Kamis, 10 Agustus 2017

Muslimat NU Jember Advokasi Para Korban KDRT

Jember, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang kerap kali menjadi mimpi buruk dalam kehidupan kaum hawa, sungguh memprihatinkan. Korban meronta tapi tak berdaya. Mereka mau menjerit namun tak punya suara. Kenyataan itulah yang melatarbelakangi Pimpinan Cabang Muslimat NU Jember untuk menggelar Training of Trainer (ToT) Kekerasan Dalam Rumah Tangga di aula Kantor Muslimat NU, Selasa (20/9).

Dalam sambutannya, Ketua PC Muslimat NU Jember Nyai Emi Kusminarni menegaskan, pihaknya bertekad memberikan advokasi terhadap korban tindak kekerasan dalam rumah tangga. Menurutnya, KDRT masih marak terjadi, termasuk di pedesaan. Namun diakuinya kasus KDRT di pedesaan seringkali berlalu begitu saja karena pihak korban tidak mau melapor. “Oleh karenanya, Muslimat perlu ambil peran di situ. Berikan mereka pendampingan untuk memberikan rasa aman pada mereka dan yang lain,” ucapnya.

Muslimat NU Jember Advokasi Para Korban KDRT (Sumber Gambar : Nu Online)
Muslimat NU Jember Advokasi Para Korban KDRT (Sumber Gambar : Nu Online)

Muslimat NU Jember Advokasi Para Korban KDRT

Nyai Emi menambahkan, KDRT tidak bisa dianggap sepele, apa pun bentuknya. Sebab, KDRT tidak hanya terkait dengan penderitaan korban, tapi juga memberikan efek traumatik terhadap korban dan anggota keluarga yang lain, misalnya anak.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

KDRT yang melibatkan suami sebagai pelaku, katanya, bagaimanpun sulit untuk tidak diketahui anggota keluarga yang lain seperti anak. “Dan nyatanya, anak sering menjadi korban lanjutan akibat KDRT yang dilakukan suami. Orang tua cerai, anak yang jadi korban,” ujarnya di hadapan 100 peserta ToT tersebut.

Salah seorang narasumber, Hamdanah Usman mengungkapkan bahwa tujuan berumahtangga adalah untuk menciptakan keluarga yang sakinah mawadaah wa rahmah, dengan menegakkan 6 prinsip. Yaitu kebenaran, keadilan, musyawarah, kemerdekaan, kesetaraan dan mu’asyaroh bi makruf. “Lho kalau pas terjadi kekerasan terus, itu kan tidak sesuai dengan cita-cita awal berumah tangga,” tuturnya. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Quote, Kyai, Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karnaval Batik Lasem Ramaikan Haul Para Syekh

Rembang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Karnaval batik Lasem yang rencananya digelar Jum‘at mendatang (18/10) turut meramaikan haul para syekh Rembang Jawa Tengah. Batik tulis Lasem akan dipamerkan dalam pesta rakyat.

Batik tulis lasem adalah batik asli asal kota Rembang ? yang menjadi kebanggaan warga kota Lasem. Batik-batik ini akan dipamerkan dengan produk-produk yang dimodifikasi dari barang bekas.

Karnaval Batik Lasem Ramaikan Haul Para Syekh (Sumber Gambar : Nu Online)
Karnaval Batik Lasem Ramaikan Haul Para Syekh (Sumber Gambar : Nu Online)

Karnaval Batik Lasem Ramaikan Haul Para Syekh

Karnaval Batik Lasem sengaja digelar sebagai ajang perkenalan masyarakat tentang batik tulis asal Kecamatan Lasem.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Panitia Pandu mengatakan pihaknya bekerjasama dengan SMK Umar Fatah untuk membuat kostum modifikasi yang akan dipamerkan. Perpaduan produk barang bekas dan batik diolah menjadi aksesoris.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hingga kini, lanjut pandu, sudah ada sekitar 50 kostum batik yang sudah terkumpul dan siap dipamerkan pada 18 Oktober mendatang.

Menurut pandu, adanya ide untuk mengangkat batik tulis Lasem melalui acara haul tahunan yang biasa dikunjungi para peziarah dari berbagai daerah di pulau Jawa.

“Batik tulis Lasem yang sudah dimodifikasi dengan suatu bentuk dan barang tidak kalah menarik dengan busana atau pun produk lain merk luar negeri. Menurut pandu harga dari batik tulis Lasem sendiri cukup relatif terjangkau, apalagi masyarakat Lasem masih aktif dalam memproduksi batik tulis,” kata Pandu.

Kali ini, kata Pandu, hasil karya anak SMK akan dipamerkan. Mereka generasi penerus yang akan melanjutkan para perajin batik tulis Lasem pada tahun-tahun berikutnya. Batik tulis Lasem sangat pantas dipakai kalangan muda, dewasa, dan orang tua. Tak heran jika komunitas pecinta seni dan sejarah mempunyai inisiatif untuk memamerkan hasil karya masyarakat Lasem. (Ahmad Asmu’i/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan, Sejarah, Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mbah Muchit, Menjadi NU Sejak 1941

Depok, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Seandainya ada rekor Muri untuk anggota terlama NU, mungkin KH Muchit Muzadi atau akrab dipanggil Mbah Muchit menjadi pemenangnya karena ia telah menjadi anggota NU sejak tahun 1941. Bukan hanya anak-anak muda NU, para pengurus senior NU pun banyak yang belum lahir waktu itu.

Santri KH Hasyim Asy’ari ini menuturkan, ber-NU zaman dahulu berbeda dengan sekarang. Kala itu, Muchit muda yang masih nyantri di pesantren Tebuireng ini harus mengajukan diri menjadi anggota kepada pengurus Kring NU atau pengurus Ranting NU agar diterima menjadi anggota. 

Mbah Muchit, Menjadi NU Sejak 1941 (Sumber Gambar : Nu Online)
Mbah Muchit, Menjadi NU Sejak 1941 (Sumber Gambar : Nu Online)

Mbah Muchit, Menjadi NU Sejak 1941

Tak semuanya bisa langsung diterima karena pengajuan tersebut harus diproses ditingkat Pengurus Besar NU. Baru pada empat bulan kemudian dinyatakan diterima sebagai anggota NU Kring Tebuireng. Tahap selanjutnya adalah membayar biaya pendaftaran sebesar 25 sen. Saat itu harga gula per kilo 10 sen, sehingga jika dikonversi pada nilai sekarang, biaya pendaftaran sekitar 30 ribuan. Lalu, tiap bulan anggota harus membayar ianah syahriyah atau iuran bulanan sebesar 20 sen atau sekitar 20 ribu rupiah. Ia juga mendapat kartu anggota yang ditandatangani oleh KH Wahab Hasbullah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tak hanya itu, anggota memiliki kewajiban untuk ikut dapat pertemuan lailatul ijtima atau pertemuan bulanan, yang sering dipelesetkan dengan night club, karena artinya adalah adalah pertemuan malam.

“Jadi untuk menjadi anggota NU itu sulit dan setelah menjadi anggota lebih sulit lagi,” katanya dalam forum halal bihalal dan sesarehan NU di Pesantren Al Hikam Depok, Sabtu (30/8).  

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Muchit yang Desember mendatang berusia 90 tahun ini menjelaskan, keinginannya untuk menjadi NU adalah untuk mengabdi dan berbuat sesuatu untuk NU.

“Saya paling takut kalau dipecat dari NU,” katanya dengan nada suara yang masih sangat jelas. 

Pengurus Kring, katanya, selalu memiliki catatan kewajiban dan keadaan para anggotanya. Karena skupnya masih kecil, maka antara anggota dan pengurusnya semuanya saling kenal. 

Dalam perjalanan menuju Jakarta, pramugari sampai terheran-heran, “Ada urusan apa sampai kakek-kakek yang sudah sepuh masih menyempatkan diri pergi ke Jakarta.” Baginya, NU adalah segalanya, tubuhnya yang sudah renta tidak menghalangi untuk mengikuti kegiatan NU.

Apa yang disampaikan oleh Kakak dari mantan ketua umum PBNU KH Hasyim Muzadi ini bisa menjadi pelajaran, hal-hal baik NU zaman awal yang bisa digali kembali. (mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Syariah, Sholawat PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 09 Agustus 2017

Lautan Manusia Banjiri Haul Muallif Simtudurar

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tanpa undangan, puluhan ribu manusia berkumpul di Masjid Riyadh dan sekitar daerah Gurawan Pasar Kliwon Solo, Ahad (3/3). 

Lautan Manusia Banjiri Haul Muallif Simtudurar (Sumber Gambar : Nu Online)
Lautan Manusia Banjiri Haul Muallif Simtudurar (Sumber Gambar : Nu Online)

Lautan Manusia Banjiri Haul Muallif Simtudurar

Mereka datang dari berbagai daerah, bahkan berbagai negara. Tujuan mereka hadir untuk memperingati haul Habib Ali bin Muhammad bin Husain Al-Habsyi.

“Dan orang-orang saleh seperti Habib Ali Bin Muhammd Al Habysi adalah pelita. Meski ia telah tiada, namun cahayanya tetap menerangi ribuan manusia,” kata Habib Musthofa Mulahela, salah satu panitia Haul Habib Ali bin Muhammad Al Habsyi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ya, rasa cinta itulah yang menggerakkan langkah ribuan umat. Tiap tanggal 20 Rabiul Akhir, mereka datang berduyun-duyun meski tanpa undangan, tanpa pengumuman, dan tanpa pamrih apapun. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di Indonesia, Habib Ali Al-Habsyi yang berasal dari Hadramaut (Yaman) ini lebih dikenal masyarakat sebagai muallif kitab Maulid Simtuddurar. Kitab maulidnya banyak dibaca di berbagai penjuru Nusantara ini.

Tentang Habib Ali Al-Habsyi, ia adalah seorang ulama besar yang terkenal dengan akhlaq yang mulia dan kedermawanannya. Ia wafat pada tanggal 20 Rabi’ul Akhir 1333 H/1915 M. Jenazahnya dikebumikan di sebelah Barat Masjid Riyadh Hadramaut.

Salah satu puteranya, yakni Habib Alwi, hijrah ke Indonesia untuk berdakwah dan mendirikan Masjid Riyadh, yang terletak di pinggir Jl Kapten Mulyadi Pasar Kliwon Solo. Setelah wafat, perjuangan dakwahnya dilanjutkan oleh puteranya, Habib Anis, yang wafat pada tahun 2006 lalu. Habib Anis ini yang kemudian pertama kali mengadakan acara haul Habib Ali di Masjid Riyadh.

Di masjid ini pula, para anak keturunan Habib Ali, yakni Habib Anis dan Ayahnya, Habib Alwi memulai ajaran akhlaknya di Zawiyah, sebuah tempat di sisi utara masjid Ar Riyadh. Zawiyah sendiri dulu dikenal para sufi sebagai tempat menempa diri untuk menuju kesempurnaan akhlak seperti yang diajarkan Nabi Muhammad saw

Kini, meski Habib Ali telah tiada, namun kemuliaan akhlaknya seakan terus berpendaran di setiap hati para pengikutnya. Ribuan umat yang berbondong-bondong memperingati wafatnya setiap tahun, seakan membuktikan bahwa Habib Ali tetap hidup di tengah-tengah kehidupan mereka yang mendamba air kesejukannya.

 

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Ajie Najmuddin

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Pendidikan, AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 08 Agustus 2017

Lagi, NU Kota Malang Cetak Kader Dakwah

Malang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) mengadakan Workshop Training of Trainer (ToT) Aswaja. Acara ini akan dilaksanakan selama dua hari, Sabtu-Ahad (8-9/2), di Auditorium Pesantren Mahasiswa Al-Hikam Malang milik KH Hasyim Muzadi.

Hadir dalam forum ini tidak kurang dari 40 orang peserta yang terdiri dari para kiai, gus dan asatidz dari daerah Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu. Karena kegiatan ini difokuskan pada kajian Aswaja berbasis pada Al-Qur’an dan Hadits dan Kitab Kuning, maka semua yang hadir merupakan Kiai, Gus, Ustadz atau para santri Senior.

Lagi, NU Kota Malang Cetak Kader Dakwah (Sumber Gambar : Nu Online)
Lagi, NU Kota Malang Cetak Kader Dakwah (Sumber Gambar : Nu Online)

Lagi, NU Kota Malang Cetak Kader Dakwah

“Tiada lain harapan kami atas terselenggaranya kegiatan semacam ini adalah semoga menjadi sebuah usaha untuk mempertahankan dan membela ajaran Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia dan khususnya kota malang,” kata Gus Ishroqun Naja, Ketua PCNU Kota Malang dalam sambutannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam acara yang bertemakan “Revitalisasi nilai-nilai Aswaja ditengah Tantangan Islam Transnasional” ini hadir sejumlah tokoh Nahdlatul Ulama yang berkompeten dalam kajian Ahlussunnah Wal Jamaah. Seperti KH Muchit Muzadi (Jember), KH Marzuqi Mustamar (Malang), Muhammad Idrus Ramli (Jember) dan juga Wakil Walikota Malang Sutiadji, yang sebelumnya merupakan salah seorang Pengurus NU Kota Malang.

Kegiatan ini bertujuan untuk menciptakan kader-kader dakwah NU yang baru. Dimana hal tersebut dimaksudkan untuk membentengi masyarakat dari gerakan-gerakan transnasional. Oleh karenanya fokus kajiannya adalah mempelajari dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadits tentang prinsip-prinsip yang selama ini dipegang oleh Nahdlatul Ulama yang sering dipermasalahkan oleh gerakan lain. Seperti amaliah, i’tiqad dan konsep berbangsa dan bernegara yang selama ini dipegang oleh NU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami berharap agar 40 orang kiai, gus atau ustadz yang hadir dalam forum ini nantinya mau menjadi ujung tombak dakwah Nahdlatul Ulama setelah kembali ke tempatnya masing-masing. Termasuk kepada para mahasiswa PTUN untuk di kota malang,” kata Gus Ish.

“Karena kita tahu, bahwa sebagian besar dari mereka sebenarnya anak-anak kita. Abnaa’una. Tapi pemikirannya masih labil dan pengetahuannya masih kurang. Adalah tugas kita untuk melindungi mereka,” tambahnya.

Memang, selepas kegiatan ini para alumni yang rata-rata orang pesantren diharapkan mampu menjadi melaksanakan dakwah Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.

Setelah sesi pembukaan selesai, kemudian dilanjutkan diskusi panel bersama KH Marzuki Mustamar dan KH Muhammad Idrus Ramli selama 45 menit. Diskusi membahas masalah aqidah, amaliah dan pandangan Islam tentang tradisi masyarakat. Diadakan selama 2 (dua) hari, KH Marzuqi Mustamar dan Idrus Ramli menjadi nara sumber utama pada hari pertama.

Pada hari kedua, diskusi diisi oleh KH Abdullah Syamsul Arifin dari Jember bersama Kiai Badruddin, Dosen UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, dengan pembahasan Tashawuf. Kegiatan berakhir dengan menghasilkan tindak lanjut (follow UP) pembentukan? Aswaja Centre Kota Malang. (Ahmad Nur Kholis/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 07 Agustus 2017

Lima Pemberhentian Bersejarah

Di tengah perjalanan Rasulullah saw dari Makkah menuju Baitul Maqdis, tiba-tiba jibril mengintruksikan kepada buraq untuk berhenti di suatu tempat dan mempersilahkan Rasulullah saw turun untuk bersembahyang. Setelah itu Jibril menerangkan bahwa tempat ini nantinya akan menjadi tujuan hijrah-mu, inilah kota yang akan dikenal dengan sebuatan Madinah. Nabipun tidak terlalu banyak bertanya. Jibril selaku penunjuk jalan mengisyaratkan bahwa perjalanan akan segera dilanjutkan, dan rasulullah saw dipersilahkan untuk naik kembali ke tempat semual.

Beberapa saat kemudian, jibril kembali memberhentikan perjalanan. Dia menunjukkan bahwa tempat inilah yang disebut dengan kota madian. Kota bersejarah bagi nabi Musa a.s. Kembali Jibril menganjurkan Rasulullah saw untuk melakukan sembahyang di tempat tersebut. Setelah itu perjalanan kembali dilanjutkan.

Setelah sampai di sebuah gunung buraqpun kembali berhenti dan Jibri menerangkan bahwa gunung ini adalah satu-satunya gunung yang terpilih sebagai tempat dimana Allah berbicara langsung dengan nabi Musa as. Maka segeralah Nabi Muhammad saw mendirikan shalat di sana.

Pemberhentian keempat kalinya terjadi di Betlehem (baitullahmi) tempat kelahiran Nabi Isa as. Seperti ketiga tempat lainnya Rasulullah saw pun dianjurkan Jibril untuk bersembahyang di sana. Tidak diterangkan dengan lengkap berapa raka’at Rasulullah saw mendirikan shalat dalam keempat pemberhentian tersebut. Tetapi momentum ini menunjukkan kepada umatnya betapa pentingnya napaktilas dan berziarah ke tempet-tempat bersejarah. Karena sejarah mengandung satu pelajaran yang tidak bisa diajarkan oleh yang lain.

Lima Pemberhentian Bersejarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Lima Pemberhentian Bersejarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Lima Pemberhentian Bersejarah

Dan terakhir Rasulullah saw berhenti di Baitul Maqdis, di sana Rasulullah saw melaksanakan jama’ah bersama para nabi, para rasul dan juga para malaikat. Mengenai proses jama’ah ini akan diterangkan dalam tulisan lanjutan. (red. Ulil H)  

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Radio "Nuansa FM" Ansor Batang Diluncurkan

Batang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Gebrakan kembali dilakukan oleh Pengurus Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Setelah meluncurkan program Majlis Taklim Dzikir dan Sholawat Rijalul Ansor beberapa waktu yang lalu, PC GP Ansor Kab. Batang meresmikan siaran Radio Komunitas Nuansa FM pada Sabtu, 16 Juni 2012 bertempat di studio Nuansa FM yang menempati ruangan di lantai II Gedung PCNU Batang.

Radio Nuansa FM Ansor Batang Diluncurkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Radio Nuansa FM Ansor Batang Diluncurkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Radio "Nuansa FM" Ansor Batang Diluncurkan

Launching ditandai dengan pemotongan tumpeng yang dilakukan oleh Ketua PCNU Kab. Batang, H Ahmad Taufiq yang kemudian diserahkan kepada Ketua PC GP Ansor Batang, Ikhwanudin dan Manajer Radio Nuansa FM, Ulfan Arif. Filosofi di balik nama Nuansa FM mengandung arti “NU-Ansor untuk Bangsa”.

Ikhwanudin menjelaskan, kehadiran Radio Nuansa FM ini diharapkan dapat menjadi media dakwah alternatif bagi NU untuk menyebarluaskan paham Aswaja kepada masyarakat dengan jangkauan yang lebih luas.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurutnya, Nuansa FM yang mengudara di gelombang 107,8 MHz ini dapat ditangkap dengan jernih di 3 kecamatan sekitar studio Nuansa FM yaitu Kecamatan Batang, Kecamatan Warungasem, dan Kecamatan Kandeman.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Ulfan Arif memaparkan visi dan misi Nuansa FM adalah sebagai radio dakwah milik NU sehingga mempunyai tanggung jawab untuk membentengi dan menyebarluaskan paham Ahlussunnah wal Jama’ah ala Nahdlatul Ulama kepada masyarakat.

“Segmentasi pendengar Nuansa FM kami tujukan secara khusus untuk kalangan generasi muda karena merekalah yang rawan terpengaruh berbagai paham dan aliran yang belakangan ini marak,” tambahnya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di sela-sela acara launching tersebut.

Untuk menambah wawasan bagi para kru Nuansa FM, pada kegiatan launching tersebut juga digelar diskusi dengan mengundang seorang mantan penyiar radio yang juga Ketua PC Lembaga Dakwah NU Kabupaten Pekalongan, H Nasir. Menurutnya, agar Nuansa FM mendapat tempat di hati pendengarnya, ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam siarannya yaitu konsistensi, menarik, dan bermakna.

Perlu diketahui bahwa Nuansa FM adalah radio komunitas kedua milik NU di Kabupaten Batang. Sebelumnya, MWCNU Kec. Bawang telah meluncurkan terlebih dahulu radio komunitas yang bernama Smile FM.

 

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor : M Arif Rahman Hakim

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah