Tampilkan postingan dengan label Hadits. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Hadits. Tampilkan semua postingan

Minggu, 18 Februari 2018

Mengenang Gus Najib, Kiai Serba Bisa dari Banjarnegara

KH Mohammad Najib, biasa dipanggil Gus Najib, adalah sosok yang membanggakan keluarga dan daerahnya, Banjarnegara. Ia dikenal masyarakat tidak hanya sebagai kiai, akan tetapi juga sebagai politisi, pebisnis, dan seniman. 

Ia tegas, keras, penyayang, dermawan. Ia pemimpin dan pengayom masyarakat kalangan bawah. Ia membawa kesan tersendiri di hati para sahabat, keluarga, dan masyarakat Banjarnegara. 

KH Abdul Fatah, kakek buyutnya, adalah pendiri dan pengasuh pertama Pondok Pesantren Al-Fatah Banjarnegara (1860-1941), yang dilanjutkan oleh kakeknya, KH Hasan Fatah (1941-1991). Gus Najib sendiri memimpin Pesanten Al-Fatah (2013-2018), meneruskan kiprah ayahndanya KH Hasyim Hasan Fatah  yang memimpin pesantren sejak 1990-2013.

Mengenang Gus Najib, Kiai Serba Bisa dari Banjarnegara (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengenang Gus Najib, Kiai Serba Bisa dari Banjarnegara (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengenang Gus Najib, Kiai Serba Bisa dari Banjarnegara

Gus Najib menempuh pendidikan di RA dan MI Al-Fatah hingga kelas dua. Kelas tiga sampai empat di Al-Irsyad Purwokerto, lalu pindah ke SD Cokro Banjarnegara kelas lima sampai enam. 

Jenjang menengah pertama di SMP 2 Banjarnegara, dan jenjang menengah atas di SMA 1 Banjarnegara. Kelas dua pindah ke SMA Jember dan mulai mondok. Kelas tiga SMA ia pindah ke Pakistan. Ia kuliah di STIE Banjarnegara semester dan pindah ke UNWIKU Purwokerto sejak semester 2. 

Semasa muda ia belajar ilmu hikmah kepada KH Hamzah yang sekaligus kakek dan menantu dari KH Abdul Fatah dari putri pertamanya, Hj Umu Kultsum. Ia menuntut ilmu kajian kitab Sulam at-Taufiq, al-Taqrib, Daqoiq al-Akhbar, al-Usfurriyah, Qothru al-Ghois sampai Tafsir Jalalain pada KH Ahmad Dailimi. 

Dalam perjalananya menuntut ilmu, ia juga berguru kepada paman dari ibunya, di Lasem. KH Ahmadi adalah guru ilmu tata bahasa arab, ilmu Nahwu. Kemudian kepada Kiai Muhammad Azizi yang juga pamannya, dirinya belajar shorof dan Nashoih al- Ibad. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Najib juga belajar banyak dari seorang kiai dari Yogyakarta. KH Ali Maksum, Krapyak adalah salah seorang guru ia dalam belajar shorof selama 5 hari. Ketika mengaji di Jember, Gus Najib menuntut ilmu kepada KH Ahmad Shiddiq. Ia mengaji kitab tasawuf Riyadh as-Sholihin, Al-Siyasah as-Sariyah. 





PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam tata bahasa Arab, ia juga belajar kepada KH Durmuji Ibrahim, Lirap, Kebumen, di Pondok Pesantren Nahwu-Shorof; dan kepada KH Ahmad Abdul Haq, Watu Congol Magelang, di mana ia belajar mondok Ramadhan sewaktu kecil. 

Setelah ayahnya meninggal, ia meneruskan perjuangan untuk mengurus dan membimbing jamaah sebagai Mursyid Thariqah An-Naqsabandiyah Al-Khalidiyah. Dalam pengetahuan ilmu tauhid, ia juga belajar kepada Syeikh Masud, Kawunganten, Cilacap. Tentang ilmu tauhid, kitab Al-Dasuqy Ummul Al-Baroghin. 

KH M Najib pernah belajar kepada Maulana Arsyad Ubaid, Maulana Abdurruhman, dan Maulana Musa di Jam’iyah Al-Asrofiyah Lahore, Pakistan. Ia mengaji ilmu hadist dan ilmu mantiq. Di Lahore pula, Gus Najib belajar Al-Quran kepada Qori Syarif. 

KH Hamid Baidhowi dan KH Mujtahidi adalah dua guru mengaji Al-Luma lil Imam As-Syairozi, Usul Fiqih. Kepada Abuya Dimyathi, Banten, Gus Najib belajar Ihya Ulum ad-ddin, Awarifu al-Maarif, kitab Syamsiyyah, Tafsir Al-Baidhowi, Tafsir Khozin, Shohih Muslim, Bukhori, Ibnu Majah, Al-Ithqon Fi Ulumil Quran, Manaru al-Huda, al-Asyr Fi Qiroat al- Asyr, al-taisir(Qiroah Sabah), kitab Bahjah, kitab Jabrul Kasar, Mafakhir al- Aliyyah, Al-Mushtashfa, Ushul Fiqh. 

*

Gus Najib adalah sosok yang gemar berorganisasi. Pada tahun 1984 - 1986, ia menjabat sebagai Ketua PC IPNU Kabupaten Banjarnegara. Tahun 1988 Ketua PC GP Ansor Kabupaten Banjarnegara. Tahun 1988, ia masuk dalam kepengurusan DPP II KNPI Kabupaten Banjarnegara. Tahun 1996-1998, menjabat sebagai Sekjen DPC PPP Kabupaten Banjarnegara. 

Jabatan lainnya tahun 1999 sebagai Ketua DKC Garda Bangsa Banjarnegara. Pada tahun 1999-2012, ia masuk sebagai perwakilan rakyat di DPRD Kabupaten Banjarnegara. Tahun 2002-2012, ia Ketua DPC PKB Kabupaten Banjarnegara. Pada tahun 2012-2017, sebagai Wakil Ketua DPW PKB Jawa Tengah.  

Kiai Najib yang kokoh dengan metode pendekatan pendidikan salaf, yaitu identik dengan penyampaian ceplas-ceplos (blak-blakan) untuk pendidikan akidah. Pendekatan pendidikan yang ia terapkan dan sampaikan cenderung apa adanya. Hal ini dinilai baik dari sisi pendidikan karakter, sehingga akar kesantrian juga akidah akan kokoh dan tertanam sampai murid usai belajar di pesantren.

Pendekatan pembelajaran tersebut jika diangkat dalam suatu penelitian maka akan terlihat sedikit keras, tapi justru menanamkan karakter yang baik bagi santri, apalagi saat di bangku kuliah nanti yang berbagai macam pelajaran didapat, khususnya studi keagamaan (keislaman). 

Ia sering memberikan nasihat kepada murid-muridnya, “Kalau kelak kalian pulang dari pesantren, walaupun kalian alim, jangan sekali-kali ingin dihormati. Dan hormatilah orang-orang yang sudah memperjuangkan agama terlebih dahulu di desamu.”

Sosok yang disegani itu telah wafat dengan tenang pada usia 51 tahun, Selasa (2/1) pukul 17.00 WIB di rumah duka Jl S Parman, Km 3, Komplek Pesantren Al-Fatah, Parakancanggah, Banjarnegara, Jawa Tengah. 

Sekitar dua minggu sebelum wafat ia berpesan kepada pengurus pondok, “Hormatilah dan muliakanlah gurumu. Kelak hidupmu akan mulia. Contohlah seperti Mbah KH Hasyim As’ary. Akan tetapi, selain memuliakan, kalian juga harus pintar.”

Selain itu pesan Gus Najid pada saat yang sama adalah, ”Kalian juga harus memuliakan tamu dengan cara bertanya dan menjamu seperti yang dilakukan Mbah dan Abah dulu. Insyaallah anak turun kalian tidak akan kekurangan makanan.”

Gus Najib meninggalkan istri Ny Nur Laely Hikmawati dan tiga putra yaitu Tamlikho Tajun Nuhudh, Maksal Mina Fathun Nuhudh dan Syakira Zahiyatal Anjumi.

Tak berlebihan rasanya bahwa kelak semua orang tetap akan mengenang dirinya, perjuangannya, dan pengabdianya. (Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 09 Februari 2018

Hasyim: Ideologi Transnasional Masuk Sejak Reformasi

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kebebasan dan keterbukaan yang seakan tanpa batas sejak era reformasi memberi jalan bagi masuknya berbagai macam ideologi dari luar ke Indonesia. Celakanya, ideologi-ideologi yang umumnya tak memiliki akar budaya setempat itu masuk tanpa kontrol dari bangsa Indonesia.

Demikian dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi saat menjadi pembicara utama pada Sosialisasi Peraturan Bersama Menag-Mendagri No 9 dan 8 Tahun 2006 yang digelar Pengurus Pusat Lembaga Dakwah NU, di Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (15/5) kemarin.

Hasyim: Ideologi Transnasional Masuk Sejak Reformasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Hasyim: Ideologi Transnasional Masuk Sejak Reformasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Hasyim: Ideologi Transnasional Masuk Sejak Reformasi

“Tumbuh dari situasi makro Indonesia, reformasi. Reformasi yang ultrademokrasi dengan kebebasan yang begitu terbuka. Pengaruh asing masuk, seperti fundamentalisme, ekstrimisme, ateisme, liberalisme, dan sebagainya,” terang Pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, itu.

Ia menjelaskan, pengaruh-pengaruh asing yang masuk ke Indonesia itu dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok gerakan, terutama kelompok gerakan keagamaan Islam. Pertama adalah kelompok Islam yang menolak sikap saling menghargai atau tidak toleran. “Kelompok ini cirinya mudah sekali mengkafirkan orang lain,” katanya.

Umumnya, kata Hasyim, mereka mengikuti gerakan politik dari kelompok-kelompok di Timur Tengah (Timteng), seperti Hizbut Tahrir, Majelis Mujahidin, Jaulah, Al-Qaeda, dan lain-lain. Sehingga, tampak seakan-akan segala sesuatu yang diperjuangkan di negara-negara Timteng itu juga harus diterapkan di Indonesia.

“Padahal, kelompok-kelompok (di Timteng) itu, di negaranya saling bertentangan. Tidak hanya bertentangan antar-kelompok, tetapi juga pada negara atau pemerintahnya. Kalau kita mengikuti mereka, maka kita akan jadi bagian masalah mereka,” papar Presiden World Conference of Religions for Peace itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sedangkan, kelompok kedua adalah kelompok yang mengusung dan menyebarkan paham kebebasan atau liberalisme. “Kelompok ini, kerjaannya atau cirinya membongkar akidah dan fanatisme orang beragama,” pungkasnya.

“Dididiklah anak-anak NU bahwa abortus (pengguguran kandungan, Red) itu halal. Sebetulnya tidak hanya anak-anak NU, tapi juga anak-anak Muhammadiyah juga kena,” tambah mantan Ketua Pengurus Wilayah NU Jatim itu.

Menurut Hasyim, dua paham yang saling bertentangan yang dibawa masing-masing kelompok itu kemudian menjadi pemicu berbagai konflik antar-agama maupun intra agama. Belakangan muncul kasus-kasus pelecehan terhadap agama Islam di Batu (Malang). Kasus terbaru ditemukannya Kitab Suci Al-Quran yang disisipi Injil di Jombang, Jatim. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 01 Februari 2018

Pentingnya Proses Damai di Palestina dengan Solusi Dua Negara

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Dalam pidato pembukaan KTT Luar Biasa Ke-5 OKI, Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyatakan bahwa dunia Islam memerlukan dukungan PBB dan menyerukan proses damai jangan ditunda guna mewujudkan kemerdekaan Palestina melalui Solusi Dua Negara.?

Solusi Dua Negara ini telah cukup lama diutarakan kepada Israel, namun belum ada langkah konkret apapun menuju ke sana, kata Presiden di Balai Sidang Jakarta, Senin.

Pentingnya Proses Damai di Palestina dengan Solusi Dua Negara (Sumber Gambar : Nu Online)
Pentingnya Proses Damai di Palestina dengan Solusi Dua Negara (Sumber Gambar : Nu Online)

Pentingnya Proses Damai di Palestina dengan Solusi Dua Negara

Israel berada di tanah yang sama dengan tanah di mana Palestina berdiri. Sejak 1967, aneksasi militer dan politik internasional Israel secara ilegal bekerja pada Palestina dan semua warganya di sana.

Jalur Gaza menjadi contoh sempurna soal ini, di mana Israel hanya membuka satu pintu, Rafah, sebagai satu-satunya jalur keluar dan masuk warga Palestina ke Jerusalem.?

Posisi dan sikap Indonesia soal kemerdekaan Palestina, menurut Presiden Jokowi, sangat jelas dan tetap, yaitu mendukung kemerdekaan Palestina.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Presiden Jokowi pun menyitir pernyataan Presiden RI 1945-1966 Soekarno (Bung Karno) pada 1962 bahwa selama kemerdekaan Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia menantang penjajahan Israel.

Organisasi Kerja Sama Islam (OKI, yang semula bernama Organisasi Konferensi Islam, mengadakan konperensi tingkat tinggi luar biasa (KTT LB) membahas kemerdekaan Palestina dan perdamaian Tanah Kudus (Al Quds) Jerusalem di Jakarta, 6 dan 7 Maret 2016. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kalbar Ekspo Meriahkan MTQ JQH NU

Pontianak, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kalbar Ekspo 2012 turut menyemarakkan suasana Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Nasional VII dan MTQ Internasioanl I, serta Musyawarah Nasional IV Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) di kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Kalbar Ekspo Meriahkan MTQ  JQH NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Kalbar Ekspo Meriahkan MTQ JQH NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Kalbar Ekspo Meriahkan MTQ JQH NU

Kalbar Ekspo 2012 ini diselenggarakan pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, berlangsung dari tanggal 3 Juli dan akan berakhir 8 Juli, sesuai jadwal MTQ dan Munas JQH NU. 

“Sudah diselenggarkan tujuh kali sejak tahun 2005. Ini merupakan yang kedelapan kalinya,” jelas Nadia Irsyad dari Kesekretariatan Kalbar Ekspo 2012.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Biasanya, sambung Nadia, helat tahunan ini digelar di Pontianak Convention Center (PCC). Tapi tahun ini, atas saran Gubernur Kalbar, dilaksanakan di sekitar lapangan Sultan Syarif Abdurrahman, tempat pembukaan, penutupan dan salah satu lokasi MTQ JQHNU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kategori produk yang dipamerkan adalah handicraft, souvenir dan asesoris, komputer dan peralatan elektronik, perbankan dan asuransi, properti, otomotif, hotel dan resort, tekstil, peralatan rumah tangga, agrobisnis, mainan, kuliner dan, produk-produk  lainnya. 

Kalbar Ekspo 2012 ini diikuti setiap dinas Provinsi Kalimantan Barat, BUUMN, asosiasi bisnis, perusahaan swasta, koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Ada juga dari provinsi lain misalnya Kepulauan Riau dan Sumatera Selatan. PWNU Kalimantan Barat serta banom-banomnya, memiliki satu stand yang memamerkan karya warganya.  

Menurut Yuni, yang juga dari Kesekretariatan, Kalbar Ekspo 2012 dibuka mulai pukul 10.00 dan tutup pukul 21.00. 

“Kali ini diikuti ratusan peserta dengan memenuhi 150 stand,” tambahnya. 

Menurut amatan petugas parkir Kalbar Ekspo 2012 pengunjung kali ini lebih ramai dari tahun-tahun sebelumnya.

“Dari pagi hingga malam, tak henti-hentinya orang datang. Mungkin setiap hari tak kurang dikunjungi seribu hingga dua ribu orang,” pungkasnya. 

Redaktur : Mukafi Niam

Penulis    : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Syariah, Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 29 Januari 2018

Netizen Jatim Komit Jaga Akhlakul Karimah di Media Sosial

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kini tengah marak informasi, gambar hingga video yang menyudutkan para ulama. Yang membuat miris, keberadaan informasi tersebut ternyata palsu atau bohong, yang tentu saja tidak dapat dipertanggungjawabkan. Namun keberadaannya tersebar luas, khususnya di dunia maya termasuk media sosial.

?

Netizen Jatim Komit Jaga Akhlakul Karimah di Media Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)
Netizen Jatim Komit Jaga Akhlakul Karimah di Media Sosial (Sumber Gambar : Nu Online)

Netizen Jatim Komit Jaga Akhlakul Karimah di Media Sosial

Menghadapi realitas tersebut, sejumlah anak muda NU pegiat di internet yang terhimpun dalam komunitas Netizen NU Jawa Timur menginisiasi kopi darat atau Kopdar yang dihadiri ? berbagai elemen nahdliyin baik kultural maupun struktural.

Bahkan pada acara yang berlangsung Ahad (29/1) di kantor PWNU Jatim, jalan Masjid al-Akbar Timur 9 Surabaya tersebut dihadiri utusan PBNU yakni, H Saifullah Yusuf dan H Robikin Emhas serta H Helmy Faishal Zaini. ?

Dalam paparannya, H Helmy Faishal Zaini mengemukakan, ada tiga tugas penting bagi Nutizen NU. "Pertama adalah melakukan counter narasi yang menyudutkan ulama-ulama dan amaliyah NU," kata Sekretaris Jenderal PBNU tersebut. Sedangkan kedua harus dilakukan integrasi dan interkoneksi antar kultural dan struktural NU, lajutnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tugas penting ketiga, dan ini harus dilakukan dengan sangat intensif adalah "Mengembangkan konten-konten edukatif dan berakhlakul karimah," jelasnya.

Sedangkan Robikin Emhas menandaskan harus ada komitmen dari netizen NU untuk menjaga kehormatan organisasi dan ulama NU. "Yang juga harus ditekankan adalah turut tetap menjaga keutuhan NKRI," terangnya. Sebab selama ini telah bermunculan pengguna media sosial atau medsos yang menyerang NU, ulama dan NKRI, lanjutnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sedangkan Gus Ipul, sapaan akrab H Saifullah Yusuf meminta kepada para aktivis Netizen NU untuk mulai membuat dan memberikan pendidikan kepada generasi muda untuk santun dalam bermedia sosial. "Karenanya, diperlukan pendidikan bermedia sosial yang santun. Dan itu harus dimulai dari usia dini," kata Wakil Gubernur Jatim tersebut.

Hakim Jayli yang mewakili Netizen NU Jatim menyampaikan pentingnya relasi antara kegiatan off-air dan online. Banyak kegiatan yang dilakukan oleh warga NU, lembaga dan banom NU kurang disiarkan melalui media online. "Demikian pula apa yang diberitakan oleh media online perlu ditindaklanjuti dalam aksi-aksi nyata di lapangan," kata Hakim.

"Saat ini sangat mendesak agar NU memiiki ketahanan informasi," kata Usmayadi, Ketua LTN PBNU. Peran netizen NU di sini menjadi penting untuk melakukan perlawanan berbagai informasi yang menyudutkan posisi NU. "Pada saat yang sama juga memberikan informasi yang tepat bagi nahdliyin," ungkap Cak Usma, sapaan akrabnya.

Kopdar Netizen NU Jatim ini diakhiri dengan ikrar dan komitmen untuk bermedia sosial yang santun, edukatif dan berakhalkul karimah. (Ibn Nawawi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Budaya, Internasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 18 Januari 2018

IPNU-IPPNU Lampung Tengah Kenalkan NU Sejak Dini

Lampung Tengah, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebagai salah satu kabupaten yang cukup luas di provinsi Lampung, yang terdiri dari 28 kecamatan, potensi pelajar Nahdliyin di Kabupaten Lampung Tengah harus diberdayakan secara maksimal, yakni dengan mengenalkan organisasi Nahdlatul Ulama sejak dini ketika mencari ilmu di madrasah atau sekolah.

Demikian disampaikan Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdaltul Ulama (IPNU) Kabupaten Lampung Tengah Andi Sobihin, di sela-sela menyampaikan materi ke-IPNU-an dalam agenda Masa Orientasi Peserta Didik Baru (MOPDB) tahun pelajaran 2017/2018 di Lembaga Pendidikan Ma’arif? Nahdlatul Ulama Madrasah Aliyah 14 Kecamatan Bumi Nabung Kabupaten Lampung Tengah, Rabu, (19/7).

IPNU-IPPNU Lampung Tengah Kenalkan NU Sejak Dini (Sumber Gambar : Nu Online)
IPNU-IPPNU Lampung Tengah Kenalkan NU Sejak Dini (Sumber Gambar : Nu Online)

IPNU-IPPNU Lampung Tengah Kenalkan NU Sejak Dini

“Jajaran pengurus IPNU dan IPPNU Kabupaten Lampung Tengah mengawal MOPDB ini di beberapa komisariat, dengan menjadi pemateri khususnya tentang ke-IPNU-an dan ke-IPPNU-an, seperti di Kecamatan Seputih Banyak, Bumi Nabung, Kotagajah, Punggur, Seputih Raman, Bangunrejo, Rumbia, Seputih Surabaya dan lain-lain,” imbuh alumni Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jurai Siwo Kota Metro ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Shinta Nur Baitu selaku Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Lampung Tengah menegaskan, agenda MOPDB ini sangat penting bagi kader-kader pelajar Nahdliyin yang baru saja duduk di bangku madrasah tsanawiyah (MTs) atau sederajat, khususnya yang ada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif? Nahdlatul Ulama Kabupaten Lampung Tengah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dan yang tak kalah penting adalah pelajar NU harus menjadi contoh bagi pelajar-pelajar yang lain, melestarikan tradisi Ahlussunnah wal Jama’ah an Nahdliyah di lingkungannya, sekaligus jangan gampang tergoda dengan fasilitas teknologi informasi, zaman globalisasi saat ini harus sangat hati-hati,” imbuh mahasiswi Institut Agama Islam Ma’arif? Nahdlatul Ulama (IAIM NU)? Kota Metro ini. ?

Pimpinan Komisariat IPNU-IPPNU MTs Ma’arif 02 Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah, mengawali agenda MOPDB, Rabu (19/7)? dengan menonton film “Sang Kiai” di Aula madrasah setempat yang diikuti oleh 209 siswa/siswi.

Anirotul Hikmah selaku Ketua PK IPPNU MTs Ma’arif 02 Kecamatan Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah mengatakan, dengan menonton film “Sang Kiai” harapan kami adik-adik/kader-kader pelajar NU yang masih duduk di kelas I atau VII mengerti dan memahami sejarah perjuangan dan pengorbanan Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari dalam menghadapi para penjajah sekaligus membesarkan jama’ah dan jam’iyyah Nahdlatul Ulama. (Akhmad Syarief Kurniawan/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 06 Januari 2018

PCNU Surabaya Tolak Keras Raperda Miras Bebas Dijual di Minimarket

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Munculnya pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) Kota Surabaya tentang minuman keras (Miras) oleh DPRD Kota Surabaya (5/2) yang membebaskan penjualan miras di minimarket sontak menjadi perhatian publik. Begitu juga dengan warga Nahdliyin di Surabaya.?

PCNU Surabaya Tolak Keras Raperda Miras Bebas Dijual di Minimarket (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Surabaya Tolak Keras Raperda Miras Bebas Dijual di Minimarket (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Surabaya Tolak Keras Raperda Miras Bebas Dijual di Minimarket

"Kami menolak keras pembahasan Raperda Mihol (Minuman Beralkohol). Meskipun itu masih rancangan. Jelas kami menolak keras," kata H A Muhibbin Zuhri, Ketua PCNU Surabaya, Sabtu (6/2).

Kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah ia mengatakan, pada prinsipnya NU menginginkan Surabaya bebas dari minuman keras, apapun jenis minuman itu. Kalau sudah memabukkan, jelas kami tolak, imbuhnya.

Kalau sampai Raperda itu disahkan maka peredaran miras di Surabaya akan terjadi semakin luas dan bebas karena bisa dibeli oleh siapa saja. "Dengan alasan apapun peredaran minuman keras merupakan ancaman serius bagi integritas moral dan masa depan bangsa ini," tegas mantan Ketua PW GP Ansor Jatim itu.

Apalagi miras itu nantinya diberi ruang penjualannya di gerai minimarket yang terbuka untuk masyarakat umum. "Ini secara implisit melegalisasikan minuman keras. Menghalalkan sesuatu yang haram," tandasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pada saat ini, yang menjadi keperluan masyarakat adalah raperda yang berisi penegasan menggenai pelarangan produksi, impor, peredaran serta konsumsi minuman keras dan disertai hukuman yang jelas bagi pelakunya," pungkas Muhibbin. (Rof Maulana/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 05 Januari 2018

Gus Mus Ungkap 2 Ijazah Sanad dari Sejumlah Gurunya

Rembang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tim Anjangsana Islam Nusantara STAINU Jakarta tiba di Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Selasa (24/1) malam asuhan KH Mustofa Bisri (Gus Mus).

Gus Mus Ungkap 2 Ijazah Sanad dari Sejumlah Gurunya (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus Ungkap 2 Ijazah Sanad dari Sejumlah Gurunya (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus Ungkap 2 Ijazah Sanad dari Sejumlah Gurunya

Setelah menginap di tempat yang telah di sediakan oleh para santri, Rabu (25/1) pagi rombongan berziarah ke makam KH Bisri Mustofa dan keluarga.

Selesai ziarah, rombongan langsung sowan ke ndalem Gus Mus di ruang tamu sebuah rumah sederhana yang biasa ia gunakan untuk menerima berbagai tamu. Tidak ada yang dibedakan Gus Mus, baik tamu warga maupun tokoh-tokoh nasional diterima di tempat yang sama.

Obrolan berlangsung dalam suasana santai dan gayeng sembari menyeruput kopi. Renungan Gus Mus selalu dinanti dalam berbagai persoalan bangsa. Hingga tibalah rombongan meminta ijazah sanad.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dari ijazah yang diberikan guru-guru saya intinya dua, yaitu istighfar dan sholawat," ujar Gus Mus.

Mustasyar PBNU itu mengungkapkan guru-guru yang memberikan ijazah tersebut, yaitu KH Bisri Mustofa, KH Mahrus Ali, KH Ali Maksum, Syekh Abdul Hamid Mahmud, dan Syekh Yasin Al-Fadany.

Rais Aam PBNU 2014-2015 itu menerangkan, istighfar tentu tujuannya selalu meminta petunjuk dan ampunan kepada Allah dari perbuatan yang setiap hari dilakukan manusia.

"Sedangkan sholawat tentu mengharapkan syafaat kepada Kanjeng Nabi Muhammad," jelas kiai yang juga budayawan itu.

Di tengah obrolan, Gus Mus kedatangan tamu seorang ibu paruh baya. Setelah diterima salah seorang putrinya, ia pun menemui ibu tersebut dengan penuh perhatian.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berusaha mendengar problem-problem yang dikemukakan ibu itu. Akhirnya, 2 ijazah tersebut diberikan kepada ibu tersebut dengan menyarankan sejumlah sekian bacaan.

Menelusuri ijazah dan sanad keilmuan memang menjadi fokus kegiatan Anjangsana Islam Nusantara yang dilakukan oleh para akademisi Pascasarjana STAINU Jakarta.?

Selain itu, rombongan juga terus berusaha menelusuri kitab dan manuskrip karya para ulama pesantren selain melakukan ziarah ke petilasan dan makam ke sejumlah tokoh penyebar Islam di Nusantara. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 29 Desember 2017

Seminar Nasional Bersarung

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kain sarung dari berabad-abad lalu bukan hanya menjadi simbol perlawanan kolonialisme, tetapi juga telah menjelma menjadi simbol dan identitas budaya Nusantara. Selain itu, sarung yang identik dengan santri juga mampu membentuk akhlak luhur sebab secara nyata digunakan untuk beribadah, ngaji, dan kegiatan-kegiatan positif lainnya.

Hal itu mengemuka dalam Seminar Nasional Sarung Nusantara yang digelar Lembaga Takmir Masjid (LTM) PBNU, Kamis (6/4) di Gedung PBNU Jakarta bertajuk Sarung sebagai Identitas Budaya Indonesia. Dalam acara tersebut, bukan hanya sebagian peserta seminar yang mengenakan sarung, tetapi sarung juga mengikat di pinggang para narasumber utama yang mengisi acara itu.

Seminar Nasional Bersarung (Sumber Gambar : Nu Online)
Seminar Nasional Bersarung (Sumber Gambar : Nu Online)

Seminar Nasional Bersarung

LTM PBNU mengundang narasumber di antaranya Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto, Budayawan yang juga Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, dan Guru Besar UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Imam Suprayogo. Mereka secara bergantian mengurai makna sarung dari berbagai perspektif.

Imam Suprayogo yang menjadi pembicara pertama mengungkapkan bahwa sarung mempunyai banyak fungsi ketika dipakai oleh seseorang. Ia mencontohkan santri di pesantren yang selama ini lekat dengan sarung di berbagai kegiatannya di pesantren.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Jika sudah memakai sarung, maka tidak perlu memakai celana karena ia sudah bisa menggantikan celana. Sarung juga bisa menggantikan selimut, maka dari itu tidak ada santri yang memakai selimut. Sarung itulah selimut mereka,” papar mantan Rektor UIN Malang ini.

Ia menerangkan, sarung yang dipakai santri dan masyarakat Indonesia pada umumnya tidak hanya berhasil menjadikan identitas budaya, tetapi juga mampu menumbuhkan akhlak baik karena selain sarung juga dipakai oleh orang-orang mulia seperti kiai, ia juga mampu menundukkan santri dari hal-hal negatif sebab identitas kesantriannya yang melekat saat memakai sarung.

Berbeda dengan Imam Suprayogo, Dedi Mulyadi mengurai sarung secara filosofis, terutama dalam perspektif Budaya Sunda. Dia mengartikan sarung dengan mengurai kata “Sa” dan “Rung”.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sa dalam bahasa Sunda berarti tidak terbatas, berlebihan. Ini sifat dasar manusia yang di dalam dirinya mengandung tanah, air, udara, dan api. Sudah mempunyai sertifikat tanah, tetapi manusia terus ingin memperlebar kepemilikan tanahnya,” ujar Kang Dedi, sapaan akrabnya.

Begitu juga dengan air, imbuhnya, manusia mempunyai kecenderungan memompa air sebanyak-banyaknya, padahal yang diminum hanya dua gelas. Menurutnya, udara dan api juga sama yang jika dimanfaatkan atau dikuasai secara belebihan akan mendatangkan bencana.

“Sebab itu diteruskan dengan kata ‘Rung’, artinya dikurung. Segala ketamakan manusia yang terdapat dalam keempat unsur tersebut berusaha dibatasi atau dikurung,” jelas Kepala Daerah mempunyai misi penguatan seni dan budaya Indonesia dalam tata kelola pemerintahannya ini.

Sementara itu, Ketua Lesbumi PBNU KH Agus Sunyoto memaparkan sarung secara historis. Ia menungkapkan bahwa sebetulnya sarung lahir dari bangsa Yaman. Tetapi bangsa Indonesia berhasil memodifikasi sarung sesuai dengan identitas lokal masing-masing dari orang-orang Nusantara sejak dulu.

Sebab itu, kain sarung yang lahir dari sejumlah suku di Indonesia mempunyai nama-nama yang berbeda seperti di antaranya Songket yang banyak diproduksi di sejumlah daerah, Ulos di Sumatera Utara, Tapis di Lampung, dan sarung tenun yang terdapat di berbagai wilayah di Indonesia. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 25 Desember 2017

Anggota TNI Ini Bekali Santri Bela Negara

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Anggota TNI AD yang terdiri dari Kapten Mashudi (Danramil 09 Mlonggo), Bambang Sugito (Babinsa Sekuro) dan Musa Abdullah (Babinsa Mororejo) memberikan pembekalan bela negara kepada ratusan santri pesantren Az Zahra Jepara, Kamis (27/11) siang kemarin.

Kepada santri unit SMK Az Zahra, Mashudi menyampaikan pentingnya bela negara. Bela negara jelasnya ialah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila, UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Anggota TNI Ini Bekali Santri Bela Negara (Sumber Gambar : Nu Online)
Anggota TNI Ini Bekali Santri Bela Negara (Sumber Gambar : Nu Online)

Anggota TNI Ini Bekali Santri Bela Negara

Adapun nilai-nilai dalam bela negara mencakup 5 hal. Cinta kepada tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin pada pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara. “Serta memiliki kemampuan awal bela negara baik psikis maupun fisik,” imbuhnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Secara psikis warga negara harus memiliki kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual, senantiasa memelihara jiwa dan raganya. Serta memiliki sifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji.

Sedangkan kemampuan fisik perlu ditopang dengan kondisi kesehatan, keterampilan jasmani dengan gemar berolahraga dan menjaga kesehatannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penanggung jawab kegiatan, Bambang Sugito menyampaikan kegiatan untuk memberikan bekal materi bela negara kepada peserta didik. Selain untuk mengingatkan kembali dasar negara dan UUD kegiatan juga untuk mengingat jasa para pejuang ’45. “Harapan kami anak-anak tidak melupakan para pejuangnya,” harap Bambang disela-sela kegiatan.

Senada dengan Bambang, Hasan Khaeroni, Kepala SMK Az Zahra memaparkan ulama termasuk pejuang yang juga berperan untuk merebut kemerdekaan. “KH Hasyim Asyari, KH Wahab Hasbullah, KH Wahid Hasyim merupakan sejumlah kiai yang turut merebut kemerdekaan,” tegasnya.

Sehingga santri saat ini juga harus berperan aktif pada kelompok yang hendak merongrong keutuhan NKRI. Caranya, lanjut lulusan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta itu dengan penguatan nilai-nilai bela negara yang tertanam sejak dini. (Syaiful Mustaqim/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 23 Desember 2017

“IPNU-IPPNU Bershalawat” Semarakkan Harlah Ke-63 di Kaliori

Rembang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Dalam rangka memperingati hari lahir ke-63 Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan hari lahir ke-62 Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU), pelajar NU Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, menggelar “IPNU-IPPNU Bershalawat”.

Kegiatan yang dilaksanakan di masjid Desa Sambian Kecamatan Kaliori Rembang, Jumat (24/2) ini menghadirkan Habib Helmy bin Hassan Alaydrus dari Kabupaten Kudus. Ribuan pecinta shalawat dari berbagai daerah menambah semarak acara tersebut.

“IPNU-IPPNU Bershalawat” Semarakkan Harlah Ke-63 di Kaliori (Sumber Gambar : Nu Online)
“IPNU-IPPNU Bershalawat” Semarakkan Harlah Ke-63 di Kaliori (Sumber Gambar : Nu Online)

“IPNU-IPPNU Bershalawat” Semarakkan Harlah Ke-63 di Kaliori

Wakil Ketua Pimpinan Anak Cabang IPNU Kecamatan Kaliori Murtafii menjelaskan, banyak kader dan pengurus IPNU-IPPNU di Kabupaten Rembang, yang begitu bersemangat melantunkan shalawat, apalagi jika yang hadir adalah Habib Helmy.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Iya memang ini peringatan harlah kali ini cukup berbeda dengan harlah yang sebelumnya. Jika pada tahun-tahun sebelumnya kami hanya cukup potong tumpeng, kali ini kami bersama rekan-dan rekanita sepakat untuk menggelar IPNU-IPPNU bershalawat," terangnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menambahkan, selain itu acara shalawat, peringatan harlah kali ini juga akan dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatan lain.

Ketua Majelis Wakil Cabang NU (MWCNU) Kecamatan Kaliori Ali Armani menjelaskan, keutuhan NKRI menjadi keuntungan kita dapat melakukan kegiatan pertemuan keagamaan dengan tenang. Ia lantas membandingkan dengan kondisi negara-negara di Timur Tengah seperti Suriah dan Irak yang tengah dalam kondisi perang.

Hal senada juga disampaikan Camat Kaliori Mustholih untuk menjaga keutuhan NKRI dengan menjaga kerukunan berjamaah maupun kerukunan bertetangga. (Ahmad Asmui/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Kiai, Sunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 18 Desember 2017

Ribuan Jamaah Hadiri Haul ke-60 KH Manshur Popongan

Klaten,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ribuan jamaah menghadiri peringatan haul ke-60 KH Muhammad Manshur di kompleks Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan Tegalgondo Wonosari, Klaten, Jawa Tengah.

Salah satu panitia acara, Darmadji, Senin (22/12), menjelaskan haul diadakan bersamaan dengan putaran pertama kegiatan bersholawat 12 malam Jamaah Muji Rosul (Jamuro) Surakarta.

Ribuan Jamaah Hadiri Haul ke-60 KH Manshur Popongan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Jamaah Hadiri Haul ke-60 KH Manshur Popongan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Jamaah Hadiri Haul ke-60 KH Manshur Popongan

Acara diawali dengan pembacaan khatmil Qur’an dan tahlil yang dipimpin Mbah Kiai Djablawi dan KH Nasrun. Kemudian dilanjutkan pembacaan maulid kitab al-Barzanji, karya Sayyid Ja’far Al-Barzanji. Sebagai penutup, mauidlah hasanah oleh Habib Umar Muthahar dari Semarang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam ceramahnya, Habib Umar menerangkan tentang generasi salafi yang sebenarnya. “Salafi itu generasi yang hidup setelah tabi’it tabi’in seperti Imam Syafi’i dan lainnya,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, mereka itu juga melakukan maulidan, tahlilan. “Lha, zaman sekarang ada orang yang mengaku sebagai kaum salafi, tapi tidak mau mengikuti amalan ulama salaf. Lalu, mereka itu salaf ikut siapa?” tanya Habib Umar.

Habib Umar juga mengajak kepada para jemaah untuk bersama ikut mencintai Nabi Muhammad SAW.

Turut hadir dalam acara tersebut KH A Djablawi, KH Nasrun Minallah dan sejumlah pengurus NU Klaten. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Ribuan Jemaah Hadiri Haul ke-60 KH Manshur Popongan

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 14 Desember 2017

Cincin, Batu Akik dan Sunnah Rasul

Bagi orang yang memiliki hobi mengumpulkan berbagai macam cindera mata dan pernak-pernik, ada baiknya menambah koleksinya dengan batu akik. Yaitu batu mulia yang memiliki warna yang indah dan elok dipandang. Hal ini tidak semata karena fungsinya sebagai perhiasan, tetapi juga nilai kesunnahan yang terdapat di dalamnya.?

Dalam fatawi Ibnu Hajar al-Haytami al-Kubro diterangkan bahwa terdapat beberapa hadits yang menerangkan hikmah penggunaan cincin dengan batu akik yang dapat mendatangkan berkah dan menghindarkan diri dari kefaqiran. Karena sesungguhnya mereka yang memakai cincin berbatu akik senantiasa menikmati keindahan.

Bahkan dalam satu hadits dhaif diterangkan bahwa batu yaqut warna kuning dapat mencegah pemakainya dari penyakit sampar (tha’un). Namun mengatasi batu akik itu sendiri yang terpenting adalah memakai cincin, meskipun cincin tanpa batu.Demikianlah keterangan lengkapnya:

وورد اÙ„تختÙ… باÙ„عÙ‚Ù? Ù‚ أحادÙ? Ø« Ù…Ù? ها أÙ? Ù‡ Ù? Ù? فÙ‰ اÙ„فÙ‚ر وأÙ? Ù‡ مبارÙƒ وإÙ? Ù…Ù? تختÙ… بÙ‡ لم Ù? زÙ„ Ù? رÙ‰ خÙ? را وكلها لم Ù? ثبت Ù…Ù? ها شÙ? ئ كما قاله اÙ„حفاظ وورد بسÙ? د ضعÙ? ف أÙ? اÙ„تختÙ… باÙ„Ù? اÙ‚وت اÙ„أصفر Ù? Ù…Ù? ع اÙ„طاعÙˆÙ? وبÙ…ا تقرر Ù…Ù? أÙ? اÙ„فص تارØ© Ù? كوÙ? Ù…Ù? اÙ„خاتÙ… وتارØ© Ù? كوÙ? Ù…Ù? غÙ? رÙ‡ Ù…Ù? قولهÙ… اÙ„سابÙ‚ Ù? جوز لبس اÙ„خاتÙ… وإÙ? لم Ù? ÙƒÙ? فص...

Cincin, Batu Akik dan Sunnah Rasul (Sumber Gambar : Nu Online)
Cincin, Batu Akik dan Sunnah Rasul (Sumber Gambar : Nu Online)

Cincin, Batu Akik dan Sunnah Rasul

?

Redaktur: Ulil Hadrawy ? ?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Berita, Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 09 Desember 2017

Kontribusi Cina dalam Islamisasi Nusantara

Proses penyebaran Islam di Nusantara telah melalui babakan sejarah yang sangat panjang. Perihal waktu yang menjadi permulaan tersebarnya agama yang pertama kali diperkenalkan di jazirah Arabia ini, para sarjana berbeda pendapat. Ada yang mengatakan sejak abad ke-7 M, yakni sejak permulaan perkembangan Islam di tanah kelahirannya, abad ke-12 M, dan seterusnya. Namun menurut Azyumardi Azra, proses laju islamisasi Nusantara yang paling cepat baru dimulai sejak abad ke-12 dan 16 M.

Dalam rentang abad ke-12 dan 16 M ini penyebaran Islam di Nusantara mulai terlihat. Sumanto Al Qurtuby yang secara khusus meneliti “islamisasi Nusantara” pada abad ke 15 dan 16 M mulai dari proses penyebarannya hingga agen-agennya menghasilkan kesimpulan yang sangat memukau. Menurutnya, islamisasi di dalam rentang waktu abad 15 dan 16 yang menjadi babakan pertama dan utama tersebarnya Islam secara luas dilakukan oleh “orang-orang Cina Muslim”.

Kontribusi Cina dalam Islamisasi Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Kontribusi Cina dalam Islamisasi Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Kontribusi Cina dalam Islamisasi Nusantara

Hasil penelitian Sumanto itu ditulis dalam bukunya yang berjudul “Arus Cina-Islam-Jawa: Peranan Tionghoa dalam Penyebaran Islam di Nusantara Abad 15 & 16” yang diterbitkan oleh penerbit buku-buku pemikiran progresif di Semarang, eLSA Press.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam buku yang berasal dari tesisnya di program magister jurusan Sosiologi Agama Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga itu, secara apik dan teliti Sumanto menyajikan data-data yang sangat lengkap berkaitan dengan penyebaran Islam di Nusantara pada abad ke-15 dan 16 M. Tidak hanya menggunakan sumber-sumber lokal Nusantara seperti Babad Tanah Djawi, Babad Gresik, Babad Tuban, dan yang lainnya, ia juga mendapuk sumber-sumber lain yang berkaitan, seperti sumber-sumber Cina: Ying-yai Sheng-lan, Hsin-cha Sheng-lan, Ming Shi, dan lain-lain, sumber Portugis: Summa Oriental, sumber Arab: ‘Ajaibil Hindi, dan yang lainnya.

Selain menggunakan sumber-sumber tertulis di atas, karya intelektual NU yang kini menjadi pengajar Antropologi Budaya di King Fahd University of Petroleum and Minerals Arab Saudi, juga diperkuat dengan cerita lisan yang berkembang di masyarakat dan situs-situs sejarah seperti makam, masjid, keraton, dan peninggalan sejarah lainnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam buku setebal 300 halaman, Sekretaris Jenderal Komunitas Nahdlatul Ulama Amerika dan Kanada itu mendedahkan bahwa keberhasilan islamisasi di Nusantara lebih banyak diperankan orang-orang Cina Muslim yang melakukan perlawatan ke Nusantara pada abad ke 15 dan 16 M, baik karena kepentingan ekonomi, politik, maupun murni untuk berdakwah (hal. 39).

Perjumpaan orang-orang Cina dengan penduduk Nusantara sendiri dimulai sejak awal abad ke 5 M, dua abad sebelum Islam datang di jazirah Arabia. Islam hadir pada abad ke-7 M dan langsung dikenal penduduk Cina pasca Nabi Muhammad wafat. Penyebaran Islam di Cina dimulai ketika Khalifah Utsman bin ‘Affan (644-656 M) mengirim delegasi ke Changan yang dipimpin Sa’ad bin Abi Waqqash yang oleh sumber Cina disebut dengan “utusan Tan-mai-mo-ni” atau dalam bahasa Arab disebut “utusan amirul mukminin” (hal. 56-57).

Bukti-bukti historis penyebaran Islam di Cina abad ke-7 ini antara lain dengan peninggalan Masjid Huaisheng di Kanton (Arab: Kanfu) yang dibangun pada tahun 627 M. Masjid ini menurut para sejarawan seusia dengan Masjid Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah. Selain itu di Guangzhou Cina sendiri dipercaya terdapat makam Sa’ad bin Abi Waqqash yang hingga kini ramai diziarahi umat Islam (hal. xix, 56-57,).

Melalui penelusuran sejarah Islam di Cina, senior scholar di Middle East Institute National of Singapore ini, kemudian membuktikan penyebaran Islam di Nusantara yang disebarkan oleh orang-orang Cina Muslim yang melawat ke negeri ini. Para penyebar Islam di Jawa yang dikenal dengan “Walisongo” sebagian di antaranya adalah orang Cina, dan sebagian lain menikah dan dibantu orang-orang Cina. Pun dengan para raja di Jawa, banyak di antaranya yang orang Cina. Bahkan, Kerajaan Demak yang ditengarahi sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara adalah “rezim Cina” (hal. 243).

Perihal kontribusi Cina Muslim dalam penyebaran Islam di Nusantara ini berhasil didedah secara nyata oleh Sumanto Al Qurtuby, baik melalui penelusuran terhadap “teks-teks kuno” maupun situs-situs sejarah dan keterpengaruhan budaya atau yang disebutnya dengan “Sino-Javanese Muslim Culture”.

Pertanyaannya kemudian, kenapa masyarakat Muslim Indonesia lebih banyak yang meyakini peran orang-orang Arab dalam penyebaran Islam di Nusantara? Buku yang diberi kata pengantar oleh almarhum Prof. Dr. Nurcholish Madjid ini memberikan jawaban: karena sejak kedatangan penjajah Belanda ke Nusantara, orang-orang Cina selalu dijadikan “kambing hitam” atas segala kekacauan yang sebenarnya dilakukan para penjajah Belanda sendiri demi meraup keuntungan ekonomi dan politik (hal. 224-233).

Sedangkan keberadaan Arab-Muslim di Nusantara memiliki sejarah yang “mulus” tanpa ada narasi kekerasan di dalamnya, sehingga seakan-akan perannya dalam islamisasi sangat besar, padahal orang-orang Arab sendiri baru datang ke Nusantara pada akhir abad ke-18. Karena itu kontribusinya dalam penyebaran Islam di Nusantara dipertanyakan, alasannya antara lain watak Arab yang eksklusif, yakni tertutup dan tidak membuka diri untuk bersosialisasi dengan bangsa lain. Selain itu Arab Muslim juga selalu merasa superior, yakni sebagai “trah Islam tertinggi”. Dalam relasinya dengan non Arab, Arab Muslim selalu memposisikan dirinya sebagai “kelas superordinat”, sedangkan Nusantara Muslim berada di “kelas subordinat”. Relasi demikian menurut analisis penulis buku ini, tidak mungkin akan terjadi transformasi kultural dalam kehidupan masyarakat Islam Jawa (hal. 234-236).

‘Ala kulli hal, buku Arus Cina-Islam-Jawa menemukan relevansinya bagi masyarakat Indonesia saat ini yang sedang “demam keturunan Arab” dan mudah terprovokasi dengan isu-isu SARA yang terus direproduksi. Akhirnya, seperti dikatakan Ir Soekarno, bahwa “bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya”.

Data Buku

Judul Buku: Arus Cina-Islam-Jawa: Peranan Tionghoa dalam Penyebaran Islam di Nusantara Abad 15 & 16

Penulis: Sumanto Al Qurtuby

Penerbit: eLSA Press, Semarang

Cetakan: I, Januari 2017

Tebal : Iv + 300 Halaman

Peresensi: Siti Nur Halimah, Pemimpin Redaksi Majalah Justisia LPM Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Berita, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 08 Desember 2017

Hikmah Moralitas dalam Maulid Nabi

"Alangkah agungnya Rasul yang selalu dihiasi oleh budi pekerti yang sangat mulia itu. Kepribadiannya selalu diselimuti kebaikan. Wajahnya selalu dihiasi oleh senyum keramahan yang menawan. Dia lemah lemah lembut ibarat bunga, mengundang pesona ibarat bulan purnama, luas kedermawanannya ibarat samudera, dan sangat pasti cita-citanya ibarat perjalanan masa." Demikian gambaran Imam al-Busyiri tentang kemuliaan akhlaq Rasulullah SAW.



? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ?  ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?

 

Hikmah Moralitas dalam Maulid Nabi (Sumber Gambar : Nu Online)
Hikmah Moralitas dalam Maulid Nabi (Sumber Gambar : Nu Online)

Hikmah Moralitas dalam Maulid Nabi

Ma’asyiral Muslimin Hafidzakumullah

Marilah kita bersama-sama berdo’a kepada Allah SWT agar kita senantiasa berada di bawah naungan rahmat-Nya. Marilah kita bersama-sama meningkatkan taqwa kita kepada-Nya, Sebab taqwa merupakan jembatan bagi kita untuk menggapai ridha dan kemulian di sisi-Nya, baik di dunia maupun akhirat. Sebagaimana firman Allah:

? ? ? ? ?.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisiku ialah orang yang bertaqwa.” (QS: al-Hujurat, 14)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Beberapa hari yang lalu, tepatnya Selasa 12 Rabi’ul Awal 1435 H, kita bersama-sama memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Adalah sudah menjadi tradisi mayoritas umat Islam merayakan hari kelahiran Nabi tersebut. Bagi muslim Indonesia, tradisi maulid  sudah membumi di benak kolektif masyarakat. Peringatan maulid merupakan salah satu bukti kecintaan kita terhadap Nabi SAW. Ungkapan cinta itu diluapkan dengan ekpresi yang beraneka ragam. Misalnya, di Yogyakarta dan Surakarta kita menemukan sekaten, di banjar ada istilah Baayun Maulid, demikian pula di daerah-daerah lain, mereka memiliki istilah dan tradisi sendiri dalam memperingati maulid Nabi SAW.

Peringatan maulid Nabi memiliki dampak positif dalam pembentukan karakter umat Islam. Pada acara itu kita bisa mendengar berbagai macam ceramah yang menjelaskan tentang sosok Nabi Muhammad SAW. Mungkin saja, bayangan Nabi SAW itu sudah terlupakan dalam benak kita, lantaran kesibukan dunia. Seorang pemimpin bisa jadi sudah lupa bagaimana cara memimpin masyarakat yang benar, wakil rakyat mungkin saja lupa dengan janji-janjinya selama ini, para pejabat yang sudah lupa bagaimana cara menyimpan uang rakyat, sehingga banyak uang rakyat yang tercecer ke kantong pribadinya,  dan bisa jadi sebagai muslim kita sudah lupa bagaimana berakhlak mulia. Momentum maulid Nabi ini sangat tepat dijadikan sarana untuk melawan penyakit amnesia yang tengah mewabah itu. 

 

Jama’ah Jum’at yang berbahagia

Ada banyak contoh yang dapat kita tiru dari Rasulullah SAW. Jika al-Qur`an diibaratkan mutiara yang memantulkan beraneka ragam warna cahaya, demikian pula dengan Nabi SAW. Kita bisa memetik hikmah apasaja yang terdapat dalam diri beliau. Terutama perihal akhlak dan budi pekertinya. Allah SWT berfirman.

 ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” (QS: al-Ahdzab ayat 21)

 Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:

 ? ? ? ? 

Dan sesungguhnya, kamu (muhammad) benar-benar berbudi perketi yang agung (QS. Al-Qalam 68: 4)

Ayat di atas menjelaskan kepada kita bahwa dalam diri Nabi tertanam akhlak yang mulia. Keelokan perangainya itu tidak hanya diakui kalangan Islam saja, non-muslim pun memuji akan akhlaknya tersebut. Tak heran di usia belia rasul dijuluki dengan gelar al-Amin, dan kejujurannya tersohor ke saentaro dunia. Kebaikan akhlaknya itu digambarkan  Imam al-Bushiri dalam gubahan syairnya: “Alangkah agungnya Rasul yang selalu dihiasi oleh budi pekerti yang sangat mulia itu. Kepribadiannya selalu diselimuti kebaikan. Wajahnya selalu dihiasi oleh senyum keramahan yang menawan. Dia lemah lemah lembut ibarat bunga, mengundang pesona ibarat bulan purnama, luas kedermawanannya ibarat samudera, dan sangat pasti cita-citanya ibarat perjalanan masa.”

Kaum muslimin yang dirahmati Allah.

Misi utama diutusnya Nabi SAW ke permukaan bumi ini ialah untuk memperbaiki akhlak manusia. Syeikh Yusuf al-Qardhawi dalam bukunya berjudul kaifa nata’amal ma’a al-Qur`an, menyebutkan salah satu tujuan dari syari’at Islam ialah untuk menyucikan hati manusia dan meluruskan akhlak. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Hurairah disampaikan bahwa Nabi bersabda:

? ? ? ? ?. “Sesungguhnya aku (Muhammad) diutus hanyalah untuk menyempurnakan (memperbaiki) akhlak manusia.” (HR: al-Baihaqi)

 

Dengan modal akhlak yang mulia itu pula Islam menyebar dalam tempo yang sangat singkat di Jazirah Arab. Praktik kehidupan Nabi, baik di Mekah ataupun Madinah, memberi gambaran kepada kita bahwa peranan akhlak dalam kehidupan ini sangatlah urgen. Penerimaan masyarakat terhadap kebenaran yang disampaikan sangat berkaitan dengan moral si penuturnya. Kebenaran akan meresap cepat ke dalam hati sabubari apabila disampaikan dengan cara-cara yang santun seperti yang dicontohkan Nabi SAW.

 

Hadirin yang berbahagia

Berbicara mengenai moral atau akhlak pada hari ini membuat  air mata kita menetes. Bagaimana tidak, hampir setiap hari media cetak maupun elektronik mengabarkan kepada kita perihal kemungkaran sosial yang terjadi di negeri ini. Bukan berati negeri ini penuh dengan penjahat, tidak. Namun, suara kejahatan  lebih masih ketimbang kebaikan. Menengok kembali  kepribadian Nabi SAW adalah solusi nyata untuk keluar dari jeratan masalah ini. Rasul telah mencontohkan kepada kita bagaimana mengatur negara yang baik dan masyarakat yang bermoral. Dalam menjalankan kekuasaan Rasulullah SAW selalu menekankan aspek kebaikan, kejujuran, kaselahan, dan keadilan bagi semua kalangan tanpa memandang warna kulit, keyakinan, serta ras.

Selain itu, Rasulullah SAW selalu mewanti-wanti agar umatnya tidak selalu menuruti hawa nafsunya. Karena hawa nafsu sumber kemungkaran dan kemerosotan akhlak. Orang akan mudah terjerumus untuk korupsi, menipu, dan kemungkaran sosial lainnya jika terlalu menuruti nafsu rakusnya.  Bahkan Rasulullah mengancam status keimanan umatnya yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan ‘Amr bin al-‘Ash, Nabi berkata:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa.”     

 Jama’ah jum’at yang dirahmati Allah SWT

 

Demikianlah khutbah jum’at kali ini. Semoga dengan peringatan maulid Nabi ini dapat membawa perubahan dalam tingkah laku kita. Peringatan maulid bukan hanya sekedar formalitas atau seremonial belaka. Lebih dari itu, peringatan maulid sebagai sarana bagi kita untuk menambah wawasan tentang kehidupan Nabi SAW, kemudian  mengamalkan dan mengkontekstualkan dalam kehidupan sehari-hari.      

? ? ? ? ? ? ?, ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ?. . Khutbah II

? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ! ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? 

(Pen. H.Ferdiansyah/Red. Ulil H)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU, Hadits, Nasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 29 November 2017

Bekali Santri Kemampuan Membaca Perubahan Zaman

Sukoharjo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam sebuah hadis panjang berisi percakapan antara Nabi Muhammad dan Malaikat Jibril, dijelaskan beberapa hal tentang agama Islam, di antaranya rukun Islam, rukun iman, dan ihsan.

Bekali Santri Kemampuan Membaca Perubahan Zaman (Sumber Gambar : Nu Online)
Bekali Santri Kemampuan Membaca Perubahan Zaman (Sumber Gambar : Nu Online)

Bekali Santri Kemampuan Membaca Perubahan Zaman

Tiga aspek tersebut selama ini diyakini sebagian besar kaum muslimin sebagai tiga pilar utama Islam. Padahal, dalam hadis yang sama disinggung pula soal tanda-tanda akhir zaman.?

Untuk memberikan bekal kemampuan membaca realitas sosial dan tanda perubahan zaman yang ada di masyarakat, Pesantren Mahasiswa Al-Muayyad Cabang Windan Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah menggelar Kelas Analisis Sosial (Ansos), bertempat di aula pondok pada 26-28 Januari 2016 lalu.

Pengasuh Pondok Pesantren, KH M Dian Nafi’ mengemukakan alasan dilaksanakannya kelas ini.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Membaca tanda-tanda perubahan zaman merupakan pilar keempat Islam yang seharusnya dimiliki setiap muslim. Sebab, tanpa itu, umat Islam dapat terjebak pada kejumudan,” terang Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah itu.

Pelatihan Ansos yang terselenggara berkat kerja sama Yayasan Bina Desa dan Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Muayyad Cabang Windan tersebut menghadirkan Fajar Sudarwo dari Institute for Research and Empowerment (IRE Yogyakarta) sebagai narasumber utama.?

Salah satu materi penting yang disampaikan oleh pembicara adalah ihwal kesadaran. Menurut Fajar Sudarwo, kesadaran terbagi menjadi tiga jenis, antara lain kesadaran magis, naif, dan kritis.?

“Ketika seseorang sudah memiliki kesadaran kritis, ia akan berusaha untuk melakukan perubahan pada aspek sistem. Pada tingkatan ini, orang tersebut dapat membawa perubahan besar bagi masyarakat melalui advokasi ataupun cara-cara yang transformatif,” jelas pria yang akrab disapa Kang Jarwo ini.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Koordinator pelaksana kelas Ansos, Ahmad Asrof Fitri mengutarakan bahwa pelatihan semacam ini perlu digelar di berbagai pesantren.?

“Terutama di pesantren mahasiswa karena setelah lulus mereka akan terjun di tengah masyarakat dan melakukan pendampingan,” ujarnya. (Ajie Najmuddin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Santri, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 25 November 2017

IPPNU Banyuwangi Buka Kelas Administrasi

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Banyuwangi memfasilitasi kadernya di tingkat anak cabang, komisariat dan ranting untuk mempelajari dasar-dasar administrasi. Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hingga petang ini, bertujuan meningkatkan pengelolaan manajemen organisasi IPPNU di Banyuwangi.

Peserta pelatihan merupakan utusan anak cabang, ranting, dan komisariat IPPNU sekabupaten Banyuwangi. Mereka belajar administrasi di kantor Ma’arif NU Banyuwangi, Kamis (19/2).

IPPNU Banyuwangi Buka Kelas Administrasi (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Banyuwangi Buka Kelas Administrasi (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Banyuwangi Buka Kelas Administrasi

Pengurus IPPNU Banyuwangi menyadari bahwa manajemen administrasi merupakan salah satu jantung pergerakan organisasi. Karenanya, mereka mengadakan kelas administrasi untuk menguatkan IPPNU di Banyuwangi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua IPPNU Banyuwangi Silvia Ulfa Hidayati berharap, “Kelas administrasi ini membuat kita mandiri sehingga semakin menguatkan organisasi, karena administrasi merupakan roh organisasi.”

Kelas administrasi menghadirkan Ana Aniyati dan Aviq Magfiroh yang mengupas peraturan organisasi dan administrasi, juga PD PRT IPPNU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dengan memahami semua ini, kita akan berada di rel organisasi yang benar," terang Ana yang juga Ketua IPPNU Banyuwangi periode 2006-2008 itu. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Pendidikan, Amalan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 19 November 2017

Di Depan Presiden, Kiai Said Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan, pada dasarnya kebijakan pemerintah terkait dengan ekonomi itu sudah bagus, tapi sayangnya kebijakan-kebijakan tersebut tidak sampai kepada masyarakat tingkat bawah.?

“Pak Darmin (Menko Perekonomian) sudah mengeluarkan empat belas kebijakan ekonomi, tapi hanya di tataran atas. Belum pada tataran bawah,” kata Kiai Said di depan Presiden Joko Widodo dan Menko Perekonomian Darmin Nasution serta ratusan peserta yang hadir dalam acara Mukernas-1 Halaqah Ekonomi Nasional yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) di Pesantren Luhur Al Tsaqafah Jakarta, Jumat (5/5).

Agar kebijakan tersebut bisa dirasakan masyarakat bawah, lanjut Kiai Said, para pejabat negara dan pemangku kepentingan harus memiliki niat dan kemauan untuk membangun bangsa ini dari bawah.?

Di Depan Presiden, Kiai Said Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Depan Presiden, Kiai Said Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Depan Presiden, Kiai Said Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah

“Kemauan dan niat untuk membangun dari bawah perlu diperbaiki lagi,” tegas kiai asal Kempek Cirebon itu.

Lebih jauh, ia juga mengkritik monopoli kekayaan yang dilakukan oleh segelintir orang saja, terutama barang seharusnya untuk umum seperti air, energi, dan hutan. Oleh karena itu, dia mendukung kebijakan Presiden Jokowi untuk melakukan pemerataan kekayaan.?

“Saya dukung gagasan Presiden Jokowi, pemerataan,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Begitupun dengan kebijakan ekonomi, ia menyatakan, NU siap turut serta untuk mensukseskannya asalkan kebijakan tersebut ditujukan untuk mensejahterakan masyarakat tingkat bawah.

“NU siap bermitra dengan pemerintah terkait dengan kebijakan-kebijakan ekonomi meski tidak mendapatkan imbalan demi kemajuan bersama,” katanya.

Turut hadir dalam acara tersebut Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Mensesneg Pratikno, Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PPP Romahurmuzy, dan jajaran pengurus PBNU. (Muchlishon Rochmat/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Halaqoh, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 16 November 2017

KH Said Aqil Siroj: Saatnya NU "Go International"

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang Jawa Timur, 1-5 Agustus mendatang, mengambil tema “Meneguhkan Islam Nusantara untuk peradaban Indonesia dan dunia”. Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, NU akan mengekspor pemikiran ulama NU ke tingkat dunia.

“Saatnya pemikiran NU go international. Kita akan mengekspor Islam Nusantara ini ke tingkat dunia, terutama dunia Islam yang saat ini tidak karuan,” katanya saat menghadiri Rapimnas Pencak Silat NU Pagar Nusa di Semarang, Jum’at (27/3).

KH Said Aqil Siroj: Saatnya NU Go International (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Said Aqil Siroj: Saatnya NU Go International (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Said Aqil Siroj: Saatnya NU "Go International"

Dalam hal keilmuan, ulama NU banyak belajar dari Timur Tengah. Beberapa karya besar ulama Timur Tengah juga dipelajari di pesantren-pesantren. Namun menurut, Kang Said, ulama Timur Tengah perlu belajar ke NU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Banyak ulama Timur Tengah yang keilmuannya mumpuni dan punya karya berjilid-jilid, namun tidak bisa berbuat apa-apa ketika negaranya sedang perang saudara dan menewaskan ribuan orang,” katanya.

Menurut alumni Ummul Qurra Makkah itu, para ulama Timur Tengah baru dalam tahap tafaqquh fid din atau mendalami ilmu-ilmu agama, belum bisa yundziru qoumahum atau melakukan pembinaan terhadap umat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dalam hal membimbing umat, ulama timur tengah perlu belajar ke Indonesia, belajar ke NU,” katanya. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 13 November 2017

Bersama Banser dan Polisi, Habib Luthfi Pastikan Kelancaran Arus Mudik

Pekalongan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jarang dijumpai sosok ulama yang menjadi panutan umat muncul di tengah-tengah masyarakat bukan dalam rangka berdakwah menyeru kebaikan. Akan tetapi yang dilakukan oleh Habib Luthfi bin Yahya, Rais Aam Idaroh Aliyah Jamiyyah Ahlit Thariqah Al-Mutabaroh An-Nahdliyyah (JATMAN) sangat berbeda yakni memantau arus mudik lebaran di pos mudik Banser di Komplek Masjid As-Syuhada Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (21/6).

Kehadiran sosok ulama kharismatik di tengah-tengah personil Banser dan Polisi yang sedang mengatur lalu lintas tersebut tidaklah mengejutkan. Pasalnya apa yang dilakukan Habib Luthfi tidak hanya kali ini saja. Pada tahun tahun sebelumnya juga melakukan hal yang sama.

Bersama Banser dan Polisi, Habib Luthfi Pastikan Kelancaran Arus Mudik (Sumber Gambar : Nu Online)
Bersama Banser dan Polisi, Habib Luthfi Pastikan Kelancaran Arus Mudik (Sumber Gambar : Nu Online)

Bersama Banser dan Polisi, Habib Luthfi Pastikan Kelancaran Arus Mudik

Bahkan Habib Luthfi ikut mengatur arus lalu lintas di Pos Pantau terpadu dengan memegang lampu emergency dan ikut mendorong bis mogok adalah hal yang biasa dilakukannya.

Komandan Banser Kota Pekalongan M. Fatkhurrahman kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan, kehadiran Habib Luthfi yang mengenakan peci dan baju putih dibalut jaket tebal berwarna hitam di Posko Arus Mudik Banser menjadi pendorong dan penyemangat Banser untuk terus bantu kelancaran pemudik yang melewati Kota Pekalongan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakan, meski Jalan Tol Fungsional (JTF) Brebes Gringsing telah digunakan, ternyata kepadatan arus lalu lintas yang melewati Kota Pekalongan masih sangat signifikan khususnya pada malam hari, sehingga pos arus mudik yang disiagakan di empat titik sangat membantu kelancaran arus lalu lintas.

"Habib Luthfi selalu memberi support kepada Banser dalam kegiatan sosial dan ini menjadi penyemangat Banser untuk selalu berbuat yang terbaik untuk masyarakat," ujar Fathkhurrahman.

Apalagi pada saat kunjungan Habib Luthfi hadir pula Komandan Banser Jawa Tengah Hasyim Asyari, sehingga suasana posko menjadi sangat ramai karena pada jam kunjugan sedang terjadi puncak arus mudik, sehingga Banser menurunkan kekuatan penuh bersama CBP IPNU dan KKP IPPNU Kota Pekalongan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebelum kunjungi pos pantau arus mudik Banser, Habib Luthfi juga menyempatkan hadir di pos pantau terpadu yang ada di seberang jalan bersama Kapolres Pekalongan Kota AKBP Enrico Sugiharto dan mantan Dandim Pekalongan Letkol Sapriadi. (Abdul Muiz/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Cerita, Santri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah