Senin, 28 Desember 2015

Shinta Nuriyah Berbagi Cerita dan Berbuka Puasa Bersama Yatim Piatu

Gresik, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid berbagi cerita dengan anak yatim piatu, fakir miskin serta para janda di Gresik, Jawa Timur. Kegiatan yang dikemas dengan pemberian santunan, buka bersama dan shalat magrib berjamaah tersebut diselenggarakan di Wisma Jenderal Ahmad Yani, Jumat (1/6).

Shinta Nuriyah Berbagi Cerita dan Berbuka Puasa Bersama Yatim Piatu (Sumber Gambar : Nu Online)
Shinta Nuriyah Berbagi Cerita dan Berbuka Puasa Bersama Yatim Piatu (Sumber Gambar : Nu Online)

Shinta Nuriyah Berbagi Cerita dan Berbuka Puasa Bersama Yatim Piatu

"Acara santunan kali ini sangatlah istimewa karena dihadiri langsung oleh Ibu Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, ibu negara RI ke-4. Dan beliau nantinya akan mengisi taushiyah dan berbagi cerita kepada anak-anak yatim piatu yang hadir," kata Yunus, Ketua paniti saat menyampaikan laporan kegiatan yang dilaksanakan PT Varia Usaha.

Dalam santunan tersebut, Yunus mengatakan, ada 118 anak yatim piatu dari enam desa atau keluharan di sekitar PT Varia Usaha. Di antaranya adalah, Desa Sidorukun, Kelurahan Sidomoro, Desa Singosari, Kelurahan Gulomantung, Kelurahan Indro dan Kelurahan Kramat Inggil Kebomas Gresik.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Yunus? juga mengatakan, pada kegiatan tersebut panitia mengundang 232 anak yatim piatu dari anak pengemudi dan karyawan PT Varia Usaha.

Sementara Shinta Nuriyah menceritakan, safari ramadhan ini sudah dijalaninya sejak 16 tahun silam, dimulai saat KH Abdurrahman Wahid menjadi orang nomer satu di Indonesia. Dirinya senang bisa bersama dengan anak-anak yatim piatu, para masakin di tempat itu.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sebenarnya bukan buka bersama tapi sahur bersama. Sahur? bersama tukang becak, tukang sayur, tukang ojek. Kalau sahur dengan mereka saya yang datang ke mereka. Termasuk ke bawah jembatan, bagi mereka yang tinggal di jembatan," cerita Shinta di hadapan anak-anak. (Rof Maulana /Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Anti Hoax, Lomba, Kajian Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 25 Desember 2015

Mobil-mobil Tokoh NU (2)

Kami berdelapan menjadi anggota parlemen. Di antara kami, A.S. Bachmidlah yang telah memiliki mobil. Mobil "Peugeout" yang tahun pembikinannya sudah tua, dan sering mogok di jalanan.

"Hayo, mari, siapa mau ikut?" seru K.H. Muhammad Ilyas berdiri di sebelah mobil Bachmid pada suatu hari ketika kami keluar dari gedung parlemen di Jalan Dr. Wahidin.

Mobil-mobil Tokoh NU (2) (Sumber Gambar : Nu Online)
Mobil-mobil Tokoh NU (2) (Sumber Gambar : Nu Online)

Mobil-mobil Tokoh NU (2)

"Kami kuti numpang hingga ke Kwitang!" jawabku. Aku bersama Idham Chalid keluar gedung parlemen hendak pulang. Kami duduk di dalam mobil. Bachmid sudah siap hendak menghidupkan mesin.

"Nantilah dulu!" perintah K.H. Muhammad Ilyas kepada Bachmid. Sementara itu ia masih berdiri di luar pintu mobil.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Hayo lagi, siapa mau ikut?" teriak K.H. Muhammad Ilyas. Ia mengajak Hasan Basri dan Abdul Muiz yang baru keluar dari gedung parlemen.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sudahlah kita berangkat! Tunggu siapa lagi? Mobil begini kecil masih akan ditambah lagi penumpangnya!" teriakku kesal. Panas dalam mobil.

"Eee, biar tambah banyak yang naik mobil tambah baik. Kalau mobil ini mogok di jalanan biar banyak yang mendorong," jawab Kiai Ilyas seenaknya.

"Insya Allah tak akan mogok, percayalah!" Bachmid meyakinkan kami.

"Ya, siapa tahu! Mobil sudah nenek-nenek begini!" Idham Chalid menyela.

"Jangan kira! Dulu mobil ini baru," Bachmid membanggakan mobilnya.

"Tentu saja baru. Memangnya pabrik membuat mobil tua?" aku menyela.

Maka berangkatlah kami berempat dalam mobil Bachmid. Jika suara mesin agak lirih, Kiai Ilyas teriak: "Dorong!" Bachmid menancap pedal gas pelan-pelan, jalannya mesin kembali stabil. Alhamdulillah, sampai juga ke tempat tujuan tak kurang suatu apa. Kami lega, bebas dari ancaman mendorong mobil. Zaman itu, belum banyak orang-orang Republik memiliki mobil. Beberapa yang telah memiliki mobil, kebanyakan main dorong karena mobil sudah tua. (K.H. Saifuddin Zuhri dalam Guruku Orang-orang dari Pesantren)

 

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Pondok Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 23 Desember 2015

Buya Leter: Duet Hasyim Muzadi-Said Aqil Pantas Dipertimbangkan

Padang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tiga nama kandidat Ketua Umum Tanfidziyah PBNU 2015-2020 mulai mencuat. Masing-masing Ketum Tanfidziyah PBNU 2010-2015 Prof Dr KH Said Aqil Siroj, Wakil Ketum Tanfidziyah PBNU 2010-2015 Dr KH Asad Said Ali dan pengasuh Pondok  Pesantren Tebuireng Jombang, Dr KH Salahuddin Wahid. Seiring dengan itu, muncul pula gagasan duet KH Hasyim Muzadi sebagai calon Rais Aam (syuriyah) dengan Said Aqil Siroj sebagai calon Ketua Umum (Tanfidziyah) untuk lima tahun ke depan.

Awan PBNU Buya Drs H Tuanku Bagindo Mohammad Leter menilai keduanya pantas dipertimbangkan oleh peserta Muktamar ke 33 di Jombang yang berlangsung 1 – 5 Agustus 2015 mendatang. Keduanya sudah berpengalaman dalam memimpin NU sehingga masing-masingnya sudah memiliki jejak rekam yang pantas diberikan apresiasi.

Buya Leter: Duet Hasyim Muzadi-Said Aqil Pantas Dipertimbangkan (Sumber Gambar : Nu Online)
Buya Leter: Duet Hasyim Muzadi-Said Aqil Pantas Dipertimbangkan (Sumber Gambar : Nu Online)

Buya Leter: Duet Hasyim Muzadi-Said Aqil Pantas Dipertimbangkan

Buya Drs. H. Tuanku Bagindo Mohammad Leter menjawab pertanyaan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di kediamannya, kawasan Ulakkarang, Padang, Sumatera Barat, Selasa (14/7) mengemukakan, Kiai Hasyim sudah berpengalaman sebagai Ketua Umum Tanfidziyah PBNU dua periode. Dengan pengalaman tersebut, tentu banyak capaian program NU yang sudah dilaksanakannya.

"Rais Aam ke depan sebaiknya orang yang pernah memimpin PBNU di tanfidziyah. Alasannya, sangat memahami organiasi NU dan memahami dengan baik dinamika paham Ahlussunnah Waljamaah di Nahdlatul Ulama. Memiliki pengalaman politik NU dan politik kebangsaan. Sehingga NU bisa menjaga netralitas dan toleransi dalam politik kebangsaan. Apalagi umat Islam Indonesia merupakan umat Islam yang sangat toleransi di dunia. Bandingkan dengan di Eropah, dimana umat Islamnya minoritas, selalu tertindas. Di Indonesia, justru umat minoritas dilindungi oleh NU," kata Buya Leter.

Sosok demikian, kata Buya Leter yang masuk dalam daftar 39 ulama yang diusulkan sebagai calon anggota Ahlul Halli wal Aqdi, ada pada Kiai Hasyim Muzadi. Ia memahami politik NU dalam kehidupan berbangsa dan di internasional.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Apalagi saat ini posisi Kiai Hasyim Muzadi sebagai salah seorang Dewan Pertimbangan Presiden, diharapkan bernilai positif bagi NU ke depan dalam menjalankan program-programnya," kata Buya Leter satu dari tujuh penerima penghargaan Bela Negara dari Pemerintahan RI yang diserahkan oleh Menhan Ryamizard Ryacudu, di Monas, Jakarta, 19 Desember 2014 lalu.

Menurut Buya Leter, selain memiliki pengalaman di Nahdlatul Ulama, Kiai Hasyim juga memiliki pengalaman di pentas politik. Sehingga diharapkan dengan pengalaman tersebut posisi NU dengan kekuatan politik di negeri ini tetap terjaga dengan baik.

Sementara itu, sosok yang memimpin Tanfidziyah haruslah seorang tokoh, memiliki jajaran tim di Nahdlatul Ulama, pernah memimpin NU, atau berangkat dari  badan otonomi NU. Sehingga ia mengerti dan paham dengan NU itu. Sosok ini mampu menyelesaikan masalah, bukan membuat masalah.

 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sosok seperti itu, kata Buya Leter, masih bisa diberikan kepada Kiai Said Aqil yang memimpin NU selama lima tahun ini. Apa yang sudah dilakukan selama lima tahun ini pantas diberikan apresiasi. Tanpa mengenyampingkan program-program lain, namun program strategis pendirian Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) di sejumlah wilayah dan di Jakarta sendiri pantas diberikan apresiasi.

Dikatakannya, perguruan tinggi memiliki peran yang amat penting dalam perjalanan NU ke depan. Perguruan tinggi wadah menyiapkan tenaga-tenaga profesional dan handal masa depan yang  lulusannya paham dengan NU.

"Untuk itu, tidak ada salahnya jika para muktamirin di Jombang  kembali mempercayai Kiai Said Aqil Siradj sebagai Ketua Tanfidziyah PBNU lima tahun ke depan. Karena program UNU tersebut masih terbengkalai, perlu dilanjutkan oleh Kiai Said Aqil Siradj. Di Sumatera Barat sendiri, program UNU ini masih dalam proses. Kita berharap ini bisa terealisir secepatnya. Sebab, tanpa perguruan tinggi, sulit NU berkembang dengan cepat," tambah Buya 

Meski kedua tokoh ini dimunculkan, Buya Leter tetap berkeyakinan siapa pun yang terpilih nantinya, itulah pilihan terbaik bagi NU lima tahun ke depan. Apalagi jika pemilihan Rais Aam disepakati dengan  penerapan Ahlul Halli wal Aqdi. (Armaidi Tanjung/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Tokoh, Cerita PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 22 Desember 2015

Ribuan Pelajar Sumedang Siap Memeriahkan Harlah NU

Sumedang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PCNU Sumedang pada hari Sabtu (7/5) akan memperingati hari lahir (harlah) ke-93 NU. Pelaksanaan harlah ini akan dilaksanakan di Aula IPP Pemda Sumedang. Jumlah warga NU yang akan menghadiri kegiatan ini diperkirakan mencapai ribuan orang.

Ribuan Pelajar Sumedang Siap Memeriahkan Harlah NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Ribuan Pelajar Sumedang Siap Memeriahkan Harlah NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Ribuan Pelajar Sumedang Siap Memeriahkan Harlah NU

Rangkaian kegiatan harlah diawali dengan pawai/karnaval pelajar NU. Ribuan pelajar dari setingkat SD/MI sampai tingkat SMA/SMK/MA akan ikut terlibat dalam karnaval tersebut.

Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Maarif NU Sumedang Cucu Suhayat mengatakan, sampai saat ini jumlah pelajar yang sudah mengatakan siap ikut karnaval mencapai 2000 pelajar. Itu baru yang sudah melapor ke panitia saja. Sekolah-sekolah yang akan mengikut sertakan para pelajarnya yang belum laporan ke panitia juga masih banyak.

Tidak hanya pelajar saja yang akan mengikuti karnaval ini, para santri dari beberapa pondok pesantren pun akan ikut bagian memeriahkan harlah NU ini. Diperkirakan jumlah peserta yang ikut karnaval mencapai 3000an peserta, tegas Cucu Suhayat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Karnaval pelajar akan start di depan kantor PCNU Sumedang tepat pukul 08.00. Barisan paling depan akan dipimpin oleh para pengurus NU Sumedang, guru-guru, dan para inohong Sumedang. Barisan selanjutnya para santri dan pelajar. Dengan berjalan kaki rombongan menuju Aula IPP Pemda Sumedang tempat berlangsungnya harlah NU diselenggarakan.

Semoga acara berjalan seusai dengan rencana, kata Cucu Suhayat mengakhiri pembicaraanya. (Ayi Abdul Kohar/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kyai, Halaqoh, Tegal PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ini Harapan Lily Wahid untuk Majelis Dzikir Hubbul Wathon

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah ?

Cucu Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, Hj. Lily Chodidjah Wahid mengomentari deklarasi Majelis Dzikir Hubbul Wathon yang diinisiasi Rais ‘Aam PBNU KH Ma’ruf Amin. Menurut dia, dengan majelis tersebut satu kelompok dengan kelompok yang lain diharapkan bisa berkomunikasi.

“Kemudian yang paling penting adalah berdoa bersama untuk kemaslahatan bangsa ini ke depan karena kita sudah terlalu capek diadu domba satu dengan yang lain,” katanya selepas deklarasi majelis tersebut di hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (13/7) lalu.

Ini Harapan Lily Wahid untuk Majelis Dzikir Hubbul Wathon (Sumber Gambar : Nu Online)
Ini Harapan Lily Wahid untuk Majelis Dzikir Hubbul Wathon (Sumber Gambar : Nu Online)

Ini Harapan Lily Wahid untuk Majelis Dzikir Hubbul Wathon

Lewat majelis itu pula, ia berharap menjadi ajang pertemuan kelompok nasioalis dan agamis. Pada majelis tersebut, kedua belah pihak tidak hanya berdzikir, tapi berdiskusi membahas masalah kebangsaan untuk dikerjakan secara bersama-sama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jadi, lanjutnya, majelis ini bukan sekadar dzikir saja, tapi mengadakan halaqah, diskusi kebangsaan dan mengajak seluruh komponen bangsa.

“Ini, bagi saya, NU menemukan kembali perannya sebagai perekat bangsa,” kata adik KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tak hanya itu, ia berharap majelis tersebut akan diminati anak-anak muda. “Makanya ketua panitia anak muda, Hery Azumi, itu simbul yang bergerak itu anak muda,” katanya. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah IMNU, Ulama, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 19 Desember 2015

Konferwil NU Jawa Timur akan Digelar di Sidoarjo

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Konferensi Wilayah (Konferwil) Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur akan dilaksanakan di Kabupaten Sidoarjo. Demikian hasil rapat harian gabungan Syuriyah dan Tanfidziyahdi kantor PWNU Jatim, Jalan Masjid Al-Akbar Surabaya, Senin (7/1).

Konferwil NU Jawa Timur akan Digelar di Sidoarjo (Sumber Gambar : Nu Online)
Konferwil NU Jawa Timur akan Digelar di Sidoarjo (Sumber Gambar : Nu Online)

Konferwil NU Jawa Timur akan Digelar di Sidoarjo

Hadir dalam rapat gabungan tersebut para pengurus syuriyah seperti KH Miftachul Akhyar (Rais), KH Agoes Ali Masyhuri (Wakil Rais), KH Abdul Matin, KH Nuruddin,KH Jazuli Nur, KH Hasyim Abbas, KH Syafruddin, dan KH Abdurrahman Nafis. Dari jajaran tanfidziyah hadir KH Mutawakkil (Ketua), H Masyhudi Muchtar (Sekretaris), H Wahid Asa, Prof H Son Haji, H Sholeh Hayat, H Abdi Manaf, H Lukman A Hakim, dan H Ikhwan. 

PWNU Jatim siap menggelar konferensi wilayah pada bulan Mei 2013 mendatang. Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim sendiri dengan Rais Syuriyah KH Miftachul Akhyar dan Ketua Tanfidziyah KH M Hasan Mutawakkil akan berakhir Juli 2013.  

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Konferwil akan dilaksanakan di desa Lebo Kecamatan Sidoarjo tepatnya di Pondok Pesantren Progresif Bumi Shalawat pengasuhnya KH Agoes Ali Masyhuri (Gus Ali).

Dipilihnya tempat tersebut untuk konferwil NU Jatim, menurut Humas PWNU Jatim Norhadi, karena pengasuh sanggup menjamin keamanan konferwil dari intervensi pihak luar, mengingat agenda NU berdekatan dengan agenda politik Jatim. Pesantren Bumi Shalawat sendiri belum pernah ditempati sebelumnya kegiatan NU Jatim. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Konferwil ini merupakan  forum tertinggi  di tingkat wilayah yang dinisbatkan sebagai hajat demokratisasi warga NU di Jatim.  Kegiatan ini untuk merumuskan dan menetapkan beragam kebijakan strategis terkait penataan organisasi secara internal,  perumusan program-program keumatan dan reaktualisasi peran dan posisi NU di tingkat lokal serta bagaimana sikap dan rekomendasi  NU  terkait  persoalan-persoalan mendasar sekaligus aktual yang tengah terjadi di Jatim. 

Konferwil akan dihadiri 44 cabang terdiri dari Rais Syuriyah dan ketua Tanfidziyah PCNU se-Jatim dan agendanya utamanya pemilihan Rais dan Ketua PWNU Jatim. Sedangkan agenda lainnya adalah Laporan pertanggungjawaban, membahas program limatahunan NU Jatim, mengganti seluruh kepemimpinan lembaga dan lajnah.   

Redaktur: A. Khoirul Anam

Sumber   : Humas PWNU Jatim

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 18 Desember 2015

Belajar dari Keluarga Luqman Hakim yang Diabadikan Al-Qur’an

Oleh Muhammad Yunus



Upaya pemerintah dalam mempersiapkan generasi muda yang berkarakter kuat patut diacungi jempol. Beberapa langkah strategis sebagai langkah ikhtiar sudah dilakukan. Instrument pendidikan digodok. Aturan mainpun dikeluarkan. Hal ini terlihat dari usaha Presiden mengeluarkan Perpres Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK). Yang menarik adalah pidato presiden ketika menyampaikan isi Perpers ini dihadapan ulama dengan mengatakan “Perpres tersebut jadi pekerjaan besar bagi pemerintah dan pondok pesantren.”

Belajar dari Keluarga Luqman Hakim yang Diabadikan Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)
Belajar dari Keluarga Luqman Hakim yang Diabadikan Al-Qur’an (Sumber Gambar : Nu Online)

Belajar dari Keluarga Luqman Hakim yang Diabadikan Al-Qur’an

Pidato Pak Presiden tersebut mengindikasikan akan sinergisitas umara dan ulama yang begitu kuat. Mr. Presiden menyakini dengan sepenuh hati bahwa hanya dengan usaha bersama (ulama  dan pemerintah) cita-cita mempersiapakn generasi muda berkarakter kuat tersebut dapat tercapai. Seperti yang kita ketahui bersama arus informasi yang begitu dahsat dan massif tidak dapat membendung  virus budaya dari luar negeri yang tidak sejalan dengan budaya Indonesia. 

Menurut Jokowi Indonesia mempunyai budaya kesopanan, kesantuan, integritas, kejujuran, hormat pada ulama, para kiai, para ustadz, para gurunya, dan kepada sesamanya. Hal ini harus terus diperkuat melalui pendidikan yang ada di Indonesia mulai dari sekolah, madrasah, pondok pesantren, dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya.

Sebagai usaha ikut serta mensukseskan program PPK  tersebut, sebagai orang tua, hemat penulis perlu untuk aktif membina putra putri kita. Anak kita tidak sekedar menjadi tanggung jawab sekolah, pondok pesantren, orang tua sebagai pendidikan pertama dan utama harus menyadari akan pentingnya menanamkan pendidikan karakter yang disebutkan di atas. Dalam konteks inilah ada baiknya kita mencontoh kehidupan keluarga Luqman yang diabadikan dalam Al Quran QS Al Luqman ayat 13-19. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam ayat-ayat tersebut disebutkan sedikitnya tujuh ajaran utama dan pertama yang patut kita renungkan dan implementasikan kepada putra-putri kita. Pertama adalah ajaran kepada putra putri kita tentang ketauhidan. Ajaran untuk tidak mempersekutukan Allah adalah langkah awal agar manusia dapat sukses hidup di dunia sampai di akherat. Karena sesungguhnya ilmu yang dimiliki manusia ini hanya oleh dan karena kehendak Allah SWT. Tidak ada daya dan upaya manusia selain kekuatan Allah SWT. Putra putri kita harus disadarkan akan hal itu dan ini menjadi pendidikan yang utama dan pertama. 

Berikutnya adalah pendidikan untuk berbakti dan menghormat kepada kedua orang tua. Luqman mengingatkan kepada anaknya bahwa ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Maka menghormat kepada kedua orang tua adalah bentuk syukur kepada Allah SWT dan kepada kedua orang tua. Tidak cukup hanya kepada orang tua, Luqman juga meminta kepada anaknya untuk berbuat baik kepada sesama meskipun hanya seberat biji sawi, niscaya Allah akan memberinya balasan berupa kebaikan juga. Jika pendidikan hormat kepada sesama ini berhasil maka radikalisme dan fundamentalisme atas dasar agama tidak akan terjadi. Karena manusia akan sadar bahwa keluarga terbentuk atas ikatan. Seluruh manusia ini adalah keluarga Karena terikat dalam penciptaan yang sama yaitu dari Allah SWT.

Selanjutnya, Luqman meminta anaknya untuk mendirikan shalat. Perintah mendirikan shalat ini disandingkan dengan perintah untuk selalu melakukan hal yang baik dan mencegah kemungkran. Shalat adalah tiang agama. Shalatlah yang menjaga hubungan manusia dengan Rabnya tetap tersambung. Shalat adalah kebutuhan hidup yang hakiki. Shalatlah yang merawat manusia istiqomah menjadi hamba dan mengantarkannya menjadi khalifah yang kuat. Pendidikan karakter akan kuat jika generasi muda mampu menjaga shalatnya. Jika generasi muda sudah lalai akan shalatnya maka karakter tidak akan dicapai.

Pesan Luqman berikutnya kepada anaknya adalah tidak bersikap sombong dan angkuh. Sombong dan angkuh bukanlah karakter manusia, melainkan karakter jin, ciptaan Allah dari api. Seperti yang kita ketahui, jin dikeluarkan dari surga-Nya karena kesombongan dan keangkuhannya terhadap ciptaan Allah yang lain. Jin tidak patut ketika diminta sujud kapada Adam hanya karena dirinya merasa lebih baik dari Adam. Perasaan lebih baik inilah yang menjadi persoalan dan petaka kehidupan manusia. Tidak jarang kerusakan di muka bumi ini karena kesombongan dan keangkuhan manusia. Jika manusia sadar akan dirinya yang hina maka sombong dan angkuh tidak patut berada dalam dirinya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terakhir pesan Luqman adalah perintah untuk hidup sederhana dan melunakkan suara. Akhir-akhir ini kehidupan semakin hedon. Suka memamerkan kekayaan kepada manusia yang lain. Suara seringkali sudah tidak santun lagi. Suara bukan hanya apa yang keluar dari mulut manusia, tapi suara tulisan juga dalam katagori ini. Zaman hoax akhir-akhir ini mengindikasikan suara kita tidak lagi lunak. Ujaran kebencian kepada sesama seakan-akan hal mudah yang dilakukan manusia saat ini. Jika generasi muda kita tidak diajarin untuk melunakkan suara dalam artian hati-hati dalam membuat status atau tulisan dimedia sosial maka karakter yang kuat tersebut akan sulit dicapai.

Inilah sejatinya yang menjadi pekerjaan rumah ulama dan umara dan kita semuanya. Mari berjuang bersama dalam program PPK  ini. Masa depan bangsa ini bergantung dari para generasi muda saat ini. Akhirnya ada baiknya kita renungkan lanjutan ayat dalam QS Al Luqman tersebut ayat 20 yang berbunyi: “Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang ada di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang  membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.” Tidak ada keraguan untuk meraih kesuksesan dunia dan akhirat jika kita mampu menjalankan pendidikan karakter dalam kisah keluarga Luqman ini.





Penulis adalah Wakil Dekan III FKIP Unisma, Dosen Pendidikan Bahasa Inggris FKIP Universitas Islam Malang

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah