Malik menjelaskan, yang diamaksud dengan Digital Native bisa dikatakan sebagai penduduk asli dunia maya. “Artinya, seseorang lahir, di mana internet sudah ada dengan beragam media sosialnya,” jelasnya.
| Digital Native dan Digital Immigrant, Dua Generasi di Dunia Maya (Sumber Gambar : Nu Online) |
Digital Native dan Digital Immigrant, Dua Generasi di Dunia Maya
Sedangkan Digital Immigrant, terangnya, yaitu peralihan seseorang dari dunia tanpa digital ke dunia digital. Dijelaskan Malik, bahwa kelompok ini saat lahir tidak ada internet atau generasi yang baru belakangan kenal internet. Tetapi bimbingannya sangat dibutuhkan oleh generasi Digital Native dalam menyikapi segala sesuatu yang berkembang di dunia maya.PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Kelompok Digital Immigrant saat lahir tidak ada internet dihadapannya, kata Malik, tetapi kelompok inilah yang berkewajiban memberikan edukasi sehingga generasi muda tidak mudah terpengaruh dengan informasi-informasi negatif yang cenderung menanamkan paham radikal.PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
“Sebab itulah, kegiatan-kegiatan seperti ini merupakan upaya dari Digital Immigrant dalam membimbing generasi muda di era digital,” tegasnya.Dalam sesi dua bertopik ‘Pengembangan Program CVE dalam Penguatan Toleransi dan Penanggulangan Radikalisme serta Terorisme di Indonesia’ ini menghadirkan narasumber lain, yaitu Aktivis Pendidikan Anak, Irfan Amali, Aktivis Media Sosial, Budi Trisna, dan dari Edukasi 101, Winastawan Gora Swajati, serta Herry Sudrajat dari BNPT. (Fathoni)
Dari Nu Online: nu.or.id
PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Nahdlatul, Ubudiyah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah