Tampilkan postingan dengan label Pahlawan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pahlawan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 03 Maret 2018

GP Ansor Solo Terbangkan Balon Damai Ramadhan

Solo,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. PC GP Ansor Solo beserta sejumlah organisasi kepemudaan menggelar aksi damai long march untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan 1436 H. Acara tersebut digelar di lokasi Car Free Day (CFD) Jl Slamet Riyadi Solo, Ahad (14/6).

GP Ansor Solo Terbangkan Balon Damai Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Solo Terbangkan Balon Damai Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Solo Terbangkan Balon Damai Ramadhan

Menurut Ketua GP Ansor Solo, dalam aksi tersebut para peserta menerbangkan balon yang bertuliskan pesan harapan “Damai Ramadhan Surakarta”.

“Ramadhan semoga menjadi momentum untuk saling menghortmati dan, serga untuk menciptakan Kota Solo yang kondusif dan damai,” terang Anwar, di sela acara.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wakil Walikota Solo Ahmad Purnomo mengapresiasi kegiatan yang dilakukan para pemuda dalam menciptakan upaya perdamaian.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami bangga dengan apa yang dilakukan para pemuda dalam upya menciptakan kerukunan antarumat beragama ini, Dengan sikap ini semoga berkah Romadhan memberkahi bangsa Indonesia sehingga tidak terjadi konflik yang bernuansa agama,” ujar dia.

Selain berorasi, para peserta aksi juga menampilkan beberapa kolaborasi seni antara lain kesenian hadrah dan barongsai. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 17 Februari 2018

Pelajar NU Sorong Perlu Perhatian Khusus

Sorong, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua PCNU Sorong, Papua Barat Nahrowiyanto menyatakan IPNU-IPPNU Sorong memerlukan perhatian khusus terutama perihal kaderisasi. Ia menyoroti tepatnya pada minusnya fasilitator kaderisasi yang mumpuni.

Nahrowiyanto memaklumi kekurangan demikian mengingat keberadaan IPNU-IPPNU di Indonesia bagian timur. Keterbatasan jarak ini menjadi satu dari sekian banyak faktor.

Pelajar NU Sorong Perlu Perhatian Khusus (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Sorong Perlu Perhatian Khusus (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Sorong Perlu Perhatian Khusus

“Minimnya fasilitator menjadi ‘PR’ berat pengurus baru IPNU-IPPNU Sorong untuk mengimplementasikan proses pengaderan yang sistematis,” terang Nahrowiyanto saat sambutan konfercab III IPNU-IPPNU Sorong di gedung LPTQ, Ahad (16/2).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nahrowiyanto meminta PP IPNU dan PP IPPNU untuk menyentuh langsung pelajar NU Sorong dan membenahi kinerja organisasi melalui berbagai diklat kader.

Dengan segala keterbatasan, ia mengharapkan pengurus baru PC IPNU-IPPNU Sorong melahirkan pemimpin amanah, mandiri, dan bertanggung jawab dengan prinsip belajar, berjuang, dan bertakwa. (Zaenal Arifin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 12 Februari 2018

Aktivis Matan Kudus Kibarkan Merah Putih di Puncak Merbabu

Kudus, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam rangka peringatan? hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan ke-69 RI, belasan aktivis? Mahasiswa Ahlit Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyah (Matan) Kudus, Jawa Tengah, bersama Forum Mahasiswa Islam (Formi) Universitas Muria Kudus (UMK) dan Pramuka Racana Muria Whira Shima UMK melakukan pendakian bersama di Gunung Merbabu, Kecamatan Selo, Boyolali, Jawa Tengah.

Menurut Koordinator kegiatan, Danar Ulil, perjalanan kaki dimulai dari pos Cunthel Kopeng Salatiga Sabtu malam (16/8) hingga sampai puncak Merbabu pada Ahad (17/8). “Di salah satu puncak Merbabu dengan tower puncak mencapai 2985 m di atas permukaan laut ini, kami mengadakan upacara bendera kemerdekaan yang diikuti rombongan pendaki lainnya,” tuturnya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (18/8).

Aktivis Matan Kudus Kibarkan Merah Putih di Puncak Merbabu (Sumber Gambar : Nu Online)
Aktivis Matan Kudus Kibarkan Merah Putih di Puncak Merbabu (Sumber Gambar : Nu Online)

Aktivis Matan Kudus Kibarkan Merah Putih di Puncak Merbabu

Danar mengatakan, pendakian dan pengibaran sang Saka Merah Putih ini merupakan bagian dari refleksi hari kemerdekaan Indonesia yang memasuki usia 69 tahun. Ia sengaja memilih gunung Merbabu karena sejarah membuktikan daerah ini merupakan wilayah perjuangan para patriot bangsa dalam merebut kemerdekaan.

?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita mememperingati kemerdekaan sekaligus napak tilas daerah yang pernah menjadi medan perjuangan patriot bangsa,” ujar Mahasiswa yang juga pengurus Departemen Kaderisasi Matan Kudus.

Kegiatan memperingati hari kemerdekaan di puncak Merbabu ini membawa kesan tersendiri bagi peserta. Menurut salah seorang anggota, Anita Rahmawati, momen upacara 17 Agustus 2014 ini sangat luar biasa sebab biasanya hanya dilakukan di sekolah atau kampus.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Namun pada tahun ini dengan perjuangan sekuat tenaga bisa melaksanakannya di Gunung Merbabu. Subhanallah, penuh haru dan bangga,” tutur anggota Pramuka Racana Muria Whira Shima UMK. (Qomarul Adib/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 09 Februari 2018

Peserta Silatnas Gerakan Ayo Mondok Ngaji Jaringan Ulama Nusantara

Pasuruan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Usai perhelatan Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Islam Nusantara menjadi pembicaraan di berbagai forum. Bahkan dunia internasional turut mengapresiasi keberadaan Islam khas Indonesia tersebut. Islam Nusantara mengedepankan jejaring ulama.

"Islam Nusantara adalah menghidupkan semangat silaturahmi, toleran, akan tetapi berani tegas pada kemungkaran," kata penulis buku Masterpiece Islam Nusantara Zainul Milal Bizawie, Sabtu (14/5).

Peserta Silatnas Gerakan Ayo Mondok Ngaji Jaringan Ulama Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Peserta Silatnas Gerakan Ayo Mondok Ngaji Jaringan Ulama Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Peserta Silatnas Gerakan Ayo Mondok Ngaji Jaringan Ulama Nusantara

Menurut Milal, Silaturahmi Nasional Gerakan Ayo Mondok yang digagas Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) NU adalah mengulang kembali bagaimana ulama Nusantara membangun jejaring keilmuan dan potensi di masa lalu. "Silatnas adalah pengulangan untuk saling bertemu dan mengirimkan energi positif pegiat pesantren," katanya.

Baginya, kegiatan ini menghidupkan kembali semangat spiritualitas yang pernah hendak dipatahkan para penjajah. "Karena dari transmisi intelektualitas dan spiritualitas akhirnya Islam Nusantara bisa bertahan dan menjadi kekuatan yang diperhitungkan," katanya saat live di salah satu TV swasta.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua PP RMI NU KH Abdul Ghafar Rozin mengapresiasi buku karya Zainul Milal ini. "Sudah saatnya fakta sejarah terkait kiprah para ulama ditulis dalam bentuk buku, bukan semata mitos," kata Gus Rozin.

Salah seorang penulis Munawir Aziz mengemukakan bahwa nilai lebih dari jejaring pesantren adalah komitmennya pada Negara Kesatuan Republik Indonesia. "Hal tersebut terejawantah dalam lagu hubbul wathan minal iman," kata pembanding dari bedah buku tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan keberadaan pesantren yang mencapai tiga ribu lebih, dan jutaan santri yang ada di dalamnya, komitmen keindonesiaan pesantren sangat tinggi. "Kalau pesantren mengajarkan terorisme, tidak akan ada NKRI," ungkapnya yang disambut aplaus hadirin.

Bedah buku Masterpiece Islam Nusantara: Sanad dan Jejaring Ulama-Santri (1830-1945) yang dipandu Yulia Kamila tersebut berlangsung meriah. Ratusan gus dan ning serta peserta Silatnas Gerakan Ayo Mondok memadati pendopo Candra Wilwatikta. Antusias peserta kian tinggi lantaran panitia menyediakan buku gratis bagi lima penanya terbaik. (Ibnu Nawawi/Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Nusantara PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 23 Januari 2018

Pendidikan Pesantren Arahkan Pola Hidup Anak

Demak, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sistem pendidikan pesantren berusaha mencetak anak yang pandai dan cerdas. Selain itu, mengarahkan pola hidup anak dalam rangka menjalani hidupnya di masa mendatang.

Pendidikan Pesantren Arahkan Pola Hidup Anak (Sumber Gambar : Nu Online)
Pendidikan Pesantren Arahkan Pola Hidup Anak (Sumber Gambar : Nu Online)

Pendidikan Pesantren Arahkan Pola Hidup Anak

“Menentukan pendidikan anak sangat vital termasuk pendidikan yang berlandaskan agama. Cerdas kalau tidak dasari agama maka anak manusia akan mengandalkan logika akal itu rentan dengan aqidahnya,” kata KH Buchori Masruri saat memperingati 1000 hari wafatnya Ibu Nyai Hj Mujahadah Musyafak, pengasuh Pesantren Nurul hikmah Merbotan Bintoro Demak, Selasa malam 10/3.

Mantan ketua PWNU Jateng tersebut mengapresiasi perjuangan almarhumah yang peduli pada pendidikan anak lewat dunia pesantren. Menurutnya pesantren memiliki karakter, watak dan tradisi tersendiri yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakannya, pesantren memiliki keunikan sendiri dalam aspek-aspek kehidupannya pola kepemimpinan pondok pesantren yang mandiri. Kitab-kitab rujukan umum yang selalu digunakan dari berbagai abad dalam bentuk kitab kuning dan sistem nilai yang digunakan adalah bagian dari masyarakat luas dan dianggap mampu mengajarkan pendidikan dan tidak mudah kena dengan budaya negatif

“Jangan menyesal memasukkan anak ke pesantren karena di sini anak akan menerima pendidikan dengan sistim kehidupan berdasarkan agama, mereka disiapkan untuk masa depan maka anak tidak akan ketinggalan jaman,” jelas kiai Buchori. (A.Shiddiq Sugiarto/Anam)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Nahdlatul, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 15 Januari 2018

Habib Luthfi Dukung Sepenuhnya Pemerintah Indonesia

Pekalongan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rais Aam Idaroh Aliyah Jamiyyah Ahlit Thariqah Al-Mutabarah An-Nahdliyyah (Jatman) Habib Luthfi bin Yahya mendukung sepenuhnya pemerintahan Indonesia yang ada saat ini agar kondisi negara tetap aman, tenteram, dan dijauhkan dari berbagai godaan.?

Demikian disampaikan Habib Luthfi di hadapan ratusan ribu jamaah yang menghadiri peringatan Maulid Nabi di Kanzus Sholawat Pekalongan, Ahad (8/1). Pada kesempatan tersebut, ia meminta jamaah untuk berdoa bersama demi keselamatan bangsa.?

“Niat baca Alfatihah untuk Indonesia, khusus, supaya negara kita aman, tenteram, dijauhkan dari segala godaan-godaan, dan semua yang ada pada pundak presiden kami ini, yang saya banggakan. Presiden Jokowi," ujar Habib Luthfi.

Habib Luthfi Dukung Sepenuhnya Pemerintah Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Luthfi Dukung Sepenuhnya Pemerintah Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Luthfi Dukung Sepenuhnya Pemerintah Indonesia

Habib Luthfi menegaskan, dirinya mengenal Jokowi bukan kali ini saja, tetapi sejak Presiden RI Ke-7 ini menjadi Walikota Solo. Ditegaskannya, keberadaan Indonesia yang kokoh bisa terus berlangsung jika di antara umara dan ulama saling dekat.

“Sekarang sudah waktunya kita bangga, ternyata pemerintah Indonesia, tidak bisa dipisah-pisahkan dengan para ulama. Pemerintah Indonesia, ulama tidak bisa dipisah-pisahkan dengan TNI dan Polri... NKRI harga mati. Bukan basa basi. Inilah kekuatan Indonesia, ulama duduk dengan presiden, ulama duduk dengan panglima TNI, Polri, Kasad. Inilah benteng-benteng yang ada di Indonesia,” ujarnya. ?

?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jokowi menyempatkan hadir secara khusus pada peringatan Maulid Nabi yang diadakan Habib Luthfi karena dirinya diundang. Kegiatan peringatan Maulid Nabi yang digelar setiap tahun ini baru bisa dihadiri pada tahun ketiga Jokowi menjabat sebagai presiden.

Sebelum hadir di acara maulid di Kanzus Sholawat, pagi harinya Jokowi menyempatkan hadir di Pondok Pesantren At-Taufiqy asuhan KH Taufiq Wonopringgo Kabupaten Pekalongan. Sedangkan sore harinya usai bertemu Habib Luthfi Jokowi menemui masyarakat Pekalongan di Gedung Juned untuk berbagi sembako.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Saat memberikan kata sambutan, Jokowi mengucapkan terima kasih kepada khodimul maulid Habib Luthfi bin Yahya yang telah memulai acara dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan teks Pancasila.

"Saya mengucapkan terima kasih di awal acara ada menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan teks Pancasila. Itu saya temukan di sini di acara maulid nabi di Pekalongan," ujar Jokowi sambil melirik Habib Luthfi yang berdiri di sampingnya.

Tampak hadir mendampingi Presiden, Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) Imam Nahrawi, Panglima TNI Jend TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Jend Polisi Tito Karnavian, Gubernur Jateng, Pangdam IV/Diponegoro, Kapolda Jateng, Bupati dan Walikota se-Jawa Tengah. (Iz/Alhafiz K)

Catatan: Berita ini mengalami perbaikan karena adanya kesalahan penulisan kutipan dari Habib Luthfi. PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah meminta maaf atas kekeliruan tersebut.?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lomba, Kajian Sunnah, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 13 Januari 2018

PBNU Minta “Ahlul Halli wal Aqdi” Ditunda

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta konsep Ahlul Halli wal Aqdi jangan dulu dipakai dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) NU Jawa Timur yang akan digelar akhir Mei nanti. AD/ART NU yang telah disepakati dalam Muktamar Makassar 2010 lalu sebagai forum permusyawaratan tertinggi di lingkungan NU belum mengesahkan konsep itu.

“Jika ada yang menghendaki Ahlul Halli wal Aqdi diterapkan dalam Konferwil NU Jatim, PBNU meminta ditunda dulu pelaksanaannya sampai ada pembahasannya dalam Muktamar mendatang,” kata Wakil Sekjen PBNU H. Sulthon Fathani kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di kantor PBNU Jakarta, Rabu (15/5).

PBNU Minta “Ahlul Halli wal Aqdi” Ditunda (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Minta “Ahlul Halli wal Aqdi” Ditunda (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Minta “Ahlul Halli wal Aqdi” Ditunda

Keputusan itu diambil dalam Rapat ? Harian Syuriyah dan Tanfidziyah awal Mei lalu dan ditegaskan kembali dalam Rapat Harian tanfidziyah, Selasa (14/5) tadi malam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Sulthon, di kalangan PBNU sendiri para pengurus mempunyai pandangan yang berbeda mengenai Ahlul Halli wal Aqdi atau pemilihan rais syuriyah dan ketua tanfidziyah oleh semacam dewan khusus yang dibentuk.

Ketua PBNU H Slamet Effendi Yusuf misalnya, menyatakan, konsep tersebut sudah tidak pas jika diterapkan sekarang. Ia adalah salah seorang yang terlibat aktif dalam Muktamar NU di Situbondo 1984 yang menerapkan konsep ini dan menetapkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai Ketua Umum PBNU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Waktu itu kita membutuhkan konsep itu, tapi sekarang tidak pas lagi diterapkan sekarang. Alasan Pak Slamet, saat ini kita kesulitan menentukan siapa-siapa tokoh yang bisa jadi referensi untuk menunjuk ketua umum,” kata Sulthon.

Namun terkait dinamika yang terjadi di daerah-daerah, PBNU sendiri telah menyiapkan rumusan Ahlul Halli wal Aqdi untuk dibahas dalam Munas atau Muktamar mendatang. Rapat juga telah menunjuk Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas’udi dan Wakil Ketua Umum PBNU H As’ad Said Ali untuk mematangkan konsep itu.

“Jadi ahlul Halli wal Aqdi belum bisa diterapkan sampai dibahas dan disetujui dalam Muktamar. Namun PBNU tetap merekomendasikan konsep Ahlul Halli wal Aqdi ini diterapkan secara kultural, misalnya PCNU atau PWNU (pemegang suara: red) menemui beberapa kiai-kiai atau tokoh di beberapa daerah jika memungkinkan untuk dimintai pertimbangan mengenai siapa yang pantas memimpin NU,” pungkas Sulthon.

Penulis: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Kajian Sunnah, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 11 Januari 2018

Hentikan Eksploitasi NU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Keresahan warga nahdliyyin (sebutan untuk warga Nahdlatul Ulama) atas polemik politik yang seakan semakin tak terkendali belakangan ini tampaknya tak bisa disembunyikan lagi. Ketua Pengurus Besar NU KH Said Aqil Siradj pun turut komentar. Ia meminta, eksploitasi terhadap NU segera dihentikan dan berharap agar para kiai yang terlibat dalam konflik segera bersatu kembali.

“Saya berharap para kiai berekonsiliasi (islah),” kata Kang Said, demikian panggilan akrab KH Said Aqil Siradj, saat berbicara pada acara halal bi halal yang digelar Pengurus Pusat Muslimat NU di Hotel Bumikarsa, Jakarta, belum lama ini.

Kiai Said juga berharap agar perbedaan pilihan politik tidak sampai mengabaikan komunikasi dan saling memahami antara satu dan lainnya. “Bolehlah pilihan politik berbeda, tapi kita kan tetap NU. Tetap Ahlussunah, jadi harus menjaga ukhuwah dan persaudaraan,” tuturnya.

Hentikan Eksploitasi NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Hentikan Eksploitasi NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Hentikan Eksploitasi NU

Jika memang perbedaan mekanisme perjuangan itu tidak bisa dihindari, Kang Said berharap semua elemen NU tetap bisa menjadi team work yang baik.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa yang hadir dalam kesempatan itu mengatakan, dirinya akan tetap menghormati kebebasan masing-masing individu untuk melakukan afiliasi politik. Termasuk sikap politik para anggota Muslimat NU.

“Tidak harus sama dengan saya, itu merupakan bagian dari perwujudan freedom of expression,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Khofifah menolak jika dirinya dikait-kaitkan dengan keberadaan kendaraan politik baru, PKNU. Dia berharap supaya eksistensi PKNU itu dapat dijadikan sebagai bahan refleksi bersama di internal NU untuk menciptakan rekonsolidasi kadernya guna membangun NU ke depan. Karena itu, Khofifah berharap NU bisa memosisikan diri sebagai pengayom yang baik.

Yang perlu dilakukan partai-partai berbasis NU itu adalah memperhatikan kebutuhan peningkatan pelayanan umat. “Jangan sampai umat dijadikan sasaran eksploitasi dan kooptasi dalam politik praktis, tapi bagaimana umat bisa mendapatkan akses dan manfaat dari semua itu,” tegasnya.

Selain halal bi halal, dalam kesempatan itu ditandatangani nota kesepahaman kerja sama dengan Bringin Life Syariah terkait program asuransi jiwa melalui kartu tanda anggota Muslimat NU. (gpa/rif)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Nasional, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 06 Januari 2018

Yenny Gus Dur Bermalam di Pengungsian Korban Lumpur Lapindo

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau lebih dikenal dengan Yenny Gus Dur, dijadwalkan pada Jumat (16/6) ini bermalam di pengungsian korban luapan lumpur panas dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. di Pasar Baru Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Hal itu diungkapkan Yenni Gus Dur ketika mengunjungi Pos Komando (Posko) Gus Dur di lokasi pengungsian Pasar Baru Porong, Sidoarjo, Jumat.

Putri mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu mengatakan bahwa dirinya ingin melihat secara langsung kehidupan korban luapan lumpur Lapindo di pengungsian, serta ikut menikmati makan nasi bungkus, mengusir kerubutan nyamuk dan berkomunikasi dengan mereka.

Yenny Gus Dur Bermalam di Pengungsian Korban Lumpur Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)
Yenny Gus Dur Bermalam di Pengungsian Korban Lumpur Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)

Yenny Gus Dur Bermalam di Pengungsian Korban Lumpur Lapindo

Dalam kesempatan itu, Yenni juga menjelaskan kembali tentang pengunduran dirinya sebagai staf khusus bidang komunikasi politik Presiden, dan akan berkonsentrasi untuk kepentingan masyarakat dalam posisinya sebagai Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa.

Menurut Yenny, pengunduran dirinya sudah diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, setelah dirinya bertemu Presiden dan membicarakan masalah tersebut di Jakarta hari ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam pertemuan itu, Yenny menjelaskan bahwa posisinya sebagai Sekjen PKB akan membuatnya sulit untuk bekerja secara penuh sebagai staf khusus presiden.

"Sulit bagi saya untuk merangkap jabatan, karena tidak akan adil bagi keduanya. Untuk mengabdi pada masyarakat tidak perlu berada di Istana," ucapnya.

Presiden, menurut dia, menerima pengunduran dirinya dan berpesan agar tetap menjaga hubungan silaturahmi. "Presiden juga menyampaikan salam kepada Gus Dur dan Ibu saya. Beliau tetap minta komunikasi selalu ada. Saya akan tetap datang ke Istana," ujarnya.

Menjawab pertanyaan wartawan apakah pengunduran dirinya itu merupakan dorongan ayahnya Gus Dur, Yenni menyatakan, pengunduran diri tersebut merupakan pilihan pribadi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pengunduran diri ini merupakan keputusan saya, yang sudah meminta restu Gus Dur sebagai orang tua, dan pemimpin saya dalam partai," tegasnya.

Sebelumnya, Yenni diangkat sebagai staf khusus presiden pada Januari 2006, untuk membantu presiden di bidang komunikasi politik.

Pada 25 Mei lalu, dalam rapat DPP PKB, Yenny ditunjuk menjadi Sekjen PKB menggantikan Lukman Edy yang diangkat Presiden menjadi Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal. (ant/sbh)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 15 Desember 2017

JATMAN DKI Jakarta Wujudkan Revolusi Mental Lewat Pelatihan Tasawuf

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jamiyyah Ahlith Thariqah al-Mutabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) DKI Jakarta menyelenggarakan pelatihan tasawuf, Sabtu (12/3) tingkat dasar angkatan ke-2. Pelatihan yang dihelat di TQN Center Masjid al-Mubarak Rawamangun, Jakarta Timur ini diikuti 80 peserta dari berbagai pengamal tarekat di Jakarta.

JATMAN DKI Jakarta Wujudkan Revolusi Mental Lewat Pelatihan Tasawuf (Sumber Gambar : Nu Online)
JATMAN DKI Jakarta Wujudkan Revolusi Mental Lewat Pelatihan Tasawuf (Sumber Gambar : Nu Online)

JATMAN DKI Jakarta Wujudkan Revolusi Mental Lewat Pelatihan Tasawuf

Dalam sambutannya, sekretaris pelaksana pelatihan tasawuf, KH Ningram Abdullah menegaskan, kegiatan ini adalah upaya JATMAN mendukung revolusi mental melalui metode tasawuf. Pelatihan ini diikuti komunitas dari tarekat Khalwatiyyah, Idrisiyyah, Naqsybandiyyah, Syadziliyyah, Ghazaliyyah dan Qadiriyyah Naqsyabandiyyah Suryalaya.?

“JATMAN sebagai asosiasi pengamal tarekat dibawah NU berupaya mensinergikan komunitas pengamal tarekat agar lebih sistematik mendakwahkan tasawuf kepada umat,” ujar Kiai Ningrum Abdullah.

Narasumber pertama, KH Wahfiudin Sakam dalam stadium general menyampaikan materi ‘Mengenal Diri Menggapai Ilahi’. Menurut Mudir Idarah Wustha JATMAN DKI Jakarta ini, dalam kehidupan sekarang banyak orang yang menganggap diri ini adalah tubuh fisik semata (materialistik) sehingga menganggap hidup hanya diartikan sebatas kehadiran tubuh di muka bumi (sekuler). Prinsip hidup hanya untuk mendapatkan semua yang diinginkan, sekarang juga, disini juga.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pengertian tentang bahagia pun hanya sebatas segala hal yang memberikan kenikmatan bagi tubuh (hedonistik),” ucap Kiai Wahfiudin.

Dalam paparannya, wakil sekretaris Diklat dan Pengkaderan LDNU ini mengajak peserta untuk memahami konsep diri dalam Islam. "Nafs adalah diri ruhani dengan qalbu sebagai pusatnya. Langkah awal untuk belajar tasawuf adalah menyadari jika hakikat diri adalah diri ruhani. Sehingga kita bisa menggeser paradigma materialistik menuju spiritualistik, sekuler menuju holistik dan hedonistik menuju asketik," terangnya.

Setelah KH Wahfiudin Sakam, sesi selanjutnya dibawakan oleh Ust. Rizal Fauzi. Muballigh yang aktif di bidang dakwah tarekat Idrisiyyah ini menyampaikan materi tentang tasawuf dan thariqah. "Esensi ilmu tasawuf adalah bagaimana membersihkan qalbu. Maka adalah penting di awal kita memahami esensi diri kita," jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebelumnya Muqadam Tijaniyyah, KH M Yunus A Hamid akan menyampaikan materi ‘Hakekat Martabat Kenabian dan Kewalian’. Ketua panitia pelatihan tasawuf tingkat dasar ini juga didaulat menutup acara. (Nugraha/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Meme Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 03 Desember 2017

Membuat Kebaikan tanpa Menjelekkan Orang Lain

Suatu ketika saat mengajar di kelas, ahli Matematika, filsuf dan peletak dasar ilmu mantiq, Aristoteles membuat sebuah garis. Ia lalu berkata kepada para muridnya, “Wahai muridku, siapa yang bisa memperpendek garis yang aku buat ini?”

Para murid lalu maju satu per satu dan mencoba memecahkan teka-teki yang diberikan gurunya. Ada seorang murid yang segera menghapus setengah dari garis itu. Melihat itu, sang guru tampak belum membenarkan jawaban si murid.

Membuat Kebaikan tanpa Menjelekkan Orang Lain (Sumber Gambar : Nu Online)
Membuat Kebaikan tanpa Menjelekkan Orang Lain (Sumber Gambar : Nu Online)

Membuat Kebaikan tanpa Menjelekkan Orang Lain

Lalu majulah murid yang lain. Murid ini juga menghapus setengah dari garis yang sudah dihapus, sehingga sekarang garis itu tinggal seperempat panjangnya darigaris yang dibuat Aristoteles.

Ternyata jawaban itu pun belum dianggap tepat oleh sang guru. Aristoteles pun kembali menantang muridnya. Hingga majulah salah satu muridnya yang tak lain adalah Iskandar Zulkarnain.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berbeda dari murid-murid sebelumnya yang mengambil penghapus dan segera menghapus garis yang ada, Iskandar Zulkarnain malah membuat garis yang lain yang lebih panjang daripada yang dibuat gurunya. Dibandingkan dengan garis baru ini, tampaklah garis yang dibuat Aristoteles semakin pendek.

Melihat garis yang dibuat Iskandar Zulkarnain, barulah sang guru terlihat puas. Jawaban Iskandar Zulkarnain sebagai jawaban yang benar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kejadian tersebut membawa pesan bahwa untuk mengatasi persoalan atau menghadirkan maslahat, tak harus dengan merusak. Kita dapat membuat kebaikan tanpa menjelek-jelekkan orang lain. Kita juga bisa memperoleh kebahgiaan tanpa harus menyakiti sedikit pun perasaan orang lain.

Di dalam Islam, kita diperintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Dan demikianlah hendaknya yang selalu kita lakukan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Kendi Setiawan)

(Cerita ini disarikan dari ceramah Ajengan Yayan Bunyamin pada pengajian Rijalul Ansor yang digelar PAC GP Ansor Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat pada 14 April 2017)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 18 November 2017

Segmentasi Media NU Harus Lebih Fokus

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hingga kini perkembangan media cetak maupun elektronik demikian membanggakan. Seiring dengan semangat reformasi, sejumlah media bermunculan dengan segmentasi beragam. Idealnya aktivis media NU lebih fokus menggarap komunitasnya sendiri.

Bagi pemerhati sekaligus pelaku media, Hakim Jayli, hal yang cukup membanggakan saat ini adalah kian semangatnya anak muda NU untuk berkiprah di dunia media. Nyaris di berbagai kota bermunculan buletin, majalah, tabloid serta website yang dikelola. "Sebuah pencapaian? yang luar biasa," katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah (7/2).

Segmentasi Media NU Harus Lebih Fokus (Sumber Gambar : Nu Online)
Segmentasi Media NU Harus Lebih Fokus (Sumber Gambar : Nu Online)

Segmentasi Media NU Harus Lebih Fokus

Saat ditemui di kantornya Raya Darmo 96 Surabaya, Hakim berharap agar keberadaan lembaga, badan otonom serta lajnah di NU bisa menjadi sarana mengerucutkan segmentasi media yang dikelola. "Jangan semua berlomba dengan mendirikan media, namun segmentasinya terlalu umum," kata Presiden Direktur TV9 ini. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sekadar memberikan contoh, para pengurus Rabithah Maahid Islamiyah NU (RMI) yang merupakan lembaga dengan konsentrasi kepesantrenan, bisa membuat media khusus masalah pesantren. "Bagi masyarakat kelas menengah kota hingga kalangan kelas atas saat membutuhkan informasi kepesantrenan, maka sudah selayaknya disediakan oleh rekan RMI," terangnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kalangan kelas perkotaan kata Hakim, akhirnya lebih cenderung mencari informasi seputar pesantren di internet yang celakanya dikuasai kalangan Islam garis keras. "Hal ini kan mestinya menjadi keprihatinan bersama," ungkapnya.

"Karena itu sudah saatnya para pegiat media di RMI untuk bisa tampil memberikan pencerahan seputar pesantren," katanya. Dengan jaringan kepengurusan RMI dari mulai tingkat {pusdat di Jakarta hingga kota dan kabupaten se Indonesia, hal ini tentunya tidak akan menyulitkan. "Tinggal intensitas komunikasi dan memperbaiki formulanya," terang Hakim.

Hal ini juga berlaku untuk kelengkapan di NU yang lain. "Aktivis IPPNU misalnya, dapat memberikan pencerahan kepada khalayak perihal dunia kepelajaran," katanya. Bukan semata informasi sekolah yang dapat disampaikan, juga tentang fiqh kepelajaran yakni informasi masalah perempuan baik ibadah dan muamalah, lanjutrnya.

Dengan telah tersegmentasikannya kepengurusan lembaga, badan otonom dan lajnah di NU, maka hendaknya hal tersebut dapat diejawantahkan dalam memberikan informasi yang cepat di internet. "Kita sudah tidak bisa lagi menghindar dari perkembangan teknologi informasi yang demikian massif," ungkapnya.

Kendati demikian, jangan sampai tantangan baru di dunia informasi ini lantas melupakan keajegan dakwah konvensional yang telah digeluti yakni pengajian umum dan majlis taklim. "Barangkali inilah pengejawantahan jargon menjaga tradisi tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik atau almiuhafadzatu alal qadimis shalih wal akhdu bil jadidil ashlah," terangnya. Yakni tetap memelihara pengajian dan majlis dzikir untuk menyapa umat dengan pengetahuan agama, dan pada saat yang sama juga menekuni dakwah di internet, pungkasnya. (Syaifullah/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 14 November 2017

Kemenag Tetapkan Idul Adha 17 November

Jakarta,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kementerian Agama (Kemenag RI) menetapkan hari raya Idul Adha jatuh pada hari Rabu (17/11). Sedangkan pemerintah Arab Saudi dan Muhammadiyah menetapkan pada Selasa (16/11). Karena itu Kemenag RI berharap perbedaaan ini jangan sampai membuat perpecahan.



Kemenag Tetapkan Idul Adha 17 November (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Tetapkan Idul Adha 17 November (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag Tetapkan Idul Adha 17 November

Perbedaan adalah hal yang biasa. Pemerintah juga tidak bisa memaksakan keyakinan masyarakat agar mengikuti ketetapan pemerintah untuk merayakan Idul Adha pada 17 November tersebut.

Demikian hasil sidang istbat Kementerian Agama bersama sejumlah ormas Islam menetapkan perayaan Idul Adha jatuh pada hari Rabu (17/11). Pemerintah mengimbau kepada umat Islam agar memilih pelaksanaa Idul Adha sesuai keyakinannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Majelis Ulama, ormas Islam, dan pemerintah menetapkan tanggal 17 November. Berbeda dengan Muhammadiyah. Tergantung keyakinannya masing-masing untuk memilih," tandas Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Prof Dr Nasaruddin Umar pada wartawan di Gedung Depag RI Jakarta, Senin (8/11).

Menurut Mustasyar PBNU ini pada Sabtu 6 November lalu, pemerintah sudah melakukan rukyat di 36 titik. Namun tidak ada satu pun yang melihat hilal. Begitu juga dengan seluruh menteri-menteri agama di berbagai negara seperti Malaysia, Brunei, dan Singapura.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Tidak ada satu pun yang melihat bulan. Karena posisi bulan yang disepakati ormas Islam itu 2 derajat. Sedangkan posisi hilal kemarin itu hanya 0 derajat 19 menit sampai ke Indonesia bagian barat 1 derajat 21 menit,”ujar Guru Besar UIN Syahid Ciputat Jakarta itu.

Pemerintah Arab Saudi menetapkan hari raya Idul Adha (korban) jatuh pada hari Selasa, tanggal 16 November 2010. Kantor berita Arab Saudi, SPA menyebutkan, penetapan itu dilakukan setelah otoritas berwenang di Saudi setelah melakukan pengamatan bulan pada Sabtu (6/11) malam lalu yang diperkuat dengan hasil perhitungan para astronom resmi di Saudi Arabia.

Dengan demikian, sekitar 1,5 juta jamaah calon haji dari seluruh dunia akan memulai ritual haji diawali dengan wukuf di Arafah pada  hari Senin, tanggal 15 November 2010. Saat ini sebagian besar calon jamaah haji Indonesia telah berada di Makkah untuk menunggu hari puncak haji, atau haji di Arafah tersebut.

Kedatangan terakhir jamaah haji Indonesia di bandara King Abdul Aziz, Jeddah pad Rabu (10/11), bersamaan dengan closing date bandara tersebut bagi kedatangan jamaah haji pada pukul 24.00 WAS. (amf)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 10 November 2017

Doa Bersama

Rezim Orde Baru menghadapi akhir otoritarianismenya dengan mengurai dan membubarkan simpul-simpul gerakan sosial. Mereka melakukannya untuk memecah simpul gerakan sosial dengan cara diciptakannya keretakan sosial. Dengan demikian sangat mudah terjadi konflik sosial yang bersifat horizontal.?

Sejak tahun 1997 hingga 1999 terjadi banyak konflik antara kelompok dan bahkan kemudian konflik antaragama. Seringkali konflik ini tidak disadari oleh masyarakat di sekitar tempat itu sendiri, bahkan seringkali para pelakunya juga tidak sadar bahwa dirinya bisa bertindak brutal, misalnya melakukan pembakaran tempat ibadah, merusak pertokoan, rumah dan sebagainya. Padahal selama ini mereka saling hidup rukun, saling bantu membantu, tetapi tiba-tiba digiring pada konflik yang tidak mereka kehendaki.

Doa Bersama (Sumber Gambar : Nu Online)
Doa Bersama (Sumber Gambar : Nu Online)

Doa Bersama

Berbagai pengalaman konflik yang memakan banyak korban fisik dan psikologis itu mulai mereka sadari bahwa konflik tersebut tidak semata karena adanya ketegangan antarkelompok atau antaragama, melainkan adanya pihak luar yang mengadu domba.

Sering kali konflik terjadi setelah masuknya orang tertentu dari luar yang mengobarkan permusuhan. Atau sekelompok orang dari luar yang melakukan serangan terhadap suatu kelompok, sementara orang yang ada sekitar tempat tersebut hanya bisa menonton atau sebagian terprovokasi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada awalnya, kejadian demi kejadian semacam itu memunculkan kecurigaan antarkelompok dan antaraagama, sehingga bisa mengarah pada konflik horizontal yang lebih luas. Adanya konflik horizontal itulah yang dikehendaki para pembuat skenario kerusuhan tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tujuannya, agar mereka tidak melakukan konflik yang sifatnya vertikal, yakni melawan pemerintah orde baru yang sudah mulai goyah dan kehilangan legitimasi.

Untuk menepis rasa saling curiga di kalangan masyarakat dan antar agama dan sebagai usaha untuk merajut kohesifitas sosial, maka para kiai NU yang dipimpin oleh Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid mengadakan acara do’a bersama.?

Doa bersama ini dihadiri oleh wakil dari masing-masing agama, mulai dari Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu bahkan beberapa agama lokal seperti Kaharingan, Sunda Wiwitan dan sebagainya. Dengan adanya forum ini, kelompok minoritas merasa terlindungi oleh kelompok mayoritas Islam, yaitu NU, sehingga kelompok ini mendapatkan jaminan keamanan dengan demikian konflik bisa dihindari dan kesatuan Negara bisa dipertahankan.

Doa bersama yang dimulai di level pimpinan PBNU, kemudian dikembangkan di berbagai daerah. Kelompok Islam puritan Islam sangat mengutuk tindakan ini karena dianggap sebagai bentuk kemusyrikan yang mencampurdukkan antar kepercayaan agama.?

Tetapi sebagai kelompok Islam terbesar NU menganjurkan tindakan ini, demi menciptakan kerukunan bersama. Para ulama NU menempatkan ini sebagai forum kerukunan sosial, bukan pelaksanaan ritual agama, karena mereka berkumpul dan berdoa sesuai dengan agama mereka masing-masing.?

Sejak saat itu ? kalangan antaragama mulai terbiasa menjalankan doa bersama, yang selama ini dianggap tabu atau minimal sama-sama merasa risi, tetapi sejak saat itu telah menjadi kebiasaan, tanpa harus merasa terintimidasi dan merasa tercemari keyakinan agama mereka. (Abdul Mun’im DZ)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Hikmah, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Peci Hitam Simbol PKD PMII Komfisip

Tangerang Selatan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Para peserta putra Pelatihan Kader Dasar (PKD) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Komfisip) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengenakan peci hitam. 

Peci Hitam Simbol PKD PMII Komfisip (Sumber Gambar : Nu Online)
Peci Hitam Simbol PKD PMII Komfisip (Sumber Gambar : Nu Online)

Peci Hitam Simbol PKD PMII Komfisip

Kegiatan kaderisasi organisasi mahasiswa NU yang diikuti 24 mahasiswa dan mahasiswi tersebut diadakan di Pesantren LBSM Parung, Bogor, Jawa barat pada tanggal 10-13 Oktober 2013. 

“Kami disuruh pakai peci hitam oleh instruktur PKD sebagai simbol Islam Indonesia dan juga sebagai simbol kepemimpinan nasional,” ujar Muhammad Sulton kepada kontributor NU di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pada Jumat (18/10).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Samsul Anwar, salah seorang panitia PKD mengatakan, dalam pelatihan tersebut ada 10 materi yang diberikan, serta games-games yang mengandung filosofi tentang kepemimpinan. “Selain diberikan materi-materi seminar, kegiatan PKD ini juga memunculkan games outbound yang mengandung filosofi, jadi games juga termasuk materi dalam PKD,” katanya.

Selain itu, dia menambahkan, juga ada kegiatan kultum Subuh, tahlilan, wiridan, shalawatan serta khataman Al-Qur’an.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih jauh ia menjelaskan, posisi FISIP sebagai fakultas umum di UIN Syarif Hidayatullah, membuat para pengurus Komisariat PMII FISIP lebih mengedepankan nilai-nilai tradisi Nahdliyin, “Dikarenakan merebaknya Islam garis keras yang sering menjadikan fakultas umum sebagai target sasaran dalam perekrutan,” jelasnya.

Turut hadir dalam PKD ini mantan Ketua Umum Pengurus Besar PMII Hery Herianto Azumi sebagai narasumber dalam materi Pradigma PMII. (Adriansyah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Warta, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 30 Oktober 2017

Perjuangkan Kemerdekaan Palestina, 47 Negara Akan Kumpul di KTT OKI Jakarta

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebanyak 47 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dipastikan akan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa ke-5 yang berlangsung pada 6-7 Maret 2016 di Jakarta.

"Dari 56 negara anggota OKI sekitar 47 diantaranya telah mengonfirmasi kehadiran, banyak yang tidak hadir berasal dari negara-negara Afrika," jelas Direktur Jenderal Multilateral Kemenlu RI, Hassan Kleib kepada wartawan usai Media Briefing di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kamis (03/03/2016) kemarin.

Perjuangkan Kemerdekaan Palestina, 47 Negara Akan Kumpul di KTT OKI Jakarta (Sumber Gambar : Nu Online)
Perjuangkan Kemerdekaan Palestina, 47 Negara Akan Kumpul di KTT OKI Jakarta (Sumber Gambar : Nu Online)

Perjuangkan Kemerdekaan Palestina, 47 Negara Akan Kumpul di KTT OKI Jakarta

Selain anggota OKI, Hasan mengatakan negara peninjau, anggota tetap Dewan Keamanan PBB, ? dan anggota kuartet pembicaraan damai Palestina juga akan hadir. "Anggota DK kelimanya akan datang, PBB juga akan kirim utusan khususnya," tambah Hasan.

Hasan menjelaskan, KTT Luar Biasa OKI merupakan merupakan kontribusi nyata Indonesia untuk memperkuat dukungan OKI untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina.

Indonesia menjadi penyelenggara KTT Luar Biasa OKI karena adanya permintaan dari Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Sekjen OKI. "Presiden Palestina dan Sekjen OKI telah meminta Indonesia menjadi tuan rumah sejak bulan Desember 2015," tutur Hasan Kleib.

Menurutnya, KTT ini disebut luar biasa karena berlangsung di luar penyelenggaraan KTT secara reguler yang diadakan setiap 3 tahun sekali. KTT OKI ? sebelumnya tahun 2013 telah berlangsung di Kairo, sementara KTT berikutnya akan berlangsung ? pada 15-16 April di Istanbul, Turki.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia menambahkan ? KTT Luar Biasa OKI di Jakarta hanya akan membahas masalah Palestina dan Al-Quds Al-Sharif.(Kominfo/Zunus)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 29 Oktober 2017

Literatur Yunani dan Manuskrip Sang Kiai

Oleh Ali Romdhoni

Pada pertengahan Januari 2016 lalu saya mengunjungi perpustakaan di Gedung Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jalan Kramat Jakarta Pusat. Oleh pengelola, saya ditunjukkan koleksi berupa literature tua karya ulama-ulama Nusantara tahun 1600 hingga 1800-an. Terdapat tidak kurang dari 21 judul kitab.

Uniknya, kitab-kitab—yang semuanya ditulis dengan bahasa Melayu dan sebagian lagi dengan bahasa Jawa—ini telah diproduksi secara massal oleh penerbit di Mesir yang berjaya di tahun 1950 hingga 1970-an, Musthafa al-Babi al-Halabi.

Literatur Yunani dan Manuskrip Sang Kiai (Sumber Gambar : Nu Online)
Literatur Yunani dan Manuskrip Sang Kiai (Sumber Gambar : Nu Online)

Literatur Yunani dan Manuskrip Sang Kiai

Ada beberapa hal yang perlu penulis tegaskan di sini. Pertama, karya ulama Nusantara selama ini diidentifikasi sebagai karya lokal. Bahkan sebagian kita inferior karena hal itu. Namun masyarakat akademik dunia (atau setidaknya Asia) justru melihat dan mengapresiasi karya itu dengan baik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam penelusuran penulis, tahun 1930-an jumlah masyarakat Asia Tenggara yang tinggal di Mekah untuk kepentingan ibadah haji dan studi Islam cukup signifikan. Kementerian Agama RI mencatat, tahun 1930 jamaah haji Indonesia berjumlah 4.385 orang. Jumlah ini terus naik pada tahun 1936 mencapai 14.976 orang. Jumlah ini masih ditambah dengan masyarakat muslim yang berada di Mekah dari Negara Malaysia, Brunei Darussalam, Pattani (Thailand), dan Singapura.

Karya ulama Nusantara yang memiliki pasar pembaca cukup fanatik, dibaca oleh pengusaha percetakan ternama di Mesir kala itu sebagai peluang. Ini artinya, pengaruh ulama Nusantara sudah diakui oleh masyarakat Asia, bahkan popular di Timur Tengah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, karya literature merupakan rekaman fenomena dan kondisi masyarakat di sekitar sang penulis. Khusus kitab keislaman tulisan ulama Indonesia, ia merupakan hasil interpretasi terhadap ajaran agama Islam. Sebagai generasi muda, kita harus melihat dan mengkaji manuskrip-manuskrip itu.

Langkah pertama adalah melacak dan mendata sebaran karya para intelektual muslim Indonesia. Kenapa ini penting kita lakukan. Karakter muslim di Indonesia unik dan tidak tumbuh di tempat lain. Ke depan, Islam Indonesia berpotensi menjadi rujukan bagi kehidupan keberagamaan di dunia.

Pembaacaan terhadap karya-karya keislaman masa lalu sangat dibutuhkan dalam rangka merumuskan bangunan keilmuan (epistemology) Islam yang khas, yang telah ada dan berkembang di Nusantara. Ini alasan bagi pentingnya melacak manuskrip karya para kiai masa lalu.

PELAJARAN DARI YUNANI

Catatan sejarah menginformasikan, pada masa kepemimpinan Bani Umayyah di Damaskus masyarakat muslim merintis gerakan penerjemahan ilmu pengetahuan. Pada masa ini sejumlah karya ilmuwan Yunani dan Koptic tentang ilmu kimia diterjemahkan. Di bawah kekuasaan Umar II (717-720), Masarjawaih, seorang Yahudi dari Basra menerjemahkan buku kedokteran dari bahasa Siria ke dalam bahasa Arab.

Buku lain yang diterjemahkan dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab adalah tentang astronomi, fisika, dan matematika. Raja juga mengirim sarjana-sarjana ke berbagai tempat, termasuk ke Byzantium untuk mencari manuskrip.

Bernard Lewis dalam The Arabs in History menulis, beberapa periode kemudian lahir generasi penulis muslim orisinil, terutama dari bangsa non-Arab, seperti sejarawan dan teolog al-Thabari (m. 310 H/923 M), ahli fisika al-Razi (865-925), dokter dan filsuf Ibnu Sina (980-1037), serta astronom dan ilmuawan ensiklopedik al-Biruni (970-1048).

Penerjemahan khazanah pengetahuan Yunani mencapai puncaknya pada masa kekhalifahan al-Mamun? (memerintah 198-219 H/ 813-833 M) di Baghdad. Raja ini dikenal sangat mencintai ilmu pengetahuan. Dia memprakarsai pendirian Bait al-Hikmah, semacam pusat riset dan lembaga ilmu pengetahuan Islam. Pusat kajian ilmiah ini kemudian menciptakan suasana kondusif bagi berkembangnya pemikiran rasional.

Hingga pada masa itu, para intelektual muslim telah berhasil menyerap khazanah keilmuan bangsa lain dan menyajikan kembali kepada masyarakat dalam bentuk buku berbahasa Arab. Kerja-kerja ini adalah upaya penting dalam rangka mempermudah akses keilmuan bagi masyarakat muslim. Bila sebelumnya pengetahuan Yunani hanya bisa diakses masyarakat Yunani, maka setelah terjemahan bahasa Arab-nya terbit, komunitas Arab bisa menyerap informasi yang lahir dari negeri itu.

Capaian kedua yang merupakan hasil dari program pemerintah kala itu adalah, generasi muslim telah mampu menuliskan informasi yang diperoleh dari buku-buku asing dalam bentuk ikhtisar. Prestasi ini selangkah lebih maju, bila dibandingkan dengan sekedar menerjemahkan. Meskipun keduanya memiliki orientasi dan kelebihan masing-masing. Namun yang lebih penting lagi, pasca itu lahir generasi penulis muslim, seperti al-Razi, Ibn Sina dan al-Biruni. Saat itulah, proses hegemoni ilmu pengetahuan oleh kaum intelektual muslim dimulai.

Nurcholish Madjid menandaskan, karena ketertarikan umat Islam yang begitu tinggi terhadap para filsuf Yunani, sampai terdapat satu buku filsafat yang menafsirkan pemikiran-pemikiran Aristoteles, Fi al-Khair al-Mahdh, yang aslinya hanya diketahui dalam bahasa Arab. Bahkan beredar dugaan, pengarangnya adalah seorang muslim, kalau bukan seorang Yahudi atau Kristen yang berbahasa Arab. Kelak, buku ini diterjemahkan ke dalm bahasa Latin, Liber de Causis. Artinya, saat itu ilmuwan muslim telah menjadi kunci bagi tradisi dan keilmuan dunia. Masyarakat Latin pun harus menerjemahkan buku-buku filsafat dari karya ilmuwan Islam.

Kelak sejarah mencatat, umat Islam menjadi pewaris tunggal bagi tradisi panjang sejak zaman Yunani-Romawi, Iran, Firaun, dan Assyria-Babilonia. Philip K. Hitti menggambarkan, dengan bekal rasa ingin tahu yang kuat ilmuwan muslim mulai berasimilasi, mengadaptasi dan menghasilkan khazanah intelektual dan estetikanya sendiri.

Di Ctesiphon, Edessa, Nisibis, Damaskus, Yerusalem, dan Iskandariyah, mereka menyaksikan, mengagumi dan meniru karya-karya para arsitek, seniman, perajin, dan pengusaha intan. Ke pusat-pusat peradaban kuno itulah mereka datang, melihat, dan kemudian menang.

Jelas, pengaruh gerakan penerjemahan sangat besar, melambungkan Islam hingga dikenal seluruh penghuni dunia.

Dalam konteks manuskrip kiai Nusantara, ulama al-Jawi pada masa lalu ternyata sudah mendunia. Perhatian dan tema tulisan mereka menembus batas teritorial benua. Di sana misalmya terdapat terjemahan kitab berjudul Nuzhat al-Ikhwan fi Ta’lim al-Lughat wa Tafsir Ikhtilaf al-Lisan, mengkaji gramatika empat bahasa: Melayu, Aceh, Arab dan Turki.

Selain itu ada Ikhtisar Kitab al-Hikam karya Ahmad Ibnu Atha’illah oleh pujangga besar muslim Indonesia, Kiai Haji Sholeh Darat (m. 1903), Semarang. Juga terdapat al-Shirath al-Mustaqim fi Fiqh Madzhab al-Syafi’I, karya Nuruddin Muhammad al-Raniri (m. 1658).

Belajar dari sejarah Yunani dan pekerjaan ambisius yang sudah pernah dilakukan para ilmuwan muslim, karya para ulama Nusantara harus kita rawat dan warisi. Merawat khazanah ini berarti mempelajari bangunan keislaman masa lalu yang kokoh di bumi Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk selanjutnya mengenalkan kepada anak dan cucu kita. Mewarisi berarti menjaga keutuhan bangunan bangsa dan nilai-nilai agama yang menjadi ikat-pinggangnya.

Bila demikian, mengabaikan manuskrip Nusantara sama halnya dengan membiarkan negeri ini terancam oleh orang-orang yang bersiap memberangus keutuhan bangsa. Penulis mengajak kepada kaum muda untuk segera memulai kerja besar ini.



ALI ROMDHONI

Penulis buku Al-Qur’an dan Literasi

Dosen Universitas Wahid Hasyim Semarang


Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Quote, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 15 Oktober 2017

Lintas Ormas di Surabaya Gelar Istighotsah untuk Salim Kancil

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Aktivitas solidaritas untuk aktivis anti-tambang Salim Kancil dan Tosan terus bergulir, Jumat (2/10) lalu, sedikitnya 100 massa dari berbagai ormas yang ada di Surabaya mengadakan doa bersama dan istighotsah di Taman Apsari, tepat di depan gedung Grahadi Surabaya Jawa Timur.

Lintas Ormas di Surabaya Gelar Istighotsah untuk Salim Kancil (Sumber Gambar : Nu Online)
Lintas Ormas di Surabaya Gelar Istighotsah untuk Salim Kancil (Sumber Gambar : Nu Online)

Lintas Ormas di Surabaya Gelar Istighotsah untuk Salim Kancil

Aliansi ini terdiri dari para pelajar yang tergabung dalam Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama Kota Surabaya, PCNU, Walhi Jawa Timur, Pusat Hak Asasi Manusia, Gusdurian, Ecoton, CRIS Foundation, CMARS, LPBP Waduk Depat, Kolektif Mata Rantai, dan LBH Kota Surabaya.

KH Saiful Halim yang memimpin acara tersebut menyatakan, acara ini digelar guna mendoakan almarhum Salim Kancil agar mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan yang Maha Esa dan kebenaran yang telah diperjuangkannya tidak sia-sia. “Kami juga berdoa untuk masyarakat yang berada di sepanjang pantai pesisir selatan agar tidak ada yang menjadi ‘Salim’ berikutnya, sebagai korban konflik sosial,” harap Kiai Saiful.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, pembukaan penambangan pasir besi di sepanjang pesisir selatan dari Banyuwangi hingga Lumajang menuai protes dari masyarakat, sehingga pemerintah kabupaten setempat harus tegas menolak penambangan yang menjadi pemicu konflik horisontal antarmasyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua PC IPNU Surabaya, Agus Setiawan mengatakan, tragedi berdarah di Desa Selok Awar-awar Lumajang bisa saja terjadi di wilayah-wilayah lain, apabila tidak ada langkah preventif sejak dini. “Karena masyarakat sudah tegas menolak penambangan pasir di sana,” tegasnya.

Sementara itu Direktur CMARS, Inoeng, dalam orasinya menyatakan, kasus terbunuhnya aktivis anti-tambang Salim Kancil harus menjadi pelajaran semua pihak dan agar pemerintah tidak gegabah untuk menerbitkan izin penambangan yang sudah jelas ditolak oleh masyarakat setempat, harus ada upaya evaluasi dalam pembangunan daerah.

"Kami mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas kasus pembunuhan dan penganiayaan terhadap Salim Kancil dan Tosan yang menjadi korban kekerasan para penguasa desa setempat. Tangkap dan adili aktor intelektual dibalik terbunuhnya Salim Kancil," tegasnya.

Sebelumnya, aksi serupa juga telah banyak diselenggarakan di berbagai kota di Indonesia, termasuk melalui penandatangan petisi di situs elektronik change.org. Petisi yang menuntut pengusutan tuntas kasus Salim Kencil tersebut ditujukan kepada Kapolri, Pemkab Lumajang, LPSK, Komnas HAM, dan KPAI. (Najih/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 30 September 2017

Pagar Nusa NU Pamekasan Sasar Anggota dari Mahasiswa

Pamekasan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pencak Silat Pagar Nusa NU Pamekasan tahun lalu gencar melatih para santri di berbagai pesantren untuk dijadikan anggota. Tahun ini, organisasi yang diketuai Salman Al-Farisi ini menyasar kalangan mahasiswa.

"Kita bekali mereka keterampilan pencak silat yang bernapaskan paham Aswaja An-Nahdliyah. Diharapkan, mereka menjadi pendekar yang membentengi NKRI dengan keterampilan pencak silat penebar kebajikan," tegas Salman Al-Farisi saat dihubungi PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah via telepon, Ahad (29/1) pagi.

Pagar Nusa NU Pamekasan Sasar Anggota dari Mahasiswa (Sumber Gambar : Nu Online)
Pagar Nusa NU Pamekasan Sasar Anggota dari Mahasiswa (Sumber Gambar : Nu Online)

Pagar Nusa NU Pamekasan Sasar Anggota dari Mahasiswa

Menurutnya, kalangan mahasiswa rentan bertindak anarkis. Itu bisa dicermati tawuran antarmahasiswa di beberapa kampus. Tindak kekerasan oknum mahasiswa tidak lepas dari arogansi diri yang tidak ada yang mengendalikannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dengan bergabung di Pagar Nusa NU, kita doakan dan upayakan agar mereka menjadi pendekar sejati. Yaitu, tangguh menghadapi tantangan hidup tanpa harus berperan dalam kerusakan tatahan hidup bersosial," tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bulan ini, para mahasiswa Universitas Islam Madura (UIM) digembleng secara intensif oleh Pagar Nusa NU Pamekasan. Usai berlatih, mereka akan mendapat siraman rohani berkaitan dengan keagamaan dan kebangsaan. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Pahlawan, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 20 September 2017

Jelang Musim Mudik, Mendes Minta Percantik Wisata Desa

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo meminta pemerintah desa (Pemdes) mempercantik kawasan wisata desa menjelang mudik lebaran 2017. Tahun ini diperkirakan sebanyak 18-19 juta pemudik akan kembali ke kampung halaman mereka.

“Kedatangan pemudik ke kampung halaman mereka merupakan potensi ekonomi luar biasa yang harus dimanfaatkan oleh pemerintah desa. Kami meminta pemerintah desa bisa menunjukkan potensi wisata baik alam, budaya, dan kuliner untuk menarik perhatian para pemudik,” ujar Eko Putro Sandjojo, di Jakarta, Kamis (8/6).

Eko menjelaskan dari tahun ke tahun jumlah pemudik terus mengalamani peningkatan. Rata-rata peningkatan tersebut mencapai 4% per tahun. Tahun 2015 misalnya jumlah pemudik yang kembali ke kampung halaman mereka mencapai 17.402.039 orang. Jumlah ini meningkat 18.149.747 di tahun 2016.?

Jelang Musim Mudik, Mendes Minta Percantik Wisata Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang Musim Mudik, Mendes Minta Percantik Wisata Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang Musim Mudik, Mendes Minta Percantik Wisata Desa

“Jika melihat tren selama ini, tentu tahun ini jumlah pemudik akan semakin besar dan ini harus dimanfaatkan oleh pemerintah desa sebagai peluang ekonomi,” katanya.

Kedatangan pemudik, kata Eko menciptakan perputaran uang luar biasa di kawasan perdesaan. Di tahun 2015 misalnya Bank Indonesia mencatat kebutuhan dana lebaran mencapai Rp125,2 triliun. Salah satu sektor terbesar yang mendorong perputaran uang tersebut selama lebaran adalah bidang pariwisata.?

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata selama musim lebaran pemudik rata-rata menghabiskan Rp800.000 per orang setiap hari untuk berwisata. “Peluang ini betul-betul harus dimanfaatkan oleh pemerintah desa agar mempersiapkan kawasan wisata yang mereka punya untuk dikunjungi para pemudik,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menteri berlatar pengusaha ini mengungkapkan saat ini banyak muncul spot-spot baru wisata desa di berbagai penjuru tanah air. Bahkan di beberapa desa, wisata desa telah menjadi sumber pemasukan utama bagi warganya. Dia menyebut pusat wisata desa di Ponggok, Klaten, Jawa Tengah atau desa wisata di kawasan Gunung Kidul. Spot-spot wisata desa tersebut telah menjadi andalan baru bagi sumber ekonomi masyarakat. “Kami berharap wisata desa kedepannya menjadi pengerak ekonomi baru bagi masyarakat desa,” katanya.

Eko menilai musim mudik lebaran juga bisa menjadi etalase hasil pembangunan yang saat ini sedang gencar dilakukan di berbagai kawasan perdesaan nusantara. Dengan adanya Dana Desa berbagai proyek infrastruktur dasar telah mengubah wajah desa. Kedatangan para pemudik akan menjadi media efektif untuk menunjukkan jika saat ini ada perubahan mendasar di kawasan perdesaan.?

“Kami ingin para perantau dari berbagai kota besar di Indonesia mengetahui jika harapan untuk bisa hidup lebih baik tidak hanya ada pusat kota tetapi juga ada di kawasan perdesaan. Apalagi nanti Badan Usaha Milik Desa (Bumdesa) siap mengerakkan berbagai potensi unggulan desa,” pungkasnya. (Red-Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah