Kamis, 13 September 2007

Pelarangan HTI Harus Disertai Pembinaan

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pelarangan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) sudah tepat, meskipun dinilai terlambat karena organisasi transnasional ini sudah berkembang dan mempunyai banyak pengikut. Karena itu, proses pelarangan HTI harus disertai dengan pembinaan terhadap para "korban" yang sudah terlanjur mengikuti organisasi ini.

Demikian dalam diskusi dan peluncuran buku "Gerakan Politik Hizbut Tahrir Indonesia Mampukah Menjadi Gerakan Dakwah?" karya Sofiuddin di Islam Nusantara Center (INC), Ciputat, Tangsel, Selasa (13/6). Diskusi dihadiri Wasekjen PBNU H Abdul Munim DZ, Sekjen Pimpinan Pusat GP Ansor Adung Abdul Rahman, dan mantan staf khusus Wantimpres Hilmi Asshidiqie.

Dalam pemaparan bukunya, Sofiuddin mengatakan, pembubaran HTI bukan tanpa implikasi. "Justru mereka akan bergerak dan semakin militan jika tidak dibarengi dengan pembinaan," katanya.

Pelarangan HTI Harus Disertai Pembinaan (Sumber Gambar : Nu Online)
Pelarangan HTI Harus Disertai Pembinaan (Sumber Gambar : Nu Online)

Pelarangan HTI Harus Disertai Pembinaan

Lebih lanjut, kata Sofiuddin, para anggota HTI yang berjumlah lebih dari 10 ribu orang merupakan bagian dari warga negara Indonesia yang mempunyai kewajiban dan hak yang sama dengan warga lain.

Hal senada disampaikan Hilmi Asidiqie. Menurutnya, HTI sudah sepantasnya dibubarin karena menentang ideologi negara. "Silakan bentuk organisasi tapi jangan seperti sebelumnya menentang ideologi negara. Jangan pertentangkan lagi agama dan negara," katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mengutip pernyataan KH Hasyim Muzadi (alm), ia mengatakan bahwa syariat Islam sebenarnya sudah diterapkan 92 persen di Indonesia. Hanya sedikit yang tidak diterapkan di Indonesia sebagaimana di negara lain, terutama terkait pelaksanan hukum pidana qishas dan rajam. Selebihnya Indonesia adalah salah satu negara yang paling islami di dunia.

Dikatakan, Pancasila memberi ruang yang luas bagi umat Islam untuk menjalankan syaraiat Islam yang berisi aspek akidah, syariah, dan akhlak.

Sekjen GP Ansor Adung Abdul Rahman dalam kesempatan itu menegaskan kembali dukungannya kepada pemerintah untuk membubarkan HTI. "Kalau membaca buku ini, semua ditolak HTI: Pancasila, kebhinekaan, dan NKRI, karena tidak sesuai Islam kaffah menurut mereka," ujarnya.

Indonesia didirikan oleh para pejuang dengan mengorbankan harta dan nyawa. "Termasuk nyawa para senior kami di GP Ansor," tegasnya. Karena itu tidak boleh ada yang merongrong Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia juga menyesalkan perilaku HTI yang seringkali memanipulasi dukungan para tokoh dan warga NU. Sikap mereka juga seringkali ambigu. "Mereka anti Pancasila dan NKRI tapi banyak anggota mereka yang menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Mereka menghidupi keluarga mereka dari anggaran negara," ujarnya.

Wasekjen PBNU dalam kesempatan itu menegaskan bahwa bagi NU, Pancasila bukan saja pilihan politik (siyasi) tetapi juga sesuai dengan ketentuan syariat Islam (syari).

"Pancasila adalah syariat Islam. Pada Munas alim ulama NU di Situbondo Jawa Timur tahun 1983, para ulama telah menegaskan bahwa menjalankan Pancasila sama dengan menjalankan syariat Islam. Pancasila itu sendiri dirumuskan oleh ulama NU lengkap dengan (dalil) Quran dan haditsnya," demikian Munim DZ. (Red-Zunus)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaNu PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 08 September 2007

Ujian MTs/SMP Ma’arif Jateng Diikuti 57.500 Siswa

Pati, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ujian Madrasah (UM) untuk tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) diselenggarakan 6-11 April 2015. Di Jawa Tengah, UM diikuti oleh ratusan madrasah yang berada di bawah naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif NU.

Ujian MTs/SMP Ma’arif Jateng Diikuti 57.500 Siswa (Sumber Gambar : Nu Online)
Ujian MTs/SMP Ma’arif Jateng Diikuti 57.500 Siswa (Sumber Gambar : Nu Online)

Ujian MTs/SMP Ma’arif Jateng Diikuti 57.500 Siswa

Ketua Panitia Ujian Madrasah Pimpinan W LP Ma’arif NU Jateng Muh Junaidi mengatakan, peserta UM tingkat MTs/SMP tahun ini mencapai 57.500 siswa. Jumlah tersebut berasal dari 597 MTs dan 79 SMP yang tersebar  di seluruh cabang LP Ma’arif NU Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah.

Lebih lanjut Junaidi mengungkapkan bahwa untuk melihat langsung pelaksanaan UM di daerah-daerah, PW LP Ma’arif NU Jateng melaksanakan pengawasan ke beberapa madrasah/sekolah. Beberapa daerah  yang dijadikan sampel pengawasan, antara lain Kabupaten Pati, Kabupaten Magelang, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Blora, Kabupaten Grobogan, dan Kota Semarang.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Tujuan monitoring ini untuk mengetahui apakah pelaksanaan UM ini sudah sesuai ketentuan atau belum. Merespon aspirasi cabang terkait pelaksanaan ujian. Memonitor  kendala-kendala yang muncul seperti validitas soal, kualitas cetak naskah, dan lain sebagainya,” kata Junaidi yang juga menjadi Kepala MTsN 1 Semarang ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jamal, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di MTs Perguruan Islam Munomen (PIM) Gembong Pati saat menerima kunjungan PW LP Ma’arif NU Jateng mengatakan, secara garis besar soal-soal UM dari wilayah cukup baik. “Sudah sesuai Standar Kelulusan (SKL), bahasa yang digunakan juga bagus. Hanya memang masih ada beberapa kesalahan teknis. Tetapi bisa kami atasi,” jelasnya.  (Muslihudin el Hasanudin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nahdlatul, Anti Hoax PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 30 Mei 2007

Tahun 2013, Pagar Nusa Subang Targetkan Cetak 1.000 Pesilat

Subang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Cabang Pagar Nusa Kabupaten Subang secara resmi baru didirikan pada tahun 2012 kemarin, tersendatnya pembentukan pengurus Pagar Nusa di lingkungan PCNU Subang diakibatkan oleh adanya krisis kader NU yang concent menggeluti bidang pencak silat. 

Sebagaimana diakui oleh Ketua Pagar Nusa Subang Totoh Bustanul Arifin (30) saat ditemui PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Kediaman Rais PCNU Subang, Komplek Pesantren Yafata, Desa Marengmang, Kalijati, Subang. Selasa (1/1)

Tahun 2013, Pagar Nusa Subang Targetkan Cetak 1.000 Pesilat (Sumber Gambar : Nu Online)
Tahun 2013, Pagar Nusa Subang Targetkan Cetak 1.000 Pesilat (Sumber Gambar : Nu Online)

Tahun 2013, Pagar Nusa Subang Targetkan Cetak 1.000 Pesilat

Menurut Totoh, masalah serius yang dihadapi oleh Pagar Nusa Subang adalah fanatisme dan egosentrisme yang tinggi pada diri pesilat, sehingga sedikit kesulitan dalam membentuk visi-misi yang sama.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Di Subang sama daerah Jawa kan beda, kalau di sini itu banyak paguron-paguron (perguruan silat) kecil, yang jadi masalahnya adalah kebanyakan mereka memiliki fanatisme yang tinggi terhadap paguronnya masing-masing”  jelas Alumni Pesantren Manbaul Ulum Banyuwangi, Fathul Ulum Kediri, Bustanu `Usysyaqil Quran Demak, Bahrus Shalawat Madiun dan Pesulukan Thoriqah Agung Tulungagung tersebut

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Namun Demikian, Totoh tetap optimis Pagar Nusa bisa berkembang di Subang, bahkan ia menargetkan pada tahun 2013 Pagar Nusa Subang bisa mencetak 1.000 pesilat.

Target tersebut bukan bualan semata, karena saat ini, setiap hari Jum`at Pagar Nusa melatih di Pesantren yang diasuh Rais PCNU Subang, Pesantren Yafata dengan jumlah pesertanya sekitar 100-an orang, beberapa minggu  lagi, setiap hari Sabtu Pagar Nusa Subang juga dijadwalkan akan melatih di Pesantren yang diasuh Ketua PCNU Subang, Pesantren Attawazun dengan jumlah calon peserta sebanyak 700-an orang, selain itu Pagar Nusa juga akan disibukkan dengan melatih calon pesilat di Pesantren yang diasuh Ketua MWCNU Patokbeusi, Pesantren Al-Karimiyyah dengan jumlah calon peserta 300-an orang, sehingga tahun depan Pagar Nusa sudah memiliki kader 1.000 lebih pesilat.

Totoh juga merasa target ini cukup berat, karena jumlah peserta dengan pelatih sangat tidak seimbang, maka alternatifnya adalah dengan meminta bantuan kepada pengurus Wilayah Pagar Nusa Jawa Barat, bahkan jika memungkinkan meminta bantuan kepada Pengurus Pusat Pagar Nusa untuk menurunkan pelatih ke Subang.

Redaktur    : Mukafi Niam

Kontributor : Aiz Luthfi  

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kajian Sunnah, Aswaja PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 27 Mei 2007

Kemenag Dorong Islam Indonesia sebagai Kiblat Kajian Islam Dunia.

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Kementerian Agama melalui Ditjen Pendidikan Islam menyelenggarakan Student Mobility Program (SM-PRO) Tahun 2015. Sebanyak 27 mahasiswa terbaik sudah terpilih dan akan diberangkatkan ke Australia pada Kamis (17/12).

Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin meminta ? peserta SM-PRO 2015 dapat menjadi agen yang mengabarkan potensi Islam Indonesia ke Australia dan negara manapun di dunia.?

Kemenag Dorong Islam Indonesia sebagai Kiblat Kajian Islam Dunia. (Sumber Gambar : Nu Online)
Kemenag Dorong Islam Indonesia sebagai Kiblat Kajian Islam Dunia. (Sumber Gambar : Nu Online)

Kemenag Dorong Islam Indonesia sebagai Kiblat Kajian Islam Dunia.

“Student Mobility Program ini dapat menjadi saluran penting bagi aktivitas kemahasiswaan yang positif di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam,” tegas Dirjen saat bertemu peserta Predeparture Orientation ? SM-PRO 2015 yang dilaksanakan Subdit Kelembagaan Direktorat Diktis, di Denpasar, Rabu (16/12) sebagaimana dikutip dari klaman kemenag.go.id.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam arahannya Guru Besar hadits UIN Alaudddin Makassar itu kembali menekankan pentingnya Islam Indonesia sebagai kiblat kajian Islam dunia. Menurutnya, ada banyak alasan kenapa dunia harus belajar Islam ke Indonesia. Pertama, Indonesia adalah the most moslem countries in the world. Kedua, Islam Indonesia dikenal moderat dan demokratis, damai, dan menghargai perbedaan (diversity).?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Islam dan demokrasi bertemu, compatible,” terangnya.?

“Ketiga, Indonesia memiliki modal sosial-kultural yang banyak, antara lain lembaga pendidikan Islam yang jenis dan jumlahnya terbanyak di dunia,” tambahnya bersemangat.

Kamaruddin Amin mengapresiasi pelaksanaan SM-PRO dan menilai program rintisan ini penting untuk dilanjutkan sebagai salah satu program unggulan Ditjen Pendis. ? Direktorat Diktis telah melakukan seleksi yang sangat ketat terhadap 2000 lebih calon pendaftar SM-PRO 2015. Dari jumlah tersebut, setelah dilakukan wawancara kemampuan bahasa dan akademik, diperoleh 27 mahasiswa terbaik yang hari ini ikut Predeparture.?

Menurut Mastuki, penanggung jawab kegiatan sekaligus Kasubdit Kelembagaan Diktis, 27 orang mahasiswa S1 ini akan mengikuti student camp and leadership training serta cultural benchmark di Perth, Australia selama 8 hari.

“Ada yang menarik bahwa peserta SMPRO 2015 ini adalah mahasiswa S1 dari perguruan tinggi Islam dengan jurusan/prodi yang beragam. Ada yang jurusan tafsir/hadits, tarbiyah, dakwah, hubungan internasional, dan pendidikan Bahasa Inggris. Artinya, kemampuan Bahasa Inggris dan akademik merata di seluruh program studi dan jurusan di PTKI. Apalagi di antara peserta ada yang hafidz Al-Qur’an 30 juz, pinter bahasa Arab, dan talenta lainnya,” papar Mastuki di sela-sela Predeparture yang dilaksanakan di Hotel Eden Kuta Bali.

Peserta yang mengikuti SM-PRO 2015 berasal dari berbagai PTKI negeri dan swasta. Tersebar dari Aceh, Makassar, Watampone, Bandung, Medan, Palembang, Jakarta, Jogja, Surabaya, Malang dan Semarang. Mereka take off ke Perth kamis sore, (16/12) dan langsung menuju Curtin University untuk mengikuti berbagai kegiatan sampai 23 Desember 2015. Pendamping kegiatan ini dihandle oleh Jarot Wahyudi (UIN Jogja) dan Yeni Ratnayuningsih (UIN Jakarta). Red: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Cerita, Warta, Humor Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 12 April 2007

Rekonsiliasi NU-PKI Sudah Lama Terjadi

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Desakan sejumlah kelompok agar NU mau melakukan rekonsiliasi dengan mantan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI) dan keturunannya dinilai tidak relevan. NU selama ini tidak menyimpan dendam dan usaha rekonsiliasi sudah dipraktikan kiai-kiai NU sejak dulu dengan penuh kesadaran.

Demikian pandangan sejarawan NU Agus Sunyoto di sela acara Tahlil dan Doa Bersama untuk Para Kiai dan Santri Korban Kekejaman PKI Tahun 1948-1965 di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Senin (1/10) malam. Turut berbicara dalam forum ini, Wakil Ketua Umum PBNU KH As’ad Said Ali dan sejumlah aktivis senior NU, seperti Khalid Mawardi, Baidlawi Adnan, dan Abdullah Syarwani.

Rekonsiliasi NU-PKI Sudah Lama Terjadi (Sumber Gambar : Nu Online)
Rekonsiliasi NU-PKI Sudah Lama Terjadi (Sumber Gambar : Nu Online)

Rekonsiliasi NU-PKI Sudah Lama Terjadi

Agus menyatakan, fakta itu bisa ditelusuri setelah maraknya janda-janda dan anak-anak yatim dari keluarga PKI akibat Operasi Trisula di Blitar, Jawa Timur. Kiai-kiai NU secara bijak mengambil anak tanpa ayah itu untuk dipesantrenkan, disekolahkan, dan dibesarkan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Anak-anak inilah yang akhirnya, karena walinya atas nama kiai-kiai tadi, ya mereka bisa jadi pegawai negeri, di departemen agama, di mana-mana,” imbuhnya.

Rekonsiliasi, demikian Agus, juga bisa ditemukan di Desa Trisulo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, yang saat itu seratus persen warganya anggota PKI. Karena trauma, penduduknya tak menerima ormas apapun masuk ke desa itu. Namun, KH Ishom Hadziq justru berhasil mengikat persaudaraan dengan membentuk ranting NU Trisulo dan ranting Ansor Trisulo pada tahun 1997.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Penulis buku Banser Berjihad Menumpas PKI ini merasa janggal ketika sejumlah media mendorong rekonsiliasi, sebuah ajakan yang sebetulnya sudah dilakukan sejak lama. “Itu fakta. Jadi nggak usah ngomong rekonsiliasi. Yang dilakukan para kiai sudah seperti itu,” tegasnya.

Agus menduga ada kepentingan pihak ketiga yang sedang menunggangi tuntutan ini, termasuk upaya pembelokkan sejarah kekejaman PKI. “Kalau ada yang seperti ini mereka (keluarga PKI, red.) pasti ketakutan. Karena setting ini pasti bukan keinginan dari anak-anak PKI itu. Pasti ada pihak lain.”

?

Penulis: Mahbib Khoiron

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah, Quote, Pemurnian Aqidah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 08 Maret 2007

Sejarah Catat Santri Wakafkan Hidupnya untuk Negara

OKU Selatan, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah - PCNU OKU Selatan menggelar apel Hari Santri Nasional di Desa Gunung Raya Kecamatan Warkuk Ranau Selatan Kabupaten OKU Selatan, Sumsel, Sabtu (5/11). Apel ini diadakan untuk memperingati dan meneladani perjuangan para kiai dan santri dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Tampak ribuan santri berbaur dengan masyarakat sekitar di lapangan apel. Sebelumnya mereka melakukan kirab dengan finish di lokasi apel.

Sejarah Catat Santri Wakafkan Hidupnya untuk Negara (Sumber Gambar : Nu Online)
Sejarah Catat Santri Wakafkan Hidupnya untuk Negara (Sumber Gambar : Nu Online)

Sejarah Catat Santri Wakafkan Hidupnya untuk Negara

Apel ini terselenggara atas kerja sama PCNU OKU Selatan dan Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten OKU Selatan. Bendera, baliho, dan baner bertema Hari Santri dan lambang Nahdlatul Ulamabertebaran di sekitar lokasi.

Para santri beserta kiai dan ustadz-ustadznya dari pesantren se-Kabupaten OKU Selatan mengenakan seragam sebagai tanda semangat mereka. Resolusi Jihad pendiri NU Hadratus Syekh Hasyim Asyari dibacakan oleh Bupati OKU Selatan Popo Ali sebagai pembina upacara. Popo Ali yang mengenakan kain sarung khas santri ini menyatakan bahwa peringatan Hari Santri adalah peristiwa penting dan bersejarah bagi bangsa Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Sejarah mencatat bahwa para santri telah mewakafkan hidupnya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan mewujudkan cita-cita kemerdekaan tersebut," terang Popo.

Santri dengan caranya masing-masing bahu-membahu bersama seluruh elemen bangsa melawan penjajah, baik di daerah maupun di Surabaya dengan puncaknya adalah peristiwa perang 10 November yang akhirnya ditetapkan sebagai Hari Pahlawan.

"Semua itu tak lepas dari peran KH Hasyim Asyari pendiri Nahdlatul Ulama bersama para kiai lainnnya dengan dicetuskannya Resolusi Jihad yang membakar semangat para pejuang untuk mempertahankan kemerdekaan," ungkapnya.

Hari Santri ditetapkan agar kita meneladani semangat juang keindonesiaan dan kebhinekaan para pendahulu bangsa.

Tampak di panggung kehormatan seluruh kiai pimpinan pesantren se-kabupaten, Kepala Kantor Kementerian Agama OKU Selatan, para pejabat daerah termasuk unsur kepolisian, dan tamu undangan lainnya yang mayoritas mengenakan kain sarung.

Setelah apel selesai, Ketua PCNU OKU Selatan Sholehien Abuasir melantik beberapa ranting yang di Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Warkuk Ranau Selatan. Di Warkuk Ranau Selatan dibentuk dua MWCNU mengingat luasnya wilayah kecamatan ini. Padahal lazimnya setiap kecamatan satu MWCNU. (Red Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Ahlussunnah, AlaSantri, Amalan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 22 Desember 2006

Lafal-lafal Niat Zakat Fitrah

Seluruh amal ibadah harus melibatkan niat. Bukan hanya ibadah wajib tapi juga ibadah sunnah. Niat merupakan bagian dari penentu sah atau tidaknya suatu amalan. Tak terkecuali pada pelaksanaan zakat fitrah yang wajib ditunaikan oleh setiap individu Muslim, baik laki-laki, perempuan, dewasa, anak-anak, merdeka, atapun hamba sahaya.

Niat adalah iktikad tanpa ragu untuk melaksanakan sebuah perbuatan. Meski niat adalah urusan hati, melafalkannya (talaffudh) akan membantu seseorang untuk menegaskan niat tersebut. Talaffudh berguna dalam memantapkan iktikad karena niat terekspresi dalam wujud yang konkret, yaitu bacaan atau lafal.

Lafal-lafal Niat Zakat Fitrah (Sumber Gambar : Nu Online)
Lafal-lafal Niat Zakat Fitrah (Sumber Gambar : Nu Online)

Lafal-lafal Niat Zakat Fitrah

Berikut beberapa lafal niat zakat fitrah dalam bahasa Arab:

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku sendiri, fardu karena Allah Ta‘âlâ.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah





Niat Zakat Fitrah untuk Istri



? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk istriku, fardu karena Allah Ta‘âlâ.”



Niat Zakat Fitrah untuk Anak Laki-laki



? ? ? ? ? ? ? ... ? ? ? ?

“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak laki-lakiku…. (sebutkan nama), fardu karena Allah Ta‘âlâ.”



Niat Zakat Fitrah untuk Anak Perempuan



? ? ? ? ? ? ? ... ? ? ? ?

“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk anak perempuanku…. (sebutkan nama), fardu karena Allah Ta‘âlâ.”





Niat Zakat Fitrah untuk Diri Sendiri dan Keluarga



? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk diriku dan seluruh orang yang nafkahnya menjadi tanggunganku, fardu karena Allah Ta‘âlâ.”



Niat Zakat Fitrah untuk Orang yang Diwakilkan



? ? ? ? ? ? (..…) ? ? ? ?

“Aku niat mengeluarkan zakat fitrah untuk… (sebutkan nama spesifik), fardu karena Allah Ta‘âlâ.”



Saat menerima zakat fitrah, seorang penerima disunnahkan mendoakan pemberi zakat dengan doa-doa yang baik. Doa bisa dilafalkan dengan bahasa apa pun. Di antara contoh doa tersebut adalah seperti di bawah ini:

? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ? ?

“Semoga Allah memberikan pahala atas apa yang engkau berikan, dan semoga Allah memberikan berkah atas harta yang kau simpan dan menjadikannya sebagai pembersih bagimu.”

(Mahbib)



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah