Sabtu, 18 Juni 2016

Saling Cinta, Modal Awal Kebahagiaan

Pringsewu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Pringsewu KH Ridwan Syuaib mengatakan bahwa Allah SWT telah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling menjadi pasangan, sehingga tercipta ketenangan dalam hidup. Jadi ketika seseorang tidak memiliki pasangan maka bisa dipastikan kehidupannya tidak akan tenang.

Saling Cinta, Modal Awal Kebahagiaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Saling Cinta, Modal Awal Kebahagiaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Saling Cinta, Modal Awal Kebahagiaan

Demikian dikatakannya saat memberikan mauidzah hasanah pada Walimatun Nikah Putra Bupati Pringsewu H Sujadi, Ahmad Zaini dengan Silmi Nurlaili ini, di Desa Gemah Ripah Pagelaran Pringsewu, Sabtu (30/12).

Kiai yang akrab disapa Abah Ridwan ini lebih lanjut memberikan tips bagaimana hubungan yang terjadi antara suami dan istri dalam sebuah keluarga akan mengarah kepada sakinah mawaddah wa rahmah. Tips tersebut membutuhkan kerja sama masing-masing pasangan agar apa yang dicita-citakan bersama dapat tercapai.

"Dalam berumahtangga, setiap pasangan harus saling cinta. Karena cinta adalah modal awal dari bahtera rumah tangga," kata Abah Ridwan.

Selanjutnya Abah Ridwan mengatakan bahwa dalam membina rumah tangga, setiap pasangan harus saling membantu baik bantuan bersifat lahir maupun batin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kalau suami repot, dibantu. Begitu juga saat istri repot, suami juga harus memberikan bantuan," katanya.

Jika muncul permasalahan dalam kehidupan bersama, maka suami dan istri harus saling bermusyawarah dengan baik agar permasalahan yang dihadapi tidak melebar serta dapat diselesaikan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pasangan suami istri juga harus saling menghargai pendapat masing-masing dan menjaga perasaan agar kebersamaan dapat tercipta dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Jikalaupun salah satu pasangan melakukan hal yang dinilai akan dapat menimbulkan masalah yang lebih besar, harus segera saling mengingatkan.

"Manusia tempatnya salah dan lupa. Mari ingatkan pasangan kita agar dapat menjaga rumah tangga dengan baik," ajaknya.

Saling memaafkan kesalahan serta saling berterimakasih atas kekompakan yang terbina, lanjutnya, akan menjadikan keluarga lebih harmonis dan jauh dari hal-hal negatif.

Hadir pada acara yang dilaksanakan di kediaman Mustasyar PCNU Pringsewu ini Ketua Umum MUI Provinsi Lampung KH Khairuddin Tahmid, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu H Taufiqurrahim, dan segenap ulama serta Pengasuh Pondok Pesantren se-Kabupaten Pringsewu. (Muhammad Faizin/Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Halaqoh, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 15 Juni 2016

Ulama Syatariyah Sumbar: Sabtu Melihat Bulan 1 Ramadhan 1438

Padangpariaman, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ulama Syatariyah Padang Pariaman yang difasilitasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Padang Pariaman memutuskan maniliak (melihat) 1 Ramadhan 1348 H pada Sabtu (27/5/2017) mendatang. Bila bulan sudah terlihat sebelumnya, Jumat (26/5), secara mutawatir dapat diterima. Kemudian bulan yang ? dilihat dimusyawarah pada kadhi di masing-masing daerah dimana domilisi dengan yang melihat bulan tersebut.

Demikian antara lain keputusan muzakarah ulama Syatariyah Padang Pariaman tentang ru’yatul hilal penentuan awal Ramadhan 1438 H, Sabtu (20/5) di Pondok Pesantren Darul Ikhlas Pakandangan. ?

Ulama Syatariyah Sumbar: Sabtu Melihat Bulan 1 Ramadhan 1438 (Sumber Gambar : Nu Online)
Ulama Syatariyah Sumbar: Sabtu Melihat Bulan 1 Ramadhan 1438 (Sumber Gambar : Nu Online)

Ulama Syatariyah Sumbar: Sabtu Melihat Bulan 1 Ramadhan 1438

Muzakarah ulama Syatariyah Padang Pariaman yang diadakan PC Nahdlatul Ulama Padangpariaman, dihadiri lebih dari 60 ulama Syatariah Padangpariaman, Ketua Syatariyah Sumbar, Riau dan Jambi Ismet Ismail Tuanku Mudo, Ketua MUI Padangpariaman Syofyan Tuanku Bandaro, pimpinan pondok pesantren di Kabupaten Padangpariaman dan ulama Syatariyah lainnya.

Muzakarah yang dimoderatori Ali Munar Tuanku Mulie dari pesantren Luhur Ampalu Tinggi, menyebutkan, hasil musyawarah kadhi tersebut disampaikan kepada jamaah agar besoknya berpuasa. Selain itu, hasil musyawarah ? tersebut juga boleh disampaikan melalui hape. “Kalau bulan masih tidak kelihatan pada petang Sabtu tersebut, maka 1 Ramadhan sebagai awal puasa langsung dilaksanakan saja pada Senin-nya),” kata Ali Munar membacakan keputusan muzakarah.

Sebelum diputuskan, peserta muzakarah melontarkan tiga hari yang berbeda waktu melihat bulan. Masing-masing pada Kamis, Jumat dan Sabtu. Masing-masing pengusul memberikan argumentasi kapan melihat bulan dilaksanakan. “Setelah mendengarkan berbagai pendapat, komentar dan pandangan dari peserta, ulama-ulama senior, pimpinan pesantren, akhirnya kita sepakat melihat bulan pada Sabtu tersebut,” kata Ali Munar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua PCNU Padangpariaman Masrican Tuanku M Basa dalam sambutan pembukaannya menyebutkan, belajar pada peristiwa memulai 1 Ramadhan tahun lalu, melihat bulan dilaksanakan pada Selasa, sedangkan Senin petang bulan sudah terlihat. Dari saran dan masukan sejumlah ulama kepada kami, agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi. Maka menjelang pelaksanaan melihat bulan 1 Ramadhan tahun ini, PCNU menyelenggarakan muzakarah ini.?

“Melalui muzakarah ini, dapat disepakati kapan pelaksanaan melihat bulan. Alhamdulillah, keputusan muzakarah sudah disepakati,” kata Masrican di akhir muzakarah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Masrican, muzakarah ini juga mempererat silaturrahmi diantara ulama Syatariyah di Padang Pariaman. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat dilanjutkan pada masa mendatang. (Armaidi Tanjung/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Sunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 08 Juni 2016

Silaturahim Mudir Al-Fatah Indonesia ke PCINU Sudan

Khartoum,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mudir Ma’had Al-Fatah Indonesia KH Yakhsyallah Mansur berkunjung ke Negeri Sudan. Kunjungannya dalam rangka perpanjangan kerja sama dengan beberapa Perguruan Tinggi dan Lembaga Pendidikan di Sudan.

Silaturahim Mudir Al-Fatah Indonesia ke PCINU Sudan (Sumber Gambar : Nu Online)
Silaturahim Mudir Al-Fatah Indonesia ke PCINU Sudan (Sumber Gambar : Nu Online)

Silaturahim Mudir Al-Fatah Indonesia ke PCINU Sudan

Kedatangan KH Yakhsyallah pada (25/9) lalu dimanfaatkan PCINU Sudan dengan mengundangnya ke Wisma PCINU Sudan di Arkaweet, Khartoum.

Kiai Yakhsyallah menasihati banyak hal, di antaranya dengan mengutip surah Al-Baqarah ayat 144, “Tidak ada sedikit pun kebaikan, kecuali kamu mengingatkan dia untuk bersedekah, berbuat baik, atau memperbaiki hubungan di antara manusia”.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mengaku tidak percaya dengan teori ekonomi sedikit pengeluaran, banyak pendapatan. Ia mencontohkan hewan kurban yang disembelih besar-besaran tiap tahun, tidak berkurang populasinya sampai sekarang.

Akan tetapi, sambungnya, gajah atau macan yang tidak pernah dikurbankan, malah populasinya terus berkurang tiap tahun. “Nah, inilah teori sedekah dari Allah!” kata Kiai Yakhsya disambut tepuk tangan hadirin.

Alumni Pondok Pesantren Futuhiyyah, Mranggen dan API Tegalrejo, Magelang ini berkisah pengalamannya selama mondok. Para hadirin, sama-sama diingatkan pentingnya belajar kitab kuning, dan bahasa Arab.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara ditutup dengan doa dan penyerahan kenang-kenangan dari Kiai Yakhsyallah berupa buku karangannya berjudul ash-Shuffah kepada PCINU Sudan. Buku tersebut diterima Rais Syuriah PCINU Sudan Ribut Nur Huda. (Fuad/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, AlaSantri, Kiai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 07 Juni 2016

Saudi Diminta Perbanyak Tanda Berbahasa Indonesia

Jeddah, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri Agama RI Suryadharma Ali meminta agar pemerintah Kerajaan Saudi memperbanyak tanda-tanda dan arahan berbahasa Indonesia di Masjidil Harram, Armina dan Masjid Nabawi untuk mempermudah jamaah haji Indonesia melaksanakan ibadah.

"Jamaah Indonesia lebih banyak dari pada jamaah Turki, Malaysia, Pakistan, India dan jamaah lainnya jadi sudah sepatutnya Kerajaan Saudi memberi kemudahan dengan memberi tanda dan arah berbahasa Indonesia," kata Suryadharma di Bandara King Abdul Azis, Jeddah, Kamis.

Saudi Diminta Perbanyak Tanda Berbahasa Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Saudi Diminta Perbanyak Tanda Berbahasa Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Saudi Diminta Perbanyak Tanda Berbahasa Indonesia

Di sisi lain, dia memberi apresiasi kepada Kerajaan Saudi yang sudah membangun dan memperlebar tempat pelontaran jumrah yang lebih besar dan luas sehingga jamaah tidak berdesak-desakan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sekarang melontar jumrah lebih leluasa tanpa perlu khawatir akan jatuh kurban seperti dahulu," kata Menteri. Dia juga menyebut fasilitas ke Arafah, Muzdalifah dan Mina juga akan semakin baik dengan adanya monorel.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Suryadharma juga memberi apresiasi atas perluasan Masjidil Harram yang akan memberi kenyamanan kepada jamaah untuk beribadah.

Di sisi lain, menjelang wukuf di Arafah, lalu mabit di Muzdalifah dan Mina, Suryadharma mengimbau jamaah Indonesia untuk menjaga kesehatan.

"Jangan sampai pada saat wukuf yang menjadi rukun haji, jamah jatuh sakit," katanya. 

Dia menungkapkan sejumlah jamaah haji mengabaikan makan tiga kali sehari dan menyisihkan biaya hidup dari Kementerian Agama untuk membeli oleh-oleh.

Jamaah mendahulukan oleh-oleh untuk sanak keluarga dan tetangga sementara kesehatannya terganggu lalu jatuh sakit.

Wukuf di Arafah adalah rukun haji, artinya jika tidak wukuf maka haji seseorang tidak sah. Pada jamaah yang sakit di rumah sakit, petugas Indonesia mengangkut mereka dengan ambulans untuk berwukuf di Arafah. Tindakan ini dikenal dengan safari wukuf.

Praktik safari wukuf hanya diberlakukan pada jamaah sakit yang memungkinkan secara medis berjalan dengan ambulans hingga ke Arafah lalu kembali lagi ke rumah sakit.

Redaktur: Mukafi Niam

Sumber   : Antara

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita, Nasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 02 Juni 2016

GP Ansor Sumbar Perkuat Lembaga Ekonomi

Lubuk Alung, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tantangan Gerakan Pemuda Ansor ke depan semakin berat dalam persaingan pasar ekonomi yang bebas. Untuk itu penguatan lembaga ekonomi Ansor di Sumatera Barat perlu dilakukan sejak dini.

GP Ansor Sumbar Perkuat Lembaga Ekonomi (Sumber Gambar : Nu Online)
GP Ansor Sumbar Perkuat Lembaga Ekonomi (Sumber Gambar : Nu Online)

GP Ansor Sumbar Perkuat Lembaga Ekonomi

Demikian diungkapkan Ketua PW Gerakan Pemuda Ansor Sumatera Barat Rahmat Tuanku Sulaiman pada diskusi Penguatan Lembaga Ekonomi GP Ansor Sumatera Barat, Selasa (13/6) di Pondok Pesantren Bustanul Yaqin, Punggung Kasiak, Kecamatan Lubuk Alung, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Diskusi yang dihadiri sejumlah Pimpinan Pusat GP Ansor, PC Ansor se-Sumatera Barat dan kader Ansor dan Banser dari Padang Pariaman dan Pasaman Barat.

Rombongan Pimpinan Pusat adalah Kepala Satuan Koordinasi Nasional (Kasatkornas) Banser Alfa Isnaini, Ketua PP Ansor dan Korwil Sumbagsel Abdul Haris Makmun, anggota Bidang Ekonomi Anam dan Direktur PT Sorban Nusantara Towus AY.?

Menurut Rahmat, dengan diskusi ini, Ansor Sumatera Barat bisa lebih meningkatkan silaturahim. Menjadi pemicu untuk lebih bersemangat menggerakkan organisasi Ansor di masing-masing tingkatannya. “Penguatan lembaga ekonomi Ansor bisa melahirkan kemandirian kader Ansor ke depan,” kata Rahmat, alumni Pondok Pesantren Nurul Yaqin Ringan-Ringan, Pakandangan Padangpariaman ini.

Dikatakan, menghadapi tantangan ke depan tersebut, konsolidasi kader perlu terus digairahkan. Ansor Sumbar sangat senang dengan adanya kedatangan pengurus Pimpinan Pusat Ansor. Terutama kehadiran Kasatkornas. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Direktur PT Sorban Nusantara Towus AY dalam penjelasannya, Sorban Nusantara merupakan travel umrah yang dimiliki Ansor. Sorban berdiri November 2016 lalu sudah memberangkatkan 1.500 jamaah umrah. Memang luar biasa sambutan dan kepercayaan terhadap Sorban Nusantara.

“Bisnis travel di Indonesia memang menggiurkan. Jadwal umrah Muharram hingga Ramadhan setiap tahun, rata-rata perputaran uang mencapai Rp 50 triliun. Ansor menawarkan Sorban Nusantara bukan hanya mengelola pengiriman umrah ke Mekah, tapi juga menjaga amaliyah yang sesuai dengan amalan Ahlussunnah wal-Jamaah,” kata Towus.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua PC Gerakan Pemuda Ansor Padang Pariaman Zeki Ali Wardana usai menerima penjelasan dari Pimpinan Pusat Ansor berharap kader Ansor dan generasi muda di Padang Pariaman ? dapat memanfaatkan peluang ini. Di Padang Pariaman sendiri minat masyarakat untuk menunaikan ibadah umrah ke tanah suci cukup tinggi.?

“Mudah-mudahan dengan kehadiran travel umrah yang sesuai dengan paham keagamaan Ahlussunnah wal-Jamaah yang banyak dianut di daerah ini dapat memanfaatkannya. Karena umrah tidak hanya menyangkut pelayanan keberangkatan, namun juga ibadah-ibadah sunah yang dilaksanakan selama menjalani ibadah umrah tersebut,” kata Zeki menambahkan. (Armaidi Tanjung/Abdullah Alawi)?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa, Khutbah, Tegal PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

450 Juta Buruh Tani di Dunia Terancam Kelaparan

New YorK, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Badan-badan PBB bidang pertanian dan perburuhan mengingatkan bahwa sekitar 450 juta buruh tani di berbagai negara di dunia terancam kemiskinan dan kelaparan jika tidak ada upaya memperbaiki kondisi kerja mereka saat ini.

"Pertanian tidak bisa berlanjut saat para buruh tani dalam kondisi yang genting dan hidup dalam kemiskinan," demikian laporan yang dihimpun Badan PBB untuk Pertanian dan Pangan (FAO), Organisasi PBB untuk buruh se-dunia (ILO), serta Asosiasi internasional pekerja sektor pertanian, pangan, hotel dan restoran (IUF), Kamis.

Dari sekitar 1,1 miliar pekerja bidang pertanian di dunia, 40 persennya atau 450 juta adalah buruh tani. Tekanan ekonomi makin memperburuk tingkat proteksi bagi para buruh tani tersebut, termasuk yang menyangkut upah, keamanan kerja, dan kesehatan.

Laporan tersebut juga memperkirakan dari 246 juta anak-anak di seluruh dunia yang harus bekerja, sebanyak 170 juta atau 70 persennya bekerja di sektor pertanian. Tiap tahun, 22.000 anak meninggal dunia dalam pekerjaannya, banyak di antaranya dari sektor pertanian.

Anak-anak terpaksa bekerja dengan upah rendah karena orang tua mereka tidak punya cukup uang untuk menghidupi keluarga atau membiayai sekolah anak-anaknya. Banyak buruh tani anak-anak yang bekerja hingga 10 jam dan dibayar kurang dari 1 dolar AS per hari.

Upah buruh tani, yang tidak memiliki atau mengolah lahan sendiri, umumnya lebih rendah dibanding pekerja di sektor industri. Pertanian, pertambangan dan konstruksi merupakan sektor dengan resiko kecelakaan kerja yang tinggi. Dari 355.000 kasus kecelakaan kerja tiap tahun, separuhnya terjadi di sektor pertanian, di antaranya karena penggunaan mesin, penyakit menular atau keracunan pestisida.

Anak-anak dan perempuan banyak yang menjadi korban tewas, cedera atau sakit karena bekerja di sektor pertanian ini. Di sejumlah negara, para buruh tani seringkali tidak mendapat hak-hak dasar, seperti hak untuk berserikat, dan hak untuk bernegosiasi soal upah.

Laporan itu juga mengkritik pemerintah, institusi peneliti, perbankan dan kalangan swasta di berbagai negara karena sering mengabaikan masalah buruh tani tersebut.(ant/mkf)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya, Sholawat, Amalan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

450 Juta Buruh Tani di Dunia Terancam Kelaparan (Sumber Gambar : Nu Online)
450 Juta Buruh Tani di Dunia Terancam Kelaparan (Sumber Gambar : Nu Online)

450 Juta Buruh Tani di Dunia Terancam Kelaparan

Dua Ikon Dakwah di Kabupaten Kudus

Sebagai masyarakat yang akrab dengan istilah Gusjigang, warga Kudus tentu tidak asing dengan pengajian kitab kuning. Terlebih jika ia pernah menjadi santri yang notabene ngaji merupakan hal wajib dan rutinitas. Gusjigang dipercaya sebagai ajaran Sunan Kudus yang merupakan akronim dari bagus budi pekerti, pandai mengaji dan pintar berdagang.

Hal itulah yang kemudian membuat animo masyarakat Kudus terhadap pengajian-pengajian lumayan besar. Banyak dari mereka mengisi waktu tertentu dengan mengikuti pengajian yang tersebar di berbagai daerah, baik di masjid maupun mushalla.

Dua Ikon Dakwah di Kabupaten Kudus (Sumber Gambar : Nu Online)
Dua Ikon Dakwah di Kabupaten Kudus (Sumber Gambar : Nu Online)

Dua Ikon Dakwah di Kabupaten Kudus

Di Kota Kretek ini terdapat dua kawasan yang menjadi ikon dakwah berbasis pengajian kitab. Yakni kawasan Kudus Kulon yang berada di Masjid Al-Aqsha (Menara Kudus). Di sini setiap Jumat pagi, Mustasyar PBNU KH Syaroni Ahmadi selalu mengisi kajian tafsir yang diikuti ribuan orang.

Seperti halnya di Kudus kulon, di kawasan Kudus wetan pun ada ikon dakwah yang sudah turun-temurun menyebarkan ilmu-ilmu islam. Yakni di Masjid Baitus Salam yang berada di kawasan kompleks Pesantren Bareng, Jekulo, Kudus yang berdekatan dengan Kabupaten Pati.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Setiap malam Rabu, Masjid Baitus Salam selalu dibanjiri para santri dan masyarakat yang ingin meneguk ilmu-ilmu agama. Mereka berasal dari banyak pesantren di sekitaran masjid, dan juga para warga dari berbagai daerah. Tujuan mereka satu: sekedar ikut mendengarkan pengajian yang saat ini dipimpin oleh KH Ahmad Saiq, salah satu ulama setempat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengajian diisi dengan dua kitab. Pertama adalah kitab “Minhâjul ‘Âbidin”, sebuah kitab tasawuf yang ditulis oleh ulama besar abad ke-5 H, Imam Abu Hamid al-Ghazali (wafat 505 H). Kemudian disusul dengan kitab fiqih jawan (bahasa jawa) karya KH Sholeh Darat, salah satu ulama paling berpengaruh dalam sejarah ulama Jawa.

Praktis pengajian di masjid ini menjadi simbol dakwah yang sekarang ada di kawasan Kudus wetan. Keberadaannya bisa dibilang sebagai oase yang menyegarkan spiritual masyarakat. Hal itu terlihat dari antusiasme masyarakat dan warga dari berbagai daerah untuk sekedar nimbrung ngaji atau ngalap berkah.

Muhammad Makhin, Aktivis Ngaji Rabu

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News, Daerah, Nahdlatul PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah