Tampilkan postingan dengan label Ubudiyah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ubudiyah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Maret 2018

Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Shinta Nuriyah Wahid, istri KH Abdurrahman "Gus Dur" Wahid (mantan Presiden RI) menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak tegas dalam menangani para korban lumpur Lapindo, di Sidoarjo, Jawa Timur, yang hingga kini nasibnya masih terkatung-katung.

“Kalau dikatakan tidak tegas, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, Red) ya memang tidak tegas. Termasuk juga Aburizal Bakrie (Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat),” kata Shinta kepada wartawan saat menemui warga korban lumpur Lapindo, di Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (19/4).

Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)
Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)

Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo

Mantan Ibu Negara itu mendesak kepada pemerintah agar segera mengembalikan hak-hak warga korban lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc itu. Ia meminta pemerintah agar segera memenuhi tuntutan warga atas pembayaran ganti rugi tunai langsung (cash and carry).

Warga, ujar Shinta, telah begitu lama menderita karena kehilangan segalanya, termasuk rumah dan pekerjaan. Sementara, pihak-pihak terkait termasuk PT Lapindo Brantas Inc sendiri seakan tidak mau bertanggung jawab.

Meski mengaku tak bisa berbuat banyak untuk membantu, Shinta meminta kepada para korban yang menemuinya untuk memohon pertolongan kepada Allah. “Saya tidak bisa berbuat apa-apa, karena saya tidak punya kekuasaan. Tapi, mari kita berdoa kepada Allah agar keadaan ini segera berakhir,” tuturnya.

Sebelumnya, Subandi—anggota Tim Perunding Korban Lapindo—kepada Shinta mengungkapkan, perjuangan mereka untuk mendapatkan haknya kembali tidak mudah. Juga langkah mereka berangkat ke Jakarta untuk menemui Presiden mengalami banyak hambatan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita ini diuber-uber (dikejar-kejar, Red) seperti maling. Keberangkatan kita dari Porong (Sidoarjo) ke Jakarta selalu dihalang-halangi oleh polisi. Di-sweeping (diperiksa) di setiap stasiun,” terang Subandi.

Karenanya, imbuh Subandi, warga meminta bantuan dan dukungan moral kepada Shinta agar perjuangannya untuk mendapatkan haknya kembali segera terpenuhi. “Permintaan kami cuma satu, rumah kami cepat diganti, cash and carry seratus persen,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Warga korban lumpur Lapindo yang menggelar unjuk rasa dan tinggal sementara di Tugu Proklamasi, Jakarta, menemui Gus Dur di Kantor PBNU, di Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (18/4) kemarin. Mereka meminta dukungan atas tuntutan pembayaran ganti rugi tunai langsung yang mereka ajukan ke pemerintah dan Lapindo.

Salah seorang anggota rombongan, KH Abdul Fatah, mengatakan bahwa Gus Dur mendukung tuntutan warga. "Saya bilang pada Gus Dur bahwa kita menuntut pembayaran cash and carry, dan Gus Dur bilang `ya`," katanya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 20 Februari 2018

Pesantren Al Huda Menerima Kunjungan Pemerintah Timor Leste

Malang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pondok pesantren Al Huda menerima kunjungan dari Menteri Koordinator Bidang Administrasi Timor Leste Dionisio Soares Babo, Selasa (22/12), di kantor pesantren Al Huda, jalan Raya Klakah Desa Patokpicis Kecamatan Wajak, Malang.?

Pertemuan diisi dengan dialog dan saling bertukar wawasan antara pengasuh pesantren dan kementerian Timor Leste.

Pesantren Al Huda Menerima Kunjungan Pemerintah Timor Leste (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Al Huda Menerima Kunjungan Pemerintah Timor Leste (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Al Huda Menerima Kunjungan Pemerintah Timor Leste

Rombongan tamu terdiri dari 4 orang, di antaranya, Menteri Koordinator Bidang Administrasi Negara Dionisio Soares Babo dan sejumlah staf dalam negeri lainnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mereka disambut langsung Pengasuh Pesantren KH Mustafid Rahman, KH. Tajoell Arifin (Gus Tajoell), jajaran ? pesantren dan SMK Al Huda. Dalam kesempatan itu, Kiai Mustafid menjelaskan sikap keberagamaan dan kepesantrenan serta perkembangan pondok pesantren di Kabupaten Malang, khusunya di Al Huda.?

“Al Huda merupakan salah satu pesantren di Kabupaten Malang yang di dalamnya terdapat pendidikan formal, salah satu nya SMK Al Huda Malang, pesantren ini selalu mengajarkan keterampilan dalam pengembangan potensi santri, seperti agrobisnis, teknologi dan mesin.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Disamping agenda silaturrohmi, Kementrian Timor Leste juga melakukan kerja sama dengan pesantren Al Huda dalam pengembangan ketrampilan.?

Menteri Koordinator Bidang Administrasi Negara mengatakan, terdapat banyak peluang kerja sama yang baik antara Timor Leste dan Indonesia, khususnya Malang.?

“Agenda kunjungan ini kami awali bersilaturrahmi ke kediaman Bupati Malang, Rendra Kresna, dilanjutkan kunjungan ke pesantren Al Huda dan diteruskan kunjungan kerja di FSIP Universitas Brawijaya Malang. guna penandatanganan MoU dalam bidang pendidikan administrasi negara khususnya,” katanya.

“Pesantren di Indonesia sudah sangat maju dan bersumberkan Al-Qur’an, Al Hadits, Ijma, Qiyas dan ijtihad para ulama sehingga dapat menyesuaikan dan mengikuti perkembangan zaman dengan melestarikan budaya lama yang baik dan mengambil budaya baru yang baik, serta pesantren di Indonesia merupakan pola pendidikan ideal, selain belajar ilmu pengetahuan juga belajar agama dan akhlak, seperti yang ada di pesantren Al Huda” tambahnya.

Sementara itu, Dionisio Soares Babomembuka dengan lapang investasi di bidang peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) dan pertanian, karena masih banyak lahan yang bisa dijadikan pertanian produktif dan industri.(Muiz/Mukaf i Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 17 Februari 2018

Hanya Cabang Terakreditasi Punya Hak Suara

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Gerakan Pemuda Ansor sebentar lagi akan menggelar Konres ke-XV di Pesantren Sunan Pandanaran, Yogyakarta, pada 25-26 November mendatang. Menurut tata kelola organisasi, tidak semua cabang yang mempunyai hak suara dalam kongres tersebut.

Hanya Cabang Terakreditasi Punya Hak Suara (Sumber Gambar : Nu Online)
Hanya Cabang Terakreditasi Punya Hak Suara (Sumber Gambar : Nu Online)

Hanya Cabang Terakreditasi Punya Hak Suara

Menurut Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat GP Ansor M. Aqil Irham, salah satu badan otonom NU tersebut menerapkan hal itu karena ingin memperkuat organisasi melalui sistem pengkaderan yang mapan terstruktur dan sistematik.

“Kita enggak ingin organisasi kita hanya sekadar papan nama, hanya ikut kongres, atau munas,” katanya ketika diwawancarai di PBNU, Jakarta, beberapa waktu lalu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Cabang yang punya hak suara, adalah mereka yang telah lolos akreditasi. Ada lima item yang mencerminkan 3 visi besar GAnsor, yaitu revitalisasi nilai-nilai Islam Ahlussunah wal Jamaah, memerpkuat sistem kaderasai, dan memberdayakan potensi anggota.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketiga item itu, kata dia, diperinci dalam lima item yang jadi variabel akreditasi. Pertama, implementasi visi pertama dengan item majelis dzikir dan shalawat Rijalul Ansor. Kedua, konsolidasi organiaasi penguatan struktur dari tingkat pusat sampai ranting dengan variabel keaktifan organisasi bagi Pimpinan Wilayah adalah Pimpinan Cabang, bagi PC adalah Pimpinan Aanak Cabang.

Ketiga, kaderisasi. Keempat, amal usaha produktif yaitu setiap wilayah dan cabang harus memiliki satu unit usaha dan lembaga kursus pelathan. Kelima penguatan Banser.

“Nanti diberi skor. Bukan sekadar lulus. Kita sudah 3 kali pra kongres, mengumukan hasil akreditasi. Ada A, B, C, D, yang C dan C plus. Hal itu disepakati pada Konbes 2012 di Jakarta, di Pondok Pesantren Al-Hamid. Sampai hari ini diperkirakan 370 yang punya hak suara,” terang dia.

Mengingat keaktifan Ansor tidak seragam, Pimpinan Pusat menetapkan 3 kelas akreditasi. Kelas A meliputi Jawa dan Lampung, kelas B, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat, sementara kelas C meliputi Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Papua. Mmasing-masing kelas memiliki tingkat akreditasi berbeda. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Internasional, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 04 Februari 2018

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

Jombang,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pondok Pesantren Bahrul Ulum (PPBU) yang lebih akrab disebut Pesantren Tambakberas, Jombang, Jawa Timur akan melangsungkan gawe besar yakni peringatan seabad madrasah dan 191 tahun pesantrennya. Untuk menyambut itu kepanitiaan mengupayakan pusat dokumentasi atau museum.

"Kami terus berburu testimoni atau pengakuan dari para pelaku sejarah, dalam hal ini siapa saja yang mengetahui kiprah pesantren di masa awal," kata divisi dokumen, H Muhyiddin Zainul Arifin, Sabtu (26/3).

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Tambakberas Berburu Bukti Sejarah

Bersama panitia yang lain, H Muhyiddin melakukan serangkaian wawancara dan pencarian dokumen demi mengukuhkan keberadaan dan kiprah para pendahulu maupun pesantren. "Sejumlah sesepuh yang masih bisa diajak komunikasi terkait kiprah para pendahulu pesantren satu demi satu kami datangi," katanya. Demikian pula dokumen yang membenarkan usia madrasah serta sejumlah barang penting dari para pengasuh masa awal juga terus diupayakan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Bahkan ada piagam yang berhasil ditemukan panitia yang menerangkan bahwa usia madrasah ternyata lebih tua dari data yang dimiliki panitia," terang dosen di Universitas KH Abdul Wahab Chasbullah atau Unwaha Jombang ini. Demikian pula benda bersejarah yang pernah dimiliki para pendahulu pesantren turut diinventarisir, lanjutnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebagai langkah awal dan berdasarkan masukan saat koordinasi dengan anggota devisi telah disepakati untuk menggali data dari para putra dan putri pengasuh. "Para panitia sudah kami bagi agar bisa menyebar ke sejumlah dzurriyah atau keluarga pesantren," katanya. Karena dari para keluarga dalem tersebut nantinya akan muncul temuan baru atau bahkan rekomendasi siapa saja yang layak untuk dikonfirmasi terkait kiprah para pendahulu pesantren.

"Kami akan mengumpulkan sebanyak mungkin pandangan dan pengakuan hingga barang bersejarah dari berbagai kalangan sebagai upaya untuk mengungkap kiprah para sesepuh dan pendahulu," ungkapnya. Beberapa keluarga juga tidak berkeberatan berbagi koleksi foto dan benda pusaka yang nantinya akan dipamerkan. "Tidak menutup kemungkinan, foto dan dokumen serta benda bersejarah tersebut belum terpublikasi," lanjutnya.

Terhadap pihak yang tidak berkenan untuk menyerahkan benda bersejarah yang ada kaitannya dengan pesantren dan para pengasuh, divisi ini tidak akan memaksa. "Kami bisa menggunakan kamera atau scan agar bisa mendapatkan materi yang ada," jelasnya. Dan nantinya seluruh koleksi tersebut akan dipamerkan di Gedung Serba Guna KH Abdullah Said dari tanggal 27 hingga 2 Juni.

Seperti diberitakan sebelumnya, Pesantren Tambakberas yang didirikan tahun 1825 oleh salah satu pasukan Pangeran Diponegoro yang membentengi Jawa yakni Abdussalam yang lebih populer dengan nama Mbah Saichah akan memperingati ulang tahun. Dan di pesantren yang mulai mengenalkan model madrasah secara klasikal tahun 1915 ini juga mengadakan sejumlah kegiatan dari mulai 26 April hingga 4 Juni mendatang. (Ibnu Nawawi/Abdullah Alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Anti Hoax, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 31 Januari 2018

Peringati 1 Abad Madrasah, Pesantren Tambakberas Gelar Kontes Burung

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Sejumlah kegiatan mengiringi peringatan Satu Abad Madrasah dan 191 Tahun Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Kabupaten Jombang, Ahad (22/5). Setelah bersepeda keliling kota dan wilayah sekitar pesantren serta tanam pohon, pihak pesantren menyelenggarakan kontes burung.

"Lomba ini juga sebagai mata rangkai dari peringatan seabad madrasah dan keberadaan pesantren yang memasuki usia 191 tahun," kata Muhammad Abdullah Rifan kepada media ini, Senin (23/5).

Peringati 1 Abad Madrasah, Pesantren Tambakberas Gelar Kontes Burung (Sumber Gambar : Nu Online)
Peringati 1 Abad Madrasah, Pesantren Tambakberas Gelar Kontes Burung (Sumber Gambar : Nu Online)

Peringati 1 Abad Madrasah, Pesantren Tambakberas Gelar Kontes Burung

Kontes burung juga dimaksudkan untuk semakin mengenalkan keberadaan Pesantren Tambakberas, sebutan untuk Pondok Pesantren Bahrul Ulum kepada seluruh lapisan masyarakat. "Kita ingin, kalangan komunitas pecinta burung dan masyarakat secara lebih luas bisa semakin kenal dengan pesantren," kata Gus Rifan.

Dengan mengenalkan pesantren lewat komunitas pecinta burung, keberadaan pesantren khususnya Tambakberas kian dikenal masyarakat. "Tidak hanya pecinta burung, kita sapa juga penggemar tanaman bonsai," kata pengajar Madrasah Muallimin-Muallimat di Pesantren Tambakberas tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Harus diakui bahwa tidak banyak kalangan masyarakat yang mengenal dengan baik keberadaan pesantren," katanya. Karena itu, dengan menyapa dan menghadirkan komunitas pecinta burung sebagai cara terobosan, mereka diharapkan semakin akrab dengan pesantren, lanjutnya.

Kontes burung juga dimaksudkan sebagai sarana untuk mendongkrak perekonomian warga. "Karena di sini mereka juga dapat melakukan transaksi jual-beli yang saling menguntungkan," terang Gus Rif’an.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan yang berlangsung di halaman Gedung Serba Guna KH Abdullah Said ini ternyata diminati komunitas burung lintas kota. "Bahkan ada peserta dari Blora, termasuk tentunya dari berbagai kota di Jawa Timur," tegasnya.

Dalam catatan panitia, setidaknya ada 498 peserta yang mengikuti kontes burung tersebut. "Ini melebihi perkiraan yang ditargetkan panitia yakni sekitar 300 peserta," ungkapnya. Para peserta datang dari Ngawi, Madiun, Surabaya, Ponorogo, Nganjuk, Lamongan dan kota lain di Jawa Timur.

Kehadiran pengunjung juga sangat membanggakan. "Lebih dari dua ribu pengunjung yang melihat dan menikmati kontes burung ini," katanya. Mereka dengan seksama menyaksikan seluruh kontes dari mulai jam 11.00 hingga 17.00 WIB.

Dari pihak pesantren tampak hadir Ketua Majlis Pengasuh Pesantren Tambakberas KH Muhammad Hasib Wahab dan Ketua Panitia Peringatan 1 Abad Madrasah dan 191 Tahun Pesantren Tambakberas Jombang KH M Fadlulloh Malik. (Ibnu Nawawi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Ubudiyah, Ahlussunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 24 Januari 2018

Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat

Oleh Ahmad Naufa Khoirul Faizun



Foto yang ditampilkan di halaman ini adalah hasil jepretan Muhammad Fatichin di pesawahan Desa Kalipucung Timur, Batang, Jawa Tengah, pada 11 April 2016. Sekilas, foto ini terlihat biasa dan tak ada yang istimewa, yaitu: para petani melaksanakan shalat dzuhur berjamaah di pematang sawah.

Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat (Sumber Gambar : Nu Online)
Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat (Sumber Gambar : Nu Online)

Tamparan Petani Desa untuk Pejuang Formalisasi Syariat

Namun, di balik apa yang tampak ini, betapa agama Islam yang dibawa oleh Kanjeng Nabi Muhammad SAW 15 abad lalu di Makkah, telah membumi dan dilaksanakan oleh umat Islam sampai di pelosok desa. Pengaruh Islam begitu terasa, dan telah berakulturasi dengan adat dan budaya masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Belakangan, Islam ini mulai dikoyak dengan ide khilafah (Negara Islam). Mungkin mereka berpikir, butuh polisi syariat untuk menilang orang-orang yang enggan atau belum melaksanakan shalat pada waktunya. Padahal, tindakan pemaksaan seperti itu justru akan merendahkan kualitas ibadah seseorang: tidak berangkat dari kesadaran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mereka lantang meneriakkan anti-Pancasila dan anti-demokrasi. Padahal, seharusnya mereka sadar, hanya demokrasi lah yang memungkinkan mereka bersuara tanpa kehilangan nyawa. Andai mereka berteriak ketika era Orde Baru dulu, tentu mereka sudah habis tanpa sisa, seperti beberapa aktivis Komunis yang mencoba menggulingkan negara.

Kemapanan Islam di Nusantara juga dikoyak oleh beberapa organisasi yang mengimpor Islam dari Timur Tengah. Dengan serta merta, tanpa pemahaman ideologis, metodologis dan historis yang memadahi, mereka menghakimi sesama muslim dengan ungkapan provokatif: bid’ah dan sesat.

Namun, sepertinya kita tak perlu khawatir dengan tingkah-polah mereka, karena dalam sejarahnya paham-paham yang mencerabut akar-budaya Nusantara selalu akan tergerus dan tidak laku. Meski demikian kita mesti waspada kepada gerakan mereka, oleh karena mereka memiliki jaringan internasional dengan biaya yang besar. Televisi, radio sampai buku dan majalah menjadi media mereka dalam mencerabut Islam dari akar-budaya Nusantara.

Sekali lagi, foto ketaatan petani ini mengingatkan, menegur, dan memberi teladan kepada kita, bahwa "orang kecil" pun memiliki kebesaran dan harga diri dalam melaksanakan ajaran Tuhan. Mereka bekerja, memakan hasil keringat sendiri, beribadah dan jauh dari ingar-bingar korupsi yang marak di parlemen, pemerintahan, sampai sekolahan. Mereka memiliki kemuliaan yang dewasa ini banyak hilang: kemandirian dan ketaatan kepada Tuhan.

Mereka para petani itu juga menjadi "tulang punggung bangsa", kata pendiri NU, KH Hasyim Asyari. Keberadaannya belum sepenuhnya diperhatikan pemerintah, utamanya upaya protektif akan keberadaan cukong dan pemborong. Pemerintah lewat Kementan dan Bulog mesti kerja lebih keras lagi, akar nasib petani bisa menjadi tuan-rumah di negeri sendiri. Beruntung, tahun lalu Indonesia telah mengekspor beras kelas khusus/organik 148 ton yang artinya ada peningkatan yang signifikan.

Dengan tenaga, keringat, doa dan keringat para petani, nasi putih dan harum tersaji di meja makan kita, meja makan restoran mewah, warung-warung angkringan sampai meja makan istana negara. Semoga pemerintah kedepan bisa lebih memperhatikan petani. Juga, nasib petani bisa sejahtera sebagai pilar kemandirian sebuah negara. Amin.

Penulis adalah kader IPNU dan seorang anak petani desa.



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Ubudiyah, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 19 Januari 2018

Ketum HPN: Nahdliyin, Mari Bangun Ukhuwah Bisnis Kita!

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ketua Umum Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) Abdul Kholik menilai, jumlah warga NU yang begitu banyak merupakan potensi ekonomi yang sangat besar bagi diri mereka sendiri. Potensi tersebut akan sangat menguntungkan bila pasar terkonsolidasi dengan dengan baik.

Karena itu HPN mengajak kepada seluruh warga NU untuk bersama-sama memperkuat jaringan bisnis, saling membeli produk dan jasa dari kalangan Nahdliyin sendiri. Dengan begitu, pergerakan ekonomi akan kian berkembang.

Ketum HPN: Nahdliyin, Mari Bangun Ukhuwah Bisnis Kita! (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum HPN: Nahdliyin, Mari Bangun Ukhuwah Bisnis Kita! (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum HPN: Nahdliyin, Mari Bangun Ukhuwah Bisnis Kita!

“Mari kita bangun ukhuwah bisnis kita,” katanya dalam Focus Group Discussion (FGD) di Auditorium Lantai 5 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Rabu (30/11). Diskusi ini dirangkai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara HPN Yayasan Absindo Desa Emas di bidang pemberdayaan desa.

Kholik mengungkapkan, deretan orang-orang terkaya di Indonesia tak lepas dari kontribusi Nahdliyin baik sebagai konsumen, produsen, maupun tenaga kerja. Ini adalah potensi yang harus diarahkan kepada pembangunan peluang bisnis di kalangan sendiri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir pula Dianta Sebayang, dosen Universitas Negeri Jakarta, yang berbicara tentang UMKM. Menurutnya, saat ini 90 persen usaha di Indonesia masuk kategori UMKM, dan mayoritas ada di desa utamanya di sektor pertanian.

Menurutnya, bisnis yang paling relevan saat ini adalah e-commerce atau perdagangan melalui sistem elektronik. Data jumlah telepon pintar kini yang mencapai 103 juta buah di Indonesia mendorong setiap penyebaran, pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa lebih efektif apabila dilakukan secara elektronik. (Mahbib)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 15 Januari 2018

Bentengi Moral, Wajibkan Makesta IPNU-IPPNU di Sekolah

Kudus, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Untuk kesekian kalinya Pimpinan Komisariat Ikatan Pelajar NU (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri NU (IPPNU) SMK NU Ma’arif 2 Jekulo, Kudus, Jawa Tengah, mengadakan agenda Masa Kesetiaan Anggota (Makesta). Acara diikuti oleh 289 peserta kelas X dan dipandu oleh tim instruktur Pimpinan Anak Cabang (PAC) Kecamatan Jekulo. Selama dua? hari acara ini berlokasi di madrasah setempat dalam pembagian dua ruang terpisah, pada Kamis-Jum’at (14-15).

Wakil Kepala Urusan Kurikulum Madrasah, Mohammad Badawi, mengatakan, Makesta ini diadakan untuk menguatkan ideologi Ahlussunnah wal Jama’ah dan moral pelajar. Terdapat peningkatan jumlah peserta didik SMK NU Ma’arif 2, namun berasal tak hanya dari latar belakang NU. Karenanya, Makesta dirasa cukup penting untuk mengajarkan ihwal ke-NU-an pada para calon teknisi mesin, komputer dan jaringan ini.

Bentengi Moral, Wajibkan Makesta IPNU-IPPNU di Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)
Bentengi Moral, Wajibkan Makesta IPNU-IPPNU di Sekolah (Sumber Gambar : Nu Online)

Bentengi Moral, Wajibkan Makesta IPNU-IPPNU di Sekolah

“Kami tidak pernah pilih-pilih pelajar. Yang NU maupun selainnya, kami terima. Melihat semakin banyak gerakan-gerakan yang menggerogoti NU dan Aswaja, maka mereka perlu mengikuti IPNU-IPPNU. Apalagi gerakan Islam radikal juga meluas, mereka benar-benar perlu penyelamatan sejak dini,” terang Badawi yang juga mantan aktivis PMII semasa kuliahnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Moral juga yang kami tekankan di sini. Sekarang ini, PR terbesar para pendidik adalah soal moralitas pelajar. Terutama lagi untuk pelajar putri, mereka sangat rawan. Dibutuhkan penekanan aspek moral, agar selain pandai otomotif, juga berakhlakul karimah,” lanjut Badawi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Badawi juga mengatakan, pihaknya menjalin komunikasi dengan pengurus ranting. Ini dilakukan di antaranya untuk koordinasi agar peserta didiknya juga aktif dalam IPNU-IPPNU di desanya masing-masing.

Madrasah ini tengah berusaha menekankan peran Pimpinan Komisariat (PK). Sejak semula berdiri, madrasah memang telah menyelenggarakan agenda Makesta yang wajib bagi peserta didik baru. Namun sejauh ini, peran PK belum begitu optimal.

“Sejak berdiri, tahun 2009, madrasah telah mengadakan Makesta setiap tahun ajaran baru. Namun karena tergolong baru, Pimpinan Komisariat masih belum dapat aktif optimal dalam program kerjanya. Para pengurus cenderung lebih menginduk pada instruksi dari pihak madrasah. Ke depan, kami ingin agar Pimpinan Komisariat bisa lebih optimal lagi dalam menyusun dan melaksanakan progam kerjanya sendiri, tanpa harus menunggu instruksi,” terang Badawi.

Beberapa materi yang disampaikan saat Makesta berlangsung, yakni Ahlussunnah Waljama’ah, Ke-NU-an, Ke-IPNU-IPPNU-an, serta Keorganisasian. Selain IPNU-IPPNU, para peserta didik SMK NU Ma’arif 2 Kudus ini juga aktif dalam kegiatan ekstra pencak silat, Pagar Nusa. Setelah ini, rencananya mereka segera mengadakan diklat jurnalistik dan menerbitkan majalah. (Istahiyyah/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, Ubudiyah, Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 09 Januari 2018

Haul Gus Dur, PMII Bandung Deklarasi Damai Mahasiswa Lintas Agama

Bandung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam memperingati Haul ke-7 KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Pengurus Cabang PMII Kota Bandung menggelar Deklarasi Damai bersama organisasi mahasiswa dan lintas agama yang ada di Bandung, Rabu (28/12) siang, di depan gedung PCNU kota Bandung.

Turut hadir dalam deklarasi ini dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Ahmadiyya Muslims Students Association (AMSA).

Haul Gus Dur, PMII Bandung Deklarasi Damai Mahasiswa Lintas Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Haul Gus Dur, PMII Bandung Deklarasi Damai Mahasiswa Lintas Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Haul Gus Dur, PMII Bandung Deklarasi Damai Mahasiswa Lintas Agama

Menurut Ketua PC PMII kota Bandung Ibnu Mahbub, salah satu yang terpenting dalam peringatan haul Gus Dur adalah spirit dari apa yang pernah dilakukan oleh Gus Dur sebagai seorang guru bangsa. Untuk itu, patut dicontoh para pemuda bagaimana menuai perdamaian, sertabagaimana memperkuat berbangsa dan bernegara.

“Sehingga kita sebagai generasi muda, mahasiswa, itu harus meneruskan jejak langkah apa yang dilakukan oleh Gus Dur, terutama bagaimana Gus Dur menjaga dan merawat kebhinnekaan,” ujarnya pada acara yang diisi pula dengan Orasi Kebangsaan dari tokoh lintas agama di kota Bandung.

Gus Dur melakukan perjuangan, lanjut Ibnu, untuk membumikan toleransi di Indonesia, bisa dilakukan hari ini khususnya bagi generasi muda. Oleh sebab itu, PMII hari ini masih meyakini konsisten menjaga NKRI, hal ini dilandasi dengan manhajul fikr (pola berpikir) yakni Aswaja yang di dalam terdapat prinsip-prinsip dasar, tasamuh, tawassuth, ta’adul, dan tawazun.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Itu adalah prinsip-prinsip yang harus dilakukan ditataran kehidupan kita. Baik di masyarakat maupun relasa kita dengan lainnya,” tegasnya dihadapan puluhan mahasiswa dan badan otomom NU yang hadir juga dalam kesempatan itu.

“Prinsip itulah sampai detik ini menjaga ? kita untuk tetap konsisten merawat kebhinnekaan dan menjaga keutuhan NKRI. Dalam konteks keagamaan sangat beragam, oleh karena itu bagaimana kita bisa menerapkan toleransi secara universal, saling menghormati dan saling mendukung,” sambung Ibnu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di antara poin penting dalam yang dideklarasikan adalah selalu menjaga nilai-nilai keberagamaan sesuai budaya lokal yang ada di kota Bandung, serta mendorong Pemerintah kota Bandung untuk menjami kedamaian dan kondusifitas antarumat beragama di kota Bandung. (M. Zidni Nafi’/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Keistimewaan Ramadhan

Khutbah I

? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? . ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? (? ?) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Keistimewaan Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)
Keistimewaan Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)

Keistimewaan Ramadhan

Sidang Jumat yang berbahagia,

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang memperkenankan kita semua diberikan berbagai macam kenikmatan sehingga insya Allah kita sama-sama memasuki bulan yang penuh keberkahan, bulan yang penuh kemuliaan, bulan yang penuh ampunan, yakni bulan suci Ramdhan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Salawat dan salam marilah kita sanjungkan ke haribaan Nabi besar Muhammad SAW, Nabi pembawa kedamaian, Nabi yang penuh dengan kesantunan, Nabi yang mengajarkan agar kita dapat hidup saling berdampingan dengan rukun, akur, dan saling menghormati dengan seluruh umat manusia. Mudah-mudahan kita semua yang hadir di tempat yang mulia ini dapat meniru dan meneladani akhlak mulia beliau, baik dalam bertutur kata, bersikap, dan berkeyakinan sebagai umat Islam yang mampu memberikan kasih sayang antar sesama ciptaan Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.

Sebagai salah satu rukun khutbah Jumat, khatib berwasiat terhadap diri khatib dan mengajak seluruh hadirin untuk senantiasa berusaha dengan semaksimal mungkin agar kita menjadi golongan yang muttaqin, orang-orang yang selalu berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT dan orang-orang yang kontributif bagi peradaban kemanusiaan.

Sidang Jumat yang berbahagia,

Segala sesuatu, baik ruang dan waktu, itu memiliki keistimewaan. Dari seluruh tempat yang ada di permukaan bumi ini, ada wilayah yang istimewa, yakni Makkah Al-Mukarramah. Dari wilayah Makkah Al-Mukarramah, ada bagian tertentu yang sangat istimewa, yakni Masjidil Haram. Di Masjidil Haram ini, ada bagian tertentu yang paling istimewa lagi, yakni Ka’bah Al-Musyarrafah. Ka’bah inilah yang menjadikan Makkah Al-Mukarramah menjadi penting bagi kita semua. Di samping telah melahirkan berbagai peradaban kemanusiaan, Ka’bah menjadi kiblat ibadahnya umat Islam dari seluruh dunia. Sehingga Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa shalat di Masjidil Haram Makkah ini bernilai 100.000 kali lipat dibanding dengan shalat di tempat lainnya. Beliau bersabda:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Shalat di masjidku (Masjid Nabawi) lebih utama daripada 1.000 shalat di masjid lainnya selain Masjidil Haram. Shalat di Masjidil Haram lebih utama daripada 100.000 shalat di masjid lainnya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

Demikian juga waktu, dari rangkaian 24 jam dalam sehari, ada waktu yang sangat istimewa, yakni pada sepertiga malam terakhir. Di saat itulah waktu istimewa dan mustajab bagi kita untuk memanjatkan doa-doa dan pinta kepada Allah SWT. Demikian juga, dari 12 bulan dalam setahun, ada bulan yang sangat istimewa, yakni bulan suci Ramadhan.

Sidang Jumat yang berbahagia,

Lalu, mengapa bulan suci Ramadhan ini menjadi bulan yang paling istimewa?

Secara kebahasaan, terminologi “ramadhan” dalam bahasa Arab itu berasal dari kata dasar “ra-ma-dha“ yang berarti panas yang menyengat, panasnya batu, teriknya panas sinar matahari. Oleh karenanya, kata ramadhan itu berarti "membakar". Hal ini sesuai dengan hakikat bulan Ramadhan, bahwa meskipun di siang hari yang begitu panas-menyengat kita tidak diperbolehkan untuk minum dan makan apa pun. Sebab, ramadhan pada dasarnya adalah “membakar” dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Seorang muslim yang berpuasa, menahan panas dan kelaparan maka haus dan panasnya berpuasa itu merupakan simbol untuk membakar dosa-dosa.

Bulan Ramadhan merupakan ruang waktu yang tepat untuk memaksimalkan diri kita menjadi orang yang benar-benar taqwa. Firman Allah menyatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Jika dilihat ayat ini, di antara tujuan disyariatkannya berpuasa adalah menjadikan diri kita sebagai orang yang taqwa. Apa itu taqwa? Taqwa sesungguhnya adalah suksesnya kita sebagai manusia, yang mampu menjalankan fungsi kehambaan kepada Allah dan pemimpin di alam raya. Sebagai hamba, manusia diciptakan dengan tujuan untuk beribadah kepada Allah. Hal ini dinyatakan dalam firman-Nya:

?

? ? ? ? ? ?

”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS al-Dzariyat [51]: 56)

Fungsi kehambaan (abid) relasinya adalah dirinya secara personal kepada Tuhannya. Manusia merupakan makhluk yang diciptakan oleh Tuhan (khaliq) sehingga berkewajiban untuk berterima kasiih kepada-Nya. Ia harus patuh, tunduk, tanpa reserve terhadap apa pun yang diperintahkan oleh Tuhan. Siapa yang melanggar akan ketentuan itu dinyatakan sebagai orang yang mengingkari akan hakikat dirinya.

Dalam QS. al-Dzariyat [51]: 56 di atas secara tegas dikatakan bahwa manusia merupakan yang diciptakan (makhluq) sedangkan Tuhan sebagai yang menciptakan (khaliq). Keterciptaan manusia ini membuat keharusan bagi manusia untuk beribadah, menyerahkan diri secara total kepada Tuhan. Penyerahan diri kepada Tuhan ini dalam banyak hal tidak mengedepankan validitas secara rasional. Oleh karena itu, jika dinyatakan dalam bentuk garis maka fungsi kehambaan ini dapat digambarkan dengan garis vertikal, di mana posisi Tuhan berada di atas sedangkan manusia berada di bawah.

Patut digarisbawahi bahwa bentuk-bentuk kehambaan ini memiliki muatan dan fungsi-fungsi sosial yang perlu diimplementasikan secara sosial. Sebab, yang membutuhkan penyembahan manusia bukanlah Tuhan, tetapi manusia itu sendiri. Tuhan bukanlah Dzat yang memiliki kebutuhan, oleh karenanya Dia tidak bersifat kurang (naqish). Akan tetapi, justru manusialah yang membutuhkan akan makna sosial dari bentuk-bentuk kehambaan ini. Oleh karena itu, orang yang berhasil dalam beribadah adalah orang yang mampu memanivestasikan muatan dari praktek ibadah itu dalam ranah sosial.

Sebagai pemimpin di alam raya (khalifah fil ardl), manusia adalah makhluk yang diberi kepercayaan oleh Allah SWT. untuk memakmurkan bumi dan alam semesta ini. Relasinya adalah manusia dengan sesama manusia dan dengan alam semesta. Firman Allah menyatakan:

? ? ? ? ?

”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." (QS al-Baqarah [2]: 30)

Sebagaimana makna asal katanya, khalifah di sini dipahami sebagai wakil Tuhan untuk mengurus, mengelola, mengayomi, memakmurkan, dan memanfaatkan segala isi yang ada di muka bumi. Di samping itu, fungsi kekhalifahan ini juga menegaskan secara meyakinkan akan terbentuknya tatanan pranata sosial yang adil, demokratis, setara, dan mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan. Antara satu dengan yang lainnya memiliki relasi yang sama besar dan sama kuat. Di antara mereka tidaklah dianggap sebagai subordinasi. Oleh karena itu, secara historis-sosiologis kehidupan keduniaan harus didasarkan atas kevalidan secara rasional. Jika diwujudkan dalam bentuk gambar maka tugas kekhalifahan ini akan membentuk garis horizontal, ujung satu dengan yang lainnya adalah manusia yang memiliki relasi kesejajaran.

Dalam Islam, kedua fungsi di atas harus dapat disinergikan secara seimbang. Tuntutan kehambaan harus dapat diwujudkan secara seimbang dengan tuntutan kekhalifahan. Tidak dianggap sebagai orang yang baik (insan kamil) jika ia hanya mampu menjalankan fungsi-fungsi kehambaannya, sementara fungsi sosial-kemanusiaan terbengkalai. Demikian juga sebaliknya, bukanlah orang yang baik jika ia hanya mementingkan tugas-tugas kekhalifahan sementara tugas kehambaannya tidak diaktualisasikan. Dengan demikian, manusia yang bertaqwa adalah manusia yang mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan sukses baik sebagai hamba Allah maupun sebagai khalifah di muka bumi secara seimbang.

Sidang Jumat yang berbahagia,

Banyak sekali sindiran Allah Swt. kepada orang yang hanya memenuhi salah satu tugas dengan mengabaikan tugas lainnya. Di dalam Islam, ritual ibadah selalu memiliki dua hal yang dilakukan secara integral: formalistik dan substansialistik. Tidak ada ibadah dalam Islam yang hanya dianjurkan secara aspek formalistik semata, demikian juga kebalikanya. Antara formalistik dan substansialistik harus dilakukan secara seimbang. Dalam kasus ibadah puasa, hadis Nabi menyatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.”

Orang yang melakukan ibadah puasa tidak akan mendapatkan balasan apa pun disebabkan dirinya tidak mampu membangun harmoni dalam kehidupan sosialnya. Pikiran, gerakan, lisan, dan anggota tubuh lainnya tidak terjaga dari perilaku destruktif. Meski berpuasa, jika lisan dan tidakannya tidak terkontrol maka tidak akan mendapatkan balasan apa pun. Oleh karenanya, orang yang berpuasa hendaknya lisannya juga terjaga dari umpatan-umpatan, caci maki dan ujaran kebencian, di berbagai kesempatan, terlebih dalam forum keagamaan. Jangan sampai ruang keagamaan yang bersifat sakral itu dikotori dengan ujaran kebencian yang justeru menghilangkan kesucian dalam beribadah. Orang yang berpuasa hendaknya mampu menunjukkan sikap kasih sayang terhadap sesama, menghargai dan menghormati kepada orang lain.

Sidang Jumat yang berbahagia,

Alasan lainnya mengapa bulan Ramadhan menjadi istimewa adalah karena bulan Ramadan yang di dalamnya dilakukan ibadah puasa itu merupakan media efektif untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam teori tasawuf dijelaskan bahwa manusia itu terdiri atas 2 (dua) unsur, yakni unsur nasut? (kemanusiaan) dan unsur lahut? (ketuhanan). Unsur lahut merupakan sifat-sifat yang baik (immaterial), seperti kesucian, keabadian, kedamaian, kebaikan, ikhlas, menghargai, empati, jujur, dan lain-lain. Sementara unsur nasut merupakan sifat-sifat materialistik-hedonistik yang melekat pada manusia, seperti sikap hidup hedonis, berorientasi pada materi, pamrih, permusuhan, adu-domba, ketegangan sosial, dan lain-lain. Ibadah puasa sesungguhnya mem-fana-kan unsur nasut, dan dalam waktu bersamaan mem-baqa-kan unsur lahut. Puasa itu menimalisasi bahkan menghilangkan sikap hedonistik-materialistik, adu domba, caci maki, ujaran kebencian dan lan-lain dan dalam waktu bersamaan mengaktifkan oreintasi yang bersifat keabadian, kebaikan, kedamaian, kejujuran, kelemahlembutan, empati, menghargai orang lain, dan lain-lain. Jika sifat-sifat Tuhan atau unsur-unsur lahut yang terbiasa di dalam diri kita maka potensi kita untuk semakin dekat dengan Allah SWT semakin tinggi. Oleh karenanya, kita bisa memahami mengapa kemudian Rasulullah SAW menyampaikan hadits Qudsi sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim, yang menyatakan:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Setiap amal anak Adam untuknya, kecuali puasa. Ia untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya."

Inilah kandungan yang luar biasa di dalam ritualitas ibadah puasa.

Sidang Jumat yang berbahagia,

Dengan memahami hakikat dan kandungan yang luar biasa dari ibadah puasa itu, maka sudah sewajarnya Allah SWT menempatkan bulan ramadhan sebagai bulan yang sangat istimewa. Bahkan, karena keistimewaanya itu, Allah SWT memberikan reward bagi kita yang mau mengisinya dengan kebaikan-kebaikan. Di bulan Ramadan-lah pintu-pintu ampunan dan kasih sayang Allah terbuka lebar. Di dalamnya ada malam yang lebih baik dari seribu bulan. Di siang hari, diwajibkan berpuasa, sementara di malam harinya disunnahkan untuk memperbanyak shalat malam. Di bulan ini, melakukan satu kewajiban itu berpahala seperti menjalankan 70 kewajiban di bulan lainnya. Atas besarnya keagungan Ramadhan ini, Nabi menyampaikan, “Seandainya semua manusia mengetahui besarnya rahmat yang diturunkan di bulan Ramadan, pasti mereka mengusulkan agar setahun penuh berisi Ramadan.”

Demikianlah, uraian singkat khutbah Jumat ini. Semoga ada manfaatnya. Mudah-mudahan kita semua diberikan kesehatan dan umur yang panjang sehingga kita dapat menyambut kedatangan Ramadhan dan mengisinya dengan berbagai amal kebaikan, sehingga kita benar-benar menjadi orang yang muttaqin, sukses menjalin hubungan dengan Allah SWT di samping dengan sesama umat manusia, serta mampu mendekatkan diri dengan Allah SWT dengan sebaik-baiknya.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?, ? ?, ? ? ? ? ?.



Khutbah II


? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?, ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ?. (? ?)

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? "? ? ? ? ? ?, ? ? ? ? ? ? ? ?".

? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ?.

? ? ? ? ? ? ? ?, ? ? ?, ? ? ? ? ?.

? ? ? ?, ? ?, ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Suwendi, Pendiri Pondok Pesantren Nahdlah Bahriyah Cantigi Indramayu



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Amalan, Jadwal Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 03 Januari 2018

Rais Aam: Kalau Mau Take Off, Landasan Harus Kuat

Bandarlampung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Salah satu tema besar yang diangkat pada pra Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (Munas-Konbes NU) 2017 yang diselenggarakan di Lampung adalah Penguatan Organisasi Menuju Satu Abad Nahdlatul Ulama.

Hal ini menjadi sangat penting direalisasikan menjelang satu abad NU yang merupakan Jamiyyah Diniyyah terbesar didunia pada 2026. Hal tersebut diingatkan Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Maruf Amin saat memberikan tausiyah Kebangsaan pada pembukaan kegiatan, di Pondok Pesantren Al Hikmah Bandarlampung, Sabtu (4/11).

Rais Aam: Kalau Mau Take Off, Landasan Harus Kuat (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais Aam: Kalau Mau Take Off, Landasan Harus Kuat (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais Aam: Kalau Mau Take Off, Landasan Harus Kuat

"NU harus siap menghadapi masa satu abad karena tiap awal setelah 100 tahun akan ada pembaharuan persoalan agama dari sisi harakahnya," kata kiai yang Ketum MUI ini.

Baca juga Buka Pra Munas Lampung, Rais Aam Ingatkan Pentingnya Penguatan Organisasi

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mengibaratkan posisi NU saat ini seperti pesawat terbang yang akan melakukan lepas landas menuju posisi yang lebih tinggi. 

"Kalau mau take off, landasan harus kuat," tegasnya.

Selain Penguatan Organisasi, Reforma Agraria untuk Pemerataan Kesejahteraan Warga juga diangkat dalam rangka menghilangkan kesenjangan ekonomi yang ada di Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya harus ada arus baru ekonomi Indonesia yang mampu merubah superioritas dari para konglomerat dalam penguasaan aset kekayaan melalui maksimalisasi kekuatan ekonomi dari bawah.

"Perekonomian lama lebih menguatkan kekuatan atas yang diharapkan dapat memberikan kemakmuran bagi kekuatan bawah. Yang tadinya diharapkan bisa mengalir kebawah ternyata sampai saatnya, netes pun tidak," katanya pada pada acara yang juga dihadiriMenteri Agraria dan Tata Ruang Indonesia Sofyan A Jalil.

Oleh karenanya dengan pembahasan reforma agraria pada Munas dan Konbes tahun ini, diharapkan akan dapat tumbuh kekuatan ekonomi bawah.

"Nantinya akan bisa ada Hamdalah Mart, Basmalah Mart dari Kekuatan ekonomi bawah khususnya dari pesantren," harapnya.

Kiai Maruf juga mengatakan akan ada pembahasan dalam Munas dan Konbes mengenai hukum dalam agama Islam tentang individu yang memiliki kekayaan ekonomi dan sangat dominan dari yang lainnya. (Muhammad Faizin/Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 29 Desember 2017

Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi prihatin dengan masih adanya kekerasan di kampus pencetak pamong praja, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN).

"Untuk mencetak pemimpin apa harus ada yang mati," kata Hasyim di kantor PBNU, Jakarta, Kamis, mengomentari meninggalnya Cliff Muntu, praja IPDN akibat dianiaya seniornya.

Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati (Sumber Gambar : Nu Online)
Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati (Sumber Gambar : Nu Online)

Cetak Pemimpin Apa Harus Ada yang Mati

Oleh karena itu, Hasyim meminta agar IPDN melakukan pembenahan besar-besaran, baik dari segi kurikulum maupun pola pembinaan siswanya, khususnya pembinaan menyangkut kepemimpinan.

"Kalau tidak dibenahi, bukan tidak mungkin akan jatuh korban lagi," kata pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam, Malang, Jawa Timur itu.

Hasyim tidak sependapat dengan pihak yang mendesak agar IPDN dibubarkan. Sebab, lembaga itu tetap diperlukan untuk mencetak calon-calon pemimpin bangsa.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Persoalannya, kata Hasyim, bukan pada ada atau tidaknya IPDN, melainkan pada bagaimana kurikulum dan pembinaan yang dilakukan.

"Jadi, yang harus dihapus itu unsur kekerasannya, bukan lembaganya yang harus dibubarkan," kata kiai yang menyandang gelar Doktor Kehormatan Bidang Peradaban Islam tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Cliff Muntu, madya praja IPDN asal Sulawesi Utara tewas setelah dianiaya seniornya akibat terlambat datang ke barak yang menjadi tempat berkumpul kelompok Pataka (pembawa lambang IPDN).

Saat ini lima orang praja telah ditetapkan Polres Sumedang sebagai tersangka, yakni FN, JA, GM, AB dan MA. Namun kelimanya hingga kini belum ditahan.

Cliff disebut-sebut sebagai praja ke-38 yang meninggal akibat kekerasan di kampus yang sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) tersebut. (ant/mad)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 27 Desember 2017

Masjid Cheng Ho Jember Diresmikan

Jember, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Setelah tiga tahun, pembangunan Masjid Cheng Ho Jember akhirnya rampung. Peresmian selesainya masjid yang terletak di Jl Hayam Wuruk, Kaliwates tersebut dilakukan oleh Bupati Jember, MZA Djalal, Ahad (13/9) lalu.

Dalam sambutannya, Djalal mengucapkan terimakasih kepada penggagas dan pendiri Masjid Cheng Ho, khususnya Yayasan Haji Muhammad Cheng Ho Indonesia dan PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia). 

Masjid Cheng Ho Jember Diresmikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Masjid Cheng Ho Jember Diresmikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Masjid Cheng Ho Jember Diresmikan

"Saya sangat berterima kasih kepada bapak-bapak yang telah bersusah payah mendirikan masjid ini, semoga bermanfaat," ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Djalal berharap agar takmir masjid dan segenap masyarakat sekitar dapat memakmurkan masjid tersebut. Selain sebagai tempat sholat, katanya, masjid tersebut bisa difungsikan sebagai pusat kegiatan Islam lainnya yang berhubungn dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat.  "Masjid ini bisa menjadi destinasi (tujuan) wisata religi, dan ekonomi di sekitar masjid juga ikut menggeliat seperti perekonomian di sekitar masjid Walisongo," ucapnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, salah seorang panitia pembangunan masjid, H Muhamamad Law Song Tjai berharap agar para kiai dapat membimbing dan membantu memakmurkan masjid  tersebut. Sebab, masjid tersebut bukan milik kelompok tertentu, tapi milik semua umat Islam. "Kami sangat berharap, terutama kepada para kiai  agar masjid ini bisa hidup," katanya saat memberikan sambutan.

Masjid Cheng Ho Jember adalah masjid  Cheng Ho ke-8 di Indonesia. Seperti masjid Cheng Ho pada umumnya, masjid Cheng Ho Jember juga mempunyai ciri khas tersendiri. Luas bangunan induknya cuma 350 meter persegi. Disamping kirinya berdiri menara yang cukup besar dengan luas 350 meter persegi. Menara ini mempunyai segi delapan dengan ketinggian lima lantai yang berbentuk kelenteng serta didominasi warna merah.

Tanah kompleks masjid tersebut merupakan hibah dari Pemkab Jember, luasnya mencapai 5000 meter persegi. Menurut Song Tjai, di sekitar masjid tersebut kelak akan dibangun Taman Kanak-kanak, lapangan olahraga, kantin, dan fasilitas lainnya.

Setelah Bupati Djalal menggunting pita dan menandatangani prasasti sebagai tanda peresmian, sang bupati dan segenap undangan memasuki masjid untuk melakukan shalat Dzuhur berjamaah yang juga menjadi penutup rangkaian acara. (Aryudi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 22 Desember 2017

Wajah Pesantren, Wajah Indonesia

Oleh Aswab Mahasin

Judul tulisan ini mengambil dari tema ‘Hari Santri’ 2017 yang digagas Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag)—menarik untuk digali lebih dalam. Tidak lain, tema tersebut ingin menggambarkan bahwa pesantren identik dengan Indonesia, baik secara kultur, pendidikan, nilai yang dibangun, dan jiwa para santrinya.

Wajah Pesantren, Wajah Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Wajah Pesantren, Wajah Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Wajah Pesantren, Wajah Indonesia

Bagi saya ada sesuatu yang menggelitik dari tema itu, yakni penggunaan kata “wajah”—di sini Kemenag memakai dua kata “wajah”; wajah pesantren dan wajah Indonesia. Secara langsung atau tidak, Kemenag ingin memunculkan pesan, ada dua wajah yang identik sama/kembar antara pesantren dan Indonesia.

 

Bisa juga dua kata “wajah” ini saling berkaitan. Maksudnya, berbicara wajah Indonesia tidak bisa lepas dari wajah pesantren, begitupun sebaliknya, berbicara wajah pesantren tidak bisa lepas dari wajah Indonesia. Artinya, dua wajah ini berhadapan melebur menjadi satu kesatuan, melahirkan tatanan lain dalam irama keindonesiaan, khususnya altar keislaman. Wajah keislaman Indonesia dibentuk oleh transmisi nilai yang dilakukan para santri tradisionalis, reformis, maupun modernis. Sehingga melahirkan tatanan nilai, norma, dan kebiasaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

 

Lebih jelasnya begini, dalam perkembangan sejarahnya Indonesia selalu berganti wajah, dari mulai wajah pra-sejarah, wajah hinduisme-budhisme, sampai pada wajah kerajaan Islam, dan dakwah para Wali. Masa-masa ‘wajah’ tersebut melahirkan standar nilai yang tidak sama dalam kultur Indonesia. Proses ‘produksi wajah’ pun berjalan dalam jenjang waktu yang tidak sebentar. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Puncaknya adalah dakwah para Wali menggeser dominasi wajah sebelumnya, pun dibarengi dengan lahirnya pesantren (terlahir di masa para wali) dan pesantren terlahir kembali di masa penjajahan dengan mengusung misi tambahan, yaitu kemerdekaan. Standar nilai yang digunakan tidak hanya pengislaman, melainkan nilai-nilai perjuangan pula (Perang Jawa, Perang Aceh, Resolusi Jihad, dan masih banyak lainnya). Jadi, tidak ada yang salah jika Kemenag mengatakan “Wajah Pesantren, Wajah Indonesia”, di dalam tubuh para santri ada semangat “merah-putih”.

Perkembangannya, wajah pesantren yang berwajah Indonesia menjadi standar etika kaum santri, setiap santri harus memberikan sumbangsih terhadap bangsanya (Indonesia) dalam bidang apapun (sesuai kemampuannya). Sebaliknya, wajah Indonesia yang berwajah pesantren ini menghasilkan kultur yang damai dan tentram, saling menghormati perbedaan, dan bisa hidup berdampingan. Kenapa demikian? 

Ada “penampakan wajah” antara pesantren dan Indonesia, keduanya saling bermuwajahah. Dalam aktifitas sosial, wajah keduanya bukanlah wajah individual (satu orang), melainkan komunal (banyak orang). Di mana tanggung jawab saling mengisi kebaikan/kemanfaatan, saling memberi, dan saling mengasihi. 

Levinas dalam diskursusnya menuliskan, “Penampakan wajahbukan bagian dari aku, bukan pula diukur dari tolok ukurku. Yang lain itu sama sekali berbeda dari aku. Namun demikian, hubungan dengan yang lain tidak melahirkan kekerasan karena kehadiran yang lain menghadirkan tanggung jawabku terhadapnya. Jadi kehadiran yang lain membuahkan kedamaian dan menumbuhkan struktur positif kehidupan, yaitu etika.”(Haryatmoko, Dominasi Penuh Muslihat: Akar Kekerasan dan Diskriminasi, [Gramedia: Jakarta, 2010]. Hlm. 116)

Wajah pesantren tidak akan berpaling dari wajah Indonesia, pesantren akan terus memberikan gizi kebaikan dan kedamaian terhadap wajah Indonesia. Sekarang ini, wajah Indonesia yang begitu kompleksnya telah ditumbuhi banyak jerawat, nampak kecantikannya mulai pudar, tapi pesantren dan santrinya (sekaligus kiai-nya) tidak akan pernah bosan-bosan untuk membersihkan jerawat-jerawat yang menempel di wajah Indonesia, entah itu jerawat koruptor, jerawat narkoba, jerawat kenakalan remaja, jerawat terorisme, jerawat hoaks, jerawat mengatasnamakan agama (untuk tindakan yang tidak pantas), dan jerawat-jerawat lainnya yang bisa saja mengancam keindahan wajah Indonesia.

  

Wajah Indonesia tidak butuh kosmetik yang hanya bersifat sementara atau kadang memanipulasi kecantikan wajah. Dengan kata lain, Indonesia tidak butuh nasionalisme yang selalu menuntut tumbal. Hukum kita kadang mengajarkan nasionalisme keliru (dengan pasal-pasal karetnya), setiap aktifitas politik (entah itu berupa gerakan massa atau gerakan politik) ketika berbicara keadilan hukum, keadilan sosial, dan keadilan-keadilan lainnya maka mereka menuntut “tumbal”.

‘Malapraktik nasionalisme’ ini membuat wajah Indonesia semakin kehilangan daya tariknya. Wajah Indonesia butuh sentuhan kebaikan yang konsisten/istiqomah. Agar wajah Indonesia tetap terjaga, karena ‘wajah’ adalah representasi dari kondisi yang sedang dialami, baik secara fisik maupun mental, terlihat di wajah—ketika murung, gembira, bahagia, sakit, dan sedih. 

Seharusnya kompleksitas wajah di Indonesia tidak menjadi penghalang bagi “wajah lain”. Kehadiran banyak wajah lain bagian dari realitas yang konkret dan takdir pasti yang tidak bisa dielakkan. Ini harus disadari sebagai tanggung jawab dan sikap simpati/empati terhadap berbagai perbedaan wajah. Bukan malah meniadakan wajah lain. 

Karena Tuhan selalu menciptakan wajah yang berbeda, adapun yang kembar secara fisik belum tentu kembar secara pemikiran. Begitupun dalam agama, agama bisa berbeda pola pikir, berbeda madzhab, dan berbeda pandangan—walaupun keyakinan imannya sama. Namun, bukan berarti harus saling meniadakan, melainkan merawatnya sebagai keniscayaan.

Levinas menggambarkannya lagi dalam filsafat wajahanya, “Wajah sebagai penampakan ‘yang lain’ adalah wujud sempurna yang bukan kekerasan karena ia tidak melukai kebebasanku, melainkan mengundang bertanggung jawab untuk meneguhkan kebebasanku. Dengan demikian, ia merupakan bentuk penerimaan pluralitas. Ia adalah kedamaian. ‘Yang lain’ tidak menjadi penghalang ‘yang lain’. Yang lain akan menjadi penghalang ketika ia merasa benar.” (Haryatmoko, Dominasi Penuh Muslihat: Akar Kekerasan dan Diskriminasi, [Gramedia: Jakarta, 2010]. Hlm. 118)

Karena banyaknya “wajah lain”, Kemenag membuat tema “Wajah Pesantren, Wajah Indonesia”. Berharap wajah pesantren mampu mengimbangi ‘wajah lain’ dalam aktifitas berbangsa dan bernegara. Dengan demikian, wajah pesantren harus selalu menghiasi wajah Indonesia. Inilah waktu yang tepat, Hari Santri 22 Oktober 2017 bisa dijadikan momentum oleh para santri, bermimpi, bercita-cita, dan berjanji untuk selalu mengukir prestasi diberbagai bidang, seperti; olah raga, pendidikan, seni, dan sebagainya dengan membawa nama bangsa Indonesia. Jadi, “Kita bersatu dalam prestasi bukan bercerai dalam emosi.”

Saya tutup dengan sebuah Hadits. Diriwayatkan dari Amar an-Naqid, dari Katsir Ibnu Hisyam, Ja’far Ibnu Burqan, dari Yazid Ibnu al-Asham, dari Abi Hurairah, Rasulullah Saw bersabda, “Allah tidak melihat tubuh dan bentuk rupa kalian; Dia hanya melihat hati dan amal perbuatan kalian.” (HR. Muslim)

Penulis adalah pembaca setia PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Bahtsul Masail, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 18 Desember 2017

Koin NU Sragen Tahun Ini Ditargetkan 5 Miliar

Sragen, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Program “Gerakan Koin NU Nusantara Menuju Mandiri” kini telah mencapai angka Rp 2 miliar. Meski telah mendapatkan dana cukup besar, Pengurus NU Sragen akan terus meningkatkan perolehannya dengan target mencapai Rp 5 miliar.

“Tahun ini, target dapat menembus angka Rp 5 milyar,” kata Ketua LAZISNU Sragen, Suranto, saat dihubungi PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (17/4).

Koin NU Sragen Tahun Ini Ditargetkan 5 Miliar (Sumber Gambar : Nu Online)
Koin NU Sragen Tahun Ini Ditargetkan 5 Miliar (Sumber Gambar : Nu Online)

Koin NU Sragen Tahun Ini Ditargetkan 5 Miliar

Menurutnya, angka tersebut diharapkan dapat tercapai, mengingat potensi warga NU yang tersebar di 20 kecamatan wilayah Kabupaten Sragen.

Dipaparkan Suranto, program ini telah berjalan hampir satu tahun. “Berjalan bertahap dari 20 kecamatan. Paling awal MWCNU Karang Malang, yakni setahun lalu. Kemudian yang terbaru MWCNU Kalijambe baru mengawali,” ungkap dia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk saat ini, lanjut Ranto, pemanfaatan dana baru digunakan untuk menambah jumlah kotak koin, yang kemudian akan dibagikan ke jamaah secara cuma-cuma. “Ada 38.591 kotak koin yang sudah kita bagikan ke warga dan akan terus bertambah,” terangnya.

Sebelumnya program “Gerakan Nasional Koin NU” di wilayah NU Sragen juga telah mendapatkan apresiasi langsung dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Apresiasi Kiai Said disampaikan langsung saat membuka peresmian“Gerakan Nasional Koin NU” di Sragen, belum lama ini (14/4). (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawii)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Makam, RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 13 Desember 2017

KMNU Belanda Sorot Posisi Indonesia di Tengah Konflik Palestina-Israel

Amsterdam, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Belanda merespon konflik Palestina dan Israel yang makin memanas saat ini. Bekerja sama dengan PPI Amsterdam dan ILUNI UI, KMNU Belanda menggelar diskusi publik bertajuk Palestina Merana, Indonesia Harus Bagaimana? di Kampus Vrije Universiteit Amsterdam, Senin (31/7).

Hadir sebagai narasumber aktivis Lakpesdam NU Belanda Hadi Rahmat Purnama (Kandidat Ph.d bidang Transnational Legal Studies, Faculty of Law, Vrije Universiteit Amsterdam) dan Ketua KMNU Belanda Dito Alif Pratama (Kandidat Master bidang Peace, Trauma and Religion, Vrije Universiteit Amsterdam). Forum ini dimoderatori oleh Abdullah Muslich Rizal Maulana (Kandidat Master bidang interreligious studt, Vrije Universiteit Amsterdam).

KMNU Belanda Sorot Posisi Indonesia di Tengah Konflik Palestina-Israel (Sumber Gambar : Nu Online)
KMNU Belanda Sorot Posisi Indonesia di Tengah Konflik Palestina-Israel (Sumber Gambar : Nu Online)

KMNU Belanda Sorot Posisi Indonesia di Tengah Konflik Palestina-Israel

Hadi Purnama yang juga Ketua ILUNI UI menjelaskan pentingnya melihat konflik ini dari dua sudut pandang hukum internasional, pertama peremptorynorms artinya bahwa wilayah mandat mempunyai hak untuk “menentukan nasib sendiri” (self-determination) atau merdeka. Kedua, pelarangan penguasaan wilayah yang dianeksasi melalui perang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menegaskan bahwa berdasarkan “Partition Plan” Majelis Umum PBB tahun 1947, 43% wilayah mandat Palestina adalah klaim sah dari populasi Arab, maka dari itu tambahan 25% klaim wilayah dari Israel atas wilayah Palestina setelah perang kemerdekaan Israel tahun 1948 adalah tidak sah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal ini diperkuat oleh Resolusi 242 dan 338 dari Dewan Keamanan PBB yang mengharuskan Israel untuk mundur sampai garis Armistice 1949 bukan garis yang sesuai dengan “Paritition Plan” 1947. Di sisi lain dalam Perjanjian Oslo 1988 dan 1993, PLO? mengakui batas wilayah Israel yang diperluas.

Oleh karenanya, pemukiman Israel yang saat ini berada di wilayah Palestina dan Jerusalem Timur merupakan pelanggaran atas kesepakatan antara Israel dan PLO. Hal ini diperkuat oleh Putusan Mahkamah Internasional (MI) pada tahun 2004 tentang “Legal consequences of the construction of a wall in the ocuppied Palestian territory.

Ia menegaskan bahwa tindakan Israel dan negara-negara pendukungnya yang menolak resolusi Majelis Umum PBB merupakan pelanggaran hukum internasional yang serius.

Hadi menegaskan, pemerintah Indonesia harus konsisten untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan tidak boleh goyah sedikitpun.

“Yang penting dan harus kita lakukan saat ini adalah konsisten dengan langkah politik yang kita pilih. Kalau saat ini kita mendukung kemerdekaan Palestina dan menolak hubungan diplomatik dengan Israel, langkah ini yang harus terus kita pertahankan, sampai nantinya suasana berubah, yaitu saat konflik Israel-Palestina mereda, Palestina merdeka secara utuh, baru kita pikirkan langkah membangun hubungan diplomasi dengan Israel,” kata Hadi. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU, Ubudiyah, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 09 Desember 2017

Sebar Ideologi Kebencian, Arab Saudi Pecat Ribuan Imam Masjid

Moskow, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel Al-Jubeir, Ahad (9/10), kepada wartawan Rusia di Moskow, mengatakan pihaknya telah memecat beberapa ribu imam masjid karena menyebarkan ekstremisme.

Sebar Ideologi Kebencian, Arab Saudi Pecat Ribuan Imam Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)
Sebar Ideologi Kebencian, Arab Saudi Pecat Ribuan Imam Masjid (Sumber Gambar : Nu Online)

Sebar Ideologi Kebencian, Arab Saudi Pecat Ribuan Imam Masjid

"Kami tak akan membiarkan siapa pun menyebarkan ideologi kebencian, mengeluarkan biaya untuk ideologi semacam itu atau terorisme," katanya sebagiamana dikutip Arab News tanpa menyebut jumlah pasti imam yang dipecat.

Untuk persoalan ekstemisme, ia mengaku pendekatan yang negaranya terapkan sangat ketat, dengan apa yang Al-Jubeir sebut sebagai "memodernisasi sistem pendidikan guna menghindari kemungkinan salah tafsir terhadap teks agama".

Al-Jubeir mengatakan, Riyadh akan bekerja sama dengan Moskow dalam perang melawan terorisme. Menurutnya, banyak militan dari kedua negara tersebut yang menjadi pengikuti dan bergerak bersama ISIS.

"Mereka menimbulkan ancaman bagi negara kita dan negara-negara lain dari mana saja. Jadi kita punya kepentingan yang kuat dalam hal kerja sama," paparnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menteri luar negeri tersebut juga menuduh Qatar membiayai terorisme dalam rang mencampuri urusan dalam negeri negara lain.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kami yakin bahwa ada beberapa prinsip yang harus dipatuhi oleh semua negara: Katakan tidak pada terorisme, pendanaan terorisme, ekstremisme dan propaganda kebencian, dan upaya untuk mengganggu urusan dalam negeri di negara-negara lain," katanya. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Doa PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 03 Desember 2017

Disayangkan, Perjuangan NU Banyak Tak Tercatat Sejarah

Kudus, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rais Syuriah PCNU Kudus KH Ulil Albab Arwani mengingatkan, peran Nahdlatul Ulama sangat besar dalam memperjuangkan kemerdekaan Negara Republik Indonesia (NKRI). Namun, perjuangan NU ini banyak yang tidak tercatat dalam sejarah bangsa.

"Ini sesuatu yang disayangkan, peran NU memperjuangkan kemerdekaan tidak banyak yang ditulis sejarah," ujarnya dalam acara tasyakuran harlah ke-92 NU di aula Kantor NU, Jalan Pramuka 20, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (7/5) malam.

Disayangkan, Perjuangan NU Banyak Tak Tercatat Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Disayangkan, Perjuangan NU Banyak Tak Tercatat Sejarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Disayangkan, Perjuangan NU Banyak Tak Tercatat Sejarah

 

Kiai yang biasa disapa Gus Bab ini mengatakan, ulama NU terlibat aktif dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Pada masa penjajah, tuturnya, NU mengumpulkan seluruh cabang NU di Jawa Timur guna menyikapi kondisi bangsa Indonesia. Akhirnya, 22 Oktober 1945 Rais Akbar NU KH Hasyim Asyari mendeklarasikan resolusi jihad melawan penjajah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

 

"Resolusi jihad adalah bukti nyata NU berperan besar dalam kemerdekaan,"ntandas pengasuh Pesantren Yanbuul Quran Kudus ini.

 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di hadapan ratusan pengurus NU Kudus, Gus Bab juga menjelaskan, lahirnya NU telah menyelamatkan umat dari paham yang menyesatkan dengan ajaran Ahlussunah wal Jamaah (Aswaja).

 

"Aswaja ini mengajarkan apa yang dilaksanakan Nabi dan sahabatnya untuk kita ikuti. Maka mengikuti ulama akan selamat di dunia dan akhirat," terangnya seraya mengutip hadits Nabi tentang umat yang terpecah menjadi 70 golongan.

 

Gus Bab menghimbau supaya waspada terhadap banyak golongan yang mengaku Islam dan merasa paling benar sendiri sehingga berani menuduh kafir sesama umat Islam. Bahkan, golongan ini pun mengaku sebagai bagian dari Aswaja.

"Karenanya, kita mengikuti saja ajaran-ajaran ulama-ulama yang ditetapkan Nahdlatul Ulama," tegasnya. (Qomarul Adib/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 29 November 2017

Masjid Agung Jawa Tengah Bentuk Pusat Kajian Islam Internasional Berbasis Khazanah Lokal

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) terus melakukan inovasi. Jika sebelumnya menjalin kerjasama dengan Cina dengan mendirikan perpustakaan budaya Islam-Cina, kali ini Dewan Pengelola Pelaksana (DPP) MAJT akan membentuk pusat kajian Islam internasional. "Kita akan bentuk pusat kajian Islam internasional yang bercirikan Indonesia dan Jawa," demikian disampaikan Ketua DPP MAJT Noor Achmad saat membuka acara dzikir akbar dan doa bersama sukses Ujian Nasional (UN) 2016 oleh Remaja Islam Masjid Agung Jawa Tengah (RISMA JT) di aula ? MAJT, Jumat ? sore (1/4).

Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (APTINU) itu menjelaskan, wawasan masyarakat Indonesia harus mendunia, tapi juga harus mengedepankan nilai luhur jatidiri bangsa Indonesia. Mengingat MASJT berada di Jawa, maka pusat kajian ini lebih fokus pada seputar Islam dan Jawa.

Masjid Agung Jawa Tengah Bentuk Pusat Kajian Islam Internasional Berbasis Khazanah Lokal (Sumber Gambar : Nu Online)
Masjid Agung Jawa Tengah Bentuk Pusat Kajian Islam Internasional Berbasis Khazanah Lokal (Sumber Gambar : Nu Online)

Masjid Agung Jawa Tengah Bentuk Pusat Kajian Islam Internasional Berbasis Khazanah Lokal

"Kita kaya akan budaya luhur Bangsa Indonesia dan Jawa, Dari pusat kajian Islam inilah, secara tidak langsung kita turut melestarikan sekaligus mempromosikan khazahnah kekayaan budaya kita," tegas Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang ini.

Pria yang juga Anggota Komisi X DPR RI itu juga menyampaikan, pihaknya akan terus menfasilitasi dan siap menjalin kerjasama dengan berbagai lembaga atau pihak untuk melakukan atau mengembangkan kajian-kajian keagamaan. "Hari ini, kita bersama dengan para alumni Universitas Al Azhar Mesir Indonesia menggelar seminar kajian keislaman," imbuhnya.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, meminta para pelajar untuk berbuat jujur dalam menghadapi UN. Apa artinya nilai baik, namun ditempuh dengan cara-cara yang curang. Seperti menyontek, ngepek, nyogok (menyuap) guru atau membeli kunci jawaban. "Saya mengajak anda semua untuk berlaku jujur dalam UN. Belajar saja tidak cukup, berdoa saja juga tidak cukup. Belajar dan berdoa harus berjalan beriringan. Disinilah pentingnya dzikir dan doa bersama," ucapnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ganjar berharap siswa yang ikut dzikir akbar ini bisa lulus dengan nilai yang memuaskan. "Semoga di Jateng tingkat kelulusanya tinggi, namun dengan integritas tinggi pula," imbuhnya.

Ustadz Khamami yang ? bertugas memimpin muhasabah, meminta kepada siswa untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah. Ia juga ? mengajak mengingat segala kesalahan atau dosa yang pernah diperbuat, baik kepada Allah, kepada orang tua dan sesama. "Jangan lupa mohon maaf kepada kedua orang tua dan minta ridha-Nya. Ikhtiar, usaha lahir batin, lalu Tawakkal (berserah diri) kepada Allah," ucap Pengasuh Pondok Pesantren Multazam Semarang dengan berkaca-kaca.

Salah satu peserta dzikir, Rifki Adi, siswa kelas IX SMP Mardisiswa 2 Semarang yang datang bersama temanya itu berharap bisa lulus dengan nilai memuaskan. ? Di sepanjang doanya ia tak henti-hentinya mengucurkan air mata. "Saya menangis teringat kepada kedua orang tua yang telah tiada. Bapak saya meninggal di tahun 2001 dan Ibu saya meninggal di tahun 2003. Saya mau bersimpuh minta maaf sekaligus minta doa restu, namun sudah tidak bisa," kata Adi seraya sambil mengusap air matanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Secara terpisah, Ketua RISMA JT Anies Muchabak menjelaskan acara dzikir dan doa bersama merupakan acara rutin tahunan yang di gelar jelang UN. "Kita sudah menggelar selama 7 kali. Dan tahun ini merupakan yang ke-8," jelas pria yang juga aktivis IPNU Kabupaten Demak Jateng ini. (Ahsan Fauzi/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 28 November 2017

Pengurus PP Fatayat NU Dilantik

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Setelah penyusunan jajaran pengurus PP Fatayat NU selesai dibentuk, pada Sabtu, 6 Agustus 2010, mereka dilantik sekaligus melaksanakan rapat kerja untuk selanjutnya dilakukan aksi nyata.



Pengurus PP Fatayat NU Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengurus PP Fatayat NU Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengurus PP Fatayat NU Dilantik

Berikut susunan pengurus PP Fatayat NU periode 2010-2015:

Ketua Umum: Dra Ida Fauziyah

Ketua I: Dra Muzaiyanah Zein

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua II: Dra Neng Dara Afiah MSi

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua III: Dra Rustini Murtadho

Ketua IV: Dra Yana Lathifah Msos

Ketua V: Anggia Ermarini SPd

Ketua VI: Dr Umi Khusnul Khotimah

Ketua VII: Dr Nur Rofiah

Sekretaris Umum: Dra Siti Masrifah MA

Sekretaris I: Nur Afifah SAg

Sekretaris II: Ratu Dian Hatifah SAg

Sekretaris III: Siti Mukarromah SAg

Bendahara Umum: Rahayu Sri Rahmawati SAg

Bendahara I: Hj Santi Anisah SAg

Bendhara II: Maria Apfiati ST

Bersama-sama dengan seluruh jajaran kepengurusan lembaga dibawah Fatayat NU, mereka dilantik oleh Ketua PBNU Slamet Effendy Yusuf. Hadir pula dalam acara tersebut Menakertrans Muhaimin Iskandar.

Ketua Umum PP Fatayat NU Ida Fauziyah menjelaskan jumlah total kepengurusan mulai dari penasehat sampai anggota lembaga seluruhnya mencapai 99 orang. "Itu pun masih banyak orang yang ingin mengabdi," katanya. (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh, Pertandingan, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah