Tampilkan postingan dengan label Syariah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Syariah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 23 Februari 2018

Perdana Menteri Wanita Pakistan

Gus Dur pernah menerima seorang ulama dari negeri Pakistan di kantor PBNU. Di sela-sela pertemuannya dengan Gus Dur, ulama Pakistan itu meminta sesuatu. Apakah itu?

"Tolong Gus, perintahkan kepada umat Anda agar mengirim doa surat Al-Fatihah kepada warga Pakistan. Karena warga Pakistan tengah tertimpa musibah!" kata ulama Pakistan.

Perdana Menteri Wanita Pakistan (Sumber Gambar : Nu Online)
Perdana Menteri Wanita Pakistan (Sumber Gambar : Nu Online)

Perdana Menteri Wanita Pakistan

"Inna lillah..... Musibah macam apa yang sedang menimpa negerimu?" tanya Gus Dur.

"Pakistan kini tengah dipimpin oleh Perdana Menteri wanita!" jawabnya sangat serius.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lantas ulama Pakistan itu mengutip Sabda Nabi, bahwa sebuah musibah akan datang jika ada negeri yang dipimpin oleh kaum wanita.

Cerita ini disampaikan Gus Dur di acara seminar yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Rembang di Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin. Gus Dur tidak sependapat jika wanita tidak boleh memimpin. Menurut Gus Dur, larangan wanita memimpin itu dicanangkan oleh Nabi dengan kondisi saat itu, yang mana seorang pemimpin harus kuat dan perkasa. Kekuasaannya nyaris mutlak. Berbeda dengan saat ini, sebuah kebijakan pemerintahan harus dijalankan berdasarkan sistem, dia tidak sendirian. Banyak diantara kabinet itu rata-rata laki-laki, jadi larangan wanita memimpin tidak lagi mutlak.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kembali ke cerita, mendengar jawaban Gus Dur yang demikian, ulama Pakistan itu tetap ngotot.

"Sudahlah, pokoknya kami minta dikirimi surat al-Fatihah! Gitu saja!"

Gus Dur tersenyum, baiklah, permintaan ulama Pakistan itu pun diturutinya dengan senang hati. Al-Faaatihah...! (Moh. Lilik Wijanarko Nawawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Syariah, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

KPAI: Sekolah 5 Hari Bukan Solusi Pembentukan Karakter

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Pelindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh mendukung penuh revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, salah satu upaya untuk mensukseskan hajat besar pemerintah tersebut adalah melalui pendidikan yang berkarakter.?

Namun demikian, menurut dia kebijakan Full Day School (FDS) yang digagas pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bukan lah solusi untuk suksesnya revolusi mental dan pendidikan yang berkarakter. Baginya, kebijakan baru ini seharusnya tidak perlu karena ia menilai peraturan tentang pendidikan yang ada sudah memadahi.

KPAI: Sekolah 5 Hari Bukan Solusi Pembentukan Karakter (Sumber Gambar : Nu Online)
KPAI: Sekolah 5 Hari Bukan Solusi Pembentukan Karakter (Sumber Gambar : Nu Online)

KPAI: Sekolah 5 Hari Bukan Solusi Pembentukan Karakter

“Sebelum adananya Permendikbud (tentang FDS), kondisi sudah ideal. Ada sekolah yang membuka model Full Day School untuk memberikan layanan anak dan juga orang tua yang cocok dengan model full day. Ada yang half day (setengah hari), bagi anak yang cocok sesuai dengan kondisi subyektifnya,” urainya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Selasa (13/6).?

Jika yang ditekankan adalah pembentukan karakter dan mengurangi tindak kekerasan siswa, Niam menambahkan, maka pemerintah tidak bisa menjawabnya dengan membuat kebijakan FDS. Hal itu dikarenakan tidak semua sekolah memiliki sarana yang memadahi dan keberagaman pendidikan yang ada.

“Kebijakan lima hari perdelapan jam belajar di sekolah tidak sejalan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang sangat plural dan multikultural,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Katib Syuriah PBNU itu menjelaskan, ada hal-hal yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah untuk menciptakan pendidikan karakter dari pada memperpanjang jam sekolah.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Mewujudkan sekolah yang ramah anak jauh lebih mendasar dari memanjangkan jam sekolah,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menilai, kebijakan memperpanjang waktu sekolah akan berpotensi terjadinya kekerasan terhadap anak jika tidak dibarengi dengan perwujudan lingkungan sekolah yang ramah anak. (Muchlishon Rochmat/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 18 Februari 2018

Tiga Pendekatan Menilai Fenomena HTI

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Wakil Ketua Umum Majelis Pemuda Islam Indonesia (MPII) Pusat Arif Fachruddin menyatakan, ada tiga pendekatan yang seharusnya digunakan dalam menyoroti fenomena HTI. Pertama, pendekatan keagamaan (diniyyah).?

Tiga Pendekatan Menilai Fenomena HTI (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Pendekatan Menilai Fenomena HTI (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Pendekatan Menilai Fenomena HTI

Menurut dia, konsep khilafah adalah bersifat opsional (bukan keharusan), bukan sesuatu yang pasti ditetapkan dalam ajaran Islam.?

“Namun pemimpin mereka mempropagandakan ide khilafah sebagai sesuatu yang qath’i,” kata Arif saat menjadi narasumber dalam acara seminar nasional dengan tema Penerapan Konsep Khilafah Bertentangan dengan Maqashid Syariah di Bumi Pancasila dan NKRI di Hotel Gren Alia Jakarta, Selasa (16/5) sore.

Baginya, kalau seandainya sistem khilafah diterapkan di Indonesia, maka Indonesia akan mengalami kemunduran. “Kalau sistem khilafah harus diterapakan, berapa abad kita harus mundur?” tegasnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, pendekatan kebangsaan (wathoniyah). Wakil Sekretaris Pengurus Pusat Ma’arif NU itu berpendapat, umat Islam di Indonesia sudah terikat perjanjian suci dalam membangun kehidupan berbangsa dan bernegara. Kalau seandainya ide khilafah diterapkan, maka umat Islam akan mengingkari konsensus tersebut.?

“Umat Islam terikat dengan komitmennya. Indonesia adalah darul ahdi wa syahadah. Rumah perjanjian suci dan rumah persaksian untuk mengisinya dengan nilai-nilai yang baik.” ungkapnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terakhir, pendekatan hukum formal (qonuniyah). Menurutnya, keberadaan HTI terdaftar Kemen Polhukam sebagai ormas, namun pada dasarnya HTI adalah sebuah partai politik.?

Meski demikian, pemerintah memiliki hak untuk membubarkannya apabila ormas tersebut dinilai meresahkan dan merongrong keutuhan NKRI. Namun, pembubarannya harus sesuai dengan koridor hukum yang ada. (Muchlishon Rochmat/Abdullah Alawi)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 14 Februari 2018

Tiga Amalan Melancarkan Rezeki Menurut Kiai Ghofur

Rembang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Memperingati milad ke-70, Yayasan Riyadlotut Thalabah Sedan, Rembang, Jawa Tengah mengadakan pengajian akbar dan riyadl bershalawat, Selasa (16/1) malam. Kegiatan yang diselenggarakan di lapangan Madrasah Riyadlotut Thalabah tersebut dihadiri ribuan jamaah dan mendatangkan pembicara KH Abdul Ghofur.

Banyak hal yang disampaikan saat mauidhah berlangsung. Salah satunya adalah tiga amalan yang bisa memperlancar rezeki. Menurut pengasuh Pondok Pesantren Sunan Drajat Lamongan Jawa Temur ini, syarat utama agar bisa kaya adalah bejo atau beruntung.

Tiga Amalan Melancarkan Rezeki Menurut Kiai Ghofur (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Amalan Melancarkan Rezeki Menurut Kiai Ghofur (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Amalan Melancarkan Rezeki Menurut Kiai Ghofur

“Pak kiai, bagaimana cara agar bisa kaya seperti panjenengan?” ucapnya dengan nada bertanya.

“Syaratnya adalah bejo,” jawabnya atas pertanyaan yang dilontarkan sendiri. Syarat agar bejo adalah tidak sial atau apes, imbuhnya dibarengi tawa hadirin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Agar seseorang tidak sial, maka bisa mengamalkan zikir Subhanallahi wabihamdihi. “Zikir ini dibaca selepas Shalat Ashar sebanyak seratus kali," terangnya.

Dijelaskan lebih lanjut, agar bisa mendapatkan keberuntungan atau bejo, juga dilanjut dengan mengamalkan zikir Subhanallahi wabihamdihi, Subhanallahil ‘adzim. Zikir tersebut hendaknya dibaca seratus kali secara rutin usai Shalat Maghrib.

Ada satu lagi zikir yang menurut kiai keturunan Sunan Drajat tersebut yakni Subhanallahi wabihamdihi, Subhanallahil ‘adzim, Astaghfirullah. Zikir dibaca sebelum melaksanakan Shalat Subuh sebanyak seratus kali. “Boleh juga dilaksanakan selepas Shalat Subuh, tapi yang utama itu sebelum melaksanakan Shalat Subuh,” jelasnya. (Hanan/Ibnu Nawawi

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Kiai, Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 13 Februari 2018

Siswa MA Walisongo Produksi Cairan Khusus untuk Pertanian

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Peserta didik Madrasah Aliyah Walisongo Pecangaan Jepara yang tergabung dalam Unit Kegiatan Siswa (UKS) Farm Agriculture memproduksi cairan khusus untuk pertanian.

Beberapa jenis cairan diproduksi dari bakteri pemacu pertumbuhan tanaman (PGPR/ plant growth-promoting rhizobacteria) akar bambu, PGPR rumput tekek-tekekan akar serabut, PGPR rumput tekek-tekekan akar gada, dan mol rebung bambu yang manfaatnya untuk mencegah penyakit akar tanaman.

Siswa MA Walisongo Produksi Cairan Khusus untuk Pertanian (Sumber Gambar : Nu Online)
Siswa MA Walisongo Produksi Cairan Khusus untuk Pertanian (Sumber Gambar : Nu Online)

Siswa MA Walisongo Produksi Cairan Khusus untuk Pertanian

Ada pula dari mol bonggol pisang dan mol buah maja untuk perangsang pertumbuhan pada fase fegetatif, mol buah-buahan untuk perangsang bunga dan buah, serta probiotik pengurai tinja untuk pengurai tinja di septitank.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Delapan jenis cairan itu dipamerkan dalam kegiatan pelatihan dan pameran yang diadakan SMK Walisongo Pecangaan, Jepara, Jawa Tengah, di halaman sekolah setempat, Kamis (27/11) pagi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sri Utami, salah satu pegiat UKS tersebut menyebut proses pembuatan cairan-cairan itu. Siswi kelas X IPA itu menguraikan pembuatan probiotik pengurai tinja yang terbuat dari gula merah, lerin (air beras) dan rumen (kotoran sapi).

Proses pembuatannya memakan waktu 2 pekan. “Rumen 20 ml dimasukkan di dalam wadah yang berisi air gula merah. Selama proses penyimpanan tidak boleh terkena sinar matahari namun botol cairan ini dikasih celah sedikit,” jelas Utami.

Manfaat cairan itu urai siswi asal desa Pancur, Mayong untuk mempercepat penguraian tinja di dalam septitank menjadi air yang diserap tanah sehingga tidak perlu repot untuk menguras.

Manfaat lain, lanjut dia, untuk meningkatkan kandungan mikro organisme pengurai di dalam tanah serta sebagai pupuk cair untuk fermentasi jerami.

Dalam setiap botol cairan dijual dengan harga berbeda. Khusus Probiotik Pengurai Tinja harganya Rp. 10.000/ mil. Lainnya, Rp.5.000 per 330 mil.

Dalam proses memproduksi mereka tidak sendirian namun didampingi pembina UKS Farm Agriculture, Saiful  Anam serta waka kesiswaan, Mukhlisin. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Syariah, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 04 Februari 2018

Gus Dur Nilai IPDN Memelihara Kekerasan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tewasnya Cliff Muntu, Praja Madya Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN), menurut mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) disebabkan kampus tersebut masih memelihara praktik-praktik kekerasan. Ia meminta agar para pelaku penganiayaan tersebut dihukum seberat-beratnya.

"Kalau kekerasan dibiarkan, jadinya seperti ini. Mereka yang saling membunuh adalah sesama praja dan harus dikenakan hukuman yang berat," ujar Gus Dur usai membuka Halaqah Kebangsaan dan Temu Wicara Hukum Acara Mahkamah Konstitusi RI, di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (6/4).

Gus Dur Nilai IPDN Memelihara Kekerasan (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Dur Nilai IPDN Memelihara Kekerasan (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Dur Nilai IPDN Memelihara Kekerasan

Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama itu menegaskan, pihak kampus yang dulu bernama Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) itu juga mempunyai tugas yang harus diselesaikan dalam mencari siapa pelakunya. "Pimpinan IPDN harus segera mencari siapa otak penganiayaan," imbuhnya.

Namun demikian, Gus Dur yang juga Ketua Umum Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu menolak usulan banyak pihak yang meminta agar IPDN dibubarkan. "Bukan dibubarkan, tetapi diperbaiki," tukasnya.

Cliff Muntu, praja madya, ditemukan tewas di kampus IPDN tepatnya di Barak DKI atas, Senin (2/4) malam. Awalnya pihak IPDN membantah Cliff meninggal akibat tindak kekerasan. Namun belakangan ada informasi yang menyatakan Cliff tewas akibat dianiaya para seniornya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tewasnya Cliff bukan kejadian satu-satunya. Sejak 1990-an hingga 2005 tercatat 35 praja tewas. Namun dari total praja yang tewas, hanya 10 kasus saja yang terungkap di media massa. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 01 Februari 2018

Kalbar Ekspo Meriahkan MTQ JQH NU

Pontianak, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kalbar Ekspo 2012 turut menyemarakkan suasana Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional VII dan MTQ Internasioanl I, serta Musyawarah Nasional IV Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) di kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Kalbar Ekspo Meriahkan MTQ  JQH NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Kalbar Ekspo Meriahkan MTQ JQH NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Kalbar Ekspo Meriahkan MTQ JQH NU

Kalbar Ekspo 2012 ini diselenggarakan pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, berlangsung dari tanggal 3 Juli dan akan berakhir 8 Juli, sesuai jadwal MTQ dan Munas JQH NU. 

“Sudah diselenggarkan tujuh kali sejak tahun 2005. Ini merupakan yang kedelapan kalinya,” jelas Nadia Irsyad dari Kesekretariatan Kalbar Ekspo 2012.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Biasanya, sambung Nadia, helat tahunan ini digelar di Pontianak Convention Center (PCC). Tapi tahun ini, atas saran Gubernur Kalbar, dilaksanakan di sekitar lapangan Sultan Syarif Abdurrahman, tempat pembukaan, penutupan dan salah satu lokasi MTQ JQHNU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kategori produk yang dipamerkan adalah handicraft, souvenir dan asesoris, komputer dan peralatan elektronik, perbankan dan asuransi, properti, otomotif, hotel dan resort, tekstil, peralatan rumah tangga, agrobisnis, mainan, kuliner dan, produk-produk  lainnya. 

Kalbar Ekspo 2012 ini diikuti setiap dinas Provinsi Kalimantan Barat, BUUMN, asosiasi bisnis, perusahaan swasta, koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Ada juga dari provinsi lain misalnya Kepulauan Riau dan Sumatera Selatan. PWNU Kalimantan Barat serta banom-banomnya, memiliki satu stand yang memamerkan karya warganya.  

Menurut Yuni, yang juga dari Kesekretariatan, Kalbar Ekspo 2012 dibuka mulai pukul 10.00 dan tutup pukul 21.00. 

“Kali ini diikuti ratusan peserta dengan memenuhi 150 stand,” tambahnya. 

Menurut amatan petugas parkir Kalbar Ekspo 2012 pengunjung kali ini lebih ramai dari tahun-tahun sebelumnya.

“Dari pagi hingga malam, tak henti-hentinya orang datang. Mungkin setiap hari tak kurang dikunjungi seribu hingga dua ribu orang,” pungkasnya. 

Redaktur : Mukafi Niam

Penulis    : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Syariah, Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 19 Januari 2018

Aldi Hamid, Top Skor Liga Santri 2017 dari Pesantren DDI Kaballangan

Bandung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 

Pagelaran Liga Santri Nusantara (LSN) 2017 telah usai. Banyak bermunculan pemain santri berbakat yang melesatkan banyak gol di kompetisi yang dimainkan di enam stadion di kota Bandung. Dari sekian nama yang bersinar, sosok Aldi Hamid kini tercatat dalam sejarah sebagai Top Skor Liga Santri Nusantara di tahun ke-3 ini dengan torehan 7 gol.

Aldi Hamid, Top Skor Liga Santri 2017 dari Pesantren DDI Kaballangan (Sumber Gambar : Nu Online)
Aldi Hamid, Top Skor Liga Santri 2017 dari Pesantren DDI Kaballangan (Sumber Gambar : Nu Online)

Aldi Hamid, Top Skor Liga Santri 2017 dari Pesantren DDI Kaballangan

Dari perolehan 7 gol tersebut, Aldi Hamid hasilkan dalam 3 pertandingan di fase grup, melalui 5 kali tendangan terdari dari 2 gol kaki kiri dan 3 gol kaki kanan. Sedangkan 2 gol disarangkan lewat sundulan kepala. Sayangnya, timnya yakni Darud Da’wah wal Irsyad (DDI) Kaballangan Pinrang terhenti di babak 16 besar setelah dikandaskan 1-2 oleh Al Kahfi Kebumen. Sampai laga final usai, tidak ada satu pemain pun yang bisa mengejar perolehan golnya. 

Pemain bernomor punggung 9 ini lahir di Pekkabata pada 10 April 2000 dari pasangan Lantong dan Dia. Aldi merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Saat ini duduk di kelas 2 Madrasah Aliyah (MA) yang bernaung di pesantren DDI Kaballangan, Pinrang, Sulawesi Selatan. 

Untuk pengalaman bermain bola, Aldi sudah beberapa kali ikut turnamen tingkat kampung dan kacamatan, bahkan sebelum mengikuti Liga Santri ia pernah bermain sampai ke wilayah Sulawesi Barat. Menariknya, timnya sering melakukan pertandingan uji coba melawan seniornya di pesantren setempat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Saat diwawancara PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Aldi mengungkapkan rasanya senangnya bisa menjadi top skor di Liga Santri Nusantara. “Bisa membanggakan kedua orang tua,” ungkap Aldi, Senin (30/10). 

Di balik kelincahannya menendang si kulit bundar, Aldi ternyata mengagumi sosok Cristiano Ronaldo. Ada hal menarik yang dikagumi dari pemain asal Portugal yang bermain di club Real Madrid itu. Ia menilai Ronaldo termasuk pemain yang mempunyai sifat kedermawanan membantu orang lain apalagi bagi umat muslim.

Di mata Aldi, Ronaldo sering menampakkan kedekatan dan kepeduliannya terhadap muslim dunia. Dalam segi permainan dan teknik, Ronaldo salah satu pemain yang luar biasa. “Walaupun terkadang sulit dalam melakukan persaingan dengan Lionel Messi, namun Ronaldo sering dengan baik menemukan jalan menuju suksesnya,” terang Aldi yang juga mengidolakan pemain Timnas Bambang Pamungkas. 

Aldi juga membeberkan rahasia latihannya selama ini mengapa bisa tajam dalam mencetak gol. Ia sering berlatih terus menerus terutama untuk menjaga stamina agar stabil, dan ia memperbanyak belajar melatih tendangan bola ke gawang dari luar kotak penalti, memperbanyak skill, dan penguasaan bola.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berharap setelah selesai turnamen Liga Santri Nusantara, bisa memberikan kontribusi kepada tim nasional Indonesia. “Impian saya bisa bergabung ke skuad timnas U-19,” pungkas Aldi. (M. Zidni Nafi’/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 11 Januari 2018

Membendung Radikalisme Melalui Radio Komunitas

Cirebon, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebuah sikap radikalisme di tengah masyarakat bisa disebabkan beragam hal, di antaranya adalah penyajian informasi yang salah dan bersifat provokatif. 

Membendung Radikalisme Melalui Radio Komunitas (Sumber Gambar : Nu Online)
Membendung Radikalisme Melalui Radio Komunitas (Sumber Gambar : Nu Online)

Membendung Radikalisme Melalui Radio Komunitas

Di sinilah radio komunitas mendapatkan peran penting, harus tetap mengutamakan kebutuhan masyarakat, sarat dengan pesan perdamaian, dan penyampaian informasi yang tidak berpotensi menebar kebencian dan permusuhan, termasuk dalam konten dakwah keagamaan, radio komunitas harus tetap mempertimbangkan tiga prinsip tersebut. 

Demikian disampaikan Ahmad Rovahan, Ketua Jaringan Radio Komunitas (JARiK) se-wilayah III Cirebon saat temu pegiat radio komunitas di Taman Bima, Cirebon. Kamis (9/5).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Radio komunitas harus mempelopori gerakan dakwah keagamaan yang ramah dan damai, tidak bersifat provokatif, dan jangan sampai memicu tindak radikalisme di tengah masyarakat,” jelas Rovahan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal senada juga disampaikan oleh Nana, ketua Badan Pengurus Penyiaran Komunitas (BPPK) radio Buana FM, Desa Cangkoak Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon. Dia mengungkapkan, selama ini radio komunitas yang dipimpinnya lebih memilih untuk mengemas konten keagamaan yang bersumber dari kebutuhan masyarakat, tidak mengacu pada informasi yang dinilai dapat mengabaikan dan mengganggu tradisi dan budaya setempat.

“Kami memiliki acara keagamaan yang diberi nama Ingbar, atau Indahnya Ngaji Bareng, dalam acara ini kami menghadirkan kiai yang dipanuti oleh masyarakat sendiri, bukan orang lain, sehingga pembicara tidak hanya berbicara tentang agama, tapi sistem nilai dan tradisi masyarakat,” papar Nana.

Sementara itu, Maman Rohman, ketua BPPK radio Q-Lan FM Desa Klayan, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon mengungkapkan bahwa radio komunitas harus menjadi benteng bagi masyarakatnya masing-masing dari pelbagai informasi dan penyampaian konten keagamaan yang provokatif dari pihak-pihak yang tidak bertanggung-jawab.

“Selain tidak boleh provokatif, radio komunitas juga harus hadir sebagai benteng yang akan membendung masyarakat dari informasi-informasi yang tidak bertanggung jawab,  terutama dalam konten keagamaan, hal ini biasanya rawan sekali,” tambah Maman.

JARiK merupakan sebuah paguyuban yang membawahi 21 radio komunitas di wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka, serta Kuningan. Selain melakukan pemberdayaan masyarakat dan proteksi sosial, jaringan radio komunitas ini juga kerap mengkampanyekan pesan-pesan perdamaian dan melakukan perlawanan terhadap tindak anarkisme atas nama agama. 

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Sobih Adnan

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Syariah, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 29 Desember 2017

Inilah Catatan Harian "Santri Tempe"

Malang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Jika kau bukanlah seorang anak raja, maka menulislah.” (Hujjatul Islam al-Ghazali)

Menjadi seorang penulis adalah mimpi seorang Royhan Rikza. Alumni pesantren ini menggeluti dunia tulis menulis sedari duduk di bangku pesantren. Mimpinya dulu, bisa menjadi penulis kondang dan menerbitkan banyak buku. 

Inilah Catatan Harian Santri Tempe (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Catatan Harian Santri Tempe (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Catatan Harian "Santri Tempe"

Kini pada usia yang terhitung belia pada semester enam pendidikan bahasa Arab di satu perguruan tinggi, remaja asal Lampung ini melaunching buku pertamanya, Senin (22/04).

Tidak muluk-muluk, kumpulan cerpen yang berjudul “Berbicara kepada Tuhan, Catatan Harian Santri Tempe” ini tak ubahnya note sosok Royhan dalam keseharian.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Royhan mengaku, menulis semua akivitasnya termasuk beberapa kajian-kajian di IPPNU, Seminar, dan STF al-Farabi.

Royhan mengisahkan, perjalanan panjang dari masa-masa belajar di pesantren hingga perkuliahan. Menurutnya benturan-benturan yang kuat yang dihadapi, Royhan tulis dalam bentuk cerpen, hingga terkumpul lebih dari seratus judul. Beruntung salah satu penerbit menerima karya Royhan.

Ketika ditanya kenapa “Santri Tempe”, menurutnya “Tempe” adalah ciri khas Indonesia yang bisa diolah apa saja, dari mendol, lauk, keripik, hingga sekarang brownis tempe. Dari situlah Royham mengisahkan perjalanan hidupnya yang penuh warna dan lika-liku dalam menghadapi suatu permasalahan yang menututnya menjadi apa saja.

“Menjadi sosok santri haruus fleksibel dan moderat hingga bisa diterima masyarakat” paparnya dalam launching & bedah buku perdana karyanya di Masjid Ulul al-Bab, UIN Malang.

Sementara itu, sang pembanding Tamim Mullah mengemukakan, jika penulis macam Royhan bisa ditemukan di banyak tempat, hanya untuk bisa konsisten dan membukukannya yang jarang.

“Karya kader NU yang satu ini patut mendapatkan apresiasi yang besar, karya ini bisa menjadi pemantik penulis-penulis lain untuk terus berkarya,” pujinya dalam forum bedah buku.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Diana Manzila

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 22 Desember 2017

Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Suasana car free day (CFD) di kawasan Bundaran Hotel Indonesia Jakarta hari ini, Ahad (12/11) terasa lain dari akhir pekan biasanya. Lebih kurang 10 ribu orang yang berasal dari jajaran kesehatan, jajaran Kementerian/Lembaga, BUMN, institusi pendidikan kesehatan, mitra kesehatan, dan organisasi masyarakat telah berkumpul di sekitar Bundaran HI.

Mereka datang dengan tujuan yang sama, yakni menjadikan Hari Kesehatan Nasional (HKN) yang diperingati setiap tanggal 12 November setiap tahunnya, menjadi momentum untuk menggaungkan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) bagi semua komponen bangsa di seluruh Indonesia agar dapat melakukan perilaku hidup sehat untuk mencegah berbagai ancaman penyakit.

Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku (Sumber Gambar : Nu Online)
Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku (Sumber Gambar : Nu Online)

Sehat Keluargaku, Sehat Indonesiaku

“Kami ingin agar masyarakat dapat berperilaku hidup sehat secara terus menerus dalam kehidupan sehari-hari,” tutur Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, dalam sambutannya pada Puncak Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-53 di Bundaran HI, Jakarta (12/11). 

Puncak peringatan HKN ke-53 dihadiri pula oleh Wakil Presiden RI, H.M. Jusuf Kalla; dan menteri-menteri di kabinet kerja. Sejumlah Kementerian dan Lembagan lain juga turut memeriahkan acara ini dengan mengirimkan utusan masing-masing. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

HKN juga dihadiri oleh perwakilan dari beberapa negara sahabat, yaitu Kedubes Afganistan, Kedubes Laos, Kedubes Malaysia, Kedubes Venuzuela, dan Kedubes Ceko.

Keluarga Sehat, Indonesia Sehat

Tema HKN ke-53 tahun ini sejalan dengan Program Indonesia Sehat melalui Pendekatan Keluarga (PIS-PK) yang menekankan pada pentingnya peran keluarga dalam pembangunan kesehatan. Lingkungan keluarga memberikan dasar bagi seseorang untuk memiliki kebiasaan, perilaku dan gaya hidup yang sehat. Karena itu, karena itu upaya untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat pada masyarakat adalah dimulai dari lingkungan keluarga.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang menjadi inti Pembangunan Kesehatan sesuai dengan UU Kesehatan Nomor 36 tahun 2009.

Guna mendukung program tersebut, Kemenkes telah mengeluarkan Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) pada dasarnya merupakan integrasi pelaksanaan program-program kesehatan baik upaya kesehatan perorangan (UKP) maupun upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambunganyang berfokus pada data dan informasi dari profil kesehatan keluarga.

Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)

Sebuah kenyataan bahwa kesehatan merupakan hal yang utama dan mendasar, dan keberhasilan program kesehatan tidak terlepas dari peran masyarakat dan dukungan lintas sektor terkait, maka terbitlah Inpres Nomor 1 tahun 2017 tentang GERMAS pada 27 Februari 2017.

Selain untuk menurunkan penyakit, GERMAS yang diprakarsai oleh Presiden RI ini bertujuan pula untuk menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk sekaligus menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan. Melalui GERMAS, diharapkan agar kerjasama antar sektor dan lintas program menjadi katalisator bagi masyarakat untuk mampu berperilaku hidup sehat, yang pada akhirnya dapat membentuk sumber daya manusia Indonesia yang unggul, pondasi bangsa Indonesia yang kuat.

Dalam kehidupan sehari-hari, menerapkan pola hidup yang sehat merupakan salah satu wujud dari revolusi mental. GERMAS mengajak masyarakat untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat. Menjadi mau melakukan langkah kecil perubahan pola hidup ke arah yang lebih sehat.

GERMAS mengangkat beberapa aktifitas, antara lain: Melakukan aktifitas fisik, Mengonsumsi sayur dan buah, Tidak merokok, Tidak mengonsumsi alkohol, Memeriksa kesehatan secara rutin, Membersihkan lingkungan, dan Menggunakan jamban.

Pada tahap awal implementasinya, GERMAS secara nasional baru berfokus pada tiga kegiatan sederhana, yaitu: Melakukan aktivitas fisik 30 menit per hari; Mengonsumsi buah dan sayur; dan Memeriksakan kesehatan secara rutin minimal 6 bulan sekali sebagai upaya deteksi dini penyakit. Alasannya, tiga kegiatan tersebut dapat dimulai dari diri sendiri dan keluarga, serta dapat dilakukan mulai saat ini juga, dan tidak membutuhkan biaya yang besar.

Peluncuran Maskot GERMAS

Pada puncak peringatan HKN ke-53, Wapres RI didampingi Menkes meluncurkan maskot GERMAS yang bernama Si GABU. Karakternya terinspirasi dari Burung Garuda dengan figur yang menggemaskan namun tetap menggambarkan semangat untuk sehat.

Dengan adanya maskot ini, diharapkan masyarakat akan lebih mengenal dan selalu ingat untuk menerapkan GERMAS. Maskot ini merupakan hasil karya dari anak bangsa, pemenang Lomba Desain Maskot GERMAS yang diselenggarakan oleh Kemenkes beberapa waktu lalu. 

Sepeda Tour De Sabang-Jakarta 3000K Indonesia Sehat

Pada kesempatan yang sama, Menkes juga menyambut para peserta gowes yang mengiringi para pesepeda yang telah berhasil menaklukkan tantangan etape sepeda Tour De Sabang - Jakarta yang telah menempuh jarak 3.000 KM.

 

Diawali dari titik start yakni titik nol kilometer Sabang pada Sabtu, 14 Oktober 2017 lalu, Tour DeSabang-Jakarta 3000K Indonesia Sehat dibagi menjadi 20 etape yang dikelompokan menjadi 3 group etape, yaitu Group Etape A (Sabang-Tebing Tinggi 935,7 kilometer), Group Etape B (Tebing Tinggi-Jambi 1.104,7 kilometer) dan Group Etape C (Jambi-Jakarta 880,7 kilometer).

Berbagai Aktivitas Sehat Warnai Puncak HKN ke-53

Dimulai dengan kegiatan aktivitas fisik dengan senam bersama, juga ditampilkan senam peregangan secara massal. Senam peregangan ini merupakan salah satu aktifitas yang telah secara rutin diterapkan di lingkungan kantor Kementerian Kesehatan, yakni berupa remainder pada pukul 10.00 dan 14.00 WIB setiap harinya.

Selain itu, diselenggarakan juga karnaval sehat, serta bazaar buah, sayur dan ikan. Terdapat pula tenda pemeriksaan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) melalui pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, tekanan darah, pemeriksaan gula darah dan pemeriksaan kolesterol bagi masyarakat secara gratis.

Karnaval diikuti oleh perwakilan dari KemenPAN RB, Bappenas, LAN, Kementerian Pariwisata, Kemhan, BNPB, Kementerian Pemberdayaan Perempuan, BBPK, Bakamla, BNN, Kementerian KKP, Kementerian ESDM, RS Fatmawati dan, save the children. (Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 15 Desember 2017

LKNU Bekali Pencegahan Stunting 150 Tokoh Agama Brebes

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Pusat Lembaga Kesehatan Nahdhlatul Ulama (LKNU) memberikan pembekalan kepada 150 tokoh agama di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, tentang pencegahan stunting atau gangguan pertumbuhan tubuh secara maksimal (cebol). Program hasil kerja sama dengan UNICEF ini digelar secara bergelombang.

Gelombang pertama  dilaksanakan  di Pondok Pesantren Al Hikmah Benda Sirampog untuk 44 tokoh agama dari Kecamatan Tonjong, 3-5 Juni 2015; gelombang kedua di Pondok Pesantren Assalafiyah 2  (52 tokoh agama Wanasari dan Jatibarang), 8-10 Juni 2015; dan gelombang ketiga di Pondok Pesantren Assalafiyah 1 (44 dari Bulakamba dan Ketanggungan), 12-14 Juni 2015.

LKNU Bekali Pencegahan Stunting 150 Tokoh Agama Brebes (Sumber Gambar : Nu Online)
LKNU Bekali Pencegahan Stunting 150 Tokoh Agama Brebes (Sumber Gambar : Nu Online)

LKNU Bekali Pencegahan Stunting 150 Tokoh Agama Brebes

Materi yang diberikan selama 3 hari meliputi Kebijakan Pemerintah Kabupaten Brebes tentang pencegahan stunting, gizi ibu hamil, pemenuhan hak anak, peran keluarga dalam tumbuih kembang anak dilihat dari sudut agama Islam, pentingnya penggerakan dan penyuluhan tokoh agama, praktek dakwah stunting, dan penyusunan rencana tindak lanjut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Angka prevalensi stunting di Kabupaten Brebes yang cukup tinggi, dimana menurut Data Riskesdas 2013 tercatat stunting di Brebes sebanyak 37 persen, ini mestinya menjadi persoalan serius yang harus di cegah bersama-sama, karena jika ke depan dibiarkan, maka generasi yang akan datang menjadi generasi yang lemah, dan ini menjadikan persoalan bagi daerah juga persoalan nasional, ujar Umi Wahyuni Koordinator Program Pencegahan Stunting LKNU, Rabu (9/6).

Umi juga menambahkan, tokoh agama yang dilatih tahun ini difokuskan pada 35 desa intervensi Program Keluarga Harapan (PKH) Prestasi, dengan perincian 5 kecamatan yakni Tonjong, Jatibarang, Wanasari, Bulakamba, dan Ketanggungan. untuk Desa intervensi antara lain: Pepedan, Purwodadi, Galuh Timur, Kalijurang, Tonjong, Linggapura, Watujaya, Kutayu, Kutamendala, Karangjongkeng, Negarayu, Kupu, Kertabesuki, Sawojajar, Klampok, Dukuhringin, Jagalempeni, Wanasari, Pebatan, Sigentong, Siasem, Jatibarang Kidul, Kertasinduyasa, Kendawa, Jubang, Cipelem, Petunjungan, Banjaratma, Tegalglagah, Luwungragi, Kluwut, Padakaton, Ketanggungan, Dukuhturi, dan Baros.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"LKNU akan memberikan dukungan kepada 35 desa terutama untuk kegiatan pelaksanaan selama 4 bulan ke depan, semua tokoh agama yang sudah dilatih diharapkan untuk melakukan penggerakan dan penyuluhan baik di keluarga penerima PKH, majlis taklim, pondok pesantren, jamiyahan, dan pertemuan lainnya, dengan harapan warga NU yang disosialisasikan nantinya bisa memahami dan mau berbuat terbaik untuk masa depan generasi yang akan datang," imbuhnya.

Di setiap pelatihan yang diselenggarakan, setiap peserta juga diberikan pembekalan dari fasilitator PP LKNU Sulthonul Huda tentang cara mengisi matrik penggerakan dan penyuluhan. Matrik ini untuk memudahkan peserta pada akhirnya saat melakukan pertanggungjawaban administrasi kepada LKNU.  Sisi yang lain juga ada praktek dakwah dari peserta dalam membawakan dakwah pencegahan stunting, dikasih waktu masing-masing 7 menit. (Wasdiun/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Ulama, Fragmen PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 06 Desember 2017

ISNU Sumenep Luncurkan Sekolah Riset

Sumenep, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Kabupaten Sumenep, Madura terus memantapkan diri dalam melakukan penguatan keilmuan, utamanya yang berkaitan dengan penelitian.

Organisasi yang dinakhodai salah seorang kiai muda Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, KH Mohammad Husnan A Nafi’ tersebut meluncurkan sekolah riset, Sabtu (1/11) di Hotel Dreamland Sumenep. Dalam kesempatan tersebut, digelar pula workshop riset dengan tema "Sumenep Mencari Pemimpin".

ISNU Sumenep Luncurkan Sekolah Riset (Sumber Gambar : Nu Online)
ISNU Sumenep Luncurkan Sekolah Riset (Sumber Gambar : Nu Online)

ISNU Sumenep Luncurkan Sekolah Riset

Lembaga penelitian tersebut diberi nama Sekolah Riset "L?rrês NU". Nama tersebut merupakan kepanjangan dari Lembaga Riset Sarjana Nahdlatul Ulama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Hosnan berharap, kehadiran Sekolah Riset L?rrês NU PC ISNU Sumenep bisa memberikan warna tersendiri dalam bidang keilmuan. Serta, produk penelitian yang dihasilkan nantinya bisa menjadi acuan kebijakan bagi pemerintahan Kabupaten Sumenep.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Semoga semuanya membawa keberkahan bagi umat,” terang mantan aktivis PMII Yogyakarta tersebut.

Sementara itu, Damanhuri selaku Direktur Sekolah Riset L?rrês NU berharap adanya keterlibatan banyak pihak untuk memajukan NU melalui bidang penelitian. Utamanya pihak-pihak yang memang hobi melakukan penelitian.

“Alhamdulillah, Sekolah Riset L?rrês NU telah dikukuhkan. Atas semua pihak yg terlibat, terima kasih kontribusinya. Dan mari kita jadikan lembaga ini sebagai bentuk penguatan intelektual, perekat komunikasi, dan penyerap aspirasi menuju Sumenep yang lebih baik,” tukasnya. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, PonPes PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 24 November 2017

NU Sumenep Gelar Pelatihan Penguatan Kelembagaan

Sumenep, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebanyak 100 warga nahdliyin mengikuti Pelatihan Penguatan Kelembagaan Nahdlatul Ulama (NU), Sabtu-Senin (23-25/12). Kegiatan tersebut diikuti 4 MWCNU, yakni dari Kecamatan Gapura, Dungkek, Batang-Batang, dan Batuputih, bertempat di kantor MWCNU Gapura.

NU Sumenep Gelar Pelatihan Penguatan Kelembagaan (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Sumenep Gelar Pelatihan Penguatan Kelembagaan (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Sumenep Gelar Pelatihan Penguatan Kelembagaan

Selama tiga hari, mereka bakal digembleng dengan lima materi terkait dengan penguatan kelembagaan dan administrasi MWCNU, khususnya di Kabupaten Sumenep.

Sekretaris MWCNU Gapura Khairul Umam menegaskan, tujuan diadakannya acara pelatihan tersebut ialah untuk memperkuat struktural dan manajemen MWC NU dan seluruh Banomnya, "setelah acara ini semoga struktual NU lebih solid, dan manajemen semakin kuat," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan oleh Wafi, perwakilan MWCNU Timur Daya. Menurutnya, lembaga NU harus tertata rapi dalam hal pengadministrasian, karena dalam hal administrasi, NU saat ini sudah berbeda dengan yang dulu.

"Dulu, ketika ada acara, pengurus NU cukup menyampaikan undangan melalui lisan, akan tetapi sekarang sudah harus memakai surat-menyurat. Jadi administrasinya harus tertata rapi," jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia menambahkan, sekarang sudah banyak ormas yang dulunya tidak mau terhadap tahlil dan sebagainya, kini sudah mulai setuju terhadap adanya tahlil dan bahkan sudah mempraktikkan, secara amaliyah mereka sudah agak sama dengan tradisi NU, akan tetapi mereka cenderung menyempal dari AD/ART NU yang telah ditentukan, mereka hanya akan merongrong-rong persatuan dan kesatuan Nahdlatul Ulama.

"Ormas-ormas yang tidak mau bertahlil, kini mereka sekarang sudah mulai bertahlil juga, mereka sudah mirip dengan tradisi kita, tapi mereka tidak menerapkan AD/ART NU yang sudah ada, oleh karenanya di acara pelatihan akan ada materi yang khusus menjelaskan tentang AD/ART NU," ujarnya. (Hairul Anam/Fathoni)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam, Syariah, Sunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 23 November 2017

Belajar Memaafkan dari Joko Tingkir

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada suatu pagi yang cerah, di sebuah sungai pinggiran Kota Solo, Jawa Tengah, ‘Joko Tingkir’ yang diperankan oleh RMS Triyono tengah menyusuri sungai untuk menuju ke sebuah pulau, dengan menggunakan sebuah getek, ditemani beberapa prajurit.

Belajar Memaafkan dari Joko Tingkir (Sumber Gambar : Nu Online)
Belajar Memaafkan dari Joko Tingkir (Sumber Gambar : Nu Online)

Belajar Memaafkan dari Joko Tingkir

Saat dia hendak sampai di tepi pulau, tiba-tiba, datang empat ekor siluman buaya menyerang getek. Perahu pun menjadi oleng dan hampir membuat para penumpang tercebur. Namun, dengan sigap Joko Tingkir dan para prajurit berhasil mengamankan getek.

Adegan berikutnya, terjadi perkelahian antara Joko Tingkir melawan para siluman buaya. Kemudian, dengan kesaktian yang dimiliki, Joko Tingkir dengan mudah mengalahkan perlawanan siluman buaya. Setelah mengaku kalah, siluman buaya meminta maaf dan Joko Tingkir pun memaafkan mereka.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Adegan di atas, tentu bukan kisah nyata, melainkan hanya drama yang disuguhkan pada acara "Pekan Syawalan" yang diadakan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta, Ahad (3/8).

Koordinator acara, KP Winarno menjelaskan, drama ini dikemas sedemikian rupa untuk memberikan edukasi kepada warga akan nilai luhur yang dimiliki Joko Tingkir.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Masyarakat bisa mencontoh perjuangan Joko Tingkir yang tetap kuat menghadapi rintangan. Sedangkan kita sebagai masyarakat (mesti kuat) melawan rintangan berupa hawa nafsu,” ujarnya.

Di akhir drama, Joko Tingkir membagikan ribuan ketupat kepada para pengunjung. Ketupat yang disusun dalam sebuah gunungan dibagikan sebagai wujud syukur atas keberhasilan menghadapi segala rintangan. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU, Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 16 November 2017

Pengumuman Hadiah Asrul Sani

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Nama Asrul Sani pada medio 1940 hinga 1990 amat melekat di masyarakat. Kaum politisi mengenalnya sebagai politikus. Orang-orang seni menghormatinya sebagai seniman besar dan serba bisa. Para sineas tak ragu lagi bersaksi bahwa Asrul adalah salah seorang tonggak perfilman nasional.



Pengumuman Hadiah Asrul Sani (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengumuman Hadiah Asrul Sani (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengumuman Hadiah Asrul Sani

Aktivis pergerakan budaya memahami betul bahwa ia sorang pemikir yang memiliki visi dan cita-cita tinggi, serta budayawan yang istiqomah. Ulama pun juga dekat dengan laki-laki kelahiran 10 Juni 1927 itu, karena karya-karyanya menjunjung sifat-sifat dan nilai-nilai agama untuk perkembangan peradaban negeri.

Dalam Rangka 10 tahun PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kami ingin mengingat sosok Asrul Sani dengan sebuah penghargaan kepada orang-orang yang dinilai memiliki perhatian, pikiran, tindakan serta keistiqomahan yang sejalan dengan tokoh kita ini, berupa: Hadiah Asrul Sani (HAS).

Ada lima kategori dalam HAS:

Pertama, Kesetiaan Berkarya. Kategori ini akan diterima oleh seorang D. Zawawi Imron dari Madura, Jawa Timur.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, Sineas Berbakti. Kategori ini akan diterima oleh seorang sineas Slamet Rahardjo Djarot dari Jakarta.

Ketiga, Penulis Serba Bisa. Kategori ini akan diterima oleh seorang penulis bernama Ahmad Tohari dari Banyumas, Jawa Tengah.

Keempat, Tokoh Sejarah. Kategori ini akan diterima oleh qori dan biduwanita Rofiqoh Darto Wahab dari Bekasi, Jawa Barat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kelima, Pelestari Karya. Kategori ini akan diterima seorang pelindung dan pelestari kaset serta piringan hitam dari Kutai, Kalimanatn Timur, Isha Anshori Harmaj.

Mutiara Sani, istri almarhum Asrul Sani, menghargai upaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan PBNU. Ia mengatakan Hadiah Asrul Sani penting adanya sebagai upaya melawan lupa. “Indonesia itu banyak melupakan, lebih tepatnya, para pejabatnya, para petingginya, mungkin juga para sejarawannya banyak lupa hal-hal penting, peristiwa-peristiwa yang menandai kemajuan negeri. Hadiah Asrul Sani ini penting sebagai upaya melawan lupa,” ungkap Mutiara Sani yang ditemui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di daerah Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Mutiara Sani, atas nama enam anak dari Asrul Sani menyatakan terima kasih pada penyelenggara. “Sebagai penghargaan kami, pihak keluarga juga akan datang pada acara penyerahan Hadiah ASrul Sani,” ujarnya.

"Inilah ikhtiar kecil untuk mencintai seorang tokoh yang umurnya dihabiskan untuk berjuang demi NU dan tentu negeri ini," ujar Savic Ali, pimpinan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.?

Hadia Asrul Sani diadakan pada hari Kamis, 28 Maret 2013 di PBNU, pukul 19.30-22.00, bersamaan dengan pidato kebudayaan, baca puisi,dan lain-lain.?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 07 November 2017

48 Pesantren Siap Berlaga di LSN Region Sumatera VIII-Lampung

Lampung Timur, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Setelah melakukan pertemuan teknis dengan para calon tim pesantren Liga Santri Nusantara (LSN) Region Sumatera VIII - Lampung pada Rabu (23/8) lalu, kini panitia pelaksana Liga Santri Nusantara Region Sumatera VIII – Lampung terus berkonsentrasi menyiapkan hal lain pada hari H nanti, di antaranya cek lapangan.

“Kick off nanti akan dilaksanakan pada hari Senin sore, 28 Agutus 2017 di Lapangan Merdeka Kecamatan Batanghari Kabupaten Lampung Timur oleh karenanya panitia semaksimal mungkin untuk menyambut para santri peserta LSN, dan ribuan warga Nahdliyyin,” kata Munir A Haris, Koordinator Liga Santri Nusantara Region VIII Sumatera – Lampung, di Lampung Timur, Jumat (25/8).

48 Pesantren Siap Berlaga di LSN Region Sumatera VIII-Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)
48 Pesantren Siap Berlaga di LSN Region Sumatera VIII-Lampung (Sumber Gambar : Nu Online)

48 Pesantren Siap Berlaga di LSN Region Sumatera VIII-Lampung

Ia mengaku bersyukur selalu mendapat dukungan moral dari tokoh-tokoh NU Lampung, termasuk dari Sekretaris Daerah Kabupaten Lampung Timur Syahrudin Putra.

“Pak Sekda berpesan kepada kami agar LSN tahun 2017 ini harus berjalan sukses dan panitia harus bekerja ekstra keras dalam event nasional karena akan dihadiri ribuan lapisan masyarakat,” pungkas mantan Presiden Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berikut nama-nama 48 Tim Pesantren Liga Santri Nusantara Region Sumatera VIII – Lampung tahun 2017, yaitu ;

1. Pesantren Roudlotuussolihin, Lampung Selatan

2. Pesantren Al-Farabi, Pesawaran

3. Pesantren Madinatul Ilmi, Pringsewu

4. Pesantren Al-Hikmah, Way Halim, Kota Bandar Lampung

5. Pesantren Darussaadah, Gunung Sugih, Lampung Tengah

6. Pesantren Walisongo, Bumi Ratu Nuban, Lampung Tengah

7. Pesantren Walisongo, Lampung Utara

8. Pesantren Istiqlal, Lampung Utara

9. Pesantren Al-Fadlu, Tulang Bawang

10. Pesantren Darul Hidayah Al-Ansori, Tulang Bawang Barat

11. Pesantren Darul Huda, Mesuji

12. Pesantren Al-Falah, Tanggamus

13. Pesantren Darul Amal, Kota Metro

14. Pesantren Shodiqussalam, Lampung Tengah

15. Pesantren Darussalam, Pasir Sakti, Lampung Timur

16. Pesantren Mathlaul Huda, Pringsewu

17. Pesantren Miftahul Huda, Lampung Timur

18. Pesantren Asyaroniyah, Lampung Timur

19. Pesantren Minhajuth Thullab, Lampung Timur

20. Pesantren Darul Ulya, Kota Metro

21. Pesantren Tribakti Attaqwa, Raman Utara, Lampung Timur

22. Pesantren Darul Maarif, Lampung Timur

23. Pesantren Darul Ulum, Lampung Timur

24. Pesantren Riyadatul Ulum, Lampung Timur

25. Pesantren Roudlotuth Tholibin, Kota Metro

26. Pesantren Raudlatul Huda Al-Islamy, Pesawaran

27. Pesantren Darussalamah, Brajadewa Lampung Timur

28. Pesantren Raudlatul Hidayah, Lampung Timur

29. Pesantren Darul Hidayah, Lampung Timur

30. Pesantren Mambaul Ulum, Lampung Timur

31. Pesantren Darul Islah, Lampung Timur

32. Pesantren Darun Najah, Lampung Timur

33. Pesantren Hidayatul Quran, Lampung Timur

34. Pesantren Miftahul Huda, Lampung Timur

35. Pesantren Tribakti Darul Falah, Lampung Utara

36. Pesantren Roudloturridwan, Lampung Timur

37. Pesantren Al-Huda, Lampung Selatan

38. Pesantren Al-Banin, Kota Bandar Lampung

39. Pesantren Miftahussalam, Lampung Timur

40. Pesantren Daarul Hamdi, Lampung Timur

41. Pesantren Darussalam, Sidorejo Lampung Timur

42. Pesantren Al-Istiqomah Al-Amin, Lampung Selatan

43. Pesantren Bustanul Ulum, Lampung Tengah

44. Pesantren Raudlotussolihin, Lampung Tengah

45. Pesantren Miftahurrahmah, Pesisir Barat

46. Pesantren Darul Quran, Lampung Timur

47. Pesantren Alqodiriyah, Lampung Timur

48. Pesantren Mutaalimin, Lampung Timur

(Akhmad Syarief Kurniawan/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Akar Sejarah dan Pola Gerakan Radikalisme di Indonesia

Oleh Sa’dullah Affandy



Sehari menjelang Iedul Fitri, Indonesia kembali diuji dengan kabar memprihatinkan. Bom bunuh diri yang meledak di depan Mapolres Surakarta. Ledakan serupa terjadi di dekat Masjid Nabawi, di Madinah. Dalam sepekan terakhir Ramadan tahun ini, serangkaian bom juga meledak di Konsulat Amerika di Jeddah, Istanbul, Dhaka, Baghdad dan Libanon.

Akar Sejarah dan Pola Gerakan Radikalisme di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Akar Sejarah dan Pola Gerakan Radikalisme di Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Akar Sejarah dan Pola Gerakan Radikalisme di Indonesia

Mengapa Indonesia kerap menjadi sasaran terorisme. Mengapa pelakunya justru warga negara Indonesia, yang sering teridentifikasi berkaitan dengan kelompok-kelompok tertentu?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Reformasi dan Lahirnya Ormas-ormas Radikal



Pasca reformasi yang ditandai dengan terbukanya kran demokratisasi telah menjadi lahan subur tumbuhnya kelompok Islam radikal. Fenomena radikalisme di kalangan umat Islam seringkali disandarkan dengan paham keagamaan, sekalipun pencetus radikalisme bisa lahir dari berbagai sumbu, seperti ekonomi, politik, sosial dan sebagainya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam konstelasi politik di Indonesia, masalah radikalisme Islam telah makin membesar karena pendukungnya juga semakin meningkat. Akan tetapi, gerakangerakan radikal ini kadang berbeda pandangan serta tujuan, sehingga tidak memiliki pola yang seragam. Ada yang sekedar memperjuangkan implementasi syariat Islam tanpa keharusan mendirikan “negara Islam”, namun ada pula yang memperjuangkan berdirinya “negara Islam Indonesia”, disamping itu pula da yang memperjuangkan berdirinya “khilafah Islamiyah”.

Pola organisasinya juga beragam, mulai dari gerakan moral ideology seperti Majelis Mujahidin Indonesai (MMI), Hizbut Tahrir Indonesia serta yang mengarah pada gaya militer seperti Laskar Jihad, Front Pembela Islam, dan Front Pemuda Islam Surakarta. Meskipun demikian, ada perbedaan dikalangan mereka, ada yang kecenderungan umum dari masyarakat untuk mengaitkan gerakan-gerakan ini dengan gerakan radikalisme Islam di luar negeri.

Radikalisme yang berujung pada terorisme menjadi masalah penting bagi umat Islam Indonesia dewasa ini. Dua isu itu telah menyebabkan Islam dicap sebagai agama teror dan umat Islam dianggap menyukai jalan kekerasan suci untuk menyebarkan agamanya. Sekalipun anggapan itu mudah dimentahkan, namun fakta bahwa pelaku teror di Indonesia adalah seorang Muslim garis keras sangat membebani psikologi umat Islam secara keseluruhan.

Berbagai aksi radikalisme terhadap generasi muda kembali menjadi perhatian serius oleh banyak kalangan di tanah air. Bahkan, serangkaian aksi para pelaku dan simpatisan pendukung, baik aktif maupun pasif, banyak berasal dari berbagai kalangan.

Oleh sebab itu perlu adanya upaya dalam rangka menangkal gerakan radikalisme di Indonesia. Disini peran NU di uji, sejauh mana peran NU dalam menghadapi gerakan tersebut. Dengan semangat toleransi dalam menebarkan Islam yang penuh kedamaian serta rahmatanlilAlamin, penulis yakin NU mampu menghadapi gerakan tersebut.

Gerakan Radikalisme di Indonesia

Radikalisme agama yang dilakukan oleh gerakan Islam garis keras dapat ditelusuri lebih jauh ke belakang. Gerakan ini telah muncul pada masa kemerdekaan Indonesia, bahkan dapat dikatakan sebagai akar gerakan Islam garis keras era reformasi. Gerakan dimaksud adalah DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) dan Negara Islam Indonesia (NII) yang muncul era 1950- an (tepatnya 1949). Darul Islam atau NII mulanya di Jawa Barat, Aceh dan Makassar. Gerakan ini disatukan oleh visi dan misi untuk menjadikan syariat sebagai dasar negara Indonesia. Gerakan DI ini berhenti setelah semua pimpinannya atau terbunuh pada awal 1960- an. Sungguhpun demikian, bukan berarti gerakan semacam ini lenyap dari Indonesia. Pada awal tahun 1970-an dan 1980-an gerakan Islam garis keras muncul kembali, seperti Komando Jihad, Ali Imron, kasus Talangsari oleh Warsidi dan Teror Warman di Lampung untuk mendirikan negara Islam, dan semacamnya.

Pada awalnya, alasan utama dari radikalisme agama atau gerakan-gerakan Islam garis keras tersebut adalah dilatarbelakangi oleh politik lokal: dari ketidakpuasan politik, keterpinggiran politik dan semacamnya. Namun setelah terbentuknya gerakan tersebut, agama meskipun pada awalnya bukan sebagai pemicunya, kemudian menjadi faktor legitimasi maupun perekat yang sangat penting bagi gerakan Islam garis keras. Sungguhpun begitu, radikalisme agama yang dilakukan oleh sekelompok muslim tidak dapat dijadikan alasan untuk menjadikan Islam sebagai biang radikalisme. Yang pasti, radikalisme berpotensi menjadi bahaya besar bagi masa depan peradaban manusia.

Gerakan radikalisme ini awalnya muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap komunisme di Indonesia. Selain itu, perlawanan mereka terhadap penerapan Pancasila sebagai asas Tunggal dalam politik. Bagi Kaum radikalis agama sistem demokrasi pancasila itu dianggap haram hukumnya dan pemerintah di dalamnya adalah kafir taghut (istilah bahasa arab merujuk pada “setan”), begitu pula masyarakat sipil yang bukan termasuk golongan mereka. Oleh sebab itu bersama kelompoknya, kaum ini menggaungkan formalisasi syariah sebagai solusi dalam kehidupan bernegara.

Ada 3 kelompok kekuatan yang mendukung formalisasi syariah: Salafi-Wahabi, Ikhwanul Muslimin, dan Hizbut Tahrir yang memengaruhi mahasiswa-mahasiswa dari berbagai belahan dunia yang belajar di Timur Tengah, khususnya Mesir, Saudi Arabia dan Syiria. Bedanya, kalau Salafi-Wahaby cenderung ke masalah ibadah formal yang berusaha “meluruskan” orang Islam. Ikhwan bergerak lewat gerakan usroh yang beranggotakan 7-10 orang dengan satu amir. Mereka hidup sebagaimana layaknya keluarga di mana amir bertanggungjawab terhadap kebutuhan anggota usrohnya. Kelompok ini menamakan diri kelompok Tarbiyah yang merupakan cikal bakal PKS.

HT punya konstitusi yang terdiri dari 187 pasal. Di dalamnya ada program jangka pendek dan jangka panjang. Di sana ditulis, dalam jangka 13 tahun sejak berdirinya (1953), Negara Arab sudah harus menjalankan sistem Khilafah Islamiyah. TN juga menargetkan, dalam 30 tahun dunia Islam sudah harus punya khalifah. Ini semua tidak terbukti.

HT masuk Indonesia melalui orang Libanon, Abdurrahman Al-Baghdadi. Ia bermukim di Jakarta pada tahun 1980-an atas ajakan KH. Abdullah bin Nuh dari Cianjur. Sebelumnya KH. Abdullah bin Nuh bertemu aktifis HT di Australia dan mulai menunjukkan ketertarikannya pada ide-ide persatuan umat Islam dan Khilafah Islamiyah. Puteranya, Mustofa bin Abdullah bin Nuh lulusan Yordania kemudian juga ikut andil menyebarluaskan paham HT di wilayah Jawa Barat dan Banten didukung oleh saudara-saudara dan kerabatnya.

HT membentuk beberapa tahapan dalam menuju pembentukan Khilafah Islamiah:

(1) Taqwimasy-syakhsyiahal-Islamiyah; membentuk kepribadian Islam. Mereka membagi wilayah, karena gerakan mereka transnasional, termasuk Indonesia. Tapi sekarang pusatnya tidak jelas di mana karena di negara asalnya sendiri sangat rahasia, dilarang bahkan dikejar-kejar. Tapi mereka sudah ada di London, Austria, di Jerman dan sebagainya. Di Indonesia sendiri, mereka tidak bisa rahasia, karena negara ini sangat terbuka. Maka kita mengenal tokoh-tokoh seperti Ismail Yusanto dll. (2) At-taw’iyah atau penyadaran. (3) At-ta’amulma’al-ummah; interaksi dengan masyarakat secara keseluruhan. Mereka membantu kepentingan-kepentingan. Saya dengar di Surabaya, di Unair dan ITS saja, dalam urunan mereka bisa menghasilkan uang Rp 30 Juta tiap bulan. (4) Harkatut Tatsqif; gerakan intelektualisasi, dan (5) Taqwim al-daulah al-Islamiah, membentuk Kekuasaan Imperium Islam.

Ijtihad para pemimpin HT sendiri sesungguhnya banyak yang kontrversial, tetapi karena proses transfer pengetahuannya sangat tertutup dan ketat, maka kemungkinan besar kader-kader HT tidak mengetahuinya. Inilah yang membuat kader-kader mereka menjadi radikal.

Tahun 2011, Hasil Survey Lembaga Kajian Islam dan Perdamaian (LaKIP) dgn responden guru PAI dan siswa SMP Sejadebotabek menunjukkan potensi radikal yang kuat di klngan guru dan pelajar dgn indikasi resistensi yg lemah thd kekerasan ats nama agama, intoleransi, sikap ekslusif serta keraguan thd ideologi Pancasila.

Tahun 2015 Survey Setara Institute thd siswa dari 114 Sekolah Menengah Umum

(SMU) di Jakarta dan Bandung. Dalam survei ini, sebanyak 75,3% mengaku tahu tentang ISIS. Sebanyak 36,2 responden mengatakan ISIS sebagai kelompok teror yang sadis, 30,2% responden menilai pelaku kekerasan yang mengatasnamakan agama, dan 16,9% menyatakan ISIS adalah pejuang-pejuang yang hendak mendirikan agama Islam.

Pandangan NU terhadap gerakan Radikalisme



Nahdlatul Ulama (NU), sebuah organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yang didirikan pada tanggal 16 Rajab 1344 Hijriyah/31 Januari 1926 Masehi, pada awal lahirnya sebagai respon atau counter terhadap paham/gerakan radikalisme. Motivasi utamanya adalah untuk mempertahankan paham Ahlus Sunnah Waljamaah (Aswaja). Aswaja merupakan paham yang menekankan pada aktualisasi nilai-nilai ajaran Islam berupa keadilan (ta’âdul), kesimbangan (tawâzun), moderat (tawassuth), toleransi (tasâmuh) dan perbaikan/reformatif (ishlâhîyah). Nilai-nilai Islam yang dirumuskan dalam Aswaja itu kemudian dijadikan ke dalam Fikrah Nahdhîyah. Fikrah Nahdhîyah adalah kerangka berpikir atau paradigma yang didasarkan pada paham Aswaja yang dijadikan landasan berpikir NU (Khiththah Nahdhîyah) untuk menentukan arah perjuangan dalam rangka ishlâh al-ummah (perbaikan umat).

Dalam sejarah perkembangannya, NU menerima sistem hukum penjajah dalam keadaan darurat. Karena negara tidak boleh kosong dari hukum. Selanjutnya, NU berjuang agar hukum yang berlaku di negara ini bisa menjadikan fikih sebagai salah satu sumber dari hukum nasional kita. Dari situ, NU ikut ambil saham dalam penerapan UU Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang saat ini berlaku di Indonesia. Tentu HT belum punya saham dalam memperjuangkan hukum Islam di negara nasional ini, sehingga tidak logis jika HT langsung menentang negara nasional ini gara-gara tidak memberlakukan syariah Islam secara kaffah.

Solusi yang harus dilakukan dalam mencegah meluasnya gerakan radikalisme agama atau gerakan Islam garis keras, di antaranya adalah dengan mengaktualisasikan kembali nilai-nilai Aswaja NU ke dalam masyarakat dan lembaga-lembaga pendidikan. Aktualisasi berarti menghidupkan dan mempraksiskan kembali nilai-nilai Aswaja NU dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, agar mendapatkan elan vitalnya, manfaat bagi terbangunnya kehidupan yang damai dan negara Indonesia yang kokoh khususnya, dan perdamaian dunia pada umumnya.

Dengan cara demikian, diharapkan gerakan Islam garis keras tidak semakin meluas. Demikikian pula genarasi muda diharapkan menjadi warga negara yang menjungjung tinggi nilai-nilai Aswaja NU yang mencerminkan Piagam Madinah dan sekaligus sejalan dengan konstitusi UUD 1945, falsafah Pancasila dan semboyang Bhineka Tunggal Ika.

Konsep Negara Menurut NU?



NU berdiri tahun 1926 dalam proses menuju pembentukan negara Indonesia. Sedang HT berdiri ketika nation state di tempat ia berdiri telah terbentuk, yaitu tahun 1953. Dari segi latar belakang waktu yang berbeda ini, dipahami bahwa sejak awal NU memberi saham besar terhadap pembentukan nation state yang kemudian menjadi negara Indonesia merdeka.Sedang HT berhadapan dengan negara yang sudah terbentuk. Maka wajarlah, jika HT menganggap bahwa nasionalisme itu sebagai jahiliyah. Karena mereka anggap menjadi penghalang dari pembentukan internasionalisme Islam, apalagi nasionalisme tersebut tidak memberlakukan syariat Islam dan lebih banyak mengadopsi sistem hukum sekuler Barat.

NU menerima sistem hukum penjajah dalam keadaan darurat. Karena negara tidak boleh kosong dari hukum. Selanjutnya, NU berjuang agar hukum yang berlaku di negara ini bisa menjadikan fikih sebagai salah satu sumber dari hukum nasional kita. Dari situ, NU ikut ambil saham dalam penerapan UU Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang saat ini berlaku di Indonesia. Tentu HT belum punya saham dalam memperjuangkan hukum Islam di negara nasional ini, sehingga tidak logis jika HT langsung menentang negara nasional ini gara-gara tidak memberlakukan syariah Islam secara kaffah.

Antara NU dan HTI itu memang ada perbedaan prinsip, tapi ada juga kesamaan. Keinginan untuk melaksanakan ajaran Islam dalam semua aspek kehidupan itu sama antara keduanya. Hanya perbedaannya, adalah bagaimana cara merealisasikannya. NU lebih realistis, sedang HTI utopis.

Dalam Musyawarah Nasional Alim Ulama pada 1-2 Nopember 2104 di Cirebon memutuskan beberapa poin penting sehubungan dengan khilafah yaitu:

1. Islam sebagai agama yang komprehensif (din syamil kamil) tidak mungkin melewatkan masalah negara dan pemerintahan dari agenda pembahasannya. Kendati tidak dalam konsep utuh, namun dalam bentuk nilai-nilai dan prinsipprinsip dasar (mabadi` asasiyyah). Islam telah memberikan panduan (guidance) yang cukup bagi umatnya.

2. Mengangkat pemimpin (nashbal-imam) wajib hukumnya, karena kehidupan manusia akan kacau (fawdla/chaos) tanpa adanya pemimpin. Hal ini diperkuat oleh pernyataan para ulama terkemuka, antara lain, Abu Hamid al-Ghazali dalam Ihya` ‘Ulum al-Din:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Agama dan kekuasaan negara adalah dua saudara kembar. Agama merupakan fondasi, sedangkan kekuasaan negara adalah pengawalnya. Sesuatu yang tidak memiliki fondasi, akan runtuh, sedangkan sesuatu yang tidak memiliki pengawal, akan tersia-siakan

Juga pendapat Ibn Taimiyyah dalam as-Siyasah al-Syar’iyyah fi Ishlah al-Ra’i wa al-Ra’iyyah:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

"Sesungguhnya tugas mengatur dan mengelola urusan orang banyak (dalam sebuah pemerintahan dan negara) adalah termasuk kewajiban agama yang paling agung. Hal itu disebabkan oleh tidak mungkinnya agama dapat tegak dengan kokoh tanpa adanya dukungan negara."

Islam tidak menentukan apalagi mewajibkan suatu bentuk negara dan sistem pemerintahan tertentu bagi para pemeluknya. Umat diberi kewenangan sendiri untuk mengatur dan merancang sistem pemerintahan sesuai dengan tuntutan perkembangan kemajuan zaman dan tempat. Namun yang terpenting suatu pemerintahan harus bisa melindungi dan menjamin warganya untuk mengamalkan dan menerapkan ajarankan agamanya dan menjadi tempat yang kondusif bagi kemakmuran, kesejahteraan dan keadilan.

Islam melihat substansi negara dengan teritorialnya sebagai tempat yang kondusif bagi kemakmuran, kesejahteraan, dan keadilan bagi warganya. Mereka menggunakan ungkapan, Al-‘ibratu bil Jauhar la bil Mazhhar (Yang menjadi pegangan pokok adalah substansi, bukan simbol atau penampakan lahiriyah). Khilafah itu memang fakta sejarah, pernah dipraktikkan di masa Al-Khulafa’ur Rasidyunyang sesuai dengan eranya di mana kehidupan manusia belum berada di bawah naungan negara bangsa (nationstate). “Pasalnya, perangkat pemerintahan dan kesiapan masyarakat saat era khilafah masih sederhana. Pada saat itu belum ada birokrasi yang tersusun rapi seperti sekarang, sehingga dibutuhkan orang dengan kemampuan lebih dalam pelbagai hal untuk menjadi khalifah. Sementara sekarang, kondisi masyarakat dan kesiapan pranata pemerintahan yang terus berkembang, menuntut bentuk pemerintahan yang berbeda

Pancasila sebagai Representasi Nilai-nilai Keislaman



Peran Pancasila terlihat masih dibutuhkan dalam menumpas radikalisme agama di Indonesia. Pancasila sebagai ideologi berarti suatu pemikiran yang yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah manusia masyarakat dan negara Indonesia yang bersumber dari kebudayaan Indonesia, oleh karena itu Pancasila dalam pengertian ideologi ini sama artinya dengan pandangan hidup bangsa atau falsafah hidup bangsa (Rukiyati, M.Hum.,dkk, 2008: 89).

Pancasila adalah penjelmaan falsafah bangsa Indonesia yang paling realistis karena berpijak pada proses perjalanan sejarah pembentukan nusantara itu sendiri. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang membujur di titik strategis persilangan antarbenua dan antarsamudera, dengan daya tarik kekayaan sumberdaya yang melimpah, Indonesia sejak lama menjadi titik temu penjelajahan bahari yang membawa pelbagai arus peradaban (Yudi Latif, 2011: 3). Selain hal-hal di atas, keselarasan Pancasila dengan ajaran Islam juga tercermin dari kelima silanya yang selaras dengan ajaran Islam. Keselarasan masing-masing sila dengan ajaran Islam.

Solusi yang Ditawarkan



Gerakan radikalisme di Indonesia dapat merugikan ketatanegaraan NKRI dan juga tidak sesuai dengan Pancasila. Radikalisme dapat menjadikan negera dipandang rendah oleh bangsa lain sehingga ekonomi negara memburuk, sehingga Pemerintahan Indonesia harus berupaya memulihkan hal tersebut yang tentu merugikan ketatanegaraan. Selain itu radikalisme bertentangan dengan pancasila sila pertama. Tidak ada satupun agama yang di Indonesia yang mengajarkan radikalisme untuk mencapai tujuan dari suatu umat beragama.

NU sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia sangat konsen dalam memberantas gerakan radikalisme di Indonesia. Bagi NU, gerakan radikalisme sangat mengganggu terhadap kedamaian yang ada di Indonesia.

Sebagai Bangsa Muslim terbesar di dunia, Indonesia pun menggenggam legitimasi yang amat kuat untuk memulai inisiatif perdamaian. Indonesia juga memiliki wawasan Islam Nusantara, yaitu wawasan keislaman yang mengedepankan harmoni sosial dengan vitalitas untuk secara kreatif terus-menerus mendialogkan sumber-sumber ajaran dengan perubahan-perubahan konteks yang terjadi di lingkungan sosial-budayanya.

Wawasan Islam Nusantara telah terbukti ketangguhannya dalam membimbing masyarakat Muslim Indonesia melalui perjalanan sejarahnya hingga mewujud dalam tatanan sosial-politik yang moderen dan demokratis sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Wawasan Islam Nusantara menawarkan inspirasi bagi seluruh dunia Islam untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran dan modelmodel interaksi yang damai dengan realitas kekinian dan pada gilirannya berkontribusi secara lebih konstruktif bagi keseluruhan peradaban umat manusia.

Melalui cara pandangan tersebut, NU selalu mengambil posisi sikap yang akomodatif, toleran dan menghindari sikap ekstrim (tafrîth, ifrâth) dalam berhadapan dengan spektrum budaya apapun. Sebab paradigma Aswaja di sini mencerminkan sikap NU yang selalu dikalkulasikan atas dasar pertimbangan hukum yang bermuara pada aspek mashlahah dan mafsadah. Inilah nilai-nilai Aswaja yang melekat di tubuh NU yang menjadi penilaian dan pencitraan Islam rahmatan lil ‘alamin di mata dunia.

Penulis adalah Katib Syuriyah PBNU; Dosen Pascasarjana IAIN Syekh Nurjati Cirebon dan STAINU Jakarta



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Pendidikan, Doa PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 22 Oktober 2017

Terbitnya Perpres 87/2017, Usaha Keras Ketum PBNU Demi Madrasah

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 



Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Ishfah Abidal Aziz mengatakan, Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), Rabu (6/9) di Istana Negara Jakarta merupakan hasil dari perjuangan para kiai dan warga NU. Hanya NU yang secara terbuka melakukan penolakan di mana-mana dalam waktu yang cukup panjang.

Terbitnya Perpres 87/2017, Usaha Keras Ketum PBNU Demi Madrasah (Sumber Gambar : Nu Online)
Terbitnya Perpres 87/2017, Usaha Keras Ketum PBNU Demi Madrasah (Sumber Gambar : Nu Online)

Terbitnya Perpres 87/2017, Usaha Keras Ketum PBNU Demi Madrasah

Tanpa mengurangi peran kiai dan pengurus NU yang lain, lebih khusus, Ishfah memuji Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj tak bosan-bosannya berjuang keras dalam menolak Permendikbud 23 yang kemudian dibatalkan Perpres itu. Kiai Said mengkampanyekan menolak kebijakan yang mengandung muatan full day school (FDS) itu di mana-mana dalam setiap kesempatan.  

“Perpres yang dikeluarkan Presiden Joko Widodo hari ini tak lepas atas usaha keras Kiai Said yang intens berjuang melalui komunikasi dan pertemuan intensif dengan Presiden,” katanya di gedung PBNU, Jakarta. 

Menurut Ishfah, Kiai Said bertemu presiden tidak kurang dari tiga kali dan sekali dengan Wapres untuk meminta Permendikbud dibatalkan. 

Upaya Kiai Said itu, lanjutnya, karena kecintaanya terhadap madrasah diniyah dan pesantren demi kaum Nahdliyin. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Bukan karena menterinya dari Muhammdiyah lantas NU menolak Permendikbud itu. Sekalipun menterinya dari NU, Kiai Said akan menolak jika kebijakan itu ngotot dilakukan,” jelasnya.

Apresiasi atas usaha PBNU itu disampaikan Pengurus Cabang NU di daerah-daerah. Hinggga sore tadi, Kiai Said menerima telpon dari Cirebon, Majalengka, Bogor (Jawa Barat), Demak, Jepara (Jawa Tengah), Kota Surabaya dan PW Jawa Timur. Mereka mengucapkan terima kasih kepadanya.

Berikut perbedaan Permendikbud 23/2017 dan Perpres 87/2017 soal peraturan hari sekolah:

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Permendikbud 23/2017





Pasal 2: 

(1) Hari Sekolah dilaksanakan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari atau 40 (empat puluh) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu.

(2) Ketentuan 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari atau 40 (empat puluh) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), termasuk waktu istirahat selama 0,5 (nol koma lima) jam dalam 1 (satu) hari atau 2,5 (dua koma lima) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu.

(3) Dalam hal diperlukan penambahan waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Sekolah dapat menambah waktu istirahat melebihi dari 0,5 (nol koma lima) jam dalam 1 (satu) hari atau 2,5 (dua koma lima) jam selama 5 (lima) hari dalam 1 (satu) minggu.

(4) Penambahan waktu istirahat sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak termasuk dalam perhitungan jam sebagaimana dimaksud pada ayat (1). 

Perpres 87/2017

Pasal 9: 

(1) Penyelenggaraan PPK pada jalur Pendidikan Formal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 dilaksanakan selama 6 (enam) atau 5 (lima) hari sekolah dalam 1 (satu) Minggu.

(2) Ketentuan hari sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diserahkan pada masing-masing satuan pendidikan bersama-sama dengan Komite Sekolah/Madrasah dan dilaporkan kepada Pemerintah Daerah atau kantor kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama setempat sesuai dengan kewenangan masing-masing.

(3) Dalam menetapkan 5 (lima) hari sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), satuan pendidikan dan Komite/Sekolah Madrasah mempertimbangkan: 

a. kecukupan pendidik dan tenaga kependidikan; 

b. ketersediaan sarana dan prasarana; 

c. kearifan lokal; dan 

d. pendapat tokoh masyarakat dan/atau tokoh agama di luar Komite Sekolah/Madrasah. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Fragmen, Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 16 Oktober 2017

Kisah Pertengkaran Dua Pria Zuhud

Raja Kisra yang terkenal adil suatu kali harus menyelesaikan kasus “aneh” dua pria yang sedang bersengketa. Dikatakan aneh karena keduanya berselisih bukan karena sedang berebut kekayaan, melainkan sebaliknya: berebut saling menolak kekayaan.

Kisah persengketaan keduannya dimulai ketika seorang pria membeli rumah dari pria lainnya. Tanpa dinyana, di dalam rumah itu terdapat harta simpanan. Si pembeli yang merasa hanya membeli bangunan rumah (bukan sekaligus isinya) pun menemui penjual dan berniat mengembalikan harta yang ia nilai bukan haknya.

Kisah Pertengkaran Dua Pria Zuhud (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Pertengkaran Dua Pria Zuhud (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Pertengkaran Dua Pria Zuhud

“Saya menjual rumah, dan tak tahu kalau ada harta simpanan di dalamnya. Harta ini berarti milikmu,” si penjual rumah menanggapi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Si pembeli pun berontak, “Kamu harus mengambil harta ini karena memang di luar barang yang seharusnya saya beli (yakni rumah).”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari sini, perdebatan saling menolak klaim kepemilikan harta berlangsung panjang. Hingga akhirnya kasus sampai ke tangan Raja Kisra untuk mendapat penyelesaian hukum secara adil.

Setelah mendengarkan kronologi masalah, Kisra bertanya, “Apakah kalian memiliki anak?”

“Hamba punya anak laki-laki dewasa,” jawab si penjual rumah.

“Hamba punya anak perempuan dewasa,” tutur si pembeli rumah.

“Saya perintahkan kalian saling menjodohkan anak-anak kalian, sehingga terbangunlah hubungan kekerabatan. Selanjutnya, infakkan harta yang kalian perselisihkan itu kepada sepasang pengantin ini untuk kemaslahatan keluarga mereka,” instruksi Raja Kisra. Perintah ini dilaksanakan dan persengketaan aneh itu pun selesai tanpa menyisakan masalah.

Kisah ini termaktub dalam kitab An-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Qalyubi. Drama tersebut menampilkan campuran antara kezuhudan, infak, dan kecerdikan dalam memutuskan perkara.

Persengketaan dua pria tersebut seolah menyindir sikap orang kebanyakan yang lazimnya mencintai kekayaan. Dengan cara yang sama-sama mudah, sebetulnya salah satu dari kedua orang itu bisa mendapatkan sebuah keuntungan. Namun, sikap zuhud mereka mengubah perkara yang “semestinya sederhana” tampak kian runyam. Karena sangat berhati-hati, mereka berebut tidak mau mengklaim kekayaan yang bagi mereka masih abu-abu status hukumnya.

Meski bentuk kasus berbeda, persoalan yang mirip dengan cerita di atas kerap kita jumpai dalam hidup sehari-hari. Namun, apakah seseorang bisa bersikap selayak kedua pria zuhud itu atau tidak, kembali kepada pribadi masing-masing dalam memaknai hakikat kekayaan dan hidup yang fana ini. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Makam, Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah