Jumat, 27 Mei 2016

Apa Motif Seseorang Menjadi Pelaku Teror?

Depok, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Psikolog sekaligus peneliti dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Bagus Takwin mengemukakan motif seseorang melakukan teror adalah kekuasaan, prestasi, atau afiliasi. 

"Yang paling menonjol dan banyak ditemui pada pelaku teror ataupun pemimpin teror adalah motif kekuasaan," kata Bagus di Depok, Jawa Barat, Rabu.

Apa Motif Seseorang Menjadi Pelaku Teror? (Sumber Gambar : Nu Online)
Apa Motif Seseorang Menjadi Pelaku Teror? (Sumber Gambar : Nu Online)

Apa Motif Seseorang Menjadi Pelaku Teror?

Bagus mengemukakan hal tersebut berdasarkan studi-studi psikologi terhadap para pelaku teror.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Berdasarkan studi-studi tersebut, lanjutnya, tidak banyak motif prestasi dan motif afiliasi yang merupakan keinginan mencapai sesuatu dan ikut bergabung karena kedekatan pertemanan atau keluarga.

Bagus pernah mewawancarai sejumlah mantan pelaku teror di Lamongan sebagai salah satu responden penelitiannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Bagus, dia tidak menemukan pelaku teror yang memiliki gangguan psikologis atau kejadian pada masa lalu. 

"Gangguan psikologis atau kejiwaan tidak banyak berpengaruh. Ternyata psikologis mereka baik baik saja, masa kecil mereka juga bahagia," kata Bagus.

Idamkan Mati Sahid

Dalam penelitiannya, Bagus pun menemukan bahwa para pelaku teror tersebut mengidam-idamkan mati sahid yang menjadi tujuannya. 

Kelompok teror tersebut, menurut Bagus, lebih mementingkan kehidupan akherat ketimbang hidup di dunia. 

"Mereka lebih menginginkan kehidupan setelah mati," ujar Bagus.

Namun, Bagus mengatakan, dirinya belum mengetahui alasan seseorang mengidamkan hal tersebut. "Perlu ada studi lebih lanjut," katanya.

Karakteristik

Pelaku teror juga bisa dikenali dari ciri-ciri cara berpikirnya. 

Bagus menguraikan, pelaku teror merasakan kekalutan dalam dirinya, seperti marah terhadap situasi saat ini, merasa dunia berjalan secara tidak baik, dan menganggap orang lain tak bisa melakukan apapun, merasa diabaikan, merasa tidak adil dan tak berdaya terhadap situasi.

"Pelaku teror tidak mau membicarakan masalah lagi, tapi ingin langsung melakukan tindakan nyata," ujar dia.

Dengan melakukan tindakan teror, lanjut Bagus, ada perasaan-perasaan yang didapat oleh pelaku setelah menjalaninya. 

"Mereka akan mendapatkan identitas sosial, dan penghargaan dari kelompoknya, juga sebagai petualangan bagi yang berusia  muda " kata psikolog tersebut.

Peneliti lain dari Fakultas Psikologi UI Solahudin mengatakan para teroris rata-rata berusia 20 tahunan. 

"Biasanya di bawah 30 (tahun), paling muda 16 paling tua 30," kata Solahudin.

Dalam menekan jumlah terorisme, Bagus berpendapat caranya bukan membalas dengan kekerasan.

Hal yang seharusnya dilakukan adalah mengubah persepsi pelaku teror terhadap dunia yang dianggapnya tidak baik.

"Membuat persepsi mereka bahwa dunia ini nyaman, tentram, bukan sebaliknya dilawan dengan kegeraman," kata Bagus. 

Ia beranggapan, pelaku teror bisa dijauhi dari kekerasan dengan pendekatan dialog dan uluran tangan.

Metode tersebut pun terbukti ampuh dalam membuat pelaku teror jaringan Jamaah Islamiyah dan Moro Islamic Liberation Front, Ali Fauzi, tersentuh dan meninggalkan dunia terorisme. 

Ali pergi ke Moro, Filipina, dan ditangkap kepolisian setempat hingga dipulangkan ke Indonesia.

"Saya tersentuh dengan polisi yang menjemput saya di bandara, bahkan mengantarkan saya ke rumah ibu saya," ujar Ali. 

Selain itu, Ali meninggalkan dunia terorisme juga karena bujukan dari kedua kakaknya, Ali Ghufron dan Ali Imron, yang mengajaknya berhenti menjadi pelaku teror. (antara/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ubudiyah, Kajian Sunnah, Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PCINU Korsel Resmi Lantik MWCINU Perdana di Jeonju

Jeonju, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. PCINU Korea Selatan (Korsel) telah resmi melantik Majelis Wakil Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (MWCINU) Jeonju sebagai majelis wakil cabang pertama di Korsel. Acara pelantikan berjalan lancar di masjid Abu Bakar Ash-Sidiq, Jeonju Korsel, Ahad (15/2).

PCINU Korsel Resmi Lantik MWCINU Perdana di Jeonju (Sumber Gambar : Nu Online)
PCINU Korsel Resmi Lantik MWCINU Perdana di Jeonju (Sumber Gambar : Nu Online)

PCINU Korsel Resmi Lantik MWCINU Perdana di Jeonju

“Dengan semangat dakwah Islam Rahmatan Lil Alamin sekaligus memperkenalkan dan membumikan Islam Ahlussunah Wal Jamaah ala NU diharapkan dengan berdirinya MWCINU ini semakin mempererat tali silaturrahim antar warga Indonesia di Korea dan warga NU pada khususnya,” ujar Ketua PCINU Korsel, Yusuf Muhammad usai melantik.

Menurutnya, dengan semakin maraknya gerakan-gerakan radikal, ekstrimisme, pemberontakan, gerakan transnasional, tawuran, dan pembunuhan, organisasi-organisasi NU yang ada diluar negeri diharapkan hadir dan ikut berperan dalam menyampaikan Islam yang ramah, sopan, penuh kedamaian, saling menghormati sesama, dan Islam yang moderat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu, ‘Awan PCINU Korsel, H Imam Sibawaih berharap, dengan terbntuknya MWCINU ini semoga bisa diikuti oleh daerah-daerah lain di Korea dalam mencetak kader-kader NU dalam memperjuangkan Islam aswaja ala NU.

“Juga agar dapat mempertahankan dan melestarikan tradisi amaliyah NU, sekaligus memperkenalkan wajah Islam yang cinta damai, sopan, ramah, saling menghormati kepada penduduk pribumi Korea dengan tetap berpijak pada sikap dakwah NU yang tawasuth, itidal, tasamuh, dan tawazun,” ujarnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakannya, bahwa di Korea cukup damai antar pemeluk agama. Selama ini, lanjutnya, belum pernah pihaknya menjumpai kekerasan-kekerasan antaragama atau yang mengatasnamakan agama.

Dia juga menuturkan, di sini pihak kepolisian juga sangat kooperatif kepada pemeluk Islam. "Bahkan di daerah saya, di Wanju, Jeollabuk-do kalau sampai ada perusahaan atau orang yang melarang pemeluk Islam beribadah supaya lapor kepada polisi,” terangnya.

Disamping itu, tambahnya lagi, juga sangat toleran ketika umat muslim mngadakan acara-acara tabligh akbar dan kegiatan-kegiatan Islam meskipun orang Korea kebanyakan atheis. "Saya pikir, kerukunan ini harus dijaga oleh umat Islam itu sendiri," tegas pria asal Brebes Jawa Tengah ini.

Sebelumnya, telah terpilih sebagai Ketua Tanfidziyah MWCINU Jeonju, Moch Fauzi dan Jhaes Maulana terpilih sebagai Rois Syuriah.?

Hadir dalam acara itu Mufti Korea Selatan DR Abdul Wahab Zahid Al Haq dari Syiria dan Ust Ahmad Untung Soesilo. Acara dimulai dengan Pembacaan Yasin dan Tahlil serta sambutan-sambutan.?

Dalam sambutannya, Abdul Wahab Zahid menyampaikan, semestinya sikap seorang muslim dapat menunjukan bahwa ajaran Islam adalah agama yang penuh dengan kedamaian, kasih sayang, dan akhlak yang baik.

“Umat Islam harus hidup rukun dan damai dengan bangsa-bangsa lain di dunia,” tegasnya.

Sementara itu, Ust Ahmad Untung Soesilo menyampaikan, aktifitas seorang muslim harus senantiasa ikhlas lillahi taala, baik dalam bekerja dan beramal. Dia juga menekankan kepada kader-kader NU di Korea agar melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik.

“Manfaatkan sarana dakwah seperti masjid untuk syiar NU,” tuturnya. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, News, RMI NU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 16 Mei 2016

Ketua DPRD Jatim Resmikan BMT NU Peterongan

Jombang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Satu lagi lembaga ekonomi Baitul Mal wat Tamwil (BMT) NU di tingkat Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) telah berdiri dan diresmikan. Peresmian BMT NU Peterongan, Sabtu (18/3/2017) secara simbolis dilakukan oleh Ketua DPRD Jawa timur, Halim Iskandar.

Ketua DPRD Jatim Resmikan BMT NU Peterongan (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketua DPRD Jatim Resmikan BMT NU Peterongan (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketua DPRD Jatim Resmikan BMT NU Peterongan

Sekretaris Pengurus Cabang Nadhaltul Ulama (PCNU) Jombang, Muslimin Abdillah mengatakan bahwa dibukanya BMT NU di MWCNU Peterongan merupakan bagian dari program PCNU untuk membantu masalah ekonomi jamaah. "PCNU akan terus mengembangkan BMT di setiap MWCNU, sehingga semuanya bisa berdiri," ujarnya.

Dikatakannya, hingga kini BMT sudah berdiri di 5 kecamatan dan satu dikelola oleh Pengurus Cabang. Ke depan, harapannya seluruh MWCNU di masing-masing kecamatan bisa berdiri BMT. "Omzet modal sudah mencapai Rp 2,3 miliar.? Dan sekarang yang sudah berdiri 5 MWC, yakni Kesamben, Bareng, Megaluh, Peterongan dan di PCNU sendiri sebagai pusatnya," imbuhnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Ketua DPRD Jawa Timur,? Halim Iskandar mengatakan, NU sudah seharusnya banyak mengembangkan lembaga ekonomi Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) dan klinik kesahatan untuk membantu jamaah. Menurutnya jamaah NU yang jumlahnya jutaan tidak lepas dengan masalah ekonomi dan kesehatan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Jamaah NU itu sangat besar, dan bisa dipastikan selalu berhubungan masalah ekonomi. Karenannya lembaga BMT ini menjadi penting ada dan dikembangkan NU disemua tingkatan," tuturnya saat menghadiri Peresmian Kantor MWCNU serta launching BMT NU Peterongan.

Tidak hanya mendorong adanya BMT, pria yang akrab disapa Gus Halim ini juga langsung mendaftar menjadi anggota BMT NU Peterongan dengan ikut menabung sebesar Rp10 juta. "Ini saya ikut menabung di BMT NU Peterongan ini, semoga bisa diikuti warga NU semua yang ada di Peterongan," ujarnya.

Masih Gus Halim, setelah lembaga ekonomi seperti BMT, NU juga harus berani mendirikan klinik kesehatan untuk membantu masyarakat. "Setelah Ekonomi, NU harus menyiapkan pelayanan kesehatan. Dua lembaga ini selalu berhubungan dengan jamaah kita NU di bawah," tambahnya mengingatkan.

Gus Halim berjanji akan membantu dalam pembangunan klinik kesehatan yang didirikan NU di setiap kepengurusan. "Siapkan lahan, saya akan membantu pendirian gedung klinik kesehatan. Syaratnya lahan harus atas nama NU," pungkasnya. (Muslim Abdurrahman/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Daerah, Amalan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 14 Mei 2016

Genap Setahun, Pelajar NU di Batang Jalankan 91 Kegiatan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pelajar NU di Batang mulai tingkat ranting, komisariat, anak cabang, hingga cabang berhasil mengadakan sebanyak 91 kegiatan selama setahun terakhir. Mengingat banyaknya kegiatan yang dilakukan, mereka sepakat untuk mengadakan kegiatan lebih banyak di tahun mendatang.

Kesepakatan ini diambil pada rapat kerja cabang II IPNU dan IPPNU Batang di gedung MI Salafiyah, Gringsing, Batang, Ahad (1/3). Peserta rapat terdiri atas pengurus cabang IPNU dan IPPNU Batang serta pengurus 15 anak cabang IPNU dan IPPNU di Batang.

Genap Setahun, Pelajar NU di Batang Jalankan 91 Kegiatan (Sumber Gambar : Nu Online)
Genap Setahun, Pelajar NU di Batang Jalankan 91 Kegiatan (Sumber Gambar : Nu Online)

Genap Setahun, Pelajar NU di Batang Jalankan 91 Kegiatan

Mereka mengevaluasi program kerja mereka setahun terakhir pada rapat kerja cabang kedua ini. Mereka juga mempersiapkan realisasi program pada semeter  tiga dan empat pada tahun depan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua IPNU Batang Achmad Yusuf mengatakan, kita menggunakan pertemuan ini untuk konsolidasi dengan pimpinan di tingkat anak cabang. “Kita sudah mengeluarkan sedikitnya 54 surat pengesahan. Ini bukti bahwa rekan dan rekanita di semua tingkatan sangat semangat dan antusias menggerakkan IPNU-IPPNU.”

Pada pertemuan ini, mereka juga menyempatkan pemotongan tumpeng atas peringatan Harlah Ke-61 IPNU dan Harlah Ke-60 IPPNU. Mereka lalu bertahlil lalu mendoakan arwah almarhum para pendiri NU dan pendiri IPNU-IPPNU.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami merasa senang karena acara ini dihadiri para pembina yang tergabung dalam majelis alumni IPNU-IPPNU. Ini bukti bahwa ada perhatian dari pembina kami,” kata Ketua panitia Rakercab II IPNU dan IPPNU Batang Miqdam Yusria Ahmad. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional, Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 05 Mei 2016

Lagi, Masjid-masjid di Jakarta Dukung Perppu Pembubaran Ormas Anti-Pancasila

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pengurus dan jamaah masjid-masjid di Jakarta susul-menyusul menyatakan dukungan atas Perppu terkait pembubaran ormas anti-Pancasila. Pernyataan dukungan ini datang dari pengurus dan jamaah Masjid Al-Hijrah Jalan Taruna Jaya 2, Kelurahan Serdang, Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (15/7) pagi.

Sebanyak 30 orang yang terdiri atas pengurus dan jamaah laki-laki dan perempuan menyatakan dukungan terhadap pemerintah untuk menertibkan kelompok-kelompok yang mencoba merongrong Pancasila.

Lagi, Masjid-masjid di Jakarta Dukung Perppu Pembubaran Ormas Anti-Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)
Lagi, Masjid-masjid di Jakarta Dukung Perppu Pembubaran Ormas Anti-Pancasila (Sumber Gambar : Nu Online)

Lagi, Masjid-masjid di Jakarta Dukung Perppu Pembubaran Ormas Anti-Pancasila

Tampak hadir dalam pernyataan dukungan ini Ketua Masjid Ustadz Suherman, pengurus forum Betawi Ustadz Kusnadi, dan Kiai Jamai, pengurus masjid dan majelis taklim se-Sumur Batu, Kecamatan Kemayoran.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mereka menyatakan dukungan untuk pemerintah dengan tujuan menentramkan NKRI agar tidak ada lagi ormas yang merongrong Konsensus Nasional (Pancasila dan UUD 1945). Menurut mereka, HTI harus dibubarkan karena bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.

Pernyataan dukungan ini juga dating dari pengurus dan jamaah Masjid Baitunnur Jalan Lebak Bulus 1 Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Sabtu (15/7) sore. Dukungan serupa juga datang dari pengurus dan jamaah Masjid Al-Qudwah Jalan Kayu Tinggi Kandang Sapi, Cakung Timur. Jakarta Timur, Sabtu (15/7) malam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Forum Silaturahmi Bangsa (FSB) bersama jamaah masjid-masjid di Jakarta akan melakukan upaya-upaya konkret untuk menjaga masjid dari kelompok radikal, kata Sekjen FSB H A Djunaidi Sahal.

“Kami mengajak masyarakat untuk menjaga tempat-tempat ibadah dari penyalahgunaan masjid sebagai tempat penyebaran paham radikal dan tempat menebar kebencian,” kata H A Djunaidi yang juga Wakil Sekretaris PWNU DKI Jakarta. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 27 April 2016

Peduli Aceh, Guyuran Hujan Iringi Aksi Galang Dana PMII Salatiga

Salatiga, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Salatiga menggelar aksi solidaritas galang dana untuk korban bencana gempa di Aceh. Mereka menggalang dana dari para pedagang di daerah pasar raya dan juga beberapa titik di persimpangan jalan raya, Senin (12/12) pagi.

Ketua Rayon PMII Sutawijaya Fuadi mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk solidaritas dan kepedulian kader PMII kepada saudara-saudara yang terkena bencana alam di Aceh.

Peduli Aceh, Guyuran Hujan Iringi Aksi Galang Dana PMII Salatiga (Sumber Gambar : Nu Online)
Peduli Aceh, Guyuran Hujan Iringi Aksi Galang Dana PMII Salatiga (Sumber Gambar : Nu Online)

Peduli Aceh, Guyuran Hujan Iringi Aksi Galang Dana PMII Salatiga

Aksi yang digelar mulai pukul 08.00 di sepanjang jalan ini mengajak para pedagang dan para pengendara untuk saling berkontribusi dalam meringankan beban warga yang berada di Aceh. Meskipun suasana hujan mengguyur Kota Salatiga, para aktivis PMII Salatiga tetap melanjutkan penggalangan dana sampai pukul 13.00.

Alhamdulillah pada aksi penggalangan dana di hari pertama ini dana yang kita kumpulkan mencapai Rp. 6.997.500,00 yang nantinya akan kita distribusikan lewat PB PMII,” kata Ketua Rayon MAD M Syukri Abadi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk tindak lanjut ke depannya pihak PMII Salatiga senantiasa siap dalam kegiatan sosial. Aksi ini diharapkan menggugah kepedulian seluruh elemen masyarakat terhadap masyarakat Indonesia yang membutuhkan uluran tangan. (Faizal Sutrisno/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Ubudiyah, Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 21 April 2016

Bersaudara untuk Kemajuan Bangsa

Yogyakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Syawalan menjadi momentum sangat tepat bagi umat Islam untuk menguatkan persaudaraan. Inilah yang dilakukan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama’ (PWNU) Daerah Istimewa Yogyakarta dengan menggelar Forum Silaturrahim Ulama dan Ormas Islam se-DIY pada Kamis, 30 Agustus 2012, di Hotel Ruba Graha Yogyakarta.?

Kegiatan ini menghadirkan para pembicara, diantaranya adalah ? H Untung Cahyono, M Hum (Muhammadiyah), Muhammad Jazir (Ketua Takmir Masjid Jogokariyan), Abdul Ghafar (Ketua LKPSM NU DIY), dan Sahiron Syamsuddin (Wakil Rais Syuriah PWNU DIY). Acara ini dipandu oleh moderator Abdul Mustaqim (Dosen UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta).

Bersaudara untuk Kemajuan Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Bersaudara untuk Kemajuan Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Bersaudara untuk Kemajuan Bangsa

Dalam kesempatan ini Sahiron Syamsuddin mengatakan bahwa memantapkan persaudaraan akan menjadi kekuatan untuk kemajuan bangsa. Semangat bersaudara ini, lanjut beliau, telah diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW ketika beliau membangun masyarakat Madinah.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Ketika membangun masyarakat Madinah, Nabi Muhammad mencetuskan Piagam Madinah. Dari Piagam Madinah ini kita mengetahui bahwa orang-orang Yahudi dan umat non-Muslim lainnya mendapatkan perlakuan damai dan adil dari Rasulullah, yang dalam bidang agama, Rasulullah tidak memaksa mereka untuk mengikuti agama Islam. Dalam bidang sosial politik, mereka dan umat Islam diharuskan untuk saling menghormati, membantu, menjaga loyalitas, dan bersama-sama membangun negara kota Madinah,” tegasnya.

“Piagam Madinah memberikan inspirasi kepada para ulama di Indonesia pada masa kemerdekaan RI untuk menerima Indonesia sebagai negara republik, bukan negara agama, dan menerima Pancasila sebagai dasar negara,” lanjutnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara itu, Abdul Ghafar menjelaskan bahwa saatnya persadaraan umat Islam dijadikan sebagai momentum melakukan reorientasi gerakan dengan meneguhkan semangat politik kebangsaan. Dengan politik kebangsaan inilah, lanjutnya, umat Islam akan memberikan kontribusi penting dalam kemajuan bangsa.

“Politik kebangsaan semestinya dilakukan sebagaimana dilakukan oleh founding fathers. Jika kita belajar kepada mereka, semua berpikir tentang politik kebangsaan. Kalau politik kekuasaan itu menggoda, tetapi umurnya pendek,” tegasnya.

Abdul Ghafar juga menjelaskan bahwa Muslim di Indonesia jumlahnya bisa kira-kira 212 juta. Sebagian besar mereka adalah kelompok yang menamakan dirinya dengan ahlussunnah dengan berbagai variannya. Varian tersebut tidak perlu kita sesali, karena perbedaan itu muncul dari satu kitab suci. Jumlah muslim yang besar ini, baginya, cukup untuk melakukan revitalisasi gerakan. Disinilah ormas Islam berperan penting melakukan reorinetasi gerakan umat.

“Agar menjadi efektif, organisasi mulai mengambil agenda keumatan. Umat muslim yang kira-kira 212 juta itu akan memberi kontribusi apa untuk persoalan umat. Umat yang heterogen, relatif sulit untuk mampu mewujudkan konsep rahmatan lil’alamin. Ini adalah tantangan kaum muslimin. Ormas Islam harus mampu mengatasi ini dan mampu menunjukkan kepada dunia wajah Islam yang sesungguhnya,” tegasnya.

Sementara itu Untung Cahyono menjelaskan bahwa ada tiga kunci menuju masyarakat madani di Indonesia, yakni ukhuwah islamiyah (ikatan keislaman), ukhuwah wathaniyah (ikatan kebangsaan), ukhuwah basyariyah (ikatan kemanusiaan) dalam bingkai NKRI. ?

Menurut Pak Untung, panggilan akrab Untung Cahyono, peran ormas sangat penting menuju masyarakat madani itu. “Ormas itu ibarat rem, sedangkan pemerintah itu sopirnya,” tegasnya disambut tawa para peserta.

Pak Untung melihat bahwa berbagai fenomena keberagamaan yang meresahkan masyarakat itu harus disikapi dengan bijak. Selain memberikan pemahaman pendidikan yang memadai, juga memberikan teladan berbangsa yang baik.?

“Hal-hal kecil yang menyangkut pemahaman diantaranya persoalan pakaian, jenggot, pecis, dan sebagainya, masih menimbulkan problem. Ini bisa diatasi dengan pendidikan yang memadai yang didukung oleh keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, dan pemerintah. Ormas akan memiliki peran maksimal jika pimpinan dan pendukungnya memiliki suri tauladan yang baik dalam segala aspek kehidupannya,” tegasnya.

“Tokoh ormas islam juga dituntut untuk menasihati para birokrat dan pengusaha supaya tidak melakukan penyelewengan dan berbagai langkah dan usaha yang korup, manipulatif dan sejenisnya,” lanjutnya.

Masjid, inspirasi peradaban

Sementara Ustadz Muhammad Jazir, Ketua Ta’mir Masjid Jogokaryan mengatakan bahwa dalam menguatkan persaudaraan ini, fungsi masjid sangat penting. Untuk itu, baginya, sudah seharusnya masjid dijadikan sebagai inspirasi dalam membangun peradaban.

“Rasulullah mendudukkan masjid sebagai tempat yang strategis dalam kehidupan kaum muslimin,” tegasnya. ? ?

Menurut Pak Jazir, tata kota dahulu pusatnya adalah masjid, di depannya alun-alun, sebelah kiri adalah kraton. Dan keempat adalah pasar sebagai tempat ekonomi. Tetapi pasar berjauhan dengan keraton, bahkan Pangeran Mangkubumi memagari negara dengan masjid. Ketika Belanda datang, masjid tidak boleh didirikan di dekat masjid, tetapi di pedalaman di dekat kuburan.?

?

Redaktur: Mukafi Niam

Kontributor: Anas

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lomba, Pesantren, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah