Kamis, 22 Maret 2018

Walisongo Juara LSN Region Jateng II

Sragen, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pesantren Wali Songo Sragen meraih Juara Liga Santri Nusantara (LSN) Region II Jateng setelah di laga final menundukkan Darul Muttaqien dari Temanggung dengan skor telak 5-0 di Stadion Taruna Sragen, Sabtu (7/10).

Hasil ini membuat Songo FC berhasil menjadi yang terkuat untuk ketiga kalinya secara berturut, di Wilayah Region Karesidenan Surakarta dan Kedu.

Walisongo Juara LSN Region Jateng II (Sumber Gambar : Nu Online)
Walisongo Juara LSN Region Jateng II (Sumber Gambar : Nu Online)

Walisongo Juara LSN Region Jateng II

Striker Faishal menjadi bintang kemenangan Wali Songo dengan tiga gol yang diciptakannya. Disaksikan ribuan suporternya sendiri yang memadati Stadion Taruna, Wali Songo tampil perkasa.

Laga baru berjalan lima menit, Triyono mampu membawa Wali Songo unggul 1-0 atas wakil Temanggung. Faishal mampu menggandakan keunggulan Wali Songo pada menit ke-28. Dua menit berselang, Faishal mencetak gol keduanya yang membawa timnya menang 3-0 di babak pertama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada babak kedua, Wali Songo tidak mengendorkan serangan. Namun, lini belakang Darul Muttaqien tampil disiplin sehingga mampu menggagalkan sejumlah peluang dari Wali Songo di awal babak kedua. Terus menerus digempur, gawang Darul Muttaqien akhirnya bobol juga.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Faishal mencetak gol ketiganya pada menit 59 yang membawa Wali Songo unggul 4-0. Di pengujung babak kedua, Wali Solo kembali menambah gol melalui kaki Muarif. Skor 5-0 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

“Wali Songo berhak membawa pulang uang pembinaan senilai Rp5 juta. Sementara Darul Muttaqien berhak membawa pulang uang pembinaan senilai Rp4 juta. Wali Songo berhak melaju ke putaran nasional pada akhir Oktober 2017 di Bandung,” papar Koordinator LSN Region II Jateng Ali Sutopo. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Kajian Sunnah, News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 19 Maret 2018

Hasil Bazar di Halaman Rumah Gus Dur Tembus Rp 150 Juta

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kegiatan Bazar (pasar murah) yang digelar Yayasan Puan Amal Hayati di halaman rumah KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Ahad (5/7), berlangsung sukses. Hasil penjualannya menembus angka 150 juta rupiah.

Hal tersebut dikatakan Ketua Panitia Bazar David Chaerul kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah usai memberikan hasil donasi bazar kepada Ketua Yayasan Puan Amal Hayati Hj Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, Ahad sore. Puan Amal Hayati adalah yayasan yang bergerak di bidang sosial dan pemberdayaan perempuan. Penyelenggaraan pasar murah ini bekerja sama dengan Persekutuan Doa Usahawan Katolik Indonesia (Perduki).

Hasil Bazar di Halaman Rumah Gus Dur Tembus Rp 150 Juta (Sumber Gambar : Nu Online)
Hasil Bazar di Halaman Rumah Gus Dur Tembus Rp 150 Juta (Sumber Gambar : Nu Online)

Hasil Bazar di Halaman Rumah Gus Dur Tembus Rp 150 Juta

“Hasil 150 juta tadi itu kami serahkan semua kepada ibu. Sebenarnya, dari harga asli barangnya itu sekitar 346 juta. Karena kita jual dengan diskon lebih dari 50 persen, jadinya 150 aja yang kita hasilkan. Memang itu semua untuk Yayasan yang dipimpin Ibu Sinta,” ungkap David.

Karena kesibukan Sinta Nuriyah yang luar biasa saat Ramadhan, lanjut David, bazar murah bertema “Tiada Syukur Tanpa Perduli” tersebut sengaja dilakukan pada saat yang tepat. “Jadwalnya memang kami sesuaikan dengan waktunya Ibu Sinta,” ujar David.

Menurut David, timnya dikerahkan memang untuk kerja sosial. Ia melihat Yayasan Puan juga konsen dalam kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). “Bagi kami, KDRT itu kekerasan yang paling bahaya. Kami nggak suka itu. Cikal bakalnya kan dari situ. Lalu berkembang hingga ke masyarakat,” ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Atas nama timnya dari PERDUKI, David Chaerul sangat menaruh hormat kepada timnya Ibu Sinta Nuriyah lantaran gaya bicara dan pembawaannya sungguh membuat mereka terpana.

“Saya angkat topi sama para pengurus Yayasan Puan. Mereka bicaranya sama seperti ibu yaa, pakai hati. Hati kan nggak ada yang berdusta. Allah kan melihatnya hati. Itu yang saya suka. Terpenting, apa yang diberi dengan hati, pasti akan menyentuh hati,” tandasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Meski baru pertama kali bekerjasama dengan Yayasan Puan, David menilai, tidak ada sesuatu yang kebetulan. Semua telah ditakdirkan oleh Allah. “Buat Allah nggak ada yang kebetulan. Sudah ada skenario dari-Nya. Semua tercatat arahnya ke sini ke situ. Saya hanya percaya itu. Saya amini. Allah kita satu, nggak ada yang dua,” ujarnya mantap.

Ke depan, kata David, kegiatan sosial ini lebih diarahkan ke yatim piatu. “Untuk masa yang akan datang, mustinya lebih baik. Dan saya berharap, saya nggak jadi ketua panitia. Capek. Hahaha,” pungkasnya seraya tertawa lepas. (Musthofa Asrori/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 17 Maret 2018

Karya Ulama Nusantara Harus Masuk Kurikulum

Banjarmasin, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Karya-karya ulama Nusantara seharusnya menjadi referensi kurikulum pokok dalam dunia pendidikan nasional. Selama ini, karya-karya ulama Nusantara hanya dikaji di lingkungan pesantren. Di perguruan tinggi Islam hanya ada di program pasca sarjana, itupun baru sebatas penelitian-penelitian. Padahal, karya-karya ulama Nusantara bukan saja terkait dengan dunia keislaman, tapi juga meliputi sastra hingga hukum tatanegara, dan banyak aspek kehidupan yang lain.



Karya Ulama Nusantara Harus Masuk Kurikulum (Sumber Gambar : Nu Online)
Karya Ulama Nusantara Harus Masuk Kurikulum (Sumber Gambar : Nu Online)

Karya Ulama Nusantara Harus Masuk Kurikulum

Demikian dikatakan Prof. Dr. KH. Muhammad Machasin dalam sambutan penutupan Annual Conference on Islamic Studies (ACIS) ke-10 di hotel Arum Banjarmasin Rabu malam (3/11).

“Dewasa ini karya Nusantara sebetulnya relatif lebih diapresiasi, tapi belum cukup karena belum masuk kurikulum. Kita baru sadar ada karya ulama kita ketika memasuki S2. Ini terlambat, semestinya kita tahu sejak dini, ketika masih muda. Untuk pesantren mengkaji karya-karya ulama kita dengan baik, meski ada kekurangan,” papar Kiai Machasin yang menjabat sebagai Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam, Kementerian Agama RI.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kesempatan itu, Kiai Machasin juga mengungkapkan bahwa obyektifitas dalam penelitian itu bagus dan diperlukan, tapi semestinya tidak hanya berhenti di situ. Sebab, obyektifitas itu hanya alat, bukan tujuan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dari sekian metodelogi, sekian pemikiran, yang telah kita pelajari, harus dipilih dengan tepat untuk sebuah sikap dan pertanggungjawaban ilmiah. Biar kita tidak terombang-ambing, terbawa arus, sehingga tidak jelas. Penelitian harus jadi patokan, untuk itu kita harus memilih,” tegasnya.

Kiai Machasin yang juga Rais Syuriyah PBNU mengkritik bahwa pembicaraan dalam ACIS ke-10 tentang Islam Nusantara baru sampai pada hal-hal yang baik.

“Kita belum membincangkan sisi negatifnya. Pasti ada sisi negatifnya. Yang negatif harus diteliti juga, biar kita tidak terjerembab ke dalam kubangan. Yang positif diteliti, dikembangkan, masuk dalam pendidikan, disebarkan secara luas pada masyarakat,” jelasnya. (hh)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 13 Maret 2018

Kader IPNU Tasikmalaya Terjun ke Sawah Kembangkan Pertanian Organik

Tasikmalaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama(IPNU) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, bekerja sama dengan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Sistem penanaman Organik (Simpatik) melatih para kader IPNU setempat untuk bisa bertani secara organik.

Pelatihan yang digelar di Kecamatan Sukarame, Kabupaten Tasikmalaya,? ini diikuti kader dari setiap Pimpinan Anak Cabang PAC IPNU. Mereka dilatih dalam jangka panjang mengikuti alur petani dalam menggarap sawah? sampai masa panen sehingga para pelajar NU ini mengerti secara detail cara mengolah alam secara organik. Diharapkan, mereka menjadi pemuda pelopor pertanian organik kemudian bisa menggarap daerah masing-masing dan menjadi penyuluh kelompok petani di daerah.

Kader IPNU Tasikmalaya Terjun ke Sawah Kembangkan Pertanian Organik (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader IPNU Tasikmalaya Terjun ke Sawah Kembangkan Pertanian Organik (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader IPNU Tasikmalaya Terjun ke Sawah Kembangkan Pertanian Organik

Selain dibekali materi materi tentang pertanian organic, para kader IPNU tersebut juga melakukan praktik lapangan dengan turun langsung ke sawah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Ketua PC IPNU Kabupaten Tasikmalaya Fikri Nursamsi, saat ditemui di Sekretariat IPNU Kabupaten Tasikamalaya Jalan Raya Timur Nomor 505 Badakpaeh Singaparna, Senin (29/02), mengatakan, pihaknya menamakan program kali ini dengan “Pelajar Mandiri”.

Pelajar mandiri, katanya, adalah pelajar yang bisa mengolah daerahnya di ancaman Tasikmalaya ditinggalkan generasi mudanya karena urbanisasi. Urbanisasi dinilai menimbulkan dampak negatif bagi warga desa lantaran tercemarinya budaya desa yang masih baik oleh budaya kota yang belum tentu cocok.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Fikri melanjutkan, oleh karena itu IPNU berusaha menyadarkan anak muda Tasikmalaya untuk menghilangkan rasa gengsi dan bisa mengolah alam serta memajukan daerahnya. Bertani baginya adalah salah satu cara strategis, mengingat basis NU adalah desa dan warga desa mayoritas adalah petani. Ia lantas mengingatkan pesan Hadratussyekh KH Hasyim Asyari bahwa “Pak tani itulah penolong negeri”.

“Kami juga lebih memilih untuk bisa bertani secara organik karena organik ramah lingkungan dan bisa meringankan biaya subsidi pupuk kimia yang dikeluarkan pemerintah. Selain itu juga pertanian yang digarap dengan cara organik hasilnya lebih melimpah,” ujar Fikri. (Husni Mubarok/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 10 Maret 2018

Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Kota Solo kembali ditetapkan menjadi salah satu tuan rumah Liga Santri Nasional (LSN) 2017,? Regional II Jawa Tengah. Ini berarti untuk ketiga kalinya secara berturut, Kota Bengawan menjadi tuan rumah LSN. Selain Solo, Magelang juga rencananya menjadi tuan rumah pelaksanaan liga santri.

Hal ini disampaikan Koordinator LSN 2017 Regional Jateng II Anis Mudzakir saat ditemui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (10/7).

Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)
Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng (Sumber Gambar : Nu Online)

Solo Jadi Tuan Rumah LSN 2017 Regional II Jateng

Menurut Anis, proses pelaksanaan LSN di Jateng II sudah dimulai dengan proses pendaftaran pesantren yang akan menjadi calon peserta.

“Ini sudah kita mulai, rencana dalam pekan ini kita sowan ke beberapa pesantren di wilayah Soloraya,” terang Anis.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada pelaksanaan LSN kali ini, akan ada penambahan peserta, yang sebelumnya 16 tim, kini menjadi 32 tim. “Rincianya untuk Wilayah Soloraya ada 16 tim, dan Wilayah Kedu juga 16 tim.

Sedangkan untuk stadion yang menjadi tempat pelaksanaan pertandingan di Wilayah Soloraya, ia menargetkan Stadion Sriwedari di Kota Solo. Stadion yang bersejarah ini pernah menjadi tempat pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) perdana pada tahun 1948.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berharap, pihaknya dapat mempertahankan prestasi pada tahun sebelumnya, yakni menjadikan salah satu tim dari wilayahnya melaju ke babak Final LSN.

Seperti yang telah diketahui pada LSN 2016, tim dari Sragen, Pesantren Walisongo, berhasil melaju ke babak final sebelum akhirnya ditundukkan Tim Nur Iman pada pertandingan yang diakhiri dengan drama adu penalti. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Kajian, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 09 Maret 2018

Konfercab Ulang, Sidang AHWA NU Surabaya Sempat Alot

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya kembali menggelar konferensi cabang, Ahad (8/11) kali ini ditempatkan di Gedung PWNU Jatim, Jalan Masjid Al Akbar Timur Nomor 9 Surabaya, Jatim. Konfercab ulang ini dilaksanakan oleh tim karteker yang dibentuk oleh PWNU Jatim atas mandat dari Pengurus Besar NU.

Konfercab Ulang, Sidang AHWA NU Surabaya Sempat Alot (Sumber Gambar : Nu Online)
Konfercab Ulang, Sidang AHWA NU Surabaya Sempat Alot (Sumber Gambar : Nu Online)

Konfercab Ulang, Sidang AHWA NU Surabaya Sempat Alot

Ketua Karteker NU Surabaya Prof Dr H Sonhaji Sholeh mengatakan, konfercab ulang Surabaya ini menerapkan Sistem Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) sesuai dengan keputusan Muktamar Ke-33 NU di Jombang Agustus lalu. "Dengan Sistem AHWA saya berharap akan terpilih Rais Syuriyah melalui musyawarah untuk mufakat," jelasnya.

Saat registrasi para Rais Syuriyah MWC NU dan Ranting NU se-Surabaya menyetorkan nama-nama anggota AHWA. Selanjutnya karteker kemudian menabulasi secara terbuka. Dari pantauan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah pendataan yang dimulai sejak siang hari itu, selesai hingga sore hari.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari pendataan itu muncul sembilan nama teratas, kemudian ditetapkan sebagai anggota AHWA. KH Mas Sulaiman Nur berada di urutan pertama, disusul KH Sholeh Sahal, KH Ahmad Dzul Hilmi, KH Qodli S, KH Abdul Bari, KH Hasyim Rowie, KH Ali Maghfur, KH Ghozali Said dan yang kesembilan adalah KH Farochi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dari Sembilan nama ini akan melakukan rapat dengan waktu satu jam, untuk memilih ketua dan sekretaris Ahwa lalu memilih Rais Syuriyah PCNU Surabaya," jelas Ir Muhammad Qoderi, pimpinan sidang.

Para anggota AHWA yang didampingi oleh Prof Shonhaji (Ketua Karteker) dan Prof M Nuh (Ketua PBNU) melaksanakan rapat tertutup di ruang VVIP PWNU Jatim. "Sidang AHWA berjalan sangat alot hingga memakan waktu dua jam lebih dan akhirnya KH Mas Sulaiman Nur terpilih sebagai Ketua AHWA dan sekaligus Rais Syuriyah PCNU Surabaya," jelas KH Ghozali Said, sekretaris sidang AHWA kepada para pengurus MWC dan Ranting NU se Surabaya. (Rof Maulana/Mahbib)

?

Foto: (Dari kiri) KH Mas Sulaiman Nur dan Prof M Nuh

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Islam, Pendidikan, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Shinta Nuriyah Wahid, istri KH Abdurrahman "Gus Dur" Wahid (mantan Presiden RI) menilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak tegas dalam menangani para korban lumpur Lapindo, di Sidoarjo, Jawa Timur, yang hingga kini nasibnya masih terkatung-katung.

“Kalau dikatakan tidak tegas, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono, Red) ya memang tidak tegas. Termasuk juga Aburizal Bakrie (Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat),” kata Shinta kepada wartawan saat menemui warga korban lumpur Lapindo, di Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (19/4).

Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)
Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo (Sumber Gambar : Nu Online)

Shinta Nuriyah: Presiden Tidak Tegas Tangani Korban Lapindo

Mantan Ibu Negara itu mendesak kepada pemerintah agar segera mengembalikan hak-hak warga korban lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc itu. Ia meminta pemerintah agar segera memenuhi tuntutan warga atas pembayaran ganti rugi tunai langsung (cash and carry).

Warga, ujar Shinta, telah begitu lama menderita karena kehilangan segalanya, termasuk rumah dan pekerjaan. Sementara, pihak-pihak terkait termasuk PT Lapindo Brantas Inc sendiri seakan tidak mau bertanggung jawab.

Meski mengaku tak bisa berbuat banyak untuk membantu, Shinta meminta kepada para korban yang menemuinya untuk memohon pertolongan kepada Allah. “Saya tidak bisa berbuat apa-apa, karena saya tidak punya kekuasaan. Tapi, mari kita berdoa kepada Allah agar keadaan ini segera berakhir,” tuturnya.

Sebelumnya, Subandi—anggota Tim Perunding Korban Lapindo—kepada Shinta mengungkapkan, perjuangan mereka untuk mendapatkan haknya kembali tidak mudah. Juga langkah mereka berangkat ke Jakarta untuk menemui Presiden mengalami banyak hambatan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita ini diuber-uber (dikejar-kejar, Red) seperti maling. Keberangkatan kita dari Porong (Sidoarjo) ke Jakarta selalu dihalang-halangi oleh polisi. Di-sweeping (diperiksa) di setiap stasiun,” terang Subandi.

Karenanya, imbuh Subandi, warga meminta bantuan dan dukungan moral kepada Shinta agar perjuangannya untuk mendapatkan haknya kembali segera terpenuhi. “Permintaan kami cuma satu, rumah kami cepat diganti, cash and carry seratus persen,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Warga korban lumpur Lapindo yang menggelar unjuk rasa dan tinggal sementara di Tugu Proklamasi, Jakarta, menemui Gus Dur di Kantor PBNU, di Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (18/4) kemarin. Mereka meminta dukungan atas tuntutan pembayaran ganti rugi tunai langsung yang mereka ajukan ke pemerintah dan Lapindo.

Salah seorang anggota rombongan, KH Abdul Fatah, mengatakan bahwa Gus Dur mendukung tuntutan warga. "Saya bilang pada Gus Dur bahwa kita menuntut pembayaran cash and carry, dan Gus Dur bilang `ya`," katanya. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Syekh Ramadhan al-Buthi Sejalan dengan Dakwah NU

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyampaikan bela sungkawa mendalam atas wafatnya Syekh Said Ramadhan al-Buthi, ulama besar Suriah dalam sebuah serangan bom bunuh diri di masjid. Peristiwa tersebut dinilai sebagai babak baru dalam konflik di Suriah yang harus diwaspadai oleh kalangan Muslim dunia.

Ketua PBNU urusan luar negeri H Iqbal Sullam mengatakan, NU dan Syekh Said Ramadhan al-Buthi memiliki kesamaan dalam metode dakwah, di antaranya mengedepankan kesantunan dan moderat dalam bingkai Ahlussunnah wal Jamaah. 

Syekh Ramadhan al-Buthi Sejalan dengan Dakwah NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Syekh Ramadhan al-Buthi Sejalan dengan Dakwah NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Syekh Ramadhan al-Buthi Sejalan dengan Dakwah NU

"Umat Islam dunia pasti merasa sangat kehilangan, termasuk kami dari kalangan Nahdliyin yang ada di Indonesia," ungkap Iqbal di Jakarta, Jumat (22/3). 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Iqbal menambahkan, selama ini PBNU memiliki hubungan yang sangat baik dengan ulama-ulama besar di dunia, termasuk dari Suriah. Selain Syekh Said Ramadhan al-Buthi, terdapat nama lain seperti cendikiawan Syekh Wahbah Zuhaili, Mufti Suriah Syekh Badreddin Hassoun, dan Syekh Rajab Dieb selaku pimpinan kelompok thariqah. 

Tahun 2007 silam Iqbal berkesempatan berkunjung ke Suriah dan bertemu langsung dengan Syekh Said Ramadhan al buthi. Selain santun, ulama dari kelompok Sunni itu juga disebutnya memiliki kedalaman ilmu agama yang menjadikannya sangat disegani. "Beliau sangat low profile. Peranannya sangat besar dalam mengembangkan toleransi dalam kehidupan masyarakat Suriah," ujarnya. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait peristiwa bom bunuh diri di masjid yang menewaskan Syekh Said Ramadhan al buthi, Iqbal menyebut sebagai babak baru dalam konflik politik di Suriah. Kondisi tersebut harus mendapatkan perhatian serius kalangan Muslim di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. 

"Ini menjadi bukti, kepentingan politik sudah menutup mata pelaku bom bunuh diri itu. Demi memenangkan kepentingannya, kelompok tertentu di Suriah sudah tidak melihat bagaimana Syekh Said Ramadhan al buthi seharusnya dihormati karena kesepuhan dan keilmuannya," urai Iqbal.

Syekh Said Ramadhan al-Buthi, ulama besar Suriah dengan sejumlah karya ilmiah yang terkenal, tewas dalam serangan bom bunuh diri di sebuah masjid di Kota Damaskus. Bom meledak saat Said Ramadhan tengah memberikan ceramah agama kepada sejumlah pelajar. Peristiwa tersebut juga menewaskan 15 orang lain, yang di saat bersamaan berada di lokasi sama. 

Atas peristiwa tersebut, jamaah salat Jumat di Masjid An Nahdloh, gedung PBNU, siang tadi sudah melaksanakan salah ghaib. PBNU juga mengeluarkan imbauan untuk seluruh Nahdliyin agar mendirikan salat ghaib sebagai bentuk penghormatan. 

Redaktur  : A. Khoirul Anam

Penulis     : Samsul Hadi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, IMNU, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 05 Maret 2018

Ketua Terpilih IPNU DKI Jakarta: Kaderisasi Hukumnya Fardhu Ain

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Muhammad Muhadzab akhirnya terpilih sebagai Ketua IPNU DKI Jakarta periode 2016-2019 pada Konferensi Wilayah ke-19 yang dilaksanakan di Pantes al-Itqon,? Cengkareng,? Jakarta Barat, Kamis (25/2).

?

Ketua Terpilih IPNU DKI Jakarta: Kaderisasi Hukumnya Fardhu Ain (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua Terpilih IPNU DKI Jakarta: Kaderisasi Hukumnya Fardhu Ain (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua Terpilih IPNU DKI Jakarta: Kaderisasi Hukumnya Fardhu Ain

Muhadzab sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua PAC? IPNU Tambora, Sekretaris PC IPNU Jakarta Barat dan pengurus harian PW IPNU DKI Jakarta.

?

Seusai keputusan resmi, Mahasiswa Pascasarjana Kajian Stratejik Ketahanan Nasional Universitas Indonesia ini menekankan pentingnya pola kaderisasi di tingkat pelajar NU, "kaderisasi hukumnya adalah fardhu ain," ujanya.

?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Muhazab, kaderisasi menjadi ujung tombak IPNU karena IPNU adalah organisasi kader. Selain itu kader IPNU DKI Jakarta juga harus menjadi bagian kaum intelektual dan berjiwa akademisi.

?

Untuk penguatan organisasi, ia merencanakan membentuk komisariat-komisariat di seluruh wilayah Jakarta dengan masuk ke sekolah-sekolah. (Ahmad Kowi/Zunus)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sunnah, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 04 Maret 2018

Tiga Malam, Peringatan Hari Pahlawan PCNU Mimika

Mimika, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Peringatan Hari Pahlawan PCNU Mimika  diisi dengan acara istighosah dan silaturahim ke beberapa titik warga NU Mimika. Acara berlangsung selama tiga malam pada 4, 8, dan 11 Novembember 2017.

Di Kampung Mwuare, Km14, pada Sabtu (4/11), diadakan pembukaan Istighosah An-Nadliyyah, doa untuk pahlawan serta donasi sekitar 45 buku yang kebanyakan buku Pendidikan Agams Islam untuk SD dan SMP. Juga dionasikan buku tajwid 10 buku dan Sirah Nabawiyah Husein Haekal.

Tiga Malam, Peringatan Hari Pahlawan PCNU Mimika (Sumber Gambar : Nu Online)
Tiga Malam, Peringatan Hari Pahlawan PCNU Mimika (Sumber Gambar : Nu Online)

Tiga Malam, Peringatan Hari Pahlawan PCNU Mimika

"Kami mengucapkan banyak terimakasih untuk semua bantuan, hanya Allah yang membalasnya," demikian ungkapan tulus Takmir Masjid Nurul Zhikmah, KM14, Ust Hasan.

Sementara itu Wakil Ketua PCNU Kabupaten Mimika, Sugiarso mengajak jamaah untuk meneladani para pejuang kemerdekaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Banyak anak kita tidak paham peran para kiai dalam perang 10 November, maka kita kaji malam ini untuk diceritakan ke anak cucu kita," terangnya

Pada malam kedua, Sabtu (8/11), peringatan Hari Pahlawan diisi dengan silaturahim dan donasi buku ke Pondok Pesantren Hidayatus Sibyan, Timika. Pembacaan Yasin, Tahlil dan Maulid Dibak dipimpin Ustad Hasbullah. Sementara jumlah buku yang disumbangkan sekitar 60 buku dan Al-Quran.

Dalam sambutannya, pengasuh Pesantren Hidayatus Sibyan, Ust Fauzy mengucapkan banyak terima kasih untuk PCNU Mimika atas.sumbangan buku tersebut.

"Buku nanti akan atur penggunaannya oleh ustad," kata Ustad Fauzi

Di lokasi tersebut, Wakil Ketua PCNU Mimika, Sugiarso mengajak para santri untuk mengenal sosok Rasulullah lewat buku yang didonasikan berupa Sirah Nabawiyah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Siapa putra Rasulullah? Siapa nama itu Fatimah?" tanya Sugiarso kepada para siswa SD. Pertanyaan itu untuk memancing para siswa agar mempelajaris sejarah Nabi Muhammad SAW.

Pada malam ketiga, Sabtu (11/11), acara berlangsung di Masjid Baitul Muhajirin SP9. Acara berupa pembukaan Rutinan Istighosah An-Nadliyyah serta pembacaan doa untuk pahlawan bangsa.

"Mohon maaf jika dari masjid belum bisa memberikan konsumsi dan jamaah yang layak," ujar Ketua Takmir Iskandar dengan rendah hati.

Dalam pengantarnya Ustad Hasyim Asyari mengajak jamaah ikut sholat dan dzikiran berjamaah.

"Dzikir membuat kita tenteram dan menjadikan dekat kepada Allah," terangnya.

Sementara itu Wakil Ketua PCNU Mimika Sugiarso kembali mengajak jamaah mendendangkan lagu perjuangan yang ngetop pada saat itu, Yalal Wathan.

"Tanpa mereka (ulama dan pejuang) kemerdekaan tak bisa bisa diraih," tegas Sugiarso. (Red: Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Halaqoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 03 Maret 2018

GP Ansor Solo Terbangkan Balon Damai Ramadhan

Solo,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. PC GP Ansor Solo beserta sejumlah organisasi kepemudaan menggelar aksi damai long march untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan 1436 H. Acara tersebut digelar di lokasi Car Free Day (CFD) Jl Slamet Riyadi Solo, Ahad (14/6).

GP Ansor Solo Terbangkan Balon Damai Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Solo Terbangkan Balon Damai Ramadhan (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Solo Terbangkan Balon Damai Ramadhan

Menurut Ketua GP Ansor Solo, dalam aksi tersebut para peserta menerbangkan balon yang bertuliskan pesan harapan “Damai Ramadhan Surakarta”.

“Ramadhan semoga menjadi momentum untuk saling menghortmati dan, serga untuk menciptakan Kota Solo yang kondusif dan damai,” terang Anwar, di sela acara.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Wakil Walikota Solo Ahmad Purnomo mengapresiasi kegiatan yang dilakukan para pemuda dalam menciptakan upaya perdamaian.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami bangga dengan apa yang dilakukan para pemuda dalam upya menciptakan kerukunan antarumat beragama ini, Dengan sikap ini semoga berkah Romadhan memberkahi bangsa Indonesia sehingga tidak terjadi konflik yang bernuansa agama,” ujar dia.

Selain berorasi, para peserta aksi juga menampilkan beberapa kolaborasi seni antara lain kesenian hadrah dan barongsai. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 01 Maret 2018

Aksi Bela Palestina, Ketua Pelaksana: Kita Tolong Masjid Al-Aqsa

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Pelaksana Aksi Bela Palestina H Marsudi Syuhud mengatakan, Aksi Bela Palestina ini bertujuan untuk membela Palestina dan menolong Masjid Al-Aqsha dari penjajahan Israel dan Amerika Serikat. Di dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa siapa saja yang membela Masjid Al-Aqsha yang berada di Yerusalem Palestina maka akan mendapatkan  berkah dari Allah.

“Allah sudah menjanjikan bahwa baroknya haulahu (diberkahi sekelilingnya). Termasuk kita yang Aksi Bela Palestina ini akan diberkahi Allah,” kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu di hadapan peserta Aksi Bela Palestina di Area Monas Jakarta, Ahad (17/12).

“Membela Masjid Al-Aqsha adalah membela Palestina,” lanjutnya.

Aksi Bela Palestina, Ketua Pelaksana: Kita Tolong Masjid Al-Aqsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Aksi Bela Palestina, Ketua Pelaksana: Kita Tolong Masjid Al-Aqsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Aksi Bela Palestina, Ketua Pelaksana: Kita Tolong Masjid Al-Aqsa

Ketua PBNU itu mengajak kepada seluruh umat Islam untuk ikut serta dalam mewujudkan kemerdekaan Palestina. Sudah seharusnya masyarakat Palestina mendapatkan kehidupan yang layak sebagaimana bangsa-bangsa lainnya yang ada di dunia ini. 

"Mari kita bersama-sama mengajak seluruh bangsa di dunia untuk mewujudkan Palestina merdeka dan berdaulat," ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di dalam orasinya, Ketua Umum MUI KH Maruf Amin juga mendukung penuh kemerdekaan dan kedaulatan Palestina. Ia menolak klaim sepihak Presiden Amerika Serikat yang menyebutkan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.

“Kita mendukung Palestina berdaulat, Palestina berdaulat!” seru Rais ‘Aam PBNU itu.

Kiai Maruf juga menyerukan akan membuat petisi boikot Amerika apabila Donald Trump tidak mencabut keputusannya tersebut. 

“Kita akan buat petisi kepada Pemerintah AS di Kedutaan AS di Jakarta,” ujarnya.

Turut hadir dalam Aksi Bela Palestina ini Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, dan para pimpinan ormas Islam. (Muchlishon Rochmat)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Pemurnian Aqidah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 27 Februari 2018

Keutamaan Berbagi Takjil Kepada Orang Berpuasa

Tiada seorang pun yang mengetahui kualitas puasa orang lain. Karenanya kita sendiri tidak mengetahui kalau ada orang lain menipu kita dengan mengaku bahwa ia berpuasa. Karena saking rahasianya ibadah puasa, maka Allah menyediakan pahala yang besar untuk mereka yang berpuasa.

Terlepas dari kejujuran atau penipuan, Islam mengajurkan kita untuk berbagi takjil baik makanan maupun minuman. Hal ini merupakan salah satu bentuk kebaikan terhadap orang-orang yang berpuasa.

Keutamaan Berbagi Takjil Kepada Orang Berpuasa (Sumber Gambar : Nu Online)
Keutamaan Berbagi Takjil Kepada Orang Berpuasa (Sumber Gambar : Nu Online)

Keutamaan Berbagi Takjil Kepada Orang Berpuasa

Allah SWT menjanjikan ganjaran luar biasa begi merek yang berbagi takjil. Syekh Said Muhammad Ba’asyin dalam Busyral Karim mengatakan sebagai berikut.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? "? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?" ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Artinya, “Orang yang berpuasa disunahkan berbagi sesuatu dengan orang lain untuk buka puasanya meskipun hanya sebutir kurma atau seteguk air. Kalau dengan makan malam, tentu lebih utama berdasar pada hadits Rasulullah SAW.

Beliau bersabda, ‘Siapa yang berbagi takjil kepada orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan pahala puasa tanpa mengurangi pahala puasa orang yang ditraktir takjil.’

Kalau selagi berpuasa tadi orang yang ditraktir melakukan hal-hal yang membatalkan pahala puasanya seperti berbuat ghibah, menghasut orang lain, berdusta, memalsukan kesaksian, atau tindakan tercela lainnya, maka semua itu tidak berpengaruh pada pahala orang yang mentraktirnya.”

Keterangan di atas menunjukkan kuatnya anjuran untuk berbagi saat berbuka puasa. Anjuran ini sama sekali terlepas dari bagaimana kualitas puasa orang yang menjadi partner berbagi. Untuk itu kita juga dituntut untuk berbaik sangka terhadap orang lain. Wallahu A’lam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 26 Februari 2018

Mengamati Perburuan Lailatul Qadar di Maroko

Rabat, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Setiap daerah memiliki ciri khasnya dalam menyambut Ramadhan dan lailatul qadar. Praktek Ramadhan dalam kontek Maroko adalah pengalaman yang sangat menyenangkan di mana disana dapat ditemui tradisi khas, masakan lezat, dan semangat solidaritas yang tinggi.

Setiap bulan Ramadhan Maroko mempunyai tradisi unik yang tidak ditemukan di negara-negara lain, diantaranya adalah “pengajian raja” yang disebut dengan durus hasaniyyah hingga saat ini masih tetap eksis. Pengajian tersebut diadakan oleh Raja Maroko yang dilaksanakan seminggu sekali selama bulan Ramadhan. Kali ini ada dua perwakilan dari Indonesia yang menghadiri acara ini. Pertama Dr KH Hamdan Rasyid, MA (ketua MUI DKI Jakarta) dan Prof Dr Amsal Bakhtiar MA (Purek UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Adapun orang Indonesia yang pertama kali menghadiri undangan raja tersebut adalah Dr KH Said Aqil Siroj pada tahun 2010.

Mengamati Perburuan Lailatul Qadar di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)
Mengamati Perburuan Lailatul Qadar di Maroko (Sumber Gambar : Nu Online)

Mengamati Perburuan Lailatul Qadar di Maroko

Tradisi unik lainnya yang melibatkan semua lapisan masyarakat Maroko adalah tatkala menyambut datangnnya malam lailatul qadar, jutaan orang Maroko mencurahkan sebagian besar waktu mereka untuk memperbanyak doa dan membaca Al-Quran selama lailatul qadar, acara ini diperingati setiap malam ke 27. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Umumnya, para orang tua menyuruh anak-anaknya yang masih berumur 5 sampai 10 tahun untuk memakai pakaian tradisional dan pergi ke negafa. Negafa adalah wanita yang mempersiapkan baju pengantin untuk pernikahan. Dia memiliki semua pakaian jenis tradisional, pakaian lokal dan internasional serta aksesoris untuk menghias pengantin wanita. Setelah didandani layaknya pasangan pengantin kemudian dilanjutkan dengan foto keluarga dan sanak famili.  Saat ini, banyak keluarga cenderung pergi ke studio foto yang sudah menyediakan pakaian tradisional dengan komplit agar tidak mengeluarkan banyak biaya. 

Kegiatan semacam ini untuk mengekspresikan kebahagiaan mereka dengan dilanjutkan mendatangi tempat kerumunan orang banyak dan tempat-tempat umum lainnya seperti taman-taman yang berada di samping jalan raya sehingga mengakibatkan jalanmya arus lalu lintas menjadi macet.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara ini berlangsung sampai adzan maghrib tiba, setelah buka bersama warga kembali berduyun-duyun mendatangi masjid untuk melaksanakan sholat isya dan taraweh berjamaah. Mulai shaf paling depan hingga kebelakang tak ada satupun yang kosong , banyaknya jamaah malam itu menjadikan pelataran masjid dipenuhi oleh jamaah tarawih, bahkan tidak sedikt yang menjadikan taman-taman di sekitar masjid di jadikan sebagai tempat untuk sholat. 

Setelah selesai sholat taraweh mereka tidak langsung pulang, hanya anak-anak kecil yang disuruh pulang ke rumah, sementara orang tuannya beri’tikaf di masjid sampai jam 02.00 malam. Inilah tradisi orang Maroko saat menyambut malam lailatul qodar.

Redaktur   : Mukafi Niam

Kontributor: Kusnadi El Ghezwa 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 25 Februari 2018

Umi Tanoh Abe, Pemilik Perpustakaan Tertua di Asia Tenggara Tutup Usia

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun… Umi Tanoh Abe atau Hj Romani binti Mahmud tutup usia pada Jumat (1/9) sekitar pukul 22.00 di. Alhmarhumah mengembuskan napas terakhir di RSUZA, Banda Aceh.

Kabar duka tersebut diterima PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah dari media ssosial. Kemudian mengkonfirmasinya kepada Sekretaris PCNU Aceh Besar Al-Munzir. “Betul, Umi Tanoh Abe meninggal. PCNU Aceh Besar dan segenap warga NU Aceh turut berbela sungkawa,” katanya, Sabtu (2/9). ? ?

Umi Tanoh Abe, Pemilik Perpustakaan Tertua di Asia Tenggara Tutup Usia (Sumber Gambar : Nu Online)
Umi Tanoh Abe, Pemilik Perpustakaan Tertua di Asia Tenggara Tutup Usia (Sumber Gambar : Nu Online)

Umi Tanoh Abe, Pemilik Perpustakaan Tertua di Asia Tenggara Tutup Usia

Umi Tanoh Abe merupakan istri dari almaghfurlah Abu Dahlan Tanoh Abe, salah seorang tokoh NU Aceh yang tinggal di Kabupaten Aceh Besar.?

Umi Tanoh Abe mewarisi perpustakaan berlimpah dari leluhur suaminya. Perpustakaan itu menyimpan ribuan kitab ulama-ulama Aceh dan ulama luar dari abad ke-16 sampai 19. Peniliti dari sekitar 81 negara telah menyambangi perpustakaan itu.

Menurut Al-Munzir, perpustakaan Umi Tanoh Abe merupakan terbesar dan tertua di Asia Tenggara. Sebab tak ada perpustakaan pribadi setua dan selengkap Tanoh Abe.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada tahun 2016, PBNU mengirimkan tim untuk melacak jejak-jejak Islam di Nusantara. Salah satu tujuan tim itu adalah meneliti perpustakaan itu.?

Semoga arwah almarhumah diterima di sisi Allah dan semoga keturunan Umi Tanoh Abe menjaga perpustakaan yang sangat berharga bagi khazanah Islam Nusantara itu. (Abdullah Alawi) ?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 23 Februari 2018

Perdana Menteri Wanita Pakistan

Gus Dur pernah menerima seorang ulama dari negeri Pakistan di kantor PBNU. Di sela-sela pertemuannya dengan Gus Dur, ulama Pakistan itu meminta sesuatu. Apakah itu?

"Tolong Gus, perintahkan kepada umat Anda agar mengirim doa surat Al-Fatihah kepada warga Pakistan. Karena warga Pakistan tengah tertimpa musibah!" kata ulama Pakistan.

Perdana Menteri Wanita Pakistan (Sumber Gambar : Nu Online)
Perdana Menteri Wanita Pakistan (Sumber Gambar : Nu Online)

Perdana Menteri Wanita Pakistan

"Inna lillah..... Musibah macam apa yang sedang menimpa negerimu?" tanya Gus Dur.

"Pakistan kini tengah dipimpin oleh Perdana Menteri wanita!" jawabnya sangat serius.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lantas ulama Pakistan itu mengutip Sabda Nabi, bahwa sebuah musibah akan datang jika ada negeri yang dipimpin oleh kaum wanita.

Cerita ini disampaikan Gus Dur di acara seminar yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Rembang di Pondok Pesantren Raudlatut Tholibin. Gus Dur tidak sependapat jika wanita tidak boleh memimpin. Menurut Gus Dur, larangan wanita memimpin itu dicanangkan oleh Nabi dengan kondisi saat itu, yang mana seorang pemimpin harus kuat dan perkasa. Kekuasaannya nyaris mutlak. Berbeda dengan saat ini, sebuah kebijakan pemerintahan harus dijalankan berdasarkan sistem, dia tidak sendirian. Banyak diantara kabinet itu rata-rata laki-laki, jadi larangan wanita memimpin tidak lagi mutlak.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kembali ke cerita, mendengar jawaban Gus Dur yang demikian, ulama Pakistan itu tetap ngotot.

"Sudahlah, pokoknya kami minta dikirimi surat al-Fatihah! Gitu saja!"

Gus Dur tersenyum, baiklah, permintaan ulama Pakistan itu pun diturutinya dengan senang hati. Al-Faaatihah...! (Moh. Lilik Wijanarko Nawawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Syariah, Habib PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

KPAI: Sekolah 5 Hari Bukan Solusi Pembentukan Karakter

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Pelindungan Anak Indonesia (KPAI) Asrorun Niam Sholeh mendukung penuh revolusi mental yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Menurutnya, salah satu upaya untuk mensukseskan hajat besar pemerintah tersebut adalah melalui pendidikan yang berkarakter.?

Namun demikian, menurut dia kebijakan Full Day School (FDS) yang digagas pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bukan lah solusi untuk suksesnya revolusi mental dan pendidikan yang berkarakter. Baginya, kebijakan baru ini seharusnya tidak perlu karena ia menilai peraturan tentang pendidikan yang ada sudah memadahi.

KPAI: Sekolah 5 Hari Bukan Solusi Pembentukan Karakter (Sumber Gambar : Nu Online)
KPAI: Sekolah 5 Hari Bukan Solusi Pembentukan Karakter (Sumber Gambar : Nu Online)

KPAI: Sekolah 5 Hari Bukan Solusi Pembentukan Karakter

“Sebelum adananya Permendikbud (tentang FDS), kondisi sudah ideal. Ada sekolah yang membuka model Full Day School untuk memberikan layanan anak dan juga orang tua yang cocok dengan model full day. Ada yang half day (setengah hari), bagi anak yang cocok sesuai dengan kondisi subyektifnya,” urainya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Jakarta, Selasa (13/6).?

Jika yang ditekankan adalah pembentukan karakter dan mengurangi tindak kekerasan siswa, Niam menambahkan, maka pemerintah tidak bisa menjawabnya dengan membuat kebijakan FDS. Hal itu dikarenakan tidak semua sekolah memiliki sarana yang memadahi dan keberagaman pendidikan yang ada.

“Kebijakan lima hari perdelapan jam belajar di sekolah tidak sejalan dengan kondisi masyarakat Indonesia yang sangat plural dan multikultural,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Katib Syuriah PBNU itu menjelaskan, ada hal-hal yang seharusnya menjadi perhatian pemerintah untuk menciptakan pendidikan karakter dari pada memperpanjang jam sekolah.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Mewujudkan sekolah yang ramah anak jauh lebih mendasar dari memanjangkan jam sekolah,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menilai, kebijakan memperpanjang waktu sekolah akan berpotensi terjadinya kekerasan terhadap anak jika tidak dibarengi dengan perwujudan lingkungan sekolah yang ramah anak. (Muchlishon Rochmat/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Isu Agama di Pilkada Serentak Rawan Pecah Belah Umat

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (Kang Said) mengajak segenap aktivis politik dan para pemuka agama untuk mengantisipasi terjadinya perpecahan umat dalam pilkada serentak pada 9 Desember mendatang. Kang Said mengimbau agar calon kepala daerah maupun pemuka agama di mana pun untuk tidak menggunakan isu agama dalam merebut dukungan politik.

Isu Agama di Pilkada Serentak Rawan Pecah Belah Umat (Sumber Gambar : Nu Online)
Isu Agama di Pilkada Serentak Rawan Pecah Belah Umat (Sumber Gambar : Nu Online)

Isu Agama di Pilkada Serentak Rawan Pecah Belah Umat

Demikian disampaikan Kang Said di hadapan sedikitnya 70 peserta diskusi publik yang bertajuk “Pancasila Rumah Kita: Perbedaan Adalah Rahmat”di Jakarta, Rabu (26/8) siang.

“Jangan jualan agama baik agama Islam atau agama lainnya di pilkada serentak. Bahaya sekali kalau agama diperjualbelikan,” kata Kang Said yang menjadi salah satu narasumber di forum ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Narasumber lain dalam diskusi ini Executive Scretary Konferensi Waligereja Indonesia Romo Edy Purwanto, perwakilan dari Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Pdt Albertus Patty, serta utusan Perwakilan Umat Buddha Indonesia Bhiksu YM Dutavira Mahastavira.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mereka yang berkepentingan merebut dukungan publik, kata Kang Said, harus menjunjung tinggi UU Pilkada sebagai konstitusi yang berlaku. Semua aturan itu dibuat sedemikian rupa memang dimaksudkan untuk menghindari kecurangan, cara-cara kotor yang berdampak pada perpecahan di tengah masyarakat.

“Terlebih lagi kalau negara negara berdasarkan atas agama. Ini sangat berbahaya sekali. Kalau berbeda kepentingan, bisa saling mengafirkan,” tegas Kang Said.

Menurut Kang Said, agama yang dipeluk calon kepala daerah tertentu tidak bisa menjamin yang bersangkutan bersih dari segala cela ke depannya. “Belum lagi kalau korupsi, mau disalahkan agamanya? Kan tidak mungkin agamanya,” tandas Kang Said. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Zakat Berperan Penting Wujudkan Kesejahteraan Umat

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Brebes KH Chusnan Zein meminta semua pihak untuk peduli terhadap kewajiban membayar zakat. Hal ini penting dilakukan guna percepatan penanggulangan kemiskinan, terutama di Kabupaten Brebes.

Hal tersebut dikatakan Ketua Baznas saat Sosialisasi program Baznas dengan Kepala KUA, Tokoh Agama dan Ketua Takmir Masjid se-Kabupaten Brebes di Kantor Baznas, Jalan Ahmad Yani Brebes, Kamis (7/4).

Zakat Berperan Penting Wujudkan Kesejahteraan Umat (Sumber Gambar : Nu Online)
Zakat Berperan Penting Wujudkan Kesejahteraan Umat (Sumber Gambar : Nu Online)

Zakat Berperan Penting Wujudkan Kesejahteraan Umat

Masyarakat Brebes yang mayoritas Islam, lanjut Kiai Chusnan, akan cepat mencapai kesejahteraan bila kepedulian terhadap kewajiban membayar zakat ditunaikan. Selama ini, kita masih sedikit ‘eman-eman’ bukan karena faktor keimanan belaka, tetapi karena berbagai faktor. “Saya sendiri belum meneliti perihal masih enggannya masyarakat menyalurkan zakat lewat amil zakat,” ungkapnya.?

Potensi umat, kata Kiai Zein, jauh lebih besar bila diberdayakan dengan penuh kesungguhan. Tentunya, perlu mendapat bantuan dari seluruh pihak untuk mewujudkan masyarakat yang sadar zakat melalui baznas. “Kami bertekad mewujudkan Baznas Kabupaten Brebes sebagai lembaga yang amanah, professional dan transparan,” ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Chusnan menjelaskan, selama ini kesadaran yang tinggi untuk berzakat lewat Baznas baru dari kalangan PNS. Itu pun masih berkisar 9 persen. Hal ini terjadi karena sosialisasi dan pengumpul ditingkatan masyarakat belum maksimal. “Kalau dari kalangan PNS, penghimpunan zakatnya agak mudah karena melalui bendahara di masing-masing instansi,” ucapnya.?

Sosialisasi disampaikan terkait dibentuknya kepengurusan baru periode 2015-2020. Dalam program unggulannya, antara lain akan mengadakan pendataan dan pembentukan Unit Pengumpul Zakat (UPZ), pemetaan dan pengembangan kuantitas dan kualitas mustahik, potensi zakat produktif, pemenuhan sarana prasarana, membangun kepercayaan muzaki, membangun sinergitas kerja dengan unsur terkait, dan meningkatkan akuntabilitas laporan keuangan dengan audit internal dan eksternal.

Senada disampaikan Bupati Brebes Hj Idza Priyanti yang disampaikan Kepala Bagian Perekonomian Setda Brebes Daan Susanto. Dia mengaakan bahwa masyarakat masih memandang zakat itu masih sebagai urusan pribadi masing-masing umat. Sehingga yang menyalurkan zakat lewat Baznas masih belum signifikan dari jumlah umat Islam di Kabupaten Brebes.?

Bupati juga mengingatkan untuk tidak terkecoh dengan lembaga yang mengumpulkan zakat karena ditengarai pertanggungjawabannya tidak maksimal. “Kita sudah memiliki badan resmi yang mengelola Zakat, Infak dan Sodaqoh yakni Baznas Kabupaten Brebes. Sehingga masyarakat muslim sudah seharusnya menyalurkan ke badan resmi pemerintah,” tandasnya. (Wasdiun/Fathoni)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PBNU: Program Sertifikasi Guru Diharapkan Bijak pada Pesantren

Malang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Program sertifikasi pendidikan bagi guru yang dilakukan pemerintah diharapkan dapat menggunakan pendekatan yang lebih arif dan bijaksana terhadap pondok pesantren (ponpes). Pasalnya, selama ini pesantren seakan-akan berada di luar dan tidak menjadi bagian dari sistem pendidikan nasional.

Demikian diungkapkan Wakil Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Tolhah Hasan saat menjadi narasumber pada seminar nasional bertajuk “Meningkatkan Mutu Pendidikan Melalui Sertifikasi Guru” di Ponpes Al-Hikam, Malang, Jawa Timur, Jumat (29/6).

PBNU: Program Sertifikasi Guru Diharapkan Bijak pada Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU: Program Sertifikasi Guru Diharapkan Bijak pada Pesantren (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU: Program Sertifikasi Guru Diharapkan Bijak pada Pesantren

Acara hasil kerja sama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) dihadiri Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, Sekretaris Jenderal Depdiknas Dodi Nandika dan Anggota Komisi X DPR RI Masduki Baidlowi.

Kiai Tolhah, demikian mantan Menteri Agama RI itu akrab disapa, menilai, sedikitnya ada tiga dampak buruk sebagai akibat jika pemerintah tak bersikap arif terhadap pesantren. Pertama, dampak psikologis. Para guru atau ustaz di pesantren yang metode pendidikannya lebih bersifat kultural dapat merasa tidak diakui oleh pemerintah. Padahal, peran pesantren dalam pendidikan nasional tak bisa dikecilkan.

“Salah-salah mereka (guru atau ustaz, Red) merasa tidak diakui kompetensinya sebagai guru oleh negara. Padahal mereka menjadi guru sudah puluhan tahun, misal. Bisa jadi mereka akan merasa didiskriminasikan oleh pemerintah,” kata Kiai Tolhah yang juga mantan Rektor Universitas Islam Malang itu.

Kedua, dampak psikologis. Selama ini, menurutnya, pesantren tak mengenal jenjang pendidikan sebagaimana terjadi pada lembaga pendidikan umum. Program sertifikasi Depdiknas yang mensyaratkan bahwa seorang guru harus melewati jenjang pendidikan formal tertentu itu sulit dipenuhi oleh pesantren.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara, lanjutnya, jika dilihat dari segi kemampuan dan pengetahuan, para guru di pesantren pun memiliki kelayakan tersendiri sebagai tenaga pendidik walaupun tak pernah menempuh jenjang pendidikan formal semacam strata 1, strata 2 dan strata 3. “Mereka belajarnya ke mana-mana walaupun tidak formal, dan itu banyak,” tandasnya.

Ketiga, dampak sosial. Ia menjelaskan, program sertifikasi yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 18 tahun 2007 tentang Sertifikasi dalam Jabatan itu bisa mengucilkan pesantren di masyarakat. Pesantren seakan-akan tak diakui pemerintah dan masyarakat sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kalau itu terjadi, kerugian bagi pemerintah,” tegas Kiai Tolhah pada acara yang diikuti para guru se-Kota Malang itu. (rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah