Rabu, 29 Desember 2010

Penyandang Disabilitas Gerakkan Biro Hukum dan Advokasi Muslimat NU Lasem

Fatimah Asri merupakan satu perempuan dari puluhan pengurus harian Muslimat NU Lasem periode 2015-2020. Ia ikut dilantik di SMK NU Lasem kabupaten Rembang pada 11 Oktober 2015 lalu. Dirinya mewakili kaum difabel yang memunyai tekad kuat untuk ikut memperjuangkan ajaran Aswaja melalui bendera Muslimat NU Lasem.

Fatimah Asri seorang penyandang difabel. Pada tahun 1994 sebuah kecelakaan menyebabkan ia kehilangan kedua tangannya. Kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, perempuan yang akrab disapa “Aci” itu bercerita kisah singkat hidupnya.

Penyandang Disabilitas Gerakkan Biro Hukum dan Advokasi Muslimat NU Lasem (Sumber Gambar : Nu Online)
Penyandang Disabilitas Gerakkan Biro Hukum dan Advokasi Muslimat NU Lasem (Sumber Gambar : Nu Online)

Penyandang Disabilitas Gerakkan Biro Hukum dan Advokasi Muslimat NU Lasem

Ia, dalam penuturannya, sudah aktif menjadi NU sejak duduk di bangku di salah satu sekolah negeri di SMA Bandung, Jawa Barat. Selain itu Aci merupakan perempuan yang dibesarkan di keluarga yang berlatar belakang nahdliyin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Saya sudah aktif di NU sejak saya sejak saya masih SMA, dan juga keluarga saya merupakan keluarga yang mempunyai latar belakang NU. Sehingga meski dalam kondisi seperti ini tidak mengurangi niatan saya untuk ikut berjuang di NU.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Aci juga sangat menikmati aktivitas di organisasi. Berkat dorongan keluarga, para sahabat, dan rekan seperjuangan di organisasi NU. Ia sudah bertekad, meski dalam kondisi yang sekarang, tidak akan menyurutkan niat untuk berorganisasi yang ia geluti sejak dirinya masih remaja.

"Saya sangat menikmati sekali kegiatan di organisasi. Semua itu berkat dorongan dan dukungan dari suami, keluarga besar serta sahabat seperjuangan yang ada di organisasi.”

Bukan hanya di Muslimat NU, tetapi Aci juga menjadi pengurus aktif Fatayat NU Lasem. Amanah yang dipercayakan kepada seorang penyandang difabel seperti Fatimah Asri juga merupakan jabatan yang sangat penting, Biro Hukum dan Advokasi baik di Muslimat NU maupun Fatayat NU.

Ia berharap kepada para penyandang difabel yang ada di kalangan NU tidak berkecil hati. Ia mengajak mereka untuk ikut serta berorganisasi dan tetap semangat untuk memperjuangkan NU.

?

* Ahmad Asmui, kontributor PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah untuk Rembang

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 28 Desember 2010

Santri Darul Ulum Pasuruan Baca Ratna Indraswari Ibrahim

Pasuruan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. “Ada yang pernah mendengar nama Ratna Indraswari Ibrahim?” tanya saya kepada 127 santri putri, berusia sekitar sebelas hingga tujuh belas tahun, Pondok pesantren Darul Ulum, Karangpandan, Pasuruan Senin (23/9). 

Santri Darul Ulum Pasuruan Baca Ratna Indraswari Ibrahim (Sumber Gambar : Nu Online)
Santri Darul Ulum Pasuruan Baca Ratna Indraswari Ibrahim (Sumber Gambar : Nu Online)

Santri Darul Ulum Pasuruan Baca Ratna Indraswari Ibrahim

Tidak ada jawaban. Hening. Mereka saling menoleh. Beberapa dari mereka nampak berusaha keras memanggil memori tentang nama yang saya tanyakan tadi. Tapi tak ada hasil. 

Suasana ruang belajar TK Ponpes Darul Ulum yang mereka sesaki mulai riuh, beberapa santri mulai berkomentar masygul, “Saya tidak kenal dengan nama itu,” “Tak oneng…, “Apakah dia pengurus Muslimat?”, “Atau  jangan-jangan dia itu alumni pondok kita” 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Itu beberapa komentar yang saya dan Titik Qomariyah, kawan saya, yang sempat terekam. Kami tersenyum. Satu misi terlaksana dengan baik, yaitu membuat mereka penasaran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Itulah salah satu cara membuka klinik baca-tulis di hadapan para santri pondok. Bukan semata melemparkan pertanyaan, tetapi membangun rasa ingin tahu mereka. Mulailah saya dan Titik bergantian menampilkan slide show presentasi tentang Ratna Indraswari Ibrahim, penulis yang sudah berpulang ke Rahmatullah, 28 Maret 2011 di usia 61 tahun. 

Ratna adalah penulis yang hampir sepanjang usianya menghabiskan waktunya di atas kursi roda karena radang rachitis yang menyerangnya saat ia menjelang pra remaja. Penyakit yang membuat kaki dan tangannya mengecil hingga tak mampu berkatifitas normal layaknya orang lain. Makan, minum, mandi, dan kebutuhan mobilitasnya banyak dibantu oleh orang lain. Tetapi keterbatasan itu mengalirkan energi untuk menghasilkan ratusan cerpen dan puluhan novel yang salah satunya, 1998, bisa mereka baca secara bergiliran. 

Sampai di sini suasana kelas jadi riuh, bermacam komentar mulai muncul dari para santri. Mulai dari komentar simpati hingga keheranan yang tak henti. “Bagaimana ia menulis atau mengetik?”, “Bagaimana ia bisa menghasilkan banyak tulisan?”Dua pertanyaan itu yang paling banyak mereka lontarkan. 

Saya berkata pada mereka, “Lihat kedua tangan dan kaki kalian. Lengkap dan normal. Kalian bisa menghasilkan ribuan tulisan, baik itu cerpen, puisi, bahkan novel sekalipun. Kalian tidak hidup di atas kursi roda seperti almarhumah dan bebas bergerak kemana saja,”

Kelas pun jadi hening. Saya dan Titik memang hendak membuat mereka menyadari potensi mereka untuk menulis bisa dimulai kapan saja karena mereka punya semua modal, yang bahkan tidak dimiliki oleh seorang Ratna. Hanya butuh niat, dan itu gratis.

Setelah itu saya membacakan puisi Ibu karya D. Zawawi Imron dan satu cerita jenaka yang berjudul ‘Kado Untuk Nenek’ untuk memancing imajinasi mereka. Saat saya tanya apa yang kalian ketahui tentang Zawawi Imron, mereka serentak menjawab: Ustad! 

Saya dan Titik tergelak sembari mengangguk-angguk karena mulanya kami menebak mereka akan menjawab: sastrawan. Mengingat sebelumnya saya sudah membacakan puisi Ibu karya Zawawi Imron. 

Di akhir acara saya diberitahu pengasuh pesantren, Gus Haidar Hafeez bahwa Kiai Zawawi Imron yang sastrawan itu datang berkunjung dan memberi tausiyah pada mereka. Ah, mereka memang tidak salah. Sastrawan asal Batang-Batang, Sumenep itu nyatanya memang ustad.

Sesi berikutnya saya dan Titik membagikan kertas untuk mereka. Apa saja bisa mereka tulis di sana. Puisi, cerita singkat tentang diri dan lingkungan mereka, atau buku yang baru saja mereka baca. Tak lebih dari 15 menit, mereka membuat kami kewalahan karena mereka menulis lebih cepat dari apa yang kami pikirkan dengan hasil tulisan yang membanggakan. 

Umumnya tulisan mereka kental dengan kalimat-kalimat relijius, muncul latar-latar tempat lokal dan kental nuansa santri berikut lingkungan pondok. Bagi saya, ini awal yang baik, karena menulis sejatinya adalah merawat kehidupan. Turunnya Al Qur’an yang disampaikan secara lisan kepada Nabi Muhammad SAWsdan kemudian dituliskan, sebenarnya secara implisit memerintahkan umat untuk aktif membaca sekaligus menulis. Apalagi ayat pertama yang diturunkan Allah Swt adalah “iqra” (Bacalah).

Di sesi pamungkas, kami memberi mereka kenang-kenangan sekadarnya bagi enam tulisan terbaik dan sepakat menulis review tentang Ratna Indraswari Ibrahim, yang akan kami baca bersama-sama pekan ini. Tentu teriring lantunan Al Fatihah untuk almarhumah Ratna Indraswari Ibrahim. Spiritmu kutebar diantara para santri, mbak Ratna, tunggu, mereka tengah menyiapkan tulisan yang akan bisa kau baca dari tempatmu di sana…Gema #SastraSantri mulai kami kumandangkan dari sini, dari lingkungan kami yang hendak merawat kehidupan melalui pena…(Ari Ambarwati/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 23 November 2010

Pemilihan Paus, Keheningan yang Agung

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Untuk memperluas wawasan tentang konsep ahlul halli wal aqdi yang akan dibahas dalam munas NU, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga berusaha melihat bagaimana praktek pemilihan pemimpin tertinggi organisasi agama di luar NU baik Muslim maupun non-Muslim. Pembahasan pertama adalah proses pemilihan pemimpin tertinggi Katolik, Paus.

Agama Katolik selama ini sudah memiliki mekanisme pemilihan pemimpin yang sudah sangat mapan yang sudah berjalan selama berabad-abad. Tak ada hiruk pikuk dalam proses pemilihan paus baru. Umat Katolik percaya sepenuhnya pada keputusan yang diambil oleh para kardilan. Dengan struktur kelembagaan yang kokoh, Paus sebagai pemimpin tertinggi yang berkedudukan di Roma mampu mengorganisir sekitar 1.2 milyar jamaah di seluruh dunia dengan rapi.

Pemilihan Paus, Keheningan yang Agung (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemilihan Paus, Keheningan yang Agung (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemilihan Paus, Keheningan yang Agung

Mgr. Martinus Dogma Situmorang, uskup Padang yang baru-baru ini datang ke Jakarta dalam rangka sebuah acara lintas agama menuturkan, pemilihan seorang paus baru dilakukan dengan ritual khusus yang dinamakan konklaf, yaitu para kardinal berada di sebuah ruangan khusus yang tertutup, tidak ada komunikasi dengan yang lain untuk memilih paus baru.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Mereka berdoa, berbicara, menimbang, berdoa, berdoa, melihat siapa yang menurut mereka dalam iman, menjadi paus, pemimpin duniawi untuk umat Katolik sedunia.”?

Bagaimana proses pencalonannya? atau siapa yang layak menjadi paus baru, Martinus menjelaskan, ketika paus yang sedang menjabat sudah berumur, biasanya sudah ada kasak kusuk diantara para kardinal, siapa saja calon paus baru, tapi tidak ada pencalonan secara resmi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pemilihan secara resmi dilakukan di Kapel Sistene. Semua kardinal boleh mencalonkan kardinal lain, kecuali dirinya sendiri dengan menulis sebuah nama dalam secarik kertas yang dibagikan. Proses pemilihan dilakukan dengan voting dan seorang paus baru diangkat setelah memperoleh dua per tiga suara. Biasanya voting berlangsung beberapa kali. Jika dalam voting belum dicapai dua per tiga, sebagai tanda komunikasi dengan dunia luar, surat suara dibakar dengan cairan khusus yang mengeluarkan asap hitam, dan jika sudah terpilih, pengumuman disampaikan melalui asap putih.?

Di zaman yang sudah canggih ini, banyak TV menyiarkan secara langsung dari untuk menunggu hasil pemungutan suara. Meskipun demikian, masih banyak umat Katolik yang menunggu di depan lapangan Basilika Santo Petrus untuk melihat kemunculan paus baru, yang kemudian disambut dengan sangat gembira.

Sementara itu, untuk pemilihan pastur sebagai bagian paling bawah dari hierarki, mereka dididik sangat intensif baik ilmu pengetahuan atau ilmu agama, teologi atau filsafat. Yang dianggap memenuhi semua persyaratan yang cukup ketat, ditasbihkan menjadi pastor.?

Diantara pastor inilah, kemudian dipilih orang-orang yang dianggap bisa menjadi pemimpin untuk suatu wilayah gereja yang disebut keuskupan. Terdapat tiga nama yang dicalonkan. Perwakilan paus di negara tertentu, katakanlah Indonesia, mengadakan penelitian tentang orang ini dengan berbagai jalur, menanyakan kepada pastur setempat tentang kualifikasi orang ini menurut rumus-rumus yang sangat rinci.?

Nama tersebut selanjutnya diajukan lagi ke Roma melalui perwakilan paus Indonesia yang disebut duta besar tahta suci untuk Indonesia. Di sana nama tersebut diproses dan masih bisa dicari informasi dari berbagai pihak sehingga biasanya pemilihan ini lama sekali. Bisa sampai setahun.?

“Bisa juga dari ketiga ini dianggap ada yang tidak pas, kemudian diulang lagi prosesnya,” katanya.?

“Tiga kandidat itu diusulkan dari bawah, tidak sampai dari umat beriman biasa, sudah dari kalangan hierarki. Jadi Paus yang menunjuk. Misalnya ditunjuk 14 Oktober, maka dia harus ditasbihkan dalam waktu tiga bulan.”?

Setelah ditasbihkan dengan sebuah ritual peribadatan tertentu yang sangat khusus, maka sahlah ia menempati keuskupan tertentu.

Mengenai kardinal, ia menjelaskan, jabatan tersebut bukanlah jabatan hierarkis sebagaimana pastur, uskup atau paus. Kardinal adalah orang tertentu, ada juga yang imam saja, tetapi kebanyakan uskup atau uskup agung yang menurut paus, patut diberikan kehormatan atau kepercayaan khusus. Tugasnya adalah menjadi penasehat paus atau memilih paus baru setelah paus lama meninggal.?

“Ini jabatan kehormatan. Posisinya istimewa, tetapi sebenarnya dia tidak memiliki kewenangan. Seperti saya di Padang sebagai uskup Padang, dia tidak bisa memerintah saya,” jelasnya.

Perwakilan umat Katolik terhadap pemerintah dalam hal ini di adalah Konferensi Wali Gereja (KWI), sementara kardinal lebih banyak berhubungan dengan Roma. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 09 November 2010

Perlu Terobosan Jitu untuk Perempuan di Eksekutif dan Legislatif

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Keterwakilan perempuan dalam legislatif maupun eksekutif masih rendah. Terbukti, anggota DPRD Di Jawa Tengah hanya ada 24 kursi dari 100 kursi hasil pemilu 2014.? Untuk itu, perlu dilakukan terobosan jitu agar perempuan bisa mengambil peran lebih besar dalam menentukan nasib bangsa dengan menjadi pelaku kebijakan.

Demikian disampaikan anggota DPRD Jateng Hj Nurhasanah saat menyampaikan pendidikan politik perempuan tahun 2016 yang digelar Pimpinan Cabang Muslimat NU Brebes bekerja sama dengan Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan anak dan Keluarga Berencana (BP3KB) Jateng di Aula Kantor PC Muslimat NU Jalan Kiai Kholid Barat Pasarbatang, Senin (7/3/16)

Perlu Terobosan Jitu untuk Perempuan di Eksekutif dan Legislatif (Sumber Gambar : Nu Online)
Perlu Terobosan Jitu untuk Perempuan di Eksekutif dan Legislatif (Sumber Gambar : Nu Online)

Perlu Terobosan Jitu untuk Perempuan di Eksekutif dan Legislatif

Menurut Nurhasanah, penempatan posisi nomor urut sangat berpengaruh pada keterpilihan. Karena nomor urut 1 terbukti masih dominan jadi. Ada 62 persen anggota DPRD Jateng yang menempati posisi nomor urut 1 berhasil terpilih menjadi anggota dewan 2014-2019. “Sayangnya, rata-rata calon perempuan ditempatkan pada nomor urut 3 ke bawah sehingga peluangnya sangat kecil,” terangnya Nurhasanah yang juga politikus dari PPP.

Dilihat dari segi usia, legislator laki-laki cenderung berusia muda dengan 36,84% sedangkan perempuan 29,16%). Sementara anggota legislatif laki-laki berusia matang 23,68 persen dan perempuan berusia matang mencapai 33,33 persen. “Regenerasi perempuan di partai lebih lambat. Perempuan juga memerlukan waktu yang lebih lama untuk dipilih meskipun pengalaman politiknya lebih panjang,” terangya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nurhasanah membuktikan, jarang sekali perempuan jadi saksi-saksi di TPS sehingga gampang saja terjadi dominasi kekuasaan laki-laki.? Dia melihat, sistem proporsional terbuka yang berlaku di Indonesia tidak membuka perlakuan khusus berbasis gender. Disamping itu, komitmen parpol untuk menjamin keterpilihan 30 persen untuk perempuan juga masih rendah. “Dari sekarang, kita harus berebut palu kekuasaan legislatif dengan modal yang besar berupa modal sosial, ekonomi, dan politik,” ajaknya dengan penuh semangat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepala BP3KB melalui Kepala Bidang Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan (PKH PP) Provinsi Jateng Budi Aryanti menjelaskan, pendidikan politik ini digelar untuk memberi bekal kepada anggota Muslimat NU untuk peningkatakan partisipasi politik.

Menurutnya, meski sudah ada peningkatan anggota Dewan Perempuan di provinsi maupun di kabupaten dibanding pemilu tahun-tahun sebelumnya. Namun belum mencapai 30 persen. “Untuk dewan provinsi baru mencapai 24 persen sedangkan di tingkat kabupaten rata-rata 17,9 persen,” tutur Aryanti.

Aryanti melihat, perempuan yang secara aktif telah menyumbangkan diri dalam kegiatan perempuan. Aktivis Muslimat NU misalnya sangat berpeluang menduduki kursi dewan. Tapi yang jelas, kapasitas perempuan dalam kehidupan berpolitik makin meningkat dengan wawasan kader yang terpilih adalah perempuan yang responsip terhadap perempuan itu sendiri.

Ketua PC Muslimat NU Brebes Hj Chulasoh menambahkan, kegiatan ini diikuti 50 anggota Muslimat NU se Kabupaten Brebes. Mereka diharapkan bisa menyebarluaskan informasi yang didapat di pengajian-pengajian atau kegiatan rutin Muslimat di wilayahnya masing-masing. “Saatnya perempuan pegang palu kebijakan, bukan hanya pegang microphone untuk berpidato saja,” tandasnya.

Turut memberikan materi Kepala Bidang Kualitas Hidup Perempuan (KHP) Badang Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (BKBPP) Kabupaten Brebes Hj Farikha. Dia menyampaikan tentang peran dan posisi kaum perempuan dalam politik. (wasdiun/abdullah alawi)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 04 November 2010

NU NTB Dirikan Universitas

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sedang menyelesaikan proses pendirian Universitas Nahdlatul Ulama (UNU). PWNU menargetkan 2013 ini aktivitas pendidikan sudah bisa berjalan.

“Ada 12 program studi yang sudah kami rencanakan ada di UNU kami nanti,” kata pembina tim pendiri, Prof Mansur Ma’shum, di sela kunjungannya ke gedung PBNU, Jakarta, terkait sejumlah urusan administrasi pendirian kampus, Kamis (14/3).?

NU NTB Dirikan Universitas (Sumber Gambar : Nu Online)
NU NTB Dirikan Universitas (Sumber Gambar : Nu Online)

NU NTB Dirikan Universitas

Beberapa program studi tersebut, jelas Mansur, antara lain farmasi, teknik lingkungan, sistem informasi, kebidanan, pendidikan guru sekolah dasar (PGSD), serta pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi (PJKR), dan pendidikan seni drama, tari dan musik (PSDTM).?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dalam MKDU (mata kuliah dasar umum, red) akan kami isi antara lain materi ke-NU-an. Hal itu untuk menunjukkan karakter khas universitas,” ujar Mustasyar PWNU NTB ini.

Mansur menerangkan, proses rintisan pendirian kampus yang akan diberi nama “UNU Mataram” ini dimulai sejak tahun 2012. Tepatnya, setelah konferensi wilayah (konferwil) PWNU NTB akhir Agustus lalu dan menetapkan TGH A Taqiuddin Mansur sebagai ketua tanfidziyahnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Taqiuddin, pendirian UNU Mataram adalah di antara prioritas program kerja yang ia canangkan. Di NTB kehadiran kampus berbasis NU dinilai cukup mendesak.

“Ini sifatnya niscaya. Kalau bahasa ushul fiqihnya dlaruriyat? (primer), bukan hajiyat (sekunder) lagi. Sebab penduduk NU di NTB termasuk terbesar untuk kawasan Indonesia bagian timur,” paparnya.? ? ?

Penulis Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 05 Oktober 2010

MWCNU Semin Gelar Latihan Kader Dasar

Gunung Kidul, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam upaya membangun kader yang berkualitas, MWCNU Semin menggelar Latihan Kader Dasar NU yang bertemakan “Membangun semangat berorganisasi untuk menumbuhkembangkan kader militan yang rahmatan lil ‘alamin

Kegiatan yang berlangsung dua hari (30-31 Maret 2013) tersebut bertempat di Balai Desa Pundungsari Kecamatan Semin kabupaten Gunung Kidul.

MWCNU Semin Gelar Latihan Kader Dasar (Sumber Gambar : Nu Online)
MWCNU Semin Gelar Latihan Kader Dasar (Sumber Gambar : Nu Online)

MWCNU Semin Gelar Latihan Kader Dasar

Kegiatan tersebut diikuti 200 peserta yang berasal dari dari 10 Ranting, Banom, dan dari RA/TK, SD/MI, SMP/MTs di bawah lembaga Ma’arif MWCNU se-kecamatan Semin, Gunungkidul

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Secara simbolis  acara LKD tersebut dibuka oleh Camat Semin Huntoro Purbo Wargono. Dalam sambutan pembukaanya Camat Semin mengungkapkan.

“Peserta LKD sebagai kader NU diharapkan mampu menyuarakan aspirasi dan kepentingan kelompok masyarakat, mampu membangun program-program yang menjawab kebutuhan anggota dan tantangan yang dihadapinya.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Enam pembicara hadir untuk mengisi sesi acara tersebut yaitu Dr Waryono dari UIN Sunan Kalijaga yang materi Mazhab Ahlussunah wal Juma’ah (Aswaja), H Zudi Rahmanto dengan materi Sejarah, Organisasi, Dasar Keagamaan dan Sikap Kemasyarakatan NU, Khoirul Anam dari Densus 26 dengan materi Islam dan Wawasan Kebangsaan, Nur Kholid Ridwan, dari Lesbumi PWNU DIY dengan materi NU dan Kebudayaan Lokal, dan sesi terakhir H Hafidz Asrom, anggota DPD RI dengan materi NU dan Gerakan Ekonomi.

Acara Penutupan LKD NU dilaksanakan pada Ahad malam (31/3) oleh Pengurus Cabang NU Kabupaten Gunung Kidul yang diwakili oleh KH Bardan Utsman. 

“Saya berharap MWC NU menjadi pemersatu, dan dapat menciptakan iklim kondusif,” harapnya.

Setelah acara penutupan selesai, dilanjutkan pengajian akbar yang dihadiri oleh ribuan jamaah Nahdliyin sekitar kecamatan Ngawen dan Semin, 

Pengajian akbar tersebut diisi oleh pengasuh pesantren API Tegalrejo Magelang KH Muhammad Yusuf Chudlori dan dimeriahkan oleh Hadroh Syifa’ul Qulub Lesbumi MWC NU Semin serta vokalis Ahbaabul Musthofa, Wahid Syarifudin Ahmad.

 

Redaktur   : Mukafi Niam

Kontributor: Khairul Rasyid

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Anggota Pelopor Banser Harus Jaga Nama Baik NU

Jember, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pembina Pelopor Banser Jember KH Ahmad Zaini berpesan di hadapan seribu anggotanya untuk selalu menjaga nama baik Nahdlatul Ulama. Sebab Pelopor dibentuk memang untuk kepentingan mengawal para kiai dan Nahdlatul Ulama.

Anggota Pelopor Banser Harus Jaga Nama Baik NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Anggota Pelopor Banser Harus Jaga Nama Baik NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Anggota Pelopor Banser Harus Jaga Nama Baik NU

Menurut KH Ahmad Zaini di hadapan ribuan anggota, Pelopor sebagai benteng ulama, akan selalu menjadi perhatian masyarakat.

“Karenanya, menjaga moral dan ? prilaku itu penting Sebab, ke mana-mana yang dibawa Pelopor adalah ulama,” kata Kiai Zaini saat sambutan peringatan harlah Pelopor di Tegalgede kecamatan Sumbersari, Jember, Sabtu (8/3) malam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tugas Pelopor, lanjut Kiai Zaini, tidak hanya mengawal dan memberikan perlindungan fisik terhadap kiai dan Nahdlatul Ulama. Tetapi juga ikut memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dengan ? begitu, anggota Pelopor berarti sudah menjaga nama baik Nahdlatul Ulama. “Silat penting tapi akhlaq dan sopan santun juga penting,” jelasnya.

Peringatan harlah Pelopor kali ini dihadiri sekitar 1000 anggotanya. Sejak Sabtu siang mereka memadati halaman gedung Yasasan Pendidikan Islam “Nurul Hidayah” pimpinan Kiai Zaini.

Dalam peringatan ini mereka menampilkan pertunjukan seni bela diri pencak silat yang kemudian dilanjutkan dengan istighotsah. Acara ini dsaksikan sejumlah kiai di Jember.

Pelopor Banser dideklarasikan pada 10 September 2007 di kantor PCNU Jember jalan Imam Bonjol, Kaliwates. Pelopor merupakan wadah bagi anggota Banser yang telah melewati usia aktif ke-Banseran. (Aryudi A Razaq/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 26 September 2010

Cirebon Kahilangan Ulama Kharismatik, KH Amin Siroj

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?



Dua hari sebelumnya, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Falah Cicalengka, Kabupaten Bandung KH Ahmad Syahid wafat. Lalu pada Senin (7/8) warga NU kembali kehilangan ulamanya, KH Amin Siroj wafat pukul 04.45 WIB di Rumah Sakit Gunung Jati, Cirebon. Ia dimakamkan sekitar 14.00 siang ini. ? ?

Cirebon Kahilangan Ulama Kharismatik, KH Amin Siroj (Sumber Gambar : Nu Online)
Cirebon Kahilangan Ulama Kharismatik, KH Amin Siroj (Sumber Gambar : Nu Online)

Cirebon Kahilangan Ulama Kharismatik, KH Amin Siroj

KH kelahiran Cirebon pada tahun 1938 itu merupakan sesepuh Pondok Pesantren Gedongan. Hingga wafatnya, paman Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj itu merupakan salah seorang Mustasyar PWNU Jawa Barat, dan ayah dari Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Cirebon KH Wawan Arwani Amin.?

KH Amin Siroj adalah cucu pendiri Pondok Pesantren Gedongan KH Muhammad Said. Masa mudanya ia pernah nyantri di Pondok Pesantren Sarang yang waktu itu diasuh KH Zubair, ayahanda KH Mimoen Zubair. Di pesantren itu, ia seangkatan dengan KH M.A. Sahal Mahfudh dan KH Syaerozie.?

Menurut Ketua Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Cirebon, Abdul Muiz Syaerozie Kehilangan Kiai Amin meninggalkan duka mendalam bagi warga Cirebon, terutama kalangan pesantren.?

“Beliau merupakan salah satu tokoh kharismatik Cirebon yang dengan istiqomah meneruskan pendidikan pesantren yang didirikan oleh kakeknya. Warga Cirebon, khusunya warga pesantren dan Nahdliyin, merasa kehilangan,” katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. (Abdullah Alawi) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Meme Islam, Kajian, Fragmen PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 25 September 2010

Inilah Ciri Khas Pendidikan Pesantren

Pati, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Rais Syuriyah NU Kabupaten Pati KH M Aniq Muhammadun memaparkan sejumlah karakter khusus pendidikan pesantren. Pesantren, menurutnya, lembaga pendidikan yang unik. Selain menyampaikan ilmu pengetahuan, pesantren juga mendidik perilaku santri.

Demikian disampaikan Kiai Aniq dalam bedah buku Peran Pesantren Dalam Kemerdekaan dan Membela NKRI karya Ketua Program Studi Zakat dan Wakaf IPMAFA Dr Jamal Mamur Asmani di Pesantren Darun Najah Ngemplak Kidul, Margoyoso, Pati, Jumat (15/4).

Inilah Ciri Khas Pendidikan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Inilah Ciri Khas Pendidikan Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Inilah Ciri Khas Pendidikan Pesantren

Menurut Kiai Aniq, pesantren berbeda dengan pendidikan lain. Pesantren mendidik para santri, tidak hanya lewat teori dan ucapan, tapi dibuktikan dalam tindakan. Sehari-hari para santri hidup bersama kiai melihat dan merekam perilaku kiai sebagai teladan. Apa yang diajarkan kiai diamalkan kiai sehingga sinar ilmunya menembus hati dan jiwa santri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Transformasi keilmuan di pesantren diikuti dengan transformasi moral dan semangat juang,” kata Kiai Aniq.

Dalam konteks perempuan misalnya, menurut Kiai Aniq, pesantren memunyai aturan yang jelas sehingga perempuan dijaga kehormatannya seperti menutup aurat dan adanya pelindung saat bepergian, apakah mahram atau sekelompok wanita yang tepercaya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jika ini dilakukan, kecil kemungkinan santri terjebak dalam trafficking yang sedang ramai sekarang ini. Santri-santri putri tetap aman dan terhindar dari kemaksiatan, kata Kiai Aniq.

Pengasuh Pesantren Darun Najah KH Muslich Abdurrahman berharap bedah buku ini bermanfaat untuk para santri sehingga mereka termotivasi untuk belajar dan berlatih menulis untuk meneruskan tradisi ulama-ulama zaman dulu.

Sementara Dr Jamal Mamur mengemukakan, pesantren mampu mengemban tugasnya, baik di bidang agama dengan membangun karakter, pendidikan dengan mengajari berbagai ilmu keagamaan dan kemasyarakatan, sosial-ekonomi dengan memberdayakan masyarakat, budaya dengan melakukan islamisasi budaya sehingga terjadi integrasi agama dan budaya, dan politik kebangsaan dengan peran-peran kebangsaan pra dan pascakemerdekaan.

Kemampuan pesantren mengemban tugas besar ini tidak lepas dari kemampuan para kiai memahami agama secara mendalam dan memahami psikologi-antropologi masyarakat sehingga strategi dakwahnya disesuaikan dengan kultur masyarakat.

Peran pesantren ini harus terus digalakkan ke depan. Semangat intelektualitas santri harus didinamisasi supaya lahir pemikir-aktivis santri dengan kapasitas dan mobilitas tinggi seperti para kiai NU.

Selain itu, visi sosial dan politik kebangsaan santri juga harus diasah dengan pemberdayaan ekonomi kerakyatan, peningkatan kualitas pendidikan, dan perlindungan kepada orang-orang yang membutuhkan, khususnya kaum miskin-papa. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 15 September 2010

200 Pemuda Ikuti Diklatsar GP Ansor Tapanuli Tengah

Tapanuli Tengah, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekitar 200 pemuda NU mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Dasar Barisan Ansor Serbaguna (Diklatsar Banser) yang digelar GP Ansor di Pandan, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara Rabu- Sabtu (26-29). Mereka berasal dari Pimpinan Anak Cabang NU se-Tapanuli Tengah.

Materi kegiatan, selain penguatan fisik peserta, ke-NU-an, juga diisi dengan materi kepemimpinan dan berbagai materi kepemudaan lainnya. Kegiatan tersebut dirangkai dengan pelantikan Satkorcab Banser GP Ansor NU Tapanuli Tengah.

200 Pemuda Ikuti Diklatsar GP Ansor Tapanuli Tengah (Sumber Gambar : Nu Online)
200 Pemuda Ikuti Diklatsar GP Ansor Tapanuli Tengah (Sumber Gambar : Nu Online)

200 Pemuda Ikuti Diklatsar GP Ansor Tapanuli Tengah

Ketua Pimpinan Cabang GP Ansor NU Tapanuli Tengah Sahwi Sigalingging dalam kata sambutan mengingatkan, bahwa peranan generasi muda dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara sangatlah menentukan wajah negeri ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Jika generasi muda tidak dibekali ilmu dan taqwa, maka akan hancurlah tatanan masyarakat yang sudah terbina dengan baik,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara Ketua PC NU Tapanuli Tengah H. Syafwanudin Cane mengingatkan, GP Ansor NU harus bisa mewarisi nilai-nilai perjuangan pendiri Jamiyah NU Hadratussyaikh KH Hasyim Ashari yang tidak hanya menegakkan ajaran aswaja-NU, melainkan mengawal dan menjaga NKRI dari rongrongan penjajah.

“Generasi NU tidak boleh cengeng dan banyak mengeluh. Sebagai kader ulama harus mempersiapkan diri menjadi pemuda yang tangguh dan kuat,” imbaunya.

Ia menambahakan, pemuda NU, tidak hanya sebatas kuat fisik, tapi juga harus cerdas dalam menyikapi dinamika kehidupan dalam era modern saat ini. “Persiapkan diri kalian secara mapan dalam berorganisasi, agar tidak menjadi generasi yang peminta-minta dalam setiap kegiatan.”

Syafwanuddin menambahkan, marwah organisasi harus dijaga, jangan memanfaatkan organisasi menyimpang dari tujuan GP Ansor NU.

Diklatsar Banser dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati H. Syukran J. Tanjung. Dalam sambutannya, ia  menyambut baik serta memberikan apresiasi kepada PC GP Ansor NU sebagai wadah generasi muda dalam mengembangkan diri menjadi lebih baik.

Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, kata dia, sangat mendukung kegiatan kepemudaan dan mengajak anak-anak muda NU menjadi mitra pemerintah dalam mewujudkan pembangunan berbagai sektor kehidupan di Tapanuli Tengah.

Acara pembukaan Diklatsar Banser ditutup dengan doa oleh Al-Ustadz H. Kifli Al Mujahid Batubara. Turut hadir dalam undangan, uspida plus dan berbagai organisasi kepemudaan yang lainnya.

Pendidikan Latihan Dasar Bantuan Ansor Serbaguna (Diklatsar Banser) merupakan salah satu penguatan fisik bagi generasi muda NU (red: GP. Ansor NU). Sebagai pemuda NU, Banser merupakan benteng ulama dalam mensyiarkan ajaran islam ahlussunah wal jamaah-NU (aswaja-NU).

Redaktur      : Abdullah Alawi

Kontributor  : Syafwan Cane

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Tegal, Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 09 September 2010

PCNU Blitar Kunjungi Rutin Pengurus Wakil Cabang

Blitar, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Blitar mengoptimalkan kunjungannya terhadap pengurus MWCNU di Blitar. untuk membahas persoalan organisasi dan keumatan, mereka berkunjung setiap akhir pekannya.

Kunjungan pekan ini jatuh pada giliran MWCNU kecamatan Sanankulon, Blitar, Jawa Timur, (18/1). "Kunjungan berlangsung sejak dhuhur hingga pukul 4 sore di kantor MWCNU Sanankulon desa Kalipucung," kata Ketua PC Lazisnu Blitar, Abdullah Muzakki.

PCNU Blitar Kunjungi Rutin Pengurus Wakil Cabang (Sumber Gambar : Nu Online)
PCNU Blitar Kunjungi Rutin Pengurus Wakil Cabang (Sumber Gambar : Nu Online)

PCNU Blitar Kunjungi Rutin Pengurus Wakil Cabang

Ketua PCNU Blitar KH Masdain Rifai Ahyad mengingatkan pentingnya menjaga kontinuitas komunikasi antarpengurus NU. "Semakin sering melakukan koordinasi, maka kian banyak persoalan jamaah dan jamiyah yang dapat diselesaikan," terang Kiai Masdain.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada kesempatan kunjungan ini, sejumlah prioritas program PCNU Blitar dibahas. "Termasuk di jajaran lembaga, badan otonom serta lajnah yang ada di kepengurusan NU Blitar," kata Kiai Masdain.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kehadiran para pimpinan lembaga, lajnah, dan badan otonom ini, sambung Kiai Masdain, sangat membantu. Karena, seluruh program dan perkembangannya bisa didiskusikan dengan kepengurusan MWCNU.

"Kesulitan yang dihadapi kepengurusan di tingkat MWCNU dapat dicari formulanya dalam kegiatan ini," pungkasnya. (Saifullah/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 25 Agustus 2010

Ansor Semarang Polisikan Pemfitnah Ketum PBNU di Medsos

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pemilik akun Facebook yang diberi nama Ummu Izzah Mujahidah (UIM) diduga sering menghina Presiden Joko Widodo dan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Hal ini mendorong Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Semarang bersama Banser setempat menempuh jalur hukum.

“Sudah lama kita lihat dinding FB UIM berisi kata-kata yang provokatif dan fitnah,” kata Sekretaris PC GP Kota Semarang Rahul Saiful Bahri saat melaporkan ke Polrestabes Semarang Jl Dr Sutomo IV Barusari Semarang Selatan, Jumat (4/8) malam. Tindakan mengunggah status medsos demikian dianggap sebagai tindakan tidak menyenangkan dan mencemarkan nama baik tokoh nasional.

Ansor Semarang Polisikan Pemfitnah Ketum PBNU di Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Semarang Polisikan Pemfitnah Ketum PBNU di Medsos (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Semarang Polisikan Pemfitnah Ketum PBNU di Medsos

Dua hari kemarin tampak postingan yang jelas-jelas menghina Jokowi dan Ketum PBNU di atas gambar uang kertas lima ribu dan foto Jokowi bersama Kiai Said. Tertulis di situ percakapan palsu di antara keduanya.

“Ada kalimat ‘JENGGOT GAMIS SORBAN GOBLOK’ di atas foto Kiai Said,” kata Rahul. Tulisan dengan pola dialog Kiai Said dengan Jokowi juga terlihat jelas. “Pak Jokowi tolong diganti yang pakai peci seperti saya,” lanjutnya sambil menunjukkan teks itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kemudian di atas foto Jokowi tertulis “bisa diatur Yai yang penting dukung saya”. Di akhir foto tertulis kata “akhirnya keluar uang baru” dengan gambar uang kertas dengan foto KH Idham Chalid, mantan Ketum PBNU. “Itu tampak jelas bahwa UIM merendahkan simbol negara dan melecehkan kiai yang jadi panutan nahdliyyin se-Indonesia” tegas Rahul. Sayangnya mulai hari Kamis malam (3/8/2017) FB UIM sudah tidak aktif lagi.

Di hadapan petugas piket Polrestabes Semarang dijelaskan bahwa UIM hanya nama samaran dari seorang wanita yang tinggal di Perumahan Permata Hijau Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Nama pemiliki FB sudah kita serahkan polisi. “Terima kasih atas pengaduan ini, karena ini wilayah cyber maka kami sarankan langsung ke Polda Jateng agar lebih cepat ditangani,” kata anggota polisi. Dengan didampingi Tuts Pitoyo, anggota Intel Polrestabes Semarang mengadu ke Polda Jateng Jl Pahlawan No 1 Kota Semarang.

Di Polda Jateng, pelapor diterima petugas piket SPKT. Komandan Banser Kota Semarang Suharmanto menyampaikan kronologi dugaan penghinaan Presiden dan Ketum PBNU kepada petugas piket. “Pemilik FB UIM ini meresahkan dan kami merasa tersinggung karena dia menghina simbol negara dan kiai, maka kami adukan ke Polda sesuai arahan Polrestabes,” tegasnya.

Karena ini ranah IT, maka unit cyber crime Ditreskrimsus Polda Jateng turut mendampingi pengaduan ini. “Pengaduan ini kami terima dengan baik dan pelapor diminta melengkapi form laporan dan bukti screenshot,” ujar anggota Polda. (Red: Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, Meme Islam, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 24 Agustus 2010

Siswa Madrasah Wakili Indonesia di Olimpiade Internasional

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Madrasah kembali membawa nama harum Indonesia di kancah Internasional. Setelah berhasil meraih prestasi pada olimpiade sains nasional yang berlangsung di Yogyakarta beberapa hari lalu, salah satu ? siswa madrasah didaulat menjadi duta Indonesia di kancah olimpiade sains tingkat dunia.?

Siswa Madrasah Wakili Indonesia di Olimpiade Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Siswa Madrasah Wakili Indonesia di Olimpiade Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Siswa Madrasah Wakili Indonesia di Olimpiade Internasional

Adalah Muhammad Ahdillah Fadlila Dayajati, siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Insan Cendekia (IC) Gorontalo terpilih menjadi salah satu duta Indonesia dalam International Olympiad on Astronomy and Astrophysics (IOAA) tahun 2015. Ajang bergengsi tingkat dunia ini akan berlangsung di Magelang pada tanggal 26 juli – 4 Agustus 2015, seperti dikutip dari situs kemenag.go.id.

Perjuangan Fadhil, begitu biasanya ia disapa, tidaklah mudah. Dia memulai prestasi olimpiade sejak masih duduk di kelas X dan XI di MAN Insan Cendekia Gorontalo. Saat itu, Fadhil berhasil mendapatkan medali perunggu dalam ajang OSN tahun 2013 di Bandung. Tidak ? menyerah sampai disitu, Fadhil terus belajar dengan giat, dan akhirnya berhasil mendapatkan medali emas setahun kemudian, tepatnya dalam ajang OSN 2104 yang berlangsung di Mataram NTB.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mendapat medali emas OSN 2014 bukanlah akhir dari perjuangan Fadhil. Setidaknya ada tiga tahapan seleksi menuju IOAA yang harus dilaluinya, yaitu: pelatnas tahap 1 atau 30 besar yang diadakan di Bandung pada Oktober – November 2014, pelatnas tahap 2 atau 22 besar pada Maret 2015, dan pelatnas tahap 3 atau 16 besar pada April – Mei 2015.?

Setelah mengikuti pelatnas ketiga yang merupakan penentu ke tahap internasional, akhirnya Muhammad Ahdillah Fadlilla DJ berhasil menjadi yang terbaik dan masuk sebagai MAIN TEAM (TIM UTAMA) yang akan berlaga di ajang IOAA tahun 2015 bersama beberapa siswa lainnya. Tim Nasional Indonesia untuk mengikuti IOAA 2015 di Magelang tanggal 26 Juli – 4 Agustus 2015 terdiri dari ? 10 siswa ? yang terbagi ? dalam 2 ? Tim (Main Team dan Guest Team) dan ? masing-masing terdiri dari 5 (lima) siswa. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Prestasi Muh. Ahdillah Fadlilla DJ tak luput dari perhatian Direktur Pendidikan Madrasah kemenag RI. ?

“Kami sangat mengapresiasi prestasi ananda Muh. Fadlilla yang mampu bersaing dan menjadi duta Indonesia dalam ajang IOAA tahun ini. Kami senantiasa mendorong madrasah untuk terus berprestasi dan menjadi kiblat pendidikan di Tanah Air,” papar M. Nur Kholis, Jakarta, Senin (06/01). Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta ini berpesan agar prestasi yang ditorehkan siswa MAN Insan Cendekia Gorontalo ini dapat memacu semangat madrasah lain agar terus berprestasi.?

Sementara itu, Kepala MAN IC Gorontalo Moh. Naim mengatakan bahwa prestasi tersebut merupakan buah dari kerja keras semua pihak, khususnya tim olimpiade dan guru pembina olimpiade dalam menggembleng peserta didik sejak kelas X. Ini juga buah perhatian dari Kanwil Kementerian Agama Provinsi Gorontalo, Dinas Dikpora Provinsi Gorontalo serta Direktorat Pendidikan Madrasah Kementerian Agama RI.?

“Terima kasih kepada semua pihak dan mohon doanya agar ananda Fadlilla bisa sukses memperoleh medali di ajang IOAA 2015 ini,” harapnya. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional, Sholawat PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 18 Agustus 2010

Ini Maklumat Kebangsaan dari Pesantren Al-Hikam

Depok, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Selama 3 hari pelaksanaan Sarasehan Nasional Ulama dan Cendekiawan Pesantren di Pondok Pesantren Al-Hikam, Depok, menghasilkan maklumat kebangsaan untuk perbaikan bangsa dan negara. Maklumat itu dibacakan oleh pengasuh pondok pesantren Al-Hikam, KH Hasyim Muzadi pada acara penutupan, Ahad (9/2).

Hasyim mengatakan, para ulama dan kiai telah mendapatkan materi dari para tokoh yang berkompeten. Dari situlah kemudian lahir maklumat kebangsaan yang diharapkan dapat memperbaiki kondisi bangsa Indonesia ke depan.

“Kita juga telah melahirkan rekomendasi dari beberapa sidang komisi yang menjadi maklumat kebangsaan. Sebagai suatu hal yang penting bagi kemajuan bangsa dan negara Indonesia tercinta ini,” ujar Rais Syuriyah PBNU ini.

Ini Maklumat Kebangsaan dari Pesantren Al-Hikam (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Maklumat Kebangsaan dari Pesantren Al-Hikam (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Maklumat Kebangsaan dari Pesantren Al-Hikam

Para Ulama dan cendekiawan muslim, katanya, telah merenungkan 15 tahun perjalanan masa reformasi. Dari situlah kemudian diketahui bahwa sampai saat ini masih banyak cita cita reformasi yang belum tercapai.

“Menjelang Pemilu 2014, banyak hal yang menjurus kepada kecurangan dan manipulasi sehingga harus diatasi. Jika tidak, maka akan terjadi konflik setelah pemilu, dan mengancam keselamatan rakyat,” katanya.

Dalam bidang hukum dan pemberantasan koruspi, Hasyim mengatakan, bahwa dukungan terhadap gerakan pemberantasan korupsi harus terus dilakukan. Namun, KPK harus didukung oleh semua masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menekankan, bahwa korupsi bisa diberantas secara bertahap dengan program gerakan nasional anti korupsi. "Jadi, tidak cukup hanya diserahkan pada komisi, tapi harus didukung gerakan nasional. Langkah ini membutuhkan waktu yang lama dan harus bertahap seperti negara lain yang berhasil. KPK jadi trigger atau pemicu awal dalam pemberantasan korupsi,” ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, Indonesia masih memerlukan peran ulama dan kiai. Oleh Karena itu, ia berharap ulama tak tergerus oleh keadaan dengan tetap menjaga kewibawaannya di mata masyarakat. "Kalau Ulama sudah hilang muruah-nya, maka akan terjadi kegoncangan di masyarakat,” terangnya.

Dalam situasi negara yang sedang karut marut, terangnya, ulama harus tetap konsisten mengawal umat. Artinya, ulama tak boleh tinggal diam melihat keadaan bangsa dan negara yang tak menentu arahnya seperti saat ini.

“Silahkan para kiai menyimpulkan sendiri apa yang harus dilakukan dari maklumat kebangsaan ini atau ijma; sukuti (diam saja),” paparnya.

Sebagai tuan rumah acara, Hasyim sangat senang melihat antusiasme 300 peserta sarasehan tersebut. “Melihat antusias dari acara ini, ada permintaan agar kegiatan serupa diadakan secara berkala. Sebab, ini adalah bagian dari upaya memperteguh semangat dan persatuan Negara Republik Indonesia yang kita cintai,” tandasnya.

Sarasehan ini menghadirkan para pembicara. Diantaranya Muhamimin Iskandar, Rokhmin Dahuri, pengamat politik Yudi Latif, perwakilan KPK, perwakilan dari Kapolri dan Panglima TNI. Selain itu hadir pula Mahfud MD, Jusuf Kalla, Rizal Ramli, Marzuki Alie, Ahmad Heryawan, Hatta Radjasa dan Jimly Asshidiqi.

Sarasehan yang digelar sejak Jumat lalu itu, ditutup oleh Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Selanjutnya, diprakarsai Hasyim Muzadi, sarasehan serupa akan digelar di daerah-daerah dengan mendatangkan para pembicara dari tingkat pusat. Dalam waktu, kegiatan itu akan digelar di Jawa Barat. (Red: Anam)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 17 Agustus 2010

Pedagang Batu Akik Buka Lapak di Area Munas-Konbes NU 2014

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sejumlah penjual atribut ke-NUan berjajar menghadapi meja di area Munas-Konbes NU 2014 di halaman Gedung PBNU, Sabtu (1/11) siang. Sejumlah produk tertata rapi di atas meja yang antara lain menampung kaos bergambar wajah kiai NU, batik, poster, stiker, buku, hingga gantungan kunci yang menunjukkan arah kiblat sembahyang. Di jajaran trotoar Gedung PBNU, penjual batu akik hadir di salah satu barisan pedagang.

Andri, pria berkaos hitam itu mencoba peruntungan penjualannya di tengah hilir-mudik peserta Munas-Konbes NU dan warga yang ingin melihat jalannya sidang. 

Pedagang Batu Akik Buka Lapak di Area Munas-Konbes NU 2014 (Sumber Gambar : Nu Online)
Pedagang Batu Akik Buka Lapak di Area Munas-Konbes NU 2014 (Sumber Gambar : Nu Online)

Pedagang Batu Akik Buka Lapak di Area Munas-Konbes NU 2014

“Saya berkeliling dari kota ke kota untuk menjual akik. Kemarin dari Bengkulu. Sebelumnya dari Medan,” kata Andri menghadapi bentangan papan yang bertaburan batu-batu indah di atasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pria asal Padang ini menggelar lapaknya persis mulut gerbang PBNU. Andri berdua dengan sahabatnya mencoba mengadu nasib lewat berjualan akik yang kini digandrungi banyak warga mulai dari remaja hingga setengah tua.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mengaku baru setahun berjualan akik melihat belakangan ini tingginya permintaan warga Indonesia terhadap akik. Selain kaos, batik, dan gantungan kunci, cincin akik merupakan salah satu ciri khas kiai NU dan Nahdliyin. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional, Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 07 Agustus 2010

Pak Ud Wasiati NU agar Hadang Ideologi Transnasional

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tidak ada yang tahu bahwa pengasuh Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KHM Yusuf Hasyim, beberapa lama sebelum meninggal, pernah berwasiat kepada Ketua Umum PBNU KHA Hasyim Muzadi untuk menghadang ideologi transnasional, seperti liberalisme Barat dan kekerasan Timur.

"Sim (Hasyim), kami harus dapat memotong ideologi transnasional itu, karena ideologi transnasional itu dapat merusak NU dan Indonesia," ujar Hasyim Muzadi menirukan wasiat almarhum Pak Ud.

Pak Ud Wasiati NU agar Hadang Ideologi Transnasional (Sumber Gambar : Nu Online)
Pak Ud Wasiati NU agar Hadang Ideologi Transnasional (Sumber Gambar : Nu Online)

Pak Ud Wasiati NU agar Hadang Ideologi Transnasional

Itulah ungkapan Hasyim Muzadi saat berpidato dalam peringatan 100 hari wafatnya Pak Ud di kantor PWNU Jatim, Surabaya (29/4), yang dihadiri Ir KH Solahuddin Wahid (pengasuh Tebuireng), KH Tholchah Hasan (mantan Menag), dan Slamet Effendy Yusuf (politisi Golkar/ mantan Ketua Umum PP Ansor).

Menurut mantan Ketua PWNU Jatim itu, Pak Ud menilai ideologi transnasional itu sama-sama berbahaya, baik ideologi transnasional yang datang dari Barat maupun dari Timur.

"Karena itu, pemerintah juga harus ’memotong’ masuknya ideologi transnasional itu, sebab liberalisme dari Barat maupun Islam ideologis dari Timur juga sama-sama merusak. Pemerintah harus menggunakan Pancasila sebagai ideologi yang membatasi," paparnya.

"Pak Ud itu selalu bervisi NU, baik beliau menjadi pengurus atau tidak, karena itu saya kira apa yang dilakukan dan disampaikan patut dipegang teguh. Akhirnya, saya berkeliling ke Barat dan Timur Tengah untuk mengkampanyekan NU sebagai ideologi alternatif," ucapnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hasyim pun menyebut kedatangannya ke "ground zero" di New York, AS (lokasi pengeboman WTC pada 9-11-2001) untuk menolak "kekerasan" dari Islam ideologis dan kedatangannya ke Irak, Iran, dan Palestina untuk menolak "kekerasan" dari liberalisme ala Barat. (ant/eko)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Fragmen, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 03 Agustus 2010

Naik Haji ‘Bersama’ Kekasih Allah

Ibadah haji menempati urutan terakhir dari beberapa rentetan rukun Islam, haji sedikit berbeda dengan rukun-rukun Islam yang lain. Ibadah haji hanya diwajibkan sekali seumur hidup, dan itupun berlaku kepada orang yang mampu saja, baik secara fisik maupun materi. Keadaan atau keputusan Islam ini memacu semangat juang sebagian kaum muslim yang berada pada taraf ekonomi menengah ke bawah, mereka berusaha sekuat tenaga dan sabar dalam mengumpulkan dana untuk menjadi tamu Allah.

Pada tahun 2017 ini, ada beberapa kisah calon jamaah haji yang taraf ekonominya bisa dibilang cukup rendah, akan tetapi mereka berhasil mendaftar haji dengan menabung selama puluhan tahun. Di Klaten Jawa Tengah misalnya, Ngadiman Yitno Samito, seorang tukang becak ini berhasil melaksanakan rukun Islam yang terakhir setelah menabung selama 20 tahun dari hasil mengayuh becak. Lebih lama menabung dari Ngadiman, ada Mansyur yang berprofesi sebagai tukang jahit, pria yang berasal dari Banjarnegara Jawa Tengah itu bisa melaksanakan ibadah setelah menabung selama 27 tahun. Selain untuk membiayai keluarga, hasil kerja keras dari usaha kecil-kecilan mereka sisihkan untuk menabung. Sungguh proses dan usaha yang begitu lama mereka lakukan hanya untuk memenuhi rukun Islam yang kelima.

Perjuangan dan kerja keras untuk mengunjungi Rumah Allah tidak hanya terjadi pada sebagian warga Indonesia saat ini, akan tetapi Nabi Muhammad dan para sahabatnya dulu juga mengalami hal serupa. Pada tahun 6 H/628 M Rasulullah bersama sekitar 1.400 kaum Muslim yang berangkat dari Madinah berniat untuk mengunjungi Makkah, setibanya di Hudaibiyah kedatangan mereka ditolak oleh kaum musyrik Quraisy yang menguasai kawasan Makkah waktu itu. Terjadilah perundingan di antara kedua belah pihak, dan disepakati beberapa perjanjian Hudaibiyah, salah satunya Rasulullah beserta rombongannya baru bisa mengunjungi Kota Makkah selama tiga hari pada tahun berikutnya (hal. 255).

Naik Haji ‘Bersama’ Kekasih Allah (Sumber Gambar : Nu Online)
Naik Haji ‘Bersama’ Kekasih Allah (Sumber Gambar : Nu Online)

Naik Haji ‘Bersama’ Kekasih Allah

Perjalanan panjang yang sangat melelahkan harus ditambah dengan kekecewaan yang mendalam, Umar ibn Al-Khattab termasuk sahabat yang merasa tidak puas dengan isi perjanjian Hudaibiyah, karena kaum Muslim seperti direndahkan, padahal kaum Muslim berada pada kebenaran sedang orang-orang musyrik berjalan di atas kebatilan. Umar ibn Al-Khattab pun mengajukan beberapa keberatannya kepada Rasulullah dan Abu Bakar, akan tetapi Rasulullah tetap berpegang pada isi perjanjian Hudaibiyah, sehingga pada tahun itu beliau bersama rombongannya harus kembali ke Madinah.

Hal ini nampaknya memberikan isyarat kepada kaum Muslim, bahwa terkadang memang tak mudah untuk menapakkan kaki di Tanah Suci Makkah, butuh perjuangan dan tekad yang bulat, apalagi bagi mereka yang memiliki taraf ekonomi rendah. Kisah Ngadiman Yitno Samito dan Mansyur di atas mungkin sedikit bisa memberikan motivasi bagi mereka yang taraf ekonominya rendah tetapi memiliki keinginan yang luar biasa untuk menjadi tamu Allah.

Dalam sejarah disebutkan bahwa Rasulullah pertama kali melaknasanakan ibadah haji pada tahun 10 H. pada akhir-akhir bulan Dzulqa’dah Rasulullah mulai berkemas-kemas untuk berangkat, menyiapkan bekal perjalanan, memakai wangi-wangian, dan mengenakan mantel. Sebelum niat berihram, beliau terlebih dahulu mandi, kemudian ‘Aisyah binti Abu Bakar Al-Siddiq memercikkan wewangian ke tubuh dan kepala beliau, hingga tetesan wewangian itu terlihat meleleh di anak-anak rambut dan jenggot, dan beliau tidak membasuh tetesan wewangian itu. Pada tanggal 4 Dzulhijjah 10 H, setelah memasuki Masjid Al-Haram beliau langsung melaksanakan tawaf mengelilingi Ka’bah, lalu dilanjutkan dengan melaksanakan sa’i antara Shafa dan Marwah tanpa bertahallul, karena beiau berniat melaksanakan Haji Qiran (hal. 268).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain menjelaskan tentang bagaimana kisah Rasulullah bersama para sahabat menunaikan ibadah haji yang dikemas dalam 20 bab, penulis juga mengutip pesan Ali Syariati dalam karyanya, Haji. Menurut Ali Syariati, yang terpenting dari ibadah haji adalah kesungguhan untuk menangkap pesan sejarah dari tokoh-tokoh yang diperankan, dengan tokoh utamanya: Nabi Ibrahim. Perjalanan hidup beliau senantiasa dicurahkan hanya kepada Allah, meski begitu beliau tetap harus menerima beberapa cobaan dan ujian dari Allah, dengan diperintahkannya menyembelih putra kesayangannya (hal. 251).?

Dengan kata lain, Muslim sejati dan apalagi sudah berpredikat sebagai “pak haji” harus selalu tabah dan memasrahkan semuanya kepada Allah ketika ia ditimpa suatu musibah, bisa saja saat itu Allah menguji kesabarannya. Muslim sejati tidak bisa berlomba-lomba dengan ketetapan dan ketentuan Allah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ibadah haji juga sebagai simbol kesederajatan sesama manusia, karena pada waktu pelaksanaannya semua jamaah haji sama-sama berdiri di hadapan Khalik-Nya dalam pakaian yang sama, tanpa perbedaan satu dengan yang lain. Sikap ini selayaknya harus tetap dipelihara sampai kembali pada kampung halamannya, sehingga “pak haji” tidak merasa “tinggi” sendiri dan tidak serta merta merendahkan dan apalagi menghina orang-orang di sekitarnya. Para kerabat, sanak family, dan tetangga sebenarnya mengharap “pak haji” atau orang yang pulang dari Tanah Suci sebagai sosok Nabi Ibrahim di kampung halaman mereka.

Data Buku

Judul : Pesona Ibadah Nabi: Shalat, Zakat, Puasa, Haji

Penulis : Ahmad Rofi’ Usmani

Penerbit : Mizan Pustaka

ISBN : 978-602-1337-35-6

Tebal : 346 Halaman

Peresensi: Saiful Fawait, Mahasiswa Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika), Sumenep.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Halaqoh, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kesaksian Gus Mus Tentang KH Ali Maksum

Bantul, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Di mata KH. A Mustofa Bisri, KH. Ali Maksum adalah seorang kiai yang tidak hanya memiliki keilmuan tinggi tetapi juga dermawan terhadap para santri.

Kesaksian Gus Mus Tentang KH Ali Maksum (Sumber Gambar : Nu Online)
Kesaksian Gus Mus Tentang KH Ali Maksum (Sumber Gambar : Nu Online)

Kesaksian Gus Mus Tentang KH Ali Maksum

Pejabat Rais Aam PBNU yang akrab disapa Gus Mus ini menyampaikan hal tersebut dalam acara Haul KH. Ali Maksum Ke-25 di Pondok Pesantren Ali Maksum Krapyak, Panggungharjo, Sewon, Bantul, Senin (10/3).

“Hanya di pesantren Krapyak sini, santri kehabisan uang malah pinjam kiainya. Dulu itu, di setiap sudut pesantren dipasangi speaker timbal balik. Ketika Pak Ali ngendikan (bicara), bisa didengar santri dan begitu pun sebaliknya. Jadi Pak Ali itu tahu semua tingkah polah santri-santri. Jika ada santri yang malu-malu pinjam sama Pak Ali, santri itu bicara ? di dekat speaker. Bilang kalau enggak punya uang. Masyaallah, Pak Ali yang mendengar keluhan santri tersebut langsung meminjaminya. Kalau tidak Pak Ali tidak mungkin ada,” kenang Gus Mus.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tidak hanya itu saja, kedermawanan KH. Ali Maksum juga tampak ketika Rais Aam PBNU 1980-1984 ini mengikhlaskan semua barang-barangnya yang diambil oleh santri. “Semua barangku yang diambil oleh santri, saya halalkan. Asalkan tidak ketahuan,” tutur Gus Mus menirukan ucapan KH. Ali Maksum yang disambut gelak tawa para jamaah.

Selain dermawan, Gus Mus juga mengatakan bahwa KH. Ali Maksum merupakan seorang kiai yang hafal seluruh nama santri-santrinya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kiai Ali itu hafal semua nama santri. Kalau ada haulnya Kiai Munawwir atau acara mantenan, semua santri itu dikasih undangan dan ditandatangani langsung oleh Kiai Ali. Jadinya nggak enak kalau tidak datang,” ujar Gus Mus.?

Tidak hanya itu saja, Gus Mus juga mengatakan bahwa Kiai Ali adalah satu-satunya kiai yang dipanggil bapak oleh semua santri. Saking sayangnya terhadap para santri-santrinya. (Nur Rokhim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 27 Juli 2010

STISNU Nusantara Peringati Haul Gus Dur bersama Bu Shinta

Tangerang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Haul ke-7 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) diperingati oleh banyak elemen di berbagai daerah, tak terkecuali Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang, Banten.

Sabtu (14/1), STISNU Nusantara menggelar acara tahunan ini di kampus setempat, Tangerang, dengan menghadirkan istri almarhum Gus Dur, Nyai Sinta Nuriyah Rahman Wahid.

STISNU Nusantara Peringati Haul Gus Dur bersama Bu Shinta (Sumber Gambar : Nu Online)
STISNU Nusantara Peringati Haul Gus Dur bersama Bu Shinta (Sumber Gambar : Nu Online)

STISNU Nusantara Peringati Haul Gus Dur bersama Bu Shinta

H. Muhamad Qustulani, ketua panitia yang juga wakil ketua bidang akademik di STISNU Nusantara Tangerang, menjeleaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan inisiatif Gusdurian Kota Tangerang bersama para mahasiswa STISNU Nusantara yang kangen terhadap Gus Dur.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Iyah, jadi tema haulan Gus Dur di Tangerang (adalah) “Kangen Gus Dur”, kangen sosoknya yang mukhlis beragama, ajarannya yang penuh dengan cinta dan kasih sayang, pemikiran dan keilmuan yang tabahhur, luas dan penuh kemanfaatan, celotehannya penuh canda dan makna, sehingga kita semua kangen Gus Dur," ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sebab itu, di tengah kondisi negeri yang sedang sakit, penuh fitnah, dan saling menghujat, apalagi di dunia maya (media sosial), maka pemikiran Gus Dur untuk Indonesia pantas kita gunakan dan aplikasikan, dengan mengedepankan persatuan dan penuh kasih sayang,” tambahnya.

Bu Sinta, sapaan akrab Nyai Sinta Nuriyah, mengaku tiap kali menghadiri haul Gus Dur ia merasa sedih dan haru. Sedih karena kangen dengan sosoknya, haru karena banyak orang masih cinta Gus Dur, termasuk orang-orang yang dahulu menghina dan mencaci Gus Dur.

Ia juga mengaku perihatin atas kondisi bangsa saat ini yang mudah disulut isu serta informasi yang dapat merusak persatuan dan kesatuan. Rakyat saeakan sulit melakukan tabayun dan mencari informasi berimbang.

“Maka yang bisa dilakukan yaitu dengan cara kembali mengulang memori tentang ajaran-ajaran Gus Dur yang penuh kasih dan sayang, menunjukan Islam ramah bukan yang marah. NKRI harga mati," tegasnya.

KH Edi Junaedi Nawawi, Mustasyar PCNU Kota Tangerang dalam tausiyahnya menjelaskan tentang makna dari tahlilan, "la ilaha illallah", bahwa tidak ada Tuhan yang akan mengampuni kesalahan almagfurllah KH Abdurrahman Wahid bin KH Abdul Wahid Hasyim kecuali Allah. Sebab itu, insya Allah almarhum almagfurlah dalam kebahagiaan dan kesenangan di sisi Allah, dan ajaran-ajaranya pun dapat dirasakan untuk kita (rakyat), agama, bangsa, dan negara.

Acara ditutup? ? dengan doa oleh KH Edi Junaedi Nawawi. Hadir pada acara tersebut KH A. Syubakir Toyib (Pembina Gusdurian setempat), KH Aliyuddin Zen Pandawa (Murabbi Ruh STISNU Nusantara), KH Arif Hidayat (Katib Syuriah PCNU Kota Tangerang), KH A. Bunyamin (Ketua PCNU Kota Tangerang), KH Dedi Miftahudin (Ketua ISNU Kota Tangerang), Rudi (perwakilan Boen Tek Bio), Nur Asyik (Ketua Gusdurian Kota Tangerang), Khoirul Huda (Ketua GP Ansor Kabupaten Tangerang), dan para ulama lainnya bersama warga Nahdliyin serta mahasiswa STISNU Nusantara. (Red: Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 18 Juli 2010

Pendekar Pagar Nusa Juga Bantu Korban Banjir

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Para pendekar yang tergabung di Pencak Silat Nahdlatul Ulama Pagar Nusa juga membantu warga korban banjir di bantaran Ciliwung Kelurahan Bidaracina, Jatinegara, Jakarta.

Pendekar Pagar Nusa Juga Bantu Korban Banjir (Sumber Gambar : Nu Online)
Pendekar Pagar Nusa Juga Bantu Korban Banjir (Sumber Gambar : Nu Online)

Pendekar Pagar Nusa Juga Bantu Korban Banjir

Menurut Sekretaris Umum Pagar Nusa, M. Nabil Harun, timnya sudah dari hari Selasa mendirikan Posko banjir di kelurahan tersebut.

“Kami akan tetap di Posko sampai banjir benar-benar usai,” katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di Posko Pagar Nusa, Ahad, (20/01).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nabil menambahkan, membantu korban banjir adalah bagian dari jiwa kependekaran yaitu sikap setia kawan dan tolong-menolong kepada sesama yang membutuhkan. “Dan tentunya tanpa melihat latar belakangnya,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sejak didirikan, Posko tersebut jadi tempat distribusi bantuna bahan makanan, minuman untuk warga. Hari ini Pagar Nusa kembali akan menyalurkan bantuan yang disumbang Kemenakertrans.

Salah satu kesaksian warga kepada pandekar Pagar Nusa disampaikan salah seorang anggota Forum Pemuda Bidaracina, Andi Candra. “Selasa malam, Pagar Nusa datang dengan dua perahu karet untuk membantu evakuasi warga,” terangnya.

Lebih jauh, pria berusia 38 tahun menjelaskan, Kelurahan Bidaracina dilanda banjir setidaknya 5 tahun sekali. “Yang terparah tahun 2002 dan 2007,” katanya.

Seperti diketahui, sejak hari Senin lalu, 3 RW yaitu RW 2, 3, dan 15, dilanda banjir. Sekitar 500 warga mengungsi di kantor-kantor RW, di sekolah dan rumah-rumah sekitar yang tidak terkena banjir.

Dalam pantauan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, siang ini Ciliwung sudah surut. Sementara warga sibuk membersihkan lumpur yang memenuhi rumah mereka. “Membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk membersihkannya,” pungkas Andi.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis ? ? : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 17 Juli 2010

PBNU: Proses Berdemokrasi Jangan Dirusak dengan Isu SARA

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj memberi perhatian terhadap proses demokrasi yang sudah berjalan dengan baik di Indonesia. Namun, ia juga tidak memungkiri, demokrasi saat ini telah tercoreng dengan penggunaan isu SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).

PBNU: Proses Berdemokrasi Jangan Dirusak dengan Isu SARA (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU: Proses Berdemokrasi Jangan Dirusak dengan Isu SARA (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU: Proses Berdemokrasi Jangan Dirusak dengan Isu SARA

Setidaknya menurut Kiai Said, isu SARA ini terlihat ketika perhelatan Pilkada Provinsi DKI Jakarta untuk memilih gubernur dan wakil gubernur 2017 lalu. Demokrasi yang jujur dan fair harus dijaga mengingat 2018 juga dihelat pilkada di 171 daerah dan 2019 memasuki pemilihan presiden dan legislatif.

Dalam berdemokrasi, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah Ciganjur, Jakarta Selatan ini menyayangkan sejumlah kelompok masih kerap menggunakan SARA, agama jadi isu untuk kepentingan politik sesaat.

“Demokrasi silakan, misal ada dua calon, nggak seneng ini gak usah dipilih, nggak seneng si A gak usah dipilih, gak seneng si B gak usah dipilih, buat apa harus menggunakan isu agama dan SARA, jangan sampai memburu kekuasaan yang hanya lima tahun tetapi merusak tatanan kebangsaan yang sudah berjalan bertahun-tahun,” tegas Kiai Said, Rabu (3/1) di Jakarta.

“Jadikan bangsa Indonesia dengan jumlah Muslim terbanyak di dunia sebagai kiblat perdamaian, budaya, peradaban bagi dunia internasional,” imbuhnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bercermin dari kasus Pilkada DKI, lanjutnya, kontestasi politik dapat mengganggu kohesi sosial akibat penggunaan sentimen SARA, penyebaran hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian (hate speech).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dan ini semakin parah karena massifnya penggunaan internet dan media sosial,” ungkap guru besar ilmu tasawuf ini.

Maka, tandasnya, PBNU perlu mengimbau warganet (netizen) agar bijak dan arif menggunakan teknologi internet sebagai sarana menyebarkan pesan-pesan kebaikan dan perdamaian, bukan fasilitas untuk menjalankan kejahatan dan merancang permusuhan. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal, Habib, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 13 Juli 2010

GP Ansor Kubu Raya Gelar PKD Perdana

Kubu Raya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebanyak 50 pemuda mengikuti Pelatihan Kader Dasar sebagai kaderisasi jenjang dasar di tubuh GP Ansor. Selama tiga hari, Jumat-Ahad (28-31/8), mereka terlibat secara aktif dalam kegiatan kaderisasi di madrasah Miftahul Huda desa Sungai Malaye yang diadakan untuk pertama kali oleh GP Ansor Kubu Raya, Kalbar.

GP Ansor Kubu Raya Gelar PKD Perdana (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Kubu Raya Gelar PKD Perdana (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Kubu Raya Gelar PKD Perdana

Tampak hadir dalam pembukaan PKD ini ialah Pengurus NU Kubu Raya, Romawi Martien dari PP GP Ansor, Ketua GP Ansor Kalbar Nurdin, Ketua GP Ansor Mempawah Rajuini, Sekda Kubu Raya, Kepala Dinas Kemenag Kubu Raya, PMII Kubu Raya, serta para ulama Kubu Raya.

Selain dari Kubu Raya, peserta PKD juga berasal dari kabupaten Landak, Mempawah, Kota Pontianak, kata Ketua GP Ansor Kubu Raya Junaidi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Junaidi mengharapkan peserta PKD kali ini meneguhkan diri sebagai pelanjut perjuangan ulama terdahulu.

Sementara Nurdin mengingatkan warga NU di Kalbar agar tidak terlena dengan kebesaran warga NU di Indonesia. “Meskipun NU sangat besar dibandingkan organisasi lainnya, hanyak kaderisasi yang bisa dijadikan ukuran kebesaran NU. Karenanya, kaderisasi sangat penting untuk digerakan setiap pengurus daerah.” (Firman/Alhafiz K)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Doa, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 20 Juni 2010

Fungsi Dosen PAI di PTU Diambil Alih Organisasi Kemahasiswaan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebuah keironisan terjadi terkait Pendidikan Agama Islam (PAI) di Perguruan Tinggi Umum (PTU). Peran dan fungsi pendidikan agama lebih banyak dilakukan oleh organisasi-organisasi kemahasiswaan dan organisasi kemasyarakatan dibanding dosen PAI itu sendiri.?

Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Agama (Puslitbang Penda) Balitbang dan Diklat Kemenag RI tahun 2015. Sedangkan pihak PTU sendiri tidak bisa mengontrol setiap kegiatan keagamaan yang dilakukan mereka sehingga penanaman ideologinya pun tak bisa dikendalikan.

Fungsi Dosen PAI di PTU Diambil Alih Organisasi Kemahasiswaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Fungsi Dosen PAI di PTU Diambil Alih Organisasi Kemahasiswaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Fungsi Dosen PAI di PTU Diambil Alih Organisasi Kemahasiswaan

Sedangkan fakta di lapangan yang terjadi selama ini, paham-paham Islam transnasional justru banyak berkembang di PTU. Alasan inilah yang harus menjadi perhatian penuh dosen PAI di PTU agar pemahaman agama tidak bergeser dari semangat kebangsaan Indonesia yang plural.

Kenyataan bahwa pendidikan agama di PTU lebih banyak dilakukan oleh organisasi kemahasiswaan memberikan kesan, peran dan tanggung jawab dosen PAI telah diambil alih oleh organisasi-organisasi tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam penelitian, meskipun diakui bahwa pendidikan agama masih selaras dengan wawasan kebangsaan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Namun, pendidikan agama yang masih sesuai dengan semangat kebangsaan tersebut hanya berlangsung seper sekian menit ketimbang kegiatan dan aktivitas pendidikan agama di luar perkuliahaan.?

Penelitian itu mengungkapkan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang mereka lakukan bersifat transnasional. Seperti yang telah kita mafhumi bersama, ideologi Islam transnasional bertujuan merongrong dasar negara Pancasila. Padahal Pancasila terbukti mampu menyatukan bangsa Indonesia yang majemuk ini.

Penelitian tersebut juga menyatakan, sumber daya manusia (SDM) tenaga pendidik baik kuantitas maupun kualitasnya dan juga dari segi sarana dan prasarana pendidikan agama Islam masih belum maksimal.?

Selain dari segi kuantitas dan kualitas SDM, keberadaan dosen agama masih sangat terbatas. Belum satupun dosen PAI (sasaran penelitian) yang telah mencapai posisi akademik tertinggi yaitu guru besar atau profesor. (Fathoni)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan, Nahdlatul, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 18 Juni 2010

Yang Lebih Buruk dari Fir’aun dan Iblis

Dalam kitab an-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Mishri al-Qulyubi asy-Syafi‘i dikisahkan, suatu kali Iblis mendatangi Fir’aun dan berkata, “Apakah kau mengenaliku?”

“Ya,” sahut Fir’aun.

Yang Lebih Buruk dari Fir’aun dan Iblis (Sumber Gambar : Nu Online)
Yang Lebih Buruk dari Fir’aun dan Iblis (Sumber Gambar : Nu Online)

Yang Lebih Buruk dari Fir’aun dan Iblis

“Kau telah mengalahkanku dalam satu hal.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Apa itu?” Tanya Fir’aun penasaran.

“Kelancanganmu mendaku sebagai tuhan. Sungguh, aku lebih tua darimu, juga lebih berpengetahuan dan lebih kuat ketimbang dirimu. Tapi aku tidak berani melakukannya.”

“Kau benar. Tapi aku akan bertobat,” kata Fira’un.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Jangan buru-buru begitu,” bujuk Iblis la’natullah ‘alaih, “Penduduk Mesir sudah menerimamu sebagai tuhan. Jika kau bertobat, mereka akan meninggalkanmu, merangkul musuh-musuhmu, dan menghancurkan kekuasaanmu, hingga kau tesungkur dalam kehinaan.”

“Kau benar,” jawab Fir’aun, “Tapi, apakah kau tahu siapa penghuni muka bumi ini yang lebih buruk dari kita berdua?”

Kata Iblis, “Ya. Orang yang tidak mau menerima permintaan maaf orang lain. Ia lebih buruk dariku dan darimu.” (Mahbib/Sindikasi Media)





* Dari kitab an-Nawâdir karya Syekh Syihabuddin Ahmad ibn Salamah al-Mishri al-Qulyubi asy-Syafi‘i (Surabaya: Al-Haramain), h. 57

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 17 Juni 2010

Jambore Pelajar-Santri Nusantara Lengkapi Pra-Kongres

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sedikitnya 500 pelajar dan santri akan berkumpul di Bumi Perkemahan Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (28/11). Mereka melaksanakan Jambore Pelajar-Santri Nusantara dan Apel Akbar Corp Brigade Pembangunan (CBP) IPNU.

Kegiatan ini termasuk rangkaian acara Pra-Kongres XVII Ikatan Pelajar Nahdaltul Ulama (IPNU) yang digelar di Palembang, 30 November hingga 4 Desember. Menurut Nurudin, ketua panitia, jumlah tersebut terdiri dari 350 anggota CBP IPNU dan sekitar 200 pelajar dan santri.

Jambore Pelajar-Santri Nusantara Lengkapi Pra-Kongres (Sumber Gambar : Nu Online)
Jambore Pelajar-Santri Nusantara Lengkapi Pra-Kongres (Sumber Gambar : Nu Online)

Jambore Pelajar-Santri Nusantara Lengkapi Pra-Kongres

Dalam jambore atau perkemahan besar tingkat nasional ini, pelajar dan santri akan digembleng dengan sejumlah materi dan latihan-latihan tertentu. Sementara CBP IPNU, selain apel, mereka akan turut mengamankan keberlangsungan acara kongres.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Mereka semua nanti juga akan ada bakti sosial,” ujar Nurudin.

Sejak Mei lalu, Pra-Kongres IPNU dimulai dengan ToT dan Pembentukan Kader Antinarkoba di Bogor, dilanjutkan dengan Workshop Pra-Kongres XVII IPNU di Bandung, serta Pendidikan Latihan Khusus Nasional CBP IPNU di Mojokerto.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rencananya, acara Pra-Kongres IPNU akan ditutup dengan pengajian akbar bertema “Islam itu Indah” bersama Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzadi dan Ust M. Nur Maulana di Masjid Agung Palembang, Jumat (30/11).

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj bersama Menteri Pemuda dan Olahraga RI Andi Mallarangeng dijadwalkan hadir membuka acara.

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 15 Juni 2010

AGH Sanusi Baco: Umat Moderat Ditandai Tiga Ciri

Makassar, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?



Rais Syuriyah NU Sulawesi Selatan Anregurutta KH M Sanusi Baco menjelaskan dakwah wasathiyah, artinya moderat. Secara bahasa berada pada dua sisi, tidak berlebih-lebihan.

AGH Sanusi Baco: Umat Moderat Ditandai Tiga Ciri (Sumber Gambar : Nu Online)
AGH Sanusi Baco: Umat Moderat Ditandai Tiga Ciri (Sumber Gambar : Nu Online)

AGH Sanusi Baco: Umat Moderat Ditandai Tiga Ciri

“Al-wasathiyah bisa dipahami sebagai umat wasathiyah yang berarti umat Islam,” katanya pada Halaqah Dakwah Wasathiyah An Nahdliyah yang digelar PWNU Sulawesi Selatan di auditorium KH Muhyiddin Zain Universitas Islam Makassar, Sabtu (20/5).

Menurut AGH Sanusi, wasathiyah ditandai dengan 3 sifat yakni, umat yang adil, umat yang selalu menegakkan kebenaran, dan umat yang selalu menjaga keseimbangan dalam segala hal.

“Salah satu definisi keadilan adalah keseimbangan antara kewajiban dan hak. Kalau keduanya seimbang, maka itulah umat wasathiyah. Orang yang memiliki sifat wasathiyah biasanya adalah orang pemurah. Jadi orang-orang NU itu semuanya pemurah,” ungkapnya disambut tawa hadirin.

Dalam berdakwah pun, NU senantiasa dengna pendekatan wasathiya, menjaga keseimbangan, menyebarkan nilai-nilai toleransi, serta selalu menganjurkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan Republik Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pemateri halaqah di antaranya Guru Besar UIN Alauddin yang juga Ketua Lembaga Dakwah NU Sulsel, M. Ghalib, Katib Syuriyah NU Sulsel KH Ruslan, Rais Syuriyah NU Makassar KH Baharuddin HS, Ketua PW Muslimat NU Sulsel Majdah Agus Arifin Numang dan salah satu Mubaligh NU Makassar Ust. Amirullah Amri. (Andy Muhammad Idris/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 29 Mei 2010

Mematri Pancasila ala Nahdlatul Ulama

Oleh M. Rikza Chamami

Salah satu aspek penting salam beragama dan bernegara adalah aturan kehidupan. Agama Islam mengenal aturan hidupnya dengan syariah. Sedangkan negara Indonesia menetapkan Pancasila sebagai ruh kehidupan berbangsa.

Jelang hari lahir ke-92 Nahdlatul Ulama (NU) pada 31 Januari 2018 mendatang, sesuai kalender miladiyah, butuh renungan mendasar mengenai cara warga bangsa mengenali kembali hakikat agama dan Pancasila.

Mematri Pancasila ala Nahdlatul Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)
Mematri Pancasila ala Nahdlatul Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)

Mematri Pancasila ala Nahdlatul Ulama

Soal beragama, NU tegas dengan paham Ahlussunnah wal Jamaah yang kemudian dispesifikasikan dengan annahdliyyah (Aswaja khas NU). Kaidah dasar agama ini dicerminkan dengan model Islam rahmatan lil alamin berkarakter moderat.

Dalam kaitan memahami Pancasila, NU juga tegas. Kenapa? Sebab tokoh-tokoh NU terlibat langsung dalam perumusan Pancasila yang diyakini akan menjadi perekat bangsa Indonesia yang multikultur ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menghadapi gerakan transnasional yang mulai mengoyak dan mempersoalkan Pancasila dianggap tidak Islami, rasanya bagi NU itu kuno. Sebab yang demikian sudah ada sejak zaman perumusan Pancasila dengan mempertentangkan antara piagam Jakarta atau rumusan final Pancasila terutama sila pertama.

Maka ada baiknya mengingatkan kembali sikap resmi NU dalam hal mematri Pancasila dalam kehidupan berbangsa. NU secara historis tidak pernah berkhianat soal keyakinan berpancasila.

Ada tiga alasan kenapa NU menerima Pancasila sebagaimana dijelaskan KH Muchit Muzadi dalam bukunya Apa dan Bagaimana Nahdlatul Ulama:

Pertama, soal tujuan NU sejak berdiri secara organisatoris tegas menyatakan asas organisasinya Islam dan sejak jadi partai 1952 baru mencantumkan ideologinya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, Islam bukan ideologi tapi agama. Sebab ideologi adalah pemikiran manusia. Ketiga, asas organisasi tidak harus agama, boleh dengan asas kerakyatan, keadilan, kekeluargaan yang semuanya itu ada dalam Pancasila.

Penegasan NU dalam mematri Pancasila termaktub jelas dalam deklarasu hubungan Pancasila dan Islam saat Muktamar ke-27 tahun 1984.

Ada lima isi deklarasi tersebut, yakni: Pancasila sebagai dasar dan falsafah NKRI (bukan agama), sila ketuhanan yang maha esa dijiwai dengan tauhid dan keimanan, Islam adalah aqidah dan syariat yang menghubungkan manusia dengan Tuhan dan manusia dengan manusia, penerimaan dan pengamalan Pancasila adalah wujud pelaksanaan syariat, dan NU berkewajiban mengamalkan pengertian Pancasila secara murni dan konsekuen.

Isi deklarasi inilah yang patut direnungkan oleh segenap bangsa Indonesia. Tidak ada satupun yang bisa berkhianat dengan Pancasila dalam menjaga NKRI.

Maka dari itu, dalam forum-forum resmi NU selalu dipekikkan kalimat: Pancasila jaya dan NKRI harga mati. Itu adalah amaliyah warga NU sesuai deklarasi NU tahun 1984 dan menjalankan dawuh para ulama sejati.

Penulis adalah PW GP Ansor Jawa Tengah.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Halaqoh, Sholawat PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah