Tampilkan postingan dengan label Habib. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Habib. Tampilkan semua postingan

Senin, 19 Maret 2018

Hasil Bazar di Halaman Rumah Gus Dur Tembus Rp 150 Juta

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan Bazar (pasar murah) yang digelar Yayasan Puan Amal Hayati di halaman rumah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ahad (5/7), berlangsung sukses. Hasil penjualannya menembus angka 150 juta rupiah.

Hal tersebut dikatakan Ketua Panitia Bazar David Chaerul kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah usai memberikan hasil donasi bazar kepada Ketua Yayasan Puan Amal Hayati Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Ahad sore. Puan Amal Hayati adalah yayasan yang bergerak di bidang sosial dan pemberdayaan perempuan. Penyelenggaraan pasar murah ini bekerja sama dengan Persekutuan Doa Usahawan Katolik Indonesia (Perduki).

Hasil Bazar di Halaman Rumah Gus Dur Tembus Rp 150 Juta (Sumber Gambar : Nu Online)
Hasil Bazar di Halaman Rumah Gus Dur Tembus Rp 150 Juta (Sumber Gambar : Nu Online)

Hasil Bazar di Halaman Rumah Gus Dur Tembus Rp 150 Juta

“Hasil 150 juta tadi itu kami serahkan semua kepada ibu. Sebenarnya, dari harga asli barangnya itu sekitar 346 juta. Karena kita jual dengan diskon lebih dari 50 persen, jadinya 150 aja yang kita hasilkan. Memang itu semua untuk Yayasan yang dipimpin Ibu Sinta,” ungkap David.

Karena kesibukan Sinta Nuriyah yang luar biasa saat Ramadhan, lanjut David, bazar murah bertema “Tiada Syukur Tanpa Perduli” tersebut sengaja dilakukan pada saat yang tepat. “Jadwalnya memang kami sesuaikan dengan waktunya Ibu Sinta,” ujar David.

Menurut David, timnya dikerahkan memang untuk kerja sosial. Ia melihat Yayasan Puan juga konsen dalam kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). “Bagi kami, KDRT itu kekerasan yang paling bahaya. Kami nggak suka itu. Cikal bakalnya kan dari situ. Lalu berkembang hingga ke masyarakat,” ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Atas nama timnya dari PERDUKI, David Chaerul sangat menaruh hormat kepada timnya Ibu Sinta Nuriyah lantaran gaya bicara dan pembawaannya sungguh membuat mereka terpana.

“Saya angkat topi sama para pengurus Yayasan Puan. Mereka bicaranya sama seperti ibu yaa, pakai hati. Hati kan nggak ada yang berdusta. Allah kan melihatnya hati. Itu yang saya suka. Terpenting, apa yang diberi dengan hati, pasti akan menyentuh hati,” tandasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Meski baru pertama kali bekerjasama dengan Yayasan Puan, David menilai, tidak ada sesuatu yang kebetulan. Semua telah ditakdirkan oleh Allah. “Buat Allah nggak ada yang kebetulan. Sudah ada skenario dari-Nya. Semua tercatat arahnya ke sini ke situ. Saya hanya percaya itu. Saya amini. Allah kita satu, nggak ada yang dua,” ujarnya mantap.

Ke depan, kata David, kegiatan sosial ini lebih diarahkan ke yatim piatu. “Untuk masa yang akan datang, mustinya lebih baik. Dan saya berharap, saya nggak jadi ketua panitia. Capek. Hahaha,” pungkasnya seraya tertawa lepas. (Musthofa Asrori/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 23 Februari 2018

Perdana Menteri Wanita Pakistan

Gus Dur pernah menerima seorang ulama dari negeri Pakistan di kantor PBNU. Di sela-sela pertemuannya dengan Gus Dur, ulama Pakistan itu meminta sesuatu. Apakah itu?

"Tolong Gus, perintahkan kepada umat Anda agar mengirim doa surat Al-Fatihah kepada warga Pakistan. Karena warga Pakistan tengah tertimpa musibah!" kata ulama Pakistan.

Perdana Menteri Wanita Pakistan (Sumber Gambar : Nu Online)
Perdana Menteri Wanita Pakistan (Sumber Gambar : Nu Online)

Perdana Menteri Wanita Pakistan

"Inna lillah..... Musibah macam apa yang sedang menimpa negerimu?" tanya Gus Dur.

"Pakistan kini tengah dipimpin oleh Perdana Menteri wanita!" jawabnya sangat serius.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lantas ulama Pakistan itu mengutip Sabda Nabi, bahwa sebuah musibah akan datang jika ada negeri yang dipimpin oleh kaum wanita.

Cerita ini disampaikan Gus Dur di acara seminar yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Rembang di Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin. Gus Dur tidak sependapat jika wanita tidak boleh memimpin. Menurut Gus Dur, larangan wanita memimpin itu dicanangkan oleh Nabi dengan kondisi saat itu, yang mana seorang pemimpin harus kuat dan perkasa. Kekuasaannya nyaris mutlak. Berbeda dengan saat ini, sebuah kebijakan pemerintahan harus dijalankan berdasarkan sistem, dia tidak sendirian. Banyak diantara kabinet itu rata-rata laki-laki, jadi larangan wanita memimpin tidak lagi mutlak.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kembali ke cerita, mendengar jawaban Gus Dur yang demikian, ulama Pakistan itu tetap ngotot.

"Sudahlah, pokoknya kami minta dikirimi surat al-Fatihah! Gitu saja!"

Gus Dur tersenyum, baiklah, permintaan ulama Pakistan itu pun diturutinya dengan senang hati. Al-Faaatihah...! (Moh. Lilik Wijanarko Nawawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Syariah, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 17 Februari 2018

Pelajar NU Sorong Perlu Perhatian Khusus

Sorong, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua PCNU Sorong, Papua Barat Nahrowiyanto menyatakan IPNU-IPPNU Sorong memerlukan perhatian khusus terutama perihal kaderisasi. Ia menyoroti tepatnya pada minusnya fasilitator kaderisasi yang mumpuni.

Nahrowiyanto memaklumi kekurangan demikian mengingat keberadaan IPNU-IPPNU di Indonesia bagian timur. Keterbatasan jarak ini menjadi satu dari sekian banyak faktor.

Pelajar NU Sorong Perlu Perhatian Khusus (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Sorong Perlu Perhatian Khusus (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Sorong Perlu Perhatian Khusus

“Minimnya fasilitator menjadi ‘PR’ berat pengurus baru IPNU-IPPNU Sorong untuk mengimplementasikan proses pengaderan yang sistematis,” terang Nahrowiyanto saat sambutan konfercab III IPNU-IPPNU Sorong di gedung LPTQ, Ahad (16/2).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nahrowiyanto meminta PP IPNU dan PP IPPNU untuk menyentuh langsung pelajar NU Sorong dan membenahi kinerja organisasi melalui berbagai diklat kader.

Dengan segala keterbatasan, ia mengharapkan pengurus baru PC IPNU-IPPNU Sorong melahirkan pemimpin amanah, mandiri, dan bertanggung jawab dengan prinsip belajar, berjuang, dan bertakwa. (Zaenal Arifin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 05 Februari 2018

Suhu Melebihi 40 Derajat Celcius, Jamaah Haji Diimbau Antisipatif

Mekkah, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Jamaah haji diimbau untuk selalu membawa air minum dan bergerak dalam kelompoknya selama menjalani kegiatan puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) sebagai bentuk antisipasi suhu tinggi yang dapat mencapai di atas 40 derajat Celcius.

Imbauan itu disampaikan oleh Kepala Bidang Transportasi Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Subhan Cholid di Kantor Daerah Kerja Mekkah, Jumat.

Suhu Melebihi 40 Derajat Celcius, Jamaah Haji Diimbau Antisipatif (Sumber Gambar : Nu Online)
Suhu Melebihi 40 Derajat Celcius, Jamaah Haji Diimbau Antisipatif (Sumber Gambar : Nu Online)

Suhu Melebihi 40 Derajat Celcius, Jamaah Haji Diimbau Antisipatif

"Dari Mekkah menuju Arafah, bawa minuman, dari Arafah ke Mudzalifah bawa minuman, dan dari Mudzalifah ke Mina juga membawa minuman. Meski satu botol, itu untuk menghilangkan haus dan panas," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jamaah haji Indonesia juga diimbau untuk tertib dan menaati jadwal yang sudah disepakati karena kepatuhan akan jadwal sangat penting untuk membantu kelancaran angkutan.

Pada saat yang sama, seluruh jamaah haji dari berbagai dunia yang jumlahnya jutaan orang juga bergerak menuju tempat yang sama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kalau saling berebut dan tidak taat jadwal, angkutan justru tidak lancar dan tidak sampai ke tujuan," katanya selaku penanggung jawab perpindahan jamaah.

Ia juga meminta jamaah tetap berada di regu dan rombongan, tidak mengambil inisiatif sendiri.

"Jadi (bergerak) sesuai yang disepakati bersama sesuai dengan regu dan rombongan," ujarnya.

Jamaah haji Indonesia akan mulai diberangkatkan ke Arafah dari pemondokan masing-masing mulai Jumat (9/9) pagi menggunakan bus.

Setiap maktab disiapkan 21 bus yang akan mengangkut jamaah ke Arafah dalam tiga tahapan. Tahap pertama, jamaah diberangkatkan pada pukul 07.00- 11.30 waktu Arab Saudi.

Karena hari Jumat, tahap kedua baru akan dimulai setelah shalat Jumat, kira-kira pukul 13.00 sampai 16.00 waktu Arab Saudi.

Kemudian, tahap terakhir, dari jam 16.00 sampai 24.00 atau sampai selesainya jamaah terangkut semua ke Arafah. (Antara/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 29 Januari 2018

Menteri Wakaf Sudan Terima Kunjungan PCINU

Khartoum, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri Wakaf dan Irsyad Sudan DR Muhammad Mustofa Al-Yakuti menerima kunjungan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) di Kantor Kementerian Wakaf dan Irsyad di Khartoum, Rabu (9/1).

Menteri Wakaf Sudan Terima Kunjungan PCINU (Sumber Gambar : Nu Online)
Menteri Wakaf Sudan Terima Kunjungan PCINU (Sumber Gambar : Nu Online)

Menteri Wakaf Sudan Terima Kunjungan PCINU

Pada pertemuan tersebut turut hadir Mustasyar PCINU Sudan DR Muhammad Sulaiman selaku Ketua Majlis Dakwah Kementerian Wakaf dan Irsyad, Rais Syuriyah PCINU Mirwan Akhmad Taufiq, Wakil Rais Syuriah Abdussalam, Wakatib Syuriah Zainul Alim dan A’wan Lian Fuad.?

Rais Syuriyah menyampaikan rasa terima kasih kepada Menteri yang telah menerima kami atas nama Pengurus NU Sudan, dan memperkenalkan Nahdhatul Ulama lebih dekat lagi kepada bapak menteri, dan menyampaikan gagasan acara pertemuan sufi internasional yang dimotori oleh Jam’iyyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah yang akan diadakan di Indonesia Mendatang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nahdlatul Ulama adalah Organisasi kemasyarakatan yang terbanyak pengikutnya, yang memiliki tujuan menjaga ajaran-ajaran ahli sunnah wal jamaah, memiliki lembaga dan lajnah, diantaranya terdiri dari Jam’iyyah Ahlit Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah yang berkecimpung menangani thariqah-thariqahnya di Indonesia yang ? saat ini dipimpin oleh Habib ali Lutfi bin Yahya. ?

Menindaklanjuti pertemuan internasional sufi di Kota Malang, lanjut mirwan, Para Ulama bersepakat untuk membuat jaringan thariqah se-dunia yang disebut “Majma’ As-Sufi Al-Alami”, dengan tujuan menjalin tali silaturahim, menyatukan thariqah di berbagai belahan dunia yang belum terorganisir serta semangat untuk megakkan kalimat tauhid dan mempelopori terwujudnya perdamaian dunia.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu, Menteri Wakaf dan Irsyad Sudan juga menyampaikan rasa bahagia dan senang, ketika mendengar sekilas dakwah perjalanan Nahdlatul Ulama di Indonesia.?

Kami merasa bahagia bisa bertemu dengan PCINU Sudan, dakwah yang dibawakan oleh Nahdlatul Ulama yang menganut paham Ajaran ahli sunnah wal jamaah, dengan mengikuti 4 mazhab dalam fikih, Imam Ghazali dan Imam Junaidi dalam Tasawuf, Abu Musa Al-As’ari dan Abu Hasan al-maturidi dalam bidang teologi, bisa diterima di masyarakat sehingga banyak dari manusia dapat masuk Islam melalui dakwah-dakwah tersebut.?

“Kita selaku hamba Allah SWT dituntut untuk berdakwah, mengajarkan kepada manusia ajaran-ajaran yang dibawa oleh Allah dan Rasulnya untuk menghidupkan citra Islam Rahmatan Lilalamin dan itu termaktub dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW,” ujarnya.

“Pertemuan ini semoga hubungan baik antara Sudan dan Indonesia dapat terjalin dengan baik dan kita akan mengundang PCINU Sudan dalam kegiatan-kegiatan atau even-even nanti,” tambahnya.?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor : Zainul Alim

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Bahtsul Masail, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 16 Januari 2018

Alasan Kenapa Kitab Al-Ghazali Terus Hidup

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Ma’had Aly for Islamic Studies Raudlatul Muhibbin KH Luqman Hakim mengatakan, karya-karya Al-Ghazali terus dikaji hingga hari ini meski kitab-kitabnya tersebut ditulis pada delapan abad lalu. 

“Kita tidak pernah melihat karya di luar dunia Islam atau di dalam dunia Islam yang sehidup karya Al-Ghazali,” kata Kiai Luqman usai mengisi acara Seminar Internasional Pemikiran Imam Al-Ghazali di Jakarta Pusat, Jumat (19/1).

Alasan Kenapa Kitab Al-Ghazali Terus Hidup (Sumber Gambar : Nu Online)
Alasan Kenapa Kitab Al-Ghazali Terus Hidup (Sumber Gambar : Nu Online)

Alasan Kenapa Kitab Al-Ghazali Terus Hidup

Menurut Kiai Luqman, salah satu alasan mengapa kitab-kitabnya terus dikaji hingga hari ini adalah karena Al-Ghazali menulis berdasarkan kebutuhan pembacanya. Seperti membuat klasifikasi kitab mulai dari yang paling dasar hingga yang paling tinggi. 

“Anak remaja kalau belajar tasawuf kitabnya Bidayatul Hidayah. Naik dikit ada kitab Ayyuhal Walad, Kimyatus Sa’adah, dan Ihya’ Ulumiddin. Ketika orang hendak menjalani dunia sufi, kitabnya apa. Ia menulis utuh,” terangnya.

Kiai Luqman menambahkan, ada kitab Al-Ghazali yang bersifat amaliyah dan ada juga yang filosofis. Sehingga setiap kitabnya memiliki konsumennya masing-masing. Di samping itu, Al-Ghazali menulis suatu kitab dengan bahasa dan pembahasan yang menyentuh akar persoalan orang. Inilah yang menyebabkan kitab-kitab Al-Ghazali terus hidup. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kalau bahasa anak muda sekarang, orang mengatakan; ini (kitab-kitab Al-Ghazali) gue banget,” lanjutnya. 

Al-Ghazali adalah satu dari sedikit ulama yang sangat produktif. Ia menulis banyak sekali kitab dengan berbagai macam genre, mulai dari fikih hingga tasawuf dan filsafat. Salah satu kitabnya yang paling masyhur dan fenomenal adalah Ihya Ulumiddin. (Muchlishon Rochmat)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 07 Januari 2018

Gus Mus: Pintar Tak Terdidik Bisa Menyimpang

Rembang,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rais Aam PBNU KH Ahmad Mustofa Bisri atau Gus Mus menyebut bahwa pendidikan nasional masih sebatas melakukan pengajaran, belum melaksanakan pendidikan. Justru mendidik masih dijumpai di Raudlatul Athfal (RA) atau Taman Kanak-kanak (TK).

"Saya melihat, mengamati, dan mencocokkan, pendidikan nasional kita masih sebatas pengajaran, kecuali di RA atau TK," ungkap Gus Mus saat bertaushiyah pada peresmian gedung RA dan Kelompok Bermain Masyithoh di bilangan Jalan KH Bisri Mustofa Kelurahan Leteh Kecamatan Rembang, Kamis (1/1).

Gus Mus: Pintar Tak Terdidik Bisa Menyimpang (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus: Pintar Tak Terdidik Bisa Menyimpang (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus: Pintar Tak Terdidik Bisa Menyimpang

Namun Gus Mus menyesalkan di jenjang berikutnya, mulai Sekolah Dasar, pendidikan menengah hingga pendidikan tinggi, lebih banyak melakukan pengajaran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih lanjut dia menjelaskan, pendidikan itu lebih pada tarbiyah, sedangkan pengajaran itu lebih bermakna taklim. Makanya tidak heran, karena pengajaran yang diuber, pendidikan menjadi terabaikan.

"Jadi kalau hanya dipintarkan dengan pengajaran, bisa bahaya. Perbanyak mendidik, jangan sekadar memberikan pengajaran atau memberikan informasi. Mereka yang pintar tetapi tidak terdidik, bisa melakukan hal-hal yang justru menyimpang," tandasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia mencontohkan, sejumlah pejabat negara dan daerah yang terlibat dalam kasus korupsi, bukan orang-orang bodoh karena mendapat pengajaran hingga di universitas. Namun bagaimana pendidikan para pejabat itu, sehingga tidak mencerminkan sikap dan perilaku seorang yang terdidik.

"Bahkan secara ekstrem saya katakan, lebih baik bodoh daripada tidak terdidik. Program tertentu di komputer bisa jadi akan secara cepat menjawab setiap kebutuhan informasi, namun pendidikan akan memberikan perilaku yang baik kepada orang dalam menggunakan informasi," paparnya.

Secara khusus, Gus Mus berharap kepada setiap guru, terutama di level usia dini, agar benar-benar hadir menjadi pendidik. Meski umur pendidikan di RA atau TK berlangsung hanya dua tahun, menurutnya, itu sudah lumayan untuk meletakkan dasar pendidikan.? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

"Di kelompok bermain pun, guru mesti memasukkan pendidikan. Guru yang kreatif tidak mengajar menggambar, tetapi hubungan gambar itu dengan ciptaan Allah yang lain," tuturnya.

Namun, pendidikan di RA atau TK tetap perlu diimbangi dengan hal yang sama di lingkup keluarga atau orang tua. Menurut Gus Mus, jangan sampai anak yang sudah dididik di sekolah, justru mendapatkan contoh pendidikan yang keliru di keluarga dan lingkungan.

Dengan demikian, lanjut dia, harus ada kerja sama antara lembaga pendidikan, guru, anak didik, dan orang tua. Pendidikan di rumah baik, tapi di sekolah tidak, akan rusak. Misalnya soal tata krama, dididik di sekolah baik, tapi di rumah dididik buruk, ya sama saja rusak," tegasnya.

Gedung baru Raudlatul Athfal dan Kelompok Bermain Masyithoh diresmikan, Kamis (1/1) ditandai dengan pemotongan pita oleh KH. Ahmad Mustofa Bisri dengan didampingi Nyai Hj. Muhsinah Cholil. Acara tersebut digelar sekaligus dalam kemasan tasyakuran ulang tahun ke-45 RA Masyithoh.

Pembangunan gedung tiga lantai itu mulai dirintis sekitar tahun 2012. Ketua Pengurus RA Masyithoh Nyai Hj. Muhsinah Cholil menyatakan harapannya agar RA dan Kelompok Bermain Masyithoh bermanfaat.

"RA Masyithoh sebenarnya lahir tahun 1969, namun untuk mudahnya, saya catatkan tahun 1970. Saat pertama kali dibuka muridnya 10 orang, kini 120 orang. Dan alhamdulillah setelah beberapa kali menumpang, kini punya gedung sendiri yang representif," ujarnya.

Dia menyebut TK atau RA dan Kelompok Bermain Masyithoh sebagai tempat mendidik generasi penerus yang baik dan berguna bagi bangsa.

"Mudah-mudahan lulusan RA ini nanti, bisa jadi orang yang berguna, manfaat, dan amanah. Jadi jenderal, kyai, kapten, atau pengusaha. Jadi apa saja yang penting amanah," pungkasnya.(Moh. Lilik Wijanarko/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 03 Januari 2018

NU Mengutamakan Ibadah daripada Akal

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam menentukan awal awal bulan Qamariyah atau Hijriyah, khususnya awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, NU mendasarkan pada ruyatul hilal bil fi’li atau biasa dikenal dengan rukyah yakni melihat bulan dengan mata kepala, sesuai dengan perintah Nabi Muhammad SAW. Adapun hisab atau perhitungan menurut cara ilmu pengetahuan (astronomi) hanya berfungsi sebagai pembantu belaka.

Prinsip NU ini dikenal dengan ta’abbudiy (ibadah atau mengabdi) atau taqdiimut ta’abbud ‘alat-ta’aqqul (mendahulukan ibadah dari akal) atau ikmaalut-ta’abbud bit-ta’aqqul (menyempurnakan ibadah dengan akal).

“Ketika Rasulullah memerintahkan untuk mengadakan observasi atau melihat bulan untuk menentukan awal bulan ya kita lakukan dengan maksud ta’abbudy itu. NU tidak berdasarkan hisab, karena tak ada perintahnya secara eksplisit,” kata Ketua Umum Pengurus Pusat Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama KH Ghozali Masroeri, di Jakarta, Selasa (17/10). Bukan berarti tidak menghargai ilmu pengetahuan, prinsip di atas menempatkan ilmu pengetahuan hanya sebagai alat bantu dalam melaksanakan ibadah atau pengabdian kepada Allah SWT. Dalam penentuan awal bulan Hijriyah, hisab dapat menjadi pemandu umat Islam dalam melakukan rukyah.

NU Mengutamakan Ibadah daripada Akal (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Mengutamakan Ibadah daripada Akal (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Mengutamakan Ibadah daripada Akal

“Itu namanya menyempurnakan nilai ibadah dengan menggunakan akal,” kata Kiai Ghozali Masroeri. “Sama saja ketika dalam shalat kita diperintahkan untuk menghadap kiblat, maka umat Islam tidak bisa tidak harus menghadap kiblat. Akan tetapi dalam menyempurnakan arah kiblat sehingga tidak menyimpang satu serajat sekalipun perlu digunakan ilmu hisab.”

Kiai Ghozali Masroeri menambahkan, sikap mengutamakan ibadah itu perlu ditekankan, karena saat ini, katanya, di kalangan anak muda shalat semata-mata didefinisikan sebagai sebuah alat untuk mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Ada yang berpendirian bahwa shalat tidak harus memakai cara-cara yang diajarkan Nabi. “Ini namanya mendahulukan akal dari pada ibadah,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Akhirnya, Al-Qur’an dan Hadits justru malah dilupakan. Dalam konteks penentuan awal bulan Hijriyah, kata Kiai Ghozali Masroeri, sikap memaksakan hisab sebagai satu-satunya alat untuk menentukan awal bulan dengan tanpa melakukan rukyah sebenarnya telah mengingkari perintah Nabi. (nam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 30 Desember 2017

PAC dan Ranting GP Ansor Se-Tasikmmalaya Dilantik

Tasikmalaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, melantik 34 Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan 294 Pengurus Ranting Sabtu? di Aula Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) pada Sabtu (26/12).

PAC dan Ranting GP Ansor Se-Tasikmmalaya Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)
PAC dan Ranting GP Ansor Se-Tasikmmalaya Dilantik (Sumber Gambar : Nu Online)

PAC dan Ranting GP Ansor Se-Tasikmmalaya Dilantik

Pelantikan tersebut menghadirkan sekitar seribu anggota GP Ansor dengan berseragam pakaian dinas harian organisasi tersebut. Hadir pula perwakilan banom dan lembaga NU, serta Bupati Kabupaten Tasikmalaya.

Ketua GP Ansor Kabupaten Tasikmalaya Asep Muslim menyatakan, pelantikan ini adalah upaya penguatan NU di seluruh Kabupaten Tasikmalaya karena penggerak pembangunan dan perkembangan NU dan daerah adalah dengan kaum muda, khususnya Ansor.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Oleh karena itu, Asep menginginkan pengurus yang dilantik dari PAC sampai Ranting menjadi pelopor di daerah masing masing.

Asep meneyebut pada tahun 2015 telah diadakan 13 putaran PKD. Sementara pada 2016 akan fokus Diklatsar. “Jika ada yang akan menggelar PKD harus dilaksanakan oleh PAC karena 2016 kita akan ingin mencetak 1000 pasukan banser di Kabupaten Tasikmalaya,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pelantikan PAC dan Ranting GP Ansor Se Kabupaten Tasikmalaya ini mengusung tema “Meneguhkan Islam Nusantara demi Terciptanya Sinergi Keislaman dan Keindonesiaan”. (Husni Mubarok/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Jadwal Kajian, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 15 Desember 2017

Lakpesdam NU Indramayu Latih Pengelolaan BUMDES Desa Krimun

Indramayu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Program Peduli Lakpesdam NU Indramayu melatih warga Desa Krimun Kecamatan Losarang, Jawa Barat dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) di Balai Desa Krimun (22/3).? ? ?

Menurut Ketua Lakpesdam PCNU Kabupaten Indramayu, Iing Rohimin, kegiatan tersebut dialakukan untuk mewujudkan inklusi sosial melalui implementasi Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa. Inklusi sosial bagi suku Dayak Losarang ini telah memasuki tahun kedua, sejak pertama kali digulirkan pada bulan September 2014 lalu.

Lakpesdam NU Indramayu Latih Pengelolaan BUMDES Desa Krimun (Sumber Gambar : Nu Online)
Lakpesdam NU Indramayu Latih Pengelolaan BUMDES Desa Krimun (Sumber Gambar : Nu Online)

Lakpesdam NU Indramayu Latih Pengelolaan BUMDES Desa Krimun

Pada fase kedua ini, kata dia, Program Peduli Lakpesdam NU Kabupaten Indramayu mendorong kelompok minoritas suku Dayak Losarang dengan cara lebih banyak membuka ruang penerimaan warga, salah satunya dengan melibatkan mereka dalam berbagai kegiatan di balai desa seperti pada kegiatan tersebut.

“Di Desa Krimun telah terbentuk BUMDES, namun masih belum bisa berjalan karena baru dibentuk tiga bulan yang lalu. Oleh karenanya melalui workshop ini, selain untuk membuka ruang penerimaan warga bagi Suku Daylos, juga untuk melatih para pengelola BUMDES dan warga tentang bagaimana menjalankan BUMDES, sehingga bisa menjadi badan usaha yang mampu mengembangkan potensi ekonomi warga dan mendorong percepatan kesejahteraan bagi warga,” jelas Iing.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Workshop tersebut diikuti perwakilan suku Dayak Losarang, pengelola BUMDES, aparatur desa, perwakilan dari? Koramil, Polsek, Pemerintah Kecamatan Losarang, tokoh perempuan, tokoh pemuda dan perwakilan? warga dari seluruh? dusun yang ada di Desa Krimun. Workshop menghadirkan dua orang narasumber dari? Badan Pembedayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kabupaten Indramayu dan Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) Kabupaten Indramayu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Narasumber dari BPMD Indramayu, Edy Santoso, dalam pemaparannya menjelaskan, BUMDES merupakan badan usaha yang dimiliki desa untuk mengembangkan potensi ekonomi yang ada sekaligus? untuk meningkatkan kesejahteraan warga. “Terus terang saya bangga dan sangat mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh Lakpesdam NU Indramayu karena telah bergerak cepat menyambut implementasi UU Desa dengan mengadakan? pelatihan atau workshop pengelolaan BUMDES bagi warga Desa Krimun.”

Meskipun BUMDES di desa ini telah terbentuk, lanjut dia, tapi tentu masih belum memahami secara mendalam tentang bagaimana menjalankannya dan mencari berbagai peluang usaha untuk memajukan BUMDES. “Oleh karenanya workshop ini menjadi sangat penting untuk meningkatkan penguasaan? teknis pengelolaan badan usaha milik desa ini,” jelas Edy Santoso panjang lebar.

Dikatakan, BUMDES bisa membuka berbagai bidang usaha sesuai dengan potensi yang ada di Desa Krimun, di antaranya memenuhi kebutuhan pokok masyarakat, menampung berbagi produk olahan industi rumahan yang ada serta membuka layanan jasa, seperti pembayaran rekening listrik dan PDAM.

“Demikian strategisnya keberadaan BUMDES, apalagi ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan inklusi sosial bagi warga karena di sini ada kelompok Suku Dayak Losarang, yang tentunya sebagai warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama. Oleh karenanya dengan terlibat dalam BUMDES, maka antara Suku Daylos dan masyarakat tidak akan terjadi penyekatan lagi dan semakin bisa bergaul secara terbuka,” tutur Kabid Pemberdayaan Masyarakat Desa ini.

Narasumber dari Diskopindag Indramayu, Solihin dalam pemaparannya mengungkapkan berbagai cara untuk meningkatkan BUMDES. “Salah satu syarat mutlak untuk meningkatkan sebuah badan usaha adalah diawali dengan pemilihan pengurus yang memiliki kapasitas dan kapabilitas, selain itu unsur transparansi dalam pengelolaan keuangan juga menjadi unsur penting agar badan usaha yang ada bisa dipercaya oleh masyarakat, hal lain adalah pengelolaan administrasi, kemudian pemilihan berbagai jenis bidang usaha yang benar-benar bisa dikembangkan,” tegas Solihin.

Di akhir acara, Kuwu (Kepala Desa) Desa Krimun, Darnoto mengaku sangat berterima kasih kepada Lakpesdam NU Indramayu yang telah memfasilitasi dan memberikan pelatihan kepada warganya.

“Dengan adanya Workshop ini kami semua sekarang menjadi paham dan terbuka pemikirannya untuk menjalankan BUMDES yang sudah terbentuk. Selain itu kami juga sangat membuka diri kepada seluruh warga terutama anggota Suku Daylos untuk terlibat dalam BUMDES dan bersama-sama membangun serta memajukan badan usaha ini,” Pungkas Kuwu Darnoto. (Red: Abdullah Alawi)

? ? ?


Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 13 Desember 2017

Tangkal Hoax, Netizen NU Pacitan Didorong Giat Menulis Inspiratif

Pacitan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pacitan, Selain di kota-kota besar, gerakan melawan fenomena berita hoax terus dikampanyekan hingga ke berbagai daerah. Seperti yang dilakukan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Islam (STAINU) Pacitan Jawa Timur yang menginisiasi kegiatan deklarasi Anti-Hoax. Ahad (29/1) di Aula kampus setempat.

Tangkal Hoax, Netizen NU Pacitan Didorong Giat Menulis Inspiratif (Sumber Gambar : Nu Online)
Tangkal Hoax, Netizen NU Pacitan Didorong Giat Menulis Inspiratif (Sumber Gambar : Nu Online)

Tangkal Hoax, Netizen NU Pacitan Didorong Giat Menulis Inspiratif

Kegiatan ini dirangkaikan dengan pelatihan jurnalistik bertema "Revitalisasi Gerakan Jurnalistik Muda Pacitan ” yang diikuti para pelajar, santri, mahasiswa, dan netizen NU Pacitan. 

Deklarasi ditandai dengan pembacaan teks deklarasi yang berisi ajakan untuk menebarkan dakwah di media sosial yang inspiratif dan berakhlaqul karimah Ala Ahlussunnah Wal Jamaah An-Nahdliyah. Netizen NU Pacitan kemudian membubuhkan tanda tangan sebagai komitmen bersama melawan informasi palsu yang meresahkan berbagai kalangan.

Presiden BEM STAINU, Rojihan mengatakan fenomena berita Hoax harus dilawan dengan tulisan-tulisan yang inspiratif. Untuk menuju kesana, maka perlu dilakukan pelatihan penulisan sebagai salah satu usaha untuk membekali generasi muda Pacitan dengan pengetahuan dan skill di bidang jurnalistik. Kemampuan menulis, menurutnya, semakin menjadi kebutuhan penting bagi generasi saat ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kita menyadari budaya menulis di kalangan generasi muda Pacitan masih rendah. Oleh karena itu, kami berharap peserta yang mengikuti pelatihan ini dapat menjadi ujung tombak dalam dunia tulis menulis, hingga bisa membentengi diri dari berita hoax" katanya.

Hal yang sama diungkapkan oleh Sekretaris Umum Jaringan Alumni STAINU (JasNU), Amrudin. Menurutnya, di tengah maraknya informasi Hoax yang menyudutkan banyak kalangan, salah satunya NU, maka perlu  sekali dilakukan upaya-upaya untuk membendung fenomena itu. Sebab bila ini dibiarkan, maka akan terjadi benturan yang berujung pada perpecahan.

"Kegiatan pelatihan ini merupakan salah satu bentuk solusi untuk menanggulangi era globalisasi yang semakin gencar, dengan adanya berita hoax yang terkesan menyudutkan, memfitnah dan bahkan berujung pada permusuhan antar umat beragama," katanya saat membuka pelatihan Jurnalistik.

Pada kesempatan itu, Kontributor PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah wilayah Pacitan Zaenal Faizin, yang hadir menyampaikan materi jurnalistik memaparkan bagaimana langkah dan kiat-kiat khusus untuk memulai menulis. Menurutnya, pekerjaan menulis adalah sesuatu yang mudah dilakukan. Tinggal bagaimana menerapkan budaya literasi (baca-tulis) di kalangan generasi muda.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Oleh karena itu, harus ada sebuah gerakan besar. Meminjam istilah dari para aktivis, harus ada gerakan yang terstruktur dan masif. Apa itu? Ya harus dibiasakan untuk membaca, berdiskusi dan menulis," jelasnya.

Dia menyebut, beberapa ruang lingkup dalam menulis, diantaranya adalah apa yang akan ditulis, adalah apa yang dipikirkan. "Semakin luas pemikiran seseorang, maka semakin variatif tulisannya," katanya.

Agar dapat mudah untuk menulis, lanjutnya, harus dibiasakan dengan seringnya membaca. "Semakin banyak yang dibaca, maka akan semakin mudah untuk kita menulis," tandasnya.

Sementara itu, Redaktur Pelaksana Majalah Aula Syaifullah Ahmad Nawawi, dihadapan 50 peserta memberikan beberapa materi, diantaranya pengenalan pers, teknik penulisan berita dan opini di Media dan pengelolaan media. (Zafa/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 11 Desember 2017

Rapat Perdana, Pengurus Harian PBNU Berbagi Tugas

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sedikitnya 40 pengurus harian Syuriyah dan Tanfidziyah baru PBNU mengadakan rapat perdana di Jakarta, Jumat (28/8) sore. Pertemuan yang dibuka oleh Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin membahas pembagian tugas dan sejumlah agenda terdekat.

Rapat Perdana, Pengurus Harian PBNU Berbagi Tugas (Sumber Gambar : Nu Online)
Rapat Perdana, Pengurus Harian PBNU Berbagi Tugas (Sumber Gambar : Nu Online)

Rapat Perdana, Pengurus Harian PBNU Berbagi Tugas

Sebelum rapat dimulai, setiap pengurus baru difoto satu per satu. Pihak kesekretariatan PBNU juga meminta KTP atau SIM mereka. Pihak kesekretariatan PBNU juga menyediakan blangko kosong bermaterai sebagai tanda kesediaan mereka yang ditunjuk oleh tim formatur sebagai pengurus baru PBNU.

“Mari kita pikul amanah ini dengan tanggung jawab. Pertemuan ini sebagai komitmen kerja. Selain kerja dengan semangat, kita juga harus kerja dengan betul,” kata KH Maruf Amin membuka rapat perdana.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (Kang Said) menyebutkan satu per satu nama-nama pengurus baru baik yang ada di deretan Syuriyah, Tanfidziyah, Mustasyar, maupun A’wan PBNU.

Kang Said juga memberikan tugas kepada Ketua-Ketua PBNU untuk menangani lembaga dan banom NU sesuai dengan bidang masing-masing. Di samping itu, ia juga mengamanahkan kepada mereka untuk memantau kerja PWNU di seluruh Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Agenda rapat kita ini pertama perkenalan antar pengurus baru PBNU hasil rapat tim formatur di kediaman Rais Aam KH Ma’ruf Amin, Koja pada 21 Agustus kemarin. Untuk tanfidziyah, kerja ke depan sementara adalah sosialisasi hasil Muktamar NU di Jombang,” kata Kang Said.

Sementara mereka sedang melengkapi pengurus lembaga-lembaga NU.

Pengurus baru PBNU ini akan dikukuhkan oleh Rais Aam KH Ma’ruf Amin di masjid Istiqlal, Jakarta Pusat pada 5 September mendatang. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Habib, Kajian Sunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 09 Desember 2017

Perjuangan Aswaja harus Inovatif dan Modern

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dewan Pakar Aswaja NU Center Jawa Timur Ustadz Idrus Ramli menyampaikan bahwa dalam menghadapi ajaran atau aliran yang menyimpang, para pejuang aswaja diniscayakan menempuh cara-cara yang inovatif atau modern.

Perjuangan Aswaja harus Inovatif dan Modern (Sumber Gambar : Nu Online)
Perjuangan Aswaja harus Inovatif dan Modern (Sumber Gambar : Nu Online)

Perjuangan Aswaja harus Inovatif dan Modern

"Perlu pendekatan modern dari dalil aqli dan naqli," ujarnya dalam bedah buku Sejarah Pengantar Ahlussunnah wal Jamaah pada Ahad (07/06/2015) di Jombang.?

Ia menyarankan agar Aswaja Center Jombang mengembangkan dakwah lewat film dengan segmentasi anak-anak dan disebarkan dalam bentuk CD.

"Sudah mendesak, inovasi harus dilakukan karena CD atau media pembelajaran yang ada ditengarai berbeda dengan praktik keagamaan muslim Nusantara," katanya.

Hadir sebagai peserta yang dari Muhammadiyah, MIUMI, pesantren, dan para guru PAI yang tergabung dalam Pergunu, dan delegasi MWC NU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ustadz Idrus Ramli menyatakan bahwa pergerakan apapun itu membutuhkan ulama, termasuk dulu ketika umat Islam dalam menaklukkan Palestina itu memerlukan ulama, bahkan dipimpin ulama.

"Jadi, kunci kemenangan umat Islam itu da di tangan ulama," ujar Dewan Pakar Aswaja NU Center Jawa Timur ini dihadapan puluhan peserta bedah buku di hall KH Abdurrahman Wahid, Rumah Sakit Nahdlatul Ulama (RSNU) Jombang..

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mengutip Imam Ghazali, Ustad Idrus menyatakan bahwa kerusakan masyarakat itu karena kerusakan para pemimpin, kerusakan pemimpin itu karena kerusakan ulama, dan kerusakan ulama itu karena cinta popularitas dan harta.

"Kami berharap ustad Idrus membuat buku tentang dalil lengkap aqaid khamsin, dan tentang tradisi, misalnya nogo dino," ujar salah seorang peserta.

Ditegaskan ustadz Idrus bahwa klenik itu ada dua. Ada yang boleh, dan ada yang tidak boleh. Namun ia menekankan bahwa semuanya itu terserah takdirnya Gusti Allah. Karena itu tak boleh ragu. Kepercayaan kenaasan ini sudah ada sejak dulu. Pada masa Sayyidina Ali pun demikian. Dan Ali menolak pandangan orang yang mempercayai hari. Dan ternyata Sayyidina Ali menang dalam peperangan dengan Khawarij.

"Hitung-hitungan itu adalah ikhtiar saja. Namun, semuanya adalah terserah takdir dari Allah." ? ?

Kegiatan bedah buku ini menurut ustadz Yusuf Suharto sebagai bagian dari kegiatan kajian Aswaja NU Center Jombang yang dilaksanakan rutin tiap bulan. Pada bulan Mei lalu, kajian rutin Aswaja diisi oleh Dr Kiai Makshum Zen, Syuriyah PCNU Jombang yang juga mantan ketua Aswaja NU Center Jombang dalam Pesantren Kilat (Sanlat). Bersama para asatidz Aswaja NU Center, para siswa digembeleng materi aswaja selama setengah bulan, dan berakhir pada 31 Mei, di Aula SMK Bisri Syansuri Denanyar Jombang.

Saat ini Aswaja NU Center sedang bekerja sama dengan PC Fatayat Jombang di bawah pimpinan Neng Ema, cucu Kiai Abdul Wahab Hasbullah. Saat ini juga menjadi pemateri aswaja di 21 kecamatan di Jombang kerja sama denga PC Fayatat Jombang. Bertepatan dengan bedah buku pada Ahad (07/06), dilaksanakan juga pengisian aswaja oleh ustadz Abdul Majid dari Aswaja Center di LDK di kecamatan Kudu. (red: mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU, Habib, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 05 Desember 2017

Berkunjung ke Sudan, Kang Said Kembangkan Kerjasama Ekonomi

Khartoum, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj beserta rombongan termasuk istri Hj Nurhayati Said Aqil, Bendahara Umum PBNU Bina Suhendra, Abdul Rashid Tang Abdullah, dan beberapa pengusaha Malaysia melakukan kunjungan kerjasama ke Sudan.

Berkunjung ke Sudan, Kang Said Kembangkan Kerjasama Ekonomi (Sumber Gambar : Nu Online)
Berkunjung ke Sudan, Kang Said Kembangkan Kerjasama Ekonomi (Sumber Gambar : Nu Online)

Berkunjung ke Sudan, Kang Said Kembangkan Kerjasama Ekonomi

Menurut beberapa sumber, Kang Said Ke Sudan beserta rombongan yang langsung disambut dengan Seni Hadrah JSQ bertujuan untuk menyepakati sejumlah MoU antara Sudan, Malaysia, China dan Indonesia  yang diwakili oleh NU dalam rangka pengembangan sektor ekonomi dari berbagai bidang budidaya dan potensi.

Acara yang bertajuk Silaturahim dan tatap muka bersama DR KH Said Aqil Siroj ini diselenggarakan di Wisma KBRI untuk Sudan dan Eritrea, atas kerjasama antara Pengurus Cabang Istimewa NU Khartoum Sudan dengan KBRI. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir dalam acara tersebut WNI, baik mahasiswa dari berbagai aliansi dan partai, tenaga kerja maupun masyarakat umum yang berada di Sudan. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dubes RI untuk Sudan Sujatmiko dalam pidato penyambutannya menyampaikan optimisme Islam di Indonesia, sebagai  laju kebangkitan Islam dunia. Melansir beberapa data yang menyebutkan bahwa perkembangan Islam di Indonesia adalah nilai nilai Islam di masa kejayaan.

Dikatakannya, Islam dituntut mampu head to head membaca titik strategi dan kebutuhan global. Islam yang dinamis, anti radikal, toleran dan Berkemanusiaan. Ini selaras dengan pidato yang disampaikan sebelumnya oleh ketua tanfidziyah PCINU Sudan, Miftahuddin Ahimy.

Sementara itu KH Said Aqil Siroj (Kang Said) dalam pidatonya lebih bertendensi mensinergikan kembali semangat keilmuan, kemanusiaan dan nasionalis di mata Muslimin Indonesia. Juga beberapa catatan sejarah mengenai perkembangan Islam dan Nusantara, khususnya NU. 

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: M. Tajul Mafachir

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja, Habib, Internasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 27 November 2017

Kenduri Syafaat, Majelis Kumpulnya Pemuda

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Majlis dzikir dan shalawat “Kenduri Syafaat” pesantren Nailun Najah desa Kriyan kecamatan Kalinyamatan sudah dilaksanakan sejak tahun 2006 silam.



Kenduri Syafaat, Majelis Kumpulnya Pemuda (Sumber Gambar : Nu Online)
Kenduri Syafaat, Majelis Kumpulnya Pemuda (Sumber Gambar : Nu Online)

Kenduri Syafaat, Majelis Kumpulnya Pemuda

Majelis yang dilaksanakan selapan sekali pada malam Senin Kliwon diisi dengan membaca maulid dan ratib al-hadad. Kegiatan ini merupakan tempat berkumpulnya para pemuda.

Untuk jamaah mulanya dari pengurus maupun anggota PAC IPNU-IPPNU Kalinyamatan lambat laun merambah kepada pemuda secara umum. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Awal mula jamaah dari PAC IPNU–IPPNU Kalinyamatan karena waktu itu kakak saya Gus Muhammad pernah menjadi ketua PAC IPNU. Kini, jamaah semakin menyebar tidak hanya dari kalangan IPNU-IPPNU saja,” terang Abdur Rohman mewakili Gus Muhammad selaku pengasuh. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam setiap majlis jelas Gus Maman sapaan akrbanya kegiatan hanya berisi ritual pembacaan maulid dan ratib. 

“Untuk momen-momen tertentu semisal haul Maulana Jalaluddin Rumi 17 Desember kemarin kami mengundang pemain kecapi dari Blora. Momen lain kami juga pernah mengundang PC Lesbumi Jepara dan masih banyak lagi,” katanya saat ditemui di kediamannya, Ahad malam (20/1).

Kegiatan tersebut lanjut alumnus UIN Jogjakarta merupakan upaya untuk melanjutkan perjuangan ayahanda almarhum Kiai Suhaimi yang sempat vakum. “Sebagai anak-anak yang ditinggalkan abah kami perlu nguri-nguri pesantren yang pernah dirintis beliau,” imbuhnya. 

Gus Maman menambahkan majlis bertujuan untuk mewadahi pemuda berkumpul bareng. Bagi mereka yang enggan bertemu dengan sosok kiai sepuh melalui Kenduri Syafaat hal itu ditanggalkannya karena sama-sama masih muda. Melalui kegiatan selapanan tersebut Gus Maman merasa terbantu karena pesantrennya semakin syiar.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Syaiful Mustaqim   

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 16 November 2017

Mendikbud Hapus Tiga Tokoh Penyebar Islam Kalsel sebagai Cagar Budaya

Banjarmasin,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy mencabut status 3 makam tokoh di Kalimantan Selatan sebagai cagar budaya. Ketiga makam tersebut adalah Datu Abulung di Martapura (Kabupaten Banjar), Datu Sanggul di Tapin, dan makam Datu Tumpang Talu di Kandangan.

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan menyesalkan langkah Mendikbud. PWNU menilai mereka mereka adalah tokoh-tokoh terhormat, penyebar Islam, bahkan pejuang republik.

Mendikbud Hapus Tiga Tokoh Penyebar Islam Kalsel sebagai Cagar Budaya (Sumber Gambar : Nu Online)
Mendikbud Hapus Tiga Tokoh Penyebar Islam Kalsel sebagai Cagar Budaya (Sumber Gambar : Nu Online)

Mendikbud Hapus Tiga Tokoh Penyebar Islam Kalsel sebagai Cagar Budaya

Bagi PWNU, mereka adalah tokoh-tokoh berani yang menolak dan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Jasa-jasa mereka sangat besar untuk republik ini. Karena itu dulu pantas jika makamnya masuk cagar budaya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Aneh sekali, setelah bertahun-tahun sudah masuk sebagai cagar budaya, kok baru sekarang malah dicabut?” ujar Sekretaris PWNU Kalimantan Selatan H. Nasrullah AR melalui siaran pers Ahad (6/8).

Jika alasan pencabutan status cagar budaya itu karena berubah desain dari bentuk asal, kata dia, itu sama sekali tidak relevan. Sebab penghargaan ketiga makam itu sebagai cagar budaya bukan karena desainnya, melainkan karena ketokohannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, bukti ketokohan mereka, sampai hari ini ketiga datu itu terus meningkat. Terbukti kunjungan umat selalu ramai setiap harinya. Bagi masyarakat Banjar khususnya, dan Kalimantan pada umumnya, ketiga tokoh itu sangat dihormati.

“Bagi kami, langkah Mendikbud itu, seperti menyepelekan ketokohan ketiganya. Tokoh idola warga Banjar,” lanjutnya.

Ia berharap Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, melalui Gubernur dan DPRD Kalimantan Selatan menolak sikap Mendikbud itu. Sebab, bagaimanapun, langkah Menteri itu cenderung menyepelekan khazanah budaya yang selama disanjung dan hormati. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Islam, Habib, Kajian Sunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 12 November 2017

Rekomendasikan Adanya Perjanjian Larang Pelecehan Lambang Agama

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Konferensi Internasional tentang fungsi haji dalam penguatan kerjasana dan persatuan umat Islam yang berlangsung di Jakarta resmi ditutup Ahad siang, terdapat sembilan butir hasil rekomendasi dalam pertemuan tersebut.

Salah satu rekomendasi ini terkait dengan menyerukan menyerukan adanya perjanjian internasional yang melarang segala bentuk pelecehan terhadap lambang-lambang agama yang suci. Ini terkait dengan semakin seringnya terjadi pelecehan terhadap simbul suci Islam, seperti pembuatan kartun nabi, pembakaran Qur’an dan lainnya.

Rekomendasikan Adanya Perjanjian Larang Pelecehan Lambang Agama (Sumber Gambar : Nu Online)
Rekomendasikan Adanya Perjanjian Larang Pelecehan Lambang Agama (Sumber Gambar : Nu Online)

Rekomendasikan Adanya Perjanjian Larang Pelecehan Lambang Agama

Berikut hasil lengkap rekomendasi:

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rekomendasi Konferensi Internasional

“Fungsi Haji dalam Penguatan Kerjasama dan Persatuan Umat Islam”.

Hotel Borobudur, 2-3 Oktober 2010


PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Salah satu misi utama Islam adalah untuk membebaskan manusia dari ketidakberdayaan. Ini adalah manifestasi dari nilai Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin. Oleh karena itu, setiap ibadah mengandung makna yang memiliki pengaruh baik pada tingkat individu atau sosial termasuk ibadah haji.

Oleh karena itu, kami, peserta konferensi internasional tentang fungsi haji dalam penguatan kerjasama dan persatuan umat Islam, yang berkumpul di Jakarta pada tanggal 2-3 Oktober 2010, setelah mendengarkan dan memperhatikan jalannya konferensi, kami merekomendasikan hal-hal sebagai berikut:

1. Menghimbau kepada jamaah haji untuk menginternalisasi kesadaran spiritual dan substansi ibadah haji sehingga jamaah haji bisa menerapkan nilai-nilai yang terkandung di dalam ibadah haji dalam kehidupan sosial ketika dan setelah melaksanakan ibadah haji.

2. Meminta kepada pemimpin islam, ulama, elit dan masyarakat Islam agar menjadikan haji sebagai media untuk untuk memecahkan setiap masalah yang dihadapi umat Islam masa kini sehingga pertemuan itu bukan sekedar seremonial tetapi memiliki dampak positif bagi kemajuan dan persatuan umat Islam.

3. Meminta kepada para pemimpin Islam untuk menjadi inisiator dan fasilitator agar pertemuan pemimpin Islam seperti yang dimaksud di atas terlaksana sehingga secara bertahap permasalahan umat Islam dapat terselesaikan.

4. Mengimbau kepada pihak penyelenggara haji atau pemerintah agar memakai momentum haji sebagai sarana untuk memperkuat persatuan dan kesatuan dan membangun kemajuan umat Islam dalam semua aspek.

5. Mendorong negara-negara Islam untuk memanfaatkan momentum haji sebagai sarana saling mengenal potensi masing-masing negara dalam rangka memperkuat kerjasama di bidang politik ekonomi, sosial dan kebudayaan.

6. Mengecam segala bentuk permusuhan terhadap Islam di Barat (islamofobia), pelecehan terhadap al-Qur’an dan Rasul; dan menyerukan adanya perjanjian internasional yang melarang segala bentuk pelecehan terhadap lambang-lambang agama yang suci.

7. Mengecam suara-suara yang memecah belah umat Islam.

8. Mengajak seluruh umat Islam untuk berpartisipasi aktif dalam menanggung beban bencana alam yang tejadi di Pakistan dan di negara-negara muslim yang lain untuk menunaikan kewajiban saling menolong dan solidaritas umat Islam.

9. Meminta kepada pihak-pihak terkait untuk memperhatikan rekomendasi ini dan membuat langkah-langkah strategis untuk menindaklanjutinya agar rekomendasi ini tidak sekedar tinta di atas kertas.

Jakarta, 3 Oktober 2010

Para Peserta MuktamarDari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Habib, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 08 November 2017

Silaturrahim “Kiai Kampung” Dihadiri Ribuan Warga

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lebih dari empat ribu warga masyarakat menghadiri acara silaturrahim yang digelar oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Kebangkitan bangsa (DPP PKB) di komplek Pesantren Ciganjur, Jakarta Selatan, yang diasuh oleh Ketua Dewan Syuro DPP PKB KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ahad (18/2). Forum yang sebelumnya disebut sebagai pertemuan para kiai kampung itu dihadiri oleh para pengurus masjid, musholla dan majelis ta’lim se-Jabotabek dan perwakilan dari pengurus wilayah PKB Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta dan Jawa Timur.

“PKB melayani para kiai-kiai kampung yang selama ini tidak didengarkan. Kita berharap pertemuan semacam ini berlanjut sampai ke cabang-cabang seluruh Indonesia,” kata Ketua Dewan Tanfidz DPP PKB Muhaimin Iskandar saat memberikan sambutan.

Silaturrahim “Kiai Kampung” Dihadiri Ribuan Warga (Sumber Gambar : Nu Online)
Silaturrahim “Kiai Kampung” Dihadiri Ribuan Warga (Sumber Gambar : Nu Online)

Silaturrahim “Kiai Kampung” Dihadiri Ribuan Warga

Acara silaturrahim itu diberi tajuk “Majelis Silaturrahim Ulama Rakyat dan Ngaji Bersama Gus Dur.” Sejumlah kiai hadir memimpin istighatsah dan doa bersama antara lain KH Nuril Huda yang juga ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), KH Lukman Hakim, KH Ali hanafiyah, KH. Hamdun, KH Abdul Aziz Mansyur, KH Jamaluddin Bustomi, KH Manarul Hidayat, dan KH Aminullah Muchtar. Sementara doa pamungkas dipimpin oleh Tuan Guru Turmudzi dari Nusa Tenggara Barat.

Beberapa artis ibu kota seperti Rano Karno, Basuki dan Akri Patriyo juga hadir memeriahkan dan menghibur hadirin. Acara inti “Ngaji bersama Gus Dur” dipandu oleh pelawak Akri Patrio yang tampil dengan guyonan-guyonan andalannya. “Saya ini memang pelawak tapi Gus Dur itu embahnya pelawak,” kata Akri mengawali pengajian.

Istilah kiai kampung itu sendiri, kata Gus Dur saat memberikan pengajian, tidak dibuat secara khusus untuk acara silaturrahim kali ini. Menurut Gus Dur istilah kiai kampung itu muncul saat digelar pengajian di Nganjuk, Jawa Timur, beberapa hari yang lalu yang juga dihadiri oleh ribuan warga dan para kiai kampungnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Bukan saya yang mengatakan ada kiai begini dan begitu. Kalau ada yang menganggap saya membuat dikotomi antara kiai kampung dan kiai sepuh itu konyol. Itu namannya tidak tahu asbabun nuzul-nya. Kalau ada istilah kiai kampung dan kiai sepuh ya memang sudah ada begitu,” kata Gus Dur disambut tawa hadirin.

Dikatakan forum silaturrahim di Pesantren Ciganjur yang rencananya akan diadakan tiga bulan sekali itu bertujuan untuk menampung aspirasi masyarakat terutama dari para kiai dan pemimpin masyarakat yang selama ini hampir tidak didengar suaranya oleh para wakil rakyat. Sementara, kata Gus Dur, para ulama kenamaan yang sering muncul di televisi telah dikapitalisasi oleh industri hiburan sehingga lebih sering menjadi tontonan dari pada menjadi penyampai lidah ummat. (nam)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Aswaja, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 04 November 2017

Lakpesdam Harus Menjadi Dinamisator NU

Lamongan,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rapat Koordinasi Kerja (Rakorja) Lakpesdam NU Lamongan dilaksanakan di Tretes, Pasuruan, pada Ahad-Senin (7-8/12). Rakorja ini dilaksanakan guna menindaklanjuti hasil Musykercab NU Lamongan yang dilaksanakan pada 9 November 2014 di Aula Makam Maulana Ishaq Paciran Lamongan.

Rakorja ini diikuti oleh semua pengurus Lakpesdam NU Lamongan dan dibuka secara resmi oleh Drs. Imam Ghozali, Sekretaris PCNU Lamongan.

Lakpesdam Harus Menjadi Dinamisator NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Lakpesdam Harus Menjadi Dinamisator NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Lakpesdam Harus Menjadi Dinamisator NU

Rakorja ini bermaksud untuk meneguhkan makna eksistensial Lakpesdam sebagai pengemban mandat konsep PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia) yang menjadi pilar ke-4 NU, setelah Khittah Nahdliyyah, Muqaddimah Qanun Asasi, dan konsep Mabadi Khoiro Ummah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebagaimana ditegaskan secara eksplisit dalam AD-ART NU, Lakpesdam adalah perangkat departementasi NU yang bergerak di bidang kajian dan pengembangan sumber daya manusia. Sejalan dengan prinsip itu, pada Rakorja kali ini Lakpesdam Lamongan memutuskan bahwa khidmah gerakannya akan konsentrasi dalam tiga bidang garapan utama, kejamiyyahan, kejamaahan dan keideologian ahlussunnah wal-jamaah.

Visi Lakpesdam Lamongan 2014 ialah ialah dinamisasi jam‘iyyah, transformasi Jama‘ah dan revitalisasi Ahlussunnah wal-Jama‘ah. Sebagai misinya, Lakpesdam Lamongan mencanangkan penataan struktur dan perangkat NU; meningkatkan peran dan daya-tawar strategis NU dalam kehidupan berbangsa dan bernegara; menciptakan NU sebagai pusat lalu-lintas informasi dan peluang kemajuan jama‘ah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu juga tranformasi kesadaran berjama‘ah menuju kesadaran berjam‘iyyah, mendorong partisipasi-aktif warga NU dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, penguatan posisi dan daya-tawar warga NU dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Serta mendorong kemandirian warga NU, internalisasi dan promosi nilai-nilai dan ajaran Ahlussunnah wal-Jama‘ah, memperkuat tradisi dan amaliah Ahlussunnah wal-Jama‘ah sebagai media konsolidasi dan penataan keorganisasian NU.

Makhrus Ali, Ketua Lakpesdam NU Lamongan dalam sambutanya mengatakan garis besar perjuangan Lakpesdam bertekad untuk menjadi dinamisator jam‘iyyah, transformator jama‘ah dan inovator dalam pengamalan dan pengembangan Ahlussunnah wal-Jama‘ah"

Pada Rakorja ini berhasil diputuskan pilar-pilar program Lakpesdam Lamongan: Diklat Kader Pelopor, Pemetaan dan pemberdayaan potensi warga NU serta promosi akidah Ahlussunnah wal-Jamaah.Juga dicanangkan Akademi Lakpesdam dan Lakpesdam Award.

Drs. Imam Ghozali, Sekretaris PCNU Lamongan dalam arahanya mengatakan, Keikhlasan harus menjadi modal utama para pengurus Lakpesdam. “Yakinlah bahwa dengan keikhlasan itu kita akan memperoleh yang lebih banyak dan lebih baik lagi sebagai "ganti" dari pengabdian di dalam NU,” katanya. (Akmal/Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Nasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 02 November 2017

Sejumlah Isyarat Prakelahiran Nabi Muhammad

Riwayat Nabi Muhammad dapat dipaparkan dari sejumlah masa di antaranya masa prakelahiran, masa prakenabian, dan masa kenabian. Tulisan singkat ini bermaksud menjelaskan riwayat Nabi dari masa prakelahiran. Al-Qur’an menegaskan bahwa para nabi telah pernah diangkat janjinya untuk percaya dan membela Nabi Muhammad SAW.

"Dan ingatlah ketika Allah mengambil perjanjian dan para Nabi, Sungguh apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang Rasul (Muhammad) yang membenarkan kamu, niscaya kamu sungguh-sungguh akan beriman kepadanya dan menolongnya. Allah berfirman, Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku yang demikian itu? Mereka menjawab, Kami mengakui." (QS Ali Imran [3]: 81)

Dalam kaitan ini, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Demi (Allah) yang jiwaku berada pada genggaman-Nya, seandainya Musa a.s. hidup, dia tidak dapat mengelak dan mengikutiku." (HR Imam Ahmad)

Sejumlah Isyarat Prakelahiran Nabi Muhammad (Sumber Gambar : Nu Online)
Sejumlah Isyarat Prakelahiran Nabi Muhammad (Sumber Gambar : Nu Online)

Sejumlah Isyarat Prakelahiran Nabi Muhammad

Tidak jelas kapan dan bagaimana perjanjian yang disinggung ayat tersebut. Setidaknya, ia mengisyaratkan bahwa Allah SWT telah merencanakan sesuatu untuk Nabi Muhammad SAW, jauh sebelum kelahiran beliau.

Karena itu pula sementara pakar menyatakan bahwa kematian ayah beliau sebelum kelahiran, kepergiannya ke pedesaan menjauhi ibunya, serta ketidakmampuannya membaca dan menulis merupakan strategi yang dipersiapkan Tuhan kepada beliau untuk dijadikan utusan-Nya kepada seluruh umat manusia kelak.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bahkan ulama lain meyakini bahwa pemilihan hal-hal tertentu berkaitan dengan beliau bukanlah kebetulan. Misalnya bulan lahir, hijrah, dan wafatnya pada bulan Rabiul Awal (musim bunga). Nama beliau Muhammad (yang terpuji), ayahnya Abdullah (hamba Allah), ibunya Aminah (yang memberi rasa aman), kakeknya yang bergelar Abdul Muththalib bernama Syaibah (orang tua yang bijaksana), sedangkan yang membantu ibunya melahirkan bernama Asy-Syifa (yang sempurna ? dan ? sehat), serta yang menyusukannya adalah Halimah As-Sadiyah (yang lapang dada dan mujur).

?

Semuanya mengisyaratkan keistimewaan berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW. Makna nama-nama tersebut memiliki kaitan yang erat dengan kepribadian Nabi Muhammad SAW.

Al-Qur’an surat Al-Araf [7]: 157 juga menginformasikan bahwa Nabi Muhammad SAW pada hakikatnya dikenal oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani. Hal ini antara lain disebabkan mereka mendapatkan (nama)-nya tertulis di dalam Taurat dan Injil (QS. Al-Araf [7]: 157).

Menurut pakar agama Islam, yang ditegaskan oleh Al-Quran itu, dapat terbaca antara lain dalam Perjanjian Lama, Kitab Ulangan 33 ayat 2:

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"...bahwa Tuhan telah datang dari Torsina, dan telah terbit untuk mereka itu dari Seir, kelihatanlah ia dengan gemerlapan cahayanya dari gunung Paran."

Pemahaman mereka berdasarkan analisis berikut, "Gunung Paran" menurut Kitab Perjanjian Lama, Kejadian ayat 21, adalah tempat putra Ibrahim -yakni Nabi Ismail- bersama ibunya Hajar memperoleh air (Zam-Zam).

Ini berarti bahwa tempat tersebut adalah Makkah, dan dengan demikian yang tercantum dalam Kitab Ulangan di atas mengisyaratkan tiga tempat terpancarnya cahaya wahyu Ilahi: Thur Sina tempat Nabi Musa a.s., Seir tempat Nabi Isa a.s., dan Makkah tempat Nabi Muhammad SAW. Sejarah membuktikan bahwa beliau satu-satunya Nabi dari Makkah.

?

Karena itu pula wajar jika Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 146 menyatakan bahkan mereka itu mengenalnya (Muhammad SAW), sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka, bahkan salah seorang penganut agama Yahudi yang kemudian masuk Islam, yaitu Abdullah bin Salam pernah berkata, "Kami lebih mengenal dan lebih yakin tentang kenabian Muhammad SAW daripada pengenalan dan keyakinan kami tentang anak-anak kami. Siapa tahu pasangan kami menyeleweng."

(Fathoni Ahmad)

Disarikan dari M. Quraish Shihab dalam buku karyanya “Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhui atas Pelbagai Persoalan Umat” (Mizan, 2000).

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Habib, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah