Tampilkan postingan dengan label AlaSantri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label AlaSantri. Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 Februari 2018

Rais Syuriyah PCNU Pringsewu Ingatkan Tata Niat Mengurus NU

Pringsewu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Pringsewu KH Ridwan Syuaib mengingatkan seluruh pengurus NU khususnya di Kabupaten Pringsewu untuk menata niat dalam berkhidmah di Jamiyyah Nahdlatul Ulama. Menurutnya, niatan yang harus ditanamkan di dalam hati adalah li ilai kalimatillah melalui akidah Ahlussunnah wal Jamaah.

Hal tersebut disampaikannya didepan seluruh Pengurus PC, Banom, Lembaga, MWC dan Ranting NU yang hadir di Aula Gedung NU Pringsewu saat Launching Kegiatan Pra Harlah Ke-93 NU, Ahad (21/2/2016).

Rais Syuriyah PCNU Pringsewu Ingatkan Tata Niat Mengurus NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais Syuriyah PCNU Pringsewu Ingatkan Tata Niat Mengurus NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais Syuriyah PCNU Pringsewu Ingatkan Tata Niat Mengurus NU

Kiai Ridwan mengingatkan pula kepada pengurus untuk melandasi perjuangan membina dan menjaga aqidah ummat khususnya warga NU dengan lillahi taala. "Mari kita bina akidah warga kita yang sekarang ini sudah mulai dipengaruhi oleh aliran atau aqidah baru yang pelan pelan mengikis kualitas dan kuantitas warga NU," kata kiai kharismatik ini.

Ia mengingatkan agar pengurus lebih peduli dengan akidah warga agar akidah yang selama ini dipegang warga tidak berubah. "Jangan kita kecolongan warga kita. Bimbing mereka untuk senantiasa Istiqomah mengamalkan akidah yang benar ini," tegasnya.

Lebih lanjut, Kiai Ridwan juga mengingatkan agar perjuangan di organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yaitu Jamiyyah NU tidak didasari keuntungan dunia atau mencari materi. Jika keuntungan dunia, materi ataupun jabatan dunia yang menjadi orientasi masuk dan mengurus NU maka menurutnya keberkahan dalam hidup dan berjuang tidak akan di dapatkannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sambil mengutip pesan Hadratussyekh KH Hasyim Asyari agar mengurus NU dengan benar, Kiai Ridwan mengatakan bahwa pesan tersebut dapat menjadi motivasi pengurus untuk ikhlas berkhidmah bagi umat. 

"Ingat selalu pesan Kiai Hasyim, siapa yang mengurus NU, saya anggap santriku, siapa yang menjadi santriku saya doakan khusnul khotimah beserta keluarganya," kutipnya. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 18 Februari 2018

GP Ansor Jabar: Kemiskinan Sudah Nyata, Harus Diperangi!

Subang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat Deni Ahmad Haidar mengatakan, sudah saatnya kader GP Ansor bangkit dari segala keterpurukan.

"Ketika hari ini orang lain menilai bahwa kemiskinan itu sebuah isu, saya tegaskan bahwa kemiskinan itu sudah nyata," ujar Deni saat memberikan sambutan dalam acara Pelantikan Pengurus Pimpinan Cabang GP Ansor Subang di Pondok Pesantren Al-Istiqamah, Kebondanas, Pusakajaya, Subang, Selasa (29/11).

GP Ansor Jabar: Kemiskinan Sudah Nyata, Harus Diperangi! (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Jabar: Kemiskinan Sudah Nyata, Harus Diperangi! (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Jabar: Kemiskinan Sudah Nyata, Harus Diperangi!

Dikatakan, sebagai organisasi kaderisasi, GP Ansor harusnya tampil untuk memberikan pembinaan dan pemberdayaan bagi para anggotanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Salah satunya dengan penguatan kapasitas dan revitalisasi pemberdayaan kader. Jika itu dijalankan, niscaya GP Ansor menjelma sebagai organisasi yang besar," katanya.

Dengan penguatan kapasitas tersebut, lanjut Deni, hendaknya bisa memanfaatkan potensi dan peluang yang ada sehingga kader Ansor tidak kesulitan lagi dalam mengembangkan kreativitasnya itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Terlebih, kader-kader Ansor sebetulnya memiliki skill individu yang bisa dikembangkan menjadi sebuah hasil karya yang baik. Tentu didorong dengan semangat yang tinggi," pungkasnya. (Ade Mahmudin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, AlaSantri, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 17 Februari 2018

Menag Hadiri Silaturahim Warga NU Sedunia di Makkah

Makkah, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?



Menteri Agama Lukman Hakim saifuddin bersama ribuan jemaah haji Indonesia menghadiri Silaturahim NU Sedunia di Mahbas Jin, Makkah. Silaturahim ini digelar oleh Pengurus Cabang Istimewa NU Arab Saudi.

Tampak hadir dalam silaturahim ini, KH Maemoen Zubair, KH Shalahuddin Wakhid, KH Agoes Ali Masyhuri, sejumlah Pengurus PBNU. Di hadapan ribuan warga Nahdliyyin yang hadir, Menag menegaskan kembali tentang komitmen dan kontribusi NU terhadap eksistensi NKRI.?

Menag Hadiri Silaturahim Warga NU Sedunia di Makkah (Sumber Gambar : Nu Online)
Menag Hadiri Silaturahim Warga NU Sedunia di Makkah (Sumber Gambar : Nu Online)

Menag Hadiri Silaturahim Warga NU Sedunia di Makkah

“NU sebagai jamiyah diniyyah islamiyyah dikenal paling besar komitmennya terhadap eksistensi NKRI karena ajaran yang dianutnya selama ini,” ujar Menag, Selasa (29/08) sebagaimana dilaporkan Kemenag.go.id.

Di tengah kompetisi yang semakin ketat, Menag menilai ajaran pendahulu NU sangat relevan sebagai pondasi dalam membangun peradaban bangsa dan dunia.?

“Nilai yang selama ini diajarkan pendahulu kita semakin relevan. Ajaran tasammuh, tawasuth, tawazun, dan i’tidal semakin dibutuhkan,” jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sehubungan itu, Menag mengajak warga NU untuk terus aktif menebarkan Islam dengan kearifan. Menurutnya, dalam menebarkan nilai-nilai NU, Nahdliyyin jangan ikut tergoda melakukan tindakan yang justru bertolak belakang dengan nilai itu sendiri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Menyebarkan ajaran Islam Nusantara tidak perlu dengan cara menyalah-nyalahkan paham atau ajaran lain yang berbeda dengan kita. Tebarkan ajaran itu sesuai nilai NU itu sendiri,” tandasnya.

Menag menyambut baik agenda tahunan yang diselenggarakan PCI NU Arab Saudi. Menurutnya, kegiatan ini positif. Selain karena temanya relevan dengan perkembangan zaman, yaitu meneguhkan NKRI, pertemuan ini memberi peluang warga NU untuk bersilaturahim dan mendengarkan tausiah dari para ulama. ?

“Alhamdulillah tadi dihadiri KH Maemoen Zubair, KH Shalahuddin Wakhid, KH Agoes Ali Masyhuri dan banyak tokoh ulama selain dari PBNU dan dari berbagai kalangan,” tuturnya. “Ini sesuatu yang penting agar di tengah musim haji, warga NU bisa berkumpul dan bersilaturahim sambil mendoakan bangsa Indonesia senantiasa terjaga keutuhannya sebagai bangsa di tengah kemajemukan,” tandasnya.

Usai pembukaan, acara dilanjutkan dengan diskusi panel. Tampil sebagai narasumber, antara lain: Yahya Cholil Tsaquf dan Rumadi Ahmad. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 10 Februari 2018

ISIS Gunakan Media Sosial untuk Sebarkan Pahamnya

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Pengamat ISIS dari Universitas Vienna, Dr Nico Prucha, mengatakan, ISIS menggunakan media sosial sebagai strategi komunikasi untuk merekrut dan menyebarkan pahamnya.

"Mereka merekrut anggota baru dari video dan jaringan media sosial yang mereka sebarluaskan," kata ? Prucha, pada International Summit of the Moderate Islamic Leaders (Isomil), di Balai Sidang Senayan, Jakarta, Selasa.

ISIS Gunakan Media Sosial untuk Sebarkan Pahamnya (Sumber Gambar : Nu Online)
ISIS Gunakan Media Sosial untuk Sebarkan Pahamnya (Sumber Gambar : Nu Online)

ISIS Gunakan Media Sosial untuk Sebarkan Pahamnya

Oleh sebab itu, paham ISIS gampang tersebar karena sebagian besar penyebaran pemahaman mereka menggunakan pendekatan berbasis sosial.

Hal ini juga berdampak pada wajah Islam di mata dunia yang mengaggap ISIS adalah Islam sebenarnya.

Dia mengatakan ISIS mengunggah dua video dalam sehari, menggunakan bahasa Arab dan kemudian diterjemahkan dalam bahasa lainnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Jadi sebanyak 95 persen menggunakan bahasa Arab dan sebanyak lima persen menggunakan bahasa lain, seperti Jerman, Belanda, Inggris," kata Nico.

Dia mengatakan ISIS mempunyai simpatisan atau anggota di berbagai negara Eropa yang masuk sebagai imigran.

Kejadian ini berdampak pada penolakan negara-negara Eropa atas imigran Muslim di negaranya.

Dia mengatakan ISIS mengklaim dirinya sebagai Islam yang paling benar sesuai Al-Qur’an dan sunnah Rasul, mereka juga menolak Islam yang berbeda dari paham mereka.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Seperti mereka menolak Islam yang ada di Indonesia, mereka menganggap Islam Nusantara salah karena menjunjung toleransi kepada umat beragama," kata dia.

Selain itu, ISIS juga menguasai tanah seperti di Suriah dan di Irak. Prucha mengatakan gerakan ISIS ini berbahaya karena menggunakan pendekatan kekerasan dan perang. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 08 Februari 2018

Ketua PWNU Pimpin Kanwil Depag Sumsel

Palembang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Drs H Mal’an Abdullah resmi menjadi Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Departemen Agama Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel). Pria yang juga menjabat Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumsel itu dilantik oleh Gubernur Sumsel Ir Syahrial Oesman MM, di Aula Bina Praja Provinsi Sumsel, pada Rabu (7/3) lalu.

Kepada kontributor PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Palembang Hamzah Jajak, Mal’an mengatakan, dalam periode kepemimpinannya, ia berjanji akan untuk menjalankan amanat dengan sebaik-baiknya, termasuk dalam upaya pemberantasan korupsi di tubuh lembaga yang dipimpinnya saat ini.

Ketua PWNU Pimpin Kanwil Depag Sumsel (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua PWNU Pimpin Kanwil Depag Sumsel (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua PWNU Pimpin Kanwil Depag Sumsel

Pernyataan itu disampaikan Mal’an pada acara pisah sambut dan serah terima jabatan dari Kakanwil sebelumnya yang digelar di Gedung PSSB Madrasah Aliyah 3 Palembang.

Korupsi, menurut Mal’an, adalah permasalahan yang mengakar yang sangat sulit untuk diberantas. Namun demikian, ia yakin penyakit masyarakat tersebut dapat teratasi jika mengamalkan yang dimiliki Depag, yakni ikhlas beramal.

“Dengan ikhlas beramal kita akan bisa memperbaiki moral bangsa ini sedikit-demi sedikit,” tutur mantan Dekan Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri Raden Fatah, Palembang itu. (hmz/rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, AlaSantri, Internasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 16 Januari 2018

Mendagri Minta Maaf Terkait Kemacetan di Brebes

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, atas nama pemerintah, dirinya meminta maaf terkait layanan mudik pada 2016 ini, terutama terjadinya musibah kemacetan panjang di Brebes yang merenggut korban jiwa.

"Terjadinya musibah sebagian warga masyarakat pada saat kemacetan di Pantura daerah Kabupaten Brebes, Saya Mendagri atas nama pemerintah juga menyampaikan permohonan maaf," katanya seperti diinformasikan oleh Puspen Kemendagri yang diunggah dalam laman kementerian tersebut, Sabtu.

Mendagri Minta Maaf Terkait Kemacetan di Brebes (Sumber Gambar : Nu Online)
Mendagri Minta Maaf Terkait Kemacetan di Brebes (Sumber Gambar : Nu Online)

Mendagri Minta Maaf Terkait Kemacetan di Brebes

Seperti diberitakan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Brebes telah merilis 17 orang yang meninggal dunia saat mudik lebaran 2016 mulai dari 29 Juni - 5 Juli 2016.

Penyebab meninggalnya dalam musibah mudik tersebut beragam, diantaranya selain karena kecelakaan lalu lintas, juga karena terlalu banyak menghirup apnoe causa CO2 toksic dari pendingin udara kendaraan akibat kemacetan yang panjang dan kelelahan.

Ia mengatakan, selama ini pemerintah telah berupaya maksimal untuk memberikan pelayanan ke masyarakat saat mudik. Mulai dari mempercepat proses pembayaran jalan tol hingga perbaikan jalan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk itu, menurut dia, kejadian tersebut akan menjadi evaluasi pemerintah, khususnya Kementerian Dalam Negeri. "Adanya musibah, kekurangnyamanan dalam perjalanan menjadi evaluasi kami, pemerintah khususnya Kemendagri, sekali lagi sebagai Mendagri saya mohon maaf," kata Tjahjo.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tjahjo menjelaskan, Kemendagri sebelumnnya juga telah mengirimkan radiogram ke sejumlah kepala daerah wilayah Pantura, dimana menjadi perlintasan arus mudik dan balik lebaran.

Para kepala daerah tersebut antara lain Bupati Pemalang, Bupati Tegal, Wali Kota Tegal, Bupati Brebes, dan Bupati Cirebon. Dan khususnya adalah di Kabupaten Brebes.

Dalam radiogram tersebut, Mendagri meminta perbantuan siaga 24 jam untuk Satpol PP, aparat kecamatan, aparat desa dan dinas terkait di sepanjang Jalan Pantura dan puskesmas.

Mereka harus siap membantu kelancaran masyarakat arus balik ke arah Barat dan Timur melalui tol dan Pantura. Mendagri menekankan kepala daerah segera berkoordinasi untuk melakukan kesiapan tersebut. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kisah Guru MI Melawan Ketidakadilan Birokrasi (1)

Guru Madrasah Ibtidaiyah Thoriqotul Islamiyah Desa Luwang, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati ini tergolong pemberani. Pasalnya, ketika terjadi ketidakadilan menimpa salah satu anak didiknya, ia tanpa ragu mendobrak birokrasi. Dengan  percaya diri, guru muda ini menghadapi pejabat yang melakukan diskriminasi.

Siapa gerangan guru muda pemberani itu? Dialah Ratih Agnityas Wulandari, guru yang selama 12 tahun telah jatuh bangun dalam mendidik anak bangsa. Perempuan kelahiran Pati, 5 Agustus 1983 ini mengajar di MI tersebut sejak 2004 hingga kini. Bagaimana kisah ibu guru yang menginspirasi ini melawan tindak diskriminasi?

Ratih, sapaan akrabnya, memulai kisahnya melawan ketidakadilan sejak tahun 2013. Ketika itu, ia memiliki anak didik yang hobi berolahraga. Saking rajinnya berlatih, siswi ini sejak usia dini berprestasi di cabang bulutangkis tunggal putri. Beberapa kali ia menggondol piala juara pertama. Dialah, Faza Mantasya.

Kisah Guru MI Melawan Ketidakadilan Birokrasi (1) (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Guru MI Melawan Ketidakadilan Birokrasi (1) (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Guru MI Melawan Ketidakadilan Birokrasi (1)

“Saat itu, siswi kami yang hobi main badminton ini ingin ikut serta di ajang POPDA dan O2SN. Lalu, saya cari tau untuk bisa daftar lomba tersebut. Ketika kami mau mendaftar, kami ditolak panitia,” ujar Ratih saat dihubungi PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah pekan ini.

Alasannya, lanjut Ratih, siswa MI tidak bisa ikut lomba lantaran tidak tertera dalam petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah, dalam hal ini Dinas Pemuda dan Olahraga. “Kami pun diam,” ujarnya pilu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Setahun kemudian, tepatnya pada 2014, Ratih mendaftarkan kembali anak didiknya tersebut. Rupanya, aral masih saja melintangi langkahnya. Pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan (UPT Disdik) Kecamatan Tayu mengatakan, jika ingin ikut POPDA harus membayar iuran terlebih dahulu.

“Kami pun bayar kepada Ketua K3S Kecamatan Tayu sebesar 550.000 rupiah. Lagi-lagi kami kaget. Sebab, begitu sampai di ruang seleksi, kami tidak diperbolehkan ikut lomba. Mereka bilang, MI belum iuran. Lalu kami tunjukkan kuitansi. Mereka berkilah lagi, ini khusus SD katanya,” ungkap Ratih.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia bersama timnya pun pulang dengan tangan hampa. Tahun ketiga, tepatnya pada Mei 2015, Ratih kembali mendaftar pada seleksi O2SN. Meski ditolak panitia, tetapi Kepala UPT Disdik Kecamatan Tayu, Diyono, memberi kesempatan kepadanya untuk mendaftar.

Lalu, pada Oktober 2015, panitia POPDA Kecamatan Tayu mengadakan seleksi POPDA tingkat kecamatan. “Kami pun mendaftar kembali dengan membawa uang iuran. Tapi ditolak. Kali ini dengan alasan harus bayar 12.000 rupiah kali jumlah siswa kali seluruh MI se-kecamatan,” paparnya.

Jika MI-nya saja yang membayar, kata Ratih, maka tidak boleh. Harus se-kecamatan. “Tentu, itu membebani kami dan sulit dipenuhi. Akhirnya gagal lagi. Tapi saya nggak putus asa. Saya lobby terus. Saya memohon kepada ketua panitia lomba, tapi saya tetap ditolak,” ujarnya tegar. (Musthofa Asrori/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 14 Januari 2018

Rais Syuriyah NU DIY: ISNU Harus Pertahankan Idealisme

Yogyakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rais Syuriyah PWNU Yogyakarta (DIY) KH Azhari Abta berharap Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) sebagai organisasi intelektual kampus tetap mampu mempertahankan idealisme. “ISNU harus tetap pada idealisme. Jangan mau digiring ke sana ke mari,” tuturnya.

Rais Syuriyah NU DIY: ISNU Harus Pertahankan Idealisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais Syuriyah NU DIY: ISNU Harus Pertahankan Idealisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais Syuriyah NU DIY: ISNU Harus Pertahankan Idealisme

Demikian disampaikan Kiai Azhari Abta pada acara pelantikan PW ISNU DIY Ahad malam (30/6) lalu di gedung Wanitatama.

Banyaknya oknum yang mencoba memanfaatkan massa NU yang banyak, juga menjadi keresahan salah satu pengasuh Pesantren Krapyak ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal ini tampak dalam imbauannya kepada pengurus ISNU dan intelektual NU secara umum agar mereka tidak memanfaatkan jumlah massa NU yang mayoritas di Indonesia ini demi kepentingan pribadi, lebih-lebih dalam ranah politik. Justru yang perlu dilakukan, menurutnya, adalah sebaliknya. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita akan memberi kepada massa, bukan memanfaatkan massa. Kita berbakti kepada massa. Kita memberi kepada massa, bukan meminta-minta pada mereka,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, pihaknya juga menghimbau agar ISNU tidak seperti mayoritas organisasi yang ada. “Karena ini organisasi orang pintar, cerdas, maka jangan seperti mayoritas kita.”

Di akhir sambutannya, pihaknya berharap agar NU menjadi organisasi yang professional serta solid. “Saya berharap NU akan menjadi organisasi yang baik, yang solid. Bukan hanya organisasi yang bisa tahlilan saja,” imbuhnya.

Redaktur? ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Nur Hasanatul Hafshaniayah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Kyai, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 13 Januari 2018

Waktu itu, di "Pulau Banser"

Wonosobo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Seperti judul sebuah film atau novel, yang menarik untuk ditelusuri dan diikuti. Berawal dari latihan gabungan Banser Garung, Kaliwiro, wadaslintang dan Kalibawang yang berisi materi pemantapan ke-Ansor-an dan ke-Banser-an serta Aswaja di alam terbuka ditambah dengan simulasi rescue.

Waktu itu, di Pulau Banser (Sumber Gambar : Nu Online)
Waktu itu, di Pulau Banser (Sumber Gambar : Nu Online)

Waktu itu, di "Pulau Banser"

Kegiatan yang dilaksanakan di Desa Sumber sari Kecamatan Wadaslintang ini diikuti 70 peserta, dan ber-home base di balai desa setempat, yang disambut antusias warga setempat. Pada Sabtu 30 Maret peserta dibekali materi oleh Kasatkorcab M. Kurniyanto, Kasetma, jajaran PAC dan lain-lain juga dari Instruktur Rescue.

Di malam harinya kegiatan diisi dengan pemantapan materi Aswaja yang dihadiri seluruh Ranting dan Satkorpok yang ada di Wadaslintang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Banser harus multi fungsi, dan berparadigma Positif, sehingga bisa ditempatkan dimana saja dan dalam situasi apapun, terlebih dalam hal memberikan bantuan dan pertolongan di masyarakat," papar M. Kurniyanto. “Jangan mudah terpecah-belah dan gampang dikotak-kotakkan,” lanjutnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dibutuhkan kemampuan yang lebih, sehingga Banser bisa berdaya guna di masyarakat. "One For All, All For One," papar Kasetma.

"Bahwa Banser harus menjiwai bahwa kita hidup di lingkungan yang majemuk sehingga sikap pluralisme harus dikembangkan terlebih terhadap siapa yang membutuhkan bantuan. Kita ini harus sering terjun dimasyarakat, berbaur dan diharapkan bisa membantu permasalahan yang dihadapi," tambahnya.

Paginya diadakan simulasi, dengan dibantu oleh 3 buah perahu motor nelayan. Dengan 5 orang wisatawan mengalami kerusakan perahu dan tenggelam, sehingga membutuhkan bantuan untuk penyelamatan. Setelah waktu berlalu dan berhasil menyelamatkan ke 5 korban, diadakan penanaman Pohon Alpokat Mentega, yang diserahkan secara simbolis oleh jajaran Satkorcab x23 kepada kepala desa setempat, di Sebuah pulau di tengah waduk seluas 3,6 Ha. Pohon Alpokat ini diharapkan menjadi Ikon Pariwisata Waduk Wadaslintang.

Mewakili masyarakat setempat, Kepala Desa Sumbersari menginginkan pulau itu dinamai "Pulau Banser". Katanya, kepedulian dari sahabat Ansor dan Banser, untuk mengembangkan Masyarakat desa Sumbersari, yang diharapkan ke depan bisa berdampak bagi masyarakat khususnya Wadaslintang, dan pariwisata Wonosobo.

“Nantinya diharapkan juga akan dikembangkan kelinci yang akan di biarkan lepas di alam liar, sehingga kealamian dan keasrian Pulau Banser bisa menarik minat masyarakat," katanya.

“Kami harap sahabat Ansor dan Banser ikut menjaga dan merawat bersama masyarakat, sehingga Pulau ini bisa dinikmati bukan hanya sekarang tapi juga yang akan datang. Hidup Ansor, hidup Banser!" tambah Perwakilan dari Kecamatan.

M. Hanif Nurhidayat mengatakan, yang dilakukan baru permulaan. “Langkah awal kita akan membuat, papan nama “Pulau Banser" dipasang di pintu masuk. Selanjutnya kita akan mencari bibit kelinci yang akan dilepaskan di alam liar. Mari sahabat kita satukan langkah, persepsi dan barisan untuk Ansor/Banser yang lebih maju," katanya.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Herry Bh (Kasetma Banser X23 Wonosobo)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 12 Januari 2018

NU, Desa, dan Problem Industrialisasi

Oleh Achmad Faiz MN Abdalla

Bicara pembangunan desa, setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan, yakni government, movement, dan culture (Marwan Jafar, Jawa Pos, 17 Februari 2016). Maka, ada pemerintah sebagai pemangku kebijakan, ada gerakan serta partisipasi masyarakatnya, dan ada nilai-nilai budaya serta kearifan lokal yang harus dikedepankan. Ketiganya merupakan perspektif utuh, bukan parsial, agar pembangunan desa tidak timpang.

NU, Desa, dan Problem Industrialisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
NU, Desa, dan Problem Industrialisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

NU, Desa, dan Problem Industrialisasi

Lahirnya UU 6/2014 disebut sebagai paradigma baru pembangunan desa. Desa menjadi isu menarik, terutama dari aspek ekonomi. Tahun ini dana desa naik menjadi Rp 60 triliun. Pada 2015 lalu, berjumlah Rp 21,7 triliun, 2016 naik menjadi Rp 46,9 triliun. Pada 2016, alokasi dana desa dikonsentrasikan pada infrastruktur sarana dan prasarana desa, yakni 81,14 persen. Adapun pemanfaatannya berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) 0,82 persen, pertumbuhan ekonomi naik 0,041 persen, dan penurunan kemiskinan 0,38 persen.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kebijakan itu menunjukkan, perhatian pemerintah dibuktikan selain pada penguatan yuridis-politis, juga pada anggaran. Desa merupakan jantung negara, karena merupakan basis pertanian. Namun ironisnya, pangan yang diproduksi di desa justru menjadi sumber kemiskinan di desa. Maka, kebijakan tersebut diharapkan berdampak penting, terutama pada kesejahteraan masyarakat desa. Tahun ini, diharapkan pemanfaatan dana desa berdampak lebih signifikan pada pertumbuan ekonomi dan pemangkasan kesenjangan.

Namun tak kalah penting, unsur culture juga harus diperhatikan. Seringkali, pembangunan hanya memperhatikan infrastruktur dan ekonomi, namun mengabaikan nilai budaya dan kearifan lokal. Akibatnya, kemungkinan terjadinya pergeseran culture sangat terbuka. Ke depan, desa berpotensi menjadi ujung tombak pembangunan ekonomi nasional. Agar pembangunan desa tetap dalam perspektif utuh, maka nilai budaya dan kearifan lokal harus tetap dijaga.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Desa Banyutengah, Sebuah Studi Kasus



Desa Banyutengah barangkali merupakan potret yang menarik. Desa ini termasuk wilayah administratif Kabupaten Gresik. Seperti umumnya kabupaten atau kota di Jawa Timur, Kabupaten Gresik merupakan basis warga NU. Barangkali apa yang dialami Desa Banyutengah juga jamak dialami oleh basis-basis NU lainnya, terutama yang mengalami proses industrialisasi. Karenanya, penting untuk diperhatikan NU.

Sekitar tahun 1900-an, Banyutengah merupakan desa agraris. Perekonomian masyarakat bertumpu pada pertanian secara turun-temurun. Sebenarnya, desa ini terletak di sekitar pesisir, karena hanya dipisahkan satu desa dengan laut. Namun karakteristik masyarakat pesisir sama sekali tidak nampak di desa ini. Tidak ada warga desa yang berprofesi nelayan. Bilapun ada, merupakan warga pindahan desa sebelah.

Desa ini dibelah oleh Jalan Daendels. Sebelah utara jalan merupakan permukiman warga, sedang selatannya merupakan perbukitan kapur. Sudah lama ada aktivitas penambangan galian C atau batu kapur di perbukitan itu. Tidak jelas asal mulanya. Dulu sekedar produksi batu kapur untuk dinding bangunan. Seiring dengan perkembangan zaman, industri pabrik masuk ke desa itu. Sekitar tahun 2000-an, berdiri beberapa pabrik berskala besar. Pergeseran struktur perekonomian pun terjadi.

Sebelum industri pabrik masuk, penambangan masih bersifat tradisional. Saat itu belum terlalu banyak masyarakat yang menggantungkan penghidupannya di penambangan. Struktur perekonomian dan tradisi pertanian masih dominan. Namun setelah industri pabrik masuk, perlahan, pertanian mulai digusur oleh industri tambang. Bahan galian C pun diproduksi lebih beragam, seperti pupuk dolomite, phospat, dan lainnya.

Perbukitan pun habis, dikeruk dalam skala besar. Bahkan sekarang menjadi lubang besar menyerupai danau. Tidak hanya di satu titik, tapi beberapa titik. Terbayang kan, masalah apa yang akan dihadapi? Tentu masalah ekologis. Belum lagi, limbah pabrik yang setiap hari kurang terkontrol, terutama limbah asap. Tanah-tanah pertanian pun telah banyak dijual mengingat sepanjang pesisir Gresik-Lamongan telah berdiri banyak pabrik besar. Industrialisasi pun tak terlelakkan.

Akibatnya, terjadi pergeseran budaya dari masyarakat agraris ke industri. Tanah pertanian semakin sempit, dijual ke perusahaan. Iming-iming harga jual tinggi, masyarakat secara masif menjual tanahnya tanpa memikirkan dampak ekologis dan sosiologisnya di kemudian hari. Hal itu juga dipengaruhi tidak adanya peran Pemerintah Desa untuk memproteksi wilayahnya melalui perdes rencana tata ruang dan wilayah. Kini, desa mengalami persoalan regenerasi petani, karena warganya menjadi lumbung buruh pabrik.

Beberapa waktu lalu, salah seorang buruh pabrik mengalami kecelakaan kerja. Lukanya sangat parah. Ia mengalami cacat dan telah menjalani masa penyembuhan berbulan-bulan. Apakah perusahaan memenuhi hak-haknya? Masih jauh dapat dikatakan demikian. Jaminan keselamatan dan kesehatan kerja belum terpenuhi dengan baik. Pun hak-hak perburuhan lainnya. Hingga kini, kesadaran akan hal itu relatif rendah. Masyarakat berada sebagai pihak yang lemah, karena minimnya akses pengetahuan dan bantuan hukum.

Dalam struktur perusahaan, buruh merupakan pihak yang rentan terhadap pelanggaran hak. Ia paling berpotensi dikalahkan kepentingannya, sehingga merupakan pihak yang lemah. Sejauh ini, hal itu belum teratasi di Banyutengah. Pemenuhan hak-hak pekerja belum menjadi kesadaran kolektif. Keadaan ini linier dengan kewajiban perusahaan kepada masyarakat. Bila ditelisik lebih, sebenarnya banyak kewajiban perusahaan kepada masyarakat yang diabaikan. Contoh yang paling nyata adalah limbah pabrik.



Pergeseran Nilai Budaya



Pergeseran dari masyarakat agraris ke masyarakat industri, juga berdampak pada pergeseran nilai budaya dan kearifan lokal. Maka seperti yang dijelaskan di atas, nilai budaya serta kearifan lokal harus dikedepankan dalam pembangunan desa, mengingat unsur ini sering diabaikan. Pengalaman telah membuktikan, pergeseran struktur perekonomian umumnya akan diikuti pergeseran nilai-nilai budaya.

Di Banyutengah sendiri, gejala itu telah lama tampak. Semakin hari, semakin terlihat kerenggangan-kerenggangan sosial. Budaya guyub mulai hilang. Dulu, langgar-langgar ramai dipenuhi muda-mudi mengaji. Bila waktu maghrib tiba, masjid dan langgar-langgar bersahutan mengumandangkan adzan. Kini langgar-langgar itu telah sepi, tidak ada yang mengurus. Suara dziba’ dan yasinan yang rutin terdengar setiap malam Jum’at, kini tak serutin dulu. Budaya kerja pabrik telah menggusur tradisi masyarakat.



Persoalan Jamak NU



Apa yang dialami Desa Banyutengah di atas, barangkali sedang atau akan dialami basis NU lainnya, seiring kampanye pembangunan desa ke depan. Terutama desa yang masuk dalam kerangka industrialiasasi, kemungkinan itu sangat terbuka. Bukan berarti NU menolak pembangunan, justru sebaliknya, sangat mendukung. Namun harus diperhatikan, bagaimana pembangunan tersebut tetap dalam perspektif utuh. Maka, keadaan itu harus menjadi perhatian NU, mengingat basis pendukungnya merupakan masyarakat desa.

Persoalan hak-hak masyarakat harus menjadi prioritas. Guru Besar UI, Sulistyowati Irianto, menyebut akses keadilan belum dapat dinikmati semua kalangan, terutama masyarakat miskin dan kelompok lain yang tak diuntungkan. Rendahnya kualitas SDM dan kecilnya akses pengetahuan hukum masyatakat desa, menempatkan mereka sebagai pihak yang lemah ketika berhadapan dengan perusahaan dan pemerintah. Karena itu, harus ada formulasi agar masyarakat desa tercakup dalam akses keadilan.

Menurut Sulistyowati, ada empat pilar untuk memastikan akses keadilan tersebut, yaitu akses hukum-kebijakan pro poor, akses identitas hukum, akses pengetahuan hukum, dan akses bantuan hukum (Kompas, 16 Maret 2017). Kesemua pilar tersebut, tentu relevan untuk menjawab kebutuhan akses keadilan di desa. Misal saja, perlunya sosialiasi sejumlah peraturan hukum yang menjamin hak-hak dasar untuk bisa hidup, bekerja, dan mendapatkan berbagai layanan publik. Literasi hukum akan membekali masyarakat untuk kritis apabila haknya dilanggar.

Selain itu, diperlukan strategi untuk mengantisipasi pergeseran nilai budaya dan kearifan lokal. Desa merupakan model negara dan pemerintahan Indonesia asli. Di desa, nilai-nilai keindonesiaan masih nampak dan dipertahankan. Bila hal itu juga hilang dari desa, maka identitas bangsa semakin kabur. Desa sebagai benteng terakhir, bila akhirnya juga roboh, maka pembangunan yang dilakukan justru menggerogoti budaya itu sendiri. Ini harus menjadi peringatan, sekali lagi, terutama bagi NU.



* Penulis kader IPNU Banyutengah, Gresik



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa, Khutbah, AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 04 Januari 2018

Trio Tebuireng dari Pulau Tidung

Jauh-jauh datang dari Pulau Tidung Kepulauan Seribu, Rasyad muda tak berhasil menemukan batang hidung orang yang dicarinya di Pesantren Modern Gontor Jawa Timur. Dari kampungnya ia sudah bertekad kuat belajar di pesantren yang mewajibkan setiap santri berbahasa Arab-Inggris itu.?

Waktu itu tahun di kalender Masehi tertulis 1957. Datang ke Gontor, ia diantar seorang guru asal Madiun yang mengajar di Pulau Tidung. Rasyad muda beruntung. Tak banyak orang pulau yang berkesempatan mengeyam pendidikan pesantren di Jawa Timur itu. Ayah Rasyad seorang gongsol nelayan yang cukup sukses. Dengan belajar di Gontor, ia berharap bisa mendapat pelajaran agama sekaligus umum selepas lulus dari sekolah dasar.?

Orang yang dicari Rasyad muda adalah Dja’far, pemuda sekampung yang usianya lebih tua beberapa tahun. Empat tahun sebelumnya Dja’far nyantri di Gontor. Rasyad tahu jika Dja’far sudah pindah pesantren dari beberapa santri Gontor yang ia temui. Salah satunya asal Banten. Kata mereka, Dja’far sudah pindah ke Tebuireng, pesantren yang didirikan Hadratusyaikh Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdatul Ulama.?

Trio Tebuireng dari Pulau Tidung (Sumber Gambar : Nu Online)
Trio Tebuireng dari Pulau Tidung (Sumber Gambar : Nu Online)

Trio Tebuireng dari Pulau Tidung

Tinggal selama seminggu di Gontor, Rasyad muda lalu menyusul Dja’far ke Tebuireng. Ia tak sendiri. Beberapa santri asal Banten ikut pindah berangkat ke Tebuireng. “Mereka tak betah,” kata Ustad Haji Abdul Rasyad seperti dituturkan pada saya sore ini melalui telpon.

Di Jombang, dua orang sekampung ini bertemu di Pesantren Seblak, tak jauh dari pesantren Tebuireng. Sekarang ini Seblak diteruskan oleh keturunan Nyai Khoiriyyah, puteri KH Hasyim Asy’ari. Selama empat tahun, bersama ayah saya, Ustad Haji Rasyad nyantri di Seblak dan Tebuireng.?

Di Pesantren ini pula, Djafar dan Ustad Haji Abdul Rasyad muda bertemu dengan Abdul Ghani muda asal Banten. Sebelum di Tebuireng, seperti dituturkan Mawardi, putera kedua Abdul Ghani, ayahnya mondok di Pesantren milik ayah KH Maruf Amin, ketua MUI Pusat.

Saat Rasyad dan Dja’far kembali ke pulau, Ustad Haji Abdul Ghani berniat ikut serta dan hijrah ke Tidung. Di pulau Haji Abdul Rasyad memfasilitasi Ustad Haji Abdul Ghani mengajar di madrasah ibtidaiyah. Kelak trio Tebuireng ini yang mendirikan Madrasah Tsanawiyah Pulau Tidung bersama sejumlah tokoh lain pada 1969.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepala sekolah pertama madrasah tempat saya belajar itu adalah Ustad Haji Abdul Rasyad. Setelah itu digantikan Ustad Haji Abdul Ghani. Kini dua trio sudah “dipanggil” tuhan lebih dulu. Ustad Haji Muhammad Dja’far bin Haji Fathullah tahun 1997, Ustad Haji Abdul Ghani pada 2001. Muhammad Dja’far, Bapak saya. Abdul Ghani, kepala sekolah tsanawiyah saat saya belajar di sana sejak 1992.

Sekarang ini Ustad Haji Abdul Rasyad sehari-hari memimpin Yayasan Nurul Huda yang membawahi pengelolaan Masjid Nurul Huda, masjid utama di Tidung. Puteranya, Jihadi meneruskan kiprah ayahnya sebagai pengajar. Ia guru Sejarah Kebudayaan Islam saat saya belajar di Tsanawiyah ini.?

Puteri tertua Ustad Haji Abdul Ghani, Zakiah, juga demikian. Ia pernah menjadi guru dan kepala sekolah di Tsanawiyah dan sekarang pengawas di Madrasah Aliyah Yayasan PKU di Tidung. Seorang putranya, Ustad Mawardi, pernah memimpin Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama Kepulauan Seribu. Ia mantan pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Ciputat (PMII) saat menjadi mahasiswa di IAIN Ciputat –sekarang UIN. Di organisasi ini pula saya pernah berkiprah. (Alamsyah M Djakfar)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Warta, Nusantara PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 01 Januari 2018

Kajian Fiqih Muamalah Terapan: Akad

Sebagai makhluk sosial manusia akan senantiasa berhubungan dengan orang lain. Karena bagaimanapun ia memiliki tuntutan untuk memenuhi kebutuhannya dan kebutuhan lawan interaksi sosialnya. Maksud dari lawan interaksi di sini adalah bisa jadi orang lain, atau bahkan keluarga sendiri.

Dalam interaksi sosial, secara syariat, manusia dibatasi oleh upaya memenuhi hak dan kewajiban sebagai wujud tanggung jawabnya. Tak jarang mereka harus menarik sebuah kesepakatan-kesepakatan bersama. Proses mendapatkan kesepakatan dan kontrak ini lazimnya adalah disebut aqad atau dalam bahasa Indonesia, akad. Untuk itu ia memiliki peran pribadi selaku makhluk aqad dalam kehidupannya.?

Karena sifat manusia antara satu dengan yang lainnya berbeda, maka diperlukan aturan baku yang harus disepakati bersama dalam rangka menarik kesepakatan atau kontrak tersebut. Tujuan dari penetapan aturan ini adalah terjaganya hak dan kewajiban masing-masing, menghindari penjajahan atas hak orang lain, dan penipuan. Bahkan bila terjadi perselisihan, maka dengan adanya ketetapan aturan ini, akan mudah diurai silang sengkarut permasalahan dan tanggung jawab masing-masing pihak sehingga konflik relasi sosial dan kontrak tersebut bisa diatasi bersama dengan saling menguntungkan, tanpa ada yang dirugikan, ditipu atau merasa dijatuhkan. Inilah maqashid syariah terkait dengan aqad tersebut.?

Kajian Fiqih Muamalah Terapan: Akad (Sumber Gambar : Nu Online)
Kajian Fiqih Muamalah Terapan: Akad (Sumber Gambar : Nu Online)

Kajian Fiqih Muamalah Terapan: Akad

Penejelasan Aqad dalam Fiqih

Dari sudut pandang bahasa, aqad memiliki bentuk jama’ dari? ‘uqûd. Dalam literatur Arab, sinonim aqad adalah rabth, syaddu, tautsiq, ihkam, quwwah, kumpulan dari dua hal, dan al ‘ahdu. Mengikuti pengertian bahasa ini, aqad seolah memiliki dua sisi pengertian, yakni hissi (inderawi) dan ma’nawi (bathin). Pengertian indrawinya (hissi), adalah sebagaimana ikatan dua ujung tali. Adapun pengertian ma’nawi dimaknai sebagai ikatan bathin, kontrak sosial, sebagaimana layaknya pernikahan, jual beli, berserikat, dan sebagainya. Persamaan dari kedua sudut pandang ini, titik persamaan dari pengertian aqad adalah berkumpulnya dua benda atau dua hal yang berbeda menjadi satu.

Secara istilah, menurut Ibnu Rajab dalam kitabnya Al-Qaidah li Ibn Rajab: 73 aqad dalam fiqih dimaknai sebagai:?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Aqad ada dua makna, yaitu ‘Am dan Khash. Makna ‘Am aqad adalah sesuatu yang diucapkan karena adanya komitmen yang harus dipatuhi oleh diri dari seorang insan, baik ada hubungannya dengan orang lain atau tidak, termasuk urusan agama seperti nadzar, atau murni duniawi saja seperti jual beli dan sejenisnya. Adapun makna khas dari aqad adalah, suatu upaya menjalin kesepakatan yang sempurna (ittifaq tam) antara dua pihak yang memiliki kehendak atau lebih, agar tumbuh komitmen bersama atau bahan rujukan. Dengan demikian, maka berdasar pengertian khusus ini, aqad hanya terjadi bila ada dua pihak atau lebih yang saling berinteraksi. Pengertian terakhir inilah yang sering dipakai oleh para fuqaha’ untuk memaknai aqad menurut istilah fiqihnya.?

Pengertian di atas diringkas oleh Syekh Ibn Himam dalam kitabnya Faidlul Qadir 3/187, bahwasanya aqad diartikan sebagai:

? ? ? ? "? ? ? ? ? ? ? . ? ? ? ? ?

Syekh Al Kamal menyebut bahwa definisi aqad adalah “suatu kumpulan antara lafadh ijab dan qabul antara dua orang yang berbeda. Atau bisa juga diartikan sebagai: “Statemen pertama yang menjadi rule (aturan).”

Pendapat lain juga dijelaskan oleh Syekh Muhammad Qadary dalam kitabnya Mursyidul Hairaan, beliau menyatakan:?

? ? "? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Aqad ituu sesungguhnya merupakan rangkaian dari lafadh ijab dari salah satu dua pihak yang saling beraqad yang disertai dengan lafadh qabul pihak yang lain menurut cara-cara yang dibenarkan oleh syara’ serta bersifat mengikat khususnya perihal yang diaqadkan (al-ma’qud ‘alaih).”

Berdasarkan definisi ini, maka bisa ditarik adanya kesimpulan bahwa dalam aqad terdapat unsur-unsur antara lain (1) shighat aqad yang terdiri atas lafadh ijab dan qabul, (2) dua pihak atau lebih yang beraqad, (3) dan perihal yang diaqadkan (al-ma’qûd ‘alaihi).

Urgensi dan Gambaran Praktis Pelaksanaan Aqad

Setiap shighat (pernyataan) aqad memiliki keterikatan hubungan dengan niat. Seseorang ingin melakukan transaksi jual beli, maka keinginannya ini adalah hakikatnya niat. Sementara bentuk transaksinya antara ia dengan pembeli disebut sebagai shighat. Karena ada hubungan yang erat antara niat dan shighat, maka di sinilah titik berangkatnya aqad atau biasa disebut maqashid al aqdi.?

Sebagaimana diketahui bahwa niat memegang peranan yang sangat penting dalam hukum fiqih. Suatu kontrak/transaksi dihukumi sebagai benar atau tidak, sah atau tidak, adalah tergantung pada motivasi awalnya (niat). Jika suatu perbuatan dilakukan dengan niat yang tidak dibenarkan oleh Allah SWT, maka perbuatan itu dinilai tidak benar (bathil) di dalam kacamata fiqih/syariah, sehingga otomatis tidak mendapatkan pahala, bahkan dihitung sebagai kejahatan dan perbuatan dosa.?

Dalam aspek hukum, para ulama banyak sekali menitikberatkan pembahasan pada niat ini serta akibat-akibat yang mungkin ditimbulkannya. Para ulama juga telah meneliti banyak hal terkait dengan niat serta hubungannya dengan muamalah atau ibadah yang berhubungan dengan fiqih. Seperti dalam aqad transaksi bisnis, hukum keluarga, ibadah dan lain-lain. Mereka juga telah menentukan status dan posisi hukum suatu amal berdasarkan niat dan tujuannya. Sebagai contoh kaidah fiqih mereka yang terkenal:?

? ?

Suatu perbuatan adalah tergatung pada maksudnya (niatnya)?

Suatu contoh, ada seseorang memberi hadiah kepada orang lain dengan niat menghindar dari hitungan nishab zakat. Maka, dalam hal ini, status hukum memberi hadiah tersebut, meski pada awalnya adalah boleh, menjadi tidak boleh (tidak sah) disebabkan karena adanya niat menghindari zakat. Sama halnya dengan niat seseorang yang niatnya adalah sebagai sarana menuju riba, maka jual beli semacam hukumnya adalah tidak sah disebabkan dilarangnya riba tersebut.?

Dalam kasus saddud dzariah, digambarkan ada seseorang memeras anggur dengan niatan untuk membuat cuka. Maka niat seperti ini menjadikan muamalah memeras anggur tersebut menjadi sah dan halal. Berbeda halnya dengan kasus, bilamana tujuan memeras anggur dimaksudkan untuk membuat khamr, maka hukum memerasnya dihukumi sebagai haram, disebabkan illah kerusakan dan keharaman khamr tersebut. Inilah contoh gambaran posisi niat terkait dengan aqad/transaksi kelak dipandang sah atau tidak.?

Kesimpulannya bahwa, suatu perbuatan dipandang sah, bilamana niatnya adalah benar dan tidak menimbulkan mudarat, kerusakan atau kemungkaran. Untuk selanjutnya, niat ini kemudian oleh para ulama digambarkan sebagai shighat (bunyi aqad), sementara dua orang yang melakukan transaksi disebut sebagai aqidain, dan barang yang diaqadkan dikenal sebagai al-maqud, kemudian tujuan akhir dari aqad kemudian dikenal sebagai al-maqud alaih.?

Jika diuraikan lebih lanjut, dalam kasus anggur di atas, shighat aqad adalah jalinan antara pengusaha dan petani anggur. Pengusaha menyuruh petani untuk menanam anggur mau digunakan sebagai apa? Jika pengusaha memberi tahu petani bahwa anggurnya kelak akan dipakai untuk memproduksi minuman keras, misalnya, maka menjualnya petani untuk hasil panen anggurnya kepada pengusaha, hukumnya menjadi tidak boleh. Pemberitahuan pengusaha kepada petani terkait kegunaan anggurnya kelak diibaratkan sebagai sebab aqad yang memperantarai terbentuknya shighat. Pengusaha dan petani anggur disebut aqidain. Anggur hasil panenan disebut al maqud. Dan tujuan transaksi untuk membuat minuman keras disebut al-maqud alaih.?





Wallahu alam

(Muhammad Syamsudin)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Kajian, Meme Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 23 Desember 2017

Menag: Kiai Perlu Terapkan Manajemen Suksesi Kepemimpinan di Pesantren

Semarang,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Para kiai yang mengasuh pondok pesantren, pastilah sebagai pemegang otoritas penuh atas pondoknya. Tanggung jawabnya sebagai pemimpin bersifat hampir absolut karena ia sendirilah pemilik pesantren. Hal itu memang menjadi ciri khas pesantren dan telah berlangsung beratus tahun berjalan.

Demikian disampaikan Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifudin dalam pidato pembukaan Halaqoh Pengembangan Leadership Pimpinan Pondok Pesantren se-Jawa Tengan di Hotel Aston Semaran, Sabtu (13/6).

Kewenangan tunggal pada kiai, sering kali menimbulkan masalah ketika sang pengasuh pesantren berhalangan tetap semisal sakit atau wafat. Banyak kejadian pesantrennya menjadi redup bahkan bubar karena tidak ada yang menggantikan peran sang kiai.

Menag: Kiai Perlu Terapkan Manajemen Suksesi Kepemimpinan di Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Menag: Kiai Perlu Terapkan Manajemen Suksesi Kepemimpinan di Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Menag: Kiai Perlu Terapkan Manajemen Suksesi Kepemimpinan di Pesantren

Karena itulah pesantren perlu menerapkan sebuah sistem yang memungkinkan kiai tidak memegang kendali penuh dalam semua urusan pesantren. Harus ada distribusi kewenangan, agar yang bekerja dalam pesantren adalah sistem pendidikan dengan segala perangkat spesialnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan kata lain, kiai perlu mendelegasikan sebagian tanggung jawabnya kepada beberapa orang untuk menjalankan program pesantren, sehingga semisal sang kiai bepergian dalam waktu cukup lama, atau bahkan meninggal dunia, pesantren tetap eksis dan tidak kehilangan santri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami di Kementrian Agama terus berupaya mengembangkan pondok pesantren di Indonesia agar bisa tetap lestari sebagai sebuah lembaga pendidikan keagamaan. Karena itu jangan sampai ada pesantren yang redup atau tutup karena ditinggal pergi kiai,” tuturnya di hadapan pimpinan pondok pesantren se-Jawa Tengah. ?

Menag mengajak masyarakat pesantren untuk responsif terhadap perkembangan globalisasi, salah satunya pada aspek leadership dan manajemen. Menurutnya, halaqoh tersebut bukan memberi “pelatihan kepemimpinan” kepada para kiai. Tetapi mendiskusikan perlunya menerapkan manajemen suksesi dalam kepemimpinan di pondok pesantren.

“Para kiai itu para pemimpin yang sangat terhormat. Kiai adalah panutan umat, mana berani saya melatih kiai. Halaqoh ini untuk mendiskusikan perlunya manajemen dalam pesantren,” tuturnya dibumbui nada canda. ?

Dikatakan Menag, kontribusi pesantren terhadap bangsa sangat besar, bahkan sejak zaman pra kemerdekaan. Keberadaan lembaga pendidikan pesantren sebagai jantung pendidikan keagamaan yang sudah berkontribusi besar bagi negeri tercinta.

Ia ceritakan, buku KH Saifuddin Zuhri (alm) yang berjudul “Guruku? Orang-Orang? dari Pesantren”. Di buku karya ayahnya sendiri yang pernah jadi Menteri Agama, itu berisi catatan perjuangan pesantren dalam membangun bangsa.

Selain itu, tutur? dia, pada 1978-1980 an, muncul gerakan pesantren yang dimotori oleh KH Abdurrahman Wahid yang berupaya memperkenalkan pesantren hingga ke dunia luar. “Saya termasuk yang ikut dalam kumpulan itu,” kata Menag.

Didampingi Setditjen Pendis Ishom Yusqi, Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Mubarok, dan Kakanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah Ahmadi,? Menag menyampaikan pentingnya up date managemen pesantren karena dinamika masyarakat begitu tinggi.

Menurutnya,? keluarga besar pesantren harus bisa merespon ekspektasi atau harapan masyarakat yang terus berkembang seiring perubahan zaman.

“Apa pun coraknya, pengembangan managemen pesantren sangat penting, karena tantangan itu juga semakin kompleks,” jelasnya.

Siapkan Regulasi

Dalam sambutannya Menag mengapresiasi pondok pesantren sebagai jantungnya pendidikan di? Indonesia, dan merupakan sistem pendidikan Islam terbaik yang juga diakui oleh ulama di dunia.? ? Ia katakan, sejarah membuktikan peran besar pesantren merebut kemerdekaan dan mendirikan negara Indonesia.

“Pesantren merupakan sebuah kekuatan dalam melawan penjajah” ungkapnya.

Tetapi dalam perkembangannya pesantren tidak bisa lepas dari problem, salah satunya tamatan pesantren tidak bisa diterima oleh dunia kerja hanya karena ijazanya tidak sama dengan pendidikan formal

Maka? dari itu Kemenag membuat satu kebijkanan yang bertujuan untuk mengembangkan pesantren baik dalam segi manajerial maupun penyetaraan. Baik dalam segi legalitas serta kemampuan lulusan pesantren itu sendiri.

Sekarang, lanjut Menag, Kementerian Agama terus berupaya menyiapkan regulasi agar lulusan pesantren tetap bisa melanjutkan penddikan yang lebih tinggi, agar bisa menghadapi tantangan globalisasi yang semakin kompleks.

Ia pun mengajak para kiai, ustad dan para santri untuk menguasai teknologi informasi. Konten internet perlu dipenuhi oleh ajaran para kiai dan karenanya santri harus aktif mengisi dunia maya dengan aneka keilmuan pesantren.

Lukman Hakim berharap halaqah tersebut bisa menghasilkan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti masyarakat pesantren dalam merespon dan mengantisipasi perkembangan globalisasi. Ia katakan, pemerintah akan terus berupaya bekerjasama dengan pesantren dalam membangun Indonesia.

Sebelumnya, Sesditjen Pendis? Ishom Yusqi dalam sambutannya mewakili Dirjen Pendis menyampaikan, bahwa pelaksanaan halaqah ini diikuiti oleh 169 peserta yang terdiri dari pimpinan ponpes, serta para kiai dan ustaz.

Acara dimaksudkan sebagai wahana silaturahim para pimpinan pondok pesantren, tempat bermusyawarah untuk pengembangan pendidikan dan kemandirian di masa mendatang, serta pengembangan tatakelola pondok pesantren.

Hadir dalam acara tersebut Rais Syuriyah PWNU Jateng KH Ubaidullah Sodaqoh dan Ketua Tanfidziyah PWNU Jateng Abu Hapsin beserta jajarannya, ketua Rabithah Maahid Islamiyah (RMI) Jateng Gus Abdul Ghaffar Razin dan sejumlah pengurus lembaga lajnah dan badan otonom NU Jawa Tengah. (Ichwan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hukum Aqiqah dengan Sapi

Assalamu ’alaikum wr. wb.

Redaksi Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang kami hormati. Sebelumnya mohon maaf apabila pertanyaan kami tidak berkenan di hati. Kami hendak menanyakan hal yang terkait dengan aqiqah. Kebiasaan yang berlaku aqiqah itu dengan kambing sebagaimana yang kami ketahui selama ini.

Hukum Aqiqah dengan Sapi (Sumber Gambar : Nu Online)
Hukum Aqiqah dengan Sapi (Sumber Gambar : Nu Online)

Hukum Aqiqah dengan Sapi

Yang ingin kami tanyakan bolehkah aqiqah dengan sapi? Yang kedua, jika boleh apakah satu sapi bisa untuk aqiqah tujuh anak? Bolehkah menyembelih sapi dengan niat aqiqah sebagian orang dan niat qurban sebagian lainnya. Atas penjelasannya kami ucapkan terima kasih. Wassalamu ’alaikum wr. wb. (Ahmad Fajri/Pemalang)

Jawaban

Assalamu ’alaikum wr. wb.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah SWT. aqiqah memang masalah yang tak akan lekang oleh waktu. Ia selalu berkait-kelindan dengan kelahiran anak. Sepanjang masih ada kelahiran seorang anak manusia, selama itu pula aqiqah akan tetap melekat dan tak terpisahkan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ajaran tentang aqiqah sudah sangat terang-benderang disabdakan oleh Rasulullah SAW. Dalam salah satu sabdanya beliau mengatakan, bahwa seorang bayi itu tergadakan dengan aqiqahnya, pada hari ketujuh disembelih hewan dicukur rambutnya dan diberi nama.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Seorang bayi itu tergadaikan dengan aqiqahnya, pada hari ketujuh disembelih hewan, dicukur rambutnya, dan diberi nama,” (HR Tirmidzi).

Pesan penting yang ingin dikatakan dalam hadits tersebut adalah anjuran untuk mempublikasikan kebahagian, kenikmatan, dan nasab. Dengan demikian aqiqah adalah salah satu bentuk taqarrub kepada Allah dan manifestasi rasa syukur kepada-Nya atas karunia yang telah dilimpahkan.

Sudah jamak diketahui bahwa aqiqah jika bayi yang lahir adalah laki-laki adalah disunahkan dengan menyembelih dua ekor kambing. Sedang apabila perempuan disunahkan dengan menyembelih seekor kambing. Tentunya dengan ketentuan-ketentuan yang telah diatur dalam masalah ini.

Sampai di titik ini sebenarnya tidak ada persoalan serius. Namun persoalan kemudian muncul jika pihak yang mempunyai anak ingin mengganti aqiqah berupa kambing dengan hewan lain, sapi misalnya. Di sini kemudian muncul pertanyaan, bagaimana hukumnya aqiqah dengan sapi? Lantas, apakah sapi bisa dibuat aqiqah untuk tujuh orang bayi?

Untuk menjawab hal ini ada baiknya kita tengok keterangan dalam kitab Kifayatul Akhyar. Dalam kitab ini dikatakan bahwa menurut pendapat yang paling sahih (al-ashshah) aqiqah dengan unta gemuk (al-badanah) atau sapi lebih utama dibanding aqiqah dengan kambing (al-ghanam). Namun pendapat lain menyatakan, yang paling utama adalah aqiqah dengan kambing sesuai bunyi hadits yang ada (li zhahiris sunah).

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Menurut pendapat yang paling sahih, aqiqah dengan unta gemuk (al-badanah) atau sapi lebih utama dibanding aqiqah dengan kambing. Namun dalam pendapat lain dikatakan bahwa aqiqah dengan kambing lebih utama, yang saya maksudkan adalah dengan dua ekor kambing untuk bayi laki-laki dan seekor kambing untuk bayi perempuan, karena sesuai dengan bunyi sunah,” (Lihat Taqiyuddin Al-Hushni, Kifayatul Akhyar fi Halli Ghayatil Ikhtishar, Beirut, Darl Fikr, halaman 535).

Jika kita cermati penjelasan dalam kitab Kifayatul Akhyar itu, dengan jelas mengandaikan kebolehan beraqiqah dengan unta atau sapi. Bahkan dengan sangat gamblang dikatakan di situ, bahwa pendapat yang lebih sahih adalah yang menyatakan bahwa beraqiqah dengan unta atau sapi lebih utama dibanding dengan kambing.

Selanjutnya menanggapi pertanyaan kedua mengenai soal sapi yang dijadikan aqiqah untuk tujuh anak, apakah boleh? Dalam konteks ini diperbolehkan, bahkan jika ada beberapa pihak dengan niat yang berbeda sekalipun.

Misalnya ada tujuh orang yang patungan membeli sapi, dari ketujuh orang tersebut yang tiga berniat untuk aqiqah, sedang yang lainnya berniat untuk berkurban, atau hanya sekedar mengambil dagingnya untuk dimakan ramai-ramai atau mayoran.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Jika seseorang menyembelih sapi atau unta yang gemuk untuk tujuh anak atau adanya keterlibatan (isytirak) sekelompok? orang dalam hal sapi atau unta tersebut maka boleh, baik semua maupun sebagian dari mereka berniat untuk aqiqah sementara sebagian yang lain berniat untuk mengambil dagingnya untuk pesta (makan besar/mayoran),” (Lihat Muhyiddin Syaraf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Jeddah, Maktabah Al-Irsyad, juz VIII, halaman 409).

Bagi orang tua yang anaknya belum diaqiqahi dan sudah memiliki rezeki yang lapang, sebaiknya segera diaqiqahi.

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,

Wassalamu ’alaikum wr. wb.


(Mahbub Ma’afi Ramdlan)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Kyai, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 22 Desember 2017

Kemenag Surabaya Sosialisasikan Aturan Baru Terkait Haji

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tidak semua kaum muslimin di tanah air bisa mendaftar dan berangkat haji. Kementerian Agama (Kemenang) baru saja membuat aturan terkait ibah haji yang perlu diketahui kaum muslimin.

Kemenag Surabaya Sosialisasikan Aturan Baru Terkait Haji (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Surabaya Sosialisasikan Aturan Baru Terkait Haji (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag Surabaya Sosialisasikan Aturan Baru Terkait Haji

Kepala Seksi Haji dan Umrah Kementerian Agama Kota Surabaya, KH Farmadi Hasyim menjelaskan sejumlah aturan tersebut pada kegiatan Ngaji Manasik Haji dan Umrah yang diselenggarakan salah satu kelompok bimbingan ibadah haji di Surabaya, Ahad (15/5).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kementerian Agama mematok usia minimal calon jamaah haji atau CJH adalah 12 tahun," kata Kiai Farmadi, sapaan akrabnya di hadapan jamaah yang hadir. Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Agama (PMA) Nomor 29 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler. "Aturan tersebut berlaku secara serentak di seluruh Indonesia sejak 18 April 2016," kata Wakil Ketua PW Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Jatim ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Alumnus UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut menuturkan ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan lahirnya keputusan itu. "Salah satunya, masalah kematangan umur atau yang dalam bahasa fiqih disebut baligh," terangnya. Umur dikhawatirkan dapat berpengaruh pada proses ibadah saat di Tanah Suci secara penuh. Hal itu dapat terjadi jika usia minimum pendaftaran tidak dibatasi, lanjutnya.

Pada kesempatan tersebut, Kiai Farmadi juga menjelaskan PMA Nomor 29 Tahun 2015 merupakan perubahan dari PMA Nomor 14 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji Reguler. Ada beberapa poin yang dihapus atau digantikan dalam aturan tersebut. Misalnya, pasal 4 ayat (1) PMA 14/2012 yang mengatur syarat mendaftar haji sehat jasmani dan rohani (keterangan dokter). Dalam aturan baru, ketentuan itu dihapus dan digantikan dengan syarat usia minimal pendaftaran CJH.

Aturan tersebut pun disusul dengan penghapusan ayat (3) PMA 14/2012 tentang ketentuan penggunaan kartu identitas lain bagi CJH di bawah 17 tahun. Sebab, dengan pembatasan usia 12 tahun, CJH dimungkinkan memiliki kartu identitas resmi saat akan berangkat.

Yang juga layak diketahui publik adalah bagi mereka yang pernah menunaikan ibadah haji. "PMA 29/2015 ini juga mengatur pendaftaran mereka yang telah berhaji," ungkapnya. Sesuai pasal 3 ayat (4), jamaah haji yang pernah menunaikan ibadah haji baru dapat melakukan pendaftaran haji setelah sepuluh tahun sejak menunaikan ibadah haji yang terakhir.

"Dengan aturan ini pemerintah akan memberikan prioritas mereka yang belum berhaji, mengingat masa tunggu keberangkatan haji saat ini sudah terlalu lama," jelasnya.

Sebagai abdi masyarakat dan negara, Kiai Farmadi akan terus melakukan sosialisasi sejumlah aturan baru yang akan berlaku untuk musim haji tahun ini. "Penjelasan juga diperlukan sebagai pengetahuan bagi mereka yang akan mendaftar, maupun yang sudah ada kepastian keberangkatan ke tanah suci," pungkasnya. (Ibnu Nawawi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, PonPes PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 18 Desember 2017

M. Nuh: Pendidikan Tinggi NU Harus Berorientasi Masa Depan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kiprah dan perjuangan melalui Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) hendaknya bukan hanya untuk masa sekarang. Namun juga untuk masa sekarang dan masa depan. Oleh karena itu, LPTNU harus tahu apa kira-kira yang akan terjadi di masa depan.

Hal itu diungkapkan Penasihat LPTNU M. Nuh dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) LPTNU di Gedung PBNU Jakarta Pusat, Rabu (16/11) sore.?

M. Nuh: Pendidikan Tinggi NU Harus Berorientasi Masa Depan (Sumber Gambar : Nu Online)
M. Nuh: Pendidikan Tinggi NU Harus Berorientasi Masa Depan (Sumber Gambar : Nu Online)

M. Nuh: Pendidikan Tinggi NU Harus Berorientasi Masa Depan

“Kalau tidak begitu, kasihan anak-anak kita. Ibarat menugaskan orang pergi ke Jepang begitu sampai di Jepang uang yang dibawa tidak laku,” kata Nuh.

Itu sebabnya, lanjut Nuh, pendidikan tinggi NU harus berorientasi ke depan, agar hasil pendidikan tersebut cocok dengan masa depan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nuh menyebut ada beberapa alasan mendasar mengapa pendidikan tinggi NU harus mengacu kepada masa depan. Salah satunya berdasarkan hasil sebuah survey yang dirilis tahun 2016 bahwa persoalan makin rumit, sementara waktu yang diperlukan semakin cepat.

“Itu yang harus menjadi dasar dalam membekali anak-anak kita. ? Kalau enggak, anak-anak kita akan menjadi generasi expired,” tegasnya.

Lebih lanjut Nuh menyampaikan hasil pendidikan adalah ilmu dan keterampilan. Sementara ilmu dan keterampilan ada masanya, sehingga bisa saja dibuang.

“Misalnya pesawat televisi tabung besar sekarang sudah ganti semua. Transistor juga sudah enggak dipakai. Kecuali sikap yang nggak akan dibuang sampai mati.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nuh mendorong agar perguruan tinggi membekali mahasiswanya dengan kemampuan orde tinggi. Anak-anak harus kreatif dan diasah intuisinya. Sering intuisi dulu baru logika. Ada juga logika dulu baru intuisi. Jangan sampai mendidik mereka dengan cara yang tidak sesuai.

Nuh juga mendorong agar perguruan tinggi NU membuka keilmuan hingga jenjang S2 dan S3, khususnya untuk perguruan tinggi yang sudah sehat finansial, organisasi, dan akademik.

Nuh berkeyakinan bahwa peningkatan kapasitas perguruan tinggi adalah bagian dari Tashwirul Afkar (pergolakan pemikiran) yang secara destingtif menjadi kekhasan NU, selain Nahdatul Wathon (kebangkitan tanah air), dan Nahdlatut Tujjar (kebangkitan ekonomi). (Kendi Setiawan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Jadwal Kajian, AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 14 Desember 2017

LPJ PB PMII Diterima, Sidang Berjalan Lancar

Jambi, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) periode 2011-2013 berjalan lancar. Setiap Pengurus Cabang dari berbagai Nusantara memberikan pandangan dan sikap atas kinerja kepengurusan PB di bawah pimpinan Addin Jauharuddin.

"Kami yakin Pengurus Besar sudah memberikan komitmen untuk untuk mengabdi kepada PMII, mulai dari materi, tenaga dan pikiran untuk membesarkan PMII. Sehingga kami memberikan apresiasi yang sangat besar," kata Romel Masykuri, salah satu peserta Kongres PMII XVIII, Sabtu (7/6).

LPJ PB PMII Diterima, Sidang Berjalan Lancar (Sumber Gambar : Nu Online)
LPJ PB PMII Diterima, Sidang Berjalan Lancar (Sumber Gambar : Nu Online)

LPJ PB PMII Diterima, Sidang Berjalan Lancar

Dia mengatakan bahwa kepengurusan PB PMII selama dua tahun lebih sudah berjalan maksimal. Menurutnya, yang harus segera diperbaiki adalah? persoalan ketepatan dalam melaksakan Kongres. Pasalnya, lebih dari 200 cabang, 50 di antaranya mengkritik tentang ketidaktepan waktu Kongres.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kendati demikian, harus diakui bersama bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaharui tentang sistem dan management kaderisasi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Adapun dalam pernyataan sikapnya terhadap LPJ PB PMII, 157 Pengurus Cabang (PC) 17 Pengurus Koordinator Cabang (PKC) menerima, sementara 54 PC dan 2 PKC menolak. Sehingga dengan otomatis PB PMII yang dipimpin oleh Addin dengan resmi nyatakan diterima. (Red: Mahbib Khoiron)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 12 Desember 2017

STAINU Jakarta Buka Beasiswa S1 Hukum dan D3 Perbankan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Nahdlatul Ulama (STAINU) Jakarta menyediakan beasiswa studi S1 dan D3 untuk jurusan Ahwalus Syakhsiyah (Hukum) dan Pendidikan Vokasi Perbankan Syariah. Beasiswa yang ditawarkan adalah bebas biaya studi selama satu tahun.

STAINU Jakarta Buka Beasiswa S1 Hukum dan D3 Perbankan (Sumber Gambar : Nu Online)
STAINU Jakarta Buka Beasiswa S1 Hukum dan D3 Perbankan (Sumber Gambar : Nu Online)

STAINU Jakarta Buka Beasiswa S1 Hukum dan D3 Perbankan

Seperti pers rilis yang dikirim STAINU Jakarta, dua studi itu merupakan program terbaru yang ditawarkan satu-satunya perguruan tinggi di bawah naungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).

Peluncuran program beasiswa studi dua program itu antara lain menjadi pernyataan komitmen STAINU Jakarta terkait misi pendidikan yang mengarah pada keislaman, kemodernan, dan keindonesiaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Beasiswa program ini terbuka bagi para aktivis sosial keagamaan, pengurus masjid, staf kantor urusan agama (KUA), alumni SMK jurusan Akuntansi Perbankan atau Pemasaran, marbot masjid pegiat koperasi dan baitul mal wat tamwil (BMT) yang belum berkesempatan untuk melanjutkan pendidikannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Ketua STAINU Jakarta HM Mujib Qulyubi, program itu diharapkan mendongkrak potensi sumber daya manusia terutama di lingkungan NU yang selama ini dinilai masih sulit mengakses pendidikan tinggi.

Lebih lanjut HM Mujib mengatakan, pada prinsipnya STAINU Jakarta akan terus berusaha memberikan pelayanan terbaik serta mengembangkan pendidikan di lingkungan NU.

Batasan usia maksimal 30 puluh tahun per 1 Oktober 2013. Sedangkan persyaratan peserta mencakup surat keterangan status profesi harian peserta, fotokopi ijazah pesantren, SMK atau sekolah sederajat, fotokopi KTP. Pengiriman berkas ditujukan ke Jl Taman Amir Hamzah nomor lima, Matraman, Jakarta Pusat.

Masa pengumunan berlangsung 4-22 September 2013. Ujian bagi peserta rencananya diadakan pada 26 September. Sedangkan kelulusan peserta diumumkan dua hari setelah ujian. Untuk informasi lebih lanjut, peserta dapat mengunjungi situs STAINU Jakarta di alamat http://stainujakarta.ac.id/pengumuman/139-beasiswa-ahwal-syakhsiyah-dan-perbankan-syariah.html

 

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 10 Desember 2017

Kejar Prestasi STQ Jateng, Brebes Intensif Bina Peserta

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Meski pelaksanaan Seleksi Tilawatil Quran (STQ) tingkat Provinsi Jawa Tengah baru berlangsung pada 16-19 September 2014, tetapi pembinaan terhadap peserta terus dilakukan. Sebagai tuan rumah, Brebes berupaya keras meningkatkan prestasi pada ajang tersebut melalui pembinaan sejak dini.

Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kab Brebes Drs H Imam Hidayat MPdI menjelaskan, pembinaan secara bertahap untuk kafilah (kontingen) Brebes dilakukan dengan mendatangkan pelatih dari luar daerah yang berkelas Nasional.

Kejar Prestasi STQ Jateng, Brebes Intensif Bina Peserta (Sumber Gambar : Nu Online)
Kejar Prestasi STQ Jateng, Brebes Intensif Bina Peserta (Sumber Gambar : Nu Online)

Kejar Prestasi STQ Jateng, Brebes Intensif Bina Peserta

“Kami sengaja mendatangkan pelatih dari luar daerah untuk meningkatkan kualitas kafilah,” kata Imam Hidayat disela pembinaan, di Islamic Center, Brebes, Senin (12/5) malam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pembinaan diberikan kepada 40 orang hasil seleksi tingkat Kabupaten. Namun akan dijaring menjadi 25 orang dan selanjutnya yang mewakili Kafilah Brebes hanya 16 orang. “Mereka akan berebut piala pada caban Tilawah, Tahfidz dan Tafsir,” terangnya.

Selama tiga hari, mereka digembleng oleh KH Abdullah Faqih dari Pati, KH Abdul Ghoni (Pekalongan), KH Ibnu Athoillah (Brebes) dan KH Ahmad Khoeron Al Khafidz (Brebes). Mereka yang dibina antara lain untuk mewakili Brebes pada cabang Tilawah golongan anak-anak putra dan putri, dan golongan Dewasa Putra dan Putri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu, untuk cabang tahfidz golongan 1 juz dan tilawah putra dan putri, golongan 5 juz, golongan 10 juz, golongan 20 juz dan golongan 30 Juz.

Pembinaan akan terus berlanjut sampai pelaksanaan STQ. “Bila waktunya sudah dekat, kami akan mengadakan karantina untuk mendapatkan peserta yang berkualitas.

STQ tingkat Jateng akan digelar di Brebes pada 16-19 September 2014. Tiap Kabupaten/kota bakal mengirimkan pesertanya masing-masing 16 peserta. Mereka bakal mengikuti 3 cabang dan 9 majelis. Diperkirakan peserta dan pembina serta oficial mencapai 1000 orang. “Sebagai tuan rumah, Brebes diharapkan dapat sukses penyelenggaraan, sukses, prestasi dan sukses administrasi,” tandas Imam. (Wasdiun/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional, Nasional, AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 30 November 2017

Strategi IPNU Tekan Ekstremisme di Kalangan Pelajar

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah ?

?
Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) mengikuti konsolidasi dalam upaya menekan balik ekstremisme di The Akmani Hotel. Peserta terdiri dari aktivis perempuan, aktivis muda dan kampus, IPNU, media, duta besar, perwakilan jaringan kerja AMAN Indonesia, serta lainnya.

"Indonesia masih darurat ancaman dan kekerasan dari kelompok ekstremis, IPNU akan siap membentengi dengan pemahaman Islam Nusantara, "? ucap Ketua Umum PP IPNU Asep Irfan Mujahid di Jakarta Kamis (29/9).

Strategi IPNU Tekan Ekstremisme di Kalangan Pelajar (Sumber Gambar : Nu Online)
Strategi IPNU Tekan Ekstremisme di Kalangan Pelajar (Sumber Gambar : Nu Online)

Strategi IPNU Tekan Ekstremisme di Kalangan Pelajar

?IPNU, kata pria yang akrab disapa Asmoez, ini akan menerapkan? strategi yang tidak langsung, dengan lebih menekankan pada aspek pendidikan dan pendampingan secara berkelanjutan. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"IPNU akan membangun gerakan untuk mengikis akar radikalisme, ekstremisme, dan terrorisme di Indonesia. IPNU akan melakukan penguatan secara pendidikan, terutama meminta pertanggungjawaban pemerintah dengan buku yang berbau ekstrimisme," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menambahkan, akan melakukan penerapan pendekatan kontraideologi yang menjadi bagian dari Countering Violent Extremism (CVE), sebagai spirit melawan ideologi kekerasan dari kelompok ekstremis. Pendekatan CVE dalam jangka waktu panjang tidak hanya bertumpu pada pemerintah politik, melainkan bisa memaksimalkan peran serta kekuatan civil society.

"Semua unsur masyarakat harus mampu menahan paham extremisme sehingga Indonesia dalam keadaan aman," tuturnya.

Menurutnya,? target kelompok ekstremis pada anak muda usia sekolah ditambah dengan menggunakan media pendidikan. IPNU akan ? fokus pada pendidikan serta perlindungan anak untuk tidak menjadi radikal bahkan teroris.

"Pada usia muda atau sekolah harus dibentengi dengan kuat sehingga paham tersebut dapat dicegah secara dini," katanya.

?Asmoez mengatakan, PP IPNU akan langsung menerapkan strategi tersebut, sehingga semua kader dapat membentengi dirinya dengan segera. PP IPNU akan melakukan komunikasi dengan pemerintah, terutama membentuk pelatihan dalam rangka mencegah paham tersebut.

"Kita akan komunikasi dengan pemerintah terkait, terutama dalam membuat pelatihan yang serupa," tegasnya. (Benny Ferdiansyah/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah