Tampilkan postingan dengan label Quote. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Quote. Tampilkan semua postingan

Kamis, 01 Februari 2018

Laporan Tahunan IPPNU Tegal Dikritik dan Dipuji

Tegal, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 

Laporan Tahunan Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahlatul Ulama (PC IPPNU) Kabupaten Tegal yang telah dilaksanakan baru-baru ini di Gedung PCNU Kabupaten Tegal nampaknya menjadikan pengurus harus sigap dan melakukan terobosan. Pasalnya sebagai organisasi yang terbuka IPPNU juga menerima kritikan dan pujian. 

“Kami dari PAC IPPNU Kramat, saya mengucapkan terima kasih kepada pengurus cabang yang telah membuka diri dalam laporan tahunan ini, yang kedua ada beberapa hal yang kami sampaikan terkait dengan agenda PC, yang telah mengeluarkan surat pengesahan kepada ranting-ranting yang belum maksimal, tetapi ini  juga bisa terobati setelah kegiatan ini banyak ilmu yang kami dapat, untuk itu dengan segenap hati kami menerima laporan tahunan ini,“ kata salah satu pengurus PAC IPPNU Kramat dalam pandangan organisasinya.

Laporan Tahunan IPPNU Tegal  Dikritik dan Dipuji (Sumber Gambar : Nu Online)
Laporan Tahunan IPPNU Tegal Dikritik dan Dipuji (Sumber Gambar : Nu Online)

Laporan Tahunan IPPNU Tegal Dikritik dan Dipuji

Lain dengan ketua PAC IPPNU Kecamatan Dukuhwaru Evi Mastuti, dia menganggap PC IPPNU Kabupaten Tegal telah melakukan kerjanya secara maksimal di tahun terakhir “Saya terus terang saja melihat pengurus cabang selama ini bisa dibanggakan karena upaya kaderisasi dan mekanisme organisasi telah dijalankan dengan baik, meski jauh dari sempurna karena tidak ada manusia yang sempurna,“ pujinya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementra Ketua PC IPPNU Kabupaten Tegal Lutfatun Nukhla menjelaskan bahwa adanya laporan tahunan bertujuan untuk mengevaluasi selama pertengahan periode sehingga ada jalan yang dapat dipahami secara bersama. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ini merupakan wujud keterbukaan kami menerima masukan hingga kritikan agar menjadi lebih baik ke depan, mudah-mudahan dengan ini bisa memberikan makna dan transparansi dalam menjalankan roda organisasi dan yang lebih penting adalah kaderisasi ke depan,“ katanya.

Lutfah yang asal kecamatan Kedungbanteng itu juga mengatakan kegitan laporan tahunan juga dibarengi dengan pendidikan dan latihan (Diklat) kesekretariatan yang memberi materi adalah Sekretaris Pimpinan Pusat Bidang Kaderisasi Farida Faricha dan juga materi keorganisasian dengan pemateri Pimpinan Wilayah (PW) IPPNU Jawa Tengah Ni’matul Azizah.

Luftah menganggap perlunya diklat itu karena masih banyak PAC-PAC di Kabupaten Tegal belum tertib administrasi dan organisasi. Selain itu sebagai sarana mengetahui sejauh mana pengetahuan peserta terhadap kinerja organisasi sehingga mendapatkan gambaran atau konstruksi yang jelas dalam menatapnya ke depan. 

Sementara dalam pembukaannya ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Tegal H Ahmad Wasy’ari memandang IPPNU memilki potensi yang sangat luar biasa, sehingga perlu dikembangkan karena bagaimanapun IPPNU merupakan sayap yang tidak bisa dipisahkan dari Nahlatul Ulama.

“Ini saatnya kita mengembangkan dengan sungguh-sungguh hingga tercipta tatanan yang lebih baik dan terarah sehingga kita kedepan bisa disegani lawan ataupun kawan,“ pintanya singkat.  

Akhir dari kegiatan laporan tahunan itu adalah 11 dari 14 PAC menerima tanpa catatan apapun, 3 PAC dinyatakan belum menerima dikarenakan berhalangan hadir. PAC yang tidak hadir itu diantaranya adalah PAC Kecamatan Dukuhturi, PAC. IPPNU Kecamatan Warureja dan PAC Jatinegara. Kegiatan satu hari satu malam itu diikuti pengurus cabang dan pengurus anak cabang sejumlah 100 peserta.

Turut hadir dalam ksempatan itu Ketua PCNU Kabupaten Tegal H Ahmad Wasy’ari, Ketua PC Fatayat NU Kabupaten Tegal Alfiyah, Pembina Cabang, Sekretris Pimpinan Pusat Farida Faricha, Ketua PW IPPNU Jawa Tengah Ni’matul Azizah.  

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Abdul Muiz  

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 25 Januari 2018

Pesantren Nurul Fauzi Tasikmalaya Juarai LSN Region Jabar III

Tasikmalaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Final Liga Santri Nusantara Region Jawa Barat III dimenangkan oleh Pondok Pesantren Nurul Fauzi berasal dari Kabupaten Tasikmalaya. Pesantren Nurul Fauzi menang setelah mengandaskan PP Dar El Rahmah berasal dari Ciamis lewat adu penalti dengan skor 5-4.?

Setelah pertandingan di babak pertama dan kedua berjalan seri. Pertadingan yang bertempat di Stadion Wiradadaha Tasikmalaya, Kamis (25/8) berlangsung seru.

Pesantren Nurul Fauzi Tasikmalaya Juarai LSN Region Jabar III (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Nurul Fauzi Tasikmalaya Juarai LSN Region Jabar III (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Nurul Fauzi Tasikmalaya Juarai LSN Region Jabar III

Atas kemenangan ini Pelatih PP Nurul Fauzi Asep H bersyukur bisa juara region dan berhak untuk melaju di babak 32 Besar Liga Santri Nusantara seri nasional.

"Kami akan terus berlatih untuk menghadapi tim-tim yang dari 32 regional. Karena dengan terus berlatih akan menambah kekompakan dan kerjasama tim," katanya.

Sedangkan pelatih Dar El Rahmah Lili Herli meski kalah timnya mampu melaju ke babak final regional Jabar III. "Tahun depan kami akan mempersiapkan lagi."

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Koordinator Regional Jabar III Usep Saeful Kamal secara keseluruhan pertandingan berjalan lancar.?

"Kami menerapkan sprotiftas dan fair play kepada seluruh tim. Sesuai dengan pesan Menpora haram hukumnya ada pengaturan skor," tegasnya. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 19 Januari 2018

Bank Mini Syariah SMK Walisongo Beroperasi Sebelum Diresmikan

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekretaris Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Jepara Ali Maftuh meresmikan Bank Mini Syariah “Walisongo” di Pecangaan, Jepara, Kamis (27/11) pagi. Pelepasan balon dan pengguntingan pita menandai peresmian bank milik SMK Walisongo yang hadir untuk kepentingan praktik pelajar SMK Walisongo jurusan perbankan syariah.

Kepala SMK Walisongo Sutarwi Samsul Maarif menyampaikan, bank mini berjargon “Amanah Ummah” itu merupakan sarana praktik peserta didik jurusan Perbankan Syariah.

Bank Mini Syariah SMK Walisongo Beroperasi Sebelum Diresmikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Bank Mini Syariah SMK Walisongo Beroperasi Sebelum Diresmikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Bank Mini Syariah SMK Walisongo Beroperasi Sebelum Diresmikan

Dengan pengalaman demikian, siswa terbiasa dengan kegiatan perbankan. “Bank ini juga merupakan sarana untuk merangsang anak didik terbiasa menabung,” jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal senada disampaikan pengawas SMK Walisongo Inti Murdaningarso. Menurut Inti, sarana itu menjadi sarana pembelajaran praktis peserta didik. Kehadiran bank diharapkan merangsang anak-anak rajin menabung dan terbiasa merancang kebutuhannya sehari-hari.

Sutarwi menambahkan, bank mini membuka tiga jenis simpanan, Simpanan Siswa (Simawa), Simpanan Karyawan (Simarwan), dan Simpanan Ujian Nasional (Siunas).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk Simawa, pembukaan awalnya sebesar Rp.10.000. “Selanjutnya boleh menabung Rp.2.000 dan seterusnya. Boleh menabung setiap hari maupun setiap bulan,” lanjutnya.

Demikian halnya dengan Siuna. Tabungan berikutnya mulai Rp. 2.000. sedangkan Simarwan mulai Rp.5.000 untuk tabungan setelah pembukaan awal. “Khusus Siunas tidak boleh diambil oleh siswa sebab untuk pembayaran Ujian Nasional,” ujar Sutarwi.

Bank mini itu memang untuk praktik 62 siswa Perbankan Syariah. Namun manfaat dari lembaga itu mencakup untuk semua elemen siswa dan karyawan di lingkungan unit SMK Walisongo Pecangaan, Jepara. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 16 Januari 2018

Mendagri Minta Maaf Terkait Kemacetan di Brebes

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, atas nama pemerintah, dirinya meminta maaf terkait layanan mudik pada 2016 ini, terutama terjadinya musibah kemacetan panjang di Brebes yang merenggut korban jiwa.

"Terjadinya musibah sebagian warga masyarakat pada saat kemacetan di Pantura daerah Kabupaten Brebes, Saya Mendagri atas nama pemerintah juga menyampaikan permohonan maaf," katanya seperti diinformasikan oleh Puspen Kemendagri yang diunggah dalam laman kementerian tersebut, Sabtu.

Mendagri Minta Maaf Terkait Kemacetan di Brebes (Sumber Gambar : Nu Online)
Mendagri Minta Maaf Terkait Kemacetan di Brebes (Sumber Gambar : Nu Online)

Mendagri Minta Maaf Terkait Kemacetan di Brebes

Seperti diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Brebes telah merilis 17 orang yang meninggal dunia saat mudik lebaran 2016 mulai dari 29 Juni - 5 Juli 2016.

Penyebab meninggalnya dalam musibah mudik tersebut beragam, diantaranya selain karena kecelakaan lalu lintas, juga karena terlalu banyak menghirup apnoe causa CO2 toksic dari pendingin udara kendaraan akibat kemacetan yang panjang dan kelelahan.

Ia mengatakan, selama ini pemerintah telah berupaya maksimal untuk memberikan pelayanan ke masyarakat saat mudik. Mulai dari mempercepat proses pembayaran jalan tol hingga perbaikan jalan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk itu, menurut dia, kejadian tersebut akan menjadi evaluasi pemerintah, khususnya Kementerian Dalam Negeri. "Adanya musibah, kekurangnyamanan dalam perjalanan menjadi evaluasi kami, pemerintah khususnya Kemendagri, sekali lagi sebagai Mendagri saya mohon maaf," kata Tjahjo.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tjahjo menjelaskan, Kemendagri sebelumnnya juga telah mengirimkan radiogram ke sejumlah kepala daerah wilayah Pantura, dimana menjadi perlintasan arus mudik dan balik lebaran.

Para kepala daerah tersebut antara lain Bupati Pemalang, Bupati Tegal, Wali Kota Tegal, Bupati Brebes, dan Bupati Cirebon. Dan khususnya adalah di Kabupaten Brebes.

Dalam radiogram tersebut, Mendagri meminta perbantuan siaga 24 jam untuk Satpol PP, aparat kecamatan, aparat desa dan dinas terkait di sepanjang Jalan Pantura dan puskesmas.

Mereka harus siap membantu kelancaran masyarakat arus balik ke arah Barat dan Timur melalui tol dan Pantura. Mendagri menekankan kepala daerah segera berkoordinasi untuk melakukan kesiapan tersebut. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 14 Januari 2018

KH Moch Mansyur : Santri Jangan Sering-Sering Nulis Proposal

Bandung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Setelah melalui hari pertama munas dengan acara pembukaan, sidang tata tertib dan laporan pertanggungjawaban presidium nasional Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) selama satu tahun kepengurusan, acara di hari kedua dilanjutkan dengan qiyamul lail sampai tiba waktu shubuh. Acara dilanjutkan dengan sarapan bersama dan sambutan dari KH Moch Mansyur.

KH Moch Mansyur : Santri Jangan Sering-Sering Nulis Proposal (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Moch Mansyur : Santri Jangan Sering-Sering Nulis Proposal (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Moch Mansyur : Santri Jangan Sering-Sering Nulis Proposal

KH Moch. Mansyur dalam sambutannya menyampaikan bahwa perjuangan NU adalah perjuangan kedekatan lillahi ta’ala. Perjuangan kita adalah untuk ridha Allah SWT, karena perjuangan kita hanyalah untuk Allah maka beliau memberikan “dawuh” kepada peserta munas yang kita minta adalah dari Allah, biar Allah yang memberikan jalannya kepada kita.

Pengasuh pesantren Nurul Huda Ciumbeluit yang santrinya dari golongan yatim piatu ini menjelaskan bahwa sejak berdirinya pesantren tersebut hingga sekarang belum pernah mengajukan satu pun proposal permintaan dana.

“Dahulu pernah ada pemerintah menawarkan dana Rp300.000.000 untuk bantuan kepada pondok, tapi syaratnya harus menulis proposal. Saya nggak mau, kita minta itu pada Allah, doa sepenuh hati kepada Allah, hingga akhirnya ada donatur yang sukarela memberikan rezekinya, yang jumlahnya lebih dari itu. Santri itu jangan sering–sering nulis proposal. Minta sama Allah, karena mintanya sama Allah, tidak mengandalkan proposal jadi mintanya sepenuh hati kepada Allah, Insyaallah ada jalan.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dawuh pak Kiai ini selaras dengan apa yang disampikan oleh KH Said Aqil Siroj dalam kesempatan sebelumnya di Auditorium FPMIPA UPI yang dengan gaya khasnya, ia mengatakan “Kiai sekarang doanya kurang “mandi”, karena keseringan nulis proposal”. Tentu saja kalimat ini ditanggapi dengan gelak tawa dari peserta munas. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional, Quote, Meme Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 04 Januari 2018

Yayasan Darul Ma’arif Sumbar Gelar Pelatihan Guru PAUD

Pariaman, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tahapan pendidikan yang penting dalam melahirkan anak-anak cerdas bangsa ke depan. Untuk itu, apresiasi yang positif perlu diberikan kepada pengelola dan guru PAUD.

Pembina Yayasan Darul Ma’arif Sumatera Barat Darmansyah mengungkapkan hal itu ketika membuka Pelatihan Pengelola dan Peningkatan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ma’arif Sumatera Barat tahun 2012, Ahad (23/9) di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Desa Kajai Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman. Pelatihan diikuti 50 orang pengelola dan guru PAUD Azzahrah Ma’arif di Kabupaten Padangpariaman dan Kota Pariaman.

Yayasan Darul Ma’arif Sumbar Gelar Pelatihan Guru PAUD (Sumber Gambar : Nu Online)
Yayasan Darul Ma’arif Sumbar Gelar Pelatihan Guru PAUD (Sumber Gambar : Nu Online)

Yayasan Darul Ma’arif Sumbar Gelar Pelatihan Guru PAUD

Darmansyah mengingatkan, para guru dan pengelola jangan dipaksa anak-anak menguasai pelajaran matematika, hafalan tertentu. Karena dapat merugikan anak itu sendiri di kemudian hari.  “Kenapa anak PAUD lebih banyak bernyanyi, ketimbang belajar matematika. Karena masa anak-anak itu mudah menerima sesuatu dan cepat bosan. Anak-anak masih bersih dari dosa, hatinya suci, sehingga mudah ingat dan cepat bosan,” kata Darmansyah yang juga Wakil Ketua PWNU Sumatera Barat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Panitia Pelatihan Pengelola dan Peningkatan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ma’arif Sumatera Barat tahun 2012 Armaidi Tanjung menyebutkan, pelatihan menampilkan empat narasumber. Masing-masing  Ketua Yayasan Darul Ma’arif  Sumbar/Wakil Ketua PWNU Sumbar  Dasril (Penguatan Nilai-Nilai Aswaja Bagi Pengelola dan Guru PAUD), Pembantu Pimpinan  Bidang PAUD/PK-PLK Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Barat Wismawetti (Strategi Pembelajaran PAUD), Kasi Pendidikan Keagamaan Bidang Pekapontren Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Barat  H Syahrizal (Kebijakan Kementerian Agama Sumbar Terhadap Pengembangan PAUD dan Raudhatul Atfal (RA) di Sumatera Barat) dan Pembina PAUD Azzahrah Ma’arif Kab. Padangpariaman/Kota Pariaman  Armaidi Tanjung (Pentingnya  PAUD Dalam Melahirkan Generasi Bangsa Yang Cerdas).

”Pelatihan dimaksudkan untuk memberikan informasi dan peningkatan wawasan bagi pengelola dan guru PAUD Azzahrah Ma’arif di Padangpariaman dan Kota Pariaman. Kegiatan ini difasilitasi oleh Yayasan Darul Ma’arif Sumatera Barat dan Kasubdit Kelembagaan dan Kemitraan Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta,” kata Armaidi Tanjung penulis buku Pariaman Dulu, Kini dan Masa Depan ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Redaktur : A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Fragmen, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 14 Desember 2017

LPJ PB PMII Diterima, Sidang Berjalan Lancar

Jambi, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) periode 2011-2013 berjalan lancar. Setiap Pengurus Cabang dari berbagai Nusantara memberikan pandangan dan sikap atas kinerja kepengurusan PB di bawah pimpinan Addin Jauharuddin.

"Kami yakin Pengurus Besar sudah memberikan komitmen untuk untuk mengabdi kepada PMII, mulai dari materi, tenaga dan pikiran untuk membesarkan PMII. Sehingga kami memberikan apresiasi yang sangat besar," kata Romel Masykuri, salah satu peserta Kongres PMII XVIII, Sabtu (7/6).

LPJ PB PMII Diterima, Sidang Berjalan Lancar (Sumber Gambar : Nu Online)
LPJ PB PMII Diterima, Sidang Berjalan Lancar (Sumber Gambar : Nu Online)

LPJ PB PMII Diterima, Sidang Berjalan Lancar

Dia mengatakan bahwa kepengurusan PB PMII selama dua tahun lebih sudah berjalan maksimal. Menurutnya, yang harus segera diperbaiki adalah? persoalan ketepatan dalam melaksakan Kongres. Pasalnya, lebih dari 200 cabang, 50 di antaranya mengkritik tentang ketidaktepan waktu Kongres.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kendati demikian, harus diakui bersama bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaharui tentang sistem dan management kaderisasi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Adapun dalam pernyataan sikapnya terhadap LPJ PB PMII, 157 Pengurus Cabang (PC) 17 Pengurus Koordinator Cabang (PKC) menerima, sementara 54 PC dan 2 PKC menolak. Sehingga dengan otomatis PB PMII yang dipimpin oleh Addin dengan resmi nyatakan diterima. (Red: Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 13 Desember 2017

Tangkal Hoax, Netizen NU Pacitan Didorong Giat Menulis Inspiratif

Pacitan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pacitan, Selain di kota-kota besar, gerakan melawan fenomena berita hoax terus dikampanyekan hingga ke berbagai daerah. Seperti yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAINU) Pacitan Jawa Timur yang menginisiasi kegiatan deklarasi Anti-Hoax. Ahad (29/1) di Aula kampus setempat.

Tangkal Hoax, Netizen NU Pacitan Didorong Giat Menulis Inspiratif (Sumber Gambar : Nu Online)
Tangkal Hoax, Netizen NU Pacitan Didorong Giat Menulis Inspiratif (Sumber Gambar : Nu Online)

Tangkal Hoax, Netizen NU Pacitan Didorong Giat Menulis Inspiratif

Kegiatan ini dirangkaikan dengan pelatihan jurnalistik bertema "Revitalisasi Gerakan Jurnalistik Muda Pacitan ” yang diikuti para pelajar, santri, mahasiswa, dan netizen NU Pacitan. 

Deklarasi ditandai dengan pembacaan teks deklarasi yang berisi ajakan untuk menebarkan dakwah di media sosial yang inspiratif dan berakhlaqul karimah Ala Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah. Netizen NU Pacitan kemudian membubuhkan tanda tangan sebagai komitmen bersama melawan informasi palsu yang meresahkan berbagai kalangan.

Presiden BEM STAINU, Rojihan mengatakan fenomena berita Hoax harus dilawan dengan tulisan-tulisan yang inspiratif. Untuk menuju kesana, maka perlu dilakukan pelatihan penulisan sebagai salah satu usaha untuk membekali generasi muda Pacitan dengan pengetahuan dan skill di bidang jurnalistik. Kemampuan menulis, menurutnya, semakin menjadi kebutuhan penting bagi generasi saat ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kita menyadari budaya menulis di kalangan generasi muda Pacitan masih rendah. Oleh karena itu, kami berharap peserta yang mengikuti pelatihan ini dapat menjadi ujung tombak dalam dunia tulis menulis, hingga bisa membentengi diri dari berita hoax" katanya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Sekretaris Umum Jaringan Alumni STAINU (JasNU), Amrudin. Menurutnya, di tengah maraknya informasi Hoax yang menyudutkan banyak kalangan, salah satunya NU, maka perlu  sekali dilakukan upaya-upaya untuk membendung fenomena itu. Sebab bila ini dibiarkan, maka akan terjadi benturan yang berujung pada perpecahan.

"Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu bentuk solusi untuk menanggulangi era globalisasi yang semakin gencar, dengan adanya berita hoax yang terkesan menyudutkan, memfitnah dan bahkan berujung pada permusuhan antar umat beragama," katanya saat membuka pelatihan Jurnalistik.

Pada kesempatan itu, Kontributor PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah wilayah Pacitan Zaenal Faizin, yang hadir menyampaikan materi jurnalistik memaparkan bagaimana langkah dan kiat-kiat khusus untuk memulai menulis. Menurutnya, pekerjaan menulis adalah sesuatu yang mudah dilakukan. Tinggal bagaimana menerapkan budaya literasi (baca-tulis) di kalangan generasi muda.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Oleh karena itu, harus ada sebuah gerakan besar. Meminjam istilah dari para aktivis, harus ada gerakan yang terstruktur dan masif. Apa itu? Ya harus dibiasakan untuk membaca, berdiskusi dan menulis," jelasnya.

Dia menyebut, beberapa ruang lingkup dalam menulis, diantaranya adalah apa yang akan ditulis, adalah apa yang dipikirkan. "Semakin luas pemikiran seseorang, maka semakin variatif tulisannya," katanya.

Agar dapat mudah untuk menulis, lanjutnya, harus dibiasakan dengan seringnya membaca. "Semakin banyak yang dibaca, maka akan semakin mudah untuk kita menulis," tandasnya.

Sementara itu, Redaktur Pelaksana Majalah Aula Syaifullah Ahmad Nawawi, dihadapan 50 peserta memberikan beberapa materi, diantaranya pengenalan pers, teknik penulisan berita dan opini di Media dan pengelolaan media. (Zafa/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 12 Desember 2017

GP Ansor Jatinegara Tegaskan Komitmen Bela NKRI

Tegal, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ketua Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal Abdul Aziz mengatakan, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus dijaga keutuhannya. Menurutnya, cara paling tepat adalah menggerakkan GP Ansor lebih aktif dan nyata.

Hal itu dikatakannya usai resmi dikukuhkan oleh Pengurus Wilayah GP Ansor Jawa Tengah, Sabtu (26/8) lalu di MDT Rhoutlotul Muttaqin Desa Sumbarang Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal.

GP Ansor Jatinegara Tegaskan Komitmen Bela NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Jatinegara Tegaskan Komitmen Bela NKRI (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Jatinegara Tegaskan Komitmen Bela NKRI

"Perlu adanya pergerakan yang lebih aktif dan nyata dalam melaksanakan program mengawal ulama demi mencegah pengikisan nasionalisme dan patriotisme bangsa, gerakan radikal menganggap sistem di negara itu salah sehingga perlu adanya revolusi," tegas Abdul Aziz.

Menurut Aziz, mereka (gerakal radikal) sudah menyiapkan rencana secara matang membuat NKRI itu sebagai negara Islam yang akan mengadopsi nilai ketimuran secara pas tanpa memerhatikan budaya yang sudah ada.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dengan adanya pelantikan ini, saya berharap semua pengurus dapat mengemban tugas suci dalam menjaga keutuhan NKRI dan melestarikan budaya yang sudah ada sejak dulu," kata Aziz.

Pengurus GP Ansor Jatinegara yang juga panitia pelantikan, Amar Budimas menuturkan, ulama merupakan tokoh penting dalam menjaga keutuhan NKRI, pengambilalihan kekuasaan dari penjajah sehingga terbentuknya negara kesatuan yang merangkul semua kerajaan kepulauan ini.

"Munculnya gerakan yang menggerogoti esensi di dalam tubuh NKRI. Sekarang menghawatirkan kaum pemuda, pelantikan ini semoga dapat menyatukan misi demi menjaga keutuhan NKRI di Kecamatan Jatinegara," ujar Amar.

Ia menjelaskan, Ansor merupakan saringan dari kader IPNU yang kompeten karena tidak jarang kader IPNU banyak yang menghilang entah ke mana. Padahal regenerasi sangat dibutuhkan di tubuh NU.

"Ulama NU harus kita dukung dalam menjaga keindonesiaan dan keislaman di negara ini, pergerakan radikalisme sudah bergerak di berbagai bidang, melalui ekonomi, sosial, budaya terapan, dan pendidikan," kata Amar.

Pelantikan dihadiri Pengurus Wilayah (PW) GP Ansor Jawa Tengah Gus Ahsin, Pengurus Cabang (PC) Ansor Kabupaten Tegal Didi Permana, Pengurus MWCNU Jatinegara, Pengurus Anak Cabang (PAC) Muslimat Jatinegara, PAC Fatayat Jatinegara. (Hasan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Kajian Islam, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 02 Desember 2017

Muslimat NU: Ibu adalah Madrasah Pertama

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Wanita harus memiliki kepedulian terhadap bangsa ini, termasuk berkewajiban amar maruf nahi munkar (mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran). Organisasi wanita Islam perlu merespon program binaan akhlak dengan sebaik-baiknya.

Muslimat NU: Ibu adalah Madrasah Pertama (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU: Ibu adalah Madrasah Pertama (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU: Ibu adalah Madrasah Pertama

Demikian dinyatakan Ketua Pengurus Wilayah Muslimat NU Jawa Tengah, Prof. Ismawati Hafied, saat menyampaikan ceramah pada Pertemuan Pemimpin Organisasi Wanita Islam di Semarang, belum lama ini.  Menurut Ismawati, di tengah kemajuan teknologi dan semakin besarnya arus informasi tanpa batas, wanita harus mampu berperan sebagai penjaga gawang moral anak bangsa.

”Apalagi dalam keluarga, wanita sebagai ibu merupakan madrasah pertama bagi anak-anaknya. Bila keluarga sebagai unit terkecil di masyarakat telah terbina akhlaknya dengan baik maka unit terbesar yaitu bangsa Indonesia akan mampu mencapai cita-cita dalam membangun keluarga damai menuju masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah," tutur Ismawati di hadapan para pemimpin ormas perempuan lainnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain Ketua PW Muslimat NU Jateng, Ketua PW Aisyiah Jateng Siti Taqiyah turut hadir dan menyampaikan ceramahanya. Ia mengulas tentang peran dan strategi organisasi wanita Islam dalam peningkatan kesejahteraan keluarga.

"Organisasi wanita Islam harus memunyai lima hal untuk mampu berperan memberi manfaat pada kadernya, yaitu SDM yang mampu memberi teladan, dana yang kuat dan halal, kiat-kiat khusus, sarana prasarana menunjang serta pelaksanaan pembinaan," paparnya dengan penuh semangat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Salah seorang peserta yang juga ketua PC Fatayat Kudus Karyati Inayah menginformasikan Pertemuan Pemimpin Organisasi Wanita Islam yang berlangsung pada Selasa-Kamis (10 - 12 /4) lalu itu diikuti utusan kabupaten yang diwakili pimpinan ormas wanita seperti Muslimat NU, Fatayat NU, Aisyiah, Nasiatul Aisyiah serta Salimah.

Dari perbedaan latar belakang ormas tersebut, tutur Inayah, menjadikan kegiatan ini lebih berwarna dan  mampu memperluas cakrawala peserta karena dapat saling berbagi pengalaman dan berbagi program di masing-masing organisasi. 

Pada sesi terakhir pertemuan yang diselenggararakn oleh Kemenag Pusat ini, peserta berdiskusi dengan  menghasilkan rekomendasi program yang diharapkan mampu membantu menyelesaikan persoalaan bangsa. 

"Diantaranya pembenahan akhlak bangsa, penguatan ekonomi keluarga dan kesehatan perempuan masih menjadi agenda utama untuk selalu dikawal dan diwujudkan," jelas Karyati Inayah menyampaikan hasil pertemuan pimpinan Ormas Wanita se-Jateng kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Kudus, Senin malam (16/4). 

Redaktur     : Syaifullah Amin

Kontributor : Qomarul Adib

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote, RMI NU, Santri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 17 November 2017

Kekuatan Idul Fitri

Oleh Faisol Ramdhoni

Kata ”ied” berarti ”hari raya”, sedangkan fithr artinya ”kesucian”, penggabungan dua makna tersebut membuahkan makna kesuksesan, keagungan, dan kesucian. Idul Fitri selain sebagai momentum mengumandangkan kalimat takbir dan salat Idul Fitri berjamaah di masjid, juga sebagai aktivitas solidaritas yang berbarengan dengan aktivitas berbagi makan-makanan, silaturahmi, dan saling memaafkan sehingga kesalahan yang lusa yang telah dilakukan bisa kembali menjadi suci kembali. Itu semua sudah cocok dengan budaya Indonesia yakni, ”gotong-royong” dan Bineka Tunggal Ika.?

Nilai sosial Idul Fitri pun menuai titik temu dengan nilai-nilai kebersamaan, kebebasan dan kesejahteraan. Namun itu semua masih jauh panggang dari api. Di mana akhir-akhir ini banyak yang mengatasnamakan agama sebagai alasan untuk melakukan kekerasan dan penyesatan antar sesama. Ini berakibat pada nilai-nilai religius seseorang akan luntur dan mengakibatkan perpecahan antar sesama agama.?

Kekuatan Idul Fitri (Sumber Gambar : Nu Online)
Kekuatan Idul Fitri (Sumber Gambar : Nu Online)

Kekuatan Idul Fitri

Masih kuat di ingatan, sebelum ramadhan tiba kecemasan demi kecemasan akan terkoyaknya merah putih bersembunyi di segenap hati dan pikiran anak bangsa. Kegaduhan politik yang dibungkus sentimen agama hampir saja meluluhlantakan bangunan kebhinekaan yang ada. Caci maki, hujatan dan ujaran kebencian memenuhi ruang-ruang publik semakin menambah kekwatiran pada perang yang tak berkesudahan.?

Namun dikala ramadhan berada di ujung perjalanan dan berada di hari yang fitri, generasi bangsa seperti menemukan oase di gurun yang tandus dan panas. Rasa haus akan sikap saling menghormati dan saling menghargai sedikit terobati. Perbedaan yang selama ini dipandang sebagai ancaman berubah menjadi sebuah semangat baru yang menguatkan optimisme bahwa merah putih terjaga dari robekan. Hal ini dikarenakan munculnya kembali rajutan persudaraan dan semangat kebhinnekaan di pelbagai daerah di hari yang Fitri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

?

Mulai dari aksi ratusan pencalang yang menjaga pelaksanaan Sholat Idul Fitri di Denpasar-Bali, Gereja Katedral yang menyediakan lokasi parkir bagi para jamaah Shalat Id di Masjid Istiqlal Jakarta, aksi Gereja Katolik Keuskupan Agung Semarang yang menuliskan surat selamat hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah, Meliburkan misa di hari Minggu yang dilakukan oleh Gereja Katolik Maria Ratu Para Rasul Pamekasan dan termasuk kabar adanya rajutan silaturrahmi dan halal bihalal diantara para warga yang selama ini ? terpisah akibat konflik agama di salah satu kabupaten di Pulau Madura.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kini mereka sudah saling berjumpa, bertegur sapa dan saling memaafkan satu sama yang lain sehingga bisa menjadi modal untuk menguatkan proses proses penciptaan rekonsiliasi yang sedang berlangsung.?

Di hari Fitri, publik juga dikejutkan dengan pertemuan segenap jajaran pengurus GNPF MUI dibawah komando Bachtiar Nasir dengan Jokowi di Istana Negara. Sebuah pertemuan yang rasanya tidak mungkin terjadi mengingat sangat kerasnya perkelahian politik yang terjadi sebelumnya.

Bahkan cap sebagai kafir dan pembela kafir menjadi menu utama yang disajikan oleh kelompok GNPF MUI yang dikomandani oleh Bachtiar Nasir ini ke Pemerintahan Jokowi. Namun di Hari yang Fitri, caci maki berubah menjadi canda tawa, hujatan berubah jadi pujaan dan kebencian berubah menjadi keakraban.

Di hari Fitri pula, orang orang yang selama ini jarang saling berjumpa karena merantau dipertemukan dalam trasisi mudik dan halal bihalal. Sanak keluarga yang saling berjauhan kembali disatukan dalam nuansa kebahagiaan. Teman dan tetangga yang mungkin selama ini jarang saling berkunjung, di hari yang fitri diajak untuk saling duduk bersilaturrahmi sembari saling mencicipi makanan buatan masing masing.?

Tidak hanya itu, makam-makam leluhur, orang tua dan sanak keluarga yang biasanya sepi dan tanpa perawatan kini kembali ramai, bersih dan bertabur bunga. Tempat tempat pemakaman umum penuh sesak oleh para penziarah kubur tanpa harus takut dicap sebagai ahli bidah.?

Inilah kekuatan hari Fitri yang hanya ada di Indonesia, salah satu Kekuatan Tuhan di Nusantara yang mampu menyatukan setiap insan dan mengencangkan kembali kibaran sang Saka Merah Putih di persada Nusantara.

Penulis adalah Ketua Lakpesdam NU Sampang.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

NU Kebumen Buka Sekolah Jurnalistik Akhir Pekan

Kebumen, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mengisi rangkaian praharlah ke-91 NU, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kebumen mengadakan Sekolah Jurnalistik Sehari pada akhir pekan, Ahad (25/5) pagi. Sekolah ini difasilitasi redaksi majalah Nahnuniyah dan situs PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kebumen.

Sekolah jurnalistik ini akan dilangsungkan di ruang pertemuan SMK Ma’arif NU 1 Kebumen. Ketua pelaksana sekolah jurnalistik Laeli Masroh mengatakan kegiatan ini akan dibuka Ketua PCNU Kebumen.

NU Kebumen Buka Sekolah Jurnalistik Akhir Pekan (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Kebumen Buka Sekolah Jurnalistik Akhir Pekan (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Kebumen Buka Sekolah Jurnalistik Akhir Pekan

Peserta dibatasi maksimal sebanyak 30 orang. Peserta terdiri atas utusan sekolah dan madrasah yang diundang. Setiap sekolah mengutus 2 siswa. Selain mereka, kita juga meminta banom NU, kampus, dan pesantren mengirimkan utusannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir sebagai narasumber koordinator Merdeka.com untuk Jateng dan DIY Yogyakarta Parwito Dava, direktur Jinggamedia.com Ahmad Rovahan, serta jajaran redaksi Nahnuniyah sebagai narasumber.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita maunya terus kerja online. Tiap peserta nantinya membawa laptop sendiri untuk operasional. Kita arahnya sudah praktis,” jelas Laeli.

Wapimred PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kebumen Bahrun Ali Murtopo membenarkan rencana sekolah jurnalistik akhir pekan itu. Ia optimis acara ini akan memperkuat kinerja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kebumen. (Has Chamidy/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Pendidikan, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 16 November 2017

Blangkon, Ciri Khas Jamaah KBIH Arafah Jepara

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengasuh pesantren Hasyim Asyari Bangsri Jepara KH Nuruddin Amin (Gus Nung) membawa sedikitnya 125 jamaah haji asal Jepara. Salah satu ciri khas dari Jamaah Haji Nusantara KBIH Arafah Bangsri Jepara untuk jamaah laki-laki yang berjumlah 58 orang ialah blangkon.

Gus Nung menyatakan bahwa jamaah haji tidak melulu menggunakan kopiah haji. Menurutnya, jamaah haji tetapi boleh mengenakan blangkon sebagai tutup kepala.

Blangkon, Ciri Khas Jamaah KBIH Arafah Jepara (Sumber Gambar : Nu Online)
Blangkon, Ciri Khas Jamaah KBIH Arafah Jepara (Sumber Gambar : Nu Online)

Blangkon, Ciri Khas Jamaah KBIH Arafah Jepara

“Wong kaji ora kudu nganggo kopiah putih tapi ugo oleh nganggo blangkon,” kata Gus Nung.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara 67 jamaah putri belum mengenakan ciri khusus.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sejak dipublikasikan di jejaring sosial fesbuk, penanda khusus ini banyak menuai apresiasi dari pelbagai kalangan netizen.

Dipilihnya blangkon sebagai identitas bukan tanpa alasan. Menurut Gus Nung, blangkon memiliki ciri yang sangat spesifik dan tiada duanya. Saat dihubungi via jejaring sosial suami Hj Hindun Anisah ini menjawab bahwa blangkon dari segi bentuknya sudah mirip dengan sorban hanya saja motifnya kain batik.

“Blangkon ini ciri khas Keraton Mataram Ngayogyokarto Hadiningrat. Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan Islam Jawa yang ada di tanah Nusantara,” tutur Ketua KBIH Arafah.

Sejak digulirkan ide menarik ini, puluhan jamaah memberi respon yang positif. Tujuannya selain memudahkan untuk mengidentifikasi teman di tanah haramain juga mereka nyaman memakainya setiap ada aktivitas maupun jamaah rutin di masjid.

Identitas blangkon masih terinspirasi dari Islam Nusantara yang dikonseptualisasikan Muktamar Ke-33 NU. Dengan memakai blangkon pihaknya ingin menunjukkan corak keislaman yang spesifik di salah satu bagian Indonesia yang diidentifikasi sebagai Islam Nusantara.

“Makanya kami sengaja mempraktikkan pengamalan Islam Nusantara dengan wujud memakai blangkon,” terangnya, Kamis (27/8) lalu.

Tutup kepala ini dikenakan ketika berangkat ke masjid serta kegiatan-kegiatan KBIH di tanah suci kecuali saat sedang ihram. Misalnya saat Arbain, ziarah ke Jabal Uhud, Ziarah ke Masjid Quba, Jannatul Baqi Al-Ghorqod, Ziarah Madinah serta aktivitas ibadah yang lain.

Tahun ini KBIH Arafah berangkat dari 24 Agustus hingga 4 Oktober 2015. KBIH ini menempati Kloter 12 SOC (sebelumnya kloter 13) dari Jepara. Maju satu kloter akibat akumulasi jamaah yang belum keluar visa hajinya. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, AlaSantri, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 10 November 2017

Qasidah Al-Karimiyyah Meriahkan Pembukaan Makesta

Subang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Grup Qasidah “Band Kepret” dari Pesantren Al-Karimiyyah turut berpartisipasi dalam memeriahkan kegiatan Pembukaan Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) dan sekaligus Pelantikan Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU-IPPNU Kecatamatan Patokbeusi, Subang, Jawa Barat, di gedung Madrasah Ibtidaiyyah (MI) Al-Huda, Ahad (10/3) kemarin.

Qasidah Al-Karimiyyah Meriahkan Pembukaan Makesta (Sumber Gambar : Nu Online)
Qasidah Al-Karimiyyah Meriahkan Pembukaan Makesta (Sumber Gambar : Nu Online)

Qasidah Al-Karimiyyah Meriahkan Pembukaan Makesta

Salah satu keunikan dari Grup Qasidah yang digawangi oleh Nashori, Cecep, Ino, Epul, Wisnu, Gofur, Irfan, Radi, Yadi dan Sopyan tersebut ketika tampil di hadapan sedikitnya 78 orang peserta dan 30 orang panitia adalah berhasil membawakan beberapa lagu shalawat dengan beberapa arransemen dan para penabuh yang mengiringinya pun dapat menyesuaikan dengan arransemen yang dibawakan oleh Nashori, sang vokalis.

Selain itu, keunikan lainnya adalah dalam Grup Qasidah ini pun terdapat beberapa alat musik yang tidak biasanya hadir dalam Grup Qasidah “Band Kepret”, karena selain alat musik konvensional dari “band kepret”, juga dilengkapi dengan tam-tam, kotek, symbal dan drum tenor.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Nashori, kolaborasi alat musik tersebut merupakan hasil karyanya sendiri, naluri dan imajinasi musiknya berhasil membuat inovasi suara dalam “band kepret” apalagi kemampuan musiknya selalu dilatih dalam seminggu paling tidak 2 kali.

“Jadwal latihan kita seminggu dua kali, hari jum`at sore dan minggu sore,” ujarnya

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut mahasiswa STAI Riyadlul Jannah ini, dibandingkan dengan marawis dan hadroh, qasidah dihitung lebih mudah dalam melakukan inovasi.

“Menurut saya, untuk membuat kreasi dan inovasi musik lebih gampang qasidah daripada marawis dan hadrah,” ungkapnya

Dalam kegiatan yang dihadiri oleh Pengurus MWCNU Patokbeusi, PC IPNU Subang, Sekretaris Kecamatan dan beberapa tokoh masyarakat tersebut grup qasidah Al-karimiyyah cukup menghibur hadirin dan hadirin pun terlihat khusu dalam mendengarkan beberapa lantunan shalawat yang dibawakan oleh mereka.

Redaktur? ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor : Aiz Luthfi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote, Kiai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 08 November 2017

Silaturrahim “Kiai Kampung” Dihadiri Ribuan Warga

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lebih dari empat ribu warga masyarakat menghadiri acara silaturrahim yang digelar oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan bangsa (DPP PKB) di komplek Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan, yang diasuh oleh Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ahad (18/2). Forum yang sebelumnya disebut sebagai pertemuan para kiai kampung itu dihadiri oleh para pengurus masjid, musholla dan majelis ta’lim se-Jabotabek dan perwakilan dari pengurus wilayah PKB Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta dan Jawa Timur.

“PKB melayani para kiai-kiai kampung yang selama ini tidak didengarkan. Kita berharap pertemuan semacam ini berlanjut sampai ke cabang-cabang seluruh Indonesia,” kata Ketua Dewan Tanfidz DPP PKB Muhaimin Iskandar saat memberikan sambutan.

Silaturrahim “Kiai Kampung” Dihadiri Ribuan Warga (Sumber Gambar : Nu Online)
Silaturrahim “Kiai Kampung” Dihadiri Ribuan Warga (Sumber Gambar : Nu Online)

Silaturrahim “Kiai Kampung” Dihadiri Ribuan Warga

Acara silaturrahim itu diberi tajuk “Majelis Silaturrahim Ulama Rakyat dan Ngaji Bersama Gus Dur.” Sejumlah kiai hadir memimpin istighatsah dan doa bersama antara lain KH Nuril Huda yang juga ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), KH Lukman Hakim, KH Ali hanafiyah, KH. Hamdun, KH Abdul Aziz Mansyur, KH Jamaluddin Bustomi, KH Manarul Hidayat, dan KH Aminullah Muchtar. Sementara doa pamungkas dipimpin oleh Tuan Guru Turmudzi dari Nusa Tenggara Barat.

Beberapa artis ibu kota seperti Rano Karno, Basuki dan Akri Patriyo juga hadir memeriahkan dan menghibur hadirin. Acara inti “Ngaji bersama Gus Dur” dipandu oleh pelawak Akri Patrio yang tampil dengan guyonan-guyonan andalannya. “Saya ini memang pelawak tapi Gus Dur itu embahnya pelawak,” kata Akri mengawali pengajian.

Istilah kiai kampung itu sendiri, kata Gus Dur saat memberikan pengajian, tidak dibuat secara khusus untuk acara silaturrahim kali ini. Menurut Gus Dur istilah kiai kampung itu muncul saat digelar pengajian di Nganjuk, Jawa Timur, beberapa hari yang lalu yang juga dihadiri oleh ribuan warga dan para kiai kampungnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Bukan saya yang mengatakan ada kiai begini dan begitu. Kalau ada yang menganggap saya membuat dikotomi antara kiai kampung dan kiai sepuh itu konyol. Itu namannya tidak tahu asbabun nuzul-nya. Kalau ada istilah kiai kampung dan kiai sepuh ya memang sudah ada begitu,” kata Gus Dur disambut tawa hadirin.

Dikatakan forum silaturrahim di Pesantren Ciganjur yang rencananya akan diadakan tiga bulan sekali itu bertujuan untuk menampung aspirasi masyarakat terutama dari para kiai dan pemimpin masyarakat yang selama ini hampir tidak didengar suaranya oleh para wakil rakyat. Sementara, kata Gus Dur, para ulama kenamaan yang sering muncul di televisi telah dikapitalisasi oleh industri hiburan sehingga lebih sering menjadi tontonan dari pada menjadi penyampai lidah ummat. (nam)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Aswaja, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 31 Oktober 2017

Tak Perlu Habiskan Energi Layani “Serangan” Kelompok Lain

Jember, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Gerakan-gerakan kelompok yang menyudutkan NU dan amaliahnya tak akan pernah berhenti. Namun NU tidak perlu menghabiskan energi untuk melayani “serangan” kelompok kontra NU itu.

Tak Perlu Habiskan Energi Layani “Serangan” Kelompok Lain (Sumber Gambar : Nu Online)
Tak Perlu Habiskan Energi Layani “Serangan” Kelompok Lain (Sumber Gambar : Nu Online)

Tak Perlu Habiskan Energi Layani “Serangan” Kelompok Lain

Demikian dikemukakan Rais Syuriyah PCNU Jember, KH Muhyiddin Abdusshomad saat memberi pengarahan dalam pelantikan MWCNU Ledokombo di lapangan Suren Dampar, Ledokombo, Senin malam (25/3).

Menurut Kiai Muhyiddin, dewasa ini kelompok-kelompok yang secara ideologi berseberangan dengan NU, sudah mulai berani terang-terangan menyerang amaliah NU, dan mereka masuk ke kantong-kantong NU, termasuk di pedesaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Inilah salah satu tugas pengurus MWCNU, yaitu memperkuat dan memperkokoh keyakinan waga agar tak terpengaruh oleh propaganda mereka,” tukasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kendati demikian, lanjut Kiai Muhyiddin, para pengurus MWCNU tidak perlu menghabiskan energi untuk mereka. Sebab, masih banyak tugas lain yang harus ditunaikkan olah para kiai dan pengurus MWCNU.

“Kita perlu memakmurkan masjid, melayani kebutuhan umat sekaligus memberikan pencerahan. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana kita berupaya untuk meningkatkan perekonomian warga Nahdliyyin,”  ucapnya.

Pelantikan itu sendiri dilakukan oleh Kiai Muhyiddin di depan sekitar 5000 hadirin yang memaditi lapangan Suren Dampar. Selain Kiai Muhyiddin, hadir juga Sekretaris PCNU Jember, KH. Misbahussalam dan para pengasuh pesantren di Jember bagian timur. Sedangkan Ketua PCNU Jember, KH. Abdullah Syamsul Arifin tidak hadir karena mengisi pengajian di luar kota.

Dalam susunan kepengurusan yang baru dilantik tersebut, Ali Rahmatullah tercatat sebagai ketua, sedangkan posisi sekretaris dan bendahara ditempati oleh Ali Muhsin dan Jaya Wardi. Di jajaran Syuriah, KH. Kholili Abd. Mannan sebagai rais dan Miftahul Arifin Hasan di posisi Katib.

Secara terpisah, Ali Rahmatullah menegaskan bahwa ke depan pihaknya akan berusaha memanfaatkan pertemuan lailatul ijtima’ untuk berbagai agenda. “Termasuk soal ekonomi warga,” tukasnya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Aryudi A. Razak

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote, Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 29 Oktober 2017

Literatur Yunani dan Manuskrip Sang Kiai

Oleh Ali Romdhoni

Pada pertengahan Januari 2016 lalu saya mengunjungi perpustakaan di Gedung Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jalan Kramat Jakarta Pusat. Oleh pengelola, saya ditunjukkan koleksi berupa literature tua karya ulama-ulama Nusantara tahun 1600 hingga 1800-an. Terdapat tidak kurang dari 21 judul kitab.

Uniknya, kitab-kitab—yang semuanya ditulis dengan bahasa Melayu dan sebagian lagi dengan bahasa Jawa—ini telah diproduksi secara massal oleh penerbit di Mesir yang berjaya di tahun 1950 hingga 1970-an, Musthafa al-Babi al-Halabi.

Literatur Yunani dan Manuskrip Sang Kiai (Sumber Gambar : Nu Online)
Literatur Yunani dan Manuskrip Sang Kiai (Sumber Gambar : Nu Online)

Literatur Yunani dan Manuskrip Sang Kiai

Ada beberapa hal yang perlu penulis tegaskan di sini. Pertama, karya ulama Nusantara selama ini diidentifikasi sebagai karya lokal. Bahkan sebagian kita inferior karena hal itu. Namun masyarakat akademik dunia (atau setidaknya Asia) justru melihat dan mengapresiasi karya itu dengan baik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam penelusuran penulis, tahun 1930-an jumlah masyarakat Asia Tenggara yang tinggal di Mekah untuk kepentingan ibadah haji dan studi Islam cukup signifikan. Kementerian Agama RI mencatat, tahun 1930 jamaah haji Indonesia berjumlah 4.385 orang. Jumlah ini terus naik pada tahun 1936 mencapai 14.976 orang. Jumlah ini masih ditambah dengan masyarakat muslim yang berada di Mekah dari Negara Malaysia, Brunei Darussalam, Pattani (Thailand), dan Singapura.

Karya ulama Nusantara yang memiliki pasar pembaca cukup fanatik, dibaca oleh pengusaha percetakan ternama di Mesir kala itu sebagai peluang. Ini artinya, pengaruh ulama Nusantara sudah diakui oleh masyarakat Asia, bahkan popular di Timur Tengah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, karya literature merupakan rekaman fenomena dan kondisi masyarakat di sekitar sang penulis. Khusus kitab keislaman tulisan ulama Indonesia, ia merupakan hasil interpretasi terhadap ajaran agama Islam. Sebagai generasi muda, kita harus melihat dan mengkaji manuskrip-manuskrip itu.

Langkah pertama adalah melacak dan mendata sebaran karya para intelektual muslim Indonesia. Kenapa ini penting kita lakukan. Karakter muslim di Indonesia unik dan tidak tumbuh di tempat lain. Ke depan, Islam Indonesia berpotensi menjadi rujukan bagi kehidupan keberagamaan di dunia.

Pembaacaan terhadap karya-karya keislaman masa lalu sangat dibutuhkan dalam rangka merumuskan bangunan keilmuan (epistemology) Islam yang khas, yang telah ada dan berkembang di Nusantara. Ini alasan bagi pentingnya melacak manuskrip karya para kiai masa lalu.

PELAJARAN DARI YUNANI

Catatan sejarah menginformasikan, pada masa kepemimpinan Bani Umayyah di Damaskus masyarakat muslim merintis gerakan penerjemahan ilmu pengetahuan. Pada masa ini sejumlah karya ilmuwan Yunani dan Koptic tentang ilmu kimia diterjemahkan. Di bawah kekuasaan Umar II (717-720), Masarjawaih, seorang Yahudi dari Basra menerjemahkan buku kedokteran dari bahasa Siria ke dalam bahasa Arab.

Buku lain yang diterjemahkan dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab adalah tentang astronomi, fisika, dan matematika. Raja juga mengirim sarjana-sarjana ke berbagai tempat, termasuk ke Byzantium untuk mencari manuskrip.

Bernard Lewis dalam The Arabs in History menulis, beberapa periode kemudian lahir generasi penulis muslim orisinil, terutama dari bangsa non-Arab, seperti sejarawan dan teolog al-Thabari (m. 310 H/923 M), ahli fisika al-Razi (865-925), dokter dan filsuf Ibnu Sina (980-1037), serta astronom dan ilmuawan ensiklopedik al-Biruni (970-1048).

Penerjemahan khazanah pengetahuan Yunani mencapai puncaknya pada masa kekhalifahan al-Mamun? (memerintah 198-219 H/ 813-833 M) di Baghdad. Raja ini dikenal sangat mencintai ilmu pengetahuan. Dia memprakarsai pendirian Bait al-Hikmah, semacam pusat riset dan lembaga ilmu pengetahuan Islam. Pusat kajian ilmiah ini kemudian menciptakan suasana kondusif bagi berkembangnya pemikiran rasional.

Hingga pada masa itu, para intelektual muslim telah berhasil menyerap khazanah keilmuan bangsa lain dan menyajikan kembali kepada masyarakat dalam bentuk buku berbahasa Arab. Kerja-kerja ini adalah upaya penting dalam rangka mempermudah akses keilmuan bagi masyarakat muslim. Bila sebelumnya pengetahuan Yunani hanya bisa diakses masyarakat Yunani, maka setelah terjemahan bahasa Arab-nya terbit, komunitas Arab bisa menyerap informasi yang lahir dari negeri itu.

Capaian kedua yang merupakan hasil dari program pemerintah kala itu adalah, generasi muslim telah mampu menuliskan informasi yang diperoleh dari buku-buku asing dalam bentuk ikhtisar. Prestasi ini selangkah lebih maju, bila dibandingkan dengan sekedar menerjemahkan. Meskipun keduanya memiliki orientasi dan kelebihan masing-masing. Namun yang lebih penting lagi, pasca itu lahir generasi penulis muslim, seperti al-Razi, Ibn Sina dan al-Biruni. Saat itulah, proses hegemoni ilmu pengetahuan oleh kaum intelektual muslim dimulai.

Nurcholish Madjid menandaskan, karena ketertarikan umat Islam yang begitu tinggi terhadap para filsuf Yunani, sampai terdapat satu buku filsafat yang menafsirkan pemikiran-pemikiran Aristoteles, Fi al-Khair al-Mahdh, yang aslinya hanya diketahui dalam bahasa Arab. Bahkan beredar dugaan, pengarangnya adalah seorang muslim, kalau bukan seorang Yahudi atau Kristen yang berbahasa Arab. Kelak, buku ini diterjemahkan ke dalm bahasa Latin, Liber de Causis. Artinya, saat itu ilmuwan muslim telah menjadi kunci bagi tradisi dan keilmuan dunia. Masyarakat Latin pun harus menerjemahkan buku-buku filsafat dari karya ilmuwan Islam.

Kelak sejarah mencatat, umat Islam menjadi pewaris tunggal bagi tradisi panjang sejak zaman Yunani-Romawi, Iran, Firaun, dan Assyria-Babilonia. Philip K. Hitti menggambarkan, dengan bekal rasa ingin tahu yang kuat ilmuwan muslim mulai berasimilasi, mengadaptasi dan menghasilkan khazanah intelektual dan estetikanya sendiri.

Di Ctesiphon, Edessa, Nisibis, Damaskus, Yerusalem, dan Iskandariyah, mereka menyaksikan, mengagumi dan meniru karya-karya para arsitek, seniman, perajin, dan pengusaha intan. Ke pusat-pusat peradaban kuno itulah mereka datang, melihat, dan kemudian menang.

Jelas, pengaruh gerakan penerjemahan sangat besar, melambungkan Islam hingga dikenal seluruh penghuni dunia.

Dalam konteks manuskrip kiai Nusantara, ulama al-Jawi pada masa lalu ternyata sudah mendunia. Perhatian dan tema tulisan mereka menembus batas teritorial benua. Di sana misalmya terdapat terjemahan kitab berjudul Nuzhat al-Ikhwan fi Ta’lim al-Lughat wa Tafsir Ikhtilaf al-Lisan, mengkaji gramatika empat bahasa: Melayu, Aceh, Arab dan Turki.

Selain itu ada Ikhtisar Kitab al-Hikam karya Ahmad Ibnu Atha’illah oleh pujangga besar muslim Indonesia, Kiai Haji Sholeh Darat (m. 1903), Semarang. Juga terdapat al-Shirath al-Mustaqim fi Fiqh Madzhab al-Syafi’I, karya Nuruddin Muhammad al-Raniri (m. 1658).

Belajar dari sejarah Yunani dan pekerjaan ambisius yang sudah pernah dilakukan para ilmuwan muslim, karya para ulama Nusantara harus kita rawat dan warisi. Merawat khazanah ini berarti mempelajari bangunan keislaman masa lalu yang kokoh di bumi Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk selanjutnya mengenalkan kepada anak dan cucu kita. Mewarisi berarti menjaga keutuhan bangunan bangsa dan nilai-nilai agama yang menjadi ikat-pinggangnya.

Bila demikian, mengabaikan manuskrip Nusantara sama halnya dengan membiarkan negeri ini terancam oleh orang-orang yang bersiap memberangus keutuhan bangsa. Penulis mengajak kepada kaum muda untuk segera memulai kerja besar ini.



ALI ROMDHONI

Penulis buku Al-Qur’an dan Literasi

Dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang


Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Quote, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 23 Oktober 2017

Begini Cara HTI Berkembang di Indonesia

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?



Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berkembang mulus di negara ini. Kelompok tersebut, saat ini, menurut Zuhairi Misrawi menjelaskan, sebagaimana klaim mereka, ada sekitar 2 juta juta pengikut di Indonesia.?

Begini Cara HTI Berkembang di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Begini Cara HTI Berkembang di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Begini Cara HTI Berkembang di Indonesia

Menurut aktivis dari Muslim Moderate Society itu, HTI berkembang baik di Indonesia karena ada pembiaran dari pemerintah sehingga mereka dengan leluasa menjalankan aktivitasnya tanpa hambatan.

Zuhari menjelaskan hal itu pada Seminar Kebangsaan bertema “Pembubaran HTI dan Amanat Konstitusi Kita” yang diselenggarakan Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Jakarta Timur di gedung PBNU, Jakarta, Senin (10/7). ? ?

Kedua, lanjut Zuhairi, dalam gerakannnya, HTI menggunakan isu yang sangat cerdas, yaitu antikapitalisme dan liberalisme. Mereka selalu mengkritik Barat, terutama Amerika dan sekutunya yang melakukan praktik tidak menguntungkan terhadap Islam termasuk di Timur Tengah.?

Isu tersebut sangat gampang diterima oleh kalangan Islam kelas menengah yang baru belajar Islam dan kalangan aktivis kampus yang tak memiliki latar belakang agama yang mendalam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara ketiga, untuk membubarkan organisasi tersebut ditentang aktivis Hak Asasi Manusia (HAM). “Kontras, Imparsial tidak setuju pembubaran HTI karena dianggap melanggar HAM,” jelasnya. ?

Zuhairi menambahkan, faktor lain yang menyebabkan HTI berkembang dengan adalah agresivitas mereka dalam menyampaikan ide-idenya. “Di Jakarta, hampir tak ada masjid yang tak mendapatkan buletin jumat HTI,” katanya.?

Turut hadir sebagai narasumber dalam diskusi kali ini Kepala Densus 99 Satkornas Banser Nuruzzaman dan praktisi hukum Sholeh. Acara yang dimoderatori jurnalis CNN Budi Adi Putro ini juga dihadiri Ketua PC GP Ansor Jakarta Timur Mahmud Muzoffar. (Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Quote, Nasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

IPNU Tasik Inisiasi Dakwah Kreatif

Tasikmalaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (PC IPNU) Kabupaten Tasikmalaya menginisiasi dakwh kreatif, melalui pembelajaran internet pada anakmuda khususnya, dan masyarakat pada umumnya.

IPNU Tasik Inisiasi Dakwah Kreatif (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU Tasik Inisiasi Dakwah Kreatif (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU Tasik Inisiasi Dakwah Kreatif

"Dakwah kreatif lewat internet. Kami belajar menulis, belajar seluk beluk internet. Internet kini sudah masuk ke saku anak-anak muda. Bahaya kalau mereka tidak bisa mengambil manfaat, jadi konsumen saja," jelas Fikry Syamsie kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah siang tadi (6/11).

Fikry mengaku, awalnya rekan-rekan IPNU ragu dengan mewujudkan program dakwah kreatif, tapi karena terus didesak keadaan, maka dilaksanakan juga. PC IPNU Kabupaten Tasikmalaya menggalang sepulah aktivis IPNU untuk menyiapkan peluncuran program tersebut.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berbekal semangat dan cita-cita, peluncuran program Dakwah Kreatif digelar, di Pondok Pesantren Manarul Hikam, Kampung Tampiaan Ciseda Desa Sukaasih Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, 14 Oktober 2012. 150 orang dari 24 pesantren menghadiri peluncuran acara tersebut. Para peserta rata-rata berumur 15-22 tahun. Sebagian mereka anggota IPNU atau IPPNU, santri pesantren dan sebagian sekolah umum. Yang bersarung, bercelana, yang pakai kerudung berkumpul, tekun duduk dari pukul delapan hingga lima sore, menerima materi dan indormasi. Mereka betah duduk lesehan di ubin, memandangi layar kecil dibentangkang di aula pesantren.?

“Kegiatan seperti ini merupakan kegiatan yang pertama kali buat saya, meskipun tadinya saya kira ini adalah acara yang klasik, tapi setelah saya diam beberapa saat banyak ilmu yang saya dapat terutama dalam bidang teknologi,”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, KH Chobir ketua RMI Jawa Barat, yang hadir dalam acara tersebut, mengingatkan pada peserta bahwa yang paling penting adalah bagaimana kita memilih teknologi yang mana yang menguntungkan bagi kita.?

"Kuncinya adalah mencari dan belajar dan terus belajar karena orang yang berilmu tidak pernah berhenti untuk belajar, karena semakin ilmu itu digali semakin kita tidak tahu, jadi filosofinya ilmu itu adalah rendah hati. Nabi Muhammad SAW bersabda orang yang pintar dan banyak ilmunya dan dia merasa pintar maka dia itulah yang termasuk orang bodoh," jelas Kiai Chobir yang juga salah satu pengasuh Pesantren Cipasung.?

Sementara itu, Ketua PC IPNU Kab. Tasikmalaya Fahmi Siddiq mengatakan, sebetulnya acara tersebut bermula dari obrolan ringan di antara rekan-rekan IPNU dan para santri. "Kita sering para santri dan anak-anak remaja ngobrol tentang status di facebook, tapi kita lebih banyak main-main saja. Eman-eman kalau tidak ditemani. Sebetulnya kata kuncinya yang menemani, dakwah terlalu berat, meski akhirnya kita pakai juga. Semoga kami belum terlambat," paparnya.

Program IPNU tersebut didukung oleh Pengurus Cabang NU Kab. Tasikmalaya, Pikiran Rakyat, dan pesantren. "Kami Senang semua mendukung. Tapi kami juga deg-degan, cemas dengan sikap konsistensi rekan-rekan," ujar Fikry Syamsie.

Penulis: Hamzah Sahal

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Makam, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 21 Oktober 2017

Bupati Sidoarjo Jadi Aktor Kolosal Keteladanan Kiai Mukmin

Sidoarjo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ribuan pemuda dan warga Nahdliyin memadati alun-alun kota dan halaman Masjid Agung Sidoarjo, Sabtu (28/5) malam. Perhatian mereka tersedot ke perayaan hari lahir GP Ansor yang diramaikan dengan pementasan drama kolosal mengenang tokoh NU Sidoarjo KH Mukmin.

Pemerintah dan wakil rakyat setempat tampak memberi dukungan penuh atas kegiatan yang dipelopori GP Ansor Sidoarjo. Bupati Sidoarjo Saifullah dan Ketua DPRD Sidoarjo Sullamul Hadi Nurmawan beserta pejabat teras setempat hadir di tengah-tengah acara.

Bupati Sidoarjo Jadi Aktor Kolosal Keteladanan Kiai Mukmin (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Sidoarjo Jadi Aktor Kolosal Keteladanan Kiai Mukmin (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Sidoarjo Jadi Aktor Kolosal Keteladanan Kiai Mukmin

Bahkan Saifullah menjadi aktor dalam Ishari dan drama kolosal sejarah KH Mukmin. Bersama Sullamul Hadi, Saifullah tampak bersemangat menghadirkan keteladanan KH Mukmin selaku ulama NU Sidoarjo.

"Keteladanan KH Mukmin yang tiada lelah memberdayakan masyarakat dan mendidik umat melalui spirit ke-NU-an, mesti kita hidupkan dalam menjalani kehidupan ini," tegas Saifullah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Keesokan harinya, GP Ansor Sidoarjo melanjutkan acara harlah dengan Rijalul Ansor dan bakti sosial. Puluhan anak yatim beserta fakir miskin diberi sembako dan kebutuhan hidup keseharian lainnya. (Hairul Anam/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote, Amalan, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah