Jumat, 16 Mei 2014

Tradisi Bersih Sendang Sinongko Disertai Potong Kambing

Klaten, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Warga Desa Pokak, Kecamatan Ceper, Klaten menggelar tradisi bersih Sendang Sinongko, Jumat (23/8) kemarin. Dalam acara tersebut warga menyembelih puluhan ekor kambing.

Tujuan tradisi bersih sendang dimaksudkan sebagai wujud syukur masyarakat kepada Allah Swt atas karunia berupa mata air sendang yang melimpah, sehingga masyarakat sekitar bisa panen hasil bumi yang melimpah. 

Tradisi Bersih Sendang Sinongko Disertai Potong Kambing (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi Bersih Sendang Sinongko Disertai Potong Kambing (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi Bersih Sendang Sinongko Disertai Potong Kambing

“Perayaan ini merupakan tradisi yang sudah turun temurun,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Klaten, Sugeng Haryanto.

Selain menyembelih kambing, pada acara yang rutin digelar tiap tahunnya, pada bulan Agustus saat hari Jumat Wage ini, masyarakat juga akan membawa tenong berisi nasi tumpeng, ingkung ayam, lauk pauk dan jajanan pasar yang akan dibawa ke lokasi tradisi pada siang harinya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada acara bersih sendang kemarin, penyembelihan kambing dilakukan warga pada Jumat pagi sekitar jam 06.00 WIB. Sejak pagi, sekitar pukul 06.00 WIB, warga setempat sudah menyembelih puluhan kambing di pinggir sendang.

Satu persatu kambing yang merupakan sumbangan warga langsung disembelih para sesepuh desa. Salah satu sesepuh desa, Warsono mengungkapkan dirinya sudah menyembelih sebanyak 9 kambing. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Untuk jumlah kambing belum bisa dipastikan, karena merupakan sumbangan warga. Untuk tahun lalu ada sebanyak 40 ekor dan yang paling banyak dulu pernah 70 ekor,” ujar Warsono.

Usai disembelih, puluhan kambing dipotong-potong di pinggir sendang. Daging kambing kemudian dimasak gulai dan akan digunakan sebagai santapan saat bersih sendang usai Salat Jumat.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Ajie Najmuddin

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Kyai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 15 Mei 2014

Muallaf Tidak Mau Sunat

Alkisah ada seorang muallaf yang penuh dengan antusias mendalami agama Islam. Setelah menjalankan syarat masuk Islam yaitu sunat (khitan), dia menemui salah seorang kiai untuk belajar berbagai macam rukun Islam.

Dengan penuh penasaran Muallaf tersebut bertanya kepada kiai, “Pak Kiai, katanya shalat itu lima waktu. Tapi kenapa kok banyak yang shalat lebih dari lima kali dalam sehari?”

Muallaf Tidak Mau Sunat (Sumber Gambar : Nu Online)
Muallaf Tidak Mau Sunat (Sumber Gambar : Nu Online)

Muallaf Tidak Mau Sunat

“Shalat yang hukumnya wajib itu lima kali, yaitu Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’, sedang shalat yang lain hukumnya sunah...” jelas kiai dengan penuh kesabaran.

Si Muallaf kaget dan wajahnya mendadak pucat mendengar penjelasan pak kiai. ”Apa, sunah...?!" “Kalau begitu saya nggak mau shalat yang lain,” tukas Muallaf.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Lho, kenapa?” tanya kiai. “Shalat sunah itu pahalanya sangat besar,” jelas kiai.

“Kapok...pokoknya saya nggak mau dihukum sunah lagi!” jawabnya polos.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai pun tertawa, dan dalam hatinya berkata, “Rupanya Muallaf itu mengira sama antara sunah dan sunat.” (Ahmad Rosyidi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 09 Mei 2014

LPBI NU Susun Program Penanganan Bencana Berbasis Masyarakat

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) merupakan lembaga penanggulangan bencana yang sebelumnya adalah ad hoc penanggulangan bencana di bawah naungan Pengurus Besar NU (Community Based Disaster Risk Management Nahdlatul Ulama yang disingkat CBDRM NU).



LPBI NU Susun Program Penanganan Bencana Berbasis Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
LPBI NU Susun Program Penanganan Bencana Berbasis Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

LPBI NU Susun Program Penanganan Bencana Berbasis Masyarakat

Lembaga yang disahkan pasca Muktamar NU ke 32 di Makasar berdasarkan SK PBNU 12/A.11.04/6/2010 ini akan melaksanakan seminar dan rapat kerja (Raker) pada tanggal 30-31 Juli bertempat di Jakarta.

Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan adalah pemberian penghargaan kepada para stakeholders yang selama ini menjadi mitra dan punya peranan besar dalam penanggulangan bencana dan perubahan iklim di Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sepuluh lembaga yang akan menerima, baik lembaga pemerintah maupun NGO/INGO adalah PBNU, Pemerintah Australia, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Bappenas, DNPI (dewan national penrubahan iklim), PMB (Pusat studi bencana) ITB, KPB (konsorsium penanggulangan bencana), NCB MFF (National coordination board Mangrove for the future atau koordinaotor nasional bakau untuk masa depan Indonesia) sedang dari NGO international diberikan kepada UN OCHA.

Forum ilmiah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap manajemen penanggulangan bencana dan perubahan iklim serta pengelolaan lingkungan. Dalam kesempatan tersebut, akan dilangsungkan Launching Website LPBI NU (www.lpbi-nu.org) oleh ketua LPBI NU, Ir. Avianto Muhtadi MM.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir dalam kegiatan seminar pra raker yaitu Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj sebagai keynote speaker, wakil duta besar Australia, Paul Robiliard, CEO WWF Dr. Efransjah, Kepala UN Indonesia, Kedutaan Jepang, Kedutaan Inggris, Dirjen Bappenas, BNPB, kementrian Lingkungan Hidup, DKP (departemen kelautan dan perikanan) dan Ketua Harian DNPI, Ir. Rachmat Witoelar yang juga sebagai narasumber. Sekitar 100 orang undangan akan menghadiri seminar yang akan dimulai sekitar pukul 14.00 WIB

Avianto Muhtadi menjelaskan, seluruh rangkaian kegiatan yang direncanakan dalam rapat kerja (raker) adalah wujud eksistensi lembaga dalam upaya mempertajam visi dan misi, yang selanjutnya diharapkan dapat ditindaklanjuti dalam tataran implementasi program kerja LPBI NU secara kongkrit. (mad)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pemurnian Aqidah, Jadwal Kajian, Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 08 Mei 2014

Kang Said: Bagi NU, Urusan Akidah dan Syariah Sudah Selesai

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua PBNU KH Said Agil Siradj mengungkapkan bahwa akidah dan syariah yang menjadi keyakinan NU tak perlu dipersoalkan lagi. Yang paling penting saat ini adalah mengembangkan peradaban untuk kalangan nahdliyyin.

“Akidah dan syariah yang dijalankan oleh NU sudah baik, tinggal sekarang bagaimana menambah sisi-sisi yang kurang digarap oleh NU untuk mengembangkan ummatan wasata,” katanya dalam acara Lokakarya yang diselenggarakan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) di Balaikota Depok, Kamis (29/11).

Kang Said: Bagi NU, Urusan Akidah dan Syariah Sudah Selesai (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Bagi NU, Urusan Akidah dan Syariah Sudah Selesai (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Bagi NU, Urusan Akidah dan Syariah Sudah Selesai

Diceritakannya pada saat Gus Dur jadi presiden RI, ia kesulitan untuk mencari orang-orang NU untuk ditempatkan dalam berbagai posisi strategis karena selama ini, kebanyakan orang NU masih terkonsentrasi pada ilmu-ilmu agama.

Jadi, ditegaskan oleh lulusan Universitas Ummul Qura Makkah ini bahwa keterbatasan yang dialami oleh NU saat ini bukannya dikarenakan tradisi yang dijalankannya seperti tahlil, mauludan dan lainnya.

Ajaran ahlusunnah wal jamaah yang telah dijalankan oleh NU ini telah telah teruji selama berabad-abad dan tetap bertahan sampai sekarang. Imam Asy’ari, Imam Maturidi dan Imam Ghozali yang telah melahirkan konsep-konsep ajaran yang saat ini digunakan oleh NU sudah dikritik sejak saat mereka masih hidup dan sampai sekarang pun tetap banyak orang yang mengkritiknya, namun konsep-konsep baru yang ditawarkan oleh ulama lainnya kurang laku.

Dituturkannya bahwa NU merupakan salah satu kekuatan yang menjadi pilar sosial bangsa ini untuk bisa terus bertahan dan mengembangkan dirinya. “Sekarang tinggal memanage saja, potensi di NU kan luar biasa, semuanya ada,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Diingatkannya bahwa upaya pengembangan peradaban tersebut harus dilandasi dengan iman dan ditujukan hanya kepada Allah mengingat kecenderungan manusia yang memiliki nafsu untuk membuat kerusakan dan merusak dirinya.

“Manusia memang diciptakan untuk membangun peradaban, sebagai pelaku sejarah, bukannya jin atau binatang. Tawon sangat pandai bikin sarang, tapi dari dulu ya begitu saja,” katanya memberi contoh.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Keberhasilan pengembangan peradaban ini harus mencontoh nabi yang waktu itu hanya ada 10 orang yang bisa membaca, namun dalam waktu 23 tahun telah berhasil merubah dunia.

Sayangnya, secara umum, umat Islam telah kehilangan sisi panting dalam semangat membangun peradaban, malah saat ini Eropa yang memimpinnya. “Lho perjanjian antara Yasser Arafat dan Israel kok malam ditempatkan di Oslo Swedia, bukannya di Saudi Arabia,” katanya.

Sementara itu, Walikota Depok Dr. Nur Mahmudi Ismail sepakat bahwa yang menjadi fokus dalam pemerintahan adalah pengembangan peradaban, tentu dengan tidak melupakan aspek penting dalam pemeliharaan ajaran-ajaran agama.

Nur Mahmudi menyatakan kegembiraannya atas peran LKKNU dalam program peningkatan kebersihan bagi siswa MI di Depok dan ia berharap semakin banyak lembaga di lingkungan NU yang bisa ikut berpartisipasi dalam mengembangkan Depok.

Dijelaskannya bahwa selama menjadi walikota, ia telah berusaha mengembangkan program agar semua anggota masyarakat mampu membaca Al Qur’an dan lebih memperhatikan pesantren sebagai institusi pendidikan yang mengajarkan agama. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Ulama, Internasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 17 April 2014

Habib Luthfi Minta Foto Pahlawan Dipasang di Rumah

Brebes, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rais ‘Aam Jam’iyah Ahlu Thariqah al Mu’tabarah an Nahdiyah (JATMAN) Habib Lutfie bin Ali Yahya berharap generasi muda agar tidak perlu malu-malu memajang foto pahlawan, pendiri NU maupun kiai kampung yang telah berjasa pada kita.

Habib Luthfi Minta Foto Pahlawan Dipasang di Rumah (Sumber Gambar : Nu Online)
Habib Luthfi Minta Foto Pahlawan Dipasang di Rumah (Sumber Gambar : Nu Online)

Habib Luthfi Minta Foto Pahlawan Dipasang di Rumah

“Kita perlu memajang foto KH Hasyim Asyari dengan harapan anak cucu kita akan selalu bertanya, siapa mereka itu?” ajak Habib saat menyampaikan ceramah pada peringatan Maulud Nabi Muhammad SAW dan Khaul Kiai Anwar bin Munawar ke-25 Desa Kaligangsa Kulon Kecamatan Brebes, Brebes, Jateng, Kamis malam (13/2).

Dari pertanyaan kecil itu, lanjutnya, akan memberi wawasan kepada anak dan cucu kita kalau mereka telah menuntun diri kita menjadi manusia yang berguna untuk bangsa, negara dan agama. “Jangan sampai penghargaan kepada pendahulu kita terputus gara-gara keliru mengkomunikasikan tokoh yang harus menjadi panutan,”katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Habib Luthfi mengajak hal itu karena menurutnya penghargaan kepada para pejuang NKRI maupun pejuang Islam kian terputus. Terbukti, di rumah-rumah kita sudah jarang di pajang foto-foto mereka.

Sehingga, kata habib asal Pekalongan ini, anak cucu kita tidak lagi mengenal siapa pendiri NKRI, siapa pendiri NU, siapa pendiri Muhammadiyah, siapa pendiri Al Irsyad dan tokoh-tokoh besar lainnya yang telah berjasa terhadap NKRI maupun kebesaran Islam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lebih lanjut ia mengataka, makna dari Maulud Nabi, pada dasarnya bagaimana sikap kita memberi penghargaan kepada pendahulu-pendahulu kita dengan meneruskan perjuangan dan ilmu-ilmu yang telah ditransfernya. “Yang lebih utama, bagaimana sikap kita menghargai kedua orang tua kita,” tuturnya.

Habib memberikan resep, bila ingin diangkat derajatnya  cukup dengan melakukan tiga persyaratan. Pertama, taat kepada kedua orang tua, kedua gemar jariyah dan ketiga, ilmu yang bermanfaat.

Dalam kesempatan tersebut, turut memberikan mauidlotul hasanah Rais Suriyah PCNU Brebes KH Amin Mashudi dan dalang kondang dari Tegal yang kini menjadi Bupati Ki Entus Susmono.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut Kapolres Brebes AKBP Ferdy Sambo, Kepala Kantor Kemenag Brebes Drs H Imam Hidayat MPdI, Kabag Humas Setda Brebes Drs Atmo Tan Sidik, Kabag Kesra Setda Brebes Syaeful Islam dan sejumlah pejabat lainnya. (Wasdiun/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Ulama, Fragmen PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 16 April 2014

Jalan Santai, IPNU Arosbaya Kampanye Antinarkoba

Bangkalan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Anak Cabang Ikatan Pelajar NU (IPNU) Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menggelar acara jalan santai bersama ribuan warga sebagai puncak acara pra-harlah ke-92 NU di kecamatan setempat.

Acara yang berlangsung Jumat (15/5) ini menyediakan hadiah utama berupa lemari es, serta beberapa hadiah hiburan lainnya. Panitia yang terdiri dari para pelajar NU juga menyuguhkan musik dari beberapa sekolah menengah atas (SMA) di kawasan Arosbaya.

Jalan Santai, IPNU Arosbaya Kampanye Antinarkoba (Sumber Gambar : Nu Online)
Jalan Santai, IPNU Arosbaya Kampanye Antinarkoba (Sumber Gambar : Nu Online)

Jalan Santai, IPNU Arosbaya Kampanye Antinarkoba

Imam Nawawi, ketua PAC IPNU Arosbaya, mengatakan acara yang melibatkan Badan Narkotika Kabupaten (BNK) Bangkalan ini bertujuan untuk mengingatkan generasi muda akan bahaya narkoba.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Momen harlah menjadi momentum untuk instropeksi, kami sebagai bagian dari keluarga besar NU memiliki tanggung jawab itu,” imbuhnya.

Sementara Ketua BNK Kabupaten Bangkalan yang juga Wakil Bupati Bangkalan Ir. H. Mondir Rofii berpesan kepada peserta yang rata-rata pelajar di wilayah Arosbaya, agar menjadi bagian dari generasi terpenting dari bangsa ini dengan menjauhi narkoba dan sejenisnya. Dalam kesempatan itu, Mondir juga mengingtakan peserta tentang peran sejarah dan sosial NU dalam kehidupan bangsa Indonesia. (Red: Mahbib)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

 

Foto: Wakil Bupati Bangkalan saat memberikan sambutan didampingi Ketua PAC IPNU dan pengurus MWCNU Arosbaya

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 14 April 2014

Pandangan Sejumlah Ulama Perihal Status Najis Babi

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Pada rubrik Bahtsul Masail sebelumnya saya telah membaca mengenai keharaman babi. Saya baru tahu ternyata ada pandangan yang setidaknya berbeda dengan pandangan yang selama ini saya ketahui, yaitu pandangan Daud Azh-Zhahiri dianggap menyimpang dari pandangan mayoritas ulama.

Pandangan Sejumlah Ulama Perihal Status Najis Babi (Sumber Gambar : Nu Online)
Pandangan Sejumlah Ulama Perihal Status Najis Babi (Sumber Gambar : Nu Online)

Pandangan Sejumlah Ulama Perihal Status Najis Babi

Saya berkeinginan menanyakan masih terkait dengan babi, jika sebelumnya mengenai keharamannya, sekarang saya mau menanyakan status najisnya. Bagaimana pandangan para ulama mengenai kenajisan babi itu sendiri? Atas penjelasannya saya ucapkan terima kasih. Wassalamu ‘alaikum wr. wb. (Fathlul Ilmi)

Jawaban

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Penanya yang budiman, semoga selalu dirahmati Allah SWT. Pada tulisan yang lalu kami telah memberikan penjelasan mengenai keharaman babi. Dalam kesempatan ini kami akan mencoba menjelaskan mengenai kenajisan babi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Literatur fikih Madzhab Syafi’i yang kami ketahui mengatakan bahwa babi adalah binatang yang najis. Pertanyaannya, apa dalil yang mengarah atau menujukkan kepada kenajisan babi? Dalilnya adalah qiyas atau analogi. Kenajisan babi diqiyaskan pada kenajisan anjing.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ?

Artinya, “Disunahkan menumpahkan air liur anjing dengan segera, artinya menumpahkan sisa sesuatu yang dijilati anjing karena berdasarkan hadits riwayat Muslim yang menyatakan: ‘Apabila anjing menjilati wadah atau bejana salah satu di antara kalian maka tumpahkanlan dan cucilah tujuh kali, salah satunya dengan debu.’ Status (kenajisan, pent) babi diqiyaskan dengan status kenajisan anjing,” (Lihat Zakariya Al-Anshari, Asnal Mathalib Syarhu Raudlatith Thalib, Beirut, Darul Kutub Al-Ilmiyyah, cet ke-1, 1422 H/2000 M, juz I, halaman 22).

Hadits riwayat Muslim yang dikemukakan Zakariya Al-Anshari di atas dipahami oleh para ulama Madzhab Syafi’i sebagai dalil yang menunjukkan atas kenajisan anjing. Dalam pandangan madzhab ini anjing saja najis apalagi babi yang notabene kondisinya lebih buruk dibanding anjing.

Kerena itu kemudian dikatakan bahwa babi adalah binatang yang najis karena kondisinya lebih buruk dari anjing. Alasan lain untuk mendukung hal ini adalah dianjurkannya untuk membunuh babi meskipun tidak membahayakan. Di samping itu keharaman babi sudah manshush.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Adapun babi adalah binatang najis karena kondisinya lebih buruk dari anjing, di samping itu dianjurkan untuk dibunuh bukan karena ia membahayakan, dan telah disebutkan oleh nash keharamannya. Jika anjing saja najis maka babi lebih najis. Sedangkan sesuatu yang lahir dari babi dan anjing atau salah satu dari keduanya adalah najis karena merupakan makhluk yang berasal dari yang najis, karenannya status hukumnya adalah sama,” (Lihat Abu Ishaq Asy-Syirazi, Al-Muhadzdzab fi Fiqhil Imam Asy-Syafi’i, Beirut, Darul Fikr, juz I, halaman 47).

Muhyiddin Syarf An-Nawawi ketika memberikan catatan atas pernyataan Abu Ishaq Asy-Syirazi di atas menyatakan bahwa Ibnul Mundzir dalam kitab al-Ijma’ menukil kesepakatakan (ijma’) para ulama mengenai kenajisan babi. Dan ijma` sudah barang tentu bisa dijadikan hujjah yang kokoh.

Namun, ijma’ yang dikemukakan Ibnul Mundzir patut ditinjau ulang. Sebab, ternyata Madzhab Maliki memiliki pandangan yang menyatakan kesucian babi ketika dalam kondisi hidup. Bahkan lebih lanjut, Muhyiddin An-Nawawi menyatakan: “Kami (dari kalangan Madzhab Syafi’i) tidak memilik dalil jelas yang menunjukkan kenajisan babi ketika dalam kondisi hidup.”

? ] ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Anotasi: Ibnul Mundzir dalam kitab-nya Al-Ijma’ menukil kesepakatabn (ijma’) para ulama atas kenajisan babi. Konteks ini ijma` jelas merupakan hal utama untuk dijadikan hujjah seandainya ijma’ telah tetap. Namun Madzhab Maliki (memiliki pandangan lain, pent) yang menyatakan kesucian babi selagi masih hidup. Adapun yang dijadikan hujjah oleh pengarang (Abu Ishaq Asy-Syirazi) adalah hujjah yang juga dipakai ulama lain, dan tidak ada dalalah (petunjuk yang mengarah pada apa yang dimaksudkan, pent) yang jelas dalam kasus ini. Kami tidak memiliki dalil yang jelas yang menunjukan kenajisan babi ketika masih hidup,” (Lihat Muhyiddin Syarf An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhadzdzab, Jeddah, Maktabah Al-Irsyad, juz II, halaman 587).

Pandangan Madzhab Maliki yang menyatakan kesucian babi ketika dalam kondisi hidup dapat kita rujuk pada salah satu kitab rujukan Madzhab Maliki, yaitu kitab Asy-Syarhul Kabir yang ditulis Ad-Dardiri. Di situ tampak jelas dikatakan termasuk yang suci adalah semua binatang yang hidup, baik bintang darat maupun laut, anjing maupun babi. Karena hukum asalnya semua yang hidup adalah suci. Sedang kenajisan adalah sesuatu yang tidak melekat pada sesuatu yang hidup (‘aridlah).

( ? ) ? ( ? ) ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

Artinya, “Yang suci adalah al-hayyu (yang hidup)—tambahan ‘al’ dalam dalam kata tersebut itu menunjukkan istighraq (mencakup keseluruhan) sehingga pengertiannya adalah semua yang hidup baik di darat maupun di laut walaupun keluar dari kotoran, anjing maupun babi,” (Lihat Ad-Dardiri, Asy-Syarhul Kabir, dalam Hasyiyah Ad-Dasuqi ‘ala Syarhil Kabir, Mesir, Isa Al-Babi Al-Halabi, juz I, halaman 50).

Berangkat dari apa yang kemukakan, maka soal kenajisan babi ketika dalam keadaan mati sudah disepakati para ulama. Sedangkan yang diperselisihkan adalah ketika babi dalam kondisi hidup. Mayoritas ulama menyatakan najis karena diqiyaskan dengan anjing. Sedang menurut Madzhab Maliki babi tidak najis ketika dalam kondisi hidup karena pada dasarnya sesuatu yang hidup adalah suci.

Demikian jawaban yang dapat kami kemukakan. Semoga dapat dipahami dengan baik. Sikapi semua perbedaan dengan bijak. Kami selalu terbuka untuk menerima saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwamith thariq,

Wassalamu’alaikum wr. wb


(Mahbub Ma’afi Ramdlan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Sholawat, Jadwal Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah