Kamis, 29 Desember 2016

Konferwil XVI Ansor Jabar Dihelat Meriah, 24-26 Mei 2016

Sumedang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Konferensi Wilayah (Konferwil) XVI Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat akan berlangsung di Gedung Islamic Center Kabupaten Sumedang, 24-26 Mei 2016.

Salah satu panitia sekaligus Kepala Satkorcab Banser Kabupaten Sumedang Dadan Khaerudin menyampaikan bahwa kegiatan pembukaan konferwil ini akan dihadiri oleh dua ribu orang. Seribu dari Barisan Ansor Serbaguna (Banser), 700 peserta resmi konferwil, dan sisanya dari Pengurus Cabang NU (PCNU) setempat dan tamu undangan.

Konferwil XVI Ansor Jabar Dihelat Meriah, 24-26 Mei 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)
Konferwil XVI Ansor Jabar Dihelat Meriah, 24-26 Mei 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)

Konferwil XVI Ansor Jabar Dihelat Meriah, 24-26 Mei 2016

Banser akan melangsungkan apel? siaga yang melibatkan seribu anggota Banser dari Satkorwil Banser Jawa Barat dan perwakilan Banser dari tiap-tiap Satkorcab Kota/Kabupaten yang ada di Jawa Barat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Para anggota Banser tersebut nanti dibagi tugas sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Mengingat yang akan hadir dalam konferwil ini banyak para pejabat dari tingkat pusat sampai tingkat daerah, fokus pengamanan yang dilakukan oleh Banser akan lebih diperketat,” lanjut Dadan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dijadwalkan hadir dalam perhelatan kali ini Ketua Umum GP Ansor Pusat KH Yaqut Cholil Qoumas, KH Eman Suparman dari PBNU, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purnamadevi, Ketua Umum DPP PKB H Muhaimin Iskandar, Ketua DPR RI H Ade Komaruddin, Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, dan lainnya.

Sementara Ketua Panitia Lokal Konferwil PW GP Ansor Jawa Barat Ayi Subhan Hafas mengatakan, tema konferwil saat ini yaitu "Teguh pada Tradisi, Mengabdi pada Negeri". Hal ini untuk mempertegas bahwa GP Ansor selalu menjaga tradisi yang sudah diwariskan oleh para wali dan ulama serta mengawal, mengisi, dan terus menjaga keutuhan NKRI.

Ayi Subhan melanjutkan, acara dalam konferwil ini selain berisi persidangan dan apel siaga Banser, juga dimeriahkan gelaran lain, di antaranya pameran bazar produk-produk UMKM, halaqah, seminar, dialog, pentas seni, dan budaya.

“Semoga kegiatan Konferwil Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat yang akan berlangsung mulai besok dapat berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. Serta mudah-mudahan terpilih ketua yang betul-betul kapabel,” tutup Ayi Subhan. (Ayi Abdul Kohar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Lomba, RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Yahya: Karena Bukan Wahabi atau Syiah, Indonesia Potensi Besar Juru Damai Saudi-Iran

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Katib ‘Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf memandang Indonesia dibutuhkan dunia dalam melerai ketegangan antara Saudi dan Iran. Pasalnya Indonesia berasal dari negara dengan muslim yang netral. Indonesia berkapasitas tidak mewakili ideologi dan kepentingan masing-masing pihak bertikai.

“Saudi dan dunia tidak punya peluang yang lebih baik dari mengundang Indonesia sebagai juru damai. Indonesia, negara muslim terbesar di dunia, yang netral, yang Islamnya tidak Wahabi tidak pula Syiah, tapi Islam Nusantara,” kata Gus Yahya dalam akun fesbuknya, Kamis (7/1).

Gus Yahya: Karena Bukan Wahabi atau Syiah, Indonesia Potensi Besar Juru Damai Saudi-Iran (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Yahya: Karena Bukan Wahabi atau Syiah, Indonesia Potensi Besar Juru Damai Saudi-Iran (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Yahya: Karena Bukan Wahabi atau Syiah, Indonesia Potensi Besar Juru Damai Saudi-Iran

Gus Yahya membaca dua kemungkinan sikap Saudi atas konfliknya versus Iran. Pertama, Saudi akan terus memaksakan konsolidasi mutlak Suni versus Syiah, termasuk menggalang gerombolan ISIS ke pihaknya untuk menghancurleburkan Iran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kalau terjadi, ini akan menjadi petualangan dengan kekacauan tingkat Dajjal yang membawa kehancuran tak terperi,” ujar Gus Yahya.

Kemungkinan lainnya, Saudi sengaja menciptakan ketegangan dengan Iran untuk mengontrol eskalasi konflik hanya sampai terwujudnya keseimbangan baru di kawasan itu. Tentunya Saudi akan mendapat dukungan politik lebih kuat dari negara-negara non-Syiah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Gus Yahya, pilihan kedua ini menuntut adanya jalan keluar supaya konfliknya tidak kebablasan. Untuk kepentingan ini, kehadiran Indonesia dengan watak keagamaan Islam Nusantara yang dipraktikkan warganya dibutuhkan. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 21 Desember 2016

Ketika Telor Asin dan Bawang Merah Tenggelam dalam Kemacetan Horor

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tradisi mudik sudah melekat bagi masyarakat Indonesia pada saat momen Idul Fitri atau Lebaran tiba. Mereka berbondong-bondong melakukan perjalanan secara serentak pada waktu-waktu tertentu menuju kampung halaman dengan menggunakan berbagai moda transportasi, baik darat, laut, maupun udara.

Ketika Telor Asin dan Bawang Merah Tenggelam dalam Kemacetan Horor (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketika Telor Asin dan Bawang Merah Tenggelam dalam Kemacetan Horor (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketika Telor Asin dan Bawang Merah Tenggelam dalam Kemacetan Horor

Setiap tahun, tradisi pulang kampung secara bersamaan ini menimbulkan kemacetan parah di berbagai titik jalan, baik di jalur Pantai Utara (Pantura) maupun di jalur selatan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, titik kemacetan yang paling disorot oleh masyarakat di seluruh Indonesia adalah di Brebes, tepatnya di pintu Tol Brebes Timur atau yang kini sedang populer disebut tol Brexit (Brebes Exit).

Tol ini belum lama diresmikan oleh Presiden Jokowi menjelang bulan puasa. Tujuannya agar para pemudik bisa melewati tol ini sehingga seluruh kendaraan tidak terkonsentrasi di jalur pantura. Namun, harapan tersebut bagai api jauh dari panggang. Kemacetan berpuluh-puluh kilometer tidak ada yang menyangka.?

“Bahkan Kabupaten Brebes seperti lahan parkir massal saking banyak dan panjangnya kemacetan,” ujar salah satu warga Brebes asal Kecamatan Losari bernama Imam Sibaweh, Rabu (6/7).?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari sisi waktu tempuh, dari Jakarta ke Brebes yang normalnya bisa ditempuh 6-7 jam saja, saat itu bisa memcapai berhari-hari sehingga para pemudik bingung dan tak tahu harus melakukan apa ketika mereka membutuhkan makan, minum, buang air kecil dan besar, serta hal yang paling krusial yaitu mengisi bensin. Macet salah satu faktor penyebab bahan bakar boros. Sedangkan kendaraan mereka sama sekali tidak bisa bergerak sehingga dilaporkan harus menempuh jarak puluhan meter dengan berjalan kaki.

Untuk memenuhi segala kebutuhan para pemudik tersebut, sebagian warga Brebes ada yang membuka ‘toilet dadakan’ di pinggir jalan maupun menjual bensin eceran dengan harga selangit per liter, yaitu Rp50.000/liter. Terlihat tidak manusiawi karena seolah menambah penderitaan para pemudik. Namun dari sisi ekonomi sah-sah saja, sebab harga barang ditentukan berdasarkan tinggi rendahnya permintaan (demand).?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Brebes menjadi sorotan publik apalagi ketika dilaporkan ada 12 orang, termasuk bayi berumur 1 tahun yang meninggal karena berhari-hari di dalam mobil. Bahkan kota yang khas dengan produksi telor asin dan bawang merah-nya tak banyak disorot dari sisi produk khas asli daerah Brebes ini. Telor asin dan bawang merah seolah tenggelam bersama karut-marutnya kondisi macet. Padahal setiap tahun, para pedagang dan produsen telor asin mendapat berkah melimpah dari penjualan produk tersebut. Karena bagi para pemudik yang melintasi Brebes, kurang afdhol jika belum membawa oleh-oleh telor asin dan bawang merah.

Dari berbagai keuntungan yang berhasil diraup sebagian warga Brebes, mereka juga mengalami kesulitan bermobilitas sebagai dampak dari kemacetan horor tersebut. Gerak langkah mereka sangat terbatas ketika hendak menuju saudara yang rumahnya terletak di seberang jalan, menuju pasar, pusat perbelanjaan, dan stasiun pengisian bensin.?

“Macet membuat saya kesulitan membeli bensin di POM,” ujar Tapsir Cipto, warga Brebes yang bermukim di Kecamatan Tanjung.

Warga Brebes juga semakin nelongso (sengsara) ketika semua jalur mengalami kemacetan, baik dari arah Jakarta maupun dari arah sebaliknya. Hal ini dikarenakan karena para pemudik, terutama yang menggunakan sepeda motor banyak yang terpaksa mendobrak bambu pembatas jalan untuk mengisi jalur kanan yang terlihat lengang. Akibatnya, warga Brebes dan masyarakat lain yang menggunakan jalur tersebut untuk melakukan mobilitas jadi terkena imbas macet.

Banyak cerita-cerita dari sisi lain yang bisa diungkapkan, misal ketika para pemudik motor juga memenuhi jalan setapak di tengah sawah karena sudah pasti kena macet jika lewat jalur normal, yakni Pantura. Warga Brebes sangat berharap kepada pemerintah agar kondisi tidak manusiawi ini bisa teratasi kendati semestinya hal ini juga bisa diantisipasi dari awal. Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa titik macet horor yang mencapai 6 kali lipat waktu tempuh normal ada di Tol Brexit ketika kendaraan tersendat di loket tol. Sebab ketika mencapai Kabupaten Pemalang, pemudik menemukan ? titik urai volume kendaraaan. Di titik inilah sistem pembayaran tol super cepat harus dibangun.

“Ketika melihat fakta kondisi macet yang tidak wajar itu, bila perlu pemerintah langsung membuka gerbang tol dan menggratiskan pembayaran,” ujar Amran, salah satu warga yang bermukim di Pantura Losari, Brebes.? (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Aswaja, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 18 Desember 2016

Seniman NU Perlu Perjelas Ideologi

Tangerang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Modernisasi dan westernisasi di seluruh aspek kehidupan yang diterapkan selama Orde Baru membuat ideologi nasional mengalami kekaburan. Salah satunya adalah kaburnya ideologi seni dan kebudayaan.

Para seniman NU perlu memperjelas kembali ideologi dalam berkesenian. Paradigma “seni untuk seni” yang diusung oleh para seniman liberal dinilai menjadikan seni tak bernilai dan tanpa tujuan. Demikian Wowok Hesti Brabowo, anggota Pengurus Pusat Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Tangerang, Rabu (122/8).

Menurut Wowok yang juga ketua yayasan Komunitas Sastra Indonesia (KSI), sejak Orde Baru berkuasa, hanya tinggal satu kebudayaan yang dibolehkan yaitu kebudayaan yang sesuai dengan ideologi pembangunan dan westernisasi. Seni kemudian kehilangan daya kritisnya, menjadilah seni tanpa ideologi astu biasa disebut “seni untuk seni”.

Seniman NU Perlu Perjelas Ideologi (Sumber Gambar : Nu Online)
Seniman NU Perlu Perjelas Ideologi (Sumber Gambar : Nu Online)

Seniman NU Perlu Perjelas Ideologi

Pada mulanya, semboyan “seni untuk seni” itu diperkenalkan oleh kelompok seniman Manikebu (manifesto kebudayaan), yaitu kelompok seniman liberal yang menolak seni untuk tujuan lain di luar seni.

Sementara baik NU, waktu itu, menggunakan seni budaya sebagai sarana dakwah dan perjuangan. Ketika Orde Baru makin berjaya, hanya pandangan Manikebu yang dibolehkan sementara pandagan lain, termasuk pandangan NU yang diwakili oleh Lesbumi dipinggirkan. “Jadinya lahirlah seni-seni yang tak bermutu, hanya mengabdi pada selera pasar,” kata Wowok,

Pandangan seperti itu, lanjut Wowok, sangat berbahaya terutama karena ketika telah mengaburkan bahkan mengacuhkan anjuran moral agama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Bayangkan anak muda NU dari pesantren karena tidak tahu lagi ideologi kebudayaan NU dengan enaknya masuk ke Teater Utan Kayu (TUK) atau dari jauh mengikuti kredo kesenian mereka. Maka jadilah mereka seniman liberal yang menggunakan seni untuk mengumbar nafsu, pornografi dan sebagaimainya atas nama kreativitas dan kebebasan. Mereka mengira satu-satunya bentuk berkesenian hanya  semacam ini, karena pandangan liberal itu telah begitu hegemonic,” kata Wowok.

Di sisi lain, yang bertolak belakang, beberapa seniman muda NU dengan gampangnya terpengaruh gerakan seniman fundamentalis yang begitu gampang mengesploitasi ayat Al-Qur’an secara verbal tanpa refleksi. Islam difahami secara dangkal bahkan kasar sebagaimana yang mereka ekspresikan dalam berbagai drama dan sinetron.

Menurut Wowok, hal itu tentu merusak citra Islam yang “serba-dalam” dan bernilai tinggi, baik secara nilai spiritual maupun nilai estetika

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Para seniman NU perlu kembali merapatkan barisa ke Lesbumi, agar seniman tidak terjebak pada liberalisme ala TUK yang merupakan penjelmaan dari Manikebu, atau fundamentalisme ala kelompok Usroh,” katanya.

Kreativitas dalam berkesenian jangan sampai terganggu. Selera rendahan itu membuat orang malas berkreasi, malas bereksperimen. “Coba lihat mereka yang mengumbar kebebasan itu tidak beranjak karya santranya dari selangkangan sampai dada. Sementara mengabaikan jutaaan rakyat misklin yang menderita baik secara fisik maupun rohani!”

Wowok juga menyesalkan kalangan santri pesantren yang terkecoh oleh kredo sastra liberal, sehingga membeber kehidupan dalam pesantren ke publik yang itu sama dengan menepuk air di dulang, dan membuka aib pesantren. Ini tinddakan gegabah bagi seniman tanggung yang tergoda oleh liberalisme murahan.

NU adalah organisasi yang berasaskan ahlusunnah wal jamaah yang bertujuan menegakkan akhlakul karimah. Maka kalangan seniman NU tidak bisa melepaskan dari tugas ini. Ditambah lagi, bahwa NU menghormasi keindonesiaan, kenusantaraan dan kebangsaan. Para seniman juga harus mebela kepentingan bangsa dan negara bila mengalami keterancaman seperti sekarang ini.

“Jadi berkesenian bagi kamunitas nahdliyin tidak seperti kelompok liberal yang mengartikan kebebasan adalah kebebasan mengumbar nafsu, tetapi tidak bebas memilih tema yang lain, sehingga kreativitasnya mandek. Sebaliknya kebebasan bagi seniman NU haruslah diartikan sebagai kebebasan mengembangkan kreativitas yang bertujuan membela agama, bangsa dan moral umat manusia,” katanya.(dam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Sejarah, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 12 Desember 2016

Sukses Akreditasi 2012 dengan Lomba Jalan Sehat Berhadiah

Sidoarjo,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur menggelar lomba jalan sehat bertajuk "Sukses Akreditasi 2012" pada Ahad (14/2). Kegiatan sebagai tasyakur atas akreditasi tersebut diikuti keluarga dan karyawan RSI Siti Hajar Sidoarjo.

Sukses Akreditasi 2012 dengan Lomba Jalan Sehat Berhadiah (Sumber Gambar : Nu Online)
Sukses Akreditasi 2012 dengan Lomba Jalan Sehat Berhadiah (Sumber Gambar : Nu Online)

Sukses Akreditasi 2012 dengan Lomba Jalan Sehat Berhadiah

Ketua panitia, Mudakkir menuturkan, peserta lomba jalan sehat tematik berjalan melewati Sidoarjo kota, Jalan Kombelpol, Jalan Gajah Mada, Jasem dan Jalan Raden Patah Sidoarjo. Dalam lomba itu, panitia menyediakan beberapa macam hadiah diantaranya hadiah utama berupa sepeda gunung dan berbagai peralatan elektronik seperti kipas angin, dispenser, kompor gas, kulkas, LED, dan lain sebagainya.

?

"Lomba ini dalam rangka memperingati hari lahir Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo yang ke-53. Semoga kegiatan ini dapat menjadikan tempat positif dan tak hanya berhenti saat ini saja, melainkan bisa berlanjut di tahun depan," tuturnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

?

Di sela-sela pembagian hadiah, panitia juga mengadakan final lomba karaoke yang diikuti oleh 15 peserta finalis dari karyawan RSI Siti Hajar. Tak hanya itu saja, sambung Mudakkir, rangkaian kegiatan Harlah RSI Siti Hajar Sidoarjo juga akan berlanjut dengan khitan massal yang akan digelar pada tanggal 15 Februari 2016. "Kami juga mengadakan Annual Check Up Gratis," pungkasnya. (Moh Kholidun/Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 06 Desember 2016

Rektor UIN Surabaya Bangga dengan Tema Muktamar

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Secara terbuka, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UIN SA) Surabaya Prof Abdul Ala menyatakan salut atas dipilihnya "Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia" sebagai tema pada Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama.

Rektor UIN Surabaya Bangga dengan Tema Muktamar (Sumber Gambar : Nu Online)
Rektor UIN Surabaya Bangga dengan Tema Muktamar (Sumber Gambar : Nu Online)

Rektor UIN Surabaya Bangga dengan Tema Muktamar

"Saya sangat senang dengan digunakannya Islam Nusantara sebagai tema muktamar kali ini," katanya saat dihubungi PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (16/3).

Dalam pandangannya, momentum penggunaan tema tersebut juga sangat tepat karena mulai banyak ditemukan sejumlah warga negara terutama umat Islam yang dengan mudah terpengaruh Islam dari luar Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Mereka terpengaruh dengan radikalisme dan semacamnya," ungkap Prof Ala. Padahal, Islam Nusantara telah teruji mulai dari sebelum kemerdekaan hingga saat ini dalam memberikan dasar keberagamaan selain otentik, juga transformatif. Bukan hanya membentuk watak, tapi juga pemikiran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Fakta membuktikan betapa cemerlangnya pemikiran KH Hasyim Asyari, KH KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Wahid Hasyim, Gus Dur, dan lain-lain ketika mebincang tema-tema keagamaan dan kebangsaan, "Pemikiran para pendahulu NU betul-betul sangat enlightening atau mencerahkan," tandas pria kelahiran Sumenep Madura ini.

Apalagi sejumlah kegiatan yang mengiringi pelaksanaan muktamar juga beragam. "Di samping tema yang diusung kali ini sangat pas, juga diimbangi dengan kegiatan akademis dan spiritual. Dan hal seperti inilah yang sangat diperlukan saat ini," ungkapnya.

"Saya melihat NU saat ini sangat modern dalam artian menjanjikan namun tetap menjaga tradisi lama yang baik. Benar-benar mengejawantahkan al-muhafadhah ala qadhim as-shalih wal akhdu bil jadidil ashlah," katanya saat ditanya capaian NU saat ini.

Namun demikian hal tersebut tinggal bagaimana memperkuat menejemen dan mewariskan kepada generasi muda. "Karena merekalah yang akan menjadi pemimpin negeri ini agar tidak kehilangan identitas," terangnya. Dengan demikian NU bangga dengan NU-nya, juga bangga dengan Indonesia-nya, lanjutnya.

Tugas besar yang diemban NU saat ini adalah membumikan dan melestarikan Islam Nusantara. Juga pemberdayaan ekonomi warga NU, khususnya mereka yang berada di pesedaan. "Jumlah warga NU besar, namun ada sebagian dari mereka yang hidup memprihatinkan," terangnya. Belum lagi masalah pendidikan, dimana tidak sedikit dari nahdliyin belum merasakan pendidikan yang relatif memadai.

"Saat ini kita tidak menutup mata banyaknya intelektual muda NU yang tidak hanya di tataran nasional mereka berkibar, juga internasional. Akan tetapi dibandingkan dengan warga nahdliyin yang besar, rasanya sangat perlu adanya penguatan dalam hal pendidikan," katanya. Kita berharap, warga NU sudah bisa merasakan pendidikan di perguruan tinggi dengan keNU-an yang cukup kuat, kebangsaan yang juga kuat dan tentunya keilmuan yang memadai, lanjutnya menyudahi perbincangan. (Syaifullah/Mahbib)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Amalan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 05 Desember 2016

Bupati Pringsewu Ajak Alumni Santri Tunjukkan Jati Diri di Segala Profesi

Pringsewu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober harus menjadi momen kebangkitan santri dalam ikut berperan serta membangun Indonesia. Dalam lingkup kabupaten, santri di Pringsewu juga harus ikut memberikan warna dalam perjalanan pembangunan menuju arah Pringsewu yang lebih baik.

Hal ini disampaikan Bupati Pringsewu H Sujadi saat hadir dalam kegiatan peringatan Hari Santri Nasional yang dilaksanakan oleh GP Ansor NU Kabupaten Pringsewu di Aula Gedung NU, Jumat (21/10) malam.

Bupati Pringsewu Ajak Alumni Santri Tunjukkan Jati Diri di Segala Profesi (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Pringsewu Ajak Alumni Santri Tunjukkan Jati Diri di Segala Profesi (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Pringsewu Ajak Alumni Santri Tunjukkan Jati Diri di Segala Profesi

Santri alumnus Pesantren Kalibeber Temanggung ini juga mengatakan, dalam berpartisipasi dalam pembangunan, seorang santri harus teguh memegang prinsip dan jati dirinya agar apa yang dilakukannya sesuai dengan kesantriannya yang berpegang teguh pada agama.

"Di manapun kita, apapun kita, siapapun kita, sebagai santri kita harus memiliki sifat kesantrian yang teguh dan memberikan nuansa kesantrian pada aktivitas kita," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mustasyar PCNU Pringsewu ini menyatakan, santri harus memiliki kebanggan terhadap jati dirinya. Kebanggaan itu bukan ditujukan untuk takabur atau sombong, namun untuk memberikan nuansa spiritual kepada lingkungan sekitar.

Sejarah mencatat bahwa banyak para pahlawan yang terinspirasi oleh para santri sekaligus tersulut semangatnya dalam berjuang memerdekakan Indonesia. Ia mencontohkan seperti Bung Tomo yang memekikkan perjuangan untuk bebas dari penjajah dan RA Kartini dengan konsep "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang semua itu terdorong karena kesemangatan santri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kegiatan yang dihadiri segenap pengurus dan anggota GP Ansor Pringsewu ini juga dilakukan Pembacaan Dua Paket Shalawat Nariyah yang merupakan salah satu instruksi PBNU melalui kegiatan Pembacaan 1 Milyar Shalawat Nariyah.

Pembacaan yang ditujukan untuk keselamatan bangsa ini dipimpin oleh Ketua PCNU Pringsewu H Taufiqurrohim dan dilanjutkan dengan pembacaan Simtudduror. (Muhammad Faizin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam, Ubudiyah, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 02 Desember 2016

Ketika Imam al-Mawardi Membela Imam Muzani dari "Haters"

Imam al-Muzani (175-264 H) merupakan santri langsung dari Imam Al-Syafii. Imam Syafii menyebutnya sebagai "pembela mazhabku". Beliau menuliskan kitab Mukhtashar yang tersebar luas sebagai panduan ringkas memahami mazhab Syafii. Setelah menulis Bismillahirrahmanirrahim, Imam Muzani memulai kitabnya dengan kalimat

? ? ? ? ? ? ? ? ? - ? ?

Ketika Imam al-Mawardi Membela Imam Muzani dari Haters (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketika Imam al-Mawardi Membela Imam Muzani dari Haters (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketika Imam al-Mawardi Membela Imam Muzani dari "Haters"

Kalimat di atas bermakna penegasan bahwa apa yang dia tulis dalam satu jilid kitab ini hanyalah merupakan ringkasan dari apa yang beliau pelajari dari Imam Syafii.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ini adalah tawadhu seorang santri kepada sang kiai.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Seratus tahun kemudian, seorang ulama terkenal dari Mazhab Syafii yang bernama al-Mawardi (362-448 H) menulis kitab al-Hawi al-Kabir berisikan 20 jilid yang memberi syarh (penjelasan) atas kitab Mukhtashar Muzani. Imam al-Mawardi ini seorang Ketua Mahkamah Agung yang menulis kitab tafsir al-Nukat wa al-Uyun dan tentu saja yang sangat terkenal yaitu kitab al-Ahkam al-Sulthaniyah.

Imam al-Mawardi memulai kitab al-Hawi al-Kabir dengan menuliskan lafaz basmalah, kemudian doa "Allahumma yassir wa ain Ya Karim" kemudian mengucapkan hamdalah. Setelah itu beliau mencantumkan pembelaan dari mereka yang menyerang Imam Muzani. Apa pasal?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? - ? ? ? ? ? -? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? .

Rupanya menurut para "haters" --meminjam istilah yang tren di medsos saat ini-- mengapa Imam Muzani tidak memulai kitab Mukhtashar dengan kalimat hamdalah padahal menurut satu riwayat Hadis Nabi dari Auzai: "semua perkerjaan penting yang tidak dimulai dengan Alhamdulillah akan terputus (dari rahmat Allah)."

Sisi tawadhu Imam Muzani dalam kalimat pembuka kitabnya justru dipersoalkan. "Haters" telah memelintirnya dengan menganggap kitab ini tidak barakah. Ketimbang mengulas isi kitabnya, mereka malah menyerang kalimat pembukanya. Di sinilah Imam al-Mawardi membela Imam al-Muzani dengan memberikan lima jawaban.

Pertama, kalau pertanyaan kepada Imam Muzani itu merupakan pekerjaan penting, mengapa pula yang bertanya tidak memulainya dengan hamdalah, dan kalau tidak penting mengapa pula harus dibahas?!

Kedua, meninggalkan hamdalah itu keliru, tapi Imam Muzani tidak keliru karena beliau hanya tidak menuliskan lafaznya saja di awal kitab, bukan berarti meninggalkan puji-pujian kepada Allah sama sekali. Imam Muzani bahkan shalat dua rakaat setiap selesai menulis satu bab --indikasi Imam Muzani tidak melupakan koneksi dengan Allah.

Ketiga, lafaz hamdalah tidak ditulis di awal kitab, tetapi tetap ditulis oleh Imam Muzani dalam bagian lain kitabnya. Beliau menulis: "Alhamdulillahilladzi la syarika lahu, alladzi huwa kama washafa wa fawqa ma yasfihu bihi khalquh...."

Keempat, menurut Imam al-Mawardi yang dimaksud mengucapkan hamdalah itu intinya adalah mengingat Allah, dan ini sudah terwakili oleh Imam Muzani ketika memulai kitabnya dengan Bismillahirrahmanirrahim.

Kelima, konteks Hadis memulai dengan hamdalah itu adalah saat berkhutbah, bukan menulis kitab. Kalau diartikan harus memulai dengan hamdalah di semua hal maka menurut Imam Mawardi wahyu pertama yang Nabi Muhammad terima saja ayat Iqra bukan dimulai dengan hamdalah. Apa mungkin kemudian antara ucapan dan perbuatan Nabi saling bertentangan dan apa berani kita mengatakan al-Quran itu terputus dari rahmat Allah karena ayat pertamanya bukan diawali dengan hamdalah? Dan lagipula kalau benar yang tidak memulai hamdalah pada kitabnya akan terputus dari rahmatNya, nyatanya kitab yang ditulis Imam Muzani ini sangat terkenal dan bermanfaat dibanding yang lainnya.

Demikian pembelaan Imam al-Mawardi. Saya hendak menambahi bahwa serangan semacam itu bukan hanya dialami Imam Muzani tapi juga dialami oleh Imam Bukhari. Dalam Kitab Fathul Bari yang men-syarh kitab Shahih Bukhari dikupas bagaimana Imam Bukhari yang memulai kitabnya dengan menulis Bismillahirrahmanirrahim mendapat serangan dari pihak lain. Mereka mempersoalkan kenapa tidak memulainya dengan hamdalah. Ibn Hajar kemudian memberikan pembelaannya terhadap Imam Bukhari.

Kembali kepada serangan terhadap Imam Muzani, pertanyaannya siapa sih yang mengkritik beliau soal hamdalah ini? Imam Mawardi menyebut beberapa nama di antaranya al-Nahrumani dan al-Maghribi. Jelas ini hanya nickname bukan nama lengkap. Jadi siapa para "haters" itu? Mungkin pada masa Imam al-Mawardi kedua panggilan ini sudah mafhum diketahui. Tapi kita yang hidup 900 tahun kemudian tentu bertanya-tanya.

Pelacakan saya untuk al-Nahrumani itu boleh jadi nama lengkapnya Najmuddin Muhammad al-Shalihi al-Nahrumani, yang merupakan Ulama mazhab Hanbali. Bagaimana dengan al-Maghribi? Kemusykilannya biasanya kitab-kitab mazhab Syafii menyebut al-Maghribi itu kepada Ibn Hazm al-Andalusi dari mazhab Zhahiri. Ada kemungkinan yang dimaksud al-Maghribi dalam kitab al-Mawardi ini adalah al-Husain bin Ali bin al-Husain al-Wazir Abul Qasim yang wafat tahun 418 H sebelum masanya al-Mawardi. Benar atau tidaknya, ya meneketehe lah hehe...

Nah, pelajaran penting: dunia pengetahuan hanya akan mengenang mereka yang berkarya. Para "haters" yang biasanya hanya mengkritik dan tidak melahirkan karya penting dan berkualitas mereka akan dilupakan sejarah. Ratusan tahun kemudian anak cucu kita akan kesulitan melacak siapa mereka. Karena itu jangan hiraukan "haters", teruslah kita produktif berkarya dan sejarah akan mencatat karya dan pengabdian kita. Insya Allah!

Nadirsyah Hosen, Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Sunnah, Sejarah, Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 30 November 2016

Berharap Keberkahan Ulama

Kudus, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mustasyar PBNU KH Sya’roni Ahmadi mengatakan, peringatan tahunan (haul) para ulama atau leluhur dimaksudkan untuk mengharap keberkahan. Umat Islam harus menata niat dan berdo’a agar mendapat keberkahan dari ulama yang diperingati wafatnya.

Berharap Keberkahan Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)
Berharap Keberkahan Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)

Berharap Keberkahan Ulama

“Seperti kita memperingati  Haul mbah Asnawi ini, semoga kita semua mendapat barokah dari beliau  dengan diperpanjang umur kita,  diberi rizki yang halal, terhindar dari  balak dan besok pada hari akhir khusnul khatimah,” katanya saat menyampaiakan taushiyah dalam acara Tahlil Umum dalam rangka peringatan  haul KHR. Asnawi , Jum’at siang (3/5).

Tahlil umum yang berlangsung di Makam KHR Asnawi (komplek makam menara Kudus) ini, dihadiri puluhan kiai dan ulama Kudus diantaranya Mustasyar PCNU Kudus KH.Ulin Nuha Arwani Habib Alwi Baagil, Katib PCNU Kudus KH. Ahmadi Abdul Fatah dan ratusan Nahdliyyin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih lanjut, Kiai kharismatik yang biasa disapa  Mbah Sya’roni ini mengatakan perjuangan KHR Asnawi  merupakan sosok yang luar biasa. Selain rajin mengajarkan ilmu agama, KHR Asnawi tekun berjuang mengembangkan Nahdlatul Ulama.

“Dalam NU mbah Asnawi menjadi musytasar PBNU semasa Rois Akbar-nya KH.Hasyim Asy’ari. Pada waktu itu usianya lebih sepuh dari Mbah Hasyim,” tuturnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mbah Sya’roni menyatakan KHR Asnawi termasuk salah satu keturunan Sunan Kudus yang ke 13. Diantara peninggalannya yang masih bertahan, Madrasah Qudsiyah dan pondo pesantren Raudhotut Thalibib Bendan Kudus.  

“Hingga kini keduanya masih bertahan serta  dimanfaatkan mengembangkan ilmu agama oleh masyarakat Kudus dan sekitarnya,” terangnya.

Ditambahkan, peringatan haul mbah Asnawi menggunakan pedoman tarikh yang ditulis dalam huruf hidup oleh Ahli Falaq Kudus almarhum KH.Turaikhan Adjhuri yang berbunyi  ‘Isy Ghoththii  (hiduplah untuk melindungi masyarakat). 

“Kalau dihitung sesuai dengan tahun wafatnya mbah Asnawi  1379 sehingga kalau dihitung sekarang haulnya sudah yang ke 55,” jelas KH. Sya’roni.

Pada kesempatan itu, pengasuh pengajian Jum’at pagi masjid Menara Kudus ini menerangkan para pejuang agama yang sudah  wafat, sebetulnya ruhnya masih hidup. Bila terdapat hal  kurang baik, pejuang  itu masih mengingatkan dengan menemui orang yang dicintainya melalui mimpi.

“Ketika kiai Alwi Kudus berziarah ke sebuah makam dan lupa membacakan al Fatihah untuk sunan Kudus, kiai Alwi ditemui dan ditegur Sunan Kudus , kenapa tidak membacakan Fatihah untuknya,” imbuh Mbah Sya’roni mencontohkan.

Kegiatan Tahlil Umum ini merupakan salah satu rangkaian acara peringatan Haul ke 55 pendiri NU asal Kudus KHR Asnawi yang berlangsung sejak Kamis-Sabtu (3-5/5). Diawali khotmil al Qur’an bil Ghoib Kamis malam di Ponpes Bendan, khotmil qur’an bin nadhor  di makam Mbah Asnawi  Jum’at pagi dilanjut Tahlil umum pada siang harinya. 

Pada Jum’at malam, pengajian umum bersama Habib Umar Muthohar dari Semarang. Kemudian Sabtu (4/5) disemarakkan dengan sepeda santai yang diikuti ribuan siswa-siswi madrasah Qudsiyyah start-finis lapangan madrasah Qudsiyah Jl KHR Asnawi Kudus. 

Redaktur     : A. Khoirul Anam

Kontributor : Qomarul Adib

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 29 November 2016

Komentar Hari Santri dari Kota Solo

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hari Santri Nasional (HSN) diperingati pada, Sabtu (22/10), di berbagai wilayah se-Indonesia, termasuk di Kota Solo, Jawa Tengah. Di Kota Bengawan, peringatan HSN bahkan sudah dihelat sejak sepekan sebelumnya, dengan menggelar acara kirab dan lain sebagainya.

Komentar Hari Santri dari Kota Solo (Sumber Gambar : Nu Online)
Komentar Hari Santri dari Kota Solo (Sumber Gambar : Nu Online)

Komentar Hari Santri dari Kota Solo

Bagi para tokoh NU di Solo, HSN tidak hanya sekedar peringatan seremonial belaka, akan tetapi lebih dari itu, menjadi momentum untuk mengukuhkan kembali komitmen dari kalangan santri kepada bangsa.

“Hari Santri ini, kita jadikan momentum untuk mengukuhkan kembali komitmen keindonesiaan,” tutur Pengasuh Pesantren Al-Muayyad Windan, KH M Dian Nafi’, saat ditemui di Pesantren Al-Muayyad.

Senada dengan Kiai Dian, Ketua PCNU Kabupaten Sukoharjo, M Nagib Sutarno, Resolusi Jihad yang pernah digelorakan Hadratussyaikh, hendaknya menjadi semangat untuk semakin membangkitkan ghirah kaum santri untuk berjuang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Santri untuk bangsa dan umat. Kita perkuat kembali peran santri di berbagai bidang,” tukas dia.

Sementara itu, Ketua PC GP Ansor Kota Surakarta, M Anwar, berharap lembaga pesantren, khususnya di Wilayah Soloraya, dapat semakin berkembang dan lebih diperhatikan.

Anwar juga berharap Peringatan HSN dapat sinergi dengan agenda pemerintah pusat maupun daerah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Acara Peringatan HSN dapat diagendakan pula tiap tahunnya, kalau di Solo, kebetulan sudah ada agenda setiap Hari Santri, yang diadakan kegiatan sholawat bersama Pemkot di Balaikota,” kata Anwar. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News, Ubudiyah, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 26 November 2016

Bagi Gus A’ab Hidup adalah Keluarga dan Berdakwah

Jember, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Bagi Ketua PCNU Jember, KH Abdullah Syamsul Arifin atau Gus A’ab, Idul Fitri adalah waktu jeda dari kegiatan rutin; mengisi pengajian. Lebaran memang waktunya berkumpul bersama keluarga. Menikmati kebersamaan bersama orang-orang terdekat maupun keluarga jauh.?

Bagi Gus A’ab Hidup adalah Keluarga dan Berdakwah (Sumber Gambar : Nu Online)
Bagi Gus A’ab Hidup adalah Keluarga dan Berdakwah (Sumber Gambar : Nu Online)

Bagi Gus A’ab Hidup adalah Keluarga dan Berdakwah

Hal ini juga dilakukan Gus A’ab, sapaan akrabnya. Namun biasanya 7 hari setelah lebaran, justru banyak masyarakat yang menggelar halal bihalal, dan lumrahnya ? itu juga diisi dengan pengajian. "Idul Fitri bagi saya adalah waktu istirahat, walaupun hanya sebentar," ucapnya.

Selain sebagai ketua PCNU Jember, dia juga menjabat Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Jember. Yang banyak menyita waktu adalah kegiatannya selaku muballigh. Nama Kiai muda ini cukup moncer di masyarakat. Tidak hanya ahli pidato, tapi juga ahli debat, lebih-lebih soal Aswaja.?

Pada tahun 2007, namanya sempat menjadi buah bibir di kalangan warga NU setelah dalam debat terbuka di IAIN Sunan Ampel Surabaya, dia "menaklukkan" Muammal Hamidy, yang mewakili pengarang buku "Mantan Kiai NU Menggugat Sholawat & Dikir Syirik". Setahun kemudian, ia berhadapan dengan Ulil Abshar Abdalla dalam debat terbuka di Pesantren Bumi Shalawat Sidoarjo pimpinan KH. Ali Agoes Masyhuri.

Setiap hari bahkan sampai 2 hingga 3 kali menghadiri undangan pengajian. Wilayah dakwahnya, tidak hanya di Jember tapi juga merambah ke kota-kota di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jakarta, Bali, Kalimantan, Sumatra, Batam dan bahkan Papua. Di luar negeri, Malaysia, Hongkong dan Thailand sudah beberapa kali ? kali Gus Aab mengisi pengajian di situ.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

4 tahun ? tahun lalu, selama bulan Ramdhan dia keliling Eropa. Beberapa bulan lalu juga berdakwah di Amerika Serikat. Jadual begitu padat, namun Gus Aab masih bisa berbagi waktu dengan keluarga dan tugas formalnya sebagai Dekan. "Misi saya hanya satu, malakukan dakwah, khususnya ? Islam ala Ahlussunah wal Jamaah," ucapnya.

Selepas ? lebaran ketupat ini, seabrek kegiatan sudah menunggu Gus A’ab. Dia dijadualkan ? mengisi ? pengajian di Mojokerto, Kediri, Bangkalan dan Sampang. Tanggal 21 hingga 24 bulan ini Gus Aab akan terbang ke Jayapura untuk mengisi penjajian di beberapa titik di Bumi cenderawasih itu. "Pulang dari Jayapura, saya kembali mengisi pengajian sejumlah kota di Jawa Timur," jelasnya.

Sebagaimana muballigh lainnya, Gus Aab tak pernah memamok "harga" sebagai imbalan dari dakwahnya. Jika lokasi undangannya masih memungkinkan ditempuh dengan kendaraan darat, ? Gus Aab ? membawa mobil sendiri. Tapi kalau tak memungkinakn, maka Gus Aab minta disiapkan tiket panitia pengajian. "Yang penting saya sampai di lokasi pengajian. Soal nanti ? dikasih imbalan itu terserah panitia," tukasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Aab mengaku ? tak setuju adanya anggapan sumbang bahwa dakwah dijadikan bisnis. Katanya, dalam ? dakwah tidak ada bisnis. Soal ada uang sebagai imbalan, itu wajar-wajar saja untuk menjaga kesinambungan dakwah. Sebab, muballigh juga manusia yang punya tanggung jawab ekonomi terhadap keluarganya.?

"Makanya saya agak kaget ketika beberapa waktu lalu, ada seorang muballigh sampai diberitakan minta imbalan Rp50 juta saat mengisi ceramah di Hongkong. Dugaan saya itu ditangani oleh semacam agen. Muballighnya saya yakin tidak seperti itu. Kebetulan seminggu sebelum ribut-ribut itu saya di Hongkong mengisi pengajian juga," terangnya. (Aryudi A. Razaq/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 24 November 2016

Dibanding Cerai Talak, Gugat Cerai pada 6 Tahun Terakhir Jadi Tren

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI dalam laporan penelitiannya pada 2015 menyebutkan bahwa besaran kasus gugat cerai yang diajukan perempuan mencapai angka 70% dibandingkan cerai talak sepanjang 2010-2014.

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif di tujuh daerah, Aceh, Padang, Cilegon, Indramayu, Pekalongan, Banyuwangi, dan Ambon.

Dibanding Cerai Talak, Gugat Cerai pada 6 Tahun Terakhir Jadi Tren (Sumber Gambar : Nu Online)
Dibanding Cerai Talak, Gugat Cerai pada 6 Tahun Terakhir Jadi Tren (Sumber Gambar : Nu Online)

Dibanding Cerai Talak, Gugat Cerai pada 6 Tahun Terakhir Jadi Tren

Temuan penelitian di lapangan ini tidak berbeda dengan data dari Badan Peradilan Agama (Badilag) Mahkamah Agung (MA) dalam rentang empat tahun (2010-2014) yang menyebutkan bahwa dari sekitar 2 juta pasangan yang mencatatkan perkawinannya, rata-ratanya hampir 300.000 atau sekitar 15% menyudahi ikatan perkawinannya di pengadilan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Khusus untuk beberapa daerah seperti Indramayu dan Banyuwangi, angka gugat cerai melebihi rerata nasional tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Badilag MA menyebut setidaknya lima faktor teratas yang menyebabkan perceraian secara umum. Ketidakharmonisan rumah tangga menempati posisi tertinggi dengan angka 97.615 kasus. Sementara ketiadaan tanggung jawab dari salah satu atau kedua pasangan menjadi sebab kedua perceraian dengan angka 81.266 kasus sepanjang 2010-2014.

Faktor ekonomi menjadi masalah ketiga yang menyebabkan perceraian. Badilag MA menyebut 74.559 kasus perceraian karena masalah ekonomi. Sementara perceraian karena gangguan pihak ketiga tercatat 25.310 kasus. Sedangkan perceraian karena dilatari rasa cemburu tercatat sebanyak 9.338 kasus.

Faktor tingginya angka gugat cerai untuk dugaan sementara cenderung mengarah pada meningkatnya kesadaran perempuan untuk mengambil keputusan, pengaruh media dan gaya hidup, kesetaraan dalam penguasaan modal ekonomi, dan lemahnya pemahaman agama.

Sejumlah faktor spekulatif itu yang kemudian dikaji lebih lanjut lewat penelitian Puslitbang Kehidupan Keagamaan Badan Litbang dan Diklat pada tahun 2015 dengan tema Tren Cerai Gugat di Kalangan Muslim Indonesia. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 22 November 2016

Hadiri Harlah Ke-90 NU, Menteri Marwan: Gaungkan Cinta NKRI ke Desa-desa!

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar menilai pemahaman tentang Islam Nusantara sangat efektif dalam menanamkan pemahaman Pancasila bagi masyarakat di desa-desa.

"Inilah sebabnya, kita harus menggaungkan cinta NKRI baik secara fisik maupun idiologi ke desa-desa. Jangan sampai globalisasi membuat kecintaan pada tanah air tergerus," ujar Menteri Marwan saat menghadiri Haul NU ke-90 di Jakarta, Sabtu (30/1) malam.

Hadiri Harlah Ke-90 NU, Menteri Marwan: Gaungkan Cinta NKRI ke Desa-desa! (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadiri Harlah Ke-90 NU, Menteri Marwan: Gaungkan Cinta NKRI ke Desa-desa! (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadiri Harlah Ke-90 NU, Menteri Marwan: Gaungkan Cinta NKRI ke Desa-desa!

Menteri Marwan menambahkan, Nahdliyin yang mayoritas berada di kampung-kampung harus kembali merefleksikan makna Pancasila dan NKRI yang harus terus dihidupkan. Apalagi NU juga memiliki Pagar Nusa yang mampu bergerak tangkas mengawal Pancasila dan menangkal radikalisme.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pagar Nusa sebagai pendekar NU harus segera dimunculkan di seluruh Provinsi Indonesia hingga ke desa-desa," imbuhnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pria asal Pati Jateng ini yakin bahwa Pagar Nusa mampu menggaungkan gerakan cinta NKRI baik secara fisik maupun ideologis. "Saran saya, gerakan ideologis cinta NKRI dimulai dari desa-desa. Saya sangat yakin ini bisa," jelasnya.

Menteri Marwan mengingatkan bahwa saat ini bangsa Indoneaia tengah menghadapi tantangan serius, ditandai dengan munculnya berbagai ideologi yang melenceng dari semangat NKRI dan pancasila.

"Gerakan ideologi? diluar pancasila tsb muncul dari kesalahan persepsi memaknai," tuntas Menteri Marwan. (Red: Mahbib)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam, Makam, Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 20 November 2016

PMII Diingatkan Kampus adalah Wadah Perjuangannya

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Menjadi aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus tanggap dengan tugas dan kewajibannya baik intra maupun ekstra kampus.

PMII Diingatkan Kampus adalah Wadah Perjuangannya (Sumber Gambar : Nu Online)
PMII Diingatkan Kampus adalah Wadah Perjuangannya (Sumber Gambar : Nu Online)

PMII Diingatkan Kampus adalah Wadah Perjuangannya

Demikian diutarakan Majelis Pembina Komisariat (Mabinkom) PMII Yaqub Husein STIT Al Urwatul Wutsqo Jombang, Hj Chumaidah. Ia mengajak aktivis PMII dapat membagi waktu sebaik mungkin antar dunia akademik dan dunia aktivisnya.?

"Mengingatkan mahasiswa identik dengan kampus, jika tidak belajar di kampus bukan mahasiswa," jelasnya dihadapan calon anggota baru, pada acara Mapaba di MA Ar-Rahman Sumoyono, Diwek, Jombang.

Karib seperjuangan Khofifah Indar Parawansa itu, juga menekankan aktivis PMII jangan sampai alergi dengan dunia kampus, sebab melalui kampuslah para aktivis dapat berproses di sebuah organisai ekstra kampus.?

"Jangan alergi dengan kampus, apalah artinya besar di luar kampus, tapi kecil di dalam kampus sendiri, saya khawatir, ketika sudah menyibukkan di PMII, mengorbankam kewajiban nya di kampus," ujar Wakil Pembantu Ketua I Bidang Akademik STIT Al Urwatul Wutsqo Jombang itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Namun demikian, di samping Chumaidah menekankan keaktifan para aktivis di kampus, ia juga berharap aktivis PMII dapat mengembangkan ilmunya di berbagai aspek, lebih - lebih dalam sisi kemanusiaan atau kemasyarakatan.?

"Ilmu sosial tidak cukup dengan teori, putihnya beras bukan karena selepan, tapi karena gesekan satu gabah dengan gabah yang lain," jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam situasi sosial secara umum yang serba dinamis, aktivis PMII hendaknya dapat memembacanya dengan baik. "Kader PMII diharapkan peka, dan wajib pintar membaca situasi, bagaimana memanaj emosional, mental, dan gerakan, untuk menjadi penegak Islam Ahlussunnah Wal Jamaah," tandasnya.

Masa Penerimaan Anggota Baru (Mapaba) PMII Komisariat Yaqub Husein Jombang berlangsung selama tiga hari, dimulai Jumat-Ahad (18-20/11). (Syamsul Arifin/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 19 November 2016

Apa Saja yang Digolongkan Amal Jariyah?

Assalamualaikum, Pak Kiai, mohon panjelasannya, amal apa saja yang bisa digolongkan sebagai amal jariyah (perbuatan/sedekah yang pahalanya tidak putus-putus)? Apakah hanya wakaf masjid saja? Sukron. (Muhammad Khotami)

Wa’alaikumsalam wa rahamatullah wa barakatuh.



Apa Saja yang Digolongkan Amal Jariyah? (Sumber Gambar : Nu Online)
Apa Saja yang Digolongkan Amal Jariyah? (Sumber Gambar : Nu Online)

Apa Saja yang Digolongkan Amal Jariyah?

Saudara Muhammad Khotami yang selalu dimuliakan oleh Allah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pertanyaan yang anda sampaikan juga sering kali dibicarakan oleh masyarakat muslim secara luas. Hal ini menandakan bahwa pada dasarnya diantara mereka banyak yang menginginkan bonus masa depan atas amal yang mereka lakukan (pensiunan pahala), meskipun mereka telah tidak aktif lagi (meninggalkan) kehidupan ini.

Istilah “amal jariyah” mungkin hanya dapat dijumpai di Indonesia, mengigat dalam bahasa induknya (Bahasa Arab), susunan kata ini tidak lazim bahkan dapat dikatakan tidak tepat penggunaannya. Oleh karena itu, untuk menyamakan pemahaman kita dalam menanggapi pertanyaan yang anda sampaikan, kami menggunakan istilah shadaqah jariyah/ sedekah jariyah dengan arti sedekah (berderma) yang masih mengalir pahalanya kepada si pelaku meskipun ia telah tiada.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Beberapa waktu yang lalu kami pernah membahas permasalahan seputar sedekah jariyah dengan mengutip sebuah sabda Nabi yang cukup populer, yakni hadis yang menjelaskan bahwasannya diantara amal yang tidak terputus (pahalanya) meskipun si pelaku telah meninggal dunia adalah sedekah jariyah. Hadis Rasulullah saw ini selain diriwayatkan oleh imam Muslim, juga diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi dan tidak menutup kemungkinan para perawi hadis yang lain.

Kebanyakan para ulama menjelaskan bahwa sedekah jariyah yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah waqaf, namun Muhammad bin Abdurrahman bin Abdurrahim al-Mubarakfuri (w.1353 H) dalam kitab Tuhfat al-Ahwadzi (syarh sunan at-Tirmidzi), mengatakan bahwa arti dari hadis tentang sedekah jariyah tidak hanya berlaku pada wakaf semata. Hal itu berlaku pada tiap aktifitas yang masih berkelanjutan manfaatnya.

? ? ? ? ? ? ? ? ?

Pendapat ini tentunya tidak mengherankan mengingat sebagian ulama sebelumnya telah ada yang berpikiran demikian seperti pendapat Ibnu al-‘Arabi sebagaimana dikutip dalam kitab Dalil al-Falihin syarh Riyadh as-Shalihin karya Muhammad Ali bin Muhammad bin ‘Allan bin Ibrahim al-Bakri (W 1057 H):

? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya; Ibnu al-‘Arabi berkata: “Sebagaian dari luasnya kedermawanan Allah swt adalah bahwa Dia akan memberi pahala kepada orang yang telah meninggal sebagaimana pemberian yang diberikan kepadanya ketika masih hidup. Hal itu berlaku dalam enam hal: sedekah jariyah, ilmu yang masih dimanfaatkan oleh orang lain, anak shaleh yang bersedia mendo’akannya, menanam pohon (mengadakan penghijauan), menanam benih di ladang/kebun, serta menyediakan tempat untuk kaum dhuafa’.”

Saudara penanya yang kami hormati.

Dengan penjelasan dari beberapa ulama tersebut dapat kita fahami bahwa medan atau cakupan sedekah jariyah dapat diperluas ke berbagai bidang selama masih bermanfaat bagi generasi mendatang. Standar kemanfaatan tentunya mengacu kepada hal-hal yang telah dibenarkan oleh syari’at.

Dalam hal ini bidang keagaamaan, bidang sosial, serta bidang pendidikan masih membuka peluang yang sangat besar untuk bersedekah. Mendirikan, membangun serta merawat berbagai fasilitas yang sering dipergunakan seperti lembaga pendidikan, pendirian rumah sakit, panti asuhan untuk anak yatim dan anak-anak terlantar serta hal-hal lain yang masih membutuhkan uluran tangan dari kaum dermawan, kesemuanya itu dapat dimasukkan dalam kategori sedekah jariyah. Jadi cakupan sedekah jariyah sebagaimana pertanyaan yang anda sampaikan tentunya tidak hanya berlaku pada waqaf untuk sarana peribadatan (masjid) saja.

Umat Islam perlu mengembangkan dan memerapkan arti sedekah jariyah dalam lingkup yang lebih luas. Jika ini yang terjadi maka cita-cita untuk mewujudkan ‘Izz al-Islam wa al-Muslimin (kemuliaan Islam dan pemeluknya) sebagaimana harapan Nabi kita akan terwujud.

Mudah-mudahan penjelasan ini dapat menumbuhkan rasa kepedulian dan kepekaan kita terhadap masalah-masalah keagamaan, sosial dan pendidikan di tengah-tengah masyarakat Indonesia, sehingga keterbelakangan yang selama ini melekat kepada bangsa kita akan segera terkikis. Amin… (Maftukhan)

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 18 November 2016

Pemilik Kartanu di Subang Optimis Bertambah

Subang,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepala Cabang Bank Mandiri Subang, Dindin Dimasnara mengapresiasi kebijakan ekonomi Nahdlatul Ulama yang bekerjasama dengan mereka melalui penerbitan Kartu Tanda Anggota NU

(Kartanu).

Pemilik Kartanu di Subang Optimis Bertambah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemilik Kartanu di Subang Optimis Bertambah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemilik Kartanu di Subang Optimis Bertambah

“Ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama yang dibangun antara Bank Mandiri dengan Nahdlatul Ulama. Mudah-mudahan buah dari kerja sama ini ada barokahnya,” ujarnya usai refleksi Hari Santri Nasional di Wisma Karya Subang, Jawa Barat pada Sabtu (22/10).

Dikatakan, pihaknya akan terus memberikan kontribusi positif kepada Nahdlatul Ulama yang memiliki basis massa dan memiliki historis yang panjang di negara ini. “Selain bersifat sebagai kartu pengenal, Kartanu ini akan bisa bermanfaat untuk berbagai transaksi,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Warga NU di Subang yang telah memiliki Kartanu baru berkisar kurang lebih 200 orang. Periode nanti pihaknya optimis akan semakin bertambah. “Beberapa waktu lalu kita koordinasi dengan pengurus NU di Subang, bahwa saat ini masih dalam proses entry data Kartanu di berbagai

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

kecamatan di Kabupaten Subang. Mudah-mudahan ke depan akan semakin bertambah,” katanya.

Pihaknya yakin, Nahdlatul Ulama yang memiliki basis massa di tingkat grashroot ini akan menjadi motor penggerak perekonomian di masyarakat. “Sehingga kami (Bank Mandiri) siap menjadi partner dalam pengembangan perekonomian di masyarakat ini,” tuturnya.

Sementara, Ketua PCNU Kabupaten Subang KH Musyfiq Amrullah menegaskan, Hari Santri menjadi wahana untuk menggerakkan perekonomian masyarakat. “Jangan lupa, awal mula pendirian NU itu dilakukan dengan bagaimana membangkitkan taraf perekonomian masyarakat (Nahdlatut Tujar). Tentu ke depan Nahdliyin siap dalam prospek peningkatan ekonomi masyarakat ini,” pungkasnya. (Ade Mahmudin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wahabisme dan Radikalisme Harus Dibendung dengan Tindakan Nyata

Kupang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Nusa Tenggara Timur KH Abdulkadir Makarim mengatakan ideologi Islam yang tampil dengan gaya wahabisme dan radikalisme harus dibendung dengan tindakan nyata dan teladan para pemimpin.

Wahabisme dan Radikalisme Harus Dibendung dengan Tindakan Nyata (Sumber Gambar : Nu Online)
Wahabisme dan Radikalisme Harus Dibendung dengan Tindakan Nyata (Sumber Gambar : Nu Online)

Wahabisme dan Radikalisme Harus Dibendung dengan Tindakan Nyata

"Selaku tokoh agama, saya menyampaikan bahwa membendung gerakan wahabisme dan radikalisme dengan segala macam cara mulai dari bentuk fatwa-fatwa hingga tindakan nyata," kata ulama yang juga Ketua MUI NTT itu pada Konferensi Wilayah (Konferwil) IX Nahdlatul Ulama NTT di Kupang, Sabtu.

Pada acara yang dibuka Gubernur NTT Frans Lebu Raya itu, dia mengatakan situasi dan kondisi serta realitas masa depan Indonesia harus kembali kepada Ke-Indonesiaan yang sebenarnya yaitu Pancasila yang intinya menegaskan bahwa Indonesia bukan negara agama tetapi negara yang bangsanya menganut nilai-nilai agama dalam kehidupannya.

Oleh karena itu, katanya, agitasi-agitasi melalui konsep HAM yang sering bias itu tidak sesuai dengan Ke-Indonesiaan bangsa ini, sehingga harus tegas ditolak seperti gerakan LGBT yang akhir-akhir ini semakin aktual diperdebatkan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Inilah bentuk dari gerakan ideologi liberal-kapitalis yang ingin memperlemah bangsa Indonesia di kemudian hari, maka sebagai orang Indonesia yang kaffah (seutuhnya/sejati) tidak boleh menerimanya karena semua ajaran samawi dan kitab Suci telah mengutuk kaum LGBT itu," katanya.?

Artinya, tidak boleh mendiskriminasikan mereka tetapi tidak kemudian dilegalkan-formalkan dalam hukum di NKRI ini.

"Satu lagi, perlakuan terhadap oknum/majelis bahkan memberi stigma Pesantren sebagai sarang teroris adalah bagian dari sebuah agitasi massal untuk membenci negaranya sendiri, karena apapun alasannya, doktrin agama amatlah mudah untuk diterima oleh semua kalangan," katanya.

Karena itu, katanya, stigma dan penanganan pelaku teroris harus lebih bijak agar tidak berimbas pada pembuahan partikel-partikel baru..

Oleh karena itu, dirinya sepakat dengan advokasi yang dilakukan Muhammadiyah dan merekomendasikan kepada PBNU untuk senantiasa kritis terhadap proses penanganan terorisme di Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam forum itu, PWNU NTT mendeklarasikan "Resolusi Jihad Nadlatul Ulama NTT tentang Komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Kebhinnekaan", sebagai proteksi guna memperkuat imunitas NU dari gerakan yang merongrong baik warga Nahdliyin maupun seluruh warga bangsa. (Antara/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 15 November 2016

GP Ansor Ciamis Kawal Program Pendataan Tanah

Ciamis, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - GP Ansor Kabupaten Ciamis memfasilitasi masyarakat untuk menyukseskan program Pendataan Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) yang saat ini menjadi salah satu program strategis Jokowi di Sukaresik dan Sukasenang, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis.

Aksi ini berangkat dari keprihatinan atas banyak bidang tanah milik masyarakat yang belum memiliki tanda kepemilikan yang sah atau sertifikat serta kondisi Desa Sukaresik dan Desa Sukasenang yang berada di kaki Gunung Syawal dan terhitung relatif tertinggal, sehingga program-program pemerintah yang semestinya landing membutuhkan proses fasilitasi dari pihak-pihak yang memiliki concern dalam pendampingan terhadap masyarakat, termasuk dalam hal ini GP Ansor.

GP Ansor Ciamis Kawal Program Pendataan Tanah (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Ciamis Kawal Program Pendataan Tanah (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Ciamis Kawal Program Pendataan Tanah

Sosialisasi dan fasilitasi seperti yang dilaksanakan pada Sabtu (14/10) siang di Balai Desa Sukasenang telah membesarkan hati masyarakat untuk menyambut program PTSL ini dengan memenuhi target minimal 1000 bidang tanah per desa. Menghadirkan tiga fasilitator, GP Ansor Ciamis memberikan penjelasan seputar pelaksanaan dan kiat-kiat sukses serifikasi massal ini.

Dalam sambutannya di forum sosialisasi dan fasilitasi, Kepala Desa Sukasenang Darus Salim menyatakan akan segera melakukan pendataan dan pendaftaran warganya untuk penyertifikatan lahannya dan akan mengajukan permohonan pada Kepala BPN setempat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Program ini sesungguhnya sangat ditunggu masyarakat. Apalagi dengan jaminan tanpa biaya dan hanya dipungut pembiayaan yang sudah ditentukan dalam peraturan sebesar Rp. 150.000,-. Untuk itu kami, seluruh aparat desa akan bekerja dengan keras untuk memenuhi target minimal 1000 bidang ini,” kata Darus Salim.

Anggota GP Ansor Ciamis Fathan Arionaldo yang ikut menjadi fasilitator kegiatan ini mengatakan, kegiatan sosialisasi ini merupakan lanjutan dari kegiatan sosialisasi sebelumnya di Desa Sukaresik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pendamping Desa yang sekaligus santri dari Pesantren Qoshrul Arifin Atas Angin pimpinan Hazrat Syaikh M Irfa’I Nahrowi An-Naqsyabandi ini menyebutkan bahwa pihaknya juga telah menjalin komunikasi dengan kepala Badan Pertanahan Nasioanal Ciamis untuk menyukseskan program PTSL di dua desa ini.

“Target kami tidak hanya dua desa ini karena desa-desa di sekitaran kaki gunung Syawal ini banyak dan kondisinya (administrasi asetnya-red) hampir sama.” Kata Fathan.

Selain karena program ini juga memang merupakan bagian dari kebijakan Kemendesa yang dituangkan dalam SKB tiga menteri, ia juga menekankan akan pentingnya penataan aset masyarakat, lebih-lebih aset milik desa.

Atabik Janka Dausat yang merupakan salah satu pengurus GP Ansor Ciamis mengatakan bahwa advokasi ini dilakukan dengan spontanitas dan secara sukarela saja.

“Kita mendampingi masyarakat untuk menyertifikasi lahannya agar memiliki surat yang berkekuatan hukum dan sah secara hukum,” katanya.

Menurutnya, gerakan advokasi ini dilakukan bersama-sama dengan santri yang tergabung dalam Ansor. Selain sebagai media silaturrahmi dengan masyarakat, katanya, juga sebagai bentuk sumbangsih kami, Pesantren Atas Angin untuk kemajuan masyarakat. (Husni Sahal/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 09 November 2016

Kader GP Ansor juga Mahir Memainkan Rebana

Purworejo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kader Gerakan Pemuda Ansor berbangga hati meraih juara pertama Festival dan Lomba Rebana se-Eks Karesidenan Banyumas dan Kedu bertema "Santri Bersholawat Memperkuat Bangsa". Namun demikian, Kepala Satuan Koordinasi Cabang (Kasatkorcab) Banser Purworejo, Jawa Tengah, Daryanto meminta hal tersebut tidak membuat jumawa (tinggi hati).

"Keluarga besar Pemuda Ansor Purworejo menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya pada tim hadroh yang telah mengharumkan nama organisasi. Pasca kemenangan, kami berharap tim hadroh tersebut tidak bubar dan tidak merasa jumawa karena prestasinya," ujar Daryanto, di Purworejo, Jumat (14/10).

Jika nantinya diselenggarakan kompetisi tingkat lebih tinggi, Daryanto berharap tim hadroh PC GP Ansor Purworejo mampu menelurkan prestasi.

Kader GP Ansor juga Mahir Memainkan Rebana (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader GP Ansor juga Mahir Memainkan Rebana (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader GP Ansor juga Mahir Memainkan Rebana

Ketua PC GP Ansor Purworejo Muhammad Haikal mengapresiasi capaian tersebut. "Itu prestasi yang sangat membanggakan. Kami haturkan terimakasih atas segala bantuan dan doa para sesepuh dan kiai," ujarnya.

Dalam bermain hadroh, tim PC GP Ansor Purworejo menggunakan atau menggabungkan beberapa variasi. "Dan itu bukan hal mudah dalam seni hadroh. Namun Alhamdulillah, mereka mampu menorehkan prestasi gemilang," ujar Haikal lagi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tim hadroh Ansor Purworejo meraih nilai 456, sehingga ditetapkan sebagai juara pertama pada kegiatan diselenggarakan Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah bekerja sama dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Ahad (9/10) di STIMIK Tunas Bangsa, kompleks Ponpes Al Fatah, Kabupaten Banjarnegara. Diurutan kedua, PC Ansor Kabupaten Wonosono meraih nilai 447. Dan juara ketiga, PC Ansor Magelang mendulang nilai 435.

"Kegiatan tersebut merupakan wadah bagi pemuda-pemuda NU khususnya GP Ansor untuk melestarikan nilai budaya dalam rangka memperingati Hari Santri dan Tahun baru Hijriyah 1438 H," ujar Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah, Ikhwanudin.?

Didampingi, Ketua Panitia Penyelenggara Zainal Arifin, Ikhwanudin berharap melalui kegiatan tersebut pemuda Nahdlatul Ulama (NU) kian kreatif dan nilai spiritualnya bertambah.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Ansor punya wadah yang punya peran dan fungsi masing-masing, salah satu Majelis Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor. Ansor juga memiliki Banser yang memiliki satuan khusus lain, seperti Banser Tanggap Bencana," pungkasnya. (Gatot Arifianto/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Halaqoh, Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 06 November 2016

Banser Wonosobo Bahu-membahu Bangun Panti Pintar

Wonosobo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Desa Wonobungkah, Wonosobo, Rabu (4/9) kemarin terlihat sibuk. Warga bersama para anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) sedang mengadakan pengecoran untuk Panti Pintar di Desa tersebut.

Banser Wonosobo Bahu-membahu Bangun Panti Pintar (Sumber Gambar : Nu Online)
Banser Wonosobo Bahu-membahu Bangun Panti Pintar (Sumber Gambar : Nu Online)

Banser Wonosobo Bahu-membahu Bangun Panti Pintar

Pembangunan Panti ini yang diasuh oleh Kiai Syafaat sekaligus sebagai Syuriyah MWCNU kota, dilaksanakan sebagai bagian dari pengembangan sarana pendidikan di lingkungan Kota khususnya.

Panti ini bukan sekadar melakukan pendidikan formal, tetapi sorenya juga mengadakan kegiatan layaknya Pomdok Pesantren dari segi kurikulumnya, kajian tafsir, kitab kuning serta Qoidah lain yang merupakan bagian penting dari ajaran Awaja.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam pembangunan ini Satkoryon kota yang menjadi tuan rumah ikut berpartisipasi dengan mengirimkan personilnya yang didatangkan dari ranting yang ada. Terlihat sekali Banser berbaur dengan masyarakat umum bahu-membahu mulai dari pengadukan, pengangkutan dan suplai pengecoran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kami banser adalah bagian dari Masyarakat yang mengemban amanah untuk menolong sesuai ruhnya "ansor", apalagi ini di bidang pendidikan, sehingga kami merasa perlu untuk cancut taliwondo membantu dan menggerakkan anggota untuk ikut membangun panti ini," terang Nursalim Satkoryon Wonosobo.

Dengan masih penuh keringat dan Kotoran disekujur tubuhnya dia menambahkan, bahwa Kegiatan seperti ini juga bisa menimbulkan kerja-sama yang lebih kuat antar anggota dan masyarakat serta soliditas Organisasi.

"Dari ranting yang hadir diantaranya Tlogojati, Jaraksari, Kejiwan, Mlipak dll, bergerak hanya untuk berjuang dan beribadah," tambahnya.

"Apapun kegiatannya asal berguna dan bermanfaat dan dilandasi nilai ibadah InsyaAlloh kami siap kapanpun dan dimanapun," tambah Suparno, anggota Banser dari Jaraksari.

Pembangunan ini dilaksanakan bertahap. "Semoga dengan dibangun panti ini Masyarakat merasa memiliki, sehingga diharapkan Pendidikan ala Ahlussunnah wal Jamaah disemua tingkatan bisa semakin berkembang, tanpa mengesampingkan nilai modernisasi di masyarakat," kata kiai Syafaat sekaligus sebagai tuan rumah kegiatan tersebut.

Semoga dari kegiatan ini Banser semakin berkembang dan maju baik dari segi pemikiran dan tingkah laku, hingga tidak mudah terprovokasi oleh suara yang tidak jelas. Hidup Banser !! (Herry BH/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam, Ahlussunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam Sejarah, Fiqih dan Seni Tidak Terpisahkan

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Wilayah Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia Nahdlatul Ulama (Lesbumi NU) Jawa Timur melangsungkan sarasehan sastra dan budaya bertema "Fikih, Seni dan Sastra" di kantor PWNU Jawa Timur, Surabaya, Jumat (25/9), dengan menghadirkan KH Abdurrahman Nafis dan Muhammad Al-Fayyadl sebagai narasumber dan Riadi Ngasiran sebagai moderator.

Dalam Sejarah, Fiqih dan Seni Tidak Terpisahkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Dalam Sejarah, Fiqih dan Seni Tidak Terpisahkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Dalam Sejarah, Fiqih dan Seni Tidak Terpisahkan

KH Abdurrahman Nafis, mengemukakan bahwa dalam sejarahnya, sastra sering menjadi bagian tidak terpisahkan bagi awal dikenalkannya Islam. "Dan Nabi Muhammad dengan mukjizat yang diterimanya berupa al-Quran, telah mampu mengalahkan karya sastra masyarakat Arab saat itu," katanya.

Para pemimpin Quraisy saat itu, yakni Umar bin Khattab serta Amr bin Hisyam dibuat tidak berdaya dengan kandungan ayat Al-Quran. "Bahkan, Umar bin Khattab bisa terenyuh saat putrinya, Siti Hafshah membaca ayat al-Quran, sehinggga berkenan menjadi muslim," kata Wakil Ketua PWNU Jatim ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Nafis, sapaan akrabnya, kemudian menggambarkan bagaimana awal mula islamisasi di Indonesia yang lebih menggunakan cara damai, termasuk dengan menggunakan seni sebagai media dakwahnya.

"Para Wali Songo telah berhasil mengislamkan khususnya masyarakat Jawa lewat pendekatan seni," terangnya. Lahirnya seni wayang, tembang dan syair dengan tema agama sebagai bukti bahwa seni demikian menjadi media yang sangat efektif untuk mengenalkan Islam kepada masyarakat, lanjutnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebelumnya, masih menurut Direktur PW Aswaja NU Center Jatim ini, para ulama pengarang kitab telah menemukan disiplin ilmu yang membahas tentang kaidah sastra lewat ilmu balaghah, arudh, dengan berbagai varian yang dimiliki.

Pertemuan antara fikih dan sastra akhirnya melahirkan definisi dan batasan yang menjelaskan tentang seni islami. "Ada 4 batasan yang telah digariskan para fuqaha terhadap seni," kata Kiai Nafis yang juga dosen UIN Sunan Ampel Surabaya ini.

Pertama adalah, seni yang dilahirkan tidak memgandung kemusyrikan. "Yang kedua, seni islami adalah yang tidak mengandung maksiat," katanya. Sedangkan ketiga adalah jangan sampai menimbulkan fitnah, dan terakhir yakni seni harus mengandung amar makruf nahi munkar, imbuhnya.

Sering Terjadi Ketegangan

Muhammad Al-Fayyadl justru mencatat akhir-akhir ini sering terjadi ketegangan di akar rumput antara santrawan dan para fuqaha. "Bahkan pernah saya saksikan, pagelaran seni di salah satu kampung justru dihentikan lantaran dianggap tidak islami," kata alumnus Master "Philosophie et Critiques Contemporaines de la culture" Université Paris VIII, Prancis tersebut.

Padahal di awal Muktamar NU, para kiai sangat terbuka dengan masalah kesenian. "Ini mengisyaratkan bahwa hubungan antara kesenian dan agama menduduki porsi terpenting dalam perhatian ulama," kata Gus Fayyadl, sapaan akrabnya.

Dalam perjalanannya, kendati persoalan kesenian kontemporer kemudian kerap menjadi bahasan dalam forum bahtsul masail NU, tapi dalam pandangan dosen UGM ini, rumusannya secara konseptual masih jauh dari komprehensif dan meyakinkan.

Kedua narasumber sepakat bahwa harus selalu dilakukan dialog terbuka antara para pegiat seni dengan aktifis bahtsul masail agar ditemukan titik temu bagi sejumlah permasalahan seni mutaakhir yang tentunya sarat dengan dinamika dan inovasi. (Ibnu Nawawi/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 03 November 2016

Kader NU Probolinggo Ikuti Pendidikan Kader Penggerak

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Sedikitnya 150 orang kader NU di Kabupaten Probolinggo mengikuti kegiatan Pendidikan Kader Penggerak (PKP) di Pondok Pesantren Nurul Hasan Desa Lemahkembar Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo, Jumat hingga Ahad (25-27/8).

Kader NU Probolinggo Ikuti Pendidikan Kader Penggerak (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader NU Probolinggo Ikuti Pendidikan Kader Penggerak (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader NU Probolinggo Ikuti Pendidikan Kader Penggerak

Para kader NU yang mengikuti PKP ini terdiri dari 100 orang pengurus ranting, 25 orang pengurus MWC, 5 orang pengurus Gerakan Pemuda Ansor, 5 orang pengurus Pergunu, 5 orang pengurus IPNU, 5 orang pengurus Lesbumi dan 5 orang pengurus Ishari.

Para kader NU ini diberikan materi tentang ke-NU-an, sejarah NU dan perjuangan NU dalam kemerdekaan.?

“Tujuan PKP ini adalah selain memenuhi AD/ART juga bertujuan meningkatkan militansi dan kecintaan pada NU secara kelembagaan dan keorganisasian,” ujar Wakil Ketua PCNU Kabupaten Probolinggo KH A. Dafiq.

Menurut Dafiq, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk melatih para kader NU dalam memperbaiki SDM (Sumber Daya Manusia) sekaligus meningkatkan kecintaan terhadap NU. Sehingga bisa menumbuhkan semangat dalam membesarkan organisasi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Mudah-mudahan dengan adanya kegiatan ini para kader NU ini bisa semakin memantapkan diri untuk berkhidmah dalam organisasi NU. Sehingga ke depan, organisasi NU di Kabupaten Probolinggo bisa semakin maju dan berkembang serta mampu memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi warga NU di Kabupaten Probolinggo,” harapnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, Berita, Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 01 November 2016

Ansor Way Kanan Dorong Warga di 14 Kecamatan Lakukan Donor Darah

Way Kanan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. PC GP Ansor Way Kanan, Lampung mengajak kader di 14 kecamatan menyelenggarakan donor darah setiap tiga bulan sekali secara bergiliran. Upaya tersebut diharapkan membantu terpenuhinya kebutuhan darah, baik secara kualitas maupun kuantitas bagi masyarakat setempat yang membutuhkan.

Ansor Way Kanan Dorong Warga di 14 Kecamatan Lakukan Donor Darah (Sumber Gambar : Nu Online)
Ansor Way Kanan Dorong Warga di 14 Kecamatan Lakukan Donor Darah (Sumber Gambar : Nu Online)

Ansor Way Kanan Dorong Warga di 14 Kecamatan Lakukan Donor Darah

"Donor darah saat ini belum jadi tren karena kurangnya pemahaman masyarakat bagi kesehatan diri sendiri. Padahal pengandaian donor darah sederhana sekali, seperti membersihkan sumur kotor berlumpur. Seketika juga akan keluar mata air baru yang jernih, seperti itu," ujar dia di Blambangan Umpu, Selasa (9/1).

Upaya-upaya penyembuhan alternatif dengan mengeluarkan darah kotor dari tubuh ialah hijamah atau bekam hingga pashod  dengan metode memecah pembuluh darah vena.

"Kenapa ada penyembuhan alternatif semacam itu jika tidak bermanfaat bagi kesehatan? Donor darah memiliki sejumlah manfaat, seperti mengurangi kelebihan zat besi dalam tubuh, meningkatkan produksi sel darah merah, menurunkan resiko penyakit jantung dan dampak eksternal ialah membantu jiwa seseorang," kata dia lagi.

Ia menambahkan, Donor Darah Sukarela (DDS) adalah orang yang dengan sukarela mendonorkan darahnya. Mereka tidak tahu siapa yang akan menerima darahnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Jangan takut pula akan langsung diambil darahnya. Jika tidak bisa juga tidak diambil. Keuntungan lain dari donor darah ialah mengetahui kita sehat atau sebaliknya," kata penggiat Gusdurian Lampung itu menjelaskan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Data Palang Merah Indonesia (PMI) Way Kanan menyebut jumlah DDS tersebut masih belum banyak, baru sekitar 2-3 persen saja secara keseluruhan.

Padahal idealnya jumlah DDS minimal 4 persen dari jumlah penduduk suatu daerah. Kebutuhan darah di Kabupaten Lampung Utara yang juga sebagai penyangga kebutuhan darah masyarakat Way Kanan pada bulan November 2017 sejumlah 474 kolf. Kebutuhan darah tersebut dipenuhi oleh pendonor sukarela dan pendonor pengganti.

Banyaknya relawan yang rutin donor darah dapat membantu memenuhi kebutuhan darah setiap hari. Hal ini tentu sangat menguntungkan pasien yang pada saat itu membutuhkan transfusi darah sehubungan selalu tersedia darah sehat sudah diolah dan siap digunakan kapan saja.

"Pasien yang membutuhkan transfusi darah tidak perlu menunggu waktu lama untuk mendapatkan darah yang cocok dengannya atau menunggu proses pengolahan darah selesai. Itu satu harapan Gerakan Bank Darah Hidup yang akan kami luncurkan pekan depan di Kampung Bumi Baru dengan difasilitasi PMI setempat," tegas praktisi Neo Neuro Lingusitic Programing itu.

GP Ansor Way Kanan berharap, gerakan tersebut menginspirasi kader dan masyarakat yang ada di setiap kampung, termasuk pemerintah setempat untuk mendukungnya dengan kebijakan daerah.

"Butuh darah golongan A, B, AB atau O minta dicarikan masyarakat lain kampung, kecamatan, kabupaten bahkan provinsi melalui pesan berantai perlu disederhanakan dengan gerakan Bank Darah Hidup di setiap kampung. Tidak saja cepat tapi lebih masuk akal sekaligus penegasan kita punya saudara dekat, yakni tetangga," tandas Gatot Arifianto. (Nun Rizqia/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 26 Oktober 2016

Ini Rangkaian Agenda Lawatan PBNU ke Tiongkok

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menerima undangan dari Komunitas Muslim Tiongkok. Ketua Umum PBNU KH Saiq Aqil Siroj bersama rombongan akan berkunjung ke beberapa wilayah di Tiongkok dan bertemu dengan komunitas Muslim di sana.

Sekretaris pribadi Ketum PBNU, Muhammad Sofwan menjelaskan bahwa tujuan dari agenda ini adalah untuk bertukar pandangan terkait dengan perkembangan Islam di Tiongkok dan Indonesia. “Dan juga untuk mempererat kembali hubungan Islam Tiongkok dan Islam Indonesia,” katanya.

Ini Rangkaian Agenda Lawatan PBNU ke Tiongkok (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Rangkaian Agenda Lawatan PBNU ke Tiongkok (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Rangkaian Agenda Lawatan PBNU ke Tiongkok

Selain itu, lanjut Sofwan, kunjungan tersebut juga akan membahas tentang kerja sama antara NU dan Muslim Tiongkok. “Terutama (bekerja sama dalam) bidang pendidikan, berupa beasiswa bagi pelajar Indonesia yang akan menuntut ilmu di China, ataupun sebaliknya,” jelas lulusan UIN Jakarta tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sofwan menerangkan bahwa ada beberapa rangkaian agenda yang rencananya akan dilaksanakan oleh rombongan pengurus NU tersebut, yaitu bertemu dengan direktori urusan agama pemerintah Tiongkok (Wung Zuoan), ketua Asosiasi Muslim Tiongkok (Mustafa Zang Yang Zhibo), ketua Asosiasi Muslim Xinjiang (Jume Tahir), dan imam masjid agung Xinjiang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Di sela-sela kunjungan juga akan berziarah di beberapa makam pejuang Islam Tiongkok,” ungkap laki-laki asal Pati ini.

Pada hari pertama rombongan yang terdiri dari KH Saiq Aqil Siroj, H Bina Suhendra (Bendahara Umum PBNU), Eman Suryaman (Ketua PBNU), Muhammad Said Aqil (Wasekjen PBNU), Muhammad Sofwan (Sekretaris Pribadi Kiai Said), dan Nyai Hj Nurhayati Said (istri Kiai Said),? tiba di Provinsi Beijing dan disambut oleh Wung Zuoan (direktori urusan agama pemerintah Tiongkok). Adapun di hari kedua, rombongan tiba di Provinsi Xinjiang. (Muchlishon Rochmat/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja, Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 25 Oktober 2016

Karya Monumental Misbach Diabaikan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Lembaga Seniman dan Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi) NU DKI Jakarta Misbach Yusa Biran, sangat berjasa bagi bangsa ini, kata sejarawan senior Taufik Abdullah selepas tahlilan ke-40 hari wafatnya Misbach di Taman Ismail Marzuki, beberapa hari lalu.Tahlilan ala NU itu diselenggarakan Akademi Jakarta, Dewan Kesenian Jakarta, Institut Kesenian Jakarta dan BP. Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, dan Pusat Dokumentasi HB Jassin. 

“Yang konkret saja, setidaknya ada tiga hal jasa Pak Misbach. Pertama, itu Sinematek. Itu luar biasa, yang pertama di Asia. Sinematek itu ibarat sebuah candi Borobudur. Itu jasa yang monumental!” tegasnya.  

Karya Monumental Misbach Diabaikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Karya Monumental Misbach Diabaikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Karya Monumental Misbach Diabaikan

Kedua, sambung mantan Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ini, Misbach turut memperkaya cerpen-cerpen Indonesia. Ia salah seorang cerpenis terbaik dengan humor yang tinggi. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ketiga, Misbach adalah sutradara dan penulis skenario yang baik, yang punya komitmen apa itu paling baik,” tambah Ketua Akademi Jakarta ini.   

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senada dengan Taufik, pengamat politik dan kritikus film Salim Said yang juga hadir pada tahlilan itu menyatakan hal yang sama tentang Misbach. 

“Kalau tidak ada Pak Misbah, belum tentu Sinematek itu ada. Luar biasa, dari nol saya lihat. Saya saksikan sendiri. Saya orang pertama yang memanfaatkan Sinematek itu untuk menulis skripsi, tesis, tahun 76. Misbach juga termasuk orang yang memelopori penulisan sejarah film Indonesia,” jelasnya. 

Salim Said menyesalkan, pemerintah sekarang tidak memperhatikan jasa Misbach tersebut. Seperti diketahui, Sinematek yang menyimpan ribuan koleksi film Indonesia nyaris hancur karena kekurangan dana.

Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri juga hadir pada kesempatan itu. Ia berpendapat, bahwa rusaknya Sinematek mengisyaratkan bahwa pemerintah dan masyarakat masih menganggap bahawa kesenian masih dianggap nomor dua. 

Memang, sambung Sutardji, bangsa ini sering lupa terhadap warisan yang telah diberi warga negaranya, misalnya Chairil Anwar, Amir Hamzah, Sutan Takdir Ali Syahbana, Rendra.

“Mungkin prioritas kita sekarang ini terlalu ke sosial politik dan ekonomi. Sibuk ngomongin korupsi-korupsi. Itu benar, itu bagus. Tapi janga dilupakan prioritas untuk mengolah secara kreatif yang diberikan warga negara terhadap bangsanya. Memberantas korupsi oke. Menegakkan kultur juga harus! Jadi, seimbang.” 

Kalau tidak memperhatikan kebudayaan, sambung penulis syair O, Amuk Kapak ini, kita akan menjadi bangsa yang kosong. Akan tetapi, kita juga harus tepat dalam memperlakukan warisan budaya. 

“Bukan hanya mengelap-elap warisannya, tapi memelihara dalam arti kreatif, memperbanyak lagi, mencari inspirasi,” ujarnya. 

Redaktur: A. Khoirul Anam

Penulis   : Abdullah Alawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah