Selasa, 26 Juli 2016

Bu Nyai NU Tangkal Global Warming di Pesta Khitan

Oleh: Sopo Nyono* Pesta apa pun tidak lepas dari kemewahan dan kemegahan. Tamu-tamu disedikan hidangan berbagai makanan dan minuman serta hiburan-hiburan. Hal itu dibolehkan ketika didasari ungkapan rasa syukur kepada Allah swt dan selama tidak berlebih-lebihan.  

Namun berbeda pesta walimatul khitan (sunatan) yang diselenggarakan Mbah Yai Imam Taufiq dan Nyai Arikhah pada sabtu 27 Desember 2014 lalu. Pesta didesain dengan konsep sederhana serta hiasannya menggunakan kertas manila. Pesta gaya tahun 90an. Menurut penulis khitanan Gus Nabil membawa visi peduli globalwarming.

Bu Nyai NU Tangkal Global Warming di Pesta Khitan (Sumber Gambar : Nu Online)
Bu Nyai NU Tangkal Global Warming di Pesta Khitan (Sumber Gambar : Nu Online)

Bu Nyai NU Tangkal Global Warming di Pesta Khitan

Pada pesta tersebut Mbah Yai dan Bu Nyai memberikan souvenir kepada tamu undangan berupa pohon untuk ditanam di pekarangan rumah masing-masing. Tidak tanggung-tanggung tanaman yang diberikan terdiri dari berbagai jenis, diantaranya jeruk, matoa, jati, sukun dengan jumlah 500 tanaman.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pertama kali ide ini diungkapan Nyai Arikah atas kepedulian beliau terhadap suhu lingkungan yang panas dana bencana yang terjadi di musim penghujan akhir-akhir ini. Baik tanah longsor yang terjadi di Banjarnegara dan sekitarnya. Tidak sekadar pajangan atau hiasan rumah, souvenir Nyai Arikhah bermanfaat yang real untuk kelangsungan hidup mendatang. Sebab setiap hari manusia membutuhkan oksigen. Tanpa diimbangi perbaikan renovasi lingkungan secara berkala dan serius yaitu penghijuan lingkungan, akan sangat membahayakan.

Apa yang dilakukan Bu Nyau bertolak belakang dengna kebanyakan manusia yang justru lebih condong pada penguraskan dan lain sebagainya. Semisal pemakaian bahan dari plastik yang semakin tinggi, serta bahan kimia tanpa kontrol baik skala rumah tangga maupun pabrik. Dampaknya menjadikan lingkungan kurang bersahabat dan nyaman.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Melalui pemberian souvenir berupa pohon, Nyai Arikhah berharap masyarakat sadar akan kesimbangan alam yang diajarkan Islam. Sebagai pengasuh Ponpes Darul Falah Be-Songo serta pengurus Fatayat NU dan sekaligus dosen tasawuf di UIN Walisongo, kepeduliannya terhadap keseimbangan alam sudah dimulai sejak dini. Walaupun dalam skala kecil, pembagian souvenir ini akan memberikan efek kesadaran dan keselarasan manusia untuk melakukan perbaikan terhadap kelangsungan hidup.

Artinya beliau memuali hal ini sebagai gerakan penangkal globalwarming secara real dan tepat. Sebab jika satu individu bertanggung jawab pada satu tanaman. Dengan ide yang “nyentrik” ini, Nyai Arikah banyak mendapat respon positif dari tamu undangan. Terbukti tanaman habis tidak lama sebelum acara selesai karena diburu para tamu undangan. Mereka mengungkapkan hal ini sangat kreatif dan real manfaatnya.

. *penulis merupakan pegiat Komunitas Pasar Ide dan Wayang Samin Semarang. Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Kajian, AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 08 Juli 2016

Kader Ansor Gayam Didorong Kembangkan Bisnis Peternakan

Bojonegoro, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Peternakan merupakan hal yang strategis untuk meningkatkan perekonomian, namun hal itu harus dilakukan dengan benar. Setidaknya hal itu yang muncul dalam forum Obrolan Bareng Ansor atau Obor yang diselenggarakan Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Gayam Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (4/8/2017).

Kader Ansor Gayam Didorong Kembangkan Bisnis Peternakan (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader Ansor Gayam Didorong Kembangkan Bisnis Peternakan (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader Ansor Gayam Didorong Kembangkan Bisnis Peternakan

Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut, Muhammad Jai yang juga sebagai ahli peternakan dan Direktur Yayasan Bimantari.

Dia menyampaikan bahwa memahamkan pemuda tentang peternakan adalah persoalan mengubah pola pikir yang tidak bisa dilakukan begitu saja. karena stigma di masyarakat masih menganggap sektor peternakan tidak menjanjikan hasil yang besar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Banyak dari masyarakat kita yang belum memahami cara beternak yang efektif sehingga seringkali gagal dalam beternak, sampai mereka berkesimpulan beternak tidak prospektif," ungkapnya dalam dialog yang digelar di Mushala Maslakul Huda, Beged, itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Padahal, ia melanjutkan, beternak harus dipahami di semua lini prosesnya, termasuk dalam memahami nutrisi pakan dan efektivitas pembiayaanya.

"Kalau kita paham caranya, memberi pakan ternak itu cukup kita mencari rumput sekali dan dibuat menjadi pakan yang bisa digunakan selama sebulan lebih, dengan melalui cara dan strategi yang tepat," tambahnya.

Ia berharap, kader Ansor Gayam menjadi bagian dari elemen yang mengubah pemahaman masyarakat soal peternakan. "Forum seperti ini sangat luar biasa untuk mengembangkan pengetahuan kita secara benar," pungkasnya.

Sementara itu, koordinator kegiatan Obor, Mustofa Amin menyampaikan, kegiatan ini akan menjadi wadah penambahan wawasan kader, supaya dapat diaplikasikan ilmunya secara nyata.

"Semoga ke depan lebih banyak yang menerima manfaat atas wawasan seperti ini," ungkap pria yang juga guru di salah satu madrasah aliyah di Bojonegoro ini. (Red: Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 05 Juli 2016

Dear Gus Dur: Pesan Kerinduan untuk Anak Bangsa

Gus, maaf saya lancang menulis surat untuk Anda, saya tahu anda pasti geli membaca surat saya ini, tapi biarlah. Gus, saya tulis surat ini karena sudah gerah dengan hiruk pikuk orang-orang saat ini. Gus, hari-hari ini rakyatmu sedang gundah gulana. Saking galaunya, semua hampir bicara tetang topik yang sama, dan entah kenapa kok saya sudah merasa fokus bahasannya semakin melebar.?

Gus, sebenarnya semua berawal dari dialog seorang, saya enggan membahas apakah ada yang sesuai atau tidak sesuai dengan ucapan beliau, tapi yang pasti, sebagian umat merasa tersinggung, dan mulailah cerita ini berkembang.?

Gus, kalau saja anda masih hidup, tolong ajarkan kami secara langsung bagaimana cara hidup rukun berdampingan, ajarkan kami bagaimana minoritas menghargai mayoritas, dan bagaimana pula mayoritas menghargai minortas. Gus, Anda memang bukan tanpa kekurangan, tapi gaya nyeleneh anda yang kadang membuat suasana lebih cair.?

Dear Gus Dur: Pesan Kerinduan untuk Anak Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)
Dear Gus Dur: Pesan Kerinduan untuk Anak Bangsa (Sumber Gambar : Nu Online)

Dear Gus Dur: Pesan Kerinduan untuk Anak Bangsa

Saya yakin anda pasti bilang, “Kalau ada yang menistakan agama, hukumlah dia, berilah sanksi yang setimpal dan menjadi pelajaran agar bisa lebih baik, tapi yang bikin kita tergeleng-geleng, mereka yang melakukan korupsi, mereka yang mengambil uang rakyat, menebar bom, menyakiti sesama, dan yang memakan bukan hak-nya adalah yang benar-benar menistakan agama”.?

Saya setuju Gus, kemarin sore saya melihat orang-orang marginal, duduk diantaranya seorang ibu dan anaknya yang sedang berbagi sepotong roti. Lalu apa kabar dengan para koruptor itu Gus, mereka yang membuat kemiskinan di negeri ini semakin mengakar, mereka yang mungkin taat sembahyang, berangkat ke gereja, mendekatkan dahi ke tanah, bersujud di mesjid, dan berangkat ke tempat ibadah, tapi mereka membiarkan korupsi merajalela, dan berbuat seolah tak ada apa-apa.

Gus, semua orang menurut saya sekarang terlalu berani menghujat penguasa, saya tahu kritik itu perlu, tapi bukan kemudian menghina, menjelek-jelekan, atau pun menghujat. Ke mana mereka pada saat zaman Orba. Hanya Anda dan segelintir orang yang berani berhadapan dengan penguasa.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Saya dengar cerita pedih Anda saat di depak oleh Pasukan Penguasa dan harus duduk di kursi belakang, padahal itu jelas-jelas acara anda dan NU. Tapi itulah anda Gus, ditakuti penguasa saat banyak orang takut dengan penguasa dan memilih tidak berhadapan dengan penguasa.

Gus, coba ceritakan bagaimana situasi saat anda dilengserkan. Apa jadinya jika anda juga melawan orang yang melengserkan anda. Saat itu anda dipaksa turun tahta, tapi anda tidak kemudian membalasnya dengan parlemen jalanan, atau bahkan pasukan berani mati anda yang sudah siap untuk berangkat ke Jakarta. Bukankah itu yang kita sebut Negarawan, lebih merendah untuk kemenangan bangsa dan negara. Tanpa ingin membuat semuanya menjadi gaduh dan berkembang pada hal-hal negatif yang justru berpotensi memecah belah bangsa.

Gus, saya dengar sekarang hampir tiap hari, ratusan bahkan ribuan orang datang ke tempat peristirahatan Anda, untuk sekedar ziarah dan memanjatkan doa. Tapi saya yakin di hati kecil anda bukan itu saja yang anda ingin. Anda ingin mereka semua bisa hidup damai, mereka semua bisa saling menghargai, saling menghormati, saling membantu selayaknya anak bangsa yang telah ditakdirkan menjadi Seorang Indonesia.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mereka tetap berpegang teguh pada akidah dan tuntunan agama, tapi juga menjaga adab, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Karena pada dasarnya kita semua telah sepakat dengan dasar negara Pancasila dan tata aturan kebangsaan yang lain.

Gus, Anda mungkin tak akan membalas surat ini, tapi izinkan saya agar seluruh Rakyat Indonesia bisa membaca surat ini. Surat yang dibuat tanpa ada tendensi pada pihak manapun. Surat yang ditulis sebagai bentuk perhatian dan kecintaan dari warga negara terhadap bangsanya. Surat yang ingin menggugah bahwa, berjalan berdampingan, tepo seliro, tenggang rasa adalah bukan sekadar retorika, tapi sungguh sebuah falsafah hidup dan identitas bahwa kita adalah INDONESIA.

(Andi Pamungkas Rahayu)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Khutbah, Warta, Kiai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 01 Juli 2016

Fahira Idris: Wacana Sekolah Delapan Jam Sehari Perlu Dikaji

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Wakil Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris menilai rencana penerapan delapan jam sehari dalam lima hari sekolah perlu dikaji ulang oleh pemerintah. Lantaran, wacana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) itu menjadi perdebatan di masyarakat.

"Polemik ini memang perlu dikaji kembali. Apalagi, kebijakan lima hari sekolah sendiri dalam implementasinya tidak jelas," ucap Fahira saat konferensi pers di Nusantara III Komplek Parlemen, Jakarta, Rabu (21/6).

Fahira Idris: Wacana Sekolah Delapan Jam Sehari Perlu Dikaji (Sumber Gambar : Nu Online)
Fahira Idris: Wacana Sekolah Delapan Jam Sehari Perlu Dikaji (Sumber Gambar : Nu Online)

Fahira Idris: Wacana Sekolah Delapan Jam Sehari Perlu Dikaji

Secara yuridis, Kemendikbud telah menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2017 tentang Hari Sekolah. Pada Pasal 2 ayat (1) Permendikbud tersebut ditegaskan "Hari sekolah dilaksanakan 8 jam dalam 1 hari atau 40 jam selama 5 hari dalam 1 minggu". Permendikbud dimaksud berdasarkan Pasal 11, berlaku pada tanggal diundangkan yaitu 12 Juni 2017.

"Konsepnya sudah baik namun implementasinya yang sulit. Karena permasalahan di pendidikan sangat banyak baik dari kurangnya guru dan minimnya infrastruktur," jelas senator DKI Jakarta.

Fahira menyarankan untuk menerapkan sekolah delapan jam sehari harus lihat dulu daerahnya. Jangan sampai pemerintah menerapkan kebijakan tersebut di seluruh sekolah di Indonesia. "Jangan langsung seluruh sekolah di Indonesia. Harus dipilih dulu kabupaten atau kota mana yang menjadi percontohan," jelas dia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menambahkan, Komite III DPD RI telah membuat kajian waktu pendidikan yang ada di Jepang dan Korea Selatan yang menurutnya lebih efektif. "Indonesia jam belajar 1095 per tahun, Korea 903, Jepang 712 jam," jelas Fahira.

Selain itu, ia juga mengimbau bahwa isu porsi waktu sekolah sebaiknya tidak mengarah pada isu perbedaan yang terjadi pada Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Seperti diketahui, NU menolak sistem full day school itu, sementara Muhammadiyah memberikan dukungan. "Jadi wacana ini jangan dikaitkan dengan NU dan Muhammadiyah. Yang satu mendukung dan satu lagi tidak. Jadi tidak ada kaitannya," tukas Fahira. Red: Mukafi Niam?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Doa, AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 28 Juni 2016

Kisah Kerudung Putri NU dan Keluarga Jepang

Nagano, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Program Japan East Asia Network of Exchange and Youths (Jenesys) Batch 4 yang dilaksanakan pada 9 sampai 17 Januari 2017 dikhususkan untuk santri, pemuda dan pelajar. Program tersebut untuk memahami kebudayaan Jepang, berbagi gagasan khusus tentang Islam khas Indonesia dan kebudayaan Jepang serta menjalin persahabatan untuk kemajuan dan perdamaian di kedua negara.?

Kisah Kerudung Putri NU dan Keluarga Jepang (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Kerudung Putri NU dan Keluarga Jepang (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Kerudung Putri NU dan Keluarga Jepang

Jepang memilih dua puluh peserta yang terdiri dari santri, pelajar dan pemuda dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Jepang memilih peserta dari dua ormas tersebut karena dinilai mengajarkan Islam ramah dan cinta damai. Adapun perwakilan perempuan muda dan pelajar putri dari Nahdlatul Ulama ialah Eva Rosdiana Dewi, Ana Sabhana Azmy dan Alfina Rahil Ashidiqi.?

(Baca:? Dinilai Islam Ramah, Jepang Undang Santri NU dan Muhammadiyah)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Program ini tediri dari berbagai sesi seperti kuliah umum, observasi dan tinggal di keluarga angkat. Sebagai pembekalan tentang Jepang, peserta Jenesys mengikuti kuliah umum Executive Managing Director dari ? Strategic International Management Associate (SIMA) Prof. Hideo Kimura.

Professor itu memaparkan tentang sejarah Jepang, Restorasi Meiji, kebudayaan Jepang, agama dan kepercayaan Jepang, ekonomi dan sosial Jepang dan lain sebagainya. Untuk lebih memahami negara itu, peserta diajak meakukan observasi ke berbagai tempat-tempat yang mengandung sejarah, kebudayaan, agama dan sosial masyarakat Jepang.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari pembekalan dan observasi mengenai Jepang, para peserta Jenesys secara berkelompok dengan jumlah peserta yang beragam, 3 peserta sampai 5 peserta, ditempatkan ? di rumah keluarga angkat (home stay), daerah Hakuba, Provinsi Nagano pada 13-15 Januari 2017.?

Sesi home stay ini bertujuan mempelajari budaya Jepang, sharing idea khusus tentang Islam khas Indonesia dan kebudayaan Jepang serta menjalin persahabatan untuk kemajuan dan perdamaian Indonesia dan Jepang secara langsung.?

Kami, perempuan muda perwakilan dari Nahdlatul Ulama dikelompokkan pada satu rumah dengan keluarga angkat Ibu Kumiko Nagano yang tinggal beserta adiknya Ibu Hisano Kobayashi dan temannya Megumi Miyazawa. Kumiko Nagano memiliki usaha penginapan di dalam rumahnya yang terdiri dari 10 kamar.?

Selama 3 hari 2 malam, Kimiko Nagano mengganggap kami seperti keluarga sendiri. Hal tersebut tercermin pada waktu makan, keluarga itu selalu meluangkan waktu untuk makan bersama-sama. Selain itu kami juga membantu kegiatan rumah keluarga ibu kimiko seperti mempersiapkan hidangan makan, membereskan peralatan makan setelah makan bersama, membersihkan salju, berbelanja bersama-sama dan lain sebagainya. Jalinan persaudaraan kami pun terbangun semakin erat setiap waktu.?

Saat waktu luang bersama, kami mendalami masyarakat Jepang dari berbagai sisi serta sharing idea tentang Indonesia secara umum dan Islam Indonesia. Awalnya kita ragu untuk memperkenalkan simbol perempuan Islam (kerudung). Karena, secara umum kepercayaan dan agama adalah hal yang privasi dan tak pantas untuk dibicarakan pada masyarakat Jepang.?

Namun, keraguan itu terpatahkan, saat kami bersama, Megumi bertanya tentang kerudung dan model kerudung yang berbeda-beda dari ? kerudung yang ? kami kenakan. Ia mempertanyakan apakah kerudung dapat dipakai untuk syal?

Kami pun menjawab kerudung dapat difungsikan sebagai syal yang model penggunaanya sesuai dengan keinginan kita baik segitiga, dilipat segi panjang dan dikalungkan dan lain sebagainya.?

Moment tersebut mendorong kami menjelaskan lebih tentang kerudung dengan mengenakan kerudung bersama-sama dengan makna yang berbeda. Bagi kami ? kerudung adalah kewajiban perintah agama. Sementara bagi keluarga ibu angkat kami, kerudung adalah syal yang dikenakan di musim dingin untuk menghangatkan badan serta menambahkan style syal baru.?

Selain itu dengan kerudung, ? jalinan kekeluargaan kami pun bertambah erat dan tentu kami ? bahagia bersama bahkan mengabadikannya dengan pose di halaman rumah Ibu Kimiko yang dipenuhi dengan salju saat musim salju -7 Celcius.

Harapan kami, kebersamaan saat kami mengenakan kerudung ini menjadi pesan kepada masyarakat Jepang khususnya dan dunia pada umumnya, bahwa kami Islam Indonesia adalah Islam yang ramah dan cinta perdamaian serta menjalin persaudaraan dan bersama membangun peradaban manusia dalam perbedaan budaya dan agama. (Alfina Rahil Ashidiqi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, Berita, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 26 Juni 2016

Sejumlah Kegiatan Kemenag Peringati Hari Amal Bakti Ke-71

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam rangka pelaksanaan Hari Amal Bakti (HAB) ke-71 Tahun 2017, Kementerian Agama RI menghelat aneka kegiatan. Dalam Surat Edaran Nomor: 9350/SJ/B.VI/I/HM.03/12/2016 yang ditandatangani Sekretaris Jenderal Nur Syam, sejumlah agenda telah disusun.

Pertama, Upacara HAB yang digelar pada Selasa, 3 Januari 2017 pukul 07.30 waktu setempat, di seluruh satuan kerja Kementerian Agama pusat maupun daerah. Kedua, zikir dan doa untuk bangsa dilaksanakan di satuan kerja masing-masing sesuai keyakinan agama yang ada.

Sejumlah Kegiatan Kemenag Peringati Hari Amal Bakti Ke-71 (Sumber Gambar : Nu Online)
Sejumlah Kegiatan Kemenag Peringati Hari Amal Bakti Ke-71 (Sumber Gambar : Nu Online)

Sejumlah Kegiatan Kemenag Peringati Hari Amal Bakti Ke-71

Ketiga, Pertandingan Olahraga, Lomba Kesenian dan Hiburan, serta Lomba Kebersihan Ruang Kerja. Cabang olahraga yang dipertandingkan antara lain futsal, tenis meja, bola volley. Lomba kesenian dan hiburan dilaksanakan dalam bentuk lomba seperti lomba pop singer/karaoke, balap karung, tarik tambang.

“Adapun lomba kebersihan ruangan kerja dilaksanakan untuk membiasakan dan menciptakan ruang kerja yang bersih dan nyaman (green office). Tujuan kegiatan ini untuk memeriahkan HAB dan memperkuat kebersamaan,” terang Nur Syam.

Keempat, Bakti Sosial Dharma Wanita Persatuan. Agenda ini dilaksanakan dalam bentuk aktivitas sosial seperti donor darah, bantuan siswa bagi anak pegawai Kemenag berprestasi dan kurang mampu, Bazaar Cinta Kuliner Nasional/Daerah dan Halal.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gerak JaIan Kerukunan juga menjadi salah satu rangkaian agenda. Kegiatan yang mengundang kepala daerah, ormas, dan tokoh-tokoh agama ini melibatkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Keluarga Besar Kemenag. Sebagai penutup, Penayangan Film Dokumenter 2 Tahun Kerja Nyata Kemenag, Parade Baca Puisi oleh Tokoh, dan Guest Performance dijadwalkan mengisi Malam Tasyakuran HAB ke-71.

“Pelaksanaan kegiatan tersebut disesuaikan dengan kemampuan masing-masing satuan kerja dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip kesederhanaan dan kekhidmatan,” pungkas Sekjen Kemenag. (Musthofa Asrori/Fathoni)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 23 Juni 2016

Ribuan Jamaah Iringi Keberangkatan Haji Rais Syuriyah NU Sukoharjo

Sukoharjo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ribuan jamaah mengikuti acara pamitan haji, Rais Syuriyah PCNU Sukoharjo, KH Ahmad Baidlowi beserta istri di Grogol Sukoharjo, Ahad (14/5). Dalam kesempatan tersebut turut hadir para Rais Syuriyah PCNU se-Soloraya antara lain KH Abdul Azis Mahfuf dan KH Sofwan Fauzi.

Ribuan Jamaah Iringi Keberangkatan Haji Rais Syuriyah NU Sukoharjo (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Jamaah Iringi Keberangkatan Haji Rais Syuriyah NU Sukoharjo (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Jamaah Iringi Keberangkatan Haji Rais Syuriyah NU Sukoharjo

Acara diawali dengan pembacaan Simtuddurar dan dilanjutkan dengan tausiyah yang diisi Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur’aniyy Solo KH Abdul Karim Ahmad. Dalam ceramahnya, Kiai yang akrab disapa Gus Karim itu menjelaskan perbedaan amalan calon haji dari kalangan Nahdliyyin dibanding dari kelompok lainnya.

“Amalan-amalan di NU itu banyak sekali, bisa diamalkan disana. Jangan sampai diam di sana. Amaliah NU bisa digunakan untuk dzikir disana. Jangan hanya diam melamun, malah ngitung cagak mic,” terang mantan Ketua PCNU Solo itu dengan gaya kelakarnya yang khas.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Karim menambahkan, apabila ada orang yang mengatakan pamitan haji hukumnya haram sama saja ibaratkan mengibaratkan mereka dengan orang minggat. Selain itu, diterangkan olehnya tentang keutamaan orang yang naik haji.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Orang yang berangkat haji, semua biaya untuk haji insyallah akan di ganti Allah, jangan khawatir menjadi tamu Allah,” tuturnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Tokoh, Daerah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah