Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sejarah. Tampilkan semua postingan

Jumat, 09 Maret 2018

Konfercab Ulang, Sidang AHWA NU Surabaya Sempat Alot

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya kembali menggelar konferensi cabang, Ahad (8/11) kali ini ditempatkan di Gedung PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar Timur Nomor 9 Surabaya, Jatim. Konfercab ulang ini dilaksanakan oleh tim karteker yang dibentuk oleh PWNU Jatim atas mandat dari Pengurus Besar NU.

Konfercab Ulang, Sidang AHWA NU Surabaya Sempat Alot (Sumber Gambar : Nu Online)
Konfercab Ulang, Sidang AHWA NU Surabaya Sempat Alot (Sumber Gambar : Nu Online)

Konfercab Ulang, Sidang AHWA NU Surabaya Sempat Alot

Ketua Karteker NU Surabaya Prof Dr H Sonhaji Sholeh mengatakan, konfercab ulang Surabaya ini menerapkan Sistem Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) sesuai dengan keputusan Muktamar Ke-33 NU di Jombang Agustus lalu. "Dengan Sistem AHWA saya berharap akan terpilih Rais Syuriyah melalui musyawarah untuk mufakat," jelasnya.

Saat registrasi para Rais Syuriyah MWC NU dan Ranting NU se-Surabaya menyetorkan nama-nama anggota AHWA. Selanjutnya karteker kemudian menabulasi secara terbuka. Dari pantauan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah pendataan yang dimulai sejak siang hari itu, selesai hingga sore hari.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari pendataan itu muncul sembilan nama teratas, kemudian ditetapkan sebagai anggota AHWA. KH Mas Sulaiman Nur berada di urutan pertama, disusul KH Sholeh Sahal, KH Ahmad Dzul Hilmi, KH Qodli S, KH Abdul Bari, KH Hasyim Rowie, KH Ali Maghfur, KH Ghozali Said dan yang kesembilan adalah KH Farochi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dari Sembilan nama ini akan melakukan rapat dengan waktu satu jam, untuk memilih ketua dan sekretaris Ahwa lalu memilih Rais Syuriyah PCNU Surabaya," jelas Ir Muhammad Qoderi, pimpinan sidang.

Para anggota AHWA yang didampingi oleh Prof Shonhaji (Ketua Karteker) dan Prof M Nuh (Ketua PBNU) melaksanakan rapat tertutup di ruang VVIP PWNU Jatim. "Sidang AHWA berjalan sangat alot hingga memakan waktu dua jam lebih dan akhirnya KH Mas Sulaiman Nur terpilih sebagai Ketua AHWA dan sekaligus Rais Syuriyah PCNU Surabaya," jelas KH Ghozali Said, sekretaris sidang AHWA kepada para pengurus MWC dan Ranting NU se Surabaya. (Rof Maulana/Mahbib)

?

Foto: (Dari kiri) KH Mas Sulaiman Nur dan Prof M Nuh

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Islam, Pendidikan, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 21 Februari 2018

Rais Syuriyah PCNU Pringsewu Ingatkan Tata Niat Mengurus NU

Pringsewu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Pringsewu KH Ridwan Syuaib mengingatkan seluruh pengurus NU khususnya di Kabupaten Pringsewu untuk menata niat dalam berkhidmah di Jamiyyah Nahdlatul Ulama. Menurutnya, niatan yang harus ditanamkan di dalam hati adalah li ilai kalimatillah melalui akidah Ahlussunnah wal Jamaah.

Hal tersebut disampaikannya didepan seluruh Pengurus PC, Banom, Lembaga, MWC dan Ranting NU yang hadir di Aula Gedung NU Pringsewu saat Launching Kegiatan Pra Harlah Ke-93 NU, Ahad (21/2/2016).

Rais Syuriyah PCNU Pringsewu Ingatkan Tata Niat Mengurus NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Rais Syuriyah PCNU Pringsewu Ingatkan Tata Niat Mengurus NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Rais Syuriyah PCNU Pringsewu Ingatkan Tata Niat Mengurus NU

Kiai Ridwan mengingatkan pula kepada pengurus untuk melandasi perjuangan membina dan menjaga aqidah ummat khususnya warga NU dengan lillahi taala. "Mari kita bina akidah warga kita yang sekarang ini sudah mulai dipengaruhi oleh aliran atau aqidah baru yang pelan pelan mengikis kualitas dan kuantitas warga NU," kata kiai kharismatik ini.

Ia mengingatkan agar pengurus lebih peduli dengan akidah warga agar akidah yang selama ini dipegang warga tidak berubah. "Jangan kita kecolongan warga kita. Bimbing mereka untuk senantiasa Istiqomah mengamalkan akidah yang benar ini," tegasnya.

Lebih lanjut, Kiai Ridwan juga mengingatkan agar perjuangan di organisasi keagamaan terbesar di Indonesia yaitu Jamiyyah NU tidak didasari keuntungan dunia atau mencari materi. Jika keuntungan dunia, materi ataupun jabatan dunia yang menjadi orientasi masuk dan mengurus NU maka menurutnya keberkahan dalam hidup dan berjuang tidak akan di dapatkannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sambil mengutip pesan Hadratussyekh KH Hasyim Asyari agar mengurus NU dengan benar, Kiai Ridwan mengatakan bahwa pesan tersebut dapat menjadi motivasi pengurus untuk ikhlas berkhidmah bagi umat. 

"Ingat selalu pesan Kiai Hasyim, siapa yang mengurus NU, saya anggap santriku, siapa yang menjadi santriku saya doakan khusnul khotimah beserta keluarganya," kutipnya. (Muhammad Faizin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 17 Februari 2018

Pengajian Lintang Songo Magetan Gelar Harlah Perdana

Magetan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jamaah pengajian rutin Lintang Songo Kabupaten Magetan memperingati harlah perdana, di halaman gedung Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Magetan Jln. MT. Haryono No. 9 Ahad Pahing (13/4).

Pengajian Lintang Songo Magetan Gelar Harlah Perdana (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengajian Lintang Songo Magetan Gelar Harlah Perdana (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengajian Lintang Songo Magetan Gelar Harlah Perdana

Kegiatan diawali dengan majelis shalawat yang diiringi grup hadrah Ahbabul Musthofa Magetan. Didaulat untuk tausyiah Kiai Marzuki Mustamar, pengasuh Pesantren Sabilur Rosyad Gasek Karangbesuki Sukun Malang

Wakil Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PW NU) Jawa Timur tersebut menjelaskan beberapa amalan Kiai Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah yang terbit dengan judul Himpunan Putusan Madlis Tardjih Muhammadijah 1969.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, amalan Kiai Dahlan memiliki banyak kesamaan dengan amaliyah NU, seperti do’a Qunut, shalat memakai “usholi”, adzan 2 kali pada shalat Jum’at, serta dzikir berjamaah.

Pada kegiatan itu panitia memberikan cinderamata berupa hadiah kepada jama’ah serta disiarkan langsung di Radio Aswaja NU Magetan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengajian Lintang Songo rutin diselenggarakan tiap tanggal 9 bulan Hijriyah. Harla perdana digelar divisi Kiswah (Kajian Islam Ahlusunnah Wal Jama’ah) Aswaja NU Center Magetan. (Ahmad Rosyidi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Sejarah, Kajian Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 13 Februari 2018

Saudagar Nahdliyin Geliatkan Pengembangan Ekonomi Umat dan Kemaritiman

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) dan Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) menggelar acara Sarasehan Pengembangan Ekonomi Umat dan Kemaritiman Indonesia yang bertempat di Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqofah Ciganjur, Jakarta Selatan, Kamis (6/4).

Di dalam sambutannya, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Nahdliyin Abdul Kholik menuturkan, peserta yang hadir adalah para saudagar Nahdlatul Ulama.

Saudagar Nahdliyin Geliatkan Pengembangan Ekonomi Umat dan Kemaritiman (Sumber Gambar : Nu Online)
Saudagar Nahdliyin Geliatkan Pengembangan Ekonomi Umat dan Kemaritiman (Sumber Gambar : Nu Online)

Saudagar Nahdliyin Geliatkan Pengembangan Ekonomi Umat dan Kemaritiman

"Rata-rata di level medium para pengusaha ini," katanya.

Ia menjelaskan, saat ini HPN sedang melakukan konsolidasi secara masif. Hal tersebut dimaksudkan agar warga NU bukan hanya menjadi pangsa pasar belaka, tetapi juga bisa menciptakan pasar itu sendiri.

Dengan adanya HPN ini, ia berharap ke depan akan ada Nahdliyin yang menjadi konglomerat. "Kita harap sepuluh tahun ke depan masuk 10 besar Forbes," cetusnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu, ia menjelaskan, ini ada upaya untuk untuk mengurangi kesenjangan yang ada di bidang ekonomi.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Cara PBNU merespon bukan dengan memprotes pemerinah karena ada kecemburuan di bidang ekonomi. Tapi kami mencambuk para saudagar," jelasnya.

Acara ini dihadiri oleh para Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan pengusaha-pengusaja Nahdliyin dari sepuluh Provinsi. (Muchlishon Rochmat/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Pendidikan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 06 Februari 2018

Aman Tentram Bila Umara dan Ulama Bersatu

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rais Syuriyah Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Tanjung Brebes KH Mudrikah Toyib memandang perlu adanya hubungan antara ulama dan umara. Sebab bila keduanya sudah saling menyatu keamanan dan ketentraman masyarakat akan kondusif.

Aman Tentram Bila Umara dan Ulama Bersatu (Sumber Gambar : Nu Online)
Aman Tentram Bila Umara dan Ulama Bersatu (Sumber Gambar : Nu Online)

Aman Tentram Bila Umara dan Ulama Bersatu

“Antara ulama dan umara, perlu menyatu untuk menjaga kondusivitas masyarakat,” tuturnya saat memberi mauidlatul hasanah memasuki hari kedua? Safari? Ramadhan? bersama Wakil Bupati Brebes? Narjo di Masjid Mujahidin Desa Karangreja Kecamatan Tanjung Brebes, Selasa malam (1/7).

Menurut Kiai Mudrikah, masyarakat akan sejahtera manakala masing-masing pemangku kebijakan untuk rakyat dan umat berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing. Namun harus saling bergenggam erat dengan satu tujuan untuk kesejahteraan warga masyarakat. “Akan diangkat derajat pemimpin manakala mencintai rakyatnya,” kata Mudrikah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Akan sangat sempurna bila suatu negara atau masyarakat dibangun di atas empat pilar yang saling menyangga. Empat pilar tersebut adalah Ilmu para cendekiawan yang bermanfaat, pemimpin yang bijaksana dan adil, sodaqohnya para aghniya dan doanya orang miskin. “Keempat pilar tersebut akan kokoh menegakan negara yang baldatun toyibatun wafofur ghofur,” pungkasnya.

Safari Ramadhan Wakil Bupati Narjo didampingi unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) sebagai upaya perjalanan religi untuk menjalin ukhuwah antara pejabat dan rakyat. Tampak mengikuti Asisten III Setda Brebes Kustoro, Kepala Dishubkominfo Mayang Sri Herbimo, Kepala Badan Pertanahan Kab Brebes Gunung Jayalaksana, Kabag Humas dan Protokol Setda Brebes Atmo Tan Sidik, Kabag Kesra? Setda Brebes Syaiful Islam dan sejumlah pejabat lainnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wakil Bupati Brebes Narjo dalam kesempatan tersebut mengajak kepada seluruh warga masyarakat untuk bersama-sama mensukseskan pemilu preiden 9 Juli mendatang. Partisipasi masyarakat sangat penting dalam pilpres untuk melahirkan pemimpin yang berkualitas.

Menurut Narjo, pada pemilu legislatif yang lalu angka partisipasi aktif masyarakat sudah sangat bagus, meskipun masih dibawa rata-rata Jateng yang mencapai 70 persen lebih. “Mari datang dan gunakan hak pilih anda ke TPS-TPS yang telah disediakan,” ajaknya.

Camat Tanjung Sugeng Basuki atas nama warga merasa gembira dengan kedatangan Wakil Bupati

di desa Karangreja. Dia melaporkan, kehidupan beragama dan bermasyarakat di Kecamatan Tanjung secara umum dalam keadaan kondusif. Termasuk untuk kegiatan pilpres sudah siap sedia demi kesuksesan bersama. (wasdiun/abdullah alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 04 Februari 2018

Alissa Wahid Jelaskan Fenomena Fitnah di Sosmed

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Belakangan, di media sosial seperti Facebook dan Twitter kerap muncul tuduhan atau fitnah satu orang atau kalangan kepada orang atau golongan yang lain. Tak jarang tuduhan itu mengandung penyesatan menyangkut keimanan seseorang yang belum terbukti kesesatannya.

Menurut Seknas Gusdurian, Alissa Wahid, hal itu menunjukkan gejala banyak hal. Misalnya karena betapa trust (sikap saling percaya) dalam masyarakat kita terkikis habis sehingga mudah saling menuduh dan menghasud sesamanya.

Alissa Wahid Jelaskan Fenomena Fitnah di Sosmed (Sumber Gambar : Nu Online)
Alissa Wahid Jelaskan Fenomena Fitnah di Sosmed (Sumber Gambar : Nu Online)

Alissa Wahid Jelaskan Fenomena Fitnah di Sosmed

Kedua, kata dia, gejala kesombongan yangg merajalela. “Kesombongan ini muncul dalam bentuk tak cukup ilmu, merasa berilmu, lalu sembarangan mengeluarkan fatwa agama. Ini bahaya,” katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kamis (17/7).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketiga, tambah putri sulung KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) gejala klaim kebenaran. Menurut Alissa, kalangan tersebut seakan-akan kebenaran hanya milik mereka, sehingga semua yang berbeda boleh dinistakan.

“Semua itu jauh sekali dari semangat prinsip-prinsip ajaran Ahlussunah wal-Jamaah (Aswaja) NU yang biasa menghormati pendapat yang berbeda dilandasi prinsip-prinsip tawasuth, tasamuh tawazzun, dan ta’adul,” tegas lulusan Fakultas Psikologi UGM tahun 1999 ini. (Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Sejarah, Santri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 02 Februari 2018

Guru Madrasah ini Selamatkan Menu Tradisional Khas Brebes

Nur Azizah, guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 01 Brebes Nur Azizah SPd berkeinginan keras menyelamatkan menu-menu tradisional khas Brebes yang nyaris punah. Satu-persatu menu dikumpulkan dan dibuat ulang dengan penampilan yang mengundang selera hati untuk bernostalgia saat menyantapnya.

“Saya khawatir, menu tradisional khas Brebes punah sehingga harus kita selamatkan bersama-sama,” ungkap Azizah saat ditemui di MAN Brebes 01 Jalan Yos Sudarso Brebes, Awal Juli 2015 lalu.

Menurut alumni UNNES, lebih dari 50 menu tradisional yang harus dilestarikan. Namun dirinya baru membuat ulang 17 menu tradisonal khas Brebes. Antara lain Kapal Burak, Randa Keci, Jalabia, Bandeng Lumpur, Randa Kemul, Sate Blengong dan lain-lain.

“Saya akan membukukannya untuk disebarluaskan ke masyarakat dan dijadikan bahan ajar,” tutur guru Tata Boga yang mengajar sejak 2008 ini.

Guru Madrasah ini Selamatkan Menu Tradisional Khas Brebes (Sumber Gambar : Nu Online)
Guru Madrasah ini Selamatkan Menu Tradisional Khas Brebes (Sumber Gambar : Nu Online)

Guru Madrasah ini Selamatkan Menu Tradisional Khas Brebes

Dengan dibukukannya menu tradisional tersebut, tidak lagi ada yang mengklaim makanan khas tersebut dari mana berasal. “Para siswa juga harus mengerti benar dan menghargai warisan nenek moyang yang sehat dan alamiah,” terang istri dari Teguh Mulyono SPd dan ibu dari M Raihan Bagaskara (12) dan Maudi Nafizatus Zahra (7).

Dari kemahirannya memasak tradisional, ia menjadi pemenang pada ajang lomba masak ibu dan anak di Masak Musikal di ANTV tahun 2011 silam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saya membuat masakan menu tradisional khas Brebes, ternyata kata Juri waktu itu menarik dan bernilai gizi tinggi,” ungkapnya.

Dia diganjar hadiah Rp 100 juta dan hadiah tersebut waktu itu bisa untuk membuat rumah di jalan Limbangan Baru B3, Brebes. “Sungguh bahagia, karena hadiah saat itu bisa bikin rumah,” kenangnya sembari tersenyum.

Terakhir, Azizah juga menjadi juara 1 lomba menu Beragam Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) tingkat Jawa Tengah. Anak didiknya juga selalu menjadi juara 1 ketika ikut berlomba ditingkat Kabupaten.

Apa yang dilakukan Guru kelahiran Brebes 21 Juni 1976 ini menjadi inspirasi bagi rakyat Brebes untuk melestarikan menu tradisional yang ternyata bernilai gizi tinggi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jejak langkah Azizah tidak hanya berkutat menularkan ilmunya di MAN saja. Tetapi bersama Kantor Ketahanan Pangan, Dinas Sosial, Darma Wanita Kabuapaten Brebes tanpa henti mensosialisasikan dan menularkan ilmunya kepada warga masyarakat. “Saya setiap saat menjadi tutor dan juri diberbagai kesempatan,” ucapnya.

Untuk menambah penghasilannya, dia membuka kafe kupat blengong di Jogja Mall Brebes. Ditempat itu juga dibuka konsultasi tentang berbagai menu tradisional bagi yang ingin mengembangkannya.

“Yang penting saya berbuat yang terbuat untuk kesejahteraan bersama,” pungkasnya. (Wasdiun)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 22 Januari 2018

Nuris United FC Susah Payah Taklukkan Al-Badri FC

Jember, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pesantren Al-Badri FC tidak bisa dianggap remeh. Buktinya, Nuris United FC harus bersusah payah untuk menaklukkan tim yang bermarkas di Pesantren Al-Badri, Kotok, Kalisat, Jember itu. Sang juara bertahan tersebut baru bisa memastikan kemenangan di injury time babak kedua. Gol semata wayang itu terjadi lewat tendangan penalti.

Kedua tim menyajikan pertandingan menarik dalam babak perempat final Liga Santri Nasional (LSN) Region V Jawa Timur? yang dihelat di lapangan Pesantren Darussalam, Blok Agung, Banyuwangi, Sabtu (3/9) tersebut.

Nuris United FC Susah Payah Taklukkan Al-Badri FC (Sumber Gambar : Nu Online)
Nuris United FC Susah Payah Taklukkan Al-Badri FC (Sumber Gambar : Nu Online)

Nuris United FC Susah Payah Taklukkan Al-Badri FC

Serangan silih berganti dilakukan. Sejumlah peluang juga sama-sama diperoleh. Namun tidak berhasil dikonversi jadi gol. Kendati Al-Badri FC sedikit lebih dominan dalam penguasaan bola, tapi hingga 30 menit babak pertama usai, tak sebuah gol pun tercipta.

Di babak kedua, penampilan Nuris United tetap menawan. Namun serangan yang bertubi-tubi dilakukan? barisan depan Nuris United tak mampu menggetarkan jala gawang Al-Badri FC. Pertandingan pun diprediksi akan berlanjut dalam adu tendangan penalti. Tapi memasuki injury time, pemain belakang Al-Badri dinyatakan hands ball oleh wasit saat menyundul bola di kotak penalti sendiri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wasitpun tanpa ragu? mengusir pemain tersebut dengan kartu merah sekaligus memberi hadiah penalti kepada Nuris United FC. Meski sempat terjadi protes yang keras dari para pemain Al-Badri FC, namun wasit bergeming. Richard Rahmad yang menjadi algojo berhasil menunaikan? tugasnya dengan baik.

Di pertandingan lain, Al-Qodiriyah FC berhasil menaklukkan Bustanul Makmur FC dengan skor 2-0. Sementara tuan rumah, Darussalam FC memastikan maju ke semifinal setelah mengelontor Mambaul Huda dengan 4 gol tanpa balas. Sedangkan Al-Mubarok menang tipis atas? Persatuan? Sepak Bola Nurul Jadid (PSNJ),? Probllinggo dengan angka 1-0.

"Babak semifinal insya Allah semakin seru," tukas Wakil RMI Jember kepada? PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah melalui sambungan telepon seluler. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal, PonPes, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 19 Januari 2018

Bank Mini Syariah SMK Walisongo Beroperasi Sebelum Diresmikan

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekretaris Dinas Pendidikan dan Pemuda Olahraga (Disdikpora) Jepara Ali Maftuh meresmikan Bank Mini Syariah “Walisongo” di Pecangaan, Jepara, Kamis (27/11) pagi. Pelepasan balon dan pengguntingan pita menandai peresmian bank milik SMK Walisongo yang hadir untuk kepentingan praktik pelajar SMK Walisongo jurusan perbankan syariah.

Kepala SMK Walisongo Sutarwi Samsul Maarif menyampaikan, bank mini berjargon “Amanah Ummah” itu merupakan sarana praktik peserta didik jurusan Perbankan Syariah.

Bank Mini Syariah SMK Walisongo Beroperasi Sebelum Diresmikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Bank Mini Syariah SMK Walisongo Beroperasi Sebelum Diresmikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Bank Mini Syariah SMK Walisongo Beroperasi Sebelum Diresmikan

Dengan pengalaman demikian, siswa terbiasa dengan kegiatan perbankan. “Bank ini juga merupakan sarana untuk merangsang anak didik terbiasa menabung,” jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hal senada disampaikan pengawas SMK Walisongo Inti Murdaningarso. Menurut Inti, sarana itu menjadi sarana pembelajaran praktis peserta didik. Kehadiran bank diharapkan merangsang anak-anak rajin menabung dan terbiasa merancang kebutuhannya sehari-hari.

Sutarwi menambahkan, bank mini membuka tiga jenis simpanan, Simpanan Siswa (Simawa), Simpanan Karyawan (Simarwan), dan Simpanan Ujian Nasional (Siunas).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk Simawa, pembukaan awalnya sebesar Rp.10.000. “Selanjutnya boleh menabung Rp.2.000 dan seterusnya. Boleh menabung setiap hari maupun setiap bulan,” lanjutnya.

Demikian halnya dengan Siuna. Tabungan berikutnya mulai Rp. 2.000. sedangkan Simarwan mulai Rp.5.000 untuk tabungan setelah pembukaan awal. “Khusus Siunas tidak boleh diambil oleh siswa sebab untuk pembayaran Ujian Nasional,” ujar Sutarwi.

Bank mini itu memang untuk praktik 62 siswa Perbankan Syariah. Namun manfaat dari lembaga itu mencakup untuk semua elemen siswa dan karyawan di lingkungan unit SMK Walisongo Pecangaan, Jepara. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 16 Januari 2018

Laskar Aswaja Siap Lawan Perongrong Keutuhan Bangsa

Pandeglang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menyikapi maraknya aksi teror di Indonesia, Laskar Aswaja merumuskan langkah-langkah strategis sekaligus memberikan rekomendasi guna memperteguh dan mengawal NKRI. Hal ini mengemuka pada acara Pelantikan Pengurus Laskar Aswaja se-Provinsi Banten dan Rapat Kerja Wilayah pada 30 April-1 Mei 2016.

Ketua DPP Laskar Aswaja Adhi Thobink Permana mengatakan bahwa saat ini kondisi Indonesia sangat memprihatinkan, meskipun aparat Kepolisian Indonesia dikenal paling sukses dalam menagkap para teroris. Menurutnya, Indonesia juga dikenal sebagai bangsa yang melahirkan banyak kaum radikal dan teroris kelas dunia, termasuk Banten di dalamnya. Ini sebuah paradok yang membanggakan sekaligus memalukan.

Laskar Aswaja Siap Lawan Perongrong Keutuhan Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Laskar Aswaja Siap Lawan Perongrong Keutuhan Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Laskar Aswaja Siap Lawan Perongrong Keutuhan Bangsa

Selain itu, Lukman Hakim, Ketua Laskar Aswaja Provinsi Banten mengatakan, optimisme merupakan kata yang harus dimiliki segenap komponen bangsa. Terlebih dalam menyikapi berbagai gerakan yang akan memperlemah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bagi Laskar Aswaja, NKRI adalah harga mati yang tidak bisa ditawar lagi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Terorisme dan gerakan radikal atas nama agama harus dilawan, karena ia akan merongrong bangsa dan merusak citra Islam di mata dunia. Merupakan komitmen kami di Laskar Aswaja untuk turut serta menjaga keutuhan bangsa dan lestarinya nilai-nilai Islam yang rahmatan lil aalamiin (rahmat untuk semua),” sambungnya sebagaimana siaran pers yang diterima PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menyikapi banyaknya aksi teror dan maraknya kaum radikal, Panglima Brigade Laskar Aswaja Muhidir A. Kodir mengatakan bahwa Polri dan TNI harus tegas dalam menyikapi organisasi atau gerakan ideologis yang merongrong Negara Kesatuan Republik Indonesia.

“Penafsiran agama yang kaku dan ditambah ekonomi yang timpang adalah penyebab utama maraknya kelompok radikal di Indonesia. Perlu ada gerakan secara menyeluruh mengenai pentingnya memahami agama dengan baik dan benar,” papar pria kelahiran Tangerang ini.

Pantauan di lokasi acara, Pelantikan dan Rapat Kerja Wilayah ini dilaksanakan di Villa Karoeng Kabupaten Pandeglang. Dihadiri oleh sekitar 180 orang, terdiri dari Pengurus Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Banten.

Selaku Ketua Panitia Indra Irawan mengucapkan terima kasih kepada Adhi Thobink Permana selaku Ketua Umum DPP Laskar Aswaja, Dewan Pembina, Beberapa Pengurus Pusat, Ketua DPC se-Kota/Kabupaten, dan para pengurus yang telah mengikuti jalannya acara ini. “Semoga kegiatan kali ini mampu mengeluarkan beberapa keputusan dan rekomendasi yang berguna bagi Provinsi Banten, dan Indonesia,” sambungnya. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kisah Guru MI Melawan Ketidakadilan Birokrasi (1)

Guru Madrasah Ibtidaiyah Thoriqotul Islamiyah Desa Luwang, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati ini tergolong pemberani. Pasalnya, ketika terjadi ketidakadilan menimpa salah satu anak didiknya, ia tanpa ragu mendobrak birokrasi. Dengan  percaya diri, guru muda ini menghadapi pejabat yang melakukan diskriminasi.

Siapa gerangan guru muda pemberani itu? Dialah Ratih Agnityas Wulandari, guru yang selama 12 tahun telah jatuh bangun dalam mendidik anak bangsa. Perempuan kelahiran Pati, 5 Agustus 1983 ini mengajar di MI tersebut sejak 2004 hingga kini. Bagaimana kisah ibu guru yang menginspirasi ini melawan tindak diskriminasi?

Ratih, sapaan akrabnya, memulai kisahnya melawan ketidakadilan sejak tahun 2013. Ketika itu, ia memiliki anak didik yang hobi berolahraga. Saking rajinnya berlatih, siswi ini sejak usia dini berprestasi di cabang bulutangkis tunggal putri. Beberapa kali ia menggondol piala juara pertama. Dialah, Faza Mantasya.

Kisah Guru MI Melawan Ketidakadilan Birokrasi (1) (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Guru MI Melawan Ketidakadilan Birokrasi (1) (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Guru MI Melawan Ketidakadilan Birokrasi (1)

“Saat itu, siswi kami yang hobi main badminton ini ingin ikut serta di ajang POPDA dan O2SN. Lalu, saya cari tau untuk bisa daftar lomba tersebut. Ketika kami mau mendaftar, kami ditolak panitia,” ujar Ratih saat dihubungi PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah pekan ini.

Alasannya, lanjut Ratih, siswa MI tidak bisa ikut lomba lantaran tidak tertera dalam petunjuk teknis (juknis) dari pemerintah, dalam hal ini Dinas Pemuda dan Olahraga. “Kami pun diam,” ujarnya pilu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Setahun kemudian, tepatnya pada 2014, Ratih mendaftarkan kembali anak didiknya tersebut. Rupanya, aral masih saja melintangi langkahnya. Pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan (UPT Disdik) Kecamatan Tayu mengatakan, jika ingin ikut POPDA harus membayar iuran terlebih dahulu.

“Kami pun bayar kepada Ketua K3S Kecamatan Tayu sebesar 550.000 rupiah. Lagi-lagi kami kaget. Sebab, begitu sampai di ruang seleksi, kami tidak diperbolehkan ikut lomba. Mereka bilang, MI belum iuran. Lalu kami tunjukkan kuitansi. Mereka berkilah lagi, ini khusus SD katanya,” ungkap Ratih.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia bersama timnya pun pulang dengan tangan hampa. Tahun ketiga, tepatnya pada Mei 2015, Ratih kembali mendaftar pada seleksi O2SN. Meski ditolak panitia, tetapi Kepala UPT Disdik Kecamatan Tayu, Diyono, memberi kesempatan kepadanya untuk mendaftar.

Lalu, pada Oktober 2015, panitia POPDA Kecamatan Tayu mengadakan seleksi POPDA tingkat kecamatan. “Kami pun mendaftar kembali dengan membawa uang iuran. Tapi ditolak. Kali ini dengan alasan harus bayar 12.000 rupiah kali jumlah siswa kali seluruh MI se-kecamatan,” paparnya.

Jika MI-nya saja yang membayar, kata Ratih, maka tidak boleh. Harus se-kecamatan. “Tentu, itu membebani kami dan sulit dipenuhi. Akhirnya gagal lagi. Tapi saya nggak putus asa. Saya lobby terus. Saya memohon kepada ketua panitia lomba, tapi saya tetap ditolak,” ujarnya tegar. (Musthofa Asrori/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 14 Januari 2018

Dandim Semarang Instruksikan Sukseskan Hari Santri Nasional

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Komandan Kodim Semarang Kolonel Zainul Bahar menginstruksikan jajarannya untuk menyukseskan kegiatan Hari Santri Nasional (HSN) 2016.

“Kegiatan Hari Santri adalah sekaligus memperingati Resolusi Jihad yang diletuskan oleh Hadratus Syaih KH Hasyim Asy’ari yang penuh dengan nilai-nilai perjuangan,” katanya ketika menerima silaturahmi Panitia HSN 2016 Kota Semarang di ruang kerjanya, Selasa.

Dandim Semarang Instruksikan Sukseskan Hari Santri Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Dandim Semarang Instruksikan Sukseskan Hari Santri Nasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Dandim Semarang Instruksikan Sukseskan Hari Santri Nasional

Dari Resolusi Jihad tersebut akhirnya tergeraklah para pejuang kemerdekaan Indonesia untuk mengangkat senjata melepaskan diri dari penindasan penjajah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Nilai-nilai kejuangan itu yang harus kita warisi dan dipelihara sampai kapan pun,” kata mantan Kepala Penerangan Kodam IV/Diponegoro itu. Silaturahmi dipimpin Ketua PCNU Kota Semarang KH Anasom dan Ketua Panitia HSN 2016 Agus Fathuddin Yusuf.

Yang istimewa adalah di tengah-tengah silaturahim tersebut, Komandan Kodim kedatangan tamu Kapolres Kota Surakarta Kombes Pol M Lutfi yang tidak lain kakak kandung Kolonel Zainul Bahar. “Wah ini ada dua komandan: satu Kolonel satu Kombes Polisi, kakak beradik lagi,” kata Kiai Anasom.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dandim berpesan agar seluruh rangkaian kegiatan HSN dipersiapkan sebaik-baiknya sehingga pelaksananya berjalan aman tertib dan lancar. Dia berjanji, sebagai santri akan mendukung penuh untuk menyukseskan kegiatan tersebut.

Ketua PCNU KH Anasom menjelaskan, meski ide dan gagasan Hari Santri Nasional berasal dari Nahdlatul Ulama tetapi setelah Terbit Keppres 22/2015 tentang Hari Santri Nasional menjadi milik bangsa dan negara Indonesia.

Ketua Panitia HSN Agus Fathuddin Yusuf melaporkan, rangkaian kegiatan di Kota Semarang tidak kurang dari 15 kegiatan. Yakni lokakarya jurnalistik santri, lomba menyanyi mars lagu Subbanul Wathan karya KHA Wahab Chasbullah, lomba menulis surat untuk Mas Hendy (Wali Kota Semarang), lomba Liga Futsal Santri, lomba baca kitab kuning, bedah buku Kiai Sholeh Darat, donor darah dan pameran kartun santri dan ziarah kubur ke makam para pejuang dan pendiri Nahdlatul Ulama.



Sepak Bola Api


Menurut Agus, sebagai ungkapan syukur Hari Santri Nasional akan diselenggaran Istighotsah Kebangsaan pada Jumat malam besok (21/10) pukul 19.00? di halaman Plaza Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Jalan Gajahraya Semarang. Para jamaah diharapkan sudah berwudlu dari rumah dan shalat Isya berjamaah di MAJT.

Kegiatan tersebut sekaligus digabung dengan rangkaian dzibaan dan barzanji para profesor dan doktor di Kota Semarang. Pengunjung akan dihibur dengan atraksi Sepak Bola Api oleh para santri PP Daarun Najah Jrakah Semarang pimpinan KH Ahmad Izzuddin, PP Azzuhri Ketileng Semarang dan PP Al-Itqon Bugen Tlogosari Semarang.

Selain itu hadirin akan disuguhi Tari Saman dari Aceh dan kolaborasi musik terbangan, gamelan Jawa, Drum Band dan berbagai alat music lainnya yang dimainkan oleh murid-murid SMP-SMA Nasima. Setelah itu mereka akan bersama-sama membaca shalawat nariyah. Sedang Pidato Hari Santri akan disampaikan KH Kharis Shodaqoh pengasuh pondok pesantren Al-Itqon Bugen Tlogosari Semarang.

Pada Sabtu pagi (22/10) dimulai pukul 07.00 akan digelar Upacara Hari Santri di halaman Balai Kota Jalan Pemuda 148 Semarang. Irup Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi bersama peserta upacara akan memakai kain sarung dan baju koko dalam kegiatan tersebut. Setelah itu seluruh peserta upacara akan berjalan kaki melewati Jalan Pemuda, Tugumuda, Jalan Pandanaran, Simpanglima dan Jalan Pahlawan untuk mengikuti ziarah massal dan tahlilan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Giri Tunggal Semarang . Mereka akan disuguhi drumband dari TK Muslimat, drumband MTs Hidayatusubban Genuk Semarang, drumband MTs Al-Wathoniyah Bugen, dan drumband Baladhika Arhanudse-15 Semarang. (Red: Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Sejarah, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 06 Januari 2018

Aktivis Muda NU Pati Gelar Expo Kampus

Pati, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Aktivis muda Nahdlatul Ulama’ yang tergabung dalam alumni Bimbingan Pasca Ujian Nasional (BPUN) Mata Air Pati menggelar ekspo kampus untuk para pelajar khususnya kelas XII MA ataupun SMA se kabupaten Pati. Acara tersebut berlangsung di Pendopo Kabupaten Pati, Jum’at (30/01).

“Ekspo ini bertujuan untuk memberikan informasi bagaimana caranya masuk ke kampus-kampus favorit. Karena kebanyakan pelajar-pelajar yang di desa tidak mempunyai akses informasi yang cukup untuk masuk ke kampus favorit,” ungkap Afif, Koordinator Majelis Alumni Sanlat dan BPUN (MAS BPUN) Pati.

Aktivis Muda NU Pati Gelar Expo Kampus (Sumber Gambar : Nu Online)
Aktivis Muda NU Pati Gelar Expo Kampus (Sumber Gambar : Nu Online)

Aktivis Muda NU Pati Gelar Expo Kampus

Ia juga mengungkapkan bahwa selain memberikan informasi cara masuk ke kampus favorit, MASBPUN juga memberikan motivasi kepada para pelajar Pati, agar nantinya banyak pelajar Pati yang mengenyam pendidikan Tinggi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kalau banyak yang mengenyam pendidikan tinggi, nantinya juga akan bisa membangun daerahnya sendiri.” ungkap Afif, mahasiswa dari UGM.

Lebih Lanjut, Afif juga mengatakan, MAS BPUN Pati ingin mengubah mindset para siswa MA, bahwa belajar tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga perlu belajar ilmu umum.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita membantu siswa-siswi yang kurang mampu, yaitu dengan memberikan strategi agar masuk Perguruan Tinggi favorit, baik melalui beasiswa ataupun yang lain.” ujarnya.

“Selain memberikan motivasi dan informasi, Ekspo Kampus ini juga sebagai ajang untuk mempererat alumni MASBPUN Pati. Adapun pesertanya terdiri dari berbagai siswa yang ada di sekolah Pati." Ungkap Sofyan, ketua panitia yang juga mahasiswa Unair. (nur sholikhin/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 22 Desember 2017

PCNU Prioritaskan Program Kaderisasi dan SDM Kader

?Depok, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Musyawarah kerja cabang Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Depok menitikberatkan program kerjanya ke depan pada bidang organisasi dan sumber daya manusia kader. Mereka berencana melakukan konsolidasi internal hingga pengurus anak ranting NU untuk menjalankan program kerjanya.

PCNU Prioritaskan Program Kaderisasi dan SDM Kader (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Prioritaskan Program Kaderisasi dan SDM Kader (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Prioritaskan Program Kaderisasi dan SDM Kader

Menurut Ketua PCNU Depok Ustadz Raden Salamun di tanah Baru, Beji kota Depok, terdapat delapan pembahasan dalam Muskercab. Kesemuanya meliputi aspek diniyah, dakwah, pendidikan, mabarot, hukum, ekonomi, organisasi dan  politik.

"Kita menargetkan sejumlah 500 kelompok anak ranting NU, 63 ranting NU, dan dua MWCNU yang akan direstrukturisasi kepengurusannya tahun ini," kata Salamun di STIH IBLAM Depok, Ahad (18/5).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Program ini, menurutnya, dapat mengintensifkan komunikasi  sesama ormas dan lintas agama. PCNU Depok sempat menjadi inisiator halaqoh lintas agama pada Oktober 2013 lalu untuk meningkatkan persatuan warga Depok.

"Tentunya, kita menanamkan paham aswaja NU agar munculnya aliran sempalan bisa diminalisasi di Depok," tutur Salamun.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara Wakil Bendahara NU Depok H Bukhori berharap agar kepengurusan baru PCNU Depok bisa berperan dalam memberdayakan masyarakat. Salah satunya, dalam bidang agama serta pemberdayaan ekonomi.

"Banyak peran yang bisa diambil NU. Sampai saat ini, ormas berlambang sembilan bintang itu tetap diharapkan perannya di masyarakat," terang H Buchori. (Aan Humaidi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama, Fragmen, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 11 Desember 2017

Santri Bergiat sejak dalam Kondisi Kantuk

Depok, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Suara air berjatuhan sudah ramai sejak jam tiga dini hari. Para santri berderet, mengantre di depan pintu kamar mandi dan pancuran air wudhu. Rutinitas hari itu akan dimulai dengan sembahyang tahajud.

Pagi itu, Fitria Novianti (17) menunaikan kewajibannya sebagai koordinator bidang ubudiyah Organisasi Pondok Pesantren Terpadu al-Awwabin (OPPTA). Ia menghampiri setiap kamar putri, memastikan semua rekannya dalam keadaan bangun.

Santri Bergiat sejak dalam Kondisi Kantuk (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Bergiat sejak dalam Kondisi Kantuk (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Bergiat sejak dalam Kondisi Kantuk

Fitria mengaku bersemangat menjalankan tugasnya. Meski kadang merasa jengkel menghadapi beberapa santriwati yang kurang mengindahkan disiplin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sebel juga sih kalau ada yang nggak mau bangun. Bilangnya, nanti-nanti. Padahal jaras (bel) sudah dibunyikan,” tuturnya, Selasa (23/10).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pondok Pesantren Terpadu al-Awwabin Putri Bedahan, Sawangan, Depok, selalu mengawali kegiatan rutinnya dengan qiyamul lail (ibadah tengah malam). Tahajud bersambung wirid baru berhenti ketika adzan shubuh dikumandangkan. Para santri pun bersiap sembahyang shubuh secara berjamaah.

Pengajian kitab kuning baru digelar setelah hafalan Al-Qur’an atau qaidah nahwiyah dilantunkan. Sang pengasuh, Abuya KH Abdurrahman Nawi, juga memiliki jadwal khusus pada pengajian pagi ini.

Pesantren al-Awwabin Putri mengkaji beberapa kitab, mulai dari gramatika Arab, hadits, tafsir, fiqih, ushul fiqih, ilmu mantiq, akhlak, hingga tauhid. Di luar jam pagi, pengajian juga dilaksanakan usai sembahyang ashar dan isya’. Bakda maghrib, para santri biasanya membaca ratib, tahlil, atau maulid.

Sabila Faiziah (14) mengatakan bahagia dapat belajar di pesantren ini. Kegiatan yang padat tak membuat semangatnya surut. Sejak awal, nyantri sudah menjadi tekad dan pilihannya pribadi, bukan dorongan orang lain.

“Pengen ndalemin ilmu agama, pengen mandiri. Soalnya di luar pergaulannya udah nggak bener,” ujarnya.

Apalagi, selain ngaji, pesantren terkemuka di Kota Depok ini juga membuka sekolah formal untuk jenjang Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Dari pukul 7 sampai 12.30 santri mengikuti tak hanya materi agama, tapi juga mata pelajaran umum.

Kegiatan ekstrakurikuler, seperti kepramukaan, kepalang-merahan, olahraga, seni drumben, dan penguasaan komputer turut melengkapi kepadatan jadwal santri. Secara umum, siang merupakan waktu istirahat bagi rutinitas ini.

Sebagai pengurus, Fitria memang dituntut tegas menghadapi santri malas. Namun, sebagai santri ia tak dapat menyembunyikan empatinya. Dengan rutinitas yang super padat, menjadi maklum jika beberapa santri ogah-ogahan beranjak dari tempat tidur.

“Mungkin karena kecapekan. Karena malamnya padat kegiatan, belajar, ngobrol, dan lain-lain. Tapi mereka tetap shalat jamaah kok, meskipun telat,” tandasnya.

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, Sejarah, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 09 Desember 2017

Badan Hisab Rukyat Jepara Nyatakan Tak Terlihat Hilal

Jepara,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hasil rukyatul hilal di Pantai Kartini Jepara, Rabu petang (24/9) yang dilakukan Badan Hisab Rukyat kabupaten Jepara, Pengadilan Agama (PA) memutuskan tidak melihat hilal. Keterangan itu disampaikan Ketua Majelis Isbat, Kasrori.

Badan Hisab Rukyat Jepara Nyatakan Tak Terlihat Hilal (Sumber Gambar : Nu Online)
Badan Hisab Rukyat Jepara Nyatakan Tak Terlihat Hilal (Sumber Gambar : Nu Online)

Badan Hisab Rukyat Jepara Nyatakan Tak Terlihat Hilal

Menurut Kasrori, pada rukyatul hilal yang berlangsung pukul 17.34-17.38 wib, tidak seorang pun petugas melihat bulan baru. Karena itu, pihaknya memberikan maklumat penetapan 1  zulhijjah mengikuti keputusan Kementerian Agama (Kemenag) RI.

Ketua Lajnah Falakiyah (LFNU) Jepara, Zabidi Jepara membenarkan keputusan PA. Kata dia, posisi matahari berada di sebelah selatan titik barat sejauh 0.38. Posisi hilal berada di sebelah selatan titik barat sejauh 2.36. letak hilalnya berada di sebelah selatan matahari sejauh 1.58.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Karena tinggi hilal kurang dari 1 derajat besar kemungkinan hilal tidak bisa dilihat. Bisa jadi hilal tak tampak dari Sabang sampai Merauke,” tambah sekaligus anggota BHRD.

Kegiatan yang diselenggarakan Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD) kabupaten Jepara diikuti Pemkab, MUI, PA, LFNU Jepara, Takhasus Falakiyah IAIN Walisongo Semarang, Fakultas Syariah Unisnu Jepara dan lembaga-lembaga terkait lain. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 06 Desember 2017

Gus, Saya Minta Maaf

Sesekali saya mencoba untuk memungut serpihan-serpihan tentang masa lalu yang sudah lama terlewati. Dalam proses pemungutan itu, saya berusaha untuk memilih dan memperkirakan serpihan mana yang layak untuk diceritakan di sini.

Sekian banyak serpihan yang saya seleksi, ada satu yang membuat saya tertarik untuk kembali mengamatinya. Saya amati serpihan itu, saya genggam erat, saya renungi, entah kenapa timbul penyesalan dalam hati sanubari saya. Serpihan itu, mengingat akan sekolah tempat saya belajar dulu, al-Ma’arif namanya.

Gus, Saya Minta Maaf (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus, Saya Minta Maaf (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus, Saya Minta Maaf

Pesantren al-Ma’arif satu-satunya pesantren NU di tanah kelahirannya saya, Bukittinggi. Di sinilah saya diajari untuk mencium tangan orang tua, ustadz, bahkan senior. Beberapa kali teman saya pernah dimarahi lantaran tidak mencium tangan orang tuanya ketika datang ke pesantren. Pimpinan pesantren saya, termasuk pengurus NU wilayah Bukittinggi. Tak heran jika pesantren ini sarat dengan atribut-atribut NU. Bayangkan, mulai dari warna karpet asrama, musola, jendela, dinding sekolah, mobil, dan atap garasinya, semuanya berwarna hijau. Bahkan, kami pernah ditegur gara-gara membeli  selendang berwarna biru untuk tim shalawat.  Karena biru bukan NU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan pesantren saya itu memang NU tulen. Ia pencinta Gus Dur. Tiap ceramah dan menasehati kami, acapkali ia menyebut nama Gus Dur. Saya masih ingat, beliau mengatakan, “Gus Dur itu hebat, meskipun “buta” tapi bisa hafal  semua nomor telepon.”

Waktu Gus Dur jadi Presiden, bukan main senang hatinya. Laik anak kecil ketemu mainan. Saking cintanya terhadap Gus Dur, ia menangis ketika menyaksikan Gus Dur melambaikan tangan dengan memakai celana pendek ketika keluar istana. Saya membatin, “Kayak cewek aja, masak gitu aja nangis.” Astagfirullah, saya sangat menyesal.

Sekalipun ustadz saya pencinta Gus Dur, tiap kali dia berbicara tentang Gus Dur sering kali saya remehkan dalam hati. Saya tidak terlalu suka dengan Gus Dur kala itu. Apalagi saya tidak pernah baca bukunya. Sekitar tahun 2005 saya meninggalkan pesantren NU itu. Cerita-cerita manis tentang Gus Dur tak pernah lagi saya dengar. Di Sekolah yang baru kondisinya sangat berbeda. Hampir tidak pernah saya mendengar kata Gus Dur keluar dari mulut guru-guru di sana. Akhirnya, ketidaksukaan saya semakin kuat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di kampung seringkali berkembang cerita miring tentang Gus Dur, misalnya: PKB, Presiden Kita Buta. Ada juga yang bilang, Gus Dur baru saja jadi presiden sudah buang-buang uang untuk jalan-jalan ke luar negeri. Kampung saya sempat heboh ketika Gus Dur membela mati-matian Inul Darastita. Padahal, menurut kacamata lahir, goyangan Inul harus dihentikan karena meresahkan sebagian umat Islam.

Bagi Gus Dur, gitu aja kok repot! Teman saya  yang fans Rhoma Irama bilang, “Ya wajarlah Gus Dur buta, jadi dia ngak liat goyangan Inul seperti apa, alias nngak nafsu.”  Dan masih banyak lagi cerita seperti itu, semakin saya ungkapkan, semakin merintih.   

Begitulah kondisi lingkungan saya dibesarkan.  Akal saya dikontruksi oleh cerita-cerita miring semacam itu. Pandangan dan sikap saya terhadap Gus Dur, hampir sama dengan mereka, tidak jauh beda.

Pada tahun 2009 saya merantau ke Jakarta. Merantau adalah bagian dari tradisi kami. Dulu anak Minang yang tak merantau dikatakan, “Udah besar masih saja nyusu sama orang tua.” Dari struktur rumah, anak laki-laki tidak memiliki kamar di rumah orang tuanya. Orang tua membuatkan kamar hanya berdasarkan jumlah anak perempuan mereka. Artinya, anak laki-laki harus keluar rumah (merantau) ketika dewasa.

Di Jakarta, pandangan saya tentang Gus Dur masih sama seperti yang dulu. Beberapa bulan di Jakarta, sesekali saya melihat papan pengumuman berisi acara-acara yang mengundang Gus Dur sebagai narasumber. “Ah, nggak penting,” bisik saya dalam hati. Alangkah angkuhnya saya dahulu. Tak lama kemudian, teman saya mengucapkan berita duka atas wafatnya guru bangsa Abdurrahman Wahid di status FB-nya. Saking dungunya, saya tidak merasakan kehilangan apapun ketika membaca kalimat itu.

Malam itu, saya menyaksikan orang-orang di sekeliling banyak yang sedih. Ada juga yang bergegas ke rumah Gus Dur untuk sekadar menengok paras terakhir sang Guru Bangsa. Teman-teman di tempat saya biasa diskusi semuanya meluapkan memori mereka ihwal Gus Dur, rata-rata memuji. Saya tengok televisi, semua siaran membicarakan Gus Dur. Bukan hanya orang Islam yang menangis, tapi juga orang Budha, Kristen, Hindu, dan Tionghua.

Sambil merebahkan badan di lantai musola, saya merenung: apa hebatnya Gus Dur? Kenapa banyak orang yang menangisi kepergiannya? Kalau ada orang Islam meninggal, lantas ditangisi umat Islam sendiri, saya sudah sering melihat. Tapi, ada orang Islam ditangisi jutaan umat lintas agama, saya baru kali ini menyaksikan.

Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui saya, tiap hari makin penasaran. Rasa keingintahuan itu terus saya simpan. Hingga saya menemukan forum diskusi Tadarus Kolom Gus Dur yang diadakan  Wahid Isntitute sekitar dua atau tiga bulan pasca wafat Gus Dur. Di sana saya diajak untuk membaca tulisan-tulisan Gus Dur. Saya juga dipaksa menulis. Awalnya saya sulit untuk memahami isi artikel-artikel Gus Dur. Namun,  berkat diskusi dengan beberapa orang teman, saya udah agak mulai bisa memahaminya.

Gus, saat ini saya sudah mulai berubah. Saya tidak seperti dulu lagi. Meskipun engkau telah tiada, saya yakin engkau tengah mendengar suara penyelasan ini. Gus, saya minta maaf. Semoga engkau di sana menerima permintaan maafku. Kata maaf itu bukan hanya sekadar basa-basi, Gus. Saya akan buktikan lewat tindakan. Kalau ada lagi cerita-cerita miring tentangmu di kampung, saya akan berusaha meluruskannya sesuai kadar pengetahuan dan kemampuan saya. Jika mereka masih seperti itu, belum berubah, saya hanya bisa mengatakan: semoga kalian mendapat petunjuk. (Hengki Ferdiansyah)

 

Darus-Sunnah, 20 Desember 2013

Hengki Ferdiansyah adalah Redaktur Majalah Surah, santri Darus-Sunnah  

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Sholawat, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 03 Desember 2017

Membuat Kebaikan tanpa Menjelekkan Orang Lain

Suatu ketika saat mengajar di kelas, ahli Matematika, filsuf dan peletak dasar ilmu mantiq, Aristoteles membuat sebuah garis. Ia lalu berkata kepada para muridnya, “Wahai muridku, siapa yang bisa memperpendek garis yang aku buat ini?”

Para murid lalu maju satu per satu dan mencoba memecahkan teka-teki yang diberikan gurunya. Ada seorang murid yang segera menghapus setengah dari garis itu. Melihat itu, sang guru tampak belum membenarkan jawaban si murid.

Membuat Kebaikan tanpa Menjelekkan Orang Lain (Sumber Gambar : Nu Online)
Membuat Kebaikan tanpa Menjelekkan Orang Lain (Sumber Gambar : Nu Online)

Membuat Kebaikan tanpa Menjelekkan Orang Lain

Lalu majulah murid yang lain. Murid ini juga menghapus setengah dari garis yang sudah dihapus, sehingga sekarang garis itu tinggal seperempat panjangnya darigaris yang dibuat Aristoteles.

Ternyata jawaban itu pun belum dianggap tepat oleh sang guru. Aristoteles pun kembali menantang muridnya. Hingga majulah salah satu muridnya yang tak lain adalah Iskandar Zulkarnain.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berbeda dari murid-murid sebelumnya yang mengambil penghapus dan segera menghapus garis yang ada, Iskandar Zulkarnain malah membuat garis yang lain yang lebih panjang daripada yang dibuat gurunya. Dibandingkan dengan garis baru ini, tampaklah garis yang dibuat Aristoteles semakin pendek.

Melihat garis yang dibuat Iskandar Zulkarnain, barulah sang guru terlihat puas. Jawaban Iskandar Zulkarnain sebagai jawaban yang benar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kejadian tersebut membawa pesan bahwa untuk mengatasi persoalan atau menghadirkan maslahat, tak harus dengan merusak. Kita dapat membuat kebaikan tanpa menjelek-jelekkan orang lain. Kita juga bisa memperoleh kebahgiaan tanpa harus menyakiti sedikit pun perasaan orang lain.

Di dalam Islam, kita diperintahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Dan demikianlah hendaknya yang selalu kita lakukan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Kendi Setiawan)

(Cerita ini disarikan dari ceramah Ajengan Yayan Bunyamin pada pengajian Rijalul Ansor yang digelar PAC GP Ansor Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat pada 14 April 2017)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 14 November 2017

Al-Fayyadl: Hapus Trauma Sejarah dengan Shalawat Rekonsiliasi

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hampir dapat dipastikan pada akhir bulan September, selalu ramai dibicarakan peritiwa pemberontakan Gerakan 30 September/PKI. Berbagai kalangan mengingatkan bahaya bangkitnya kembali PKI, dan pada saat yang sama mengemukakan sebaliknya. Lantas apa yang bisa dilakukan warga NU?

Al-Fayyadl: Hapus Trauma Sejarah dengan Shalawat Rekonsiliasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Al-Fayyadl: Hapus Trauma Sejarah dengan Shalawat Rekonsiliasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Al-Fayyadl: Hapus Trauma Sejarah dengan Shalawat Rekonsiliasi

Bagi Muhammad Al-Fayyadl, kalangan NU (khususnya yang lahir belakangan, red) serta warga bangsa untuk segera melakukan rekonsiliasi horisontal. "Dengan demikian ketegangan yang pernah terjadi dapat segera diurai serta menemukan titik temu," katanya, Ahad (1/10).

Dan media yang dapat dijadikan sarana untuk rekonsiliasi tersebut adalah shalawat. "Karena shalawat adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari warga NU," ungkap alumni magister di Universite Paris 8 pada jurusan Filsafat dan Kritik Kontemporer Kebudayaan tersebut.

Mencari solusi dengan shalawat rekonsiliasi baginya bisa menjadi salah satu jalan tengah. "Akan baik kalau ada bacaan atau amalan shalawat yang mengarah kepada rekonsiliasi," terang alumnus Pondok Pesantren An-Nuqayah, Guluk-guluk Sumenep tersebut.

Pria yang kini tinggal di Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo ini tidak menampik kalau peristiwa berdarah G30S PKI terus menjadi perdebatan. "Lantaran selama ini, peristiwa tersebut ditutup-tutupi," katanya. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bagaimana mungkin kekuasaan Soeharto dengan Orde Barunya telah mendesain sedemikian rupa kejadian tersebut sehingga yang mengemuka hanya versi pemerintah. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sehingga kalau sebagian masyarakat mempersoalkan dan ujungnya menjadi pro dan kontra seperti selama ini, hal tersebut adalah hal yang wajar," ungkapnya.

Bagi Al-Fayyadl, kejadian ini memberikan banyak pelajaran kepada bangsa. "Anak bangsa harus bisa memilih dan mempelajari fase hubungan antar golongan yang pada akhirnya untuk bersama mendiskusikan perjalanan yang terjadi," katanya. 

Mereka yang terlibat dalam sebuah peristiwa masa lalu, lanjutnya, dapat bertemu untuk mendiskusikan peristiwa yang pernah terjadi secara lebih terbuka.

Di ujung penjelasannya, Al-Fayyadl mengajak kalangan terpelajar di NU untuk banyak menulis buku sejarah. Ini untuk melengkapi buku dan catatan yang sudah ada. "Yang diwariskan jangan semata sejarah lisan," sergahnya. 

Manfaat dari menulis buku adalah agar semakin banyak sudut pandang yang bisa dijadikan rujukan dalam menilai sebuah peristiwa. "Dengan demikian akan semakin banyak misteri yang bisa diungkap," pungkasnya. (Ibnu Nawawi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 09 November 2017

Menengok Perencanaan Strategis Majalah NU, AULA dan AULEEA

Pasuruan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selama dua hari yakni sejak 23 hingga 24 Januari 2016, pimpinan, staf dan karyawan PT Aula Media Nahdlatul Ulama melangsungkan kegiatan SWOT atau perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di Finna Golf and Country Club Resort Pandaan Pasuruan, Jawa Timur. Acara ini sebagai wahana untuk melakukan evaluasi terhadap kiprah majalah AULA dan AULEEA sebelumnya, sekaligus proyeksi yang akan direngkuh untuk tahun mendatang.

Pada sambutan di acara pembukaan, H Arif Affandi selaku Pemimpin Umum media ini mengemukakan bahwa kekurangan yang harus segera ditutupi oleh NU adalah menjalankan usaha secara profesional. "Kegiatan selama dua hari ini hendaknya diikuti secara serius untuk membahas berbagai hal demi perkembangan Majalah AULA dan AULEEA di masa mendatang," kata mantan Wakil Walikota Surabaya ini. Arif, lanjutnya, juga mengingatkan bahwa segala hal yang selama ini terjadi dalam keseharian di kantor dan lapangan hendaknya dapat didiskusikan demi menemukan formula terbaik bagi perkembangan media.

Menengok Perencanaan Strategis Majalah NU, AULA dan AULEEA (Sumber Gambar : Nu Online)
Menengok Perencanaan Strategis Majalah NU, AULA dan AULEEA (Sumber Gambar : Nu Online)

Menengok Perencanaan Strategis Majalah NU, AULA dan AULEEA

Ketua PW Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama (LPNU) Jawa Timur ini mengemukakan bahwa kesempatan mengikuti acara hendaknya dapat dioptimalkan untuk mencari tahu bagaimana mengelola media secara baik dan profesional.

Karena media kita sudah berbentuk Perseroan Terbatas atau PT, tambahnya, maka tidak ada pilihan lain bagi seluruh pimpinan dan karyawan untuk menjadikannya sebagai sarana bisnis. Ukuran bagi kelayakan bisnis adalah dikelola secara baik dan menguntungkan. Kendati demikian, bisnis yang diinginkan adalah bukan semata mencari keuntungan, namun juga membawa visi besar NU sebagai penyebar Islam rahmatan lilalamin.

Mantan Pemimpin Redaksi Harian Pagi Jawa Pos ini kemudian memaparkan sejumlah fakta bahwa semakin banyak warga NU yang telah sukses menjadi profesional dengan berbagai usaha yang digeluti. "Oleh sebab itu, frame dalam pengelolaan media ini sangatlah jelas yakni harus profesional dan berorientasi bisnis," tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Saling berbagi kritik dan masukan

Di hari pertama, yakni usai shalat Ashar berjamaah, setiap divisi diberikan kesempatan memberikan gambaran kondisi yang dialami. Demikian pula kendala yang dihadapi sembari menyampaikan proyeksi yang diharapkan pada tahun 2016.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada sesi pertama tampil Muhamad Jamil bersama Subhan dan serta Ahmad. Devisi periklanan ini memaparkan sejumlah perolehan iklan di Majalah AULA maupun AULEEA tahun 2015 sebagai penyumbang pendanaan media disamping oplah dan sejumlah ivent. "Kami berharap, ada sinergi antara semua pihak untuk mendongkrak iklan yang masuk di media kita," kata Abah Jamil, sapaan akrabnya. Karena berdasarkan evaluasi iklan yang masuk selama ini adalah buah kerjasama yang terjadi bagi semua pihak. "Baik di redaksi maupun kawan yang berada di devisi lain," katanya.

Saat sesi tanya tawab, catatan kritis diberikan terkait dengan prosedur mendapatkan iklan, materi iklan yang masuk serta eksekusi dalam penagihan. "Mohon ada koordinasi yang lebih intensif pihak yang memperoleh iklan dengan bagian tata letak sehingga tidak ada materi iklan yang terlewatkan," kata Johan dari bagian tata letak.

Demikian pula pihak iklan mendapat masukan untuk membuat jadwal waktu yang dapat dioptimalkan untuk mendapatkan tambahan iklan. "Seperti Ramadhan dan hari raya Idul Fitri, serta hari besar lain yang bisa dimaksimalkan untuk memperoleh iklan dari berbagai pihak," kata Afif Amrullah.

Bapak Arif Affandi juga mengingatkan bahwa bila terdapat iklan partai politik, hendaknya dapat dicarikan perimbangan dari partai berbeda. "Agar tidak ada kesan bahwa majalah kita hanya dikuasai partai politik tertentu," pesannya. Pak Arif kemudian menceritakan saat pelaksanaan Pemilihan Presiden RI, yang mana akhirnya media ini berhasil mendapat iklan dari masing-masing kontestan Pilpres.

Usai devisi iklan memberikan paparan, giliran berikutnya adalah pemasaran. Karena bagian ini sebagai ujung tombak distribusi media hingga ke pelanggan dan agen, maka diskusinya lumayan panjang karena banyak masukan demi perbaikan layanan.

Baik Ibu Riamah (AULEEA) maupun Iwan Setiono (AULA) memberikan ? paparan seputar perkembangan media ini sejak tahun lalu dan perkiraan capaian untuk tahun berikutnya. Sejumlah ikhtiar disampaikan oleh keduanya dalam upaya meningkatkan image media di mata masyarakat. Dari mulai menyelenggarakan ivent yang bekerjasama dengan sponsor, bergabung dengan para loper koran, agen majalah hingga terobosan lain yang dapat saling menguntungkan.

"Meskipun secara usia, Aula telah berumur lumayan lanjut, namun untuk pasar di sejumlah kota ternyata masih kurangmenggembirakan," kata Iwan Setiono. Karenanya, sejumlah terobosan harus dilakukan dalam rangka membangun image sebagai majalah kebanggaan dari NU yang juga diakui berbagai kalangan.

Hal yang sama juga dilakukan AULEEA yang memasuki satu setengah tahun. "Perlu kerja keras agar majalah life style muslimah ini dapat diterima pasar dengan baik," kata Ibu Riamah. Dan sejumlah perusahaan tidak serta merta berkenan memberikan support terhadap media cetak ini. Ada juga beberapa perusahaan yang justru lebih tertarik menyelenggarakan kegiatan bersama karena pertimbangan produknya dapat langsung dikenal konsumen.

Banyak masukan yang disampaikan peserta terkait pengembangan majalah di masa depan, khususnya kerjasama dengan sejumlah lembaga atau kepengurusan struktural NU. Bahkan bila memang dibutuhkan, akan diupayakan terbitnya surat himbauan kepada kepengurusan NU di seluruh wilayah di tanah air. "Surat tersebut bisa diupayakan oleh PBNU," kata Muhammad Rofii Boenawi.

Keharmonisan kerja dan koordinasi turut mendapat sorotan dalam upaya mengembangkan majalah. "Keluhan dari pelanggan hendaknya dapat direspon dengan cepat, serta dicarikan solusinya," kata Yudi Arianto. Seperti keterlambatan majalah ke tangan agen dan pelanggan, adanya petugas pemasaran saat pagi serta hari Sabtu dan keluhan lain.

Yang tidak kalah menarik adalah ketika Riadi Ngasiran (AULA) dan Hikmah Bafaqih (AULEEA) memberikan laporan terkait perkembangan majalah di pasaran dari sisi muatan atau isi yang selama ini diangkat menjadi bahasan.

"Tema-tema yang diangkat di Majalah AULA cukup merespons kecenderungan pasar dengan tetap dalam bingkai Islam rahmatan lilalamin," kata Riadi Ngasiran, yang juga pemimpin redaksi.

Dan yang cukup fenomenal adalah rencana majalah yang terbit sejak tahun 1978 ini untuk melakukan tour Sumatera dalam rangkaian menggali Islam Nusantara. "Itu merupakan obsesi redaksi dalam menyambut 40 tahun majalah kita," kata Riadi. Ia juga menandaskan bahwa rencana tersebut sebagai upaya mengenalkan dan mengembangkan media agar semakin dikenal masyarakat luar, khususnya di luar Jawa, lanjutnya.

Upaya untuk menggebrak pasar turut dilakukan Majalah AULEEA. Hikmah Bafaqih selaku pemimpin redaksi kemudian menyampaikan fakta bahwa media yang dipimpinnya harus bersaing dengan majalah serupa yang sudah menasional. "Fakta bahwa AULEEA harus bersaing dengan media yang lebih lama eksis tentu membutuhkan strategi khususnya dari sisi konten," kata Ketua PW Fatayat NU Jatim tersebut.

Sepakat menjawab tantangan

Beberapa masukan yang disampaikan peserta SWOT telah diinventarisir untuk menjadi program bersama di tahun 2016 ini. Upaya mengejar banyaknya pelanggan yang di dalamnya diisi dengan penguatan sumber daya manusia dan kelengkapan pendukung telah menjadi pekerjaan bersama.

"Saya senang karena seluruh peserta antusias mengikuti kegiatan ini," kata Arif Afandi. Ia juga optimis bahwa baik AULA maupun AULEEA akan menjadi salah satu media yang berkembang lebih pesat di masa mendatang. Apalagi jumah warga NU mencapai angka jutaan orang. "Ini pangsa potensial yang harus digarap serius," pesan Arif.

Hal yang sama juga disampaikan Direktur Utama PT AULA Media Nahdlatul Ulama, H Ichwan Siswadi. "Prinsipnya, kami akan memberikan support bagi kebutuhan operasional seluruh kru demi meingkatkan oplah dan pemasukan untuk majalah," kata Abah Ichwan, sapaan akrabnya. Demikian pula, Wakil Bendahara PWNU Jatim ini akan terus mengupayakan peningkatan kesejahteraan bagi karyawan. Karena pemilik saham dari media ini adalah para karyawan sendiri, lanjutnya.

Demikianlah komitmen seluruh pihak yang terhimpun dalam media kebangaan NU Jatim ini. Kebersamaan yang telah terjalin selama dua hari menjadi modal bagi kemajuan media di masa mendatang. Tantangan media cetak memang tidak ringan, seiring dengan penetrasi media online dan elektronik lainnya. Tidak sedikit media cetak baik Koran maupun majalah yang dulunya beroplah besar dan menjadi referensi sejumlah kalangan akhirnya tumbang lantaran tidak bisa bersaing dengan baik.

Caruk pembaca dan potensi iklan bagi Majalah AULA dan AULEEA sebenarnya masih sangat besar. Jutaan warga NU yang tersebar di sejulah kawasan yang ditopang dengan kian meningkatnya taraf hidup masyarakat serta kemunculan reading society, menjadi salah satu alasan optimisme menejemen media ini dalam menghadapi tantangan. Hal ini tentu saja harus dijawab dengan profesionalitas di semua lini baik redaksi, pemasaran, iklan serta perusahaan secara umum. Mampukah? Semoga. (Ibnu Nawawi/Fathoni)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah