Kamis, 29 Desember 2016

Konferwil XVI Ansor Jabar Dihelat Meriah, 24-26 Mei 2016

Sumedang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Konferensi Wilayah (Konferwil) XVI Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat akan berlangsung di Gedung Islamic Center Kabupaten Sumedang, 24-26 Mei 2016.

Salah satu panitia sekaligus Kepala Satkorcab Banser Kabupaten Sumedang Dadan Khaerudin menyampaikan bahwa kegiatan pembukaan konferwil ini akan dihadiri oleh dua ribu orang. Seribu dari Barisan Ansor Serbaguna (Banser), 700 peserta resmi konferwil, dan sisanya dari Pengurus Cabang NU (PCNU) setempat dan tamu undangan.

Konferwil XVI Ansor Jabar Dihelat Meriah, 24-26 Mei 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)
Konferwil XVI Ansor Jabar Dihelat Meriah, 24-26 Mei 2016 (Sumber Gambar : Nu Online)

Konferwil XVI Ansor Jabar Dihelat Meriah, 24-26 Mei 2016

Banser akan melangsungkan apel? siaga yang melibatkan seribu anggota Banser dari Satkorwil Banser Jawa Barat dan perwakilan Banser dari tiap-tiap Satkorcab Kota/Kabupaten yang ada di Jawa Barat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Para anggota Banser tersebut nanti dibagi tugas sesuai dengan fungsi dan kebutuhan. Mengingat yang akan hadir dalam konferwil ini banyak para pejabat dari tingkat pusat sampai tingkat daerah, fokus pengamanan yang dilakukan oleh Banser akan lebih diperketat,” lanjut Dadan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dijadwalkan hadir dalam perhelatan kali ini Ketua Umum GP Ansor Pusat KH Yaqut Cholil Qoumas, KH Eman Suparman dari PBNU, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat Ineu Purnamadevi, Ketua Umum DPP PKB H Muhaimin Iskandar, Ketua DPR RI H Ade Komaruddin, Wakil Gubernur Jawa Barat Dedi Mizwar, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, dan lainnya.

Sementara Ketua Panitia Lokal Konferwil PW GP Ansor Jawa Barat Ayi Subhan Hafas mengatakan, tema konferwil saat ini yaitu "Teguh pada Tradisi, Mengabdi pada Negeri". Hal ini untuk mempertegas bahwa GP Ansor selalu menjaga tradisi yang sudah diwariskan oleh para wali dan ulama serta mengawal, mengisi, dan terus menjaga keutuhan NKRI.

Ayi Subhan melanjutkan, acara dalam konferwil ini selain berisi persidangan dan apel siaga Banser, juga dimeriahkan gelaran lain, di antaranya pameran bazar produk-produk UMKM, halaqah, seminar, dialog, pentas seni, dan budaya.

“Semoga kegiatan Konferwil Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat yang akan berlangsung mulai besok dapat berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. Serta mudah-mudahan terpilih ketua yang betul-betul kapabel,” tutup Ayi Subhan. (Ayi Abdul Kohar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Lomba, RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Yahya: Karena Bukan Wahabi atau Syiah, Indonesia Potensi Besar Juru Damai Saudi-Iran

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Katib ‘Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf memandang Indonesia dibutuhkan dunia dalam melerai ketegangan antara Saudi dan Iran. Pasalnya Indonesia berasal dari negara dengan muslim yang netral. Indonesia berkapasitas tidak mewakili ideologi dan kepentingan masing-masing pihak bertikai.

“Saudi dan dunia tidak punya peluang yang lebih baik dari mengundang Indonesia sebagai juru damai. Indonesia, negara muslim terbesar di dunia, yang netral, yang Islamnya tidak Wahabi tidak pula Syiah, tapi Islam Nusantara,” kata Gus Yahya dalam akun fesbuknya, Kamis (7/1).

Gus Yahya: Karena Bukan Wahabi atau Syiah, Indonesia Potensi Besar Juru Damai Saudi-Iran (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Yahya: Karena Bukan Wahabi atau Syiah, Indonesia Potensi Besar Juru Damai Saudi-Iran (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Yahya: Karena Bukan Wahabi atau Syiah, Indonesia Potensi Besar Juru Damai Saudi-Iran

Gus Yahya membaca dua kemungkinan sikap Saudi atas konfliknya versus Iran. Pertama, Saudi akan terus memaksakan konsolidasi mutlak Suni versus Syiah, termasuk menggalang gerombolan ISIS ke pihaknya untuk menghancurleburkan Iran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kalau terjadi, ini akan menjadi petualangan dengan kekacauan tingkat Dajjal yang membawa kehancuran tak terperi,” ujar Gus Yahya.

Kemungkinan lainnya, Saudi sengaja menciptakan ketegangan dengan Iran untuk mengontrol eskalasi konflik hanya sampai terwujudnya keseimbangan baru di kawasan itu. Tentunya Saudi akan mendapat dukungan politik lebih kuat dari negara-negara non-Syiah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Gus Yahya, pilihan kedua ini menuntut adanya jalan keluar supaya konfliknya tidak kebablasan. Untuk kepentingan ini, kehadiran Indonesia dengan watak keagamaan Islam Nusantara yang dipraktikkan warganya dibutuhkan. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 21 Desember 2016

Ketika Telor Asin dan Bawang Merah Tenggelam dalam Kemacetan Horor

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tradisi mudik sudah melekat bagi masyarakat Indonesia pada saat momen Idul Fitri atau Lebaran tiba. Mereka berbondong-bondong melakukan perjalanan secara serentak pada waktu-waktu tertentu menuju kampung halaman dengan menggunakan berbagai moda transportasi, baik darat, laut, maupun udara.

Ketika Telor Asin dan Bawang Merah Tenggelam dalam Kemacetan Horor (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketika Telor Asin dan Bawang Merah Tenggelam dalam Kemacetan Horor (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketika Telor Asin dan Bawang Merah Tenggelam dalam Kemacetan Horor

Setiap tahun, tradisi pulang kampung secara bersamaan ini menimbulkan kemacetan parah di berbagai titik jalan, baik di jalur Pantai Utara (Pantura) maupun di jalur selatan. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, titik kemacetan yang paling disorot oleh masyarakat di seluruh Indonesia adalah di Brebes, tepatnya di pintu Tol Brebes Timur atau yang kini sedang populer disebut tol Brexit (Brebes Exit).

Tol ini belum lama diresmikan oleh Presiden Jokowi menjelang bulan puasa. Tujuannya agar para pemudik bisa melewati tol ini sehingga seluruh kendaraan tidak terkonsentrasi di jalur pantura. Namun, harapan tersebut bagai api jauh dari panggang. Kemacetan berpuluh-puluh kilometer tidak ada yang menyangka.?

“Bahkan Kabupaten Brebes seperti lahan parkir massal saking banyak dan panjangnya kemacetan,” ujar salah satu warga Brebes asal Kecamatan Losari bernama Imam Sibaweh, Rabu (6/7).?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari sisi waktu tempuh, dari Jakarta ke Brebes yang normalnya bisa ditempuh 6-7 jam saja, saat itu bisa memcapai berhari-hari sehingga para pemudik bingung dan tak tahu harus melakukan apa ketika mereka membutuhkan makan, minum, buang air kecil dan besar, serta hal yang paling krusial yaitu mengisi bensin. Macet salah satu faktor penyebab bahan bakar boros. Sedangkan kendaraan mereka sama sekali tidak bisa bergerak sehingga dilaporkan harus menempuh jarak puluhan meter dengan berjalan kaki.

Untuk memenuhi segala kebutuhan para pemudik tersebut, sebagian warga Brebes ada yang membuka ‘toilet dadakan’ di pinggir jalan maupun menjual bensin eceran dengan harga selangit per liter, yaitu Rp50.000/liter. Terlihat tidak manusiawi karena seolah menambah penderitaan para pemudik. Namun dari sisi ekonomi sah-sah saja, sebab harga barang ditentukan berdasarkan tinggi rendahnya permintaan (demand).?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Brebes menjadi sorotan publik apalagi ketika dilaporkan ada 12 orang, termasuk bayi berumur 1 tahun yang meninggal karena berhari-hari di dalam mobil. Bahkan kota yang khas dengan produksi telor asin dan bawang merah-nya tak banyak disorot dari sisi produk khas asli daerah Brebes ini. Telor asin dan bawang merah seolah tenggelam bersama karut-marutnya kondisi macet. Padahal setiap tahun, para pedagang dan produsen telor asin mendapat berkah melimpah dari penjualan produk tersebut. Karena bagi para pemudik yang melintasi Brebes, kurang afdhol jika belum membawa oleh-oleh telor asin dan bawang merah.

Dari berbagai keuntungan yang berhasil diraup sebagian warga Brebes, mereka juga mengalami kesulitan bermobilitas sebagai dampak dari kemacetan horor tersebut. Gerak langkah mereka sangat terbatas ketika hendak menuju saudara yang rumahnya terletak di seberang jalan, menuju pasar, pusat perbelanjaan, dan stasiun pengisian bensin.?

“Macet membuat saya kesulitan membeli bensin di POM,” ujar Tapsir Cipto, warga Brebes yang bermukim di Kecamatan Tanjung.

Warga Brebes juga semakin nelongso (sengsara) ketika semua jalur mengalami kemacetan, baik dari arah Jakarta maupun dari arah sebaliknya. Hal ini dikarenakan karena para pemudik, terutama yang menggunakan sepeda motor banyak yang terpaksa mendobrak bambu pembatas jalan untuk mengisi jalur kanan yang terlihat lengang. Akibatnya, warga Brebes dan masyarakat lain yang menggunakan jalur tersebut untuk melakukan mobilitas jadi terkena imbas macet.

Banyak cerita-cerita dari sisi lain yang bisa diungkapkan, misal ketika para pemudik motor juga memenuhi jalan setapak di tengah sawah karena sudah pasti kena macet jika lewat jalur normal, yakni Pantura. Warga Brebes sangat berharap kepada pemerintah agar kondisi tidak manusiawi ini bisa teratasi kendati semestinya hal ini juga bisa diantisipasi dari awal. Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa titik macet horor yang mencapai 6 kali lipat waktu tempuh normal ada di Tol Brexit ketika kendaraan tersendat di loket tol. Sebab ketika mencapai Kabupaten Pemalang, pemudik menemukan ? titik urai volume kendaraaan. Di titik inilah sistem pembayaran tol super cepat harus dibangun.

“Ketika melihat fakta kondisi macet yang tidak wajar itu, bila perlu pemerintah langsung membuka gerbang tol dan menggratiskan pembayaran,” ujar Amran, salah satu warga yang bermukim di Pantura Losari, Brebes.? (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Aswaja, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 18 Desember 2016

Seniman NU Perlu Perjelas Ideologi

Tangerang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Modernisasi dan westernisasi di seluruh aspek kehidupan yang diterapkan selama Orde Baru membuat ideologi nasional mengalami kekaburan. Salah satunya adalah kaburnya ideologi seni dan kebudayaan.

Para seniman NU perlu memperjelas kembali ideologi dalam berkesenian. Paradigma “seni untuk seni” yang diusung oleh para seniman liberal dinilai menjadikan seni tak bernilai dan tanpa tujuan. Demikian Wowok Hesti Brabowo, anggota Pengurus Pusat Lembaga Seniman dan Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Tangerang, Rabu (122/8).

Menurut Wowok yang juga ketua yayasan Komunitas Sastra Indonesia (KSI), sejak Orde Baru berkuasa, hanya tinggal satu kebudayaan yang dibolehkan yaitu kebudayaan yang sesuai dengan ideologi pembangunan dan westernisasi. Seni kemudian kehilangan daya kritisnya, menjadilah seni tanpa ideologi astu biasa disebut “seni untuk seni”.

Seniman NU Perlu Perjelas Ideologi (Sumber Gambar : Nu Online)
Seniman NU Perlu Perjelas Ideologi (Sumber Gambar : Nu Online)

Seniman NU Perlu Perjelas Ideologi

Pada mulanya, semboyan “seni untuk seni” itu diperkenalkan oleh kelompok seniman Manikebu (manifesto kebudayaan), yaitu kelompok seniman liberal yang menolak seni untuk tujuan lain di luar seni.

Sementara baik NU, waktu itu, menggunakan seni budaya sebagai sarana dakwah dan perjuangan. Ketika Orde Baru makin berjaya, hanya pandangan Manikebu yang dibolehkan sementara pandagan lain, termasuk pandangan NU yang diwakili oleh Lesbumi dipinggirkan. “Jadinya lahirlah seni-seni yang tak bermutu, hanya mengabdi pada selera pasar,” kata Wowok,

Pandangan seperti itu, lanjut Wowok, sangat berbahaya terutama karena ketika telah mengaburkan bahkan mengacuhkan anjuran moral agama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Bayangkan anak muda NU dari pesantren karena tidak tahu lagi ideologi kebudayaan NU dengan enaknya masuk ke Teater Utan Kayu (TUK) atau dari jauh mengikuti kredo kesenian mereka. Maka jadilah mereka seniman liberal yang menggunakan seni untuk mengumbar nafsu, pornografi dan sebagaimainya atas nama kreativitas dan kebebasan. Mereka mengira satu-satunya bentuk berkesenian hanya  semacam ini, karena pandangan liberal itu telah begitu hegemonic,” kata Wowok.

Di sisi lain, yang bertolak belakang, beberapa seniman muda NU dengan gampangnya terpengaruh gerakan seniman fundamentalis yang begitu gampang mengesploitasi ayat Al-Qur’an secara verbal tanpa refleksi. Islam difahami secara dangkal bahkan kasar sebagaimana yang mereka ekspresikan dalam berbagai drama dan sinetron.

Menurut Wowok, hal itu tentu merusak citra Islam yang “serba-dalam” dan bernilai tinggi, baik secara nilai spiritual maupun nilai estetika

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Para seniman NU perlu kembali merapatkan barisa ke Lesbumi, agar seniman tidak terjebak pada liberalisme ala TUK yang merupakan penjelmaan dari Manikebu, atau fundamentalisme ala kelompok Usroh,” katanya.

Kreativitas dalam berkesenian jangan sampai terganggu. Selera rendahan itu membuat orang malas berkreasi, malas bereksperimen. “Coba lihat mereka yang mengumbar kebebasan itu tidak beranjak karya santranya dari selangkangan sampai dada. Sementara mengabaikan jutaaan rakyat misklin yang menderita baik secara fisik maupun rohani!”

Wowok juga menyesalkan kalangan santri pesantren yang terkecoh oleh kredo sastra liberal, sehingga membeber kehidupan dalam pesantren ke publik yang itu sama dengan menepuk air di dulang, dan membuka aib pesantren. Ini tinddakan gegabah bagi seniman tanggung yang tergoda oleh liberalisme murahan.

NU adalah organisasi yang berasaskan ahlusunnah wal jamaah yang bertujuan menegakkan akhlakul karimah. Maka kalangan seniman NU tidak bisa melepaskan dari tugas ini. Ditambah lagi, bahwa NU menghormasi keindonesiaan, kenusantaraan dan kebangsaan. Para seniman juga harus mebela kepentingan bangsa dan negara bila mengalami keterancaman seperti sekarang ini.

“Jadi berkesenian bagi kamunitas nahdliyin tidak seperti kelompok liberal yang mengartikan kebebasan adalah kebebasan mengumbar nafsu, tetapi tidak bebas memilih tema yang lain, sehingga kreativitasnya mandek. Sebaliknya kebebasan bagi seniman NU haruslah diartikan sebagai kebebasan mengembangkan kreativitas yang bertujuan membela agama, bangsa dan moral umat manusia,” katanya.(dam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Sejarah, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 12 Desember 2016

Sukses Akreditasi 2012 dengan Lomba Jalan Sehat Berhadiah

Sidoarjo,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo, Jawa Timur menggelar lomba jalan sehat bertajuk "Sukses Akreditasi 2012" pada Ahad (14/2). Kegiatan sebagai tasyakur atas akreditasi tersebut diikuti keluarga dan karyawan RSI Siti Hajar Sidoarjo.

Sukses Akreditasi 2012 dengan Lomba Jalan Sehat Berhadiah (Sumber Gambar : Nu Online)
Sukses Akreditasi 2012 dengan Lomba Jalan Sehat Berhadiah (Sumber Gambar : Nu Online)

Sukses Akreditasi 2012 dengan Lomba Jalan Sehat Berhadiah

Ketua panitia, Mudakkir menuturkan, peserta lomba jalan sehat tematik berjalan melewati Sidoarjo kota, Jalan Kombelpol, Jalan Gajah Mada, Jasem dan Jalan Raden Patah Sidoarjo. Dalam lomba itu, panitia menyediakan beberapa macam hadiah diantaranya hadiah utama berupa sepeda gunung dan berbagai peralatan elektronik seperti kipas angin, dispenser, kompor gas, kulkas, LED, dan lain sebagainya.

?

"Lomba ini dalam rangka memperingati hari lahir Rumah Sakit Islam Siti Hajar Sidoarjo yang ke-53. Semoga kegiatan ini dapat menjadikan tempat positif dan tak hanya berhenti saat ini saja, melainkan bisa berlanjut di tahun depan," tuturnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

?

Di sela-sela pembagian hadiah, panitia juga mengadakan final lomba karaoke yang diikuti oleh 15 peserta finalis dari karyawan RSI Siti Hajar. Tak hanya itu saja, sambung Mudakkir, rangkaian kegiatan Harlah RSI Siti Hajar Sidoarjo juga akan berlanjut dengan khitan massal yang akan digelar pada tanggal 15 Februari 2016. "Kami juga mengadakan Annual Check Up Gratis," pungkasnya. (Moh Kholidun/Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 06 Desember 2016

Rektor UIN Surabaya Bangga dengan Tema Muktamar

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Secara terbuka, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UIN SA) Surabaya Prof Abdul Ala menyatakan salut atas dipilihnya "Meneguhkan Islam Nusantara untuk Peradaban Indonesia dan Dunia" sebagai tema pada Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama.

Rektor UIN Surabaya Bangga dengan Tema Muktamar (Sumber Gambar : Nu Online)
Rektor UIN Surabaya Bangga dengan Tema Muktamar (Sumber Gambar : Nu Online)

Rektor UIN Surabaya Bangga dengan Tema Muktamar

"Saya sangat senang dengan digunakannya Islam Nusantara sebagai tema muktamar kali ini," katanya saat dihubungi PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (16/3).

Dalam pandangannya, momentum penggunaan tema tersebut juga sangat tepat karena mulai banyak ditemukan sejumlah warga negara terutama umat Islam yang dengan mudah terpengaruh Islam dari luar Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Mereka terpengaruh dengan radikalisme dan semacamnya," ungkap Prof Ala. Padahal, Islam Nusantara telah teruji mulai dari sebelum kemerdekaan hingga saat ini dalam memberikan dasar keberagamaan selain otentik, juga transformatif. Bukan hanya membentuk watak, tapi juga pemikiran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Fakta membuktikan betapa cemerlangnya pemikiran KH Hasyim Asyari, KH KH Abdul Wahab Chasbullah, KH Wahid Hasyim, Gus Dur, dan lain-lain ketika mebincang tema-tema keagamaan dan kebangsaan, "Pemikiran para pendahulu NU betul-betul sangat enlightening atau mencerahkan," tandas pria kelahiran Sumenep Madura ini.

Apalagi sejumlah kegiatan yang mengiringi pelaksanaan muktamar juga beragam. "Di samping tema yang diusung kali ini sangat pas, juga diimbangi dengan kegiatan akademis dan spiritual. Dan hal seperti inilah yang sangat diperlukan saat ini," ungkapnya.

"Saya melihat NU saat ini sangat modern dalam artian menjanjikan namun tetap menjaga tradisi lama yang baik. Benar-benar mengejawantahkan al-muhafadhah ala qadhim as-shalih wal akhdu bil jadidil ashlah," katanya saat ditanya capaian NU saat ini.

Namun demikian hal tersebut tinggal bagaimana memperkuat menejemen dan mewariskan kepada generasi muda. "Karena merekalah yang akan menjadi pemimpin negeri ini agar tidak kehilangan identitas," terangnya. Dengan demikian NU bangga dengan NU-nya, juga bangga dengan Indonesia-nya, lanjutnya.

Tugas besar yang diemban NU saat ini adalah membumikan dan melestarikan Islam Nusantara. Juga pemberdayaan ekonomi warga NU, khususnya mereka yang berada di pesedaan. "Jumlah warga NU besar, namun ada sebagian dari mereka yang hidup memprihatinkan," terangnya. Belum lagi masalah pendidikan, dimana tidak sedikit dari nahdliyin belum merasakan pendidikan yang relatif memadai.

"Saat ini kita tidak menutup mata banyaknya intelektual muda NU yang tidak hanya di tataran nasional mereka berkibar, juga internasional. Akan tetapi dibandingkan dengan warga nahdliyin yang besar, rasanya sangat perlu adanya penguatan dalam hal pendidikan," katanya. Kita berharap, warga NU sudah bisa merasakan pendidikan di perguruan tinggi dengan keNU-an yang cukup kuat, kebangsaan yang juga kuat dan tentunya keilmuan yang memadai, lanjutnya menyudahi perbincangan. (Syaifullah/Mahbib)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Amalan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 05 Desember 2016

Bupati Pringsewu Ajak Alumni Santri Tunjukkan Jati Diri di Segala Profesi

Pringsewu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Hari Santri Nasional yang diperingati setiap 22 Oktober harus menjadi momen kebangkitan santri dalam ikut berperan serta membangun Indonesia. Dalam lingkup kabupaten, santri di Pringsewu juga harus ikut memberikan warna dalam perjalanan pembangunan menuju arah Pringsewu yang lebih baik.

Hal ini disampaikan Bupati Pringsewu H Sujadi saat hadir dalam kegiatan peringatan Hari Santri Nasional yang dilaksanakan oleh GP Ansor NU Kabupaten Pringsewu di Aula Gedung NU, Jumat (21/10) malam.

Bupati Pringsewu Ajak Alumni Santri Tunjukkan Jati Diri di Segala Profesi (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Pringsewu Ajak Alumni Santri Tunjukkan Jati Diri di Segala Profesi (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Pringsewu Ajak Alumni Santri Tunjukkan Jati Diri di Segala Profesi

Santri alumnus Pesantren Kalibeber Temanggung ini juga mengatakan, dalam berpartisipasi dalam pembangunan, seorang santri harus teguh memegang prinsip dan jati dirinya agar apa yang dilakukannya sesuai dengan kesantriannya yang berpegang teguh pada agama.

"Di manapun kita, apapun kita, siapapun kita, sebagai santri kita harus memiliki sifat kesantrian yang teguh dan memberikan nuansa kesantrian pada aktivitas kita," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mustasyar PCNU Pringsewu ini menyatakan, santri harus memiliki kebanggan terhadap jati dirinya. Kebanggaan itu bukan ditujukan untuk takabur atau sombong, namun untuk memberikan nuansa spiritual kepada lingkungan sekitar.

Sejarah mencatat bahwa banyak para pahlawan yang terinspirasi oleh para santri sekaligus tersulut semangatnya dalam berjuang memerdekakan Indonesia. Ia mencontohkan seperti Bung Tomo yang memekikkan perjuangan untuk bebas dari penjajah dan RA Kartini dengan konsep "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang semua itu terdorong karena kesemangatan santri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam kegiatan yang dihadiri segenap pengurus dan anggota GP Ansor Pringsewu ini juga dilakukan Pembacaan Dua Paket Shalawat Nariyah yang merupakan salah satu instruksi PBNU melalui kegiatan Pembacaan 1 Milyar Shalawat Nariyah.

Pembacaan yang ditujukan untuk keselamatan bangsa ini dipimpin oleh Ketua PCNU Pringsewu H Taufiqurrohim dan dilanjutkan dengan pembacaan Simtudduror. (Muhammad Faizin/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Humor Islam, Ubudiyah, Pahlawan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 02 Desember 2016

Ketika Imam al-Mawardi Membela Imam Muzani dari "Haters"

Imam al-Muzani (175-264 H) merupakan santri langsung dari Imam Al-Syafii. Imam Syafii menyebutnya sebagai "pembela mazhabku". Beliau menuliskan kitab Mukhtashar yang tersebar luas sebagai panduan ringkas memahami mazhab Syafii. Setelah menulis Bismillahirrahmanirrahim, Imam Muzani memulai kitabnya dengan kalimat

? ? ? ? ? ? ? ? ? - ? ?

Ketika Imam al-Mawardi Membela Imam Muzani dari Haters (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketika Imam al-Mawardi Membela Imam Muzani dari Haters (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketika Imam al-Mawardi Membela Imam Muzani dari "Haters"

Kalimat di atas bermakna penegasan bahwa apa yang dia tulis dalam satu jilid kitab ini hanyalah merupakan ringkasan dari apa yang beliau pelajari dari Imam Syafii.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ini adalah tawadhu seorang santri kepada sang kiai.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Seratus tahun kemudian, seorang ulama terkenal dari Mazhab Syafii yang bernama al-Mawardi (362-448 H) menulis kitab al-Hawi al-Kabir berisikan 20 jilid yang memberi syarh (penjelasan) atas kitab Mukhtashar Muzani. Imam al-Mawardi ini seorang Ketua Mahkamah Agung yang menulis kitab tafsir al-Nukat wa al-Uyun dan tentu saja yang sangat terkenal yaitu kitab al-Ahkam al-Sulthaniyah.

Imam al-Mawardi memulai kitab al-Hawi al-Kabir dengan menuliskan lafaz basmalah, kemudian doa "Allahumma yassir wa ain Ya Karim" kemudian mengucapkan hamdalah. Setelah itu beliau mencantumkan pembelaan dari mereka yang menyerang Imam Muzani. Apa pasal?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? - ? ? ? ? ? -? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? .

Rupanya menurut para "haters" --meminjam istilah yang tren di medsos saat ini-- mengapa Imam Muzani tidak memulai kitab Mukhtashar dengan kalimat hamdalah padahal menurut satu riwayat Hadis Nabi dari Auzai: "semua perkerjaan penting yang tidak dimulai dengan Alhamdulillah akan terputus (dari rahmat Allah)."

Sisi tawadhu Imam Muzani dalam kalimat pembuka kitabnya justru dipersoalkan. "Haters" telah memelintirnya dengan menganggap kitab ini tidak barakah. Ketimbang mengulas isi kitabnya, mereka malah menyerang kalimat pembukanya. Di sinilah Imam al-Mawardi membela Imam al-Muzani dengan memberikan lima jawaban.

Pertama, kalau pertanyaan kepada Imam Muzani itu merupakan pekerjaan penting, mengapa pula yang bertanya tidak memulainya dengan hamdalah, dan kalau tidak penting mengapa pula harus dibahas?!

Kedua, meninggalkan hamdalah itu keliru, tapi Imam Muzani tidak keliru karena beliau hanya tidak menuliskan lafaznya saja di awal kitab, bukan berarti meninggalkan puji-pujian kepada Allah sama sekali. Imam Muzani bahkan shalat dua rakaat setiap selesai menulis satu bab --indikasi Imam Muzani tidak melupakan koneksi dengan Allah.

Ketiga, lafaz hamdalah tidak ditulis di awal kitab, tetapi tetap ditulis oleh Imam Muzani dalam bagian lain kitabnya. Beliau menulis: "Alhamdulillahilladzi la syarika lahu, alladzi huwa kama washafa wa fawqa ma yasfihu bihi khalquh...."

Keempat, menurut Imam al-Mawardi yang dimaksud mengucapkan hamdalah itu intinya adalah mengingat Allah, dan ini sudah terwakili oleh Imam Muzani ketika memulai kitabnya dengan Bismillahirrahmanirrahim.

Kelima, konteks Hadis memulai dengan hamdalah itu adalah saat berkhutbah, bukan menulis kitab. Kalau diartikan harus memulai dengan hamdalah di semua hal maka menurut Imam Mawardi wahyu pertama yang Nabi Muhammad terima saja ayat Iqra bukan dimulai dengan hamdalah. Apa mungkin kemudian antara ucapan dan perbuatan Nabi saling bertentangan dan apa berani kita mengatakan al-Quran itu terputus dari rahmat Allah karena ayat pertamanya bukan diawali dengan hamdalah? Dan lagipula kalau benar yang tidak memulai hamdalah pada kitabnya akan terputus dari rahmatNya, nyatanya kitab yang ditulis Imam Muzani ini sangat terkenal dan bermanfaat dibanding yang lainnya.

Demikian pembelaan Imam al-Mawardi. Saya hendak menambahi bahwa serangan semacam itu bukan hanya dialami Imam Muzani tapi juga dialami oleh Imam Bukhari. Dalam Kitab Fathul Bari yang men-syarh kitab Shahih Bukhari dikupas bagaimana Imam Bukhari yang memulai kitabnya dengan menulis Bismillahirrahmanirrahim mendapat serangan dari pihak lain. Mereka mempersoalkan kenapa tidak memulainya dengan hamdalah. Ibn Hajar kemudian memberikan pembelaannya terhadap Imam Bukhari.

Kembali kepada serangan terhadap Imam Muzani, pertanyaannya siapa sih yang mengkritik beliau soal hamdalah ini? Imam Mawardi menyebut beberapa nama di antaranya al-Nahrumani dan al-Maghribi. Jelas ini hanya nickname bukan nama lengkap. Jadi siapa para "haters" itu? Mungkin pada masa Imam al-Mawardi kedua panggilan ini sudah mafhum diketahui. Tapi kita yang hidup 900 tahun kemudian tentu bertanya-tanya.

Pelacakan saya untuk al-Nahrumani itu boleh jadi nama lengkapnya Najmuddin Muhammad al-Shalihi al-Nahrumani, yang merupakan Ulama mazhab Hanbali. Bagaimana dengan al-Maghribi? Kemusykilannya biasanya kitab-kitab mazhab Syafii menyebut al-Maghribi itu kepada Ibn Hazm al-Andalusi dari mazhab Zhahiri. Ada kemungkinan yang dimaksud al-Maghribi dalam kitab al-Mawardi ini adalah al-Husain bin Ali bin al-Husain al-Wazir Abul Qasim yang wafat tahun 418 H sebelum masanya al-Mawardi. Benar atau tidaknya, ya meneketehe lah hehe...

Nah, pelajaran penting: dunia pengetahuan hanya akan mengenang mereka yang berkarya. Para "haters" yang biasanya hanya mengkritik dan tidak melahirkan karya penting dan berkualitas mereka akan dilupakan sejarah. Ratusan tahun kemudian anak cucu kita akan kesulitan melacak siapa mereka. Karena itu jangan hiraukan "haters", teruslah kita produktif berkarya dan sejarah akan mencatat karya dan pengabdian kita. Insya Allah!

Nadirsyah Hosen, Rais Syuriyah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand dan Dosen Senior Monash Law School



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Sunnah, Sejarah, Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah