Tampilkan postingan dengan label Pesantren. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Pesantren. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Maret 2018

Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Shinta Nuriyah Wahid, istri KH Abdurrahman "Gus Dur" Wahid (mantan Presiden RI) menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak tegas dalam menangani para korban lumpur Lapindo, di Sidoarjo, Jawa Timur, yang hingga kini nasibnya masih terkatung-katung.

“Kalau dikatakan tidak tegas, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, Red) ya memang tidak tegas. Termasuk juga Aburizal Bakrie (Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat),” kata Shinta kepada wartawan saat menemui warga korban lumpur Lapindo, di Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (19/4).

Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)
Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)

Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo

Mantan Ibu Negara itu mendesak kepada pemerintah agar segera mengembalikan hak-hak warga korban lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc itu. Ia meminta pemerintah agar segera memenuhi tuntutan warga atas pembayaran ganti rugi tunai langsung (cash and carry).

Warga, ujar Shinta, telah begitu lama menderita karena kehilangan segalanya, termasuk rumah dan pekerjaan. Sementara, pihak-pihak terkait termasuk PT Lapindo Brantas Inc sendiri seakan tidak mau bertanggung jawab.

Meski mengaku tak bisa berbuat banyak untuk membantu, Shinta meminta kepada para korban yang menemuinya untuk memohon pertolongan kepada Allah. “Saya tidak bisa berbuat apa-apa, karena saya tidak punya kekuasaan. Tapi, mari kita berdoa kepada Allah agar keadaan ini segera berakhir,” tuturnya.

Sebelumnya, Subandi—anggota Tim Perunding Korban Lapindo—kepada Shinta mengungkapkan, perjuangan mereka untuk mendapatkan haknya kembali tidak mudah. Juga langkah mereka berangkat ke Jakarta untuk menemui Presiden mengalami banyak hambatan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita ini diuber-uber (dikejar-kejar, Red) seperti maling. Keberangkatan kita dari Porong (Sidoarjo) ke Jakarta selalu dihalang-halangi oleh polisi. Di-sweeping (diperiksa) di setiap stasiun,” terang Subandi.

Karenanya, imbuh Subandi, warga meminta bantuan dan dukungan moral kepada Shinta agar perjuangannya untuk mendapatkan haknya kembali segera terpenuhi. “Permintaan kami cuma satu, rumah kami cepat diganti, cash and carry seratus persen,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Warga korban lumpur Lapindo yang menggelar unjuk rasa dan tinggal sementara di Tugu Proklamasi, Jakarta, menemui Gus Dur di Kantor PBNU, di Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (18/4) kemarin. Mereka meminta dukungan atas tuntutan pembayaran ganti rugi tunai langsung yang mereka ajukan ke pemerintah dan Lapindo.

Salah seorang anggota rombongan, KH Abdul Fatah, mengatakan bahwa Gus Dur mendukung tuntutan warga. "Saya bilang pada Gus Dur bahwa kita menuntut pembayaran cash and carry, dan Gus Dur bilang `ya`," katanya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Syekh Ramadhan al-Buthi Sejalan dengan Dakwah NU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan bela sungkawa mendalam atas wafatnya Syekh Said Ramadhan al-Buthi, ulama besar Suriah dalam sebuah serangan bom bunuh diri di masjid. Peristiwa tersebut dinilai sebagai babak baru dalam konflik di Suriah yang harus diwaspadai oleh kalangan Muslim dunia.

Ketua PBNU urusan luar negeri H Iqbal Sullam mengatakan, NU dan Syekh Said Ramadhan al-Buthi memiliki kesamaan dalam metode dakwah, di antaranya mengedepankan kesantunan dan moderat dalam bingkai Ahlussunnah wal Jamaah. 

Syekh Ramadhan al-Buthi Sejalan dengan Dakwah NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Syekh Ramadhan al-Buthi Sejalan dengan Dakwah NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Syekh Ramadhan al-Buthi Sejalan dengan Dakwah NU

"Umat Islam dunia pasti merasa sangat kehilangan, termasuk kami dari kalangan Nahdliyin yang ada di Indonesia," ungkap Iqbal di Jakarta, Jumat (22/3). 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Iqbal menambahkan, selama ini PBNU memiliki hubungan yang sangat baik dengan ulama-ulama besar di dunia, termasuk dari Suriah. Selain Syekh Said Ramadhan al-Buthi, terdapat nama lain seperti cendikiawan Syekh Wahbah Zuhaili, Mufti Suriah Syekh Badreddin Hassoun, dan Syekh Rajab Dieb selaku pimpinan kelompok thariqah. 

Tahun 2007 silam Iqbal berkesempatan berkunjung ke Suriah dan bertemu langsung dengan Syekh Said Ramadhan al buthi. Selain santun, ulama dari kelompok Sunni itu juga disebutnya memiliki kedalaman ilmu agama yang menjadikannya sangat disegani. "Beliau sangat low profile. Peranannya sangat besar dalam mengembangkan toleransi dalam kehidupan masyarakat Suriah," ujarnya. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait peristiwa bom bunuh diri di masjid yang menewaskan Syekh Said Ramadhan al buthi, Iqbal menyebut sebagai babak baru dalam konflik politik di Suriah. Kondisi tersebut harus mendapatkan perhatian serius kalangan Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. 

"Ini menjadi bukti, kepentingan politik sudah menutup mata pelaku bom bunuh diri itu. Demi memenangkan kepentingannya, kelompok tertentu di Suriah sudah tidak melihat bagaimana Syekh Said Ramadhan al buthi seharusnya dihormati karena kesepuhan dan keilmuannya," urai Iqbal.

Syekh Said Ramadhan al-Buthi, ulama besar Suriah dengan sejumlah karya ilmiah yang terkenal, tewas dalam serangan bom bunuh diri di sebuah masjid di Kota Damaskus. Bom meledak saat Said Ramadhan tengah memberikan ceramah agama kepada sejumlah pelajar. Peristiwa tersebut juga menewaskan 15 orang lain, yang di saat bersamaan berada di lokasi sama. 

Atas peristiwa tersebut, jamaah salat Jumat di Masjid An Nahdloh, gedung PBNU, siang tadi sudah melaksanakan salah ghaib. PBNU juga mengeluarkan imbauan untuk seluruh Nahdliyin agar mendirikan salat ghaib sebagai bentuk penghormatan. 

Redaktur  : A. Khoirul Anam

Penulis     : Samsul Hadi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, IMNU, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 26 Februari 2018

Mengamati Perburuan Lailatul Qadar di Maroko

Rabat, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Setiap daerah memiliki ciri khasnya dalam menyambut Ramadhan dan lailatul qadar. Praktek Ramadhan dalam kontek Maroko adalah pengalaman yang sangat menyenangkan di mana disana dapat ditemui tradisi khas, masakan lezat, dan semangat solidaritas yang tinggi.

Setiap bulan Ramadhan Maroko mempunyai tradisi unik yang tidak ditemukan di negara-negara lain, diantaranya adalah “pengajian raja” yang disebut dengan durus hasaniyyah hingga saat ini masih tetap eksis. Pengajian tersebut diadakan oleh Raja Maroko yang dilaksanakan seminggu sekali selama bulan Ramadhan. Kali ini ada dua perwakilan dari Indonesia yang menghadiri acara ini. Pertama Dr KH Hamdan Rasyid, MA (ketua MUI DKI Jakarta) dan Prof Dr Amsal Bakhtiar MA (Purek UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Adapun orang Indonesia yang pertama kali menghadiri undangan raja tersebut adalah Dr KH Said Aqil Siroj pada tahun 2010.

Mengamati Perburuan Lailatul Qadar di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengamati Perburuan Lailatul Qadar di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengamati Perburuan Lailatul Qadar di Maroko

Tradisi unik lainnya yang melibatkan semua lapisan masyarakat Maroko adalah tatkala menyambut datangnnya malam lailatul qadar, jutaan orang Maroko mencurahkan sebagian besar waktu mereka untuk memperbanyak doa dan membaca Al-Quran selama lailatul qadar, acara ini diperingati setiap malam ke 27. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Umumnya, para orang tua menyuruh anak-anaknya yang masih berumur 5 sampai 10 tahun untuk memakai pakaian tradisional dan pergi ke negafa. Negafa adalah wanita yang mempersiapkan baju pengantin untuk pernikahan. Dia memiliki semua pakaian jenis tradisional, pakaian lokal dan internasional serta aksesoris untuk menghias pengantin wanita. Setelah didandani layaknya pasangan pengantin kemudian dilanjutkan dengan foto keluarga dan sanak famili.  Saat ini, banyak keluarga cenderung pergi ke studio foto yang sudah menyediakan pakaian tradisional dengan komplit agar tidak mengeluarkan banyak biaya. 

Kegiatan semacam ini untuk mengekspresikan kebahagiaan mereka dengan dilanjutkan mendatangi tempat kerumunan orang banyak dan tempat-tempat umum lainnya seperti taman-taman yang berada di samping jalan raya sehingga mengakibatkan jalanmya arus lalu lintas menjadi macet.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara ini berlangsung sampai adzan maghrib tiba, setelah buka bersama warga kembali berduyun-duyun mendatangi masjid untuk melaksanakan sholat isya dan taraweh berjamaah. Mulai shaf paling depan hingga kebelakang tak ada satupun yang kosong , banyaknya jamaah malam itu menjadikan pelataran masjid dipenuhi oleh jamaah tarawih, bahkan tidak sedikt yang menjadikan taman-taman di sekitar masjid di jadikan sebagai tempat untuk sholat. 

Setelah selesai sholat taraweh mereka tidak langsung pulang, hanya anak-anak kecil yang disuruh pulang ke rumah, sementara orang tuannya beri’tikaf di masjid sampai jam 02.00 malam. Inilah tradisi orang Maroko saat menyambut malam lailatul qodar.

Redaktur   : Mukafi Niam

Kontributor: Kusnadi El Ghezwa 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 22 Februari 2018

Islam Indonesia, Jamaah Thariqah Terbesar di Dunia

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dibanding negara-negara lain, Indonesia menempati rangking pertama dalam hal jumlah penganut thariqah di dunia. Muslim Tanah Air, khususnya Nahdliyin, termasuk paling antusias memilih thariqah sebagai jalan hidup mereka.

Islam Indonesia, Jamaah Thariqah Terbesar di Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Islam Indonesia, Jamaah Thariqah Terbesar di Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Islam Indonesia, Jamaah Thariqah Terbesar di Dunia

"Jumlahnya bisa mencapai 50 juta. Di Jawa Timur saja jumlahnya sekitar 14 juta," tutur Mudir Aam Idarah Aliyah Jamiyah Ahlit Thariqah al-Mutabarah an-Nahdliyah (JATMAN) KH Abdul Muthi di Pondok Pesantren Nurul Khoir Wonorejo, Rungkut, Surabaya, Rabu (26/12).

Hal ini, lanjut Kiai Muthi, melatarbelakangi mengapa Indonesia akan menjadi tuan rumah Multaqa Sufi Alami atau pertemuan sufi internasional. Menurut agenda, perhelatan akbar tersebut akan digelar di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, 27-30 Januari 2012.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rencananya, Multaqa Sufi Alami akan dihadiri ulama-ulama sufi dari 70 negara. Dalam pertemuan ini, organisasi thariqah sedunia akan dibentuk.

Kiai Muthi menjelaskan, Nahlatul Ulama (NU) merupakan ormas Islam terbesar yang mendukung warganya untuk  berthariqah. NU hanya menganjurkan memilih thariqah mutabarah (diakui).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Thariqah mutabarah adalah thariqah yang sanadnya sambung sampai Nabi, sedangkan yang ghairu mutabarah adalah yang sanadnya tidak tersambung," urai Ketua Umum organisasi penganut thariqah NU ini.

Redaktur : Hamzah Sahal

Penulis    : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Pesantren, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 11 Februari 2018

Arab Saudi Bantah Tudingan Politisasi Haji

Makkah, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pangeran Khalid Al-Faisal, Penasihat Raja Arab Saudi, Gubernur wilayah Makkah dan Ketua Komite Haji Pusat menegaskan bahwa pihak kerajaan menolak semua tuduhan adanya politisasi dan internasionalisasi haji. Menurutnya, haji adalah ibadah dan perilaku yang beradab.

Pernyataan ini sekaligus mengklarifikasi berita yang beredar bahwa Arab Saudi melarang jemaah haji dari Qatar, negara yang putus diplomasi dengan Arab Saudi Juni lalu.

Arab Saudi Bantah Tudingan Politisasi Haji (Sumber Gambar : Nu Online)
Arab Saudi Bantah Tudingan Politisasi Haji (Sumber Gambar : Nu Online)

Arab Saudi Bantah Tudingan Politisasi Haji

Khalid Al-Faisal, seperti dilansir kantor berita Arab Saudi, SPA, Senin, menyatakan pemerintah dan warga negaranya sangat antusias menyediakan semua potensi untuk melayani jemaah haji dan umrah untuk melakukan melakukan ritual mereka dengan mudah. Pihaknya meminta para jemaah untuk menjadi teladan Muslim yang beretika dan beradab.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Direktur Jenderal Cabang Kemeterian Urusan, Panggilan, dan Bimbingan Islam di wilayah Makkah, Ali bin Salem Al-Abdali, Selasa, juga mengutuk tudingan politisasi atau internasionalisas haji. Dia menegaskan bahwa ritual haji hanya untuk Allah SWT, jauh dari segala nafsu, partai, dan afiliasi politik.

Sebelumnya, mengutip surat kabar Al Sharq yang berpusat di Doha, Aljazeera pada 11 Juni lalu melaporkan, Pemerintah Saudi mencegah warga Qatar memasuki Masjidil Haram di Mekah. Peristiwa ini lantas berlanjut dengan protes keras Komisi Hak Asasi Manusia Nasional Qatar (NHRC).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kementerian Wakaf Agama Suriah, Selasa (1/7), sebagaimana dilansir AP, melancarkan protes ke Arab Saudi lantaran warga negaranya dilarang ke Tanah Suci. Ia mengkritik dan menyebut kebijakan ini sebagai "eksploitasi politik dan finansial" Riyadh atas ritual ziarah tahunan itu. (Red: Mahbib)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Pesantren, Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 27 Januari 2018

Dua Tantangan NU Saat ini

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Lembaga Bantuan Hukum Nahdlatul Ulama (LBHNU) Kabupaten Jepara Hindun Anisa mengatakan, sebagai organisasi, NU di era globalisasi ini menghadapi banyak tantangan. Di antaranya tantangan di bidang informasi dan Islam "radikal" dan "liberal".

“Website di internet banyak dikuasai oleh kelompok bukan NU,” katanya pada Sarasehan “Mengapa Harus NU?” yang dilaksanakan PAC IPNU-IPPNU Nalumsari di Kampus 2 SMK Terpadu Hadziqiyah desa Tritis kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara, Ahad (08/3).

Dua Tantangan NU Saat ini (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Tantangan NU Saat ini (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Tantangan NU Saat ini

Menurut dia, warga NU yang mengakses kaidah agama di internet akan bersinggungan dengan media-media non-NU sehingga sudah saatnya kiai dan santri melek internet.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tantangan kedua, lanjut perempuan yang sering disapa Neng Hindun, ini NU berhadapan dengan Islam radikal dan liberal.Paham keagamaan NU yang menganut konsep tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), i’tidal (adil) dan tasamuh (toleransi) itu yang membuat negara adikuasa tidak suka dengan kebesaran NU di Nusantara.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pantas saat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Presiden ke-4 RI, tegas Neng Hindun, negara adikuasa itu tidak rela orang NU memimpin bangsa. Negeri penguasa itu, tidak pernah memuji Gus Dur namun terus-menerus menjelek-jelekkan putra KH Wahid Hasyim tersebut hingga lengser.

Segala macam cara dilakukan media Barat tersebut. “Mereka (Barat, red) membangun wacana, waktu itu Gus Dur ialah antek Amerika. Padahal saya meyakini kelompok radikal yang menjelek-jelekkan Gus Dur ini suruhan mereka,” sambungnya.

Ia juga menyebut NU mempunyai peran untuk merebut kemerdekaan. Sehingga? organisasi yang bermakna kebangkitan ulama ini bersiteguh untuk mempertahankan NKRI. Kelompok-kelompok yang hendak mengobok-obok eksistensi NKRI sama dengan berhadapan NU.

Misalnya saja Kongres Umat Islam Indonesia yang dilaksanakan di Yogyakarta belum lama ini merupakan contoh kelompok yang hendak mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan diganti dengan Islam.

Padahal pada Munas Alim Ulama 1983, lanjut istri KH Nuruddin Amin, itu cukup menegaskan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan tidak bisa ditawar-tawar lagi.

Karena itu, pembicara lain, Mustaqim Umar menyatakan menjadi orang NU harus bangga. “Tidak usah getun menjadi warga NU. Tunjukkan ke-NU-an kita. Kita harus yakin orang NU berkualitas,” terang Sekretaris LPNU Jepara.

Sebab, kata Mustaqim, NU sangat dihormati dunia dikenal sebagai penebar Islam rahmatan lil alamin. Diterimanya organisasi rahmatan lil alamin di mata dunia lantaran menggunakan pendekatan ala Indonesia.

Kegiatan yang diawali sambutan pengasuh Pesantren Hadziqiyah KH Chayatun Abdullah Hadziq. pada kesempatan itu ia mengatakan, jamiyyah NU yang didirikan KH Hasyim Asyari dan kiai-kiai lain merupakan organisasi untuk mengenal Tuhan Yang Maha Esa. Lebih dari itu, ormas yang dilahirkan 1926 itu merupakan organisasi untuk menyelamatkan bangsa dan negara.

kegiatan yang diikuti ratusan peserta dari pelajar dan delegasi Banom NU tersebut merupakan pamungkas rangkaian Harlah IPNU ke-61 dan IPPNU ke-60 dari 02 Februari hingga 08 Maret 2015 yang meliputi Ziarah, Karnaval, Bakti Sosial dan Santunan Yatama. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 17 Januari 2018

Merumuskan Gus Dur Muda

Gagasan dan pemikiran Ketua Umum PBNU 1984-1999 KH Abdurrahman Wahid yang dituangkan dalam bentuk tulisan sejak tahun 1970-an tak habis digali. Pemikirannya masih tetap relevan hingga sekarang. Tak heran, beraragam buku dengan berbagai pendekatan telah terbit. Beragam diskusi dan seminar tak habis-habis digulirkan.

Sebagai salah satu upaya untuk memperkenalkan dan melanjutkan gagasan kiai yang biasa disapa Gus Dur, salah seorang santrinya di Pondok Pesantren Ciganjur Jakarta, Syaiful Arif, merumuskan kegiatan bertajuk “Kursus Pemikiran Gus Dur”. Kursus tersebut menggali detail-detail gagasan Gus Dur.  

Merumuskan Gus Dur Muda (Sumber Gambar : Nu Online)
Merumuskan Gus Dur Muda (Sumber Gambar : Nu Online)

Merumuskan Gus Dur Muda

Dalam kursus tersebut, lebih menekankan gagasan Gus Dur saat muda. Syaiful Arif menyebutnya Gus Dur Muda, yaitu antara 1970 hingga 1999 (ketika Gus Dur jadi Presiden RI keempat). Dalam istilah lain disebut Gus Dur teoritis.  

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk mengetahui lebih jauh tentang kursus pemikiran Gus Dur Abdullah Alawi dari PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mewawancarai anaka muda kelahiran Kudus, Jawa tengah, 1981. Syaiful Arif termasuk anak muda NU yang cukup produktif dalam menulis buku. Berikut petikan wawancaranya. 

Asal mula muncul ide kursus pemikiran Gus Dur?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Dur kan sudah wafat, kalau tidak diterusin pemikirannya kan sayang. Selama ini kan gerakan-gerakan Gus Durian itu hanya menenmpatkan Gus Dur sebagai pribadi, bukan sebagai pemikiran.

Kenapa bisa berkesimpulan seperti itu?

Karena di dalam gerakan gerakan Gus Durian selama ini, penggalian pemikiran itu kayaknya kurang belum maksimal. Menempatkan Gus Dur sebagai pribadi, ya bagus, karena memang Gus Dur pribadi. Artinya, yang kita diskusikan, kita ingat, yang ingin kita teruskan itu kan perjuangannya sebagai pribadi. Tapi kan di dalam pribadi Gus Dur itu, ada Gus Dur praktis, ada Gus Dur teoritis.

Gus Dur praktis itu, Gus Dur di dalam praktik politik dan praktik perjuangannya, baik di PKB, di negara, maupun di NU. Nah, tetapi praktik Gus Dur, praktik perjuangannya dilandasi oleh Gus Dur yang teoritis. Artinya dilandasi oleh pemikiran. Nah, saya lihat selama ini, -ya ini mungkin pembagian wilayah kerja aja ya, teman-teman yang memang masuk di dalam praktik Gus Dur, saya memilih di ruang-ruang teoritisnya. Itu yang pertama. 

Yang kedua, jelas sekali selama ini kan Gus Dur itu pemikir. Kalau tidak kita tidak dijaga pemikirannya melalui diskusi-diskusi yang intens, ya warisan itu akan jadi warisan “berdebu” di dalam buku-bukunya yang mungkin hanya sekilas sekali ditengok dan dibaca. Padahal kan kalau pemikiran terhenti pada teks, dia hanya terhenti pada teks. Bukan menjadi pemikiran. Menjadi pemikiran itu kan ketika diperbincangkan. Dari perbincangan itu bisa kemudian ditindaklanjuti, bisa dikritisi, bisa menjadi inspirasi. Jadi, aku kebetulan pernah nyantri dengan beliau, ya merasa beban moral. Makanya kemudian yang kupilih kan kursus. Kursus ini kan artinya satu langkah menuju, kita bedakan antara diskusi dengan kursus ya. Diskusi kan tidak ada silabus, hanya sekadar berbagi informasi. Tapi kalau kursus itu ada silabus, dan metodenya juga metode klasikal. Artinya di situ tidak hanya ada pembicara, tetapi ada tutor, pengajar. 

Nah, kalau seseorang sudah memastikan diri sudah siap untuk menjadi pengajar atau tutor di dalam kursus itu kan dia punya konsekuensi kan, ya dia harus menguasai betul, detail dari pemikiran Gus Dur karena kan sebelum kursus ini aku menawarkan sama teman-teman Gus Durian ya.

Metode kursus kan mengkelaskan Gus Dur karena selama ini kan pemikiran Gus Dur hanya terserak-serak, bercerai-berai di opini di koran. Kemudian aku memiliah Gus Dur muda dan Gus Dur tua. 

Bagiamana penjelasannya?

Gus Dur muda itu Gus Dur dari tahun 1970 sampai pertengahan 90. Gus Dur tua itu Gus Dur sejak menjadi presiden sampai wafat. Nah, Gus Dur muda, yaitu Gus Dur yang pemikirannya layak menjadi diskursus intelektual karena tulisan-tulisannya tidak hanya dalam bentuk opini di koran, tapi di makalah-makalah panjang. Baik dalam jurnal seperti Prisma, jurnal Pesantren, maupun makalah-makalah seminar, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Nah, dengan tulisan-tulisan panjang itu kan kita bisa merumuskan pemikiran Gus Dur sebagai wacana intelektual dan materi-materi akademis. Nah, kursus pemikiran Gus Dur itu masuk di ruang itu. Jadi, menempatkan Gus Dur dalam wacana intelektual dan khususnya materi-materi akademis. 

Kenapa disebut kursus?

Karena kan ya memang sampai saat ini belum ada kurikulum pemikiran Gus Dur. Karena itu aku kemudian merumuskan materi, silabus pemikiran Gus Dur yang aku harapkan sistematis dan menjadi satu langkah menuju yang akademis, atau akademisasi Gus Dur. 

Sementara Gus Dur tua itu kan sejak menjadi presiden sampai lengser, itu kan Gus Dur yang tulisan-tulisannya hanya dipercikkan di koran. Gus Dur yang sudah sepuh itu, ya Gus Dur yang sudah  praktis. Tulisan-tulisan di koran adalah refleksi dari peristiwa-peristiwa aktual atau penggalian kembali memori pemikiran yang masih ada dalam endapan di pemikiran beliau. Selama ini banyak orang menempatkan Gus Dur hanya di dalam Gus Dur di era tua. Mereka tidak masuk di dalam pemikiran Gus Dur di era muda. 

Gus Dur muda? 

Itu terkait materi. Gus Dur muda itu Gus Dur yang terinspirasi dari teologi pembabasan Amerika Latin. Dari situ Gus Dur kemudian mengolah tradisi Islam, khusunya tradisi Islam pesantren dan NU, untuk menghadapi developmentalisme Orde Baru . Gus Dur muda itu kan Gus Dur era Orde Baru. Dalam era Orde Baru itu, Gus Dur yang masih muda, merumuskan tradisi; mengolah tradisi intelektual Islam tradisional pesantren dan NU dalam wacana-wacana teologi pembebasan untuk menghadapi developmentalisme dan modernisasi. Jadi, kalau developmentalisme itu kan wacana ekonomi politik, kalau modernisasi kan wacana kebudayaan. Nah, Gus Dur mencoba mengolah tradisi-tradisi Islam pesantren dan NU untuk menanggapi modenisasi dan developmentalisme.

Nah, salah satu hasil prodak pemikirannya seperti Islam sebagai etika sosial. Islam sebagai etika sosial itu kan jarang dilihat banyak orang karena selama ini orang melihat pemikiran Islam Gus Dur itu kan hanya dua, pribumisasi Islam dan pluralisme agama. Padahal ketika aku telusuri di dalam teks-teks Gus Dur muda itu ada dua pemikiran lain yang selama ini belum dibaca orang. Yang pertama, Islam sebagai etika sosial dan kedua, negara kesejahteraan Islam.

Bagaimana penjelasannya kedua-duanya? 

Nah, itu kemudian aku jadikan materi ya. Islam sebagai etika sosial. Di kursus itu kan, pemikiran Islam Gus Dur; kalau kita pinjam istilah Marx, ya itu kan basis struktur, ada struktur ada suprastruktur. Ada lantai, ada tiang, ada dinding ada langit-langit, ada atap. Nah, pribumisasi Islam itu, lantai dari pemikiran Gus Dur karena ia mempertemukan Islam dan budaya. Nah, budaya itu kemudian menjadi landasan dari masyarakat dan landasan dari negara. Nah, prbumisasi Islam sebagai basis struktur dari pemikiran Islam Gus Dur itu kemudian menopang struktur pemikiran Islam Gus Dur, yakni Islam sebagai etika sosial. Kenapa? Karena Islam sebagai etika sosial adalah pemikiran Islam Gus Dur yang menempatkan Islam sebagai etika masyarakat; akhlak sosial. Jadi Gus Dur itu selalu memaknai akhlak sebagai etika sosial. Beliau tidak pernah menafsiri di luar konteks itu, umpamanya akhlak adalah pribadi. Itu nggak pernah, beliau. Jadi, akhlak itu pasti dalam kurung etika sosial.

Etika sosial itu bagaiamana?

Etika sosial itu sederhana, Gus Dur mencoba menggali kemudian merumuskkan prinsip-prinsip etis kehiidupan sosial. Prinsip-prinsip etis kehidupan sosial itu sebenarnya letakanya di dalam kewajiban masyarakat untuk menciptakan sturktur masyarakat yang berkeadilan. Struktur masyarakat yang berkeadilan itu merupakan wujud wujud etis masyarakat yang didukung oleh prinsip-prinsip keislaman. Gus Dur menarik dalam hal ini. Beliau punya gagasan tentang rukun sosial. Di Islam itu kan ada rukan Islam ada rukun iman. Rukun iman itu teologis, rukun Islam itu, katakanlah amal ya dari iman. Kata Gus Dur di dalam rukun Islam itu ada dimensi sosial ada zakat, ada haji ada shalat (ketika berjamaah). 

Artinya, amal-amal ritual itu sebenarnya bersifat sosial. Artinya memiliki keberpihakan terhadap pensejahteraan masyarakat. Namun sayangnya, banyak sekali umat Islam yang hanya memahaminya dalam kerangka ritual individual. Akhirnya, rukun sosial itu tidak ada dampak sosialnya. Nah, Gus Dur menggagas kita perlu sebuah rukun sosial, atau rukun tetangga, kata Gus Dur. Rukun sosial itu menjembatani antara rukun Islam dengan rukun iman. Artinya, kita harus menjadikan kepedulian sosial itu sebagai bagian dari rukun Islam dan rukun iman, menjadi bagian dari teologi. 

Jadi, Gus Dur menggagas teologi sosial. Nah, ini Islam sebagai etika sosial. Ini struktur. Struktur sosial dari basis yang ditopang pribumisasi Islam. Kenapa? Karena, tanpa pribumisasi Islam, Islam tidak akan menjadi etika sosial. Kenapa? Karena pribumisasi Islam-lah yang kemudian meleraikan ketegangan antara Islam dan budaya. Nah, ketidakmampuan meleraikan Islam dan budaya akan menyebabakan islamisasi budaya atau purifikasi budaya lokal yang kemudian menjadi trade mark dari gerakan-gerakan Arabis. Nah, gerakan-gerakan Arabis itu, kata Gus Dur, terjebak di dalam perjuangan Islam yang simbolik. Kenapa? Karena tujuan mereka hanya menerapkan simbol-simbol Islam di dalam budaya lokal. (Red: Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Sholawat PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 12 Januari 2018

Stikes Hafshawaty Genggong Wisuda 189 Mahasiswa

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Kecamatan Pajarakan Kabupaten Probolinggo mewisuda mahasiswanya di Gedung Islamic Centre (GIC) Kota Probolinggo, Kamis (1/10). Ada sebanyak 189 mahasiswa yang lulus pada tahun akademik 2014-2015 dari sekolah tinggi yang bernaung di bawah Yayasan Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong ini.

Stikes Hafshawaty Genggong Wisuda 189 Mahasiswa (Sumber Gambar : Nu Online)
Stikes Hafshawaty Genggong Wisuda 189 Mahasiswa (Sumber Gambar : Nu Online)

Stikes Hafshawaty Genggong Wisuda 189 Mahasiswa

Mahasiswa yang diwisuda terdiri dari 64 mahasiswa D-3 Akademi Kebidanan (Akbid), 30 mahasiswa D-3 Akademi Keperawatan (Akper), 29 mahasiswa S-1 Keperawatan dan 66 mahasiswa D-4 Bidan Pendidik. Para wisudawan dikukuhkan oleh Ketua Yayasan Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Genggong KH Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah.

Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemkab Probolinggo H. Asy’ari memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para wisudawan. Ia berharap, kelulusan para perawat dan bidan itu bisa membawa dampak positif bagi masyarakat Kabupaten Probolinggo. Khususnya dalam hal pengembangan pembangunan di sektor kesehatan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Tak lupa kami sampaikan terima kasih pada Pondok Pesantren Zainul Hasan Genggong yang bertahun-tahun telah mencetak para perawat dan bidan yang berdedikasi tinggi. Kami mendoakan semoga ikhtiar pondok pesantren ini mendapat rahmat dari Allah SWT,” katanya.

Sementara Ketua Yayasan Hafshawaty Pondok Pesantren Zainul Hasan KH Moh Hasan Mutawakkil Allah mengatakan, wisuda bukanlah akhir dari segalanya. Masih ada jalan panjang yang harus ditempuh masing-masing wisudawan. Bagi yang ingin terus menuntut ilmu, bisa melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Bagi yang ingin bekerja bisa memanfaatkan mitra kerja Stikes Hafshawaty. Seperti magang di puskesmas dan beberapa rumah sakit. Kami doakan bisa mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai profesinya masing-masing,” ujarnya.

Ketua Tanfidziyah PWNU Jawa Timur ini berharap, agar ilmu yang didapat selama di bangku kuliah bermanfaat bagi masyarakat. “Ilmu harus diamalkan jika ingin bermanfaat. Amalkan ilmu yang kalian dapat kepada sesama manusia. Semoga para wisudawan dan santri Genggong mendapatkan kemudahan dari Allah dalam mengamalkan ilmunya,” harapnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 10 Januari 2018

Belum Ada Bukti Narkoba Masuk Pondok Pesantren

Mataram, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Komisi VI DPRD NTB, TGH. Muharrar mengatakan, hingga kini belum ada bukti narkoba sudah masuk sampai ke pondok pesantren.

"Memang dalam beberapa tahun terakhir ada sinyalemen bahwa narkoba tidak saja merambah masyarakat perkotaan dan desa tetapi juga sudah masuk pondok pesantren," katanya menjawab pertanyaan berkaitan dengan isu Narkoba masuk pondok pesantren di Mataram, Rabu.

"Boleh saja orang mensinyalir narkoba masuk pondok pesantren, tetapi mana buktinya, dan kita akan jamin Narkoba tidak akan masuk pondok pesantren," katanya.

Belum Ada Bukti Narkoba Masuk Pondok Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Belum Ada Bukti Narkoba Masuk Pondok Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Belum Ada Bukti Narkoba Masuk Pondok Pesantren

Untuk menjaga narkoba masuk pondok pesantren perlu adanya seleksi yang ketat bagi calon santri dari luar daerah yang akan belajar di pondok pesantren di NTB, hal itu dimaksudkan untuk menghidari peredaran dan pemakaian narkoba. Bila perlu jika calon santri tersebut meragukan dilakukan tes urine untuk mengetahui apakah dia pengguna narkoba atau tidak.

Muharrar yang juga pimpinan pondok pesantren Nurul Hakim, Kediri, Lombok Barat mengatakan, beberapa tahun lalu pihaknya pernah mendengar dijumpai salah satu pondok pesantren di daerah itu yang santrinya pemakai narkoba.

Ternyata setelah ditelusuri santri tersebut berasal dari luar daerah dan dia memang sudah kecanduan, santri pemakai narkoba tersebut setiap kali minta izin keluar ternyata dia keluar untuk mengisap narkoba. "Setelah diketahui, pimpinan pondok pesantren tempat santri itu belajar segera membuat kebijakan dan mengeluarkan santri tersebut dari pondok pesantren," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wakil Gubernur NTB  Drs. H.B Thamrin Rayes pada pembukaan Sambung Rasa Pondok Pesantren Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan LSM dalam menangani Narkoba dan Seks Bebas dan HIV/AIDS bebeberapa waktu lalu mengatakan, sejak Januari hingga Desember 2006 ditemukan tiga orang ibu rumahtangga dinyatakan HIV positif, sehingga kini jumlah penderita HIV di daerah menjadi 42 orang.

"Dengan jumlah kasus HIV bertambah menjadi 42 orang, maka itu sebuah angka yang mengkhawatirkan sekaligus memprihatinkan" katanya.

Sedangkan jumlah kasus AIDS pada periode yang sama tahun 2006 hanya satu kasus, sehingga jumlah kasus AIDS secara keseluruhan di NTB bertambah menjadi 19 orang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pemerintah tidak akan mampu menanggulangi masalah tersebut jika tidak mendapat dukungan dari segenap elemen masyarakat, itu merupakan tanggungjawab bersama, kata Wagub yang juga Ketua Badan Narkotika Propinsi (BNP) NTB.

"Untuk itu para tokohagama dan masyarakat hendaknya harus perlu menyamakan persepsi mengenai penanggulangan Narkoba, Seks dan HIV/AIDS mengingat mereka berada pada posisi penting dan strategis," katanya. (ant/mad)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 05 Januari 2018

Gus Mus Ungkap 2 Ijazah Sanad dari Sejumlah Gurunya

Rembang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tim Anjangsana Islam Nusantara STAINU Jakarta tiba di Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Selasa (24/1) malam asuhan KH Mustofa Bisri (Gus Mus).

Gus Mus Ungkap 2 Ijazah Sanad dari Sejumlah Gurunya (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus Ungkap 2 Ijazah Sanad dari Sejumlah Gurunya (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus Ungkap 2 Ijazah Sanad dari Sejumlah Gurunya

Setelah menginap di tempat yang telah di sediakan oleh para santri, Rabu (25/1) pagi rombongan berziarah ke makam KH Bisri Mustofa dan keluarga.

Selesai ziarah, rombongan langsung sowan ke ndalem Gus Mus di ruang tamu sebuah rumah sederhana yang biasa ia gunakan untuk menerima berbagai tamu. Tidak ada yang dibedakan Gus Mus, baik tamu warga maupun tokoh-tokoh nasional diterima di tempat yang sama.

Obrolan berlangsung dalam suasana santai dan gayeng sembari menyeruput kopi. Renungan Gus Mus selalu dinanti dalam berbagai persoalan bangsa. Hingga tibalah rombongan meminta ijazah sanad.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dari ijazah yang diberikan guru-guru saya intinya dua, yaitu istighfar dan sholawat," ujar Gus Mus.

Mustasyar PBNU itu mengungkapkan guru-guru yang memberikan ijazah tersebut, yaitu KH Bisri Mustofa, KH Mahrus Ali, KH Ali Maksum, Syekh Abdul Hamid Mahmud, dan Syekh Yasin Al-Fadany.

Rais Aam PBNU 2014-2015 itu menerangkan, istighfar tentu tujuannya selalu meminta petunjuk dan ampunan kepada Allah dari perbuatan yang setiap hari dilakukan manusia.

"Sedangkan sholawat tentu mengharapkan syafaat kepada Kanjeng Nabi Muhammad," jelas kiai yang juga budayawan itu.

Di tengah obrolan, Gus Mus kedatangan tamu seorang ibu paruh baya. Setelah diterima salah seorang putrinya, ia pun menemui ibu tersebut dengan penuh perhatian.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berusaha mendengar problem-problem yang dikemukakan ibu itu. Akhirnya, 2 ijazah tersebut diberikan kepada ibu tersebut dengan menyarankan sejumlah sekian bacaan.

Menelusuri ijazah dan sanad keilmuan memang menjadi fokus kegiatan Anjangsana Islam Nusantara yang dilakukan oleh para akademisi Pascasarjana STAINU Jakarta.?

Selain itu, rombongan juga terus berusaha menelusuri kitab dan manuskrip karya para ulama pesantren selain melakukan ziarah ke petilasan dan makam ke sejumlah tokoh penyebar Islam di Nusantara. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 28 Desember 2017

Myanmar dan Bangladesh Sepakat Pulangkan Pengungsi Rohingya

Naypyitaw, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pemerintah Myanmar dan Bangladesh menjalin kesepakatan pada Selasa kemarin untuk merepatriasi atau memulangkan pengungsi Rohingya, dan mengambil langkah peningkatan keamanan perbatasan menyusul hubungan kedua negara yang sempat tegang lantaran arus pengungsi ke Bangladesh yang terus berlangsung.

Myanmar dan Bangladesh Sepakat Pulangkan Pengungsi Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)
Myanmar dan Bangladesh Sepakat Pulangkan Pengungsi Rohingya (Sumber Gambar : Nu Online)

Myanmar dan Bangladesh Sepakat Pulangkan Pengungsi Rohingya

(Baca: Krisis Rohingya Perpanas Hubungan Bangladesh-Myanmar)

Lebih dari 600.000 Muslim Rohingya telah meninggalkan Myanmar sejak 25 Agustus ketika gerilyawan gerilyawan Rohingya menyerang sejumlah pos keamanan Myanmar dan memicu serangan balasan oleh militer negara setempat. PBB menyebut menuding Myanmar berusaha melakukan pembersihan etnis.

Seperti dilansir Reuters, keduanya telah menandatangani dua kesepakatan, yakni kerja sama bidang keamanan dan perbatasan. Prosesi penandatanganan dilakukan pada pertemuan di Naypyitaw, ibukota Myanmar, yang dihadiri oleh Menteri Dalam Negeri  Myanmar, Letnan Jenderal Kyaw Swe dan mitranya dari Bangladesh Asaduzzaman Khan.

Sekretaris tetap Kementerian Dalam Negeri Myanmar Tin Myint mengatakan, kedua pihak juga sepakat untuk menghentikan arus keluar penduduk Myanmar ke Bangladesh, dan membentuk sebuah kelompok kerja bersama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tin Myint menyampaikan, kedua negara sepakat untuk memulihkan keadaan di Rakhine agar warga Myanmar yang sedang mengungsi bisa pulang dari Bangladesh sesegera mungkin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal senada juga dinyatakan Sekretaris Kementerian Dalam Negeri Bangladesh Mostafa Kamal Uddin. Menurutnya, kedua negara bersama-sama akan mengatur berbagai langkah yang memungkin Muslim Rohingya kembali ke tanah air dengan selamat, terhormat, dan aman.

Ia tidak merinci langkah-langkah spesifik apa yang akan diambil pihak berwenang untuk aksi pemulangan tersebut. Yang jelas, katanya, sebagian besar diskusi ditujukan untuk kesepakatan kerja sama perbatasan dan keamanan yang telah lama dilakukan.(Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 17 Desember 2017

Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya

Sampang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Beberapa anak muda NU di Kabupaten Sampang Madura bahu-membahu membantu meringankan beban warga yang terendam banjir. Dalam waktu singkat, melalui jejaring sosial di dunia maya mereka berhasil mengumpulkan sejumlah dana dan langsung disalurkan kepada warga.

"Kami mengoptimalkan jaringan yang selama ini kita miliki," kata Muhammad Syamsuddin Abdul Muin. Jaringan yang dimaksud adalah komunikasi lewat jejaring facebook, blackberry messenger, tweeter dan sejenisnya. "Kebetulan yang saya miliki adalah komunitas NU di luar negeri," katanya.?

Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya (Sumber Gambar : Nu Online)
Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya (Sumber Gambar : Nu Online)

Warga NU Kumpulkan Bantuan Banjir Lewat Jejaring Maya

"Alhamdulillah, beberapa kawan dari luar negeri ikut memberikan donasi kepada kami," tandasnya. Ia berharap akan kian banyak warga NU dan masyarakat umum untuk memberikan perhatian terhadap bencana ini. "Ini demi meringankan beban mereka," tambahnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam waktu yang tidak terlampau lama, sudah terkumpul dana yang lumayan besar. Belum termasuk simpatisan dari kalangan NU setempat yang ikut peduli dengan penderitaan sesama. "Dari dana yang terhimpun, telah kami belikan makanan dan minuman serta telah didistribusikan ke sejumlah titik," kata mantan Wakil Katib PCINU Libya ini.

Sejumlah badan otonom NU seperti IPNU, IPPNU, Fatayat, Muslimat termasuk PCNU Sampang bahu membahu untuk menggalang bantuan dan mendistribusikannya ke lokasi bencana. "Bahkan banyak relawan dari para santri," bangganya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk menampung bantuan berupa makan dan minuman serta barang, dikonsentrasikan di Kantor PCNU setempat, Jalan Diponegoro no 41 Sampang.?

Seperti diwartakan Kabupaten Sampang Jawa Timur tergenang. Curah hujan tinggi dan luapan dari sungai membuat sebagian wilayah terendam air. Sebanyak 10 desa dan 6 kelurahan di Kecamatan Kota terendam banjir dengan ketinggian air hingga leher orang dewasa. Kondisi ini tentu saja melumpuhkan seluruh aktifitas warga. Yang mendesak dilakukan adalah terdistribusinya logistik bagi para warga yang tidak bisa beraktifitas secara normal.

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Syaifullah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 13 Desember 2017

Tebar Perdamaian dengan Shalawat

Jember, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Seperti diketahui, di kawasan Puger, Jember Jawa Timur pernah terjadi gesekan di akar rumput. Sejumlah ikhtiar dilakukan agar kekerasan tidak meluas. Kini suasana telah kondusif karena masing-masing pihak saling menghargai.

Untuk semakin menebar perdamaian di tingkat masyarakat pesisir tersebut, PW Lakpesdam NU Jawa Timur bekerjasama dengan TAF serta  Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan menyelenggarakan Puger Bershalawat untuk Perdamaian, Sabtu (22/8) lalu.

Tebar Perdamaian dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)
Tebar Perdamaian dengan Shalawat (Sumber Gambar : Nu Online)

Tebar Perdamaian dengan Shalawat

"Kita ingin terus membangun perdamaian khususnya di kawasan ini, karena rasa aman dan nyaman adalah hak yang paling asasi dalam diri dan sebagai warga negara," terang Iskandar Ritonga, Ketua PW Lakpesdam NU Jatim.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Iskandar Ritonga juga berharap semua pihak agar turut memberikan rasa aman bagi lingkungan sekitar. "Pihak keamanan juga hendaknya bisa berperan optimal agar kedamaian yang sudah kita rintis bersama, bisa terus dijaga dengan pemantauan yang maksimal," kata dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini.

Sekitar seribu masyarakat setempat hadir di acara ini. Tampak di kursi undangan, KH Khoir Zad Maddah dan KH Hasyim Wafir dari PCNU Kencong. Juga berkenan memberikan mauidzhah, KH Ali Maschan Moesa dari Surabaya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Antusias masyarakat semakin tinggi untuk hadir karena ada penampilan grup shalawat Al-Muwashalah pimpinan Hilmi Ajmal Mubarrok dari Jember. (Syaifullah/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Pesantren, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 12 Desember 2017

Cinta Sebiji Atom Allah

Suatu ketika Nabi Isa berjalan melewati sebuah perkebunan di sebuah desa. Di perkebunan itu beliau bertemu dengan seorang pemuda yang sedang menyirami tanaman.

Melihat orang yang datang adalah seorang nabi, pemuda itu berkata, “Ya Nabi Allah, kumohon sudilaah kiranya engkau memohon kepada Allah agar Ia berkenan memberikan cinta-Nya kepadaku, meski hanya sebiji atom.”

Cinta Sebiji Atom Allah (Sumber Gambar : Nu Online)
Cinta Sebiji Atom Allah (Sumber Gambar : Nu Online)

Cinta Sebiji Atom Allah

Nabi Isa menjawab, “Wahai pemuda, engkau tak akan dapat memikul cinta Allah, meski hanya sebesar biji atom.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Namun pemuda itu tetap berkeinginan untuk didoakan oleh Nabi Isa. Hingga akhirnya ia berkata, “Kalau memang aku tak akan kuat memikul cinta Allah sebiji atom, maka mohonkanlah agar Allah memberiku setengah biji atom saja dari cinta-Nya.” Demikian pemuda itu memohon.

Karena kuat keinginannya maka Nabi Isa mengabulkan dan mendoakannya. Seraya mengangkat kedua tangannya beliau berdoa, “Ya Allah berikanlah setengah biji atom dari cinta-Mu kepada hamba-Mu ini.” Kemudian beliau pergi meninggalkannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Setelah sekian lamanya Nabi Isa meninggalkan perkebunan tersebut, beliau datang lagi ke desa itu. Kepada masyarakat desa beliau menanyakan perihal pemuda yang dahulu pernah didoakannya.

“Di manakah pemuda yang bekerja menyirami kebun ini?”

Orang-orang desa menjawab, “Pemuda itu telah bertingkah layaknya orang gila, sehingga kami mengusirnya dari desa ini.”

“Di mana ia berada sekarang?”

“Ia berada di antara dua bukit itu,” kata mereka sambil menunjuk ke arah bukit yang dimaksud.

Maka Nabi Isa segera menuju ke tempat yang ditunjuk oleh penduduk desa. Setibanya di sana beliau melihat pemuda itu sedang bersembahyang. Ia berdiri di atas sebuah batu besar.

“Assalamu’alaikum,” kata Nabi Isa menyapa. Pemuda itu tak menjawab dan tidak pula menoleh kepada Nabi Isa. Ia tetap dalam sembahyangnya. Untuk kedua dan ketiga kalinya Nabi Isa berucap salam. Namun pemuda itu tetap diam di tempatnya tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

Tiba-tiba dari arah langit Allah berfirman, “Wahai Isa, demikianlah orang yang menerima separo biji atom dari cinta-Ku. Ia tak akan dapat mendengar ucapan manusia. Andai saja engkau potong tubuhnya dengan gergaji, ia tak akan merasakannya karena kecintaannya kepada-Ku.” (Yazid Muttaqin)

Sumber: Hadiqatul Auliya karya Tajudin Naufal



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 10 Desember 2017

Puluhan Ulama Beri Penghormatan Terakhir Bagi Pak Ud

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Puluhan ulama dan ribuan pelayan tampak terus berdatangan ke Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim, Senin pagi, untuk memberi penghormatan terakhir bagi putra pendiri NU Hadratussyeikh KH Hasyim Asy’ari, yakni KH Yusuf Hasyim (Pak Ud).

KH Abdullah Faqih (Langitan, Tuban) menjadi imam sholat jenazah ke-42 di Masjid Pesantren Tebuireng, Jombang. Ulama lain yang datang bertakziah antara lain KH Nurul Huda Djazuli (Kediri) dan KH Ali Masyhuri (Gus Ali) dari Tulangan, Sidoarjo, dan Ketua Umum PBNU DR HC KHA Hasyim Muzadi yang sudah datang sejak semalam.

Puluhan Ulama Beri Penghormatan Terakhir Bagi Pak Ud (Sumber Gambar : Nu Online)
Puluhan Ulama Beri Penghormatan Terakhir Bagi Pak Ud (Sumber Gambar : Nu Online)

Puluhan Ulama Beri Penghormatan Terakhir Bagi Pak Ud

Sementara itu, pengasuh utama Pesantren Tebuireng Ir KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah) sudah datang ke Jombang pada Minggu (14/1) pukul 00.00 WIB, namun mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang kakak Gus Sholah dan juga keponakan Pak Ud tak bisa datang karena sakit.

Dari kalangan pejabat yang melayat antara lain Gubernur Jatim H Imam Utomo pada Minggu (14/1) malam dan Kapolda Jatim Irjen Pol Herman S Sumawiredja pada Senin (15/1) pagi.

Sejumlah karangan bunga juga berdatangan, diantaranya dari mantan Presiden HM Soeharto (Pak Harto) dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tak Ada Pesan Khusus

Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Sholahuddin Wahid atau Gus Sholah, mengaku tidak ada pesan khusus sebelum KH Yusuf Hasyim atau Pak Ud meninggal dunia di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Minggu (14/1) malam.

"Secara eksplisit tidak ada pesan khusus dari beliau, hanya yang paling saya ingat adalah kata-kata beliau pada bulan Februari 2006 lalu, bahwa dirinya sudah tua dan sudah saatnya menyerahkan kepemimpinan ponpes ini," kata Gus Sholah usai mengikuti prosesi pemakaman Pak Ud di Tebuireng, Jombang, Senin.

Pada saat itu, Gus Sholah sendiri mengaku kaget dengan pernyataan Pak Ud yang menyerahkan tampuk kepengasuhan Ponpes kepadanya secara tiba-tiba itu. "Saat itu saya tidak banyak diberi kesempatan bertanya karena beliau hanya mengatakan, kamulah yang pantas memegang pondok ini," ujar Gus Sholah menambahkan.

Setelah secara resmi menyerahkan tampuk pengasuh Ponpes Tebuireng kepada Gus Sholah pada bulan Juni 2006, Pak Ud sudah tidak lagi tinggal di kediaman yang berada di sebelah barat pintu gerbang salah satu ponpes tertua di Jatim itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pak Ud memilih tinggal di sebelah selatan Pasar Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang dengan sesekali mengunjungi Ponpes Tebuireng yang sudah lama diasuhnya itu.

Fenomena yang terjadi pada bulan Juni 2006 itu sangat menarik, lantaran sangat jarang seorang pengasuh ponpes salaf menyerahkan tampuk kepemimpinannya kepada anggota keluarganya ketika masih hidup.

Lazim ditemui, pengasuh ponpes salaf akan berganti dengan sendirinya ketika pengasuhnya sudah mangkat. Namun Pak Ud telah memberikan pelajaran sangat berharga kepada kalangan ulama.

Lebih lanjut, Gus Sholah mengatakan, khusus untuk mengembangkan pengajaran ilmu di bidang agama, sudah banyak tenaga pengajar yang mampu di lingkungan Ponpes Tebuireng.

"Sekarang tinggal kami kembangkan lebih maju lagi dengan mendirikan Ma’had Ali yang merupakan sebuah lembaga pendidikan tinggi di bidang kajian kitab kuning, mulai tahun ini," ujarnya menjelaskan.

Sedang di bidang ilmu umum, Gus Sholah telah menyusun program tahap awal mengenai perbaikan peningkatan kualitas tenaga pengajar, bahkan kalau perlu diberi kesempatan belajar di luar negeri.

Pak Ud meninggal dunia di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Minggu malam dalam usia 78 tahun akibat menderita radang paru-paru. Sehari sebelum meninggal dunia, Pak Ud dibesuk Wapres Jusuf Kalla di Graha Amerta RSUD dr Soetomo, Sabtu (13/1) sore. (ant/sbh/mad)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 03 Desember 2017

Meneladani Para Wali, Media Siber Bisa Jadi Alat Dakwah

Tangerang Selatan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia, Mahasiswa Ahlit Thariqah Al-Mu’tabaroh An-Nahdliyyah (Matan) Cabang Ciputat menggelar diskusi di Kafe Kuy, Jl. Ir. H. Juanda, Ciputat, Tangerang Selatan, Rabu (16/8), dengan tema “Religiusitas dalam Media Siber, Menggapai Cahaya Kemerdekaan”.

KH Ahmad Shodiq sebagai narasumber pada kesempatan tersebut mengingatkan bahwa siber itu sangat penting. Hal ini mengingatkannya pada para wali dulu yang berdakwah menggunakan berbagai media sebagai alat penyampainya.

Meneladani Para Wali, Media Siber Bisa Jadi Alat Dakwah (Sumber Gambar : Nu Online)
Meneladani Para Wali, Media Siber Bisa Jadi Alat Dakwah (Sumber Gambar : Nu Online)

Meneladani Para Wali, Media Siber Bisa Jadi Alat Dakwah

“Siber sebagai alat penting, karena para awliya kita bermain alat,” ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Siber saat ini menurutnya seperti syairnya Syaikh Hamzah Fansuri. Penulis Zinatul Muwahhidin itu sangat menginspirasi para sastrawan Indonesia. Mengutip Abdul Hadi WM, sastrawan saat ini tidak bisa lepas dari Hamzah Fansuri. Ketokohan Mursyid Tarekat Qodiriyah itu tidak diragukan lagi, mengingat Sunan Ampel saja menitipkan muridnya, yakni Sunan Derajat.

Hamzah Fansuri sebagai seorang sufi, menggunakan syair sebagai media dakwahnya. Hal ini dilanjutkan oleh Syamsuddin Al-Sumatrani dan Raja Ali Haji pada akhir abad ke-19. Sunan Bonang memainkan degung pada saat itu. Sunan Kalijaga memainkan wayang sebagai alatnya berdakwah. Maka Kiai Shodiq berkesimpulan, siber adalah alat dakwah layaknya alat-alat lainnya yang digunakan oleh para wali terdahulu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Posisi siber, saya kira sama dengan dulu para awliya,” ungkapnya.

Sementara itu, Syekh Berni Ahmad mengatakan, bahwa siber sebagai hilir, sedangkan hulunya adalah akhlak. “Media siber adalah hilir, sementara hulunya adalah akhlak,” ujar pria yang mengaku masih mutasyabih dengan murid Tarekat itu.

Senada dengan keduanya, pendiri Tasawuf Underground Abdul Halim Ambiya mengutip pernyataan, ath-thariqatu khoirun minal madah, metode itu lebih penting daripada materi. “Kalau anak pesantren tidak masuk di medsos, bahaya!” tegasnya.

Pria yang berbaiat tarekat Qadiriyah Naqsabandiyah kepada Abah Anom itu mengingatkan, bahwa para pemuda yang bertarekat harus masuk ke dunia siber itu dengan menggunakan bahasa-bahasa anak zaman sekarang. “Pemuda bertarekat harus masuk dengan bahasa gaul,” ujarnya.

Lain halnya dengan Kapolsek Ciputat Kompol. Tatang Syarif. Pria yang tinggal menunggu waktu purnanya itu mengingatkan agar para pemuda Islam menjaga NKRI, sebab negara Indonesia ini didirikan oleh orang-orang Islam. Dari sembilan panitia inti persiapan kemerdekaan Indonesia, delapan di antaranya orang Islam.

“Mari, kita jaga NKRI!” kata polisi yang mengaku sempat tinggal di pesantren selama enam bulan itu.

Kegiatan ini diawali dengan dzikiran dan maulidan bersama diiringi hadrah Himpunan Qari-Qariah Mahasiswa (HIQMA) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Selain itu, para peserta datang dari berbagai latar belakang organisasi di Ciputat. (Syakir NF/Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen, Tegal, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 27 November 2017

Eropa Dilanda Teror, PCINU Belanda Tawarkan Konsep Islam Nusantara

Belanda, Nu Online

Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Belanda bekerjasama dengan Persatuan Pemuda Muslim Eropa (PPME) Nederland mengadakan workshop Islam Nusantara di Masjid Al-Hikmah, Den Haag, Belanda, Ahad (7/8) waktu setempat. Workshop ini dimaksudkan untuk mengenalkan gagasan Islam Nusantara kepada masyarakat Muslim Indonesia yang tinggal di Eropa. Tak kurang 100 peserta dari beberapa kota di Belanda hadir dalam acara ini.

Rais Syuriah PCINU Belanda, KH Nur Hasyim menekankan pentingnya promosi Islam Nusantara di Eropa, di tengah makin menguatnya pandangan miring terhadap Islam sebagai agama yang seolah-olah membolehkan cara-cara kekerasan dan anti perdamaian. “PCINU Belanda sangat concern terhadap isu ini. Saya bahagia workshop ini dihadiri banyak warga Indonesia dari berbagai kota di Belanda. Semoga dapat menginspirasi dan bermanfaat bagi umat di sini”, ungkap KH Nur Hasyim.

Muhammad Latif Fauzi, kandidat doktor Universitas Leiden, Belanda yang juga pengurus PCINU Belanda ini menekankan bahwa serangkaian tragedi kemanusiaan dan aksi teror yang terjadi di Perancis, Belgia, dan Jerman belakangan ini menjadi tantangan dan cambuk bagi warga Muslim Indonesia di Belanda. “Kita harus dapat menunjukkan kepada dunia bahwa model Islam Nusantara, yang mengedepankan toleransi, kasih sayang dan nilai kemanusiaan inilah yang harus dikembangkan di Eropa,” lanjutnya.

Eropa Dilanda Teror, PCINU Belanda Tawarkan Konsep Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)
Eropa Dilanda Teror, PCINU Belanda Tawarkan Konsep Islam Nusantara (Sumber Gambar : Nu Online)

Eropa Dilanda Teror, PCINU Belanda Tawarkan Konsep Islam Nusantara

Workshop ini menghadirkan tiga narasumber yakni KH Zulfa Mustafa, Wakil Katib Amm PBNU, Ahmad Sudrajat, dan Dr. Mulawarman Hannase.

KH Zulfa Mustafa mengakui memang ada polemik di balik penggunaan istilah Islam Nusantara. Baik di kalangan NU sendiri, apalagi di luar NU. Menurutnya, perbedaan wacana ini hanya disebabkan komunikasi dan kurangnya silaturahim. Karena, jika dilihat dari konsep dan makna yang ditawarkan, ada harapan besar terhadap Islam yang berkarakter ke-Indonesiaan ini. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mengingatkan, Islam Nusantara ini bukanlah Islam baru, tidak dibuat-buat. Ini adalah Islam sebagaimana yang telah diajarkan dan dipraktikkan oleh para ulama terdahulu. Menurutnya, jika direnungkan secara mendalam, kita mendapatkan titik temu dan banyak persamaan dari Islam yang telah diamalkan Nabi dengan praktik Islam Nusantara. Sangat disayangkan justru sekarang kita agak sulit bisa menemukan Islam ala Nabi itu di Timur Tengah, apalagi di tengah badai konflik etnis yang tak kunjung usai.

Kiai Zulfa menambahkan bahwa konsep Islam Nusantara lahir dari kenyataan bahwa kita adalah orang Islam yang tinggal di Indonesia, bukan orang Indonesia yang beragama Islam. Konsekuensinya, harus mampu memahami substansi dan tujuan syariat Islam yang sesungguhnya, untuk diterapkan dan disesuaikan dengan budaya Nusantara yang sangat kaya. Bukan menerapkan sesuatu yang ditampilkan identik dengan budaya Arab. Artinya, tradisi atau adat yang berkembang di Nusantara selama tidak bertentangan dengan dalil syar’i tetap boleh dilaksanakan.?

Ia kemudian mencontohkan sholawat dan berjabat tangan setelah salam adalah tradisi yang baik, mengajarkan akhlak mulia dan persaudaraan. Ia juga mengingatkan bahwa sekarang banyak orang dengan mudahnya menyalahkan, bahkan mengharamkan tradisi-tradisi yang sejak dulu telah berjalan. Dicap bid’ah atau syirik. Padahal, jika seseorang itu menguasai khazanah klasik (turats), ia dapat menemukan dalil atau pendapat ulama yang membolehkannya. Lemahnya kemampuan bahasa Arab dan penguasaan atas turats inilah yang mengakibatkan pemahaman dangkal dan sempit. Walhasil, tidak heran beberapa kelompok Islam yang tidak mengenal turats ini senang menyalahkan orang lain.

Kiai Zulfa menegaskan bahwa Islam Nusantara ini memiliki konsep fikroh, amaliah, dan harokah yang jelas. Berbasis pemahaman Ahlus Sunnah wal Jamaah. Secara fikroh Islam Nusantara berdiri pada prinsip tasamuh dan tawassuth. Secara amaliah, mengamalkan fiqh madzhab Syafi’i tanpa menutup kemungkinkan menerima madzhab fikih yang lain. Sedangkan secara harokah, menekankan pendekatan persuasif, sebagaimana pendekatan tadrij (bertahap) dalam tasyri’ (pemberlakuan syariah).

Ahmad Sudrajat mewakili PBNU, menekankan pentingnya mengembangkan dakwah yang berkarakter Islam Nusantara. Ia justru menyayangkan beberapa kejadian akhir-akhir ini sering membuat masyarakat resah, bahkan mengakibatkan konflik internal keluarga. Misalnya kasus seorang anak yang dengan sangat arogan membuang makanan untuk tahlilan. Ia melalukan itu hanya karena baru mendengar pemahaman agama yang kemudian dianggap paling benar. Padahal dia tidak pernah mengerti sumber teks yang menjadi dasar pemahaman tersebut. Tradisi tahlilan atau haul yang sudah berjalan sekian lama ini tiba-tiba disalahkan dan dianggap di luar Islam. Menurutnya, Islam di Indonesia sekarang dilanda krisis pengetahuan terhadap sumber-sumber Islam, serta penghargaan terhadap jasa para ulama yang telah menyebarkan dakwah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu Dr. Mulawarman Hannase menekankan identitas Islam Nusantara yang sangat distingtif jika dibandingkan Islam di Timur Tengah, Arab Saudi misalnya. Ia menceritakan kisah seorang polisi syariah di Arab Saudi yang dihukum gara-gara mempertanyakan doktrin Islam ala Saudi yang tidak membolehkan perempuan berada dalam satu majlis (ikhtilath) dengan laki-laki atau menyetir mobil. Doktrin ini dianggapnya tidak mencerminkan esensi ajaran Islam.

KH Hambali, sesepuh PPME Nederland dan imam Masjid Al-Hikmah mengharapkan kegiatan workshop untuk bertukar ilmu, informasi dan pengalaman ? seperti ini bukan yang terakhir. Sehingga akan ada seri workshop lanjutan. PCINU Belanda diharapkan oleh masyarakat Islam di Belanda untuk dapat berkiprah menjadi garda untuk mempromosikan Islam yang ramah, menghargai keragaman, dan berorientasi perdamaian. (Red-Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 23 November 2017

MWCNU Bulu Miliki Pogram Unggulan Agar NU Lebih Bermanfaat

Rembang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 



Dalam pembentukan pengurus baru Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang periode 2017-2022 dimunculkan beberapa program kerja unggulan. Salah satunya pembangunan gedung bersama dan kantor Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama.

MWCNU Bulu Miliki Pogram Unggulan Agar NU Lebih Bermanfaat (Sumber Gambar : Nu Online)
MWCNU Bulu Miliki Pogram Unggulan Agar NU Lebih Bermanfaat (Sumber Gambar : Nu Online)

MWCNU Bulu Miliki Pogram Unggulan Agar NU Lebih Bermanfaat

Ketua Tanfidziyah MWCNU Bulu 2012-2017, M. Syarqowi menyebutkan perioritas dalam kepengurusan baru lima tahun ke depan ini, diharapkan mampu menjalankan program kerja yang sudah direncanakan, seperti dalam hal membangun ekonomi masyarakat. 

Selain itu, pihaknya berharap di kepengurusan baru ini melahirkan pemimpin yang solid, kuat, dan mumpumi sehingga dapat membawa jamiyah Nahdlatul Ulama lebih bermanfaat, dan dirasakan umat.

"Penyelenggaraan konferensi di tingkat cabang Nahdlatul Ulama ini, berlandaskan dengan Anggaran Dasar (AD) Anggaran Rumah Tangga (ART) yang disepakati di setiap muktamar, dan yang terdekat ini AD/ART di muktamar Jombang," ungkapnya setelah ditemui di balai Desa Karang Asem, Bulu.

Sementara, Sekertaris MWC NU Bulu periode 2012 -2015 Ahmad Muhayyat sekaligus panitia penyelenggara mengatakan acara tersebut dimulai pukul 08.30 sampai menjelang sore. Pemilihan Konferensi tersebut, Kamis ( 4/10)  juga berjalan lancar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pihaknya menjelaskan dalam pemilihan itu, keluar sebagai Ketua Rais Syuriah terpilih KH Mahmud Mansyur dengan Ketua Tanfidziyah terpilih M. Syarqowi massa periode 2017- 2022 selama lima tahun masa jabatan.

"Saat pemiliham Rais Syuriyah hanya ada satu nama, sedangkan dalam pemilihan Tanfidziyah ada dua nama, satu suara dinyatakan gugur karena suara tidak kuat, kemudian disepakati secara aklamasi Rais Syuriyah KH Mahmud Mansyur dan ketua Tanfidziyah M. Syarqowi,"jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara tersebut juga  sebagai Peringatan Muharaman  dengan  tema “Menuju NU yang Mandiri, Manfaat, dan Barokah”. Nampak hadir Camat Bulu, Taswadi, Ketua PCNU Rembang KH Ahmad Sunarto, Kapolsek, Danramil, pengurus MWCNU Bulu, Banom NU, dan pengurus ranting se-Kecamatan Bulu. (Mochamad Ronji/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional, Lomba, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 19 November 2017

KH Maksum Mahfudz: Dialog Internal Umat Islam Langkah Awal Perdamaian Dunia

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Wakil Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) Prof Dr KH Maksum Mahfudz memandang bahwa upaya mewujudkan perdamaian dunia yang dilakukan oleh lintas iman tampak jalan di tempat. Kebuntuan ini, menurutnya, lebih dikarenakan belum adanya satu suara di lingkungan agama masing-masing termasuk Islam.

Prof Maksum menyampaikan terima kasih kepada penggerak dialog-dialog lintas iman. NU sendiri mendukung dan kerap memfasilitasi pertemuan-pertemuan tokoh dari pelbagai agama. Namun kesamaan pandangan hanya terjadi di lingkungan elit dari sekte tertentu dalam agama yang memang memiliki pandangan toleran dan moderat. Sementara sekte-sekte di dalam agama itu sendiri masih terjadi pergolakan.

KH Maksum Mahfudz: Dialog Internal Umat Islam Langkah Awal Perdamaian Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Maksum Mahfudz: Dialog Internal Umat Islam Langkah Awal Perdamaian Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Maksum Mahfudz: Dialog Internal Umat Islam Langkah Awal Perdamaian Dunia

“Dari sini kami berpikir, untuk mencapai ke arah sana masalah di kalangan internal umat Islam harus diselesaikan,” kata Waktum NU Prof Maksum pada pertemuan ulama dari mancanegara dalam forum International Summit of Moderate Islamic Leaders (Isomil) atau pertemuan internasional para pemimpin Islam moderat di Gedung Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (9/5) siang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

NU dengan semangat Islam yang toleran dan moderat melakukan uji coba di Afghanistan. Organisasi keagamaan dan kemasyarakatan Indonesia ini mempertemukan sejumlah tokoh agama dari belasan kelompok di Afghanistan yang saling berseteru. Alhamdulillah mereka menyadari bahwa umat Islam terhadap pemeluk agama lain dan terhadap kelompok lain di internal umat Islam harus bersikap toleran.

“Ternyata masalah di internal umat Islam sendiri adalah masalah people to people. Di luar Afghanistan, kita ingin konflik antarkelompok dalam Islam sendiri terselesaikan di belahan negara Islam lainnya. Melalui forum Isomil ini, NU ingin menginspirasi negara Islam di dunia untuk membawa semangat persaudaraan, moderat, dan toleran,” kata Prof Maksum.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Forum internasional ini diikuti oleh 35 utusan dari 25 negara di dunia. Seluruh peserta hingga kini telah memenuhi kuota. “Alhamdulillah 99% peserta sudah hadir. Hanya peserta dari Amerika dan Libya yang masih dalam perjalanan,” kata Ketua Panitia Isomil H Imam Aziz.

Pertemuan ini dihadiri tokoh agama Islam dari pelbagai belahan dunia, para intelektual, dan pengurus wilayaha NU se-Indonesia. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Fragmen, Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 12 November 2017

Al-Quran, antara Penyimpangan dan Fungsi

Oleh Anwar Kurniawan

Kelesetarian Al-Qur’an, sejak diturunkan 23 abad lalu secara gradual, nyata masih eksis hingga kini. Al-Qur’an, secara sederhana merupakan respon Tuhan terhadap berbagai persoalan dan diyakini adaptif-solutif terhadap segala persoalan umat manusia.

Lebih jauh, ragam persepsi masyarakat, baik generasi Islam awal maupun setelahnya dalam menyikapi rangkaian firman Tuhan yang termanifestasikan dalam kitab suci umat Islam ini juga menarik untuk diperhatikan.

Secara umum, tujuan orang membaca Al-Qur’an dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok besar (Ahmad Rafiq: 2006). Pertama, membaca Al-Qur’an sebagai ibadah. Tujuan ini berhubungan dengan ajaran yang selama ini dipegangi kaum muslimin bahwa "membacanya adalah ibadah". Sehingga, hal itu mendorong kaum muslimin untuk membacanya sebanyak mungkin, terlepas dari ada tidaknya pemahaman terhadap teks yang sedang dibaca. ?

Al-Quran, antara Penyimpangan dan Fungsi (Sumber Gambar : Nu Online)
Al-Quran, antara Penyimpangan dan Fungsi (Sumber Gambar : Nu Online)

Al-Quran, antara Penyimpangan dan Fungsi

Kedua, membaca Al-Qur’an untuk mencari petunjuk. Untuk tujuan ini, seorang muslim atau bahkan non-muslim yang pengkaji Al-Qur’an, akan membaca sebagian atau keseluruhan. Pembacaan tersebut ditujukan supaya mendapatkan petunjuk tertentu dari Al-Qur’an.? Petunjuk yang dimaksud bisa berupa kejelasan makna yang dimaksudkan lafaz Al-Qur’an atau isyarat-isyarat tertentu yang dapat ditangkap dari susunan lafaz Al-Qur’an.

Apapun bentuk petunjuk di sini, ia bisa diterima secara positif, dalam pengertian untuk menguatkan keyakinan si pembaca akan kebesaran Al-Qur’an dan pesan-pesan yang dibawanya. Hal ini lazim dijalani oleh pembaca muslim.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara, petunjuk tersebut bisa pula diterima secara netral, sebatas untuk memuaskan rasa keingintahuan si pembaca, di mana hal ini biasa dilakoni oleh para pengkaji Al-Qur’an, ? baik Muslim ataupun tidak. Tetapi, petunjuk di sini bisa pula menjadi paradoks. Artinya ia dicari dan diterima untuk menegasikan atau melemahkan kebenaran Al-Qur’an atau bahkan Islam. Hal inilah yang sering terdapat pada karya-karya Orientalis.?

Ketiga, membaca Al-Qur’an sebagai alat justifikasi. Dalam hal ini pembaca menggunakan—bagian tertentu dari— Al-Qur’an untuk mendukung pikiran ataupun keadaannya pada saat tertentu. Hal ini erat kaitannya dengan berbagai kepentingan tertentu baik yang bersifat personal maupun kolektif. Secara sederhana, poin ketiga tersebut dapat ditemukan misalnya, pada kelompok-kelompok teologi ataupun politik dalam sejarah Islam yang saling berhubungan erat.

Di masa kekhalifahan Usman dan Ali, para pendukung Ali mulai menyuarakan ketinggian posisi Ali dan keturunannya. Kelompok ini kemudian dikenal dengan Syiah. Dalam menyuarakan dukungannya, mereka mengutip sejumlah ayat-ayat tertentu.

Tak mau kalah dengan Syiah, kelompok khawarij juga turut mewarnai panggung sejarah, yang mengisyaratkan perang terhadap Muslim di luar sektenya. Lebih-lebih, terkadang ayat yang mereka kutip adalah sama, namun dipahami secara berbeda, atau bahkan bertolak belakang.

Demikian pula, pada masa Dinasti Umayyah yang mengutip beberapa bagian ayat Al-Qur’an, guna memproklamirkan eksistensi kekhalifahannya sebagai takdir Tuhan sebagai perlawanan terhadap kelompok oposisi yang tidak sepakat dengan kekhalifahannya. Hal ini kemudian menandai lahirnya faham fatalism (jabariyah) dalam Islam.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pembacaan Atomistik?

Jika ditilik melalui kacamata penafsiran, sekilas terdapat sebuah "penyimpangan" dari pesan menyeluruh Al-Qur’an atas cara baca terhadap kitab suci yang seperti itu. Penyimpangan, atau cara baca seperti itulah yang kemudian dinamakan sebagai "pembacaan yang atomistik" terhadap Al-Qur’an, kendati belum ada definisi yang tegas tentang cara baca seperti itu (Ahmad Rafiq: 2006). Apapun tujuan orang dalam membaca Al-Qur’an berpotensi untuk masuk ke dalam cara baca ini. ?

Secara historis, cara baca ini, sebagian besarnya, lahir dari kepentingan-kepentingan, baik perorangan maupun kelompok. Kepentingan tersebut, tentu saja akan berubah dan berbeda seiring perubahan waktu dan tempat.?

Sementara secara teoritis, pembacaan yang atomistik terhadap Al-Qur’an ini telah melupakan dua elemen inheren dalam penafsiran Al-Qur’an, yakni konteks dan hubungan internal Al-Qur’an.?

Pada masa turunnya Al-Qur’an, para sahabat akan menanyakan kepada Nabi tentang pengertian setiap ayat yang diturunkan. Sementara itu, Nabi terkadang menunda jawabannya untuk menunggu turunnya ayat yang baru sebagai penjelasan atas pertanyaan tersebut.?

Usaha para sahabat untuk melakukan penelusuran makna ayat dengan keadaan yang mereka hadapi itu membentuk konteks eksternal ayat, sementara tanggapan Nabi terhadap usaha tersebut dengan menggunakan ayat lain menunjukkan hubungan internal ayat-ayat dalam Al-Qur’an. Kedua bagian ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan untuk memahami Al-Qur’an secara utuh. ?

Kendati demikian, penyimpangan tersebut secara faktual masih eksis hingga kini. Seorang pemikir kontemporer, Farid Esack, menggambarkan suasana masa kecilnya di Afrika. Orang-orang memperlakukan Al-Qur’an dengan sangat luar biasa.?

Sebagian besar waktunya, di Madrasah, kata Esack, setiap hari dihabiskan untuk membaca Al-Qur’an. Selama di perjalanan berangkat dan pulang sekolah, mereka harus mengusung Al-Qur’an di atas kepala, dan di rumah harus diletakkan di tempat yang bersih dan terhormat. ?

Bagi Esack, semua itu melambangkan sebuah upaya apresiasi yang luar biasa terhadap Al-Qur’an, baik sebagai kitab suci, atau sekedar naskah. Apresiasi itu juga diungkapkan dengan cara berbeda sampai saat ini. Orang-orang membacakan potongan-potongan tertentu ayat Al-Qur’an, tanpa perlu memahami maknanya, untuk melindungi diri dari sesuatu yang dianggap berbahaya.?

Esack juga menemukan fenomena di Dubai, di mana ayat-ayat atau surah tertentu sering ditemukan tergantung di dinding dengan alasan yang bermacam-macam: untuk menjaga dari pencurian, sakit, keuntungan dalam usaha, atau bahkan untuk mendatangkan "cahaya" ke dalam rumah. Di Indonesia, pola serupa, dengan cara yang berbeda juga sering kita jumpai.?

Fenomena di atas, baik berupa "penyimpangan" maupun fungsi, akan selalu eksis selama Al-Qur’an masih ada dan kehidupan manusia dengan berbagai kebutuhannya terus berjalan. Menghadapi hal tersebut, maka menjadi tanggung jawab umat Islam secara umum, dan sarjana Muslim khususnya untuk meluruskan penyimpangan yang ada, dengan tanpa menghilangkan fungsi positifnya.?

Penulis adalah Kepala Litbang Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis Se-Indonesia (FKMTHI), Santri Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, AlaSantri, Berita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah