Minggu, 19 November 2017

Di Depan Presiden, Kiai Said Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan, pada dasarnya kebijakan pemerintah terkait dengan ekonomi itu sudah bagus, tapi sayangnya kebijakan-kebijakan tersebut tidak sampai kepada masyarakat tingkat bawah.?

“Pak Darmin (Menko Perekonomian) sudah mengeluarkan empat belas kebijakan ekonomi, tapi hanya di tataran atas. Belum pada tataran bawah,” kata Kiai Said di depan Presiden Joko Widodo dan Menko Perekonomian Darmin Nasution serta ratusan peserta yang hadir dalam acara Mukernas-1 Halaqah Ekonomi Nasional yang diselenggarakan Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) di Pesantren Luhur Al Tsaqafah Jakarta, Jumat (5/5).

Agar kebijakan tersebut bisa dirasakan masyarakat bawah, lanjut Kiai Said, para pejabat negara dan pemangku kepentingan harus memiliki niat dan kemauan untuk membangun bangsa ini dari bawah.?

Di Depan Presiden, Kiai Said Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah (Sumber Gambar : Nu Online)
Di Depan Presiden, Kiai Said Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah (Sumber Gambar : Nu Online)

Di Depan Presiden, Kiai Said Kritik Kebijakan Ekonomi Pemerintah

“Kemauan dan niat untuk membangun dari bawah perlu diperbaiki lagi,” tegas kiai asal Kempek Cirebon itu.

Lebih jauh, ia juga mengkritik monopoli kekayaan yang dilakukan oleh segelintir orang saja, terutama barang seharusnya untuk umum seperti air, energi, dan hutan. Oleh karena itu, dia mendukung kebijakan Presiden Jokowi untuk melakukan pemerataan kekayaan.?

“Saya dukung gagasan Presiden Jokowi, pemerataan,” tegasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Begitupun dengan kebijakan ekonomi, ia menyatakan, NU siap turut serta untuk mensukseskannya asalkan kebijakan tersebut ditujukan untuk mensejahterakan masyarakat tingkat bawah.

“NU siap bermitra dengan pemerintah terkait dengan kebijakan-kebijakan ekonomi meski tidak mendapatkan imbalan demi kemajuan bersama,” katanya.

Turut hadir dalam acara tersebut Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Mensesneg Pratikno, Wagub DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf, Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum PPP Romahurmuzy, dan jajaran pengurus PBNU. (Muchlishon Rochmat/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits, Halaqoh, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"NU untuk Datang dan Pergi"

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Organisasi sosial keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) sering hanya dimanfaatkan oleh kalangan tertentu pada waktu-waktu tertentu saja. NU hanya jadi pilihan pada saat menguntungkan.



NU untuk Datang dan Pergi (Sumber Gambar : Nu Online)
NU untuk Datang dan Pergi (Sumber Gambar : Nu Online)

"NU untuk Datang dan Pergi"

"Pada saat pemilu orang berbondong ke NU. Saat sudah terpilih NU dilupakan. Dan pada saat sudah tidak kepakai kembali ke NU lagi. Inilah NU, untuk datang dan pergi," kata DR Ayu Sutarto dalam acara "Dialog Antar Generasi" dalam rangka Harlah Ke-82 NU di Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (1/2).

Ayu Sutarto adalah penulis buku "Menjadi NU Menjadi Indonesia" yang dibedah dalam acara dialog tersebut. Hadir sejumlah kader NU lintas generasi antara lain Mustasyar PBNU KH Muchit Muzadi, sastrawan dari Pondok Pesantren Cipasung Acep Zam Zam Nur, Politisi PPP Endin AJ Sofihara, dan Ketua Umum Muslimat NU Khofifah Indar Parawansyah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakan Ayu, NU sering diperlakukan secara tidak fair dalam pentas politik di Indonesia terutama pada momen-momen pemilihan kepala daerah (pilkada). NU hanya diperlukan untuk pengumpulan massa.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Pada saat pencalonan orang ke partai politik karena partai yang punya kewenangan, namun untuk pengumpulan massa NU yang dipakai," katanya.

Kiai Muchit Muzadi membenarkan, bahkan bukan dari kalangan luar saja yang memanfaatkan NU untuk kepentingan pilkada, bahkan banyak diantaranya adalah para anggota NU sendiri.

"Banyak malah yang pengen menjadi tim sukses calon dari pada menjadi calonnya. Kalau menjadi calon belum tentu jadi, tapi kalau tim sukses meskipun yang dicalonkan tidak jadi sudah sukses duluan," kata kakak kandung KH Hasyim Muzadi itu bergurau.

Khofifah Indarparawansyah menambahkan, banyaknya aktifis NU yang terjun ke dunia politik atau menjadi semacam tim sukses itu karena tidak ada pekerjaan lain selain itu.

"Mas Saiful (Saifullah Yusuf, Ketua Umum GP ANSOR: red) sering bilang kepada saya banyak para aktifis NU yang pengangguran. Maka persoalannya adalah bagaimana menyelesaikan masalah itu," katanya.

Sastarwan Acep Zamzam Nur ,e,beruncing pembiacaraan. Katanya, kecenderungan politik NU itu tidak hanya berurusan dengan pilkada.

"Bahkan koferensi NU disemua tingkatan sekarang mirip dengan pilkada. Ada tim suksesnya juga," kata putra almarhum KH Ilyas Ruhiyat itu.

Beberapa ketua PBNU hadir dalam dialog antar generasi itu, antara lain KH Said Aqil Siradj, H Abdul Aziz Ahmad dan Fajrul Falakh. Ketua PP Lajnah Talief wan Nasyr Abdul Munim DZ dan Ketua PP Lesbumi Sastro el-Ngatawi juga menghadiri dialog itu.

Dialog antar generasi dalam rangka Harlah Ke-82 NU itu dipandu oleh Umum PP Lakpesdam NU Nasihin Hasan, dan dihadiri hampir semua perwakilan pengurus lembaga, lajnah dan badan otonom di lingkungan NU. (nam)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

KH Maksum Mahfudz: Dialog Internal Umat Islam Langkah Awal Perdamaian Dunia

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Wakil Ketua Umum Nahdlatul Ulama (NU) Prof Dr KH Maksum Mahfudz memandang bahwa upaya mewujudkan perdamaian dunia yang dilakukan oleh lintas iman tampak jalan di tempat. Kebuntuan ini, menurutnya, lebih dikarenakan belum adanya satu suara di lingkungan agama masing-masing termasuk Islam.

Prof Maksum menyampaikan terima kasih kepada penggerak dialog-dialog lintas iman. NU sendiri mendukung dan kerap memfasilitasi pertemuan-pertemuan tokoh dari pelbagai agama. Namun kesamaan pandangan hanya terjadi di lingkungan elit dari sekte tertentu dalam agama yang memang memiliki pandangan toleran dan moderat. Sementara sekte-sekte di dalam agama itu sendiri masih terjadi pergolakan.

KH Maksum Mahfudz: Dialog Internal Umat Islam Langkah Awal Perdamaian Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Maksum Mahfudz: Dialog Internal Umat Islam Langkah Awal Perdamaian Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Maksum Mahfudz: Dialog Internal Umat Islam Langkah Awal Perdamaian Dunia

“Dari sini kami berpikir, untuk mencapai ke arah sana masalah di kalangan internal umat Islam harus diselesaikan,” kata Waktum NU Prof Maksum pada pertemuan ulama dari mancanegara dalam forum International Summit of Moderate Islamic Leaders (Isomil) atau pertemuan internasional para pemimpin Islam moderat di Gedung Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Senin (9/5) siang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

NU dengan semangat Islam yang toleran dan moderat melakukan uji coba di Afghanistan. Organisasi keagamaan dan kemasyarakatan Indonesia ini mempertemukan sejumlah tokoh agama dari belasan kelompok di Afghanistan yang saling berseteru. Alhamdulillah mereka menyadari bahwa umat Islam terhadap pemeluk agama lain dan terhadap kelompok lain di internal umat Islam harus bersikap toleran.

“Ternyata masalah di internal umat Islam sendiri adalah masalah people to people. Di luar Afghanistan, kita ingin konflik antarkelompok dalam Islam sendiri terselesaikan di belahan negara Islam lainnya. Melalui forum Isomil ini, NU ingin menginspirasi negara Islam di dunia untuk membawa semangat persaudaraan, moderat, dan toleran,” kata Prof Maksum.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Forum internasional ini diikuti oleh 35 utusan dari 25 negara di dunia. Seluruh peserta hingga kini telah memenuhi kuota. “Alhamdulillah 99% peserta sudah hadir. Hanya peserta dari Amerika dan Libya yang masih dalam perjalanan,” kata Ketua Panitia Isomil H Imam Aziz.

Pertemuan ini dihadiri tokoh agama Islam dari pelbagai belahan dunia, para intelektual, dan pengurus wilayaha NU se-Indonesia. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Fragmen, Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 18 November 2017

Nahdliyin Inginkan Gubernur NU di Jatim

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mayoritas orang NU (Nahdliyin) di Jatim menginginkan kadernya jadi gubernur, bukan Wagub, kata Pengasuh Pesantren Mahasiswa Al Hikam Malang KH A Hasyim Muzadi.

Nahdliyin Inginkan Gubernur NU di Jatim (Sumber Gambar : Nu Online)
Nahdliyin Inginkan Gubernur NU di Jatim (Sumber Gambar : Nu Online)

Nahdliyin Inginkan Gubernur NU di Jatim

"Mayoritas itu sekitar 70 persen dari 24 juta nahdliyin di Jatim, sedangkan warga Jatim sendiri berkisar 29 juta," katanya Kiai Hasyim usai ? berbicara dalam seminar nasional bertema Kebebasan dan HAM dalam Koridor Pancasila di Kantor PCNU Surabaya pada Ahad (14/4) kemarin.

Rais Syuriyah PBNU itu menjelaskan, keinginan nahdliyin beralasan karena posisi wagub dianggap tidak cukup untuk merawat umat NU yang mayoritas di Jatim.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Potensi Jatim itu sangat besar di bidang pangan dan tambang, tapi Jatim masih kalah dinamis dari Jakarta, Jawa Barat, dan sebagainya. Jadi, Jatim itu besar potensinya, tapi statis," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mengenai kemungkinan Khofifah Indar Parawansa sebagai calon Gubernur Jatimyang belum didukung parpol, ia mengaku Khofifah sudah didukung parpol dalam jumlah yang cukup yakni minimal 15 persen.

"Dukungannya cukup, ada PKB dan lainnya," ujar mantan Ketua Umum PBNUdan Ketua PWNU Jatim ini.

Mengenai calon wakil gubernur yang akan mendampingi Khofifah, menurut KiaiHasyim sudah ada, namun dirinya merasa tidak berhak mengumumkan. "Tanya saja kepadanya (Khofifah), karena saya tidak berhak," katanya.

Dalam seminar yang juga menampilkan Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen (TNI) dan Brigjen Pol Anton Tabah (Polri), Ketua PBNU HA Slamet Effendy Yusuf menegaskan, bahwa keinginan warga NU itu bukan soal nama Khofifah,melainkan "Gubernur NU".

"Saya dapat mewakili perasaan warga NU Jatim bahwa hal itu wajar, karena NU di Jatim itu merupakan barometer, sebab NU lahir di sini, NU juga besar danberkembang dari sini, bahkan keputusan bahwa Pancasila itu sudah final jugadiputuskan di sini," katanya.

Oleh karena itu, mantan Ketua Umum PP GP Ansor itu berharap warga NU di Jatim mampu membuat sejarah dengan memanfaatkan momentum demokrasi yang ada untuk menempatkan kadernya pada posisi tertinggi di provinsi terbesar kedua di Indonesia itu.

"Untuk mewujudkan cita-cita itu, saya kira warga NU di Jatim harus bersatu, baik NU, Muslimat, Ansor, Fatayat, IPNU, IPPNU, ISNU, maupun badan otonom lainnya, termasuk pesantren dan para kiai harus bersatu, bukan soal nama Khofifah, Saifullah Yusuf, Guntur, Jarwo, atau siapa, tapi memilih kader NU sebagai Gubernur Jatim," katanya.

Tentang netralitas PWNU Jatim dalam Pilgub Jatim, ia mendukung sikap PWNU Jatim yang netral, karena NU secara kelembagaan memang tidak boleh berpolitik praktis dengan mendukung calon tertentu.

"Tapi, netralitas itu bukan berarti harus mengaburkan dukungan, melainkan warga NU secara nonformal dapat berpolitik dengan memikirkan NU, bukan kepentingan sepele," katanya.

Dalam kesempatan itu, Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen (TNI) dan Brigjen Pol Anton Tabah (Polri) juga mendukung bila warga NU ingin kadernya menjadi Gubernur Jatim. "Lhawong warga NU di Jatim itu mayoritas kok kader NU tidak boleh menjadi gubernur," kata Kivlan Zen.

Pada Maret lalu, hasil survei PW Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Jawa Timur bersama Lembaga "Suprimasi" mencatat 90,5 persen nahdliyin (warga NU) di Jatim menginginkan kadernya menjadi gubernur dan 74,6 persen yang menginginkan kadernya menjadi wagub.?

Redaktur ? ? : A. Khoirul Anam

Kontributor: Maulana

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail, Kyai, Pendidikan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

NU Sulsel Libatkan Pesantren Perangi TB dan HIV/AIDS

Makassar, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Wilayah Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan mengadakan Seminar TB dan HIV-AIDS melalui Pemberdayaan Pesantren, Kamis (14/5), di Hotel Grand Asia Panakukang, Makassar, Sulawesi Selatan.

Wakil Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Sulsel Dr Arfah Shiddiq dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan yang melibatkan pesantren dan badan otonom NU untuk mengambil peran mengurangi penularan penyakit Tuberklosis dan HIV-AIDS.

NU Sulsel Libatkan Pesantren Perangi TB dan HIV/AIDS (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Sulsel Libatkan Pesantren Perangi TB dan HIV/AIDS (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Sulsel Libatkan Pesantren Perangi TB dan HIV/AIDS

Di hadapan ratusan peserta, dr. Erwan dari Dinas Kesehatan Sulsel mengungkapkan, dewasa ini penyebaran penyakit TB dan HIV-AIDS di Indonesia sudah masuk ambang penderita yang sangat tinggi, sehingga dibutuhkan partisipasi seluruh lapisan masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Peserta seminar kesehatan kali ini berasal dari tokoh pesantren, pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI), rumah sakit Islam, aktivis badan otonom NU, LSM, dan ratusan kader TB Muslimat NU se-kota Makassar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mereka mendapatkan materi seputar penularan TB, HIV-AIDS, serta cara mencegahnya oleh Ketua Umum PP LKNU Dr. dr. Imam Rasjidi, peran LKNU Sulsel dalam menanggulangi penyebaran TB dan HIV-AIDS di Sulawesi Selatan (Prof. Dr. dr. Syafar), TB, HIV-AIDS menurut Islam (Dr. dr. Khidri Alwi), dan peran pemerintah menanggulangi HIV-AIDS (dr. Yuli dari Dinas Kesehatan). (Andy Muhammad Idris/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Bahtsul Masail, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Nuril: NU Benteng NKRI dan Aswaja Dunia

Tangerang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. KH Nuril Arifin mengimbau supaya tetap semangat menjaga jiwa “nasionalisme” NU. Dalam Muktamar NU tahun 1936 sebelum merdeka dan terbentuk Negara Republik Indonesia, NU sudah bertekad dan berikrar tentang perlunya berjuang membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Gus Nuril: NU Benteng NKRI dan Aswaja Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Nuril: NU Benteng NKRI dan Aswaja Dunia (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Nuril: NU Benteng NKRI dan Aswaja Dunia

Ia menyampaikan hal itu pada pelantikan Pengurus Ranting NU se-kecamatan Curug, Tangerang, Banten, Ahad (2/3).

Menurut dia, sebagai benteng, sejarah telah membuktikan akan kesetiaan NU terhadap bangsa Indonesia, baik pada masa pra-kemerdekaan maupun pasca-kemerdekaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai yang akrab disapa Gus Nuril itu juga mengatakan, bahwa peran nyata NU dalam membela dan membentengi aqidah Aswaja, bukan hanya di level nasional saja.

Melalui Komite Hijaz yang dipimpin KH Wahab Khasbullah, kata dia, kiai NU berdiplomasi dengan Raja Arab Saudi meminta agar makam Rasulullah tidak dibongkar untuk kepentingan bisnis maupun lainya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Ketua MWCNU Curug H. Mahfud Badrun SH,MH menyampaikan penghargaan dan apresiasinya yang tinggi kepada pengasuh Pesantren Miftahul Khoir Kiai Hafid Gunawan, Spdi yang dengan totalitasnya selama ini telah mensuport perjuangan dan pengembangan NU di wilayah Kecamatan Curug. (Mukhlisin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Segmentasi Media NU Harus Lebih Fokus

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Hingga kini perkembangan media cetak maupun elektronik demikian membanggakan. Seiring dengan semangat reformasi, sejumlah media bermunculan dengan segmentasi beragam. Idealnya aktivis media NU lebih fokus menggarap komunitasnya sendiri.

Bagi pemerhati sekaligus pelaku media, Hakim Jayli, hal yang cukup membanggakan saat ini adalah kian semangatnya anak muda NU untuk berkiprah di dunia media. Nyaris di berbagai kota bermunculan buletin, majalah, tabloid serta website yang dikelola. "Sebuah pencapaian? yang luar biasa," katanya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah (7/2).

Segmentasi Media NU Harus Lebih Fokus (Sumber Gambar : Nu Online)
Segmentasi Media NU Harus Lebih Fokus (Sumber Gambar : Nu Online)

Segmentasi Media NU Harus Lebih Fokus

Saat ditemui di kantornya Raya Darmo 96 Surabaya, Hakim berharap agar keberadaan lembaga, badan otonom serta lajnah di NU bisa menjadi sarana mengerucutkan segmentasi media yang dikelola. "Jangan semua berlomba dengan mendirikan media, namun segmentasinya terlalu umum," kata Presiden Direktur TV9 ini. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sekadar memberikan contoh, para pengurus Rabithah Maahid Islamiyah NU (RMI) yang merupakan lembaga dengan konsentrasi kepesantrenan, bisa membuat media khusus masalah pesantren. "Bagi masyarakat kelas menengah kota hingga kalangan kelas atas saat membutuhkan informasi kepesantrenan, maka sudah selayaknya disediakan oleh rekan RMI," terangnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kalangan kelas perkotaan kata Hakim, akhirnya lebih cenderung mencari informasi seputar pesantren di internet yang celakanya dikuasai kalangan Islam garis keras. "Hal ini kan mestinya menjadi keprihatinan bersama," ungkapnya.

"Karena itu sudah saatnya para pegiat media di RMI untuk bisa tampil memberikan pencerahan seputar pesantren," katanya. Dengan jaringan kepengurusan RMI dari mulai tingkat {pusdat di Jakarta hingga kota dan kabupaten se Indonesia, hal ini tentunya tidak akan menyulitkan. "Tinggal intensitas komunikasi dan memperbaiki formulanya," terang Hakim.

Hal ini juga berlaku untuk kelengkapan di NU yang lain. "Aktivis IPPNU misalnya, dapat memberikan pencerahan kepada khalayak perihal dunia kepelajaran," katanya. Bukan semata informasi sekolah yang dapat disampaikan, juga tentang fiqh kepelajaran yakni informasi masalah perempuan baik ibadah dan muamalah, lanjutrnya.

Dengan telah tersegmentasikannya kepengurusan lembaga, badan otonom dan lajnah di NU, maka hendaknya hal tersebut dapat diejawantahkan dalam memberikan informasi yang cepat di internet. "Kita sudah tidak bisa lagi menghindar dari perkembangan teknologi informasi yang demikian massif," ungkapnya.

Kendati demikian, jangan sampai tantangan baru di dunia informasi ini lantas melupakan keajegan dakwah konvensional yang telah digeluti yakni pengajian umum dan majlis taklim. "Barangkali inilah pengejawantahan jargon menjaga tradisi tradisi lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik atau almiuhafadzatu alal qadimis shalih wal akhdu bil jadidil ashlah," terangnya. Yakni tetap memelihara pengajian dan majlis dzikir untuk menyapa umat dengan pengetahuan agama, dan pada saat yang sama juga menekuni dakwah di internet, pungkasnya. (Syaifullah/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pahlawan, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah