (10/8/2016).

?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bupati memaparkan, bahaya narkotika saat ini kian tak terbendung dan masif. Karena itu, butuh komitmen bersama menanggulanginya. Sedangkan keluarga, merupakan pertahanan pertama agar anak tidak terjerembab di lembah narkoba. Hal itu harus menjadi perhatian semua pihak.

"Ibu adalah sekolah pertama bagi anak-anak kita untuk memahami budi pekerti dan sopan santun. Saya hargai, dalam hal ini, ibu Muslimat NU besar perannya bagi bangsa ini," jelasnya.

?

Bupati mengajak Muslimat NU untuk bersatu padu melawan sekaligus memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba. "Melalui laskar anti narkoba ini, mari kita bersama memberantas peredaran narkoba untuk menyelamatkan generasi bangsa," ajak bupati.

?

Nyai Hj Mundjidah Wahab sangat prihatin dengan peredaran narkoba. "Oleh karena itu Muslimat NU harus membantu tugas aparat dalam memberantas peredaran narkoba ini lewat pengukuhan laskar," kata perempuan yang juga Wakil Bupati Jombang ini.

?

Dibentuknya LAN, menurutnya sebagai tindak lanjut pengukuhan laskar serupa oleh Ketua Umum Muslimat NU Hj. Khofifah Indar Parawansa pada puncak peringatan HUT Muslimat NU di Stadion Gajayana Malang beberapa waktu lalu.

?

Menurut putri pahlawan nasional ini, LAN merupakan wujud keseriusan Muslimat NU Jombang untuk mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkoba di semua lapisan masyarakat yang dimulai dari keluarga. "Dan nantinya akan kita kukuhkan laskar anti narkoba di semua kecamatan," katanya.

?

Dalam praktiknya, LAN berperan aktif dalam menyelamatkan generasi bangsa dari bahaya narkoba yakni melakukan sosialisasi ke seluruh lapisan masyarakat baik melalui pengajian rutin Muslimat maupun kegiatan lain.

?

"Untuk ikut mengurangi bahaya peredaran narkoba, tentu kita akan melakukan kerjasama dengan berbagai pihak, baik kepolisian, Badan Narkotika Kabupaten atau lainnya," terangnya.

?

Sedangkan tugas dari laskar ini adalah ? mendorong para ibu memastikan lingkungan terdekatnya terbebas dari narkoba utamanya keluarga. Apabila mengetahui ada korban narkoba, lanjutnya maka pihaknya akan bekerja sama dengan pihak terkait membantu merehabilitasi.

?

Bahkan Muslimat NU Jombang sangat mendukung pemberian hukuman berat bagi pengedar narkoba. "Narkoba ini sangat merugikan masyarakat dan bangsa, maka sangat pantas apabila para pengedarmya diberikan hukungan berat," pungkasnya. (Ibnu Nawawi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 23 Januari 2018

Tiga Amalan Sunah Sebelum Shalat Id

Menyemarakkan hari raya Idul Fitri merupakan bagian dari sunah. Setiap orang dianjurkan untuk menyambut kedatangannya dengan penuh kebahagiaan dan kesenangan. Sebab itu, pada hari Idul Fitri, orang-orang diwajibkan membayar zakat sebelum melaksanakan shalat agar orang-orang miskin bisa berbahagia pada hari yang mulia tersebut.

Di antara kesunahan Idul Fitri adalah mengerjakan shalat Id secara berjamaah. Shalat Id dapat dilakukan di masjid, lapangan, atau tempat terbuka lainnya. Laiknya shalat Jum’at, sebelum pergi ke masjid untuk mengerjakan shalat Jumat dianjurkan melakukan tiga hal.

Tiga Amalan Sunah Sebelum Shalat Id (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Amalan Sunah Sebelum Shalat Id (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Amalan Sunah Sebelum Shalat Id

Ketiga hal ini, menurut Imam An-Nawawi dalam Al-Majemu‘ Syarhul Muhadzdzab sebagai berikut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pertama, disunahkan makan sekalipun sedikit sebelum pergi ke masjid atau sebelum melaksanakan shalat Id. Makanan yang disunahkan untuk dikonsumsi ketika itu adalah kurma sebanyak bilangan ganjil. Saking sunahnya makan sebelum shalat ‘id, Imam As-Syafi’i dalam Al-Umm menegaskan, “Kami memerintahkan setiap orang yang ingin shalat ‘id untuk makan sebelum berangkat ke masjid. Bila dia belum makan, kami meminta mereka makan pada saat dalam perjalanan ke masjid ataupun ketika sampai di masjid jika memungkinkan. Tidak ada dosa bagi orang yang tidak makan sebelum shalat Id, tetapi dimakruhkan meninggalkannya.”

Kedua, disunahkan mandi sebelum shalat Id sebagaimana kesunahan mandi sebelum shalat Jum’at, sebab pada hari itu, seluruh umat Islam berkumpul di masjid untuk beribadah. Kesunahan ini diperkuat oleh atsar dari Sayyidina ‘Ali bin Abu Thalib dan Abdullah bin Umar yang membiasakan mandi sebelum shalat Id.? Terkait waktu kesunahan mandi, para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan disunahkan mandi setelah fajar dan ada pula yang berpendapat disunahkan setelah pertengahan malam.

Ketiga, disunahkan memotong rambut dan kuku, menghilangkan bau badan, serta memakai wangi-wangian. Usahakan pada saat shalat tubuh dalam kondisi segar dan wangi agar tidak menganggu kefokusan ibadah orang lain. Sebuah hadits riwayat Ali bin Abu Thalib menyebutkan bahwa Rasulullah SAW menyuruh untuk menggunakan wangi-wangian yang paling bagus dari yang kita temui atau miliki pada hari Id.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketiga kesunahan di atas memiliki hikmah dan tujuannya masing-masing. Salah satunya agar memberi kenyaman dan ketenteraman dalam ibadah. Apalagi pada hari Id, mayoritas umat Islam berbondong-bondang ke masjid untuk beribadah. Semoga kesunahan ini dapat kita amalkan. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 13 Januari 2018

PBNU Minta â€Å“Ahlul Halli wal Aqdi” Ditunda

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta konsep Ahlul Halli wal Aqdi jangan dulu dipakai dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) NU Jawa Timur yang akan digelar akhir Mei nanti. AD/ART NU yang telah disepakati dalam Muktamar Makassar 2010 lalu sebagai forum permusyawaratan tertinggi di lingkungan NU belum mengesahkan konsep itu.

“Jika ada yang menghendaki Ahlul Halli wal Aqdi diterapkan dalam Konferwil NU Jatim, PBNU meminta ditunda dulu pelaksanaannya sampai ada pembahasannya dalam Muktamar mendatang,” kata Wakil Sekjen PBNU H. Sulthon Fathani kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di kantor PBNU Jakarta, Rabu (15/5).

PBNU Minta â€Å“Ahlul Halli wal Aqdi” Ditunda (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Minta â€Å“Ahlul Halli wal Aqdi” Ditunda (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Minta â€Å“Ahlul Halli wal Aqdi” Ditunda

Keputusan itu diambil dalam Rapat ? Harian Syuriyah dan Tanfidziyah awal Mei lalu dan ditegaskan kembali dalam Rapat Harian tanfidziyah, Selasa (14/5) tadi malam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Sulthon, di kalangan PBNU sendiri para pengurus mempunyai pandangan yang berbeda mengenai Ahlul Halli wal Aqdi atau pemilihan rais syuriyah dan ketua tanfidziyah oleh semacam dewan khusus yang dibentuk.

Ketua PBNU H Slamet Effendi Yusuf misalnya, menyatakan, konsep tersebut sudah tidak pas jika diterapkan sekarang. Ia adalah salah seorang yang terlibat aktif dalam Muktamar NU di Situbondo 1984 yang menerapkan konsep ini dan menetapkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Ketua Umum PBNU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Waktu itu kita membutuhkan konsep itu, tapi sekarang tidak pas lagi diterapkan sekarang. Alasan Pak Slamet, saat ini kita kesulitan menentukan siapa-siapa tokoh yang bisa jadi referensi untuk menunjuk ketua umum,” kata Sulthon.

Namun terkait dinamika yang terjadi di daerah-daerah, PBNU sendiri telah menyiapkan rumusan Ahlul Halli wal Aqdi untuk dibahas dalam Munas atau Muktamar mendatang. Rapat juga telah menunjuk Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas’udi dan Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali untuk mematangkan konsep itu.

“Jadi ahlul Halli wal Aqdi belum bisa diterapkan sampai dibahas dan disetujui dalam Muktamar. Namun PBNU tetap merekomendasikan konsep Ahlul Halli wal Aqdi ini diterapkan secara kultural, misalnya PCNU atau PWNU (pemegang suara: red) menemui beberapa kiai-kiai atau tokoh di beberapa daerah jika memungkinkan untuk dimintai pertimbangan mengenai siapa yang pantas memimpin NU,” pungkas Sulthon.

Penulis: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Kajian Sunnah, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 12 Januari 2018

NU Layani ‘Tantangan’ Kelompok Islam Garis Keras

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Genderang perang mulai ditabuh Nahdlatul Ulama (NU) untuk menghadapi gerakan dari kelompok Islam garis keras yang muncul akhir-akhir ini. Organisasi kemasyarakatan Islam terbesar di Indonesia ini siap melayani ‘tantangan’ kelompok Islam radikal yang sudah sangat meresahkan warga nahdliyin (sebutan untuk warga NU) itu.

Pada Sabtu (25/2) lalu, Pimpinan Pusat (PP) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) mengeluarkan maklumat yang berisi tentang peneguhan kembali terhadap ajaran dan amaliyah Ahlussunnah Wal Jamaah (Aswaja) yang selama ini dijalankan oleh warga nahdliyin. Sebanyak 8 ketua Pengurus Wilayah LDNU se-Indonesia menandatangani maklumat yang merupakan respon atas tuduhan sesat terhadap ajaran dan amaliyah NU itu.

NU Layani ‘Tantangan’ Kelompok Islam Garis Keras (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Layani ‘Tantangan’ Kelompok Islam Garis Keras (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Layani ‘Tantangan’ Kelompok Islam Garis Keras

“…kami menyadari dengan sepenuh hati, bahwa dewasa ini telah tumbuh dan berkembang gejala pemikiran dan gerakan ke-Islam-an (al-harakah al-islamiyyah) melalui praktek-praktek keagamaan yang dapat melunturkan nilai-nilai Ahlussunnah Wal Jamaah ala NU, maka dengan ini kami menyatakan: …Senantiasa menjalankan amaliah ibadah Ahlussunnah wal Jamaah ala NU, melestarikan praktek-praktek dan tradisi keagamaan salafush shalih; sepert salat-salat sunnat, salat tarawih 20 rakaat; wirid, salawat, qunut, talqin, ziarah qubur, tahlil, manaqib, ratib, maulid Nabi, haul, dan istighotsah; serta toleran terhadap tradisi budaya yang sesuai dengan nilai-nilai Islam sebagai bagian dari dakwah Ahlussunnah wal Jamaah ala NU,” demikian salah satu poin dalam maklumat tersebut.

Ketua Umum PP LDNU KH Nuril Huda kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan, gerakan kelompok garis keras itu sudah melewati batas toleransi. Karena mereka tidak lagi sebatas mengambilalih masjid-masjid milik warga nahdliyin, melainkan sudah berani menghasut dan menuduh NU adalah sesat.

“Masjid-masjid NU mulai diambilalih. Muncul banyak buku-buku yang menghujat ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah ala NU. Salat tarawih 20 rakaat; wirid, salawat, qunut, talqin, ziarah qubur, tahlil, maulid Nabi, istighotsah dan lain-lain dianggap ajaran sesat. Ini sudah tidak bisa ditoleransi lagi,” terang Kiai Nuril di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (27/2).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Apalagi, lanjut Kiai Nuril, gerakan mereka sudah sangat luas dan hampir merata di seluruh daerah, tidak hanya daerah yang berbasis nahdliyin. Jika NU tak segera mengambil sikap tegas, maka bukan mustahil tradisi keagamaan yang dijalankan warga nahdliyin selama ini akan hilang.

Tak hanya itu. Hal yang paling dikhawatirkan NU, menurut Kiai Nuril, adalah keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 pun ikut terancam. Pasalnya, kuat disinyalir, kelompok Islam garis keras tersebut berkeinginan menjadi Indonesia sebagai negara Islam.

Karenanya, selain peneguhan kembali terhadap ajaran dan amaliyah Aswaja ala NU, dalam maklumat tersebut juga ditegaskan bahwa NU tetap pada komitmennya untuk setia menjaga keutuhan NKRI. NU tak ingin ada pihak-pihak tertentu yang mencoba mengusik keberadaan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Ditambahkan Kiai Nuril, sebagai tindak lanjut atas maklumat tersebut, setiap PW LDNU se-Indonesia akan menguatkan barisan dalam rangka menghadapi gerakan kelompok Islam garis keras tersebut. “Kita sudah tetapkan ada lima zona konsolidasi NU. Antara lain, zona Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan. Masing-masing zona ini akan menghimpun dan mengkonsolidasikan seluruh PW LDNU di provinsi yang berada di wilayahnya,” jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Keberadaan zona-zona tersebut, kata Kiai Nuril, diharapkan dapat menata dengan rapih gerakan dakwah NU di daerah-daerah. Dengan demikian, masjid-masjid NU serta ajaran dan amaliyah NU dapat terjaga. “Walaupun berbeda prinsip, tapi kita ingin sama-sama saling menghormati dan menghargai keyakinan masing-masing. Tidak ada lagi tuduhan bahwa NU adalah sesat dan sebagainya,” pungkasnya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 22 Desember 2017

Mengembangkan Perguruan Tinggi sebagai Media Diplomasi Internasional

Malang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA) Malang mengembangkan universitas sebagai media diplomasi internasional. UNIRA tergabung dalam jaringan Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPT-NU). Hal ini dilakukan, agar mahasiswa dapat memahami kondisi ekonomi-politik global dan menjadi agen dari misi pendidikan Indonesia. 

Mengembangkan Perguruan Tinggi sebagai Media Diplomasi Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengembangkan Perguruan Tinggi sebagai Media Diplomasi Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengembangkan Perguruan Tinggi sebagai Media Diplomasi Internasional

Misi ini tercermin, dalam Ambassador Lecture "Comprehensive Interactive an Efficient Approach for ASEAN-China Economically and Socially Integration", di Auditorium Unira, Malang, pada Sabtu, 07 Oktober 2016. Agenda ini, dihadiri oleh Tim Young (Executive Board of Jakarta Foreign Correspondents Club and Chief of Correspondent of CED ASEAN Bureau). 

Dalam agenda ini, Rektor UNIRA, Hasan Abadi mengungkapkan bahwa pimpinan kampus berusaha mendorong UNIRA sebagai universitas yang berjejaring di level internasional dan menjadi media diplomasi. 

"Kami ingin agar UNIRA berjejaring tidak hanya di level nasional, namun juga internasional. Dengan kedutaan China, kami sedang menjalin kerjasama tentang pengembangan masyarakat, di antaranya Green Technology dan peningkatan SDM perempuan desa," terang Hasan Abadi, yang juga Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Kabupaten Malang. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tim Young, dalam forum Ambassador Lecture, mengungkapkan bahwa Indonesia dan China harus bersama-sama mengembangkan potensinya. "Hubungan kerjasama antara pemerintah Indonesia dan China perlu diintensifkan lagi, tidak hanya dalam politik dan ekonomi, namun juga dalam pendidikan, kebudayaan dan dimensi sosial," terang Tim Young, yang menjadi Executive Board Member of Jakarta Foreign  Correspondent Club. 

Dalam analisanya, Tim Young berharap generasi muda, khususnya akademisi UNIRA Malang, memahami peta diplomasi global, sekaligus berperan aktif dalam perbaikan bangsa. "Saya harap, dengan kerjasama antara Pemerintah dan beberapa lembaga China dengan kampus UNIRA, akan terbentuk kesepahaman dalam pemberdayaan masyarakat serta pengembangan ekonomi di antara kedua negara," ungkap Tim. 

Ia berharap, kerjasama China dan Indonesia  dalam pengembangan infrastruktur, khususnya Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dapat terealisasi dengan maksimal. "Kami berjanji dengan Presiden Joko Widodo agar proyek ini selesai sebelum tahun 2019. Jadi, kami berharap dukungan dari semua pihak agar dapat bekerja efektif," jelas Tim Young. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Agenda Ambassador Lecture merupakan kerjasama antara Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial (FEIS) UNIRA dengan Economic Daily-JFCC, untuk peningkatan pemberdayaan masyarakat dan diplomasi internasional. Saat ini, UNIRA dan beberapa lembaga dari China sedang menjalin kerjasama dalam pengembangan riset dan pemberdayaan. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 17 Desember 2017

Jawara Lomba Kesehatan, RSI Siti Hajar Galakkan Hidup Sehat

Sidoarjo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo meraih juara 1 lomba short movie dan juara 2 lomba hand-hygiene dance, dalam rangka peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53 tahun 2017, yang digelar oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo.

Pada peringatan HKN ke-53 itu, banyak lomba tentang kesehatan yang diadakan oleh Dinkes Sidoarjo, salah satunya hand hygene dancing dan short movie tentang gerakan masyarakat hidup sehat (Germas), yang diikuti oleh 18 fasilitas pelayanan kesehatan se-kabupaten Sidoarjo. Alhasil, RSI Siti Hajar berhasil memborong juara 1 dan 2 pada perlombaan itu.

Jawara Lomba Kesehatan, RSI Siti Hajar Galakkan Hidup Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)
Jawara Lomba Kesehatan, RSI Siti Hajar Galakkan Hidup Sehat (Sumber Gambar : Nu Online)

Jawara Lomba Kesehatan, RSI Siti Hajar Galakkan Hidup Sehat

Kepala marketing RSI Siti Hajar Sidoarjo Roypin Asmanto mengatakan, tema short movie yang diusung oleh tim RSI Siti Hajar adalah "time".  Pihaknya memilih tema itu karena dalam hidup, waktu itu terus berjalan. Jadi, waktu harus digunakan sebaik mungkin dan bermanfaat, sehingga tidak menyesal dikemudian hari.

"Film pendek yang kami buat berdurasi sekitar 6 menit 23 detik. Bagi yang masyarakat yang ingin melihat film tersebut, bisa buka di YouTube berjudul film pendek Germas 2017 RSI Siti Hajar Sidoarjo (Film Pendek Germas 2017 RSI Siti Hajar Sidoarjo)," kata Roypin, Kamis (30/11).

Selain meraih juara satu, lanjut Roypin, RSI Siti Hajar juga meraih juara 2 hand hygiene dancing. Pihaknya ingin meningkatkan gerakan cuci tangan di kalangan pasien, keluarga pasien, karyawan RSI Siti Hajar dan juga kalangan masyarakat umum tentang pentingnya cuci tangan, dengan langkah-langkah yang benar menurut WHO melalui kemasan yang lebih menarik yakni dengan tarian tangan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dengan diraihnya juara 1 dan 2 ini, kita berharap ikut andil dalam tindakan proaktif dan preventif dalam menggalakkan gerakan masyarakat hidup sehat. Adapun penyerahan hadiahnya diberikan pada puncak HKN di alun-alun Sidoarjo pada Rabu (15/11) lalu sekaligus penyerahan piala," katanya. 

Ia menjelaskan, selama ini RSI Siti Hajar terus melakukan penyuluhan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas) di usia dini atau anak-anak sekolah pada kegiatan pemeriksaan kesehatan di TK atau program sosial kesehatan sekolah (PSKS).

"Di sekolah-sekolah kami juga melakukan penyuluhan yang dilakukan oleh Tim PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit), salah satunya dengan penyuluhan makan sayur dan buah oleh tim dokter dan ahli gizi RSI Siti Hajar Sidoarjo," pungkasnya. (Moh Kholidun/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 05 Desember 2017

UNU Indonesia Akan Sediakan Pendidikan yang Holistik

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Universitas NU Indonesia yang berlokasi di Jakarta dalam rapat kerja pertama yang diselenggarakan di Jakarta, Kamis (10/12) menetapkan visinya untuk menjadi universitas bermutu yang berbasis aswaja. Turunan dari visi itu selanjutnya dijabarkan dalam rencana strategis dan menyusunan kurikulum. Dalam hal ini, sistem pendidikan yang diterapkan adalah pendidikan holistik.?

Nurul Huda, yang ikut merancang rencana strategis ini menjelaskan, konsep pendidikan holistik yaitu pendidikan yang berupaya merawat perkembangan pribadi manusia yang utuh, mencakup intelektual, moral emosional, psikis, fisik, sosial, estetika, dan spiritual.?

UNU Indonesia Akan Sediakan Pendidikan yang Holistik (Sumber Gambar : Nu Online)
UNU Indonesia Akan Sediakan Pendidikan yang Holistik (Sumber Gambar : Nu Online)

UNU Indonesia Akan Sediakan Pendidikan yang Holistik

Ia menjelaskan sistem pendidikan yang berkembang saat ini hanya memberikan pengetahuan secara terkotak-kotak dan kurang menyentuh aspek spiritual dan moral sehingga menyebabkan manusia terkotak-kotak dan kehilangan jati diri kemanusiaannya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Implementasi dari sistem ini akan dimasukkan dalam kurikulum pengajaran dan dalam hidden curiculum atau dalam berbagai kegiatan yang tak secara formal dimasukkan dalam kurikulum tetapi menjadi bagian dari aktivitas akademik,” katanya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, KH Mujib Qolyubi, wakil rektor UNU Indonesia menjelaskan, meskipun menegaskan pentingnya mutu, satu-satunya universitas NU yang ada di Jakarta tersebut akan tetap menetapkan biaya pendidikan yang terjangkau agar bisa diakses oleh warga NU.?

“Universitas NU harus unggul, tangguh, dan populis. Maksudnya populis dalam hal ini adalah mampu dijangkau oleh mayoritas warga NU di tingkat akar rumput,” paparnya.?

Dalam bagian dari rencana strategis tersebut dibahas rencana pengembangan UNU Indonesia untuk 25 tahun ke depan. Untuk tahap perkembangan lima tahun 2015-2019 targetnya adalah menjadi universitas berbasis komunitas dengan layanan yang bermutu, 2020-2024 menjadi universitas pembelajaran unggul berbasis riset, periode 2025-2029 menjadi universitas riset dengan pelayanan bermutu, periode 2030-2034 menjadi universitas unggul berjejaring regional, periode 2035-2039 menjadi universitas berdaya saing internasional berakar budaya lokal. (Mukafi Niam)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Kiai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PMII Salurkan Bantuan Rp11 Juta untuk Muslim Rohingya

Pamekasan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Warga Rohingya yang tertampung di Kabupaten Langsa Aceh tampak sumringah dengan datangnya bantuan dari Pengurus Cabang PMII Kabupaten Pamekasan, Senin (19/12). Bantuan tersebut berjumlah Rp11 juta lebih dari hasil penggalangan dana selama seminggu di Kota Gerbang Salam.

PMII Salurkan Bantuan Rp11 Juta untuk Muslim Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Salurkan Bantuan Rp11 Juta untuk Muslim Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Salurkan Bantuan Rp11 Juta untuk Muslim Rohingya

"Kami salurkan melalui PC PMII Langsa bersama perwakilan Pengurus Besar PMII, yaitu sahabat Sahrul Abrori," ujar Ketua Umum PC PMII Pamekasan Miftahul Munir, Selasa (20/12).

Tujuan sederhananya, ujar Miftah, ialah untuk meringankan beban hidup sesama saudara muslim yang sekarang tidak punya tempat tinggal. Pihaknya merasa terenyuh dan kasihan serta bertanya-tanya apa yang bisa dikerjakan warga Rohingya yang terusir dari negerinya untuk sekadar makan.

"Langkah yang kami tempuh ini juga sebagai implementasi dari Nilai Dasar Pergerakan dalam melihat orang lain dari sisi kemanusian; tanpa harus melihat siapa mereka, dari mana mereka, dan apa suku mereka," tandasnya. (Hairul Anam/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Cerita, Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 17 November 2017

NU Kebumen Buka Sekolah Jurnalistik Akhir Pekan

Kebumen, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mengisi rangkaian praharlah ke-91 NU, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kebumen mengadakan Sekolah Jurnalistik Sehari pada akhir pekan, Ahad (25/5) pagi. Sekolah ini difasilitasi redaksi majalah Nahnuniyah dan situs PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kebumen.

Sekolah jurnalistik ini akan dilangsungkan di ruang pertemuan SMK Ma’arif NU 1 Kebumen. Ketua pelaksana sekolah jurnalistik Laeli Masroh mengatakan kegiatan ini akan dibuka Ketua PCNU Kebumen.

NU Kebumen Buka Sekolah Jurnalistik Akhir Pekan (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Kebumen Buka Sekolah Jurnalistik Akhir Pekan (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Kebumen Buka Sekolah Jurnalistik Akhir Pekan

Peserta dibatasi maksimal sebanyak 30 orang. Peserta terdiri atas utusan sekolah dan madrasah yang diundang. Setiap sekolah mengutus 2 siswa. Selain mereka, kita juga meminta banom NU, kampus, dan pesantren mengirimkan utusannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir sebagai narasumber koordinator Merdeka.com untuk Jateng dan DIY Yogyakarta Parwito Dava, direktur Jinggamedia.com Ahmad Rovahan, serta jajaran redaksi Nahnuniyah sebagai narasumber.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita maunya terus kerja online. Tiap peserta nantinya membawa laptop sendiri untuk operasional. Kita arahnya sudah praktis,” jelas Laeli.

Wapimred PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kebumen Bahrun Ali Murtopo membenarkan rencana sekolah jurnalistik akhir pekan itu. Ia optimis acara ini akan memperkuat kinerja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kebumen. (Has Chamidy/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Pendidikan, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 15 November 2017

Obama Sampaikan Selamat Idul Adha

Kairo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Presiden AS Barack Obama dan Ibu Negara Michelle Obama menyampaikan salam kepada Idul Adha pada umat Islam dan ucapan selamat pada ziarah tahunan haji sebagai pertemuan yang paling beragam yang terbesar di dunia.?

"Muslim Amerika adalah salah satu dari jutaan peziarah yang bergabung dengan salah satu pertemuan terbesar dan paling beragam sedunia," kata Obama dalam sebuah pernyataan yang dikutip oleh Harian Sabah pada hari Ahad, 5 Oktober.?

Obama Sampaikan Selamat Idul Adha (Sumber Gambar : Nu Online)
Obama Sampaikan Selamat Idul Adha (Sumber Gambar : Nu Online)

Obama Sampaikan Selamat Idul Adha

"Haji menyatukan umat Islam dari seluruh dunia -Sunni dan Syiah- untuk berdoa bersama, berdampingan."?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam pesan khususnya, Obama mengatakan bahwa “perayaan Idul Adha berfungsi sebagai pengingat bahwa tak peduli suku atau sekte, ras atau agama, jenis kelamin atau usia, kita sederajat dalam kemanusiaan.”?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pada Idul Adha, umat Islam melanjutkan tradisi berbagi kepada orang miskin dan bergabung dengan komunitas agama lain dalam upaya memberikan bantuan kepada mereka yang menderita kelaparan, penyakit, penindasan, dan konflik," kata Obama dalam pernyataannya.?

"Layanan mereka adalah contoh yang kuat dari akar bersama agama-agama Ibrahim di dunia dan bagaimana masyarakat kita bisa bersama-sama dalam damai, dengan martabat dan rasa keadilan." (onislam.net/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Internasional, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah