Selasa, 11 Mei 2010

Kader PMII Jaktim Selenggarakan Praktik Ubudiyah

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah?

Kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jakarta Timur akan menggelar praktik ubudiyah yang dirumuskan dalam prarapat kerja bersama seluruh komisariat se-Jakarta Timur, di gedung PWNU DKI Jakarta, Jalan Utan Kayu No.108 Matraman Jakarta Timur baru-baru ini.

Prarapat kerja PMII cabang Jakarta Timur ini dihadiri oleh delapan komisariat, yang terdiri dari ketua komisariat, sekretaris dan ketua Kopri mewakili masing-masing komisariat.

Kader PMII Jaktim Selenggarakan Praktik Ubudiyah (Sumber Gambar : Nu Online)
Kader PMII Jaktim Selenggarakan Praktik Ubudiyah (Sumber Gambar : Nu Online)

Kader PMII Jaktim Selenggarakan Praktik Ubudiyah

Kegiatan yang berlangsung selama tiga jam ini, merumuskan berbagai macam ide dan gagasan guna terciptanya organisasi yang lebih baik lagi. Salah satu yang banyak disinggung oleh kader-kader PMII Jakarta Timur adalah terbangunnya praktik ubudiyah. Seperti proses memandikan jenazah, mengafankan jenazah dan menguburkan jenazah.

“Kami ingin adanya penyelenggaraan praktik ubudiyah oleh kader-kader PMII Jakarta Timur. Agar PMII dapat berperan dalam memaksimalkan pengabdian masyarakat,” ujar Asmawi Wakil Ketua I PMII STAI Indonesia.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kultur dan budaya merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Budaya tahlil merupakan keidentikan dari warga Nahdliyin. Warga pergerakan yang berlandasan Ahlusunnah wal Jama’ah, minimal harus mampu memahami dan memipin tahlil.

“Kader PMII Jaktim harus mampu memimpin tahlil,” lanjut Asmawi menjelaskan.

“Kami berharap kader PMII Jaktim tak juga melupakan para tokoh pendahulu yang sudah tiada untuk datang menziarahi,” sambut Taufik Syaifullah Ketua Komisariat STAI Az-Ziyadah menambahkan.

Masih di forum yang sama, sekretaris PMII UIC menambahkan rumusan untuk diadakannya kajian tentang fiqih wanita dalam badan Kopri.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Kami ingin diselenggarakannya kajian fiqih wanita oleh kader-kader Kopri Jaktim,” sambung Vinna menjelaskan.

Diakhir penutup, Saeful Anwar Ketua Cabang PMII Jakarta Timur mengapresiasi kepada komisariat yang telah bersedia memberikan rumusan, ide dan gagasannya dalam terjalinnya organisasi yang lebih baik lagi. (Robiatul Adawiyah/Mukafi Niam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Pondok Pesantren, Pesantren PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 01 Mei 2010

Ahmad Tohari: Guru Menulis Saya Itu Gus Dur

Yogyakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sastrawan Ahmad Tohari bercerita, pada tahun 1981 saat pertama kali tulisannya dimuat di sebuah media massa, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) memanggilnya. Ia yang saat itu mengira akan menerima pujian dari Gus Dur justru malah mendapatkan kritikan tajam.

Ahmad Tohari: Guru Menulis Saya Itu Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)
Ahmad Tohari: Guru Menulis Saya Itu Gus Dur (Sumber Gambar : Nu Online)

Ahmad Tohari: Guru Menulis Saya Itu Gus Dur

“Tapi setelah mendapat kritikan tajam itu menjadi motivasi saya, dan setelah itu saya menulis Ronggeng Dukuh Paruk,” ujarnya di Convention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Selasa (16/9). Sejujurnya ia katakan, guru menulisnya adalah Gus Dur.

Ahmad Tohari menjadi pembicara dalam Bedah Buku “Maha Cinta”. Ia menyampaikan kritik tentang novel Aguk Irawan MN. Menurutnya ketika Marwa masih hadir di dalam hati Imron, maka itu akan menjadi hijab atau penghalang bagi Sang Maha Cinta. Karena ketika Imron ditawari untuk menikahi Laila yang lebih cantik dari Marwa, Imron menolaknya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

“Jadi seharusnya Imron tidak menolak ketika diminta untuk menikahi Laila. Seperti ketika Rasulullah diminta untuk menikahi Aisyah, Rasulullah tunduk pada Sang Maha Cinta. Meski Rasulullah masih mencintai Khadijah,” ungkapnya.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Ia meminta penulisnya untuk menulis buku kedua sebagai lanjutan kisah Imron itu. “Tulislah buku yang kedua supaya tuntas betul kebenaran Sang Maha Cintanya,” tandas Ahmad Tohari.

Sastrawan asal Banyumas itu menambahkan, cinta adalah hal yang paling ditakutinya karena dianggap sakral. Oleh karena itu ia menulis novel cinta tapi tanpa satu kata cinta pun di dalamnya, yang berjudul Ronggeng Dukuh Paruk.

Selain dihadiri oleh Ahmad Tohari dan Aguk Irawan MN sebagai pembicara, bedah buku itu juga dihadiri oleh Kiai Kuswaidi Syafi’i atau Cak Kus, kritikus sastra sekaligus pengasuh Pesantren Maulana Rumi Bantul. (Dwi Khoirotun Nisa’/Anam)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Kamis, 29 April 2010

Perang Diu, Penentu Sejarah Besar Umat Manusia Hingga Saat Ini

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah



Direktur Eksekutif Islam Nusantara Center A Ginanjar Sya’ban menceritakan, pertempuran laut antara armada Portugis dengan armada gabungan kerajaaan Islam tahun 1509 di Perairan Diu, India menjadi penentu sejarah besar umat manusia bahkan hingga sampai saat ini.?

Karena, kata dia, kalau seandainya Portugis kalah, maka mereka tidak akan sampai ke Nusantara. Tetapi sejarah berkata lain, Portugis mampu mengalahkan pasukan gabungan itu dan berlayar ke wilayah Nusantara. Lalu kemudian diikuti oleh negara-negara Eropa lainnya. ?

Perang Diu, Penentu Sejarah Besar Umat Manusia Hingga Saat Ini (Sumber Gambar : Nu Online)
Perang Diu, Penentu Sejarah Besar Umat Manusia Hingga Saat Ini (Sumber Gambar : Nu Online)

Perang Diu, Penentu Sejarah Besar Umat Manusia Hingga Saat Ini

“Di sana, Portugis menguasai benteng-benteng di India Daratan seperti Haripur, Sri Lanka, dan Gowa,” urainya saat diskusi di Islam Nusantara Center Ciputat Tangerang Selatan, Sabtu (19/8).

Sebagaimana yang tertera dalam literatur yang berbahas Arab dan Inggris, perang tersebut melibatkan kerajaan-kerajaan Islam seperti Kerajaan Mamluk dari Mesir, Kerajaan Usmani dari Turki, dan Kerajaan Gujarat dari India dengan Portugis. Namun demikian, Ginanjar berpendapat bahwa Kerajaan Pasai juga ikut dalam perang tersebut.

“Pasai kan negara maritim. Negara lautan. Dia pasti punya armada. Besar kemungkinannya (Pasai ikut dalam peperangan Diu),” jelasnya.?

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Lalu, imbuh Ginanjar, tahun 1511 Portugis berhasil menguasai Malaka. Sebuah bandar kesultanan terkaya pada saat itu karena semua kapal dari Timur pasti singgah di sana.?

“Tahun 1511 lagi-lagi Portugis menang atas pasukan gabungan Malaka, Aceh, Demak, dan Maluku. Jadilah Portugis memiliki benteng wilayah baru di Malaka,” jelasnya.

Ginanjar menambahkan, setelah berhasil menguasai Malaka, Portugis berupaya untuk menguasai Maluku yang merupakan pusat rempah-rempah. Namun demikian, Portugis mengalami kesulitan untuk bisa sampai Maluku karena ia harus melewati Kerajaan Aceh, Banten, Cirebon, Demak, Gowa.?

Meski demikian, setelah mengalami beberapa pertempuran, akhirnya Portugis berhasil menginjakkan kakinya di Maluku tahun 1912. (Muchlishon Rochmat/Abdullah Alawi)

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Habib, Hikmah, Meme Islam PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Sabtu, 24 April 2010

Pesantren Popongan Gelar Haul Pertama Mbah Salman

Klaten, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pondok Pesantren Al-Manshur Popongan Klaten, Jawa Tengah, untuk pertama kali akan menggelar peringatan haul KH M Salman Dahlawi. Dalam rilisnya kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, kegiatan akan terpusat di sekitar kompleks pondok, Sabtu (16/8).

Pesantren Popongan Gelar Haul Pertama Mbah Salman (Sumber Gambar : Nu Online)
Pesantren Popongan Gelar Haul Pertama Mbah Salman (Sumber Gambar : Nu Online)

Pesantren Popongan Gelar Haul Pertama Mbah Salman

“Acara dimulai dengan pembacaan tahlil pada jam 11.00 WIB di maqbarah, yang akan dipimpin KH R. M. Najib Abdul Qodir dari Yogyakarta,” terang Darmaji, salah satu pengurus pondok.

Darmaji menambahkan acara akan dilanjutkan setelah shalat dhuhur, dengan acara pengajian umum yang akan diselenggarakan di depan Masjid Al-Manshur bersama KH Muhammad Dawam.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Tetang sosok Mbah Salman sendiri, di masa hidupnya, selain menjadi pengasuh Pesantren Popongan, juga menjadi salah satu mursyid Thariqah Naqsyabandiyah Khalidiyyah.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Cucu laki-laki tertua dari KH M Manshur itu wafat pada 27 Agustus 2013 dan dimakamkan di kompleks pemakaman Pesantren Popongan. (Ajie Najmuddin/Mahbib)

 

Foto: Pengasuh Pesantren Popongan KH M Salman Dahlawi

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Internasional, Makam, Warta PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selasa, 20 April 2010

Karya-karya KH Zainal Abidin Krapyak (1)

Selain keistiqamahan, almarhum KH Zainal Abidin Munawwir juga meneladankan semangat literasi. Membaca buku adalah aktivitas yang sangat ia  anjurkan bagi para santri. Di samping itu, ia  meninggalkan beberapa karya dalam berbagai disiplin ilmu agama. Di antaranya:

1. Wadhaifu al-Muta’allim.
Karya-karya KH Zainal Abidin Krapyak (1) (Sumber Gambar : Nu Online)
Karya-karya KH Zainal Abidin Krapyak (1) (Sumber Gambar : Nu Online)

Karya-karya KH Zainal Abidin Krapyak (1)

Kitab ini menjadi petunjuk teknis bagi para penuntut ilmu. Mbah Zainal menerangkan bagaimana semestinya seorang pelajar berniat, berperilaku, bergaul, belajar dan berdoa. Ia mengingatkan bahwa ilmu bukan sekadar asupan bagi akal, tak hanya pengisi kepala, tetapi juga muatan batin yang harus membekas dalam perilaku keseharian. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Mbah Zainal membuka pembahasan di awal bab dengan urgensi niat dalam menuntut ilmu. Ketakwaan harus didasari dengan ilmu, sedangkan ilmu semestinya mengantar penuntutnya menuju ketakwaan. 

Di dalam 4 bab dengan 32 sub-bab, kitab ini menunjukkan betapa pentingnya keridhaan orang tua bagi seorang pelajar dalam proses belajar. Bagaimana seharusnya seorang pelajar berperilaku di dalam maupun di luar kegiatan pembelajaran, baik bersama guru maupun kawan-kawannya. Serta apa yang harus diupayakan oleh seorang pelajar dalam aspek spiritual melalui munajat di kala sendiri. 

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Selesai ditulis pada 10 Muharram 1384 H, kitab setebal 85 halaman ini mengambil referensi dari beberapa kitab besar, seperti al-Jami’us Shaghir karya as-Suyuthi, Manhaj Dzawin Nadzar karya Syekh Mahfudh at-Tarmasi, Ihya’ ‘Uluumiddiin karya al-Ghazali, dan ‘Umdatul Qari karya al-Badru al-‘Ayni. 

2. Al-Muqtathafaat. Sebanyak 568 untai hadits tersusun dalam al-Muqtathafat fi Jami’i Kalaamihi Shalla Allahu ‘Alayhi wa Sallam. Keseluruhan hadits ini dipilih oleh Mbah Zainal dari kitab al-Jami’us Shaghir karya al-Imam al-Hafidh Jalalud -Din as-Suyuthi beserta kitab syarahnya, Faidhul Qadir, karya al-Manawi.

Juz awal kumpulan hadits ini selesaiditulispada 1 Ramadhan 1388 H dalam kitab setebal 197 halaman ini tercantum hadits-hadits Rasulullah dari abjad alif sampai tsa. Setiap nomor berisi redaksi matan hadits, kode periwayat, serta sekilas penjelasan hadits tersebut. 

3. Al-Furuuq. Apa bedanya aqiqah dan qurban? Apa pula bedanya bay’u dan ijaroh? Lalu bagaimana perbedaan jizyah, hadanah dan aman? Tak sedikit dari kita yang kebingungan saat membedakan istilah-istilah teknis peribadatan tersebut, baik mahdhah maupun muamalah. 

Inilah keunikan kitab al-Furuuq susunan Mbah Zainal. Berisi 40 poin tentang definisi dan diferensiasi istilah-istilah syari’at yang tampak serupa tetapi berbeda. Semua istilah tersebut mengacu pada al-Asybah wan Nadzair karya as-Suyuthi. Sebagaimana dalam kitab-kitabnya yang lain, pembahasan dalam kitab yang selesai ditulis pada 15 Sya’ban 1378 ini juga singkat, padat dan tidak bertele-tele. 

4. Taariikhu al-Hadharati al-Islamiyyah. Di dalam kitab ini, Mbah Zainal benar-benar menunjukkan bahwa Islam bukan hanya agama tauhid dan fitrah, tetapi juga agama akal dan ilmu. Penghargaan yang tinggi dari Islam terhadap ilmu menjadi pemantik kemajuanumat Islam dalam berbagai bidang. Demikian arah penekanan Mbah Zainal. 

Perjalanan keilmuan dalam peradaban Islam tertoreh dalam kitab ini mulai dari zaman Rasulullah hingga masa ‘Abbasiyyah II. Mulai dari ilmu-ilmu pokok agama hingga ilmu-ilmu alam dan terapan. Mbah Zainal mengemukakan tiga kategori ilmu menurut wilayah kajiannya, yakni al-‘ulumus syar’iyyah, al-‘ulumul lisaaniyyah dan al-‘uluumul kauniyyah.

Dalam bab al-‘ulumus syar’iyyah, Mbah Zainal mengelompokkan tafsir, hadits , ushul fiqh, fiqh, dan kalam. Adapun ilmu nahwu, sharaf, matnul lughah, ‘arudh, balaghah, sastra dan tarikh digolongkan dalam al-‘ulumul lisaaniyyah. Sedangkan kedokteran, astronomi, matematika, kimia dan geografi termasuk dalam kategori al-‘uluumul kauniyyah. Masing-masing cabang ilmu tersebut diterangkan secara gamblang berikut perkembangan dan tokoh-tokohnya. 

Di paruh kedua kitab, tercatat kemajuan peradaban bangsa Arab setelah kedatangan Islam, pengaruh ilmu dalam peradaban, serta beberapa penjelasan atas prinsip dasar peribadatan dalam Islam. Di akhir kitab , Mbah Zainal membubuhkan tiga data informatif singkat. Yakni Awwaliyyat, berisi 20 nama pelopor dalam berbagai hal. Ada pula Sijillut Tasyrii’, mencatat 17 peristiwa penting dalam 8 tahun hijriah. Dan al-Maqaadir, tentang ukuran-ukuran perhitungan syariat dengan perbandingan modern. 

Dari tarikh yang tertera dalam keempat karya di atas, maka dapat diketahui bahwa Mbah Zainal menuliskannya pada saat ia belum genap 40 tahun. Dengan ukuran saat itu, sekitar 50 tahun yang lalu, tentu kitab-kitab ensiklopedis karya Mbah Zainal di atas termasuk barang langka dan bermutu. Karya-karyanya yang lain semisal Kitaabu al-Shiyam, Masaailu al-Waqi’iyyah, Majmu’u al-Rasail, Al-Ta’riifu bi Ahli al-Sunnatiwa al-Jama’ah, dan Manaasiku al-Hajjakan dibahas dalam kesempatan selanjutnya. Insyaallah. (Zia UlHaq/Mahbib)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Tegal, Sunnah, Kajian PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Rabu, 14 April 2010

Mobil Karya Anak SMK Dipamerkan di Muktamar Thariqah

Malang, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mobil Karya anak anak SMK Surakarta yang beberapa waktu lalu dipakai Walikota dan Wakil Walikota Surakarta sebagai mobil dinasnya dapat dilihat di arena Muktamar XI Jamiyyah Ahlit Thariqah Al Mutabarah An Nahdliyyah (Jatman) yang berlangsung di Pesantren Al Munawariyah Bululawang Kabupaten Malang tanggal 10 - 14 Januari 2012.

Tidak hanya itu, beberapa karya anak anak SMK seperti sepeda motor, TV layar datar, LCD proyektor, alat pembuat tahu hingga alat pengukur travo juga dapat dilihat di arena pameran teknologi karya anak bangsa bersama SMKN 1 Singosari, SMKN 4,5 dan 6 Malang. Kemudian SMKN 7 Surabaya, SMKN 2 Pasuruan, SMK plus Al Maarif Singosari, SMK Al Munawariyah, SMK Cendika Bangsa, SMK Babussalam dan SMK Al Huda Malang.

Mobil Karya Anak SMK Dipamerkan di Muktamar Thariqah (Sumber Gambar : Nu Online)
Mobil Karya Anak SMK Dipamerkan di Muktamar Thariqah (Sumber Gambar : Nu Online)

Mobil Karya Anak SMK Dipamerkan di Muktamar Thariqah

Munirul Huda peserta muktamar asal Banyuwangi kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengatakan, dirinya tahu kalau di Muktamar Thariqah ada pameran otomotif karya anak anak SMK setelah diberitahu oleh teman satu pemondokan.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakan, dirinya sangat kagum atas sentuhan anak anak SMK yang menurutnya tidak kalah dengan produk luar negeri dan sekaligus ini mengobati rasa penasaran yang hampir setiap hari diberitakan oleh media.

"Sebenarnya cukup banyak yang akan ikut pameran karya anak anak SMK, akan tetapi karena tempatnya terbatas, maka dibuat perwakilan saja," ujar Hamdani Muin Sekretaris panitia muktamar.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Dikatakan, ide ada pameran karya anak anak bangsa sebagai bentuk apresiasi yang sedalam dalamnya dari thariqah, dengan cara ini diharapkan ke depan akan muncul karya karya lain yang lebih hebat.

Hamdani berharap Presiden SBY usai membuka muktamar bisa melihat lihat hasil karya anak anak SMK dan berkenan membubuhkan tanda tangan di mobil yang mulai banyak dipesan oleh berbagai kalangan.

Sebagaimana diketahui, mobil Kiat Esemka menjadi terkenal setelah Wakilota Surakarta Joko Widodo dan Wakilnya menjadikan sebagai kendaraan dinas sehari hari. Meski Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo kurang berkenan, akan tetapi Jokowi panggilan akrabnya tak bergeming untuk tetap menggunakan mobil bertype SUV sebagai kendaraan dinasnya.

Redaktur     : Mukafi Niam

Tim Liputan: A Khoirul Anam, Abdul Muis

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sejarah, Tokoh PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Minggu, 11 April 2010

Perempuan NU Ambil Peran dalam Pengawasan Pemilu 2014

Jakarta, PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sejumlah pengurus teras PP Muslimat NU, PP Fayatat NU dan PP IPPNU mengadakan pertemuan dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Jakarta. Mereka membahas partisipasi konkret yang bisa dilakukan untuk mengawasi dan memantau pemilu awal bulan depan demi kelangsungan pemilu yang jujur dan demokratis.

Perempuan NU Ambil Peran dalam Pengawasan Pemilu 2014 (Sumber Gambar : Nu Online)
Perempuan NU Ambil Peran dalam Pengawasan Pemilu 2014 (Sumber Gambar : Nu Online)

Perempuan NU Ambil Peran dalam Pengawasan Pemilu 2014

Dalam pertemuan yang berlangsung Kamis (20/3), mereka sepakat bahwa pemantauan pemilu ini perlu melibatkan banyak elemen masyarakat. Dengan demikian, publik terpanggil untuk melaporkan pelanggaran yang terjadi baik di lapangan maupun KPUD setempat.

Manajer Proyek Pendidikan Pemilih PP Muslimat NU Susianah Afandi kepada PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Senin (24/3) mengatakan, “Di era pengembangan teknologi informasi seperti saat ini, partisipasi masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan pengawasan Pemilu dapat berjalan efektif dan efesien dengan hadirnya media sosial yang mudah diakses dan murah.”

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Perhatian perempuan NU untuk terlibat aktif dalam pemilu didasarkan pada itikad untuk mengembalikan pemilu sebagai milik rakyat. Rakyat yang berdaulat sudah seharusnya mengawasi pemilu secara langsung sehingga dihasilkan pemilu yang demokratis dan berkualitas.

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah

Di akhir pertemuan, tiga badan otonom NU tersebut pada pekan ini berencana menandatangani nota kesepahaman dengan Bawaslu terkait dukungan terhadap Gerakan 1 Juta Relawan Pengawas Pemilu. Tampak hadir dalam pertemuan ini PP IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) dan LMND. (Alhafiz K)

Dari Nu Online: nu.or.id

PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah Bahtsul Masail PP Muhammadiyah - Pimpinan Pusat Muhammadiyah