Tampilkan postingan dengan label Warta. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Warta. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Februari 2018

Pelajar NU Garung Ziarahi Ulama Wonosobo

Wonosobo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 

Ratusan pelajar IPNU-IPPNU Kecamatan Garung, Wonosobo, Jawa Tengah menziarahi beberapa makam ulama di Wonosobo pada Ahad (15/9). Selain membaca tahlil dan doa, para peserta juga mendapat penjelasan tentang sejarah dan jasa-jasa perjuangan ulama-ulama di daerah tersebut.

Salah seorang Pengurus IPNU PAC Garung Muqofi mengatakan, kegiatan tersebut adalah upaya membudayakan tradisi ziarah kubur pada generasi muda. Di samping itu menapak tilas untuk memberi pelajaran dan pengetahuan tentang sejarah dan jasa perjuangan para ulama. 

Pelajar NU Garung Ziarahi Ulama Wonosobo (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Garung Ziarahi Ulama Wonosobo (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Garung Ziarahi Ulama Wonosobo

“Sehingga kita berharap kader-kader IPNU-IPPNU dapat meneladani kegigihan para ulama dalam memperjuangkan agama Islam Ahlussunnah wal Jama’ah,” ungkapnya. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ziarah dimulai dari makam Sunan Bayat di komplek makam Krasak. Kemudian dilanjutkan ke makam KH. Muntaha Al-Hafidz di Dero Duwur. Selanjutnya ziarah dilanjutkan ke makam KH. Ibrohim di Komplek Pondok Pesantren Roudhotuth Tholibin jawar.  Ziarah diakhiri di makam KH. A. Qostholani di komplek makam Maron Garung.

Ziarah yang dilaksanakan oleh Pimpinan Anak Cabang Garung Wonosoobo tersebut berlangsung dengan tertib dan khidmat. Para kader mengikuti dari awal sampai akhir dengan sangat antusias.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Ulfi Hamdan, salah satu peserta ziarah, dirinya sangat senang dan antusias mengikuti ziarah ini. Ia mengaku bisa menambah khasanah pengetahuan tentang ulama-ulama pejuang agama Islam di Wonosobo. 

Ia berharap dengan mengikuti ziarah dan napak tilas ini maka akan lahir pemimpin yang punya loyalitas dan berakhlakul karimah. “Melalui ziarah dan napak tilas ini diharapkan lahir kader pemimpin  yang punya loyalitas, berakhlakul karimah dan siap memperjuangkan NU,” pungkasnya. (Ubaydillah Faqih/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 18 Februari 2018

Menjaga NKRI Berarti Juga Menjalankan Prinsip Islam

Malang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Nahdlatul Ulama dalam membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan memegang teguh 4 (empat) Pilar Kebangsaan dalam berbangsa dan bernegara bukan tanpa alasan. Melainkan dengan memegang prinsip mengambil kemaslahatan umat yang lebih besar. Untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa yang beragam ini. 

Menjaga NKRI Berarti Juga Menjalankan Prinsip Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Menjaga NKRI Berarti Juga Menjalankan Prinsip Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Menjaga NKRI Berarti Juga Menjalankan Prinsip Islam

Demikian dikatakan KH Marzuki Mustamar Wakil Rais Syuriyah Jawa Timur dalam acara workshop Aswaja di Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang pada hari Sabtu, 9 Februari 2014.

“Mengapa harus NU, mengapa harus NKRI? murni karena mengambil kemasalahatan yang lebih besar,” katanya.

Ia menjelaskan bahwa dengan mempertahankan NKRI dan keberagamannya, berarti telah menjalankan sebuah prinsip Islam dalam tolong-menolong dalam kebaikan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dalam Al-Qur’an diperintahkan bahwa kita harus saling tolong dalam kebaikan. ‘Ta awanuu alal birri wat taqwa.’ Nah kita dengan menjaga NKRI berarti telah menolong umat Islam yang minoritas di beberapa daerah di luar Jawa,” Kata Kiai Marzuki.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Bayangkan jika kita di Jawa membuat negara Islam, dan tidak melindungi umat beragama yang lain, bagaimana nasib saudara kita di luar jawa yang masih minoritas itu?” tambahnya lagi.

Ia juga menekankan bahwa sejak dahulu para ulama dan kiai mempertahankan dan mengakomodasi keberagaman budaya masyarakat dengan prinsip fiqih da’wah. Membimbing masyarakat dengan menampakkan wajah Islam yang santun dan menenangkan. Bukan Islam yang menakut-nakuti masyarakat. Dan NU sampai saat ini terus menjalankan dan mengembangkan prinsip dakwah tersebut.

“Kiai-kiai jaman dahulu banyak yang mengakomodasi budaya masyarakat setempat dengan kapasitas yang berbeda-beda, ada yang sangat longgar menerima, ada juga yang lebih selektif. Tujuannya apa?, dakwah dan membimbing mereka,” kata pengasuh PP Sabilurrosyad itu. (ahmad nur kholis/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 14 Februari 2018

Pembangunan Gedung PWNU Sulsel Sudah 80%

Makassar, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Proses pembangunan gedung PWNU Sulawesi Selatan sudah berjalan 80%. Pendanaan pembangunan ini hampir seluruhnya didukung dari hasil swadaya warga NU di Sulsel di samping bantuan dari lain pihak.

Demikian dikatakan Ketua PWNU Sulsel Iskandar Idy dalam rapat pleno hasil Muskerwil NU Sulsel di aula Universitas Islam Makassar, Rabu (27/4).

Pembangunan Gedung PWNU Sulsel Sudah 80% (Sumber Gambar : Nu Online)
Pembangunan Gedung PWNU Sulsel Sudah 80% (Sumber Gambar : Nu Online)

Pembangunan Gedung PWNU Sulsel Sudah 80%

“Perampungannya sudah 80%. Dalam waktu dekat gedung baru itu sudah bisa ditempati,” kata Iskandar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk pembangunan itu, Iskandar Idy menyebutkan, PWNU Sulsel sudah menghabiskan dana sekitar lima milyar. Besaran angka itu berasal dari swadaya warga NU Sulsel. Sementara Gubernur Sulsel membantu sebesar satu milyar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait rapat pleno pemaparan hasil Muskerwil NU Sulsel yang dibawakan Katib Syuriah Ruslan dan Sekretaris PWNU Sulsel Arfin Hamid, Iskandar menjelaskan pemaparan itu bertujuan mengoreksi secara teknis hasil Muskerwil sebelum dibukukan.

“Sebelum naik cetak, semua putusan Muskerwil NU itu dikoreksi terlebih dahulu. Pasalnya, hasil musyawarah itu akan menjadi pedoman serta tata kelola organisasi secara internal untuk 5 tahun ke depan bagi pengurus wilayah dan cabang NU di Sulawesi Selatan,” tandas Iskandar. (Andy M Idris/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Ahlussunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 09 Februari 2018

Jaringan Ulama Dunia Diminta Bantu Atasi Konflik Suriah

Wonosobo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. PBNU akan proaktif melakukan komunikasi dan mediasi dengan kekuatan jaringan yang dimiliki untuk mencegah terjadinya adu domba sesama umat Islam.?

Jaringan Ulama Dunia Diminta Bantu Atasi Konflik Suriah (Sumber Gambar : Nu Online)
Jaringan Ulama Dunia Diminta Bantu Atasi Konflik Suriah (Sumber Gambar : Nu Online)

Jaringan Ulama Dunia Diminta Bantu Atasi Konflik Suriah

Hal ini merupakan salah satu rekomendasi ? rapat pleno PBNU yang dibacakan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di pesantren Unsiq, Kalibeber Wonosobo, Ahad (8/9).

PBNU juga berharap agar umat Islam menghindari politik adu domba yang dimainkan oleh kekuatan adi daya yang bertujuan untuk kepentingan ekonomi (eksploitasi sumber daya alam dan minyak), dan tetap mempertahankan kekuatan hegemoni negara Israel di Timur Tengah.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selanjutnya, PBNU mendorong pemerintah untuk proaktif melakukan diplomasi, melalui OKI dan PBB agar kedua organisasi internasional itu sesegera mungkin melakukan tindakan pencegahan terjadinya konflik dan agresi militer.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Secara spiritual, PBNU menginstruksikan kepada seluruh warga NU dan umat Islam di Indonesia untuk melakukan qunut nazilah dan istighotsah agar konflik segera berakhir dan perdamaian segera terwujud. (Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Pemurnian Aqidah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 25 Januari 2018

Sekolah NU Diminta Pasang Plang NU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Gubernur Banten, Hj Ratu Atut Chosiyah meminta warga NU Banten yang mengelola lembaga pendidikan di seantero Provinsi Banten untuk memasang plang NU di muka lembaga pendidikan mereka.

Imbauan ini disampaikan oleh Gubernur Banten saat memberikan kata sambutan peresmian kantor baru PWNU Banten, Rabu (30/1) sore. Peresmian gedung baru PWNU Banten mengambil lokasi di sisi kantor baru PWNU Banten, jalan raya Jakarta, Kemang, Kota Serang.

Sekolah NU Diminta Pasang Plang NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Sekolah NU Diminta Pasang Plang NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Sekolah NU Diminta Pasang Plang NU

“Menurut data statistik, warga Banten berjumlah 11 juta kepala. Dan mayoritas dari keseluruhan itu merupakan Nahdliyin. Jadi, pemasangan plang NU pada lembaga pendidikan mereka tidak menjadi masalah,” kata Hj Ratu Atut di podium.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gubernur Banten menyatakan, pemasangan plang NU di muka lembaga pendidikan dimaksud agar lembaga pendidikan tersebut bertanggung jawab mengajarkan nilai-nilai ke-NU-an di lembaga mereka.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selama ini pendidikan agama di Banten, sudah cukup baik. Madrasah maupun pesantren di wilayah Banten, berkembang cukup pesat. Tidak hanya di kota, perkembangan lembaga pendidikan agama juga berkembang bahkan di pedesaan Banten yang sulit dijangkau, tambah Gubernur Banten yang mengaku dibesarkan dalam tradisi NU.

Perkembangan pendidikan agama di Banten amat pesat. Berkat dukungan para kiai NU, lulusan madrasah dan pesantren mereka turut berkontribusi dalam membangun wilayah Banten. Alhamdulilah, NU di Banten telah memberikan manfaat bagi umat Islam di Banten khususnya sebagai rahmat bagi sekalian alam, tandas Gubernur Banten.

Di akhir pidatonya, Gubernur Banten membacakan dua pantun yang berisi pujian untuk NU yang disambut tawa sedikitnya 4000 hadirin, termasuk Ketua Umum PBNU. Sambutan peresmian kantor PWNU Banten, ditutup dengan penekanan tombol sirene dan penandatanganan prasasti kantor PWNU Banten oleh Gubernur yang disaksikan Ketua Umum PBNU, Ketua PWNU Banten, dan sejumlah jajaran Pemda Banten.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Pondok Pesantren, Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 20 Januari 2018

Ikatan Asrama Pesantren Buntet Kukuhkan Ketua Baru

Cirebon,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ikatan Asrama-Asrama Pondok Buntet Pesantren (IKAPB) Cirebon mengukuhkan ketua umum baru melalui Musyawarah Besar (Mubes) yang diselenggarakan di ruang pertemuan Gedung Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Pesantren Buntet, Cirebon, Jumat (15/8).

Ikatan Asrama Pesantren Buntet Kukuhkan Ketua Baru (Sumber Gambar : Nu Online)
Ikatan Asrama Pesantren Buntet Kukuhkan Ketua Baru (Sumber Gambar : Nu Online)

Ikatan Asrama Pesantren Buntet Kukuhkan Ketua Baru

Dalam agenda dua tahunan ini, Muhammad Majdi, terpilih sebagai ketua umum IKAPB untuk priode 2014-2016. Melalui sidang pleno yang dihadiri puluhan pengurus tersebut, ketua umum baru diharapkan dapat menjalankan tugas dengan baik, terutama menjaga silaturrahmi keluarga besar Pesantren Buntet Cirebon.

“IKAPB merupakan wadah silaturrahmi bagi ribuan santri yang tersebar di sebanyak 55 asrama yang terdapat di Pesantren Buntet. Maka ketua diharapkan bisa menjaga hubungan kekeluargaan ini agar tetap hangat,” ungkap Ahmad Rofahan, salah satu pengurus IKAPB yang turut serta dalam Mubes.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Masih menurut Rofahan, secara struktural, IKAPB berada di dalam bidang kepesantrenan yang dikelola oleh pihak yayasan. Tanggung jawab IKAPB antara lain menyiapkan data yang akurat para santri serta memfasilitasi berbagai kegiatan keilmuan dan keorganisasian mereka.

“Untuk periode lalu telah banyak kegiatan yang digelar, seperti halnya pelatihan jurnalistik 1000 santri, pembuatan film dokumenter bekerjasama dengan salah satu stasiun TV swasta nasional, diskusi rutinan dan bahtsul kutub, serta masih banyak lagi,” tambahnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain diagendakan untuk memilih ketua umum baru, dalam Mubes IKAPB ini juga digelar beberapa sidang pleno untuk membahas kembali Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Pedoman Kerja Organisasi serta mentapkan Garis Besar Haluan Kerja Organisasi. (Sobih Adnan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 17 Januari 2018

Pemerintah Harus Bangun Rumah Warga Syiah

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kekerasan Sampang telah mengakibatkan 37 rumah warga Syi’ah terbakar, seorang warga tewas, serta satu polisi dan sepuluh warga terluka. 

Pemerintah Harus Bangun Rumah Warga Syiah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemerintah Harus Bangun Rumah Warga Syiah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemerintah Harus Bangun Rumah Warga Syiah

Rais Syuriyah PBNU KH A. Hasyim Muzadi mengutuk kekerasan di Sampang, Madura, Jawa Timur, Ahad (26/8) lalu tersebut. Ia mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang dan Jawa Timur untuk membangun kembali rumah-rumah warga Syi’ah yang dihancurkan.

“Saya mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Sampang dan Jawa Timur membangun rumah-rumah yang hancur, serta menjaga keamanan semestinya kepada warga Syi’ah, sebagai hak warga bangsa Indonesia. Sedangkan yang bersalah harus berhadapan dengan hukum,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sekretaris Jendral ISIS ini juga mengimbau para ulama dan masyarakat Sampang dan Jawa Timur hendaknya kembali sebenar-benarnya ke tata cara ukhwah Islamiyah karena ideologi tidak bisa hilang dengan kekerasan, melainkan dengan dakwah dan hikmah.

“Juga untuk kelompok Syi’ah hendaknya menjaga diri janganlah suka menghujat sekte lain, atau mazhab lain, dalam masyarakat secara terbuka. Misalnya menghujat sahabat Rasul selain sahabat Ali, karena hal itu bisa memicu konflik.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengasuh Pesantren Al-Hikam ini mengingatkan, umat Islam harus mewaspadai unsur-unsur adu domba yang bisa saja muncul dari kalangan sendiri atau luar Islam serta kelompok-kelompok yang  senang dengan kekerasan guna merusak nama Islam dan Indonesia. 

Penulis: Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 14 Januari 2018

Dandim Semarang Instruksikan Sukseskan Hari Santri Nasional

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Komandan Kodim Semarang Kolonel Zainul Bahar menginstruksikan jajarannya untuk menyukseskan kegiatan Hari Santri Nasional (HSN) 2016.

“Kegiatan Hari Santri adalah sekaligus memperingati Resolusi Jihad yang diletuskan oleh Hadratus Syaih KH Hasyim Asy’ari yang penuh dengan nilai-nilai perjuangan,” katanya ketika menerima silaturahmi Panitia HSN 2016 Kota Semarang di ruang kerjanya, Selasa.

Dandim Semarang Instruksikan Sukseskan Hari Santri Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Dandim Semarang Instruksikan Sukseskan Hari Santri Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Dandim Semarang Instruksikan Sukseskan Hari Santri Nasional

Dari Resolusi Jihad tersebut akhirnya tergeraklah para pejuang kemerdekaan Indonesia untuk mengangkat senjata melepaskan diri dari penindasan penjajah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Nilai-nilai kejuangan itu yang harus kita warisi dan dipelihara sampai kapan pun,” kata mantan Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro itu. Silaturahmi dipimpin Ketua PCNU Kota Semarang KH Anasom dan Ketua Panitia HSN 2016 Agus Fathuddin Yusuf.

Yang istimewa adalah di tengah-tengah silaturahim tersebut, Komandan Kodim kedatangan tamu Kapolres Kota Surakarta Kombes Pol M Lutfi yang tidak lain kakak kandung Kolonel Zainul Bahar. “Wah ini ada dua komandan: satu Kolonel satu Kombes Polisi, kakak beradik lagi,” kata Kiai Anasom.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dandim berpesan agar seluruh rangkaian kegiatan HSN dipersiapkan sebaik-baiknya sehingga pelaksananya berjalan aman tertib dan lancar. Dia berjanji, sebagai santri akan mendukung penuh untuk menyukseskan kegiatan tersebut.

Ketua PCNU KH Anasom menjelaskan, meski ide dan gagasan Hari Santri Nasional berasal dari Nahdlatul Ulama tetapi setelah Terbit Keppres 22/2015 tentang Hari Santri Nasional menjadi milik bangsa dan negara Indonesia.

Ketua Panitia HSN Agus Fathuddin Yusuf melaporkan, rangkaian kegiatan di Kota Semarang tidak kurang dari 15 kegiatan. Yakni lokakarya jurnalistik santri, lomba menyanyi mars lagu Subbanul Wathan karya KHA Wahab Chasbullah, lomba menulis surat untuk Mas Hendy (Wali Kota Semarang), lomba Liga Futsal Santri, lomba baca kitab kuning, bedah buku Kiai Sholeh Darat, donor darah dan pameran kartun santri dan ziarah kubur ke makam para pejuang dan pendiri Nahdlatul Ulama.



Sepak Bola Api


Menurut Agus, sebagai ungkapan syukur Hari Santri Nasional akan diselenggaran Istighotsah Kebangsaan pada Jumat malam besok (21/10) pukul 19.00? di halaman Plaza Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Jalan Gajahraya Semarang. Para jamaah diharapkan sudah berwudlu dari rumah dan shalat Isya berjamaah di MAJT.

Kegiatan tersebut sekaligus digabung dengan rangkaian dzibaan dan barzanji para profesor dan doktor di Kota Semarang. Pengunjung akan dihibur dengan atraksi Sepak Bola Api oleh para santri PP Daarun Najah Jrakah Semarang pimpinan KH Ahmad Izzuddin, PP Azzuhri Ketileng Semarang dan PP Al-Itqon Bugen Tlogosari Semarang.

Selain itu hadirin akan disuguhi Tari Saman dari Aceh dan kolaborasi musik terbangan, gamelan Jawa, Drum Band dan berbagai alat music lainnya yang dimainkan oleh murid-murid SMP-SMA Nasima. Setelah itu mereka akan bersama-sama membaca shalawat nariyah. Sedang Pidato Hari Santri akan disampaikan KH Kharis Shodaqoh pengasuh pondok pesantren Al-Itqon Bugen Tlogosari Semarang.

Pada Sabtu pagi (22/10) dimulai pukul 07.00 akan digelar Upacara Hari Santri di halaman Balai Kota Jalan Pemuda 148 Semarang. Irup Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bersama peserta upacara akan memakai kain sarung dan baju koko dalam kegiatan tersebut. Setelah itu seluruh peserta upacara akan berjalan kaki melewati Jalan Pemuda, Tugumuda, Jalan Pandanaran, Simpanglima dan Jalan Pahlawan untuk mengikuti ziarah massal dan tahlilan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal Semarang . Mereka akan disuguhi drumband dari TK Muslimat, drumband MTs Hidayatusubban Genuk Semarang, drumband MTs Al-Wathoniyah Bugen, dan drumband Baladhika Arhanudse-15 Semarang. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Sejarah, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 04 Januari 2018

Trio Tebuireng dari Pulau Tidung

Jauh-jauh datang dari Pulau Tidung Kepulauan Seribu, Rasyad muda tak berhasil menemukan batang hidung orang yang dicarinya di Pesantren Modern Gontor Jawa Timur. Dari kampungnya ia sudah bertekad kuat belajar di pesantren yang mewajibkan setiap santri berbahasa Arab-Inggris itu.?

Waktu itu tahun di kalender Masehi tertulis 1957. Datang ke Gontor, ia diantar seorang guru asal Madiun yang mengajar di Pulau Tidung. Rasyad muda beruntung. Tak banyak orang pulau yang berkesempatan mengeyam pendidikan pesantren di Jawa Timur itu. Ayah Rasyad seorang gongsol nelayan yang cukup sukses. Dengan belajar di Gontor, ia berharap bisa mendapat pelajaran agama sekaligus umum selepas lulus dari sekolah dasar.?

Orang yang dicari Rasyad muda adalah Dja’far, pemuda sekampung yang usianya lebih tua beberapa tahun. Empat tahun sebelumnya Dja’far nyantri di Gontor. Rasyad tahu jika Dja’far sudah pindah pesantren dari beberapa santri Gontor yang ia temui. Salah satunya asal Banten. Kata mereka, Dja’far sudah pindah ke Tebuireng, pesantren yang didirikan Hadratusyaikh Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdatul Ulama.?

Trio Tebuireng dari Pulau Tidung (Sumber Gambar : Nu Online)
Trio Tebuireng dari Pulau Tidung (Sumber Gambar : Nu Online)

Trio Tebuireng dari Pulau Tidung

Tinggal selama seminggu di Gontor, Rasyad muda lalu menyusul Dja’far ke Tebuireng. Ia tak sendiri. Beberapa santri asal Banten ikut pindah berangkat ke Tebuireng. “Mereka tak betah,” kata Ustad Haji Abdul Rasyad seperti dituturkan pada saya sore ini melalui telpon.

Di Jombang, dua orang sekampung ini bertemu di Pesantren Seblak, tak jauh dari pesantren Tebuireng. Sekarang ini Seblak diteruskan oleh keturunan Nyai Khoiriyyah, puteri KH Hasyim Asy’ari. Selama empat tahun, bersama ayah saya, Ustad Haji Rasyad nyantri di Seblak dan Tebuireng.?

Di Pesantren ini pula, Djafar dan Ustad Haji Abdul Rasyad muda bertemu dengan Abdul Ghani muda asal Banten. Sebelum di Tebuireng, seperti dituturkan Mawardi, putera kedua Abdul Ghani, ayahnya mondok di Pesantren milik ayah KH Maruf Amin, ketua MUI Pusat.

Saat Rasyad dan Dja’far kembali ke pulau, Ustad Haji Abdul Ghani berniat ikut serta dan hijrah ke Tidung. Di pulau Haji Abdul Rasyad memfasilitasi Ustad Haji Abdul Ghani mengajar di madrasah ibtidaiyah. Kelak trio Tebuireng ini yang mendirikan Madrasah Tsanawiyah Pulau Tidung bersama sejumlah tokoh lain pada 1969.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepala sekolah pertama madrasah tempat saya belajar itu adalah Ustad Haji Abdul Rasyad. Setelah itu digantikan Ustad Haji Abdul Ghani. Kini dua trio sudah “dipanggil” tuhan lebih dulu. Ustad Haji Muhammad Dja’far bin Haji Fathullah tahun 1997, Ustad Haji Abdul Ghani pada 2001. Muhammad Dja’far, Bapak saya. Abdul Ghani, kepala sekolah tsanawiyah saat saya belajar di sana sejak 1992.

Sekarang ini Ustad Haji Abdul Rasyad sehari-hari memimpin Yayasan Nurul Huda yang membawahi pengelolaan Masjid Nurul Huda, masjid utama di Tidung. Puteranya, Jihadi meneruskan kiprah ayahnya sebagai pengajar. Ia guru Sejarah Kebudayaan Islam saat saya belajar di Tsanawiyah ini.?

Puteri tertua Ustad Haji Abdul Ghani, Zakiah, juga demikian. Ia pernah menjadi guru dan kepala sekolah di Tsanawiyah dan sekarang pengawas di Madrasah Aliyah Yayasan PKU di Tidung. Seorang putranya, Ustad Mawardi, pernah memimpin Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama Kepulauan Seribu. Ia mantan pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Ciputat (PMII) saat menjadi mahasiswa di IAIN Ciputat –sekarang UIN. Di organisasi ini pula saya pernah berkiprah. (Alamsyah M Djakfar)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Warta, Nusantara PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Yayasan Darul Ma̢۪arif Sumbar Gelar Pelatihan Guru PAUD

Pariaman, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tahapan pendidikan yang penting dalam melahirkan anak-anak cerdas bangsa ke depan. Untuk itu, apresiasi yang positif perlu diberikan kepada pengelola dan guru PAUD.

Pembina Yayasan Darul Ma’arif Sumatera Barat Darmansyah mengungkapkan hal itu ketika membuka Pelatihan Pengelola dan Peningkatan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ma’arif Sumatera Barat tahun 2012, Ahad (23/9) di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Desa Kajai Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman. Pelatihan diikuti 50 orang pengelola dan guru PAUD Azzahrah Ma’arif di Kabupaten Padangpariaman dan Kota Pariaman.

Yayasan Darul Ma̢۪arif Sumbar Gelar Pelatihan Guru PAUD (Sumber Gambar : Nu Online)
Yayasan Darul Ma̢۪arif Sumbar Gelar Pelatihan Guru PAUD (Sumber Gambar : Nu Online)

Yayasan Darul Ma̢۪arif Sumbar Gelar Pelatihan Guru PAUD

Darmansyah mengingatkan, para guru dan pengelola jangan dipaksa anak-anak menguasai pelajaran matematika, hafalan tertentu. Karena dapat merugikan anak itu sendiri di kemudian hari.  “Kenapa anak PAUD lebih banyak bernyanyi, ketimbang belajar matematika. Karena masa anak-anak itu mudah menerima sesuatu dan cepat bosan. Anak-anak masih bersih dari dosa, hatinya suci, sehingga mudah ingat dan cepat bosan,” kata Darmansyah yang juga Wakil Ketua PWNU Sumatera Barat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Panitia Pelatihan Pengelola dan Peningkatan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ma’arif Sumatera Barat tahun 2012 Armaidi Tanjung menyebutkan, pelatihan menampilkan empat narasumber. Masing-masing  Ketua Yayasan Darul Ma’arif  Sumbar/Wakil Ketua PWNU Sumbar  Dasril (Penguatan Nilai-Nilai Aswaja Bagi Pengelola dan Guru PAUD), Pembantu Pimpinan  Bidang PAUD/PK-PLK Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Barat Wismawetti (Strategi Pembelajaran PAUD), Kasi Pendidikan Keagamaan Bidang Pekapontren Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Barat  H Syahrizal (Kebijakan Kementerian Agama Sumbar Terhadap Pengembangan PAUD dan Raudhatul Atfal (RA) di Sumatera Barat) dan Pembina PAUD Azzahrah Ma’arif Kab. Padangpariaman/Kota Pariaman  Armaidi Tanjung (Pentingnya  PAUD Dalam Melahirkan Generasi Bangsa Yang Cerdas).

”Pelatihan dimaksudkan untuk memberikan informasi dan peningkatan wawasan bagi pengelola dan guru PAUD Azzahrah Ma’arif di Padangpariaman dan Kota Pariaman. Kegiatan ini difasilitasi oleh Yayasan Darul Ma’arif Sumatera Barat dan Kasubdit Kelembagaan dan Kemitraan Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta,” kata Armaidi Tanjung penulis buku Pariaman Dulu, Kini dan Masa Depan ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Redaktur : A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Fragmen, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sepanjang 2017 NU Care-LAZISNU Himpun Dana 16,7 Miliar

Sragen, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Direktur NU Care-LAZISNU Syamsul Huda mengatakan pada tahun 2017, Pengurus Pusat NU CARE-LAZISNU  telah berhasil menghimpun dana sebesar Rp16.771.119.650. Dengan perolehan sebesar itu, Pengurus Pusat NU CARE-LAZISNU menyalurkan sebanyak Rp11.866.310.765.

"Rincian penyaluran NU Care-LAZISNU meliputi bidang pendidikan sebesar Rp4.301.905.000; kesehatan sebesar Rp680. 264.053,” kata Syamsul pada pembukaan Rakornas NU Care-LAZISNU di Pesantren Walisongo Sragen, Senin (29/1) petang.

Adapun pemberdayaan ekonomi mencapai Rp2.709.302.872,- dan Siaga Bencana mencapai Rp1.008.429.840.

Sepanjang 2017 NU Care-LAZISNU Himpun Dana 16,7 Miliar (Sumber Gambar : Nu Online)
Sepanjang 2017 NU Care-LAZISNU Himpun Dana 16,7 Miliar (Sumber Gambar : Nu Online)

Sepanjang 2017 NU Care-LAZISNU Himpun Dana 16,7 Miliar

"NU Care-LAZISNU melakukan pengiriman bantuan untuk etnis Rohingya, dan saat ini ada Tim NU yang tengah memberikan bantuan untuk warga Asmat," kata Syamsul.

Syamsul menyebut jumlah tersebut akan terus bertambah karena ini kami masih menunggu laporan Kinerja Akhir Tahun dari PW dan PC NU CARE-LAZISNU di seluruh Indonesia.

“Jumlah totalnya insyaallah akan kami sampaikan pada penutupan Rakornas NU Care-LAZISNU 2018,” kata dia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sragen dipilih sebagai lokasi Rakornas NU Care-LAZISNU 2018. Hal itu bukan tanpa alasan, karena Sragen dengan dukungan PCNU dan seluruh lembaga/banomnya, berhasil menggulirkan Gerakan Kotak Infak (Koin) NU. Peluncuran gerakan yang dilakukan oleh Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj pada 14 April 2017, berhasil menghimpun rata-rata sedikitnya 5 miliar rupiah setiap bulan.

Pemanfaatan dana yang dihimpun dari Koin NU Sragen diantaranya untuk pembangunan gedung MWCNU setiap kecamatan, santunan yatim dan dhuafa, usaha travel melalui NUtrans, dan sedang dirintis pembangunan rumah sakit NU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Melihat fenomena gerakan Kotak Infak (Koin NU) tersebut, Syamsul berharap majunya NU tidak hanya di Sragen, akan tetapi juga di seluruh Indonesia.

“Agar NU benar-benar menjadi organisasi yang mandiri, berdaulat secara ekonomi, dan kuat secara ideologi,” pungkasnya. (Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Daerah, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 30 Desember 2017

Tashilul Masalik, Terjemah dan Syarah Alfiyyah Berbahasa Sunda

Ini adalah halaman muka dari kitab “Tashîlul Masâlik” yang merupakan terjemah dan penjelasan (syarh) berbahasa Sunda atas nazham al-Khullâshah atau Alfiyyah Ibn Mâlik, puisi seribu bait yang menghimpun teori ilmu gramatika Arab secara lengkap dan sangat populer keberadaannya.

Pengarang kitab “Tashîlul Masâlik fî Syarh Alfiyyah Ibn Mâlik” yang berbahasa Sunda beraksara Arab (pegon) ini adalah Ajengan Muhammad Abdullah bin Hasan dari Kampung Kongsi, Caringin, Sukabumi. Saya mendapatkan kitab ini di perpustakaan keluarga di Mirat Majalengka, milik adik saya al-Fadhil A. Gumilar Irfanullah, yang merupakan koleksi beliau saat dulu belajar di Pesantren Bait al-Arqom, Bandung.

Tashilul Masalik, Terjemah dan Syarah Alfiyyah Berbahasa Sunda (Sumber Gambar : Nu Online)
Tashilul Masalik, Terjemah dan Syarah Alfiyyah Berbahasa Sunda (Sumber Gambar : Nu Online)

Tashilul Masalik, Terjemah dan Syarah Alfiyyah Berbahasa Sunda

Dalam lembaran sejarah keilmuan Islam, kitab Alfiyyah Ibnu Mâlik demikian populer dan melegenda. Alfiyyah Ibnu Mâlik adalah salah satu pusaka dan referensi ilmu Nahwu-Sharaf (gramatika-morfologi Arab) yang paling pucuk. Pengarangnya, Ibnu Malik, dinobatkan sebagai Tâj ‘Ulamâ an-Nuhât, Mahkota Ulama Nahwu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Semenjak masa ditulisnya hingga masa sekarang, kitab tersebut banyak dikaji dan dijadikan panduan utama di bidang kajian linguistik Arab, baik di Timur atau pun Barat. Di kalangan akademisi Barat, kitab ini terkenal dengan sebutan The Thousand Verses. Puluhan syarah (komentar atau penjelasan), hâsyiah (ulasan panjang, komentar atas komentar), dan ikhtishâr (ringkasan) telah lahir dari kitab berisi seribu bait nazmah (puisi) tersebut.

Nah, kitab Alfiyyah Ibnu Mâlik ini kemudian diterjemah dan disyarah dalam bahasa Sunda oleh Ajengan Muhammad Abdullah bin Hasan Kongsi (Sukabumi). Terjemah dan syarah ini terdiri dari dua volume (juz). Belum diketahui tahun berapa karya ini diselesaikan. Edisi pertama versi cetakan kitab ini dikeluarkan oleh “Maktabah Anda” Sukabumi (tanpa tahun), lalu dicetak ulang oleh “Maktabah al-Haram Carain” Jeddah-Singapura-Indonesia (juga tanpa tahun).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tentang sosok penulis syarah ini, yaitu Ajengan Muhammad Abdullah bin Hasan, juga belum banyak saya dapatkan data dan informasinya. Pada kitab tersebut beliau menuliskan berasal dari Kampung Kongsi, Desa Caringin, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Tertulis dalam pembukaan kitab;

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

(Diterjemahkeun kana Basa Sunda ku jalma anu doip tur bodo Muhammad Abdullah bin Hasan urang kampong Kongsi, Desa Caringin, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Kalayan dingaranan ieu tarhamah ku “Tashil-ul Masalik fi Tarjamah Alfiyyah Ibnu Malik”).

Saat ini, Desa Caringin sudah menjadi kecamatan tersendiri yang merupakan pengembangan dari Kecamatan Cibadak. Saya pun mencoba menelusuri informasi keberadaan beliau dengan pergi ke Caringin, Sukabumi, yang juga kampung mertua saya.

Tak jauh dari Caringin, yaitu di Desa Babakan Tipar, Cicantayan, Sukabumi, ada sebuah pesantren salaf bernama “as-Salafiyah II”. Pengasuh pesantren ini, yaitu Ajengan KH Syihabuddin, adalah kawan dekat sang pensyarah. Diceritakan oleh istri beliau, bahwa Ajengan KH Syihabuddin dan Ajengan Muhammad Abdullah dulu sama-sama belajar di Pesantren Cibeureum, Sukabumi, pada KH Syuja’i.

KH Syuja’i Cibeureum adalah sosok yang terkenal sebagai pakar ilmu alat (nahwu) di Tatar Sunda. Salah satu kitab yang sering beliau bacakan dan ajarkan adalah Alfiyyah Ibnu Malik. Nah, keterangan yang diberikan oleh Ajengan KH Syuja’i itulah yang kemudian dirangkum oleh Ajengan Muhammad Abdullah dan dikembangkan menjadi “Tashîlul Masâlik fî Tarjamah wa Syarh Alfiyyah Ibn Mâlik” dalam Bahasa Sunda.

Selain merujuk dari keterangan KH Syuja’i Cibeureum, pensyarah juga merujuk pada kitab-kitab syarah Alfiyyah lainnya yang ditulis dalam bahasa Arab, seperti Syarah Ibn ‘Aqîl, Audhah al-Masâlik, Tanwir al-Hawalik, Dahlân Alfiyyah, Hasyiah al-Khudhari, dan lain sebagainya.

Ajengan Muhammad Abdullah termasuk sosok “santri kelana”. Beliau tidak menetap di satu tempat. Bahkan hingga usia “matang” pun beliau masih tetap belajar dari pesantren ke pesantren. Meski lahir dan besar di Kampung Kongsi, Caringin, Sukabumi, beliau pernah berkarir di Pesantren Babakan Tipar bersama KH Syihabuddin, lalu pindah ke Cisaat, lalu pindah lagi ke Cikidang. Di sanalah beliau sempat membuka pesantren hingga wafat.

Selain Ajengan Muhammad Abdullah Kongsi (Sukabumi), terdapat juga beberapa ulama Nusantara lainnya yang menulis teremah dan syarah atas nazham “Alfiyyah Ibn Mâlik”, di antaranya adalah KH Bisri Musthofa (Rembang, Jawa Tengah, ayahanda dari KH Musthofa Bisri atau Gus Mus), yang menerjemahkan dan mensyarah Alfiyyah dalam bahasa Jawa (beraksara Arab Pegon) dan diterbitkan oleh Penerbit Menara Kudus pada tahun 1960-an.

Terdapat pula KH Abul Fadhol (Senori, Tuban), yang menulis syarah Alfiyyah dalam bahasa Arab, berjudul “Tashîlul Masâlik fî Syarh Alfiyyah Ibn Mâlik”. Judul ini sama dengan yang dipakai oleh Ajengan Muhammad Abdullah Sukabumi. Syarah milik KH Abdul Fadhol Senori ditulis dalam bahasa Arab yang sangat bagus dan sempurna, juga dengan kulaitas syarah yang sangat luar biasa. Saat ini syarah tersebut dipelajari di beberapa pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur, di antaranya adalah Pesantren Sarang Rembang (Jawa Tengah) dan Pesantren Mamba’us Sholihin Gresik (Jawa Timur). (A. Ginanjar Sya’ban)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Aswaja, Berita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 27 Desember 2017

Kisah Ahli Puasa Dzulhijjah Diziarahi Rasulullah dan Para Sahabat

Dalam kitab An-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qalyubi diceritakan, suatu kali Abu Yusuf Ya’qub bin Yusuf bercerita tentang salah seorang sahabatnya yang unik. Ia orang yang wara’ dan takwa meski orang-orang mengenal karibnya itu sebagai orang fasik dan pendosa.

Sudah dua puluh tahun Abu Yusuf melakukan tawaf di sekitar Ka’bah bersamanya. Tak seperti Abu Yusuf yang berpuasa terus menerus (dawâm), sahabatnya ini sehari puasa sehari berbuka.

Kisah Ahli Puasa Dzulhijjah Diziarahi Rasulullah dan Para Sahabat (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Ahli Puasa Dzulhijjah Diziarahi Rasulullah dan Para Sahabat (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Ahli Puasa Dzulhijjah Diziarahi Rasulullah dan Para Sahabat

Memasuki 10 hari bulan Dzulhijjah, sahabat Abu Yusuf ini menunaikan puasa secara sempurna kendati ia berada di padang sahara yang tandus. Bersama Abu Yusuf, ia masuk kota Thurthus dan menetap di sana untuk beberapa lama. Di tempat gersang inilah, persisnya di sebuah kawasan reruntuhan bangunan, ia wafat tanpa seorang pun yang tahu kecuali Abu Yusuf.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Abu Yusuf pun keluar mencari kain kafan dan alangkah kagetnya tatkala dirinya kembali menyaksikan kerumunan orang berkunjung, mengafani, sekaligus menyalati jenazah sahabatnya tersebut di tempat yang semula tak berpenghuni. Karena begitu ramainya, Abu Yusuf sampai tak bisa masuk lokasi reruntuhan bangunan itu.

Para pelayat menyebut-nyebut almarhum sebagai orang yang zuhud dan termasuk dari kekasih Allah (waliyyullah).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Subhanallah, siapa yang mengumumkan kematiannya hingga orang-orang berbondong-bondong bertakziah, menyalati, dan menangisi kepergiannya?” Kata Abu Yusuf.

Setelah melalui perjuangan keras, Abu Yusuf akhirnya berhasil menghampiri jenazah sahabatnya tersebut dan terperanjat saat melihat kain kafan yang tak biasa. Pada kain itu tercantum tulisan berwarna hijau:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Inilah balasan orang yang mengutamakan ridha Allah ketimbang ridha dirinya sendiri; orang yang rindu menemui-Ku dan karenanya Aku pun rindu menemuinya.”

Selepas melaksanakan shalat jenazah dan mengebumikannya, rasa kantuk berat menghampiri Abu Yusuf hingga akhirnya tertidur. Di dunia mimpi inilah Abu Yusuf menyaksikan sahabatnya yang ahli puasa tersebut menunggang kuda hijau serta berpakaian hijau dengan sebuah bendera di tangannya. Di belakangnya ada seorang pemuda tampan berbau harum. Di belakang pemuda ini, ada dua orang tua diikuti di belangnya lagi satu orang tua dan satu pemuda.

“Siapa mereka?” Tanya Abu Yusuf.

“Pemuda tampan itu adalah Nabi kita Muhammad shallallâhu ‘alaihi wasallam. Dua orang tua itu adalah Abu Bakar dan Umar, sementara orang tua dan pemuda itu adalah Utsman dan Ali. Dan akulah pemegang bendera di depan mereka,” jelas almarhum sahabatnya dalam mimpi itu.

“Hendak ke manakah mereka?”

“Mereka ingin meziarahiku.”

Abu Yusuf pun kagum, “Bagaimana kau bisa mendapatkan kemuliaan semacam ini?”

“Sebab aku memprioritaskan ridha Allah dibanding ridha diriku sendiri dan aku berpuasa pada 10 hari Dzulhijjah,” jawab sahabatnya.

Abu Yusuf pun bangun dari tidur, lalu sejak itu ia tak pernah meninggalkan amalan puasa itu hingga akhir hayat.

Anjuran memperbanyak amal saleh pada 10 hari pertama Dzulhijjah termaktub dalam beberapa hadits. Misalnya hadits riwayat Ibnu ‘Abbas yang ada di dalam Sunan At-Tirmidzi yang mengatakan, “Tiada ada hari lain yang disukai Allah SWT untuk beribadah seperti sepuluh hari ini (Dzulhijjah).”

Meskipun disebutkan kata “sepuluh hari”, puasa jika dimulai 1 Dzulhijjah cukup dijalankan sembilan hari karena tanggal 10 Dzulhijjah (juga hari tasyriq: 11, 12, 13 Dzulhijjah) adalah hari terlarang untuk berpuasa. Sebagaimana pendapat An-Nawawi sebagaimana dikutip Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi bahwa yang dimaksud dengan ayyamul ‘asyr (10 hari) adalah 9 hari sejak tanggal 1 Dzulhijjah. Wallahu a’lam. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan, Warta, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 18 Desember 2017

Rais Aam: Pesantren Harus Ciptakan Arus Baru Ekonomi Indonesia

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sudah saatnya arus ekonomi Indonesia beralih dari pendekatan atas ke bawah (top-down) menjadi sebaliknya (buttom-up). Pesantren yang memiliki akar kuat di masyarakat mesti mengambil peran aktif dalam bangkitnya arus baru ekonomi di Tanah Air.

Demikian seruan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maruf Amin saat menyampaikan tausiyah dalam rangkaian Seminar dan Rapat Kerja Rabithah Maahid Islamiyah NU (RMINU) di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (27/4).

Rais Aam: Pesantren Harus Ciptakan Arus Baru Ekonomi Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais Aam: Pesantren Harus Ciptakan Arus Baru Ekonomi Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais Aam: Pesantren Harus Ciptakan Arus Baru Ekonomi Indonesia

Menurut Kiai Maruf, pembangunan ekonomi dari atas, yang diharapkan bakal "menetes" ke bawah, ternyata tak sesuai dengan dambaan. Kekayaan ekonomi berputar-putar pada kalangan elite saja dan kian menciptakan kesenjangan ekonomi yang kian menganga di antara masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Maruf yang juga ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendorong RMINU sebagai wadah asososiasi pesantren untuk proaktif memfasilitasi pesantren agar turut memberdayakan ekonomi masyarakat di sekitarnya. Ia mengaku sudah bergerak di level petinggi negara dan pengusaha, dan RMINU diharapkan menyambutnya dengan gerakan nyata.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pesantren memiliki tugas banyak sekali, tetapi yang utama ada dua, yakni menyiapkan mufaqqih fiddin atau orang-orang yang ahli agama, dan rijalul ishlah atau tokoh-tokoh perubahan, tokoh-tokoh perbaikan," ujarnya di hadapan para pengurus RMINU.

Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD) Kementerian Desa Erani Ahmad Yustika yang menjadi salah satu narasumber dalam seminar itu berpendapat, pesantren telah memiliki beberapa modal dasar untuk melakukan kerja-kerja pemberdayaan.

Menurutnya, pesantren mempunyai nilai-nilai yang selaras dengan etos pertumbuhan ekonomi. Semangat kemandirian, misalnya, sangat kuat di pesantren sehingga mempermudah pembangunan ekonomi khususnya di tingkat perdesaan.

Erani juga menilai, jumlah santri yang mencapai nyaris empat juta adalah modal yang tak terelakkan. Dalam dimensi ekonomi, potensi ini tak hanya menunjukkan bahwa pesantren bisa menjadi produsen tapi juga memiliki pasar atau konsumen yang jelas.

Modal lain yang juga Erani sebut adalah jaringan. Pesantren dianggap sebagai institusi yang memili rantai sosial, budaya, dan politik yang luas. Relasi tersebut sangat bermanfaat bagi kelangsungan aktivitas ekonomi yang dibangun. "Dalam teori-teori ekonomi, sekarang bukan modal ekonomi saja tapi yang terpenting sekarang justru adalah modal sosial," katanya.

Narasumber lain yang hadir dalam seminar tersebut adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional (BPN) M. Noor Marzuki, Direktur Pendidikan Agama Islam Kemenag RI Imam Safe’i, dan Staf Khusus Menteri BUMN Asmawi Syam. (Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 11 Desember 2017

Santri Bergiat sejak dalam Kondisi Kantuk

Depok, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Suara air berjatuhan sudah ramai sejak jam tiga dini hari. Para santri berderet, mengantre di depan pintu kamar mandi dan pancuran air wudhu. Rutinitas hari itu akan dimulai dengan sembahyang tahajud.

Pagi itu, Fitria Novianti (17) menunaikan kewajibannya sebagai koordinator bidang ubudiyah Organisasi Pondok Pesantren Terpadu al-Awwabin (OPPTA). Ia menghampiri setiap kamar putri, memastikan semua rekannya dalam keadaan bangun.

Santri Bergiat sejak dalam Kondisi Kantuk (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Bergiat sejak dalam Kondisi Kantuk (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Bergiat sejak dalam Kondisi Kantuk

Fitria mengaku bersemangat menjalankan tugasnya. Meski kadang merasa jengkel menghadapi beberapa santriwati yang kurang mengindahkan disiplin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sebel juga sih kalau ada yang nggak mau bangun. Bilangnya, nanti-nanti. Padahal jaras (bel) sudah dibunyikan,” tuturnya, Selasa (23/10).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pondok Pesantren Terpadu al-Awwabin Putri Bedahan, Sawangan, Depok, selalu mengawali kegiatan rutinnya dengan qiyamul lail (ibadah tengah malam). Tahajud bersambung wirid baru berhenti ketika adzan shubuh dikumandangkan. Para santri pun bersiap sembahyang shubuh secara berjamaah.

Pengajian kitab kuning baru digelar setelah hafalan Al-Qur’an atau qaidah nahwiyah dilantunkan. Sang pengasuh, Abuya KH Abdurrahman Nawi, juga memiliki jadwal khusus pada pengajian pagi ini.

Pesantren al-Awwabin Putri mengkaji beberapa kitab, mulai dari gramatika Arab, hadits, tafsir, fiqih, ushul fiqih, ilmu mantiq, akhlak, hingga tauhid. Di luar jam pagi, pengajian juga dilaksanakan usai sembahyang ashar dan isya’. Bakda maghrib, para santri biasanya membaca ratib, tahlil, atau maulid.

Sabila Faiziah (14) mengatakan bahagia dapat belajar di pesantren ini. Kegiatan yang padat tak membuat semangatnya surut. Sejak awal, nyantri sudah menjadi tekad dan pilihannya pribadi, bukan dorongan orang lain.

“Pengen ndalemin ilmu agama, pengen mandiri. Soalnya di luar pergaulannya udah nggak bener,” ujarnya.

Apalagi, selain ngaji, pesantren terkemuka di Kota Depok ini juga membuka sekolah formal untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Dari pukul 7 sampai 12.30 santri mengikuti tak hanya materi agama, tapi juga mata pelajaran umum.

Kegiatan ekstrakurikuler, seperti kepramukaan, kepalang-merahan, olahraga, seni drumben, dan penguasaan komputer turut melengkapi kepadatan jadwal santri. Secara umum, siang merupakan waktu istirahat bagi rutinitas ini.

Sebagai pengurus, Fitria memang dituntut tegas menghadapi santri malas. Namun, sebagai santri ia tak dapat menyembunyikan empatinya. Dengan rutinitas yang super padat, menjadi maklum jika beberapa santri ogah-ogahan beranjak dari tempat tidur.

“Mungkin karena kecapekan. Karena malamnya padat kegiatan, belajar, ngobrol, dan lain-lain. Tapi mereka tetap shalat jamaah kok, meskipun telat,” tandasnya.

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, Sejarah, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 10 Desember 2017

PC IPNU-IPPNU Sleman Dilantik

Sleman, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Sleman masa khidmat 2013-2015, Ahad (16/6) kemarin dilantik di Rumah Dinas Pemerintah Kabupaten Sleman, Jl. Magelang tersebut.

PC IPNU-IPPNU Sleman Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)
PC IPNU-IPPNU Sleman Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)

PC IPNU-IPPNU Sleman Dilantik

Kegiatan berlangsung dengan khidmat. Sebelum acara dimulai, terlebih dahulu diisi dengan penampilan grup hadrah PAC IPNU-IPPNU Turi.

"Alhamdulillah, itulah kata yang dapat kami utarakan. Mengingat nikmat yang sangat besar bisa terlimpahkan bagi kami, karena dapat melaksanakan pelantikan PC IPNU-IPPNU Sleman masa khidmat 2013-2015," demikian dalam kata sambutan yang disampaikan oleh ketua PC IPNU Sleman, Biky Uthbek Mubarok, setelah mengikuti prosesi pelantikan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk menjalankan roda kepengurusan, Biky Uthbek Mubarok juga meminta bimbingan dan doa kepada para Kiai, Masayikh dan alumni, sehingga bisa menjalankan kepemimpinan selanjutnya. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kami juga berharap, dengan adanya pelantikan PC IPNU-IPPNU Sleman ini kelak kami dapat mencetak kader NU yang mempunyai jiwa patriotisme yang berlandaskan Ahlus Sunah Wal Jamaah," tandasnya.

Secara terpisah, Nurul Hasanah, selaku ketua PC IPPNU Sleman mengatakan kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah terlebih dahulu akan menguatkan solidaritas antar pengurus. "Setelah itu kami akan membuat gebrakan. Mengingat IPNU-IPPNU merupakan pusat kaderisasi, maka kami juga akan menghidupkan kembali sepuluh PAC yang ada di Sleman," imbuhnya.

Prosesi pelantikan yang mengangkat tema "Menumbuhkan sifat keikhlasan dan kebersamaan dalam berjuang" tersebut selesai pada pukul 11:00. Turut hadir beberapa kader IPNU-IPPNU se-Sleman, perwakilan PP IPNU-IPPNU, PCNU Sleman, Anshor, Fatayat dan Muslimat. Selain itu, hadir pula PW IPNU-IPPNU DIY yang sekaligus melantik kepengurusan baru PC IPNU-IPPNU Sleman.

Masruroh, sebagai perwakilan dari Fatayat yang turut hadir, menekankan bahwa hal yang harus diperhatikan adalah kaderisasi, khususnya bagi IPPNU. "Karena hal itu akan berpengaruh ke depan. Kalau dari PC IPPNU saja sudah kurang, nanti di Fatayat dan Muslimat juga akan kurang," ujarnya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Setelah prosesi pelantikan, acara dilanjutkan dengan rapat kerja pengurus PC IPNU-IPPNU Sleman, guna merumuskan program-program selama kepengurusan satu periode ke depan.

Redaktur    : A. Khoirul Anam 

Kontributor: Sholikhin-Dwi Khoirotun Nisa’

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Warta, Sunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 05 Desember 2017

Pengasuh Darul Ulum: Ambil Sisi Positif Pembubaran RSBI

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Keputusan Mahkamah Konstitusi untuk membubarkan keberadaan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) hendaknya diambil sisi positifnya. Yang terpenting adalah tetap memberikan layanan terbaik bagi siswa dan santri potensial agar bisa bersaing di dunia global.

Pengasuh Darul Ulum: Ambil Sisi Positif Pembubaran RSBI (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengasuh Darul Ulum: Ambil Sisi Positif Pembubaran RSBI (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengasuh Darul Ulum: Ambil Sisi Positif Pembubaran RSBI

Hal itu disampaikan KH Dr Zulfikar As’ad kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jombang, Kamis (6/2). “Jangan dilihat pembubarannya, namun yang lebih diperhatikan adalah bagaimana pesantren dan sekolah yang pernah membuka RSBI bisa memberikan layanan terbaik bagi peserta didik,” ungkapnya.

Di Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan Jombang, semua tingkatan telah berdiri RSBI dari mulai SD, SMP hingga SMA. Awalnya, unit-unit pendidikan tersebut memang dipersiapkan untuk melayani para siswa yang memiliki kelebihan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebelum ada RSBI, sekolah-sekolah tersebut berbentuk sekolah unggulan. “Kalaupun akhirnya menjadi RSBI, itu karena sekolah kami memang memiliki keunggulan dari banyak hal,” bangganya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mahasiswa tingkat doktoral  di Universitas Airlangga Surabaya ini menandaskan bahwa bila dibandingkan dengan RSBI di sejumlah tempat, untuk sekolah internasional di pesantrennya lebih terjangkau, khususnya dalam pembiayaan. “Prinsipnya, sekolah tersebut bukan semata mencari keuntungan materi,” sergahnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karena yang mengemuka dari pimpinan Pondok Pesantren Darul Ulum adalah ingin melayani para santri dan siswa yang memiliki keunggulan. Pada saat yang bersamaan, semua unit pendidikan yang ada ternyata telah memiliki standar yang ditetapkan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan untuk menjadi sekolah kelas internasional.

Manfaat saat menjadi RSBI adalah intensitas komunikasi dengan beberapa sekolah di luar negeri. “Sehingga kami bisa mengirimkan siswa dan tenaga pendidik di beberapa sekolah kelas internasional di berbagai negara,” ungkapnya.

Inti dari RSBI kala itu adalah semangat untuk mendorong unit pendidikan yang ada dalam memberikan layanan berkualitas serta fasilitas yang dapat menunjang prestasi siswa.

Kalaupun akhirnya Mahkamah Konstitusi mengamanatkan pembubaran RSBI, pihak pesantren tidak merasa dirugikan. “Kami tetap pada komitmen awal untuk memberikan yang terbaik bagi siswa dan santri unggul tersebut,” katanya. “Karena itu sarana dan prasarana penunjang tetap dioptimalkan agar mereka dapat bersaing dengan para alumnus sekolah luar pesantren,” lanjutnya.

Kepada pemerintah, Gus Ufik –sapaan kesehariannya- berharap agar melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang telah dibuat. Ia berharap, pemerintah dapat melayani seluruh warga negara khususnya untuk mendapatkan pendidikan yang layak secara adil dan tanpa diskriminasi.

“Itu tugas negara dan telah dijamin oleh undang-undang,” harapnya. “Jangan sampai sekolah berkualitas hanya bisa melayani mereka yang kaya dan menafikan kalangan tidak berpunya namun memiliki kualitas,” pungkasnya.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Saifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 26 November 2017

Pesantren Annuqayah Manfaatkan IT Untuk Pembelajaran

Sumenep, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jajaran kiai, pengurus, staf pengajar dan santri pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep menggelar pelatihan pemanfaatan teknologi informasi terutama aplikasi internet dan perangkat lainnya selama dua hari, Sabtu-Ahad (17-18/5). Pelatihan ini dipandu Dekan Fakultas Teknik Informatika Dr H Agus Zainal Arifin dari Institut Teknologi Surabaya.

Materi pelatihan selama dua hari berisi peningkatan kompetensi bagi penyusunan perangkat pembelajaran berbasis IT. Para peserta dibekali materi pembelajaran efektif. “Yang juga tidak kalah penting adalah e-learning, yakni pembelajaran yang dirancang agar lebih efektif,” terang Kepala MA 1 Putri Annuqayah Mohammad Afif kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (19/5).

Pesantren Annuqayah Manfaatkan IT Untuk Pembelajaran (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Annuqayah Manfaatkan IT Untuk Pembelajaran (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Annuqayah Manfaatkan IT Untuk Pembelajaran

Pelatihan ini, sambung Afif, memudahkan para guru dalam menyelesaikan sejumlah permasalahan teknis yang ada berhubungan dengan perangkatan pembelajaran. Dalam waktu tidak lama, para tenaga pengajar nantinya dapat dengan cepat membuat soal, melakukan koreksi sekaligus memberikan nilai kepada siswa, bahkan dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Padahal, di sejumlah tempat pembuatan RPP merupakan pekerjaan yang menyita waktu dan tenaga.

“Bahkan banyak ditemukan pembuatan RPP yang copy paste, sedangkan yang bersangkutan tidak memahami hakikat dari yang dikerjakan,” kata Afif.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hasil pelatihan ini tidak semata untuk para guru, tetapi juga dirasakan para siswi sekolah ini. Diupayakan pada tahun ajaran baru mendatang, para siswi MA 1 Putri Annuqayah akan dibekali pemahaman dan pengetahuan bagi pengguanaan perangkat smartphone berjenis ipad dan tablet.

“Dengan menggunakan jaringan internet dan piranti pendukung, maka sejumlah pihak akan termotivasi untuk belajar tanpa mengenal waktu seperti pesan agama,” pungkas Afif. (Saifulah/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Warta, Pemurnian Aqidah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 18 November 2017

Segmentasi Media NU Harus Lebih Fokus

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hingga kini perkembangan media cetak maupun elektronik demikian membanggakan. Seiring dengan semangat reformasi, sejumlah media bermunculan dengan segmentasi beragam. Idealnya aktivis media NU lebih fokus menggarap komunitasnya sendiri.

Bagi pemerhati sekaligus pelaku media, Hakim Jayli, hal yang cukup membanggakan saat ini adalah kian semangatnya anak muda NU untuk berkiprah di dunia media. Nyaris di berbagai kota bermunculan buletin, majalah, tabloid serta website yang dikelola. "Sebuah pencapaian? yang luar biasa," katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah (7/2).

Segmentasi Media NU Harus Lebih Fokus (Sumber Gambar : Nu Online)
Segmentasi Media NU Harus Lebih Fokus (Sumber Gambar : Nu Online)

Segmentasi Media NU Harus Lebih Fokus

Saat ditemui di kantornya Raya Darmo 96 Surabaya, Hakim berharap agar keberadaan lembaga, badan otonom serta lajnah di NU bisa menjadi sarana mengerucutkan segmentasi media yang dikelola. "Jangan semua berlomba dengan mendirikan media, namun segmentasinya terlalu umum," kata Presiden Direktur TV9 ini. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sekadar memberikan contoh, para pengurus Rabithah Maahid Islamiyah NU (RMI) yang merupakan lembaga dengan konsentrasi kepesantrenan, bisa membuat media khusus masalah pesantren. "Bagi masyarakat kelas menengah kota hingga kalangan kelas atas saat membutuhkan informasi kepesantrenan, maka sudah selayaknya disediakan oleh rekan RMI," terangnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kalangan kelas perkotaan kata Hakim, akhirnya lebih cenderung mencari informasi seputar pesantren di internet yang celakanya dikuasai kalangan Islam garis keras. "Hal ini kan mestinya menjadi keprihatinan bersama," ungkapnya.

"Karena itu sudah saatnya para pegiat media di RMI untuk bisa tampil memberikan pencerahan seputar pesantren," katanya. Dengan jaringan kepengurusan RMI dari mulai tingkat {pusdat di Jakarta hingga kota dan kabupaten se Indonesia, hal ini tentunya tidak akan menyulitkan. "Tinggal intensitas komunikasi dan memperbaiki formulanya," terang Hakim.

Hal ini juga berlaku untuk kelengkapan di NU yang lain. "Aktivis IPPNU misalnya, dapat memberikan pencerahan kepada khalayak perihal dunia kepelajaran," katanya. Bukan semata informasi sekolah yang dapat disampaikan, juga tentang fiqh kepelajaran yakni informasi masalah perempuan baik ibadah dan muamalah, lanjutrnya.

Dengan telah tersegmentasikannya kepengurusan lembaga, badan otonom dan lajnah di NU, maka hendaknya hal tersebut dapat diejawantahkan dalam memberikan informasi yang cepat di internet. "Kita sudah tidak bisa lagi menghindar dari perkembangan teknologi informasi yang demikian massif," ungkapnya.

Kendati demikian, jangan sampai tantangan baru di dunia informasi ini lantas melupakan keajegan dakwah konvensional yang telah digeluti yakni pengajian umum dan majlis taklim. "Barangkali inilah pengejawantahan jargon menjaga tradisi tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik atau almiuhafadzatu alal qadimis shalih wal akhdu bil jadidil ashlah," terangnya. Yakni tetap memelihara pengajian dan majlis dzikir untuk menyapa umat dengan pengetahuan agama, dan pada saat yang sama juga menekuni dakwah di internet, pungkasnya. (Syaifullah/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 15 November 2017

Pendekar Pagar Nusa Siap Amankan Konfercab NU Subang

Subang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Subang, Jawa Barat akan menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) di Pesantren Pagelaran III Cisalak, Subang, Jawa Barat. Rabu (21/8) besok

Pendekar Pagar Nusa Siap Amankan Konfercab NU Subang (Sumber Gambar : Nu Online)
Pendekar Pagar Nusa Siap Amankan Konfercab NU Subang (Sumber Gambar : Nu Online)

Pendekar Pagar Nusa Siap Amankan Konfercab NU Subang

Dari pantauan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, rombongan yang sudah tampak hadir di lokasi konfercab sejak selasa sore adalah para pesilat Pagarnusa Kabupaten Subang.

Menurut Totoh Bustanul Arifin, Ketua Pagarnusa Subang, ia bersama para pesilat pagarnusa sengaja hadir lebih awal karena ditugaskan sebagai salah satu tim pengamanan konfercab.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kita ditugaskan jadi keamanan, jadi sengaja hadir lebih awal," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pesilat yang dikerahkan, tambah Totoh adalah para pesilat dari Pesantren Al-Karimiyyah Pungangan, Patokbeusi. Salah satu pertimbangannya adalah karena mereka memiliki atribut Pagarnusa yang cukup lengkap.

"Yang diturunkan 20-an pesilat, mereka dari Al-Karimiyyah. Kita optimis acara Konfercab-nya akan aman. Kalau pun ada hal-hal yang tidak diinginkan, kita bersama tim keamanan siap menanganinya," ungkap Totoh

Selain Pagarnusa, tim keamanan yang diturunkan dalam Konfercab PCNU Subang ini adalah para anggota dari Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Subang.

Redaktur     : Abdullah Alawi 

Kontributor : Aiz Luthfi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Berita, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah