Sabtu, 06 Januari 2018

Anak Muda, Ayo Ikuti Kompetisi Film Dokumenter

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ketua Panitia Muktamar ke-33 NU H Imam Azis kembali mengimbau kalangan anak muda untuk mengikuti kompetisi film pendek dokumenter. Kompetisi yang diluncurkan di PBNU Jakarta, (27/5) lalu tersebut, akan ditutup 10 Juli 2015 nanti.

Menurut salah seorang Ketua PBNU ini, film di NU bukanlah barang baru. Tokoh-tokoh film nasional merupakan aktivis Lesbumi NU seperti Djamaluddin Malik, Usmar Ismail, Asrul Sani, Misbach Yusa Biran. “Belakangan Ketua Badan Perfilman Indonesia (BPI), Alex Komang, juga dari NU,” katanya.

Anak Muda, Ayo Ikuti Kompetisi Film Dokumenter (Sumber Gambar : Nu Online)
Anak Muda, Ayo Ikuti Kompetisi Film Dokumenter (Sumber Gambar : Nu Online)

Anak Muda, Ayo Ikuti Kompetisi Film Dokumenter

Itu artinya, kata dia, NU sedari awal sangat sadar bahwa film adalah efektif untuk dakwah, untuk menyampaikan sesuatu, untuk sosialisasi paham Islam Nusantara yang menebarkan rahmat, bukan kekerasan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sayangnya, menurut dia, alat yang efektif untuk dakwah tersebut tidak diperhatikan dengan baik. NU tidak menciptakan generasi pelanjut dalam bidang itu. Kalaupun ada, tidak atas nama NU.

Oleh karena itu, kata dia, Panitia Muktamar mengharapkan supaya anak-anak muda NU di pesantren atau dimana saja untuk mengikuti kompetisi tersebut. (Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Persyaratan mengikuti kompetisi tersebut:

Kompetisi terbuka  untuk warga  negara Indonesia. Usia sutradara dan penulis naskah minimal 15 tahun, maksimal 35 tahun. Bebas tahun produksi. Film tidak berupa profit lembaga/perusahaan, iklan layanan masyarakat, trailer film dan video musik. Film utuh tanpa disertai potongan jeda untuk iklan. Materi film (obyek, musik, stock shoot, dan lain—lain) tidak melanggar hak cipta. Pelanggaran dan gugatan atas hak cipta terhadap karya yang diikutkan dalam kompeflsi ada diluar tanggungjawab panifla. Format materi  karya yang dikirim berupa DVD Video  PAL atau dalam  bentuk sohcopy file minimal  120 x720 H264 (Bit rate minimum 6 Mbps). Durasi film maksimal 30 menit termasuk end credit title. Hak Cipta tetap dimiliki oleh peserta.

Ketentuan lebih lengkap bisa diunduh di sini



Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Amalan PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Aktivis Muda NU Pati Gelar Expo Kampus

Pati, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Aktivis muda Nahdlatul Ulama’ yang tergabung dalam alumni Bimbingan Pasca Ujian Nasional (BPUN) Mata Air Pati menggelar ekspo kampus untuk para pelajar khususnya kelas XII MA ataupun SMA se kabupaten Pati. Acara tersebut berlangsung di Pendopo Kabupaten Pati, Jum’at (30/01).

“Ekspo ini bertujuan untuk memberikan informasi bagaimana caranya masuk ke kampus-kampus favorit. Karena kebanyakan pelajar-pelajar yang di desa tidak mempunyai akses informasi yang cukup untuk masuk ke kampus favorit,” ungkap Afif, Koordinator Majelis Alumni Sanlat dan BPUN (MAS BPUN) Pati.

Aktivis Muda NU Pati Gelar Expo Kampus (Sumber Gambar : Nu Online)
Aktivis Muda NU Pati Gelar Expo Kampus (Sumber Gambar : Nu Online)

Aktivis Muda NU Pati Gelar Expo Kampus

Ia juga mengungkapkan bahwa selain memberikan informasi cara masuk ke kampus favorit, MASBPUN juga memberikan motivasi kepada para pelajar Pati, agar nantinya banyak pelajar Pati yang mengenyam pendidikan Tinggi.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kalau banyak yang mengenyam pendidikan tinggi, nantinya juga akan bisa membangun daerahnya sendiri.” ungkap Afif, mahasiswa dari UGM.

Lebih Lanjut, Afif juga mengatakan, MAS BPUN Pati ingin mengubah mindset para siswa MA, bahwa belajar tidak hanya belajar ilmu agama, tetapi juga perlu belajar ilmu umum.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kita membantu siswa-siswi yang kurang mampu, yaitu dengan memberikan strategi agar masuk Perguruan Tinggi favorit, baik melalui beasiswa ataupun yang lain.” ujarnya.

“Selain memberikan motivasi dan informasi, Ekspo Kampus ini juga sebagai ajang untuk mempererat alumni MASBPUN Pati. Adapun pesertanya terdiri dari berbagai siswa yang ada di sekolah Pati." Ungkap Sofyan, ketua panitia yang juga mahasiswa Unair. (nur sholikhin/mukafi niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Daerah, Sejarah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Jumat, 05 Januari 2018

Gus Mus Ungkap 2 Ijazah Sanad dari Sejumlah Gurunya

Rembang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Tim Anjangsana Islam Nusantara STAINU Jakarta tiba di Pondok Pesantren Raudlatul Thalibin Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Selasa (24/1) malam asuhan KH Mustofa Bisri (Gus Mus).

Gus Mus Ungkap 2 Ijazah Sanad dari Sejumlah Gurunya (Sumber Gambar : Nu Online)
Gus Mus Ungkap 2 Ijazah Sanad dari Sejumlah Gurunya (Sumber Gambar : Nu Online)

Gus Mus Ungkap 2 Ijazah Sanad dari Sejumlah Gurunya

Setelah menginap di tempat yang telah di sediakan oleh para santri, Rabu (25/1) pagi rombongan berziarah ke makam KH Bisri Mustofa dan keluarga.

Selesai ziarah, rombongan langsung sowan ke ndalem Gus Mus di ruang tamu sebuah rumah sederhana yang biasa ia gunakan untuk menerima berbagai tamu. Tidak ada yang dibedakan Gus Mus, baik tamu warga maupun tokoh-tokoh nasional diterima di tempat yang sama.

Obrolan berlangsung dalam suasana santai dan gayeng sembari menyeruput kopi. Renungan Gus Mus selalu dinanti dalam berbagai persoalan bangsa. Hingga tibalah rombongan meminta ijazah sanad.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

"Dari ijazah yang diberikan guru-guru saya intinya dua, yaitu istighfar dan sholawat," ujar Gus Mus.

Mustasyar PBNU itu mengungkapkan guru-guru yang memberikan ijazah tersebut, yaitu KH Bisri Mustofa, KH Mahrus Ali, KH Ali Maksum, Syekh Abdul Hamid Mahmud, dan Syekh Yasin Al-Fadany.

Rais Aam PBNU 2014-2015 itu menerangkan, istighfar tentu tujuannya selalu meminta petunjuk dan ampunan kepada Allah dari perbuatan yang setiap hari dilakukan manusia.

"Sedangkan sholawat tentu mengharapkan syafaat kepada Kanjeng Nabi Muhammad," jelas kiai yang juga budayawan itu.

Di tengah obrolan, Gus Mus kedatangan tamu seorang ibu paruh baya. Setelah diterima salah seorang putrinya, ia pun menemui ibu tersebut dengan penuh perhatian.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia berusaha mendengar problem-problem yang dikemukakan ibu itu. Akhirnya, 2 ijazah tersebut diberikan kepada ibu tersebut dengan menyarankan sejumlah sekian bacaan.

Menelusuri ijazah dan sanad keilmuan memang menjadi fokus kegiatan Anjangsana Islam Nusantara yang dilakukan oleh para akademisi Pascasarjana STAINU Jakarta.?

Selain itu, rombongan juga terus berusaha menelusuri kitab dan manuskrip karya para ulama pesantren selain melakukan ziarah ke petilasan dan makam ke sejumlah tokoh penyebar Islam di Nusantara. (Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pesantren, Hadits PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Halalbihalal, Fatayat Jember Gelar Pelatihan Pendataan Anggota

Jember, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah? . PC Fatayat NU Jember menyelenggarakan Halalbihalal dan Pelatihan Pendataan Anggota Fatayat. Acara yang diselenggarakan di kantor NU, ? Jl Imam Bonjol No 41 A Jember, Jawa Timur. Hadir pada kesempatan ini, seluruh Pengurus Cabang Fatayat Jember, dan Anak Cabang serta ranting.

Dalam tausiyahnya, Katib Syuriyah PCNU Jember, Dr KH MN Harisudin yang hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan pentingnya memaafkan dalam kehidupan, terutama organisasi.?

Halalbihalal, Fatayat Jember Gelar Pelatihan Pendataan Anggota (Sumber Gambar : Nu Online)
Halalbihalal, Fatayat Jember Gelar Pelatihan Pendataan Anggota (Sumber Gambar : Nu Online)

Halalbihalal, Fatayat Jember Gelar Pelatihan Pendataan Anggota

“Memaafkan ini adalah pilar kerukunan dan juga kesatuan. Memaafkan ini dalam Islam meneladani apa yang dilakukan oleh Abu Bakar terhadap Mistah bin Utsasah yang hampir tidak mau memberi makan padanya. Karena Mistah ikut melakukan provokasi bahwa Aisyah berselingkuh dengan Sofwan bin Muattal. Akhirnya, Abu Bakar memaafkan seperti disebut dalam QS Al-Baqarah 134,” kata Kiai yang juga Dosen Pascasarjana IAIN Jember tersebut.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selanjutnya, acara dibuka oleh Kiai Harisudin yang juga Pengasuh Ponpes Darul Hikam Mangli Kaliwates. “Dengan bacaan bismillah, acara Halalbihalal dan Pelatihan Pendataan Anggota Fatayat resmi kami buka,” katanya yang langsung disambut tepuk meriah oleh peserta yang berjumlah sekitar 100 orang tersebut.

Pada sesi selanjutnya, acara inti pelatihan pendataan anggota Fatayat NU yang dipandu oleh Dewi Masyitah, MPdI dan drg Rina, MKes. Halal bihalal dan Pelatihan Pendataan Anggota Fatayat ini diakhiri dengan mushafahah (salam-salaman) seluruh panitia dan peserta pelatihan. (Red: Fathoni)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sholawat, Santri, Hikmah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rapat Pleno PP Fatayat NU Dorong Kemandirian Perempuan Indonesia

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama mengadakan Rapat Pleno dengan mengusung kemandirian perempuan Indonesia. Kegiatan bertajuk Khidmah Fatayat NU Menuju Kemandirian Perempuan Indonesia ini? dilaksanakan di Gedung PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta Pusat, Jumat (19/8). Rapat yang diikuti oleh seluruh pengurus pusat Fatayat ini juga menghadirkan Ketua PBNU H Robikin Emhas.

Rapat Pleno PP Fatayat NU Dorong Kemandirian Perempuan Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)
Rapat Pleno PP Fatayat NU Dorong Kemandirian Perempuan Indonesia (Sumber Gambar : Nu Online)

Rapat Pleno PP Fatayat NU Dorong Kemandirian Perempuan Indonesia

Dalam pengarahannya, Robikin Emhas menjelaskan bahwa kemandirian perempuan lahir dari pelajaran berharga di lingkungan keluarga. Menurutnya, jika tidak ada perempuan, mustahil ada sebuah keluarga. Karena perempuan merupakan pilar utama dalam keluarga.

“Jiwa kemandirian ini harus tertanama lebih dini untuk membangun ketahanan keluarga. Saya pastikan jika kemandirian berhasil terbangun di keluarga, maka kemandirian di berbagai aspek kehidupan akan berjalan dengan sendirinya,” ujar Robikin.

Dalam hal inilah, lanjut Robikin, peran Fatayat NU cukup penting sebagai organisasi perempuan muda Nahdlatul Ulama dalam membangun atau mendorong terwujudnya ketahanan keluarga. Hal itu berangkat dari kenyataan bahwa perempuan mempunyai kemampuan yang dahsyat dalam keluarga sebagai pintu awal kehidupan sebuah generasi.

“Semakin bagus pola pendidikan di keluarga, maka semakin baik pula ketahanan keluarga yang akan mewujudkan kemandirian seseorang. Karena semua tercermin dalam kehidupan keluarga,” jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dia menekankan, bagian terpenting dalam organisasi ialah proses kaderisasi dan manajemen organisasi itu sendiri. Sebab, tantangan NU dalam mengawal bangsa dan negara semakin kompleks dengan masih eksisnya kelompok-kelompok radikal dan intoleran. Mereka bahkan tidak tanggung-tanggung dalam memanfaatkan kecanggihan tekonologi dan informasi sebagai instrumen doktrinasinya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kemampuan berteknologi juga harus dipunyai oleh Fatayat. Instrumen teknologi begitu penting sebagai salah satu alat memenangkan permainan atau mencapai tujuan bersama, baik untuk kemandirian Fatayat maupun persatuan bangsa Indonesia,” tandas Robikin.

Sementara itu, Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini menerangkan bahwa Rapat Pleno ini hendaknya dimanfaatkan oleh pengurus pusat untuk mengevaluasi maupun memberikan sumbangsih pemikiran untuk langkah ke depannya.

“Kegiatan 6 bulanan ini diharapkan bisa menjadi wadah pengurus pusat untuk meningkatkan peran Fatayat menjadi lebih mandiri secara individu maupun institusi,” ucap Anggi.

Karena, tandas Anggi, kemandirian secara ekonomi menjadi persoalan sangat penting di tengah krisis kemandirian. Sehingga program-program memberdayakan ekonomi menjadi sebuah prioritas organisasi. (Fathoni) ?

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 04 Januari 2018

Trio Tebuireng dari Pulau Tidung

Jauh-jauh datang dari Pulau Tidung Kepulauan Seribu, Rasyad muda tak berhasil menemukan batang hidung orang yang dicarinya di Pesantren Modern Gontor Jawa Timur. Dari kampungnya ia sudah bertekad kuat belajar di pesantren yang mewajibkan setiap santri berbahasa Arab-Inggris itu.?

Waktu itu tahun di kalender Masehi tertulis 1957. Datang ke Gontor, ia diantar seorang guru asal Madiun yang mengajar di Pulau Tidung. Rasyad muda beruntung. Tak banyak orang pulau yang berkesempatan mengeyam pendidikan pesantren di Jawa Timur itu. Ayah Rasyad seorang gongsol nelayan yang cukup sukses. Dengan belajar di Gontor, ia berharap bisa mendapat pelajaran agama sekaligus umum selepas lulus dari sekolah dasar.?

Orang yang dicari Rasyad muda adalah Dja’far, pemuda sekampung yang usianya lebih tua beberapa tahun. Empat tahun sebelumnya Dja’far nyantri di Gontor. Rasyad tahu jika Dja’far sudah pindah pesantren dari beberapa santri Gontor yang ia temui. Salah satunya asal Banten. Kata mereka, Dja’far sudah pindah ke Tebuireng, pesantren yang didirikan Hadratusyaikh Hasyim Asy’ari, pendiri Nahdatul Ulama.?

Trio Tebuireng dari Pulau Tidung (Sumber Gambar : Nu Online)
Trio Tebuireng dari Pulau Tidung (Sumber Gambar : Nu Online)

Trio Tebuireng dari Pulau Tidung

Tinggal selama seminggu di Gontor, Rasyad muda lalu menyusul Dja’far ke Tebuireng. Ia tak sendiri. Beberapa santri asal Banten ikut pindah berangkat ke Tebuireng. “Mereka tak betah,” kata Ustad Haji Abdul Rasyad seperti dituturkan pada saya sore ini melalui telpon.

Di Jombang, dua orang sekampung ini bertemu di Pesantren Seblak, tak jauh dari pesantren Tebuireng. Sekarang ini Seblak diteruskan oleh keturunan Nyai Khoiriyyah, puteri KH Hasyim Asy’ari. Selama empat tahun, bersama ayah saya, Ustad Haji Rasyad nyantri di Seblak dan Tebuireng.?

Di Pesantren ini pula, Djafar dan Ustad Haji Abdul Rasyad muda bertemu dengan Abdul Ghani muda asal Banten. Sebelum di Tebuireng, seperti dituturkan Mawardi, putera kedua Abdul Ghani, ayahnya mondok di Pesantren milik ayah KH Maruf Amin, ketua MUI Pusat.

Saat Rasyad dan Dja’far kembali ke pulau, Ustad Haji Abdul Ghani berniat ikut serta dan hijrah ke Tidung. Di pulau Haji Abdul Rasyad memfasilitasi Ustad Haji Abdul Ghani mengajar di madrasah ibtidaiyah. Kelak trio Tebuireng ini yang mendirikan Madrasah Tsanawiyah Pulau Tidung bersama sejumlah tokoh lain pada 1969.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kepala sekolah pertama madrasah tempat saya belajar itu adalah Ustad Haji Abdul Rasyad. Setelah itu digantikan Ustad Haji Abdul Ghani. Kini dua trio sudah “dipanggil” tuhan lebih dulu. Ustad Haji Muhammad Dja’far bin Haji Fathullah tahun 1997, Ustad Haji Abdul Ghani pada 2001. Muhammad Dja’far, Bapak saya. Abdul Ghani, kepala sekolah tsanawiyah saat saya belajar di sana sejak 1992.

Sekarang ini Ustad Haji Abdul Rasyad sehari-hari memimpin Yayasan Nurul Huda yang membawahi pengelolaan Masjid Nurul Huda, masjid utama di Tidung. Puteranya, Jihadi meneruskan kiprah ayahnya sebagai pengajar. Ia guru Sejarah Kebudayaan Islam saat saya belajar di Tsanawiyah ini.?

Puteri tertua Ustad Haji Abdul Ghani, Zakiah, juga demikian. Ia pernah menjadi guru dan kepala sekolah di Tsanawiyah dan sekarang pengawas di Madrasah Aliyah Yayasan PKU di Tidung. Seorang putranya, Ustad Mawardi, pernah memimpin Pengurus Cabang Nadhlatul Ulama Kepulauan Seribu. Ia mantan pengurus Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Cabang Ciputat (PMII) saat menjadi mahasiswa di IAIN Ciputat –sekarang UIN. Di organisasi ini pula saya pernah berkiprah. (Alamsyah M Djakfar)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah AlaSantri, Warta, Nusantara PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Yayasan Darul Ma’arif Sumbar Gelar Pelatihan Guru PAUD

Pariaman, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan tahapan pendidikan yang penting dalam melahirkan anak-anak cerdas bangsa ke depan. Untuk itu, apresiasi yang positif perlu diberikan kepada pengelola dan guru PAUD.

Pembina Yayasan Darul Ma’arif Sumatera Barat Darmansyah mengungkapkan hal itu ketika membuka Pelatihan Pengelola dan Peningkatan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ma’arif Sumatera Barat tahun 2012, Ahad (23/9) di Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum Desa Kajai Kecamatan Pariaman Timur, Kota Pariaman. Pelatihan diikuti 50 orang pengelola dan guru PAUD Azzahrah Ma’arif di Kabupaten Padangpariaman dan Kota Pariaman.

Yayasan Darul Ma’arif Sumbar Gelar Pelatihan Guru PAUD (Sumber Gambar : Nu Online)
Yayasan Darul Ma’arif Sumbar Gelar Pelatihan Guru PAUD (Sumber Gambar : Nu Online)

Yayasan Darul Ma’arif Sumbar Gelar Pelatihan Guru PAUD

Darmansyah mengingatkan, para guru dan pengelola jangan dipaksa anak-anak menguasai pelajaran matematika, hafalan tertentu. Karena dapat merugikan anak itu sendiri di kemudian hari.  “Kenapa anak PAUD lebih banyak bernyanyi, ketimbang belajar matematika. Karena masa anak-anak itu mudah menerima sesuatu dan cepat bosan. Anak-anak masih bersih dari dosa, hatinya suci, sehingga mudah ingat dan cepat bosan,” kata Darmansyah yang juga Wakil Ketua PWNU Sumatera Barat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ketua Panitia Pelatihan Pengelola dan Peningkatan Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Ma’arif Sumatera Barat tahun 2012 Armaidi Tanjung menyebutkan, pelatihan menampilkan empat narasumber. Masing-masing  Ketua Yayasan Darul Ma’arif  Sumbar/Wakil Ketua PWNU Sumbar  Dasril (Penguatan Nilai-Nilai Aswaja Bagi Pengelola dan Guru PAUD), Pembantu Pimpinan  Bidang PAUD/PK-PLK Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Barat Wismawetti (Strategi Pembelajaran PAUD), Kasi Pendidikan Keagamaan Bidang Pekapontren Kanwil Kemenag Provinsi Sumatera Barat  H Syahrizal (Kebijakan Kementerian Agama Sumbar Terhadap Pengembangan PAUD dan Raudhatul Atfal (RA) di Sumatera Barat) dan Pembina PAUD Azzahrah Ma’arif Kab. Padangpariaman/Kota Pariaman  Armaidi Tanjung (Pentingnya  PAUD Dalam Melahirkan Generasi Bangsa Yang Cerdas).

”Pelatihan dimaksudkan untuk memberikan informasi dan peningkatan wawasan bagi pengelola dan guru PAUD Azzahrah Ma’arif di Padangpariaman dan Kota Pariaman. Kegiatan ini difasilitasi oleh Yayasan Darul Ma’arif Sumatera Barat dan Kasubdit Kelembagaan dan Kemitraan Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Ditjen PAUDNI, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta,” kata Armaidi Tanjung penulis buku Pariaman Dulu, Kini dan Masa Depan ini.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Redaktur : A. Khoirul Anam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Warta, Fragmen, Quote PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah