![]() |
| Ikut Munas, Nikmati Sega Jamblang (Sumber Gambar : Nu Online) |
Ikut Munas, Nikmati Sega Jamblang
“Wah, aku pengin nikmati nasi jamblang, rek,” ujar Anam, salah seorang peserta dari Jawa Timur dengan logat jawa timuran yang kental. Anam beserta tujuh orang temannya pinjem mobil panitia untuk menikmati nasi jamblang Ahad pagi (16/9).Mencari makanan khas wong Cirebon itu tidaklah susah, karena banyak di jajakan penjual di sepanjang raya Jamblang, asal muasal makanan itu. Dari arena Munas, diperempatan Palimanan ke kiri, hanya berjarak lebih kurang 3 kilometer ke arah Jawa Tengah.
PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Dalam sejarah tercatat, sega Jamblang pada awalnya diperuntukan bagi para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun jalan raya Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon.Sega Jamblang saat itu dibungkus dengan daun jati, mengingat bila dibungkus dengan daun pisang kurang tahan lama sedangkan jika dengan daun jati bisa tahan lama dan tetap terasa pulen. Hal ini karena daun jati memiliki pori-pori yang membantu nasi tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu yang lama.
PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Walaupun menunya sangat beraneka ragam, namun harga makanan ini relatif sangat murah. Karena pada awalnya makanan tersebut diperuntukan bagi para pekerja buruh kasar di Pelabuhan dan kuli angkut di jalan PekalipanMenu yang tersedia biasanya antara lain sambal goreng, tahu sayur, paru-paru (pusu), semur hati atau daging, perkedel, sate kentang, telur dadar, telur masak sambal goreng, semur ikan, ikan asin, tahu dan tempe.
Redaktur : Hamzah Sahal
Kontributor : Wasdiun
Dari Nu Online: nu.or.id
PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Lomba, IMNU PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah
