Sabtu, 26 Juli 2014

MTs Abu Amr, Hadir di Tengah Minimnya Kesadaran Pendidikan

Perkembangan pendidikan formal melaju pesat di tengah tuntutan administratif masyarakat modern. Orang-orang mulai sukar memasuki pos-pos strategis dunia industri atau jabatan di pemerintahan tanpa bukti ijazah resmi yang diakui. Zaman sudah berubah, meski masyarakat belum tentu sepenuhnya turut berubah.

Kesadaran akan pentingnya pendidikan formal tetap saja ditemukan di sejumlah sudut daerah di Tanah Air. Desa Tambakrejo, Kecamatan Pasrepan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, adalah salah satu contohnya. Para remaja di kampung dekat Gunung Bromo ini cukup banyak yang tak melanjutkan pendidikan formal tingkat menengah, hingga berdirilah Madrasah Tsanawiyah Abu Amr di tengah-tengah mereka.

MTs Abu Amr, Hadir di Tengah Minimnya Kesadaran Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)
MTs Abu Amr, Hadir di Tengah Minimnya Kesadaran Pendidikan (Sumber Gambar : Nu Online)

MTs Abu Amr, Hadir di Tengah Minimnya Kesadaran Pendidikan

Nama madrasah itu diambil dari nama mendiang kiai terpandang di Pasuruan, KH Abu Amar Chotib, pendiri Pondok Pesantren Ar-Raudloh yang teguh selama puluhan tahun dengan sistem pembelajaran salafiyah. Awal berdiri pada tahun 2012, MTs Abu Amr mesti bekerja keras merayu masyarakat setempat agar mau bersekolah di madrasah baru ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ahmad Suadi Abu Amar, sang pendiri MTs tersebut, mengaku berat menarik minat warga Tambakrejo pada masa-masa rintisan itu kendati sudah mengerahkan santri-santrinya di Pesantren Ar-Raudloh untuk mencari murid baru. Tapi ia amat sadar, ini hanya bagian dari proses, yang kelak pasti membuahkan hasil.

Jika mau, warga di Tambakrejo sebetulnya bisa menyekolahkan anaknya di MTs atau SMP di Kecamatan Pasrepan. Jaraknya bervariasi, dari dua kilometer hingga empat kilometer. Tapi hal itu tak terjadi memuaskan. Mereka butuh sentuhan personal untuk membangkitkan kesadaran berpendidikan. Dan itulah yang dilakukan MTs Abu Amr dengan mendatangi rumah door to door, membujuk warga untuk bersama menghidupkan MTs.

Jerih payah pun berbuah. MTs gratis yang berada di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Ar-Raudloh ini sukses merekrut murid, menjalankan proses belajar-mengajar, hingga mewisuda 33 anak untuk angkatan pertama pada tahun 2015.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Soal kurikulum, MTs Abu Amr Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran agama dan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) untuk mata pelajaran umum. Pola rencana belajar semacam ini mengikuti anjuran dari Kementerian Agama, sebagaimana lazim dilakukan madrasah-madrasah lainnya.

Selain pembelajaran di kelas, para siswa MTs Abu Amr juga dilibatkan dalam berbagai ajang kompetisi di tingkat kabupaten maupun provinsi. Lomba-lomba yang pernah diikuti madrasah rintisan ini antara lain lomba kaligrafi (pernah juara II tingkat kabupaten), lomba catur (pernah juara II tingkat kabupaten), lomba mata pelajaran agama, dan lomba mata pelajaran sains.

Berbasis Pesantren

Selain warga Tambakrejo dan sekitarnya, peserta didik di MTs Abu Amr berasal dari dari para santri Pesantren Ar-Raudloh yang sehari-hari tinggal di gothaan (kamar asrama). Semula untuk bisa sekolah formal, mereka mesti keluar desa. Tapi sejak MTs Abu Amr berdiri, para santri remaja ini beralih ke MTs baru yang letaknya tak jauh dari Pesantren. Mereka berasal dari dalam dan luar kota Pasuruan.

Pesantren Ar-Raudloh memang mewajibkan para santri usia produktif berpendidikan formal. Tapi santri tetap menjalani aktivitas pesantren seperti umumnya santri. Ada sorogan kitab kuning, wirid rutin, dan kewajiban sembahyang berjamaah. Pada pagi hari, santri (remaja) wajib belajar di sekolah formal, dilanjutkan di madrasah diniyah ula dan wustha di siang hari, lalu sorogan mengaji berbagai kitab pada sore dan selepas maghrib. Bakda isya’ adalah saat santri belajar santri membaca ulang pelajaran yang seharian diterima.

Nuansa pesantren juga menjiwai MTs Abu Amr. Sejumlah kebijakan penting di madrasah ini tak boleh melenceng dari prinsip Pesantren Ar-Raudloh yang menaunginya. Pendidikan karakter menjadi tujuan yang dikedepankan bagi para peserta didik. Pesantren yang semula hanya diisi santri lelaki ini, sejak tahun 2013 lalu mendirikan Pondok Pesantren Putri Ar-Raudloh di lokasi terpisah yang tidak terlalu jauh.

Sang pendiri tak ingin MTs sebagai ujung dari pendidikan formal para siswa. Untuk kepentingan ini, Madrasah Aliyah Abu Amr segera dibangun begitu MTs Abu Amr meluluskan siswa untuk pertama kalinya. Hampir seluruh alumni menyambung pendidikan aliyah mereka di sini. Hanya satu dua melanjutkan ke sekolah menengah atas di luar. Selain itu, MA Abu Amr juga menerima murid keluaran dari MTs lain.

Ahmad Suadi, pengasuh Pesantren Ar-Raudloh itu, merasa senang hingga kini lembaga pendidikannya berkembang sehat. Menurut Kepala Tata Usaha MTs Abu Amr, Abdul Azis, saat ini MTs Abu Amr memiliki 117 murid, sementara MA Abu Amr 37 murid. Acara kirab dan perayaan pada momen-momen tertentu terus digelar untuk kian mengembangkan syiar madrasah.

Madrasah ini didirikan atas semangat gotong royong. Guru-gurunya tak digaji dengan nominal pasti. Ahmad Suadi, pengasuh Pesantren Ar-Raudloh itu, percaya, jalur pendidikan adalah strategi efektif untuk memperbaiki perilaku dan kondisi masyarakat. Ketika lulusan madrasah setempat memiliki ijazah formal, mereka juga diharapkan dapat memperluas bidang perjuangan, tak hanya di mushala atau pesantren tapi juga di perusahaan atau di posisi-posisi strategis pemerintahan. (Mahbib)







Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 25 Juli 2014

Adab Jimak Menurut Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali menyebutkan sejumlah rangkaian persiapan yang perlu dilakukan ketika pasangan suami-istri hendak berhubungan seksual. Etika ini dirangkumnya dari akhlak yang diajarkan Rasulullah SAW (naqli) dan pendekatan akal (aqli).

Ulama yang bergelar Hujjatul Islam ini memandang bahwa aktivitas hubungan seksual bukan hanya sekadar kegiatan rutin pelepasan syahwat belaka. Baginya, hubungan seksual merupakan sebuah aktivitas fisik sekaligus psikis dengan cukup kompleksitas yang melibatkan perasaan, bahasa tubuh, bahasa verbal, dan berdimensi ibadah serta medis.

Adab Jimak Menurut Imam Al-Ghazali (Sumber Gambar : Nu Online)
Adab Jimak Menurut Imam Al-Ghazali (Sumber Gambar : Nu Online)

Adab Jimak Menurut Imam Al-Ghazali

Karenanya hubungan seksual perlu dipersiapkan dari segala macamnya. Imam Al-Ghazali menjelaskan dalam karyanya Al-Adab fid Din.

? ?- ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Artinya, “Etika berhubungan badan dengan istri antara lain mengenakan wangi-wangian, menggunakan kata-kata yang lembut, mengekspresikan kasih-mesra, memberikan kecupan menggelora, menunjukkan sayang senantiasa, baca bismillah, tidak melihat kemaluan istri karena konon menurunkan daya penglihatan, mengenakan selimut atau kain (saat bercinta), dan tidak menghadap kiblat,” (Lihat Imam Al-Ghazali dalam Al-Adab fid Din, Beirut, Al-Maktabah As-Sya‘biyyah, halaman 175).

Suasana ruangan harus dipersiapkan senyaman mungkin. Untuk itu aroma ruangan perlu diciptakan agar sedap dan harum. Selain ruangan tubuh dengan segala organ di dalamnya sedapat mungkin jauh dari aroma busuk.

Kondisi psikis perlu diperhatikan. Bahasa tubuh harus menunjukkan kasih-mesra. Sementara bahasa verbal juga menempati posisi agak penting dengan intonasi yang lembut dan pilihan kata-kata yang santun.

Berikutnya Imam Al-Ghazali mengingatkan umat Islam untuk memperhatikan rambu-rambu agama Islam seperti membaca bismillah, bertutup selimut atau kain saat berhubungan, tidak menghadap kiblat, dan tidak memandang kemaluan pasangan. Semua rangkaian adab ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas hubungan seksual dan menambah keharmonisan pasutri. Wallahu alam. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Santri, Quote, Ahlussunnah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 13 Juli 2014

Dakwah dan Politik Tak Bisa Disamakan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Masdar Farid Mas’udi memahami keresahan warga Muhammadiyah dengan maraknya dakwah berlabel partai politik. Masdar mengakui fenomena gerakan dakwah yang menggunakan label parpol memang terjadi.

Menurutnya, partai politik yang menggunakan dakwah umat untuk tujuan politik tidaklah ‘jantan’. ”Kalau dakwah, ya dakwah saja, jangan diarahkan dengan parpol. Sebab keduanya memiliki tujuan berbeda,” ujarnya menanggapi hasil Tanwir Muhammadiyah.

Dakwah dan Politik Tak Bisa Disamakan (Sumber Gambar : Nu Online)
Dakwah dan Politik Tak Bisa Disamakan (Sumber Gambar : Nu Online)

Dakwah dan Politik Tak Bisa Disamakan

Pendiri Perhimpunan Pemberdayaan Pesantren dan Masyarakat (P3M) itu menambahkan, tujuan dakwah adalah memberikan pengetahuan tentang pemahaman keagamaan.

Dalam aktivitasnya, dakwah tidak mengharapkan imbalan tertentu. Hal itu berbeda dengan parpol yang bertujuan meraih kekuasaan. Karena itu, keduanya tidak bisa dicampuradukkan. Ia mengakui pula adanya gerakan dakwah tertentu yang telah mempergunakan sarana peribadatan umat untuk perekrutan dan sarana mencapai tujuan parpol. Munculnya fenomena ini sangat memprihatinkan.

Selama bertahun-tahun, lanjutnya, sarana ibadah merupakan infrastruktur kemaslahatan bersama. ”Masjid, ya milik umat, bukan kelompok atau partai tertentu,” ungkapnya.

Meski demikian, dia tidak bersedia menyebutkan parpol yang dimaksud. Dia hanya berharap sebaiknya dakwah ditujukan untuk dakwah, bukan untuk politik. ”Ini lebih tegas dan masyarakat juga bisa menilainya,” terangnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir menyatakan keresahan organisasinya itu dialami pula oleh ormas lain, seperti NU dan kelompok-kelompok takmir dan pengajian masjid di berbagai daerah. Menurutnya, bukan masalah dakwahnya, yang menjadi persoalan bagi warga Muhammadiyah dan umat Islam lain, melainkan kekhawatiran terseretnya mereka ke dalam wilayah politik. (gpa/rif)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Anggota Banser Siap Kawal Siak-Riau sebagai Bumi Aswaja

Siak, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sebanyak 105 peserta Diklatsar I Barisan Ansor Serbaguna (Banser) dinyatakan lulus dan diberi tugas mengawal Kabupaten Siak, Riau sebagai bumi Aswaja (Ahlusunnah wal Jamaah) sebagaimana ketika masih berada dibawah kekuasaan Kesultanan Melayu Siak Sri Indrapura.

Anggota Banser Siap Kawal Siak-Riau sebagai Bumi Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)
Anggota Banser Siap Kawal Siak-Riau sebagai Bumi Aswaja (Sumber Gambar : Nu Online)

Anggota Banser Siap Kawal Siak-Riau sebagai Bumi Aswaja

Tugas itu secara khusus disampaikan Ketua PW Ansor Riau, Purwaji yang menjadi instruktur Diklatsar bersama Dansatkornas Banser, Alfa Isnaini, Satkorwil Banser Riau, Ibadullah SE, Slamet Riyadi, Ketua PC Ansor Siak, Agus Mudhofar, dan para kiai NU Riau.

Menurut Purwaji, dalam praktik keagamaannya, Kesultananan Siak Sri Indrapura adalah penganut paham Ahlusunnah wal Jamaah yang dibuktikan dengan masih digelarnya Haul Sultan Sultan Siak sampai sekarang ini oleh keluarga kerajaan. Ditambah lagi dengan masih eksisnya tradisi ziarah ke makam para Raja dan ulama penyebar Islam di kabupaten itu seperti Makam Raja Kecik, Makam Syech Abdurrahman, Makam Sultan Syarif Kasim, dan lainnya.

"Kabupaten Siak ini tanah Aswaja yang harus kita jaga dengan sekuat tenaga. Bentengi agama kita dan amaliyah-amaliyahnya dari serangan paham radikal yang tidak toleran dan suka mengafirkan orang lain," kata Purwaji.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam pantauan PW Ansor Riau, paham Islam radikal sudah masuk ke Siak dan semakin berani menunjukkan aksi melarang amaliyah-amaliyah orang NU dan orang Siak seperti yasinan, tahlilan dan maulidan.?

"Padahal Kerajaan Siak dulu Aswaja tulen, dan banyak keturunan Baginda Nabi Muhammad SAW yang berdakwah dan menjadi keluarga Kerajaan Siak. Amaliyah mereka adalah Aswaja yang sama dengan apa yang diamalkan warga NU. Karena itu Ansor dan Banser harus ikut menjaganya," kata Purwaji.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Diklatsar Banser Siak pertama ini digelar di Pondok ? Pesantren Al-Muttaqin Desa Jati Baru, Kecamatan Bunga Raya selama tiga hari dari Jumat sampai Ahad (5-7/2/2016). Selama Diklat peserta diberi materi ke-NU-an, ke-Ansor-an, ke-Banser-an, Aswaja dan materi lapangan seperti baris-berbaris, tata upacara Banser, bela diri, serta latihan ketahanan fisik. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 01 Juli 2014

Bupati Buka Acara Rakercab LP Ma’arif Banjarnegara

Banjarnegera, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif Kabupaten Banjarnegara mengadakan Rapat Kerja Cabang Tahun 2016 dengan mengusung tema “Mewujudkan Pendidikan yang Mandiri, Berkualitas dan Profesional dalam Bingkai Faham Islam Ahlussunah wal Jama’ah” pada Sabtu, 13 Februari 2016 bertempat di RM. Saung Bu Mansur.

Bupati Buka Acara Rakercab LP Ma’arif Banjarnegara (Sumber Gambar : Nu Online)
Bupati Buka Acara Rakercab LP Ma’arif Banjarnegara (Sumber Gambar : Nu Online)

Bupati Buka Acara Rakercab LP Ma’arif Banjarnegara

?

Hadir dalam acara Rakercab LP Ma’arif ini, Sutedjo Slamet Utomo Bupati Banjarnegara, H Taufiq R. Abdullah DPR RI Fraksi PKB, beberapa anggota DPRD Kabupaten Banjarnegara dari Fraksi PKB, PW LP Ma’arif Jawa Tengah, Kepala Dikdikpora, Kepala Kemenag, Pengurus PCNU Kabupaten Banjarnegara beserta banomnya, PC Muslimat, Fatayat, Ansor, IPNU, dan IPPNU.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Rakercab ini adalah momentum yang sangat stategis untuk menyusun program kerja ke depan sehingga apa yang dicita-citakan sebagaimana dituangkan dalam tema Rakercab ini bisa tercapai,” kata Hendro Cahyono selaku ketua PC LP Ma’arif Kabupaten Banjarnegara dalam sambutannya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia juga mengingatan bahwa dalam penyusunan program, harus jelas dan fokus, terukur, bisa tercapai, sesuai dengan NU dan Aswaja serta melihat waktu. Ia pun yakin bahwa program yang dicanangkan bisa tercapai asalkan segenap pengurus mempunyai loyalitas, komitmen dan dedikasi yang tinggi kepada lembaga disertai rasa yakin dan optimis.?

H Zahid Khasani selaku ketua PCNU Kabupaten Banjarnegara dalam sambutannya mengingatkan bahwa dalam raker ini harus bisa dipetakan potensi yang dimiliki dengan jelas demi kemajuan NU di Banjarnegara. Dia juga meminta kepada pihak Kemenag agar ijin operasional pendidikan untuk warga NU dimudahkan.?

“Besarnya NU itu tidak perlu ditakuti. Akan tetapi besarnya Gafatar dan aliran-aliran baru lah yang harus diwaspadai karena mengusung negara khilafah, sedangkan NU dan banomnya dari Muslimat, Fatayat dan Ansor selalu bersinergi dengan negara bahwa NKRI adalah harga mati,” katanya mengakhiri sambutanya.?

Acara yang dihadiri oleh semua kepala sekolah dan madrasah di bawah naungan LP Ma’arif ini mendapat apresiasi dari Bupati Banjarnegara. Ia menyadari bahwa pendidikan adalah hal yang sangat penting. Karena apapun kekeyaan yang dimiliki tanpa didukung dengan sumber daya manusia yang memadai maka semua itu tidak ada artinya.?

“Selamat atas terselenggaranya Rapat Kerja Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif Kabupaten Banjarnegara ini, semoga menelorkan program-program yang bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Banjarnegara, khususnya pendidikan agama,” katanya mengakhiri sambutan yang dilanjutkan dengan memukul bedug untuk membuka acara. (Mad Solihin/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Lomba, Tegal PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 25 Juni 2014

Pelajar NU Kraksaan Programkan Usaha Mandiri Pelajar

Probolinggo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - Pada tahun 2017, Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kota Kraksaan Kabupaten Probolinggo memprogramkan usaha mandiri bagi pelajar NU. Program digagas pada Rapat Kerja Cabang (Rakercab) IPNU Kota Kraksaan, Sabtu (4/2).

Kegiatan yang dilaksanakan di kediaman Penasehat GP Ansor Kota Kraksaan Gus Nuris Zamzami ini diikuti oleh puluhan pengurus PC IPNU Kota Kraksaan masa khidmat 2016-2018.

Pelajar NU Kraksaan Programkan Usaha Mandiri Pelajar (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelajar NU Kraksaan Programkan Usaha Mandiri Pelajar (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelajar NU Kraksaan Programkan Usaha Mandiri Pelajar

Selain usaha mandiri bagi pelajar NU, Rakercab IPNU Kota Kraksaan juga memutuskan tentang penguatan internal pengurus melalui kegiatan beberapa diskusi serta Turba (turun ke bawah) ke Pimpinan Anak Cabang (PAC), Pimpinan Komisariat (PK) dan Pimpinan Komisariat Perguruan Tinggi (PKPT) se-Kota Kraksaan.

“Kami juga tidak lupa membuat program wajib berupa pengkaderan pengurus. Jika program ini tidak dilaksanakan, maka dikhawatirkan keberlangsungan roda organisasi tidak akan berjalan dengan baik,” kata Ketua IPNU Kota Kraksaan Khairul Imam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Menurut Imam, Rakercab bertujuan untuk memantapkan program kerja yang akan direalisasikan oleh para pengurus IPNU Kota Kraksaan ke depannya. “Harapan dari kami bagaimana sekiranya pengurus IPNU Kota Kraksaan bisa menghasilkan program yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan pelajar di Kota Kraksaan,” harapnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari sekian banyak program yang dihasilkan, jelas Imam, IPNU Kota Kraksaan akan fokus dan memprioritaskan kepada pengkaderan. Karena inilah salah satu wadah untuk menghasilkan pengurus yang benar-benar andal yang mampu membawa kemajuan organisasi.

“Banyak yang menganggap pengkaderan ini adalah sebuah program yang tidak terlalu penting. Padahal pengkaderan ini merupakan sebuah upaya yang sangat penting dalam menyelamatkan roda organisasi. Kalau pengkaderan berhenti, maka lambat laun organisasi akan mati suri bahkan tidak akan aktif,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Senin, 23 Juni 2014

Nuansa Budaya Meriahkan Takbir Keliling IPNU-IPPNU

Jepara, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah . Pimpinan Ranting (PR) IPNU-IPPNU desa Petekeyan bekerja sama dengan Pimpinan Komisariat (PK) IPNU-IPPNU MTs-MA NU Nahdlatul Fata desa Petekeyan kecamatan Tahunan kabupaten Jepara menyelenggarakan Takbir Keliling malam 1 Syawal 1435 H yang dilaksanakan Ahad (27/7) malam.

Tahun ini kegiatan yang sudah berjalan 10 kali ini akan mengusung tema Budaya. Dipilihnya tema tersebut menurut ketua panitia, Muhammad Damar Utomo lantaran untuk menyukseskan Petekeyan sebagai kampung sembada ukir.

Nuansa Budaya Meriahkan Takbir Keliling IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)
Nuansa Budaya Meriahkan Takbir Keliling IPNU-IPPNU (Sumber Gambar : Nu Online)

Nuansa Budaya Meriahkan Takbir Keliling IPNU-IPPNU

“Jadi nuansa budaya yang kami usung misalnya peserta membuat miniatur ukir. Hal itu dalam rangka menyongsong desa swasembada ukir. Disamping itu peserta juga boleh mengangkat budaya Islami. Intinya bertema budaya,” jelas Utomo.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rencananya ada 30 peserta yang merupakan perwakilan tiap RT maupun Musholla se-desa Petekeyan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia menambahkan kegiatan yang juga didukung Pimpinan Ranting (PR) NU Desa Petekeyan tersebut bertujuan menyiarkan agama Islam dengan takbir kemenangan. (Syaiful Mustaqim/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah PonPes, Sunnah, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah