Kamis, 23 November 2017

Meziarahi Makam Pencipta Nama dan Lambang NU

Surabaya, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Surabaya merayakan hari lahir (harlah) yang jatuh pada 16 Rajab 1437 H atau bertepatan dengan 24 April 2016 dengan berziarah makam para pendiri atau orang-orang yang berjasa besar terhadap NU.

Makam yang dikunjungi, antara lain Sunan Ampel, pencipta nama NU KH Mas Alwi Abdul Azis, Sunan Bungkul yang dikenal sebagai kakek Sunan Ampel, lalu pencipta lambang NU KH Ridlwan Abdullah di kompleks makam Tembok, Surabaya.

Meziarahi Makam Pencipta Nama dan Lambang NU (Sumber Gambar : Nu Online)
Meziarahi Makam Pencipta Nama dan Lambang NU (Sumber Gambar : Nu Online)

Meziarahi Makam Pencipta Nama dan Lambang NU

"Instruksi PBNU, peringatan Harlah ke-93 tahun ini digelar secara sederhana. Malam ini (Sabtu) ziarah ke makam Sunan Bungkul menjadi titik terakhir ziarah ke muassis. Di makam Sunan Bungkul sekalian digelar tahlilan," kata ketua PCNU KH Mubibbin Zuhri.



PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kisah Lambang NU



Bersamaan Harlah ke-93 ini, Wakil Katib PCNU Surabaya Ustadz Maruf Khozin membuat catatan tentang penuturan Gus Saiful Halim, cucu KH Ridlwan Abdullah. Pada catatan yang dibagikan ke Nahdliyin ini disampaikan sejarah pendirian NU. Setelah malam didirikan, para kiai meminta Kiai Ridlwan membuat lambang NU. Mengapa Kiai Ridlwan yang ditunjuk?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Cucu KH Ridlwan, Gus Saiful Halim menceritakan bahwa setelah mondok di Syaikhona Kholil Bangkalan, Kiai Ridlwan pernah bekerja di rumah orang Belanda. Pemilik rumah tersebut adalah pelukis. Suatu ketika tanpa disengaja Kiai Ridlwan menumpahkan tinta di kanvas lukisannya. Kiai Ridlwan gugup dan sedih, namun memberanikan diri memperbaiki lukisan tersebut sebisanya.

Dan ternyata si tuan Belanda tersebut tidak marah karena hasil lukisan Kiai Ridlwan bagus. Maka sejak itulah bakat seni melukis Kiai Ridlwan terlihat.

Pada Kiai Ridlwan, para Kiai memberi syarat kriteria lambang NU. Hadratussyekh KH Hasyim Asyari ketika itu mengatakan, "Membuat lambang NU tidak meniru lambang lain, lambang tersebut harus punya haibah, tidak membosankan sampai kapan pun.”

Menurut Ustadz Ma’rif Khozin, tidak mudah di masa itu dengan membandingkannya di masa digital sekarang. Syarat pertama tadi karena sebelum berdirinya NU, sudah ada Muhammadiyah dan Persis yang juga memiliki lambang.

“Beberapa lambang telah beliau buat, beliau ajukan ke beberapa kiai, selalu ditolak dan tidak diterima. Seolah beliau sudah habis inspirasinya, maka beliau salat Istikharah meminta petunjuk kepada Allah, maka pada jam 3 sebelum Subuh setelah beliau merebahkan tubuh. Kiai Ridlwan bermimpi ada bumi yang dikelilingi 9 bintang,” katanya.

Ini membuatnya terperanjat dan menulisnya secara sederhana di atas kertas. Setelah salat Subuh Kiai Ridlwan menyempurnakan gambar tersebut. Paginya, ia sampaikan kepada beberapa Kiai, termasuk Rais Akbar. Kiai Ridlwan menyampaikan bahwa ini hasil istikharah.

Di lain pihak, Kiai Nawawi Sidogiri juga mendapat Istikharah Surat Ali Imran 103, yaitu tentang Tali Allah, yang oleh Kiai Wahab diilustrasikan dengan 2 tali terikat di bawah. Maka saat kongres NU pertama di Peneleh Surabaya lambang NU telah sempurna. (Maulana/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Fragmen, Ulama PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Delegasi NU Fasilitasi Upaya Perdamaian Afghanistan

Kabul,PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Rencana hengkangnya NATO dari Afghanistan telah menimbulkan ketegangan sendiri ketika masing-masing kekuatan perjuangan yang bertikai saling mengancam.?

Hingga saat ini setiap minggu ratusan korban tewas akibat bom bunuh diri dan serangan roket. Karena itulah beberapa kelompok moderat termasuk di antaranya ? High Peace Council meminta keterlibatan Indonesia, Iran, dan Mesir untuk melakukan mediasi di antara kelompok yang bertikai.

Delegasi NU Fasilitasi Upaya Perdamaian Afghanistan (Sumber Gambar : Nu Online)
Delegasi NU Fasilitasi Upaya Perdamaian Afghanistan (Sumber Gambar : Nu Online)

Delegasi NU Fasilitasi Upaya Perdamaian Afghanistan

Rencananya pertemuan dilakukan bulan Februari 2013 tetapi karena keterlibatan Iran, Pakistan dan Mesir yang dianggap ikut bertikai ditolak oleh beberapa milisi, akhirnya pertemuan digagalkan. Kemudian pertemuan dilanjutkan lagi mulai 4-5 Juni 3013, tanpa kehadiran negara lain kecuali Indonesia sendirian yang diwakili oleh Nahdlatul Ulama (NU), yang melakukan pembicaraan dengan ulama dan pimpinan setempat.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dalam perundingan yanag dihadiri oleh hampir semua faksi yang terdiri dari para ulama, pemuda dan kaum intelektual yang berasal dari berbagai suku itu, mereka sepakat untuk membangun persatuan di antara faksi yang ada. Dengan demikian mereka membutuhkan toleransi di antara kepentingan mereka sendiri. Disitulah NU mengambil peran penting dengan memperkenalkan prisnip tawasuth, tawasun dan tasamuh.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Delegasi NU yang terdiri dari H As’ad Said Ali, wakil ketua umum PBNU, KH Saifuddin Amsir, Rais Syuriyah, H Abdul Mun’im DZ, wakil sekjen dan Adnan Anwar, wakil Sekjen PBNU.?

Pertemuan yang diselenggarakan di pusat Kota Kabul yang mencekam itu dihadiri sekitar 50 orang, dan berlangsung khidmat. Pertemuan ini sendiri merupakan kelanjutan pertemuan ulama NU dan ulama Afghan di Jakarta 2010 yang lalu.

Pertemuan ini juga dihadiri oleh Dubes RI untuk Afghanistan H Anshori Tajudin yang juga ikut memfasilitasi perundingan ini. ?

Dalam amanatnya di depan peserta konferensi itu As’ad Said Ali mengatakan bahwa dalam menghadapi globalisasi, umat Islam harus merespon secara proporsional, jangana sampai larut sehingga menjadi kelompok yang tasahul, menggampangkana semua hal sehingga melanggar norma agama. dan juga jangan sampai menjadi tasyaddud, menolak secara mentah-mentah dengan cara ekstrem bahkan dengan kekerasan. Karena itulah perlu diambil jalan tawasuth, tawazun.

Dihadapan para aktivis Afghan itu, As’ad mengatakan bahwa jihad mempunyai pengertian yang luas, tidak hanya qital (perang) tetapi juga membangun masyarakat dan mengendalikan hawa nafsu. NU sendiri pernah mengeluarkan fatwa jihad tetapi sangat jelas batas wilayahnya dan batas waktunya. Jihad tidak bisa dilakukan di sembarang tempat, kalau hal itu dilakukan menjadi terorisme itu yang harus dihindarkan. ?

Perrnyataan itu disampaikan berkaitan dengan munculnya dua fatwa yang bertentangan di Afghnaistan tentang keharusan melakukan jihad di mana saja dengan cara apa saja termasuk bunuh diri. Di sisi lain terdapat ulama yang mengharamkan bom bunuh diri. NU memberikan jalan tengah.

Pandangan NU itu semakin menarik perhatian mereka apalagi setelah KH Saifudddin Amsir berbicara tentang sikap tasamuh (toleran) umat Islam Indonesia yang terdiri dari berbagai agama, suku, bahasa dan pulau tetapi bisa menyatu, karena bangsa Indonesia memiliki Pancasila. Dijelaskan bahwa Pancasila merupakan cerminan ajaran Al Quran tetapi dibahasakan dengan budaya setempat sehingga bisa diterima oleh kelompok non Muslim sekalipun. Mestinya bangsa Afghanistan yang hampir seluruhnya Muslim ini bisa lebih mudah bersatu, karena akidah meraka sama. Hanya saja perlu modal tasamuh yang tinggi.

Beberapa kesepakatan dicapai antara lain, pertama, menjalin persaudaraan dan perdamaian,? kedua, menyelamatkan Afghanistan dari penghancuran kelompok imperialis, ketiga, melaksanakan perdamaian dan rekonsiliasi untuk menyatukan negara, keempat, sebagai pemimpin spiritual para ulama berkewajiban menjaga keutuhan bangsa, kelima, menghilangkan diskriminasi, dan sukuisme serta segala bentuk kekerasan terhadap kelompok lain.

Hasil pertemuan Jakarta dan perundingan di Kabul ini akan terus di sosialisasikan pada ulama dan kelompok milisi di seluruh propinsi. Diharapkan akan lahir sikap tasamuh di kalangan mereka sehingga menghindari terjadinya perang saudara.

Para ulama Afghan menilai bahwa ulama Indonesia memiliki pemikiran yang jauh ke depan dan maju, dan ini yang perlu dipelajari oleh para ulama Afghanistan sekarang ini.?

Kehadiran delagasi NU ini mendapatkan liputan media yanag sangat besar sehingga tersiar di berbagai televisi dan media cetak termasak media online, sehingga gemanya di lingkungan para petinggi dan rakyat Afghanistan juga besar.?

Antusiame maysrakat begitu tinggi karena mendengar Indonesia mereka selalu ingat Soekarno dan Gus Dur yang penuh heroisme dan penuh pesona.?

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

NU Tidak Terlibat Permintaan Pembubaran Densus 88

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membantah kabar keikutsertaan pengurusnya dalam aksi permintaan pembubaran Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror yang dilakukan sejumlah Ormas Islam ke Mabes Polri, Kamis (28/2/2012).?

NU Tidak Terlibat Permintaan Pembubaran Densus 88 (Sumber Gambar : Nu Online)
NU Tidak Terlibat Permintaan Pembubaran Densus 88 (Sumber Gambar : Nu Online)

NU Tidak Terlibat Permintaan Pembubaran Densus 88

H. Iqbal Sullam, Ketua PBNU yang namanya tercantum di pemberitaan sejumlah media menyampaikan bantahan tersebut secara langsung.?

"Pagi tadi saya ada di UI. Saya ikut acara diskusi tentang tragedi Khojaly yang juga dihadiri oleh Ketua Umum PBNU Kiai Said (Aqil Siroj) dan Pak Marzuki (Ali, Ketua DPR RI). Saya hadir di sana dan membacakan doa," bantah Iqbal tegas di Jakarta. ?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Terkait aksi permintaan pembubaran Densus 88 Anti Teror oleh sejumlah Ormas Islam, Iqbal mengaku mendapatkan udangan secara pribadi, yang disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsudin. Meski demikian dia tidak hadir dalam acara tersebut, karena di waktu yang bersamaan ada kegiatan lain.?

"Saya tegaskan tidak hadir dalam aksi (di Mabes Polri) itu," tandas Iqbal.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Untuk dugaan pelanggaran HAM berat yang dilakukan Densus 88 dalam penangkapan terduga terorisme sehingga menimbulkan aksi oleh sejumlah Ormas Islam, Iqbal menyatakan dukungannya.?

"Justru saya berpendapat kehadiran Densus 88 masih dibutuhkan dalam pemberantasan terorisme, tapi memang harus dilakukan sejumlah evaluasi dan koreksi," ujarnya.?

Seperti diberitakan sejumlah media, Kamis pagi sejumlah Ormas Islam melakukan aksi di Mabes Polri, menggugat pelanggaran HAM berat oleh Densus 88 dalam pemberantasan Terorisme. Selain Din Syamsudin sebagai pemimpin aksi, kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Syuhada Bakri (DDII), Abdullah Djaedi (Al-Irsyad), Cholil Ridwan (BKSPPI), Sadeli Karim (Mathlaul Anwar), Tgk. Zulkarnain (Satkar Ulama), dan Faisal (Persis).?

Redaktur: Mukafi Niam

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional, Pendidikan, Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Cita Guru NU, Didik Pelajar Kreatif dan Berdaya Saing

Lombok Tengah, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Persatuan Guru Nahdlatul Ulama akan mengadakan Rapat Kerja Nsional di Pondok Pesantren Al-Manshuriyah Ta’limushibyan Bonder, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara mulai Kamis sampai Ahad (23-26/2).

Cita Guru NU, Didik Pelajar Kreatif dan Berdaya Saing (Sumber Gambar : Nu Online)
Cita Guru NU, Didik Pelajar Kreatif dan Berdaya Saing (Sumber Gambar : Nu Online)

Cita Guru NU, Didik Pelajar Kreatif dan Berdaya Saing

Menurut Ketua Pimpinan Pusat Pergunu H. Akhsan Ustadhi, Rakernas tersebut adalah penjabaran dari pokok-pokok yang dibahas di Kongres Pergunu pada 2016 di Pondok Pesantren Amanatul Ummah Pacet, Mojokerto, Jawa Timur.

“Rakernas menjadi aktualisasi yang telah dihasilkan di kongres dalam bentuk program yang harus dilaksanakan Pergunu dari tingkat pusat sampai anak cabang,” katanya di Pesantren Al-Manshuriyah Ta’limushibyan pada Kamis malam (23/2).

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sementara Ketua Panitia Rakernas Pergunu Muhammad Zain di tempat yang sama, mengatakan, Rakernas adalah keprihatinan Pergunu akan kondisi dunia pendidikan di Indonesia saat ini.

“Menurut Ketum Pergunu Kiai Asep Abdul Chalim, di Indonesia terjadi pergeseran paradigma dalam pendidikan, sekolah atau guru tak bisa melahirkan anak yang kreatif dan berdaya saing tinggi,” katanya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pokok-pokok pikiran di Kongres Pergunu, lanjut dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta tersebut, akan diarahkan dalam bentuk program untuk bagaimana caranya membentuk dunia pendidikan yang membuahkan anak kreatif dan berdaya saing tinggi.? ?

Dewan Pakar Pimpinan Pusat Pergunu tersebut, dulu dunia pendidikan Indonesia, dengan segala keterbatasan fasilitas telah melahirkan generasi yang sekarang. Sementara saat ini dengan fasilitas yang lebih baik, seharusnya melahirkan anak didik yang kreatif dan berdaya saing. (Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Kiai PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Belajar Memaafkan dari Joko Tingkir

Solo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pada suatu pagi yang cerah, di sebuah sungai pinggiran Kota Solo, Jawa Tengah, ‘Joko Tingkir’ yang diperankan oleh RMS Triyono tengah menyusuri sungai untuk menuju ke sebuah pulau, dengan menggunakan sebuah getek, ditemani beberapa prajurit.

Belajar Memaafkan dari Joko Tingkir (Sumber Gambar : Nu Online)
Belajar Memaafkan dari Joko Tingkir (Sumber Gambar : Nu Online)

Belajar Memaafkan dari Joko Tingkir

Saat dia hendak sampai di tepi pulau, tiba-tiba, datang empat ekor siluman buaya menyerang getek. Perahu pun menjadi oleng dan hampir membuat para penumpang tercebur. Namun, dengan sigap Joko Tingkir dan para prajurit berhasil mengamankan getek.

Adegan berikutnya, terjadi perkelahian antara Joko Tingkir melawan para siluman buaya. Kemudian, dengan kesaktian yang dimiliki, Joko Tingkir dengan mudah mengalahkan perlawanan siluman buaya. Setelah mengaku kalah, siluman buaya meminta maaf dan Joko Tingkir pun memaafkan mereka.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Adegan di atas, tentu bukan kisah nyata, melainkan hanya drama yang disuguhkan pada acara "Pekan Syawalan" yang diadakan di Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Surakarta, Ahad (3/8).

Koordinator acara, KP Winarno menjelaskan, drama ini dikemas sedemikian rupa untuk memberikan edukasi kepada warga akan nilai luhur yang dimiliki Joko Tingkir.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Masyarakat bisa mencontoh perjuangan Joko Tingkir yang tetap kuat menghadapi rintangan. Sedangkan kita sebagai masyarakat (mesti kuat) melawan rintangan berupa hawa nafsu,” ujarnya.

Di akhir drama, Joko Tingkir membagikan ribuan ketupat kepada para pengunjung. Ketupat yang disusun dalam sebuah gunungan dibagikan sebagai wujud syukur atas keberhasilan menghadapi segala rintangan. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah RMI NU, Syariah PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Guyub-Rukunnya Takjilan di Wonosobo

Wonosobo, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Nikmatnya bulan Ramadhan benar-benar terasa saat datangnya waktu berbuka. Apalagi jika buka puasa dilakukan bersama tetangga dan kerabat dengan makanan takjil ala kadarnya di mushola atau di masjid.

Tradisi Takjilan ini hampir dilakukan setiap warga nahdliyin yang ada di Wonosobo. Hanya saja untuk penyajiannya berbeda-beda. Ada yang menggunakan tampah atau penampan. Ada juga yang hanya disajikan di piring.

Guyub-Rukunnya Takjilan di Wonosobo (Sumber Gambar : Nu Online)
Guyub-Rukunnya Takjilan di Wonosobo (Sumber Gambar : Nu Online)

Guyub-Rukunnya Takjilan di Wonosobo

Sore itu, Kamis (25/7) sekitar pukul 17.30 lantunan suara adzan terdengar di masjid atau Mushola di wilayah Wonosobo. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di Desa Wanarata takjilan diadakan di empat tempat, yaitu di Masjid dan tiga Mushola. “Seusai membaca Al Qur’an kita selalu menyempatkan diri untuk berbuka puasa di masjid, meskipun dengan lauk apa adanya. Namun nikmatnya sangat terasa,” terang Imam, salah seorang warga. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Takjilan diadakan di masjid tersebut rutin setiap hari di bulan Ramadhan. Bagi siapa saja yang ingin memberikan makanan buka, bisa mengisi pada daftar yang telah disediakan di Masjid maupun Mushola. “Kami sudah menyediakan daftar bagi masyarakat yang akan bershadaqoh,” jelasnya.  

Untuk minuman, remaja dan muda-mudi gotong royong, tentunya dengan dibagi kelompok tugas memasak air minum, “nggodok wedang”.

Satu hal yang pasti adalah guyub rukun warga dari anak-anak hingga orang tua semua ikut takjilan. Hal lainnya adalah, buka rasanya bertambah nikmat bila dilakukan bersama-sama. “Kalau minumnya sudah disediakan,” paparnya.

Sama halnya dengan pemuda di dusun, Warga Nahdliyin Sukorejo yang selalu menyempatkan untuk buka bersama di masjid. Musti hanya dengan gorengan dan minuman seadanya. Namun, rasa kebersamaan dan kenikmatanlah yang mereka idamkan. “Rasanya berbeda berbuka bersama dimushola dengan di rumah,” jelas Santoso seusai membaca Al Qur’an.

Kenikmatan takjilan itu, dilaksanakan hampir semua masjid di Wonosobo. Sebab tradisi itu sudah turun temurun.

Redaktur    : A. Khoirul Anam

Kontributor: Fathul Jamil

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Olahraga, Pertandingan, AlaSantri PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

MWCNU Bulu Miliki Pogram Unggulan Agar NU Lebih Bermanfaat

Rembang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah 



Dalam pembentukan pengurus baru Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWC NU) Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang periode 2017-2022 dimunculkan beberapa program kerja unggulan. Salah satunya pembangunan gedung bersama dan kantor Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama.

MWCNU Bulu Miliki Pogram Unggulan Agar NU Lebih Bermanfaat (Sumber Gambar : Nu Online)
MWCNU Bulu Miliki Pogram Unggulan Agar NU Lebih Bermanfaat (Sumber Gambar : Nu Online)

MWCNU Bulu Miliki Pogram Unggulan Agar NU Lebih Bermanfaat

Ketua Tanfidziyah MWCNU Bulu 2012-2017, M. Syarqowi menyebutkan perioritas dalam kepengurusan baru lima tahun ke depan ini, diharapkan mampu menjalankan program kerja yang sudah direncanakan, seperti dalam hal membangun ekonomi masyarakat. 

Selain itu, pihaknya berharap di kepengurusan baru ini melahirkan pemimpin yang solid, kuat, dan mumpumi sehingga dapat membawa jamiyah Nahdlatul Ulama lebih bermanfaat, dan dirasakan umat.

"Penyelenggaraan konferensi di tingkat cabang Nahdlatul Ulama ini, berlandaskan dengan Anggaran Dasar (AD) Anggaran Rumah Tangga (ART) yang disepakati di setiap muktamar, dan yang terdekat ini AD/ART di muktamar Jombang," ungkapnya setelah ditemui di balai Desa Karang Asem, Bulu.

Sementara, Sekertaris MWC NU Bulu periode 2012 -2015 Ahmad Muhayyat sekaligus panitia penyelenggara mengatakan acara tersebut dimulai pukul 08.30 sampai menjelang sore. Pemilihan Konferensi tersebut, Kamis ( 4/10)  juga berjalan lancar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Pihaknya menjelaskan dalam pemilihan itu, keluar sebagai Ketua Rais Syuriah terpilih KH Mahmud Mansyur dengan Ketua Tanfidziyah terpilih M. Syarqowi massa periode 2017- 2022 selama lima tahun masa jabatan.

"Saat pemiliham Rais Syuriyah hanya ada satu nama, sedangkan dalam pemilihan Tanfidziyah ada dua nama, satu suara dinyatakan gugur karena suara tidak kuat, kemudian disepakati secara aklamasi Rais Syuriyah KH Mahmud Mansyur dan ketua Tanfidziyah M. Syarqowi,"jelasnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Acara tersebut juga  sebagai Peringatan Muharaman  dengan  tema “Menuju NU yang Mandiri, Manfaat, dan Barokah”. Nampak hadir Camat Bulu, Taswadi, Ketua PCNU Rembang KH Ahmad Sunarto, Kapolsek, Danramil, pengurus MWCNU Bulu, Banom NU, dan pengurus ranting se-Kecamatan Bulu. (Mochamad Ronji/Abdullah Alawi)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional, Lomba, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah