Senin, 31 Desember 2012

Akrabi Budaya Nusantara, Universiti Sains Islam Malaysia Belajar ke Pesantren

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?



Mahasiswa Universiti Sains Islam Malaysia (USIM) berkunjung ke Pondok Pesantren Darul Falah, Besongo, Semarang dalam rangka studi banding dan halaqah, Ahad (23/10). Bertempat di Mushala Raudlatul Jannah, silaturahim dihadiri 25 mahasiswa dari semester VII. ? Kunjungan ini menjadi bagian dari usaha mengenal lebih jauh salah satu lembaga Islam yang menerapkan budaya Nusantara.

Akrabi Budaya Nusantara, Universiti Sains Islam Malaysia Belajar ke Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Akrabi Budaya Nusantara, Universiti Sains Islam Malaysia Belajar ke Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Akrabi Budaya Nusantara, Universiti Sains Islam Malaysia Belajar ke Pesantren

"Santri memiliki kontribusi yang sangat besar dalam negeri ini dan kerangka besar dalam rahmatan lil alimin," ungkap Pengasuh Pondok Pesantren Darul Falah, Umi H. Arikhah.?

Sementara itu, salah satu pengajar Pondok Pesantren, Ustadz Luthfi Rahman menjelaskan, Pondok Pesantren Darul Falah Besongo menerapkan kurikulum karakter yang sesuai dengan aktivitas harian di lingkungan pesantren. Selain itu juga dijelaskan tentang tokoh kiai yang berperan di Indonesia dan kontribusinya.?

“Di antaranya pertama KH Wahid Hasyim, KH Salah Mahmud, dan KH Ahmad Basyir. Ketiga ulama tersebut memiliki peran penting dalam pembentukan pesantren-pesantren di Indonesia,” jelasnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selanjutnya, mahasiswa USIM juga berbagi ilmu tentang ulama-ulama yang berada di tanah Melayu. Menurut mereka, tuan guru besar (ulama) memiliki peran yang sangat penting dalam penyiaran dakwah Islam di Malaysia.

Pembahasan berikutnya yakni mengenai surat al-Alaq oleh salah satu perwakilan dari mahasiswa USIM, ? Khairi. Ia menyampaikan bahwa betapa penting membaca ulasan makna wahyu yang diterima Nabi Muhammad SAW itu.

Setelah penyampaian materi para narasumber, acara beralih dengan penampilan shalawat oleh salah satu mahasiswa asal Malaysia, Adil bin Rahman, yang diiringi grup rebana Al-Falah untuk sekadar menghibur audien. Perpaduan antara Nusantara dan Melayu pun mulai terjalin hangat.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Ada momen yang tidak dapat kita ungkapkan yaitu Busyhrollana Nilnal Muna. Semoga tetap terjaga tali silaturrahim dan segalanya membawa keberkahan," ungkap ustadz Misbah mewakili Abah Imam Taufiq dan Umi Arikhah selaku pengasuh serta keluarga besar Pesantren Darul Falah Besongo. (Hilvi/Zulfa/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 18 Desember 2012

Shalat dan Al Quran Jadikan Indonesia Bangsa Teladan

Bengkulu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Wakil Presiden RI, H. Hamzah Haz menyatakan bila bangsa Indonesia sudah melaksanakan shalat dan membaca Al Qur’an dengan baik, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa teladan di dunia.

"Bila umat 85 persen Islam di Indonesia melaksanakan hablum minallah dan hablum minannas yang diujudkan dengan shalat dan baca qur’an, Insya Allah bangsa Indonesia akan jadi bangsa teladan," kata Hamzah Haz, dalam sambutannya ketika menutup STQN ke XVII di Kota Bengkulu, Minggu malam.

Untuk bisa menjadi bangsa teladan itu, umat Islam haruslah mampu membangun ahlakul qorimah yang diimplementasikan dengan shalat lima waktu tepat waktu begitu azan dikumandangkan.

Begitu juga dengan kegiatan membaca al qur’an jangan hanya dilaksanakan pada saat akan seleksi dan musabaqah saja, tapi harus dilakukan dirumah, dimajelis taklim serta dikhatamkan.

Hamzah menekankan yang diperlukan sekarang adalah akhlak yang mulia. Masjid lebih cepat dalam membentuk ahlakul qarimah dan untuk mengatasi keadaan sekarang tidak cukup dengan tertib hukum.

Wapres yang akan mengakhiri jabatannya Oktober 2004 mendatang itu meminta pihak terkait agar menempatkan Depertemen Agama dan Departemen Pendidikan sebagai pilar pembangunan guna memperbaiki akhlak kepribadian Bangsa Indonesia.

"Krisis kepribadian bangsa Indonesia saat ini dinilai oleh bangsa lain sangat merosot seperti Amerika mengangap negara kita sebagai jaringan terorisme dan juga negara nomor enam korupsi terbesar di dunia," ujar mantan Menko Kesra itu.

Kini kondisi bangsa Indonesia makin memprihatinkan dengan maraknya perjudian, penyalahgunaan narkoba yang sudah merusak generasi muda serta pornografi. Sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam terbesar didunia seharusnya Indonesia mampu memberikan teladan kepada negara lain dengan memiliki pribadi yang akhlaqul karimah.

Dalam kaitan STQN yang merupakan bagian penting dalam membangun akhlak, sudah seharusnya pendidian agama diberikan biaya lebih besar dari sekolah umum. Hal itu didasari dari dua manfaat sekaligus yang dihasilkan dari sekolah agama yaitu mencetak manusia yang memiliki otak/intelektual dan kedua berhati mulia.

"Kalau sekolah umum hanya otak saja, tapi jiwa dan hati masih kosong hingga akhlak jadi runtuh karena anak tak dididik dengan pendidkan agama memadai," ujarnya.

Tugas guru dan ustadz jauh lebih berat daripada guru dipendidikan umum. Oleh karena itu ia mengharapkan gubernur, walikota dan bupati untuk mengalokasikan dana pendidikan besar dibidang agama.(mkf/an)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Aswaja, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Shalat dan Al Quran Jadikan Indonesia Bangsa Teladan (Sumber Gambar : Nu Online)
Shalat dan Al Quran Jadikan Indonesia Bangsa Teladan (Sumber Gambar : Nu Online)

Shalat dan Al Quran Jadikan Indonesia Bangsa Teladan

Jumat, 16 November 2012

PBNU Apresiasi Aksi Berjalan Damai dan Ajak Masyarakat Percayakan pada Proses Hukum

Cirebon, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Terkait aksi menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang berlangsung dengan relatif tertib dan damai, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya. Kiai Said sebelumnya sempat mengkhawatirkan kalau aksi 4 Nopember bisa ditunggangi oleh kelompok-kelompok radikal.

PBNU Apresiasi Aksi Berjalan Damai dan Ajak Masyarakat Percayakan pada Proses Hukum (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Apresiasi Aksi Berjalan Damai dan Ajak Masyarakat Percayakan pada Proses Hukum (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Apresiasi Aksi Berjalan Damai dan Ajak Masyarakat Percayakan pada Proses Hukum

"Saya bersyukur dan mengapresiasi aksi yang berjalan dengan relatif tertib dan damai. Begitulah semestinya Muslim Indonesia, begitulah Muslim Indonesia yang orisinil," kata Kiai Said kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, saat ditemui di kediamannya di komplek Pesantren Kempek, Cirebon. Kiai Said menambahkan bahwa aksi damai tersebut juga menunjukkan bahwa umat Islam Indonesia bisa hidup dalam sistem dan koridor demokrasi, yang memberi ruang untuk menyatakan tuntutan dan berdemonstrasi.

Lebih jauh Kiai Said berpesan agar para pemimpin bisa menjaga lisan, sikap dan tindakan, sehingga hal seperti sekarang tidak terjadi lagi. "Pemimpin harus menjadi teladan bagi warganya baik dalam ucapan, sikap atau tindakan," kata beliau.

Terkait tuntutan massa aksi terhadap Ahok, Kiai Said, yang sebelumnya mengajak umat Islam Indonesia untuk memaafkan Ahok, meminta semua pihak menyerahkan penyelesaian kasus ke aparat kepolisian agar diproses secara hukum.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pak Ahok memang telah membuat tersinggung banyak orang Islam, tapi apakah sangkaan penistaan Quran benar atau tidak kita serahkan ke kepolisian untuk diteliti dan diselidiki lebih jauh. Dan kita semua nanti harus menghormati hasilnya."

Dalam pandangan Kiai Said, semua kekisruhan terkait Ahok ini tak lepas dari politik pilkada. Jika tidak ada pilkada mungkin tidak akan seperti ini. Kiai Said mengingatkan, keinginan menjadi presiden, gubernur, walikota atau bupati tak lain adalah untuk bisa memajukan bangsa dan negara, taraf hidup rakyat, tapi kalau dalam upaya mengejar tujuan itu ada kepentingan bangsa yang lebih besar yang dipertaruhkan sebaiknya keinginan itu ditimbang lagi. "Kalau saya mundur," kata Ketua Umum PBNU 2015-2020 tersebut. ? (Savic Ali/)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 09 November 2012

Majikan Baik Hati Beri Mobil dan Biayai Pernikahan TKI

Kairo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Koran Arab Saudi memberitakan pernikahan seorang tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama Solikin Abu Ahmad yang bekerja untuk seorang pengusaha bernama Rashid Al Shallash.

Majikan Baik Hati Beri Mobil dan Biayai Pernikahan TKI (Sumber Gambar : Nu Online)
Majikan Baik Hati Beri Mobil dan Biayai Pernikahan TKI (Sumber Gambar : Nu Online)

Majikan Baik Hati Beri Mobil dan Biayai Pernikahan TKI

Laporan koran Arab News pada Senin menyebutkan, Rashid Al Shallash membiayai pernikahan Solikin dengan seorang perempuan yang juga pembantu rumah tangga dia dan memberikan satu mobil sebagai hadiah perkawinan.

Pengusaha muda itu juga membayarkan gaji satu tahun Solikin pada hari pernikahannya serta memberikan jaminan sebagai sponsor bagi istri Solikin, yang tidak disebut nama dan asal negaranya oleh koran tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara pernikahan Solikin yang dilakukan di Kota Buraidah dengan tradisi Arab Saudi antara lain dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat, termasuk ulama terkenal Syeikh Salman Al Audah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Syeikh Audah memuji sikap pengusaha yang mengambil inisiatif untuk memfasilitasi pernikahan pembantunya.

Menurut surat kabar "Ajil", Syeikh Salman Audah sedang giat berkampanye untuk mendorong warga setempat memperlakukan para pekerja warga asing secara baik.

"Ini adalah sikap terpuji yang hendaknya diikuti warga lainnya yang mempekerjakan warga asing," katanya.

Dekan Institut Bisnis di Rabihg, Dr Abdel Ilah Saaty, juga menghadiri acara kenduri itu dan memuji sikap Shallash.

"Saya sangat gembira mendengar berita ini. Ini adalah sunnah (ajaran) Rasulullah SAW yang patut diteladani," katanya. (antara/mukafi niam)

Foto: Arab News

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 03 November 2012

Peringati Harlah, Pelajar NU Demak Lantik Komisariat dan Ranting

Demak, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Demak melantik secara serentak 5 Pimpinan Komisariat (PK) dan 4 Pimpinan Ranting (PR) masa bakti 2014-2015 sekecamatan Demak Kota, Kamis (6/3) siang. Acara ini bertepatan harlah pelajar NU yang diperingati pelajar Demak. 

Peringati Harlah, Pelajar NU Demak Lantik Komisariat dan Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)
Peringati Harlah, Pelajar NU Demak Lantik Komisariat dan Ranting (Sumber Gambar : Nu Online)

Peringati Harlah, Pelajar NU Demak Lantik Komisariat dan Ranting

Bertempat di Gedung NU Demak jalan Sutltan Fattah 611 Bintoro Demak, Ketua PC IPNU Demak Musadad Syarif mengatakan, kepengurusannya telah berupaya menyolidkan kader dan pelajar NU dengan melakukan regenerasi kepemimpinan secara periodik, rapat anggota, pengaderan baik makesta maupun lakmud.

“Sebagai pelajar NU yang sudah jadi pengurus dan telah dilantik harus siap mengemban amanat organisasi dan amanat ulama NU,” harap Sadad.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Musadad mengapresiasi pelantikan PK dan PR IPNU-IPPNU se-Demak Kota sebagai bentuk prestasi membanggakan dari PAC Demak Kota dengan memperbanyak PK di sekolah dan pesantren.

Sedangkan Ketua PC IPPNU Demak Fitriyah meminta pengurus yang baru saja dilantik agar selalu bisa aktif berorganisasi lewat IPNU-IPPNU. “Jalankan organisasi dengan baik dan tetap bersemangat melanjutkan perjuangan para Ulama NU,” harapnya. (A Shiddiq Sugiarto/Alhafiz K)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 02 November 2012

PBNU Minta Ahkamul Fuqoha Direvisi

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kumpulan keputusan Muktamar, Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) mulai 1926-2004 yang dirangkum dalam buku "Ahkamul Fuqoha: Solusi Hukum Islam" yang kini beredar luas di masyarakat dinilai tidak memenuhi standar. Karena itu, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta penerbit Diantama untuk merevisi dan menghilangkan bagian-bagian yang tak perlu.

Wakil Ketua Lajnah Bahtsul Masail PBNU HM Cholil Nafis menjelaskan, kesalahan paling fatal dari penerbitan tersebut adalah dimasukkannya draf materi Muktamar NU XXXI tentang hermeneutika yang telah ditolak oleh muktamirin (peserta muktamar).

“Muktamirin telah memutuskan untuk menolak hermeneutika, NU memiliki metode sendiri. Pemuatan kembali draf tersebut seolah-olah untuk menggugat keputusan muktamar. Perbedaan pendapat adalah hal yang biasa, tapi kalau sudah diputuskan, harus dipatuhi bersama,” katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sabtu.

PBNU Minta Ahkamul Fuqoha Direvisi (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Minta Ahkamul Fuqoha Direvisi (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Minta Ahkamul Fuqoha Direvisi

Lebih lanjut, Nafis menjelaskan, materi hermeneutika tersebut masih disertai oleh kritik dan komentar yang dinilainya tak sesuai untuk mengkritisi keputusan PBNU.  “Bagaimana mungkin, keputusan muktamar disandingkan dengan komentar dari pengurus lajnah bahtsul masail PCNU Pasuruan dan fungsionaris PC PMII Sumenep,” tandasnya.

Catatan editor yang ditulis oleh Imam Ghozalie Said juga dianggap tak perlu ditampilkan. PBNU beranggapan bahwa catatan editor tersebut seolah-olah menggambarkan metode bahtsul masail atau istimbat NU berdasarkan analisis sendiri, padahal NU sudah memiliki istimbat sendiri berdasarkan Munas Lampung tahun 1992 dan Muktamar Solo pada 2004 lalu.

“Jika menerbitkan kumpulan keputusan-keputusan NU tak perlu dikasih analisis, komentar atau kritik, bikin saja buku tersendiri untuk itu agar tidak bias. Cukup ditulis apa yang diputuskan,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Beberapa hal lain yang harus diperbaiki adalah tidak adanya kata-kata bismillah dalam kata pengantar oleh Rais Aam PBNU KH Sahal Mahfudz maupun sambutan Ketua umum PBNU KH Hasyim Muzadi, padahal pengantar penerbitnya saja diberi bismillah. Lay out (tata letak) pengantar tersebut juga dikritik PBNU kurang bagus karena terlalu dekat jaraknya dengan tepi halaman.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu, adanya tulisan “Rekomendasi PBNU” dinilai menyesatkan karena PBNU secara resmi belum pernah mengeluarkan surat rekomendasi untuk penerbitan buku ini. “Katanya mereka pernah minta izin secara lisan, tapi namanya organisasi kan harus ada surat resmi,” tuturnya.

Lajnah Bahstul Masail NU berencana menerbitkan kembali keputusan-keputusan NU tersebut. “Nanti bisa tematik berdasarkan masalah-masalah tertentu maupun komprehensif yang merupakan seluruh keputusan yang telah dibuat,” tambahnya. (mkf)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh, Habib, Khutbah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 01 November 2012

Tangkal Radikalisme, Ansor Lebak Gelar Sanlat Kebangsaan

Lebak, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Khawatir kian menguatnya gerakan radikal di berbagai daerah yang berpotensi mengganggu keutuhan NKRI, terutama di wilayah Banten, PC GP Ansor Kabupaten Lebak menggelar Pesantren Kilat (Sanlat) Kebangsaan, selama Ramadhan 1438 H.?

Sesuai rencana, Sanlat Kebangsaan ini akan dilaksanakan secara bergiliran di 28 kecamatan di Kab. Lebak. Hingga saat ini, kegiatan ini telah dilaksanakan di beberapa kecamatan, seperti Kec. Cikulur, Kec. Cipanas, Kec. Maja, Kec. Cimarga, Kec. Lebak Gedong dan lain sebagainya.

Tangkal Radikalisme, Ansor Lebak Gelar Sanlat Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Tangkal Radikalisme, Ansor Lebak Gelar Sanlat Kebangsaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Tangkal Radikalisme, Ansor Lebak Gelar Sanlat Kebangsaan

“Memang hingga kini belum semua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ansor ? di seluruh kecamatan melaksanakannya. Namun akan terus berjalan secara bergiliran hingga Ramadhan berakhir. Mudah-mudahan nanti semua PAC bisa menggelarnya,” ujar Ketua PC GP Ansor Kab. Lebak, Ade Bujhaerimi.

Dikatakan Ade, Sanlat Kebangsaan ini sengaja diselenggarakan sebagai upaya serius dari Gerakan Pemuda Ansor untuk menangkal paham dan gerakan radikal, intoleran, anti Pancasila, di kalangan generasi muda.?

“Dengan berbagai problematika yang dihadapi, generasi muda rawan disusupi paham radikal. Karena itu, yang menjadi sasaran utama Sanlat Kebangsaan ini ratusan siswa, mahasiswa dan santri pondok pesantren,” ujarnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Setiap kegiatan yang diselenggarakan, materi disampaikan oleh Camat, TNI, Polri dan tokoh NU/masyarakat. Bahkan terkadang menghadirkan pemateri dari kalangan kampus yang kompeten di bidangnya

Adapun materi utama yang disajikan terkait urgensi Pancasila bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, pentingnya mempertahankan NKRI, pentingnya menghargai perbedaan atau toleransi, bahaya paham radikal bagi keberlangsungan kesatuan dan persatuan dan sebagainya.

“Kita juga memberikan materi tentang Ahlus Sunnah wa al-Jamaah (Aswaja) al-Nahdhiyyah atau ke-NU-an, supaya peserta memahami peran penting NU bagi NKRI ini,” ujar Ade.?

“Harapannya, kegiatan ini akan membangkitkan nilai-nilai Pacasila, kecintaan pada tanah air dan kepedulian pada masa depan NKRI di kalangan generasi muda saat ini, sehingga bisa mengikis potensi munculnya radikalisme di kalangan mereka,” sambungnya.

Buka Puasa Bersama menjadi penutup Sanlat Kebangsaan. Dan untuk tindak lanjut, rencananya seusai lebaran akan diselanggarakan Dialog Kebangsaan dan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan. Red: Mukafi Niam ? ?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 27 Oktober 2012

Menjelang 2020, Indonesia Dikepung Nuklir

Beberapa dekade terakhir, dunia mengalami krisis sumber energi. Sumber energi fosil, seperti minyak bumi dan batubara, yang selama ini menjadi sumber energi utama dunia telah mengalami penurunan cadangan. Di samping itu dampak pemanfaatan sumber energi fosil telah meningkatkan suhu bumi sehingga terjadilah pemanasan global. Pemanasan global memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pelelehan salju abadi di kutub utara dan selatan sehingga meningkatkan? tinggi muka air laut dimana hal ini memberikan dampak pada munculnya berbagai bencana banjir di beberapa negara yang mempunyai permukaan dataran rendah.

Disamping itu isu kerusakan lingkungan dan pemanasan global menjadi kuat ketika berbagai bencana alam terjadi yang diakibatkan oleh adanya perubahan iklim global dimana hal ini berdampak pada industri pertanian yang mengalami gangguan dalam perencanaan/pola tanam komoditas pertanian. Wilayah Filipina beberapa waktu yang lalu diterjang badai Haiyan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa hingga lebih dari 5.700 jiwa. Hal ini membuktikan bahwa dampak pemanasan global cukup signifikan pada pola iklim dunia.

Terganggunya perencanaan tanam pada dunia pertanian memberikan dampak pada terancamnya pasokan pangan dunia yang dikhawatirkan dapat meningkatkan tingginya tingkat kelaparan pada beberapa negara dengan kemampuan ekonomi lemah.

Pada sektor energi, tekanan isu pemanasan global memberikan implikasi pengambilan keputusan dalam menentukan sumber energi untuk memenuhi kebutuhan energi nasional, khususnya pada beberapa negara berkembang.

Menjelang 2020, Indonesia Dikepung Nuklir (Sumber Gambar : Nu Online)
Menjelang 2020, Indonesia Dikepung Nuklir (Sumber Gambar : Nu Online)

Menjelang 2020, Indonesia Dikepung Nuklir

Beberapa negara ASEAN telah memutuskan untuk mengurangi prosentase sumber energi fosil dalam bauran energi nasional mereka, sebut saja Malaysia, pada tahun 2010 Malaysia telah memutuskan akan menggunakan energi nuklir, saat ini mereka telah mempunyai calon tapak potensial yang akan digunakan sebagai lokasi PLTN, sebagian besar berada pada Semenanjung Malaysia (lihat gambar).

Sementara itu Indonesia merencanakan akan mengoperasikan sebanyak 4 unit PLTN pada tahun 2024, namun hingga tulisan ini dibuat, keputusan tentang calon lokasi tapak masih belum diputuskan. Sementara itu Korea Selatan merencanakan akan menggunakan nuklir sebagai pembangkit listrik utama meraka hingga 60% pada 2035. Sedangkan Philipina yang mempunyai potensi bencana alam (badai) lebih besar dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya telah memutuskan akan menggunakan nuklir untuk memenuhi pasokan energy mereka sebanyak 5% pada tahun 2030.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu Vietnam sejak awal 2000-an lebih serius memikirkan penggunaan energy nuklir dibandingkan dengan beberapa Negara ASEAN lainnya, saat ini Vietnam merencanakan akan membangun 13 unit PLTN selama 2 dekade kedepan. Bahkan hingga tulisan ini dibuat, Vietnam telah menandatangi kontrak pembangunan PLTN dengan ROSATOM, sebuah perusahaan desainer PLTN asal Rusia. Vietnam juga telah menetapkan tapak yang akan digunakan sebagai tapak PLTN (lihat gambar)

Seolah tak ingin kalah dengan negara-negara tetangga lainnya, secara serius Thailand juga telah mempersiapkan calon lokasi tapak PLTN yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi nasionalnya. Hingga saat ini Thailand mempunyai 6 calon tapak potensial yang akan digunakan, namun demikian Thailand masih menjajagi teknologi mana yang akan mereka digunakan.

?

Akhmad Khusyairi, M.Eng?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kontributor Iptek PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. ?

?

?

?

?

?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh, Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 29 September 2012

Ikut Munas, Nikmati Sega Jamblang

Cirebon, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebelum persidangan komisidi mulai, Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2012 rame-rame peserta menikmati sarapan pagi dengan menu Sega (nasi) Jamblang. Mereka jalan beberapa kilometer dari arena munas.



Ikut Munas, Nikmati Sega Jamblang (Sumber Gambar : Nu Online)
Ikut Munas, Nikmati Sega Jamblang (Sumber Gambar : Nu Online)

Ikut Munas, Nikmati Sega Jamblang

“Wah, aku pengin nikmati nasi jamblang, rek,” ujar Anam, salah seorang peserta dari Jawa Timur  dengan logat jawa timuran yang kental. Anam beserta tujuh orang temannya pinjem mobil panitia untuk menikmati nasi jamblang Ahad pagi (16/9).

Mencari makanan khas wong Cirebon itu tidaklah susah, karena banyak di jajakan penjual di sepanjang raya Jamblang, asal muasal makanan itu. Dari arena Munas, diperempatan Palimanan ke kiri, hanya berjarak lebih kurang 3 kilometer ke arah Jawa Tengah.  

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam sejarah tercatat, sega Jamblang pada awalnya diperuntukan bagi para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun jalan raya Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon.

Sega Jamblang saat itu dibungkus dengan daun jati, mengingat bila dibungkus dengan daun pisang kurang tahan lama sedangkan jika dengan daun jati bisa tahan lama dan tetap terasa pulen. Hal ini karena daun jati memiliki pori-pori yang membantu nasi tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu yang lama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Walaupun menunya sangat beraneka ragam, namun harga makanan ini relatif sangat murah. Karena pada awalnya makanan tersebut diperuntukan bagi para pekerja buruh kasar di Pelabuhan dan kuli angkut di jalan Pekalipan

Menu yang tersedia biasanya antara lain sambal goreng, tahu sayur, paru-paru (pusu), semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar, telur masak sambal goreng, semur ikan, ikan asin, tahu dan tempe. 

Redaktur     : Hamzah Sahal

Kontributor : Wasdiun 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Kiai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 27 September 2012

Lesbumi PBNU Gelar Silaturahim Kebudayaan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lembaga Seni dan Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Nahdlatul Ulama menggelar Silaturahim Kebudayaan di lantai 8 Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (28/7). Berbagai acara ditampilkan pada acara yang bertemakan Meneguhkan Kebudayaan, Memperkuat Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini.?

Tampak pameran lebih dari 100 keris, Musik Keroncong, pembacaan puisi dan suluk "Sapta Wikrama" dari Lesbumi, ? Mocopat dari Sujiwo Tejo, Pencak Silat dari Pagar Nusa, Gholla Barghawaz Kesenian Celempung Sunda Wiwitan, dan di akhiri dengan Seminar yang diisi Ketua Lesbumi KH Agoes ? Sunyoto, Ketua Umum Persatuan Purnawiran Warakawuri TNI/Polri (Pepabri) Agum Gumelar, Budayawan KGPH Puger, dan Pemerhati Budaya Harry Tjan Silalahi.?

Lesbumi PBNU Gelar Silaturahim Kebudayaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Lesbumi PBNU Gelar Silaturahim Kebudayaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Lesbumi PBNU Gelar Silaturahim Kebudayaan

Dalam sambutannya, ketua panitia Aizzudin Abdurrahman mengatakan bahwa kegiatan Silaturahim Kebudayaan merupakan tanggung jawab yang menjadi fokus bagi Lesbumi.?

Pada acara yang dibuka Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj ini, Aizzudin mengaku bangga kegiatan ini bisa terselenggara karena menurutnya kebudayaan tidak bisa dilepaskan dari bangsa Indonesia.

"Ini merupakan kebanggaan, ini merupakan bukti nyata kebudayaan tidak terpisahkan dari bangsa ini," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir Wakil Rais Aam KH Miftahul Akhyar, Ketua PBNU H Umar Syah, Bendahara Umum PBNU Bina Suhendra dan lain-lain. (Husni Sahal/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lomba, Sejarah, AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 18 September 2012

PBNU Banjir Karangan Bunga Simpatik, Ini Tanggapan Katib Aam PBNU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - KH Yahya Cholil Tsaquf (Gus Yahya) menanggapi banjirnya karangan bunga di halaman Kantor PBNU yang berisi ucapan terima kasih dan dukungan kepada NU untuk terus menjaga keutuhan NKRI dari ancaman radikalisme, Rabu (3/5). Ia menyatakan heran kenapa publik baru melek akan sikap dan dukungan NU yang tampak sendirian membela NKRI.

Katib Aam PBNU Gus Yahya mengungkapkan keprihatinannya di hadapan peserta Kongres Ke-III Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Kamis (4/5). Karena menurutnya, NU itu sudah sejak lama berkomitmen menjaga NKRI dan melawan radikalisme.

PBNU Banjir Karangan Bunga Simpatik, Ini Tanggapan Katib Aam PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Banjir Karangan Bunga Simpatik, Ini Tanggapan Katib Aam PBNU (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Banjir Karangan Bunga Simpatik, Ini Tanggapan Katib Aam PBNU

Ia merasa heran kepada orang-orang yang baru menyadari kalau NU merupakan organisasi yang sendirian dalam menjaga NKRI. “Yang saya geli itu kok orang baru sadar kalau NU sendirian,” katanya diikuti tawa peserta kongres.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Padahal, NU sudah sejak awal menyadari bahaya radikalisme ini sebagai ancaman terhadap NKRI, tetapi juga ancaman terhadap kemanusiaan. “Masalah radikalisme ini adalah ancaman terhadap seluruh peradaban,” kata Gus Yahya.

NU menyadari hal tersebut. Karenanya NU sedari dulu mengampanyekan perdamaian dan mengingatkan bahaya radikalisme secara global. Hal itu ditandai dengan munculnya Al-Qaeda dan ISIS.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada kesempatan tersebut, hadir juga sebagai pembicara Menteri Desa Eko Putro Sandjojo, Staf Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Khoirul Anwar, perwakilan dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris Sigit Karyadi. (Husni Sahal/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Halaqoh, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 15 September 2012

GP Ansor Se-Jatim Agendakan Silaturrahim Bulanan

Malang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pergerakan koperasi NU di sejumlah kota dan kabupaten di Jawa Timur, perlu diperkuat dan betul-betul menyentuh lapisan masyarakat. Karenanya, Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Timur menjadwalkan silaturrahim bulanan antar-Pimpinan Cabang.

Hal tersebut disepakati puluhan Pimpinan Cabang GP Ansor se-Jawa Timur menjelang penutupan pelatihan manajemen koperasi di Hotel Maxone, Kota Malang, Selasa (22/3).

GP Ansor Se-Jatim Agendakan Silaturrahim Bulanan (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Se-Jatim Agendakan Silaturrahim Bulanan (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Se-Jatim Agendakan Silaturrahim Bulanan

"Sebagai tahap awal, silaturrahim dimulai dari Surabaya. Setelah itu bisa dirembuk kelanjutannya," terang Bidang Ekonomi PW Ansor Jatim H Budi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Diterangkan, ajang silaturrahim penting dibudayakan dengan melibatkan antar-Pimpinan Cabang. Dengan begitu, segala kelemahan pengelolaan organisasi bisa dicarikan solusi dalam ajang silaturrahim tersebut. (Hairul Anam/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote, Daerah, AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 05 September 2012

Jadikan Masjid dan Mushola sebagai Markas GP Ansor

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Ketua Bidang Kaderisasi Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor M Rizqon Halal Syah Aji menyerukan kepada anggota Ansor dan Banser untuk menjadikan masjid dan mushola sebagai markasnya. Menurut dia, hal itu perlu dilakukan karena telah terjadi gerakan radikalisme yang menggerogoti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).?

Sikap Ansor harus tegas, tetap menjaga Kiai dan NU yang berarti menjaga NKRI. Masjid dan mushola adalah lambang keunggulan Islam dan harus menjadi pusat kegiatan dan konsolidasi serta membangun kekuatan keimanan maupun pertahanan NKRI.?

Jadikan Masjid dan Mushola sebagai Markas GP Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)
Jadikan Masjid dan Mushola sebagai Markas GP Ansor (Sumber Gambar : Nu Online)

Jadikan Masjid dan Mushola sebagai Markas GP Ansor

“Bangsa yang berdaulat, jangan seenaknya diinjak-injak dengan mengatasnamakan jihad dan agama. Maka mari jadikan masjid dan mushola sebagai markas Ansor, jangan sampai diduduki mereka,” seru Rizqon saat menyampaikan sambutan Ansor bersholawat dalam rangka Hari Jadi ke-338 Kabupaten Brebes di Lapak Bawang Hj Tiroh Desa Klampok Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes, Kamis malam (21/1/16).

Ansor, lanjutnya, wajib menjaga kiai dan NU yang berarti pula menjaga kedaulatan NKRI. Bagi Ansor, NKRI adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. “Ansor tidak takut!” teriak Rizqon sambil mengepalkan tangan menonjok angkasa.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menghendaki umat untuk bertakwa, sambungnya, tidak perlu dengan tindakan-tindakan teror dan kekerasan. Justru dengan pendekatan budaya, perkembangan dan kemajuan Islam bisa jaya. Terbukti Walisongo telah sukses mengembangkan Islam di tanah jawa antara lain lewat kesenian gamelan, gending jawa. “Maka tidak keliru kalau Ansor bersholawat kali ini juga mengundang Ki Dalang Enthus Susmono dengan wayang santrinya,” ujarnya.?

Hal senada disampaikan Ketua PC GP Ansor Brebes Ahmad Munsip menyatakan, Ansor diharapkan mampu menjadi garda terdepan, dan penjaga kiai. Sedari dulu, Ansor sebagai penolong umat, tidak takut dengan tindakan anarkisme, apalagi terorisme. “Lawan teroris, Ansor tidak takut, ? siap berada di garda terdepan,” tandasnya.

Wakil Rais Syuriah PBNU KH Subhan Makmun menandaskan, keimanan tanpa keamanan tidak akan kokoh. Untuk itu, sangat penting menjaga keamanan dan menciptakan kedamaian ditengah masyarakat agar umat ayem dan khusyu beribadah.?

Ketua Panitia Zaenal Mutaqin menjelaskan, Ansor bersholawat digelar dalam rangka memperingati hari jadi ke-338 Kabupaten Brebes. Kegiatan tersebut dimeriahkan dengan pertunjukan Wayang Santri dengan dalang Ki Enthus Susmono dari Tegal lengkap dengan grup music Satria Laras.?

Dalam penampilannya, dalang Ki Enthus Susmono mengambil lakon Lupit Jaga Putri. Dalang yang juga Bupati Tegal tersebut, tampil sangat kocak sehingga membuat para pengunjung betah hingga acara klar pukul 02.00 dini hari.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Alhamdulillah, kami bisa berkontribusi dalam pembangunan rohani, lewat ansor bersholawat," kata ketua panitia Zaenal Mutaqin.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti SE mengapresiasi kegiatan Ansor Bersholawat. Karena disamping bisa mensyiarkan agama juga menjalin silaturahmi dengan seluruh kalangan masyarakat. Bupati juga mengajak kepada para pemuda Brebes yang sudah berumur di atas 17 tahun agar bergabung dengan Ansor. “Bapak, Ibu, kalau punya anak laki-laki di atas 17 tahun silakan bergabung dengan Ansor. Jangan ikut-ikutan organisasi yang tidak jelas,” saran Idza.

Menurut Bupati, kita semua berkwajiban menjaga moral anak bangsa. Ansor juga diharapkan menjadi motivator dalam pembangunan daerah dengan menguatkan karakter pemuda ke jalan yang lurus. “Ayo Kerja, mari bangun Kabupaten Brebes,” ajaknya penuh semangat. (wasdiun/abdullah alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 29 Agustus 2012

Ketua Baru Tegaskan Nilai Aswaja PMII Solo

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Peserta Konferensi Cabang (Konfercab) ke-XXXVIII Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Cabang Kota Surakarta mempercayai kandidat yang diusung Komisariat Kentingan UNS, Ahmad Rodif Hafidz sebagai ketua.

Ketua Baru Tegaskan Nilai Aswaja PMII Solo (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua Baru Tegaskan Nilai Aswaja PMII Solo (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua Baru Tegaskan Nilai Aswaja PMII Solo

Ketua terpilih pada Konfercab yang berlangsung Gedung NU Center Boyolali Sabtu-Senin (13-15/9) menyatakan vis dan misinya.

Menurut dia, kepemimpinannya akan melakukan penguatan kaderisasi dan penyeimbangan spiritualitas, gerak, dan wacana untuk mendorong PMII Cabang Kota Surakarta sebagai pilar teladan bagi organisasi kemahasiswaan dan kepemudaan di lingkup kota dalam nilai serta dinamika bernapaskan Aswaja.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lewat visi yang diterjemahkan ke dalam 10 misinya itu, Rodif menegaskan agar ke depan PMII Kota Solo harus kembali mengedepankan nilai-nilai keaswajaan yang menjadi ciri dari PMII.

“Belakangan PMII sering disebut sebagai anak haramnya NU, kelompok liberal, dan lupa dengan tradisi keislaman Nusantara. Sekarang harus ditunjukkan kembali bahwa PMII adalah ujung tombak dakwah Aswaja di kampus dan kaum muda,” ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua demisioner, Zainal Airifin menitipkan kepada ketua umum terpilih agar bisa membawa perubahan bagi PMII Kota Solo menjadi lebih baik.

Konfercab tersebut diikuti peserta dari tiga komisariat, yakni Komisariat Dr Wahidin UNU, Kentingan UNS, dan Pabelan UMS. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 26 Agustus 2012

Slamet Effendy Yusuf Wafat Saat Bertugas

Bandung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Anggota Lembaga Pengkajian MPR RI Slamet Effendy Yusuf yang juga Wakil Ketua Umum PBNU meninggal dunia usai melaksanakan tugasnya di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/12) malam.

Slamet Effendy Yusuf Wafat Saat Bertugas (Sumber Gambar : Nu Online)
Slamet Effendy Yusuf Wafat Saat Bertugas (Sumber Gambar : Nu Online)

Slamet Effendy Yusuf Wafat Saat Bertugas

"Benar, beliau ditemukan meninggal dunia usai melaksanakan kegiatan di Gedung Merdeka sekitar jam 11 malam," kata Kabag Set Lembaga Pengkajian MPR Anwar Syaddad, Rabu (2/12).

Ia mengatakan, usai melaksanakan rangkaian kegiatan Lembaga Pengkajian MPR RI di Gedung Merdeka Bandung, almarhum Slamet Effendy bergegas menuju hotel tempat menginap yang jaraknya hanya beberapa meter dari lokasi kegiatan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Jadi waktu itu sopirnya dan anggota Pengkajian MPR lainnya sempat mencari-cari almarhum Pak Slamet. Dan setelah di cek di hotel, kamarnya terkunci dari dalam namun atas persetujuan pihak hotel, kita buka paksa dan di dalam sudah ditemukan Pak Slamet ternyata telah wafat," kata dia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, Rabu dini hari jenazah Slamet Effendy Yusuf sudah diserahkan kepada pihak keluarganya di rumah duka yakni di Citra Grand Blok H Nomor 4 Casttil Garden Cibubur, Bogor, Jabar. Dan sekitar pukul 11.00 WIB, jenazah langsung dibawa ke Kota Kelahiran Slamet Effendy, Purwokerto sebagai tempat peristirahatan terakhir almarhum.

"Menurut informasi yang kami dapat, rencananya almarhum Pak Slamet akan dimakamkan di Purwokerto," ujar dia. (Antara/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 20 Agustus 2012

Pernyataan Politisi PKS Fahri Hamzah Dinilai Lukai Santri

Jember, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pernyataan politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Fahri Hamzah di Twitter berbuntut panjang. Ia yang menyebut sinting gagasan 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional menuai unjuk rasa santri di beberapa daerah.

Pernyataan Politisi PKS Fahri Hamzah Dinilai Lukai Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Pernyataan Politisi PKS Fahri Hamzah Dinilai Lukai Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Pernyataan Politisi PKS Fahri Hamzah Dinilai Lukai Santri

Ratusan santri yang tergabung dalam aliansi santri Rembang, Jawa Tengah, Jumat sore (4/7) menggelar aksi sebagai bentuk protes . Mereka berorasi sambil berjalan dari alun-alun kota Rembang menuju depan kantor DPRD Kabupaten Rembang. Dalam orasinya, mereka menuntut agar Fahri Hamzah meminta maaf di hadapan publik secara jantan.

Salah seorang santri, Agus Prihatmojo, saat di temui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjelaskan, tidak seharusnya wakil rakyat menngeluarkan celetukan seperti itu, meski hanya dalam kicauan jejaring sosial. Hal itu menurut Agus, sangat menyakiti hati para santri di Rembang kususnya dan umumnya di Indonesia. "Kami sangat tidak menerima apa yang dikatakan oleh politisi Partai Keadilan Sejahtera itu,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Winardi, santri asal Desa Trembes Gunem Rembang berpendapat, santri merupakan garda terdepan dalam mendidik dan membentuk karakter bangsa. Tidak semestinya seorang politisi dari partai mengaku Islam seperti PKS berkata seperti itu.

Tak hanya di Rembang, sebelumnya, Kamis sore, (3/7) Ratusan santri dan tokoh masyarakat Jember yang tergabung dalam Laskar Santri Nusantara berunjuk rasa di depan kantor Dewan Pengurus Daerah PKS Jember,? Jl. Danau Toba, Tegalgede, Jember, Jawa Timur.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mereka menuntut DPD PKS Jember, meminta maaf secara terbuka kepada santri dan kiai pondok pesantren di seluruh Indonesia terkait kicauan Twitter Fahri Hamzah,yang dinilai telah menghina santri dan? kiai.

“Apa yang dikatakan Fahri Hamzah telah melukai hati kami para santri. Untuk itu kami minta Fahri dan pengurus DPD PKS Jember? meminta maaf sekarang juga,” ujar koordinator aksi, Farhan.

Menurut Farhan, Fahri Hamzah tidak pernah belajar dari sejarah bahwa peran santri sangat besar terhadap perjuangan merebut kemerdekaan negeri ini.

Pernyataan pribadi

Para pengunjuk rasa ditemui sekretaris umum DPD PKS Jember, Ahmad Rusdan. Menurutnya, apa yang disampaikan Fahri Hamzah merupakan pernyataan pribadi, bukan mewakili lembaga. Ia pun menolak jika secara kelembagaan PKS Jember harus meminta maaf. “Kalau secara pribadi saya minta maaf, tetapi saya tidak mewakili lembaga,” katanya.

Aksi para laskar santri nusantara tersebut, mendapat pengawalan ketat dari jajaran Polres Jember. Sampai-sampai polisi harus menutup total arus lalu lintas ke arah kantor DPD PKS Jember. (Ahmad Asmui/Aryudi A Razaq/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 12 Agustus 2012

Kisah Petani dan Pamong Desa

Sekira tahun 1980, pemerintah orde baru menggembor-gemborkan keberhasilan swasembada pangan. Namun di balik hal tersebut terdapat beragam peristiwa yang menunjukkan tidak keberpihakan pemerintah terhadap masyarakat, khususnya para petani.

Salah satu kisahnya seperti yang pernah dipaparkan oleh KH Muhammad Yahya, salah satu tokoh sepuh Desa Japurabakti Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon. Ia menceritakan tentang sebuah kebijakan pemerintah pusat yang diinstruksikan secara terstruktur hingga ke wilayah desa.

Kisah Petani dan Pamong Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Petani dan Pamong Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Petani dan Pamong Desa

“Masa itu, pemerintah pusat menginstruksikan agar para petani yang sawahnya berada di sekitaran pabrik gula wajib merelakan tanah atau sawahnya untuk ditanami tebu,” katanya.

Kebetulan saja, Desa Japurabakti terletak di wilayah yang dekat dengan Pabrik Gula Sindanglaut, peninggalan Belanda yang masih beroperasi hingga kini. Kiai Muhammad melanjutkan, dengan dalih untuk memenuhi pasokan gula negara, pemerintah pusat cenderung bersikap memaksa para petani padi untuk beralih menanam tebu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Suatu hari, Kiai Muhammad menceritakan sebuah dialog antara pamong desa dan salah seorang petani bersikukuh untuk tetap menanami sawahnya dengan tanaman padi, padahal hampir semua sawah yang terletak di sekitarnya sudah menjulang pohon-pohon tebu yang siap pangkas.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Hei, Hasan! Kalau sampai besok kamu tidak juga menanami sawahmu dengan tebu, maka kamu tidak boleh bersawah di sini!,” ketus pamong desa.

“Loh, kenapa?, ini kan sawah saya sendiri?,” jawab Hasan, petani Japura.

“Ya ini memang sawahmu, tapi wilayahnya masuk ke pemerintahan desa, makanya, kalau tidak mau nurut, silakan keruk ? tanah dari sawahmu ini, terus pindahkan kemana pun kau suka, asal jangan di desa ini.”

“Oh, begitu, Bapak Pamong yang terhormat, begini, jika sawah ini tanahnya saya keruk, kan pasti berubah jadi kolam? Nah, kolam itu tetap milik saya dong?,” timpal Hasan sembari tersenyum.

Mendengar jawaban Hasan, menurut Kiai Muhammad, sang pamong desa rupanya perlu menyiapkan argumen yang lebih jitu lagi, hingga akhirnya dia berbalik badan tanpa pamit undur diri. (Sobih Adnan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 05 Juli 2012

Giatkan Pramuka, LP Maarif NU Sumedang Dirikan Kemah Terpadu

Sumedang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pengurus Lembaga Pendidikan (LP) Maarif NU Kabupaten Sumedang mengadakan kegiatan Kemah Terpadu Gerakan Pramuka di Bumi Perkemahan Cobolang Desa Kebon Kalapa Kecamatan Cisarua Kabupaten Sumedang. Perkemahan ini diikuti 28 sekolah/madrasah yang berada di lingkungan LP Maarif Sumedang selama tiga hari, Jumat-Ahad (5-7/8).

"Total peserta yang mengikuti kegiatan kemah terpadu berjumlah 448 siswa. Mereka dibagi ke dalam 56 regu dan mewakili 28 sekolah/madrasah setingkat MI/SD-MTs/SMP, dan MA/SMK," kata Ketua LP Maarif NU Kabupaten Sumedang Cucu Suhayat.

Giatkan Pramuka, LP Maarif NU Sumedang Dirikan Kemah Terpadu (Sumber Gambar : Nu Online)
Giatkan Pramuka, LP Maarif NU Sumedang Dirikan Kemah Terpadu (Sumber Gambar : Nu Online)

Giatkan Pramuka, LP Maarif NU Sumedang Dirikan Kemah Terpadu

Kegiatan kemah terpadu ini dibuka langsung oleh Ketua PCNU Sumedang H Sadulloh, Ketua pengurus santuan komunitas pramuka Maarif NU nasional Muhsin Ibnu Djuhan, dan Ketua Kwartir Gerakan Pramuka Kabupaten Sumedang Atje Arifin Abdullah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

H Sadulloh menyampaikan bahwa kegiatan gerakan pramuka harus terus dikembangkan di setiap lembaga dan banom. PCNU Sumedang mendukung dan mendorong penuh kegiatan pramuka kerana antara NU dan gerakan pramuka ada persamaan visi dan misi. Salah satu visi dan misi yang sama itu yaitu menegakkan dan memperkokoh NKRI yang berlandaskan Pancasila.

Ia juga mengungkapkan apresiasi yang setinggi-tingginya untuk semua pengurus LP Maarif NU Sumedang, jajaran panitia, dan semua yang terlibat dalam suksesi kegiatan kemah terpadu ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ini merupakan kegiatan kemah terpadu pertama yang diselenggarakan oleh LP Maarif NU Sumedang. Ke depannya mohon untuk dilaksanakan minimal setahun sekali, tutup H Sadulloh. (Ayi Abdul Kohar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 04 Juli 2012

Ribuan Nahdliyin Ikuti Gema Shalawat Nabi dan Zikir Akbar

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Ribuan Nahdliyin se-Kabupaten Probolinggo, Jum’at (21/4) malam mengikuti Gema Shalawat Nabi dan Zikir Akbar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dan menyemarakkan Hari Jadi Kabupaten Probolinggo (Harjakabpro) ke-271 di depan Eks Kantor Bupati Probolinggo di Kecamatan Dringu.

Kegiatan yang digelar oleh Pemkab Probolinggo bekerja sama dengan PCNU Kabupaten Probolinggo dan Kota Kraksaan ini dimeriahkan dengan Seni Hadrah dan Ruddat dari Pengurus Cabang Ishari Nahdlatul Ulama (NU) Kota Kraksaan dan Kabupaten Probolinggo.

Ribuan Nahdliyin Ikuti Gema Shalawat Nabi dan Zikir Akbar (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Nahdliyin Ikuti Gema Shalawat Nabi dan Zikir Akbar (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Nahdliyin Ikuti Gema Shalawat Nabi dan Zikir Akbar

Kegiatan ini dihadiri oleh Mustasyar PCNU Probolinggo H Hasan Aminuddin didampingi Wakil Bupati Probolinggo HA Timbul Prihanjoko, Rais Syuriyah PCNU Kota Kraksaan KH Munir Kholili, Ketua PCNU Kota Kraksaan H Nasrullah A Suja’i serta segenap tokoh agama dan tokoh masyarakat se-Kabupaten Probolinggo.

H Hasan Aminuddin mengatakan, telah banyak pekerjaan dari aspirasi dan prestasi yang diraih oleh Kabupaten Probolingggo. Hal ini diperoleh karena kerja sama dan kepedulian masyarakat Kabupaten Probolinggo.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Tanpa doa para tokoh agama dan masyarakat semua prestasi tidak akan mampu meningkatkan perkembangan pembangunan di Kabupaten Probolinggo,” katanya.

Ia mengharapkan agar momentum ini bisa dijadikan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas keberhasilan dan kesuksesan yang diraih Kabupaten Probolinggo.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Hasil peningkatan pembangunan ini telah diwujudkan dengan bentuk prestasi-prestasi sebagai tanda bukti meningkatnya pembangunan di Kabupaten Probolinggo,” jelasnya.

Kegiatan ini juga diisi dengan pembacaan Shalawat Nabi Muhammad SAW yang dipimpin oleh Ustadz Thoha dari Desa Curah Tulis Kecamatan Tongas yang diikuti oleh seluruh peserta jamaah Seni Hadrah dan Ruddat Ishari Nahdlatul Ulama (NU) Kota Kraksaan dan Kabupaten Probolinggo. Kemudian dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh KH Munir Kholili. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 22 Juni 2012

PBNU Akan Helat MTQ Internasional

Jakarta,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) telah mengagendakan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat internasional 3-5 Julimendatang di Pontianak, Kalimantan Barat. Perhelatan yang digelar melalui Pengurus Pusat Jam’iyyatul Qurra’ Wal Huffazh (JQH) ini akan diikuti oleh 1500 peserta dari 11 negara Asean. Dewan juri sebagian didatangkan dari Mesir, Iran, Qatar, dan sejumlah negara lainnya.

Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, MTQ adalah ajang yang lahir murni dari NU sejak tahun 1962. Di kemudian hari, kementerian agama mengadopsi tradisi ini dan menjadikannya sebagai bagian dari program pemerintah.

PBNU Akan Helat MTQ Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Akan Helat MTQ Internasional (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Akan Helat MTQ Internasional

“Tapi apapun itu, kita akan syi’arkan Islam secara ramah melalui MTQ tingkat internasional ini,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Umum JQH KH Muhaimin Zein menjelaskan, sebelum MTQ internasional dimulai, akan diadakan MTQ nasional sebagai ajang seleksi dan penghargaan bagi kader-kader qur’ani di pesantren. “Kami sudah instruksikan kepada setiap wilayah untuk mengutus 40 delegasi lomba yang diambil dari pesantren-pesantren,” tuturnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

JQH akan mengadakan proses penjaringan secara bertahap mulai 20 Juni ini. Peserta terbaik baik putra maupun putri dari tiap wilayah akan menjadi duta dalam MTQ Nasional yang digelar selama 3 hari sebelum MTQ Internasional. Babap final dilaksanakan di lima kota. Babak final Jawa di Surabaya, Kaimantan di Banjarmasin, Sumatera di Medan, Sulawesi di Makasar, dan Nusa Tenggara di Mataram.?

Mereka yang sudah pernah menjadi juara internasional tidak diizinkan untuk mengikuti lomba ini. Muhaimin menambahkan, beberapa beberapa kategori lomba merupakan kategori baru yang tidak diperlombakan dalam MTQ yang diadakan pemerintah, seperti qiroah sab’ah. Selain itu, MTQ digelar dua tahun sekali pada tahun genap agar tidak berbarengan dengan penyelenggaraan MTQ pemerintah yang digelar pada tahun ganjil.?

“Ini sebagai upaya pembinaan supaya tidak monoton, yang dilombakan itu-itu saja,” paparnya.Selain itu, juga akan digelar kegiatan pendukung seperti berupa nafas qur’ani yang terdiri dari Operet Qur’ani tingkat remaja dengan tema cerita berdasarkan kisah-kisah dalam al Qur’an dengan pementasan maksimal 15 menit. Juga ada lomba melukis Qur’ani dengan tema lukisan berdasarkan ayat-ayat suci Al Qur’an berbentuk lukisan gambar, bukan kaligrafi dan lomba Nasyid dengan lagu wajib mars Jamiyyatul Qurro wal Huffadz.

Kegiatan ini akan diselenggarakan secara serentak di 25 kota besar di Indonesia. Masing-masing kota akan menentukan peserta terbaik dari tiap jenis lomba menuju babak final.

Acara MTQ ini sekaligus merupakan kongresJHQ sebagai wahana permusyawaratan tertinggi organisasi untuk mempertanggung jawabkan kepengurusan lama, memilih pengurus baru dan membuat program organisasi.

? Sementara itu, pihak pemerintahan daerah Kalimantan Barat sudah menyanggupi untuk menjadi tuan rumah dalam perlombaan ini. Rencannya, di sela perhelatan pemda telah menyusun sejumlah acara untuk semakin memeriahkan MTQ.

“Gubernur sudah menyanggupi, dan siap menjadi tuan rumah berikut konsekuensinya,” kata Kepala Biro Kesejahteraan Sosial Kalimantan Barat Susanto Tri Nugroho.

?

Redaktur: Mukafi Niam

Penulis ? : Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 02 Juni 2012

Kementerian Koperasi dan UKM Dorong Pengembangan Usaha Melalui Koperasi

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Asisten Deputi Keanggotaan Bidang Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM RI Salekan mengatakan, pengembangan ekonomi masyarakat melalui koperasi sangat tepat diterapkan di Indonesia, karena koperasi berbasis kerakyatan.

“Pengembangan ekonomi melalui koperasi sangat tepat karena keuntungannya dibagi rata kepada semua anggota. Jadi semuanya mendapatkan manfaat,” kata Salekan saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tutup Buku 2016 Induk Koperasi An-Nisa (Inkopan) Muslimat NU di Hotel Bintang Jakarta Pusat, Jumat (5/5).

Kementerian Koperasi dan UKM Dorong Pengembangan Usaha Melalui Koperasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Kementerian Koperasi dan UKM Dorong Pengembangan Usaha Melalui Koperasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Kementerian Koperasi dan UKM Dorong Pengembangan Usaha Melalui Koperasi

Alasan lainnya, menurut Salekan, melalui koperasi juga ada rentetan bisnis yang pengelolaannya memaksimalkan potensi semua anggota.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait dengan koperasi berbasis perkumpulan sosial seperti Inkopan, ia menilai ada beberapa potensi dan peluang yang sangat mungkin untuk dikembangkan asalkan dengan pengelolaan yang baik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mengatakan, Inkopan menjadi bagian dari Muslimat, dan Muslimat sebagai bagian dari ormas NU bila digarap dengan baik, merupakan kekuatan besar.

“Dari sisi organisasi Inkopan ada tokoh atau kiai yang bila mampu mengakomodir anggota menjadi kekuatan yang bukan main,” urainya.

Ia mencontohkan adanya salah satu koperasi yang awalnya berbasis perkumpulan keagamaan, dan saat ini semakin maju sehingga orang atau masyarakat dari luar perkumpulan tersebut juga tertarik bergabung dan turut menerima manfaatnya.

Dalam hal permodalan, koperasi berbasis perkumpulan sosial sangat mungkin dikembangkan. Memanfaatkan modal yang dikumpulkan dari anggota, permodalan tidak harus mengandalkan pinjaman bank atau bantuan pemerintah.

“Sehingga keuntungan usaha koperasi juga lebih banyak kembali kepada anggota,” kata Salekan.

Beberapa persoalan yang mungkin menjadi kendala adalah kurangnya kreativitas. Padahal banyak usaha yang bisa digarap dan dikelola. “Kreativitas sangat penting karena bagaimanapun ada kompetisi di bidang usaha,” tegasnya.

Ia mengapresiasi Inkopan dengan penyelenggaraan RAT. Menurutnya, denyut nadi koperasi bisa diraba dengan adanya RAT. Ia mendorong Inkopan terus berkembang dan meningkatkan diri untuk kemajuan umat karena kekufuran sangat dekat dengan kemiskinan. (Kendi Setiawan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 25 Mei 2012

Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar

Bondowoso,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jaringan Gusdurian Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur akan memperingati Hari Toleransi. Sallah satunya dengan nonton bareng (nobar) film "Cahaya Timur, Kota Teror”. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di Akademi Komunitas Negeri pada Rabu 16 November 2016.

Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar (Sumber Gambar : Nu Online)
Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar (Sumber Gambar : Nu Online)

Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar

Kordinator Jaringan Gusdurian Bondowoso Daris Wibisono Setiawan mengatakan film tersebut berdurasi kurang lebih satu setengah jam.

Ia menambahkan, nobar tersebut akan melibatkan penonton lintas agama, ormas, organisasi kepemudaan (OKP) delegasi dari OSIS, dan mahasiswa Akademi Komunitas Negeri Bondowoso.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Nanti akan ada hiburannya dari penampilan-penampilan di antaranya ada tari, akustik, dan singo ulung," imbuhnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berharap dari kegiatan tersebut? menumbuhkan semangat menghargai perbedaan, memperluas jaringan semangat GusDurian dan membumikan 9 nilai-nilai Gus Dur. (Ade Nurwahyudi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen, Kyai, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 24 Mei 2012

Dirikan Bank Sampah, PWNU Sumut Bantu Korban Bencana

Medan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Utara (Sumut) melalui Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) meluncurkan program Gerakan Amal Sumbang Sampah (GASS) di Sekretariat PWNU Sumut Jalan Sei Batang Hari, Medan, Kamis (25/8). Peluncuran program ini ditandai dengan penyerahan amal koran bekas secara simbolis oleh Ketua PWNU Sumut H Afifuddin Lubis kepada Ketua LPBI NU Sumut Marwan Ashari Harahap.

"Ini merupakan gerakan sosial kemanusiaan dengan mengajak umat untuk memanfaatkan barang bekas menjadi berharga dan bernilai ibadah," ujar H Afifuddin Lubis saat peluncuran program ini.

Dirikan Bank Sampah, PWNU Sumut Bantu Korban Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)
Dirikan Bank Sampah, PWNU Sumut Bantu Korban Bencana (Sumber Gambar : Nu Online)

Dirikan Bank Sampah, PWNU Sumut Bantu Korban Bencana

Afifuddin menyampaikan, LPBI merupakan lembaga di bawah struktur organisasi NU yang kini meluncurkan program Gerakan Amal Sumbang Sampah. Hasilnya akan diserahkan kepada korban bencana di Sumatera Utara.

"Selain bernilai sosial ibadah, program ini juga membantu pemerintah dalam menanggulangi sampah. Karenanya diimbau seluruh elemen dapat mendukung program ini," ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Marwan Ashari Harahap didampingi Sekretaris Saiful Siagian, Wakil Ketua Ishak Juhar Syah, T Amri Sonny, dan Indra Buana Tanjung menjelaskan, tujuan gerakan amal ini adalah menghimpun serta menggerakkan potensi umat, untuk beramal dengan menyumbangkan sampah, atau barang bekas yang masih bernilai ekonomi. Selanjutnya sampah tersebut dikonversi menjadi aneka kebutuhan pokok maupun uang untuk membantu para korban bencana, dan kegiatan kemanusiaan lainnya.

Jenis sampah yang dapat disumbangkan adalah sampah anorganik, yakni sampah yang tidak bisa terurai atau tidak membusuk seperti sampah plastik, karton, atau kertas, dan sampah logam.

"Program ini terbuka untuk masyarakat umum. Bagi yang akan menyumbangkan sampahnya dapat menyalurkannya ke posko-posko yang telah dibentuk. Yakni, Posko Induk di Kantor PWNU Sumut Jalan Sei Batang Hari Nomor 52 Medan (061-4536120), Kantor PCNU Kota Medan Jalan Palang Merah 160 Medan, Bank Sampah ‘Bermarwah’ Jalan Lintas Negara Tamora Lubuk Pakam Nomor 265, Desa Punden Rejo, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang (dekat simpang Penara), dan posko Kantor PCNU Deliserdang Jalan Lintas Negara Lubuk Pakam," kata Marwan. (Hamdani/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lomba, Daerah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 09 Mei 2012

Toleransi sedang Menghadapi Cobaan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengatakan saat ini toleransi yang ada di dunia sedang menghadapi cobaan. Karena itu, NU terus berjuang untuk menumbuhkan toleransi baik antar agama maupun diantara aliran dalam satu agama.

Hal ini disampaikannya ketika memberikan sambutan pada puncak acara Global Peace Festival yang berlangsung di Gelora Bung Karno, Ahad (17/10).

Toleransi sedang Menghadapi Cobaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Toleransi sedang Menghadapi Cobaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Toleransi sedang Menghadapi Cobaan

“Toleransi harus ditumbuhkan antara muslim dengan non muslim maupun antara muslim dengan muslim lainnya,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mengisahkan KH Wahid Hasyim, ayah Gus Dur merupakan salah satu dari tim sembilan yang merumuskan pembentukan negara ini. Mereka sepakat untuk membentuk negara bangsa yang tidak didasarkan atas agama, meskipun umat Islam mayoritas di Indonesia.

Sementara itu Menakertrans Muhaimin Iskandar menyatakan pemerintah sangat mendukung kampanye perdamaian, baik antara sesama manusia maupun perdamaian antar negara.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD menyatakan rakyat Indonesia sepakat membentuk sebuah negara karena ingin hidup dalam damai, lepas dari penjajahan bangsa lain.

“Para pendiri negara ini, sebagaimana tercermin dalam UUD 1945 sepakat ikut melaksanakanketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi,” katanya.

Karena itu, UUD memberi jaminan kepada warga negara untuk melaksanakan keyakinannya, serta memiliki berbagai macam hak lainnya yang dilindungi UU. “Tak ada tempat yang tak toleran dalam konstitusi kita,” tegasnya. (mkf)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 08 Mei 2012

MTQ Jatim: Diikuti 1.671 Kafilah, Gerakkan Perekonomian Lokal

Banyuwangi, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Jawa Timur ke-26 yang dipusatkan di Banyuwangi digelar 23-30 Mei 2015. Festival membaca kitab suci Al-Quran yang diselenggarakan Pememerintah Provinsi Jatim ini diikuti 1.671 kafilah (peserta) dan sekitar 400 pendamping dari seluruh daerah yang ada di Jatim.

Secara resmi festival dua tahunan tersebut dibuka Gubernur Jatim Soekarwo di Taman Blambangan, Sabtu malam (23/5). Pembukaan juga diisi dengan ceramah dari KH Muzakki Syah, pengasuh Ponpes Al-Qodiri Jember; serta dihibur oleh penyanyi religi Opick. Sejumlah kepala daerah di Jatim juga hadir dalam pembukaan.

MTQ Jatim: Diikuti 1.671 Kafilah, Gerakkan Perekonomian Lokal (Sumber Gambar : Nu Online)
MTQ Jatim: Diikuti 1.671 Kafilah, Gerakkan Perekonomian Lokal (Sumber Gambar : Nu Online)

MTQ Jatim: Diikuti 1.671 Kafilah, Gerakkan Perekonomian Lokal

Gubernur Jatim Soekarwo mengatakan, MTQ menjadi sarana syiar Islam untuk mengajak pada kebaikan dan kedamaian. MTQ juga menjadi perekat harmoni dalam mewujudkan kesejahteraan. ”Dengan akhlak yang terjaga, kesejahteraan bisa semakin dekat,” ujar Pakde Karwo, sapaan akrab Soekarwo, sebagaimana siaran pers yang diterima PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia berharap, MTQ tidak hanya sebuah kegiatan rutin saja, namun menjadi sarana bagi warga Jawa Timur menjadi pribadi yang lebih baik. ”Melalui kegiatan ini, Pemprov Jawa Timur berharap ajaran serta prinsip-prinsip yang ada di Al-Quran bisa diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam bingkai kebangsaan yang teduh, saling mengasihi,? dan saling membantu menuju kebaikan bersama,” ujar Pakde Karwo.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

MTQ tahun ini melombakan 12 cabang lomba, antara lain lomba baca Quran golongan remaja dan tuna netra, lomba karya tulis ilmiah Al Quran, tafsir bahasa Indonesia dan Inggris, dan lomba kaligrafi.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih kepada Pemprov Jawa Timur yang telah memberikan kepercayaan kepada Banyuwangi untuk menjadi tuan rumah. ”Terima kasih kepada Pakde Karwo atas kepercayaannya. Semoga kegiatan ini juga bisa ikut mendorong gerak perekonomian masyarakat kami dengan kehadiran lebih dari 2.000 orang ke Banyuwangi,” kata Anas.

Anas optimistis, kegiatan MTQ bisa ikut menggerakkan perekonomian lokal. Selama sepekan berlangsungnya MTQ, juga digelar pameran produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari seluruh Jatim. Total ada 76 stan UMKM dari 38 kabupaten/kota seluruh Jatim. Selain itu, ada tambahan 70 stan UMKM lokal Banyuwangi yang menampilkan berbagai jenis produk khas Banyuwangi, termasuk kuliner lokal setempat seperti nasi tempong, rujak soto, bagiak, sale pisang, dan minuman herbal.

”Ribuan peserta dan pendamping dari seluruh Jatim tentu akan membeli oleh-oleh. Mereka juga bersantai, membeli makanan, dan mengunjungi tempat wisata di Banyuwangi. Terdapat 22 hotel di Banyuwangi yang disewa oleh para peserta/pendamping dari seluruh Jatim. Ini tentu menggerakkan perekonomian warga. Sekali lagi kami berterima kasih kepada Gubernur Jatim Pakde Karwo yang telah memberi kepercayaan kepada Banyuwangi,” kata Anas.

Sebelum pembukaan resmi, MTQ juga diramaikan oleh Pawai Taaruf yang diikuti 38 delegasi dari seluruh kabupaten/kota se-Jatim. Pawai taaruf tersebut mengenalkan budaya seluruh kabupaten/kota di Jawa Timur, terutama budaya dalam konteks perkembangan Islam di daerahnya. (Red: Mahbib)

Foto: Pawai Taaruf saat MTQ Jatim di Banyuwangi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 30 April 2012

Gema Selawat Akhiri Pengajian Tastafi di Banda Aceh

Banda Aceh, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengajian tauhid, tasawuf dan fiqih (Tastafi) yang digelar bulanan di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh berakhir, Sabtu (7/6), sebelum memasuki bulan suci Ramadhan. Pantia penyelenggara menandai pengajian pamungkas tersebut dengan menggelar Gema Selawat bersama Majelis Zikra Alhasani dari Dayah MUDI Mesra Samalanga.

Shalawatan yang dilaksanakan di Mesjid Raya Baiturrahman Banda Aceh ini diikuti dengan antusias warga Banda Aceh. Ketua penyelenggara, Tgk Marwan Yusuf, mengatakan, kegiatan seperti ini perlu digalakkan untuk menggugah kembali rasa cinta umat Islam kepada Rasulullah SAW.

Gema Selawat Akhiri Pengajian Tastafi di Banda Aceh (Sumber Gambar : Nu Online)
Gema Selawat Akhiri Pengajian Tastafi di Banda Aceh (Sumber Gambar : Nu Online)

Gema Selawat Akhiri Pengajian Tastafi di Banda Aceh

Selain jamaah pengajian Tastafi, hadir pula dalam majelis shalawatan ini Rabithah Alawiyyin Aceh dan tamu istimewa dari Perkumpulan Amal Mabrur Malaysia. Tamu dari Malaysia tersebut berjumlah 35 orang dari berbagai ormas termasuk dari pihak kerajaan Malaysia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gema Selawat ini dipandu oleh Majelis Zikra Alhasani yang dipimpin oleh Tgk. H. Sulaiman Hasan, Guru senior MUDI Mesra dan Alumni Ribath Al-Idrisy Baitul Ahdhal Yaman. Dalam acara itu, Majelis Zikra Alhasani menampilkan berbagai selawat baik Ad-Diba’i, Barzanji, Syimtuddurar, Dhiyaul lami’ dan juga syair kelebihan Ramadhan.

Acara ini diakhiri dengan tausiah yang disampaikan oleh Tgk. H. Muhammad Yusuf A. Wahab yang akrab disapa  Tusop. Ia adalah ketua I Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) dan pimpinan Dayah Babussalam Al-Aziziyah Jeunieb.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rencananya, acara serupa akan diadakan kembali pada pertengahan Ramadhan dalam rangka haflah Badar. Acara itu akan dikemas dengan membaca Selawat Badar, Qasidah Badar dan tausiyah tentang sejarah kejayaan umat islam dalam perang Badar yang terangkum dalam berbagai kitab hadits, seperti Shahih Bukhari Muslim. (M Iqbal Jalil/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 26 April 2012

Kitab Fiqih Manasik Berbahasa Sunda Karya KH Ma’mun Nawawi Cibarusah

Ini adalah halaman sampul dan halaman pembuka dari kitab “I’ânatun Nâsik fî Bayânil Manâsik” karangan seorang ulama Nusantara dari Cibogo, Cibarusah (Bogor—Bekasi), yaitu Ajengan Raden Ma’mun Nawawi bin Anwar (dikenal dengan Mama Cibogo atau Mama Cibarusah, w. 1395 H/ 1975 M).

Sang pengarang, yaitu KH. Raden Ma’mun Nawawi, adalah murid langsung dari para ulama besar Ahlussunnah Nusantara generasi awal abad ke-20 M, yaitu Hadratussyekh KH. Hasyim Asy’ari (Jombang), Syekh Manshur ibn Abdul Hamid (dikenal dengan Guru Mansur Betawi), Syekh Muhammad Bakri ibn Sayyida (dikenal dengan Ajengan Sempur, Purwakarta), dan Syekh Mukhtar ‘Athârid al-Bûghûrî tsumma al-Makkî (ulama besar Makkah asal Bogor).

Kitab Fiqih Manasik Berbahasa Sunda Karya KH Ma’mun Nawawi Cibarusah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kitab Fiqih Manasik Berbahasa Sunda Karya KH Ma’mun Nawawi Cibarusah (Sumber Gambar : Nu Online)

Kitab Fiqih Manasik Berbahasa Sunda Karya KH Ma’mun Nawawi Cibarusah

Kitab “I’ânatun Nâsik” berisi kajian tentang fiqih manasik ibadah haji dan umroh secara lengkap dan komprehensif, termasuk menyinggung sedikit perbedaan hukum-hukum manasik haji menurut empat madzhab. Kitab ini ditulis dalam bahasa Sunda beraksara Arab (dikenal dengan remyak atau pegon).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kolofon, didapati keterangan jika kitab ini diselesaikan di Cibarusah, pada 27 Muharram tahun 1374 Hijri (bertepatan dengan 25 September 1954 Masehi). Kitab ini kemudian dicetak oleh penerbit “al-Barokah” Bogor (tanpa tahun cetak). Versi cetakan kitab ini bertebal 91 halaman. Saya mendapatkan naskah kitab ini dari penerbitnya langsung yang juga sebuah kedai kitab di kawasan Pasar Anyar, dekat Stasiun Bogor, pada bulan Oktober tahun lalu (2016).

Dalam kata pengantarnya, KH. Ma’mun Nawawi mengatakan bahwa penulisan karya ini dilakukan karena adanya desakan dari beberapa kolega untuk tersedianya sebuah buku (kitab) yang dapat dijadikan panduan umat Muslim Sunda dalam permasalahan tata cara manasik ibadah haji dan umrah secara detail. Pengarang pun memenuhi permintaan tersebut dengan menuliskan karya ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebagaimana yang ditulis oleh pengarang;

? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?2? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

(Ammâ ba’du. Maka ngendika hamba anu kacida doipna Raden Haji Ma’mun Nawawi Cibogo, pamugi Allah ngahampura kana dosa-dosa manehna jeung kana kalepatana. Ku tina seringna sababaraha dulur-duluran anu keukeuh ka simkuring hayang dipangnuliskeun manasik sareng anu patali ka dinya kalayan Madzhab Syafi’i kalawan Bahasa Sunda// Maka berkatalah hamba yang sangat lemah, Raden haji Ma’mun Nawawi dari Cibogo, semoga Allah mengampuni dosa-dosanya dan kesalahannya. Oleh karena seringnya beberapa saudara yang bersikeras meminta saya untuk dibuatkan sebuah risalah tentang manasik haji dan umrah dan hal-hal yang berkaitan dengannya dalam fiqih madzhab Syafi’i dalam bahasa Sunda …)

Dalam redaksi selanjutnya, dikatakan oleh KH. Ma’mun Nawawi bahwa dalam upaya penyusunan kitab manasik ini, beliau hanya mengutip dari beberapa kitab rujukan fiqih madzhab Syafi’i, tanpa melakukan penambahan di dalamnya. Sayangnya, kitab-kitab apa saja yang dijadikan rujukan di sini tidak disebutkan secara terperinci.

Pengarang kitab ini,yaitu KH. Raden Ma’mun Nawawi Cibarusah, sebagaimana telah disinggung di atas, adalah murid langsung dari para ulama besar Ahlussunnah Nusantara generasi awal abad ke-20 M. beliau dilahirkan di Cibogo, Cibarusah (perbatasan Bogor—Bekasi) pada tahun 1334 H/ 1915 M. ayahnya bernama KH. Raden Anwar, seorang ulama besar Pasundan dari Cibarusah.

Setelah mendapatkan tempaan pendidikan dari ayahnya sendiri, pada tahun 1930 (ketika berusia 15 tahun), Ma’mun Nawawi kemudian belajar kepada KH. Tubagus Bakri di Sempur, Plered, Purwakarta, yang kelak menjadi mertuanya. Di sana beliau belajar selama 7 tahun lamanya. Beliau kemudian pergi ke Makkah untuk melaksanakan ibadah haji sekaligus bermujawarah di sana selama dua tahun (1937-1939). Di Tanah Suci, KH. Ma’mun Nawawi belajar kepada ulama-ulama besar Makkah.

Di antara guru-guru beliau di Makkah adalah Syekh Mukhtâr ‘Athârid al-Bûghûrî al-Jâwî tsumma al-Makkî, seorang ulama besar hadits di Masjidil Haram asal Bogor, juga kepada Syekh Bâqir ibn Nûr al-Jukjâwî tsumma al-Makkî, , seorang ulama besar di Masjidil Haram asal Yogyakarta. Selain kepada keduanya, KH. Ma’mun Nawawi juga belajar kepada Sayyid ‘Alawî ibn ‘Abd al-‘Azîz al-Mâlikî al-Makkî, Syekh ‘Umar Hamdan al-Mahrasî, dan lain-lain.

Pada tahun 1939, KH. Ma’mun Nawawi pulang ke Cibarusah. Sang ayah, KH. Raden Anwar, menyuruh Ma’mun Nawawi untuk pergi ke Jawa Timur dan belajar kepada beberapa ulama di sana. Beliau pun belajar kepada Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari di Tebu Ireng (Jombang) dan Syekh Muhammad Ihsan Dahlan (Jampes, Kediri). KH. Ma’mun Nawawi juga belajar lagi kepada KH. Manshur Abdul Hamid di Batavia (Guru Mansur Betawi).

Setahun kemudian, yaitu pada tahun 1940, KH. Ma’mun Nawawi mendirikan pesantren “al-Baqiyatus Solihat” di kampung halamannya di Cibogo, Cibarusah. Pesantren tersebut pun segera berkembang menjadi salah satu pusat keilmuan Islam yang besar. Jumlah pelajarnya mencapai ribuan.

Ketika terjadi revolusi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945, KH. Ma’mun Nawawi Cibarusah, bersama-sama dengan KH. Noer Ali Bekasi (pendiri Pesantren At-Taqwa Bekasi) dan KH. Raden Abdullah bin Nuh Cianjur (pendiri pesantren al-Ihya Bogor), atas perintah guru mereka Hadratus Syekh KH. Hasyim Asy’ari, keduanya pun membentuk dan memimpin Laskar Hizbullah (tentara perjuangan kemerdekaan RI berbasis pesantren) region Krawang-Bekasi-Bogor dan sekitarnya. Pesantren Cibarusah pun menjadi markas utama pelatihan militer bagi ribuan Laskar Hizbullah.

Selain dikenal sebagai ulama pejuang, KH. Ma’mun Nawawi juga dikenal sebagai ulama yang produktif melahirkan karya tulis. Upaya ini meneruskan ikhtiar yang telah dilakukan oleh mertua beliau, yaitu KH. Tubagus Bakri Sempur Purwakarta, yang juga produktif menulis kitab. Kebanyakan karya KH. Ma’mun Nawawi ditulis dalam bahasa Sunda beraksara Arab, dalam pelbagai bidang keilmuan Islam.

Di antara karya-karya beliau adalah; (1) I’ânatun Nâsik fî Bayânil Manâsik, (2) al-Taisîr fî ‘Ilmil Falak, (3) Bahjatul Wudlûh, (4) Hikâyatul Mutaqaddimîn, (5) ÃŽdlâtul Mubhamât, (6) Risâlatuz Zakâh, (7) Kasyful Humûm wa al-Ghumûm, dan lain-lain.

KH Ma’mun Nawawi wafat di Cibarusah pada bulan Muharram 1395 Hijri (bertepatan dengan Februari 1975 M). Pesantren Cibarusah kini diampu oleh putra beliau, yaitu KH Raden Jamaluddin Ma’mun. Ilâ rûh KH Ma’mun Nawawi, al-Fâtihah. (A. Ginanjar Sya’ban)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 14 April 2012

Merawat Tuah Pesantren

Oleh Islah Gusmian

Sebelum era awal 1970-an, peran dunia pesantren jarang diperbincangkan di ruang akademik oleh para akademisi dan peneliti. Kemenangan partai NU pada Pemilu 1955—fakta politik tentang pengaruh besar kiai pesantren di bidang politik—tidaklah banyak dilihat sebagai peran pesantren yang ditopang oleh kiai. Sejarah nasional yang diajarkan di sekolah-sekolah di era rezim Orde Baru juga tidak menyediakan ruang yang leluasa tentang peran pesantren dan orang-orang pesantren dalam perjuangan fisik di masa revolusi.

Merawat Tuah Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
Merawat Tuah Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

Merawat Tuah Pesantren

Setelah gerakan Islam transnasional berjubel di Indonesia dan tumbuhnya pesantren-pesantren yang menopangnya, dalam konstelasi global, dunia pesantren justru lebih sering (di)muncul(kan) sebagai sarang teroris. Bahkan, dalam konteks nasional muncul sejumlah pesantren—yang bisa jadi tidak terdaftar dalam database Kementerian Agama RI—dengan tanpa ragu dan rasa malu menolak nasionalisme, emoh NKRI, serta dengan nyinyir menuding Pancasila sebagai thaguth.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tulisan singkat ini akan melihat tiga tradisi penting yang dibangun oleh dunia pesantren, yaitu tradisi pendidikan, jejaring, serta gerakan sosial dan politik. Ketiganya merupakan tuah yang harus dirawat dengan baik dalam kerangka Islam dan keindonesiaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pendidikan Pesantren



Ki Hadjar Dewantara, tokoh pendidikan nasional, pernah mencita-citakan dan ingin mengembangkan sistem pendidikan pesantren sebagai sistem pendidikan nasional, yang secara praktis kemudian diwujudkan oleh muridnya, Ki Sarino Mangunpranoto, ketika mengembangkan sekolah Farming di Ungaran, Semarang. Dalam kongres Permusyawaratan Perguruan Indonesia di Solo, Juni 1935,? dr. Sutomo juga pernah mengusulkan pendidikan pesantren sebagai pendidikan nasional. Sayang, oleh Takdir Alisyahbana, usulan itu ditanggapi dengan dingin dan dianggap sebagai anti intelektualisme.

Sutomo melirik dunia pesantren bukan tanpa alasan. Setidaknya ada lima hal mengapa pesantren menjadi pilihan, yaitu dalam dunia pesantren ada hubungan akrab dan intens antara santri dan kiai; lulusannya ternyata mampu masuk dalam dunia lapangan pekerjaan secara merdeka; kehidupan kiai yang sederhana; dan? model pendidikannya berjalan duapuluh empat jam.

Karakteristik pendidikan pesantren memang berbeda dengan pendidikan ala Barat. Dalam dunia pesantren, praktik pendidikan bukan sekadar soal transfer ilmu pengetahuan (golek ilmu), tetapi juga transfer nilai (olah laku) dan spritual (olah rasa). Dalam hal transfer ilmu pengetahuan, berbagai bidang ilmu keagamaan dipelajari dan menghormati sistem sanad keilmuan, mulai dari bidang fiqih, ushul fiqih, tauhid, ilmu Al-Qur’an dan tafsir, tasawuf, mantiq, tata bahasa, sastra, hingga ilmu ketabiban dan doa-doa.

Keragaman bidang ilmu ini menjadi salah satu latar tumbuhnya pesantren-pesantren yang berciri khusus dengan satu bidang ilmu, meskipun bidang ilmu yang lain juga dipelajari. Misalnya, pesantren Al-Munawwir Krapyak, Al-Muayyad Solo, dan Kalibeber Wonosobo, dikenal sebagai pesantren Al-Qur’an. Ada pesantren yang dikenal di bidang ilmu tata bahasa, misalnya pesantren Sarang Rembang dan Ploso Kediri. Ciri khusus ini dinisbahkan pada kepakaran kiai yang ngesuhi pesantren-pesantren tersebut.

Oleh karena itu, pendapat yang mengatakan bahwa keilmuan yang dikembangkan pesantren hanya berkisar pada bidang fiqih dan tasawuf tidaklah sepenuhnya tepat, karena pada kenyataannya di pesantren diajarkan beragam disiplin ilmu. Secara intelektual, para kiai pesantren membuktikannya melalui berbagai anggitan dalam bidang yang beragam. Misalnya, kiai pesantren juga menulis tafsir: Kiai Saleh Darat Semarang menulis tafsir Faidl al-Rahmân, Kiai Muhammad ibn Sulaiman ibn Zakaria Solo menulis Tafsîr Jâmi’ al-Bayân min Khulashah Suwar al-Qur’ân al-‘Adhîm, Kiai Ahmad Sanusi Sukabumi menulis tafsir Raudlah al-‘Irfân, Kiai Bisri Mustafa Rembang menulis Al-Ibrîz? dan Kiai Misbah Mustafa Bangilan menulis? Al-Iklîl fi Ma’âni al-Tanzîl, dan Kiai Baidhawi Siraj Kajen menulis Madhraf al-Basyîr ‘ala Nadh ‘ilm Tafsîr, penjelas atas karya Syekh Abdul Aziz.

Dengan model sorogan, bandongan, dan klasikal, pendidikan pesantren menumbuhkan penguasaan santri atas subjek-subjek keilmuan secara terbuka, utuh, dan detil. Ditambah pula, tradisi musyawarah keilmuan yang hidup di kalangan santri, secara alamiah mengajarkan kesadaran tentang prinsip-prinsip ilmiah (pentingnya maraji’ dan i’tibar yang jelas dan akurat) dan penghargaan atas pandangan serta analisis yang beragam dan berbeda. Terkait hal ini, dalam “kamus” pesantren dikenal istilah qîla dan wa qâla ba’dluhum. Istilah ini menunjukkan tentang kesadaran adanya keragaman pandangan dalam satu masalah keagamaan. Keragaman pandangan ini diperkenalkan bukan hanya di bidang fiqih, tetapi juga dalam bidang-bidang ilmu lain, seperti ilmu tata bahasa, yang di dalamnya diperkenalkan keragaman pandangan, misalnya adapandangan ulama Basrah dan ulama Kufah.

Kesadaran tentang keragaman dan perbedaan pandangan ini merupakan aset utama dalam merajut ukhuwah, toleransi, dan saling menghargai antarsesama Muslim. Betapapun kerasnya perbedaan pandangan keagamaan, sejauh tidak mengusik pondasi dan prinsip keimanan, dalam tradisi pesantren tidak pernah dikenal sikap mudah mengkafirkan orang. Orang-orang pesantren menyadari bahwa salah satu tugas pesantren adalah mengislamkan orang kafir, bukan sebaliknya: mengkafirkan orang Islam. Bagi orang-orang pesantren, dakwah Islam itu dilakukan dengan mengajak, bukan mengejek; merangkul bukan memukul. Dan orang-orang pesantren mempunyai kemampuan adaptasi dan adopsi yang sangat lincah dan indah atas nilai-nilai dan tradisi lokal serta tidak terjebak pada sikap puritanistik.

Selain kultur ilmiah dalam tradisi keagamaan, pesantren juga mewariskan tradisi transfer nilai. Hubungan dan menyatunya kiai-santri selama 24 jam dalam satu ruang sosial, tidakl hanya bersifat keilmuan, tetapi juga bersifat praktis dan emosional. Di sini, pendidikan bukan melulu urusan kesuksesan membaca kitab kuning yang dikenal rumit, tetapi juga bagaimana santri meneladani kiai dan kiai memberikan keteladanan dalam masalah-masalah sosial keagamaan. Dengan demikian, aspek praktis dari sebuah ilmu terinternalisasi dalam tindakan individu. Santri diajak untuk mengerti, memahami dan melaksanakan nilai-nilai sosial, budaya, dan politik. Kenyataan inilah menjadi alasan Ki Hadjar Dewantoro dan Sutomo kesengsem pada pola pendidikan pesantren.

Dalam memori para santri, kiai dan guru di pesantren menjadi satu miniatur penting sebagai pembentuk moralitas dan karakter yang berperan dalam meniti serta mengarahkan masa depan kehidupannya. Banyak catatan ditulis dan pengalaman dikisahkan di kalangan orang-orang pesantren tentang sikap, perilaku, dan pandangan para kiainya. Semua ini mencerminkan tentang adanya pengalaman yang terus hidup dan memberikan warna dalam dinamika kehidupan yang mereka jalani.

Spiritualitas dan Jejaring Dunia Pesantren

Hubungan yang intens antara kiai-santri dan ingatan personal yang terbangun, hidup, serta tumbuh, karena adanya bangunan spiritual dan keikhlasan para kiai dan kepatuhan santri. Kita sering mendengar kisah-kisah tentang spiritualitas kiai dalam mendidik para santri. Misalnya, KH Ahmad Umar Abdul Manan (1916-1980), pengasuh Pesantren Al-Muayyad, Solo yang tidak mengeluarkan santri-santri nakal dari pesantren yang ia pimpin, tetapi mereka justru ditempatkan pada urutan pertama dalam doa-doa beliau di setiap usai salat tahajud, agar kelak mereka menjadi orang yang baik, sukses, dan bermanfaat. Dan benar, santri nakal yang didoakan itu menjadi kiai dan sukses secara sosial dan spiritual. Saya dulu ngaji kitab Alfiah secara khusus kepada KH Zakwan Kajen, bersama lima teman satu kampung. Kami adalah anak dari keluarga biasa. Untuk mengikuti acara pengajian itu kami tidak dipungut syahriah, bahkan setiap malam, di akhir pengajian, oleh sang kiai, kami disuguhi bubur hangat.

Spiritualitas semacam ini, yang tak mudah ditemukan dalam sistem pendidikan di luar pesantren. Ini adalah merupakan olah roso yang membangun ingatan spiritual para santri. Hal-hal yang tampaknya mudah dan biasa, karena dilakukan dengan ikhlas dan penuh dedikasi, secara spiritual menjadi pengikat dalam jejaring yang tumbuh antar santri dan kiai. Hubungan semacam ini menyadarkan kita bahwa pendidikan tidak melulu bersifat intelektualisme, tetapi juga bersifat spiritual dan huduriyah. Kiai dan guru menjadi jalan dan penyambung bagaimana spiritualitas santri bergerak dengan benar dan agama sebagai sistem nilai sebagai ageman (pegangan).

Hal-hal semacam itu, mestinya didayagunakan sebagai salah satu bagian utama dalam membangun solidaritas dan ukhuwah di kalangan umat Islam sekarang, baik dalam konteks keagamaan maupun sosial. Disadari bahwa pesantren memiliki jejaring yang luas dalam membangun dunia spiritual yang tidak setiap lembagai pendidikan dan keagamaan memiliknya.

Cinta Tanah Air dan Pemberdayaan Umat

Harus diungkapkan dengan tegas dan terbuka bahwa orang-orang pesantren berada di garda depan dalam mempertahankan kemerdekaan negara dan bangsa. Dengan konsep cinta tanah air, orang-orang pesantren berhasil meramu konsep jihad dalam ruang kebangsaan dan kenegaraan. Kiai Subeki Parakan, misalnya, adalah tokoh penting di balik kehebatan bambu runcing. Sayangnya, nama beliau tidak ditulis dalam sejarah nasional yang diajarkan di sekolah-sekolah ketika berkisah tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia. KH Saifuddin Zuhri dalam Berangkat dari Pesantren? merekamnya dengan detil sekaligus mendebarkan tentang peran beliau. Hadratus Syaikh Hasim Asy’ari adalah tokoh penting di balik peristiwa 10 Nopember dengan resolusi jihad yang beliau maklumatkan. Kecintaan pada NKRI juga digelorakan oleh Kiai Wahab Hasbullah dengan menggubah mars Ya Ahla al-Wathan.

Jauh sebelum kisah para kiai itu, pada era abad 18 M. kita mengenal Kiai Ahmad Rifa’i yang gigih melawan penjajah Belanda melalui syair-syair yang ditulisnya dalam aksara pegon. Dalam Abyân al-Hawâij khorasan 10, misalnya ia menulis syair:

Tanbihun, wong kafir melebu negoro Islam

Dadi raja negoro Jawi wus dawam

Iku satrune mukmin khas lan awam

Iku fardhu ain diperangi kafaham

Ngelawan raja kafir kinaweruhan

Ratu Islam maring raja kafir anutan

Bupati Demang Ngawula asih-asihan

Maring raja kafir anut parintahan.


Nasionalisme dan kesetiaan pada negara yang hidup di hati orang-orang pesantren tersebut selaiknya menjadi ingatan sosial kita dalam mengambil peran mengelola negara dan bangsa,serta pada saat yang sama menyemai nilai-nilai Islam. Secara intelektual dan konseptual, pesantren mesti menyediakan ruang dalam merawat negara dan bangsa. Ilmu-ilmu pesantren, misalnya bidang ushul fiqh, selaiknya ditransformasikan ke dalam ranah legislasi di gedung DPR dalam merumuskan undang-undang agar produk hukum dan kebijakan yang dihasilkan berorientasi pada kemaslahatan umat. Orang-orang pesantren diharapkan mampu merumuskan tema-tema baru yang dibutuhkan umat dan bangsa, misalnya tentang fiqih lingkungan, fiqih kewargaan, fiqih buruh, dan yang lain.

Secara politik dan ekonomi, di antara orang-orang pesantren harus ada yang bergerak dan ambil peran. Jejaring pesantren dan ribuan jamaah yang dimilikinya, saatnya tidak lagi menjadi objek atau sekadar pasar, tetapi harus menjadi subjek. Ukhuwah haruslah melahirkan berkah secara sosial, ekonomi, dan politik bagi pesantren dan bangsa. Sungguh kini bangsa Indonesia sedang menunggu tuah pesantren.





Penulis buku "Khazanah Tafsir Indonesia: Dari Hermeneutika hingga Ideologi"

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Humor Islam, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah