Selasa, 28 Juni 2016

Kisah Kerudung Putri NU dan Keluarga Jepang

Nagano, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Program Japan East Asia Network of Exchange and Youths (Jenesys) Batch 4 yang dilaksanakan pada 9 sampai 17 Januari 2017 dikhususkan untuk santri, pemuda dan pelajar. Program tersebut untuk memahami kebudayaan Jepang, berbagi gagasan khusus tentang Islam khas Indonesia dan kebudayaan Jepang serta menjalin persahabatan untuk kemajuan dan perdamaian di kedua negara.?

Kisah Kerudung Putri NU dan Keluarga Jepang (Sumber Gambar : Nu Online)
Kisah Kerudung Putri NU dan Keluarga Jepang (Sumber Gambar : Nu Online)

Kisah Kerudung Putri NU dan Keluarga Jepang

Jepang memilih dua puluh peserta yang terdiri dari santri, pelajar dan pemuda dari Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Jepang memilih peserta dari dua ormas tersebut karena dinilai mengajarkan Islam ramah dan cinta damai. Adapun perwakilan perempuan muda dan pelajar putri dari Nahdlatul Ulama ialah Eva Rosdiana Dewi, Ana Sabhana Azmy dan Alfina Rahil Ashidiqi.?

(Baca:? Dinilai Islam Ramah, Jepang Undang Santri NU dan Muhammadiyah)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Program ini tediri dari berbagai sesi seperti kuliah umum, observasi dan tinggal di keluarga angkat. Sebagai pembekalan tentang Jepang, peserta Jenesys mengikuti kuliah umum Executive Managing Director dari ? Strategic International Management Associate (SIMA) Prof. Hideo Kimura.

Professor itu memaparkan tentang sejarah Jepang, Restorasi Meiji, kebudayaan Jepang, agama dan kepercayaan Jepang, ekonomi dan sosial Jepang dan lain sebagainya. Untuk lebih memahami negara itu, peserta diajak meakukan observasi ke berbagai tempat-tempat yang mengandung sejarah, kebudayaan, agama dan sosial masyarakat Jepang.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari pembekalan dan observasi mengenai Jepang, para peserta Jenesys secara berkelompok dengan jumlah peserta yang beragam, 3 peserta sampai 5 peserta, ditempatkan ? di rumah keluarga angkat (home stay), daerah Hakuba, Provinsi Nagano pada 13-15 Januari 2017.?

Sesi home stay ini bertujuan mempelajari budaya Jepang, sharing idea khusus tentang Islam khas Indonesia dan kebudayaan Jepang serta menjalin persahabatan untuk kemajuan dan perdamaian Indonesia dan Jepang secara langsung.?

Kami, perempuan muda perwakilan dari Nahdlatul Ulama dikelompokkan pada satu rumah dengan keluarga angkat Ibu Kumiko Nagano yang tinggal beserta adiknya Ibu Hisano Kobayashi dan temannya Megumi Miyazawa. Kumiko Nagano memiliki usaha penginapan di dalam rumahnya yang terdiri dari 10 kamar.?

Selama 3 hari 2 malam, Kimiko Nagano mengganggap kami seperti keluarga sendiri. Hal tersebut tercermin pada waktu makan, keluarga itu selalu meluangkan waktu untuk makan bersama-sama. Selain itu kami juga membantu kegiatan rumah keluarga ibu kimiko seperti mempersiapkan hidangan makan, membereskan peralatan makan setelah makan bersama, membersihkan salju, berbelanja bersama-sama dan lain sebagainya. Jalinan persaudaraan kami pun terbangun semakin erat setiap waktu.?

Saat waktu luang bersama, kami mendalami masyarakat Jepang dari berbagai sisi serta sharing idea tentang Indonesia secara umum dan Islam Indonesia. Awalnya kita ragu untuk memperkenalkan simbol perempuan Islam (kerudung). Karena, secara umum kepercayaan dan agama adalah hal yang privasi dan tak pantas untuk dibicarakan pada masyarakat Jepang.?

Namun, keraguan itu terpatahkan, saat kami bersama, Megumi bertanya tentang kerudung dan model kerudung yang berbeda-beda dari ? kerudung yang ? kami kenakan. Ia mempertanyakan apakah kerudung dapat dipakai untuk syal?

Kami pun menjawab kerudung dapat difungsikan sebagai syal yang model penggunaanya sesuai dengan keinginan kita baik segitiga, dilipat segi panjang dan dikalungkan dan lain sebagainya.?

Moment tersebut mendorong kami menjelaskan lebih tentang kerudung dengan mengenakan kerudung bersama-sama dengan makna yang berbeda. Bagi kami ? kerudung adalah kewajiban perintah agama. Sementara bagi keluarga ibu angkat kami, kerudung adalah syal yang dikenakan di musim dingin untuk menghangatkan badan serta menambahkan style syal baru.?

Selain itu dengan kerudung, ? jalinan kekeluargaan kami pun bertambah erat dan tentu kami ? bahagia bersama bahkan mengabadikannya dengan pose di halaman rumah Ibu Kimiko yang dipenuhi dengan salju saat musim salju -7 Celcius.

Harapan kami, kebersamaan saat kami mengenakan kerudung ini menjadi pesan kepada masyarakat Jepang khususnya dan dunia pada umumnya, bahwa kami Islam Indonesia adalah Islam yang ramah dan cinta perdamaian serta menjalin persaudaraan dan bersama membangun peradaban manusia dalam perbedaan budaya dan agama. (Alfina Rahil Ashidiqi/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu, Berita, Makam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 26 Juni 2016

Sejumlah Kegiatan Kemenag Peringati Hari Amal Bakti Ke-71

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Dalam rangka pelaksanaan Hari Amal Bakti (HAB) ke-71 Tahun 2017, Kementerian Agama RI menghelat aneka kegiatan. Dalam Surat Edaran Nomor: 9350/SJ/B.VI/I/HM.03/12/2016 yang ditandatangani Sekretaris Jenderal Nur Syam, sejumlah agenda telah disusun.

Pertama, Upacara HAB yang digelar pada Selasa, 3 Januari 2017 pukul 07.30 waktu setempat, di seluruh satuan kerja Kementerian Agama pusat maupun daerah. Kedua, zikir dan doa untuk bangsa dilaksanakan di satuan kerja masing-masing sesuai keyakinan agama yang ada.

Sejumlah Kegiatan Kemenag Peringati Hari Amal Bakti Ke-71 (Sumber Gambar : Nu Online)
Sejumlah Kegiatan Kemenag Peringati Hari Amal Bakti Ke-71 (Sumber Gambar : Nu Online)

Sejumlah Kegiatan Kemenag Peringati Hari Amal Bakti Ke-71

Ketiga, Pertandingan Olahraga, Lomba Kesenian dan Hiburan, serta Lomba Kebersihan Ruang Kerja. Cabang olahraga yang dipertandingkan antara lain futsal, tenis meja, bola volley. Lomba kesenian dan hiburan dilaksanakan dalam bentuk lomba seperti lomba pop singer/karaoke, balap karung, tarik tambang.

“Adapun lomba kebersihan ruangan kerja dilaksanakan untuk membiasakan dan menciptakan ruang kerja yang bersih dan nyaman (green office). Tujuan kegiatan ini untuk memeriahkan HAB dan memperkuat kebersamaan,” terang Nur Syam.

Keempat, Bakti Sosial Dharma Wanita Persatuan. Agenda ini dilaksanakan dalam bentuk aktivitas sosial seperti donor darah, bantuan siswa bagi anak pegawai Kemenag berprestasi dan kurang mampu, Bazaar Cinta Kuliner Nasional/Daerah dan Halal.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gerak JaIan Kerukunan juga menjadi salah satu rangkaian agenda. Kegiatan yang mengundang kepala daerah, ormas, dan tokoh-tokoh agama ini melibatkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Keluarga Besar Kemenag. Sebagai penutup, Penayangan Film Dokumenter 2 Tahun Kerja Nyata Kemenag, Parade Baca Puisi oleh Tokoh, dan Guest Performance dijadwalkan mengisi Malam Tasyakuran HAB ke-71.

“Pelaksanaan kegiatan tersebut disesuaikan dengan kemampuan masing-masing satuan kerja dengan tetap mengedepankan prinsip-prinsip kesederhanaan dan kekhidmatan,” pungkas Sekjen Kemenag. (Musthofa Asrori/Fathoni)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah News PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 23 Juni 2016

Ribuan Jamaah Iringi Keberangkatan Haji Rais Syuriyah NU Sukoharjo

Sukoharjo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ribuan jamaah mengikuti acara pamitan haji, Rais Syuriyah PCNU Sukoharjo, KH Ahmad Baidlowi beserta istri di Grogol Sukoharjo, Ahad (14/5). Dalam kesempatan tersebut turut hadir para Rais Syuriyah PCNU se-Soloraya antara lain KH Abdul Azis Mahfuf dan KH Sofwan Fauzi.

Ribuan Jamaah Iringi Keberangkatan Haji Rais Syuriyah NU Sukoharjo (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Jamaah Iringi Keberangkatan Haji Rais Syuriyah NU Sukoharjo (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Jamaah Iringi Keberangkatan Haji Rais Syuriyah NU Sukoharjo

Acara diawali dengan pembacaan Simtuddurar dan dilanjutkan dengan tausiyah yang diisi Pengasuh Pondok Pesantren Al-Qur’aniyy Solo KH Abdul Karim Ahmad. Dalam ceramahnya, Kiai yang akrab disapa Gus Karim itu menjelaskan perbedaan amalan calon haji dari kalangan Nahdliyyin dibanding dari kelompok lainnya.

“Amalan-amalan di NU itu banyak sekali, bisa diamalkan disana. Jangan sampai diam di sana. Amaliah NU bisa digunakan untuk dzikir disana. Jangan hanya diam melamun, malah ngitung cagak mic,” terang mantan Ketua PCNU Solo itu dengan gaya kelakarnya yang khas.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Gus Karim menambahkan, apabila ada orang yang mengatakan pamitan haji hukumnya haram sama saja ibaratkan mengibaratkan mereka dengan orang minggat. Selain itu, diterangkan olehnya tentang keutamaan orang yang naik haji.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Orang yang berangkat haji, semua biaya untuk haji insyallah akan di ganti Allah, jangan khawatir menjadi tamu Allah,” tuturnya. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Tokoh, Daerah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 21 Juni 2016

Khutbah Jumat Menyambut Hari Ibu 22 Desember

Khutbah I

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ?

Khutbah Jumat Menyambut Hari Ibu 22 Desember (Sumber Gambar : Nu Online)
Khutbah Jumat Menyambut Hari Ibu 22 Desember (Sumber Gambar : Nu Online)

Khutbah Jumat Menyambut Hari Ibu 22 Desember

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Setiap tahun pada bulan Desember ada satu hari yang disebut Hari Ibu.? Hampir setiap negara di dunia ini memiliki Hari Ibu yang peringatannya dilaksanakan pada hari yang berbeda satu sama lain. Di Indonesia Hari Ibu diperingati setiap tanggal 22 Desember. Di negara-negera Eropa dan Amerika, peringatan Hari Ibu jatuh pada hari Minggu kedua bulan Mei. Sementara di negara-negara Arab, seperti, Mesir, Iraq,? Saudi Arabia, dan sebagainya? Hari Ibu jatuh pada tanggal 21 Maret.

Dari data tersebut, dapat kita ketahui bahwa di setiap budaya atau bangsa, seorang ibu diakui memiliki peran sangat penting dalam hidup ini. Adanya peringatan Hari Ibu di seluruh dunia menunjukkan adanya kesadaran bersama untuk mengakui sekaligus? menghargai jasa-jasa ibu. Jauh sebelum dunia menetapkan perlunya peringatan Hari Ibu, Rasulullah SAW? telah meletakkan dasar-dasar teologis bahwa seorang ibu diakui sangat mulia sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatakan dari Anas bin Malik RA:

? ? ? ?

“Surga itu di bawah telapak kaki ibu.”

Hadits tersebut menegaskan bahwa seorang ibu memiliki kedudukan yang sangat mulia hingga seolah-olah surga yang begitu indah dan agung saja tidak lebih tingggi daripada seorang ibu karena diibaratkan berada di bawah telapak kakinya. Kita semua tahu bahwa telapak kaki adalah bagian paling bawah atau rendah dari organ manusia. Namun maksud hadits ini adalah bahwa? tidak mungkin seorang anak bisa masuk surga tanpa ketundukan kepada seorang ibu.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Rasulullah SAW mengisyaratkan agar bakti kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abi Hurairah RA:

? ? ? ? ? ? ? : ? ? : ? ? ? ? : ? ? : ? ? ? ? : ? ? : ? ? ? ? : ?

“Suatu hari datanglah seorang laki-laki kepada Rasulillah SAW. Orang itu? bertanya kepada Rasulullah, siapakah di antara manusia yang paling berhak kami sikapi dengan baik. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu bertanya lagi, siapa lagi setelah itu. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu? bertanya lagi,? siapa lagi setelah itu. Nabi menjawab, ibumu. Orang itu? bertanya lagi. Nabi kemudian menjawab, kemudian ayahmu."

Dari hadits di atas dapat kita ketahui bahwa perbandingan bakti kita kepada ibu dan ayah adalah 3 : 1 atau 75 persen : 25 persen. Pertanyaan yang muncul kemudian, atas dasar apa Rasulullah SAW mengisyaratakan perbandingan seperti itu. Pertanyaan ini dapat kita temukan jawabannya? dalam surat Luqman, ayat 14, dimana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Dan kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada ibu-bapa; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan susah payah dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada ibu-bapakmu. Hanya kepada-Ku lah kembalimu.”

Dari ayat di atas, dapat kita ketahui bahwa dalam kaitannya dengan proses kejadian dan kelahiran manusia ke bumi ini, terdapat 4 fase penting. Fase pertama adalah fase yang melibatkan partisipasi dari? ayah dan ibu dimana peran ayah sangat menentukan. Dalam fase ini, sel telur sang ibu tidak mungkin terbuahi tanpa pertemuannya dengan seperrma sang ayah. Dengan kata lain tugas alamiah seorang laki-laki atau ayah adalah membuahi sel telur perempuan atau ibu sehingga terjadi kehamilan yang bentuk awalnya berupa gumpalan darah yang? dalam Al Qur’an, Surat ke 96, ayat 2? disebut sebagai ‘alaq sebagaimana ayat berikut:? ? ?

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

? ? ? ?

“Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.”

Ayat di atas menegaskan bahwa proses awal terjadinya manusia adalah gumpalan darah. Hanya pada fase awal inilah seorang laki-laki memainkan peran alamiah satu-satunya? yang tidak mungkin digantikan oleh perempuan karena sel telur hanya bisa dibuahi oleh sperma. Maka bisa dimengerti? bakti seorang anak kepada ayah dibadingkan dengan ibu adalah 1 : 3 karena dalam 3 proses berikutnya seorang ayah sudah tidak terlibat lagi. Masing-masing dari ketiga proses ini sepenuhnya dilakukan oleh ibu dengan susah payah dan penuh risiko. Hal ini berbeda sama sekali dengan proses awal atau fase pertama yang penuh dengan kenikmatan tanpa risiko berarti.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Setelah selesainya proses pertama, yakni pembuahan sel telur oleh sperma, maka proses berikutnya atau kedua adalah kehamilan. Dalam proses ini, seorang ibu harus mengandung si janin dalam kandungan selama rata-rata 9 bulan. Selama 9 bulan ini, tidak ada partisipasi ayah sama sekali karena organ laki-laki memang tidak dirancang untuk bisa mengandung seorang bayi. Hingga kini pun tidak ada teknologi yang bisa membuat laki-laki berpartisipasi atau mengambil alih tugas mengandung. Bayi tabung pun juga tidak bisa dikembangkan dalam organ laki-laki karena faktanya? laki-laki memang tidak memiliki rahim.

Dalam fase mengandung ini, seorang ibu mengalami kesusahan demi kesusahan yang didalam Al Qur’an digambarkan sebagai ? ? ? , yakni keadaan susah payah dan lemah yang dari hari ke hari bukannya makin ringan tetapi makin berat.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Setelah proses kedua selesai, disusul proses ketiga yang merupakan puncak dari proses kehamilan, yakni proses melahirkan. Lagi-lagi dalam proses melahirkan ini tidak ada keterlibatkan seorang ayah. Seorang ibu harus berjuang sendiri untuk bisa melahirkan dengan selamat, baik selamat bagi dirinya sendiri maupun bayi yang dilahirkannya.? Tugas ini ber-risiko tinggi karena secara langsung berkaitan dengan keselamatan jiwa. Tentunya telah sering kita dengar beberapa perempuan meninggal saat melahirkan. Dalam proses melahirkan ini, sang ayah? juga tidak bisa berbuat banyak untuk meringankan beban sang ibu. Seringkali terjadi, sang ayah? tak sanggup dan tak tega menyaksikan sang ibu sedang berjuang melahirkan karena penderitaan yang dialaminya sangat berat dengan nyawa sebagai taruhannya. Seringkali pula, sang ayah hanya bisa menangis penuh kekhawatiran sambil berdoa mudah-mudahan? sang ibu bisa melahirkan dengan selamat.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Setelah proses ketiga selesai, disusul proses keempat, yakni menyusui. Dalam proses menyusui ini, sang ibu harus berhati-hati dan selalu menjaga diri sebaik mungkin karena apa yang terjadi pada dirinya bisa berdampak langsung pada si bayi. Sang ibu harus sanggup berjaga menahan kantuk, baik siang maupun malam. Ketika si bayi haus dan lapar dan membutuhkan ASI, seorang ibu harus selalu siap memberikannya. Dalam tugas ini, sang ayah juga tidak bisa berbuat banyak untuk meringankan beban sang ibu. Berbagai resiko, baik fisik maupun non-fisik pun, juga sering dihadapi para ibu yang sedang menyusui.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Al-Qur’an memberitakan masa menyusui adalah dua tahun sebagaimana bunyi ayat:

? ? ?

“Dan menyapihnya dalam usia dua tahun.”

Masa dua tahun menyusui dengan ASI adalah ideal terutama bagi ibu-ibu yang memang memiliki kesempatan untuk itu. Tetapi bagi mereka yang memiliki masalah tertentu, maka setidaknya selama 6 bulan pertama dapat mengusahakannya sebab selama itu ASI bersifat eksklusif.? Ini merupakan standar? internasional yang didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya. Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.

Sidang Jum’ah rahimakumullah,

Mengingat beratnya tugas ibu, yakni tiga hal penting yang terdiri dari: mengandung, melahirkan dan menyusui, maka bisa dimengerti mengapa? Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan agar hormat dan bakti kepada ibu lebih besar daripada kepada ayah. Sebagaimana saya uraikan di atas, perbandingannya adalah 3 : 1. Perbandingan ini masuk akal dan adil.

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? : ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?



Khutbah II


? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?:? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?: ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?. ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?.

Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) SurakartaDari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 18 Juni 2016

Saling Cinta, Modal Awal Kebahagiaan

Pringsewu, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Pringsewu KH Ridwan Syuaib mengatakan bahwa Allah SWT telah menciptakan laki-laki dan perempuan untuk saling menjadi pasangan, sehingga tercipta ketenangan dalam hidup. Jadi ketika seseorang tidak memiliki pasangan maka bisa dipastikan kehidupannya tidak akan tenang.

Saling Cinta, Modal Awal Kebahagiaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Saling Cinta, Modal Awal Kebahagiaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Saling Cinta, Modal Awal Kebahagiaan

Demikian dikatakannya saat memberikan mauidzah hasanah pada Walimatun Nikah Putra Bupati Pringsewu H Sujadi, Ahmad Zaini dengan Silmi Nurlaili ini, di Desa Gemah Ripah Pagelaran Pringsewu, Sabtu (30/12).

Kiai yang akrab disapa Abah Ridwan ini lebih lanjut memberikan tips bagaimana hubungan yang terjadi antara suami dan istri dalam sebuah keluarga akan mengarah kepada sakinah mawaddah wa rahmah. Tips tersebut membutuhkan kerja sama masing-masing pasangan agar apa yang dicita-citakan bersama dapat tercapai.

"Dalam berumahtangga, setiap pasangan harus saling cinta. Karena cinta adalah modal awal dari bahtera rumah tangga," kata Abah Ridwan.

Selanjutnya Abah Ridwan mengatakan bahwa dalam membina rumah tangga, setiap pasangan harus saling membantu baik bantuan bersifat lahir maupun batin.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Kalau suami repot, dibantu. Begitu juga saat istri repot, suami juga harus memberikan bantuan," katanya.

Jika muncul permasalahan dalam kehidupan bersama, maka suami dan istri harus saling bermusyawarah dengan baik agar permasalahan yang dihadapi tidak melebar serta dapat diselesaikan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pasangan suami istri juga harus saling menghargai pendapat masing-masing dan menjaga perasaan agar kebersamaan dapat tercipta dalam mengarungi bahtera rumah tangga.

Jikalaupun salah satu pasangan melakukan hal yang dinilai akan dapat menimbulkan masalah yang lebih besar, harus segera saling mengingatkan.

"Manusia tempatnya salah dan lupa. Mari ingatkan pasangan kita agar dapat menjaga rumah tangga dengan baik," ajaknya.

Saling memaafkan kesalahan serta saling berterimakasih atas kekompakan yang terbina, lanjutnya, akan menjadikan keluarga lebih harmonis dan jauh dari hal-hal negatif.

Hadir pada acara yang dilaksanakan di kediaman Mustasyar PCNU Pringsewu ini Ketua Umum MUI Provinsi Lampung KH Khairuddin Tahmid, Ketua PCNU Kabupaten Pringsewu H Taufiqurrahim, dan segenap ulama serta Pengasuh Pondok Pesantren se-Kabupaten Pringsewu. (Muhammad Faizin/Kendi Setiawan)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Halaqoh, Pertandingan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 15 Juni 2016

Ulama Syatariyah Sumbar: Sabtu Melihat Bulan 1 Ramadhan 1438

Padangpariaman, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ulama Syatariyah Padang Pariaman yang difasilitasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Padang Pariaman memutuskan maniliak (melihat) 1 Ramadhan 1348 H pada Sabtu (27/5/2017) mendatang. Bila bulan sudah terlihat sebelumnya, Jumat (26/5), secara mutawatir dapat diterima. Kemudian bulan yang ? dilihat dimusyawarah pada kadhi di masing-masing daerah dimana domilisi dengan yang melihat bulan tersebut.

Demikian antara lain keputusan muzakarah ulama Syatariyah Padang Pariaman tentang ru’yatul hilal penentuan awal Ramadhan 1438 H, Sabtu (20/5) di Pondok Pesantren Darul Ikhlas Pakandangan. ?

Ulama Syatariyah Sumbar: Sabtu Melihat Bulan 1 Ramadhan 1438 (Sumber Gambar : Nu Online)
Ulama Syatariyah Sumbar: Sabtu Melihat Bulan 1 Ramadhan 1438 (Sumber Gambar : Nu Online)

Ulama Syatariyah Sumbar: Sabtu Melihat Bulan 1 Ramadhan 1438

Muzakarah ulama Syatariyah Padang Pariaman yang diadakan PC Nahdlatul Ulama Padangpariaman, dihadiri lebih dari 60 ulama Syatariah Padangpariaman, Ketua Syatariyah Sumbar, Riau dan Jambi Ismet Ismail Tuanku Mudo, Ketua MUI Padangpariaman Syofyan Tuanku Bandaro, pimpinan pondok pesantren di Kabupaten Padangpariaman dan ulama Syatariyah lainnya.

Muzakarah yang dimoderatori Ali Munar Tuanku Mulie dari pesantren Luhur Ampalu Tinggi, menyebutkan, hasil musyawarah kadhi tersebut disampaikan kepada jamaah agar besoknya berpuasa. Selain itu, hasil musyawarah ? tersebut juga boleh disampaikan melalui hape. “Kalau bulan masih tidak kelihatan pada petang Sabtu tersebut, maka 1 Ramadhan sebagai awal puasa langsung dilaksanakan saja pada Senin-nya),” kata Ali Munar membacakan keputusan muzakarah.

Sebelum diputuskan, peserta muzakarah melontarkan tiga hari yang berbeda waktu melihat bulan. Masing-masing pada Kamis, Jumat dan Sabtu. Masing-masing pengusul memberikan argumentasi kapan melihat bulan dilaksanakan. “Setelah mendengarkan berbagai pendapat, komentar dan pandangan dari peserta, ulama-ulama senior, pimpinan pesantren, akhirnya kita sepakat melihat bulan pada Sabtu tersebut,” kata Ali Munar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua PCNU Padangpariaman Masrican Tuanku M Basa dalam sambutan pembukaannya menyebutkan, belajar pada peristiwa memulai 1 Ramadhan tahun lalu, melihat bulan dilaksanakan pada Selasa, sedangkan Senin petang bulan sudah terlihat. Dari saran dan masukan sejumlah ulama kepada kami, agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi. Maka menjelang pelaksanaan melihat bulan 1 Ramadhan tahun ini, PCNU menyelenggarakan muzakarah ini.?

“Melalui muzakarah ini, dapat disepakati kapan pelaksanaan melihat bulan. Alhamdulillah, keputusan muzakarah sudah disepakati,” kata Masrican di akhir muzakarah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Masrican, muzakarah ini juga mempererat silaturrahmi diantara ulama Syatariyah di Padang Pariaman. Mudah-mudahan kegiatan ini dapat dilanjutkan pada masa mendatang. (Armaidi Tanjung/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Sunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 08 Juni 2016

Silaturahim Mudir Al-Fatah Indonesia ke PCINU Sudan

Khartoum,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mudir Ma’had Al-Fatah Indonesia KH Yakhsyallah Mansur berkunjung ke Negeri Sudan. Kunjungannya dalam rangka perpanjangan kerja sama dengan beberapa Perguruan Tinggi dan Lembaga Pendidikan di Sudan.

Silaturahim Mudir Al-Fatah Indonesia ke PCINU Sudan (Sumber Gambar : Nu Online)
Silaturahim Mudir Al-Fatah Indonesia ke PCINU Sudan (Sumber Gambar : Nu Online)

Silaturahim Mudir Al-Fatah Indonesia ke PCINU Sudan

Kedatangan KH Yakhsyallah pada (25/9) lalu dimanfaatkan PCINU Sudan dengan mengundangnya ke Wisma PCINU Sudan di Arkaweet, Khartoum.

Kiai Yakhsyallah menasihati banyak hal, di antaranya dengan mengutip surah Al-Baqarah ayat 144, “Tidak ada sedikit pun kebaikan, kecuali kamu mengingatkan dia untuk bersedekah, berbuat baik, atau memperbaiki hubungan di antara manusia”.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia mengaku tidak percaya dengan teori ekonomi sedikit pengeluaran, banyak pendapatan. Ia mencontohkan hewan kurban yang disembelih besar-besaran tiap tahun, tidak berkurang populasinya sampai sekarang.

Akan tetapi, sambungnya, gajah atau macan yang tidak pernah dikurbankan, malah populasinya terus berkurang tiap tahun. “Nah, inilah teori sedekah dari Allah!” kata Kiai Yakhsya disambut tepuk tangan hadirin.

Alumni Pondok Pesantren Futuhiyyah, Mranggen dan API Tegalrejo, Magelang ini berkisah pengalamannya selama mondok. Para hadirin, sama-sama diingatkan pentingnya belajar kitab kuning, dan bahasa Arab.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara ditutup dengan doa dan penyerahan kenang-kenangan dari Kiai Yakhsyallah berupa buku karangannya berjudul ash-Shuffah kepada PCINU Sudan. Buku tersebut diterima Rais Syuriah PCINU Sudan Ribut Nur Huda. (Fuad/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, AlaSantri, Kiai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah