Tampilkan postingan dengan label Pondok Pesantren. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pondok Pesantren. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Maret 2018

Syekh Ramadhan al-Buthi Sejalan dengan Dakwah NU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan bela sungkawa mendalam atas wafatnya Syekh Said Ramadhan al-Buthi, ulama besar Suriah dalam sebuah serangan bom bunuh diri di masjid. Peristiwa tersebut dinilai sebagai babak baru dalam konflik di Suriah yang harus diwaspadai oleh kalangan Muslim dunia.

Ketua PBNU urusan luar negeri H Iqbal Sullam mengatakan, NU dan Syekh Said Ramadhan al-Buthi memiliki kesamaan dalam metode dakwah, di antaranya mengedepankan kesantunan dan moderat dalam bingkai Ahlussunnah wal Jamaah. 

Syekh Ramadhan al-Buthi Sejalan dengan Dakwah NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Syekh Ramadhan al-Buthi Sejalan dengan Dakwah NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Syekh Ramadhan al-Buthi Sejalan dengan Dakwah NU

"Umat Islam dunia pasti merasa sangat kehilangan, termasuk kami dari kalangan Nahdliyin yang ada di Indonesia," ungkap Iqbal di Jakarta, Jumat (22/3). 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Iqbal menambahkan, selama ini PBNU memiliki hubungan yang sangat baik dengan ulama-ulama besar di dunia, termasuk dari Suriah. Selain Syekh Said Ramadhan al-Buthi, terdapat nama lain seperti cendikiawan Syekh Wahbah Zuhaili, Mufti Suriah Syekh Badreddin Hassoun, dan Syekh Rajab Dieb selaku pimpinan kelompok thariqah. 

Tahun 2007 silam Iqbal berkesempatan berkunjung ke Suriah dan bertemu langsung dengan Syekh Said Ramadhan al buthi. Selain santun, ulama dari kelompok Sunni itu juga disebutnya memiliki kedalaman ilmu agama yang menjadikannya sangat disegani. "Beliau sangat low profile. Peranannya sangat besar dalam mengembangkan toleransi dalam kehidupan masyarakat Suriah," ujarnya. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait peristiwa bom bunuh diri di masjid yang menewaskan Syekh Said Ramadhan al buthi, Iqbal menyebut sebagai babak baru dalam konflik politik di Suriah. Kondisi tersebut harus mendapatkan perhatian serius kalangan Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. 

"Ini menjadi bukti, kepentingan politik sudah menutup mata pelaku bom bunuh diri itu. Demi memenangkan kepentingannya, kelompok tertentu di Suriah sudah tidak melihat bagaimana Syekh Said Ramadhan al buthi seharusnya dihormati karena kesepuhan dan keilmuannya," urai Iqbal.

Syekh Said Ramadhan al-Buthi, ulama besar Suriah dengan sejumlah karya ilmiah yang terkenal, tewas dalam serangan bom bunuh diri di sebuah masjid di Kota Damaskus. Bom meledak saat Said Ramadhan tengah memberikan ceramah agama kepada sejumlah pelajar. Peristiwa tersebut juga menewaskan 15 orang lain, yang di saat bersamaan berada di lokasi sama. 

Atas peristiwa tersebut, jamaah salat Jumat di Masjid An Nahdloh, gedung PBNU, siang tadi sudah melaksanakan salah ghaib. PBNU juga mengeluarkan imbauan untuk seluruh Nahdliyin agar mendirikan salat ghaib sebagai bentuk penghormatan. 

Redaktur  : A. Khoirul Anam

Penulis     : Samsul Hadi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, IMNU, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 13 Februari 2018

Siswa MA Walisongo Produksi Cairan Khusus untuk Pertanian

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Peserta didik Madrasah Aliyah Walisongo Pecangaan Jepara yang tergabung dalam Unit Kegiatan Siswa (UKS) Farm Agriculture memproduksi cairan khusus untuk pertanian.

Beberapa jenis cairan diproduksi dari bakteri pemacu pertumbuhan tanaman (PGPR/ plant growth-promoting rhizobacteria) akar bambu, PGPR rumput tekek-tekekan akar serabut, PGPR rumput tekek-tekekan akar gada, dan mol rebung bambu yang manfaatnya untuk mencegah penyakit akar tanaman.

Siswa MA Walisongo Produksi Cairan Khusus untuk Pertanian (Sumber Gambar : Nu Online)
Siswa MA Walisongo Produksi Cairan Khusus untuk Pertanian (Sumber Gambar : Nu Online)

Siswa MA Walisongo Produksi Cairan Khusus untuk Pertanian

Ada pula dari mol bonggol pisang dan mol buah maja untuk perangsang pertumbuhan pada fase fegetatif, mol buah-buahan untuk perangsang bunga dan buah, serta probiotik pengurai tinja untuk pengurai tinja di septitank.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Delapan jenis cairan itu dipamerkan dalam kegiatan pelatihan dan pameran yang diadakan SMK Walisongo Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah, di halaman sekolah setempat, Kamis (27/11) pagi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sri Utami, salah satu pegiat UKS tersebut menyebut proses pembuatan cairan-cairan itu. Siswi kelas X IPA itu menguraikan pembuatan probiotik pengurai tinja yang terbuat dari gula merah, lerin (air beras) dan rumen (kotoran sapi).

Proses pembuatannya memakan waktu 2 pekan. “Rumen 20 ml dimasukkan di dalam wadah yang berisi air gula merah. Selama proses penyimpanan tidak boleh terkena sinar matahari namun botol cairan ini dikasih celah sedikit,” jelas Utami.

Manfaat cairan itu urai siswi asal desa Pancur, Mayong untuk mempercepat penguraian tinja di dalam septitank menjadi air yang diserap tanah sehingga tidak perlu repot untuk menguras.

Manfaat lain, lanjut dia, untuk meningkatkan kandungan mikro organisme pengurai di dalam tanah serta sebagai pupuk cair untuk fermentasi jerami.

Dalam setiap botol cairan dijual dengan harga berbeda. Khusus Probiotik Pengurai Tinja harganya Rp. 10.000/ mil. Lainnya, Rp.5.000 per 330 mil.

Dalam proses memproduksi mereka tidak sendirian namun didampingi pembina UKS Farm Agriculture, Saiful  Anam serta waka kesiswaan, Mukhlisin. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Syariah, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gerak Masif, GP Ansor Tasikmalaya Lantik 34 Anak Cabang dan 294 Ranting

Tasikmalaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Tasikmalaya meresmikan kepengurusan 34 Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan 294 Pimpinan Ranting sekabupaten, Sabtu (26/12). Sebanyak seribu anggota GP Ansor dari perwakilan anak cabang dan ranting sekabupaten menyaksikan pelantikan ini.

Gerak Masif, GP Ansor Tasikmalaya Lantik 34 Anak Cabang dan 294 Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)
Gerak Masif, GP Ansor Tasikmalaya Lantik 34 Anak Cabang dan 294 Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)

Gerak Masif, GP Ansor Tasikmalaya Lantik 34 Anak Cabang dan 294 Ranting

Mereka mengenakan seragam harian GP Ansor . Tampak hadir seluruh keluarga besar NU dan Bupati Tasikmalaya.

Ketua GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya Asep menyatakan, pelantikan ini amerupakan upaya penguatan NU di seluruh Kabupaten Tasikmalaya. Karena, penggerak pembangunan NU dan pembangunan daerah adalah kaum muda khususnya Ansor.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saya menginginkan pengurus GP Ansor yang dilantik sekarang menjadi pelopor di daerah masing masing,” kata Asep.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada tahun 2015 ini, kata Asep, kita akan melakukan 13 putaran PKD. Kita membangun dan fokus pada Ansor. Pada 2016 kita akan fokus pada Diklatsar.

“Jika ada yang akan menggelar PKD, itu harus dilaksanakan oleh PAC GP Ansor karena 2016 kita ingin mencetak 1000 pasukan Banser di Kabupaten Tasikmalaya,” tegas Asep. (Husni Mubarak/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 05 Februari 2018

Pembicaraan Nuklir Iran Berakhir Tanpa Kesepakatan

Jenewa, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pembicaraan antara sejumlah negara besar dunia dengan Iran menyoal program nuklirnya kembali berakhir tanpa hasil pasti.

Menurut Menteri Luar Negeri Uni Eropa Catherine Ashton sudah muncul "banyak kemajuan tetapi beberapa beda pandang masih tetap ada", seperti dilansir BBC Indonesia.

Pembicaraan Nuklir Iran Berakhir Tanpa Kesepakatan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pembicaraan Nuklir Iran Berakhir Tanpa Kesepakatan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pembicaraan Nuklir Iran Berakhir Tanpa Kesepakatan

Baroness Ashton yang memimpin jalannya perundingan dengan Teheran mengatakan negosiasi akan digelar lagi nanti pada 20 November.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara Menteri Luar Negeri Iran Mohamad Javaz Zarif mengatakan Klik tak kecewa dengan hasil akhir perundingan ini karena ujung negosiasi tersebut "masih bisa dikembangkan".

Ia mengatakan semuanya pihak "sudah ada di gelombang yang sama" dan "ada kesetujuan untuk menuju kesepakatan".

Di sisi lain Menlu AS John Kerry menyatakan perundingan ini "lebih mendekati (hasil) dari yang pernah digelar sebelumnya".

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Negara-negara berkuasa di dunia mencurigai Iran tengah membangun kekuatan nuklir, tetapi Teheran berkeras kekuatan itu untuk tujuan damai.

Dalam sebuah proposal yang muncul sebagai syarat dicapainya kesepakatan terdapat klasul yang mewajibkan Iran untuk membekukan seluruh pengembangan nuklirnya sebagai imbalan agar tekanan ekonomi dilonggarkan dan sebagian sanksi yang dijatuhkan terhadap negara itu dicabut.

Sejumlah utusan yang datang dalam perundingan ini mengatakan muncul "kemajuan berarti" selama perundingan namun menurut sejumlah sumber diplomatik, Prancis menghendaki sanksi lebih keras diberlakukan terhadap Iran.

Adalah Menlu Prancis Laurent Fabius yang sebelum konferensi pers pasca perundingan digelar mengatakan pada wartawan bahwa negosiasi dengan Iran Klik selama tiga hari ini tak membuahkan hasil.

Sebaliknya Menlu Kerry mengatakan "Kami berhasil mempersempit jurang perbedaan dan memperjelas hal yang masih bertentangan."

"Selain itu kami juga membuat kemajuan signifikan dalam upaya menjelaskan pendekatan apa yang tepat untuk memberi jawaban atas pertanyaan tentang langkah guna memastikan program ini dilakukan hanya untuk tujuan damai." (mukafi niam)

foto: BBC

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Ahlussunnah, Sholawat PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 29 Januari 2018

Ujian Fiqh di Banten Terkait Soal Khilafah Diulang

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Direktur Pendidikan Madrasah Ditjen Pendidikan Islam M. Nurkholis Setiawan menegaskan bahwa pihaknya sudah menginstruksikan kepada Kanwil Kemenag Banten agar dilakukan proses revisi soal mata pelajaran Fiqh pada ujian akhir semester (UAS) Madrasah Aliyah. Lebih dari itu, proses ujian yang sudah berlangsung Kamis (03/12) lalu juga diminta agar diulang pelaksanaannya dengan soal baru yang sudah direvisi.

Ujian Fiqh di Banten Terkait Soal Khilafah Diulang (Sumber Gambar : Nu Online)
Ujian Fiqh di Banten Terkait Soal Khilafah Diulang (Sumber Gambar : Nu Online)

Ujian Fiqh di Banten Terkait Soal Khilafah Diulang

“Saya sudah menginstruksikan Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Banten untuk merevisi soal dan mengulang ujian tersebut untuk menghindari resistensi masyarakat yang berkelanjutan,” tegas M. Nurkholis Setiawan, Sabtu (05/12) seperti dikutip dari laman kemenag.go.id.

Daftar pertanyaan dan pilihan jawaban (multiple choice) mata pelajaran Fiqih pada UAS ? yang disusun oleh Kelompok Kerja Madrasah Aliyah Negeri (KKMAN) Cilegon disoal karena dinilai mengandung pesan dan konsepsi khilafah yang anti NKRI dan Pancasila.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pertanyaan dimaksud antara lain: secara etimologi kata “khilafah” berarti pengganti, sedangkan menurut istilah adalah… a. Struktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan UUD 1945; b. Struktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan syari’at Islam; c. Struktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa; d. Struktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan kekuasaan pemerintah; e. Struktur pemerintahan yang pelaksanaannya diatur berdasarkan keadilan dan musyawarah.

Dari hasil ? verifikasi yang dilakukan Kanwil Kemenag Banten, diketahui bahwa ? soal disusun berdasarkan `silabus Fiqh Kelas XII KTSP 2006 dan buku ? FIQH MADRASAH ALIYAH ? Kelas XII, yg diterbitkan oleh Departemen Agama RI 1997/1998. Tim MGMP Fiqh KKMAN 1 CILEGON selaku penyusun soal mengatakan bahwa proses penyusunan murni berdasarkan silabus dan referensi resmi dan tanpa bermaksud memasukkan pemahaman yang anti ? Pancasila dan NKRI.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Akan hal ini, M. Nurkholis menjelaskan bahwa pembahasan khilafah memang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam sejarah Islam. Namun demikian, pembahasan khilafah tidak boleh diajarkan dalam kerangka memperhadapkannya dengan ? Pancasila dan NKRI dalam konteks Indonesia.

Penerapan Kurikulum 2013 (K-13) mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab, lanjut M. Nurkholis menjadi jawaban atas persoalan ini agar kejadian yang sama tidak terulang. Selain itu, M. Nurkholis juga akan mengevaluasi proses penyusunan soal, di mana Kelompok Kerja Madrasah (KKM) tidak lagi akan menjadi final drafter, tapi sebagai supporting drafter soal ujian. Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Hikmah, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 28 Januari 2018

Hukum Mewakilkan Penyembelihan Kepada Panitia Kurban

Sebagaimana diketahui, kurban pada saat ini sudah diatur dengan baik: mulai dari proses pencarian peserta kurban, pembelian hewan kurban, penyembelihan, dan distribusi daging kurban. Di kebanyakan daerah, pengurus masjid biasanya menjadi pihak yang bertanggung jawab untuk mewujudkan ini.

Model kepanitiaan seperti ini tentu sangat bermanfaat dan berguna. Terutama untuk pendistribusian daging kurban. Pasalnya bila dikelola secara personal, pendistribusiannya mungkin tidak merata dan tidak tepat sasaran.

Hukum Mewakilkan Penyembelihan Kepada Panitia Kurban (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Mewakilkan Penyembelihan Kepada Panitia Kurban (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Mewakilkan Penyembelihan Kepada Panitia Kurban

Namun bagaimana hukumnya bila penyembelihan hewan kurban tersebut diserahkan semuanya kepada panitia? Bukankah peserta kurban itu sendiri lebih utama untuk menyembelihnya? Anas bin Malik mengatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Artinya, "Nabi SAW menyembelih sendiri dua ekor domba yang berwarna putih campur hitam dan bertanduk.”

Berdasarkan hadis ini, para ulama menyimpulkan bahwa penyembelihan hewan kurban seyogianya dilakukan sendiri oleh orang yang berkurban. Hal ini sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. Ini sekaligus merupakan sifat tawaddu’ dan kerendahan hati Rasulullah SAW. Penyembelihan ini perlu dilakukan sendiri karena kurban termasuk bagian dari ibadah. Sangat diutamakan dalam beribadah dilaksanakan oleh orang yang bersangkutan dan tidak mewakilkannya kepada orang lain.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Al-Qasthalani dalam Irsyadus Sari mengatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Ini menjadi dalil disyariatkan penyembelihan kurban dengan tangan sendiri, dengan syarat dia pandai menyembelihnya. Sebab kurban merupakan ibadah dan ibadah lebih utama dilakukan oleh pihak yang bersangkutan.”

Meskipun penyembelihan sendiri lebih diutamakan, hal ini bukan berarti jika diwakilkan kepada orang lain tidak diperbolehkan. Faktanya, memang tidak semua orang mampu menyembelih hewan kurban. Bagi yang tidak pandai menyembelih, mewakilkan kepada orang lain tentu lebih maslahat. Sebab jika ia memaksakan dirinya, padahal dia tidak pandai, ini akan berdampak buruk dan menyiksa hewan kurban.

Badruddin Al-‘Aini dalam ‘Umdatul Qari mengatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Ulama menyepakati kebolehan mewakilkan penyembelihan kurban dan tidak ada keharusan menyembelihnya sendiri. Akan tetapi, ada satu riwayat dari madzhab Malik yang menyatakan tidak sah bila ia mampu menyembelihnya, sementara menurut kebanyakan pendapat madzhab Malik hukumnya makruh. Disunahkan bagi orang yang mewakilkan penyembelihan hewan kepada orang lain untuk menyaksikan prosesnya dan dihukumi makruh bila diwakilkan kepada wanita haidh, anak kecil, dan ahli kitab.”

Zakariya al-Anshari dalam Fathul Wahab berpendapat:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Disunahkan menyembelih hewan kurban sendiri bila ia pandai? menyembelihnya dan dianjurkan pula menyaksikan proses penyembelihannya bila diwakilkan, sebagaimana terdapat di riwayat Syaikhani (Bukhari-Muslim). Rasul berkata kepada Fatimah, ‘Pergilah untuk melihat penyembelihan hewan kurbanmu, karena pada tetes darah pertama akan diampuni dosamu yang telah berlalu’. Hadis ini diriwayatkan Hakim dan sanadnya shahih.”

Berdasarkan pemaparan di atas, penyembelihan hewan kurban lebih baik dilakukan sendiri, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW. Ini dianjurkan selama orang yang berkurban pandai dan mampu menyembelihnya sendiri. Apabila tidak mampu, diperbolehkan mewakilkannya kepada orang lain atau panitia kurban yang diamanahkan. Meskipun demikian, tetap disunahkan untuk melihat prosesnya dan mengikutinya hingga selesai.

Panitia kurban dalam hal ini misalnya pengurus masjid juga dituntut bijak untuk memberikan kesempatan bagi mereka yang berkurban untuk menyembelih sendiri kurbannya. Sementara distribusinya menjadi tanggung jawab panitia. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Kyai, RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 25 Januari 2018

Sekolah NU Diminta Pasang Plang NU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Gubernur Banten, Hj Ratu Atut Chosiyah meminta warga NU Banten yang mengelola lembaga pendidikan di seantero Provinsi Banten untuk memasang plang NU di muka lembaga pendidikan mereka.

Imbauan ini disampaikan oleh Gubernur Banten saat memberikan kata sambutan peresmian kantor baru PWNU Banten, Rabu (30/1) sore. Peresmian gedung baru PWNU Banten mengambil lokasi di sisi kantor baru PWNU Banten, jalan raya Jakarta, Kemang, Kota Serang.

Sekolah NU Diminta Pasang Plang NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Sekolah NU Diminta Pasang Plang NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Sekolah NU Diminta Pasang Plang NU

“Menurut data statistik, warga Banten berjumlah 11 juta kepala. Dan mayoritas dari keseluruhan itu merupakan Nahdliyin. Jadi, pemasangan plang NU pada lembaga pendidikan mereka tidak menjadi masalah,” kata Hj Ratu Atut di podium.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gubernur Banten menyatakan, pemasangan plang NU di muka lembaga pendidikan dimaksud agar lembaga pendidikan tersebut bertanggung jawab mengajarkan nilai-nilai ke-NU-an di lembaga mereka.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selama ini pendidikan agama di Banten, sudah cukup baik. Madrasah maupun pesantren di wilayah Banten, berkembang cukup pesat. Tidak hanya di kota, perkembangan lembaga pendidikan agama juga berkembang bahkan di pedesaan Banten yang sulit dijangkau, tambah Gubernur Banten yang mengaku dibesarkan dalam tradisi NU.

Perkembangan pendidikan agama di Banten amat pesat. Berkat dukungan para kiai NU, lulusan madrasah dan pesantren mereka turut berkontribusi dalam membangun wilayah Banten. Alhamdulilah, NU di Banten telah memberikan manfaat bagi umat Islam di Banten khususnya sebagai rahmat bagi sekalian alam, tandas Gubernur Banten.

Di akhir pidatonya, Gubernur Banten membacakan dua pantun yang berisi pujian untuk NU yang disambut tawa sedikitnya 4000 hadirin, termasuk Ketua Umum PBNU. Sambutan peresmian kantor PWNU Banten, ditutup dengan penekanan tombol sirene dan penandatanganan prasasti kantor PWNU Banten oleh Gubernur yang disaksikan Ketua Umum PBNU, Ketua PWNU Banten, dan sejumlah jajaran Pemda Banten.

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Pondok Pesantren, Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 16 Januari 2018

Laskar Aswaja Siap Lawan Perongrong Keutuhan Bangsa

Pandeglang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menyikapi maraknya aksi teror di Indonesia, Laskar Aswaja merumuskan langkah-langkah strategis sekaligus memberikan rekomendasi guna memperteguh dan mengawal NKRI. Hal ini mengemuka pada acara Pelantikan Pengurus Laskar Aswaja se-Provinsi Banten dan Rapat Kerja Wilayah pada 30 April-1 Mei 2016.

Ketua DPP Laskar Aswaja Adhi Thobink Permana mengatakan bahwa saat ini kondisi Indonesia sangat memprihatinkan, meskipun aparat Kepolisian Indonesia dikenal paling sukses dalam menagkap para teroris. Menurutnya, Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang melahirkan banyak kaum radikal dan teroris kelas dunia, termasuk Banten di dalamnya. Ini sebuah paradok yang membanggakan sekaligus memalukan.

Laskar Aswaja Siap Lawan Perongrong Keutuhan Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Laskar Aswaja Siap Lawan Perongrong Keutuhan Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Laskar Aswaja Siap Lawan Perongrong Keutuhan Bangsa

Selain itu, Lukman Hakim, Ketua Laskar Aswaja Provinsi Banten mengatakan, optimisme merupakan kata yang harus dimiliki segenap komponen bangsa. Terlebih dalam menyikapi berbagai gerakan yang akan memperlemah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi Laskar Aswaja, NKRI adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Terorisme dan gerakan radikal atas nama agama harus dilawan, karena ia akan merongrong bangsa dan merusak citra Islam di mata dunia. Merupakan komitmen kami di Laskar Aswaja untuk turut serta menjaga keutuhan bangsa dan lestarinya nilai-nilai Islam yang rahmatan lil aalamiin (rahmat untuk semua),” sambungnya sebagaimana siaran pers yang diterima PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menyikapi banyaknya aksi teror dan maraknya kaum radikal, Panglima Brigade Laskar Aswaja Muhidir A. Kodir mengatakan bahwa Polri dan TNI harus tegas dalam menyikapi organisasi atau gerakan ideologis yang merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Penafsiran agama yang kaku dan ditambah ekonomi yang timpang adalah penyebab utama maraknya kelompok radikal di Indonesia. Perlu ada gerakan secara menyeluruh mengenai pentingnya memahami agama dengan baik dan benar,” papar pria kelahiran Tangerang ini.

Pantauan di lokasi acara, Pelantikan dan Rapat Kerja Wilayah ini dilaksanakan di Villa Karoeng Kabupaten Pandeglang. Dihadiri oleh sekitar 180 orang, terdiri dari Pengurus Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Banten.

Selaku Ketua Panitia Indra Irawan mengucapkan terima kasih kepada Adhi Thobink Permana selaku Ketua Umum DPP Laskar Aswaja, Dewan Pembina, Beberapa Pengurus Pusat, Ketua DPC se-Kota/Kabupaten, dan para pengurus yang telah mengikuti jalannya acara ini. “Semoga kegiatan kali ini mampu mengeluarkan beberapa keputusan dan rekomendasi yang berguna bagi Provinsi Banten, dan Indonesia,” sambungnya. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 13 Januari 2018

Waktu itu, di "Pulau Banser"

Wonosobo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Seperti judul sebuah film atau novel, yang menarik untuk ditelusuri dan diikuti. Berawal dari latihan gabungan Banser Garung, Kaliwiro, wadaslintang dan Kalibawang yang berisi materi pemantapan ke-Ansor-an dan ke-Banser-an serta Aswaja di alam terbuka ditambah dengan simulasi rescue.

Waktu itu, di Pulau Banser (Sumber Gambar : Nu Online)
Waktu itu, di Pulau Banser (Sumber Gambar : Nu Online)

Waktu itu, di "Pulau Banser"

Kegiatan yang dilaksanakan di Desa Sumber sari Kecamatan Wadaslintang ini diikuti 70 peserta, dan ber-home base di balai desa setempat, yang disambut antusias warga setempat. Pada Sabtu 30 Maret peserta dibekali materi oleh Kasatkorcab M. Kurniyanto, Kasetma, jajaran PAC dan lain-lain juga dari Instruktur Rescue.

Di malam harinya kegiatan diisi dengan pemantapan materi Aswaja yang dihadiri seluruh Ranting dan Satkorpok yang ada di Wadaslintang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Banser harus multi fungsi, dan berparadigma Positif, sehingga bisa ditempatkan dimana saja dan dalam situasi apapun, terlebih dalam hal memberikan bantuan dan pertolongan di masyarakat," papar M. Kurniyanto. “Jangan mudah terpecah-belah dan gampang dikotak-kotakkan,” lanjutnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dibutuhkan kemampuan yang lebih, sehingga Banser bisa berdaya guna di masyarakat. "One For All, All For One," papar Kasetma.

"Bahwa Banser harus menjiwai bahwa kita hidup di lingkungan yang majemuk sehingga sikap pluralisme harus dikembangkan terlebih terhadap siapa yang membutuhkan bantuan. Kita ini harus sering terjun dimasyarakat, berbaur dan diharapkan bisa membantu permasalahan yang dihadapi," tambahnya.

Paginya diadakan simulasi, dengan dibantu oleh 3 buah perahu motor nelayan. Dengan 5 orang wisatawan mengalami kerusakan perahu dan tenggelam, sehingga membutuhkan bantuan untuk penyelamatan. Setelah waktu berlalu dan berhasil menyelamatkan ke 5 korban, diadakan penanaman Pohon Alpokat Mentega, yang diserahkan secara simbolis oleh jajaran Satkorcab x23 kepada kepala desa setempat, di Sebuah pulau di tengah waduk seluas 3,6 Ha. Pohon Alpokat ini diharapkan menjadi Ikon Pariwisata Waduk Wadaslintang.

Mewakili masyarakat setempat, Kepala Desa Sumbersari menginginkan pulau itu dinamai "Pulau Banser". Katanya, kepedulian dari sahabat Ansor dan Banser, untuk mengembangkan Masyarakat desa Sumbersari, yang diharapkan ke depan bisa berdampak bagi masyarakat khususnya Wadaslintang, dan pariwisata Wonosobo.

“Nantinya diharapkan juga akan dikembangkan kelinci yang akan di biarkan lepas di alam liar, sehingga kealamian dan keasrian Pulau Banser bisa menarik minat masyarakat," katanya.

“Kami harap sahabat Ansor dan Banser ikut menjaga dan merawat bersama masyarakat, sehingga Pulau ini bisa dinikmati bukan hanya sekarang tapi juga yang akan datang. Hidup Ansor, hidup Banser!" tambah Perwakilan dari Kecamatan.

M. Hanif Nurhidayat mengatakan, yang dilakukan baru permulaan. “Langkah awal kita akan membuat, papan nama “Pulau Banser" dipasang di pintu masuk. Selanjutnya kita akan mencari bibit kelinci yang akan dilepaskan di alam liar. Mari sahabat kita satukan langkah, persepsi dan barisan untuk Ansor/Banser yang lebih maju," katanya.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Herry Bh (Kasetma Banser X23 Wonosobo)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 12 Januari 2018

GP Ansor: Mengabdi untuk NKRI dan Mengawal Tradisi

Oleh: KH  Imam Jazuli MA*

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya! Begitu kata Bung Karno, pada pidatonya di hari pahlawan 10 November 1961.

Dan, mengenang riwayat perjuangan anak bangsa, terutama saat-saat peran pemuda begitu dominan dan sentral untuk sebuah nasionalisme; merebut atau mempertahankan kemerdekaan dengan caranya sendiri dan demi nilai agama sekaligus. 

Maka, kita tentu tak boleh lupa atau alpa pada riwayat apa dan bagaimana Ansor, sebagai barisan pemuda pesantren-islam tradisional itu berdiri dan lahir, dan pada masanya sangat dibutuhkan ketika republik yang kita cintai ini  baru merangkak dan belajar berdiri. 

GP Ansor: Mengabdi untuk NKRI dan Mengawal Tradisi (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor: Mengabdi untuk NKRI dan Mengawal Tradisi (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor: Mengabdi untuk NKRI dan Mengawal Tradisi

Ansor yang sering disebut sebagai anak rahim dari NU (Nahdlatul Ulama) bahkan secara de jure sudah terlahir lebih dulu sebelum NU berdiri. Tahun 1924, ketika organisasi kepemudaan yang bersifat kedaerahan seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong Minahasa, Jong Celebes mencuat, anak-anak muda yang terdiri dari santri pesantren dan langgar atau masjid mendirikan organisasi kepemudaan bernama: Syubbanul Wathan yang berarti Pemuda Tanah Air yang berdiri di bawah panji Nahdlatul Wathan yang didirikan oleh KH. Abdul Wahab Hasbullah dan dipimpin oleh Abdullah Ubaid.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Perkembangan selanjutnya Subbanul Wathan semakin banyak diminati dan mendapatkan tempat di hati pemuda, saat itulah situasi konflik internal terjadi; antara tokoh-muda tradisional (KH. Abdul Wahab Hasbullah) dan tokoh muda-modernis (KH. Mas Mansyur) yang sama sama berada di tubuh Nahdlatul Wathan. Perbedaan itu muncul dalam cita-cita yang sama-sama mulia, yaitu bagaimana sebaiknya membina kader mubalig dan kemana idiologi mereka arahkan?. Perbedaan ini akhirnya melahirkan arus gerakan yang berbeda dalam mendirikan organisasi kepemudaan. KH. Wahab membawa gerbong cikal bakal Ansor, sementara Mas Mansyur kemudian kelak dikenal sebagai pioner dari Pandu Hisbul Wathan (Muhammadiyah). 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari gagasan KH. Wahab tersebut, secara kongkrit dilanjutkan oleh kader Abdullah Ubaid dan Thohir Bakri pada tahun 1930 dengan nama Nahdlatus Subban (Kebangkitan Pemuda), yang dipimpin oleh Umar Burhan. Abdullah Ubaid kemudian mendirikan organisasi pemuda yang lebih luas yaitu persatuan pemuda Nahdlatul Oelama (PPNO) dan tahun 1934 namanya disempurnakan menjadi Ansor Nahdlotul Oelama (ANO), sebagai bagian dari NU pada Muktamar ke 9 di bayuwangi 21-26 April 1934. Selanjutnya, melalui kongres I tahun 1936, Kongres II Tahun 1937 dan Kongres III tahun 1938 memutuskan ANO mengadakan barisan berseragam yang diberi nama Banoe (Barisan Nahdlatul Oelama). Dari perkembangan-perkembangan yang terjadi inilah maka ANO kemudian menjadi Gerakan Pemuda Ansor dan Banoe menjadi Barisan Ansor Serbaguna atau disingkat dengan Banser.

Peran Kongkrit Membela Negara

Meski kedua prototipe gerakan tersebut (Subbanul Wathan dan Pandu Hizbul Wathan) sering berbeda haluan, namun menurut catatan Prof. Anthony Ried, ada saat-saat yang mengharukan, dimana kedua gerakan pemuda itu dalam satu barisan, yaitu ketika  KH. Hasyim Asy’ari pada tahun 1944 berfatwa, untuk antara lain mengharamkan pribumi yang muslim menyanyikan lagu kebangsaan “Kimigayo”, dan mengibarkan bendera Hinomaru serta segala bentuk Niponisasi (serba Jepang). Hari berikutnya, dua gerakan pemuda itu, tidak sekedar mengikuti fatwa Kiyai Hasyim, tetapi saling bahu-membahu memerangi kolonialisme Jepang yang sangat kejam. KH. Hasyim bersama KH. Wahab Hasbullah kemudian secara sembunyi-sembunyi mencoba menyatukan dua gerakan anak muda itu dalam kelompok Laskar Hizbullah yang dikomandani Mahfudz Shidiq dan untuk yang tua-tua dalam barisan Laskar Sabilillah yang diketuai oleh KH. Abdul Kholik (Putra KH. Hasyim Asyari). (Anthony Ried. 1974. The Indonesian National Revolution, 1945-1950, Connectitud: GrPenwood Press)

Menariknya, meskipun pada akhirnya jumlah Pandu Hizbul Wathan (Muhammadiyah) tak begitu signifikan yang masuk dalam barisan pasukan Laskar Hizbullah dan Laskar Sabilillah ini, tetapi usaha menyatukan sudah dicoba dilakukan dengan arif oleh KH. Hasyim Asyari, dan secara mengagetkan, segera saja, pasukan dari kalangan Islam tradisionalis ini jauh lebih banyak daripada pasukan resmi TKR (Tentara Keamanan Rakyat). Bahkan untuk menghadapi Perang Pasifik, kalangan Nasionalis dalam Hokokai pada bulan Agustus 1944, di seluruh Nusantara baru mempunyai anggota sekitar 80.000 pemuda di dalam unit para militernya dengan nama barisan Pelopor dengan komando Soekarno dan Hatta, dan organisasi PETA punya barisan perang dengan jumlah yang sama dengan Pelopor, yaitu sekitar 80.000 pemuda yang terdiri dari tentara dan kaum buruh tani, dengan komando Jenderal Sudirman dan Jenderal A. H. Nasution.

Sedangkan Laskar Hizbullah dan Laskar Sabilillah yang anggotanya terdiri dari para santri, kaum muslim tradisionalis pedesaan di berbagai wilayah dan daerah dengan anggota di setiap wilayah sekitar 50.000 yang terpencar di kepulauan Nusantara, semuanya mencapai sekitar 500.0000. Jumlah tersebut tiap hari kian meledak, pemuda-pemuda desa  yang berumur sekitar delapan belas tahun sampai duapuluh tahun dengan antusias tergabung, dan  mengikuti pelatihan pusat di Malang. Dari semangat anak muda inilah, kelak kemerdekaan benar-benar terwujud. 

Setelah revolusi fisik (1945-1949) mereda. Tokoh Laskar Hizbullah dari barisan ANO Surabaya Moh. Chusaini Tiway, melegalkan ANO dengan Bansernya secara formal setelah sempat dibekukan oleh pihak Jepang. Ide tersebut mendapat sambutan positif dari KH. wahid Hasyim Menteri agama RIS kala itu, maka pada tanggal 19 desember 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO, dan secara de facto diakui dengan nama baru Gerakan Pemuda Ansor (GP. Ansor). 

Tentang Sepenggal Nama

Ansor Nahdlatul Oelama (ANO), adalah nama atas saran KH. Abdul Wahab. Nama ini menurutnya diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi Muhammad Saw. kepada penduduk Madinah (kaum Ansorin) yang telah berjasa dalam membela dan ikut serta dalam perjuangan dan menegakan agama kaum muhajirin (Islam). Pengorbanan lahir maupun batin, mereka tampil sebagai pejuang yang tangguh dalam membela dan membentengi perjuangan Islam. Kaum Ansor, berarti kaum asli pribumi, yang tak boleh meninggalkan karakter dan tradisi-tradisi arifnya, tetapi juga harus mau merima yang baik dari luar, yaitu dari kaum muhajirin (Makkah). Diktum ini kemudian dikenal luas oleh Nahdliyin dengan al-muhafadzah ala qadim as-shalih wal-akhdzu bil jadid al-ashlah (menjaga tradisi yang baik, dan mengambil baru yang baik). 

Dengan demikian ANO diharapkan dapat mengambil hikmahnya serta tauladan terhadap sikap, prilaku dan semangat perjuangan serta kiprah sahabat nabi dan yang dapat predikat Ansor tersebut. Yakni sebagai penolong perjuangan dan bahkan pelopor dalam menyiapkan gebrakan dan pembentengan kekuatan islam. Inilah komitmen yang sejak awal diperlihatkan anggota ANO (GP. Ansor), misalnya dalam kasus G. 30 SPKI, dan lain sebagainya.

GP. Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikian rupa, bahkan mungkin menjadi organisasi kemasyarakatan yang berbasis pemuda terbesar di Indonesia, dan memiliki watak mecintai tradisi dan bervisi keislaman dan kebangsaan. GP Ansor hingga saat ini telah berkembang memiliki 433 cabang (tingkat kabupaten/kota) di bawah koordinasi 32 pengurus wilayah (tingkat provinsi ). Ditambah dengan kemampuan pengelola keanggotaan khusus BANSER (barisan Ansor serbaguna) yang memiliki kemampuan dan kualitas kekuatan tersendiri di tengah masyarakat.

Barangkali tantangan GP. Ansor yang paling kongkrit saat ini dan ke depan adalah ’berperang’ menyelamatkan negeri dengan cara ”meneguhkan kebinekaan dan mengentaskan kemiskinan” dari jarahan para koruptor yang semakin membudaya di kalangan  birokrat! Selamat ultah Ansor yang ke 78, yang saat ini dirayakan di Solo (dengan rencana dibuka oleh Presiden RI), mulai tanggal 13-18 Juli 2012. Semoga terus eksis dalam setiap episode sejarah perjuangan bangsa dan tetap menepati posisi dan peran yang strategis dalam setiap pergantian kepemimpinan nasional. Amin

Jakarta, 10  Juli 2012

* Wakil Ketua Pengurus Pusat Rabitah Maahid Islamiyah -Asosiasi Pesantren se-Indonesia- (PP RMI)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 30 Desember 2017

Kader PMII ini Bikin Power Bank dari Batu Batrai

Mataram, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Salah seorang mahasiswa kreatif yang ada di salah satu perguruan tinggi di Nusa Tenggara? Barat (NTB) adalah Muhammad Nur. Mahasiswa IKIP Mataram semester 6 Jurusan Pendidikan Fisika ini menciptakan sebuah Inovasi baru yakni power bank dari tenaga Batrai.

Mahasiswa kelahiran Sumbawa 21 Maret 1993 dari pasangan Syamsuddin dan Nurmin dari tiga orang bersaudara ini aktif di Organisasi Lendiknal (Lembaga Pendidik Profesional) sebagai ketua umum dan Pergerkan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Budi Utomo sebagai ketua kaderisasi Komisariat IKIP Mataram. Ia membuktikan bahwa mahasiswa organisatoris juga mampu berprestasi dalam kreatifitas. ?

Kader PMII ini Bikin Power Bank dari Batu Batrai (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader PMII ini Bikin Power Bank dari Batu Batrai (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader PMII ini Bikin Power Bank dari Batu Batrai

Berawal dari tugas kuliah yang diberikan salah seorang Dosen di IKIP Mataram, Nur panggilan akrabnya melihat penggunaan Handphone dan gedget yang sangat luar biasa meningkat. Kebanyakan orang hari ini tidak bisa lepas dari yang namanya handphone dan gedget.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Percobaan pertama kemudian dilakukan dengan membuat Catur (Cas Tenaga Surya). Percobaan-percobaan demi percobaan dalam membuat catur ini tetapi kemudian mendapat kendala yakni tenaga yang dihasilkan dari panel surya yang dibuat hanya menghasilkan 2 volt sedangkan dalam pengecasan hp dibutuhkan tenaga sekitar 5 volt.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gagal bukan berarti menyerah kepada kekalahan melainkan menjadikan itu sebagai referensi untuk percobaan selanjutnya. Mulai dari coba-coba menggantikan tenaga surya dengan tenaga batrai yang kemudian dirangkai dengan rangkaian seri power bank dan itu berhasil dilakukan.

Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan rangkaian ini sangat simpel dan mudah dicari, ditoko elektronik. Alat-alatnya antara lain Dioda 1N001, C L7805 / transistor, Capasitor 16 Volt 100?F, Resistor 100 ohm ½ watt ,Resistor 1 kilo ½ watt, LED, Soket USB, Saklar mini dan? Baterai 9 volt atau 12 volt. Sedangkan bahan yang digunakan adalah Kabel, Papan USB, Gunting / tang potong, Solder dan Timah, sedangkan untuk kasing dibuat dari bekas kartu perdana.

Menurut Nur dana yang dibutuhkan dalam pembuatan power bank ini hanya menghabiskan 15 ribu rupiah sangat ekonomis jika kita bandingkan dengan power bank biasa yang harganya sampai 150 ribuan.

Kelebihan dari power bank yang dibuat dari tenaga batrai ini adalah dapat mengecas HP untuk beberapa kali, Baterai hp tidak akan mengalami drop dengan sumber DC yang kecil, dapat dibuat sendiri tentunya dengan harga yang murah dan baterai dapat diganti dengan mudah. Cocok sekali bagi anda yang berpergian jauh ke gunung hanya membawa batrai yang bisa di ganti-ganti dan hp anda tetap bisa digunakan tentunya.

Dengan inovasi yang dibuat oleh mahasiwa M. Nur ini berhasil menjadi juara dalam lomba Karya Ilmiah diberbagai event. Sekarang dia menjadi tutor di salah satu sekolah Madrasah Aliyah Negeri di Kota Matram hanya untuk mengajarkan anak-anak siswa membuat power bank dari tenaga batrai ini.

Harapannya kepada pemerintah adalah mendapatkan bantuan dalam pengerjaan karyanya. Menurutnya, karyanya ini masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan lagi untuk kedepannya dan berkeinginan untuk diproduksi masal sehingga pemanfaatan energi yang seperti ini bisa dilakukan sehingga bisa menghemat energi listrik.

Yas Arman Prayatna, sekertaris bidang kaderisasi PC PMII Mataram, mahasiswa akhir IKIP Mataram

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal, Pondok Pesantren, Kiai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 29 Desember 2017

GP Ansor se-Tondano Raya Diskusi Nilai-nilai Kebangsaan

Minahasa, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - GP Ansor Kabupaten Minahasa menggelar Konferensi Pimpinan Anak Cabang GP Ansor se-Tondano Raya yang dirangkai dengan dialog kebangsaan di Aula Asrama Kamasan Papua Tataran Patar Tondano, Sabtu, (13-14/5).

Ketua panitia Dody Hendrawan Arbi mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak yang turut membantu panitia, terutama sahabat Theo Umbas selaku Ketua KNPI Minahasa.

GP Ansor se-Tondano Raya Diskusi Nilai-nilai Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor se-Tondano Raya Diskusi Nilai-nilai Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor se-Tondano Raya Diskusi Nilai-nilai Kebangsaan

Dalam dialog kebangsaan bertema "Meneguhkan semangat kebangsaan dan pluralisme di Tanah Minahasa" panitia menghadirkan narasumber Kapolres Minahasa AKBP Syamsubair, akademisi Denni Pinontoan dan Kebudayaan Minahasa, dan Pengurus Pusat Lesbumi Irfan Basri.

Kegiatan dihadiri dan resmi dibuka oleh Wakil Bupati Minahasa Ivan Sarundajang. Ivan mengapresiasi pemuda Ansor atas pelaksanaan kegiatan konferensi GP Ansor dan dialog kebangsaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ivan menjelaskan pentingnya saling menghargai dan menghormati tanpa memandang perbedaan-perbedaan ideology. Saling menghargai dan menghormati itulah yang terpenting. Ia menegaskan, “Pancasila dan NKRI adalah hasil warisan para pendiri bangsa yang peting kita jaga secara bersama.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kapolres Minahasa Syamsubair menjelaskan pentingnya menjaga keamanan dan ketertiban sehingga bisa menciptakan keharmonisan dalam bermasyarakat.

Denni Pinontoan menjelaskan pentingnya menjaga keberagaman di Minahasa, karena Minahasa itu tidak hanya satu agama, tetapi semua agama ada di Minahasa sehingga Minahasa itu seperti Indonesia kecil.

Sementara itu, Irfan Basri mempertegas pentingnya menjaga persaudaraan Nusantara yang sudah sekian lama ada, sebelum ada agama-agama yang diakui oleh negara. problem di bangsa ini bukan soal siapa yang benar dan salah, tetapi soal ekonomi politik.

Kegiatan ini dihadiri oleh puluhan organisasi kepemudaan (OKP) baik Cipayung maupun paguyuban yang ada di Minahasa. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, News, Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 18 November 2017

Kang Said: Warga NU Harus Menguasai Iptek dan Kuat Finansial

OKU Timur, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ketua Umum Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siroj dalam mauidhohnya menjelaskan bahwa ajaran Islam bukan hanya doktrin teologi. Islam adalah agama yang menuntut umatnya untuk berpendidikan. Allah dan rasul-Nya tidak ridho apabila umatnya bodoh dan lemah.

Menurut Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, ilmu ada dua macam, ilmu mahmud yang terpuji dan madzmum yang jelek. Sebagai contoh, ilmu teknologi adalah ilmu yang terpuji. Karenanya umat Islam terutama generasi muda harus menguasai teknologi.

Kang Said: Warga NU Harus Menguasai Iptek dan Kuat Finansial (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Warga NU Harus Menguasai Iptek dan Kuat Finansial (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Warga NU Harus Menguasai Iptek dan Kuat Finansial

Penguasaan teknologi adalah salah satu kewajiban bagi Muslim, termasuk fardhu kifayah. Apalagi dengan kemajuan IT sekarang ini, kita juga harus lebih menguasainya melalui media yang kita punya untuk sarana dakwah.

“Ada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, majalah Risalah NU, Aswaja TV, TV 9 dan lain-lain. Itulah media asli NU yang harus selalu kita akses mengingat kontennya adalah Islam yang mengedepankan harmoni,” kata Kang Said pada acara Takhtiman Akhirussanah Pesantren Nurul Huda Sukaraja OKU Timur di halaman Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Nurul Huda, Rabu (25/5).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan ilmu pengetahuan, kita akan hidup bermartabat. “Kepada orang tua, kirimlah anak-anak ke lembaga yang mengajarkan pengetahuan Islam yang rahmatan lil alamin. Dan jawabannya adalah pesantren," terang Kang Said.

Bupati OKU Timur Kholid Mawardi bertekad untuk menghidupkan kekuatan ekonomi warga NU. Ia berencana membuat lembaga ekonomi syariah berupa Baitul Mal wa Tamwil (BMT), semacam koperasi yang berasaskan kaidah fikih.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dan tahun 2017 kami akan siapkan anggaran Rp 500 juta dari APBD," tegas Kholid.

Agenda tahunan pesantren ini dihadiri seribu jamaah terdiri dari para kiai pesantren se-OKU Timur, pengurus NU OKU Timur, beserta MWC-Nya, wali santri, dan jamaah lainnya. Tampak hadir pula jajaran Muspida OKU Timur, beberapa camat, dan pegawai di lingkungan pemda. (Li Sin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Buka MTQ NU, Wapres Pukul Bedug

Pontianak, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono membuka resmi Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional VII yang diselenggarakan Jam’iyyatul Qura’ wal-Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU), Selasa malam (3/7) di stadion sepak bola Sultan Syarif Abdurahman, Pontianak, Kalimantan Barat. 

Dalam sambutannya, Boediono mengatakan bahwa Al-Quran adalah kitab suci yang diimani bersama, sebagai penunjuk dan penuntun kehidupan untuk kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. 

Buka MTQ NU, Wapres Pukul Bedug (Sumber Gambar : Nu Online)
Buka MTQ NU, Wapres Pukul Bedug (Sumber Gambar : Nu Online)

Buka MTQ NU, Wapres Pukul Bedug

“Al-Quran tidak hanya berisi prinsip-prinsip keimanan, tapi summber nilai-nilai universal, ilmu pengetahuan hingga hikayat kehidupan yang penuh dengan keteladanan serta pesan moral yang luhur dan agung,” ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Boediono menambahkan, Al-Quran memberi tuntunan kepada kita agar membangun kehidupan yang saling bertoleransi, hidup dalam perdamaian dalam keragaman, saling mengasihi dan memberi maaf.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur’an, jangan hanya dijadikan ajang bertanding dan berlatih, tetapi juga untuk makin memahami dari ayat-ayat suci Al-Quran,” imbaunya. 

Dengan memahami, kita akan memperteguh karakter diri dan bangsa melalui nilai-nilai kegamaaan, aturan hukum, serta kerukunan antarumat beragama sejalan dengan nilai-nilai universal ajaran  Al-Quran.

Sambutan Wakil Presiden yang berlangsung selama sebelas menit itu diakhiri dengan memukul bedug bertalu-talu. Disusul kemudian kembang api yang mengangkasa dan gelegar mercon selama lima belas menit. Ditimpali pula riuh-rendah tepuk tangan hadirin yang memenuhi stadion. 

Hadir pada Kesempatan itu, KetuaUmum PBNU KH Said Aqil Siroj serta beberapa pengurus PBNU, Menteri Perumahan Rakyat H. Djan Faridz, Ketua Umum JQH NU KH Muhaimin Zen, dan Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis MH., peserta MTQ, official, serta masyarakat Kalimantan Barat.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Abdullah Alawi 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 09 November 2017

Meriahkan Harlah, IPNU Gelar Workshop Kebudayaan

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam rangka untuk meneguhkan komitmen menghidupkan kembali iklim budaya di Kabupaten Probolinggo, Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kraksaan Kabupaten Probolinggo menggelar workshop kebudayaan di Gedung Islamic Center (GIC) Kraksaan.

Meriahkan Harlah, IPNU Gelar Workshop Kebudayaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Meriahkan Harlah, IPNU Gelar Workshop Kebudayaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Meriahkan Harlah, IPNU Gelar Workshop Kebudayaan

Workshop yang dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kabupaten Probolinggo Asy’ari tersebut digelar untuk memeriahkan Hari Lahir (Harlah) IPNU ke-59. Dalam workshop tersebut juga dikaji tentang seni dan budaya di Kabupaten Probolinggo untutk dicatat dan disosialisasikan kepada masyarakat luas.

Kegiatan yang diikuti oleh siswa/siswi tingkat SLTP maupun SLTA ini dihadiri oleh Ketua Tanfidziyah PCNU Kraksaan KH. Nasrullah Ahmad Suja’i beserta segenap lembaga, lajnah dan badan otonom.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bahkan dalam kesempatan tersebut hadir pula seorang sastrawan ternama sebagai penyaji yang juga Ketua Umum Teater Taman Ismail Marzuki Jakarta Pepenk. Dalam penyampaiannya, Pepenk menjelaskan dalam peningkatan kualitas itu ada empat yaitu menjadi, analisa, relaksasi dan meditasi.

“Saya sangat mendukung sekali kegiatan yang digagas oleh IPNU Kraksaan ini. Dalam acara ini kader-kader muda dapat menggali potensi diri dan menambah pengetahuan untuk mengenal lebih dekat seni dan budaya di Kabupaten Probolinggo,” ungkap Ketua Tanfidziyah PCNU Kraksaan KH. Nasrullah Ahmad Suja’i.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara Ketua PC IPNU Kraksaan Muhlisun kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kamis (28/2) mengatakan workshop kebudayaan ini digelar dengan tujuan untuk memberikan kesadaran kepada masyarakat khususnya kader-kader muda untuk bisa mengenal dan mencintai seni dan budaya di Kabupaten Probolinggo.

“Sasaran yang ingin dicapai adalah membangun kesadaran, sikap dan pola pikir sebagai masyarakat berkebudayaan yang dapat membanggakan dan mencintai kebudayaannya sendiri sebagai kekayaan asli Kabupaten Probolinggo,” ujarnya.

Redaktur     : A. Khoirul Anam

Kontributor : Syamsul Akbar

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 05 November 2017

Puluhan Ribu Nahdliyin Hadiri Harlah Muslimat NU

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lebih kurang sepuluh ribu Nahdliyin (sebutan warga NU), tumpah ruah dihalaman kantor Kecamatan Bantarkawung guna menghadiri puncak Harlah Muslimat NU ke-67.  Mereka datang dari segala penjuru pelosok desa di 17 Kecamatan se Kabupaten Brebes. Iring-iringan berbagai jenis kendaraan, memadati arena harlah sejak pukul 07.00 pagi.

Semangat para Ibu dalam menghadiri hari lahir Muslimat kontan mendapat pujian dari Anggota DPR RI H Nasrudin. “Muslimat NU memang hebat, meskipun dengan urunan sendiri, datang ke acara hanya dengan mengharap ridlo dari Allah SWT,” puji Nasrudin saat memberikan sambutan pada Harlah, kemarin.

Puluhan Ribu Nahdliyin Hadiri Harlah Muslimat NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Puluhan Ribu Nahdliyin Hadiri Harlah Muslimat NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Puluhan Ribu Nahdliyin Hadiri Harlah Muslimat NU

Dalam kesempatan itu Ketua Pengurus Cabang Muslimat NU Hj Nurhalimah menyerahkan santunan kepada 100 anak yatim piatu. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait Pemilu gubernur dan wakil gubernur Jateng, ia menegaskan, Muslimat NU Brebes netral. Namun demikian, tidak berarti memblenggu anggotanya untuk mendukung pilihannya masing-masing.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Yang jelas, secara organisatoris dan sesuai dengan AD/ART Muslimat NU netral, perkara nanti ada yang mengklaim, itu urusan pribadi-pribadi bukan organisasi,” tandasnya.

Ketua Panitia Harlah Hj Sofiatun Nisa mengatakan, kegiatan Harlah antara lain diisi dengan pelayanan KB Gratis, Lomba Sholawat Nabi dan Manasik Haji bagi anak-anak TK/RA se Kabupaten Brebes. 

Ketua III Pimpinan Wilayah Muslimat NU Hj Munawaroh mengingatkan agar Muslimat NU terus berjuang tanpa henti. Meskipun berbagai lembaga pendidikan telah dimotori, dilahirkan dan dikelola secara baik tetapi harus terus digelorakan dan ditingkatkan kualitasnya dengan penuh keikhlasan. 

Dikatakannya, Muslimat NU saat ini tidak hanya berjuang untuk bidang keagamaan saja, tetapi juga harus berjuang secara cerdas, tuntas dan ikhlas.  

Harlah diisi dengan ceramah agama oleh Mubaligh dari Kota Tegal KH Mujtahid. Dalam ceramahnya dia mengajak para Ibu tetap menjadi ibu, meskipun dalam berbagai kegiatan yang menyita waktu. Mujtahid percaya, kegiatan Muslimat NU akan mengajak ke jalan yang di ridloi Allah SWT, menuju jalan ke Surga. “Surga adalah di telapak Kaki Ibu, dan ibu yang ada surga-Nya, tentu ibu yang Muslimat, sholeha,” kata Mujtahid. 

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Wasdiun

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 22 Oktober 2017

Terbitnya Perpres 87/2017, Usaha Keras Ketum PBNU Demi Madrasah

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 



Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Ishfah Abidal Aziz mengatakan, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Rabu (6/9) di Istana Negara Jakarta merupakan hasil dari perjuangan para kiai dan warga NU. Hanya NU yang secara terbuka melakukan penolakan di mana-mana dalam waktu yang cukup panjang.

Terbitnya Perpres 87/2017, Usaha Keras Ketum PBNU Demi Madrasah (Sumber Gambar : Nu Online)
Terbitnya Perpres 87/2017, Usaha Keras Ketum PBNU Demi Madrasah (Sumber Gambar : Nu Online)

Terbitnya Perpres 87/2017, Usaha Keras Ketum PBNU Demi Madrasah

Tanpa mengurangi peran kiai dan pengurus NU yang lain, lebih khusus, Ishfah memuji Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj tak bosan-bosannya berjuang keras dalam menolak Permendikbud 23 yang kemudian dibatalkan Perpres itu. Kiai Said mengkampanyekan menolak kebijakan yang mengandung muatan full day school (FDS) itu di mana-mana dalam setiap kesempatan.  

“Perpres yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo hari ini tak lepas atas usaha keras Kiai Said yang intens berjuang melalui komunikasi dan pertemuan intensif dengan Presiden,” katanya di gedung PBNU, Jakarta. 

Menurut Ishfah, Kiai Said bertemu presiden tidak kurang dari tiga kali dan sekali dengan Wapres untuk meminta Permendikbud dibatalkan. 

Upaya Kiai Said itu, lanjutnya, karena kecintaanya terhadap madrasah diniyah dan pesantren demi kaum Nahdliyin. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Bukan karena menterinya dari Muhammdiyah lantas NU menolak Permendikbud itu. Sekalipun menterinya dari NU, Kiai Said akan menolak jika kebijakan itu ngotot dilakukan,” jelasnya.

Apresiasi atas usaha PBNU itu disampaikan Pengurus Cabang NU di daerah-daerah. Hinggga sore tadi, Kiai Said menerima telpon dari Cirebon, Majalengka, Bogor (Jawa Barat), Demak, Jepara (Jawa Tengah), Kota Surabaya dan PW Jawa Timur. Mereka mengucapkan terima kasih kepadanya.

Berikut perbedaan Permendikbud 23/2017 dan Perpres 87/2017 soal peraturan hari sekolah:

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Permendikbud 23/2017





Pasal 2: 

(1) Hari Sekolah dilaksanakan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari atau 40 (empat puluh) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu.

(2) Ketentuan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari atau 40 (empat puluh) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk waktu istirahat selama 0,5 (nol koma lima) jam dalam 1 (satu) hari atau 2,5 (dua koma lima) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu.

(3) Dalam hal diperlukan penambahan waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekolah dapat menambah waktu istirahat melebihi dari 0,5 (nol koma lima) jam dalam 1 (satu) hari atau 2,5 (dua koma lima) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu.

(4) Penambahan waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak termasuk dalam perhitungan jam sebagaimana dimaksud pada ayat (1). 

Perpres 87/2017

Pasal 9: 

(1) Penyelenggaraan PPK pada jalur Pendidikan Formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilaksanakan selama 6 (enam) atau 5 (lima) hari sekolah dalam 1 (satu) Minggu.

(2) Ketentuan hari sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserahkan pada masing-masing satuan pendidikan bersama-sama dengan Komite Sekolah/Madrasah dan dilaporkan kepada Pemerintah Daerah atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama setempat sesuai dengan kewenangan masing-masing.

(3) Dalam menetapkan 5 (lima) hari sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), satuan pendidikan dan Komite/Sekolah Madrasah mempertimbangkan: 

a. kecukupan pendidik dan tenaga kependidikan; 

b. ketersediaan sarana dan prasarana; 

c. kearifan lokal; dan 

d. pendapat tokoh masyarakat dan/atau tokoh agama di luar Komite Sekolah/Madrasah. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Fragmen, Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 05 Oktober 2017

Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar

Bondowoso,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jaringan Gusdurian Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur akan memperingati Hari Toleransi. Sallah satunya dengan nonton bareng (nobar) film "Cahaya Timur, Kota Teror”. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di Akademi Komunitas Negeri pada Rabu 16 November 2016.

Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar (Sumber Gambar : Nu Online)
Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar (Sumber Gambar : Nu Online)

Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar

Kordinator Jaringan Gusdurian Bondowoso Daris Wibisono Setiawan mengatakan film tersebut berdurasi kurang lebih satu setengah jam.

Ia menambahkan, nobar tersebut akan melibatkan penonton lintas agama, ormas, organisasi kepemudaan (OKP) delegasi dari OSIS, dan mahasiswa Akademi Komunitas Negeri Bondowoso.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Nanti akan ada hiburannya dari penampilan-penampilan di antaranya ada tari, akustik, dan singo ulung," imbuhnya.

Ia berharap dari kegiatan tersebut? menumbuhkan semangat menghargai perbedaan, memperluas jaringan semangat GusDurian dan membumikan 9 nilai-nilai Gus Dur. (Ade Nurwahyudi/Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Sunnah, Santri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 25 Juni 2017

Ini Karya Ilmiah 10 Santri yang Lolos LKTIS Kemenag 2015

Tangerang Selatan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sepuluh santri dari berbagai pesantren kembali terpilih dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Santri (LKTIS). Para santri tersebut didaulat mempresentasikan hasil risetnya di hadapan para doktor dan guru besar pada seminar hasil pengembangan Karya Ilmiah Santri di Pusdiklat Kemenag, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Senin-Kamis, 1-3 Desember 2015.

Program tahunan ini diinisiasi Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan Balitbang Diklat Kemenag. Menurut Tarif, salah seorang peneliti Puslitbang Penda, pengembangan karya tulis ilmiah santri sudah dilaksanakan sejak tahun 2008. "Memang pernah terputus, namun itu tidak mengurangi semangat kami untuk tetap melaksanakan program tersebut," ujarnya.

Ini Karya Ilmiah 10 Santri yang Lolos LKTIS Kemenag 2015 (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Karya Ilmiah 10 Santri yang Lolos LKTIS Kemenag 2015 (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Karya Ilmiah 10 Santri yang Lolos LKTIS Kemenag 2015

Sementara itu, Kepala Puslitbang Penda, HM Hamdar Arraiyyah berpesan, khusus kepada para santri agar terus belajar menulis baik dari segi kebenaran isi dan logika kalimatnya. "Sebab, jika ada pernyataan yang salah lalu dipoles sedikit saja kalimat yang salah bisa jadi benar," ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait rencana Kepala Bidang Litbang Nonformal-Informal Muhamad Murtadho yang akan menerbitkan karya para santri tersebut menjadi buku atau bunga rampai pesantren, Hamdar mengaku sangat senang. "Saya termasuk orang yang gembira jika naskah karya santri ini benar-benar dibukukan," tandasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sepuluh santri peneliti

Berikut ini sepuluh santri berikut karya risetnya yang dipilih oleh para peneliti Puslitbang Penda. Pertama, Muhamad Risqil Azizi (Mahad Aly Sukorejo,  Situbondo, Jawa Timur). Judul risetnya: "Nuansa Toleransi dalam Fiqih Kaum Santri: Kajian atas Pandangan Pesantren tentang Relasi Muslim dan Nonmuslim”. Kedua, Ardi Putra (PP Lingkar Studi Al-Quran Ar-Rahmah Yogyakarta): "Implementasi Pendidikan Karakter Toleransi di PP LSQ Yogyakarta."

Ketiga, Asror Basuki (Mahad Aly Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur): "Penanaman Karakter Moderat di Pesantren: Studi Kasus Pembelajaran Pesantren di Mahad Sukorejo Situbondo". Keempat, Laili Nur Azizah (PP Nawesea Yogyakarta). "Pendidikan Karakter Kemandirian Finansial berlandaskan Prophetic Intelligence: Studi Kewirausahaan di PP Raudlatul Muttaqien Kalasan Sleman”.

Kelima, tiga serangkai terdiri atas Syihabuddin Alwy, Ahmad Mushonnif Alfi, dan M Akrom Adabi (PP Al-Anwar 1 Sarang, Rembang, Jawa Tengah): "Nilai Kepedulian Sosial di Pesantren Al-Anwar 1 Sarang Rembang”. Keenam, Siti Nurul Marifah dan Ahmad Riyadi (PP Al-Muayyad Windan, Sukoharjo, Jawa Tengah): "Pengaruh Urban Farming terhadap Kemandirian dan Kepedulian Lingkungan pada Santri di Pondok Pesantren Al-Muayyad Windan”.

Ketujuh, Sahal Mahfudh (PP Mathaliul Huda Pusat, Kajen, Pati, Jawa Tengah): "Model Pembentukan Karakter Religius (Religious Character Building) Santri Tahfidz al-Quran di Pesantren Mathaliul Huda Pusat Kajen”. Kedelapan, Nur Amanah (PP Al-Hidayah, Cibiru Wetan, Bandung, Jawa Barat): "Implementasi Pendidikan Karakter Kejujuran dan Tanggung Jawab di Pesantren Al-Hidayah Kabupaten Bandung”.

Kesembilan, Feny Nida Fitriyani dan Dede Sukirah (PP Az-Zahra Purwokerto, Jawa Tengah): "Pengembangan Kreativitas Bahasa dan Warna di Pesantren Az-Zahra Karanglesem, Purwokerto, Jawa tengah”. Kesepuluh, Risdianto (PP Mahasiswa An-Najah Purwokerto): "Pengembangan Pesantren Hijau: Upaya Meningkatkan Environment Enterpreneur Santri, Studi Kasus pada PP Mahasiswa An-Najah Purwokerto, Jawa Tengah”. (Musthofa Asrori/Fathoni)

Foto: Usai presentasi hasil riset di Pusdiklat Kemenag Ciputat, Rabu (2/12), sebagian santri berpose dengan para narasumber dan peneliti.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Humor Islam, Kiai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 20 Mei 2017

Kabar Duka, Waketum PBNU H Slamet Effendy Yusuf Wafat

Jakarta, NU Online

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun, kabar duka kembali menyelimuti keluarga besar Nahdlatul Ulama. Wakil Ketua Umum PBNU H. Slamet Effendy Yusuf dikabarkan wafat di Bandung, Jawa Barat, pada Rabu malam, (2/12) sekitar pukul 23.00.

Menurut istri almarhum, Siti Aniroh, jenazah suaminya disemayamkan di rumah duka, Perumahan Citra Gran Castle Garden Blok H-5, No 18 Cibubur, Jakarta pada Kamis mulai pukul 06.00 sampai pukul 12.00. Selanjutnya jenazah akan dimakamkan di kampung halaman almarhum, Purwokerto. 

Kabar Duka, Waketum PBNU H Slamet Effendy Yusuf Wafat (Sumber Gambar : Nu Online)
Kabar Duka, Waketum PBNU H Slamet Effendy Yusuf Wafat (Sumber Gambar : Nu Online)

Kabar Duka, Waketum PBNU H Slamet Effendy Yusuf Wafat

Almarhum adalah mantan Ketua Umum GP Ansor dua periode, anggota DPR RI, dan Pengurus MUI Pusat. Belum lama ini almarhum juga dipercaya sebagai Dewan Pembina Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI). Semoga amal ibadah almarhum diterima di sisi Allah SWT dan diampuni segala kealfaannya. Al-Fatihah... (Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah