Kamis, 30 Maret 2017

Harlah NU, Mengaji Jurus Kiai Wahab Chasbullah

Oleh: Munawir Aziz

Belajar kepada Kiai Wahab Chasbullah adalah belajar tentang semangat pergerakan kebangsaan yang tidak pernah pudar. Kiai Wahab atau Mbah Wahab, yang lahir pada 31 Maret 1888 merupakan salah satu tokoh penting dalam historiografi Indonesia, pesantren dan NU. Perannya dalam mengokohkan nilai-nilai Islam Indonesia dan menegakkan NKRI tidak bisa dilupakan. Pada momentum Hari Lahir Nahdlatul Ulama, pada 16 Rajab, sosok Kiai Wahab perlu direnungkan sebagai inspirasi.

Harlah NU, Mengaji Jurus Kiai Wahab Chasbullah (Sumber Gambar : Nu Online)
Harlah NU, Mengaji Jurus Kiai Wahab Chasbullah (Sumber Gambar : Nu Online)

Harlah NU, Mengaji Jurus Kiai Wahab Chasbullah

Gerak perjuangan Kiai Wahab menjadi renungan di tengah tantangan Islam di negeri ini, dan konteks internasional.Tantangan tentang relasi Islam dan kebangsaan menjadi isu dinamis dalam diskursus global. Mencuatnya radikalisme keagamaan, sebagaimana ISIS (Islamic State of Iraq and Syiria) dan jaringan al-Qaeda, merupakan tantangan bagaimana umat muslim berdialog dengan konsep kenegaraan dan kebangsaannya. Apalagi, perkembangan Islam di kawasan Asia dan Timur Tengah, tidak bisa dilepaskan dari dinamika etnik dan lintas ideologi. Untuk itulah, merenungkan jejak langkah Mbah Wahab Chasbullah pada momentum hari lahir Nahdlatul Ulama, tentu menjadi inspirasi berharga.

Kiprah kiai-kiai pejuang dari pesantren tidak banyak tertulis dalam historiografi Indonesia. Tentu saja, politik pengetahuan menjadi instrumen utama untuk menganalisis terpinggirnya peran kiai dan tokoh pesantren dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada abad XIX, santri menjadi barisan terdepan dalam Perang Jawa (1825-1830), yang dikomando Pangeran Dipanegara. Laskar pimpinan Kiai Maja, Kiai Hasan Besari dan Sentot Ali Basya, menyelaraskan gerakan perlawanan Dipanegara selain laskar ksatria yang Pangeran Sastradilaga. Perjuangan santri tidak banyak ditulis dalam politik ingatan, justru ditenggelamkan sebagai mitos dan ilusi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada masa revolusi, jaringan santri-kiai berperan penting dalam memperjuangkan kemerdekaan dan melawan serdadu kolonial. Seruan fatwa Jihad Kiai Hasyim Asy’arie (1871-1947) menggerakkan ribuan santri untuk berjuang bersama pada November 1945 di Surabaya dan peristiwa Palagan Ambarawa, Semarang (Bizawie, 2013). Lagi-lagi, peran sejarah santri ini tersisih dari naskah sejarah Indonesia modern.

Kiprah Kebangsaan Kiai Wahab

Kiai Wahab Chasbullah merupakan tokoh penting dalam perjalanan kaum pesantren menegakkan Indonesia. Ia bersama hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, menjadi garda depan dalam pembentukan jaringan pesantren pasca Perang Jawa (1825-1830) yang dipimpin Pangeran Dipanegara, yang menjadi jejaring lahirnya Nahdlatul Ulama.

Kiai yang lahir pada 1888, di Tambakberas, Jombang ini merupakan santri tulen berjiwa aktivis, tidak pernah tinggal diam melihat wajah rakyat Indonesia yang terhimpit kuasa penjajah. Ia juga tidak rela melihat komunitas santri direndahkan oleh rezim kolonial dan tradisi feodal elite priyayi negeri ini. Kiai Wahab Chasbullah menahkodai NU selepas wafatnya Hadratussyekh Hasyim Asy’ari, pada 1947. Kiai Wahab memimpin NU hingga tahun 1971. Rentang waktu sekitar 23 tahun tentu saja menjadi perjalanan panjang Kiai Wahab memimpin NU, di samping kiprahnya pada usia muda.

Kiai Wahab mendirikan organisasi Nahdlatul Wathan pada 1916, untuk membangkitkan kesadaran rakyat Indonesia. Selanjutnya dua tahun kemudian, pada 1918, ia bersama beberapa tokoh pergerakan nasional, semisal Dr. Soetomo mendirikan Tasywirul Afkar (gerakan pemikiran), untuk mengokohkan dinamika pemikiran kebangsaan. ?

Kemudian, untuk menopang pergerakan dan perjuangan kebangsaan, Kiai Wahab mendirikan Nahdlatut Tujjar pada 1918. Gerakan ini, dimaksudkan untuk mengokohkan pondasi ekonomi bagi gerakan-gerakan sosial-kebangsaan yang diperjuangkan Kiai Wahab. Nahdlatut Tujjar dipimpin langsung oleh Kiai Hasyim Asy’arie, sedangkan Kiai Wahab sebagai sekretarisnya.

Dengan demikian, strategi gerakan Kiai Wahab terasa komplit dan seimbang. Ia membangun wawasan kebangsaan melalui Nahdlatul Wathan, dengan ditopang Tasywirul Afkar sebagai dinamika pemikiran. Selanjutnya, Nahdlatut Tujjar menjadi penggerak energi dan penopang basis ekonomi bagi gerakan sosial-kebangsaan ini.

Benteng Islam Nusantara

Kiai Wahab Chasbullah juga menjadi pionir dalam membentengi ekspansi Wahabi mellaui internasional. Ketika aliran Wahabi dari Najed Arab mulai menguasai Makkah pada 1924 dan Madinah pada 1925, Kiai Wahab bergerak mengkonsolidasi jaringan pesantren di Indonesia untuk menyuarakan aspirasi tentang Islam yang moderat dan toleran ala ahlussunnah wal-jama’ah, yang menjadi dasar gerakan NU.

Gerakan konsolidasi ini, dikuatkan dengan lahirnya NU pada 31 Januari 1926, yang kemudian mengirim Kiai Wahab dan Syekh Ghonaim al-Misri untuk menemui Raja Abdul Aziz Ibn Saud. Diplomasi Kiai Wahab ini kemudian diterima dengan baik oleh Raja Abdul Aziz, sehingga makam Nabi Muhammad tidak jadi dibongkar, serta ulama-ulama dari empat mazhab dibebaskan.

Kiai Wahab, dengan demikian tidak hanya bergerak dalam perjuangan Islam di negeri ini, ia telah berperan dalam jaringan diplomasi internasional. Peran Kiai Wahab inilah yang perlu menjadi inspirasi dalam momentum Hari Lahir Nahdlatul Ulama. Peran Kiai Wahab bersama Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Bisri Syansuri, Kiai Wahid Hasyim, Kiai Saifuddin Zuhri dan jaringan ulama lainnya, tentu menjadi catatan penting dalam konteks dan historiografi Islam Nusantara.

Kiai Wahab mengajarkan kepada kita, agar seimbang dan kokoh dalam mengelola pergerakan;dengan membangun semangat kebangsaan (melalui Nahdlatul Wathan), mengembangkan pemikiran-pemikiran strategis (Tasywirul Afkar) dan menguatkan pondasi ekonomi sebagai energi pergerakan (lewat Nahdlatut Tujjar). Spirit Kiai Wahab inilah, yang seharusnya menjadi aspirasi bagi penerus dan pemimpin Nahdlatul Ulama, pada saat ini maupun mendatang. Bergerak dengan nyali, menyusun konsep strategis serta mengeksekusi lewat totalitas dan keikhlasan. Semoga.

Penulis adalah penulis buku ‘Pahlawan Santri’ (Pustaka Compass, Mei, 2016), Wakil Sekretaris Lembaga Ta’lif wan Nasyr PBNU, dapat disapa via @MunawirAziz



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Kyai, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 29 Maret 2017

Digital Native dan Digital Immigrant, Dua Generasi di Dunia Maya

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Saat ini ada dua generasi di era global berbasis digital dan internet, yaitu Digital Native dan Digital Immigrant. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Pusat Studi Agama dan Nasionalisme, Surya University, Imam Malik Riduwan dalam Workshop Metode dan Best Practice mengenai Countering Violent Extremism (CVE), Rabu (9/9) di Hotel Golden Palace, Mataram, NTB.

Malik menjelaskan, yang diamaksud dengan Digital Native bisa dikatakan sebagai penduduk asli dunia maya. “Artinya, seseorang lahir, di mana internet sudah ada dengan beragam media sosialnya,” jelasnya.

Digital Native dan Digital Immigrant, Dua Generasi di Dunia Maya (Sumber Gambar : Nu Online)
Digital Native dan Digital Immigrant, Dua Generasi di Dunia Maya (Sumber Gambar : Nu Online)

Digital Native dan Digital Immigrant, Dua Generasi di Dunia Maya

Sedangkan Digital Immigrant, terangnya, yaitu peralihan seseorang dari dunia tanpa digital ke dunia digital. Dijelaskan Malik, bahwa kelompok ini saat lahir tidak ada internet atau generasi yang baru belakangan kenal internet. Tetapi bimbingannya sangat dibutuhkan oleh generasi Digital Native dalam menyikapi segala sesuatu yang berkembang di dunia maya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kelompok Digital Immigrant saat lahir tidak ada internet dihadapannya, kata Malik, tetapi kelompok inilah yang berkewajiban memberikan edukasi sehingga generasi muda tidak mudah terpengaruh dengan informasi-informasi negatif yang cenderung menanamkan paham radikal.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sebab itulah, kegiatan-kegiatan seperti ini merupakan upaya dari Digital Immigrant dalam membimbing generasi muda di era digital,” tegasnya.

Dalam sesi dua bertopik ‘Pengembangan Program CVE dalam Penguatan Toleransi dan Penanggulangan Radikalisme serta Terorisme di Indonesia’ ini menghadirkan narasumber lain, yaitu Aktivis Pendidikan Anak, Irfan Amali, Aktivis Media Sosial, Budi Trisna, dan dari Edukasi 101, Winastawan Gora Swajati, serta Herry Sudrajat dari BNPT. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Nahdlatul, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 28 Maret 2017

Kiai Abbas Buntet: Kiai Sufi Pejuang Negeri

Salah satu kiai yang menjadi pejuang pada masa revolusi ialah Kiai Abbas bin Abdul Jamil, Buntet Cirebon. Kiai Abbas merupakan kiai kharismatik, yang dikenal karena pengetahuan keislaman, keteduhan spiritual dan kekuatan ilmu kanuragan yang menjadikan beliau sebagai rujukan dalam perang kemerdekaan. Kiai Abbas, dikenal sebagai Angkatan Udara Nahdlatul Ulama, yang menghancurkan beberapa pesawat tempur tentara NICA, dalam perang kemerdekaan di Surabaya, November 1945. Uniknya, Kiai Abbas menggunakan bakiak, tasbih dan butiran pasir sebagai senjata untuk merontokkan pesawat tempur musuh. Bagaimana kisahnya?

Kiai Abbas merupakan putra sulung dari Kiai Abdul Jamil, pengasuh pesantren Buntet, Cirebon. Beliau lahir pada 24 Dzulhijjah 1300 H/1879 M, di Cirebon, Jawa Barat. Pada masa kecilnya, Kiai Abbas belajar mengaji dengan Kiai Nasuha Plered Cirebon dan Kiai Hasan, Jatisari. Setelah itu, Abbas kecil berkelana untuk mengaji ke Tegal, di bawah asuhan Kiai Ubaedah. Setelah itu, menuju Jombang, Jawa Timur untuk mengaji kepada Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari.

Kiai Abbas Buntet: Kiai Sufi Pejuang Negeri (Sumber Gambar : Nu Online)
Kiai Abbas Buntet: Kiai Sufi Pejuang Negeri (Sumber Gambar : Nu Online)

Kiai Abbas Buntet: Kiai Sufi Pejuang Negeri

Pada kisaran tahun 1900an, Kiai Abbas datang untuk belajar ke pesantren Tebu Ireng, Jombang. Beliau datang bersama saudaranya, yakni Kiai Sholeh Zamzam, Kiai Abdullah Pengurangan, dan Kiai Syamsuri Wanatar. Pada waktu itu, pesantren Tebu Ireng masih sering diganggu oleh musuh, yakni berandal-berandal lokal di sekitar Pabrik Gula Cukir. Bersama santri-santri lainnya, Kiai Abbas membantu Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari melawan bandit lokal yang mengganggu pesantren. Akhirnya, para berandal lokal dan bandit-bandit kecil kalah dalam adu ilmu kanuragan (Masyamul Huda, 2014). PesantrenTebu Ireng menjadi aman, serta jadi rujukan santri untuk mengaji.

Ketika belajar di pesantren, bakat sebagai pemimpin, ahli ilmu, ahli strategi dan watak periang sudah terlihat dalam diri Kiai Abbas. Beliau berkawan karib dengan Kiai Wahab Chasbullah, putra Kiai Chasbullah Said, Tambakberas, Jombang. Setelah melalang buana di pesantren Jawa, Kiai Abbas kemudian menikah dan berangkat haji ke tanah suci. Di tanah Arab, Kiai Abbas bertemu dengan banyak kawan asal Nusantara yang belajar di Hijaz. Ia banyak diskusi dengan mereka, untuk memperdalam pengetahuan agama dan wawasan global.

Kemudian, Kiai Abbas pulang sebentar ke tanah air, dan kembali lagi ke tanah suci untuk belajar. Di Makkah, Kiai Abbas menjadi santri Syekh Ahmad Zubaidi. Kiai Abbas juga belajar kepada Syekh Mahfudh at-Termasi dan Syaikh Chatib al-Minangkabawi. Di tanah suci, Kiai Abbas dengan tekun belajar, diskusi dan menggelar pelbagai majlis ilmu bersama kawan-kawannya. Pada usia 40 tahun, Kiai Abbas mendapatkan tugas sebagai pengajar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mengembangkan Pesantren Buntet

Sekembali ke tanah air, Kiai Abbas kemudian mengembangkan pesantren Buntet, yang menjadi peninggalan ayahandanya. Di bawah asuhan Kiain Abbas, pesantren Buntet menjadi ramai oleh santri dan terkenal sebagai salah satu rujukan dalam mengaji serta memperdalam ilmu Islam. Bagi Kiai Abbas, siapa saja boleh datang untuk mengaji di pesantren, untuk belajar berbagai macam ilmu. Pengetahuan dan wawasan yang diperoleh Kiai Abbas ketika belajar di pesantren dan mengaji di tanah suci, digunakan untuk menguatkan model pendidikan pesantren Buntet. Di pesantren ini, pada masa Kiai Abbas, bermacam ilmu diajarkan, dari ilmu al-Qur’an, ilmu Qiroat, Hadist, Tauhid hingga kanuragan menjadi bagian dari tradisi pembelajaran santri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai Abbas, selain mengasuh santri, juga menjadi _mursyid_ tarekat Syattariyah dan _muqoddam_ tarekat Tijaniyyah. Dalam catatan Muhaimin AG, Kiai Abbas termasuk sosok kiai dengan pikiran yang terbuka. Ketika beberapa Kiai menolak tarekat Tijaniyyah, Kiai Abbas menerima sebagai salah satu alternatif dalam laku batin. Di Cirebon, dalam perkembangannya, tarekat Tijaniyah berkembang, dengan Kiai Abbas dan Kiai Annas sebagai muqoddamnya. Kiai Annas kemudian melahirkan beberapa kiai yang menjadi penerus muqoddam dalam praktik tarekat Tijaniyyah: Kiai Muhammad (Brebes), Kiai Bakri (Kasepuhan, Cirebon), Kiai Muhammad Rais (Cirebon), Kiai Murtadho (Buntet), Kiai Abdul Khair, Kiai Hawi (Buntet), serta Kiai Soleh (Pesawahan). Sedangkan, Kiai Abbas mencetak beberapa penerus dalam tarekat ini, yakni: Kiai Badruzzaman (Garut), Kiai Ustman Dlomiri (Cimahi, Bandung), serta Kiai Saleh dan Kiai Hawi (Buntet) (Muhaimin, 2006: 264).

Kiai Abbas menjadikan pesantren Buntet sebagai rujukan santri. Beliau menambah staf pengajar untuk mengakomodasi kebutuhan santri-santri dalam belajar berbagai macam ilmu. Kiai Abbas juga mendirikan madrasah yang dipadukan dengan pendidikan sekolah. Madrasah inilah yang dinamakan Abna’oel Wathan, yang menegaskan visi perjuangan Kiai Abbas dalam membangun fondasi negara.

Pejuang Revolusi

Kiai Abbas Buntet merupakan murid dari ulama Nusantara yang menjadi penyambung sanad para kiai: Kiai Nawawi al Bantani dan Syech Mahfudh at-Tirmasi. Selain Kiai Nawawi, ada beberapa murid lain yang juga menjadi kiai-kiai penting di Jawa, sebagai jaringan penggerak Nahdlatul Ulama. Di antaranya: Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Muhammad Bakri bin Nur, Kiai Asnawi Kudus, Kiai Muammar bin Baidlawi Lasem, Kiai Ma’shum bin Muhammad Lasem, Haji Ilyas (Serang), Tubagus Muhammad Asnawi dan Abdul Ghaffar dari Caringin (Burhanuddin, 116).

Kiai Abbas, adalah sosok pejuang yang mencintai tanah air, Negara Kesatuan Republik Indonesia. Beliau menggembleng santri agar semangat memperjuangkan agama dan negara. Bahkan, pesantren Buntet juga menjadi markas latihan laskar Hizbullah, Sabilillah, dan pasukan PETA. Kiai Abbas juga membentuk dua regu laskar santri, yang dinamakan Asybal dan Athfal.

Dikisahkan, dalam pertempuran 10 November 1945, Kiai Abbas menggenggam pasir yang ditaburkan ke arah musuh. Aksi ini membuat musuh kocar-kacir, karena seakan-akan pasir yang ditaburkan menjadi meriam dan bom yang menghancurkan.

Sebelum pertempuran ini, Kiai Abbas juga ikut andil dalam keputusan Resolusi Jihad, yang merupakan keputusan para Kiai dalam rapat Nahdlatul Ulama di Bubutan, Surabaya, pada 21-22 Oktober 1945. Beberapa kiai, di antaranya Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Chasbullah, Kiai Bisri Syansuri, Kiai Abbas Buntet, Kiai Wahid Hasyim, dan beberapa kiai lainnya berkumpul dalam sebuah majlis untuk membahas penyerbuan tentara NICA (_Netherlands Indies Civil Administration_). Fatwa Jihad yang digelorakan Hadratus Syaikh Hasyim Asy’ari akhirnya menjadi catatan sejarah, sebagi pengobar semangat kaum santri untuk berjuang mempetahankan negeri.

Pada pertempuran 10 November 1945, Kiai Abbas ikut membaur dengan pejuang dari kalangan Kiai yang berpusat di Markas Ulama, di rumah Kiai Yasin Blauran Surabaya. Di rumah ini, para kiai berkumpul untuk merancang strategi, menyusun komando serta memberikan suwuk/doa kepada para santri pejuang yang bertempur melawan penjajah (Amin, 2008: 72)

Setelah masa perjuangan kemerdekaan, Kiai Abbas mendapat amanah sebagai anggota KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat)—yang kedudukannya sebagai DPR sementara. Kiai Abbas mewakili area Jawa Barat, dalam kedudukannya sebagai anggota KNIP.

Kiai Abbas dikenal sebagai kiai yang memiliki ilmu kedigdayaan yang tinggi pada masa hidupnya. Beliau tak hanya berilmu agama mendalam, namun juga dikenal digdaya dan ampuh. Kemampuan Kiai Abbas dalam bidang _psychokinesys_—yang berangkat dari Cirebon menuju Surabaya dalam sekejap hentakan kaki, merupakan karomah yang diberikan Allah kepada beliau (Amin, 2008: 72). Inilah potret Kiai Abbas yang berjuang dengan ikhlas dan rela untuk menjaga negeri dari tangan penjajah. Sudah selayaknya, perjuangan Kiai Abbas menjadi referensi pewaris negeri, sebagai pahlawan dari kaum santri.

Munawir Aziz, Koordinator Teraju Indonesia, Wakil Sekretaris LTN PBNU, (@MunawirAziz)

Referensi:

Abdul Ghoffir Muhaimin, The Islamic Tradition of Cirebon: Ibadat and Adat among Javanese Muslim, Canberra: ANU Press, 2006.

_____________________________. Pesantren and Tarekat in the Modern Era: An Account of the Transmission of Traditional Islam in Java, Jakarta, Studia Islamika, 1997.

Abdul Wahid, Peranan Pondok Pesantren Buntet Cirebon bagi Kemajuan Lingkungan Pendidikan di Lingkungan Sekitar 1958-2009, Universitas Negeri Semarang, 2012.

Hasan AZ, Perlawanan dari Tanah Pengasingan: Kiai Abbas, Pesantren Buntet dan Bela Negara, Yogyakarta: LKIS. 2014.

Jajat Burhanuddin, Ulama dan Kekuasaan: Pergumulan Elite Muslim dalam Sejarah Indonesia, Jakarta: Mizan, 2012.

Samsul Munir Amin, Karomah Para Kiai, Yogyakarta: LKIS. 2008.

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional, Makam, Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Staimafa Pati Resmikan Pusat Bahasa

Pati, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Mathaliul Falah (Staimafa) Pati meresmikan Lembaga Pusat Bahasa Mathaliul Falah (Pushami) yang dilakukan oleh Ketua Staimafa Abdullah Gaffar Rozin, M.Ed.?

Dalam sambutan, Gus Rozin mengatakan kelahiran Pushami diharapkan mampu menciptakan civitas akademika Staimafa yang memiliki kemampuan bahasa asing melalui program-program kebahasaan yang strategis.

Staimafa Pati Resmikan Pusat Bahasa (Sumber Gambar : Nu Online)
Staimafa Pati Resmikan Pusat Bahasa (Sumber Gambar : Nu Online)

Staimafa Pati Resmikan Pusat Bahasa

Acara dimulai pukul 09.30 s/d 10.30 WIB di Auditorium Staimafa. Oleh panitia, peresmian dirangkai dengan seminar TOEFL-TOAFL. Hadir sebagai narasumber, Dr. Otong Setiawan Djuharie dari UIN Bandung dan Muhajir M.Pd.I. dari UIN Yogyakarta. Dalam seminar, Otong menunjukkan trik dan tips mengerjakan TOEFL, sedangkan Muhajir menyoroti konsep dan konstruksi TOAFL. Peresmian ini juga dimeriahkan bazar buku dari penerbit Yogyakarta.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu seperti diungkapkan Direktur Pushami, Khabibi Muhammad Luthfi mulai pukul 10.40 s/d 21.00 WIB acara dilanjutkan dengan Training of Trainers (ToT) TOEFL-TOAFL. Peserta ToT berjumlah sebelas, yang dibagi menjadi lima untuk TOAFL dan enam untuk TOEFL. Ke depan, para calon Tutor Pushami ini disiapkan sebagai tenaga pengajar pada program-program kebahasaan, khususnya kursus TOEFL-TOAFL bagi dosen dan mahasiswa.? ?

Disela-sela rangkaian acara itu, secara khusus, Pembantu Ketua I Ahmad Dimyati M.Ag. berharap pada semester ini Pushami mampu menyelenggarakan tes TOAFL-TOEFL secara mandiri. Tujuannya, imbuh Dimyati, untuk menguji dan memotivasi kompetensi bahasa asing civitas akademika Staimafa. Bahkan, dalam jangka dekat, “Insya Allah tahun ini sertifikat TOEFL-TOAFL akan dijadikan sebagai salah satu syarat ujian skripsi di Staimafa”, ungkap kandidat Doktror ini. (isyrokh fuaidi/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Nahdlatul, Tegal PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 26 Maret 2017

Waspada, Perkembangan Teknologi Menjadi Penyebab Menguatnya Kekerasan Seksual

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kekerasan seksual yang terjadi di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Kasus pelecehan seksual dan perkosaan, disertai dengan sadisme dan pembunuhan, terkuak cepat melalui beragam media elektronik, digital, dan cetak. Dalam Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2016, ditemukan bahwa kasus kekerasan seksual tahun 2016 menempati peringkat kedua di ranah personal, dan peringkat pertama di ranah komunitas. 

Di ranah personal kekerasan seksual naik satu peringkat dari peringkat ketiga dalam Catatan Tahunan (Catahu) tahun 2015. Kekerasan dalam bentuk perkosaan sebanyak 72 % atau 2.399 kasus, pencabulan sebanyak 18% atau 601 kasus, dan pelecehan seksual sebesar 5% atau 166 kasus. Komnas Perempuan menyimpulkan bahwa setiap 2 jam terdapat 3 perempuan Indonesia yang menjadi korban kekerasan seksual.

Waspada, Perkembangan Teknologi Menjadi Penyebab Menguatnya Kekerasan Seksual (Sumber Gambar : Nu Online)
Waspada, Perkembangan Teknologi Menjadi Penyebab Menguatnya Kekerasan Seksual (Sumber Gambar : Nu Online)

Waspada, Perkembangan Teknologi Menjadi Penyebab Menguatnya Kekerasan Seksual

Sejak bulan April 2016, publik dikagetkan oleh kasus perkosaan dan pembunuhan terhadap YY (14 tahun) siswi kelas VIII sebuah SMP di Bengkulu oleh 14 orang pemuda setempat. Di Manado, kasus gang rape juga menimpa V (19), oleh 19 orang pria, dimana diduga 2 pelakunya adalah oknum polisi.

Di Lampung, Mis (10 tahun) siswi SD diculik, diperkosa dan ditemukan dalam keadaan meninggal. Di Medan, Mw (10 tahun), gadis cilik penyandang disabilitas diperkosa oleh pamannya sendiri. Di Metro, Lampung, NA (5 tahun) seorang murid sebuah taman kanak-kanak tahun menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan oleh penjaga sekolahnya. Di Kediri, seorang pengusaha kaya raya memperkosa anak-anak SD dan SMP, dan ditengarai jumlahnya mencapai puluhan anak.

Data dan fakta di atas menunjukkan bahwa aturan dan atau perlindungan hukum yang ada sangat lemah dan tidak memadai untuk melindungi dan memulihkan korban dan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual yang berulang di masa depan. Tanpa menafikan adanya hubungan dan pengaruh antara minuman keras (miras) beralkohol, narkoba, dan pornografi dengan tindak kekerasan seksual, yang dalam banyak kasus hubungan dan pengaruh itu nyata adanya, khususnya dalam kekerasan seksual yang pelaku atau korbannya anak. 

Alimat, sebagai gerakan kesetaraan dan keadilan dalam keluarga Indonesia perspektif Islam menilai bahwa akar masalah menguatnya kekerasan seksual karena terjadi tetimpangan relasi kuasa berbasis gender dan ketiadaan perspektif terhadap perlindungan anak di dalam keluarga, masyarakat dan negara. Selain itu, percepatan perkembangan teknologi informasi, yang tidak disertai dengan pembekalan tentang pendidikan kesehatan reproduksi sejak dini yang memadai, sehingga membuat anak rentan menjadi pelaku maupun korban kekerasan seksual.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Ketua Alimat Badriayah Fayumi, lunturnya peran pendidikan yang dilakukan oleh orang tua (parenting) juga menjadi penyebab menguatnya kekerasan terhadap anak, sementara proses pembelajaran di sekolah belum maksimal mengenalkan pendidikan seksualitas dan pendidikan anti kekerasan dan pada saat yang sama masyarakat semakin permisif terhadap perilaku kekerasan.(Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 25 Maret 2017

Hadirkan Habib Luthfi, Pelajar NU Pangkah Deklarasi Antinarkoba dan Radikalisme

Tegal, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama-Ikatan Pelajar putri Nahdlatul Ulama (PAC IPNU-IPPNU ) Kecamatan Pangkah Kabupaten Tegal menyatakan gerakan pelajar antiradikalisme dan narkoba. Deklarasi ini merupakan respon sekaligus langkah antisipasi merebaknya radikalisme yang belakangan mulai menyasar kalangan pelajar.

penanggung jawab acara sekaligus Ketua demisioner PAC IPNU Pangkah Moh Naenul Rizqoni mengatakan, deklarasi pelajar antiradikalisme dan narkoba didasarkan pada kegelisahan melihat fenomena mutakhir yang cukup memprihatinkan. Banyak masyarakat tak berdosa turut menjadi korban akibat radikalisme yang terus tumbuh hingga di tataran pelajar. Begitu pula akibat narkoba, tiap harinya tunas bangsa gugur percuma.

Hadirkan Habib Luthfi, Pelajar NU Pangkah Deklarasi Antinarkoba dan Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)
Hadirkan Habib Luthfi, Pelajar NU Pangkah Deklarasi Antinarkoba dan Radikalisme (Sumber Gambar : Nu Online)

Hadirkan Habib Luthfi, Pelajar NU Pangkah Deklarasi Antinarkoba dan Radikalisme

"Kita jelas bertekad bulat melawan segala bentuk radikalisme dan peredaran narkoba yang ada di dunia pendidikan. Mengingat jaringan radikalisme dan narkoba yang berkembang di luar negeri maupun yang sedang tumbuh di Indonesia sudah mulai masuk ke nadi-nadi dunia pendidikan. Baik SMP, SMA maupun perguruan tinggi," katanya usai ? pelantikan kepengurusan yang baru dan deklarasi di lapangan Balamoa Kecamatan pangkah, Ahad (28/8).

Dalam waktu dekat, tutur Moh Naenul Rizqoni , pihaknya akan mengarahkan kepengurusan yang baru untuk menggalang dukungan dari seluruh sekolah dan perguruan tinggi di Kecamatan Pangkah ? untuk bersama-sama menyatukan komitmen memerangi radikalisme. Pelajar dan mahasiswa NU didorong untuk menjadi pelopor dalam mengampanyekan semangat anti radikalisme.

Masalah yang juga perlu mendapatkan perhatian serius menurut Rizqon ? adalah persoalan penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar. Apabila tidak dilakukan penanganan serius maka masa depan generasi muda sangat terancam. "Aset terbesar bangsa Indonesia adalah pemuda, mereka harus dilindungi. Jangan sampai tergoda oleh narkoba," ungkapnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Sekretaris Dinas Dikpora sekaligus Ketua PCNU Kabupaten Tegal ? H Ahmad Wasari yang memimpin jalannya deklarasi mengatakan strategi preventif sejak dini memang perlu dilakukan terutama bagi generasi muda. Penanaman nilai-nilai keagamaan dan kebangsaaan di sekolah mulai dari pendidikan dasar hingga menengah turut memberikan dampak positif terhadap upaya menghadang radikalisme.?

Ketua MWCNU Pangkah H Muntoyo mengatakan, Pesantren dan sekolah-sekolah NU bersama pemerintah Tegal selama ini cukup banyak bekerja sama meningkatkan kualitas pendidikan. Termasuk untuk menghadang radikalisme, tidak hanya di kalangan internal namun ke depan kampanye antiradikalisme lebih gencar dilakukan di masyarakat secara luas.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Radikalisme, menurut Muntoyo, di antara penyebab yang paling berpengaruh adalah karena memahami agama secara literal dan semakin gencarnya penyebaran paham-paham yang mengarah pada radikalisme melalui media sosial. Untuk itu, diharapkan IPNU-IPPNU kedepan dapat menjadi garda terdepan menanamkan sikap toleransi dan keberagaman di masyarakat.

Selain itu, menurut H Sofiyudin selaku pembina PAC IPNU Pangkah, untuk menghindari radikalisme dan bahaya Narkoba yang semakin mengkhawatirkan, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Tentu diperlukan stakeholder untuk membentengi masing-masing anggota keluarga dari godaan radikalisme. "Guru agama di sekolah-sekolah dalam mengajarkan Islam harus proporsional dan komprehensif. Sehingga tidak menimbulkan penafsiran yang keliru," jelasnya.

Deklarasi Pelajar NU Kecamatan Pangkah anti radikalisme dan anti narkoba diikuti sebanyak ratusan Pelajar ? dari seluruh Desa dan Sekolah sekolah se Kecamatan Pamgah dan di ikuti oleh ribuan pelajar yang turut hadir serta di meriahkan oleh Grup Hadroh Az-zahir dari pekalongan dan dihadiri oleh Al Habib Muhammad Lutfhi Bin Hasyim Bin Ali Bin Yahya dari Pekalongan dan Ufti Adenda Aulia (Aksi Indosiar).

Dalam peyampainya Habib Lutfhi menitipkan pesan kepada segenap pelajar dan kalangan muda yang ada untuk terus berkarya dalam mencintai Bangsa dan Tanah Air ini. “Jangan sampai kalian menyakiti hati orang tua dan para pahlawan bangsa," tutur Habib Lutfhi. Beliau juga menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya IPNU-IPPNU Pangkah yang telah mengajak masyarakat untuk melakukan hal baik dan positif. (Mughni/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 22 Maret 2017

Kisah Muhadits Tobat karena Anggap Dhaif Sebuah Hadits

Ketika ada sebuah hadits shahih yang dinilai dhaif oleh sebagian pihak, sebaiknya tidak langsung ikut serta men-dhaif-kannya dengan sembarangan, karena bisa jadi hadits tersebut memang masuk kategori hadits shahih. Mengenai hal ini ada sebuah kisah yang ditulis oleh Imam Hujjatul Islam Al-Ghazali dalam kitab Jawahir Al-Quran halaman 73.

Suatu ketika ada seorang ulama ahli hadits (muhaddits) meragukan keshahihan sebuah hadits Nabi Muhammad Saw yang berbunyi:

Kisah Muhadits Tobat karena Anggap Dhaif Sebuah Hadits (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Muhadits Tobat karena Anggap Dhaif Sebuah Hadits (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Muhadits Tobat karena Anggap Dhaif Sebuah Hadits

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Artinya: "Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Saw bersabda: Barangsiapa yang berbekam di hari Sabtu dan Rabu kemudian terkena penyakit barash (lepra) maka janganlah mencela dan? menyalahkan kecuali dirinya sendiri." (HR. Imam Al-Hakim, Al-Baihaqi, Ahmad bin Hanbal)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadits ini dinilai Imam Hakim sebagai hadits shahih, namun Imam Al-Dzahabi membantahnya dalam kitab Al-Talkhish dengan menyatakan bahwa hadits tersebut dhaif (lemah) karena dalam periwayatannya terdapat seorang rawi bernama Sulaiman bin Arqam yang ditinggalkan haditsnya atau disebut matruk karena ke-dhaifan-nya.

Suatu hari ada seorang muhaddits yang tidak percaya keshahihan hadits tersebut dan menganggapnya sebagai hadits dhaif, ia pun dengan sengaja berbekam di hari Sabtu. Tidak lama kemudian, pada hari Sabtu itu juga dia terkena penyakit lepra akut sehingga membuatnya susah dan bingung.

Suatu malam muhadits ini mimpi bertemu dengan Rasulullah. Dalam mimpinya tersebut ia mengadu kepada Baginda Rasul tentang penyakitnya, kemudian Rasulullah pun berkata kepadanya:

"Mengapa engkau berbekam di hari Sabtu?"

"Karena perawi hadits itu dhaif wahai Rasul," jawab muhadits itu

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pun langsung menjawab;

"Hadits itu shahih karena hadits itu diambil dari saya sendiri"

"Saya bertobat, wahai Rasulallah. Tolong doakan saya," ikrar muhadits tersebut penuh penyesalan.

Rasulullah pun kemudian mendoakan untuk kesembuhannya dan pada hari itu juga sang muhaddits langsung sembuh dari penyakit lepra. (Aiz Luthfi)

Kisah ini disampaikan oleh KH Tb Ahmad Rifqi Chowas dalam pengajian pasaran kitab Jawahir Al-Quran di Pesantren Daarussalam, Buntet Pesantren Cirebon pada Senin (5/6) yang lalu.



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PBNU: Nasib Sandera Korsel Tergantung AS

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Nasib 21 warga Korea Selatan (Korsel) yang disandera kelompok militan dan gerilyawan Taliban di Afganistan, tergantung penuh pada Amerika Serikat (AS). ”Kalau Amerika Serikat sudah bilang tidak bisa, tidak akan ada ruang negosiasi. Kalau tidak negosiasi, maka tidak akan ada jalan masuk bagi Korsel untuk membebaskan warganya,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi

Hasyim yang juga Presiden World Conference on Religions for Peace mengatakan hal itu kepada wartawan usai menjadi pembicara utama pada Lokakarya ”Membangun Habitus Teknologi Informasi di Kalangan Nahdliyin (sebutan untuk warga NU),” yang diselenggarakan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Hotel Sofyan Betawi, Jakarta, Rabu (8/8).

Sebagaimana diketahui, Taliban bersedia membebaskan warga Korsel yang mereka sandera sejak 19 Juli lalu jika pemerintah Afganistan juga mau membebaskan anggotanya yang juga ditawan. Sementara, pemerintah Afganistan tak mungkin membebaskan tawanannya tanpa seijin AS.

PBNU: Nasib Sandera Korsel Tergantung AS (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU: Nasib Sandera Korsel Tergantung AS (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU: Nasib Sandera Korsel Tergantung AS

Hasyim menilai, kecil kemungkinan AS bakal mengijinkan pemerintah Afganistan, apalagi membebaskan tawanannya kepada kelompok militan-garis keras tersebut. Tuntutan Taliban atas penarikan mundur 200 pasukan Korsel yang merupakan pasukan koalisi AS di Afganistan pun sulit dipenuhi AS.

Sikap terbuka Taliban untuk bernegosiasi dengan Korsel yang telah dilakukan dalam upaya pembebasan sandera, terang Sekretaris Jenderal International Conference of Islamic Scholars itu, tak akan banyak berpengaruh selama AS tidak mau membuka ruang negosiasi antara Korsel-Afganistan dan Taliban.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

”Sekalipun Taliban sudah membuka diri untuk Korsel, tapi itu tetap tidak bisa masuk. Karena itu sudah masuk pada wilayah pemerintahan, itu sudah masuk pada fatzoen hubungan internasional,” pungkas Hasyim.

Kondisi itu, tambah Hasyim, jelas sangat mengkhawatirkan dan menyulitkan bagi para sandera. Sementara, lanjutnya, negara-negara di sekitar Afganistan tak ada yang mampu menjadi penengah dalam masalah ini. Sedangkan, pihak Taliban sendiri pun tak mungkin terus mempertahankan para sanderanya. ”Taliban kan juga nggak mungkin terus menghidupi sanderanya,” tandasnya.

Hasyim sangat menyayangkan sikap AS yang seolah-olah membiarkan begitu saja masalah tersebut. Ia menilai, hal serupa tidak mungkin dilakukan AS jika ada warganya yang disandera oleh lawan politiknya di negara lain. AS mesti melakukan segala macam cara, termasuk penggunaan standar ganda, jika terjadi hal serupa pada warganya.

Pesan PBNU Diterima Taliban

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kesempatan itu, Hasyim juga mengatakan, pesan PBNU atas desakan pembebasan para sandera sudah diterima pihak Taliban. Ia berharap, desakan yang merupakan tindak lanjut permintaan Korsel melalui Duta Besarnya untuk Indonesia kepada PBNU itu dapat diperhatikan oleh Taliban meski ruang komunikasinya cukup sulit.

”Namun, desakan apapun tidak akan banyak berpengaruh jika keempat pihak (AS, Afganistan, Taliban dan Korsel, Red) tidak mau bernegosiasi,” tandasnya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Ubudiyah, Amalan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 18 Maret 2017

Kapten Timnas U-19 itu Jebolan SMA NU Shafta

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Bagi anda penyuka sepakbola nasional, tentu mengenal anak muda yang satu ini, Evan Dimas. Ya, arek Suroboyo yang tengah bersinar karirnya itu, memimpin rekan-rekannya di Timnas Indonesia U-19 dan meraih juara piala AFF U-19.

Kapten Timnas U-19 itu Jebolan SMA NU Shafta (Sumber Gambar : Nu Online)
Kapten Timnas U-19 itu Jebolan SMA NU Shafta (Sumber Gambar : Nu Online)

Kapten Timnas U-19 itu Jebolan SMA NU Shafta

Prestasi tersebut tentu membanggakan di tengah seretnya prestasi timnas sepakbola kita di kancah regional maupun internasional. Evan yang hingga ini masih menjabat sebagai kapten timnas, berkontribusi besar dalam keberhasilan tersebut.

Evan Dimas yang lahir 13 Maret 1995 adalah pemain remaja yang bertalenta sebagai playmaker (istilah pengatur serangan dalam sepakbola). Ketika usianya masih 12 tahun, ia bergabung dengan SSB Mitra Surabaya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pelatih Evan di klubnya tersebut, R Roy Kasianto, merupakan gurunya di SMA NU Shafta Lontar Citra. Ialah yang mendukung total Evan Dimas di perjalanan kariernya. Dibawah gemblengan pelatihnya, Evan menjadi pemain pertama Mitra Surabaya yang terpilih masuk tim nasional.

SMA Shafta memang mengakomodasi para siswa yang memiliki talenta olahraga istimewa. Khususnya sepak bola. “Selain Evan Dimas, kami juga punya siswa lain yang punya bakat bagus di sepak bola. Antara lain Erik Dwi, Erik Faisal, Egi Andi,” kata Roy Kasianto, belum lama ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karier Evan bersama Mitra Surabaya kemudian meroket hingga akhirnya berhasil mendapat kesempatan mengikuti seleksi bersama Persebaya U-15 dan Medco Jawa Timur U-15 dan Evan berhasil lolos di kedua klub tersebut. Atas permainannya yang gemilang, ia kemudian mendapat panggilan untuk membela Timnas U-17 tahun 2102 di Hongkong. Bajkan, di tim ini Evan mendapat kepercayaan sebagai kapten.

Timnas pun juara! Tidak hanya itu, keberhasilan tersebut kemudian diikuti dengan menjuarai piala AFF U-19 selang setahun kemudian. Target ke depan dari tim ini, adalah diproyeksikan untuk bisa mengikuti ajang Piala Dunia U-20 tahun 2015.

Evan Dimas, merupakan salah satu pemuda NU yang bertalenta dan mengispirasi remaja di usianya untuk bisa ikut berprestasi mengharumkan nama bangsa di kancah dunia. (Ajie Najmuddin-Zaky Farid L./Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Meme Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 14 Maret 2017

Pengantar Memahami Akidah Aswaja

Buku yang berjudul Mutiara Tauhid : Pengantar Memahami Akidah Aswaja ini merupakan buku tentang cara memahami akidah Ahlussunnah wal Jamaah dengan mudah. Nabi Muhammad SAW pernah bersabda bahwa umatnya akan terpecah menjadi 73 golongan dan satu yang masuk surga yaitu golongan Ahlussunnah wal Jamaah, terus bagaimanakah Ahlussunnah wal Jamaah itu? buku ini akan membahasnya dengan mendetail namun singkat dan padat akan makna.

Buku ini terbagi atas tiga bagian, dan setiap bagian terbagi atas empat bab. yaitu pada bagian pertama yang menjelaskan tentang Ilahiyah. Didalamnya terbagi atas tiga bab yaitu Mengenal Allah, Mengenal Sifat-sifat Allah, Sifat Jaiz Allah, dan Kesalahan Pembagian Tauhid menjadi tiga bagian. Bagian kedua adalah Nubuwah yang juga terbagi atas empat bab yaitu ? Mengenal Para Nabi dan Rasul, Mengenal Sifat-sifat Para Nabi dan Rasul, Mengenal Nama-nama Nabi dan Rasul, Mengenal Kitab-kitab Suci Para Nabi. dan bagian yang terakhir adalah Samiyyat yang juga terbagi atas empat bab yaitu Mengenal Samiyyat, Mengenal Malaikat-malaikat Allah, Mengenal Samiyat secara Umum dan Penutup. dan ditambah lagi dengan Munajat, Daftar Pustaka, dan Tentang Penulis.

Pengantar Memahami Akidah Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengantar Memahami Akidah Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengantar Memahami Akidah Aswaja

Pola penulisan yang digunakan sangat baik dan bagus sehingga mudah dipahami oleh pembaca baik yang sudah paham tentang akidah, maupun yang baru dan ingin memahami akidah Islam. karena menggunakan bahasa yang dekat dengan pembaca dan disertai dengan bukti yang nyata dalam kehidupan serta dengan adanya dalil aqli dan dalil naqli sebagai penguat. tak terlupa harga yang ditawarkan tidak terlalu merogoh dompet dalam dalam, hanya 30 ribu rupiah saja.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Meskipun banyak terdapat kelebihan, buku ini juga ada kekurangan yaitu penggunaan kaidah bahasa Indonesia yang belum baik karena masih terdapat tata bahasa yang kurang tepat dengan kaidah yang telah ditentukan. Hal ini sangat lumrah karena penulis buku ini berlatar belakang pesantren sehingga tata bahasa yang digunakan dalam buku ini mirip dengan tata bahasa yang digunakan dalam pesantren tepatnya dalam kitab salaf atau kitab kuning.

Data buku

Judul Buku : Mutiara Tauhid : Pengantar Memahami Akidah Aswaja

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penulis : Dhiya H. Mahameru

Penerbit : Absolute Media

Cetakan : 1, Maret 2015

Tebal : vii + 170 halaman

ISBN : 978-602-1083-06-2

Harga : 30.000

Peresensi :Ahmad Syofiyullah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 13 Maret 2017

Aset Koperasi Pesantren Sidogiri Tembus Rp 1 Triliun

Pasuruan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Prestasi Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Jawa Timur, di bidang pengembangan ekonomi patut dicontoh. Usaha koperasi pesantren salaf asuhan KH. Nawawi Abdul Jalil ini sanggup mengungguli pesantren-pesantren lain secara umum.

Kenyataan ini bisa dilihat dari perkembangan Koperasi Baitul Maal wat Tamwil Unit Gabungan Terpadu (BMT UGT) Sidogiri, lembaga ekonomi milik Pesantren Sidogiri. Dalam tahun buku ke-13 (2013), capaian kinerja keuangannya menembus angka lebih dari Rp 1 triliun, dengan perputaran kas Rp 6.377.606.866.525.

Aset Koperasi Pesantren Sidogiri Tembus Rp 1 Triliun (Sumber Gambar : Nu Online)
Aset Koperasi Pesantren Sidogiri Tembus Rp 1 Triliun (Sumber Gambar : Nu Online)

Aset Koperasi Pesantren Sidogiri Tembus Rp 1 Triliun

Capaian aset dan omzet tersebut menempatkan BMT UGT Sidogiri sebagai koperasi terbesar di Jawa Timur. Karena itu, tak heran bila Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Timur mengajukan koperasi ini masuk dalam 300 koperasi besar dunia.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ini semua berkat dukungan dan kepercayaan masyarakat, termasuk jaringan alumni Sidogiri,” ujar Ketua Pengurus Koperasi BMT UGT Sidogiri, KH. Mahmud Ali Zein kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Pasuruan, Rabu (26/2).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menambahkan, saat ini koperasi berbasis pesantren itu memiliki 230 unit layanan di 10 provinsi di seluruh Indonesia. Tahun lalu (2013), katanya, alokasi dana sosial BMT UGT Sidogiri mencapai Rp. 9. 047.315.045. Sedangkan dana yang dikeluarkan untuk zakat adalah sebesar Rp. 5.200.450.928. “Angka itu adalah 15 persen dari pembagian SHU (Sisa Hasil Usaha),” katanya.

Kiai Mahmud mengisahkan, pihaknya awalnya memanfaatkan alumni Pesantren Sidogiri sebagai akses atau jaringan untuk membuka unit layanan. Mereka juga yang ? mengawali menjadi mitra/konsumen koperasi. ? Dari situ,kemudian koperasi tersebut berkembang dan meluas di masyarakat. Selain tabungan, koperasi ini juga melayani pembiayaan dan jasa. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU, Jadwal Kajian, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 10 Maret 2017

Syiar Ramadhan, Pelajar NU Blubuk Tarhim ke 22 Masjid Desa

Tegal, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?



Dalam rangka menyemarakan dan Syiar di bulan suci Ramadhan 1438 Hijriyah, Pimpinan Ranting (PR) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Desa Blubuk, Kecamatan Dukuhwaru, Kabupaten Tegal menggelar kegiatan tarawih silaturahim (Tarhim).

Ketua Pimpinan Ranting IPNU Blubuk, M Ali Muhidin menjelaskan, kegiatan Tarawih Silaturahim dimulai sejak malam ketiga Ramadhan Ahad malam (28/5) sampai dengan malam ke 24 Ramadhan atau Ahad malam (18/6) mendatang. Kegiatan itu dilukan bergilir di semua masjid dan mushala se-Desa Blubuk.?

Syiar Ramadhan, Pelajar NU Blubuk Tarhim ke 22 Masjid Desa (Sumber Gambar : Nu Online)
Syiar Ramadhan, Pelajar NU Blubuk Tarhim ke 22 Masjid Desa (Sumber Gambar : Nu Online)

Syiar Ramadhan, Pelajar NU Blubuk Tarhim ke 22 Masjid Desa

"Jumlah masjid dan mushala yang didatangi sebanyak 22. Dalam Tarhim ini juga diisi dengan ceramah agama oleh Pembina IPNU – IPPNU secara bergantian," terangnya.?

Dia berharap pelaksanaan Tarhim akan menambah syiar Islam, meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Selain itu, juga memperkokoh jalinan silaturahim antara IPNU – IPPNU dengan Nahdliyin Blubuk.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Tarhim juga menjadi sarana silaturahim IPNU-IPPNU kepada masyarakat Desa Blubuk," paparnya.?

Sementara Ketua IPPNU Desa Blubuk, Sukmawati menuturkan, kegiatan Tarhim merupakan rangkaian kegiatan IPNU-IPPNU Desa Blubuk yang dikemas dalam amaliyah Ramadhan 1438 Hijriah.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain Tarhim, rangkaian kegiatan lainnya yakni buka puasa bersama, santunan anak yatim dan khotmil Quran. "Insyaallah, dalam melatih kepedulian dan kepekaan sosial. Kita juga akan berbagi dengan sekitar 100an lebih anak yatim piatu dalam buka bersama sekaligus pemberian santunan yang rencananya kita agendakan pada minggu akhir bulan Ramadhan," tuturnya

Menurut Sukma, IPNU IPPNU sebagai organisasi otonom NU memiliki tanggung jawab dalam pengembangan potensi pelajar, santri dan remaja khususnya di Desa Blubuk. Oleh karenanya, amaliyah Ramadhan menjadi sarana melatih kader dalam berkiprah dimasyarakat guna menggiatkan Syiar di Bulan Ramadhan yang penuh berkah.?

"Amaliyah ramadhan ini, juga menjadi sarana melatih potensi kader dalam penanaman nilai – nilai religi. Untuk itu, kami mohon dukungan semua pihak, untuk sukses dan lancarnya rangkaian kegiatan amaliyah Ramadhan ini," pungkasnya. (Hasan/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa, Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 09 Maret 2017

Tahlilan ala Gorontalo, Meroji dan Langga

Ekspedisi Islam Nusantara mendapat jamuan dari Ketua Muslimat NU Gorontalo. Di situ mereka menyaksikan prosesi tahlilan ala Gorontalo yang biasa dilakukan warga Ahlussunah wal Jamaah. Prosesi dilakukan dimulai dengan membakar kemenyan oleh seorang pemimpin doa.

Kemudian disajikan makanan yang dialasi kain putih. Makanan tersebut disajikan dengan jumlah serba tujuh. Di antaranya tumpeng tujuh piring, tili ayam 7 gelas, garam dan cabe rawit merah 7 piring kecil, air putih 7 gelas, pisang 7 sisir, dan srikaya 7.

Tahlilan ala Gorontalo, Meroji dan Langga (Sumber Gambar : Nu Online)
Tahlilan ala Gorontalo, Meroji dan Langga (Sumber Gambar : Nu Online)

Tahlilan ala Gorontalo, Meroji dan Langga

Setelah berdoa, Ekspedisi Islam Nusantara dipersilakan mencicipi sajian tersebut. Sementara makan malam disajikan terpisah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebagaimana di daerah-daerah lain, di Gorontalo ada peringatan kematian atau doa arwah atau tahlilan pada hari pertama, ketiga, ketujuh, kesepuluh, kedua puluh, keempat puluh, keseratus, keseribu.

Menurut pemimpin doa, DK Utsman, di Gorontalo upacara semacam itu masih tetap dilakukan karena masyarakat mempercayai bahwa doa kepada arwah akan sampai. “Di sini, yang melakukan silakan yang tidak melakukan silakan,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kemudian karena kebetulan malam Jumat, Ekspedisi Islam Nusantara bisa menyaksikan pembacaan Meroji, atau kisah Isra’ Mi’raj dalam bahasa Gorontalo.

Setelah itu menontok pertunjukkan seni beladiri langga. Pelaku seni beladiri tersebut diawali dengan wudlu, shalat sunat, dzikir, berdoa, kemudian beraksi. Seseorang yang sudah melewati prasyarat itu bisa melakukan hal-hal yang di luar nalar dan bisa memiliki kekuatan berlebih.

Aksi yang dipertontonkan kepada Ekspedisi Islam Nusantara seseorang diserang oleh dua orang. Tapi dia tak bisa mendekatinya. Bahkan dua orang itu terjungkal tapa ada kontak fisik.

Kemudian atraksi selanjutnya, orang yang bisa tahan api termasuk pakaiannya, juga kebal senjata tajam. Konon ketika terjadi perkelahian sesungguhnya dengan orang yang memiliki silat langga, ketika tangannya menyentuh kulit musuh, tidak bisa dilepaskan lagi, kecuali kulit itu sendiri yang terbawa.

Puluhan warga, mulai anak-anak sampai dewasa, menonton atraksi tersebut, menyatu bersama tim Ekspedisi Islam Nusantara. Hadir beberapa pengurus PWNU Gorontalo, Muslimat NU, Lakpesdam dan GP Ansor, pengurus Gusdurian, serta beberapa pengurus PMII.

Kemudian ekspedisi dilepas Ketua PWNU Gorontalo H Muhajirin Yanis setelah dijamu makan malam. Lantas bertolak ke kota Manado, Sulawesi Utara, dengan satu armada bus untuk melakukan penjalajahan yang baru. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 08 Maret 2017

Trenggalek Tuan Rumah Liga Santri Nusantara Jawa Timur 1

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kabupaten Trenggalek Jawa Timur ditunjuk sebagai tuan rumah gelaran Liga Santri Nusantara (LSN) Region Jawa Timur 1, yang meliputi karesidenan Kediri dan Madiun. Keputusan ini dihasilkan dalam bimbingan teknis (bimtek) kesiapan penyelenggaraan LSN yang diadakan oleh oleh Kemenpora bersama Pimpinan Pusat Rabithah Maahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP RMI NU, ? pada tanggal, 14-16 Juni 2017 di Jakarta.

"Perhelatan LSN kali ini akan digelar di Trenggalek dengan melibatkan pesantren-pesantren yang ada. Liga santri digelar sebagai wahana untuk menyalurkan minat bakat santri di bidang sepakbola. Tentunya gelaran kali ini akan dipersiapkan sedemikian rupa agar LSN di Jatim 1 ini berjalan dengan lebih profesional lagi," kata Koordinator Region Jatim 1, Gus Toev, kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Trenggalek Tuan Rumah Liga Santri Nusantara Jawa Timur 1 (Sumber Gambar : Nu Online)
Trenggalek Tuan Rumah Liga Santri Nusantara Jawa Timur 1 (Sumber Gambar : Nu Online)

Trenggalek Tuan Rumah Liga Santri Nusantara Jawa Timur 1

Gus Toev menjelaskan, LSN Region Jatim 1, ? akan diikuti sebanyak 32 peserta. Kick off akan dilaksanakan sekitar bulan Agustus-September.?

"Gelaran ini ? untuk mencari pemenang dari 32 pesantren yang dilibatkan dan nantinya akan dikirimkan pada gelaran nasional pada bulan Oktober di Bandung," sambungnya.

Dihubungi terpisah, Ketua PCNU Trenggalek KH Fathullah menyambut gembira atas ditunjuknya Kabupaten Trenggalek sebagai tuan rumah gelaran LSN Region Jatim 1 yang dioperatori PP RMI NU ? (Asosiasi Pesantren Nahdlatul Ulama) itu.

"Alhamdulillah Trenggalek mendapatkan kepercayaan sebagai tuan rumah. Tentunya kami akan mendukung dengan segala kemampuan yang ada sekaligus akan menggandeng semua pihak, baik pemerintah daerah, DPRD, TNI, Polri dan juga seluruh lembaga dan Banom NU akan dilibatkan guna mensukseskan gelaran Akbar ini. Karena ini wujud persembahan santri untuk negeri," tuturnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Seperti diketahui, Kemenpora bersama PP RMI NU bakal menggelar kembali Liga Santri Nusantara (LSN) mulai Agustus hingga Oktober. LSN 2017 ini akan diikuti setidaknya 1.000 pesantren seluruh Indonesia yang terbagi kedalam 32 Region. (Zaenal Faizin / Muslim Abdurrahman)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pendidikan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 07 Maret 2017

Jelang Harlah NU, Muslimat NU Garut Gelar Lomba Pidato Keagamaan

Garut, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Muslimat NU Garut menyelenggarakan lomba pidato keagamaan di SMK Ma’arif Garut, Ahad (15/1). Perlombaan yang diikuti 40 peserta ini dimaksudkan untuk melihat potensi ceramah keagamaan di kalangan remaja NU khususnya pelajar di Garut.

Perlombaan ini diadakan untuk memperingati Maulid Nabi sekaligus menyongsong Harlah Ke-91 NU yang diinisiasi oleh PCNU Kabupaten Garut.

Jelang Harlah NU, Muslimat NU Garut Gelar Lomba Pidato Keagamaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Jelang Harlah NU, Muslimat NU Garut Gelar Lomba Pidato Keagamaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Jelang Harlah NU, Muslimat NU Garut Gelar Lomba Pidato Keagamaan

Salah seorang panitia, Yayah Haryawati, menegaskan, penyelenggaraan acara ini bertujuan untuk mengembangkan potensi anak muda sehingga pesertanya terbatas pada siswa dan siswi setingkat SLTA atau sederajat di Garut.

“Acara ini diperlukan untuk mencari kader dan mengembangkan potensi anak-anak muda yang nantinya akan jadi penerus,? untuk da’i dan daiyah,” kata Yayah saat diwawancarai di sela-sela kegiatan di SMK Ma’arif Garut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Peserta berasal dari berbagai sekolah menengah atas dengan tiga juri, yaitu H Ahmad, H Samhari, dan Neneng. Semua peserta akan dinilai sesuai kebolehan dan penampilannya di panggung. Panitia akan mengumumkan tiga orang pemenang dalam kegiatan jalan sehat pada 29 Januari. Semua pemenang dari berbagai perlombaan akan turut diapresiasi pada hari tersebut.

Sebelumnya pada (11/1) pihak panitia menyelenggarakan musabaqah qira’atul kutub, yang disusul dengan lomba paduan suara dan lomba liwet pada (4/1). Pada 16-28 Januari panitia menggelar olimpiade sains dan seni (O2SNU) dan cerdas cermat. Sementara Musyawarah Kerja Cabang NU Garut II (Mukercab II) digelar pada Selasa (17/1).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada Ahad (15/1) panitia menutup perlombaan untuk mencari MWCNU dan Ranting NU terbaik sekabupaten Garut yang dibuka sejak (25/12/16) lalu. Sementara pada Selasa-Rabu (31/1-1/2) PCNU Garut akan menyelenggarakan puncak peringatan Harlah Ke-91 NU di Gedung PCNU Garut. (Rohmah Nashruddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Islam, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Nusron Wahid: Wahabi Gentayangan di Dunia Maya dan Pendidikan

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gerakan politik khilafah ISIS yang berkembang di Suriah dan Irak hingga saat ini sudah berjalan 15 tahun. Cita-cita gerakan ini sendiri ditargetkan berjalan 50 tahun. Artinya, masih ada waktu 35 tahun untuk melanjutkan cita-cita ini.

Ketua PBNU H Nusron Wahid menyatakan hal ini dalam Pelantikan Lembaga-lembaga PCNU Jepara masa khidmah 2015-2020 dan Pembinaan Keorganisasian NU yang berlangsung di Gedung NU Jepara, Jawa Tengah, akhir pekan lalu (24/1).

Nusron Wahid: Wahabi Gentayangan di Dunia Maya dan Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)
Nusron Wahid: Wahabi Gentayangan di Dunia Maya dan Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)

Nusron Wahid: Wahabi Gentayangan di Dunia Maya dan Pendidikan

ISIS, menurutnya, tidak pernah menarget orang tua yang sudah sepuh tetapi mereka membidik usia 40 tahun ke bawah. Ustadz-ustadz Wahabi bergentayangan di dunia maya tiada henti. Anak muda yang selalu bersinggungan dengan dunia maya, terutama media sosial, setiap saat sebagai target utama mereka.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Melihat keprihatinan ini, menurut Nusron, elemen-elemen yang menaungi anak muda NU harus dicek keberadaannya. Apakah sekolah-sekolah yang ada sudah ada IPNU-IPPNU-nya? Apakah pemuda dan pemudi yang ada sudah bergabung dengan GP Ansor maupun Fatayat NU? Atau malah generasi muda kini sudah menjadi pemabuk dan problem negatif lainnya. ujarnya. ?

Problem

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Bidang Pengaderan PBNU ini menjelaskan, problem ini terjadi karena kader NU banyak yang masih kurang terdidik, pengangguran dan miskin. Lalu, aktivis muda NU asal Kudus ini mengutip strategi penyelesaian problem ala Hernando Desoto.

Dari lima legal access yang ditawarkan Hernando, yakni akses tanah, akses pendidikan, akses modal, akses teknologi, dan akses pasar. Menurut Nusron, pendidikan merupakan hal utama yang harus diperkuat. “Usia 18-23? biarkan mereka belajar,” katanya.

Untuk usia 25-35 tahun, jelasnya, lebih ditekankan pada penguatan perekonomian. Yang tidak kalah penting lagi, kata Nusron, adalah penataan kelembagaan NU.

Mantan Ketua Umum GP Ansor ini menggarisbawahi lini pendidikan. Bahwa siswa dengan nilai yang bagus biasanya lebih memilih SMA 1. Sisanya yang dengan nilai pas-pasan masuk di sekolah LP Maarif NU.

Nah, tambahnya, di sekolah-sekolah negeri itulah agen Wahabi masuk di kegiatan Rohis yang tutornya berasal dari kampus. Sehingga, tegasnya, perlu pola pendampingan massif. Karena di sekolah umum susah untuk memasukkan IPNU-IPPNU.

Saat ini para pengikut Wahabi di Indonesia bukan dari orang lain. Tetapi bahkan dari warga NU sendiri. Anak warga NU yang menempuh studi di luar kota menjadi salah satu penyebabnya.

Penelitian yang ia lakukan bersama teman-temannya menemukan fakta satu? keluarga NU yang kebetulan kuliah di luar kota menjadi Wahabi. Ia pun prihatin ketika mendengar cerita-cerita dari kawannya di sekolah-sekolah negeri susah ketika akan mengadakan maulid. Alih-alih tradisi NU itu dilarang oleh murid.

Keprihatinan lain, 1600 dari penerima beasiswa LPDP disinyalir yang disiapkan untuk antek Wahabi.? ?

Oleh sebab itu, Nusron mengajak agar NU turut bergerak. Beasiswa-beasiswa yang disediakan oleh pemerintah semacam bidik misi dan LPDP separuhnya harus diambil alih oleh kader NU.

Salah satu cara yang bisa ditempuh, di setiap kecamatan wajib ada Bimbel yang dikelola Maarif maupun Muslimat. Maarif dan Muslimat juga harus punya database murid agar alumni yang “hilang bisa segera dilacak. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah, Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kita yang Mati, Bukan Rasulullah

Dua bagian ? terdahulu menjelaskan pada kita semua tentang thariqat dan cinta yag hakikat serta menjadi jelaslah sekarang bagaimana menjaga hubungan dengan Tuhan dan utusannya, Baginda Nabi Muhammad SAW. Simak bagian ketiga dialog Kontributor PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Moh Yasir Alimi dengan Syaikh Mustafa Mas’ud al-Naqsabandi al-Haqqani.

Apa pesan dari cerita Sayidina Abu Bakar, Syaikh?. Rasa cinta Abu Bakar As-Shiddiq ? pelajaran yang sangat essential, bukan textual. Cerita tentang Islam seperti terdeskripsi dalam Al-Quran, dalam hadits, tidak dapat kita tangkap muatan sebenarnya yang ada di dalamnya bila tidak dengan hati, with no sense, with no heart.?

Kita yang Mati, Bukan Rasulullah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kita yang Mati, Bukan Rasulullah (Sumber Gambar : Nu Online)

Kita yang Mati, Bukan Rasulullah

Gaya hidup di dada Abu Bakar dalam bercinta, dalam berkerendahan hati, dalam berketulusan, dalam berkesediaan untuk patuh, dan untuk membuat pengkhidmatan, itu adalah rukun Islam yang tidak tertulis. Semua ini adalah muatan di dalam kehidupan Rasulullah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Iya Syaikh...? . Lihatlah kehidupan sekarang. Aku dan kamu setiap hari secara mauqut diberikan kesempatan untuk mengucapkan "Assalamualaika ya ayyuhan nabiyyu warahmatullah". Tapi with no sense, with no heart, belum sempat Rasulullah kita pindahkan ke perasaan, ke hati kita, belum sempat akhirat kita hadirkan ke dalam rasa kita Bagaimana aku dan kamu bisa menjadi `abid, bagaimana aku dan kamu menjadi shakir, bagaimana aku dan kamu menjadi muttaqiin dan seterusnya dan seterusnya. Itulah persoalan kita. Maha mulia Allah yang memberi kita rahmat dan taufiq, supaya kita semuanya berkhidmad.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Saya semakin paham maksud Syaikh. Thariqat adalah tentang azimah keterkaitan dengan Rasulullah. Terangkanlah lebih luas lagi kepadaku tentang hal ini agar kepala dan hati kami menjadi terang? . Azimah adalah lawan kata dari ruskhsah, yaitu keringanan, selanjutnya yang enteng, kemudian dalam praktek bias jadi perilaku atau suasana hati yang ngentengin. Ini salah kaprah dalam ibadah. Bisakah tukmaninah dan khusuk dalam ? bobot enteng-enteng saja, cuma sekilas sambil lalu?

Di situ ada nada yang hilang dan menguap; sejenis kesungguhan, ikhlas, istiqamah, ihsan, hudlur, getar hati. Ini bisa didapatnya melalui thariqat. Nah Rasulullah adalah mainstream kehadiran kita terhadap kehadiran Allah, dalam aneka perspektif yang ada, akhlak, aqidah, syariat, ibadah, sastra. Bukan Al-Quran hadits sendiri.?

Kemasannya musti azimah, jangan sampai cuma suplemen, asesoris, cuma seremoni apalagi dikontroversikan sebagai bidah, perlu rumusan paradigm yang benar-benar akurat. Di sini pentingya istighfar di thariqat: min kulli ma yukholiful azimah.?

Jadi ? saat ini pun, kita semestinya senantiasa menjaga pertalian ruhani dan batin terhadap Rasulullah agar mendapatkan rahmat Allah.?

Ya Yasir, berangkat dari aturan dalam tahiyat shalat, kita diniscayakan untuk direct communication dengan beliau, apakah telah cukup kadar esoteric dan kesungguhan dalam bersalaman kepada beliau? Di tharikat ini justru dijadikan urat nadi ibadah kita, bahkan hidup kita pada dasarnya dan secara menyeluruh bertumpu pada Rasulullah. Ini merujuk pada hadis Qudsi.?

Hadits pertama, Ya Muhammad Aku berkenan untuk mencipta manusia, walau mereka suka seenak sendiri, Aku menjadikan mereka pilihan-Ku karena itu mereka Kuserahkan dan Kutitipkan kepadamu Muhammad, sentuhlah qalbu mereka olehmu agar tak ngaco-ngaco banget, kembalikan mereka kelak pada-Ku di akherat ? dalam keadaan fitri sebagaimana ketika Kuserahkan padamu”.?

Hadis Qudsi kedua. Suatu ketika Rasulullah memampak sosok yang tak beliau kenali, padahal beliau paham semua orang, maka sabda beliau: ?

“Siapa kamu?”

“Aku Iblis” tukas orang asing itu.

“Lho kok ngaku biasanya kan kamu menipu?” Tanya Rasulullah.

“Aku diperintah Allah untuk datang kepadamu dan menjawab secara benar”.?

“Ooo.. “siapa yang paling tak kamu sukai?” tanya Nabi.

“Kamu,” jawab iblis tegas.

“Kenapa,” tanya Rasulullah.?

“Orang yang bersama Kamu tak dapat kugoda,” jawab iblis.?

Banyak orang sulit memahami ini karena menganggap Rasulullah sudah mati, Syaikh?. Yang mati kita, bukan Rasulullah.[]

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Kiai, Lomba PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 06 Maret 2017

Ke PWNU Sulsel, Ketum Fatayat Ingatkan soal Perbaikan Kaderisasi

Makassar, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama Anggia Ermarini berkunjung ke Kantor PWNU Sulawesi Selatan, Sabtu (31/10), seiring dengan pelaksanaan Konferensi Wilayah Fatayat NU Sulsel selama dua hari, 31 Oktober - 01 November 2015 di Makassar.

Anggia dalam kesempatan itu mengingatkan, sebagai organisasi keagamaan NU ke depan mendapatkan banyak tantangan, salah satunya soal penataan organisasi hingga ke tingkat ranting. Selain manajemen, sistem kaderisasi di tubuh NU menurutnya juga perlu diperbaiki.

Ke PWNU Sulsel, Ketum Fatayat Ingatkan soal Perbaikan Kaderisasi (Sumber Gambar : Nu Online)
Ke PWNU Sulsel, Ketum Fatayat Ingatkan soal Perbaikan Kaderisasi (Sumber Gambar : Nu Online)

Ke PWNU Sulsel, Ketum Fatayat Ingatkan soal Perbaikan Kaderisasi

“Kemudian tantangan lainnya adalah sejauh mana NU merespon isu-isu nasional, misalnya kekerasan terhadap perempuan, radikalisme, kekerasan terhadap anak, dan lingkungan,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di Kantor PWNU Sulsel Lantai 4 itu, Ketua Umum PP Fatayat NU disambut langsung Ketua PWNU Sulsel Prof Iskandar Idy beserta para pengurus lainnya. Iskandar Idy memaparkan capaian-capaian NU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Keberhasilan tersebut di antaranya dalam pengembangan perguruan tinggi NU di Sulsel, yakni Universitas Islam Makassar (UIM). UIM terbukti banyak diminati calon mahasiswa baru di Sulawesi Selatan. (Andy Muhammad Idris/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 04 Maret 2017

Peraih Nilai UN Tertinggi MTs Terpaksa harus Bekerja

Bondowoso, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Peraih nilai ujian nasional tertinggi se-Jatim untuk tingkat MTs Mochamad Adnan Hakiki yang akrab dipanggil Kiki saat ini terpaksa harus bekerja di Surabaya karena himpitan ekonomi keluarga.

"Kiki sekarang tidak ada, berangkat bekerja jadi tukang bersih-bersih rumah di Surabaya. Katanya ngumpulkan uang dulu buat bayar uang sekolah," kata Yakub (61), kakek kandung Kiki, saat ditemui di rumahnya di Desa Bataan, Kecamatan Tenggarang, Bondowoso, Jumat.

Peraih Nilai UN Tertinggi MTs Terpaksa harus Bekerja (Sumber Gambar : Nu Online)
Peraih Nilai UN Tertinggi MTs Terpaksa harus Bekerja (Sumber Gambar : Nu Online)

Peraih Nilai UN Tertinggi MTs Terpaksa harus Bekerja

Kiki yang merupakan siswa MTs Negeri 2 Bondowoso ini memperoleh nilai UN 39,60. Untuk pelajaran Matematika dan IPA ia mendapatkan nilai masing-masing 10 dan Bahasa Inggris dengan Bahasa Indonesia masing-masing 9,80.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selama ini Kiki tinggal bersama kakek neneknya, Yakub dengan Zaenab. Anak pertama dari tiga bersaudara itu hidup di rumah sangat sederhana bersama adiknya yang masih kelas V SD. Yakub sehari-hari hanya bekerja sebagai tukang becak.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kalau bapaknya Budiono bekerja serabutan. Kadang bekerja, kadang tidak. Makanya, Kiki sama adiknya kumpul sama saya. Ibunya Arbaiya, hanya ibu rumah tangga," kata Yakub.

Ia mengaku terkejut dengan perolehan nilai Kiki. Selama ini cucunya tersebut dikenal rajin dalam belajar, meskipun hasilnya tidak terlalu menonjol.

"Saya sebetulnya kasihan dia bekerja, tapi mau bagaimana lagi, keadaan saya seperti ini. Saya inginnya dia paling tidak lulus SMA dulu baru bekerja. Mudah-mudahan dengan prestasinya ini Kiki bisa mendapatkan bantuan beasiswa agar bisa melanjutkan sekolah," katanya.

Yakub menceritakan, selama ini Kiki berangkat ke sekolah yang jarak dari rumahnya sekitar 10 Km dengan menggunakan sepeda pancal.

"Memang anaknya punya niat untuk sekolah. Ia berharap dengan bekerja dulu bisa mendapatkan biaya buat sekolahnya," kata Yakub.

Mendapatkan kabar tersebut, sejumlah tetangganya juga terkejut. Mereka berharap, dengan prestasi itu Kiki bisa mendapatkan bantuan dari pemerintah untuk melanjutkan sekolah. 

Redaktur: Mukafi Niam

Sumber  : Antara

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Amalan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah