Kamis, 25 Februari 2016

Draf Metodologi Fiqih Siap Disahkan di Muktamar

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Komisi bahtsul masail diniyah maudl’uiyah, menyusun draf praktis perihal taqlid manhaji yang pernah ditetapkan para kiai di Munas NU di Lampung 1992. Komisi yang dipimpin Katib Syuriyah PBNU KH Afifuddin Muhajir ini membuat rumusan sederhana yang bersifat praktis untuk diterapkan pada forum bahtsul masail NU di tingkat manapun.

Draf Metodologi Fiqih Siap Disahkan di Muktamar (Sumber Gambar : Nu Online)
Draf Metodologi Fiqih Siap Disahkan di Muktamar (Sumber Gambar : Nu Online)

Draf Metodologi Fiqih Siap Disahkan di Muktamar

“Sebenarnya, praktik dari metode ini sudah dijalankan oleh para kiai kita misalnya ketika para kiai sesepuh NU memecahkan masalah gono-gini. Mereka jelas menggunakan fiqih secara metodologi, bukan secara qauli,” kata Ketua LBM PBNU KH Arwani Faisal yang memimpin rapat komisi ini di Jakarta sejak Rabu-Kamis (22-23/4).

Sementara Kiai Afif mengusulkan metode bayani, qiyasi, dan istishlahi sebagai cara penanganan atas persoalan fiqih. Berhubung tidak hadir pada rapat ini, Kiai Afif menitipkan usulannya itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam aspek ibadah, ketundukan pada nash ditekankan. Sementara pada aspek hudud, verifikasi atas praktik hukum (tahqiqul manath) sangat ditegaskan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kalau potong tangan itu wajib secara qath’i bagi bagi pencuri, tetapi tidak setiap pencuri dipotong tangan. Artinya, perlu ada semacam penyelidikan lebih lanjut apakah kasus pencurian yang terjadi sudah memenuhi syarat dan yang dimaksud oleh nash?

Sementara pencatatan nikah yang tidak ada nashnya menjadi sebuah keniscayaan. Kewajiban untuk mencatatkan pernikahan merupakan upaya-upaya dalam menjaga kejelasan status pernikahan.

“Dengan draf ini, ada kemajuan dalam tradisi bahtsul masail di NU karena ini akan menjadi semacam penguatan atas praktik fiqih selama ini di masyarakat kita,” kata Kiai Arwani.

Sementara Abdul Jalil menganggap perlunya rumusan sederhana untuk menjadi sistem yang operasional.

Komisi ini juga akan meminta para peserta Muktamar NU Agustus mendatang untuk menawarkan metodologi-metodologi lain yang bersifat praktis sebagai panduan berbahtsul masail di NU. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 24 Februari 2016

Punya Peran Penting, Santri Tak Perlu Malu Tampilkan Identitas

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pesantren dan santri selalu terlibat dalam setiap peristiwa penting di Indonesia. Salah satunya dalam perumusan dasar negara Pancasila. Peran santri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tidak bisa diabaikan. Dengan peranan sepenting itu santri tidak perlu malu menunjukkan identitas kesantriannya.

Demikian disampaikan Pengasuh Pesantren HM Al-Mahrusiyah Lirboyo KH Melvien Zainul Asyiqin (Gus Iing) dalam acara Halal Bihlalal dan Haul Masyayikh Lirboyo di Yayasan Umdaturasikhien, Cakung, Jakarta Timur, Ahad (9/8).

Punya Peran Penting, Santri Tak Perlu Malu Tampilkan Identitas (Sumber Gambar : Nu Online)
Punya Peran Penting, Santri Tak Perlu Malu Tampilkan Identitas (Sumber Gambar : Nu Online)

Punya Peran Penting, Santri Tak Perlu Malu Tampilkan Identitas

"Jangan malu menjadi santri. Yang menggagas dasar-dasar Indonesia salah satunya adalah (perwakilan) santri," kata Gus Iing di hadapan ratusan santri dan alumni Al-Mahrusiyah se-Jabodetabek yang hadir dalam acara itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepada ratusan santri dan alumni Al-Mahrusiyah, Gus Iing juga menekankan pentingnya melanjutkan peran yang telah diambil santri zaman dahulu. Peran penting itu, lanjut Gus Iing, harus dipertahankan dan dikembangkan santri masa sekarang.

Peran penting itu, lanjut Gus Iing, bisa ditanggung santri masa sekarang dengan syarat mengusai pengetahuan kemasyarakatan yang memadai. Santri, seperti terlihat pada sosok KH Hasyim Asyari dan santri sezamannya, tidak hanya paham masalah akhirat tapi juga dunia, yaitu urusan kebangsaan dan kenegaraan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Santri zaman dulu paham masalah dunia dan akhirat sekaligus," tegas Gus Iing.

Halal Bihalal dan Haul Masyayikh Lirboyo digelar oleh Ikatan Silaturahim Keluarga Al-Mahrusiyah (Istikmal) Jabodetabek. Selain ceramah agama, acara juga diisi istighotsah kubro yang melibatkan warga dari sejumlah majelis taklim di Jakarta. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Daerah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 15 Februari 2016

Ikut Munas, Nikmati Sega Jamblang

Cirebon, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebelum persidangan komisidi mulai, Munas Alim Ulama dan Konbes NU 2012 rame-rame peserta menikmati sarapan pagi dengan menu Sega (nasi) Jamblang. Mereka jalan beberapa kilometer dari arena munas.



Ikut Munas, Nikmati Sega Jamblang (Sumber Gambar : Nu Online)
Ikut Munas, Nikmati Sega Jamblang (Sumber Gambar : Nu Online)

Ikut Munas, Nikmati Sega Jamblang

“Wah, aku pengin nikmati nasi jamblang, rek,” ujar Anam, salah seorang peserta dari Jawa Timur  dengan logat jawa timuran yang kental. Anam beserta tujuh orang temannya pinjem mobil panitia untuk menikmati nasi jamblang Ahad pagi (16/9).

Mencari makanan khas wong Cirebon itu tidaklah susah, karena banyak di jajakan penjual di sepanjang raya Jamblang, asal muasal makanan itu. Dari arena Munas, diperempatan Palimanan ke kiri, hanya berjarak lebih kurang 3 kilometer ke arah Jawa Tengah.  

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam sejarah tercatat, sega Jamblang pada awalnya diperuntukan bagi para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun jalan raya Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon.

Sega Jamblang saat itu dibungkus dengan daun jati, mengingat bila dibungkus dengan daun pisang kurang tahan lama sedangkan jika dengan daun jati bisa tahan lama dan tetap terasa pulen. Hal ini karena daun jati memiliki pori-pori yang membantu nasi tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu yang lama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Walaupun menunya sangat beraneka ragam, namun harga makanan ini relatif sangat murah. Karena pada awalnya makanan tersebut diperuntukan bagi para pekerja buruh kasar di Pelabuhan dan kuli angkut di jalan Pekalipan

Menu yang tersedia biasanya antara lain sambal goreng, tahu sayur, paru-paru (pusu), semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar, telur masak sambal goreng, semur ikan, ikan asin, tahu dan tempe. 

Redaktur     : Hamzah Sahal

Kontributor : Wasdiun 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Lomba, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketum PBNU: Radikalisme Rusak Islam dan Indonesia

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, menegaskan pentingnya menjalankan prinsip toleransi di tengah perayaan Natal dan Tahun Baru 2013. Radikalisme dalam bentuk teror dinilai justru merusak nama Islam dan Indonesia di mata dunia internasional.

"Tidak ada gunanya melakukan teror, baik di Natal dan Tahun Baru sekarang ini atau di waktu lain. Radikalisme, apapun itu bentuknya, termasuk teror, hanya akan merusak nama Islam," tegas Kiai Said, Senin (24/12), malam waktu Singapura. Kiai Said berada di Singapura dalam rangka menjalani medical check up atas penyakit jantung yang dideritanya.

Ketum PBNU: Radikalisme Rusak Islam dan Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Ketum PBNU: Radikalisme Rusak Islam dan Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Ketum PBNU: Radikalisme Rusak Islam dan Indonesia

Radikalisme, terutama dalam bentuk aksi teror, juga dinilai dapat merusak citra Indonesia yang sudah sejak lama dikenal sebagai bangsa yang plural, namun tetap dapat hidup berdampingan dengan baik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Indonesia di mata internasional dikenal sebagai bangsa yang bisa menerapkan toleransi dengan baik. Aksi-aksi radikalisme, terorisme, atau yang sejenisnya, akan menjadikan nama Indonesia rusak," tambah Kiai Said.

?

Kiai bergelar Doktor lulusan Universitas Ummul Qura, Mekah, tersebut juga secara khusus menyampaikan ucapan selamat Natal untuk umat Kriatiani di Indonesia. "Semoga Natal tahun ini aman dan membawa berkah untuk perayaan Tahun Baru 2013," ujarnya.

?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk terciptanya perayaan Natal dan Tahun Baru 2013 yang aman, baik Polisi maupun TNI diminta untuk saling bersinergi menjalankan tugas dengan baik. Meski demikian masyarakat juga diminta ikut berpartisipasi menciptakan keamanan, melalui perilaku yang tidak memancing timbulnya kerawanan.

?

"Saya secara pribadi dan atas nama Nahdlatul Ulama mengapresiasi apa yang dilakukan GP Anshor dengan keikutsertaannya mengamankan Natal dan Tahun Baru. Terciptanya keamanan tugas kita bersama, termasuk masyarakat sipil yang tidak bergabung di Ormas juga harus bisa menciptakan rasa aman," pungkas Kiai Said. (*)

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Pemurnian Aqidah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 13 Februari 2016

Pengurus Komisariat-Ranting Ujung Tombak Pengkaderan IPNU-IPPNU

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo Evi Kumalasari menganggap bahwa kepengurusan komisariat dan ranting merupakan ujung tombak pengkaderan IPNU-IPNU.

Pengurus Komisariat-Ranting Ujung Tombak Pengkaderan IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Pengurus Komisariat-Ranting Ujung Tombak Pengkaderan IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Pengurus Komisariat-Ranting Ujung Tombak Pengkaderan IPNU-IPPNU

"Keberadaan pengurus di tingkat komisariat dan ranting sangat berperan dalam keberlangsungan pengurus tingkat cabang. Jika pengurus komisariat dan ranting berjalan dengan baik, maka pengurus cabang akan optimal," katanya, Ahad (26/2).

Menyikapi hal tersebut, IPPNU Kecamatan Wonoasih melakukan serap aspirasi dengan turba (turun ke bawah) ke sekolah-sekolah tingkat SMA dan SMP sebagai upaya pembentukan pengurus tingkat komisariat se-Kecamatan Wonoasih.

"Kepengurusan di tingkat komisariat dan ranting menjadi target utama program kerja PAC IPPNU Kecamatab Wonoasih," jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Evi, sejauh ini kepengurusan tingkatan komisariat belum sepenuhnya terbentuk. Namun pihaknya terus berupya untuk melengkapi semua kepengurusan ranting dan komisariat IPNU-IPPNU di Kecamatan Wonoasih.

"Ranting dan komisariat merupakan ujung tombak pengkaderan di tubuh IPNU dan IPNU. Bagaimana bisa mencari kader dan regenerasi kepengurusan jika komisariat dan rantingnya tidak ada," tegasnya.

Meskipun Surat Pengesahan (SP) kepengurusan masih dalam proses, tetapi pengurus PAC IPPNU Wonoasih telah melakukan beberapa gebrakan inovasi demi optimalnya roda organisasi. "SP itu bisa menyusul, yang terpenting kami bisa memulai yang terbaik dulu demi organisasi," pungkasnya. (Syamsul Akbar/Mukafi Niam)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal, Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 04 Februari 2016

IPPNU Probolinggo Aktifkan Kembali Kader Potensial

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Setelah terpilih sebagai Ketua Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kota Probolinggo periode 2015-2017 mendatang, Nur Baiti As Shiddiqy bertekad akan mengaktifkan kembali kader-kader potensial yang ada di cabang hingga ranting.

IPPNU Probolinggo Aktifkan Kembali Kader Potensial (Sumber Gambar : Nu Online)
IPPNU Probolinggo Aktifkan Kembali Kader Potensial (Sumber Gambar : Nu Online)

IPPNU Probolinggo Aktifkan Kembali Kader Potensial

“Tetapi yang paling penting adalah bagaimana menjaga organisasi IPPNU di Kota Probolinggo ini supaya bisa berjalan dengan baik sesuai dengan khittah NU,” kata mantan Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPPNU Kecamatan Kademangan ini, Kamis (5/11).

Menurut Nur Baiti As Shiddiqy, untuk sementara ini dirinya bersama segenap pengurus masih akan menyusun program kerja. Pihaknya menakankan dalam waktu dekat ada kegiatan dari cabang untuk komisariat dan anak cabang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Hal ini penting supaya keberadaan komisariat dan anak cabang bisa aktf kembali. Komuniksi antara cabang dengan komisariat bisa intensif kembali. Sebab komunikasi dan koordinasi sangat dibutuhkan demi sukseskan program kerja,” jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Demi mewujudkan program tersebut, Nur Baiti As Shiddiqy meminta doa dan dukungan semua pengurus mulai dari tingkat cabang, anak cabang, ranting hingga komisariat untuk bersama-sama membesarkan IPPNU dengan mensinergikan program kerja sehingga bisa berjalan searah sesuai dengan keinginan para pelajar yang ada di Kota Probolinggo.

“Tentunya semua program yang akan kami susun ini akan disesuaikan dengan karakteristik masing-masing pelajar yang ada di setiap lembaga pendidikan. Sebab antara lembaga yang satu dengan yang lain tentunya tidak akan sama. Pendekatan dan saling komunikasi akan terus kami lakukan,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Ulama, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 03 Februari 2016

KH Maruf: Soliditas Keumatan dan Kebangsaan Juga Tugas Ulama

Makassar, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Maruf Amin menghadiri Halaqah Dakwah Wasathiyah An-Nahdliyah yang diadakan oleh PWNU Sulawesi Selatan di Auditorium KH Muhyiddin Zain Universitas Islam Makassar, Sabtu (20/5).

KH Maruf Amin menyampaikan, "Kepengurusan Syuriyah saat ini memiliki tugas untuk selalu turun ke daerah karena pada dasarnya PBNU tidak bisa mengontrol dari pusat, tetapi harus turun langsung untuk bersilaturrahim bersama ulama seluruh Indonesia."

KH Maruf: Soliditas Keumatan dan Kebangsaan Juga Tugas Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)
KH Maruf: Soliditas Keumatan dan Kebangsaan Juga Tugas Ulama (Sumber Gambar : Nu Online)

KH Maruf: Soliditas Keumatan dan Kebangsaan Juga Tugas Ulama

Pemilik NU itu ulama. Pengurus hanya sopir atau yang menjalankan. Ulama jangan hanya mengurus pesantren, tetapi harus menjaga soliditas keumatan, kebangsaan, dan bernegara.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selain itu tanggung jawab keumatan, NU harus menjadi penggerak bukan digerakkan. Syuriyah harus menggerakkan dan Tanfidziah yang menjalankan.

Saat ini banyak kelompok yang mengaku Ahlusunnah wal Jamaah tetapi tidak mengakui Asyariyah dan Maturidiah, bahkan menyesatkan kedua ulama besar ini. Karena itu, kita harus menyebut “Ahlusunnah wal Jamaah An-Nahdliyah”. Sementara pihak yang menyesatkan mesti disebut “Ahlusunnah wal Jamaah Wahabiyah”.

Secara garis besar NU meliputi lima hal, yaitu aqidah gerakan, aqidah yang sesuai ajaran Ahlusunnah wal Jamaah An-Nahdliyah. Kedua, fiqrah yakni pola pikir, Ketiga, amaliah, yaitu istighotsah, qunut subuh, dan lain sebagainya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Keempat, haraqah yakni gerakan melindungi umat dari aqidah yang menyimpang seperti gerakan radikal, kelompok yang akan mengubah komitmen kebangsaan kita, yakni Pancasila dan NKRI. Kelima, jamiyyah yakni organisasi yang memiliki aturan-aturan, yaitu Qanun Asasi dan aturan lainnya. Dalam tradisi NU berbeda pendapat itu biasa, tetapi ketika sudah ada keputusan, maka semua pengurus harus mentaati.

Selain itu Nahdlatul Ulama harus menjadi kaidah penuntun dalam berbangsa dan bernegara. Nahdlatul Ulama harus menjadi pelayan umat untuk memudahkan. NU harus melakukan perbaikan secara terus-menerus dalam semua hal, yaitu aqidah, pendidikan, ekonomi, politik, dan lain sebagainya.

Di sesi arahan dan tausiahnya Rais Aam PBNU KH Maruf Amin meminta Wakil Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar untuk memberikan taushiyah.

Tampak hadir Rektor Universitas Islam Makassar Majdah Agus Arifin Numang, Kepala Kantor Kanwil Kemenag Sulsel Abd Wahid Thahir, para pengurus Syuriyah dan Tanfidziyah NU se-Sulawesi Selatan, serta Pimpinan Pesantren se-Sulawesi Selatan. (Andy Muhammad Idris/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Berita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah