Senin, 31 Juli 2017

Banyak Sejarah Perjuangan Ulama NU Tidak Tertulis

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sejarah perjuangan ulama NU banyak yang tidak tercatat dalam buku-buku sejarah yang selama ini beredar dan menjadi dokumen negara. Hal ini disampaikan Khoirul Anam dalam forum bedah buku Ensiklopedia NU yang digelar di Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang, Sabtu (21/6).

Karenanya, kata salah satu penulis Ensiklopedia NU itu, buku yang diluncurkan PBNU Mei lalu ini merupakan upaya minimalis dalam mencatat dan mendokumentasikan sejarah NU dalam membangun bangsa Indonesia.

Banyak Sejarah Perjuangan Ulama NU Tidak Tertulis (Sumber Gambar : Nu Online)
Banyak Sejarah Perjuangan Ulama NU Tidak Tertulis (Sumber Gambar : Nu Online)

Banyak Sejarah Perjuangan Ulama NU Tidak Tertulis

“Ini adalah upaya minimalis, dan masih banyak cerita-cerita yang belum bisa termuat dalam buku 4 jilid ini,” beber Anam mengawali diskusi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Anam mengungkapkan, salah satu sejarah besar perjuangan ulama NU yang tidak tercatat itu adalah perjuangan pendiri NU dalam mengobarkan Resolusi Jihad dalam rangka mempertahankan Tanah Air dari ancaman penjajahan. “Ini karena orang NU tidak terlibat aktif dalam penulisan buku buku sejarah," tuturnya.

Abdul Ghofur Maimoen Zubair yang turut menjadi narasumber bedah buku itu meminta agar sejarah pendidikan di pesantren dan madrasah mendapatkan perhatian untuk ditulis. Menurutnya, metode dan kurikulum madrasah sangat unik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

”Bagaimana kurikulum pesantren dan madrasah bisa seperti itu, dari mana para kiai ulama membuat kurikulum pendidikan madrasah. Karena kurikulum madrasah lebih baik dari kurikulum yang ada sekarang,” ujar putra KH Maimoen Zubair ini.

Gus Ghofur, sapaanya, mengatakan, untuk memperkaya referensi Ensiklopedia NU perlu juga menambahakan karya khas ulama pesantren asli Indonesia yang selama ini belum terpublikasikan.

“Seperti tafsir Al-Quran 30 juz yang telah ditulis ulama pesantren Cirebon, belum lagi hadits dan kitab-kitab lain yang asli karya ulama pesantren Indonesia,” pintanya.

Sementara itu, Ketua PBNU M Imam Azis mengatakan, soal buku 4 jilid ini, pihaknya menginginkan adanya referensi sejarah nasionalisme yang bisa ditanamkan para ulama dan santri di Nusantara ini.

”Nasionalisme santri telah terbangun dan telah dirintis para ulama tidak hanya disini, tetapi jaringan membangun nasionalisme juga sudah terbangun para ulama belajar di Makkah,” tuturnya.

PBNU, lanjut Imam, ingin melacak peradaban santri yang di dalamnya NU menjadi pelopor nasionalisme. ”Peradaban santri Ahlus sunah Waljamaah, baik di Jawa, Sumatera maupun di daerah-daerah lain dan bagaimana ke depannya nanti nasionalisme dibangun,” tandasnya.

Ensiklopedia NU diluncurkan pertama kali di aula PBNU, 16 Mei 2014 atau bertepatan dengan peringatan hari lahir NU ke-91 yang jatuh pada 16 Rajab 1435 H. Ensiklopedia ini mengungkap berbagai peristilahan dalam khazanah pesantren, tradisi keislaman lokal, tokoh, fragmen sejarah, dan keorganisasian. (Muslim Abdurrahman/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Berita, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 30 Juli 2017

Corak dan Visi Islam Indonesia Cocok Pimpin Dunia

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Islam yang berkembang di Indonesia menghargai kebhinekaan dan hak asasi manusia memiliki posisi istimewa dalam era globalisasi. Pandangan Islam seperti inilah yang layak menjadi anutan karena tidak ada bangsa yang sekarang eksklusif menutup diri pada pihak lain.

Corak dan Visi Islam Indonesia Cocok Pimpin Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Corak dan Visi Islam Indonesia Cocok Pimpin Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Corak dan Visi Islam Indonesia Cocok Pimpin Dunia

Rais Syuriyah PBNU KH Masdar F Mas’udi berpendapat dengan penghargaan terhadap nilai universal, Indonesia layak memimpin dunia Muslim. Sikap moderat Islam Indonesia salah satunya karena menganut teologi Syafii yang menganut nilai tawassuth atau nilai tengah. Imam Syafii menyatakan “Pendapat saya benar, tapi mungkin salah, pendapat anda salah, tapi mungkin ada benarnya”. Tidak ada klaim pemutlakan kebenaran terhadap diri sendiri, tetapi terdapat pengakuan pilihan orang lain.

“Ini juga yang membantu tidak mati-matian mempertahankan labelling Islam untuk negara Indonesia. Indonesia negeri untuk umat Islam, tetapi kita menerima kehadiran Indonesia yang tidak secara formal menyebut dirinya negara Islam,” katanya dalam diskusi yang digelar oleh ISNU baru-baru ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Visi Islam Indonesia ini berbeda dengan yang diusung oleh para pengikut Islam fundamentalis yang memaknainya tak sekedar sosiologis, tetapi secara politik formal. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Tuhan memerintahkan negara yang berkeadilan dan menegaskan, akan bertahan abadi pemerintahan yang berkeadilan, walau kafir dan akan runtuh sebuah pemerintahan yang dholim, meskipun Islam. Kata kuncinya keadilan. Ini norma yang inklusif, tidak memandang agama atau suku,“ paparnya.

Teruji Zaman

Dalam rentang sejarah yang panjang, Islam Indonesia juga telah menunjukkan kemampuannya bertahan menghadapi tantangan zaman. Pada masa penjajahan Belanda, terdapat upaya Kristenisasi yang kuat, tetapi ternyata kurang berhasil dalam misinya.

Selanjutnya, pada zaman Orde Lama, Komunisme tumbuh subur dengan dukungan kuat dari luar negeri baik secara politik dan militer, tetapi dalam waktu yang tak terlalu lama, sudah tergulung oleh zaman.

Pada masa awal Orde Baru, sekali lagi, Islam berusaha dilemahkan. NU dipangkas kakinya karena tidak boleh memiliki kepengurusan di tingkat basis dan para tokohnya diintimidasi, tetapi di akhir masa Soeharto, Islam malah tumbuh semakin subur. 

“Tampaknya Islam ditakdirkan menjadi corak dasar kehidupan keberagamaan Indonesia. Peristiwa sejarah yang memojokkan Islam tidak mempan,” katanya. 

Dalam konteks internasional, terdapat beberapa negara yang berpotensi memimpin dunia Islam. Pertama adalah Turki yang memiliki sejarah besar di masa lalu sebagai pusat pemerintahan Turki Utsmani. Sayangnya, Turki ingin dianggap sebagai bagian dari peradaban Eropa, yang berakar dan berlatar belakang Kristen. Jika ingin bergabung dengan Uni Eropa, ia harus menyesuaikan banyak aturan hukumnya dengan nilai-nilai Eropa yang dalam banyak hal tidak sesuai dengan karakter dasar Islam. Turki bersikap ambigu karena dengan gampang ditundukkan nilai-nilai Barat.

Selanjutnya adalah Iran. Satu-satunya negara Islam yang mampu mengembangkan nuklir sendiri, memiliki kualitas SDM yang bagus yang telah teruji sejak zaman dahulu. 70 persen Ilmuwan Islam zaman dahulu berasal dari Persia. Sayangnya teologi syiah yang dipegangnya menimbulkan resistensi luar biasa dari kelompok Sunni.

Saudi Arabia, bagi musim awam, memiliki keunggulan karena disana ada Haramain, tetapi untuk menjadi imamnya umat Islam di dunia, dibutuhkan banyak prasyarat berupa ekonomi, militer dan teknologi. Ekonomi Saudi hanya tergantung pada minyak bumi yang suatu saat akan habis sementara aspek lainnya, ia sangat lemah. Apalagi jika ada internasionalisasi kota Makkah dan Madinah, daya tawar Saudi akan semakin lemah.

Lalu, terdapat Malaysia, yang sekarang cukup maju secara ekonomi dan ilmu pengetahuan, tetapi terlalu kecil. Pakistan dan Bangladesh merupakan negara yang rapuh dengan permasalahan internal yang kompleks.

“Sekarang tinggal Indonesia. Jika lebih serius membangun, pasti berhasil. Kita memiliki kekayaan alam yang luar biasa, penduduknya banyak, lokasinya yang strategis, ada pula energi panas bumi yang tidak pernah habis. Tinggal bagaimana kita mengelola potensi ini,” tandasnya.

Penulis: Mukafi Niam 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketum PBNU Bangga Jokowi Menyebut Prabowo "Sahabat Baik Saya”

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum PBNU KH Said Aqi Siroj menyatakan salut dan bangga atas kehadiran mantan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa dalam pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo dan Jussuf Kalla, Senin (20/10).

Ia juga menyatakan bangga kepada Jokowi yang menyebut Prabowo dan Hatta sebagai “Rekan dan sahabat baik saya.”

Ketum PBNU Bangga Jokowi Menyebut Prabowo Sahabat Baik Saya” (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum PBNU Bangga Jokowi Menyebut Prabowo Sahabat Baik Saya” (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum PBNU Bangga Jokowi Menyebut Prabowo "Sahabat Baik Saya”

“Bahkan saat menyatakan hal itu, Pak Jokowi mendapatkan applaus yang cukup lama dari para hadirin,” kata Said Aqil di kantor PBNU, usai menghadiri pelantikan di gedung MPR/DPR, Senin (20/10) pagi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakannya, para pemimpin negeri ini telah menunjukkan contoh yang baik kepada seluruh rakyat Indonesia sehingga transisi kepemimpinan nasional berlangsung aman dan damai.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

KH Said Aqil Siroj juga menyampaikan penghargaan kepada Presiden ke-6 Susilo Bambang Yuhoyono (SBY) yang telah mengawal proses transisi demokrasi Indonesia dengan cukup baik.

“Pak SBY luar biasa, selain meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata 5 persen, beliau juga telah mengawal demokrasi di Indonesia sehingga berwibawa di tingkat internasional. Tidak ada nyawa melayang dalam proses pergantian kepemimpinan,” katanya.

Terkait isi pidato pertama presiden Jokowi yang disampaikan sesaat setelah pelantikan, Said Aqil mengaku tertarik dengan pernyataan yang eksplisit menyebut profesi nelayan, buruh, petani, para pedagang pasar, para pedagang asongan, dan sopir. “Kita berharap Pak Jokowi merealisasikan janji-janjinya selama kampanye,” katanya.

Dalam pidatonya Jokowi juga menegaskan posisi Indonesia sebagai negara maritim. Seperti Presiden ke-4 RI KH Abdurahman Wahid (Gus Dur), Jokowi juga bertekad mengembalikan kejayaan di laut. ‘Jalesveva Jayamahe. “Perlu diingat Gus Dur yang merintis Departemen Kelautan,” kata Kang Said.

Ditambahkan, NU akan selalu berada di belakang pemerintahan yang sah dan mengawal program-program pemerintah yang pro rakyat. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pelajar NU Jateng Mesti Tanggap Kasus Pendirian Pabrik Semen

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pegiat lingkungan hidup Agung Setiyadi mengajak pengurus IPNU Jawa Tengah untuk mengawal rencana pembangunan oleh Pemda Jateng. Pasalnya, konsep pembangunan Pemda kerap kali bertabrakan dengan kelestarian alam. Misalnya rencana pendirian pabrik semen di Pati, Rembang, dan sekitarnya yang berdaya rusak tinggi terhadap cadangan air di wilayah setempat.

Pelajar NU Jateng Mesti Tanggap Kasus Pendirian Pabrik Semen (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Jateng Mesti Tanggap Kasus Pendirian Pabrik Semen (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Jateng Mesti Tanggap Kasus Pendirian Pabrik Semen

"Seperti halnya kasus pabrik semen yang ada di Pati, kami juga melakukan kajian bahwa pembangunan pabrik semen ini dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Dari data itu kami melakukan advokasi untuk menolak pembangunan pabrik itu," kata Agung dalam seminar Perubahan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan yang diselenggarakan IPNU Jawa Tengah, Senin (13/10).

Agung berharap pemerintah melakukan kajian terhadap lingkungan terlebih dahulu sebelum menyetujui proyek-proyek yang berindikasi bukan sekadar mengganggu lingkungan, tetapi juga menghancurkan sendi-sendi sumber daya alam setempat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada seminar di ruang pertemuan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Semarang ini, Agung mengingatkan peran pelajar akan keberlangsungan alam semesta. Pelajar NU, menurut Agung, bisa mengambil peran kajian dan peran gerakan lingkungan.

IPNU, Agung menambahkan, sangat strategis dalam pergerakan lingkungan hidup. Hal ini bisa dilihat dari basis kompetensi pelajar dan basis kuantitas pelajar NU yang sangat banyak sebagai amunisi pergerakan. (Riful Mazid Maulana/Alhafiz K)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nahdliyin Bangkalan Doakan Gaza dalam Nuzulul Quran

Bangkalan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Warga NU Bangkalan mengisi peringatan Nuzulul Quran dengan istighotsah yang dipimpin Mustasyar NU Bangkalan KH Syarifuddin Damanhuri untuk perdamaian di jalur Gaza, Kamis (17/7). Difasilitasi PCNU Bangkalan, mereka melantunkan doa bersama yang dipandu Habib Sholeh Ali Smith dan Ketua PCNU KHR Fachrillah Ascahall di Masjid Agung Bangkalan.

Ketua panitia, KH Makki Nasir menyatakan rasa syukur atas penyelanggaraan Nuzulul Quran pertama oleh PCNU Bangkalan. “Meski perdana, Alhamdulillah pengurus NU mulai dari tingkat cabang hingga ranting hadir. Penyelenggaraan ini murni hasil swadaya murni warga NU sekabupaten Bangkalan.”

Nahdliyin Bangkalan Doakan Gaza dalam Nuzulul Quran (Sumber Gambar : Nu Online)
Nahdliyin Bangkalan Doakan Gaza dalam Nuzulul Quran (Sumber Gambar : Nu Online)

Nahdliyin Bangkalan Doakan Gaza dalam Nuzulul Quran

Sementara Ketua PCNU Jember KH Abdullah Syamsyul Arifin yang hadir sebagai penyampai taushiyah membahas penekanan pengamalan Al-Qur’an dalam hidup keseharian. Segala aktivitas yang dilandasi nilai-nilai Al-Quran akan menghasilkan sebuah manfaat besar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Al-Quran harus membudaya dalam sikap keseharian di tengah lingkungan kita,” kata Kiai Abdullah.

Di akhir taushiyah, ia mengimbau warga NU tidak terprovokasi terkait pilpres. Menurutnya,  tugas warga NU sudah selesai dengan memilih Capres-Cawapres sesuai kecocokan hati masing-masing.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Jangan beraksi dan bertindak terkait ajakan-ajakan sebagai akibat dari keputusan penetapan hasil Pilpres nanti,” tandas Kiai Abdullah. (Supandi/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pemurnian Aqidah, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 29 Juli 2017

Kuliner Sore Ramadhan di Jalan Petak Damai

Nganjuk, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Bulan Ramadhan memang bulan penuh berkah. Setiap Ramadhan tiba, tidak sedikit pasar dadakan digelar. Salah satu di antaranya pasar di kecamatan ? Bagor kabupaten Ngajuk itu, Pasar Sore Ramadhan di kelurahan Petak Damai, Nganjuk.

Kuliner Sore Ramadhan di Jalan Petak Damai (Sumber Gambar : Nu Online)
Kuliner Sore Ramadhan di Jalan Petak Damai (Sumber Gambar : Nu Online)

Kuliner Sore Ramadhan di Jalan Petak Damai

Di pasar yang membentang di sepanjang jalan Petak Damai ? ini, antrean panjang warga yang berdesakan bukan pemandangan baru. Banyak pengunjung datang untuk sekadar melihat-lihat atau membeli makanan buat hidangan buka puasa.

Berbagai macam aneka rupa makanan kecil hingga makanan utama dijajakan para pedagang yang berbaris memanjang dari pintu gerbang sampai pertengahan jalan kampung. Bagi pecinta wisata kuliner, pasar sore Petak Damai ? bisa menjadi rujukan yang menambah kaya khazanah di dunia kuliner.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Makanan khas jajanan pasar mendominasi hampir semua stan para pedagang. Sebut saja kue Lapis yang berwarna kuning kontras dengan warna coklat kehitaman di bagian bawah serta penempatan di nampan merah membuat makanan ini mencuri fokus setiap pengunjung.

"Jajanan pasar ini menjadi salah satu favorit pengunjung. Kita sering kewalahan dengan permintaan kue tersebut," kata Rika, salah seorang penduduk setempat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Salah satu keunikan dari pasar ini adalah pemandangan pengunjung ? yang saling berdesakan satu dengan yang lain. Tidak ada ? keributan antarpengunjung. Toleransi pengunjung yang masuk dan keluar menjadi semacam kesepatakatan tidak tertulis.

Keunikan lainnya ialah tidak adanya kompetisi di antara para pedagang makanan itu. Semua menggelar dagangan. Semua percaya pada rezeki serta peruntungan masing-masing. Mereka bahkan saling bertukar uang kembalian, serta saling menawarkan dagangan tetangganya ketika mendengar ada permintaan pembeli yang tidak dapat dipenuhinya.

Untuk menjaga kenyamanan dan keamanan para pengunjung, kalangan mustadh’afin yang kurang beruntung hanya diwajibkan untuk menyiapkan kalengnya di bibir pintu masuk. Sementara pihak RT dan RW setempat bertanggung jawab sebagai pengelola pasar tersebut sehingga keteraturan bisa disaksikan di pasar sore ini. (Atik Fatmawati/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 28 Juli 2017

ICIS Bakal Didaftarkan ke PBB

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Setelah dua kali menggelar pertemuan (23-25 Februari 2004 dan 20-22 Juni 2006), International Conference of Islamis Scholar (ICIS) bakal didaftarkan ke Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Organisasi yang menghimpun para ulama dan cendekiawan muslim sedunia yang digagas Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini akan memiliki keanggotaan di PBB.

Insya Allah, tanggal 21 September besok, ICIS akan didaftarkan ke PBB,” kata Ketua Umum PBNU yang juga Sekretaris Jenderal ICIS kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah usai bersilaturrahim dengan para petinggi Pimpinan Pusat (PP) Lembaga Dakwah (LD) NU, di Kantor PBNU Jalan Kramat Raya, Jakarta, Selasa (5/9) kemarin.

ICIS Bakal Didaftarkan ke PBB (Sumber Gambar : Nu Online)
ICIS Bakal Didaftarkan ke PBB (Sumber Gambar : Nu Online)

ICIS Bakal Didaftarkan ke PBB

Menurut Hasyim, demikian panggilan akrab Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jawa Timur ini, pendaftaran tersebut penting dilakukan sebagai upaya memperluas partisipasi ICIS, yang mengusung gerakan Islam moderat itu, di tingkat dunia.

“Kepada PBB kita (ICIS, red) harus mendaftarkan sebagai NGO (Non Government Organization) yang diakui oleh PBB. Sehingga pada setiap sidang umum PBB, ICIS punya keanggotaan,” terang mantan Ketua Pengurus Wilayah (NU) Jawa Timur ini.

Selain itu, kata Hasyim, sebagai organisasi yang diikuti sekitar 300 ulama/cendekiawan muslim dari 53 negara itu, ICIS juga perlu menjalin hubungan dengan organisasi sejenis. “Jadi, ICIS itu harus berkenalan dengan lembaga internasional agama sejenis dari negara luar negeri, seperti Robitoh Alam Islami di Saudi Arabia, Robitoh Dakwah Adwali di Libya. Juga sebagai peninjau di OKI (Organisasi Konferensi Islam, red), ungkapnya. (rif)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Cerdas Cermat, 20 Grup Pelajar NU Unjuk Kecepatan

Cirebon, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebanyak 20 grup mewakili komisariat IPNU dan IPPNU di kabupaten Cirebon memadati Kantor NU Center, Sumber, Ahad (9/3) pagi. Mereka mengadu kecepatan dan pengetahuan dalam cerdas cermat yang digelar PCNU kabupaten Cirebon dalam peringatan harlah ke-88 NU.

Cerdas Cermat, 20 Grup Pelajar NU Unjuk Kecepatan (Sumber Gambar : Nu Online)
Cerdas Cermat, 20 Grup Pelajar NU Unjuk Kecepatan (Sumber Gambar : Nu Online)

Cerdas Cermat, 20 Grup Pelajar NU Unjuk Kecepatan

Peserta lomba merupakan perwakilan anak cabang serta komisariat IPNU dan IPPNU di SMA, Pesantren, bahkan SMP. Untuk sampai di babak final, mereka harus melalui babak penyisihan dan babak semifinal.

Perlombaan ini dijurikan oleh pengurus harian cabang Fatayat NU, GP Ansor, dan Pembina IPNU dan IPPNU Cirebon. Materi yang dijadikan soal menyangkut perihal wawasan keislaman, ke-NUan, Keaswajaan, Kebangsaan, dan pengetahuan umum.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penanggung jawab lomba cerdas cermat Murjiah mengatakan, lomba ini diformat sebagai ajang silaturahmi antarpelajar NU. Terutama sekali kata Murjiah, “Evaluasi terhadap tunas-tunas NU dalam memahami tradisi ke-NUan, Keaswajaan, Kebangsaan, dan wawasan umum.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Setelah melewati tiga babak itu, grup perwakilan komisariat MAN Kalimukti keluar sebagai pemenang lomba skor tertinggi. Sedangkan juara kedua diraih oleh grup perwakilan anak cabang Depok. Juara ketiga, grup perwakilan anak cabang Losari.

Tiga pemenang ini akan mendapat trofi, uang pembinaan, dan piagam penghargaan. Penyerahan hadiah akan diserahkan pada acara puncak peringatan harlah ke-88 PCNU kabupaten Cirebon di stadion Ranggajati Sumber, Sabtu, 15 Maret 2014. (Marleni Adiya/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bush Jangan Hanya Merepotkan, tapi Bawa Manfaat

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Beberapa hari belakangan ini, Pemerintah Indonesia disibukkan dengan persiapan menyambut Presiden Amerika Serikat George W Bush 20 November mendatang. Seharusnya, kedatangan Bush tidak hanya merepotkan, tapi membawa manfaat.

“Celaka, kalau kedatangan Bush hanya merepotkan kita yang sudah repot. Dan bodoh, kalau kedatangannya menambah kerepotan kita,” kata Ketua PBNU KH Masdar Farid Mas’udi usai menjadi pembicara dalam Sarasehan Agama Melawan Korupsi di Hotel Pandanaran Semarang, Jalan Pandanaran, Kamis (9/11) kemarin.

Masdar menegaskan, pemerintah harus bisa memanfaatkan kedatangan Bush di Indonesia. Saat ini, posisi orang nomor satu di AS itu berada di titik lemah setelah Partai Demokrat berhasil menguasai parlemen dalam pemilihan beberapa hari lalu.

Bush Jangan Hanya Merepotkan, tapi Bawa Manfaat (Sumber Gambar : Nu Online)
Bush Jangan Hanya Merepotkan, tapi Bawa Manfaat (Sumber Gambar : Nu Online)

Bush Jangan Hanya Merepotkan, tapi Bawa Manfaat

“Mengambil manfaat apa dan bagaimana, itu yang harus dijawab Presiden SBY. Jadi ini bukan soal menolak atau menerima, tapi dari agenda itu, kita dapat apa,” tukas Masdar.

Direktur Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M) Jakarta ini menambahkan, terlalu mahal biaya yang dikeluarkan pemerintah dan masyarakat Indonesia jika Bush tak membawa manfaat apa pun. “Yang didapat Bush maupun Indonesia harus seimbang,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sah-sah saja jika dalam interaksi politik dua pihak bertemu, lalu berharap mendapatkan sesuatu. Sebagai negara Islam terbesar dengan iklim demokrasi yang cukup memadai, Indonesia bisa menekan AS untuk berbuat lebih adil, berhati nurani, dan menggunakan akal sehat dalam percaturan dunia,” papar Masdar.

Masdar yakin semua negara ikhlas dipimpin siapa pun, entah itu Amerika atau negara lain. Namun, pemimpin itu harus berperilaku baik, tak mengedepankan nafsu berkuasa dan tak menggunakan cara destruktif dalam menyelesaikan masalah. (hrb)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 27 Juli 2017

Daftar Haji Sekarang, Berangkat 17 Tahun Lagi

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Saat ini rasanya tidak mudah berangkat bagi kaum muslim untuk menunaikan ibadah haji. Meski punya uang cukup, pemberangkatan tidak serta merta bisa dilakukan. Sebab antreannya sangat panjang. Bayangkan saja, jika mendaftar tahun ini, calon jamaah baru bisa berangkat setidaknya 17 tahun lagi atau pada tahun 2031. Ini khusus bagi warga Kota Probolinggo.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Probolinggo Muhammad mengakui panjangnya antrean menjadi penyebab lamanya masa tunggu itu. Meski demikian, hal itu tidak menurunkan animo masyarakat untuk berangkat haji.

Daftar Haji Sekarang, Berangkat 17 Tahun Lagi (Sumber Gambar : Nu Online)
Daftar Haji Sekarang, Berangkat 17 Tahun Lagi (Sumber Gambar : Nu Online)

Daftar Haji Sekarang, Berangkat 17 Tahun Lagi

“Apalagi pendaftar di bawah usia 50 tahun. Hampir tiap hari kami menerima pendaftaran baru,” ungkapnya, Kamis (22/1).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di sisi lain, banyaknya pendaftar juga diperparah dengan adanya keputusan pemerintah Arab Saudi yang membatasi kuota jamaah asal Indonesia hingga 20 persen. Waktu pemberangkatan pun semakin panjang.

Sementara jumlah pendaftar tiap tahun, jauh lebih banyak dibandingkan dengan jamaah yang diberangkatkan. Di Kota Probolinggo, rata-rata tiap tahun ada 300 orang pendaftar haji. Sedangkan untuk pemberangkatan rata-rata yang berangkat berjumlah 150-200 orang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk mendapatkan porsi haji, seorang calon jamaah harus menyetor dana minimal Rp. 25 juta per kepala. “Kalau sudah menyetorkan dana, baru bisa mempunyai nomor porsi. Dari sana bisa diketahui kapan yang bersangkutan akan berangkat,” jelasnya.

Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Probolinggo ini sendiri keberatan membeber waiting list (daftar tunggu) jamaah haji di Kota Probolinggo. “Kalau soal itu, kami harus melihat data satu per satu. Itu harus detail. Tapi rata-rata tiap tahun ada 300 orang yang mendaftar haji,” terangnya.

Soal jamaah yang akan diberangkatkan tahun ini, Taufiq memperkirakan jumlahnya sekitar 174 orang. Jumlah tersebut berdasarkan informasi sementara dari Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag Provinsi Jawa Timur.

“Lebih banyak dibandingkan jumlah jamaah pada tahun 2014 sebanyak 134 orang. Pemotongan kuota 20 persen akan berakhir pada tahun 2016 mendatang,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Palestina Curiga Israel Menggali di Bawah Masjid Al-Aqsha

Ramallah, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) akan meminta UNESCO mengirim tim untuk menyelidiki perbuatan Israel terhadap Masjid Al-Aqsha di Jerusalem Timur.

Palestina Curiga Israel Menggali di Bawah Masjid Al-Aqsha (Sumber Gambar : Nu Online)
Palestina Curiga Israel Menggali di Bawah Masjid Al-Aqsha (Sumber Gambar : Nu Online)

Palestina Curiga Israel Menggali di Bawah Masjid Al-Aqsha

"UNESCO mesti turun-tangan dan menyelidiki tindakan ini, terutama penggalian terowongan di bawah Masjid Al-Aqsha," kata Menteri Urusan Luar Negeri PNA Reyad Al-Malki dalam  wawancara radio seperti dikutip Xinhua.

Perhimpunan Al-Aqsha bagi Warisan dan Harta Islam dalam pernyataan pers memperingatkan tentang rencana Israel untuk menggali terowongan di bawah kompleks Masjid Al-Aqsha.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kelompok tersebut menyatakan penggalian itu bertujuan untuk membuat elevator vertikal, pintu masuk dan koridor horizontal di bawah tanah yang menuju daerah Tembok Ratapan Yahudi. 

Pernyataan itu juga mengatakan rencana tersebut akan menelan biaya 10 juta dolar AS untuk mendorong pariwisata Israel di Kota Tua Jerusalem.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Masalah Jerusalem adalah masalah utama yang akan dirundingkan oleh Palestina dan Israel dalam pembicaraan status permanen mereka. 

Palestina ingin bagian timur kota itu menjadi ibu kota negara masa depan mereka, sedangkan Israel mengingini seluruh kota tersebut sebagai ibu kota abadi negara Yahudi. (antara/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Kajian, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketum PBNU: NU Merawat Agama dengan Tradisi

Jakarta,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Fenomena keagamaan mutakhir, menunjukkan gejala semakin mengerasnya kelompok Muslim radikal. Kelompok-kelompok Islam yang melakukan aksi politik dengan simbol agama, mengabaikan tradisi-tradisi yang selama ini menjadi strategi dakwah.

Ketum PBNU: NU Merawat Agama dengan Tradisi (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum PBNU: NU Merawat Agama dengan Tradisi (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum PBNU: NU Merawat Agama dengan Tradisi

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Said Aqil Siroj mengungkapkan betapa pergerakan ormas-ormas Islam yang menyingkirkan tradisi, melupakan sejarah panjang dakwah Islam di negeri ini.

Hal ini, disampaikan Kiai Said, menjelang Peringatan Harlah Nahdlatul Ulama, di kantor PBNU, Jakarta, pada Sabtu (28/01/2017). Peringatan Harlah NU akan diselenggarakan pada 30-31 Januari 2017.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Mereka yang berdakwah dengan kekerasan dan memusuhi seni budaya, lupa dengan sejarah hadirnya Islam di bumi Nusantara. Dakwah Wali Songo dengan cara damai, menggunakan rasa dan seni. Medianya berupa wayang dan suluk-suluk yang menguatkan rasa," ungkap Kiai Said.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Kiai Said, memahami cara dakwah Wali Songo, harus bertahap hingga komprehensif. "Dakwah para wali itu merangkul, bukan memukul. Misalnya, mereka yang suka slametan diajak slametan dulu, yang kemudian diisi dengan ritual Islam, membaca ayat-ayat Al-Quran dan shalawat. Wayang juga sama, ada pesan tentang syahadat dan ajaran Islam," jelas Kiai Said.

Kiai Said berpesan, agar pendakwah Islam haruslah belajar dari Wali Songo. "Strategi Wali Songo dan kiai-kiai pesantren berhasil mengislamkan orang kafir. Ini sudah terbukti. Bukan malah mengkafir-kafirkan orang," terang Kiai Said.

Dalam uraiannya, Kiai Said menjelaskan tentang pentingnya fiqih, akhlak dan tasawuf sebagai rangkaian yang tidak bisa putus.

Menurut Kiai Said, dengan memahami hukum Islam, teladan sikap Rasulullah dan puncak spiritualitas, maka Islam akan menjadi agama yang sejuk dan ramah, bukan agama yang mengerikan. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama, Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dubes Swedia Tanya Islam Indonesia ke PBNU

Jakarta,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Johanna Brismer Skoog berkunjung ke PBNU. Ia bersama dua stafnya diterima Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj di ruangannya, lantai 3 gedung PBNU, Jakarta, Kamis siang (30/10).

Dubes Swedia Tanya Islam Indonesia ke PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Dubes Swedia Tanya Islam Indonesia ke PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Dubes Swedia Tanya Islam Indonesia ke PBNU

Pada pertemuan tersebut, ia menyampaikan beberapa hal yang diterjemahkan Sekretaris Jenderal PBNU H Marsudi Syuhud. Johanna bertanya mulai dari karakter Islam Indonesia, perkembangannya. Kemudian ngobrol kemungkinan kerja sama dalam berbagai bidang seperti pendidikan, kebudayaan, dan antiteroris.

Menjawab pertanyaan tersebut Kiai Said mengatakan, karakter Islam Indonesia, khususnya NU adalah tawasuth, berada di tengah-tengah. Mayoritas Islam Indonesia, dari segi kebudayaan, tidak mengikuti Barat dan juga Timur Tengah. Islam Indonesia adalah Islam yang akrab dengan kebudayaannya sendiri. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kang Said menambahkan, Islam Indonesia adalah Islam rahmatan lil alamin. Islam yang tidak ingin menjadikan agama sebagai dasar negara. Karena menurutnya, jika Islam dijadikan dasar negara, maka oposisi menjadi musuh Islam. Musuh Islam bisa dikatakan kafir. Akibatnya bisa benturan sesama umat Islam sendiri.

“Kita lebih memilih dasar negara tidak berdasar agama, tapi tidak bertentangan dengan agama,” kata kiai yang akrab disapa Kang Said tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

NU, sambung Kang Said, bukanlah partai politik, tapi warganya berada di berbagai partai poitik karena NU membebaskan warganya untuk aktif di partai mana pun. Ia juga menyebutkan lembaga, lajnah dan banom NU kepada tamu-tamunya itu.

Mendapat penjelasan seperti itu, Johanna menginginkan gaya Islam seperti yang berkembang di negaranya. Kemudian ia bertanya lebih tegas lagi soal penerapan syariat Islam pada sebuah negara.

Menurut Kang Said, syariat Islam tidak bisa dipaksakan, apalagi hal itu dilakukan dari atas. “Orang-orang NU itu taat beragama, mengerjakan shalat dan perintah-perintah Islam, tapi tak setuju dengan syariat Islam.

Soal teroris, Kang Said menjamin, dari cara berpikir dan kebudayaannya, warga NU tidak ada yang terlibat dalam gerakan-gerakan terorisme. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 26 Juli 2017

Ini Cara Melaporkan Akun-akun Radikal di Twitter

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Narasi ekstrimisme begitu masif dan viral di media sosial, khususnya Twitter Konten ini sampai mampu menjadi image Islam yang seolah identik dengan kekerasan, perang, dan bom. Dasar ini adalah salah satu alasan bagi The Wahid Institute untuk menggandeng Twitter Indonesia untuk menggelar Workshop Tweet For Peace bersama puluhan aktivis media.

Ini Cara Melaporkan Akun-akun Radikal di Twitter (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Cara Melaporkan Akun-akun Radikal di Twitter (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Cara Melaporkan Akun-akun Radikal di Twitter

Menurut salah satu narasumber dari pihak Twitter Indonesia Roy Simangunsong, twitter memang dibangun berdasarkan konsep freedom of expressions atau kebebasan berekspresi para penggunanya.

“Tetapi kebebasan berekspresi tetap harus menjunjung tanggung jawab dan etika. Sebab itu, Twitter sangat mendukung dalam memerangi radikalisme,” tegas Roy.

Roy mengajak kepada para pengguna twitter untuk melaporkan akun-akun radikal yang berpotensi ke tindakan terorisme dengan melaporkan ke platform yang disediakan oleh Twitter yaitu dengan mengakses: support.twitter.com/forms.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk mendukung gerakan radikal di media sosial, lanjut Roy, twitter juga menyediakan berbagai tools (alat) yang dapat dimanfaatkan oleh para pengguna. Hingga saat ini menurut Roy, tagar atau hashtag merupakan tools yang sangat efektif untuk mempopulerkan konten atau pesan damai. Selain itu, banyak tools-tools lain yang bisa dimanfaatkan.

“Namun demikian, partisipasi aktif dalam menyampaikan konten dan informasi yang baik sangat penting. Karena Twitter juga sangat menekankan konten yang beretika di Twitter,” tutur Roy.

Kegiatan workshop ini dihadiri oleh puluhan aktivis media dan komunitas yang aktif dalam menangkal serta memerangi radikalisme dan terorisme di dunia maya. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gandeng Komunitas Sepatu Roda, Pelajar NU Klaten Galang Dana

Klaten, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pelajar Nahdlatul Ulama Klaten bersama komunitas sepatu roda mengadakan aksi sosial dengan menggalang dana peduli Gaza dari para pengguna jalan. Mereka menggelar yang berlangsung selama dua hari, Sabtu-Ahad (26-27/7) di sekitar alun-alun Klaten dan lokasi Car Free Day.

“Kami berkomitmen untuk menjaga ketertiban umum dan nama baik organisasi dengan tidak turun di jalan raya atau traffic light. Sehingga, kami hanya menyusuri tepi alun-alun Klaten pada hari Sabtu sore,” terang Ketua IPNU Klaten, Ahmad Saifuddin.

Gandeng Komunitas Sepatu Roda, Pelajar NU Klaten Galang Dana (Sumber Gambar : Nu Online)
Gandeng Komunitas Sepatu Roda, Pelajar NU Klaten Galang Dana (Sumber Gambar : Nu Online)

Gandeng Komunitas Sepatu Roda, Pelajar NU Klaten Galang Dana

IPNU-IPPNU Klaten, kata Saifuddin, melibatkan sejumlah pihak dalam menyukeskan kegiatan ini, di antaranya Polres Klaten dan beberapa pelajar di Klaten. “Kami juga bekerja sama dengan komunitas sepatu roda yang memberikan atraksi menghibur dan menarik,” ujar Saifuddin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, aksi sosial ini merupakan tindak lanjut dari rencana yang sudah dipersiapkan sepekan lalu. Aksi sosial ini, selain agar mendapat berkah bulan Ramadhan, juga sebagai bentuk kepedulian kami atas krisis politik, sosial dan kemanusiaan di Gaza Palestina, ujarnya.

Selanjutnya, uang hasil dari penggalangan dana tersebut akan disalurkan ke Gaza Palestina via LAZISNU PBNU. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Salurkan sedekah dan zakat Anda melalui LAZISNU PBNU di nomor rekening BCA 6340.161.481 atau Mandiri 123.000.483.89.77

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 25 Juli 2017

Siapkan Kader Mujahid, PMII Sidoarjo Turun Gunung

Sidoarjo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah? . Upaya untuk menyiapkan kader mujahid, PC PMII Sidoarjo mengadakan acara roadshow atau yang kerap kali disebut "turun gunung" ke Pengurus Komisariat PMII Institut Agama Islam (IAI) Al Khoziny Buduran Sidoarjo Jawa Timur, Selasa (3/3).

Selain untuk menyiapkan para instruktur yang akan memandu kegiatan PKD untuk menyiapkan kader Mujahid. PC PMII Sidoarjo juga menyampaikan salah satu kegiatan kaderisasi yang akan dilaksanakan pada tanggal 3-5 April 2015 yakni Trainning of Instructure ke-2 atau pelatihan untuk instruktur/fasilitator PKD.

Siapkan Kader Mujahid, PMII Sidoarjo Turun Gunung (Sumber Gambar : Nu Online)
Siapkan Kader Mujahid, PMII Sidoarjo Turun Gunung (Sumber Gambar : Nu Online)

Siapkan Kader Mujahid, PMII Sidoarjo Turun Gunung

Menurut Ketua Umum PC PMII Sidoarjo Gigin Anggi Zuarinsa mengatakan, program "turun gunung" ke masing-masing pengurus komisariat se-Sidoarjo ini merupakan amanah dari hasil Rakercab bulan November 2014 lalu serta hasil Konsolnas di Jombang Jatim.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dalam kegiatan ini kami memberi kesempatan kepada pengurus komisariat PMII IAI Al Khoziny untuk memberi saran dan kritik kepada ? pengurus cabang PMII Sidoarjo sebagai evaluasi di bulan ke-6 kepengurusan kami. Selain itu kami juga ingin menyambung tali silaturrahim dengan pengurus komisariat yang ada di Sidoarjo," terangnya.

Ditambahkannya,PMII Al Khoziny Ini adalah komisariat pertama dalam roadshow ini. semoga menjadi tolak ukur untuk agenda "turun gunung" ke komisariat berikutnya. Rencananya, dalam waktu dekat ini PC PMII Sidoarjo juga akan melakukan hal yang sama ke pengurus komisariat yang ada di kota udang ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Insya Allah tanggal 5 Maret ke Universitas Sunan Giri (Unsuri), tangal 6 Maret ke Universitas Maarif Hasyim Latief Sepanjang Sidoarjo, tanggal 10 ke Universitas Muhammaddiyah Sidoarjo, tanggal 12 dua tempat yakni ke Universitas Nahdlatul Ulama Sidoarjo dan STKIP Sidoarjo," paparnya.

Sementara itu, Ketua Komisariat PMII IAI Al Khoziny Haris Aliq mengaku, dengan adanya program kunjungan kerja dari PC PMII Sidoarjo ke komisariat menjadi pecutan semangat anggota dan kader khususnya pungurus komisariat agar tetap menjalankan aktifitas dan meningkatkan ke-PMII-annya.

"Alhamdulillah dengan adanya program kunjungan dari PC PMII Sidoarjo ke komisariat Al Khoziny ini menjadi daya tarik keharmonisan dan kekeluargaan PMII khususnya di Sidoarjo untuk kedepanya menjadi lebih baik," pungkasnya. (Moh Kholidun/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Pertandingan, Pendidikan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

LPN, Kadin dan IPB Tandatangani Komitmen Tingkatkan Produktivitas dan Daya Saing

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menteri Ketenagakerjaan  M Hanif Dhakiri mengajak semua pihak agar secara bersama-sama berpartisipasi aktif dalam percepatan pelaksanaan Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing (selanjutnya disebut “GNP2DS”) di Indonesia.

LPN, Kadin dan IPB Tandatangani Komitmen Tingkatkan Produktivitas dan Daya Saing (Sumber Gambar : Nu Online)
LPN, Kadin dan IPB Tandatangani Komitmen Tingkatkan Produktivitas dan Daya Saing (Sumber Gambar : Nu Online)

LPN, Kadin dan IPB Tandatangani Komitmen Tingkatkan Produktivitas dan Daya Saing

Pernyataan  Menaker itu disampaikan saat  penandatanganan nota kesepahaman antara Sekretaris Lembaga Produktivitas Nasional (LPN) Bambang Satrio Lelono dengan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN)  Bidang Perindustrian Johnny Darmawan serta dengan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Herry Suhardiyanto tentang percepatan pelaksanaan GNP2DS di Jakarta, Kamis (14/9).

“Kita terus tingkatkan produktivitas yang menjadi kunci  peningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional, kesejahteraan dan kualitas kehidupan masyarakat serta daya saing nasional,“ kat Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Bambang Satrio Lelono yang mewakili Menaker M Hanif Dhakiri.

Menaker Hanif selaku Ketua Lembaga Produktivitas  Nasional (LPN) mengatakan percepatan pelaksanaan dan perluasan GNP2DS merupakan suatu keharusan yang perlu didukung oleh semua pemangku kepentingan secara lebih sinergis dan berkesinambungan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Menaker, adanya pemahaman, kesadaran dan komitmen para pemangku kepentingan akan pentingnya peningkatan produktivitas dan daya saing, menjadi  modalitas dasar bagi peningkatan kapabilitas dalam perancangan dan pelaksanaan GNP2DS.

 

Bagi bangsa Indonesia, kata Hanif produktivitas merupakan salah satu isu pembangunan yang menjadi bagian agenda pemerintah, sehingga secara khusus peningkatan produktivitas tercantum dalam Rencana Pembangunan

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jangka Menengah Nasional ketiga (RPJMN) 2015-2019 sebagai bagian dari agenda prioritas nasional.

“Namun melihat perkembangan dan kebutuhan saat ini, gerakan produktivitas harus dilakukan dengan melibatkan berbagai komponen yang ada secara lebih komprehensif, holistik, terstruktur dan masif, baik tingkat lokal maupun nasional, baik pada tataran mikro maupun makro, “ ujar Hanif.

Ditambahkan Hanif,  tujuan penandatanganan nota kesepahaman percepatan pelaksanaan GNP2DS antara LPN, Kadin dan IPB adalah untuk meningkat dan meluasnya jejaring pelayanan peningkatan produktivitas dan daya saing; meningkatnya peran, kapasitas, dan kredibilitas para pihak  dalam percepatan pelaksanaan GNP2DS; 

"Selain MoU ini akan meningkatnya upaya-upaya peningkatan produktivitas di lingkungan dunia usaha, sebagai bagian integral dari GNP2DS; berkembangnya model dan metode peningkatan produktivitas; dan tersedianya data dan informasi yang lengkap, akurat, dan terkini di bidang peningkatan produktivitas"kata Hanif.

Lebih rinci ruang lingkup nota kesepahaman dengan KADIN meliputi sosialisasi dan promosi peningkatan produktivitas di kalangan dunia usaha; pengembangan model dan metode peningkatan produktivitas di semua bidang usaha;  pengembangan program pelatihan, bimbingan, dan konsultansi peningkatan produktivitas di semua bidang usaha;  pengembangan publikasi dan informasi peningkatan produktivitas di kalangan dunia usaha; dan pengembangan jejaring dan kerja sama peningkatan produktivitas dengan institusi di dalam maupun luar negeri.

Sementara ruang lingkup nota kesepahaman dengan IPB meliputi pengembangan program pendidikan dan pelatihan produktivitas di IPB dan mitra kerjanya; pengembangan program penelitian dan konsultansi serta pelayanan peningkatan produktivitas; pengembangan program publikasi, penyebarluasan informasi, dan promosi GNP2DS; dan pengembangan program jejaring dan kerja sama peningkatan produktivitas dengan institusi di dalam maupun di luar negeri. (Red. Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

LAZISNU Kudus Salurkan Dana Santunan ke Yatim dan Duafa

Kudus, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kembali menyalurkan dana santunan  kepada 62 anak yatim dan 20 duafa, Ahad (31/8). Pemberian santunan dilaksanakan bersamaan pada acara pengajian rutin Ahad pahing dan halal bihalal Majlis Wakil Cabang NU (MWCNU) Kecamatan Kota di Kantor NU Jl Pramuka No 20 Kudus.

Ketua  LAZISNU Kudus Syaroni Suyanto mengatakan, penyaluran dana santunan ini merupakan bentuk program kerja lanjutan yang telah dilaksanakan sebelumnya pada bulan Ramadhan lalu. Pada kesempatan ini, para penerima santunan adalah yatama dan duafa dari desa di wilayah kecamatan Kota Kudus.

LAZISNU Kudus Salurkan Dana Santunan ke Yatim dan Duafa (Sumber Gambar : Nu Online)
LAZISNU Kudus Salurkan Dana Santunan ke Yatim dan Duafa (Sumber Gambar : Nu Online)

LAZISNU Kudus Salurkan Dana Santunan ke Yatim dan Duafa

"Santunan di MWC NU Kota ini, kita salurkan dana Rp 5.100.000 dengan rincian Rp 3.100.000 untuk 62 yang masing-masing menerima Rp 50.000/anak dan Rp 2.000.000 untuk duafa diberikan kepada 20 duafa per orang menerima Rp 100.000," terang Syaroni.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

 Ia menambahkan LAZISNU akan terus berupaya mengumpulkan dan mendistribusikan zakat, infaq dan shadaqah secara benar dari para orang kaya, dermawan, muzakki, maupun CSR dari perusahaan. Hingga kini, pihaknya terus menyosialisasikan keberadaan LAZISNU Kudus yang memang baru terbentuk beberapa bulan lalu tepatnya bulan Maret 2014.

 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Karenanya kami mengajak semua pihak membangun kemitraan strategis dengan menyalurkan dana ZIS melalui LAZISNU Kudus dengan no rekening Mandiri Syariah 7064846013 atau langsung ke kantor NU," imbuhnya.

 

Direktur eksekutif LAZISNU Kudus Edi Wicaksana menambahkan Lazisnu  masih terus melakukan penataan kelembagaan sehingga mampu melaksanakan program untuk mengatasi permasalahan ummat.

 

"Termasuk juga, untuk tranparansi pemasukan dan penyaluran dana LAZISNU kami juga akan melaporkan secara terbuka sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik," jelas Edi. (Qomarul Adib/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Quote, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebagai Bagian Dari Komponen Pembangunan, SP/SB Tak Boleh Terjebak Isu Konvensional

Gresik, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah tantangan ketenagakerjaan seperti pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial. Untuk itu, seluruh stakeholder ketenagakerjaan seperti SP/SB harus memaksimalkan perannya untuk bersama-sama menanggulangi persoalan-persoalan tersebut.

Sebagai Bagian Dari Komponen Pembangunan, SP/SB Tak Boleh Terjebak Isu Konvensional (Sumber Gambar : Nu Online)
Sebagai Bagian Dari Komponen Pembangunan, SP/SB Tak Boleh Terjebak Isu Konvensional (Sumber Gambar : Nu Online)

Sebagai Bagian Dari Komponen Pembangunan, SP/SB Tak Boleh Terjebak Isu Konvensional

“Peran organisasi pekerja juga diharapkan tidak melemah, karena berbagai kepentingan yang tidak berhubungan langsung dengan kebutuhan anggota dan keluarganya,” kata Dirjen PHI dan JSK Kementerian Ketenagakerjaan RI (Kemnaker) Haiyani Rumondang saat mewakili Menteri Ketenagakerjaan RI memberikan sambutan pada acara Pengukuhan Pengurus Serikat Karyawan Semen Indonesia (SKSI) Periode 2017-2020 di Gresik, Rabu (20/09).

Haiyani menjelaskan, saat ini Pemerintah Indonesia sedang giat melakukan pembangunan di berbagai sektor. Hal ini menurunya membutuhkan dukungan positif dair seluruh komponen masyarakat. Agar pembangunan tersebut berjalan maksimal dan sesuai dengan target pembangunan.

“Dibutuhkan pemikiran-pemikiran yang konkrit dari SP/SB,” jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk menuju arah tersebut, Haiyani mengimbau agar SP/SB mampu menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Yakni, tuntutan agar seluruh komponen negara lebih interaktif dan saling bersinergi.

Dengan adanya tuntutan ini, maka antara SP/SB dengan pihak pengusaha saat ini tidak boleh menerapkan paradigma yang saling berhadap-hadapan (vis-à-vis). Tetapi paradigma yang digunakan harus diubah menjadi paradigma kooperatif dan sinergis.

Jika SP/SB tidak menyesuaikan paradigma organisasinya sesuai dengan tuntutan zaman, maka organisasi ini akan cenderung terjebak pada isu-isu konvensional seperti Upah Minimum (UM). Menurut Haiyani, UM merupakan jaring pengaman yang tidak akan pernah dapat mensejahterakan pekerja/buruh.

“Jika tidak dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi, maka organisasi akan menjadi statis,” ujarnya.

Oleh karenanya, ia pun menyarankan agar SP/SB membekali anggotanya dengan keterampilan hubungan industrial yang baik. Dengan adanya kemampuan pengelolaan hubungan industrial yang akuntabel dan kredibel, maka hal ini akan turut memperkuat kualitas SP/SB itu sendiri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Pengurus juga harus membekali diri dengan kemampuan substantif yang holistik serta kemampuan berbahasa asing,” paparnya. (Red. Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Humor Islam, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pesantren Wahid Hasyim Peringati Haul Ke-XVI KH Abdul Hadi

Sleman, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pesantren Wahid Hasyim yang terletak di Jalan Wahid Hasyim No. 3, Gaten, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta, menggelar peringatan Haul ke-XVI KH Abdul Hadi As-Syafi’i, Jum’at malam (30/5). ? KH Abdul Hadi As-Syafi’I merupakan sang pendiri Pesantren Wahid Hasyim tahun 1977 M.?

Hadir dalam acara tersebut sebagai pembicara, Rais Syuriah PWNU DIY, KH Asy’ari Abta. Dalam kesempatan tersebut, KH. Asy’ari Abta menceritakan kisah yang pernah diungkapkan oleh KH Ali Maksum.?

Pesantren Wahid Hasyim Peringati Haul Ke-XVI KH Abdul Hadi (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Wahid Hasyim Peringati Haul Ke-XVI KH Abdul Hadi (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Wahid Hasyim Peringati Haul Ke-XVI KH Abdul Hadi

“Ada orang sebut saja namanya fulan. Fulan ini kalau suka terhadap seseorang itu suka sekali, ada juga yang disukai kalau butuh saja, dan ada juga yang sangat dibenci. Suatu saat, fulan ini ditangkap polisi. Dia lalu datang kepada orang yang paling disukai untuk meminta pertolongan. Tapi ternyata orang tersebut tidak bisa menolongnya,” ujar Kiai Asy’ari.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Setelah itu, lanjut Kiai Asy’ari, Fulan meminta tolong pada orang yang disukai kalau pas butuh saja. Orang itu pun tidak bisa menolong si Fulan. Dengan terpaksa, si Fulan meminta pertolongan kepada orang yang dibencinya. Dan di luar dugaan, orang yang dibenci tersebut, malah siap memberikan pertolongan.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sebenarnya, polisi dalam cerita tersebut ya malaikat. Sedangkan ketiga tipe orang tersebut merupakan gambaran dari harta, tetangga dan amal jariah. Ketika orang sudah meninggal, harta tidak akan mampu menolong. Begitu juga dengan tetangga. Hanya amal jariyah-lah yang mampu menolong,” jelas Kiai Asy’ari.?

Ketika orang meninggal, lanjut Kiai Asy’ari, hanya ada tiga hal yang pahalanya tidak pernah putus, yaitu amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak yang shalih. Dan Insya’allah KH Abdul Hadi As-Syafi’I memiliki ketiga-tiganya.?

Di akhir pembicaraan, Kiai Asy’ari berpesan kepada para hadirin agar mempersiapkan putra-putri yang shalih sebagai bekal ketika sudah meninggal nanti. (Nur Rokhim/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 24 Juli 2017

Kecepatan Kereta Api Indonesia

Karena kondisi fisik tidak sehat, Gus Dur dilarang oleh dokter pribadinya untuk bepergian jauh dengan menggunakan pesawat terbang. Ya. Tapi kali ini Gus Dur bepergian menggunakan kereta api.

Si dokter tidak bisa melarang. "Anda mau pergi naik kereta api Gus? Memangnya Anda pikir bisa sampai tepat waktu dengan naik kereta api?" ledek si dokter.

Kecepatan Kereta Api Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Kecepatan Kereta Api Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Kecepatan Kereta Api Indonesia

"Anda jangan meremehkan kereta api Indonesia. Kereta api itu cepat banget loh!" jawab Gus Dur.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kereta api mana yang bisa menandingi kecepatan pesawat terbang?"

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Eh... Jangan salah. Semua kereta api bisa lebih cepat dari pesawat."

"Semua orang juga tahu kalau pesawat itu jelas lebih cepat dibandingkan kereta api!"

"Memang sekarang ini pesawat lebih cepat. Tapi itu karena kereta api baru bisa merangkak. Coba kalau kereta api Indonesia nanti sudah bisa berdiri dan bisa lari. Pasti bakalan jauh lebih cepat dari pesawat," kata Gus Dur, disambut wajah kecut sang dokter. (Ahmad Syaefudin/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Ulama, Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 22 Juli 2017

Kajian Penerapan Adat pada Masyarakat Muslim Indonesia

Oleh? Siti Rahmawati

Konflik perdata di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Berdasarkan data Mahkamah Agung tahun 2011, sengketa perkawinan mencapai 504 atau 75,22 persen, ? waris 20 persen, hibah 1, 79 persen, wakaf ? 0,30 persen, dan istbat nikah 0,30 persen. Dari data tersebut sengketa perkawinan menduduki jumlah terbanyak, hal ini didukung oleh hasil penelitian bahwa konflik terbanyak terjadi dalam perkawinan. Oleh karena itu, manajemen konflik yang tepat diperlukan dalam menjawab permasalahan ini. Resolusi konflik yang tepat mengantarkan pada hubungan sukses sebaliknya resolusi konflik yang gagal berakibat putusanya hubungan (Felicia Ohwovoriole: 2011).?

Secara teoritis, penyelesaian konflik atau sengketa dapat diperoleh dari dua proses, pertama proses litigasi dalam pengadilan, kedua proses non-litigasi yang dilaksanakan di luar pengadilan. Pada tataran praktik, non-litigasi dewasa ini diperankan oleh lembaga-lembaga adat dengan hukum adatnya.?

Terdapat dua pandangan teoritis pihak yang bersengketa memilih menyelesaikan sengketa melalui negosiasi adat (Hifdhotul Munawaroh: 2015). Pertama, pandangan yang merujuk pada kebudayaan sebagai faktor dominan, cara penyelesaian melalui konsensus atau mufakat dapat diterima dan digunakan oleh masyarakat, karena pendekatan itu cocok dengan cara pandang kehidupan masyarakat. Masyarakat mewarisi tradisi kebudayaan yang menekankan nilai keharmonisan dan kebersamaan dalam kehidupan. Kedua, peradilan adat lebih mudah untuk diakses, cepat, murah dan fleksibel. Selaras dengan itu, fokus peradilan adat berusaha melakukan rekonsiliasi dalam menyelesaikan konflik atau sengketa (R.Udphzrun dan Kehinde A Bolaji). Karena pentingnya nilai adat ini, sehingga Simon Fisher mengaskan bahwa untuk menangani konflik secara efektif perlu memahami nilai-nilai sosial, norma-norma, praktik-praktik yang dapat diterima oleh pihak yang terlibat dalam situasi dan lembaga tertentu.

Kajian Penerapan Adat pada Masyarakat Muslim Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Kajian Penerapan Adat pada Masyarakat Muslim Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Kajian Penerapan Adat pada Masyarakat Muslim Indonesia

Eksistensi lembaga adat sebagai media resolusi konflik telah dipraktikkan di belahan dunia, termasuk di negara Islam. G.H Bousqet menemukan bahwa Tunisia mengadopsi hukum adat dalam menyelesaikan kasus hak atas tanah dan pengelolaan wakaf. Begitu juga di Libya melegalkan hukum adat sebagai media rekonsiliasi dalam kasus pembunuhan suku Tibawi untuk mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa, hal ini juga di praktikkan di Afganistan, hukum adat digunakan dalam menyelesaikan kasus pada daerah-daerah tertentu. Sedangkan di Indonesia menggunakan lembaga adat sebagai media resolusi atas konflik pidana maupun perdata. Hal ini terlihat pada masyarakat etnis dalam menyelesaikan kasus-kasus sengketa pada wilayah masing-masing daerah. Penyelesaian konflik di daerah-daerah masih disandarkan pada hukum adat. Hukum adat lahir sebagai warisan interaksi masyarakat terdahulu (leluhur) yang berfungsi sebagi pranata sosial dan masih dipraktikkan oleh masyarakat. Baik masyarakat yang belum menerima Islam maupun masyarakat yang telah menerima Islam sebagai kepercayaan dan penuntun dalam melaksanakan ibadah ritual masyarakat.?

Masyarakat adat Aceh menggunakan lembaga adat gampong dalam menyelesaikan konflik perkawinan, masyarakat adat angkola di Medan mengenal istilah dalihannatolu yang memiliki wewenang masing-masing, terdiri dari mora (legislatif), anakboru (eksekutif) dan k-ahanggi (yudikatif). Ketiga institusi tersebut berpadu dalam menyelesaikan konflik-konflik termasuk konflik perkawinan, hal ini juga terjadi pada masyarakat (bugis) yang berpegang pada konsep pangangderreng (undang-undang sosial) terdiri unsur adeq (adat-istiadat) dan saraq (syariat Islam). Pampawaadeq dipangku raja sekaligus mengatur roda pemerintahan, sementara pampawasaraq dipangku kadi, imam, khatib, bilal dan doja (penjaga masjid) menangani persoalan yang berhubungan dengan fiqih Islam (Ismail Suardi Wekke). Perpaduan keduanya terlihat dalam penyelesaian kasus kesusilaan (malaweng) di Sulawesi Selatan. Pada situasi yang sama, masyarakat adat Tolaki di Sulawesi Tenggara mengunakan adat Tolaki dalam menyelesaikan sengketa.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Peran adat tersebut jika dikaji lebih jauh sesungguhnya memberi gambaran posisi adat (kultur) dalam menyelesaikan masalah (konflik), mendapat porsi besar di masyarakat. Hal ini merupakan konsekuensi dari pandangan bahwa peradilan adat memiliki falsafah yang dianggap lebih cocok dengan masyarakat adat atau komunitas lokal. Norma-norma adat memiliki kekuatan dalam membentuk pola prilaku masyarakat.

Perdamaian Persfektif Islam

Teori perdamaian menurut Islam bermakna keadilan. ? Keadilan didasarkan atas persamaan hak dan kesempatan bagi manusia untuk mencapai pemenuhan dan mengatasi penindasan. Peneliti perdamaian Islam seperti Qamarul Huda mengartikan perdamaian tidak hanya berhentinya perang, namun lebih bermakna harmoni sosial dan keseimbangan dalam kehidupan, di mana manusia mempertahankan hubungan yang sehat antara dirinya dengan Tuhannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Perbedaan dan pertentangan dalam hubungan manusia merupakan natural law (hukum alam), karena Allah menciptakan manusia dengan keragaman warna kulit, ras, bahasa, budaya, pola pikir dan perbedaan kepentingan. Namun demikian, dinamika masyarakat Islam dapat dipersatukan setidaknya dengan lima prinsip dasar.

Pertama, kesatuan (unity), memadukan keseluruhan aspek-aspek manusia, horizontal maupun vertikal. Kedua, keseimbangan (equilibrum), menggambarkan dimensi horisontal ajaran Islam yang berhubungan pada keseluruhan harmoni pada alam semesta. Ketiga, Kehendak bebas (ikhtiyar), manusia diberikan kebebasan dalam melakukan transaksi atau perjanjian. Keempat, pertanggungjawaban, untuk memenuhi keadilan dan kesatuan diperlukan sikap tanggung jawab pada jiwa dan raga, person dan keluarga, individu dan sosial, antara suatu mayarakat dengan masyarakat lain. Kelima kebenaran (kebajikan dan kejujuran). Kebajikan merupakan tindakan yang dapat memberikan keuntungan bagi orang lain.?

Prinsip-prinsip tersebut menurut Alwi Syhab dapat dilaksanakan dengan sikap toleransi dan pluralisme. Toleransi merupakan upaya menahan diri agar potensi konflik dapat ditekan, sedangkan pluralisme dimaksud adalah keterlibatan aktif terhadap kemajemukan, tidak menonjolkan keunggulan-keunggulan dan merasa paling benar kepada pihak lain. Jika ajaran agama diletakan dalam peta kebudayaan, krisis dan konflik yang bermula dari masalah sosial, ekonomi politik maupun keagamaan dapat diuraikan jalan penyelesaiannya. Hal ini senada dengan makna jihad dalam tubuh spiritual Islam, yakni pertempuran batin, melawan kejahatan fikiran dan keinginan terhadap konflik. Dengan demikian, dalam teori perdamaian Islam, konflik dapat diselesaikan jika difokuskan pada moralitas, pluralisme budaya, solidaritas komunal, keadilan sosial dan iman (Uzma Rehman: 2016).

Islam bersifat universal dan mengakomodasi praktik-praktik empiris di masyarakat. Prakatik empiris masyarakat terdiri dari prilaku (model for) menjadi refleksi (model of) dari sistem kepercayaan (system of beliefe), maka ketika terjadi konflik harus kembali pada nilai-nilai primordialistik yang menjadi sistem kepercayaan (system of beliefe). Contohnya, masyarakat Madura mengenal istilah carok dalam membela kehormatan, masyarakat berpegang pada falsafah (ango’a poteya tolang atembang poteya mata) dari pada hidup menanggung malu lebih baik mati membela kehormatan. Jika terjadi konflik terkait kehormatan, maka resolusi konflik yang tepat harus kembali pada nilai-nilai primordialistik masyarakat madura (Thoha Hamim: 2007). Bagi masyarakat adat, penyelesaian konflik secara kekeluargaan merupakan pilahan yang tepat, penyelesaian konflik atau sengketa melalui adat dilaksanakan dengan tujuan mendamaikan kedua bela pihak, masyarakat lebih patuh dan memahami arti dan makna-makna adat dalam kehidupannya.

Adat memiliki sinkronisasi dengan agama Islam, Islam secara terminologis bermakna penyerahan diri, perdamaian dan keselamatan. Oleh karena itu, Islam tidak hanya sebuah agama ? tetapi ia juga terwujud sebagai sebuah peradaban (civilicatioan).

Perdebatan Teoritik; Peran Adat dan Agama sebagai Pranata Sosial

Peran dan keberhasilan lembaga adat dalam menyelesaikan sengketa di masyarakat menunjukkan efektifitas dari mekanisme-mekansime pengaturan masyarakat (self regulation) yang berfungsi sebagai sarana pengendalian sosial (legal order). Kendati demikian, mengkaji penerapan adat di Indonesia seiring berkembangnya Islam menghasilkan pemikiran yang beragam. Teori receptie yang dicetuskan oleh Cornelis Van Vallenhoven menganggap bahwa hukum adat berlaku setelah diresepsi atau diterima oleh hukum adat. Sedangkan Sayyed Husein Nasr mengatakan bahwa pada tataran teori, syariah (divine law)? datang untuk mengatur dan menuntun masyarakat bukan sebaliknya. Manusia tidak berubah secara hakiki, meskipun terdapat perbedaan dari masa Muhammad, naik turunya tetap sama karena itu formulasi syariah tidak membutuhkan pengembangan.?

Sayyed Hossein Naser hendak menegaskan kembali bahwa agama berfungsi sebagai sistem nilai yang memuat norma tertentu. Norma tersebut menjadi kerangka acuan dalam bersikap dan bertingkah laku agar sejalan dengan keyakinan agama yang dianutnya. Pranata sosial masyarakat bagaimana pun bentuknya harus kembali kepada hasil ijtihad ulama-ulama terdahulu.

Abdurrahman Wahid mempunyai pandangan yang berbeda, bahwa adat-istiadat adalah seni hidup (the art of living), mengandung tatanan masyarakat yang patut dipertahankan, masuknya Islam di Indonesia melalui adat dan budaya bukan melalui ekspansi sebagaimana di dunia Arab. Adat istiadat adalah unsur utama sebuah pergaulan sosial, sebuah masyarakat betapa pun sederhananya memiliki nilai-nilai dan norma-norma, norma tersebut terwujud dalam praktik sosial masyarakat. Melihat pergulatan pemikiran-peikiran tersebut, kiranya perlu mengulas kembali, bahwa sejak awal perkembangan Islam sebagai konspesi realitas telah menerima akomodasi sosio-kultural. Meski pada sisi teoritis doktrin Islam seolah berbeda dengan realitas, namun dalam aplikasinya Islam mengakomodasi kenyataan sosial budaya, sebagaimana ahli fiqih mempertibangkan faktor-faktor sosial dalam penetapan hukum pada periode awal Islam.

Kondisi sosial yang diperhadapkan dengan Islam akhirnya menghasilkan apa yang disebut oleh Azyumradi Azra sebagai “varian Islam”, maksudnya Islam dengan berbagai corak dan jenisnya. Terkait dengan itu, asumsi mengenai dogma dan realitas masyarakat yang dipandang sebagai konflik harus diarahkan pada sikap moderat dan toleransi terhadap kondisi dan realitas masyarakat yang terus berkembang.

Masyarakat sebagai pelaku budaya tidak hanya mempertahankan aspek budaya yang pernah dicapai dengan segala dimensinya, namun harus berusaha menghidupkan Islam dengan nilai-nilai ajarannya ke dalam budaya tersebut. Islam universal dan dinamis, tetap memberikan ruang yang cukup pada perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan penemuan-penemuan baru lainnya. Inilah yang dimaksud “moderenizing society”, yakni masyarakat yang mulai mengatur masa depannya, tetapi belum meninggalkan masa lalunya.

Pemikiran ini juga terpancar pada pemahaman terhadap agama, ada yang memandang bahwa agama adalah alat konservatis dan mempertahankan tradisi ada pula yang berpandangan secara aplogetik bahwa agama adalah pendorong kemajuan. Hooker menjelaskan bahwa Islam mempunyai nilai akomodatif terhadap pranata sosial seperti hukum adat tidak saling menyisihkan dan berlaku sejajar pada masyarakat adat Indonesia. Bahkan Syaukani menjelaskan dalam teori interdependensi bahwa semua sistem hukum tidak berdiri sendiri, pembentukannya selalu berinteraksi dengan sistem hukum lainnya.?

Lebih jauh, Jalal al-Din ‘Abd Al-Rahman menjelaskan bahwa adat (‘urf) mempunyai tempat dalam hukum Islam sebagai sumber pengambilan hukum selama tidak bertentangan Al-Qur’an dan Hadits. ‘urf atau ‘adah dapat dihubungkan dengan term hadits dan sunah (tradisi nabi), para ahli hukum Islam memegang prinsip umum bahwa suatu yang dikatakan, diperbuat atau ditetapkan oleh nabi akan membentuk apa yang dikenal dengan sunah, sumber kedua setelah Al-Qur’an. Jadi ‘adah pada masa nabi dapat dipandang sebagai suatu sumber untuk menformulasikan hukum-hukum. Hakikatnya norma-norma agama itu tidak mempunyai korelasi dengan modornisasi maupun tradisionalisme sebab agama mempunyai dimensi yang tidak selalu dapat diukur dengan dimensi modernisasi maupun tradisionalisme.

Sebuah Refleksi

Berdasarkan teori-teori yang telah di paparkan, penulis berasumsi bahwa tedapat relevansi antara hukum adat sebagai media resolusi konflik dengan hukum Islam. Nilai-nilai Islam dan hukum adat mengajarkan manusia untuk hidup rukun, menjunjung tinggi nilai persaudaraan, persatuan dan kesatuan. Konflik dalam skala yang besar atau dalam skala yang kecil diselesaikan melalui rekonsiliasi (islah).

Konflik tidak terpisahkan dari kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial. Masyarakat adat berpegang kepada hukum adat sebagai alat pemersatu untuk pertentangan konseptual dan sosial. Meski ilmuwan mazhab struktural beranggapan bahwa adat (culture) berperan sebatas pemicu konflik, sebab masyarakat dengan tingkat heterogenitas yang tinggi bisa hidup berdampingan sepanjang diikat oleh manajemen konflik yang baik. Oleh karenanya penyelesaian konflik harus diarahkan pada perbaikan struktur sosial bukan pada adat.

Praktik masyarakat adat dalam menyelesaikan konflik ? mempunyai relevansi dengan nilai-nilai Islam ketika bersentuhan dengan hukum adat, khusunya mengenai penyelesaian konflik. Lebih jauh, gambaran yang kongkrit keterkaitan antara pranata sosial masyarakat dengan agama dipahami dari tulisan Clifford Geertz mengenai kelompok masyarakat abangan, santri dan priyayi. Meski kemudian Mark Woodward mengkritisi Clifford Geertz bahwa ada kesalahpahaman serius dalam melihat Islam Jawa, ? namun perbedaan pandangan tidak menjadi soal dalam tulisan ini, kedua penelitian tersebut jelas menunjukkan bahwa agama dan masyarakat mempunyai kaitan yang erat dalam praktik sosial.?

Peradaban Islam telah menyumbangkan aset berharga bagi pengembangan tradisi ilmiah. Banyak buku ditulis, disadur dan diterjemahkan melalui kreativitas ilmuan Muslim. Namun dalam beberapa abad terakhir Islam secara teriotik sangat komprehensip namun dianggap lemah ketika dihadapkan dengan realitas masyarakat. Hal ini tidak lain disebabkan oleh pemahaman dalam menginterpretasikan wujud Islam. Islam lahir dengan sifatanya yang dinamis dan mengakomodir praktik sosial masyarakat yang mengandung norma dan pranata.





Penulis adalah Finalis Kompetisi Penulisan Esai, International Summit of Moderate Islamic Leaders (Isomil) PBNU?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PWNU Jatim Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur mendesak pemerintah untuk segera membentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Lumpur, seperti halnya BRR Aceh dalam menangani tsunami selama empat tahun.

"Masyarakat menilai penanganan lumpur Lapindo selama ini masih bersifat main-main. Bahkan Tim Nasional (Timnas) yang dibentuk dengan Keppres juga gagal," ujar Ketua PWNU Jatim Dr KH Ali Maschan Moesa MSi di Surabaya, Selasa.

PWNU Jatim Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur (Sumber Gambar : Nu Online)
PWNU Jatim Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur (Sumber Gambar : Nu Online)

PWNU Jatim Desak Pemerintah Segera Bentuk BRR Lumpur

Ia mengemukakan hal itu, menanggapi aksi demonstrasi (demo) yang dilakukan warga Perumahan Tanggulangin Aggun Sejahtera I (Perum TAS I), Sidoarjo yang tak kunjung usai, dan berakhirnya masa kerja Timnas Penanggulangan Lumpur yang diperpanjang satu bulan.

Menurut Doktor bidang Ilmu Sosial dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, Timnas sudah tak memiliki kekuatan, karena tim itu terbukti gagal dalam menangani korban dan tanggul. Bahkan upaya penutupan sumber luapan juga nihil.

"Karena itu, pemerintah jangan main-main lagi, tapi pemerintah harus menangani lumpur di Porong itu dengan membentuk BRR seperti di Aceh. Apalagi upaya penutupan sudah gagal dalam sepuluh bulan sejak 29 Mei 2006," tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengasuh Pesantren Luhur Al-Husna, Jemurwonosari, Surabaya itu menyatakan, BRR Lumpur nantinya dapat merancang konsep yang jelas dalam menangani luapan lumpur panas dengan program jangka pendek dan jangka panjang.

"Bagaimana-pun, pemerintah harus ’cacut taliwondo’ (bekerja keras) untuk menangani lumpur yang konon akan sulit ditutup dalam waktu minimal 20 tahun. Kalau pemerintah tidak bertindak cepat, maka hal itu berarti pemerintah ingin Sidoarjo tenggelam," ungkapnya.

Anggota "Surabaya Academy" itu menilai, program BRR Lumpur harus meliputi tiga hal, yakni menangani korban dengan program pengungsian yang jelas, menangani lumpur dengan mengalirkan air lumpur ke sungai, dan menangani program penutupan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Saya usul pemerintah mendesain lokasi lumpur sebagai tempat penelitian dan wisata. Karena apa yang terjadi di Porong itu merupakan kejadian pertama di dunia, sehingga menarik bagi peneliti asing dan domestik. Tentu, peneliti harus bayar, termasuk mereka yang sekedar berwisata," ucapnya.

Tentang dana untuk penanganan lumpur melalui BRR itu, ia menilai, pemerintah harus bertanggungjawab terhadap rakyatnya. Sedangkan pertanggungjawaban Lapindo Brantas Inc masih harus menunggu proses hukum di Pengadilan Negeri (PN).

"Jadi, BRR Lumpur itu tak jauh berbeda dengan BRR Aceh yang anggarannya dari pemerintah pusat, mengingat masalah pertambangan merupakan urusan pemerintah pusat. Tapi saya juga setuju Lapindo juga berkomitmen membantu, sebab sumur Banjar Panji 1 adalah miliknya," kilahnya.

?

Oleh karena itu, paparnya, warga Perum TAS juga harus ditanggung pemerintah pusat sepenuhnya, dan hal itu akan cepat bila ada badan khusus yang sengaja dibentuk untuk itu. "Kalau seperti sekarang, nasib warga Perum TAS tidak jelas," tuturnya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah menunjuk mantan Mentamben Kuntoro Mangkusubroto sebagai Ketua Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Wilayah dan Kehidupan Masyarakat (BRR) Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Kepulauan Nias (16/4/2005).

Penunjukan Kuntoro itu berdasarkan Keppres Nomor 63/M/2005 yang juga menetapkan keanggotaan dewan pengarah, dewan pengawas, dan pejabat pelaksana badan pelaksana. Dewan Pengarah yang terdiri atas 17 orang diketuai Menko Polhukam Widodo AS.

Badan itu akan selama empat tahun dan dapat diperpanjang jika diperlukan. BRR memiliki kantor pusat di Aceh dengan kantor cabang di Nias dan kantor perwakilan di Jakarta. (ant/mad)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita, Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 21 Juli 2017

Awalnya, Syekh Buthi Membuat "Gerah" Salafi-Wahabi

Syekh Said Ramadhan Al-Buthi adalah tokoh utama kelas dunia dari kalangan Sunni atau Ahlussunnah wal Jama’ah. Beliau tidak hanya dikenal sebagai seorang sufi, namun juga ahli syariat sekaligus ahli hakikat, dan argumentator Sunni terhadap serangan-serangan non-Sunni. Ini diakui baik di Suriah maupun di dunia Muslim lainnya.

Salah satu dari kehebatan Syekh Buthi adalah kemampuannya berargumentasi terhadap serangan-serangan kelompok takfiriyah yang suka mengkafirkan kelompok Asy’ari (Sunni), juga suka mengkafirkan amalan-amalan fadhilah dan lain sebagainya. Syekh Buthi ini paling gigih dan paling jitu untuk melawan mereka. 

Awalnya, Syekh Buthi Membuat Gerah Salafi-Wahabi (Sumber Gambar : Nu Online)
Awalnya, Syekh Buthi Membuat Gerah Salafi-Wahabi (Sumber Gambar : Nu Online)

Awalnya, Syekh Buthi Membuat "Gerah" Salafi-Wahabi

Ada dua karya Syekh Buthi yang membuat “gerah” kelompok Wahabi dan Salafi yang ada di Suriah dan di dunia muslim pada umumnya. Pertama bukunya yang berjudul al-La Mazhabiyyah: Akhtoru Bidatin Tuhaddidus Syariah Islamiyyah, yang artinya bahwa pemikiran non madzhab adalah bid’ah baru yang dapat merusak pemikiran syariah. Ringkasnya, buku itu menjelaskan bahwa orang memahami Islam itu harus dengan pola berfikir. Nah pola berfikir itu dengan metodologi ijtihad yang tidak bisa hanya diserahkan orang-perorang yang tidak memenuhi syarat untuk itu. Menurut Syekh Buthi, bagi mereka yang melakukan itu samalah artinya dia merusak Islam karena dia akan memelencengkan makna yang sesungguhnya dari Islam itu sendiri. Buku ini sangat terkenal dan jitu sekali untuk melawan Wahabiyah dan kelompok takfiriyah tadi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, buku Syekh Buthi yang berisi uraian tentang Salafi yakni As-Salafiyyah. Bahwa menurutnya, Salafi ini bukan madzab tapi suasana keagamaan pada zaman as-salafus salih. Jadi Salafi bukan merupakan pola pemikiran tapi fakta kehidupan darus salam itu yang damai. 

Dua buku itu betul-betul membikin kelompok Wahabi dan Salafi kelabakan, sehingga sudah lama sebenarnya ada pertentangan sektarian antara Wahabi-Salafi dengan Syekh Buthi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penasihat Presiden

Bersamaan dengan itu Syekh Buthi menjadi penasihat Presiden. Dalam keadaan normal ia memberikan nasihat di bidang agama. Namun karena adanya konflik yang membelah pemerintah dan masyarakat pemberontak, dalam hal ini juga dikompori oleh luar negeri, maka terjadi kolaborasi antara faktor agama dan konflik politik.

Sementara itu di pemerintahan sendiri banyak unsur Syiah Alawiyahnya yang tidak disukai oleh jamaah-jamaah takfiriyah yang dimotori oleh Slafi-Wahabi, meskipun Syekh Buthi sendiri bukan orang Syiah. Syekh Buthi sendiri sebenarnya berada di pemerintahan dengan maksud ingin mencari keseimbangan antara Sunni dengan Syiah Alawiyah itu.

Konflik Suriah memang terus berlanjut. Faktor yang lebih dominan sebenarnya adalah politik. Pertama sebenarnya karena Israel itu ingin menghancurkan Suriah karena dia negara yang paling depan berhadapan dengan mereka. Di sana dihuni kekuatan-kekuatan militan yang melawan Israel. Seperti kekuatan Syiah yang dikendalikan oleh Iran, lalu kekuatan Hamas yang dikendalikan oleh Khalid Massal dan beberapa kekuatan Syiah sebagai bagian dari Hezbollah yang dipimpin oleh Hasan Nasrollah. Tiga kekuatan ini yang membuat Suriah menjadi musuh utama Israel ditambah bahwa pemerintahan Basyar sendiri cenderung ke Syiah Alawiyah.

Karena faktor politik ini, tentu sebagaimana juga penyerangan terhadap negara Islam yang lain pasti Amerika ikut campur. Dan dapat diduga bahwa dia pasti membantu pemberontak, pertama karena tidak suka dengan pemerintahan, kedua Salafi-Wahabi itu selalu pro Saudi-Amerika, termasuk di dalamnya jamaah takfiriyah.

Sementara negara-negara yang ‘sudah direformasi” seperti Mesir, Libya dan sebagainya yang diam-diam berpihak kepada Amerika, dan di sini mereka berpihak pada pemberontak. Nah karena itu maka Iran menyeret Cina dan Rusia untuk masuk dalam pertempuran ini karena faktor perlawanan terhadap Amerika, sebenarnya bukan karena faktor agama, namun untuk menjaga keseimbangan Barat dan Timur.

Maka terjadilah carut marut politik di Suriah, dan Syekh Buthi berada pada posisi yang tidak menguntungkan. Karena beliau sebagai orang Sunni, sebagai penasihat pemerintah itu pun dia harus berhadapan dengan Syiah Alawi, sementara yang takfiri ini menganggap bahwa Syekh Buthi berpihak pada kedzaliman.

Karena Syekh Buthi itu dianggap sangat besar kekuatannya terutama dalam Islam maka kemudian beliau diserang dengan cara seperti itu. Syekh buthi meninggal dalam aksi serangan bunuh diri. Saya kira penyerangan ini tidak jauh dari kelompok takfiriyah, atau gerakan-gerakan politik yang anti pemerintah.

Propaganda Negatif

Setelah Syekh Buthi meninggal dengan cara seperti itu, kelihatannya pihak barat dan dari pihak Salafi-Wahabi ini mengkhawatirkan dukungan ulama dunia, atau simpati umat dunia terhadap beliau. Maka direkayasalah terhadap beberapa ulama untuk menjelekkan Syekh Buthi, seperti Syekh Qaradhawi. Ada statemen beliau yang cenderung memojokkan. Nah itu sebetulnya adalah bagian dari gerakan politik untuk meredam dukungan dan simpati kepada Syekh Buthi.

Kita mendengar orang yang menjelekkan Syekh baik di media cetak maupun elektronik internasional. Padahal di dalam orang Islam orang yang meninggal itu tidak usah dijelekkan. Ada haditsnya yang nenyebutkan, ‘Udzkuru ma hasina mautakum’. Nah tapi untuk kepentingan supaya tidak ada reaksi maka Syekh Buthi dijelekkan. Jadi kita tidak perlu memperbesar kontroversi ini karena termasuk bagian dari konspirasi orang lain.

Menurut ahlissunnah wal jamaah, orang yang shalih tetaplah shalih. Bahwa pilihan politik berakibat sesuatu itu kita tidak masuk dalam penilaian pribadi dan agamanya seperti dulu pada waktu zaman pertentangan Sayydina Ali dan Sayyidina Utsman. Orang Sunni mengatakan, ‘Apa yang terjadi di dalam sahabat itu kita diam”, karena itu bukan dari faktor agama tetapi faktor lain. Sehingga dari kelompok Sunni di dunia lebih senang kalau dia tidak menghujat Syekh Buthi dan ini lebih kepada masalah politik bukan masalah sektarianisme agama sekalipun masalah sektarianisme agama ini menjadi sumbu disebabkan karena permainan global untuk memainkan antara sektor itu. 

Hubungan dengan NU

Sewaktu ke Suriah, saya sempat bertemu dengan Syekh Buthi bersama beberapa kiai, antara lain KH Idris Marzuki, KH Masruri Mughni (alm.), dan KH Nur Muhammad Iskandar. Beliau sudah memberikan ijazah langsung untuk menyebarkan semua karyanya. 

Salah satu karyanya yang paling terkait dengan NU adalah Syarah Al-Hiham, karena Al-Hikam sendiri adalah kitab tasawuf andalan yang dikaji di pesantren. Menurut saya, kelebihan kitab yang ditulis Syekh Buthi dibanding syarah hikam lainnya, pertama karena beliau memulai Hikam itu dari syariatnya kemudian masuk hakikat. Jarang ada syarah Hikam seperti itu. Biasanya hakikatnya itu saja yang disyarahi. Jadi dari syariat beliau mengungkapkan dalil-dalilnya, baru baru masuk ke hakikat.

Yang kedua Syekh Buthi ini memperlengkapi Hikam ini dengan dalil-dalil yang muktabar baik Al-Qur’an maupun hadits nabi, karena hikam sendiri didalamnya tidak ada dalil hanya menyinggung sedikit tentang ayat, tapi belum proporsional pada setiap qoul ada dalilnya. 

Di NU memang Sykeh Buthi ini kalah populer dibanding dengan misalnya Syekh Wahbah Zuhaili dan Qaradhawi. Itu karena masalah silaturrahim saja, karena beliau sudah sepuh. Syekh Wahbah masih sering datang ke Indonesia, sementara Syekh Buthi hanya diwakilkan kepada putranya, Dr Taufik.

Kedua, kitab-kitab Syekh Buthi bukan kategori fikih praktis, meskipun banyak sekali yang terkait dengan fikih dan ushul fikih, tapi beliau lebih dikenal dengan ulama sufi dan argumentator Sunni. Namun mestinya para ulama itu tidak bisa secara simpel dipetakan sebagai ahli fikih atau tasawuf. Seperti imam Syafi’i adalah ahli fikih padahal beliau sangat sufi. Imam Hanafi adalah ahli ra’yi tapi beliau juga sangat sufi. Jadi kita lebih sering melihat pada disiplin ilmu apa yang menonjol. Namun, "apa yang ada di gudang itu kan tidak semua terlihat di etalase."

Salah satu pemikiran Sykeh Buthi yang menurut saya perlu dikembangakan adalah komprehensi antar disiplin-disiplin pecahan ilmu agama, misalnya konprehensi antara fikih dengan tafsir, tasawuf dengan ilmu kalam. Ini dilakukan supaya integral. Saya bisa mengatakan bahwa syekh buti ini bisa disebut Imam Ghazali kedua baik di dalam mengutarakan argumentasi maupun mengutuhkan kembali ilmu-ilmu Islam itu yang selama ini pecah: fikih jauh dari tarekat, tarekat jauh dari ilmu kalam, teknologi jauh dari tauhid, dan seterusnya. Ini tidak benar.

Nah pecahan pecahan ilmu agama itu disatukan lagi oleh Syekh Buthi dalam ceramah-ceramah dan pengajian. Keistemewaan lain Syekh Buthi adalah ceramahnya yang sistematik dan terukur, serta bisa langsung ditranskrip dan dicetak tanpa editing. Maka karya-karya beliau tercatat cukup banyak dan sebagian besar sudah sampai ke berbagai pesantren di Indonesia.

 

* Sekjen International Conference of Islamic Scholars (ICIS), Rais Syuriyah PBNU

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah