Kamis, 16 November 2017

PBNU Titip Pesan “Moral Politik” pada Golkar

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) titip pada Partai Golkar agar melaksanakan “moral politik” dengan memenuhi amanat dari masyarakat yang memilihnya ketika pemilu.

“Moral politik ini yang ditunggu oleh masyarakat, kalau tidak, rakyat akan putus asa. Hopeless politik ini berbahaya untuk semua partai,” tutur KH Hasyim Muzadi ketika menerima kunjungan pengurus Partai Golkar ke PBNU, Selasa (28/8).

PBNU Titip Pesan “Moral Politik” pada Golkar (Sumber Gambar : Nu Online)
PBNU Titip Pesan “Moral Politik” pada Golkar (Sumber Gambar : Nu Online)

PBNU Titip Pesan “Moral Politik” pada Golkar

Hadir dalam pertemuan tersebut mewakili Golkar Priyo Budi Santoso, Nusron Wahid, Tubagus Ace, Suhartono Riyadi dan lainnya sedangkan dari PBNU KH Hasyim Muzadi, H. Ahmad Bagdja dan Syaiful Bahri Anshori.

Dikatakannya bahwa peran partai politik hanya menonjol dalam masa kampanye saja dan selanjutnya partai menjadi elitis bergerak untuk kepentingannya sendiri. Mantan Ketua PWNU Jatim ini memberi contoh penyelesaian masalah Lumpur Lapindo yang sampai sekarang belum tuntas. Disini peran partai sebagai pembela masyarakat belum kelihatan.

Pengasuh Ponpes Al Hikam Malang ini menuturkan bahwa Golkar sebagai partai sudah professional dan bisa bertahan oleh ujian zaman dari perpecahan yang banyak melanda partai dan tetap dipilih oleh masyarakat. Peran sebagai partai besar ini sangat ditunggu oleh masyarakat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Salah satu persoalan yang sedang menjadi keprihatinan PBNU adalah masalah konstitusi RI yang sekarang sudah dianggap kebablasan. PBNU telah mengadakan serangkaian diskusi terkait dengan amandemen UUD 1945, namun semuanya hanya sebatas masukan karena anggota DPR yang memiliki kekuasaan untuk menentukannya.

“Dengan kekuasaan yang dimilikinya, partai diharapkan dapat melakukan legislasi yang seusai dengan aspirasi masyarakat,” katanya.

Terkait kebijakan luar negeri salah satu Presiden World Conference of Religon for Peace ini menjelaskan bahwa pemerintah RI sebenarnya diharapkan bisa memimpin gerakan non blok, namun demikian kebijakannya saat ini sering tidak netral. “Mohon ini untuk difikirkan,” tuturnya singkat. (mkf)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

KH Said Aqil Siroj: Saatnya NU "Go International"

Semarang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama di Jombang Jawa Timur, 1-5 Agustus mendatang, mengambil tema “Meneguhkan Islam Nusantara untuk peradaban Indonesia dan dunia”. Menurut Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, NU akan mengekspor pemikiran ulama NU ke tingkat dunia.

“Saatnya pemikiran NU go international. Kita akan mengekspor Islam Nusantara ini ke tingkat dunia, terutama dunia Islam yang saat ini tidak karuan,” katanya saat menghadiri Rapimnas Pencak Silat NU Pagar Nusa di Semarang, Jum’at (27/3).

KH Said Aqil Siroj: Saatnya NU Go International (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Said Aqil Siroj: Saatnya NU Go International (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Said Aqil Siroj: Saatnya NU "Go International"

Dalam hal keilmuan, ulama NU banyak belajar dari Timur Tengah. Beberapa karya besar ulama Timur Tengah juga dipelajari di pesantren-pesantren. Namun menurut, Kang Said, ulama Timur Tengah perlu belajar ke NU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Banyak ulama Timur Tengah yang keilmuannya mumpuni dan punya karya berjilid-jilid, namun tidak bisa berbuat apa-apa ketika negaranya sedang perang saudara dan menewaskan ribuan orang,” katanya.

Menurut alumni Ummul Qurra Makkah itu, para ulama Timur Tengah baru dalam tahap tafaqquh fid din atau mendalami ilmu-ilmu agama, belum bisa yundziru qoumahum atau melakukan pembinaan terhadap umat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Dalam hal membimbing umat, ulama timur tengah perlu belajar ke Indonesia, belajar ke NU,” katanya. (A. Khoirul Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mendikbud Hapus Tiga Tokoh Penyebar Islam Kalsel sebagai Cagar Budaya

Banjarmasin,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Muhadjir Effendy mencabut status 3 makam tokoh di Kalimantan Selatan sebagai cagar budaya. Ketiga makam tersebut adalah Datu Abulung di Martapura (Kabupaten Banjar), Datu Sanggul di Tapin, dan makam Datu Tumpang Talu di Kandangan.

Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan menyesalkan langkah Mendikbud. PWNU menilai mereka mereka adalah tokoh-tokoh terhormat, penyebar Islam, bahkan pejuang republik.

Mendikbud Hapus Tiga Tokoh Penyebar Islam Kalsel sebagai Cagar Budaya (Sumber Gambar : Nu Online)
Mendikbud Hapus Tiga Tokoh Penyebar Islam Kalsel sebagai Cagar Budaya (Sumber Gambar : Nu Online)

Mendikbud Hapus Tiga Tokoh Penyebar Islam Kalsel sebagai Cagar Budaya

Bagi PWNU, mereka adalah tokoh-tokoh berani yang menolak dan melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Jasa-jasa mereka sangat besar untuk republik ini. Karena itu dulu pantas jika makamnya masuk cagar budaya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Aneh sekali, setelah bertahun-tahun sudah masuk sebagai cagar budaya, kok baru sekarang malah dicabut?” ujar Sekretaris PWNU Kalimantan Selatan H. Nasrullah AR melalui siaran pers Ahad (6/8).

Jika alasan pencabutan status cagar budaya itu karena berubah desain dari bentuk asal, kata dia, itu sama sekali tidak relevan. Sebab penghargaan ketiga makam itu sebagai cagar budaya bukan karena desainnya, melainkan karena ketokohannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut dia, bukti ketokohan mereka, sampai hari ini ketiga datu itu terus meningkat. Terbukti kunjungan umat selalu ramai setiap harinya. Bagi masyarakat Banjar khususnya, dan Kalimantan pada umumnya, ketiga tokoh itu sangat dihormati.

“Bagi kami, langkah Mendikbud itu, seperti menyepelekan ketokohan ketiganya. Tokoh idola warga Banjar,” lanjutnya.

Ia berharap Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan, melalui Gubernur dan DPRD Kalimantan Selatan menolak sikap Mendikbud itu. Sebab, bagaimanapun, langkah Menteri itu cenderung menyepelekan khazanah budaya yang selama disanjung dan hormati. (Red: Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Islam, Habib, Kajian Sunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Cegah Berita Bohong Seperti Belajar "Musthalah Hadits"

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Komunitas Masyarakat Anti Hoax Solo Raya ikut mengkampanyekan gerakan anti berita bohong di kawasan ‘hari bebas kendaraan’, Jalan Slamet Riyadi, Solo, Ahad (8/1). Kampanye anti hoax digelar secara serentak di 6 kota, yakni Solo, Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, dan Wonosobo.

Turut hadir, dalam acara tersebut Wakil Rais Syuriah PWNU Jateng KH M Dian Nafi bersama Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan sejumlah tokoh.

Cegah Berita Bohong Seperti Belajar Musthalah Hadits (Sumber Gambar : Nu Online)
Cegah Berita Bohong Seperti Belajar Musthalah Hadits (Sumber Gambar : Nu Online)

Cegah Berita Bohong Seperti Belajar "Musthalah Hadits"

Menurut Kiai Dian berita hoax itu berbahaya, yakni bisa menimbulkan fitnah. “Kita perlu mencegah hoax untuk membangun kejujuran membuat berita dan menyampaikannya,” tutur dia.

Ditambahkan Pengasuh Pesantren Al-Muayyad Windan itu, untuk mencegah penyebaran berita bohong, bisa dengan cara seperti belajar ilmu musthalah hadits.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Cek periwayat, jalur riwayat, dan isi unggahan. Ada baiknya juga membandingkan dengan berita lainnya dari situs yang dapat dipercaya. Selain itu, cek referensi jika sempat. Sangat bagus untuk mencatat rekam jejak sumber dan yang penting, biasakan mengakses sumber di lingkungan NU,” papar dia.

Sementara itu, ditemui terpisah, Koordinator Ansor Media Regional Jawa Tengah Solahudin Aly menjelaskan, hoax itu hanyalah bahasa lain dari fitnah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Sama saja dengan berita atau kabar yang menyesatkan. Secara agama jelas itu sesuatu yang dilarang karena bersifat merusak. Tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya,” terang Solah, saat dihubungi PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Rabu (11/1).

Menurut Solah, saat ini butuh gerakan bersama dari berbagai pihak, untuk saling mengingatkan dalam memerangi hoax.

Sekretaris PW GP Ansor Jateng itu juga memberikan tips untuk mencegah penyebaran berita bohong. “Langkah awal, menahan diri untuk tidak menyebarkan berita atau tautan yang bernada hasut,” ujarnya.

Selain itu, biasakan melakukan klarifikasi terhadap isi berita sebelum membagikannya kepada orang lain. “Paling penting gunakan selalu akal sehat untuk menganalisis berita dan pastikan ada sumber yang terpercaya atau punya otoritas dalam topik yang dibicarakan,” pungkasnya. (Ajie Najmuddin/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU, AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengumuman Hadiah Asrul Sani

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Nama Asrul Sani pada medio 1940 hinga 1990 amat melekat di masyarakat. Kaum politisi mengenalnya sebagai politikus. Orang-orang seni menghormatinya sebagai seniman besar dan serba bisa. Para sineas tak ragu lagi bersaksi bahwa Asrul adalah salah seorang tonggak perfilman nasional.



Pengumuman Hadiah Asrul Sani (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengumuman Hadiah Asrul Sani (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengumuman Hadiah Asrul Sani

Aktivis pergerakan budaya memahami betul bahwa ia sorang pemikir yang memiliki visi dan cita-cita tinggi, serta budayawan yang istiqomah. Ulama pun juga dekat dengan laki-laki kelahiran 10 Juni 1927 itu, karena karya-karyanya menjunjung sifat-sifat dan nilai-nilai agama untuk perkembangan peradaban negeri.

Dalam Rangka 10 tahun PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kami ingin mengingat sosok Asrul Sani dengan sebuah penghargaan kepada orang-orang yang dinilai memiliki perhatian, pikiran, tindakan serta keistiqomahan yang sejalan dengan tokoh kita ini, berupa: Hadiah Asrul Sani (HAS).

Ada lima kategori dalam HAS:

Pertama, Kesetiaan Berkarya. Kategori ini akan diterima oleh seorang D. Zawawi Imron dari Madura, Jawa Timur.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, Sineas Berbakti. Kategori ini akan diterima oleh seorang sineas Slamet Rahardjo Djarot dari Jakarta.

Ketiga, Penulis Serba Bisa. Kategori ini akan diterima oleh seorang penulis bernama Ahmad Tohari dari Banyumas, Jawa Tengah.

Keempat, Tokoh Sejarah. Kategori ini akan diterima oleh qori dan biduwanita Rofiqoh Darto Wahab dari Bekasi, Jawa Barat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kelima, Pelestari Karya. Kategori ini akan diterima seorang pelindung dan pelestari kaset serta piringan hitam dari Kutai, Kalimanatn Timur, Isha Anshori Harmaj.

Mutiara Sani, istri almarhum Asrul Sani, menghargai upaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan PBNU. Ia mengatakan Hadiah Asrul Sani penting adanya sebagai upaya melawan lupa. “Indonesia itu banyak melupakan, lebih tepatnya, para pejabatnya, para petingginya, mungkin juga para sejarawannya banyak lupa hal-hal penting, peristiwa-peristiwa yang menandai kemajuan negeri. Hadiah Asrul Sani ini penting sebagai upaya melawan lupa,” ungkap Mutiara Sani yang ditemui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, di daerah Jakarta Selatan, baru-baru ini.

Mutiara Sani, atas nama enam anak dari Asrul Sani menyatakan terima kasih pada penyelenggara. “Sebagai penghargaan kami, pihak keluarga juga akan datang pada acara penyerahan Hadiah ASrul Sani,” ujarnya.

"Inilah ikhtiar kecil untuk mencintai seorang tokoh yang umurnya dihabiskan untuk berjuang demi NU dan tentu negeri ini," ujar Savic Ali, pimpinan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah.?

Hadia Asrul Sani diadakan pada hari Kamis, 28 Maret 2013 di PBNU, pukul 19.30-22.00, bersamaan dengan pidato kebudayaan, baca puisi,dan lain-lain.?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Nahdlatul Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Blangkon, Ciri Khas Jamaah KBIH Arafah Jepara

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengasuh pesantren Hasyim Asyari Bangsri Jepara KH Nuruddin Amin (Gus Nung) membawa sedikitnya 125 jamaah haji asal Jepara. Salah satu ciri khas dari Jamaah Haji Nusantara KBIH Arafah Bangsri Jepara untuk jamaah laki-laki yang berjumlah 58 orang ialah blangkon.

Gus Nung menyatakan bahwa jamaah haji tidak melulu menggunakan kopiah haji. Menurutnya, jamaah haji tetapi boleh mengenakan blangkon sebagai tutup kepala.

Blangkon, Ciri Khas Jamaah KBIH Arafah Jepara (Sumber Gambar : Nu Online)
Blangkon, Ciri Khas Jamaah KBIH Arafah Jepara (Sumber Gambar : Nu Online)

Blangkon, Ciri Khas Jamaah KBIH Arafah Jepara

“Wong kaji ora kudu nganggo kopiah putih tapi ugo oleh nganggo blangkon,” kata Gus Nung.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara 67 jamaah putri belum mengenakan ciri khusus.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sejak dipublikasikan di jejaring sosial fesbuk, penanda khusus ini banyak menuai apresiasi dari pelbagai kalangan netizen.

Dipilihnya blangkon sebagai identitas bukan tanpa alasan. Menurut Gus Nung, blangkon memiliki ciri yang sangat spesifik dan tiada duanya. Saat dihubungi via jejaring sosial suami Hj Hindun Anisah ini menjawab bahwa blangkon dari segi bentuknya sudah mirip dengan sorban hanya saja motifnya kain batik.

“Blangkon ini ciri khas Keraton Mataram Ngayogyokarto Hadiningrat. Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan Islam Jawa yang ada di tanah Nusantara,” tutur Ketua KBIH Arafah.

Sejak digulirkan ide menarik ini, puluhan jamaah memberi respon yang positif. Tujuannya selain memudahkan untuk mengidentifikasi teman di tanah haramain juga mereka nyaman memakainya setiap ada aktivitas maupun jamaah rutin di masjid.

Identitas blangkon masih terinspirasi dari Islam Nusantara yang dikonseptualisasikan Muktamar Ke-33 NU. Dengan memakai blangkon pihaknya ingin menunjukkan corak keislaman yang spesifik di salah satu bagian Indonesia yang diidentifikasi sebagai Islam Nusantara.

“Makanya kami sengaja mempraktikkan pengamalan Islam Nusantara dengan wujud memakai blangkon,” terangnya, Kamis (27/8) lalu.

Tutup kepala ini dikenakan ketika berangkat ke masjid serta kegiatan-kegiatan KBIH di tanah suci kecuali saat sedang ihram. Misalnya saat Arbain, ziarah ke Jabal Uhud, Ziarah ke Masjid Quba, Jannatul Baqi Al-Ghorqod, Ziarah Madinah serta aktivitas ibadah yang lain.

Tahun ini KBIH Arafah berangkat dari 24 Agustus hingga 4 Oktober 2015. KBIH ini menempati Kloter 12 SOC (sebelumnya kloter 13) dari Jepara. Maju satu kloter akibat akumulasi jamaah yang belum keluar visa hajinya. (Syaiful Mustaqim/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, AlaSantri, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 15 November 2017

Pendekar Pagar Nusa Siap Amankan Konfercab NU Subang

Subang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Subang, Jawa Barat akan menggelar Konferensi Cabang (Konfercab) di Pesantren Pagelaran III Cisalak, Subang, Jawa Barat. Rabu (21/8) besok

Pendekar Pagar Nusa Siap Amankan Konfercab NU Subang (Sumber Gambar : Nu Online)
Pendekar Pagar Nusa Siap Amankan Konfercab NU Subang (Sumber Gambar : Nu Online)

Pendekar Pagar Nusa Siap Amankan Konfercab NU Subang

Dari pantauan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, rombongan yang sudah tampak hadir di lokasi konfercab sejak selasa sore adalah para pesilat Pagarnusa Kabupaten Subang.

Menurut Totoh Bustanul Arifin, Ketua Pagarnusa Subang, ia bersama para pesilat pagarnusa sengaja hadir lebih awal karena ditugaskan sebagai salah satu tim pengamanan konfercab.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kita ditugaskan jadi keamanan, jadi sengaja hadir lebih awal," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pesilat yang dikerahkan, tambah Totoh adalah para pesilat dari Pesantren Al-Karimiyyah Pungangan, Patokbeusi. Salah satu pertimbangannya adalah karena mereka memiliki atribut Pagarnusa yang cukup lengkap.

"Yang diturunkan 20-an pesilat, mereka dari Al-Karimiyyah. Kita optimis acara Konfercab-nya akan aman. Kalau pun ada hal-hal yang tidak diinginkan, kita bersama tim keamanan siap menanganinya," ungkap Totoh

Selain Pagarnusa, tim keamanan yang diturunkan dalam Konfercab PCNU Subang ini adalah para anggota dari Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Kabupaten Subang.

Redaktur     : Abdullah Alawi 

Kontributor : Aiz Luthfi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Berita, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah