Selasa, 10 Oktober 2017

Keterbukaan Informasi Langkah Penting Menangkal Hoax

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Komisioner Komisi Informasi Pusat (KIP) Abdulhamid Dipopramono mengungkapkan, gelaran Pemilukada DKI Jakarta menimbulkan ribuan penyebaran hoax dan SARA, terutama pada putaran pertama.

Keterbukaan Informasi Langkah Penting Menangkal Hoax (Sumber Gambar : Nu Online)
Keterbukaan Informasi Langkah Penting Menangkal Hoax (Sumber Gambar : Nu Online)

Keterbukaan Informasi Langkah Penting Menangkal Hoax

Dia mengungkap, berdasarkan data laporan pengaduan konten negatif yang masuk ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada Januari laporan yang masuk tentang hoax mencapai (5.070), SARA (5.144), Februari hoax (658), SARA (1.650), Maret hoax (111), SARA (561), April hoax (25) dan SARA (266).

“Jadi kenapa SARA dan hoax bisa tinggi di Januari saya menduga ada kaitannya dengan Pilkada. Ternyata setelah Februari turun, padahal Januari mencapai 5 ribu,” ujar Abdulhamid Dipopramono saat menjadi pembicara diskusi yang digelar KIP bertema Lawan Hoax dengan Keterbukan Informasi di Jakarta, Senin (22/5).

Dalam kaitan tersebut, Hamid menegaskan bahwa keterbukaan informasi menjadi langkah penting dalam menangkal penyebaran hoax. Sebab itu menurutnya, keterbukaan informasi menjadi penting dijalankan oleh lembaga publik. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Badan publik tidak bisa pasif, padahal keterbukaan publik bukan kewajiban, tapi suatu kebutuhan dari badan publik. Tujuannya untuk merebut panggung yang semakin dikuasai oleh informasi yang tidak terverifikasi,” tegas Hamid.

Berdasarkan data laporan pengaduan konten negatif yang masuk ke Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) selain hoax dan SARA, juga mengenai pornografi pada rentang Januari mencapai (308), Februari (2.348), Maret (2.715) dan April (364). 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Radikalisme dan terorisme eskalasinya yaitu Januari (255), Februari (27), Maret (26), April (28). Penipuan online Januari (80), Februari (334), Maret (87), April (48). Kekerasan Januari (2), Februari (5), Maret (20), April (8). (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 08 Oktober 2017

Ketika Perwira Polisi Alumni Pesantren Berbagi Saran Sukses kepada Santri

Subang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Di kalangan masyarakat tidak sedikit yang menganggap bahwa masa depan santri paling hanya menjadi kiai, ustadz atau amil. Saat ini asumsi itu sudah terbantah dengan banyaknya alumni pesantren yang menjadi pengusaha, polisi, pejabat eksekutif, legislatif, dan yudikatif serta profesi lainnya bahkan bisa menjadi Presiden seperti Gus Dur.

Ketika Perwira Polisi Alumni Pesantren Berbagi Saran Sukses kepada Santri (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketika Perwira Polisi Alumni Pesantren Berbagi Saran Sukses kepada Santri (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketika Perwira Polisi Alumni Pesantren Berbagi Saran Sukses kepada Santri

Mengenai hal ini, seorang alumni pesantren, Komisaris Besar Polisi Yahya Agil mengungkapkan rahasia dibalik kesuksesan seorang santri dalam kegiatan Harlah Ke-13 Pesantren Attawazun, Kalijati, Subang, Jawa Barat, Ahad (22/5).

Perwira Menengah Polisi yang bertugas di Pusat Sejarah Polri itu mengungkapkan, santri biasanya tidak memikirkan kelak akan jadi apa, yang penting bagi santri adalah belajar dan belajar serta ikhlas, menjaga akhlakul karimah dan patuh terhadap kiai, dengan begitu ia akan mendapatkan ilmu dan juga keberkahan.

Ditambahkannya, ilmu adalah cahaya yang hanya bisa hinggap di dalam hati yang bersih dan ikhlas, selain itu doa dari kiai juga ikut terlibat dalam mengantarkan seorang santri menuju gerbang kesuksesan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Saya dulu tidak kepikiran akan jadi polisi, dulu berpikirnya belajar dan belajar, kiai tidak pernah nyuruh kamu harus jadi gini jadi gitu, sebab urusan rezeki Allah yang mengatur," jelas Alumni Pesantren Gontor dan Pesantren Wali Songo Ngabar itu.

Ia pun mengingatkan kepada para orang tua bahwa tugas orang tua adalah mengarahkan anak untuk selalu menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dulu orang tua saya tidak menyuruh supaya jadi ini jadi itu, yang penting jadi orang yang bisa bermanfaat bagi orang lain, itu saja cukup," tutup Yahya yang kini sedang menempuh studi S3 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta itu. (Aiz Luthfi/Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sunnah, Internasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Habib Luthfi Minta Masyarakat Pahami Sejarah untuk Bangun Bangsa

Tegal, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Mustasyar PBNU KH Habib Luthfi bin Yahya mengajak masyarakat dan bangsa Indonesia untuk memahami sejarah. Menurutnya, pemahaman atas sejarah perjalanan bangsa tidak kehilangan relevansinya di masa kini.

"Zaman sekarang penting memahami sejarah," kata Habib Luthfi saat memberikan taushiyah pada zikir akbar Peringatan Tahun Baru Islam 1439 Hijriyah di Alun-alun Hanggawana Slawi, Kamis (21/9) lalu.

Habib Luthfi Minta Masyarakat Pahami Sejarah untuk Bangun Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Luthfi Minta Masyarakat Pahami Sejarah untuk Bangun Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Luthfi Minta Masyarakat Pahami Sejarah untuk Bangun Bangsa

Menurut Habib Luthfi, dengan memahami sejarah kita akan menghargai perjuangan dari leluhur kita dalam menjaga kesatuan dan kemerdekaan bangsa Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mencontohkan, seperti di dalam Al-Quran, nama-nama ayat di dalam Al-Quran juga tidak lepas dari sejarah. "Asbabun nuzul juga tidak lepas dari sejarah. Sejarah penting agar kita tidak lupa pelajaran-pelajaran di dalam sejarah," ungkap Habib.

Rais Aam Jamiyah Thoriqoh Annahdiyah itu juga mengajak kita untuk bersatu membangun bangsa bukan saling menjatuhkan dan saling melukai dengan bangsa sendiri. (Hasan/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Makam, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 07 Oktober 2017

Bertemu Raja hingga Ziarah ke Makam Nabi Suaib

Tanggal 2-6 Juli lalu, rombongan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berkunjung ke Yordania untuk melakukan sosialisasi berkaitan akan digelarnya International Conference of Islamic Scholars (ICIS) pada 20-22 Juni mendatang. Rombongan terdiri dari Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi, Ketua PBNU Bidang Urusan Luar Negeri Rozy Munir, Wakil Sekretaris Jenderal Iqbal Sullam, Mutammimah Hasyim dan Mufidah Rozy Munir.

Jadwal kegiatan rombongan yang dipimpin Hasyim, sangat padat. Setibanya di kota Aman (ibukota Yordania), rombongan melakukan pertemuan dengan Raja Yordania Abdullah II untuk membicarakan ICIS II yang akan diikuti oleh ulama dan cendikiawan yang mewakili 57 negara.

Selain bertemu dengan raja, rombongan juga melakukan pertemuan dengan Pangeran Ghozi Bin Muhammad dan Dr Abdus Salam Al-Abbadi, Sekretaris Jenderal Yordania Hashemite Charity Organization.

Ketua PBNU Urusan Bidang Luar Negeri Rozy Munir mengatakan, ICIS II mendapat sambutan luar biasa dari tokoh-tokoh agama yang ditemui rombongan PBNU. Hasil dari kunjungan itu, Raja Abdullah dan sejumlah tokoh lainnya menyatakan kesiapannya untuk hadir pada hajatan besar PBNU itu. ”Tanggapan Raja Yordan dan ulama sana soal ICIS II sangat baik,” kata Rozy, begitu ia akrab disapa.

Usai bertemu dengan raja, rombongan kemudian menyempatkan diri berziarah ke makam Nabi Su’aib. Di makam nabi yang sangat bersejarah itu, Hasyim memimpin doa para anggota rombongan. Doa yang dibaca tentu khas NU, yaitu tahlil dan kalimat-kalimat thoyyibah lainya. ”Sebelum berdoa, kita solat sunnah dulu. Kita membaca doa dengan khusyuk sekali,” cerita Rozy.

Selain itu, rombongan Hasyim juga menyempatkan diri berkunjung ke goa Kahfi, yang juga sangat bersejarah bagi umat Islam di dunia. Bagi orang yang belum pernah, mengunjungi gua tersebut pasti menjadi impian. ”Kita juga menyempatkan berkunjung ke goa Kahfi. Kujungan ke goa itu sangat berkesan bagi kami,” ungkapnya.

Laut mati, yang airnya dipercaya dapat menyembuhkan penyakit kulit juga tidak luput dari perhatian rombongan PBNU. Meski tidak lama, Hasyim beserta rombongan menyempatkan merasakan laut yang kadar garamnya cukup tinggi itu. ”Saya terjun ke laut mati itu. Saya bisa terapung, karena kader garamnya yang tinggi. Anda pun di sana bisa terapung,” tuturnya.

Rombongan PBNU lantas melakukan perrtemuan dengan mahasiswa Indonesia yang belajar di Yordania. Pertemuan yang dikemas dengan acara jamuan makan malam itu di laksanakan di rumah duta besar Indonesia untuk Yordania, Ribhan Wahab. Ikut dalam pertemuan itu mahasiswa NU yang sedang menimba ilmu di sana. ”Sekitar 50 mahasiswa Indonesia ikut dalam pertemuan itu,” katanya.

Satu hal lagi yang membuat rombongan PBNU merasa gembira adalah rencana didirikannya Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Yordania oleh kader-kader NU di negara yang terkenal dengan obyek wisatanya itu. ”Mereka telah siap untuk mendirikan PCI NU Yordania. Saya kira itu ide yang baik untuk mengembangkan NU di luar negeri,” ungkap Rozy. (Ahmad Millah Hasan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Bertemu Raja hingga Ziarah ke Makam Nabi Suaib (Sumber Gambar : Nu Online)
Bertemu Raja hingga Ziarah ke Makam Nabi Suaib (Sumber Gambar : Nu Online)

Bertemu Raja hingga Ziarah ke Makam Nabi Suaib

Kamis, 05 Oktober 2017

Isomil, Jembatan Islam Nusantara ke Penjuru Dunia

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Agenda International Summit of Moderate Islamic Leaders (Isomil) atau pertemuan internasional para pemimpin Islam moderat tinggal tersisa empat pekan lagi. Acara yang akan diselenggarakan pada 9-11 Mei 2016 ini akan dihadiri oleh para pemimpin Islam moderat dari 50 negara. Dari pertemuan ini gagasan Islam moderat akan berdengung di kalangan tokoh muslim sedunia.

“Peserta luar negeri sudah menyatakan konfirmasi sebanyak 30 negara. Dari 30 negara itu ada yang dua orang, tiga, dan yang satu orang,” kata panitia Isomil divisi acara dan protokol Ahmad Sudrajat, Senin (18/4) sore.

Isomil, Jembatan Islam Nusantara ke Penjuru Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Isomil, Jembatan Islam Nusantara ke Penjuru Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Isomil, Jembatan Islam Nusantara ke Penjuru Dunia

Sesuai rapat terakhir, Sudrajat menjelaskan bahwa patokan acara ini bukan hanya jumlah peserta yang hadir tapi juga jumlah negara yang sudah ditetapkan tersebut. Isomil adalah upaya untuk menyebarkan model Islam yang ramah seperti Islam Nusantara ke seluruh penjuru dunia.

“Kehadiran tokoh-tokoh internasional menjadi jembatan untuk mentransformasikan Islam yang rahmatal lil ‘alamin,” jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Upaya menyebarkan Islam Nusantara hingga ke luar negeri adalah tanggung jawab setiap warga NU. “Ini saya kira menjadi sebuah momen yang penting dan NU harus berani membuat duta besar keliling yang membawa Islam Nusantara sebagai bagian untuk menjaga Islam yang rahmatal lil ‘alamin,” jelas Sudrajat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementa itu, panitia Isomil divisi kesekretariatan Sarmidi Husna menjelaskan bahwa peserta Isomil bukan hanya dari luar negeri, tapi juga dari pengurus wilayah NU, serta pimpinan organisasi masyarakat Islam lainnya.

“Peserta adalah Mustasyar, Syuriyah, A’wan, dan Tanfidz NU. Kemudian ada perwakilan dari pengurus wilayah NU se-Indonesia, dan peserta yang nonstruktural seperti kiai-kiai NU yang tidak menjadi pengurus NU,” terang Sarmidi.

“Muhammadiyah, Persis, dan organisasi masyarakat Islam yang tergabung dalam Lembaga Persaudaraan Ormas Islam (LPOI) itu diundang semua menjadi peserta,” kata Sarmidi.

Dengan diadakannya Isomil ini, ia berharap Indonesia bisa memberikan contoh kepada dunia terkait dengan Islam yang moderat. (Muchlishon Rochmat/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Daerah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar

Bondowoso,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jaringan Gusdurian Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur akan memperingati Hari Toleransi. Sallah satunya dengan nonton bareng (nobar) film "Cahaya Timur, Kota Teror”. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan di Akademi Komunitas Negeri pada Rabu 16 November 2016.

Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar (Sumber Gambar : Nu Online)
Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar (Sumber Gambar : Nu Online)

Peringati Hari Toleransi, Gusdurian Bondowoso Siapkan Nobar

Kordinator Jaringan Gusdurian Bondowoso Daris Wibisono Setiawan mengatakan film tersebut berdurasi kurang lebih satu setengah jam.

Ia menambahkan, nobar tersebut akan melibatkan penonton lintas agama, ormas, organisasi kepemudaan (OKP) delegasi dari OSIS, dan mahasiswa Akademi Komunitas Negeri Bondowoso.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Nanti akan ada hiburannya dari penampilan-penampilan di antaranya ada tari, akustik, dan singo ulung," imbuhnya.

Ia berharap dari kegiatan tersebut? menumbuhkan semangat menghargai perbedaan, memperluas jaringan semangat GusDurian dan membumikan 9 nilai-nilai Gus Dur. (Ade Nurwahyudi/Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Sunnah, Santri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kisah Kain Kafan Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah dalam sebuah khutbah mengatakan, “Sesungguhnya Allah memberikan tawaran kepada seorang hamba antara dunia dan apa yang ada di sisi-Nya. Ternyata hamba itu lebih memilih apa yang ada di sisi Allah.”

Abu Bakar Ash-Shiddiq menangis. Para sahabat yang lainnya pun heran. Hingga akhirnya diketahui bahwa hamba yang dimaksud Nabi itu tak lain adalah Abu Bakar. Mereka memeng mengakui keutamaan pribadi sahabat yang juga mertua Rasulullah itu.

Kisah Kain Kafan Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Kain Kafan Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Kain Kafan Sayyidina Abu Bakar Ash-Shiddiq

Dalam kesempatan lain, Nabi menyebut orang yang paling besar jasanya dalam persahabatan dan kerelaan mengeluarkan hartanya adalah Abu Bakar. "Andai saja aku diperbolehkan memilih kekasih selain Rabbku, pasti aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Tapi cukuplah antara aku dengan Abu Bakar ikatan persaudaraan dan saling mencintai karena Islam," kata Rasulullah.

Sayyidina Abu Bakar termasuk kelompok orang yang paling awal masuk Islam (as-sâbiqûnal awwalûn). Selain loyalitasnya yang sangat tinggi terhadap Rasulullah, ia juga dikenal sebagai sosok yang amat zuhud dan punya keistimewaan lebih dari para sahabat lain. Reputasi di mata Nabi dan sahabat-sahabat inilah yang membuatnya dipercaya mengemban amanat sebagai khalifah pertama selepas Rasulullah wafat.

Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kehidupan Sayyidina Abu Bakar, baik melalui keteladanannya atau petuah-petuah yang disampaikannya. Salah satu yang bisa ditimba adalah cerita tentang saat-saat beliau menjelang wafat. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Seperti ditulis dalam kitab Anîsul Muminîn karya Shafuk al-Mukhtar, suatu kali Sayyidah Aisyah, putri beliau yang juga istri Rasulullah, datang kepada Abu Bakar yang kala itu sedang sakit.

"Wahai Ayah, bagaimana bila aku panggilkan dokter?" tanya Aisyah.

"Ayah sudah ditangani dokter."

"Lalu apa kata dokter?" tanya Aisyah penasaran.

"Ayah boleh melakukan apa yang Ayah inginkan." Pernyataan dokter semacam ini menunjukkan bahwa sakit Abu Bakar cukup parah dan mendekati kematian. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dengan kain mana aku nanti mengafani jenazah Ayah?"

"Dengan baju yang biasa aku pakai saat makmum shalat bersama Rasulullah."

"Baju itu sudah usang. Apa tidak sebaiknya aku belikan kain kafan yang baru?" tanya Aisyah.

Jawab Abu Bakar, "Orang hidup lebih berhak atas sesuatu yang baru ketimbang orang mati."

Dialog Aisyah dan Abu Bakar tersebut membuktikan kematangan psikologi mereka dalam menyikapi fenomena kematian. Kematian bukan hal yang menyeramkan. Mati pasti terjadi sebagai jembatan berjumpa seorang hamba kepada Rabb-Nya, lalu mempertanggungjawabkan apa yang manusia perbuat selama di dunia.

Pilihan Abu Bakar agar dikafani menggunakan baju lusuh yang biasa dikenakan saat shalat berjamaah dengan Nabi mengesankan setidaknya dua hal. Pertama, kecintaan beliau yang begitu mendalam terhadap Rasulullah. Kedua, bukti kebersahajaan Abu Bakar yang istiqamah, saat hidup hingga maut menjemput.

Yang paling menarik adalah saat ia menjawab tawaran Aisyah yang hendak membelikan kain kafan baru. Ia menampiknya dengan alasan bahwa barang baru hanya layak untuk orang hidup, bukan orang mati. Pernyataan yang terakhir ini sejatinya bukan sekadar penolakan, melainkan pula pesan untuk mereka yang masih hidup bahwa gemerlap duniawi tak lagi relevan ketika jasad seseorang sudah tertimbun di dalam tanah. Wallahu alam. (Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, AlaNu, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah