Rabu, 07 Desember 2011

Muslimat NU-LDNU Buka Pelatihan Aswaja dan Empat Pilar

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Pusat Himpunan Da‘iyah Muslimat NU (PP Hidmat NU) dan Pimpinan Pusat Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (PP LDNU) membuka pelatihan keaswajaan dan empat pilar di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya nomor 164, Jakarta Pusat, Juma‘at (19/7) siang.

Muslimat NU-LDNU Buka Pelatihan Aswaja dan Empat Pilar (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU-LDNU Buka Pelatihan Aswaja dan Empat Pilar (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU-LDNU Buka Pelatihan Aswaja dan Empat Pilar

Pembukaan pelatihan dihadiri oleh sedikitnya seratus peserta. Pelatihan berlangsung 19-21 Juli 2013 di Kantor PBNU lantai delapan.

Pelatihan dibuka oleh Ketua PP Hidmat NU Hj Mahfudzoh Ali Ubaid, Ketua PP LDNU Zaki Mubarok. Pelatihan disaksikan langsung oleh Walikota Jakarta Pusat Saepullah yang menyambut baik pelatihan tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara pemateri awal keaswajaan ialah Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Ia menjelaskan kedudukan dan sanad ahlusunnah wal jama‘ah NU sebagai rantai keilmuan sampai kepada Rasulullah.

“Jadi sebagai orang NU peserta harus yakin dengan akidah aswaja yang dipertanggungjawabkan kebenarannya,” kata KH Said Aqil setelah menyebutkan kebesaran para ulama berikut sejumlah karya mereka.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Peserta terdiri dari kader Muslimat NU dan nahdliyin. Salah seorang Pengurus Cabang Muslimat NU Jakarta Selatan Rosanih menjelaskan bahwa setengah peserta dihadiri oleh lima PC Muslimat NU di Jakarta.

“Saya ke sini mau menuntut ilmu, terlebih lagi di bulan puasa,” kata Rosanih asal Ciganjur Jakarta Selatan kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Sholawat, Kyai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 01 Desember 2011

Maulid Nabi, Muslimat NU Probolinggo Santuni Fakir Miskin

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Muslimat NU Kota Probolinggo, Kamis (8/12) memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW di Kantor PCNU Kota Probolinggo. Dalam kesempatan tersebut, Muslimat NU juga memberikan santunan berupa paket sembako kepada fakir miskin.

Maulid Nabi, Muslimat NU Probolinggo Santuni Fakir Miskin (Sumber Gambar : Nu Online)
Maulid Nabi, Muslimat NU Probolinggo Santuni Fakir Miskin (Sumber Gambar : Nu Online)

Maulid Nabi, Muslimat NU Probolinggo Santuni Fakir Miskin

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini diikuti oleh 100 orang peserta terdiri dari pengurus cabang, pimpinan anak cabang (PAC), pimpinan ranting (PR) dan para kaum dhuafa se-Kota Probolinggo. Tampak pula Ketua PC Muslimat NU Kota Probolinggo Siti Aminah beserta segenap jajaran pengurus.

Sekretaris PC Muslimat NU Kota Probolinggo Musyarofah Ubaidi mengatakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus santunan kepada fakir miskin ini bertujuan mengingatkan kembali kelahiran, kehebatan, sepak terjang? dan? perjuangan Nabi? Muhammad SAW.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Serta mempererat ukhuwah persaudaraan dan menjalin hubungan silaturrahim antarwarga masyarakat. Disamping juga menumbuhkan semangat syiar? Islam di kalangan Muslimat NU yang ada di Kota Probolinggo," katanya.

Terkait dengan santunan kepada fakir miskin Musyarofah menegaskan bahwa hal ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dari para pengurus Muslimat NU untuk berbagi kepada masyarakat yang kurang mampu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Harapan kedepan? warga? muslimin dan muslimat dapat semakin memperkokoh hubungan persaudaraan umat? Islam serta semakin meningkatkan ibadah, iman dan ketaqwaan kita kepada? Allah SWT," harapnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 25 November 2011

PMII Rayon Ashram Bangsa Bentuk Kader Sadar Gender

Yogyakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pergerakan Mahasiswa Islam Indoesia (PMII) Rayon Ashram Bangsa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengadakan Sekolah Feminis dengan tema Membentuk Karakter Kader PMII yang Progresif, Transformatif dan Berkesadaran Gender di Pondok Pesantren Hidzhul Biah Cangkringan, Sleman, DI Yogyakarta, 28-29 Desember 2013.

Sekolah feminis ini diikuti puluhan kader PMII Rayon Ashram Bangsa dari berbagai angkatan, baik perempuan maupun laki-laki. Kegiatan ini dimotori Komunitas Perempuan Syariah (Kapas) sebagai badan semi otonom rayon yang menangani keperempuan. Paserta tak hanya disuguhi sejumlah teori tapi juga dihadapkan dengan studi kasus.

PMII Rayon Ashram Bangsa Bentuk Kader Sadar Gender (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Rayon Ashram Bangsa Bentuk Kader Sadar Gender (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Rayon Ashram Bangsa Bentuk Kader Sadar Gender

"Sekolah Feminis ini dilaksanakan bukan sebatas pemahaman tentang gender semata. Lebih dari itu kami ingin membuktikan bahwa kader perempuan PMII Ashram Bangsa mampu mempunyai nilai tawar terhadap publik,” ujar Naya, Ketua Kapas PMII Rayon Ashram Bangsa dalam sambutannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, sebagai generasi yang dibesarkan dalam lingkungan NU, pihaknya ingin meyampaikan kepada masyarakat bahwa Islam di Indonesia adalah agama yang ramah terhadap perempuan.

Naya mengungkapkan, generasi muda PMII saat ini khususnya perempuan mulai enggan mengaji tentang gender karena dianggap sebagai bentuk perlawanan. Padahal, gender berbicara mengenai hak. Atas dasar itulah PMII Rayon Ashram Bangsa mengadakan Sekolah Feminis untuk kalangan kader-kader PMII khususnya perempuan. (Abdul Rahman Wahid/Mahbib)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 21 November 2011

Soal Situasi Politik, GP Ansor Diminta Tidak Kagetan

Pekalongan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Dalam merespon dan menyikapi situasi dan kondisi sosiopolitik saat ini, segenap kader Ansor dan Banser diminta untuk tidak kagetan dan gumunan. Pasalnya perubahan mendadak perilaku sosial sudah lazim di tengah hiruk-pikuk politik. GP Ansor sebaiknya mengambil fokus pada khidmah kepada para kiai.

Demikian disampaikan KH Syarifudin (Gus Syarif) dari PP Rijalul Ansor pada pengajian Rijalul Ansor GP Ansor Kabupaten Pekalongan sekaligus Pelantikan GP Ansor Wiradesa masa khidmah 2016-2018 di Masjid Nur Rohman Warulor Wiradesa, Ahad (26/2) malam.

Soal Situasi Politik, GP Ansor Diminta Tidak Kagetan (Sumber Gambar : Nu Online)
Soal Situasi Politik, GP Ansor Diminta Tidak Kagetan (Sumber Gambar : Nu Online)

Soal Situasi Politik, GP Ansor Diminta Tidak Kagetan

Gus Syarif mengatakan, kalau kita mau menggali sejarah, kondisi masyarakat yang penuh fitnah, demonstrasi yang berjilid-jilid, dan maraknya berita hoax sudah terjadi sejak zaman Rasulullah SAW dan zaman sahabat. Untuk itu sebagai kader Ansor hendaknya jangan sampai terprovokasi gerakan-gerakan yang hendak memecah belah NKRI.

Menurutnya, menjadi kader Ansor harus diniatkan untuk berkhidmah dan mencari berkah dari para alim ulama. Ini membutuhkan perjuangan, penderitaan, dan kondisi yang tidak menyenangkan sebagaimana dialami Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Inilah makna? jihad yang sebenarnya. Karenanya menjadi kader Ansor harus mampu membawa kebaikan dan kemaslahatan untuk lingkungannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu Ketua GP Ansor Pekalongan M Azmi Fahmi menyatakan, GP Ansor tengah menggenjot program kaderisasi dengan target di tahun 2017 ini merekrut sedikitnya 2000 kader baru.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Bagi Ansor dan Banser kaderisasi menjadi tuntutan dan kebutuhan organisasi sekaligus untuk mencari dan menggembleng kader terbaik, mengingat tantangan organisasi berupa perubahan situasi kondisi masyarakat termasuk munculnya paham yang tidak sejalan dengan NKRI. Bagi Ansor menurut arahan para kiai, NKRI adalah final dan harga mati dan NKRI sudah sesuai dengan syariah Islam," terangnya.

Untuk itu selain kaderisasi, dalam rangka implementasi visi dan misi organisasi, Ansor dan Banser melakukan upaya penataan dan penertiban organisasi, pemberdayaan potensi kader serta program menuju kemandirian ekonomi kader dan organisasi.

Baru pekan lalu telah diluncurkan PT Sorban Nusantara Tourism, sebuah biro perjalanan haji plus dan umroh yang cukup mendapatkan sambutan antuasias dari kader Ansor dan nahdliyin pada umumnya. (Alim Musthofa/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, AlaNu, RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 19 November 2011

Jangan Telanjangi Islam

Oleh Kumail Jafar



Pakaian atau penutup adalah sesuatu yang harus dipakai setiap manusia. Jika tidak maka ia akan merasakan yang namanya malu, dan yang melihatnya pun menilainya? negatif. Karena dengan berpakaian, manusia dapat menutupi anggota tubuhnya, juga agar selalu terjaga kehormatanya, sebab dengan berpakaian, manusia bisa dibedakan mana yang normal dan mana yang tidak normal. Oleh karena itu, saat menjelang tanggal 1 Syawal (Idul Fitri), kita selalu melihat, khususnya di Indonesia, umat muslim berbondong-bondong ke pasar untuk membeli pakaian baru. Tujuanya, untuk menghias dirinya, agar terlihat modis dan menarik.

Jangan Telanjangi Islam (Sumber Gambar : Nu Online)
Jangan Telanjangi Islam (Sumber Gambar : Nu Online)

Jangan Telanjangi Islam

Namun, lebih jauh,? banyak orang yang berpikir,? bahwa pakaiannya itu hanya sebatas celana dan baju yang selalu membalut tubuh mereka. Padahal, kalau kita perhatikan, ternyata bukan hanya manusia yang harus berpakaian. Lebih dari itu, agama Islam pun juga memiliki yang namanya pakaian atau penutup.? Seandainya pakaian Islam ini tidak diperhatiakan dan tidak dipakainya, penganut agama Islam pun sudah dipastikan telanjang, telanjang bukan secara dzahir (luar), melainkan dalam konteks batin (dalam/ruh).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait dengan kasus telanjang, ini juga tak luput dari singgungan Kanjeng Nabi Saw, ketika salah satu dari sahabatnya yang bernama Abi Dzar bertanya padanya, "Siapa orang Muslim itu wahai Kanjeng Nabi?" Ia pun? menjawabnya, "Orang Muslim adalah mereka yang selalu bertakwa, pakaian mereka adalah ketakwaaan." Kalau kita renungkan, banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari hadits tersebut, sebab hadits ini secara tidak langsung menyuruh kita agar tidak menelanjangi Islam, seperti judul? tulisan ini.

Kalau kita amati, di media pemberitaan, baik berupa cetak maupun elektronik,? tak sedikit orang yang perlahan berupaya mencoreng Islam itu sendiri. Dan bentuknya pun beragam, yang intinya merusak nilai-nilai Islam yang sebenarnya. Apalagi bagi mereka yang memisahkan kebudayaan dari Islam, tentu hal ini tidak bisa dibenarkan, sebab masuknya Islam ke bumi Nusantara ini, melalui budaya-budaya yang ada. Jadi, bagi mereka yang memisahkan kebudayaan dari keIslaman, sudah dipastikan kalau pengetahuan mereka akan keislaman dan keindonesiaan masih terbilang minim.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Seperti yang sudah kita lihat pada realita yang ada,? banyak dari individu umat Islam yang hanya mengklaim dirinya Muslim, atau mengaku dirinya sebagai umatnya Kanjeng Nabi Muhammad SAW, namun sikap dan ucapannya sering kali bersebrangan dengan apa yang diajarkan oleh Islam. Oleh karena itu, mengaku menjadi Muslim? itu mudah, namun sangat sulit apabila mengamalkan ajaran-ajaran luhurnya. Sederhananya, kita mengaku Muslim, tetapi sikap dan ucapan kita? kadang tidak mencerminkan layaknya orang Muslim.

Menurut? penulis, permasalahan yang mengungkung Umat Islam zaman sekarang ini ialah, bahwa; kebanyakan mereka? memiliki hobi yang berseberangan dengan ajaran Islam. Karena itu, Menantu Kanjeng Nabi yang bernama Sayyidina Ali kw berkata, "Wahai saudaraku, kebiasaan itu belum tentu benar, akan tetapi, kebenaran itu yang harus dibiasakan."? Maksudnya,? umat Islam jangan memelihara perbuatan yang negatif, yang pada akhirnya perbuatan yang negatif itu dijadikan kebiasaan, namun, kita seharusnya memelihara perbuatan yang positif, yang pada akhirnya yang positif itu yang seharusnya dibiasakan.

Nah, hobi negatif yang sudah menjadi kebiasaan umat Islam, khususnya umat Islam di Indonesia ialah; suka menilai kekurangan orang lain daripada menilai kekurangan? diri sendiri. Seperti yang sudah ramai terjadi pada saat ini, terlebih di negara-negara Timur-Tengah, seperti Irak, Syiria dan lainnya. Pembunuhan tanpa sebab sudah meraja lela, kezaliman pun sudah terjadi di mana-mana, saling mencaci, saling memgkafirkan, saling melaknat dan lain sebagainya yang merusak citra dan kultural Islam. Yang lebih fatal lagi, mereka mengatasnamakan bela Islam. Menurut penulis, mereka itulah di antara sebagian Muslim yang secara perlahan menelanjangi Islam, hingga banyak orang memandang Islam sebagai agama yang negatif, cinta kekerasan dan lain-lain.

Kita harus banyak merenung, kita biasakan suatu perbuatan yang baik dan yang positif.? Jangan sampai kita telanjangi Islam ini dengan perilaku kita yang amoral dan tidak sesuai? dengan ajaran suci? Rasulullah Saw.? Dan yang perlu kita catat, kita harus selalu sadar akan perkataan Kanjeng Nabi? Saw "Hisablah (perhitungkanlah) diri kita sebelum kita dihisab oleh Allah Swt kelak di akhirat". Maka itu, merenunglah, sebab masih banyak yang perlu kita perbaiki dari kita sendiri.

Akhir kata, hidup itu bukan tentang siapa yang terbaik, akan tetapi siapa yang bisa berbuat baik dan bisa menyembunyikan perbuatan baiknya dari pandangan orang lain, bukan berpura-pura baik.

Salam saling menebarkan senyum

Penulis adalah pendiri dan pengasuh "Majlis Syafaat" di Jakarta; pengajar di salah satu pesantren di Jakarta Timur



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 17 November 2011

Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghofilin Semaan Al-Quran di PBNU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Jamaah Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghofilin menggelar semaan Al-Quran di halaman gedung PBNU, jalan Kramat Raya 164, Jakarta Pusat, Sabtu (21/12). Kegiatan berlangsung selepas shalat Subuh Sabtu sampai malam.

Puluhan jamaah mendengarkan bacaan-bacaan Al-Quran yang dilantukan para hafiz (penghafal Al-Quran) secara bergiliran. Al-Quran dibacakan tuntas 30 juz.

Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghofilin Semaan Al-Quran di PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghofilin Semaan Al-Quran di PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Jantiko Mantab dan Dzikrul Ghofilin Semaan Al-Quran di PBNU

Pada puncak acara, Sabtu malam, hadir Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj dan Wakil Menteri Agama RI yang juga Musytasyar PBNU Prof. Nasaruddin Umar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut salah seorang jamaah, KH Nurkholis Aziz, kegiatan semaan Al-Quran Jantiko Mantab dab Dzikrul Gofilin tersebut? dilaksanakan tiap selapanan atau 35 hari yang jatuh pada Sabtu Wage.

Nurkholis menambahkan, dua jamaah yang didirikah KH Hamim Jazuli dan KH Ahmad Sidiq yang disatukan dalam satu “paket” tersebut memiliki waktu semaan Al-Quran berbeda-beda. Tapi rentang waktunya sama, yaitu selapanan. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menambahkan, sebelum mulai semaan, jemaah meniatkan diri untuk mewakili keluarga, masyarakat untuk kebaikan bangsa ini. “Kemudian dilanjutkan dengan tawasul kepada Nabi kepada para wali Allah,” katanya.

Tidak ketinggalan juga, kata dia, memohon kepada Allah untuk dikabulkan hajat (kebutuhan, keinginan) para jamaah masing-masing. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 16 November 2011

PMII UPI Gelar Aksi Solidaritas untuk Mahasiswa Kesulitan Biaya

Bandung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisariat Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung melakukan aksi teatrikal di depan gedung Gymnasium UPI pada Rabu, 18 Desember 2013.

Gerakan tersebut tercetus sebagai solidaritas atas mahasiswa UPI yang sedang mengalami kesulitan biaya di tengah bayaran kuliah yang sangat mahal, terutama mahasiswa baru yang sampai saat ini menyandang status penangguhan. Teatrikal tersebut bersamaan dengan acara wisuda bagi mahasiswa UPI yang telah menyelesaikan proses studinya.

PMII UPI Gelar Aksi Solidaritas untuk Mahasiswa Kesulitan Biaya (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII UPI Gelar Aksi Solidaritas untuk Mahasiswa Kesulitan Biaya (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII UPI Gelar Aksi Solidaritas untuk Mahasiswa Kesulitan Biaya

“Gerakan ini merupakan propaganda yang bertujuan untuk memberikan pencerdasan kepada semua orang bahwa di UPI masih banyak mahasiswa yang saat ini kebingungan untuk membayar SPP,” cetus Mujia Rosiadi selaku Kordinator Lapangan aksi tersebut melalui per rilis yang dikirim kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kamis (19/12).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Aksi itu dilakukan dengan membagikan tulisan mengenai kondisi mahasiswa yang terancam cuti paksa, penampilan seni, shalat berjamaah, doa bersama dan penyebaran kencelng (celengan) bagi yang ingin memberikan bantuan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Muhammad Ridwan selaku Ketua PMII Komisariat UPI memaparkan, aksi ini merupakan inisiatif sekaligus bentuk follow up Mapaba, karena yang mempersiapkan gerakan ini adalah anggota PMII yang baru saja menjalani proses kaderisasi pertama tersebut.

Ridwan juga menjalaskan bahwa sebenarnya di UPI terdapat lembaga yang menampung anggaran dana untuk mahasiswa yang tidak mampu, hanya saja karena kemarin UPI dilaporkan terindikasi korupsi sehingga lembaga tersebut sedang dalam proses audit dari Inspektorat Jendral Pendidikan Tinggi.

Namun yang anehnya, audit tersebut telah berjalan lama dan sampai sekarang belum ada keputusan dari Dikti. Hal itu menjadi alasan bagi UPI untuk tidak mengeluarkan dana bagi mahasiswa yang membutuhkan, padahal dana yang ada mencapai miliyaran.

Ketua angkatan Mapaba ke-7 Komisariat UPI Deden Indra berharap semakin banyak orang yang sadar bahwa pendidikan itu bukan hanya kebutuhan orang kaya tetapi seluruh manusia, yang kaya dan miskin. “Ternyata, di balik kebahagiaan yang diwisuda, masih banyak mahasiswa yang mencari uang untuk biaya kuliah,” ungkapnya.

Gerakan tersebut berakhir dengan pembacaan do’a, dan seluruh peserta aksi kembali ke tempat. (Abdulllah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pemurnian Aqidah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 14 November 2011

Dakwah Perlu Kontektualisasi

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Perubahan situasi dan lingkungan masyarakat perlu diantisipasi oleh para dai dalam menjalankan dakwahnya. Ajaran agama harus dikontekstualisasi sesuai dengan kondisi yang ada saat ini.

Wakil Rais Aam PBNU KH Tolchah Hasan menjelaskan terdapat ayat-ayat yang memang sifatnya permanent, namun juga terdapat ayat yang dipengaruhi oleh kondisi tempat dan waktu.

Ketua PCNU Kota Blitar Terpilih sebagai Ketua MUI

Blitar, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Moh Bakir terpilih kembali menjadi ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) periode 2016-2021 Kota Blitar, Jawa Timur dalam Musyawarah Daerah yang berlangsung di Ruang Audio Visual Perpustakaan Proklamator Bung Karno.

Bakir yang saat ini menjadi Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Blitar itu sebelumnya juga terpilih sebagai ketua MUI Kota Blitar, pada Musda tahun 2011 lalu.

Ketua PCNU Kota Blitar Terpilih sebagai Ketua MUI (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua PCNU Kota Blitar Terpilih sebagai Ketua MUI (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua PCNU Kota Blitar Terpilih sebagai Ketua MUI

Musda Rabu (20/7) kali ini dibuka Wakil Wali Kota Blitar Santoso dan diikuti sekitar 50 orang terdiri dari pengurus MUI Kota Blitar periode 2011-2016, beserta para tokoh agama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wakil Wali Kota Blitar Santoso saat memberikan kata sambutan berharap para pengurus terpilih mampu melanjutkan tugas kepengurusan sebelumnya yang ia nilai lumayan bagus. Menurutnya, kepengurusan masa khidmah 2011-2016 mampu menjaga kondusivitas Kota Blitar di tengah keberagaman baik agama, suku, dan lain-lain. “Pengurus lama udah baik. Program kegiatan juga jalan,” katanya.

Ketua panitia Musda, KH Abdul Basyid mengatakan bahwa melalui forum ini dipilih ketua umum dan tim formatur, yang selanjutnya akan menyusun secara lengkap kepengurusan MUI periode 2016-2021. Selain itu juga disusun berbagai program kerja lima tahun ke depan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Adapun kriteria bagi calon ketua umum adalah memiliki ilmu keulamaan, mengerti organisasi dan kemampuan manajerialnya tinggi. “Berdasarkan hasil musyawarah mufakat terpilih calon incumbent, yakni Pak Subakir kembali menjadi ketua umum MUI Kota Blitar periode 2016-2021,” ungkap Abdul Basyid.

Adapun tim formatur terdiri dari 7 orang, di antaranya Subakir, Abdul Basyid, Moh.Sidik, KH Rusdi Rianto, KH Abdul Karim Muhaimin, Mashudi, dan Didik Suharmanto. “Kami sudah persiapkan beberapa prioritas program lima tahun ke depan. Di antaranya pengaderan,” ungkap Subakir di sela-sela acara.

Selain itu, ia akan melakukan kerja sama dengan pihak kelurahan di Kota Blitar untuk menyelenggarakan kegiatan bersama. Yakni mengadakan pengajian atau majelis taklim yang difokuskan untuk pemuda agar tidak terjerumus pada paham aliran sesat. (Imam Kusnin Ahmad/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Pesantren, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 13 November 2011

GP Ansor Gelar Dua Pelatihan Sekaligus

Pekalongan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?



Departemen Lingkungan Hidup Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Pekalongan menggelar dua kegiatan pelatihan sekaligus yakni Pelatihan Juru Sembelih Hewan Halal (JULEHA) dan Pelatihan Manajemen Pengelolaan Bank Sampah kemarin (7/7) berlangsung di Masjid Jami Desa Kwayangan dan MI Walisongo Kwayangan Kedungwuni Kabupaten Pekalongan.

GP Ansor Gelar Dua Pelatihan Sekaligus (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Gelar Dua Pelatihan Sekaligus (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Gelar Dua Pelatihan Sekaligus

Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor Kabupaten Pekalongan M. Azmi Fahmi mengungkapkan bahwa program pelatihan ini merupakan wujud kontribusi dan kepedulian GP Ansor terhadap lingkungan dan kebutuhan masyarakat.

Lebih lanjut Azmi mengatakan, saat Idul Adha, banyak kader Ansor yang terlibat menangani hewan kurban, untuk itu perlu dibekali agar penanganan hewan kurban tidak hanya memenuhi syarat secara syari tetapi perlakuan terhadap hewan sembelihan juga harus "hewani" sehingga terpenuhi syarat aman, sehat, utuh serta halal."

Terkait pengelolaan sampah, Azmi menambahkan bahwa ? kader GP Ansor diharapkan menjadi pioner dalam menunjukkan kepedulian terhadap kebersihan dan lingkungan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Peduli terhadap lingkungan adalah bagian dari membela agama dan negeri, untuk itu adanya dampak sampah bagi lingkungan harus disikapi dengan mengelolanya dengan prinsip reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (mendaur ulang). Pengelolaan sampah yang baik tidak hanya akan memberikan dampak kebersihan dan kesehatan lingkungan tetapi juga dampak ekonomi bagi kader sendiri" tegasnya.

Sementara itu, M. Suyanto selaku panitia penyelenggara pelatihan menjelaskan bahwa target dari pelatihan ini adalah tersedianya juru sembelih hewan halal dari kader Ansor yang handal dan penggerak pengelola bank sampah di daerah masing-masing.

Suyanto yang juga praktisi pengelola Bank Sampah ini menambahkan bahwa pelatihan didesain antara teori dan praktik dan menghadirkan narasumber yang berkompeten. Untuk pelatihan "JULEHA" peserta dibekali materi tata cara penyembelihan hewan halal, penyembelihan hewan dalam tinjuan kesehatan serta praktik penyembelihan dengan menghadirkan narasumber dari Ketua MUI Kabupaten Pekalongan, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian serta praktisi profesional Juru Sembelih hewan halal.

Adapun untuk pelatihan Bank Sampah, peserta pelatihan dibekali materi Kebijakan pengelolaan sampah, manajemen bank sampah, serta praktik pembuatan pupuk organik dengan narasumber Dinas Perkim dan LH, Praktisi Bank Sampah M. Syuron Makmur, serta praktisi pertanian H. Nasokha. (Red: Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Daerah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 31 Oktober 2011

Pelajar NU Cirebon Berbagi Buku Pada Konferensi Besok

Cirebon, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus IPNU-IPPNU kabupaten Cirebon tengah mempersiapkan konferensi cabang yang dilangsungkan di Gedung PCNU Cirebon jalan Dewi Sartika, Sumber, Cirebon, Ahad (23/11) siang. Pada kesempatan itu, mereka menyerahkan bantuan buku tulis kepada para santri pesantren Amparan Djati Cisaat, Dukupuntang, Cirebon.

Pelajar NU Cirebon Berbagi Buku Pada Konferensi Besok (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Cirebon Berbagi Buku Pada Konferensi Besok (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Cirebon Berbagi Buku Pada Konferensi Besok

Konferensi IPNU masa bakti 2012-2014 dan IPPNU masa bakti 2013-2015 ini mengambil tema “Wujud Nyata Kaderisasi NU untuk Bangsa”. Peserta konferensi terdiri atas utusan pengurus anak cabang, komisariat, dan ranting.

"Kesempatan ini diadakan untuk menilai pertanggungjawaban pengurus pimpinan cabang, menetapkan program kerja, memilih pengurus baru, dan mengambil keputusan-keputusan lainnya," kata Ketua IPNU Cirebon Wahyono.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berharap, konferensi berjalan baik dan menghasilkan keputusan-keputusan yang bisa membawa perubahan dan perbaikan dalam pengelolaan organisasi di masa mendatang. Ia ingin pelajar NU tetap mewarnai pembangunan dunia pelajar di Indonesia. (Imam Baehaqi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote, Nasional, AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 29 Oktober 2011

Pentingnya Menjaga Persaudaraan di Tahun Politik

Makassar, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sesepuh NU, Anregurutta H Muhammad Sanusi Baco mengimbau umat Islam untuk menjaga ukhuwah atau persaudaraan dan persatuan disamping memperbaiki akhlak.

Pada tahun politik, kata dia, banyak sekali kebohongan, fitnah, bahkan kampanye hitam yang menyebabkan perpecahan umat.

Pentingnya Menjaga Persaudaraan di Tahun Politik (Sumber Gambar : Nu Online)
Pentingnya Menjaga Persaudaraan di Tahun Politik (Sumber Gambar : Nu Online)

Pentingnya Menjaga Persaudaraan di Tahun Politik

“Nahdlatul Ulama, menyatukan kita sehingga sama-sama memperjuangkan nilai-nilai aswaja dan kebangsaan,” katanya pada lailatul ijtima keluarga besar NU Sulawesi Selatan di kediaman Prof H Natsir Hamzah, Komp Perdos UMI Makassar pada Kamis malam ini (5/6).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam Al-Quran, kata dia, terdapat banyak ayat yang menyinggung tentang akhlak, hal ini menunjukkan betapa agama menuntut umatnya untuk memperbaiki akhlaknya. “Diantara tokoh yang tinggi akhlaknya bahkan diabadikan dalam Al-Quran yaitu Lukman,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lukman, kata dia, senantiasa diejek, namun karena kebersihan dan kesucian hatinya itulah, nama lukman diabadikan sebagai bentuk pelajaran bagi umat manusia. Gurutta pun mengimbau untuk memilih pemimpin yang punya akhlak yang baik.

Hadir beberapa tokoh Anregurutta H Abdurrahman K, Mochtar Noer Jaya, Iskandar Idy Ketua Tanfidziyah, Ruslan Katib Syuriyah, Andi Majdah M Zain Rektor Universitas Islam Makassar, Masrurah Mochtar Rektor Universitas Muslim Indonesia, para guru besar NU, Ketua-ketua Lembaga/lajnah dan banom.

Lailatul ijtima’ ini sebagai bentuk silaturrahim sesama pengurus dan warga Nahdliyin untuk mempererat atau menyambung silaturrahim. (Andy muhammad idris/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Jadwal Kajian, Internasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 22 Oktober 2011

Pembukaan Pra-Muktamar NU di Lombok Sukses

Lombok Tengah, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj membuka acara pra muktamar NU yang dihelat di Pesantren NU Al-Manshuriyah Talimusshibyan Jl TGH Moh Shaleh Hambali Sangkong, Desa Bonder, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (9/4).

Pembukaan Pra-Muktamar NU di Lombok Sukses (Sumber Gambar : Nu Online)
Pembukaan Pra-Muktamar NU di Lombok Sukses (Sumber Gambar : Nu Online)

Pembukaan Pra-Muktamar NU di Lombok Sukses

Upacara pembukaan tersebut dihadiri ribuan warga Nahdliyin yang memenuhi halaman pesantren. Selain para pengurus PCNU se-Provinsi NTB, sebagian besar pengurus PBNU tampak hadir.

Di tribun utama, antara lain Pengasuh Pesantren Tebuireng KH Salahuddin Wahid (Gus Sholah), KH Chalid Mawardi, KH Saifuddin Amsir, Tuan Guru Turmudzi Badaruddin, KH Ishomuddin, KH Artani Hasbi, KH Ubaidillah, dan KH Musthofa Aqil Siroj.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bupati Lombok Tengah, Sekda Provinsi NTB mewakili gubernur, dan para pejabat dinas serta kepolisian setempat tampak antusias mengikuti jalannya upacara pembukaan pra-muktamar.

Dalam sambutannya selaku tuan rumah sekaligus Ketua PWNU NTB, AGH A Taqiuddin Mansur menyatakan kegembirannya menyambut kedatangan para ulama di pesantrennya. “Kami bangga, Pondok Pesantren NU Al-Manshuriyah Ta’limusshibyan diberi amanah untuk menyelenggarakan agenda muktamar

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Meski demikian, Tuan Guru Taqiuddin menyebut pemberitahuan dari PBNU sangat mendadak. Padahal, jika diberitahu sebulan sebelumnya, dipastikan pesantrennya tidak bisa menampung ribuan warga NU.

“Sebab, rakyat NU yang begitu besar di NTB ini. NU di sini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari watak dan akhlak masyarakat. Menyebut NU sudah tak asing lagi, karena sama saja menyebut dirinya sendiri. Inilah yang membahagiakan kami warga Nahdliyin di sini,” ujarnya bangga.

Ia menambahkan, antara NU dengan ormas lain telah seirama memandang bahwa Ahlussunnah wal Jamaah sebagai pandangan hidup mereka. “Oleh karena itulah, kegiatan seperti ini kendati hanya dua minggu pemberitahuannya, alhamdulillah kami tetap bisa melaksanakannya,” katanya disambut gemuruh tepuk tangan ribuan hadirin.

Sementara itu, dalam pidato pembukaan pra-muktamar Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj kembali mengulas tentang Islam yang tidak hanya membawa akidah dan syariah semata. Namun, Islam sebagai agama ilmu pengetahuan, budaya, peradaban, kemajuan, dan kemanusiaan. “Sungguh Allah dan Rasulullah tidak ridho kalau umat Islam bodoh. Juga tidak ridho kalau umat Islam biadab seperti ISIS,” ujarnya yang langsung disambut aplaus panjang.

Kiai Said juga menyinggung tema muktamar ke-33 NU Agustus mendatang. Ia menegaskan bahwa Islam Nusantara yang kini diusung sebagai tema muktamar merupakan Islam penebar kasih sayang.

“Islam Nusantara itu identik dengan Ahlussunnah Wal Jamaah, Islam yang beradab, Islam sebagai din al-rahmah wa al-hidayah. Bukan Islam yang membawa doktrin kekerasan, ekstrim radikal, apalagi terorisme,” tegasnya.

Sebelum mengakhiri pidatonya dan membuka acara, Kiai Said berharap Muktamar ke-33 NU di Jombang sukses seperti pra-muktamar di Lombok. “Dengan ini, saya selaku Ketua Umum PBNU membuka seminar pra-muktamar dengan tema ‘Penguatan Ulama melalui Ahlul Halli Wal Aqdi dengan ucapan bismillahi Allahu Akbar saya buka secara resmi,” pungkasnya. (Musthofa Asrori/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Kajian Islam, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 21 Oktober 2011

Munas Pertama Ishari Digelar di Jombang

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 

Musyawarah Nasional (Munas) ke-1 Ikatan Seni Hadrah indonesia (Ishari) Nahdatul Ulama dibuka Wakil Gubenur (Wagub) Jawa Timur, Syaifullah Yusuf (Gus Ipul). Pembukaan ini ditandai bacaan alfatihah dan tabuhan alat terbang, Jumat (20/10) malam.

Munas Pertama Ishari Digelar di Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)
Munas Pertama Ishari Digelar di Jombang (Sumber Gambar : Nu Online)

Munas Pertama Ishari Digelar di Jombang

Kegiatan pembukaan yang berpusat di Alun-alun Kabupaten Jombang dihadiri ribuan nahdliyin. Tak hanya dari sejumlah Pengurus Ishari, dari tokoh masyarakat serta unsur pemerintah setempat juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.

"Semoga acaranya sukses dari awal sampai akhir," jelasnya.

Gus Ipul sapaan akrabnya mengapresiasi para peserta Munas yang datang dengan biaya pribadi. Ia menyebutkan hal tersebut sebagai bukti kecintaan yang luar biasa kepada Nahdatul Ulama.

Selain itu, Gus Ipul juga menyebutkan jika Ishari bagian dari seni. Sedangkan seni membuat hidup bertambah indah dan bermakna.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan agama hidup menjadi terarah dan dengan seni hidup menjadi indah," papar Ketua PBNU ini.

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Jombang lewat Wakil Bupati Jombang, Hj Mundjidah Wahab, menyebutkan ISHARI menjadi Banom NU dalam Muktamar ke-33 Jombang dan Munas pertamanya juga di Jombang.

Hal ini menjadi sebuah penghargaan bagi kota santri, dimana salah satu pencetus ISHARI merupakan tokoh Jombang, KH Wahab Chasbullah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Ishari resmi menjadi banom NU pada Muktamar ke-33 di Jombang tahun 2015. Atas kesepakatan para sesepuh ISHARI maka Jombang jadi tuan rumah Munas 1," paparnya.

Ishari, aku Wabup, merupakan salah satu kesenian yang bisa jadi alternatif bagi anak muda untuk mengisi waktu kosong atau bersosialisasi dengan masyarakat.

Lanjut Wabup, dengan semakin banyaknya anak muda memanfaatkan waktu kosongnya pada kegiatan positif, maka akan terhindar dari narkoba dan kenakalan remaja.

"Pemerintah Kabupaten Jombang akan menggalakkan pembangunan dalam bidang seni dan olahraga untuk anak muda," pungkasnya. (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 15 Oktober 2011

Paling Sah Kelola Zakat, LAZISNU Harus Terus Dikembangkan

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Semua lembaga Nahdlatul Ulama (NU) bergerak secara sosial dan keagamaan. Beberapa lembaga untuk peningkatan kesejahteraan warga yaitu Lembaga Perekonomian NU (LPNU), Lembaga Pengembangan Pertanian NU (LPPNU), Lembaga Kesejahteraan Keluarga NU (LKKNU), Lembaga Kesehatan NU (LKNU) dan Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh NU (Lazisnu).

Paling Sah Kelola Zakat, LAZISNU Harus Terus Dikembangkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Paling Sah Kelola Zakat, LAZISNU Harus Terus Dikembangkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Paling Sah Kelola Zakat, LAZISNU Harus Terus Dikembangkan

Namun di antara sejumlah lembaga tersebut, menurut Sekretaris Umum PCNU Jombang H Muslimin Abdillah, hanya LAZISNU yang selama ini konsisten memaksimalkan perannya sebagai jembatan kesejahteraan masyarakat. Terutama dalam bidang pengelolaan zakat, infaq dan shodaqoh.

"Yang bergerak untuk kesejahteraan warga NU tersebut hanya LAZISNU yang memiliki legitimasi untuk menarik, mencari, dan mengumpulkan dana dari warga masyarakat," katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ahad (26/6).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, peran LAZISNU sangat penting untuk terus dikembangkan demi menfasilitasi kebutuhan masyarakat. Selain itu, membangun kepercayaan masyarakat tentu tidak kalah penting dalam mengelola dana atau barang yang akan disalurkan kepada yang berhak atau kepentingan umat.

"Tidak ada lembaga, selain LAZISNU yang secara sah dan ditugaskan secara khusus untuk menarik dan mengumpulkan dana dan barang dari warga masyarakat," tuturnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karena itu, lanjut Cak Muslimin, sapaan akrabnya melalui LAZISNU, NU bisa memanfaatkan dana zakat, infaq dan shodaqoh untuk menguatkan dan memberdayakan warga yang tergolong dalam delapan ashnaf (kelompok) penerima (mustahiq), sehingga bisa menjadi lebih sejahtera.

Selama bulan Ramadhan ini pengurus LAZISNU Jombang menggelar sejumlah aksi sosialnya di berbagai tempat. Di antaranya bedah musholla, santunan anak yatim dan janda, pemberian zakat, infaq dan shodaqoh. Aksi tersebut masih terus digelar hingga sekarang.

“Demikian itu, pada prinsipnya menciptakan kesejahteraan ini merupakan salah satu? tujuan NU didirikan,” pungkas Muslimin. (Syamsul Arifin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 09 Oktober 2011

Majalah AULA Buka Bersama Agen dan Anak Yatim

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ruangan Salsabila kantor PWNU Jawa Timur tiba-tiba penuh sesak oleh ratusan anak yatin piatu. Mereka datang dari sejumlah panti asuhan wilayah di Surabaya dan Sidoarjo. Kehadiran anak-anak yang tidak memiliki ayah maupun ibu ini sebagai matarangkai kegiatan buka bersama yang diselengarakan Majalah PWNU Jatim AULA.

Majalah AULA Buka Bersama Agen dan Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)
Majalah AULA Buka Bersama Agen dan Anak Yatim (Sumber Gambar : Nu Online)

Majalah AULA Buka Bersama Agen dan Anak Yatim

Sebelumnya, pagi hari kegiatan diawali dengan khatmil Qur’an. “Ada lima penghafal al-Qur’an dari PW Jam’iyatul Qurra wal Huffadz NU Jawa Timur,” kata Mohammad Rofi’e (28/7) yang didaulat untuk mensukseskan kegiatan tersebut.   

Usai shalat Dhuhur, kegiatan dilanjutkan dialog pimpinan majalah AULA dengan sejumlah agen di Jawa Timur. Dalam pengantarnya, Afif Amrullah menandaskan bahwa pertemuan agen dengan perusahaan idealnya dilaksanakan secara ajeg. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ini penting agar semua pihak saling mengakui kekurangan maupun kelebihan yang dimiliki,” tandas Redaktur Pelaksana Majalah AULA ini.

Ada empat narasumber yang dihadirkan pada kesempatan tersebut. Pertama adalah H Abdul Wahid Asa selaku pimpinan umum, Habib Wijaya yang dalam keseharian sebagai pemimpin perusahaan serta Muhammad Subhan, pemimpin redaksi. Demikian juga pendiri majalah yakni H Sholeh Hayat SH.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

H Abdul Wahid Asa memaparkan secara singkat bagaimana awal majalah ini isa terbit dengan subsidi dari PWNU Jawa Timur. “Awalnya majalah ini mendapatkan suntikan dana berupa seluruh biaya cetak,” kenangnya.

Namun seiring dengan respon dari para pembaca dan pelangan akhirnya majalah mampu membiayai sendiri ongkos cetak dan distribusi. “Bahkan majalah AULA sudah bisa memberikan donasi untuk PWNU Jawa Timur,” terangnya.

Bagi Pak Wahid, sapaan akrabnya, berjibaku di media NU memang harus tahan banting, termasuk untuk ikhlash dengan bayaran yang tidak seberapa. “Memang bukan untuk mencari penghidupan,” katanya. “Di AULA malah harus mengabdi,” lanjutnya.

Demikian juga mantan Wakil Ketua PWNU Jatim ini menemukan mitra yang tangguh dan mukhlish di bagian pemasaran yakni agen. “Mereka sama seperti kami yang tidak terlalu mempersoalkan keuntungan saat mengedarkan maupun memasarkan AULA,” ungkapnya.

Karena itu, semangat seperti ini hendaknya terus digelorakan demi khidmat kepada NU. 

Tidak mudah memang memiliki media cetak yang mampu eksis dalam rentang waktu demikian lama. Tentu banyak faktor yang membuat bisa bertahan. Yang utama adalah peran para agen dan tentunya doa dari berbagai kalangan.

Pada kesempatan ini juga diserahkan sejumlah penghargaan dan souvenir kepada agen yang telah memiliki komitmen membesarkan majalah yang telah berusia 36 tahun ini.  Kegiatan ditutup dengan buka bersama dan shalat Magrib berjamaah.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita, Pertandingan, Daerah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 27 September 2011

PBNU Berharap Semua Pihak Hormati Keputusan MK

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekretaris Jenderal PBNU H Marsudi Syuhud meminta semua pihak untuk menghormati dan menjunjung tinggi keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dengan sengketa pemilihan presiden.

“Kita adalah orang yang beradab, berilmu, dan beragama, memiliki keyakinan bahwa yang diputuskan oleh MK adalah keputusan yang benar,” katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Kamis malam.

PBNU Berharap Semua Pihak Hormati Keputusan MK (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Berharap Semua Pihak Hormati Keputusan MK (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Berharap Semua Pihak Hormati Keputusan MK

“Untuk itu, kepada bangsa Indonesia, khususnya warga NU, ketika MK sudah memutuskan, wajib menghormati, sesuai dengan kaidah fikih yang diajarkan oleh para ulama di pesantren, “idha khakamal khaakim, rafaal khilaf” atau ketika hakim sudah memutuskan, maka hilanglah perbedaan.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menegaskan bahwa bangsa yang besar merupakan bangsa yang menerima keputusan tertinggi dari hakim, karena itu diharapkan para pendukung penggugat yang ditolak gugatannya agar tidak melakukan hal-hal negatif yang melanggar hukum.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan ditolaknya gugatan tim Prabowo-Hatta, maka Jokowi-JK yang nantinya akan dilantik sebagai presiden RI ke-7.

“PBNU mengucapkan selamat kepada pasangan Jokowi-JK dan kami berharap agar pendukung Jokowi tidak secara demonstratif merayakan kemenangan, cukup bersyukur kepada tuhannya masing-masing karena kemenangan sudah ada di jiwa masing-masing dan tetap menjaga kesatuan dan persatuan bangsa.”

“Lima tahun ke depan masih ada kesempatan untuk bertarung kembali bagi yang kalah.”

Namun, ia tetap memberi catatan bahwa tidak ada yang sempurna dalam penyelenggaraan pemilu ini karena setiap lembaga penyelenggara pemilu pasti memiliki kekurangan dan melakukan kesalahan, ini yang harus terus diperbaiki di masa depan.

“Warga NU berpegang pada kaidah, ‘maa laa yudrakul kulluh, la yudraku julluhu’ atau jika tidak mencapai seluruhnya, maka jangan tinggalkan semuanya.”

PBNU juga mengapresiasi petugas keamanan yang selama ini telah membantu menjaga situasi tetap kondusif dan nyaman sehingga masyarakat bisa terus beraktifitas dengan tenang. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 19 September 2011

Rebut Kembali Masjid Nahdliyyin, LDNU Kumpulkan Majelis Ta’lim se-Jabotabek

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nahdlatul Ulama (NU) merasa khawatir dengan nasib masjid-masjid milik warga nahdliyyin (sebutan untuk warga NU) diambilalih oleh kelompok-kelompok yang mengatasnamakan Islam. Oleh karenanya, Pengurus Pusat (PP) Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU) berinisiatif melakukan gerakan nyata untuk merebut kembali masjid-masjid milik warga nahdliyyin itu, dengan mengumpulkan para pemimpin majelis ta’lim se-Jabotabek (Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi)

“Tanggal 30 (Agustus, red) nanti kita akan kumpulkan ketua-ketua majelis ta’lim se-Jabotabek. Kita harus rebut kembali masjid-masjid yang sudah dikuasai orang (kelompok, red) lain itu,” kata Ketua Umum PP LDNU KH Nuril Huda kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Kamis (24/8).

Seperti diberitakan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah beberapa waktu lalu, Ketua PBNU KH Masdar F Mas’udi mengungkapkan, sekelompok orang yang mengatasnamakan Islam telah serampangan mengambilalih masjid-masjid milik warga nahdliyyin dengan alasan syarat ajaran bid’ah dan beraliran sesat. Pengambilalihan yang dimaksud berbentuk penggantian para takmir masjid yang selama ini diisi oleh warga nahdliiyin. Demikian juga dengan tradisi-tradisi ritual keagamaan khas NU pun diganti.

Rebut Kembali Masjid Nahdliyyin, LDNU Kumpulkan Majelis Ta’lim se-Jabotabek (Sumber Gambar : Nu Online)
Rebut Kembali Masjid Nahdliyyin, LDNU Kumpulkan Majelis Ta’lim se-Jabotabek (Sumber Gambar : Nu Online)

Rebut Kembali Masjid Nahdliyyin, LDNU Kumpulkan Majelis Ta’lim se-Jabotabek

Kegiatan yang merupakan hasil kerja sama PP LDNU dengan PP Muslimat NU itu, kata Kiai Nuril—demikian panggilan akrabnya—, dilaksanakan setiap akhir bulan. Dalam pertemuan itu, para pemimpin majelis ta’lim tersebut diberikan pemahaman yang menyeluruh tentang paham Ahlusunnah wal Jama’ah (Aswaja).

Menurut Kiai Nuril, pemahaman tentang Aswaja yang benar dirasa sangat penting guna menghadapi gerakan-gerakan kelompok-kelompok yang telah mengambilalih masjid-masjid NU. Pasalnya, secara umum para pemimpin majelis ta’lim itu belum memahami sepenuhnya ajaran Aswaja tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu, Kiai Nuril menambahkan, tidak sedikit pula bermunculan ajaran yang mengatasnamakan Ahlussunnah, namun yang dimaksud bukanlah Aswaja. “Sekarang kan banyak sekali aliran yang mengaku Ahlussunnah, tapi sebetulnya bukan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Ahlussunnah saja, beda dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah. Makanya, majelis ta’lim ini harus diberi pemahaman agar bisa membedakan antara Ahlussunnah saja, dengan Ahlussunnah Wal Jama’ah,” terangnya.

“Bedanya, kalau Ahlussunnah saja, itu hanya mengikuti ajaran dan perilaku Nabi Muhammad SAW. Tapi kalau Ahlussunnah Wal Jama’ah, mengikuti ajaran dan perilaku nabi sekaligus juga para Khulafaur Rosyidin (kholifah empat; Abu Bakar Assiddiq, Umar bin Khatab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib, red),” imbuh Kiai Nuril.

Disadari Kiai Nuril, sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia yang berpaham Aswaja, NU merasa perlu untuk segera melakukan gerakan-gerakan nyata dalam rangka penyelamatan terhadap paham yang sudah diyakini kebenarannya selama ini. Jika tidak, katanya, tidak ada jaminan dalam waktu sepuluh tahun mendatang ajaran moderat yang terkandung dalam Aswaja akan hilang dan tergantikan oleh paham yang lain.

Diungkapkan Kiai Nuril, pada pertemuan pertama dan kedua yang diikuti 162 ketua majelis ta’lim se-Jabotabek itu, responnya cukup positif atas kegiatan tersebut. Dalam pertemuan tersebut, katanya, sekaligus terungkap bahwa sebagian besar pimpinan majelis ta’lim belum mengerti sepenuhnya paham Aswaja sebagaiamana diterapkan NU selama ini.

“Ibaratnya, kita akan berikan pencerahan kepada para majelis ta’lim itu tentang ajaran Aswaja yang benar dan menyeluruh. Biar mereka juga bisa membedakan antara paham Ahlussunnah saja dengan Ahlussunnah yang ada Wal Jama’ah-nya,” tandas Kiai Nuril.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan tersebut, kata Kiai Nuril merupakan awalan. Selanjutnya, pihaknya akan memperluas wilayah garapan dari kegiatan tersebut hingga ke daerah-daerah, terutama daerah di luar Jawa. Karena, ungkapnya, fenomena tersebut tidak hanya terjadi di wilayah Jabotabek saja, melainkan seluruh Indonesia.

Untuk pertemuan mendatang (30 Agustus), tutur Kiai Nuril, pihaknya telah mengundang seorang tokoh muslimah asal Amerika Serikat untuk menjadi penceramah, yakni Mrs Tiye Mulazim. Menurutnya, Mrs Tiye Mulazim juga seorang muslimah yang berpaham Aswaja. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional, AlaSantri, Berita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 16 September 2011

Edisi Kesembilan Terbit, Majalah Serambi Al-Muayyad Tampilkan Konten Menarik

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Setelah beberapa bulan dinanti, Majalah Serambi Al-Muayyad (MSA) akhirnya kembali terbit. Rencananya majalah yang dikelola para santri Pesantren Al-Muayyad Mangkuyudan Solo ini akan diluncurkan saat peringatan haul para sesepuh pondok, Rabu (20/1) mendatang.

Edisi Kesembilan Terbit, Majalah Serambi Al-Muayyad Tampilkan Konten Menarik (Sumber Gambar : Nu Online)
Edisi Kesembilan Terbit, Majalah Serambi Al-Muayyad Tampilkan Konten Menarik (Sumber Gambar : Nu Online)

Edisi Kesembilan Terbit, Majalah Serambi Al-Muayyad Tampilkan Konten Menarik

Kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, salah satu redaktur MSA Miftahul Abrori menuturkan, pada penerbitan kali ini kita akan mengetengahkan judul “Santri Butuh Perhatian Orang Tua dan Ketelatenan Guru Ngaji”.

Selain itu, imbuh Miftah, ada artikel “Hati Mbah Umar Bergantung di Masjid” tulisan dari Drs Muhammad Ishom yang menerangkan keteladanan KH Ahmad Umar Abdul Mannan (Mbah Umar) yang secara istiqamah melaksanakan kewajiban shalat lima waktu berjamaah di masjid.

“Ketika Mbah Umar tidak bisa berjamaah di masjid karena masih berada di jalan, Mbah Umar tetap berusaha shalat berjamaah di masjid begitu sampai di Mangkuyudan dengan cara mencari santri yang belum shalat. Jika ternyata tidak menemukan santri yang belum shalat, Mbah Umar menawarkan kepada santri yang sudah shalat untuk mau melakukan i’adah (shalat ulang) dengan berjamaah bersama beliau,” terang Miftah, Ahad (17/1).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wawancara bersama alumni Pesantren Al-Muayyad 1991 Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri, juga menjadi menu spesial edisi kali ini. “Menaker memunyai nostalgia di Al-Muayyad yang masih terkenang hingga kini. Ia juga sampai sejauh ini masih sering mengunjungi Al-Muayyad,” kata Miftah.

Tak ketinggalan berita pesantren dan kegiatan santri, cerpen, puisi, dan lain-lain. “Jika Anda hadir pada acara Khataman Al-Muayyad, terasa kurang rasanya jika Anda pulang tanpa membawa ‘oleh-oleh’ khas Al-Muayyad ini,” selorohnya. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Kyai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 13 September 2011

Peneliti LIPI: Tak Ada NU, Toleransi di Indonesia Mati

Tasikmalaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pilkada DKI Jakarta sudah selesai. Namun dampak dari panasnya pesta demokrasi di ibu kota masih terasa. Ironisnya hawa panas itu terjadi tidak hanya di Jakarta, tapi melebar ke berbagai wilayah di Indonesia.

Peneliti LIPI: Tak Ada NU, Toleransi di Indonesia Mati (Sumber Gambar : Nu Online)
Peneliti LIPI: Tak Ada NU, Toleransi di Indonesia Mati (Sumber Gambar : Nu Online)

Peneliti LIPI: Tak Ada NU, Toleransi di Indonesia Mati

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amin Mudzakir mengkhawatirkan dampak negatif dari pilkada DKI Jakarta yang kental isu SARA. Kekhawatirannya terutama pada soal toleransi di Indonesia. Bukan hanya toleransi antarumat beragama, tapi juga antarsesama anak bangsa.

"Dari sekian banyak organisasi masyarakat di Indonesia, saya melihat hanya NU yang komitmennya kuat dan konsisten mengimplementasikan dan menggaungkan masalah toleransi. Yang lainnya tidak terdengar," katanya saat berziarah ke makam Syekh Abdul Muhyi Pamijahan, Tasikmalaya, Ahad (14/5).

Hampir seluruh organ yang ada ditubuh NU, kata Amin, bergerak menggaungkan sikap toleransi di Indonesia. Mulai dari lembaga-lembaga di bawahnya, sampai dengan banom (badan otonom) NU seperti halnya GP Ansor dan Banser.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

NU melalui Banom dan lembaganya dengan tegas menolak segala gerakan radikal di Indonesia. Khususnya gerakan HTI yang dianggap intoleran karena condong ingin memaksakan mengubah sistem di Indonesia dengan khilafah Islamiyahnya.

"Anehnya ketika NU menggaung-gaungkan toleransi di tanah air, NU kerap menjadi sasaran serangan dan cemoohan masyarakat lainnya. Terutama kelompok-kelompok Islam radikal," ujar pria lulusan Ilmu Sejarah UGM yang tengah melakukan penelitian soal NU dan Minoritas di Tasikmalaya itu.

Alhasil, kata Amin, NU seolah sendirian menyikapi masalah toleransi yang saat ini sedang terancam di Indonesia. Padahal, ia menduga yang lainnya pun paham betul dengan kondisi tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Andai kata tidak ada NU, mungkin toleransi di Indonesia ini sudah mati," ujarnya. (Nurjani/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Olahraga, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 08 September 2011

Dua Kesebelasan dari Kebumen Bakal Bertemu di Laga Final LSN Regional Jateng III

Tegal, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Partai final ajang kompetisi Liga Santri Nusantara (LSN) 2017 Regional Jateng III bakal mempertemukan dua tim kesebelasan pesantren asal Kebumen. Mereka adalah kesebelasan Hisba FC, PP Al-Barokah, Kebumen dengan tim kesebelasan Al-Kahfi FC, PP Al-Kahfi, Kebumen.

Kedua tim dijadwalkan beradu terbaik di Lapangan GOR Trisanja Slawi Kabupaten Tegal, Selasa (19/9).

Dua Kesebelasan dari Kebumen Bakal Bertemu di Laga Final LSN Regional Jateng III (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Kesebelasan dari Kebumen Bakal Bertemu di Laga Final LSN Regional Jateng III (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Kesebelasan dari Kebumen Bakal Bertemu di Laga Final LSN Regional Jateng III

Panitia Pelaksana LSN 2017 Regional Jateng III Mustholah melalui Sekretarisnya Mubin menuturkan, pada laga semifinal tim Al-Kahfi FC Kebumen berhasil menumbangkan tim Walindo Berbaur FC, Pekalongan dengan skor 2-0.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sedangkan tim Pesantren Hisba FC, Kebumen berhasil unggul atas tim Mangku Aji FC Pekalongan lewat drama adu pinalti dengan skor akhir 4-2," tuturnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mubin menyebutkan, Jawara LSN 2017 Regional Jateng III nantinya bakal mewakili zona tersebut ke ajang LSN tingkat nasional.

"Insya Allah digelar 22 Oktober 2017 mendatang di Bandung bersamaan dengan peringatan Hari Santri tingkat nasional," ujarnya. (Hasan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Bahtsul Masail, Nasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 31 Agustus 2011

Teladan Pergantian Pemimpin NU di Jawa Barat 1967

Pada Muktamar ke-24 NU di Bandung, Jawa Barat, KH Bisri Sansuri berhasil mendapatkan suara terbanyak dalam pemilihan Rais ‘Aam PBNU mengungguli KH Wahab Chasbullah.

Muktamar pada Juli 1967 tersebut menunjukkan bahwa kepemimpinan tertinggi ditolak Kiai Bisri. Ia menyerahkannya pada Kiai Wahab. Sementara Kiai Wahab juga merasa tidak berhak karena Kiai Bisri yang mendapatkan amanat muktamirin. Kedua tokoh tersebut saling menolak jabatan.?

Kiai Bisri tetap bersikeras menolak menjadi Rais ‘Aam selama ada Kiai Wahab yang lebih sepuh, merupakan kakak ipar, serta sahabat karibnya. Dengan demikian, Muktamar akhirnya memilih Kiai Wahab. Ketika Kiai Wahab wafat pada tahun 1971, Kiai Bisri baru bersedia menggantikannya.

Teladan Pergantian Pemimpin NU di Jawa Barat 1967 (Sumber Gambar : Nu Online)
Teladan Pergantian Pemimpin NU di Jawa Barat 1967 (Sumber Gambar : Nu Online)

Teladan Pergantian Pemimpin NU di Jawa Barat 1967

Jauh sebelumnya, Kiai Wahab juga menolak menjadi Rais Akbar NU ketika Hadrotusyekh KH Hasyim Asy’ari wafat pada tahun 1947. Ia mau menggantikannya dengan catatan, tidak Rais Akbar, tapi Rais ‘Aam. Rais Akbar baginya, hanya cocok disandang mahagurunya itu.?

Pada Muktamar NU ke-33 di Jombang, pada tahun 2015, terjadi pula penolakan jabatan Rais ‘Aam meskipun sudah ditetapkan muktamirin. Kali ini KH Mustofa Bisri (Gus Mus) yang melakukannya. (Abdullah Alawi) ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hindari Perpecahan dalam Setiap Perbedaan Pendapat

Pringsewu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam satu tujuan yang sama-sama disepakati, kadangkala seseorang menempuh cara dan jalan yang berbeda-beda. Inilah keragaman dalam kenyataan. Perbedaan pendapat atas satu persoalan yang sama sekalipun, seringkali tidak bisa dihindari. Hal ini diungkapkan oleh Rais Syuriyah PBNU KH Ahmad Ishomuddin, Ahad (16/10) dalam akun Facebook miliknya.?

Namun, tuturnya, tidak setiap perbedaan pendapat itu meniscayakan perpecahan selama ada sikap toleransi, saling menghargai, saling menghormati dan tidak memaksakan kehendak karena merasa benar sendiri.?

Hindari Perpecahan dalam Setiap Perbedaan Pendapat (Sumber Gambar : Nu Online)
Hindari Perpecahan dalam Setiap Perbedaan Pendapat (Sumber Gambar : Nu Online)

Hindari Perpecahan dalam Setiap Perbedaan Pendapat

Sebagaimana perbedaan agama yang dianut, suku, ras dan golongan menurutnya adalah hal nyata dalam kehidupan pada bangsa Indonesia ini. "Perbedaan tersebut tidak meniscayakan perpecahan yang berujung pada disintegrasi bangsa, selama warga negara ini menyadarinya, tunduk dan patuh kepada ajaran agamanya dengan pemahaman yang benar dan setia kepada pemimpin pemerintahannya," ujarnya.

Gus Ishom, saapaan akrabnya menambahkan bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sangat penting dan sudah seharusnya setiap orang sebagai warga negara saling menyayangi, menghormati dan menaati konstitusi sebagai sebuah kesepakatan bersama.?

Tanpa hal itu, menurut ulama muda ini, maka peluang perpecahan antar anak bangsa yang demikian beragam niscaya terjadi dan ini berbahaya, wajib kita hindari. Umat Islam di mana saja tidak dibenarkan memaksakan kehendak dari "kebenaran relatif" yang diyakininya kepada pihak lain dan tidak perlu melakukan kekerasan atas nama agama serta tidak coba-coba membenturkan secara diametral hubungan antara agama dan negara.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Tujuan bernegara ini antara lain untuk melindungi setiap hak warga negara, baik muslim maupun non-muslim. Sehingga tidak boleh ada saling menghalangi atau merebut hak orang lain. Setiap muslim mestinya bisa patuh pada kesepakatan atau konstitusi kita sebagai wujud ketaatan kepada ulil amri yang diperintahkan agama," tegasnya.

Pelanggaran terhadap konstitusi atau agama itu berdosa, sehingga mengguncangkan hati dan berakibat buruk pada kehidupan harmonis bersama. Di sinilah menurutnya, dalam hidup bersama yang plural ini yang diperlukan bukan hanya ilmu atau wawasan agama yang mendalam, tetapi juga perlu wawasan kebangsaan.?

Oleh karenanya umat Islam wajib mengkampanyekan Islam yang rahmatan lil-alamin dan terus berupaya mengamalkannya. Menurutnya perlu wasathiyah (moderasi) dalam pikiran, ucapan dan tindakan dan penting sikap tasamuh (toleransi) menghadapi setiap perbedaan, meski tidak setiap perbedaan perlu dipertimbangkan.?

"Semoga umat Islam di seluruh Indonesia menyadari hal ini. Kehilangan emas bisa kembali membeli di toko emas, tetapi jika kita kehilangan tanah air kemana kita akan membelinya? Jadi, sayangilah dan hormatilah agar persatuan bangsa ini segera terwujud tanpa gangguan yang berarti," pungkasnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

(Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 29 Agustus 2011

Muammar ZA Pimpin Shalawat Badar Puluhan Ribu Nahdliyin

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Qori internasional Muammar ZA memimpin pembacaan shalawat badar pada Istighotsah Menyambut Ramadhan 1436 H dan Pembukaan Munas Alim Ulama" di Masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (14/6).

Muammar ZA Pimpin Shalawat Badar Puluhan Ribu Nahdliyin (Sumber Gambar : Nu Online)
Muammar ZA Pimpin Shalawat Badar Puluhan Ribu Nahdliyin (Sumber Gambar : Nu Online)

Muammar ZA Pimpin Shalawat Badar Puluhan Ribu Nahdliyin

Muammar memandu pembacaan shalawat khas NU itu selepas melantunkan ayat suci al-Quran. Suara Muammar yang melengking disambut antusias puluhan hadirin yang memadati Masjid Istiqlal.

Hingga berita ini ditulis, acara istighotsah sedang berlangsung dengan dipimpin Rais Aam Idarah Aliyah Jamiyyah Ahlit Thariqah al-Mutabarah an-Nahdliyah (Jatman) Habib Muhammad Luthfi bin Yahya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tampak di atas panggung antara lain Presiden RI Joko Widodo, Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, Ketum PP GP Ansor Nusron Wahid, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti, serta sejumlah pejabat dan para kiai lainnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Secara terpisah, Muammar menyatakan kegembiraannya dengan acara istighotsah NU. "Apalagi dengan melibatkan masyarakat sebanyak ini. Luar biasa," tuturnya.

Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama tahun ini mengusung tema "Memelihara Tradisi Rohani, Menjaga Keutuhan Negeri". Sebelumnya, forum tertinggi setelah Muktamar NU ini juga digelar 2014 lalu. (Mahbib/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 02 Agustus 2011

D. Zawawi Imron, Penyair atawa Penyiar?

Seorang tetangga datang ke rumah D. Zawawi Imron. "Kiai kok hebat sekali? Jadi penyiar saja bisa pergi ke mana-mana, bahkan bisa siarang ke luar negeri." 

Begitulah pertanyaan profesi dari tetangga Kiai Zawawi, dengan bahasa Madura yang fasih.

D. Zawawi Imron, Penyair atawa Penyiar? (Sumber Gambar : Nu Online)
D. Zawawi Imron, Penyair atawa Penyiar? (Sumber Gambar : Nu Online)

D. Zawawi Imron, Penyair atawa Penyiar?

KH D. Zawawi Imron, yang dijuluki Rais Aam Penyair Pesantren, langsung mengerti kesalahan tetangganya itu. Namun ia tidak segera membetulkannya, melainkan meneruskan "logika" tetangganya itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Alhamdulillah, Dik, meski tidak punya radio, aku bisa siaran di mana-mana, di radio yang berbeda-beda satu dengan lainnya," Kiai Zawawi menanggapi, dengan senyuman. 

Saya mendengar dialog itu dari Kiai Zawawi langsung. Ia bercerita dengan tertawa terpingkal-pingkal.  

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tapi, kata Kiai Zawawi, tetangganya itu tidak terlalu salah. "Kan saya juga penyiar agama di mana-mana, selain penyair yang baca puisi di mana-mana?" (Hamzah Sahal)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 18 Juli 2011

Suami Larang Isteri Kunjungi Orang Tuanya

Assalamu ‘alaikum wr. wb

Dalam kehidupan keluarga pasti ada persoalan. Beberapa bulan lalu hubungan antara suami saya dan pihak keluarga saya sempat menegang. Ketegangan akhirnya mereda. Yang menjadi persoalan selanjutnya suami saya melarang saya mengunjungi orang tua saya. Padahal orang tua saya sudah sepuh dan sering sakit-sakitan. Larangan ini amat memberatkan saya sebagai anak.

Di satu sisi saya harus taat kepada suami, tetapi di sisi lain saya juga sebagai anak yang jelas tidak ingin memutus tali silaturahmi. Yang ingin saya tanyakan, apakah boleh saya melanggar perintah suami dalam hal ini? Mohon penjelasannya. Saya ucapkan terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. (Bandung/Nama dirahasiakan)

Suami Larang Isteri Kunjungi Orang Tuanya (Sumber Gambar : Nu Online)
Suami Larang Isteri Kunjungi Orang Tuanya (Sumber Gambar : Nu Online)

Suami Larang Isteri Kunjungi Orang Tuanya

Jawaban

Assalamu ‘alaikum wr. wb

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah swt. Bahwa dalam kehidupan berumah tangga tentu ada persoalan. Tetapi persoalan tersebut hendaknya mendewasakan kehidupan rumah tangga dan menambah keharmonisannya.

Persoalan yang ada memang sangat dilematis. Di satu sisi sebagai seorang istri harus menaati suami, namun di sisi lain pemutusan tali silaturahmi dengan keluarga juga merupakan masalah serius. Ini ibarat buah simalakama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terdapat pendapat yang menyatakan bahwa suami boleh melarang istri untuk mengunjungi atau menjenguk kedua orang tuanya. Misalnya kita bisa melihat dalam keterangan dalam kitab Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Khathib yang ditulis oleh Sulaiman al-Bujairimi.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Suami boleh melarang istrinya untuk menjenguk kedua orang tuanya, menyaksikan jenazah keduanya atau anaknya. Sedang yang lebih utama adalah ia (suami) tidak melakukan larangan tersebut,” (Lihat Sulaiman al-Bujairimi, Tuhfatul Habib ‘ala Syarhil Khathib, Bairut-Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, cet ke-1, 1417 H/1996 M, juz, IV, h. 253).

Namun ada pendapat ulama yang berkebalikan dengan pendapat di atas. Menurut Ibnu Nujaim (salah seorang ulama dari kalangan Madzhab Hanafi) cenderung membolehkan seorang istri menjenguk kedua orang tuanya meskipun tidak diizinkan suaminya. Dengan kata lain, apabila suami melarang istrinya untuk tidak mengunjungi kedua orang tuanya, dalam hal ini istri boleh tidak menaati permintaan suaminya.

Sebelum sampai pada simpulan tersebut Ibnu Nujaim mengetengahkan keterangan yang terdapat dalam kitab Fathul Qadir yang ditulis Kamal Ibnu Hamam. Dalam kitab tersebut dikatakan, seandainya bapaknya istri baik orang muslim maupun kafir mengalami sakit kronis dan membutuhkan bantuannya sementara suami melarang isterinya untuk menjenguk bapaknya, istri boleh membangkang larangan tersebut.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Umpamanya, jika bapak si istri menderita penyakit kronis dan membutuhkan bantuan perawatannya namun si suami melarang istrinya untuk menjenguknya, ia boleh membangkang larangan suaminya baik bapaknya muslim maupun nonmuslim. Demikian sebagaimana pendapat yang terdapat dalam kitab Fathul Qadir, (Lihat Zainuddin Ibnu Nujaim, al-Bahrur Ra`iq Syarhu Kanzid Daqa`iq, Beirut, Darul Ma’rifah, tt, juz, IV, h. 212).

Dari penjelasan Kamal Ibnu Hamam itu, Ibnu Nujaim menarik sebuah simpulan bahwa diperbolehkan bagi seorang istri keluar dari rumah untuk menjenguk kedua orang tua dan mahramnya. Pendapat sahih yang dijadikan fatwa adalah ia boleh keluar setiap hari Jumat untuk menjenguk kedua orang tua dan mahramnya dengan atau tanpa izin suami. Sedang selain itu ia harus meminta izin suami.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Dari apa yang telah kami kemukakan, setidaknya kita dapat menarik simpulan bahwa istri boleh keluar rumah untuk menjenguk kedua orang tuanya dan keluarga yang lain (mahram). Maka menurut pendapat sahih yang difatwakan adalah kebolehan bagi istri untuk menjenguk kedua orang tuanya setiap hari Jumat baik dengan seizin suaminya atau tidak, dan kebolehan untuk mengunjungi mahramnya setahun sekali baik seizin suami atau tidak,” (Lihat Zainuddin Ibnu Nujaim, al-Bahrur Ra`iq Syarhu Kanzid Daqa`iq, juz, IV, h. 212).

Berangkat dari penjelasan di atas, setidaknya ada dua pendapat. Pertama, kebolehan suami melarang istri untuk menjenguk kedua orang tua. Konsekuensi dari pendapat ini adalah seorang istri tidak boleh menjenguk kedua orang tuanya tanpa seizin suami.

Kendati demikian, tidak selayaknya suami melarang istri untuk menjenguk kedua orang tuanya. Dalam pemahaman kami, kebolehan ini mesti dipertimbangkan sebab larangan ini jelas sama artinya memutus tali silaturahmi antara anak dan orang tuanya.

Kedua, diperbolehkan bagi istri menjeguk atau bersilaturahmi kepada kedua orang tuanya seminggu sekali meskipun suami melarangnya. Artinya, larangan suami dalam hal ini boleh dilanggar.

Kedua pendapat itu hemat kami tidak perlu dipertentangkan. Keduanya bisa dipertemukan dengan kata kunci ada atau tidak adanya mudharat.

Jadi, kebolehan suami melarang istri untuk mengunjungi orang tua mesti dipahami dalam konteks apabila mengunjunginya menimbulkan mudharat bagi istri. Karenanya larangan suami sudah semestinya dipatuhi.

Namun jika tidak mengandung mudharat, maka tidak ada alasan bagi suami melarang istri untuk menjenguk orang tuanya sehingga apabila suami melarang istri untuk menjenguk orang tuanya, ia boleh melanggar larangan tersebut. Sebab, tak ada alasan yang cukup memadai bagi suami untuk melarang istrinya.

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga bisa dipahami dengan baik. Saran kami, perselisihan dalam sebuah keluarga hendaknya didiskusikan secara baik-baik. Dan kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq

Wassalamu’alaikum wr. wb


(Mahbub Ma’afi Ramdlan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 17 Juli 2011

Gedung NU Purbalingga Jadi Bioskop Darurat

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Anak-anak muda Purbalingga khususnya, dan Banyumas Raya pada umumnya, sedang merayakan 6 tahun digelarnya Festival Film Purbalingga, dari tanggal 24-30 Nopember 2012.?

Gedung NU Purbalingga Jadi Bioskop Darurat (Sumber Gambar : Nu Online)
Gedung NU Purbalingga Jadi Bioskop Darurat (Sumber Gambar : Nu Online)

Gedung NU Purbalingga Jadi Bioskop Darurat

Salah seorang panita Bowo Leksono mengatakan bahwa Kabupaten Pualingga tidak punya gedung kesenian atau tempat yang memadai, nyaman, dan merakyat.

Sebab itu, Panitia Enam Tahun Festival Film Purbalingga datang ke Pengurus Cabang NU Kab. Purbalingga guna minta izin untuk memakai Gedung NU Purbalingga di Jalan May Jen. Panjaitan Nomor 61, Purbalingga, Jawa Tengah.

Tak berbelit-beli, jadilah Gedung NU berubah jadi bioskop darurat. Tujuh film pendek terbaik sepanjang Festival Film Purbalingga (FFP) diputar sebagai rangkaian dari 6 Tahun Festival Film Purbalingga Sabtu (24/11) malam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketujuh judul film itu adalah “Pasukan Kucing Garong” film favorit pentonton Parade Film Purbalingga 2007, “Glue (Ada Apa dengan Bani)” film favorit SMA Purbalingga Film Festival 2008, “Sandal Jepit” film terbaik SMA Purbalingga Film Festival 2009, “Endhog” film terbaik SMA Festival Film Purbalingga 2010, “Kalung Sepatu” film terbaik SMA Festival Film Purbalingga 2011, “Mentari di Sambirata” film terbaik SMA Festival Film Purbalingga 2012, dan “Langka Receh” film terbaik SMP Festival Film Purbalingga 2012.

Di jejaring sosial Facebook, Bowo Leksono menulis, ”Matur nuwun sedulur-sedulur Nahdiyin Purbalingga. Kalian yang tahu kebutuhan aktualisasi kami.”?

Penulis: Hamzah Sahal

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Ulama, Pendidikan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 16 Juli 2011

Lembaga Dakwah PWNU Jateng Gelar Pelatihan Dakwah Transformatif

Batang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Selama dua hari, Sabtu-Ahad (3/9-4/9) Lembaga Dakwah PWNU Jawa Tengah menyelenggarakan Pelatihan Dakwah Transformatif. Kegiatan yang dihelat di Pendopo Pemerintah Kabupaten Batang, Jawa Tengah ini dihadiri 60 muballigh NU dari berbagai daerah di Jawa Tengah.

Dalam sambutannya, KH Syamani Syarani, Ketua Lembaga Dakwah PWNU Jateng mengapresiasi langkah Lembaga Dakwah PBNU dalam mengembangkan potensi dan kompetensi Pengurus Wilayah NU di Jawa Tengah. ?

Lembaga Dakwah PWNU Jateng Gelar Pelatihan Dakwah Transformatif (Sumber Gambar : Nu Online)
Lembaga Dakwah PWNU Jateng Gelar Pelatihan Dakwah Transformatif (Sumber Gambar : Nu Online)

Lembaga Dakwah PWNU Jateng Gelar Pelatihan Dakwah Transformatif

"Alhamdulillah akhirnya kegiatan ini bisa terselenggara dengan dukungan berbagai pihak, khususnya Pemkab Batang. Terima kasih kepada Kiai Wahfiudin telah mengajak Bupati Batang, H. Yoyok Riyo Sudibyo turut mendukung acara ini," jelas Kiai Syam’ani.

Kabag Kesra Pemkab Batang, A. Handy Hakim, sangat mendukung program ini. "Pak Yoyok mohon maaf tidak bisa bergabung karena sedang tugas ke luar kota. Pemkab Batang sangat terbantukan dengan dakwah yang disampaikan oleh dai-dai NU," ujarnya mewakili Bupati.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Tengah, KH Abu Hafsin mengutarakan jika dai NU harus mampu menjadi agen perubahan. "Dunia dakwah memerlukan dai yang spiritual. Maka kita perlu belajar tasawuf," pungkasnya saat diminta membuka pelatihan.

Turut hadir dalam pembukaan, Pengurus Lembaga Dakwah PBNU, KH. Wahfiudin Sakam; Dandim Batang, Kapten Purbo Suseno; Wakapolres Batang, Inspektur Polisi Satu Marsono serta Ketua Yayasan Serba Bakti Pesantren Suryalaya Korwil Jawa Tengah, KH. Anhari. (Nugraha Romadhan/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 15 Juli 2011

Penerapan PDF di Pesantren Al-Mubarok Manggisan Wonosobo

Pondok Pesantren Al-Mubarook Manggisan, Wonosobo, Jawa Tengah, yang diasuh KH Nur Hidayatullah sudah satu semester ini melaksanakan program Pendidikan Diniyah Formal (PDF). Jenjang PDF yang sudah berlangsung adalah ulya yang setingkat dengan madrasah aliyah atau SMA.

PDF di Pondok Pesantren Al-Mubarook diluncurkan Menteri Agama Republik Indonesia pada 25 Mei 2015 di pondok pesantren setempat bersamaan dengan rangkaian acara haflah akhir tahun.

Penerapan PDF di Pesantren Al-Mubarok Manggisan Wonosobo (Sumber Gambar : Nu Online)
Penerapan PDF di Pesantren Al-Mubarok Manggisan Wonosobo (Sumber Gambar : Nu Online)

Penerapan PDF di Pesantren Al-Mubarok Manggisan Wonosobo

Menurut Nasir, sekretaris Pesantren Al-Mubarok yang turut menangani PDF, setelah pesantren memiliki PDF, santri yang berminat mengikuti sekolah umum nantinya tidak diperbolehkan sekolah di lembaga pendidikan formal luar pondok, karena sudah mempunyai pendidikan formal sendiri. Hal itu untuk menjaga stabilitas peraturan pondok lantaran terdapat kesamaan jadwal dalam keseharian santri dalam mengikuti pembelajaran di pesantren.

"Bagi santri yang sudah sekolah di luar sejak sebelum berdirinya PDF maka itu mendapat toleransi, dipersilakan melanjutkan hingga selesai," kata pengurus pondok asal Jepara tersebut kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (15/2/2016).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pendidikan Diniyah Formal yang sudah berjalan di Pesantren Al-Mubarok mengajarkan 21 mata pelajaran (mapel). Lima di antaranya merupakan mapel umum, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Bahasa Inggris. Selebihnya adalah mapel dalam pelbagai cabang ilmu Islam yang semuanya berbasis kitab kuning.

Para guru PDF Pesantren Al-Mubarok, lanjut Nasir, untuk mapel keislaman semuanya direkrut dari dalam Pesantren Al Mubarook sendiri, yaitu para santri senior yang sudah kompeten berbagai cabang ilmu Islam meski mereka belum menyandang Sarjana Pendidikan Islam. Sementara untuk pengajar mapel umum pihak pondok merekrut para guru profesional sesuai jurusan bidang mapel masing-masing dari pengajar yang sudah sarjana.

Di antara mapel keislaman yang diajarkan di PDF Pesantren Al-Mubarak antara lain adalah dalam cabang tafsir memakai kitab Tafsir Jalalain, ilmu tafsir (kitab al-Itqaan fii Ulumil-Quran), balaghah (kitab Jauharul Maknun), ilmu kalam (kitab al-Iqtisad fil Itiqad), fiqih (kitab Fathul Muin), nahwu-saraf menggunakan Alfiyah Ibnu Malik, tauhid (kitab Husun al-Hamidiyah), tarikh (kitab al-Rahiqul Makhtum), dan untuk cabang akhlak-tasawuf (kitab Kifayatul Atqiya).

Secara terpisah, Aris, staf pegawai Kemenag Wonosobo bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok pesantren, menyatakan pondok pesantren Al-Mubarak dapat mengikuti bahkan menjadi yang pertama membuka PDF ini karena sudah memenuhi kriteria yang disyaratkan.

"Pertama, Pesantren Al-Mubarok merupakan pesantren salaf murni yang belum memiliki pendidikan formal. Kedua, Al-Mubarok sudah memiliki jumlah santri lebih dari tiga ratus santri yang semuanya mukim di pondok yang dibuktikan dengan grafik perkembangan jumlah santri 10 tahun terakhir," ujar Aris kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah ditemui di ruang kerjanya, Kantor Kemenag Wonosobo, Senin (15/2/2016).

Merujuk pada laman kemenag.go.id, Pendidikan Diniyah Formal (PDF) merupakan lembaga pendidikan formal di bawah naungan Kementerian Agama yang diselenggarakan oleh dan berada di dalam pondok pesantren dengan menggunakan kurikulum yang terdiri atas pendidikan keagamaan Islam yang berbasis kitab kuning (75 persen dari seluruh beban pelajaran) dan pendidikan umum (25 persen dari seluruh beban pelajaran).

Jenjang pendidikannya terdiri terdiri PDF Ula selama 6 tahun setara SD, PDF Wustha selama 3 tahun setara SMP, PDF Ulya selama 3 tahun setara SMA. Sedangkan jenjang pendidikan tinggi ditempuh pada mahad ali untuk program sarjana, magister, dan doktor. (M. Haromain/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Sunnah, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah