Selasa, 19 Januari 2016

Hablu minal Alam, NU Pasirwangi Tanam 3000 Pohon

Garut, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 



Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama Kecamatan Pasirwangi, Garut memotori Gerakan Kemanusiaan Penyelamatan Hutan dan Lingkungan-Tatar Sunda (GERAKPAHALA-TS). Gerakan tersebut melibatkan masyarakat, Paskibra, dan Muspika Pasirwangi pada Ahad (21/5).

Mereka turun menjaga lingkungan dengan menanam 3.000 pohon di Pasirwangi agar Garut tidak dihantam banjir bandang lagi di kemudian hari. 

Hablu minal Alam, NU Pasirwangi Tanam 3000 Pohon (Sumber Gambar : Nu Online)
Hablu minal Alam, NU Pasirwangi Tanam 3000 Pohon (Sumber Gambar : Nu Online)

Hablu minal Alam, NU Pasirwangi Tanam 3000 Pohon

Ketua Pelaksana GERAKPAHALA-TS, Yunus menyampaikan, tujuan gerakan tersebut sebagai wujud pengimplementasian nilai-nilai hablu minal alam.

“Kita sebagai manusia membutuhkan terhadap alam untuk kelangsungan manusia di masa sekarang dan masa yang akan datang,” katanya. 

Menurut dia, Garut pada tahun lalu dilanda bencana banjir bandang yang menyebabkan ratusan nyawa melayang. Hal itu akibat kurang harmonisnya antara masyarakat dengan alam. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Banjir bandang tersebut menjadi pengingat untuk kita agar selalu merawat dan menjaga alam demi kemaslahatan bersama.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penanaman pohon, lanjutnya, sebagai edukasi bagi masyarakat agar mampu menjaga lahan-lahan yang digarap tetap memberi manfaat kepada anak cucu di masa yang akan datang. (Muhammad Salim/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pertandingan, Ulama, Tegal PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ideologi Transansional Sukses, Indonesia Berubah Total

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gerakan politik dalam bentuk ideologi transnasional (antar-negara) harus semakin diwaspadai. Gerakan tersebut mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan berupaya mengganti Pancasila sebagai dasar negara dan Undang-undang Dasar (UUD) 1945.

“Saya kira kalau gerakan mereka sukses, ya otomatis negara ini diubah, otomatis tidak negara kesatuan, tidak UUD 1945, mesti diubah karena memang sudah begitu programnya,” kata Ketua Pengurus Pusat Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBM NU) Ghozalie Said, di Jakarta, Kamis (21/6).

Menurutnya, jika ancaman ini menjadi kenyataan, maka Indonesia bisa bubar karena memang tujuan ideologi tersebut salah satunya adalah membentuk pemerintahan Islam (khilafah islamiyah). Konsep pemerintahan itu meniadakan keberadaan negara saat ini dan diganti pemerintahan tunggal yang membawahi seluruh umat Islam di dunia.

Ideologi Transansional Sukses, Indonesia Berubah Total (Sumber Gambar : Nu Online)
Ideologi Transansional Sukses, Indonesia Berubah Total (Sumber Gambar : Nu Online)

Ideologi Transansional Sukses, Indonesia Berubah Total

Penulis buku “Ideologi Kaum Fundamentalis Trans Pakistan Mesir” itu mendefinisikan ideologi transnasional sebagai gerakan Islam yang berada di Tanah Air tapi dikendalikan dari luar. Ia menyebut, misalnya, Ikhwanul Muslimin kedudukan al Mursyidul Aam-nya di Mesir dan Hizbut Tahrir yang pemimpinnya di Yordania atau Syiah dari Iran.

Pengasuh Pondok Pesantren An-Nur, Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur,? itu berharap kepada pemerintah mampu membuat kebijakan yang jelas terhadap gerakan-gerakan tersebut agar tidak mengancam keberadaan negera. Di negara-negara di Timur Tengah sendiri, gerakan-gerakan itu dilarang karena memang tujuannya untuk menghancurkan negara dan diganti dengan pemerintahan Islam sebagaimana ide yang dikembangkan Hizbut Tahrir. Indonesia tentunya bisa juga bubar jika ide pemerintahan Islam ini terlaksana.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saya kira, pemerintah itu mestinya jelas ada kebijakan, tidak dibiarkan begitu saja. Atau memang disengaja oleh pemerintah di samping ada gerakan Islam, ada gerakan kiri sebagai pengimbang,” imbuhnya.



PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dosen Institut Agama Islam Negeri Surabaya Surabaya itu menjelaskan, salah satu perkembangan kelompok tersebut adalah rencana konferensi tentang pemerintahan Islam sedunia yang akan diselenggarakan di Jakarta. Rencananya, konferensi itu mengundang para pengikut Hizbut Tahrir dari berbagai negara.

Berkaitan dengan aspek peribadatan dan syariat, Ghozalie menjelaskan, mereka hampir rata merupakan penganut paham Wahabi baru. Kelompok-kelompok ini tidak suka dengan tradisi yang dijalankan oleh NU, seperti tahlil.

Sementara itu, pandangan politik dari kelompok-kelompok ini adalah hadist nabi “man maata, walaisa biunukhihi baiah mata mitaatan jahiliyyah” yang artinya “Barangsiapa yang meninggal dan tidak pernah berbaiat khalifah, maka ia mati jahiliyyah”, dianggap mati kafir.

Kelompok Ikhwanul Muslimin sendiri juga menggunakan dalil yang senada, yaitu “waman la yahkum bima anzalallah, faulaaika humul kaafiruun”. Artinya, “Dan barangsiapa yang tidak berhukum dengan apa yang diturunkan oleh Allah, maka mereka termasuk golongan orang yang kafir”

“Ini kan berat secara teologis. Kita ini dianggap tidak Islam lagi karena tidak ikut paham mereka. Saya lihat khutbah-khutbahnya begitu, saya denger begitu,” paparnya.

Ghozali menjelaskan, gerakan Ikhwanul Muslimin doktrinnya berasal dari Sayyid Qutb yang ditulis dalam bukunya yang terkenal, yaitu Pelita Jalan yang menyatakan di antaranya, suatu negara yang tidak memberlakukan syariat Islam, berarti negera itu jahiliyah.

“Maka musuh utamanya adalah pemimpin negera itu. Sebelum memusuhi Israel, memusuhi negaranya sendiri saja. Kedua, negara yang tidak memberlakukan syariat Islam ya negera jahiliyah, karena negera jahiliyah, fikih menjadi tidak penting,” imbuhnya.

Menurutnya peran NU dan Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang turut menjadi founding father Indonesia menyebabkan mereka memiliki suasana batin yang berbeda dengan gerakan-gerakan Islam baru tersebut.

“Disitu bedanya, karena NU dan Muhammadiyah sebagai founding fathers yang ikut meletakkan Pancasila. Artinya ada suasana keterikatan secara kebatinan dalam kontinyuitas negera. Jadi history continuity. Kita punya beban moral untuk mempertahankan NKRI,” tandasnya.

Karena itulah antara Islam dan nasionalisme orang Indonesia bagi orang NU adalah adalah sesuatu yang tidak bisa dipisah. “Seperti orang Melayu pasti Islam, Islam adalah orang Melayu, sudah menyatu seperti itulah, otomatis merekalah yang membuat budaya, diantaranya budaya masjid, tradisinya, yang sudah terbentuk karena sudah lama,” tuturnya. (mkf)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul Ulama, Internasional, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 02 Januari 2016

Pemegang Riwayat Qiraah Al-Azhar Kunjungi Pesantren Annuqayah

Sumenep, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dr. Ali Abdul Majid Abdus Sami’ berkunjung ke Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur, Rabu (26/11).

Pemegang riwayat qiraah Al-Azhar As-Syarif, Kairo tersebut memberikan kenang-kenangan mushaf kepada Pengasuh Annuqayah KH Ahmad Basyir Abdullah Sajjad.

Pemegang Riwayat Qiraah Al-Azhar Kunjungi Pesantren Annuqayah (Sumber Gambar : Nu Online)
Pemegang Riwayat Qiraah Al-Azhar Kunjungi Pesantren Annuqayah (Sumber Gambar : Nu Online)

Pemegang Riwayat Qiraah Al-Azhar Kunjungi Pesantren Annuqayah

KH M Faizi selaku salah seorang kiai muda Annuqayah menjelaskan, itu merupakan kunjungan ketiga bagi Dr. Ali Abdul Majid ke Indonesia dan kunjungan yang pertama ke Madura.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakan, Dr. Ali juga mengunjungi beberapa pesantren dan masjid-masjid di Jawa Timur dan Lombok, serta beberapa daerah lainnya.

“Selepas bersilaturrahmi dengan dewan pengasuh Annuqayah di langgar KH Ahmad Basyir, Dr. Ali memberikan pesan-pesan kepada santri di masjid Jamik Annuqayah. Di antara pesan pentingnya adalah agar santri rajin belajar dan selalu dekat dengan Alquran,” tukas M Faizi yang tak lain merupakan penyair nasional. (Hairul Anam/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama, Humor Islam, Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 01 Januari 2016

Pasar Terbakar, PMII Cianjur Desak Kepolisian Usut Tuntas

Cianjur, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Pasar Induk Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terbakar pada Senin malam tanggal 27 Agustus lalu. Peristiwa mengenaskan tersebut terjadi sekitar pukul 01.30 WIB.

Pasar Terbakar, PMII Cianjur Desak Kepolisian Usut Tuntas (Sumber Gambar : Nu Online)
Pasar Terbakar, PMII Cianjur Desak Kepolisian Usut Tuntas (Sumber Gambar : Nu Online)

Pasar Terbakar, PMII Cianjur Desak Kepolisian Usut Tuntas

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Cianjur mendesak Kepolisian Kabupaten Cianjur untuk mengusut tuntas kejadian yang merugikan pedagang tersebut. Karena PMII menduga kejadian itu sengaja dilakukan.

Ketua Cabang PMII Cianjur Obay Mukhtasor menduga kejadian tersebut sengaja dilakukan karena pedagang akan direlokasi ke pasar Terminal Pasir Hayam, tapi faktanya pembangunan di kawasan tersebut belum tuntas, masih dalam proses pengerjaan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara, tambah Obay, kondisi masyarakat mendesak untuk melakukan aktivitas perekonomiannya. Kalau kondisi ini dibiarkan sama saja membunuh masyarakat secara massal.?

“Maka kami PMII cianjur menyatakan sikap dan tuntutan. Pertama, meminta pertanggungjawaban Bupati Cianjur atas kinarja dinas-dinas terkait yangg lamban dalam menangani berbagai persoalan,” katanya melalui pers rilis melalui surat elektronik pada Kamis (29/8).?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kedua, mencopot jabatan Kepala Dinas Damkar atas kinerja yang lamban dalam menangani insident kebakaran. Ketiga, usut tuntas pembakaran pasar Induk Cianjur yang merugikan miliaran rupiah.

Bupati Cianjur menanggapi dengan guyon

Menurut Obay, Bupati Cianjur malah menanggapi kejadian tersebut dengan guyonan yang tak pantas, “Pantas saja pasar terbakar juga, wong di depan pasarnya juga ada gambar Kapal Api,” kata Obay menirukan.?

Atas guyonan tersebut, PMII cianjur mengecam keras pernyataan bupati. “Bupati harus meminta maaf trhadap masyarakat atas guyonannya,” kata Obay.

Sebagai respon terhadap kejadian tersebut, puluhan aktivis PMII Cianjur berunjuk rasa dengan tuntutan di atas. Unjuk rasa dilakukan mulai Hypermart berjalan kaki ke Pemda Cianjur pada Kamis (29/8).

Penulis: Abdullah Alawi?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 28 Desember 2015

Shinta Nuriyah Berbagi Cerita dan Berbuka Puasa Bersama Yatim Piatu

Gresik, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid berbagi cerita dengan anak yatim piatu, fakir miskin serta para janda di Gresik, Jawa Timur. Kegiatan yang dikemas dengan pemberian santunan, buka bersama dan shalat magrib berjamaah tersebut diselenggarakan di Wisma Jenderal Ahmad Yani, Jumat (1/6).

Shinta Nuriyah Berbagi Cerita dan Berbuka Puasa Bersama Yatim Piatu (Sumber Gambar : Nu Online)
Shinta Nuriyah Berbagi Cerita dan Berbuka Puasa Bersama Yatim Piatu (Sumber Gambar : Nu Online)

Shinta Nuriyah Berbagi Cerita dan Berbuka Puasa Bersama Yatim Piatu

"Acara santunan kali ini sangatlah istimewa karena dihadiri langsung oleh Ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, ibu negara RI ke-4. Dan beliau nantinya akan mengisi taushiyah dan berbagi cerita kepada anak-anak yatim piatu yang hadir," kata Yunus, Ketua paniti saat menyampaikan laporan kegiatan yang dilaksanakan PT Varia Usaha.

Dalam santunan tersebut, Yunus mengatakan, ada 118 anak yatim piatu dari enam desa atau keluharan di sekitar PT Varia Usaha. Di antaranya adalah, Desa Sidorukun, Kelurahan Sidomoro, Desa Singosari, Kelurahan Gulomantung, Kelurahan Indro dan Kelurahan Kramat Inggil Kebomas Gresik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Yunus? juga mengatakan, pada kegiatan tersebut panitia mengundang 232 anak yatim piatu dari anak pengemudi dan karyawan PT Varia Usaha.

Sementara Shinta Nuriyah menceritakan, safari ramadhan ini sudah dijalaninya sejak 16 tahun silam, dimulai saat KH Abdurrahman Wahid menjadi orang nomer satu di Indonesia. Dirinya senang bisa bersama dengan anak-anak yatim piatu, para masakin di tempat itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sebenarnya bukan buka bersama tapi sahur bersama. Sahur? bersama tukang becak, tukang sayur, tukang ojek. Kalau sahur dengan mereka saya yang datang ke mereka. Termasuk ke bawah jembatan, bagi mereka yang tinggal di jembatan," cerita Shinta di hadapan anak-anak. (Rof Maulana /Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, Lomba, Kajian Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 25 Desember 2015

Mobil-mobil Tokoh NU (2)

Kami berdelapan menjadi anggota parlemen. Di antara kami, A.S. Bachmidlah yang telah memiliki mobil. Mobil "Peugeout" yang tahun pembikinannya sudah tua, dan sering mogok di jalanan.

"Hayo, mari, siapa mau ikut?" seru K.H. Muhammad Ilyas berdiri di sebelah mobil Bachmid pada suatu hari ketika kami keluar dari gedung parlemen di Jalan Dr. Wahidin.

Mobil-mobil Tokoh NU (2) (Sumber Gambar : Nu Online)
Mobil-mobil Tokoh NU (2) (Sumber Gambar : Nu Online)

Mobil-mobil Tokoh NU (2)

"Kami kuti numpang hingga ke Kwitang!" jawabku. Aku bersama Idham Chalid keluar gedung parlemen hendak pulang. Kami duduk di dalam mobil. Bachmid sudah siap hendak menghidupkan mesin.

"Nantilah dulu!" perintah K.H. Muhammad Ilyas kepada Bachmid. Sementara itu ia masih berdiri di luar pintu mobil.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Hayo lagi, siapa mau ikut?" teriak K.H. Muhammad Ilyas. Ia mengajak Hasan Basri dan Abdul Muiz yang baru keluar dari gedung parlemen.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sudahlah kita berangkat! Tunggu siapa lagi? Mobil begini kecil masih akan ditambah lagi penumpangnya!" teriakku kesal. Panas dalam mobil.

"Eee, biar tambah banyak yang naik mobil tambah baik. Kalau mobil ini mogok di jalanan biar banyak yang mendorong," jawab Kiai Ilyas seenaknya.

"Insya Allah tak akan mogok, percayalah!" Bachmid meyakinkan kami.

"Ya, siapa tahu! Mobil sudah nenek-nenek begini!" Idham Chalid menyela.

"Jangan kira! Dulu mobil ini baru," Bachmid membanggakan mobilnya.

"Tentu saja baru. Memangnya pabrik membuat mobil tua?" aku menyela.

Maka berangkatlah kami berempat dalam mobil Bachmid. Jika suara mesin agak lirih, Kiai Ilyas teriak: "Dorong!" Bachmid menancap pedal gas pelan-pelan, jalannya mesin kembali stabil. Alhamdulillah, sampai juga ke tempat tujuan tak kurang suatu apa. Kami lega, bebas dari ancaman mendorong mobil. Zaman itu, belum banyak orang-orang Republik memiliki mobil. Beberapa yang telah memiliki mobil, kebanyakan main dorong karena mobil sudah tua. (K.H. Saifuddin Zuhri dalam Guruku Orang-orang dari Pesantren)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 23 Desember 2015

Buya Leter: Duet Hasyim Muzadi-Said Aqil Pantas Dipertimbangkan

Padang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tiga nama kandidat Ketua Umum Tanfidziyah PBNU 2015-2020 mulai mencuat. Masing-masing Ketum Tanfidziyah PBNU 2010-2015 Prof Dr KH Said Aqil Siroj, Wakil Ketum Tanfidziyah PBNU 2010-2015 Dr KH Asad Said Ali dan pengasuh Pondok  Pesantren Tebuireng Jombang, Dr KH Salahuddin Wahid. Seiring dengan itu, muncul pula gagasan duet KH Hasyim Muzadi sebagai calon Rais Aam (syuriyah) dengan Said Aqil Siroj sebagai calon Ketua Umum (Tanfidziyah) untuk lima tahun ke depan.

Awan PBNU Buya Drs H Tuanku Bagindo Mohammad Leter menilai keduanya pantas dipertimbangkan oleh peserta Muktamar ke 33 di Jombang yang berlangsung 1 – 5 Agustus 2015 mendatang. Keduanya sudah berpengalaman dalam memimpin NU sehingga masing-masingnya sudah memiliki jejak rekam yang pantas diberikan apresiasi.

Buya Leter: Duet Hasyim Muzadi-Said Aqil Pantas Dipertimbangkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Buya Leter: Duet Hasyim Muzadi-Said Aqil Pantas Dipertimbangkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Buya Leter: Duet Hasyim Muzadi-Said Aqil Pantas Dipertimbangkan

Buya Drs. H. Tuanku Bagindo Mohammad Leter menjawab pertanyaan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di kediamannya, kawasan Ulakkarang, Padang, Sumatera Barat, Selasa (14/7) mengemukakan, Kiai Hasyim sudah berpengalaman sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU dua periode. Dengan pengalaman tersebut, tentu banyak capaian program NU yang sudah dilaksanakannya.

"Rais Aam ke depan sebaiknya orang yang pernah memimpin PBNU di tanfidziyah. Alasannya, sangat memahami organiasi NU dan memahami dengan baik dinamika paham Ahlussunnah Waljamaah di Nahdlatul Ulama. Memiliki pengalaman politik NU dan politik kebangsaan. Sehingga NU bisa menjaga netralitas dan toleransi dalam politik kebangsaan. Apalagi umat Islam Indonesia merupakan umat Islam yang sangat toleransi di dunia. Bandingkan dengan di Eropah, dimana umat Islamnya minoritas, selalu tertindas. Di Indonesia, justru umat minoritas dilindungi oleh NU," kata Buya Leter.

Sosok demikian, kata Buya Leter yang masuk dalam daftar 39 ulama yang diusulkan sebagai calon anggota Ahlul Halli wal Aqdi, ada pada Kiai Hasyim Muzadi. Ia memahami politik NU dalam kehidupan berbangsa dan di internasional.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Apalagi saat ini posisi Kiai Hasyim Muzadi sebagai salah seorang Dewan Pertimbangan Presiden, diharapkan bernilai positif bagi NU ke depan dalam menjalankan program-programnya," kata Buya Leter satu dari tujuh penerima penghargaan Bela Negara dari Pemerintahan RI yang diserahkan oleh Menhan Ryamizard Ryacudu, di Monas, Jakarta, 19 Desember 2014 lalu.

Menurut Buya Leter, selain memiliki pengalaman di Nahdlatul Ulama, Kiai Hasyim juga memiliki pengalaman di pentas politik. Sehingga diharapkan dengan pengalaman tersebut posisi NU dengan kekuatan politik di negeri ini tetap terjaga dengan baik.

Sementara itu, sosok yang memimpin Tanfidziyah haruslah seorang tokoh, memiliki jajaran tim di Nahdlatul Ulama, pernah memimpin NU, atau berangkat dari  badan otonomi NU. Sehingga ia mengerti dan paham dengan NU itu. Sosok ini mampu menyelesaikan masalah, bukan membuat masalah.

 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sosok seperti itu, kata Buya Leter, masih bisa diberikan kepada Kiai Said Aqil yang memimpin NU selama lima tahun ini. Apa yang sudah dilakukan selama lima tahun ini pantas diberikan apresiasi. Tanpa mengenyampingkan program-program lain, namun program strategis pendirian Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) di sejumlah wilayah dan di Jakarta sendiri pantas diberikan apresiasi.

Dikatakannya, perguruan tinggi memiliki peran yang amat penting dalam perjalanan NU ke depan. Perguruan tinggi wadah menyiapkan tenaga-tenaga profesional dan handal masa depan yang  lulusannya paham dengan NU.

"Untuk itu, tidak ada salahnya jika para muktamirin di Jombang  kembali mempercayai Kiai Said Aqil Siradj sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU lima tahun ke depan. Karena program UNU tersebut masih terbengkalai, perlu dilanjutkan oleh Kiai Said Aqil Siradj. Di Sumatera Barat sendiri, program UNU ini masih dalam proses. Kita berharap ini bisa terealisir secepatnya. Sebab, tanpa perguruan tinggi, sulit NU berkembang dengan cepat," tambah Buya 

Meski kedua tokoh ini dimunculkan, Buya Leter tetap berkeyakinan siapa pun yang terpilih nantinya, itulah pilihan terbaik bagi NU lima tahun ke depan. Apalagi jika pemilihan Rais Aam disepakati dengan  penerapan Ahlul Halli wal Aqdi. (Armaidi Tanjung/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Tokoh, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah