Jumat, 30 Mei 2014

Simbol Harmonis NU-Muhammadiyah dalam Pernikahan

Lamongan,? PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam masyarakat arus bawah, hubungan NU dan Muhammadiyah bisa dikatakan tak seharmonis para elit masing-masing ormas Islam tersebut, terlebih jika dikaitkan dengan urusan ubudiyah. Namun, hal yang unik terjadi di Desa Candisari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan beberapa waktu lalu. Yakni, saat dilangsungkannya akad nikah antara Muhammad Zainudin Alanshori dan Indah Qurniawati pada hari Jum’at (15/4) pekan lalu.

Momen indah tersebut terjadi lantaran rombongan pengantin, mulai dari kedua mempelai, saksi, naib, wali dan tamu yang hadir merupakan warga NU baik struktural maupun kultural, selain itu juga dihadiri oleh takmir masjid Muhammadiyah sekaligus warganya. Namun uniknya, pelaksanaan akad nikah dilaksanakan di Masjid Muhammadiyah yang? sebelumnya? tidak pernah sama sekali? menyelenggarakan akad nikah ala NU.?

Simbol Harmonis NU-Muhammadiyah dalam Pernikahan (Sumber Gambar : Nu Online)
Simbol Harmonis NU-Muhammadiyah dalam Pernikahan (Sumber Gambar : Nu Online)

Simbol Harmonis NU-Muhammadiyah dalam Pernikahan

Pada pernikahan tersebut, dipimpin langsung Prof Dr KH Ali Maschan Moesa, mantan ketua PWNU Jatim dua periode dan disaksikan oleh rombongan dari pengurus MUI Jatim, Pengurus Lakpesdam NU Jatim, pengurus PW IPNU Jatim dan para dosen Universitas Islam Lamongan.

Hasan Arifianto selaku ketua pelaksanaan akad nikah mengakatan, bahwa prosesi akad nikah menjadi signal positif bagi kehidupan kedua ormas ke depan, yang selama ini dikenal sulit menyatu dalam satu rangkaian ibadah. Ia juga menambahkan bahwa dari belasan karangan bunga juga terdapat simbol keharmonisan tokoh muda NU dan Muhammadiyah. Salah satunya adalah ucapan selamat dari Imam Fadlli sebagai Waketum PP IPNU, dan Muhammad Najih sebagai Ketum DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jatim.

Masjid Nurul Iman, yang menjadi saksi bisu pernikahan Zen dan Indah menjadi simbol harmonis NU dan Muhammadiyah di masyarakat desa yang notabene terbagi dua kutub yang cukup imbang dalam menjalankan amaliyah keislaman. Sebuah kejadian langkah dan unik, namun sangat positif bagi masyarakat. (Eka Wahyudi/Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 29 Mei 2014

Waktu Yang Baik Untuk Ziarah

"Tahu waktu" sangat penting. Kalimat sederhana ini kerap disepelekan. Kendati demikian, kalimat ini masih cukup bertuah. Jangan coba-coba datang terlambat di stasiun kereta api atau bandara, kita akan kehilangan banyak hal. Jangan juga datang ke kantor kelurahan pada jam istirahat, kita akan duduk melongo satu jam lebih hingga loket layanan kembali dibuka.

Namun begitu kita tidak perlu khawatir. Tidak semua hal di dunia ini berlaku berdasarkan jadwal misalnya istighfar, zikir, sholawatan, sedekah, atau ziarah kubur. Tetapi jangan juga zikiran semaunya di masjid. Karena belakangan pintu masjid terbuka pada jam-jam sembahyang lima waktu saja. selebihnya, pintu masjid tertutup rapat.

Waktu Yang Baik Untuk Ziarah (Sumber Gambar : Nu Online)
Waktu Yang Baik Untuk Ziarah (Sumber Gambar : Nu Online)

Waktu Yang Baik Untuk Ziarah

Paling ringan ziarah kubur. Pertama tidak ada pintunya. Kedua karena tidak berpintu, maka ziarah kubur bisa kapan saja dilakukan secara swalayan. Dalam ziarah itulah kita bisa mendoakan ahli kubur agar kesejahteraan, keselamatan, ampunan, dan rahmat Allah selalu melimpah kepada penghuninya.

Apakah penghuni kubur tidak tahu kediamannya dikunjungi orang? Wallahu a‘lam. Jelasnya, ada waktu-waktu khusus untuk ziarah kubur agar lebih dekat dengan penghuninya. Demikian disebutkan Sulaiman bin Umar bin Muhammad Al-Bujairimi dalam At-Tajrid li Naf‘il ‘Abid ala Syarhil Manhaj.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Informasi, roh mayit itu memiliki tambatan pada kuburnya. Ia takkan pernah berpisah selamanya. Tetapi, roh itu lebih erat bertambat pada kubur sejak turun waktu Ashar di hari Kamis hingga fajar menyingsing di hari Sabtu. Karenanya, banyak orang melazimkan ziarah kubur pada hari Jum‘at dan waktu Ashar di hari Kamis. Sedangkan ziarah Nabi Muhammad SAW kepada para syuhada di perang Uhud pada hari Sabtu lebih karena sempitnya hari Jum‘at oleh pelbagai amaliyah fadhilah Jum‘at sementara mereka jauh dari kota Madinah. Demikian keterangan Qaliyubi, Barmawi, dan Ali Syibromalisi atas M Romli.”

Waktu ini para orang tua baiknya memakai kesempatan ini untuk mengenalkan anak-anak berziarah ke makam kakek atau nenek mereka yang sudah wafat. Sementara di hari Ahad anak-anak bisa menggunakannya untuk berlibur atau bertandang ke rumah saudara, kakek atau nenek yang masih hidup. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional, Doa, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 28 Mei 2014

Ciptakan Generasi Aswaja Dunia Maya Lewat Pelatihan Blog

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabithah Ma’ahid Islamiyah bersama Lembaga Ta’lif wan Nasyr dan Lembaga Bahtsul Masail PCNU Jepara menggelar Pelatihan dan Lomba Blog dengan peserta dari perwakilan santri, siswa dan Koramil se-kabupaten Jepara.

Kegiatan yang diadakan di Gedung NU, Jalan Pemuda 51 Jepara, Sabtu (26/03) pagi itu diikuti sekitar 50 peserta. Salah satu peserta, Ahmad Alan menyampaikan, dirinya mengikuti pelatihan baru kali pertama. Santri Pesantren Amtsilati Bangsri Jepara ini berharap ia dapat mengembangkan hasil pelatihan tersebut dengan lebih baik.

Ciptakan Generasi Aswaja Dunia Maya Lewat Pelatihan Blog (Sumber Gambar : Nu Online)
Ciptakan Generasi Aswaja Dunia Maya Lewat Pelatihan Blog (Sumber Gambar : Nu Online)

Ciptakan Generasi Aswaja Dunia Maya Lewat Pelatihan Blog

Hal lain diungkapkan Atik Arifatul Ulya, siswi MA Hasyim Asyari Bangsri Jepara. Gadis yang juga mondok di Pesantren Hasyim Asyari ini ingin menulis banyak tentang tokoh-tokoh NU, misalnya KH Abdurrahman Wahid, KH Kholil Bangkalan, dan lainnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Saya menerima banyak pengalaman dari mengikuti pelatihan ini,” kata Arifa yang pada kesempatan itu membuat blog dengan alamat biografikyaiku1.blogspot.co.id.

Kegiatan yang berlangsung sehari ini juga mendapat respon dari Koramil untuk bergabung di dalamnya. Suyono dari Babinsa Koramil Batealit ini menyebutkan bahwa mendalami teknologi informasi mempunyai manfaat serta madaratnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Unsur manfaatnya mendapat banyak pengetahuan juga bisa dijadikan untuk mencari sumber perekonomian. Tetapi jika IT digunakan untuk hal negatif akan merugikan segalanya.

Sementara itu, H. Ulul Abshor, Sekretaris PCNU Jepara di sela-sela kegiatan menyatakan, pelatihan ini menurutnya merupakan wahana untuk menciptakan generasi Aswaja di dunia maya.

“Dengan pelatihan ini menunjukkan NU Jepara tidak diam. Tetapi kami berusaha untuk menyuarakan Jepara ke kancah nasional bahkan internasional,” jelas Ulul.

Ia meyakini pemuda yang fokus di dunia maya akan menghasilkan banyak hal di dunia maya. Apalagi jika semua peserta yang ada jika konsisten 1-3 bulan kedepan NU Jepara semakin berkibar di dunia maya. (Syaiful Mustaqim/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 16 Mei 2014

Tradisi Bersih Sendang Sinongko Disertai Potong Kambing

Klaten, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Warga Desa Pokak, Kecamatan Ceper, Klaten menggelar tradisi bersih Sendang Sinongko, Jumat (23/8) kemarin. Dalam acara tersebut warga menyembelih puluhan ekor kambing.

Tujuan tradisi bersih sendang dimaksudkan sebagai wujud syukur masyarakat kepada Allah Swt atas karunia berupa mata air sendang yang melimpah, sehingga masyarakat sekitar bisa panen hasil bumi yang melimpah. 

Tradisi Bersih Sendang Sinongko Disertai Potong Kambing (Sumber Gambar : Nu Online)
Tradisi Bersih Sendang Sinongko Disertai Potong Kambing (Sumber Gambar : Nu Online)

Tradisi Bersih Sendang Sinongko Disertai Potong Kambing

“Perayaan ini merupakan tradisi yang sudah turun temurun,” kata Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Klaten, Sugeng Haryanto.

Selain menyembelih kambing, pada acara yang rutin digelar tiap tahunnya, pada bulan Agustus saat hari Jumat Wage ini, masyarakat juga akan membawa tenong berisi nasi tumpeng, ingkung ayam, lauk pauk dan jajanan pasar yang akan dibawa ke lokasi tradisi pada siang harinya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pada acara bersih sendang kemarin, penyembelihan kambing dilakukan warga pada Jumat pagi sekitar jam 06.00 WIB. Sejak pagi, sekitar pukul 06.00 WIB, warga setempat sudah menyembelih puluhan kambing di pinggir sendang.

Satu persatu kambing yang merupakan sumbangan warga langsung disembelih para sesepuh desa. Salah satu sesepuh desa, Warsono mengungkapkan dirinya sudah menyembelih sebanyak 9 kambing. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Untuk jumlah kambing belum bisa dipastikan, karena merupakan sumbangan warga. Untuk tahun lalu ada sebanyak 40 ekor dan yang paling banyak dulu pernah 70 ekor,” ujar Warsono.

Usai disembelih, puluhan kambing dipotong-potong di pinggir sendang. Daging kambing kemudian dimasak gulai dan akan digunakan sebagai santapan saat bersih sendang usai Salat Jumat.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor: Ajie Najmuddin

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Kyai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 15 Mei 2014

Muallaf Tidak Mau Sunat

Alkisah ada seorang muallaf yang penuh dengan antusias mendalami agama Islam. Setelah menjalankan syarat masuk Islam yaitu sunat (khitan), dia menemui salah seorang kiai untuk belajar berbagai macam rukun Islam.

Dengan penuh penasaran Muallaf tersebut bertanya kepada kiai, “Pak Kiai, katanya shalat itu lima waktu. Tapi kenapa kok banyak yang shalat lebih dari lima kali dalam sehari?”

Muallaf Tidak Mau Sunat (Sumber Gambar : Nu Online)
Muallaf Tidak Mau Sunat (Sumber Gambar : Nu Online)

Muallaf Tidak Mau Sunat

“Shalat yang hukumnya wajib itu lima kali, yaitu Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib dan Isya’, sedang shalat yang lain hukumnya sunah...” jelas kiai dengan penuh kesabaran.

Si Muallaf kaget dan wajahnya mendadak pucat mendengar penjelasan pak kiai. ”Apa, sunah...?!" “Kalau begitu saya nggak mau shalat yang lain,” tukas Muallaf.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Lho, kenapa?” tanya kiai. “Shalat sunah itu pahalanya sangat besar,” jelas kiai.

“Kapok...pokoknya saya nggak mau dihukum sunah lagi!” jawabnya polos.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kiai pun tertawa, dan dalam hatinya berkata, “Rupanya Muallaf itu mengira sama antara sunah dan sunat.” (Ahmad Rosyidi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 09 Mei 2014

LPBI NU Susun Program Penanganan Bencana Berbasis Masyarakat

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) merupakan lembaga penanggulangan bencana yang sebelumnya adalah ad hoc penanggulangan bencana di bawah naungan Pengurus Besar NU (Community Based Disaster Risk Management Nahdlatul Ulama yang disingkat CBDRM NU).



LPBI NU Susun Program Penanganan Bencana Berbasis Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)
LPBI NU Susun Program Penanganan Bencana Berbasis Masyarakat (Sumber Gambar : Nu Online)

LPBI NU Susun Program Penanganan Bencana Berbasis Masyarakat

Lembaga yang disahkan pasca Muktamar NU ke 32 di Makasar berdasarkan SK PBNU 12/A.11.04/6/2010 ini akan melaksanakan seminar dan rapat kerja (Raker) pada tanggal 30-31 Juli bertempat di Jakarta.

Rangkaian kegiatan yang akan dilakukan adalah pemberian penghargaan kepada para stakeholders yang selama ini menjadi mitra dan punya peranan besar dalam penanggulangan bencana dan perubahan iklim di Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sepuluh lembaga yang akan menerima, baik lembaga pemerintah maupun NGO/INGO adalah PBNU, Pemerintah Australia, BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), Bappenas, DNPI (dewan national penrubahan iklim), PMB (Pusat studi bencana) ITB, KPB (konsorsium penanggulangan bencana), NCB MFF (National coordination board Mangrove for the future atau koordinaotor nasional bakau untuk masa depan Indonesia) sedang dari NGO international diberikan kepada UN OCHA.

Forum ilmiah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap manajemen penanggulangan bencana dan perubahan iklim serta pengelolaan lingkungan. Dalam kesempatan tersebut, akan dilangsungkan Launching Website LPBI NU (www.lpbi-nu.org) oleh ketua LPBI NU, Ir. Avianto Muhtadi MM.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Hadir dalam kegiatan seminar pra raker yaitu Ketua Umum PBNU, Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj sebagai keynote speaker, wakil duta besar Australia, Paul Robiliard, CEO WWF Dr. Efransjah, Kepala UN Indonesia, Kedutaan Jepang, Kedutaan Inggris, Dirjen Bappenas, BNPB, kementrian Lingkungan Hidup, DKP (departemen kelautan dan perikanan) dan Ketua Harian DNPI, Ir. Rachmat Witoelar yang juga sebagai narasumber. Sekitar 100 orang undangan akan menghadiri seminar yang akan dimulai sekitar pukul 14.00 WIB

Avianto Muhtadi menjelaskan, seluruh rangkaian kegiatan yang direncanakan dalam rapat kerja (raker) adalah wujud eksistensi lembaga dalam upaya mempertajam visi dan misi, yang selanjutnya diharapkan dapat ditindaklanjuti dalam tataran implementasi program kerja LPBI NU secara kongkrit. (mad)Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pemurnian Aqidah, Jadwal Kajian, Budaya PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 08 Mei 2014

Kang Said: Bagi NU, Urusan Akidah dan Syariah Sudah Selesai

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua PBNU KH Said Agil Siradj mengungkapkan bahwa akidah dan syariah yang menjadi keyakinan NU tak perlu dipersoalkan lagi. Yang paling penting saat ini adalah mengembangkan peradaban untuk kalangan nahdliyyin.

“Akidah dan syariah yang dijalankan oleh NU sudah baik, tinggal sekarang bagaimana menambah sisi-sisi yang kurang digarap oleh NU untuk mengembangkan ummatan wasata,” katanya dalam acara Lokakarya yang diselenggarakan Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU) di Balaikota Depok, Kamis (29/11).

Kang Said: Bagi NU, Urusan Akidah dan Syariah Sudah Selesai (Sumber Gambar : Nu Online)
Kang Said: Bagi NU, Urusan Akidah dan Syariah Sudah Selesai (Sumber Gambar : Nu Online)

Kang Said: Bagi NU, Urusan Akidah dan Syariah Sudah Selesai

Diceritakannya pada saat Gus Dur jadi presiden RI, ia kesulitan untuk mencari orang-orang NU untuk ditempatkan dalam berbagai posisi strategis karena selama ini, kebanyakan orang NU masih terkonsentrasi pada ilmu-ilmu agama.

Jadi, ditegaskan oleh lulusan Universitas Ummul Qura Makkah ini bahwa keterbatasan yang dialami oleh NU saat ini bukannya dikarenakan tradisi yang dijalankannya seperti tahlil, mauludan dan lainnya.

Ajaran ahlusunnah wal jamaah yang telah dijalankan oleh NU ini telah telah teruji selama berabad-abad dan tetap bertahan sampai sekarang. Imam Asy’ari, Imam Maturidi dan Imam Ghozali yang telah melahirkan konsep-konsep ajaran yang saat ini digunakan oleh NU sudah dikritik sejak saat mereka masih hidup dan sampai sekarang pun tetap banyak orang yang mengkritiknya, namun konsep-konsep baru yang ditawarkan oleh ulama lainnya kurang laku.

Dituturkannya bahwa NU merupakan salah satu kekuatan yang menjadi pilar sosial bangsa ini untuk bisa terus bertahan dan mengembangkan dirinya. “Sekarang tinggal memanage saja, potensi di NU kan luar biasa, semuanya ada,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Diingatkannya bahwa upaya pengembangan peradaban tersebut harus dilandasi dengan iman dan ditujukan hanya kepada Allah mengingat kecenderungan manusia yang memiliki nafsu untuk membuat kerusakan dan merusak dirinya.

“Manusia memang diciptakan untuk membangun peradaban, sebagai pelaku sejarah, bukannya jin atau binatang. Tawon sangat pandai bikin sarang, tapi dari dulu ya begitu saja,” katanya memberi contoh.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Keberhasilan pengembangan peradaban ini harus mencontoh nabi yang waktu itu hanya ada 10 orang yang bisa membaca, namun dalam waktu 23 tahun telah berhasil merubah dunia.

Sayangnya, secara umum, umat Islam telah kehilangan sisi panting dalam semangat membangun peradaban, malah saat ini Eropa yang memimpinnya. “Lho perjanjian antara Yasser Arafat dan Israel kok malam ditempatkan di Oslo Swedia, bukannya di Saudi Arabia,” katanya.

Sementara itu, Walikota Depok Dr. Nur Mahmudi Ismail sepakat bahwa yang menjadi fokus dalam pemerintahan adalah pengembangan peradaban, tentu dengan tidak melupakan aspek penting dalam pemeliharaan ajaran-ajaran agama.

Nur Mahmudi menyatakan kegembiraannya atas peran LKKNU dalam program peningkatan kebersihan bagi siswa MI di Depok dan ia berharap semakin banyak lembaga di lingkungan NU yang bisa ikut berpartisipasi dalam mengembangkan Depok.

Dijelaskannya bahwa selama menjadi walikota, ia telah berusaha mengembangkan program agar semua anggota masyarakat mampu membaca Al Qur’an dan lebih memperhatikan pesantren sebagai institusi pendidikan yang mengajarkan agama. (mkf)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Ulama, Internasional PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah